Bentrok Rimba Persilatan 12

Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung Bagian 12


a dan tertancap diatas dinding itu.
Terlihat pemuda berbaju merah itu, kedua tangannya
dengan lemah lurus kebawah, sedang dari mulutnya mengalir
darah segar. Didalam hati Boen ching entah merasa kan bagaimana
rasanya pada saat ini orang tersebut telah binasa sedang dua orang lainnya yang terlempar kedalam liang api itupun tak
terdengar gerakan apa- apa lagi setelah termenung sesaat
tanpa terasa dia tertawa tawar.
Lima barisan yang diatur aleh golongan istana Chie Lan
Kong itu juga tidak berarti apa- apa dan tidak lain juga diatur menurut kedudukan "Ngo Heng" setelah lewat barisan ini, dibawahnya pastilah termasuk kedudukan "Toh" atau tanah.
Dia memandang pada bajunya sejenak yang telah robek
itu, tangannya segera digerakkan merobek baju itu yang
kemudian dirobek lagi menjadi dua bagian dan dibuang
kedalam liang api itu.
Api dari liang segera berkobar dengan cepat membuat
potongan baju itu menjadi abu.
Boen ching balikkan tubuhnya mencabut kembali pedang Ie
Bok Kiamnya, sedang tangan kirinya menahan jatuhnya mayat
pemuda berbaju merah tersebut.
Dengan diam-diam dia kerahkan tenaga dalamnya, tangan
kirinya didorongkan kedepan dengan kerasnya, dan
melemparkan mayat dari pemuda berbaju merah itu kepintu
batu yang ada dihadapannya itu, pintu batu itu dengan cepat terpentang lebar begitu mendapat serangan yang demikian
kerasnya itu, sedang mayat pemuda berbaju merah itupun
terjatuh masuk daldam ruangan tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching setelah menarik napas panjang-2, tubuhnya
segera melayang ke tengah udara, bagaikan kilat Cepatnya
tubuhnya menubruk ke ruang sebelah itu, sekalipun gerakan
itu dilakukan dengan sangat Cepat sekali, tetapi dia tetap
merasakan hawa panas yang sukar ditahan.
Tubuhnya dengan cepat melayang masuk ke dalam
ruangan itu, begitu dia masuk segera hidungnya dapat
mencium bau harum yang menusuk sekali.
sepasang mata Boen ching segera menyapu memandang
keempat penjuru tempat itu, nampak diluar dari pintu batu itu ternyata terdapat sebuah kebun bunga, gunung-2,jembatan
keCil dan sungai yang mengalir dengan perlahan, Sinar
mataharipun memancarkan sinarnya dengan terang, jika
dibandingkan dengan ruangan-2 sebelumnya jauh berbeda
sekali. dalam hati dia merasakan sangat heran, entah Kong Ku
dengan begundal2nya itu akan berbuat apa, ditempat yang
demikian ini entah masih mempunyai alat-alat lihay apa lagi.
Didalam kebun bunga itu sangat sunyi sekali keadaannya,
sekalipun keempat penjuru dari kebun itu adalah dinding
tembok yang tinggi, tetapi tidaklah sampai mengurangi
keindahannya, bunga- bunga yang tumbuh samar-samar
mengeluarkan bau harum yang menusuk hidung.
Boen ching tidak berani gegabah, setelah memeriksa
sebentar pedang Ie Bok Kiam yang dicekal pada tangannya
itu, dengan perlahan bertindak kedepan.
Mendadak dia menghela napas, ditengah kebun bunga itu
ternyata berdiri tegak sebuah batu nisan yang tinggi besar, entah apa kegunaannya.
Baru saja dia merasa heran, batu nisan yang tinggi besar
tersebut dengan perlahan telah mulai membuka dan
membelah kesamping. Ketika Boen ching memperhatikan
dimana batu nisan membelah mendadak dia terjerumus dalam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
suasana yang sangat tegang sekali, dia telah dapat melihat
dari tempat Celah dimana tadi membelah menjadi dua itu
bergerak keluar segerombolan tawon-tawon beraCun
Dia balikkan tubuhnya bersiap hendak mundur, tetapi pintu
batu dibelakang tubuhnya itu telah menutup dengan kerasnya, dia menjadi sangat terkejut ketika menoleh kebelakang sekali lagi, batu nisan yang membelah itu makin lama makin besar
celahnya, dan telah ada belasan tawon-tawon beracun yang
berwarna hitam terbang keluar.
Sekejap mata saja telah keluar berpuluh-2 tawon beracun
yang segera berterbangan disekitar batu nisan tersebut. Boan ching tidak berani lagi memikirkan bagaimana akhirnya, begitu batu nisan tersebut rubuh keatas tanah, tawon-tawon beracun itu pastilah akan terbang menyerang dirinya, kecuali kalau
memiliki kepandaian yang tinggi seperti Thian Jan Shu,
sehingga dengan ilmu Khiekangnya melindungi seluruh
tubuhnya dan tahan terhadap serangan tawon beracun itu.
Dia nampak rubuhnya batu nisan itu telah tinggal
menunggu saatnya saja, hatinya tiba-tiba bergerak matanya
melirik pada pintu batu di ujung kebun bunga itu sejenak,
mendadak tangan kanannya bergerak mencekal mayat
pemuda berbaju merah yang terdahulu, kemudian tangan
kanannya didorong kedepan, mayat dari pemuda berbaju
merah itu segera melesat ke tengah udara dan berputar
setengah lingkaran kemudian menubruk batu nisan itu dengan
hebatnya. begitu dia melemparkan mayat dari pemuda berbaju merah
itu, tubuhnya segera pula menerjang kearah pintu batu.
Terdengar suara yang sangat keras, batu nisan itu telah
berhasil dirobohkan, suara tawon segera berbunyi dengan
kerasnya bagaikan sekumpulan awan hitam, tawon-tawon
beracun itu bersama-sama menubruk mayat pemuda berbaju
merah itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching yang nampak menubruk kepintu batu itu, kedua
telapak tangannya segera melancarkan serangan untuk
membuka pintu batu itu sedang tubuhnya bagaikan kilat
Cepatnya melayang masuk kedalam.
Baru keluar dari pintu batu itu sepuluh tindak. diluar sana berdirilah Kong Ku dengan wajah yang masam.
Boen ching menghembus napas lega, dan berdiri dihadapan
dengan Kong Ku, dia dengan Kong Ku memangnya pernah
bertemu satu kali, dia tahu bahwa telinga Kong Ku sangat
tajam sekali, bahkan jauh lebih hebat dari sepasang mata
orang biasa.. Dua orang saling berhadapan dan berdiam diri, tak lama
kemudian Kong Ku baru membuka mulut, dengan dingin
ujarnya. "Tidak kusangka ternyata kau masih tetap hidup, masuk
kedalam Telaga naga dingin tidak binasa, hal ini sudah
merupakan suatu peristiwa yang aneh dan kini ternyata
kaupun tidak mengalami kematian juga."
Boen ching setelah mendengarkan perkataan dari Kong Ku
ini barulah dapat menghembus napas, jago-jago kepandaian
tinggi waktu bertanding haruslah memusatkan keseluruh
perhatiannya, kini Kong Ku telah membuka mulut untuk
berbicara sudah tentu tidak mungkin akan melancarkan
serangan bokongan terhadapnya lagi.
Sinar matanya dengan perlahan bergerak memandang
keadaan-keadaan dari sekitar ruangan itu, terdengar suara
perlahan, pintu belakang batu tubuhnya ternyata telah
menutup kembali, pada saat ini dia nampak dirinya ternyata
telah berada didalam suatu ruangan istana yang sangat tinggi dan luas.
Atap dari ruangan itu dibuat dari kaca yang berwarna ungu,
dibawah sorotan sinar matahari warna tersebut memancar
kebawah sedang kedua sisinya berdiri tegak belasan orang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
pemuda dan diatas dari istana tersebut terletak dua buah
kursi. Dengan perlahan dia tertawa ujarnya..
"Ini hari aku telah berada dihadapanmu, engkau
seharusnyalah memberikan suatu pertanggung jawabkan
kepadaku." Kong Ku dengan dingin tertawa kalap. sahutnya:
"Sungguh besar sekali omonganmu, kau harus mengetahui
orang yang masuk ke dalam istana ini tidaklah sedikit
jumlahnya, tetapi yang dapat keluar dari tempat ini secara
hidup,hidup hanyalah Thian Jan shu seorang saja, kecuali jika kau memiliki kepandaian seperti Thian Jan Shu tingginya,
kalau tidak aku kira hanya dapat memasuki istana ini secara hidup, hidup tetapi jika ingin keluar secara hidup pula, aku kira masih jauh dari dUgaan".
Boen ching tertawa mengejek ujarnya.
"Golongan istana chie Lan Kong, ingin menahan diriku, aku kira tidaklah demikian mudahnya, aku menasehatkan dirimu,
lebih baik lepaskan saja Bwee Giok serta Shie siaw In"
Dari mulut Kong Ku terlihat terlintas senyuman yang dingin
sekali, ujarnya.
"Aku mengira nyawamupun tidak akan lebih panjang lagi, sehingga menanti pada pertemuan diloteng oei Hok Lo pada
bulan delapan malam Tiong chiu barulah menyelesaikan
urusan diantara kita, tetapi kini kau telah datang kemari, hal ini adalah lebih baik lagi."
Dengan dingin sahut Boen ching:
"Aku masih lupaakan sesuatu lagi, aku dengar ada berita yang mengatakan hioloo kuno yang terdapat di dalam Telaga
naga dingin itu telah kau dapatkan, dan aku masih belum
memintanya kembali."
Kong Ku tertawa dingin ujarnya. "Engkau sekarangpun
boleh minta kembali"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching dengan perlahan bertindak selangkah kedepan,
dia mengetahui bahwa lweekang yang dimiliki Keng Ku ini
sangat tinggi, bahkan masih diatas dari empat iblis sakti,
apalagi ilmu "Mie Huan Kiam Hoat" dari golongan istana chie Lan Kong pun dia pernah mencoba dari tangan Yuen cong
Hong dan bukanlah dapat dilawan dengan seenaknya.
Kong Ku sekalipun tak melihat dengan sepasang matanya,
tapi telinganya jauh melebihi matanya, dari majunya Boen
ching setindak ke depan, serta pernapasannya dia telah
mengetahui bahwa lweekang yang dimiliki Boen ching
sekarang ini jauh lebih tinggi dari dahulu. Sedang perkataan yang diucapkan oleh Yuen cong Hong pun tidaklah bohong,
dengan kepandaian yang dimiliki Boen ching sekarang ini
bukanlah dengan tangan kosong dirinya dapat menahan
serangannya. Dengan perlahan dia mencabut keluar pedangnya dari
belakang punggungnya. Boen ching sambil sedikit
menggetarkan pedangnya ujarnya:
"Lebih baik kita berjanji dahulu. Jika aku mengalami
kekalahan kau bolehlah menghukum aku, tapi apa bila kau
yang mengalami kekalahan, kau harus menyerahkan dua
orang nona itu kepadaku, sedang hioloo kuno tersebut saat ini aku tak menginginkannya, kalau tidak akuakan membumi
hang us kan istana chie Lan Kong mU ini."
Kong Ku mendengar perkataan yang diucapkan oleh Boen
ching demikian tegasnya, dia tertawa dingin, pedang ditangan kanan nya di kiblatkan kesamping, sambil ujarnya.
"Bangs at, omonganmu itu bukanlah terlalu ber-lebih2 an?"
ingin membumi hang us kan istana chie Lan Kong ?" sungguh
besar sekali omonganmu, aku kira kau harus terkubur di
tempat ini terlebih dahulu." .
Boen ching mengerutkanalis nya, kegu-saran didalam
hatinya memuncak. dalam hati pikirnya, aku hanya ingin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
menanyakanBwee Giok-^rta ShieSiauw In, kau ternyata malah
tak mau membicarakannya.
Pedang panjangnya membuat setengah lingkaran ditengah
udara kemudian melin-tang kannya didepan dadanya^
Wajah Kong Ku sedikit dikerutkan, dia takperCaya kalau
Boen ching memiliki ilmu pedang yang demikian lihaynya,
sekalipun Boen ching hanya dengan sangat perlahan sekali
menyabetkan pedang nya, tapi telah disertaioleh suara petir dan angin yang menyambar.
Dia pernah mendengar bahwa waktu masasebelumnya itu
ada ilmu pedang yang disebu "Hong Lui chiet Kiam" ilmu tersebut adalah suatu ilmu sakti yang dapat menundukkan
iblis, kehebatannya luar bias a, samba ran pedang nya baru
saja dilakukan Boen ching ini ternyata mirip sekali dengan ilmu
"Hong Loei chiet Kiam yang pernah dia dengar, tapi dia takperCaya kalau Boen ching dapat memiliki ilmusilat yang
demikian saktinya itu, hal itu tak mungkin bisa terjadi.
Boen ching sambil melintang kan pedang Ie Bok Kiamnya
didepan dada, dia berpikir hendak menggunakan ilmu "Hong Loei chiet Kiam" ini bertempur mati-matian melawan Kong Ku, tetapi diapun tak menginginkan ilmu sakti tersebut, apabila Kong Ku lari bersembunyi sehingga hawa pedang yang
dilancarkan tak mengenai sasaran, bukankah dia hanya sia-sia belaka mengerahkan ilmu sakti itu ?" "
Pikirannya segera bergerak. dia memutuskan untuk
menggunakan ilmu "Thian San Kiam IHoat" mencoba
mengukur kekuatan musuh terlebih dahulu,pada waktu itu
ketika dipuncak gunung Hwee Ing dia pernah lihat
pertempuran yang terjadi antara Thian Jan Shu dengan Thian
San chiet Kiam, sehingga jurus2 yang lihay dari ilmu pedang Thian San Pay itu sebagian besar masih diingat didalam
otaknya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Pedang Ie Bok Kiamnya segera menyabet ke depan, ilmu
"Tui Yun Toan Jiet cap Sah Seh" dari ilmu pedang Thian San Kiam Hoat segera dilancarkan- jurus pertama "Thian Way Lay Hong" ini adalah suatu jurus untuk mencoba kekuatan musuh.
Kong Ku yang nampak jurus ini menjadi mengerutkan
alisnya, terhadap Thian San Kiam IHoat diapun memahami.
begitu Boen ching melancarkan serangan dengan jurus ini ia
segera pula dia mengetahui kalau Boen ching telah
menggunakan ilmu pedang dari Thian San Pay.
Sekalipun ia tak takut terhadap jurus serangan ini, tetapi
didalam hatinya dia merasa sangat heran sekali, bagaimana
Boen ching dapat memahami ilmu pedang dari Thian San Pay
ini. Tanpa berpikir panjang2 lagi, pedang nya diangkat keatas
untuk menangkis serangan musuh.
Pada saat ini kepandaian yang dimiliki Boen ching telah
dapat dijajarkan sebagai jago berkepandaian tinggi dalam Bu lim, ilmu "Tui Yun Toan Jiet cap Sah Sih" yang dilancarkan ditangannya, kehebatan dan kelihayannya tidak kalah dengan
kehebatannya ketika Thiat San chiet Kiam bertempur melawan
Thian Jan Shu. jurus- jurus dari ilmu "Tui Yun Toan Jiet- cap Sah sih" ini semuanya mengutamakan gerakan yang cepat dan ganas,
begitu dia mulai melancarkan jurus- jurus serangan, pedang Ie Bok Kiamnya bagaikan ombak yang menggulung ditengah
samudra terus mengejar kearah Kong Ku dengan serangan-
serangan hebat.
Kong Ku terdesak mundur dua langkah kebelakang, dengan
dingin dia mendengus dengan perlahan pedangnya
menyambar keluar, segulung tenaga dalam yang sangat hebat
menyambar keluar membuat jurus serangan yang dilancarkan
Boen ching menjadi miring kesamping.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching merasa sangat terkejut, sambaran pedang yang
dilakukan Kong Ku ini kiranya mengandung tenaga dalam
yang sakti sekali, dia tak mengetahui mengapa Tan coe coen
yang mengangkat nama bersama-sama dengan Thian Jan Shu
itu, tetapi ternyata tak melatih ilmu Khiekang yang tinggi.
Dia tak mengetahui jika pada waktu itu membicarakan
tentang jurus- jurus serangan, maka Tan coe coen dapat
dikatakan paling lihay, tetapi oleh karena Tan coe coen
mengalami penderitaan jalan api menuju neraka, sehingga
tidak dapat melatih ilmu sema cam Khie-kang lagi, dengan
demikian telah mengalami kekalahan-
Begitu dia yang ditarik oleh tenaga Khie kang Kong Ku ini,
kakinya yang berkedudukan disebelah utara itu segera dipaksa berdiri miring kesamping, Kong Ku tertawa dingin dan tidak
melancarkan serangan lagi, dia mengira kepandaian yang
dimiliki oleh Boen ching itu ternyata tidak seberapa.
Pada saat diatas gunung Siong-san, dia pernah mengira
Boen ching melatih ilmu "Hiat Mo Kang^, tetapi jika
dipandang sekarang ini, agaknya Boen ching tidak melatih
ilmu itu dan juga ketinggian dari lweekangnya tak setinggi
yang dipikirnya, sehingga hatinya sedikit merasa lega.
Boen ching yang dalam satu jurus telah dipaksa berdiri
miring dari kedudukan semula, sebenarnya menduga tentunya
Kong Ku akan mengangkat pedangnya untuk menyerang lagi,
tetapi kini nampak pedang ditangan kanan Kong Ku dengan


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lemas ditunjukkan kebawah, bahkan dengan sombongnya
berdiri disana, bagaikan tidak memandang sebelah matapun
kepadanya: Hatinya menjadi bergerak, pedangnya mulai bergerak lagi
dan melancarkan ilmu pedang yang paling sakti dari golongan Thian San Pay, yakni "chieh sian chiet Kiam" ilmu "chien Sian chiet Kiam" ini merupakan ilmu pedang yang disertai tenaga murni pula, Kong Ku tak berani berayal lagi pedang
panjangnya digetarkan dengan sangat mudah sekali telah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
memusnahkan jurus pedang yang dilancarkan oleh Boenching
itu. Gerakan pedang Boen ching berubah lagi ilmu "Ie Bok Kiam IHoat" segera dilancarkan tetapi Kong Ku dengan congkaknya telah berdiri tegak dengan mengerahkan ilmu "Im Yang ceng Khie" yang dilatihnya selama empat puluh tahun dan
disalurkan kedalam pedang nya dia menghadapi serangan
musuh. Boen ching mengalami kerugian karena tidak pernah
mendapatkan pelajaran ilmu Khie-kang untuk melindungi
tubuhnya, sehingga lwekangnya mengalami kerugian yang
besar, sekalipun dia telah menelan pil berwarna emas dari
naga emas, tetapi kekuatan yang ditimbulkan oleh pil
berwarna emas itu tak mungkin akan bisa menandingi dari
Khiekang sekalipun Iwee-kangnya mengalami kemajuan yang
pesat, tetapi masih tetap tak dapat menandingi kekuatan Kong Ku.
Dua orang yang saling serang menyerang itu, dalam
sekejap mata saja seratus jurus telah lewat. Lweekang Boen
ching yang tak dapat menandingi ketinggian daripada
lweekang Kong Ku, dalam hatinya segera mengambil
keputusan hendak menggunakan ilmu "Hong Loei chiet Kiam"
untuk melawan musuh.
Hawa pedang nya segera menyebar keempat penjuru,
K^ong Ku yang nampak hal itu dengan dingin mendengus,
baru akan mengangkat pedangnya balas menerjang,
mendadak sinar pedang Boen ching berkelebat menyilaukan
mata, sedang suara angin dan petir menyambar keempat
penjuru sebuah sinar hijau tua yang diiringi oleh suara angin dan guntur telah menyambar ketubuhnya.
Kong Ku menjadi sangat terkejut, hal ini membuktikan
bahwa ilmu pedang tersebut memang benar-benar adalah
ilmu pedang "Hong Loei chiet-kiam".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Dia merasakan empat penjuru dari tubuhnya diliputi sinar
pedang yang menyambar-nyambar dengan diikuti oleh suara
menyambarnya guntur dan angin taupan, membuatnya
hampir2 tak dapat bernapas lagi.
Dengan gusar dia memekik nyaring, pedangnya dengan
jurus "Hui HongJu chau" atau burung hong terbang kembali kesarang yang disertakan seluruh tenaga "im Yang cheng khie" nya menerjang kearah Boen ching dengan hebatnya.
Terdengar suara yang nyaring bentrokan dua buah pedang
menjadi bergetar dengan kerasnya dan meluncur keatas
istana tersebut.
Boen ching tidak menyangka kalau Kong Ku ternyata berani
mengadu kekuatan dengannya, sekalipun dia menggunakan
jurus pedang yang dapat menundukkan naga untuk
menghadapi musuh, tetapi tetap tak tahan terhadap serangan
Kong Ku yang menggunakan seluruh tenaganya, ilmu "Hong Loei chiet Kiam" nya itu seluruhnya hanya terdiri dari jurus serangan saja, dan tak terdapat sejuruspun untuk bertahan,
begitu kedua belah pedang tersebut bentrok satu sama
lainnya, kedua- dua nya segera terlepas dari tangan dan
meluncur keatas istana sedang Boen ching pun dengan
sempoyongan terdesak mundur beberapa tindak kebelakang.
Tubuh Kong Ku segera melayang datang dan mendesak
kearah Boen ching.
Tubuh Boen ching belum saja berdiri tegak nampak Kong
Ku sudah mendesak kembali kearah dia, di dalam keadaan
yang kritis itu segera dia malancarkan jurus terakhir Sari ilmu
"Thay Thien Kioe Sih" yaitu jurus Ta Kan Kun atau menjungkir balikkan bumi tubuhnya belum berdiri tegak, tangan kanannya segera dimundurkan kedepan.
Kong Ku dengan dingin mendengus, ia balikkan tangannya
balas mencekal urat nadi tangan kanan Boen ching sedang
kaki kanannya segera melancarkan tendangan mengancam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
jalan darah "Nan Hu Hiat" dibelakang batok kepalaBoen ching, dia ber-siap2 hendak dengan jurus serangan ini
membinasakan Boen ching.
Tapi dia tak sadar bahwa dirinya telah terpancing oleh akal musuh, justru kehebatan dan kelihayan dari ilmu "Thay Thien Kioe Sih" itu adalah hal-hal yang tak pernah dia duga
sebelumnya, tubuh manusia yang belum berdiri tegak dan
melancarkan serangan hal ini pasti akan tidak mencapai pada sasarannya tapi apabila sekali lagi melancarkan serangan
pastilah akan mengalami hal yang diluar dugaan-
Kong Ku sebenarnya tak salah, salahnya adalah Boen chin
sejak sebelumnya telah menduga bahwa dia pasti akan
melancarkan jurus yang demikian itu, tangannya baru saja
menempel pada pergelangan kanan Boen ching, tahu2 tangan
kanan Boen ching membalik dan kini ternyata saling
berCekalan dengan tangan kanan Kong Ku.
Kaki kanan Kong ku tak menghentikan gerakannya dan
melanjutkan serangannya menyapu belakang batok kepala
Boen ching. Lima jari tangan kanan Boen ching segera
merosot turut kebawah dan tepat menekan pada urat nadi di
tangan Kong ku, kemudian di ikuti dengan membalikkan
tubuhnya melemparkan tubuh Kong ku ketengah udara.
Kong ku hanya merasakan lima jari dari tangan kanannya
jadi kaku, tempat yang dicekal oleh Boen ching itu sedemikian tepat dan anehnya membuat separoh tubuh kanannya
sedikitpun tak mempunyai tenaga untuk mengadakan
perlawanan, segera tubuhnya berhasil dilemparkan oleh Boen
ching ketengah udara.
Tapi kaki kanannya tak berhenti, sekalipun Boen ching
berhasil menghindarkan dari- dari tendangan yang
mengancam batok kepalanya itu tapi tak urung bahu kirinya
tetap terkena sapuan dari Kong ku ini.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Kedua orang itu segera bangkit berdiri dan berhadapan
dengan terpesona, bahu kiri Boen ching segera terasa linu dan sakit sekali, dalam hatinya diam-diam merasa terkejut, jikalau seandainya tadi terlambat satu langkah saja, kiranya sekarang ini bahu sebelah kirinya itu akan terlepas dari tempat aslinya.
Sedang dalam hati Kong ku pun jauh merasa lebih terkejut
lagi, saat pengerahan tenaga dari Boen ching yang demikian
tepatnya itu belum pernah dia menemui sebelumnya,
sekalipun pedang panjang dari Boen ching telah terlepas dari tangannya, kiranya juga belum dapat dilawan dengan enteng.
Dengan kepandaian silat demikian tingginya ini sekali kali
tidaklah boleh memperkenankan Boen ching lolos dari tempat
ini, pada bulan yang lalu ketika bertempur melawannya,
dirinya dengan demikian mudahnya telah berhasil
melemparkan dia kedalam dasar telaga Naga Dingin, hanya
berpisah selama satu bulan saja, kepandaian yang dimiliki itu ternyata dapat mengalami kemajuan yang demikian pesatnya,
bukan saja dapat bertempur seimbang dengan dirinya, jika
dilihat keadaan dihadapan mata ini, dirinya tak mungkin
berhasil dapat mengalahkan dirinya.
Boen ching setelah berdiri termangu sejenak dia melirik
memandang dua bilah pedang yang tertancap diatas atap
istana tersebut, dua bilah pedang itu tertancap demikian
dekatnya, jaraknya tak lebih hanya setengah cun saja, sedang kedua bilah pedang itu membentuk suatu bentuk sudut, jarak
gagang pedang yang satu denugan yang lain hanya dua coen.
Didalam hatinya dia telah mempunyai perhitungan,
sekarang ini saja yang berhasil merebut pedang terlebih
dahulu, dialah yang akan menguasai keadaan, sekalipun
keadaannya sekarang ini dapat dikatakan seimbang, tapi dia
hanya menggantungkan diri dari ilmu " Thay Thien Kioe Sih"
saja adalah tidak cukup, ilmu "Thay Thien Kioe Sih" tersebut hanya dapat digunakan untuk menyerang musuh apabila pihak
musuh tak mengadakan persiapan terlebih dahulu, dalam hal
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
ini haruslah merebut kedudukan terlebih dahulu dan ketepatan saat bergeraklah yang mempengaruhi, sedang apabila harus
bertempur saling berhadapan pastilah dirinya akan mengalami kekalahan-Kong ku dengan dingin mendengus, dalam hati diapun
telah mempunyai perhitungan, dia takkan bertempur dengan
Boen ching dalam jarak dekat dia ingin menggunakan hawa
"im Ya ceng Khie" untuk membinasakanBoen ching di bawah telapak tangannya.
Boen ching dengan perlahan menggeserkan tubuhnya
kesebelah kiri, tubuhnya segera melompat keatas, dan
melayang menubruk keatas istana
Kong ku menjadi tertegun segera dia sadar bahwa Boen
ching adalah hendak merebut pedang, apabila Boen ching
berhasil mendapatkan pedangnya kembali dan melancarkan
ilmu Hong Loei chiet Kiam, dirinya yang melawan dengan
tangan kosong sudah tentu takkan sanggup untuk menahan
serangan tersebut. Tubuhnyapun segera meloncat keatas
mengejar kearah Boen ching.
Kedua orang itu semuanya terhitung sebagai jago2
berkepandaian tinggi didalam Bulim, sekalipun Kong ku
mengejar dari belakang tapi jika dilihat kedua orang itu hanya terpaut setengah badan saja.
Boen chingpun sejak tadi telah menduga kalau Kong ku
tentu akan mengejar dirinya, sepasang kakinya berturut-turut melancarkan tendangan dengan menggunakan ilmu "cing Po chiet Your dan mengancam jalan darah terpenting di depan
tubuh Kong ku. Kong ku dengan gusar mendengus, sepasang tangannya
menyambar dengan menggunakan tenaga ^Im Yang ceng
Khinya menerjang Boen ching.
Boen ching dengan cepat menarik kembali sepasang
kakinya, dan menarik napas panjang-panjang, tubuhnya tahu-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
tahu telah mencapai jarak satu orang lebih dari Kong Ku, ilmu meringankan tubuh yang dimiliki Boen ching itu didapatkan
dari Ie Bok Tocu, dan dapat disebut sebagai jago nomor
wahid, sedang Kong Ku, ditengah udara harus mengerahkan
tenaga, sehingga membuat tubuhnya agak merosot ke bawah,
dengan demikian Boen ching menjadi dapat melampaui jauh
diatas, saking gusarnya dia tak henti-hentinya mendengus,
dan tidak lagi mengejar kearah Boen ching, sambil
memberatkan tubuhnya dia turun kembali keatas tanah.
Boen ching segera mencabut pedang Ie Bok Kiamnya,
sambil balikan tubuhnya bersiap akan mengadakan
penyerangan, tetapi nampak Kong Ku ternyata telah
menerima sebatang pedang dari anak murid istana chie Lan
Kong, dengan memegang pedang dia berdiri tegak.
Dalam hatinya terasa agak keCewa. dengan perlahan dia
mendengus, tubuhnya segera melayang turun kebawah, dan
berdiri dihadapan Kong Ku dengan jarak tiga kaki jauhnya.
Dengan dingin ujar Kong Ku:
"Pada saat kedua belah pihak kehilangan pedang nya, pada saat itu pula waktumu untuk menerima binasa".
sekalipun dalam hati Boen ching merasa terkejut, tetapi
tetap dengan dingin ujarnya.
"Aku kira kali ini tidaklah sampai kedua belah pihak harus kehilangan pedang lagi, jika kau sekali lagi melancarkan
serangan, aku kira kaupun akan mengalami kematian dibawah
ilmu "Hong Loei chiet Kiam" yang aku lancarkan".
Kong Ku dengan perlahan memandang pedang
panjangnya, bersiap-siap melancarkan serangan-
Boen ching dengan dingin mendengus, kepada Kong Ku
ujarnya lagi, "Sedikit-sedikitnya kali ini kedua belah pihak akan
mengalami luka parah, ilmu "Hong Loei chiet Kiam"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
merupakan jurus- jurus serangan, jikalau bukannya tadi
menyerang menjadi kedudukan bertahan aku kira pada saat
ini darahmu menjadi berCeCeran diatas tanah."
Dalam hati Kong Ku diam-diam merasa sangat terkejut,
dirinya membatin, bahwa perkataan yang diucapkan Boen
ching ini agaknya tidak berbohong, pada saat ini dia tidak
mengijinkan dirinya binasa bersama-sama dengan Boen ching,
dengan tindakan dari Boen ching diatas gunung siong San itu, dia juga dapat melakukannya.
Boen ching nampak Kong Ku tidak berbicara lagi, ujarnya
kemudian. "Mana Bwee Giok dan Shie Siauw In?"?"
Kong Ku tidak ingin bertempur mati-matian melawan Boen
ching, tetapi kalau dengan demikian melepaskan Boen ching
sebenarnya dalam hatinya tidaklah mengijinkan, setelah
berhenti sejenak dia tidak membuka mulut bercakap-cakap
lagii . . .. Tanya Boen ching lagi: "Mana mereka ?""
Kong Ku membuka lebar mulutnya tapi sepatah katapun tak
keluar dari mulutnya, yang terbuka itu, sebenarnya dia ingin mengucapkan beberapa kata yang membuat Boen ching
menjadi gusar, tapi diapun tak ingin bertempur secara
mati2an melawan Boen ching. Boen ching yang nampak
sikapnya yang demikian itu dengan cepat bertanya lagi.
"Mengapa kau tak menjawabnya ?""
Hati Kong Ku menjadi tergerak. dalam hati pikirnya
"kesempatan selanjutnya untuk bertemu dengannya masih
sangat banyak sekali, mengapa harus ini hari
membereskannya, "dengan suara yang serak ujarnya.
"Bagaimana aku dapat mengetahuinya"
Boen ching menjadi tertegun, tapi segera dia menarik
napas panjang-panjang, dia takut Kong Ku melancarkan
serangan kearah nya dia tak berani memeCahkan
perhatiannya lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Pendengaran dari Kong Ku itu sangat tajam sekali melebihi
orang biasa, begitu dia mendengar Boen ching menarik napas
panjang2, kaki kanannya dengan perlahan mundur setengah
langkah kebelakang, sedang pedang ditangan kanannya
sedikit diangkat, dia mengira Boen ching akan mengadu jiwa
dengan dirinya. Boen ching setelah berdiri tertegun sesaat, kemudian ujarnya:
"Kalau memangnya demikian, kukira urusan diantara kita dapat kita selesaikan pada malam Tiong chiu pada bulan
Delapan " Kong Ku tertawa dingin ujarnya. "Maksudmu apa kau mau
pergi dari sini?""
Sekalipun didalam hatinya dia tak menyetujuinya, tetapi
didalam ucapannya dia bagaimanapun juga harus
memperlihatkan sedikit kekerasan.
"Kau apakah menginginkan pada saat ini juga menentukan siapa yang menang dan siapa yang akan mengalami
kekalahan ?""
Pada ujung bibir Kong Ku memperlihatkan senyuman yang
sangat dingin, ujarnya.
"Begitupun baik, kita tak usah membereskan urusan
tersebut pada hari ini juga, apa lagi kau masih mempunyai
janji dengan Bu Kie chie dan kawan-kawannya, sedang
akupun mempunyai ikatan persahabatan dengan mereka,
sampaipada waktunya kita dapat membicarakan lagi"
Boen ching segera mendengus, diapun mengetahui maksud
perkataan dari Kong Ku itu, pada pertemuan diloteng oei Hok Lo itu seluruh pendekar dan jago-jago dari empat penjuru
dunia akan berkumpul menjadi satu, danpada saat itu dirinya tentu yang menjadi sasaran mereka, apabila Kong Ku dapat
berserikat dengan salah seorangpun sudahlah Cukup untuk
mengalahkan dirinya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Dia melirik memandang orang-orang yang ada dalam istana
chie Lan Kong itu sejenak sambil menarik napas, tubuhnya
bagaikan elang raksasa, telah melayang keatas istana itu.
Kong Ku menjadi tertegun, segera dia merasakan apa
maksud tujuan dari Boen ching itu, tubuhnya segera meloncat mengejar dibelakang Boen ching.
Pedang Ie Bok Kiam ditangannya segera diputar, terdengar
suara petir dan angin topan yang menyambar, diiringi dengan suara benda yang hancur, atap istana chie Lan Kong yang
dibuat dari kaCa itu telah hancur satu lobang yang luasnya
beberapa depa, sedang Boen ching bersama pedangnya telah
menerobos keluar dari istana tersebut.
Kong Ku mehjadi gemas berCampur gusar, segera dia
menggerakkan tubuhnya mengejar ke arah Boen ching, ketika
dia mencapai diatas atap istana itu, Boen ching telah berada dua tiga-puluh kaki jauhnya, dengan menahan perasaan
gusarnya, dia mengejar terus.


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tubuh Boen ching bagaikan anak panah yang lepas dari
busur, bagaikan kilat cepatnya terus ke depan, ketika Kong Ku mencapai ditepi rantai baja itu, Boen ching telah berada
ditengah dari rantai baja itu.
Kong Ku mengetahui betapa hebat ginkang yang dimiliki
Boen ching itu tidak dibawah dirinya segera pedang
ditangannya itu ingin mematahkan rantai baja tersebut, tetapi pikirannya segera berubah, berbuat demikian ini belum tentu Boen ching akan mengalami kematian ditangannya, malah
sebaliknya rantai baja yang dibangun dengan susah payah itu musnah ditangannya sendiri, berpikir sampai disini sambil
menghela napas dia balikkan tubuhnya dan berjalan pergi.
Boen ching sambil memasukkan pedangnya kedalam
sarung, dia terus lari turun dari puncak sin Tok Hong itu, dia masih ingat Sek Giok Siang pernah memberitahukan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
kepadanya, bahwa dia akan menunggu dirinya dibawah
puncak Sin Tok Hong ini, entah ada urusan apa
Pandangannya segera berputar kekiri dan kekanan, nampak
Sek Giok siang seorang diri dengan ter-mangu2 berdiri
dibawah sebuah pohon yang besar. Boen ching lari kesana,
samail tertawa panggilnya.
"Nona Sek"
Sek Giok siang mengangkat kepalanya terpesona
memandang kearah Boen ching, bagaikan tidak mengenalinya
sama sekali, Boen ching menjadi tertegun, entah karena apa
Sek Giok siang memandang dirinya dengan sinar mata yang
demikian-setelah lewat beberapa waktu, mendadak Sek Giok
siang dengan tertawa ujarnya^ "Kiranya adalah engkau baru datang, aku telah menanti sangat lama sekali.
Boen ching pun tersenyum sahutnya. "Nona Sek mencari
aku entah mempunyai urusan apa?""
sek Giok siang mendongakkan kepalanya memandang
angkasa, dengan seenaknya tanyanya. "Engkau datang kemari apakah hendak mencari dua orang nona ?"".
"Benar Yang seorang adalah putri dari Pangcu perkumpulan Elang Sakti, Bwee Giok, sedang yang lain adalah sumoayku,
shie Siauw In". Sahut Boen ching dengan cepat.
Sek Giok siang memandang ujung langit, agaknya dia
sedang memikirkan urusan yang lain, setelah lewat sesaat, dia baru miringkan kepalanya sambil bertanya pada Boen ching.
"Kau sudah mendapatkan mereka ?"".
Boen ching dengan lemas menggelengkan kepalanya.
Ketika dia naik keatas gunung tadi pernah merasakan kalau
Sek Giok siang sedikit membawa hawa jahat, tetapi kini Sek
Giok siang demikian memperhatikan urusannya, membuat
dalam hatinya sedikit merasa menyesaL
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Sek Giok siang mendongakkan kepalanya lagi memandang
ujung langit, dengan seenak nya pula ujarnya.
"Aku sejak tadi telah menduga kalau kau tentu tidak akan berhasil mencari mereka berdua".
Boen ching menjadi tertegun, belum sempat dia berbicara
Sek Giok siang telah melanjutkan ucapannya.
"Karena, mereka memangnya bukan berada di istana chie
Lan Kong".
Boen ching sedikit menjadi bingung, dia terhadap sikap dari Sek Giok siang ini makin tidak dapat menduga, tanyanya:
"Kalau begitu mereka berdua dimana ?" ". Sek Giok siang tersenyum, ujarnya:
"sudah tentu aku mengetahuinya, bahkan hanya aku
seorang yang mengetahuinya"
Boen ching tidak mengetahui perkataan yang diucapkan
oleh sek Giok siang itu benar atau tidak^ tetapi dia tetap
mengharapkan Sek Giok siang mengetahuinya dengan
sungguh2. Dengan cepat tanyanya.
"Apa nona Sek dapat memberitahukan kepada ku?"".
sek Giok siang tersenyum, sambil menggelengkan
kepalanya ujarnya.
"Mana aku dapat memberitahukan kepada mu, tetapi aku
dapat membawa kau pergi kesana, hanya aku takut kau tak
dapat mengikuti diriku." Boen ching tak dapat berbuat apa2, sambil tersenyum pahit ujarnya:
"Nona Sek, jika mau membawa akupegi, aku pasti akan
sangat berterima kasih sekali, aku pasti dapat menyusul
dirimu". Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Sek Giok siang sambil tersenyum menganggukkan
kepalanya, tubuhnya segera berkelebat, masuk kedalam rimba
dan berlari terus.
Boen ching segera bangkit berdiri dan lari mengejar,
hatinya terasa sangat terkejut,
kecepatan dari gerakan tubuh Sek Giok siang ini ternyata
tidak dibawah dari suhunya Ie Bok Tocu, ternyata tak dapat
mengejarnya. Tubuh Sek Giok siang dalam sekejap mata saja telah lenyap
dari pandangan, Boen ching yang berada ditengah hutan ini
entah harus berbuat bagaimana baiknya, sungguh tak
disangka olehnya kalau Sek Giok siang ternyata memiliki
kepandaian silat yang demikian tingginya, teringat olehnya
sikap serta perkataan yang diucapkan oleh iblis yang gemar
paras elok, Ouw Yang Bu Kie, kini entah Sek Giok siang telah pergi kemana, berpikir sampai disini tanpa terasa dia
menghela napas.
sek Giok siang mendadak muncul kembali dihadapannya,
sambil tersenyum ujarnya.
"Aku bilang kau tentu tidak akan berhasil mengejar aku toh, tetapi aku tak ingin menunggu dirimu, ditengah jalan aku meninggalkan tanda, kau turuttlah tanda itu mengejar diriku."
Dalam hati Boen ching sedikit merasa keCewa, semula Sek
Giok siang berkata padanya bahwa dia tak mungkin akan
berhasil mengejarnya, dia masih mengira perkataan yang
diucapkan olehnya itu bohong, tetapi kini ternyata terbukti memang benar, terpaksa dia hanya menganggukkan
kepalanya. Sek Giok siang sambil tersenyum, tubuhnya segera
bergerak. sekejap mata saja telah lenyap dari pandangan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching berdiri termangu-mangu di sana, setelah lewat
beberapa waktu dia baru mulai mengggerakkan tubuhnya
mengejar Sek Giok siang.
Diatas batu gunung atau pada pohon sering kali terlihat
tanda-tanda yang ditinggaikan oleh Sek Giok siang, gambar
tersebut dibuat oleh jari tangannya dan membentuk suatu
gambar cermin pualam Thian Tuen, sedang diatas dari gambar
tersebut terdapat panah yang menunjukkan arah yang harus
ditempuh. Dalam hati diam-diam Boen ching merasa sangat terkejut,
kepandaian yang dimiliki sek Giok siang ini ternyata demikian tingginya, cukup dilihat dari kekuatan Sek Giok siang saja
telah jauh melebihi kepandaian dirinya.
Demikianlah selama tiga empat hari Sek -Giok siang selalu
meninggalkan tanda petunjuk jalan. Boon ching sendiripun
tidak mengetahui Sek Giok siang ini sebenarnya hendak
membawa dirinya kemana, dia hanya mengejar dengan
kencangnya. Dia perCaya kalau Sek Giok siang dapat menipu dirinya,
apalagi dia memiliki kepandaian silat yang demikian tingginya, sudah tentu dia jauh lebih mengetahui urusan yang dirinya
sendiri, tidak mengetahuinya.
Telah lewat dua tiga hari lagi, masih tetap sepanjang jalan terdapat tanda-tanda petujuk jalan, sedang dalam hati Boen
ching pun merasa agak tegang, jalan yang ditunjukkan oleh
Sek Giok.siang itu ternyata adalah jalan yang menuju ke gurun pasir. Tetapi dia masih tetap terus mengejar dari belakang.
Akhirnya sampailah dia ditepi gurun pasir, sedang tanda
petunjuk jalan yang terakhir pun menunjukkan kearah gurun
pasir. Boen ching menjadi sedikit bimbang, dengan seorang diri
dia berdiri ditepi padang pasir, dan memandang gurun yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
tak ada ujung pangkalnya itu, dia sama sekali tidak
mengetahui apa yang harus dikerjakan sekarang ini.
Apakah boleh dikata dia akan memasuki gurun pasir ini".
jika dikatakanBwee Giok dan shie Siauw In berada ditengah
gurun pasir yang demikian luasnya itu, dia tidak akan
mempercayainya, mereka berdua bagaimana dapat berada
disana?" Sesosok bayangan manusia berkelebat, sekali pandang saja
dia telah mengenalnya dialah Sek Giok siang adanya. Kepada
Boen ching ujarnya. "Sudah hampir sampai, kau turutlah aku."
Sambil berkata tubuhnya bergerak dan lari menuju
ketengah gurun pasir tersebut. Hati Boen ching seperti
bergerak, pikirnya:
"Selama tiga puluh tahun lamanya Ouw Yang Bu Kie
berdiam digurun pasir yang sunyi ini, bahkan katanya pada
tiga puluh tahun yang lalu itu bukanlah disebabkan karena
didesak oleh Thian Jan Shu, sudah pastilah mempunyai
hubungan yang erat dengan Sek Giok siang ini. "
Berpikir sampai disini, tubuhnya segera bergerak. dengan
Cepatnya ia mengejar kearah sek Giok siang.
Empat penjuru hanya terlihat pasir berwarna kuning
melulu, dari ke jauhan Boen ching hanya dapat melihat setitik bayangan punggung dari Sek Giok siang, pada dadanya terasa
sakit sekali, jikalau dia kehilangan jejak dari Sek Giok siang, mungkin juga selama nya dia akan terkubur ditengah gurun
pasir yang sunyi ini. Dia tidak paham mengapa Sek Giok siang berbuat demikian-oooXooo
DIA BENAR2 tak sanggup untuk mengejarnya lagi, pada
ujung langit mulai nampak mega yang mempunyai lima
warna, sebuah demi sebuah terbang dan melayang ditengah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
udara, sekejap mata saja telah berubah menjadi sebuah layar yang dengan perlahan bergerak ditengah udara itu.
Boen ching saking lelahnya dia tertunduk diatas pasir
berwarna kuning yang sangat panas itu, sedang bayangan dari Sek Giok siang pun telah lenyap dari pandangan mata.
-oooo0dw0oooo- TUBUH Boen ching merasa sangat lelah sekali, berturut-
turut beberapa hari ini hampir dia tidak mendapatkan istirahat yang cukup,
Sejak lolos dari Telaga naga Dingin, bertempur melawan
lblis sakti dari daerah selatan, dengan ilmu Ngo Heng Kiam
Hoatnya menyadarkan Lam Kong Hun, terus naik ke istana
chie Lan Kong, ditengah lima barisan dalam istana chie Lan
Kong, harus menempuh bahaya kemudian diikuti dengan
setelah keluar dari barisan bertempur melawan Kong Ku, turun dari istana chie Lan Kong dan melakukan perjalanan yang
demikian jauhnya, setiap hari sampai tidur pun tak berani
terlalu lama, dengan sekuat tenaga melakukan pengejaran,
ditambah lagi baru saja lari dengan sekuat tenaga, bagaimana dia dapat bertahan terhadap penderitaan yang demikian
hebatnya itu Dia merangkak diatas pasir yang berwarna kuning itu,
setelah menghembuskan napas dengan keras dia
menggoyangkan kepalanya, barulah pandangan yang melamur
tadi dapat dihilangkan-
Dia menutup kedua belah matanya, setelah beristirahat
sejenak dari dalam sakunya dia mengeluarkan pil "Liong Hiat Sin Tan- pemberian suhunya Ie Bok Tocu dan menelannya
tiga butir, kemudian berisirahat sejenak lagi, barulah bangkit berdiri mengejar kearah dimana tadi Sek Giok siang pergi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
cuaca makin menjadi gelap. Boen ching mengangkat
kepalanya memandang bintang2ya bertebaran dilangit, dan
diingatnya kedudukan dari bintang2 tersebut, benar2 saat ini dia merasa sangat lelah, saking tak tahannya dia merebahkan dirinya diatas pasir dan jatuh tertidur dengan nyenyaknya.
Ditengah gurun pasir yang sunyi itu, kalau dipagi hari
hawanya panas tak tertahan, sedang pada malam hari sangat
dingin sekali hawanya, Boen ching yang pernah tinggal
ditengah "Han Sien Leng Uh" serta Telaga Naga Dingin yang demikian dinginnya itu, sudah tentupada saat ini tidak
merasakan dinginnya hawa.
cuaca baru saja menjadi terang, Boen ching baru
mementangkan kedua matanya, tampak sek Giok siang telah
berdiri didepannya.
Dia menjadi terkejut, dengan cepat bangkit berdiri, belum
sempat dia membuka mulut untuk berkata, terlihat Sek Giok
siang sambil tersenyum telah berkata. "Sungguh tak enak denganmu, membuat kau menjadi kedinginan-"
Boen ching menjadi termangu-mangu, ia nampak pada
wajah Sek Giok siang sekalipun menampilkan senyuman yang
menarik. tetapi sinar matanya ternyata telah memancarkan
sinar yang sangat sesat sekali, dalam hatinya merasa sangat takut, tetapi dia tetap tersenyum, sedang dalam hati pikirnya.
"Aku terhadapnya tidak pernah berbuat sesuatu kesalahan, mengapa harus takut padanya ?"
Sekalipun dia berpikir demikian tetapi pada mulutnya dia
tetap berdiam diri tak berbicara.
sek Giok Siang dengan perlahan menghela napas, sambil
tertawa ujarnya.
"Kau ikutlah aku, kali ini aku akan berjalan lebih lambat lagi, dengan demikian mungkin kau masih dapat
mengikutinya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching merasa sedikit keCewa, tetapi ia tetap
mengikuti Sek Giok siang dari belakang.
Sek Giok siang yang berjalan didepan itu, dengan kencang
Boen ching mengikuti dari belakangnya, dia memandang
wajah Sek Giok siang dari samping, nampak sinar matanya
berkedip terus, pipinya yang berwarna merah dadu itu
membuat wajahnya kelihatan sangat Cantik.
Boen ching tak dapat mengatakan apa- apa, ternyata dia
merasa sangat takut dengan gadis cantik dihadapannya itu.
Dirinya pun tidak dapat mengatakan mengapa dia dapat
berbuat demikian, sebelumnya ia pernah mengagumi gadis ini, tetapi kini ternyata dia demikian takutnya terhadap dia, Sek Giok siang belum pernah melakukan kejahatan atau
mengandung maksud jahat sedikitpun kepadanya bahkan
pernah menolong jiwanya, tetapi ternyata dia sangat takut,
dia takut terhadap sinar mata yang mengandung hawa sesat
dari mata Sek Giok siang.
Itukah yang dinamakan sinar yang sesat" Dia sendiripun
tak mengetahuinya, dia hanya tahu bahwa sinar mata itu
membUat dirinya sangat takut sekali.
Sek Giok siang terus tidak mengangkat bicara, dengan
diam2 dia berjalan kedepan kali ini, dia telah memper^lambat tindakannya, sedang Boen ching pun dapat mengikutinya.
Dia membawa Boen ching terus menuju ketengah gurun
pasir, dalam hati Boen ching menjadi ragu-ragu, apakah dua
orang nona itu benar-benar berada ditengah gurun pasir ini"
tapi urusan ini membuat orang sukar untuk memperCayainya.
Dengan diam-diam sambil melanjutkan perjalanannya dia
mengingat arah yang ditujunya.
Kedua orang itu setelah berjalan setengah harian terdengar
Sek Giok Siang sambil tersenyum ujarnya. "Sudah sampai....."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching mendongak memandang ke depan, nampak
ditengah gurun pasir terdapat sebuah tanah yang subur dan
hijau disamping sebuah kolam tumbuh rumput hijau dengan
suburnya, dia segera mengusap kedua matanya, dia tak
perCaya kalau ditempat semaCam ini dapat muncul tanah
yang demikian subur itu.
Tampak disamping kolam keCil itu berdiri sebuah rumah
yang dibuat dari kayu. sek Giok Siang tertawa kepada Boen
ching, ujarnya. "Mereka berdua berada dalam rumah kayu itu."
Boen ching jadi termangu-mangu, dia memandang sejenak
pada rumah kayu itu, kepada sek Giok Siang tanyanya.
"Siapakah yang berdiam dirumah kayu itu"
SAMBIL tertawa, ujar Sek Giok Siang:
"Engkau menanyakan majikan dari rumah itu" "
Boen ching menganggukkan kepalanya, sedang dalam hati
pikirnya. "Apa bedanya dengan pertanyaanku" " "
Sambil tersenyum sahut Sek Giok Siang: "Akulah
majikannya"
Boen ching menjadi terkejut dia mundur selangkah
kebelakang, dengan terpesona memandang wajahnya,
sejenak kemudian setelah menghembuskan napas, sambil
tertawa ujarnya: "Nona Sek, janganlah kau bergurau ".
Sambil tersenyum balas Sek Giok Siang:


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Perkataan yang aku ucapkan adalah ucapan yang
sungguh-sungguh " .
Boen ching menjadi tertegun, dengan tertawa yang dipaksa
tanyanya: "Lalu siapakah yang menawan Nona Bwee serta
sumoayku kemari" " " " .
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Sehabis berbicara, dia menduga mungkin Sek Giok Siang
sedang bergurau dengan dirinya, sambil tersenyum ujarnya
lagi: "Nona Bwee dan sumoayku apa benar-benar didalam
rumah kayu itu" " " "
Sek Giok Siang tersenyum, pada matanya sekali lagi
berkelebat sinar mata yang sesat, ujarnya.
"Berbicara terus terang, mereka berdua adalah aku yang menangkap dan membawanya disini, oleh sebab itu selain aku
tak seorangpun yang akan mengetahui tempat di mana
mereka berada"
Boen ching menjadi termangu, dia mundur selangkah
kebelakang, dengan nada yang sungguh-sungguh tanyanya:
"Nona Sek bukankah sedang bergurau" ".
Sambil tersenyum sahut Sek Giok Siang.
"Kalau kau tak percaya bolehlah pergi kesana untuk
melihatnya"
Sehabis berkata dia berjalan lebih dahulu memimpin Boen
ching kerumah kayu disisi kolam keCil tersebut. dalam hati
Boen ching merasa setengah perCaya dan setengahnya ragu-
ragu, dengan Cepat dia berjalan disisi Sek Giok Siang.
Belum sampai didepan rumah kayu itu, dari dalam rumah
itu muncul dua orang gadis yang bersama-sama memanggil:
"ching Toako--------"
Boen ching menjadi sangat terkejut, kedua orang gadis itu
jika bukannya Bwee Giok dengan Shie Siauw In masih ada
siapa lagi" dengan termangu-mangu dia berdiri mematung
disana, matanya terasa sedikit menjadi basah, kedua gadis itu semuanya adalah karena dirinya sehingga mengalami
penderitaan yang demikian itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Sambil tersenyum Sek Giok Siang berkata lagi.
"Bagaimana" aku tidak menipu dirimu bukan" "
Boen ching balikkan tubuhnya memandang sek ciok Siang,
kemudian ujarnya dengan perlahan.
"Nona Sek, dapatkah kau melepaskan diri mereka berdua, biar aku yang membawanya pulang" "
sek Giok Siang dengan perlahan menggelengkan
kepalanya, sambil tertawa ujarnya.
"Tidak dapat, aku telah menangkap mereka berdua kemari, bagaimana dapat melepaskan mereka begitu saja "
Boen ching memandang kearah rumah kayu itu, nampak
kedua orang gadis itu agaknya dikurung didalam rumah itu
dan tak dapat keluar lagi.
Dia sadar bahwa kepandaiannya yang dimiliki Sek Giok
Siang itu jauh lebih tinggi dari dirinya, tetapi entah karena apa dia telah mengurung Bwee Giok dan Shie Siauw In ditempat
ini. Apakah mungkin mereka berdua telah menyalahi Sek Giok
Siang" Dia termenung sejenak, kepada Sek Giok ujarnya lagi.
"Jika mereka berdua telah membuat salah terhadap nona
Sek, aku mewakili mereka berdua meminta maaf kepadamu,
harap nona Sek mau melepaskan mereka berdua".
Jarak antara Boen ching serta Sek Giok Siang dengan
rumah kayu itu masih jauh sekali, sehingga perkataan yang
diucapkan oleh kedua orang itu tak dapat didengar oleh kedua gadis tersebut, terdengar Shie Siauw In dengan nada yang
keras berteriak.. "ching Toako, engkau sedang membicarakan apa dengan dia" " sek Giok Siang tersenyum, kepada Boen ching ujarnya.
"Mereka berdua tidak pernah berbuat salah terhadapku,
aku menawan mereka berdua adalah bermaksud hendak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
memancing kau datang kemari, tak usahlah kau mewakili
mereka meminta maaf terhadapku" Boen ching menjadi
tertegun, ujarnya.
"Nona Sek, kau adalah tuan penolongku ada urusan apa,
aku Boen ching, jika dapat melakukannya tentu akan
kukerjakan dengan sekuat tenaga, agar Nona Sek jangan
menyulitkan diri mereka berdua" sek Giok Siang tertawa tawar, dia menggelengkan kepalanya, sambil ujarnya.
"Tidaklah demikian mudahnya, tahukah kau urusan apa
yang aku inginkan" "
Boen ching termenung sejenak. lalu sahutnya Boen ching
"sekalipun disuruh menyebrangi lautan apipun akan
kukerjakan".
Terlihat sinar mata yang sesat berkelebat dimata Sek Giok
Siang, dengan suara yang tegas ujarnya.
"Aku ingin kau pergi merebutkan tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu kepadaku".
Hati Boen ching menjadi bergetar, pikirnya. "Kiranya adalah karena urusan tujuh hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu
itu, urusan ini sungguh-sungguh tak ku nyana sekali, jika
menurut pandangan yang aku lihat, kepandaian yang dimiliki
Sek Giok.-siang ini jauh lebih tinggi setinggi dari kepaedaian yang dimiliki oleh Kong Ku, ternyata diapun juga ingin
memperebutkan tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian
Jan Shu itu". Dia termenung agak lama, sepatah kata pun, tak diucapkan. sek Giok Siang dengan nada yang keren tanyanya.
"Bagaimana, engkau tidak sanggup" "
Boen ching sambil menundukkan kepalanya ujarnya.
"Nona sek, kau harus tahu bahwa tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu seluruhnya berada ditangan
ciangbunjin dari enam partai besar Serta pemilik IStana chie Lan Kong-Kong Ku, sedang perjanjian yang diadakan pada
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Bulan delapan malam Tiong chiu entah masih berapa banyak
tokoh-tokoh berkepandaian tinggi yang menghadirinya, aku
Boen ching hanyalah seorang dari angkatan muda, mana
mempunyai hak untuk merebutkan tujuh buah hioloo kuno
tersebut" Sek Giok Siang tersenyum ujarnya.
"Siapa yang tidak tahu kalau lima orang murid Tan coe
coen jika bergabung bersama-sama turun tangan pada saat ini sukar untuk mencari tandingannya, tujuh buah hioloo kuno
peninggalan Thian Jan Shu itu akhirnya pasti jatuh ke
tanganmu."
Dengan Cemas sahut Boen ching.
"Nona sek, kau tidak tahu, Su supekku Seh TU Hoa telah menghindari pergUruan, aku kira barisan Ngo Heng Tin tidak
mungkin bisa diatur lagi". Dengan tawar ujar Sek Giok Siang lagi.
"Engkau jangan menolak. pokoknya kau haruslah
membawah tujuh buah hioloo peninggalan Thian Jan Shu itu
datang kemari untuk ditukar dengan mereka berdua, aku
membawa kau datang kemari hanyalah untuk
memberitahukan kepadamu babwa mereka berdua benar-
benar telah terjatuh di tanganku, dan aku tidak sedang
menipu dirimu".
Boen ching segera mundur selangkah, dengan terpesona
dia memandang Sek Giok siang, dia tidak pernah menyangka
kalau gadis yang demikian Cantiknya itu ternyata adalah
seorang yang rakus akan harta pusaka berhati kejam dan
sangat licik sekali.
Didalam hatinya segera terasa suatu perasaan yang tidak
enak sekali, mendesaknya sehingga sukar untuk ditahan.
Sinar mata yang mengandung hawa sesat itu terasa
memancar keluar dari mata Sek Giok Siang. kemudian sambil
menutup kedua matanya ujarnya dengan perlahan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Aku sekarang akan melepaskan kau pergi, cepatlah kau
meninggalkan tempat ini, setelah mendapatkan tujub buah
hioloo kuno itu bawalah kembali kemari".
"Sreeet-----" Tahu ditangan Boen ching telah mencekal pedang Ie Bok Kiamnya dengan terpesona memantang Sek
Giok-siang. sek Giok-siang tertawa ringan ujarnya.. "Kiranya hendak bergebrak dengan aku."
Boen ching menutup mulutnya tidak menjawab, setelah
berdiri tertegun sesaat barulah ujarnya.
"Nona Sek. engkau pernah melepaskan budi padaku dan
menolong jiwaku, tetapi budi dan dendam tidaklah dapat
menjadi satu, jika kau tidak melepaskan sumoayku dan nona
Bwee maka kita berhadapan sebagai musuh." Terdengar Shie siauw In berterlak lagi.
"Boen Toako, jangan kau bertempur melawan dia,
kepandaian yang dimiliki sangat tinggi sekali, engkau tidak mungkin dapat mengalahkan dirinya."
sek Giok-siang tidak berbicara, hanya dengan tawar
ejeknya: "Engkau dengar tidak perkataaan Sumoay mu itu"
Boen ching tidak memperdulikannya, pedang ditangan
kanannya digetarkan, dan melanjutkan serangan mengancam
pelipis Sek Giok-siang.
Sek Giok-siang tersenyum, tubuhnya berkelebat dua jari
kanannya berkelebat bagaikan ular mendesak mengancam
sepasang mata Boen ching.
Boen ching segera menghindar kekanan, tubuh Sek Giok
siang bergerak seCepat kilat, sejak sebelumnya dia telah
menduga Boen ching tentu akan menghindar ketempat itu,
kedua jari kanannya dikerahkan, dengan perlahan ditotokan
keatas urat nadi ditangan Boen ching, pedang panjangnya
segera terpukul jatuh ketanah. sek Giok-siang memandang
tajam kearah Boen ching sejenak. kemudian baru ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Engkau pergilah, sekarang ini aku masih tidak ingin
membunuh dirimu, jika kau tidak pergi lagi, janganlah
menyalahkan aku kalau akan menggunakan kekerasan".
Boen ching memungut kembali pedang Ie Bok Kiamnya, dia
merasa sangat berduka sekali, sebenarnya dia ingin
menggunakan ilmu pedang "Hong Loei chiet Kiam" untuk
bertempur mati-matian melawan Sek Giok-siang, tetapi
mendadak semangatnya untuk bertempur menjadi hilang,
sedikit semangatpun tidak ada. Terdengar sekali lagi Shie
Siauw In berteriak dari jendela.
"ching Toako, Cepatlah kau pergi memanggil ibuku datang Kemari".
Boen ching segera memandang kearah Shie Siauw In
berteriak, sedang pada saat itu Bwe Giok sebelumnya telah
bersembunyi kembali, dia tahu kedua orang gadis itu tentunya tidak akur dalam hatinya merasa sangat berduka sekali. Sek
Giok-siang berkata lagi kepada Boen ching.
"cepatlah kau pergi dari sini, jarak pertemuan pada bulan delapan malam Tiong chin tanggal sepuluh dari hari ini, jika kau tidak berangkat lagi kiranya akan terlambat datang dalam pertemuan tersebut".
Boen ching segera memasukan pedang Ie Bok Kiamnya
kedalam sarung, setelah menghela napas panjang, dengan
gemasnya dia menepukkan kakinya diatas tanah, dengan
keras kemudian baru membalikkan tubuhnya lari pergi.
Ditengah perjalanan dia terus berpikir, dengan seorang
macam Sek Giok Siang ini bagaimana dapat menjadi sesat"
ketika dia tertawa sungguh Cantik sekali, bahkan diapun tak mempunyai alasan untuk berbuat demikian-Sungguh tak
disangka kepandaiannya demikian tingginya, ternyata sifatnya sangat kejam.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Dia sambil berpikir, sambil melakukan perjalanan Siang
malam untuk memenuhi pertemuan yang diadakan diloteng
oei Hok Lo pada bulan delapan pada malam Tiong chiu.
Bulan delapan malam Tiong chiu, udara demikian
Cerahnya, sedang loteng oei Hok Lo berdiri dengan teguhnya, tetapi didalam gedung yang megah itu terkumpullah jago-jago dari dunia kangouw sedang memperebutkan tujuh buah hioloo
kuno peninggalan Thian Jan Shu. oei Hok Lo sejak tadi telah diatur sedemikian rupa oleh anak murid dari enam partai
besar, sedang diatas loteng tersebut kosong melompong tak
nampak sesuatu bendapun .
ciang bunjin dari enam partai besar satu demi muncul
diatas loteng oei Hok Lo itu, ciangbunjin dari Go bie Pay, Gong Yun Suthay, ciang bunjin dari Kong tong Pay, Bu Kie chie,
Butong Pay, Siang Kok Toosu, Thian cong Pay chiet Poh Tui
Hun Kiam, chie Kun-Tie, ciangbunjin dari Kun Lun Pay, Kiam
Kiem Siu cay chiang Thian Yu, dan ketua Hoa San Pay, sui
Gwat ciang, shia cie soat, pada sepuluh tahun yang lalu ketua-ketua tujuh partai besar yang telah mengakibatkan Boen ching menderita luka berat, pada saat ini diantara tujuh orang telah datang enam orang.
Keenam orang tersebut pada masing-masing tangannya
membawa sebuah hioloo kuno, begitu naik keatas loteng tak
seorang pun yang membuka mulut untuk berbiCara, bersama-
sama duduk bersila diatas tanah, sedang Hioloo kunonya
diletakan dihadapannya masing-masing .
Terlihat bulan yang bulat itu dengan perlahan terbit dari
sebelah timur, bayangan bulan baru saja timbul, ditengah
suara tertawa yang sangat kalap telah muncul pemilik istana chie Lan Kong, Kong Ku. Tubuhnya berkelebat seCara kilat
melayang masuk kedalam loteng itu, sedang pada tangan
kanannya pun menyungging sebuah hioloo. ciang bunjin dari
enam partai tersebut segera bersama-sama bangkit berdiri,
sambil tertawa besar, ujar Kong Ku:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Kiranya ciangbunjin dari enam partai besar telah hadir seluruhnya. Tetapi mengapa Boen ching masih belum hadir?".
Bu Kie chie tertawa dingin, ujarnya"Dia pasti akan hadir" " .
Peristiwa sepuluh tahun yang lalu dipuncak gunung Hwee
Ing dia masih ingat di benaknya, sedang gerak gerik dari Boen ching pun masih sangat jelas sekali didalam benaknya itu, dia tahu Boen ching pasti akan hadir ditempat ini.
Mendadak segulung angin yang kencang menyambar
datang, terlihat empat buah bayangan manusia bersama-sama
turun di atas loteng tersebut.
Kong Ku begitu mendengar suara menyambarnya angin
diam-diam merasa terkejut, sambil membelakangi tubuhnya
ujarnya. "Sungguh sangat beruntung sekali, setan arak, paras elok, harta serta kedudukan, empat orang iblis sakti ternyata dapat bersama-sama muncul ditempat ini" . Toan Bok ci Jien tertawa dingin, ujarnya:
"Hal ini tidaklah aneh sekali, mengapa harus demikian
kagetnya" . ciangbunjin dari enam partai nampak munculnya empat iblis sakti ditempat itu, juga tanpa terasa menjadi
terkejut . Kong Ku dengan dingin mendengus, dia tetap tidak
menoleh memandang, tanyanya kemudian:
"Kalian berempat apa juga datang karena urusan Tujuh
buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu ini" "
Empat iblis Sakti itu semuanya merupakan orang-orang
yang telah lama mempUnyai nama, mana dapat menahan
perasaannya melihat Kong Ku demikian memandang rendah
diri mereka. Kong Beng Sang pertama yang menjadi tidak
sabar, dengan dingin ujarnya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Aku kira Kong Ku adalah seorang yang sangat lihay sekali, tak tahunya hanyalah sebuah gentong nasi yang tak berharga
". Kong Ku dengan dingin tertawa panjang, dia sebenarnya
hendak membuat gusar keempat orang iblis sakti itu baru
bertempur, Kong Beng Sang membuka mulut membuat dia
menjadi gusar, hioloo kuno ditangan kanannya itu segera
diletakkan diatas tanah, yang kemudian melancarkan
serangan hebat ketubuh Kong Beng Sang.
Sekalipun pada mulutnya Kong Beng Sang kelihatannya
tidak jeri kepada siapapun juga , tetapi saat ini diapun tidak berani untuk tidak lebih berhati-hati lagi, pedang tembaga
serta pit peraknya bersamaan waktu melancarkan serangan
secara berbareng, pedang tembaga ditangan kirinya
mengancam leher Kong Ku, sedang pit peraknya menotok
dada kanannya. Kong Ku begitu nampak Keng Beng Sang melancarkan
serangan secara demikian, dalam hatinya diam-diam merasa
sangat terkejut, kecepatan Kong Beng Sang didalam
melancarkan serangan ternyata diluar dari dugaannya, ketika digunumg Siong San, Toan Bok ci Jien belum sampai
bertempur dengannya telah lari pergi, dia mengira kelihayan dari keempat iblis sakti itu jauh berbeda dengan berita yang tersiar, tetapi kini setelah lewat satu jurus, dia segera paham, jika dia ingin menggunakan tangan kosong untuk melawan
sepasang senjata dari Kong Beng Sang, sukar sekali baginya
untuk merebut kemenangan-Telapak tangan kanannya segera
melancarkan pukulan mematahkan serangan pit perak dari
Kong Beng Sang, tubuhnya miring kesamping, telapak tangan
kirinya balas menerjang keiga kanannya.
Kong Beng Sang juga tidak menghindari serangan itu,
dengan Cepat dia menarik kembali sepasang senjatanya untuk
melin-dungi tubuhnya, sedang dalam hatinya diam-diam dia
merasa terkejut. ternyata Kong Ku dengan tangan kosong


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
telah menerima serangan sepasang senjatanya, membuat dia
tak berlutik sama sekali.
Dua orang itu saling melancarkan serangan hanya
dilakukan dalam waktu sekejap mata saja, orang-2 di empat
penjuru yang melihat pertempuran seru inipun diam-diam
merasa terkejut, sedang ke enam ciangbunjin dari enam partai besar, diam-diam pun dalam hatinya bercekat.
Dengan tenaga dalam setiap orang yang hadir ditempat ini
jika dibandingkan dengan tenaga dalam dari keenam
ciangbunjin dari enam partai jauh lebih tinggi sepuluh kali lipat, tetapi dalam hati mereka telah mempunyai rencananya
masing-masing, mereka semua hanya mengandaikan satu
jurus saja, satu jurus yang mereka berhasil mendapatkannya
dari tubuh hioloo kuno yang mereka miliki.
Apabila satu jurus ini tidak mendatangkan hasil, kiranya jika pertempuran dilanjutkan lagi sukarlah bagi mereka untuk
mendapatkan kemenangan.
Kong Ku yang saling serang menyerang dengan Kong Beng
Sang, dalam hati kedua orang tersebut masing-2 merasa
terkejut, dalam kalangan itu segera menjadi sunyi senyap
sama sekali tak nampak seorangpun yang membuka mulut
mengangkat bicara.
Lama kemudian terdengar Ouw Yang Bu Kie tertawa tawar,
setelah menyapu sekejap pada orang yang hadir ditempat itu, baru ujarnya:
"Waktu itu Thian Jan Shu telah meninggaikan telapak
tangan pada tubuh ketujuh buah hioloo kuno itu, dan
meninggalkan kepandaian silatnya, sudah tentu tujuh buah
hioloo kuno itu setiap orang berhak untuk mendapatkannya,
kita berempat selamanya tidak bersama-sama tetapi bila
dilihat keadaan ini hari, kita berempat tidak akan mengijinkan orang lain selain kita berempat untuk mendapatkan ketujuh
buah hioloo kuno tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Sehabis berkata sepasang matanya yang memancarkan
sinar tajam itu menyapu ke sekeliling kalangan-Perkataan
yang baru saja diucapkan itu terang-terangan mengatakan
bahwa ini hari empat iblis sakti akan bergabung menjadi satu, dan tidak mengijinkan orang lain ikut campur.
Urusan ini adalah hasil pemikiran dari ke empat iblis sakti itu dan berguna bagi mereka, sudah tentu diantara keempat
orang itu tak seorangpun yang membantahnya.
Kong Ku diam-diam merasa terkejut, setan arak. paras
elok. harta dan kedudukan apabila menjadi satu, kiranya
merupakan lawan yang paling tangguh dari tujuh orang pada
saat ini, ke empat orang itu masing2 memiliki ilmu silat yang sangat lihay, hal ini adalah sukar sekali untuk dihadapinya.
Terdengar Bu Kie chie dengan dingin mendengus ujarnya:
"Apa kau kira demikian mudahnya" "
Kiem cang Thiat cie mengerutkan alisnya, dengan dingin
dia tertawa panjang, ujarnya.
"Ditempat ini kau kira tidak mempunyai kesempatan
bagimu untuk ikut serta angkat bicara."
Bu Kie chie tertawa dingin, sahutnya.
"Tahukah kau waktu itu, Thian Jan Shu bagaimana
mengalami kematian" "
Dia binasa dibawah senjata pusaka "Thian Liong Suo
kepandaian silat yang kau milik sekarang ini apa jauh lebih lihay dari kepandaian silat yang dimilikinya" " Chang Sun Loei yang mendengar ucapan Bu Kie chie ini, tahu bahwa senjata
pusaka Thian Liong Suo kini berada ditangannya, dia tertawa besar ujarnya.
"Aku Chang Sun Loei selamanya paling gemar
mengumpulkan segala benda pusaka, bagaimana bentuk dari
Thiang Liong Suo aku ingin melihatnya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Bu Kie chie tertawa dingin, pada saat itu dia masih tidak
menginginkan untuk mengeluarkan senjata pusaka Thian
Liong Suo tersebut, senjata pusaka untuk melindungi
tubuhnya itu didalam kalangan yang baru saja dibuka itu
bahkan Boen ching pun belum menampakkan dirinya, dia tidak
ingin menggunakan senjata pusaka tersebut untuk
menghadapi Chang Sun Loei. Dengan dingin ujarnya.
"Aku kira kau masih belum mempunyai hak untuk
memerintahkan aku mengeluarkan senjata Thian Liong Suo."
Chang Sun Loei dengan dingin mendengus, terhadap ciang
bunjin-2 dari partai besar, dia memangnya sedikipun tidak
memandang sebelah matapun terhadap mereka, kini ternyata
tidak mau mengeluarkan senjata Thian Liong Suo itu.
Tetapi tidak menanti sampai dia mulai melancarkan
serangan, lima orang ciangbunjin dari lima partai besar lainnya telah berkumpul menjadi satu membantuk setengah lingkaran-Chang Sun Loei tidak mengetahui mereka itu sedang
membuat sandiwara apa, dengan dingin dia menyapu sekejap
pada enam orang itu, dalam hatinya dia berpikir.
"IHm. . . kalian hanya enam orang saja, sekalipun enam puluh orang juga belum tentu dapat berbuat apa-apa terhadap aku"
Berpikir sampai disitu, tubuhnya berkelebat mendesak
mendekat kearah enam orang itu.
Kong Ku sekalipun telah bekerja sama dengan ciangbunjin
dari keenam partai, tetapi dia mempunyai rencana yang
tersendiri, dia menduga tidaklah mungkin kalau ciangbunjin
dari enam partai itu sedikitpun tak dapat berbuat apa-apa,
pada saat inipun dia tidak ingin turun tangan memberikan
bantuannya. Tubuh Chang Sun Loei makin mendesak mendekat, tetapi
baru saja berjalan sampai di tengah kalangan dari setengah
lingkaran tersebut, tahu-tahu keenam orang itu bersama-sama
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
melancarkan serangan, dia begitu nampak serangan yang
dilancarkan keenam orang itu sangat aneh sekali, dalam
hatinya terasa sangat terkejut mendadak dia teringat kembali pada tujuh buah telapak yang tertera diatas tubuh tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu.
Keenam ciangbunjin dari enam partai ini telah
mendapatkan hioloo kuno itu sepuluh tahun lamanya, tidaklah mungkin kalau mereka tidak mendapatkan sedikit ilmu
kepandaianpun sekalipun kepandaian dari ke enam orang itu
tidak terpandang sebelah matapun olehnya, tetapi kepandaian silat diri Thian Jan Shu tidaklah dapat dipandang rendah.
Tetapi pada saat itu sekalipun telah terpikir olehnya, tetapi telah terlambat, terdengar angin pukulan menyambar dari
empat penjuru, dalam hatinya sebelumnya telah merasa
terkejut, kini ia tak berani mendesak lebih mendakat lagi,
dengan cepat dia menghindar kesamping, tetapi
bagaimanapun juga tubuhnya tetap terkena tiga pukulan
hebat. Dengan sempoyongan dia mundur dua langkah
kebelakang, dan mundur ke belakang, untung baginya ketiga
pukulan itu tidak begitu berat, sehingga dia hanya menderita luka ringan saja.
Keenarn ciangbunjin dari enam partai besar itu tetap tidak
bergerak sedikitpun juga , tetapi pada wajahnya mulai
menampilkan rasa girangnya yang tak terkendali.
Ketiga iblis sakti lainnya nampak hal ini menjadi terkejut.
Diantara empat iblis itu masing-masing dalam hal kepandaian silat mempunyai keistimewaannya tersendiri, kini Chang Sun
Loei baru saja bergerak satu jurus telah menderita luka dalam, hanya dalam hal ini saja, bahwa kepandaian silat yang dimiliki keenam ciangbunjin dari enam partai besar saat ini tak dapat dianggap ringan-Kong Ku tertawa dingin. diatas hioloo kuno
itu ternyata memang tertera ilmu silat yang sangat aneh
sekali, dengan tenaga dalam yang dimiliki keenam orang
ciangbunjin dari enam partai itu saja telah sanggup untuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
memukul luka Chang Sun Loei, hal ini semuanya tergantung
pada enam telapak tangan yang ditinggalkan oleh Thian Jan
Shu saja. Chang Sun Loei tanpa mengucapkan sepatah
katapun telah mengundurkan diri kebelakang, sekalipun luka
yang dideritanya tidak parah, tetapi hal ini merupakan suatu peristiwa yang sangat memalukan sekali.
Kong Ku menyapu sekejap pada empat orang itu kemudian
ujarnya dengan dingin.
"Bagaimana" , aku lihat lebih baik kalian berempat
memadamkan keinginan untuk merebut ketujuh buah hioloo
kuno itu saja, aku lihat demikian jauh lebih baik sedikit..."
sehabis berkata ia tertawa mengejek.
Suasana saat ini dapat dilihat pihak mana yang lemah dan
pihak mana yang lebih kuat, ke empat ibis sakti apabila masih hendak meneruskan niatnya untuk memusuhi ke tujuh orang
itu, untuk menghadapi Keng Ku terang saja haruslah ada dua
orang untuk menghadapinya, sedang barisan yang diatur oleh
keenam orang itupun sukar sekali untuk dibobolkan, lagi di
tambah sekarang Chang Sun Loei telah menderita luka dalam.
Toan Bok ci Jien dengan nyaring tertawa besar, gentong
araknya dituangkan, setelah meneguk araknya kemudian
ujarnya. "Tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu yang berada ditangan kalian bertujuh itu belum tentu adalah suatu benda pusaka, aku lihat sudahlah kalian berenam orangpun
tak dapat bergerak apa gunanya" "
Perkataannya baru diucapkan selesai, tubuh Bu Kie chie
mendadak berkelebat, sedang sisanya lima orangpun mulai
bergerak kedepan, bersama-sama melancarkan serangan
kearah Toan Bok cie Jien.
Sejak sebelumnya, keenam orang ciang bunjin dari enam
partai besar itu telah mengadakan perundingan dan melatih
baik-baik barisan ini selama berbulan-bulan lamanya, Bu Kie
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
chie dengan senjata pusaka Thian Liong Suo ita menduduki
sebagai pimpinan, untuk tetap memegang kesatuan diantara
mereka, terpaksa lima orang lainnya menurut saja.
Toan Bok ci Jien nampak barisan itu mulai bergerak. dia
menjadi terkejut, tetapi dengan gerakan tubuhnya yang
demikian gesitnya itu, keenam orang ciangbunjin itu mana
dapat mengejarnya terlihat tubuhnya terus mundur
kebelakang. Bu Kie chie tidak memperdulikannya, dia terus
mendesak kearah Toan Bok ci Jien.
Toan Bok ci Jien sebagai pimpinan dari empat iblis sakti itu, mana mau didesak orang sehingga harus mundur kebelakang
terus-terusan, dengan gusar dia mendengus, sambil tertawa
kalap. kemudian ujarnya.
"Ini hari aku kira ada orang mau mengangkatkan gentong arakku."
Sehabis berkata tangan kanannya didorongkan kedepan,
gentong arak yang terbuat dari tembaga itu segera
mengeluarkan suaranya ring, disertai dengan angin tajam
yang dahsat menerjang ketubuh enam orang itu, kemudian
sepasang telapaknya berturut-turut melancarkan serangan
bertubi-tubi, sedang tubuhnya bukannya mundur kebelakang,
dia malah maju ke depan mendesak enam orang itu.
Ke enam orang cianbunjin yang sedang mendesak kearah
Toan Bok ci Jien tidak pernah menyangka kalau Toan Bok ci
Jien menggunakan gentong araknya mendorong kearah
mereka. Sedang kan keenam orang itu menjadi gugup, Kong Ku
sambil tertawa besar telah maju ke depan, ujarnya.
"Ini hari beruntung sekali dapat bertemu dengan kau,
biarlah aku saja yang mengangkatkan gentong arakmu itu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Sambil berkata dia mengulurkan tangannya untuk
menyambut Toan Bok cie Jien menjadi terkejut, sepasang
telapak tangannya melancarkan serangan serentak.
tetapi dari pihak lawanpun melancarkan serangan
berbareng pula, dalam hatinya terasa berdesir. Tadipun Chang Sun Loei mengalami luka dalam karena serangan itu, dengan
demikian kedudukannya kini menjadi terdesak.
Ouw Yang Bu Kie nampak Toan Bok cie Jien dalam keadaan
bahaya, dia tertawa besar, kipasnya dibuka ditutup, terlihatlah gambar tulang manusia berwarna merah dan melancarkan
serangan hebat kearah enam orang itu, menurut anggapannya
diantara empat orang pada saat ini haruslah bersatu padu
baru dapat mencapai kemenangan.
Kong Ku dengan dingin tertawa panjang, gentong arak dari
Toan Bok cie Jien segera didorong keluar jendela, sedang
tubuhnya berkelebat menubruk kearah Toan Bok cie Jien serta Ouw Yang Bu Kie. Toya emas serta pedang tembaga, pit perak
dari Chang Sun Loei serta Kong Beng Sang segera bergerak
menghalang jalan pergi dari Kong Ku. Pedang Kong Ku belum
dicabut keluar dari sarung nya, dia tidak berani menyambut
tiga buah senjata itu dengan tangan kosong, tubuhnya segera bergerak mundur ke belakang.
Dipihak sana, Toan Bok cie Jien yang mendapatkan
bantuan dari Ouw Yang Bu Kie segera membentuk barisan
menanti serangan lawan-Keenam orang itupun tidak berani
melawan kipas emas dari Ouw Yang Bu Kie dengan bertangan
kosong, sehingga dengan demikian kedua belah pihak segera
mengundurkan dirinya masing-masing. Ouw Yang Bu Kie
tertawa dingin, sambil menyimpan kembali kipasnya dia
mengundurkan diri ke belakang.
Wajah Toan Bok cie Jien berubah menjadi merah padam,
dia dengan nama setan arak menjadi terkenal, kini gentong
araknya berhasil di lempar keluar oleh Keng Ku keluar jendela mana tidak membuat dia menjadi malu. Begitu kedua belah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
pihak mengundurkan diri kebelakang, dari jendela luar terlihat bertiupnya angin tajam, Boen ching sambit membawa gentong
arak milik Toan Bok cie Jien ditangan kanannya telah muncul diatas loteng itu.
Boen ching adalah merupakan orang yang terpenting
didalam pertemuan pada bulan Tiong chiu ini, begitu dia
muncul ditengah kalangan suasananya segera berubah
menjadi tegang.
Tubuhnya terlihat sangat kotor, sekali pandang saja telah
dapat dilihat bahwa dia baru saja melakukan perjalanan jauh, tetapi dia yang berdiri dihadapan demikian banyak orang itu sedikitpun tidak memperlihatkan sikapnya yang gugup,
Dengan tawar dia menyapu orang-orang yang hadir sekejap.
pada matanya menampilkan sinar yaag sangat heran,
bagaimana dengan tidak hadirnya Ie Bok Tocu sekalian
ditempat ini, dia agak merasa heran sekali.
Sinar mata yang menyapu orang-orang itu membuat hati
mereka menjadi agak tegang, sinar mata Boen ching itu
sedikitpun tidak menampilkan rasa takutnya. siapapun tidak
tahu apa yang akan diucapkan pertama kali olehnya dan
siapapun tidak akan mengetahui gerakan apa yang akaa
dilakukan olehnya pertama kali.
-ooo0dw0ooo- SEPASANG mata Boen ching setelah menyapu sekejap pada
orang2 yang hadir ditempat itu, dengan perlahan tangan
kanannya didorongkan kedepan dan mendorong kembali
gentong arak itu ke hadapan Toan Bok cie Jien, dengan tawar ujarnya: "Gentong arakmu ..."
Toan Bok cie Jien menyambut kembali gentong arak itu,
tetapi tak mengucapkan sepatah katapun juga .
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching dengan dingin memandang ciang bunjin dari
enam partai besar, sesaat kemudian baru berkata.
"Telah sepuluh tahun lamanya, aku masih dapat bertemu
dengan kalian lagi."
Sehabis berkata dia mendengus dengan dingin sedang
matanya menyapu sekejap pada tujuh buah hioloo kuno yang
berada diatas loteng.
Bu Kie chie melirik kearah lima orang lainnya sekejap.
sedang tubuhnya bersiap bangkit berdiri untuk bertempur
melawan Boen ching.
Kong Ku segera menggoyangkan tangannya mencegah Bu
Kie chie bang kit berdiri, kepada Boen ching ujarnya.
"Sungguh bagus kau datang kemari, pertemuan yang
diadakan ini hari diatas loteng oei Hok Loo ini sebenarnya
adalah bertujuan hendak menyelesaikan urusan diantara kau
dengan kami tujuh orang sebagai pemilik dari tujuh buah
hioloo, tetapi orang luar terlalu banyak. aku kira lebih baik kita mengusir pergi mereka itu terlebih dahulu baru menyelesaikan urusan di antara kita."
Boen ching tertawa tawar, dia tahu maksud dari ucapan
Kong Ku itu yang ingin bergabung dengan dirinya untuk
mengusir pergi empat orang itu, untuk sesaat dalam hatinya
tak dapat mengambil suatu keputusan apapun.
Dia yang berangkat secara tergesa-gesa dari gurun pasir
untuk menghadiri pertemuan di loteng oei hok loo, semula dia menduga tentu ia terlambat menghadirinya, tetapi sungguh
tak di sangka selain enam orang ciangbunjin dari enam partai besar serta Kong Ku, hanyalah empat iblis sakti saja yang


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hadir ditempat itu.
Setan arak. paras elok, harta serta kedudukan empat iblis
sakti itu begitu mendengar perkataan yang diucapkan oleh
Kong Ku diam2 dalam hatinya merasa terkejut, jika dilihat cara
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching meloncat masuk kedalam loteng itu saja didalam
hati mereka telah mempunyai perhitungan, apabila benar2
Boen ching bergabung dengan Kong Ku sekalian, dirinya
empat orang mana dapat melawannya" Ouw Yang Bu Kie
tertawa dingin, ujarnya.
"Tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu
sebenarnya memang barang-barang yang ditinggaikan Thian
Jan Shu untuk Boen ching. Tujuh orang ciangbunjin telah
merebut benda tersebut dari tangan Boen ching sudah dapat
dikatakan tidak beraturan, kini masih juga tidak mau
mengembalikan kepadanya, dengan sengaja memperpanjang
waktu, bukankah mempunyai niat untuk mengangkanginya."
Wajah Bu Kie chie segera berubah, dengan dingin ujarnya.
"Urusan ini adalah urusan kami dengan dia, kau tak usah ikut Campur."
Toan Bok cie Jien melirik, nampak Kong Beng Sang masih
merawat luka dalamnya, dengan tawar ujarnya kemudian-
"Kalau begitu kami berempat akan berdiri disamping
menonton, kalian bolehlah menyelesaikan urusan kalian
terlebih dahulu."
Kong Ku dengan dingin mendengus, setelah memandang
sekejap pada empat orang iblis sakti itu, kepada Boen ching ujarnya. "Bagaimana pendapatmu?"
Boen ching masih tetap tertawa tawar, sesaat kemudian
baru dengan perlahan ujarnya.
"Kalau begitu kalian bolehlah mengusir mereka berempat terlebih dahulu barulah kita membicarakan urusan diantara
kita". Kong Ku tertawa dingin dalam hati pikirnya.
"Biarlah kami akan mengusir mereka terlebih dahulu, pada saat itu aku akan melihat mu seorang diri dapat berbuat apa"
" Dengan dingin kemudian ujarnya. Baiklah ......"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Bu Kie chie yang berdiri disamping mendadak berteriak.
"Tahan "
Boen ching sebenarnya ingin tujuh orang itu bertempur
mati2-an melawan empat iblis sakti, kini nampak Bu Kie chie mengangkat bicara lagi, dalam hatinya diam-diam merasa
gusar, dia tahu Bu Kie chie jadi orang yang sangat licik sekali dan kejam, sudah tentu dia tak akan dapat melakukan
pekerjaan yang baik.
Bu Kie chie yang mendengar Boen ching berkata demikian,
hatinya menjadi bergerak, napsu untuk membunuh menjadi
timbul, dengan dingin ujarnya kepada Boen ching. "Thian Jan Shu apakah waktu itu telah menghadiahkan tujuh buah hioloo
kuno kepada mu"
Dengan dingin sahut Boen ching. "Benar, memang
demikian adanya"
Bu Kie chie tertawa dingin, ujarnya:
"Apabila begitu baik, tujuh-buah hioloo kuno aku
kembalikan kepadamu, hitunglah kau yang mendapatkannya"
Hati Boen ching menjadi bertambah berat, dengan Cepat
dia telah mengetahui maksud hati dari Bu Kie chie itu.
Terdengar Bu Kie chie, meneruskan perkataan nya.
"Thian Jan Shu adalah iblis yang harus dibasmi, barang-barang yang ditinggaikan olehnya setiap orang berhak untuk
mendapatkannya, kau berhati-hatilah, jangan sampai
kehilangan nyawa"
Setelah tertawa dingin dia berkata. orang-orang yang hadir
dikalangan itu semuanya mengetahui maksud dari Bu Kie chie
itu, tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu
sekarang telah menjadi barang yang sangat berbahaya. Bu Kie chie dengan enaknya mengatakan hendak mengembalikannya
kepada Boen ching, sudah tentu agar dia terbinasa oleh
orang-orang itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Ditengah kalangan itu segera berubah menjadi sunyi,
sedang orang-orang yang berada dikalangan itupun merasa
sangat takpuas dengan keputusan yang diambil oleh Bu Kie
chie . Maksud dari Bu Kie chie yang sebenarnya ingin untuk
sementara tak menggerakkan pusakanya, sehingga boen
ching harus bertempur mati-matian untuk mempertahankan
tujuh buah hioloo kuno itu, asalkan mereka menjaga agar
tujuh buah hioloo kuno itu tidak sampai direbut oleh orang lain bukankah sudah cukup, Boen ching setelah termenung
sejenak. segera dia mengetahui akal kejam dariBu Kie chie ini, apa dia dapat mengatakan bahwa dia tidak menghendaki
dengan dingin. dia tertawa panjang, ujarnya dengan nada
yang keras. "Sepuluh tahun yang lalu dengan licik kau bersama-sama hendak membunuh seorang anak kecil dan merebut pergi
benda-bendanya, kini kau mengembalikan kepadaku apa
gunanya" apa kau kira dapat menebus semua dosamu" " Kong Ku tertawa dingin ujarnya.
"Engkau lebih baik menjaga nyawamu sendiri terlebih
dahulu baru berbicara lagi."
Boen chiug dengan tawar menyapu ketujuh hioloo kuno itu
sekejap. kemudian tersenyum, bagaikan sedang berbicara
sendiri, terdengar dia berkata.
"Sepuluh tahun yang lalu ketika berada dipuncak gunung Hwee Ing bukankan demikian letaknya."
Perkataannya baru saja selesai diucapkan tubuhnya telah
bergerak. diantara berkelebatnya tubuh itu ke tujuh buah
hioloo kuno itu telah dilemparkan ketengah udara, sekejap
mata saja hioloo-hioloo kuno itu telah diatur menjadi satu
menjadi bentuk bersilang.
Boen ching dengan tenang berdiri ditengah ruangan,
sedang pada mulutnya menampilkan suatu senyuman-orang-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
orang yang hadir ditengah kalangan itu tak seorangpun yang
turun tangan untuk mencegahnya, bahkan mereka terkejut
atas kemajuan yang dicapai oleh Boen ching didalam
kepandaian silat, yang membuat mereka itu terpesona dan tak sanggup untuk turun tangan.
Boen ching sendiripun juga sadar bahwa kalau tidak
mengangkat tujuh buah hioloo kuno itu keluar loteng oei Hok Lo maka tak seorang pun yang akan turun tangan
mencegahnya. Dia setelah memandang sekejap pada tujuh buah hioloo
kuno itu, dengan perlahan dia duduk diatas lantai loteng itu, dia tahu sebentar lagi Ie Bok Tocu akan berkunjung ditempat itu pula, dan dia pada waktu itu juga dirinya dapat mulai
membawa pergi ketujuh buah hioloo kuno tersebut.
Boen ching tidak bergerak. dalam ruangan itu tak
seorangpun mengeluarkan suaranya masing-masing sedang
memikirkan urusannya masing2, tetapi urusan tersebut juga
tidak lebih dari urusan cara bagaimana dapat merebut ketujuh buah hioloo kuno itu ketangannya. Mendadak Ouw Yang Bu
Kie tertawa besar, kepada Boen ching ujarnya: "Saudara Boen, mengapa kau masih tidak pergi dari sini?".
Begitu Ouw Yang Bu Kie mengeluarkan perkataan itu, Kong
ku sekalian dalam hatinya mulai menjadi tegang pada saat ini Ouw Yang Bu kie ternyata telah menyebut Boen ching sebagai
saudara, bahkan tadi Ouw Yang Bu kie lah yang mengusulkan
agar ketujuh buah hiolooa kuno itu dikembalikan kepada Boen ching, sekalipun apa yang sedang direncanakan itu sukar
diduga, tetapi apabila keempat orang itu akan menghantar
kan Boen ching keluar dari loteng oei Hok Lo, hal ini bukanlah suatu urusan yang enteng. Kong Ku tertawa dingin, pedang
panjangnya dengan perlahan dicabut keluar, ujarnya:
"Pada ketujuh buah hioloo kuno ini terkandung kepandaian silat yang sangat tinggi dari Thian Jan Shu, orang2 dari bulim semuanya berhak untuk mendapatkannya, kini aku Kong Ku
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
berada disini. aku tidak akan mengijinkan setiaparang
manapun untuk memindahkan tujuh buah hioloo kuno ini
keluar dari loteng ini"
Ouw Yang Bu Kie memandang sekejap pada Toan Bok cie
Jien, kemudian tertawa dingin, tanya nya: "Benarkah-.." ?"
Sambil berkata dia mengambil keluar kipas emasnya dan
dicekal ditangan, kipasnya digerak buka tutup, sehingga
terlihat sinar emas yang gemerlapan agaknya dia bersiap-siap untuk bertempur.
Kong Ku dengan dingin tertawa panjang, ujarnya. "ini hari aku akan meminta pengajaran dari kepandaian kalian
berempat" Ouw Yang Bu Kie tertawa panjang, kipas emasnya dibUka dan disabetkan kearah Kong Ku.
Kong Ku tertawa dingin, dia tetap berani tak bergerak,
menanti setelah Ouw Yang Bu Kie mendesak mendekat,
pedang panjangnya baru diputar keluar dengan gagang
pedangnya mencekal kipas emas dari Ouw Yang Bu Kie.
Ouw Yang Bu Kie tidak berani menyambut serangan dari
Kong Ku ini, kipasnya segera ditarik kembali sedang tangan
kirinya melancarkan satu serangan hebat menggempur bahu
kanan Kong Ku. Begitu Ouw Yang Bu Kie turun tangan, semangat dari Toan
Bok cie Jien-pun menjadi berkobar, sepasang alisnya
dikerutkan, sedang dalam hati diam2 pikirnya.
"Aku sebagai pemimpin dari empat iblis sakti, bagaimana tidak memiliki semangat sedikitpun, apakah sungguh takut
pada Kong Ku?"
Berpikir sampai disini, dia tertawa kalap tubuhnya
berkelebat, gentong arak ditangan kanannya diterjangkan
kearah Kong Ku.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Kong Ku yang diserang oleh dua orang musuh tangguh,
tubuhnya segera meloncat keatas, pedangnya ditekuk keluar
menutul ujUng gentong arak dari Toan Bok ciJien itu. .
KedUa belah pihak segera terpisah, Untuk menubruk kedUa
kalinya, serangan gencar segera memenuhi seluruh kalangan.
Kiem ciang Thiat, Chang Sun Loei memandang kalangan itu
sejenak. nampak Ouw Yang Bu Kie dan Toan Bok cleJien yang
bersama-sama mengerubuti Kong Ku telah menduduki diatas
angin, dua orang itu tak henti-hentinya tertawa kalap.
Dia menoleh kebelakang nampak Kong Beng sang pun
pada saat ini sedang memandang tajam ketengah kalangan,
dia tahu luka yang diderita oleh Kong Beng Sang tidaklah
berat, dia hanya terkena sambaran pukulan saja, dan pada
saat ini tentunya telah sembuh sama sekali.
Kepada Boen ching ujar Chang sun Loei. " Boen ching saat ini kita boleh berangkat."
Boen ching dengan perlahap membuka kedua matanya,
dan menyapu sekejap pada Bu Kie chie yang nampak hal ini
mendengus dengan dinginnya, dia tahu tidak bergerakpun kini tidak mungkin terjadi dengan dingin ujarnya. "Hm---aku kira haruslah melewati aku terlebih dahulu"
Chang Sun Loei dengan dingin tertawa panjang, ujarnya..
"Kau mempunyai Cara apa untuk menahanku?"
Sambil berkata tangan kanannya bergerak menarik keluar
toya emasnya, terlihatlah toya emas itu sedikit bergetar sinar permata yang berada pada ujung toya segera berkelebat
menyilaukan mata.
Bu Kie chie masih belum membuka mulutnya terdengar
Kong Ku mendengus dengan beratnya pedangnya dengan
sangat hebat menyambar terdengar suara yang nyaring,
ketiga orang itu segera berpisah, dia menutup matanya
mengatur pernapasan-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching telah dapat melihat bahwa ketiga orang itu tadi
telah menyambut satu kali serangan dengan sekuat tenaga,
sehingga kedua belah pihak mengalami luka dalam, dan saat
ini belumlah tiba saatnya untuk beradu secara mati2an, ketika orang itu tidak menginginkan bergebrak seCara keras
melawan keras, sehingga menambah berat luka dalam yang
dideritanya. Bu Kie chie tertawa dingin, ujarnya:
"Kalian jika benar2 ingin bergerak janganlah menyalahkan aku kalau aku menggunakan senjata pusaka "Thian Liong
Suo". Selesai berkata tangan kanannya cerkelebat, tahu-tahu
diatas tangannya telah bertambah dengan suatu benda yang
berbentuk naga dan panjangnya lima coen lebih, sinar emas
berkilauan sedang pada ujung senjata tersebut terlihat bekas darah yang telah kering, membuat orang yang melihatnya
menjadi bertambah terperanjat dan jeri.
Inilah senjata pusaka dari Bulim Thian Liong Suo, pada
waktu itu Thian San chiet Kiam mengandalkan senjata ini pula telah berhasil membinasakan Thian Jan Shu, hal ini dapat
dimengerti karena senjata pusaka ini memangnya khusus
untuk memeCahkan ilmu tenaga khiekang. Begitu senjata
pusaka Thian Liong Suo muncul didalam ruangan loteng itu
segera diliputi suasana yang sangat sunyi.
Kong Ku, Toan Bok cie Jien serta 0uw Yang Bu Kie sekuat
tenaga sedang berusaha menyembuhkan luka dalam yang
dideritanya, terhadap urusan luar bagaikan tak melihatnya,
ketiga orang itu memusatkan seluruh perhatiannya untbuk
menyembuhkan luka dalamnya.
Sesaat kemudian ketiga orang itu nampak mulai bergerak
bersamaan waktunya pula mereka bertiga telah
menyelesaikan semedinya didalam menyembuhkan lukanya
itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Toan Bok cie Jien tertawa kalap. kaki kirinya diangkat
sedang gentong arak di tangan kanannya dituangkan
segumpal arak segera menerjang kearah Kong ku, sehingga
hawa arak memenuhi ruangan diatas loteng tersebut.
Kong ku dengan dingin mendengus, tangan kirinya segera
melancarkan serangan dengan menggunakan hawa "im Yang
ceng khie"nya dia memukul kearah gumpalan arak yang
menyerang dirinya itu, sedang pedang ditangan kanannya dari pinggang kirinya menusuk keluar mengancam Ouw Yang Bu
Kie. Ouw Yang Bu Kie tertawa besar, kipasnya di buka ditutup
dengan sangat ringan memaksa miring pedang Kong Ku,
sedang tangan kirinya dengan menggunakan jurus "Suat ciang Jui Sin" atau telapak salju pembetot hari memukul ke arah Keng ku.
Arah dengan tenaga pukulan yang dilancarkan oleh Keng
ku segera bertemu, diantara suara getaran, arak itu berubah menjadi uap. berturut2 melancarkan serangan lagi.
Kong Ku tak berani berayal, kaki kirinya segera menutul
tanah, dan melompat satu kaki lebih ketengah udara,
pedangnya diputar sedemikian rupa dan melancarkan ilmu
pedang "Mee Huang Kiam Hoat" yang pernah menggetarkan sungai telaga, dalam sekejap mata saja sinar pedang
berkelebat memenuhi ruangan, sebentar santar perlahan tak
henti-hentinya menerjang ke arah Ouw Yang Bu Kie serta
Toan Bk cie Jien, Ouw Yang Bu Kie disebut orang sebagai
Kiam Shan Suat ciang atau si kipas emas pukulan salju, sudah tentu kepandaian silatnya sanagat tinggi, ilmu "ceng Thian Liok Shan-serta ilmu "chieh Hun pan ciang"nya bersamaan waktu dilancarkan keluar menerjang kearah Keng Ku, Toan
Bok cie Jien tertawa kalap. dengan gentong araknya dia
menahan setiap serangan yang dilancarkan oleh Keng Ku .
Ketiga orang itu begitu bertempur seCara bersungguh-
sungguh, diatas loteng oei Hok Lo itu diliputi oleh angin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
taupan yang menyambar-nyambar, membuat orang sukar
untuk bernapas.
Bu Kie chie dengan dingin memandang sekejap ketengah
kalangan, sedang dalam hatinya diam-diam menjadi cemas,
pikirnya: "Bagaimana jadinya masih tidak ada yang datang ..."
Dia memandang sekejap keluar jendela, dengan nada yang
berat bentaknya:
"Tahan, kalau tidak senjata pusaka Thian liong Suo
ditanganku tak akan sungkan-sungkan lagi."
Sahut Keng Beng Sang dengan dingin. "Bu Kie chie, saat kau melepaskan senjata pusaka Thian Liong Suo tersebut dari tanganmu berarti saatnya pula bagi kematianmu"
Perkataan tersebut diucapkan dengan nada yang sangat
dingin, tanpa terasa hatinya merasa agak berdesir.
Dia mendongakkan kepalanya memandang ke arah Kong
Beng Sang, dalam tubuhnya kini dia menyimpan tiga buah
senjata Thian Liong Suo, tetapi waktu dia melancarkan senjata Thian Liong Suo yang pertama, senjata yang kedua
memangnya belum diambil keluar, dan saat itu dirinya
sedikitpun tak terdapat penjagaan bagi dirinya.
Suara bentakan itu begitu keluar dari mulutnya, tetapi
ketiga orang yang berada ditengah kalangan itu bagaikan
tidak pernah mendengarnya, jago-jago berkepandain tinggi
waktu bertempur harus memusatkan seluruh perhatiannya


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kepada jurus-jurus serangan yang dilancarkan pihak lawan,
mana mereka sempat untuk mendengarkan segala perkataan
yang diucapkan orang-orang di samping.
Bu Kie chie menjadi termangu-mangu kemudian sambil
tertawa dingin ujarnya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Aku telah melupakan kau berdua yang masih berdiri
disamping, kalian kalau tidak mau mundur kebelakang lagi,
janganlah menyalahkan aku kalau tidak sungkan-sungkan
lagi". Wajah Kong Beng Sang segera berubah, tetapi hanya
sekejap saja telah menjadi biasa lagi sambil tertawa panjang ujarnya: "Kau boleh mencoba-coba . . "
Diam-diam Bu Kie chie membatin, disamping dirinya
bukannya tidak terdapat orang lain, apa masih takut kepada
kalian" " berpikir sampai disini segera dia mengangkat senjata pusaka Thian Liong Suonya dan bersiap hendak menyerang .
Pada saat itu pula, dari kejauhan berkumandang suara
suitan yang sangat nyaring sekali, suara suitan itu tinggi
melengking tak enak di telinga, begitu suara suitan berhenti, orang2 yang hadir didalam kalangan itu segera berubah
wajahnya. Kong Ku Ouw Yang Bu Kie serta Toan Bok cie Jien sedang
memusatkan perhatiannya bertempur, tetapi saat ini mau tak
mau juga harus undurkan dirinya masing-masing dan berdiri
disamping, sedang wajah merekapun segera berubah hebat.
Tenaga dalam yang dimiliki orang yang baru datang itu
dapat diketahui sangat tinggi sekali, hal ini dapat diketahui dari suara suitan yang begitu tinggi melengking sehingga
menyakitkan telinga.
Sesudah ditengah ruangan segera berubah menjadi sunyi
senyap sedikit suarapun tak terdengar.
Baru saja suara yang melengking itu masuk di telinga, dari
kejauhan berkelebat dengan Cepatnya sesosok tubuh manusia
menubruk naik ke atas loteng oei Hok Lo itu.
Dalam hati Boen ching tiba-tiba sadar siapakah sebenarnya
orang itu, tanpa terasa wajahnya berubah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Dua buah bayangan manusia serta disertai angin yang
kencang be
^