Bentrok Rimba Persilatan 13

Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung Bagian 13


rkelebat masuk kedalam loteng.
Kedua orang itu memakai baju dari kain blacu, rambutnya
digulung seperti seorang toosu, wajahnya pucat pasi, sedang sepasang matanya memancarkan sinar yang sangat dingin
sekali. Ternyata dugaan Boen ching tidak meleset, orang yang
baru datang itu ternyata adalah iblis nomor satu pada saat ini, bekas murid dari Thian Jan shu, Tok Thian coen Liauw Hoa
Liong, serta muridnya, Thiat Pek Tocu, atau sipunggung baja Cakar beracun, Mo cing adanya.
sepasang mata Liauw Hoa Liong dengan dingin menyapu
sekejap ketengah kalangan, sedang Mo cing sambil
meluruskan kedua tangannya kebawah berdiri dibelakang
tubuhnya dia telah menyapa sekejap pada orang-orang yang
hadir ditempat, lalu ujarnya kepada Mo cing. "Angkat ketujuh buah hiolo kuno itu"
Tubuh Mo cing segera bergerak, Chang sun Loei yang
nampak hal ini bentaknya dengan nada yang sangat berat
"Tahan-."
Perkataannya baru saja diucapkan, toya emas ditangan
kanannya bagaikan kilat Cepatnya telah menotok jalan darah
"Jung Hiat To" dibawah telinga Mo ching.
Mo cing dengan dingin mendengus, dia miringkan
kepalanya menghindar dari serangan itu, sedang tangan
kanannya berkelebat, tahu2 ditangannya telah bertambah
dengan sebuah pedang panjang berwarna hitam gelap yang
panjangnya tiga depa lebih, dengan ujung pedangnya dia
balas menutul kepelipis Chang Sun Loei.
Chang Sun Loei merasa agak terkejut tetapi namanya yang
terCantum diantara empat iblis sakti mana dapat dengan
demikian mudahnya dapat ditundukkan, dia tertawa dingin,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
toya emasnya berturut-turut berkelebat beberapa kali, dan
mendesak kembali pedang panjang yang berada ditangan Mo
cing. Diikuti tubuhnya melayang mendesak dengan toya
emasnya dia menotok mata Mo cing.
Dalam hati Mo cing merasa sangat terkejut, dia tidak
mengenal pada Chang Sun Loei, tetapi dengan toyanya itu
Chang Sun Loei dengan sangat mudah telah berhasil
mendesak mundur pedang panjangnya, hal ini merupakan
suatu kejadian yang belum pernah dia alami.
KeCepatan Chang Sun Loei didalam melancarkan
seranganpun jauh melebihi dugaannya semula, dia mengira
orang-orang yang hadir diatas loteng ini paling2
kepandaiannya setingkat dengan kepandaian Boen ching
dahulu, dan paling tinggi juga setingkat dengan kepandaian
diri Shie Siauw In.
Toya Chang Sun Loei yang menyerang ke arah sepasang
matanya itu membuat hatinya, menjadi gugup, tubuhnya
segera melompat ke atas sambil memutar tubuhnya, serangan
Chang Sun Loei itu dengan tepat mengenai punggungnya,
tetapi punggung Mo cing itu tidak dapat merasakan sakitnya
sekalipun demikian tetapi serangan dari Chang Sun Loei inipun telah memaksa tubuhnya bergeser dua langkah.
Tok Thian coen Liauw Hoa Liong nampak hal ini dengan
dingin mendengus bentaknya. "Kembali. ."
Sekalipun serangan yang dilancarkan oleh Chang Sun Loei
ini tepat mengenai Mo cing, tetapi diapun tanpa terasa
menjadi terkejut dengan serangan yang baru saja dilancarkan dengan toya oleh Chang Sun Loei ini, dia menduga Mo ching
kalau bukannya binasa tentunya akan menderita luka parah,
tetapi tak di sangka dia hanya sempoyongan mundur dua
langkah saja. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
orang-orang yang hadir ditempat itu sebagian besar
menginginkan dirinya, dan tidak mengenal nama dari Tok
Thian coen Liauw Hoa Liong, sedang sebaliknya Liauw Hoa
liong sekalipun mengetahui nama dari orang yang hadir
dikalangan itu tetapi diapun tidak mengenalnya.
Mo cing menarik kembali pedang panjangnya dengan sinar
mata yang terkejut memandang orang-orang yang hadir
ditempat itu. Tok Thian coen yang biasanya sangat congkak itu kini
dengan dingin dia mendengus, sinar matanya berhenti pada
gentong arak besar yang dibuat dari tembaga dari Toan Bok ci Jien itu, dia tertawa dingin, pikirnya, "kiranya adalah setan arak. paras elok. harta serta kedudukan empat orang iblis."
Kong Beng Sang juga dengan tertawa panjang, lalu
ujarnya. "Siapa kau" " " " "
Liauw Hoa liong dengan dingin mendengus, sahutnya.
"Segera kau akan mengetahui dengan sendirinya."
Sambil berkata tubuhnya bagaikan terbang Cepatnya telah
berkelebat, dengan tangan kanannya berturut2 melancarkan
sepuluh kali serangan ke arah Kong Beng Sang.
Kong Beng Sang sebenarnya hendak menyambut serangan
tersebut, tetapi nampak pada telapak tangan Liauw Hoa Liong itu berwarna hitam gelap. dengan hatinya yang menjadi
sangat terkejut, dia segera sadar bahwa tak mungkin dapat
disambut dengan menggunakan tangan kosong, pedang
tembaga serta pit peraknya bersamaan waktu melancarkan
serangan secara berbareng, dan menyambut serangan telapak
yang dilancarkan oleh Liauw Hoa Liong itu.
Diantara suara tertawa panjang yang dingin dari Liauw Hoa
Liong, gerakan telapaknya itu dari tiga belas segera berubah menjadi berpuluh serangan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
DALAM HATI KONG BENG Sang makin merasa terkejut,
dengan tenaga pukulan yang demikian beracunnya dari Liauw
Hoa Liong asalkan dirinya terkena sedikitpun juga , kiranya dirinya akan segera mengalami kematian yang sangat
mengerikan, pedang tembaga serta pit peraknya dengan
sekuat tenaga menahan serangan itu, tetapi serangan yang
dilancarkan olah Liauw Hoa Liong ini sangat aneh sekali,
sekalipun dia menggunakan dua buah senjata untuk menahan
serangan tersebut, tetapi masih tetap ada lima buah serangan yang terus menerjang ketubuhnya.
Terpaksa Kong Beng Sang menutup kedua matanya
menantikan kematian baginya.
Sebuah bayangan manusia tiba2 berkelebat, terdengar
suara yang nyaring, Kong Beng Sang dengan wajah yang
pucat pasi mundur ke belakang, sedang Kong Ku dengan
mencekal pedang berdiri tegak disamping Kong Beng Sang.
Dia sadar apabila dia tidik turun tangan menolong, Kong
Beng sang pasti akan terluka di tangan orang aneh ini,
sekalipun Kong Beng sang tadi berhadapan dengan dia
sebagai musuh, tetapi jika dilihat dari keadaan sekarang ini kemungkinan sekali dia masih membutuhkan pertolongan dari
empat iblis sakti tersebut.
Jika dipandang dapat dilihat bahwa lwekang yang dimiliki
orang aneh ini mungkin masih lebih tinggi dari lwekang yang dimiliki dirinya itu.
Sepasang alis Liong Hoa Liong berkerut, napsu
membunuhnya pun mulai nampak, dengan dingin tanyanya:
"Kau sibuta siapa namamu"-" "-"
Dengan dingin sahut Keng Ku:
"Jikalau hanya name Tiga bersaudara dari istana chie Lan, Kong saja kau tidak mengenalinya, maka hal ini menandakan
pengalamammu yang sangat Cetek sekali, didalam bu-lim
mana masih ada tempat bagi dirimu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Liauw Hoa Liong dengan dingin mendengus, ujarnya.
"Kiranya adalah iblis dari istana chie Lan Kong ."
Sekalipun pada mulutnya dia berkata demikian, tetapi
sebenarnya didalam hatinyapun dia sedikit merasa terkejut,
dengan kehadiran empat iblis ditempat itu saja sudah Cukup
sukar untuk melawannya, kini orang dari golongan istana chie Lan Kong pun telah muncul, jikalau dia bergacung dengan
empat iblis sakti itu, kiranya dirinya harus pula melepaskan niatnya untuk merebut tubuh hiolo kuno tersebut.
Kong Ku mendengar Liauw Hoa Liong demikian
memandang rendah pada golongan istana chie Lan Kong,
dengan dingin dia tertawa panjang, sesaat kemudian baru
tanyanya. "Siapa kau" "
Liauw Hoa Liong belum saja membuka mulutnya
menjawab, Bu Kie chie yang berada di samping itu telah
menyahut: "orang ini adalah Tok Thian coen, Liauw Hoa Liong, yang merupakan iblis nomor satu pada saat ini didalam dunia
kangouw". Kong Ku dengan nada yang tajam jengeknya: "Kiranya
hanya angkatan muda saja ". Liauw Hoa Liong tertawa dingin, sahutnya.
"Benar... angkatan muda, tetapi waktu itu suhuku pernah naik ke istana chie Lan Kong, bukankah sepasang matamu itu
menjadi buta karena dicukil oleh Thian Jan Shu"
Begitu ucapannya keluar dari mulutnya selain Boen ching,
orang yang hadir ditempat itu seluruhnya merasa sangat
terkejut, sekalipun Ciangbunjin dari enam partai besar
mengetahui julukan dari Liauw Hoa Liong adalah Tok Thian
coen, tetapi siapapun tidak mengetahuinya kalau Tok Thian
coen itu adalah murid dari Thian Jan Shu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Ouw Yang Bu Kie tertawa tawar, ujarnya: "Kiranya adalah murid buangan dari Thian Jan Shu"
Liauw Hoa Liong menoleh kebelakang memandang Ouw
Yang Bu Kie dengan dingin, nampak tubuhnya memakai jubah
panjang, sedang pada tangannya mencekal sebuah kipas dari
emas, lalu ujarnya.
"Kaukah Ouw Yang Bu Kie" ?"
Ouw Yang Bu Kie membuka kipasnya, setelah di goyang-
goyangkan sejenak. kemudian menutupnya kembali, sambil
tertawa sahutnya. "Benar memang aku adanya".
Liauw Hoa Liong sebenarnya telah bersiap untuk mulai
bergerak. tetapi nampak keadaan di ruangan itu agaknya
semua menganggap dirinya sebagai musuh, dalam hatinya
sudah tentu dia tidak ingin demikian, bahkan diapun tidak
mempunyai pegangan untuk memenangkan pertempuran ini.
sepasang matanya menyapu kearah tujuh buah hiolo kuno
itu, dengan dingin ujarnya. "Aku kira kalian pun semuanya juga karena tujuh buah hiolo kuno ini bukan" ".
Sekalipun perkataan itu diucapkan dengan nada yang
dingin, tetapi dapat dilihat jauh lebih lunak lagi.
Hati Kong Ku menjadi tergerak. Liauw Hoa Liong yang
muncul pada saat dan tempat itu pula, tak usah dikatakan
lagi, sudah tentu karena urusan tujuh buah hiolo kuno
peninggalan Thian Jan Shu pula, dia kalau memangnya telah
datang kemari, sudah tentu mempunyai suatu tujuan tertentu, jika kalau dia dapat bergabung dengan dia untuk mengusir
empat iblis sakti serta melenyapkan Boen ching bukankah hal ini merupakan suatu pekerjaan yang sangat besar sekali, dan kemudian dirinya bergabung dengan Bu Kie chie sekalian juga masih sanggup untuk menyingkirkan dirinya. Wajahnya segera
berubah menjadi lunak, ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Kalaupun engkau juga datang karena urusan tujuh buah
hiolo kuno itu, sekarang ke tujuh buah hiolo kuno itu telah dikembalikan kepada Boen ching, dan empat iblis itulah yang hendak melindungi dia keluar dari tempat ini"
"ooh--" sahut Liauw Hoa Liong, sekalipan didengar dari perkataan Kong Ku itu dia tidak mengucapkannya dengan
jelas, tetapi siapa yang tidak mengetahui kalau dia mempunyai minat untuk bergabung dengan dirinya untuk melenyapkan
Boen ching serta empat iblis.
Dia mendengus dan menyapu sejenak ke arah Boen ching,
nampak pada saat ini Boen ching sedang duduk bersemedi
dan memusatkan seluruh perhatiannya, dengan telinganya
menggantikan matanya dan dengan Cermat mendengarkan
setiap perkataan yang diucapkan oleh orang-orang tersebut.
tetapi jika diiihat dari keadaan sekarang ini, terhadap dia kedudukannya tidaklah begitu baik, Tok Thian coen serta
muridnya telah munculkan diri, jika dia mempunyai maksud
untuk bekerja sama dengan Kong Ku, juga tidak ada gunanya,
hanya jika Ie Bok Tocu sekalian tidak munculkan diri, sehingga tidak dapat mengatur barisan Ngo Heng Tin sukarlah untuk
membereskan iblis itu, membuatnya sesaat menjadi bingung
apa yang harus dikerjakan.
Liauw Hoa Liong nampak Boen ching hanya seorang
pemuda yang tidak lebih baru berusia kira2 dua puluh tahun, kemudian dia memandang pada keenam orang ciangbUnjin
dari enam partai besar, diam-diam membatin, "jika ia dapat membereskan Boen ching serta keempat ibis itu, dirinya tak
usah takut terhadap Kong Ku."
Kepada Mo cing kemudian ujarnya. "Pergi kau
mambereskan bocah itu"
Mo cing mengenal kepada Boen ching dengan langkah yang
lebar dia bertindak mendekati Boen ching.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Empat orang iblis sakti itu tertawa dingin, ia telah tahu
bahwa kepandaian dari Boen ching sangat aneh serta lihay.
Mo ching majupun tak mungkin ada gunanya, mereka hanya
kuatir kalau Kong Ku bersama Tok Thian coen bersama-sama
maju secara berbareng, ditambah lagi dengan ke enam orang
ciangbUnjin dari keenam partai yang telah mendapatkan ilmu
dari hiolo kuno itu, kalau demikian adanya, kiranya dirinya sukar sekali untuk mendapatkan kemenangan-Kong Ku nampak Mo ching maju kedepan, dia menjadi
membuka mulutnya, dia mengira untuk membereskan empat
iblis sakti serta Boen ching tidak perlu harus menggunakan Mo ching lebih baik biarkan dia sekarang juga menemui
kematiannya di tangan Boen ching, dirinya mempunyai
pegangan untuk mengusir pergi Liauw Hoa Liong^
Mo ching berjalan mendekati Boen ching, tetapi Boers ching
tetap menutup kedua mata, pada benaknya teringat kembali
peristiwa dipuncak gunung Pak sek dimana Mo ching telah
membinasakan empat naga dari lima bersaudara, dan kini
sekali lagi kalau kita lihat dengan kepandaian yang dimiliki sekarang ini, tidak akan dia memandang sebelah matapun
terhadap Mo ching.
Hoa Suan kini telah menjadi sutenya, dan bagaimanapun
juga dirinya harus mewakilinya untuk menuntut balas, apalagi Mo ching adalah seorang iblis pengisap darah.
Mo ching berjalan makin mendekati Boen ching, baru saja
dia akan turun tangan, dan Boen ching pun bersiap untuk
membalas dendam bagi Ngo Liong, mendadak Liauw Hoa
Liong dengan nada yang mendalam bentaknya. "Tahan---"
Mo ching segera menghentikan langkahnya, sedang
didalam hati Boen ching merasakan agak keCewa.
Liauw Hoa Liong dengan dingin memandang kearah Boen
ching, dia nampak Boen ching masih tetap tenang2 saja
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
bahkan terhadap suara bentakannya itupun tidak menjadi
terkejut. Dalam hatinya terasa agak terkejut, jika dilihat keadaannya yang dapat demikian tenangnya itu. Buyung In seng dapat
dihitung sebagai jago berkepandaian tinggi dari dunia
kangouw. Tetapi jika dilihat dari usia Boen ching sekarang ini, dia
menjadi agak ragu-ragu kemudian dengan dingin ujarnya
kepada Mo cing.
"Kau sedikit berhati-hatilah, jangan terlalu memandang rendah musuh".
Mo cing nampak Tok Thian coen, demikian berhati-hatinya,
dalam hatinya dia merasa Tok Thian coen terlalu berhati-hati, dia pernah bergebrak melawan Boen ching, apakah dapat
dibilang dia tidak mengetahui dengan jelas ketinggian
kepandaian silat yang dimilikinya"
Tetapi dia tidak pernah menyangka kalau perpisahan hanya
beberapa bulan ini kemajuan yang dicapai Boen ching didalam kepandaian silat tidaklah dibawah Liauw Hoa Liong sendiri.
Mo cing masih menganggukkan kepalanya, tubuhnya
segera melayang berputar putar setengah lingkaran diudara,
tangan kirinya melindungi jantungnva, sedang tangan
kanannya seCepat kilat melancarkan serangan menepuk
punggung Boen ching.
Dia mengira kepandaian silat Boen ching ini dengan
pukulan yang pertama, jika Boen ching dapat menghindarkan
diri, pukulan kedua apabila dilancarkan lagi, paling tidak Boen chin akan menderita kekalahan-Tetapi tangan kanan yang
melancarkan serangan tersebut belum juga mengenai
punggung Boen ching, tahu-tahu tubuh Boen ching telah
meloncat ketengah udara.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Tok Thian coen yang nampak gerakan tubuh Boen ching


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melayang, hatinya terasa agak terkejut, dengan gerakan
tubuh yang semaCam ini, kiranya Mo cing bukan lawannya,
bahkan mungkin akan terluka ditangan Boen ching.
Tetapi dia belum sempat bangkit berdiri. Tubuh Boen ching
yaug masih ditengah udara itu telah melancarkan jurus
serangan Ie Bok Kiamnya dengan menggenakan jurus "Hong Yong Loei Tong" atau angin santer petir menyambar dari ilmu pedang " Hong Loei chiet Kiam" telah dilancarkan keluar, Mo cing mana dapat menahan serangan pedang yang dapat
menundukkan naga harimau itu, dengan terkejut dia hendak
melancarkan serangan, tetapi suara angin dan petir telah
berhenti menyambar, sedang jurus serangan pedang dari
Boen ching pun telah berhenti menyerang dengan sangat
terkejut dia berdiri termangu-mangu disana.
Tubuh Tok Thian coen segera menubruk maju bersiap
hendak menolong Mo cing.
Ditengah kalangan bayangan manusia berkelebat, Tok
Thian coen dengan Boen ching segera berpisah dan turun
kebawah, sedang Mo cing yang berada ditengah kalangan
telah binasa seketika itu juga .
Terlihat Tok Thian coen berdiri berhadap-hadapan dengan
Boen ching, wajah Tok Thian coen sangat dingin sekali, dia
tak pernah membayangkan kalau dirinya yang menggerakkan
tubuhnya dengan tergesa-gesa dan demikian Cepatnya itu, Mo
cing tetap binasa ditangan Boen ching.
Boen ching membolang balingkan pedang Ie Bok Kiamnya,
tadi dia dengan pedang membinasakan Mo cing kemudian
mendesak mundur Tok Thian coen pula, dalam hatinya dia
tahu bahwa dengan kepandaian yang dimiliki Tok Thian coen
sekarang ini, masih belum dapat menandingi ilmu pedang
"Hong Loei chiet Kiamnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Ouw Yang Bu Kie menghirup napas panjang2 setelah itu
menenangkan pikirannya. dia tak pernah menyangka kalau
kepandaian silat Boen ching dapat demikian tingginya, Boen
ching ternyata dapat menerima serangan dari Tok Thian coen
dengan demikian bukankah kedua belah pihak menjadi
berimbang kekuatannya.
Sedang Tok Thian coen sendiripun juga mengetahui kalau
dia tak mungkin dapat menerima kebaikan dibawah pedang
Boen ching. Sinar matanya yang sombong itu perlahan2 makin
berkurang, kepada Boen ching kemudian ujarnya. "Kau anak murid dari siapa" "
Dia tak dapat memikirkan seseorang yang dapat
mengajarkan ilmu silat yang demikian tingginya kepada Boen
ching. Boen ching tertawa tawar, sambil memasukkan pedang Ie
Bok Kiamnya kedalam sarung, ujarnya.
"suhuku adalah Ie Bok Tocu."
Tok Thian coen menjadi tertegun, dengan nada yang
terkejut tanyanya. "Engkau adalah anak muridnya.." "
Dia tak menyangka kalau suhu dari Boen ching adalan Shie
Yun Ku, hal ini tak pernah terpikirkan olehnya.
Kong Ku sebenarnya menanti begitu Tok Thian coen mulai
bergebrak diapun akan ikut turun tangan, dengan tenaga
dalam yang dimiliki oleh Liauw Hoa Liong ini dia menduga
pastilah dia dapat mengalahkan Boen ching.
Menanti setelah dia membereskan Boen ching, pada saat
itu dia akan mulai turun tangan, bukankah dengan demikian
dengan mudah dapat membereskan empat iblis sakti itu. Tapi
jika melihat sikap Tok Thian coen ini, terpaksa dia tak jadi turun tangan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching setelah memandang sekejap pada mayat Mo
cing, dalam hatinya timbul rasa kasihannya, sayang orang
yang memiliki kepandaian yang tinggi itu harus dibinasakan, karena jika dia tidak binasa berapa banyak orang yang akan
binasa ditangannya. Terdengar Tok Thian coen mendengus
dengan perlahan, tanya nya: "Mana suhumu" "
Boen ching tahu kalau Tok Thian coen ini sangat
menghormati sekali terhadap suhunya Ie Bok Tocu, sambil
tertawa, sahutnya:
"Aku telah berpisah selama beberapa bulan lamanya
dengan suhuku, tapi aku kira sebentar lagi tentu akan datang pula^"
Kong Ku nampak Tok Thian Coen terhadap Boen Cing
bukannya karena kematian Mo Ching menjadi
mendendamnya, sebaliknya malah menanyakan keadaan
suhunya, dalam hatinya segera sadar suasana yang tidak
beres: Tok thian Coan setelah memandang terpesona kearah Boen
Ching sejenak. kemudian dengan perlahan ujarnya.
"Tujuh buah hiolo kuno peninggalan Thian Jan Shu ini
adalah diberikan kepadamu." "
Boen ching menganggukkan kepalanya, Tok Thian Coen
agak termenung sejenak, kemudian lanjutnya.
"Kalau begitu ambillah tujuh buah hiolo kuno itu dan segera meninggalkan tempat ini, terus kita berbicara lagi."
orang2 yang berada disekitar tempat itu mendengar Tok
Thian coen mendadak berkata demikian, tanpa terasa menjadi
terkejut semuanya, ujar Kong Ku. "Tahan-----aku masih belum memberikan jawaban"
Dengan dingin tanya Tok Thian Coen-"Kaukah" "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Toan Bok Chie Jienpun dengan dingin ujarnya.. "Masih ada kami berempat "
Setan arak. paras elok. harta serta kedudukan sebenarnya
memang orang2 yang tak pernah memegang janji, dan
berusaha untuk mendapatkan keuntungan bagi dirinya saja.
Kini nampak Tok Thian Coen akan melindungi Boen ching
keluar dari loteng oei Hok Lo, mereka berempat mana mau
menerimanya. Dalam hati pikir Toan Bok Ci Jien-"Kami tadipun telah berusaha untuk berbuat seperti kau sekarang ini, dan
kini mana dapat mengijinkan kau berbuat demikian ".
Terdengar Tok Thiang coen tertawa dingin jengeknya.
"Benarkah" ".
Keempat orang itu segera berdiri berjajar menghalangi
jalan pergi Boen ching serta Tok Thian Coen kearah dimana
tujuh buah hiolo kuno itu terletak.
Toan Bok Ci Clen tertawa panjang, tubuhnya miring
kesamping sedang tangannya membabat ketubuh Tok Thian
Coen dan gentong arak ditangan kanannya didorongkan
kedepan, menghalangi tubuh Tok Thian Coen-Ouw YangBu Kie
pun tertawa besar, kipas emasnya dibuka tutupkan, dan
melancarkan serangan dari samping menotok jalan darah "Cie Boen ching Hiat" dibawah dada Liauw Hoa Liong.
Sepasang tangannya segera mengubah jurus serangannya,
terdengar suara benturan yang nyaring, kedua belah pihak
masing-masing berpisah dan mundur kebelakang.
Toan Bok cie Jien serta Ouw Yang Bu Kie mengundurkan
diri kembali ketempat semulanya, terlihat pada tubuh gentong arak besar yang terbuat dari tembaga itu terasa sebuah
telapak tangan yang sangat dalam, sedang suara mendidihnya
arak didalam gentong arak itupun samar-samar dapat
terdengar. . Tok Thian Coen pun mundur kembali ketempat semulanya,
dengan wajah yang masam dia tak mengucapkan sepatah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
kata pun, jika dilihat dari keadaan sekarang ini dengan
kekuatan sendiri kiranya juga masih sukar untuk meloloskan
diri dari tempat tersebut.
Boen ching terhadap sikap dan tindak tanduk dari Tok
Thian Coen ini mulai merasa curiga, oleh sebab itu dia hanya nonton disamping saja, tanpa turun tangan memberikan
bantuan. Sepasang mata Liauw Hoa Liong menyapu sekejap pada
kalangan itu, kemudian tertawa dingin tak henti-hentinya.
Kong Ku yang berada disamping, ujarnya:
"Demikianpun sangat baik sekali, dengan kekuatan
gabungan dari kita berlima kiranya untuk membereskan
mereka berdua itu sangat mudah sekali bagaikan
membalikkan tangan"
Lima orang itu baru saja hendak mulai turun tangan,
terdengar suara tertawa yang sangat halus berkumandang,
seorang wanita berusia pertengahan dan memakai baju
berwarna hijau telah melayang turun keatas loteng itu, setelah memandang sekejap pada sekeliling tempat itu, kepada Boen
ching lalu tanyanya. "Kaukah yang bernama Boen Ching" "
Boen ching menganggukkan kepalanya kemudian terlihat
wanita berusia pertengahan itu mencabut keluar pedangnya
yang ditunjukkan kehadapan Kong Ku, tanyanya. "Mana murid ku" "
Kong Ku dengan dingin telah datang mendengus, dia tidak
mengetahui wanita berusia pertengahan ini sedang
mengatakan urusan apa tetapi begitu ucapan itu keluar dari
mulut wanita berusia pertengahan itu, sebaliknya Boen-Ching menjadi sangat girang sekali, yang datang ternyata adalah
suhu dari Bwee Giok Lam Hay Coei Hong, Tie Liok Yun
adanya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Tie Liok Yun ternyata telah datang ketempat itu, suhunya
sudah tentu juga sebentar lagi akan datang pula, dengan
cepat dia maju kedepan dan ujarnya.
"cianpwee bukankah adalah suhunya Bwee Giok. Tie
cianpwee" jejak dari nona Bwee aku mengetahui bukan
berada dalam istana Chie Lan Kong, tetapi aku mengetahui
tempatnya"
"ooh---" sahut Tie Liok Yun-Dalam hati Ouw Yang Bu Kie merasa sangat terkejut, sungguh tak terkira murid dari Thiat Bian Kwan im, Lam Hay Coei Hong, Tie Liong Yun ternyata
dapat hadir pula ditempat itu pada saat ini.
Ilmu pedang dari golongan Lam Hay sangatlah berbeda
sekali dengan ilmu pedang dari daerah Tionggoan, sekalipun
dirinya tidak takut tetapi akhirnya pihak lawan kedatangan
pula seorang pembantu yang merupakan jago berkepandaian
tinggi. Kong Ku begitu mendengar desiran angin sesaat Tie Liok
Yon mela yang masuk kedalam loteng itu, segera telah
mengetahui kalau kepandaian yang dimilikinya itu sangat
tinggi sekali, tetapi jika dilihat keadaan sekarang ini diapun tidak takut kalau dengan kekuatan lima orang ditambah
dengan enam orang ciangbunjin dari enam partai besar masih
belum dapat mengalahkan Boen ching tiga orang.
Pedang panjangnya segera digetarkan, tubuhnya
berkelebat melewati empat iblis dan melancarkan serangan
mendesak kearah Tie Liok Yun.
Tie Liok Yun tertawa dingin, pedang ditangan kanannya
sedikit diangkat ke atas bagaikan kilat cepatnya, Keng Ku
berturut-turut melancarkan dua belas kali serangan, tetapi Tie Liok Yun hanya perlu berganti tiga jurus saja telah berhasil memunahkan seluruh jurus serangan yang dilancarkan oleh
Keng Ku. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Dalam hatinya Kong Ku merasa sangat terkejut, sekali lagi
dia bersiap untuk melancarkan serangan lagi. Terdengar Boen ching berkata kepada Tie Liok Yun.
"Biarlah beanpwee yang menyambut beberapa jurus
serangan-"
Sambil berkata tubuhnya berkelebat melampaui Tie Liok
Yun, dengan pedang Ie Bok Kiamnya dia melancarkan
serangan kearah Kong Ku dengan menggunakan jurus "Kiam Coan cian IHwe"
Jurus serangan yang dilancarkan oleh Boen ching itu
ternyata dapat menyerang tempat yang sangat tepat sekali,
membuat Kong Ku pada saat itu tak sanggup untuk
menghindar lagi, dan terpaksa mundur selangkah kebelakang.
Tie Liok Yun yang nampak kepandaian silat yang dimiliki
Boen Ching ternyata demikian lihaynya, membuat dia sedikit
merasa diluar dugaan, setelah berdiri termangu-mangu
sejenak baru bertindak mundur kebelakang, sambil ujarnya:
"suhumu sedang menanti Sapekmu, dan sebentar lagi akan tiba".
Boea Ching menjadi sangat girang sekali, diantara suara
bentakannya yang sangat nyaring itu, tubuhnya berjumpalitan ditengah udara sambil mengganti jurus serangannya, dengan
menggunakan jurus "Bok Yen Hui Thian" atau Layang-layang terbang membubung angkasa, pedangnya disabetkan ke
depan, mendesak kearah Kong Ku.
Kong Ku yang berturut-turut melancarkan dua kali
serangan tetapi seluruhnya dapat dipunahkan, mana pernah
dia merasakan hal tersebut, dengan gusar dia mendengus,
pedang panjangnya sedikit digetarkan, terlihat suatu sinar
pedang yang sangat rapat mendesak serangan yang
dilancarkan oleh Boen Ching.
Sedang suara angin serta petir yang menyambarpun mulai
berhenti. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching tahu bahwa Kong Ku hendak mengandaikan
tenaga dalamnya yang telah sempurnanya ini disalurkan
kedalam tubuh pedang panjangnya itu untuk merebut
kemenangan, segera ia menarik napas panjang2, begitu tubuhnya turun
keataS tanah, dengan memusatkan seluruh perhatiannya dia
menyabetkan suatu jurus serangan-orang2 yang hadir didalam
ruangan itu tak seorangpun yang tidak menjadi tegang, jika
dilihat keadaannya, kiranya Boen ching sedang bertanding
melawan Kong Ku dengan ilmu pedang yang disertai oleh
tenaga dalam yang sempurna.
Tie Liok Yun dengan terkejut memandang kearah Boen
ching, dengan usia yang begitu muda Boen ching ternyata
telah berhasil mempelajari ilmu pedang yang disertai dengan tenaga dalam yang demikian hebatnya itu, hal ini sungguh
luar biasa sekali, bahkan agaknya dia telah melancarkan
serangan dengan ilmu pedang "Hong Loei Chiet Kiam" yang dapat menundukkan naga dan harimau itu.
Kong Kupun menyabetkan pedangnya ketengah udara dan
membentuk setengah lingkaran, serangan pedangnya inipun
telah mengandung hawa im Yang Ceng Khie yang sangat
lihay, begitu pedangnya disabetkan ketengah udara segera
terdengar suara desiran yang sangat tajam sekali.
orang yang berada di empat penjuru dari tempat itu segera
memusatkan seluruh perhatiannya kepada dua orang itu,
pertempuran ilmu pedang yang disertai tenaga dalam yang
sempurna ini kiranya selama ratusan tahun juga jarang dapat terjadi satu kali, karena dalam satu jurus saja kemungkinan sudah dapat dilihat siapa yang menang dan siapa yang akan
menderita kekalahan.
Begitu pertempuran itu dimulai, tak akan seorangpun yang
sanggup untuk meleraikannya, termasuk Tok Thian coen
sendiri. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Tetapi didalam hati Boen ching serta Kong-Ku mereka tidak
menghendaki bentrok secara kekerasan, dua orang itu
bukannya baru bertemu untuk pertama kalinya, sehingga
dalam hati masing-masing telah mempunyai perhitungan yang
masak. hanya perlu satu jurus saja dilancarkan, kemungkinan kedua belah pihak akan mengalami kematian-Mendadak. .. . .
suatu suara yang sangat aneh masuk kedalam telinga mereka
berdua, dengan segera mereka menarik kembali serangannya
dan mundur kebelakang.
oooo(0dw0)oooo Boen ching serta Kong Ku sebenarnya memang tidak ingin
untuk mengadu jiwa, begitu mendengar suara yang aneh,
kedua orang itu dengan kesempatan itu segera menarik
kembali jurus serangannya dan mundur ke belakang.
Diatas loteng oei Hok Loo itu telah bertambah dengan dua
orang, Seh Tu Hoa serta si Kelabang merah, Shie Chiau Nic
Seh Tu Hoa memandang sekejap pada orang-orang yang hadir
diatas loteng itu, dalam hatinya diam-diam dia merasa agak
terkejut, pada saat ini demikian banyaknya jago-jago
berkepandaian tinggi yang berkumpul, kiranya kedatangannya


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kali ini tak akan mendapatkan hasil lagi..
Tetapi dia tetap mengharapkan dapat mendapatkan sedikit
percikan keuntungan, dia menoleh memandang keempat
penjuru, dan memandang kearah orang-orang itu, sedang
dalam hatinya pikirnya, jika di lihat keadaan sekarang ini, agaknya tidaklah memberikan tempat baginya untuk ikut serta dalam perebutan ini.
Tok Thian Coen Liauw Hoa Liong nampak yang datang
ternyata adalah Seh Tu Hoa, dengan dingin mendengus, tetapi tak mengucapkan sepatah katapun jua.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Kong Ku sekalipun tidak mengetahui maksud tujuan dari
kehadiran Seh Tu Hoa itu, dan tak ada seorangpun yang
membuka mulut terlebih dahulu.
Seh Tu Hoa menjadi termenung, dia memandang keadaan
dihadapannya sejenak. kemudian sambil tersenyum ujarnya.
"Kehadiranku ditempat ini sungguh tepat sekali waktunya, kiranya permainan bagus juga hampir mulai."
Didalam ruangan itu tetap sunyi senyap. kedua belah pihak
tak seorangpun yang mengangkat bicara.
Seh Tu Hoa sebenarnya juga merupakan seorang yang
cerdas begitu dia melihat suasana di tengah kalangan, segera telah mempunyai suatu ketetapan, pihak Boen ching sudah
tentu hendak membawa pergi ketujuh buah hiolo kuno itu
sedang pihak Kong Ku tentunya tidak mengijinkan.
Dia harus berpihak kegolongan Kong Ku, dengan demikian
baginya baru mempunyai kesempatan untuk ikut serta
mendapatkan hiolo2 itu, apalagi Boen ching sekalipun dengan dirinya selalu tidak cocok, baginya sudah tentu sukar untuk memasukinya. Sambil tertawa kepada Kong Ku ujarnya.
"Sampai saat ini ketujuh buah hiolo kuno peninggalan
Thian Jan Shu masih belum didapatkan seseorang bukan" " "
Kong Ku hanya mendengus, tak mengucapkan sepatah
katapun. Begitu ucapan Seh Tu Hoa keluar dari mulutnya, Ouw Yang
Bu Kie segera mengetahui maksud perkataannya, hatinya
menjadi berputar, pikirnya jika dirinya mendapat bantuan dari Seh Tu Hoa dan Shie chiau Nio, bukankah dengan mudah
Boen ching sekalian dapat dibereskan dengan Cepat, dan
setelah membereskan Boen ching, dirinya waktu berhadapan
dengan Kong Ku bukankah bertambah lagi bantuan yang
sangat kuat. Berpikir sampai disini segera sambil tersenyum ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Ketujuh buah hiolo kuno peninggalan dari Thian Jan Shu telah ditetapkan milik Boen ching seorang."
Seh TU Hoa menjadi tertegUn, terdengar Ouw Yang Bu Kie
telah melanjutkan ujarnya:
"Tetapi ini hanya suatu permulaan saja, akhirnya siapakah yang berhak mendapatkan tujuh buah hiolo kuno peninggalan
Thian Jan Shu ini aku kira juga harus tergantung pada
kepandaian serta keCerdasan yang dimilikinya " Sehabis barkata dia tersenyum, dan berkata kepada Boen ching. Seh
TU Hoa tertawa besar, ujarnya.
"Jika demikian adanya kukira Boen ching saat ini telah merupakan sasaran bagi orang, dan semua orang berhak
untuk merebut tujuh buah hiolo kuno itu bukan"-" " "
Ouw Yang Bu Kie tertawa besar, sahutnya. "Memang
demikian adanya "
Tok Thian coen dengan dingin mendengus, belum dia
membuka mulut untuk berbicara, dari atas jendela loteng itu terdengar suara yang sangat dingin yang berkata: "Siapa yang ingin turun tangan untuk merebutnya" " " .
Semua orang menjadi terkejut, ketika menoleh
memandang, diatas jendela itu berdiri seorang siucay
berjubah warna hijau, ternyata adalah ie Bok Tocu, shie Yun Ku yang sedang menyamar sebagai seorang pria.
Dalam hati Boen ching men jadi sangat girang, teriaknya.
"Suhu . . . . "
Wajah Seh TU Hoa berubah menjadi pucat pasi, dia
mUndur kebelakang setindak. sedang orang2 yang hadir
ditempat itu menjadi terkejut, ginkang dari Ie Bok Tocu
ternyata memang benar menjagoi seluruh dunia persilatan,
sehingga kehadiran ditempat itu tak seoranpun yang
mengetahuinya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
shie Yun Ku menyapu sekejap pada orang2 itu, dengan
perlahan dia berjalan masuk kedalam kalangan, dan berjalan
mendekati Boen ching.
Boen ching yang nampak wajah dari Ie Bok Tocu
bartambah keras, dia yang manganggap Shie Yun Ku sebagai
ibunya sendiri, setelah mengalami berbagai kesulitan dan
akhirnya dapat bertemu muka kembali, ingin sekali dia maju
kedepan menubruk untuk memeluknya, tapi hal ini tak
mungkin terjadi ditempat yang semaCam ini.
Dia berdiri terrnangu-mangu ditempat itu, Shie Yun Ku
berjalan mendekat kearah Boen ching, sepasang tangannya
memegang bahu Boen ching sambil dengan perlahan ujarnya.
"Engkau bertambah besar.. "
Dalam hati Boen ching merasa agak hangat, dengan paksa
menahan mengalirnya air mata, ujarnya.
"Suhu, jejak dari Siauw in sumoay aku telah
mengetahuinya"
shie Yun Ku tersenyum, sedang Seh Tu Hoa yang berdiri
tidak jauh dari tempat itu tampak tubuhnya agak gemetar, dia tidak tahu bagaimana, dalam hatinya mendadak dapat muncul
suatu perasaan yang tidak enak. Siauw In sumoay, bukankah
putrinya dia dengan Shie Yun Ku"-" pada saat ini untuk
bertanyapun dia tidak berani, hanya dengan termangu-mangu
berdiri disana.
shie Yun Ka dengan perlahan melepaskan pedang yang ikat
pada pinggangnya, sambil memberikannya kepada Boen ching
ujarnya. " Inilah pedang ceng Hong Kiam mu"
Boen ching sebenarnya tidak mau menerimanya, tetapi hal
itu tak mungkin bisa terjadi, dia pun segera melepaskan
pedang Ie Bok Kiamnya, dengan dua belah tangannya dia
mengangsurkan pedang tersebut kepada Shie Yun Ku sambil
berkata. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Suhu, inilah pedang Ie Bok Kiam pemberian kau orang
tua, hingga saat ini masih belum mengalami kerusakan,
kemungkinan ini hari suhu membutuhkannya"
Shie Yun Ku dengan perlahan menghela napas, ujarnya.
"Benar, ini hari harus menggunakannya "
Sejak Shie Yun Ku munculkan diri, orang2 yang berada
dikalangan itu segera dibuat menjadi termangu-mangu oleh
kewibawaannya serta keagungannya itu, tak seorangpun yang
membuka mulut lagi, hanya mereka berdua suhu dan murid
yang saling berbicara.
Sepasang sinar mata dari Liauw Hoa Liong berhenti diatas
pipi Shie Yun Ku, lama baru dia mendengus kepada Seh Tu
Hoa ujarnya. "Seh Tu Hoa, aku kini baru mengetahuinya pada waktu itu mengapa engkau setelah menerima suratku tetapi tidak
menepati janji tersebut, sebaliknya malah menyusahkan Nona
shie, apakah artinya semua ini" "
Sinar mata dari orang-orang yang hadir itu segera
berpindah pada Tok Thian coen serta Seh Tu Hoa, dalam
setiap hati orang-orang itu merasa sangat heran, mengapa
Tok Thian coen dapat demikian gusarnya.
Seh Tu Hoa menjadi sadar kembali atas pertanyaan itu,
tanyanya. "Surat apa" "
Dengan dingin ujar Liauw Hoa Liong.
"Surat apa" kau masih ingin berpura-pura, surat tantangan dari Thian Jan Shu untuk mengatur barisan Ngo Heng Tin, aku yang membawa pergi putrimu mengapa kau malah sebaliknya
malah menyusahkan nona Shie" "
Seh Tu Hoa menjadi tertegun, urusan ini dia tidak pernah
mengetahuinya, sinar matanya dengan perlahan berpindah
ketubuh Shie chiau Nio, dengan termangu-mangu dia
memandang kearah Shie chiau Nio, sedang dalam hati
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
pikirnya, kiranya demikian saja. Liauw Hoa Liong dengan
dingin mendengus, kepada Seh Tu Hoa ujarnya lagi. "Engkau adalah seorang yang tidak mengenal balas budi."
Perkataannya ini baru saja diucapkan keluar, segera dia
berdiri termangu-mangu, diatas loteng oei Hok Lo itu
bertambah lagi dengan seseorang, yang baru saja datang itu
ternyata Han cing Yu, putri dari Thian Jan Shu.
Dia memandang kearah Han cing Yu, dalam hatinya dia
bingung entah harus berbuat bagaimana baiknya, dia sendiri
bukankah seorang yang tidak mengenal budi" " dia terhadap
Han cing Yu selalu berusaha menjauhinya, sedang dalam
hatinya dia hanya menghormati Yun Ku seorang saja.
Han cing Yu masih tetap seperti waktu itu saja, dengan
tenang berdiri disana dan memandang kearah nya.
Dalam hatinya merasa sangat menyesal, sambil berteriak
keras, tubuhnya berkelabat melayang keluar, dengan diikuti
suara sultan tajam, tubuhnya telah lari keluar.
Sesaat sebelum Han cing Yu menemui Liauw Hoa Liong,
dalam hatinya memang merasakan hancur lebur, tetapi kini
Cinta kasihnya mulai timbul lagi, dia berteriak keras. "Hoa Liong . . . . "
Tubuhnya pun berkelebat mengejar ke depan.
Suasana di dalam kalangan itu mendadak berubah lagi,
seorangpun tidak ada yang menduga dapat terjadi seperti ini.
Setelah termenung sejenak, Kong Ku nampak disamping
tubuh Boen ching kini hanya tinggal Shie Yun Ku serta Thie
Liok Yun dua orang, segera dia merasa bahwa saat ini adalah saatnya yaug terbaik untuk turun tangan membereskan Boen
ching. Tidak menanti dia turun tangan, Shie Yun-Ku yang nampak
kedatangannya Han cing Yu ditempat itu, dengan segera dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
mengetahui kalau ketiga orang suhengnya hadir semuanya.
Dengan nada yang keras teriaknya. "Thian Hong ci Pi it "
Begitu perkataan Shie Yun Ku itu diucapkan tubuhnya
segera bergeser kesebelah timur, pedang Ie Bok Kiamnya pun
telah dicabut keluar dari sarungnya dan dicekal ditangan
kanan, tubuh pedang ditujukan kelangit dan berdiri tegak
ditengah kalangan.
Seh Tu Hoa begitu mendengar perkataan tersebut keluar
dari mulut Shie Yun Ku, sepasang alisnya diangkat sedang
matanya memancarkan sinar yang tajam.
Dari sebelah selatan dari loteng oei Hok Lo itu meluncur
dengan cepatnya sebuah bayangan manusia, seorang yang
seluruh tubuhnya memakai jubah panjang berwarna merah
telah melayang masuk. sedang pada mulutnya mengucapkan
kata2 yang tajam sekali teriaknya. "Tee Siang Huan Jen"
Lei Hwee Yu Shie Lam-Kong Hun telah berada diatas loteng
itu, pada tangan kanannya mencekal sebilah pedang dan
berdiri tegak ditengah kalangan, sedang wajahnya yang selalu muram pada bulan yang lalu kini telah lenyap tanpa bekas.
Sepasang mata Seh Tu Hoa ma kin memancarkan sinar
yang tajam, hal ini ternyata adalah kedudukan dari barisan
"Ngo Heng Kiam Tin" yang dulu sering dilatihnya bersama.
Kehidupan pada dua puluh tahun mulai selembar demi
selembar berkelebat didalam benaknya, hatinya terasa
bagaikan dibakar, sekalipun kegembiraan waktu telah lenyap, tapi masih tetap terukir didalam hatinya, dan selamanya dia tak mungkin akan melupakannya.
Terdengar dari sebelah utara berkumandang suara
teriakkan yang nyaring bentak nya. "Hong Sen Yuen ie"
Tubuh Tok Hong Hek tahu-tahu telah muncul diatas loteng
oei Hok Lo dari sebelah Utara.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Seh Tu Hoa tak tahan lagi dengan cepat dia mencabut
pedangnya dan berkelebat kesebelah barat sambil teriaknya
dengan nyaring. "Yuen Shen Put Tong "
Shie Yun Ku, Lam Kong Hun serta Tong Hong Hek tiga
orang nampat sikap Seh TU Hoa yang demikian itu, pada sinar matanya menampilkan rasa yang agak terkejut, sekalipun
rambut Seh Tu Hoa tak karuan keadaannya tetapi pada saat
ini sinar matanya sangat tajam sekali dan menampilkan
kegagahannya yang dahulu. Terdengar suara keras bagaikan
genta berkumandang. "Mie Ho Kan Kun "
Tubuh dari cu Khek ci Yun telah melayang masuk kedalam
ruangan itu dan berdiri ditengah kalangan.
Lima orang itu begitu membentuk lima buah jurus
serangan, dengan kedudukan yang mereka ambil adalah
menurut kedudukan Ngo Heng Kiam tin membuat Kong Ku
dan empat iblis sakti serta enam orang ciangbunjin dari enam partai besar menjadi sangat terkejut sekali.
Nama barisan "Ngo Heng Kiam Tin" telah lama mereka mendengarnya, tak disangka barisan yang dipersiapkan oleh
Tan coen-coen untuk menghadapi Thian Jan Shu dan
selamanya belum pernah seCara resmi diatur itu, kini pada
tempat seperti ini telah diaturnya.
Boen ching dan Tie Liok Yun pun sejak tadi telah mundur
kesamping, sedang Kong Ku, Empat iblis serta enam orang
ciang bunjin dari enam partai besar itu dengan tepat telah
berada ditengah dari barisan "Ngo Heng Kiam Tin" tersebut Kong Ku tertawa dingin, ujarnya.
"Inilah yang disebut sebagai barisan "Ngo Heng Kiam Tin."
Ouw Yang Bu Kie setelah menenangkan pikirannya pun
berkata. "Tidak salah, tak disangka ini hari dapat berkenalan dengan barisan Ngo Heng Kiam Tin yang telah menggetarkan bulim
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
itu, peristiwa ini benar-benar merupakan suatu kejadian yaag sangat menggembirakan sekali." Kong Ku dengan dingin
tertawa panjang, ujarnya lagi.
"Aku ingin mencoba barisan Ngo Heng Kiam Tin ini apakah sebenarnya benar2 sesuai dengan yang disiarkan didalan
bulim." Sambil berkata pedangnva sedikit digetarkan bagaikan
sebuah seekor rajawali raksasa menubruk kedudukan "ceng"
yang diduduki oleh Shie Yun Ku.
Pada saat ini barisan Ngo Heng Tin segera bergerak. lima
bilah pedang menggulung membentuk suatu gambar yang
sangat aneh sekati menerjang kearah Kong Ku.
Gerakan pedang Kong Ku menjadi terdesak kesamping lima
buah pedang itu bukan saja menyerang seluruh tempat yang
terpenting pada tubuhnya bahkan untuk menghindarkan
diripun sukar sekali.
Hatinya menjadi terkejut, serangan yang dilancarkan
dengan sekuat tenaga itu bagaimana dapat dihindarkan
dengan demikian mudahnya, sedang pada saat itu lima buah
pedang telah bergerak seluruhnya membuat dia sulit untuk
mematahkan lima buah serangan yang dilancarkan.
Begitu lima bilah pedang tersebut berkelebat ditengah
kalangan pertempuran tersebut segera diliputi oleh sinar
pedang yang berkilauan, terlihat tubuh Kong Ku telah
terlempar pergi.
Dengan berat sekali dia mendengus, sedang dalam hati
empat Iblis sakti itu bersama2 merasa sangat terkejut, pada saat ini seluruh tubuh Kong Ku penuh dengan darah yang
mengalir keluar pada tubuhnya telah bertambah dengan
empat lima goresan pedang, ketika melihat lima orang itu lagi, nampak mereka telah kembali pada tempat semula.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
orang2 yang nampak hal itu seluruhnya jadi terkejut, Baru
untuk pertama kali barisan Ngo Heng bergerak, Kong Ku telah mengalami luka-luka dibawah barisan tersebut, hal ini
membuat setiap orang tak tahu harus bagaimana baiknya,
sedang didalam hati mereka masing-masing merasa berdesir.
Barisan Ngo Heng Kiam Tin dari Tan coe coen benar-benar
sangat lihay sekali, kiranya apabila barisan Ngo Kiam Hoat itu benar-benar bergerakpada saat ini tak seorangpun didalam
ruangan itu yang dapat menghindarkan diri dari serangan itu.
ASLINYA JILID 25 HAL 25 ASLINYA JILID 25 HAL-26
Perkataan dari Kong Ku yang demikian patah semangat itu
membuat dalam hati empat orang iblis sakti itu berdesir.
Cu Khek Ci Yuen baru saja mempertimbangkan, terdengar
Ouw Yang Bu Kie talah mengangkat berbicara.
"Kong Ku heng, mengapa harus menjadi demikian


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sedihnya, ditangan Bu Kie cie bukankah masih terdapat tiga
buah senjata pusaka "Thian Liong Sou" Dia tahu bahwa mereka tidak mungkin membiarkan Kong Ku meninggalkan
tempat tersebut, dirinya lima orang jika bersatu padu
ditambah dengan kekuatan dari enam orang Ciangbujin dari
enam partai besar serta senjata pusaka Thian Liong Suo,
apakah dapat dikata masih belum dapat merebut
kemenangan"
Tetapi dalam hati Bu Kie chie malah sangat terkejut, yang
diandalkan hanyalah tiga buah senjata pusaka Thian Liong suo itu belaka, apalagi apabila ke tiga buah senjata pusaka itu telah lepas dari tangannya bukankah dengan demikian dia
telah tidak mempunyai andalan lagi.
Tetapi Keng Ku yang telah lolos dari kematian dibawah
sambaran pedang, pada saat ini dia benar-benar telah patah
semangat, sambil menyimpan kembali pedangnya kedalam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
sarungnya dengan perlahan dia berjalan keluar dari barisan
tersebut. Boen ching dengan perlahan mencabut keluar pedang "cing Hong Kiam"nya terlihat serentetan sinar yang hijau keluar dari sarungnya, dia berbuat demikian untuk menjaga kemungkinan
setelah ke luar dari barisan itu mendadak Kong Ku balik
mengadakan serangan-
cu Khek ci Yuen sambil mencekal pedangnya berdiri tegak
disana, menanti Kong Ku yang dengan perlahan berjalan
keluar dari barisan Kong Ku setelah menghela napas,
tubuhnya berkelebat keluar dari atas loteng dengan Cepat
meninggalkan tempat tersebut.
Hanya satu jurus serangan dari barisan Ngo heng Tin saja
telah membuat Kong Ku menjadi demikian, membuat setiap
orang yang ada didalam kalangan itu menjadi berat sekali rasa nya.
Setelah lewat sesaat, Toan Bok cieJ in sambi tertawa besar, ujarnya.
"Dengan demikian golongan istana chie Lan Kong telah
mengundurkan dirinya, dengan kekuatan kita berempat,
ditambah lagi dengan kekuatan enam orang serta senjata
Thian Liong Suo, entah bagaimana" "
Ouw YangBu Kie memandang sejenak pada orang2 yang
berdiri didalam golongan nya, sekalipun dia mengetahui
bahwa dipihaknya mempunyai senjata pusaka Thian Long Suo,
tetapi kesempatannya untuk mendapatkan kemenangan
tidaklah terlalu besar, Thian Liong suo hanya dapat
memecahkan ilmu Khiekang, jika digunakan pada saat ini
paling juga hanya dapat mematahkan pedang nya, dengan
anak murid dari Tan coe coca serta putrinya, ditambah Boen
ching serta Lam Hay coei Hong, Tie Liok Yu, sebenarnya
kekuatannya tidak dibawah kekuatan dirinya sepuluh orang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Apabila barisan Ngo Heng Kiam Tin itu melukai dua tiga
orang dari pihak dirinya, bukankah dengan demikian mungkin
pihaknya itu akan mendapatkan suatu pukulan yang dahsyat.
Toan Bok ci Jien mengucapkan perkataan itu di sebenarnya
bermaksud ingin menanyakan pendapat dari ketiga iblis
lainnya dan yang paling penting adalah pendapat dari Ouw
Yang Bu Kie. Diantara ketiga orang iblis itu, Toan Bok ciJien menduga
bahwa Ouw Yang Bu Kie tentunya akan memberikan
pendapatnya, kini nampak tak seorangpun yang melanjutkan
perkataannya, hatinya tanpa terasa menjadi berdesir. Sambil tertawa besar, ujarnya.
"Ini hari kamipun tidak menginginkan ketujuh buah hiolo kuno peninggalan Thian Jan shu itu lagi"
Sehacis berkata ia bersiap-siap hendak keluar dari
lingkungan barisan Ngo Heng Kiam Tin tersebut.
Pedang panjang cu Khek ci Yun tampak membuat lingkaran
diudara lima bilah pedang lainnya pun segera bergerak
semuanva, membuat gerakan kepungan ketengah kalangan.
ASLINYAJILID 25 HAL-31
ASLINYAJILID 25 HAL-32
ASLINYAJILID 25 HAL-33
ASLINYAJILID 25 HAL-34
"Aku baik-baik saja, entah adik Ing serta ibu baik saja kan
.." " Dengan dingin ujar Su Ma cie. "ibu angkatmu telah meninggal dunia sepuluh tahun yerag lalu"
Hati cu Khek cie Yun makin merasa keCewa, sebenarnya
dia bersiap setelah urusan ini selesai akan kembali kegunung Thian San, ucapnya kepada Boen ching sewaktu di gunung Lu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
San membuat diapun makin merasa harus cepat-cepat
kembali kegunung Thian San, dia sebenarnya sangat
mencintat Suma ing. Setelah termangu sejenak^ tanya lagi.
"Bagaimana dengan adik Ing" " Su ma cie mendengus, sahutnya.
"Mana aku tahu?"
cu Khek cie Yun menjadi terkejut, jika demikian adanya
tentu Suma ing tidak berada di atas gunung Thian San-Thian
San Sin Eng munculkan diri ditempat itu membuat hati setiap orang menjadi tegang, Kong sun sek, Pek HOuw serta Pek
Hian Ling yang berdiri disamping hanya memandang keadaan
dari kalangan itu, sepatah katapun tak diucapkan. Suma cie
tertawa dingin, kepada Bu Kie chie ujarnya.
"Sungguh besar nyalimu, ternyata berani membunuh Thian San chiet Kiam serta Pek Hong Siang"
Bu Kie chie nampak senjata pusaka Thian Liong suo tidak
berguna, saking takutnya membuat keringat dingin
membasahi tubuh nya, dia mengetahui bahwa dengan
kepandaian yang dimilikinya itu sama sekali tidak akan
dipandang sebelah matapun oleh Thian San Sin Eng.
Pek HOuw dengan perlahan mencabut keluar pedangnya,
dan menerjang kedepan tubuh Bu Kie chie dengan suara yang
mendalam bentaknya. "Aku menginginkan nyawamu "
Bu Kie chie saking terkejutnya mundur satu langkah
kebelakang, sebenarnya ia dapat mencabut keluar pedang
panjangnya, terdengar Suma cie tertawa dingin bentaknya.
"Kau masih ingin melawan "
Tangan kanannya dikebutkan membuat pedang panjang
ditangan Bu Kie chie menjadi tersapu jatuh, kemudian
menotok pula jalan darah di tubuh Bu Kie chie.
Pedang panjang ditangan Pek HOuw segera diangkat dan
ditusukkan kedadanya hingga menembus ke belakang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
punggungnya, lima orang Ciangbunjin lainnya bersama-sama
menjadi terkejut, urusan mengenai Thian San ciet Kiam waktu itu, mereka lima orang pun turut serta, dan kini Bu Kie chie binasa seketika, entah bagaimana terhadap mereka lima
orang" Kepada lima orang itu, ujar Thian San Sin Eng.
"Kalian lima orang bukanlah merupakan pembunuh yang
sebenarnya, apa lagi akupun bukanlah seluruhnya karena
utusan ini, aku masih akan mencari putriku, cepat kalian
pulang gunung menutup pintu untuk memikirkan dosa2 mu"
Lima orang itu bersama2 membungkukkan tubuhnya
memberi hormat, bagaikan mendapatkan pembebasan yang
besar, segera ber-sama2 meninggalkan tempat itu.
Ditengah kalangan itu tinggal Pek HOuw dan Pek Hian Ling
yang sedang menangis terisak.
Hati cu Khek ci Yun merasa agak bimbang. Suma ing telah
pergi, entah dia telah pergi kemana.
Setan arak, paras elok, harta serta kedudukan empat orang
tertegun berdiri disana, tak seorangpun yang berani bergerak terlebih dahulu, Thian San Sin Eng telah munculkan diri,
sedang barisan Ngo Heng Kiam Tin pun belum dibubarkan,
senjata Thian Liong suo tidak akan mendatangkan hasil,
malahan terjatuh ditangan Suma cie.
Semua hal itu tidak menguntungkan mereka berempat, kini
mereka berempat betul-betul merasa sangat berduka, tak
diduga setan arak. paras elok. harta serta kedudukan iblis
sakti pada saat itu, nyawanya kini terjatuh ketangan orang
lain-Kong sun sek tertawa besar, Kepada Pek Hian Ling
ujarnya. "Dendam ayahmu sudah dibalas, seharusnya bergembira
baru benar, buat apa harus menangis lagi"
Boen ching pun pada saat ini telah memasukkan
pedangnya kedalam sarung, Suma cie balikkan tubuhnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
memandang sekejap kearah cu Khek ci Yum, kemudian
hendak membuka mulut bertanya kepada Boen ching,
mendadak dari kejauhan berkumandang datang sutra genta
yang bertalu-talu.
orang2 yang hadir dikalangan itu masih belum mengetahui
peristiwa apa yang akan terjadi, terlihat wajah Boen ching
serta Suma ci berubah hebat.
Boen ching begitu mendengar suara genta itu segera
mengetahui kalau manusia aneh yang membunyikan genta itu
telah muncul lagi, entah maCam apakah orang aneh itu,
sehingga memiliki tenaga dalam yang demikian tingginya,
sedang ilmu "chie Jie Jen Hong" dari ilmu " Hiat Mo Kang" itu pun sesat sekali, apalagi orang yang membunyikan suara
genta itupun belum pernah munculkan diri dan kini suara
genta itu sekali lagi bergema, entah kedatangannya
mengandung maksud baik ata ujelek.
Wajah Suma cie makin berubah hebat, kepada cu khek cie
yun cepat terlaknya. "cepat mengerahkan barisan pedang mendesak pergi suara genta tersebut."
Begitu suara genta masuk kedalam telinganya, segera dia
mengetahui bahwa suara itu ditimbulkan oleh seorang yang
memiliki tenaga dalam yang sangat sempurna sekali, dia tidak mengetahui siapa sebenarnya orang itu, tetapi yang jelas
kedatangan orang itu pastilah tidak mengandung maksud
baik, jika menanti hingga suara genta itu mendatangkan
kekuatan sesungguhnya keadaan waktu itu mungkin akan
sangat susah untuk membereska Hati cu khek cie yun menjadi
sangat terkejut dengan keras dia membentak, barisan Ngo
Heng Kiam Tin segera bergerak kembali, lima bilah pedang
ber-turut2 menyambar, hawa pedang berkelebat mengelilingi
sekitar tempat itu suara genta itu segera terdesak mundur
kembali. Suma cie baru dapat menghela napas panjang, entah siapa
orang yang membunyikan suara genta itu, kalau menurut
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
ingatannya, Selain Thian Jan Shu dan Tan coe coen, tak ada
orang lain lagi yang dapat memiliki tenaga dalam yang
demikian sempurnanya.
cu khek ci yun nampak suara genta itu berhasil didesak
pergi, hatinya menjadi agak lega, tetapi bayangan dari Suma ing pun segera berkelebat memenuhi benaknya.
Suara genta mendadak berbunyi lagi, cu khek ci yun
menjadi sangat terkejut, tak sempat baginya untuk
melancarkan pedangnya, barisan Ngo Heng Kiam Tin segera
berbentuk suatu lobang, hawa pedang menjadi lenyap tanpa
bekas, sedang saat itu suara menyerang bertambah keras, tak tahan lagi cu khek ci yun terhuyung mundur beberapa langkah kebelakang.
Semua orang menjadi sangat terkejut Boen ching dengan
nyaring segera membentak, pedang cing Hong Kiam keluar dari sarangnya, dengan melancarkan satu kali serangan
dengan menggunakan jurus Jut ceng Siang Li" yaitu salah satu dari jurus ilmu "Wu Tu Kiam Hoat"
Lima buah pedang segara dilancarkan bersamaan, seketika
itu juga suara genta sekali lagi berhasil dipunahkan.
Tetapi ketika Ie Bok Tocu dan ketiga orang lainnya
melancarkan jurus kedua, Boen ching dibuat sangat bingung
sekali, sebenarnya dia terhadap barisan Ngo Heng Kiam Tin ini sama sekali tidak mengetahuinya, tadipun dia hanya
sembarangan melancarkan jurus "Jut ceng Siang Li untuk menggerakan barisan Ngo Heng Kiam Tin saja.
Tetapi begitu barisan Ngo Heng Kiam Tin sudah mulai
bergerak. terpaksa sekali lagi dengan sembarangan dia
lancarkan satu jurus serangan-Kelihayan dari barisan Ngo
Heng Kiam Tin ini sebenarnya terletak pada keserasian
didalam melancarkan jurus pedang hingga dari sini
mengakibatkan kekuatan yang maha dahsyat sekali Boen
ching yang sedang kali melibatkan barisan dari Ngo Heng
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Kiam Tim seketika itu juga terpukul pecah, sedang suara
genta itupun mulai membanjiri masuk ruangan tersebut.
Suma cie yang nampak hal ini menjadi sangat terkejut,
diantara suara genta yang sedang menggema dengan
hebatnya itu samar-samar terdengar suara tertawa dingin
yang tak henti-2nya, membuat ruangan diatas loteng itu
bergetar dengan amat keras sekali..
Suara genta itu tak henti-hentinya menerjang terus, setiap
suara yang menerjang masuk itu menyerang kearah setiap
orang yang berada di kalangan itu, saat ini barisan Ngo Heng Kiam Tin berhasil dipeCah oleh suara genta itu, memaksa
setiap orang harus berusaha memusatkan seluruh tenaganya
untuk melindungi tubuh dari serangan suara genta itu.
Suara tertawa dingin itu berCampur dengan suara genta
berkumandang dari kejauhan yang makin lama makin
mendekat pada ruangan tersebut.
Wajah setiap orang telah penuh dengan keringat yang
mengucur keluar tak henti2nya, membuat seluruh wajah dan
bajunya basah kuyup, sedang serangan genta yang
dilancarkan kepada setiap orang yang ada didalam ruangan
itupun satu dengan lainnya tak sama, agaknya orang yang
melancarkan suara genta itu tak menginginkan orang2 yang
ada didalam ruangan itu menderita luka dalam yang parah.
Suara genta itu tetap berkumandang ditengah udara,
mendadak terdengar suara suitan yang nyaring mendekati
ruangan itu. Dari empat penjuru bermunculan seorang demi seorang
yang seluruh tubuhnya menggunakan baju warna merah
darah, pada wajahnya memakai topeng, dan melompat masuk
keatas loteng itu.
Boen ching sekalian yang mendapatkan serangan hebat
dari suara genta itu, pada saat ini terpaksa hanya dengan
mementangkan sepasang matanya lebar2 melihat beberapa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
orang berbaju merah darah itu melompat masuk ke dalam
ruangan itu, yang kemudian meninggalkan tempat itu lagi
dengan membawa ke tujuh buah hiolo kuno peninggalan
Thian Jan Shu tersebut.
Tak seorangpun diantara mereka mempunyai tenaga untuk
turun tangan mencegah diangkutnya ke tujuh buah hiolo kuno
peninggalan Thian Jan Shu tersebut.
orang2 berbaju warna merah itu baru saja menggotong
ketujuh buah hiolo kuno itu, mendadak dari kejauhan
berkumandang datang suara pujian, Budha yang sangat
nyaring sekali.
Begitu suara pujian itu berkumandang seketika suara genta
dapat ditindas lenyap. sedang orang2 didalam kalangan itupun ber-sama2 jadi sadar kembali,
Ie Bok Tocu segera membentak hebat. Ie Bok Kiamnya dari
arah samping menyambar ketubuh seorang dari orang berbaju
merah itu. Ie Bok Kiam dengan tepat mengenai tubuh nya, tapi orang
berbaju merah itu tetap tak berkurang sesuatupun.
Boen ching merasakan seluruh tubuhnya sanagat lelah
sekali, tapi pedang cing Hong Kiamnya tetap melancarkan
serangan-orang berbaju merah itu menjadi terkejut, disaat
tubuhnya berkelebat menghindar, ujung bajunya tetap
terpapas sepotong dan jatuh keatas lantai.
cu Khek ci Yun yang tampak hal itu menjadi sangat
terkejut, dia mengetahui kalau setiap orang yang ada didalam kalangan itu telah terkena serangan suara genta itu dan
seluruh tubuhnya dibuat menjadi sangat lelah sekali, pedang panjangnya segera disabetkan keluar, dan memberi tanda
kearah Shie Yun Ku sekalian untuk mengatur barisan Ngo
Heng Kiam Tin lagi guna membasmi sekawanan orang berbaju
merah ini.

Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Tetapi baru saja dia menyabetkan pedangnya, dari
kejauhan berkumandang datang lagi suara helaan napas yaag
sangat perlahan, sedang suara genta itupun mulai berbunyi
lagi. orang didalam ruangan itu sekali lagi dikuasai seluruh
tubuhnya, tampak orang-orang aneh berbaju merah itu
dengan mengangkat hiolo kuno itu dengan sangat lincah
sekali meloncat keluar dari loteng oei Hok Lo tersebut.
Suara genta itupun makin lama makin kecil suaranya dan
akhirnya lenyap. Setiap orang yang berada diatas loteng oei Hok Lo itu tak seorangpun membuka mulutnya, demikian
banyak orang ditempat itu memperebutkan hiolo kuno itu
demikian lamanya, tetapi akhirnya dapat di rebut oleh orang lain dengan demikiam mudahnya, bukan saja orangnya tidak
munculkan dirinya sendiri, sekalipun orang yang mengangkat
pergi hiolo-hiolo kuno itupun tak seorangpun yang
memperlihatkan wajah aslinya.
Lam Hay coei Hong, Tei Liok Yun seorang diri berpikir
dengan keras, dengan perlahan-lahan dia mengambil seCarik
kain menaruh dari atas lantai setelah dilihatnya sejenak baru ujarnya.
"Kiranya orang-orang dari pulau Hiat Kuang To dilaut
Selatan". orang-orang yang hadir diruangan itu menjadi sangat
terkejut sekali, pulau Hiat Kuang To di Lautan Selatan"-"
waktu orang-orang dari pulau Hiat Kuang To pernah
mengunjungi daerah Tionggoan, bukan saja baju yang
dipakaipada tubuhnya itu tidak mempan terhadap bacokan
dan tusukan senjata tajam, kepandaian yang dimilikipun
sangat tinggi dan aneh.
Tetapi kemudian Thian Jan Shu munculkan diri, orang-
orang dari pulau Hiat Kuang to itu tak kuat melawannya dan
melarikan diri pulang ketempat asalnya, sungguh tak disangka
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
ini hari dapat muncul lagi di daerah Tionggoan, bahkan
merebut ketujuh buah hiolo kuno peninggalan Thian Jan Shu
tersebut. Toan Bok ciJien menghela napas panjang, selamanya dia
mengira kepandaian yang dimilikinya itu telah mencapai pada puncak kesempurnaan, tetapi jika dilihat hari ini, tak disangka diantara yang kuat masih ada orang yang lebih kuat lagi,
orang lain hanya dengan menggunakan suara genta saja telah
berhasil menguasai dirinya.
Dengan patah semangat dia membalikkan tubuhnya dan
pergi, kepergian dari setan arak, paras elok. harta serta
kedudukan ke empat iblis sakti itu, tak seorangpun yang turun tangan menghalangi kepergiannya itu.
Dalam hati cu Khek Ci Yun merasa sedikit menyesal, sesaat
hatinya berCabang, tak disangka ketujuh buah hiolo kuno
peninggalan Thian Jan Shu itupun dengan mudah berhasil
jatuh ke tangan orang lain-Dengan perlahan dia, menghela
napas dan menundukkan kepalanya.
Suma Cie pun menghela napas panjang , tubuhnya
berkelebat keluar loteng dan lari kearah depan.
Cu Khek Ci Yun menjadi terkejut, dia ingin mengetahui
keadaan dari Suma Ing, kini dengan cepat teriaknya: "Gi hU
tunggU---".
SUaranya baru keluar, diapun ikut berkelebat keluar
mengejar kearahnya.
Seh Tu Hoa dengan lemas lari keluar dari ruangan, Si
Kelabang Merah, Shie Chiau Nlo nampak Seh Tu Hoa pergi,
diapun mengikuti jejaknya mengejar keluar.
Sepasang mata Shie Yun Ku hanya berkedip sebentar tetapi
pada wajahnya tak nampak perubahan sikap sedikitpun jua.
Tong Hong Hek menghela napas kepada Boen ching,
ujarnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Ini hari kau telah mewakili sutemu membalaskan dendam sakit hatinya, aku tidak menyuruh dia ikut datang, sekarang ini aku segera akan membawa dia pulang keluar perbatasan, bila
ada urusan aku dapat kembali lagi".
Sehabis berkata tidak menanti Boen ching menjawab,
diapun membalikkan tubuhnya dan meninggalkan tempat
tersebut. Ditengah kalangan kini tinggal Boen ching, Ie Bok Tocu,
Lam Kong Hun, Kong SunSek serta Pek HOuw kakak beradik.
Kong Sun Sek nampak Suma Cie dengan demikian
meninggalkan tempat itu, dalam hatinya terasa agak kecewa,
tetapi terpaksa dia tersenyum juga , disaat dan tempat seperti ini, mana mengijinkan dia untuk lebih banyak berbicara.
Boen ching memandang sejenak kearah Keng Sun Sek.
kemudian kepada Shie Yun Ku ujar nya.
"Ini adalah Kong sun sek cianpwe dan dua orang itu adalah putra dari Ciangbunjinnya Thian San Pay Pek HOuw serta
adiknya Pek Hian Ling"
Shie Yun Ku sambil tersenyum menganggukkan kepalanya,
dia memandang sekejap pada Pek Hian Ling. dia sendiripun
seorang wanita, sekali pedang saja telah dapat melihat kalau Pek Hian Ling ini agaknya sangat suka terhadap Boen ching.
Terdengar Boen ching berkata lagi.
"Murid mendapatkan bantuan yang tak sedikit daripada
mereka bertiga." Shie Yun Ku sambil tersenyum sahutnya.
"Terima kasih atas bantuan mereka bertiga terhadap
muridku." Sambil tertawa ujar Kong Sun sek pula.
"Nama besar dari Tocu sejak lama telah aku dengar,
kepandaian dari Boen Siauwhiap sangat lihay sekali, bahkan
waktu itu pernah menolong jiwaku, lagi kini dia sebaliknya
malah membuat aku malu saja."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Berapa orang itu setelah mengucapkan beberapa kata,
bersama-sama turun dari ruangan loteng oei Hok Lo itu.
ooooooooo GURUN PASIR---pasir berwarna kuning bergulung-gulung
tertiup angin, tampak seorang pemuda berdiri tegak ditepi
gurun pasir itu. .
Pemuda itu adalah Boen chingg, dia seorang diri melakukan
perjalanan yang sangat jauh datang kegurun pasir guna
memenuhi perjanjian yang diadakan dengan Sek Giok Siang,
pikirnya jika orang lebih banyak lagi yang datang memenuhi
perjanjian itu, mungkin malah sebaliknya membahayakan jiwa
Shie Siauw In serta Bwee Giok.
Dia seorang diri berdiri diperbatasan gurun pasir itu, entah setelah bertemu dengan sek Giok siang bagaimana sebaiknya,
barisan Ngo Heng Kiam Tin telah diatur, tapi tujuh buah hiolo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu tetap terjatuh ketangan
golongan pulau Hiat Kuang To dilaut Selatan, dirinya sudah
tentu harus berangkat untuk merebut kembali, tapi sekali
berangkat ke Lam Hay paling sedikit membutuhkan waktu tiga
bulan dan paling lama satu tahun lamanya, apalagi belum
tentu mendapatkan beritanya.
Dia mengkhawatirkan keselamatan dari Bwee Giok serta
Shie Siauw In, terpaksa ia meneruskan untuk berangkat
kegurun pasir terlebih dulu.
Setelah menenangkan pikirannya, mulailah dia
mengerahkan tubuhnya berjalan memasuki gurun pasir itu, dia mengingat arah jalan waktu dulu dilaluinya, asalkan jangan
terdapat angin taupan yang hebat saja, tentunya tak mungkin akan tersesat arahnya.
Sinar matahari yang menyinari ditengah gurun pasir itu
sangat panas sekali, bagaikan di panggang saja, sedang pasir
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
berwarna kuning pun sangat panas sekali, sukar ditahan-Dia
sedikit membungkukkan tubuhnya, dengan sekuat tenaga
berjalan kearah kolam kecil yang terdapat ditengah gurun
pasir itu. Matahari mulai berputar kearah barat, setelah berjalan
seharian penuh, dari kejauhan mulailah nampak kolam kecil
itu. Boen ching memandang kearah kolam kecil itu, dalam
hatinya entah merasakan girang atau berduka, dia menghirup
napas panjang2 dan berjalan kearah kolam kecil itu dengan
perlahan. Terdengar suara tertawa yang sangat ringan, Boen ching
segera membalikkan tubuhnya memandang, nampak sek Giok
siang dengan tegak berdiri dibelakang tubuh nya, dia menjadi termangu-mangu, nampak saat ini Sek Giok Siang sangat
marah sekali, dalam hatinya menjadi merasa agak lega.
Dia mengira kalau dilihat dari sikap Sek Giok Siang
sekarang ini mungkin tidak terlalu buruk. sambil tersenyum
ujarnya. "Nona Sek, baik-baik sajakah" "
sek Giok Siang dengan perlahan tertawa sahutnya. "Engkau datang ingin menjemput kedua orang sumoaymu itukah" "
Boen ching tanpa sadar telah menganggukkan kepalanya,
tetapi tak sepatah katapun yang diucapkan keluar...
sek Giok siang tertawa lagi, setelah mengerdipkan
matanya, ujarnya. "Ketujuh buah hiolo kuno itu apa sudah kau bawa kemari" "
Boen ching nampak sinar sesat itu barkelebat lebat lagi
pada sepasang matanya, hatinya menjadi berdebar, ujarnya.
"Tidak, benda-benda itu telah berhasil direbut oleh orang-orang dari pulau Hiat Kuang to dilaut selatan"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
sek Giok Siang hanya tersenyum tanpa menjawab sepatah
katapun. Terdengar Boen ching berkata lagi.
"Suhuku sekalian telah mengatur barisan Ngo Heng Kiam
Tin, tetapi muncul seorang aneh yang membunyikan gentanya
dan memukul pecah barisan Ngo Heng Kiam Tin tersebut" sek Giok siang tersenyum, ujarnya.
"Jlka seandainya ketujuh buah hiolo kuno peninggalan
Thian Jan Shu itu berhasil kau rebut, apakah kau kabur
membawanya kemari untuk ditukarkan dengan mereka
berdua" "
Boen ching termenung tak menjawab, beberapa waktu
kemudian baru ujarnya dengan perlahan-" Jikalau dipandang periu, pada saat itu pasti aku dapat melaksanakan"
Sek Giok Sang mengangkat kepalanya memandang bulan
yang baru saja muncul dari arah timur, sinar sesat tak
henti2nya berkelebat pada sepasang matanya yang sangat
indah itu, dengan perlahan ujarnya. "Aku dapat membunuh mereka berdua"
Boen ching menjadi sangat terkejut, teriaknya: "Nona tak dapat melakukan hal ini"
Sek Giok Siang tidak memperdulikan perkataan dari Boen
ching ini, dia mengangkat kepalanya memandang lagi kearah
sinar bulan, pada mulutnya tersungging suatu senyuman yang
sangat tawar. Boen ching sekali lagi menjadi terkejut, dia nampak pada
sepasang mata Sek Giok Siang berkelebat sinar mata yang
berwarna hijau, sinar mata itu tak henti-hentinya bergerak
pada matanya, suatu sinar mata yang sangat menakutkan
sekali. Beberapa waktu telah lewat, terdengar Sek Giok Siang
memecahkan kesunyian ujarnya.
"Kau pasti akan menolong mereka berdua" "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Bagaimanapun juga aku menolong mereka"
Senyuman pada bibir sek Giok- Siang menjadi lenyap.
ujarnya. "Jikalau demikian baik, aku mengijinkan kau membawa
pergi mereka berdua dengan batas waktu selama setengah
jam lamanya, setelah lewat setengah jam sekalipun kau
diujung langitpun akan kukejar untuk membunuh kalian
bertiga." Hati Boen ching menjadi bergetar, dia mendongakkan
kepalanya memandang bintang2 yang bertaburan diangkasa,
sesaat kemudian baru ujarnya.
"Kalau memangnya nona telah mengambil keputusan
demikian, aku Boen ching terpaksa mengikuti perintah saja."
sek Giok siang membawa Boen ching berjalan kearah
rumah kayu itu.
Boen ching sadar bahwa didalam setengah jam lamanya
tak mungkin dia dapat berhasil melarikan diri, dia tidak
berjalan mendekati rumah kayu itu, dangan perlahan dia
duduk bersila dibawah pohon yang sangat besar.
Sekali lagi dia ingin mencoba mengunakan ilmu "Chiet jien Hong" dari "Hiat Mo Kang" untuk mendapatkan kemenangan.
Ilmu "Hiat Mo Kang," merupakan suatu kepandaian silat dari golongan sesat, dengan kepandaian yang dilatih Boen
ching saat ini jauh berbeda sekali, dia berbuat demikian itu bukan saja merusak hawa murninya, bahkan perbuatannya ini
dilakukan untuk ketiga kalinya. Sek Giok Siang pernah
memperingatkan kepadanya untuk tidak menggunakan ilmu
tersebut sekali lagi. Kalau tidak darahnya menjadi kering dan binasa, tetapi saat ini dia mau tak mau terpaksa sekali lagi harus menggunakan ilmu itu untuk menghadapi sek Giok
Siang yang memilikki ilmu silat demikian tingginya itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Sek Giok Siang membuka pintu rumah kayu itu, kemudian
memandang tajam kearah Boen ching.
Bwee Giok lan Shie Siauw In segera meloloskan diri keluar
dari rumah itu, kedua orang itu pun dengan termangu-mangu
memandang kearah Boen ching. Kepada kedua orang gadis itu
ujar Sek Giok Siang dengan tawar:
"Setengah jam kemudian aku akan mengadakan
pertempuran dengan dia untuk menentukan siapakah yang
menang, kalian berdua saat ini tak usahlah mengganggu dia"
Sehabis berkata dia berjalan memasuki salah satu ruangan
dari rumah kayu itu dan mengambil keluar sebilah pedang
panjang. Bwee Giok serta Shie Siauw In bersamaan menjadi berdiri
termangu-mangu disana.
Boen ching dengan perlahan-lahan menjalankan ilmu "Hiat Mo Kang" jalannya darah dibuat menjadi lurus dan terbalik, sehingga seluruh hawa darah berkumpul menjadi satu.
Setengah jam berlalu dalam sekejap mata saja. Dengan
tawar ujar Sek Giok Siang kepada Boen ching.
"Sudahkah kau menjalankan ilmumu" "
Boen ching dengan perlahan bangkit berdiri dan mencabut
keluar pedang cing Hong Kiam nya, Sek Giok Siang yang
nampak Boen ching mencabut keluar pedang cing Hong Kiam
itu dia agak terkejut, sinar matanya berkelebat segera pula bermunculan kehijau-hijauan dari matanya.
Tubuh Boen ching dengan Cepat melompat tinggi, dengan
pedangnya menusuk kepelipis sek Giok Siang.
Pedang panjang Sek Giok siang berturut-turut berkelebat,
tubuhnya melayang dengan gesitnya, berturut-turut
melancarkan tujuh delapan kali serangan kearah Boen ching.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching mulai merasakan hawa panas di dadanya makin
lama berputar makin cepat, gerakan pedangnyapun makin
menyerang makin bertambah cepat, pedangnya bagaikan
terjunnya air deras dari puncak gunung yang tinggi, tak henti-hentinya mengalir keluar.
cahaya mata dari Sek Giok Siang yang berwarna kehijau-
hijauan itu tak henti2nya berkelebat, diapun dengan sekuat
tenaga balas melancarkan serangan.
Sek Giok siang dengan mendatarkan pedangnya menahan
serangan pedang Boen ching, dengan cepat Boen ching
menggunakan tiga jari tengahnya mendorong, pedang cing
Hong Kiamnya dari depan segera miring kesamping menerjang
kebawah telinga Sek Giok Sang.
Sek Giok siang menjadi sangat terkejut, dia sebenarnya
melihat pedang yang dicekal oleh Boen ching itu sebilah
pedang pusaka yang sangat tajam, selalu tak berani berbentur dengan ujung pedang dari pedang cing Hong Kiam itu, tetapi
saat ini dia terdesak untuk mengangkat pedangnya
menyambut datangnya serangan.
Terdengar suara yang sangat perlahan, pedang yang
dicekal ditangan Sek Giok siang itu telah terpapas putus
setengah bagian.
pada saat itu Boen ching merasakan hawa yang sangat
panas itu terus menerjang ke otaknya, terasa otaknya menjadi agak berat dan pening, urat nadi pada tubuhnya menjadi


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membesar dan amat sakit.
Dengan keras dia meraung, dengan seluruh tenaga dia
melancarkan ilmu "Hong Loei chiet Kiam" gerakan pedangnya bagaikan angin taupan yang mengaduk samudra, dan
sambaran petir dipuncak gunung, pedang cing Hong Kiamnya
yang dicekal ditangannya itu berputar mengeluarkan suara
raungan angin dan petir yang memekikkan telinga, tak habis-
habisnya menekan ke tubuh Sek Giok Siang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Wajah Sek Giok Siang berubah menjadi pucat pasi, dengan
potongan pedangnya sekuat tenaga dia menyambut serangan
musuh, jurus serangannya berkelebat dengan hebatnya, tak
lama kemudian potongan pedangnya itu kini tinggal sebuah
gagang pedangnya saja.
Hampir-hampir saja Boen ching tak kuat mengUasai dirinya,
pedang cing Hong Kiamnya diselingi dengan suara
menyambarnya angin dan petir, terus menerus menerjang
kearah Sek Giok Siang.
Sek Giok Siang saking terkejutnya sampai berdiri
mematung disana, pandangan Boen ching menjadi terang
kembali, senyuman Sek Giok Siang berkelebat kembali pada
benak nya, gambaran gadis pada Thian Tuen itu demikian cantik dan
agungnya. Bagaimanapun juga Sek Giok Siang tetap merupakan tuan
penolongnya, dia tak mungkin dapat membinasakan Sek Giok
siang dibawah pedangnya.
Bayangan itu berkelebat dengan cepatnya didalam
benaknya, dengan keras dia menarik kembali serangannya,
tetapi bagaimanapun juga tak dapai dicegah lagi gagang
pedangnya berhasil mengenai batok kepala dari Sek Giok
siang, terdengar Sek Giok Siang mendengus dengan berat dan
roboh ke atas tanah.
Boan ching menjadi sadar kembali, dan berdiri ter-mangu2
disana, pada tangannya terlihat darah yang masih segar Sek
Giok Siang ternyata telah binasa di tangannya.
Shie Siauw in dengan cepat lari mendekat, sambil
menggoyangkan tangan Boen ching teriaknya.
"ching Koko, engkau telah berhasil memukul roboh dia,
kepandaianmu sungguh sangat tinggi sekali, kini kita dapat
pergi dari tempat ini."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching dengan termangu-mangu memandang Sek
Giok Siang yang berbaring diatas tanah.
Bwee Giok dari kejauhan memandang Boen ching serta
Shie Siaw in, kemudian membalikkan tubuhnya seorang diri
meninggalkan tempat itu dan berjalan pergi ketengah gurun
pasir yang sUnyi itu.
Boen ching mengeluarkan suara tertahan, sepasang
matanya memandang kearah Bwee Giok.
Shie Shiauw in nampak sikap Boen ching demikian
cemasnya itu, bagaikan baru sadar dari lamunan diapun
mengeluarkan suara tertahan, dengan cepat melepas tangan
Boen ching setelah berdiri termagu-mangu sejenak. berlarilah dia kearah yang lain- Boen ching dengan tertegun
memandang ketiga orang gadis itu, dia mempunyai niat untuk
pergi mengejar, paling tidak harus berhasil mengejar salah
seorang dari mereka, tetapi pada saat ini dia sama sekali tak mempunyai tenaga untuk menuruti suara hatinya itu, darah
yang mengalir terbalik itu mengakibatkan seluruh tubuhnya
menjadi lemas tak bertenaga.
Pedangnya mulai berputar tak henti-hentinya pedang cing
Hong Kiam datangnya pun dengan perlahan-lahan terlepas
dari tangan, darah segar memancar keluar dari mulutnya dan
dia jatuh tak sadarkan diri.
Tapi Bwee Giok serta Shia Siauw in telah pergi jauh sekali, tak seorangpun yang berada disampingnya.
Entah setelah lewat beberapa waktu, Boen ching dengan
perlahan baru mulai mementangkan sepasang matanya, dia
tidak mengetahui kini dia berada dimana, tetapi ya paling
mengherankan dirinya yaitu ternyata dirinya masih dapat
mementangkan matanya Sinar matanya memandang dimana
pertama kali dia mementangkan matanya, dia masih ingat,
yang benar dia berbaring diatas pasir kuning ditengah gurun pasir yang sunyi, tetapi sekarang siang harikah"-" atau malam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
hari" -Mengapa tak terlihat bintang-bintang yang bertebaran diangkasa atau matahari" dia tak mengetahui kini berada
ditempat mana. Mendadak terdengar suara pujian Budha,
seorang pendeta tua yang sangat ramah sekali muncul
dihadapannya, Boen ching menjadi tertegun, Pendeta tua itu
sambil tersenyum, ujarnya.
"Pinceng Wang Hoo, Boen Sicu telah pingsan selama
setengah bulan, kini dapat menjadi sadar kembali, sungguh
sangat menggembirakan sekali."
Boen ching segera mengetahui kalau dirinya telah ditolong
oleh orang lain, tapi yang sangat mengejutkan adalah dirinya bagaimana dapat pingsan selama setengah bulan, dalam
hatinya dia merasa terkejut, mengapa pendeta tua ini
mengetahui kalau dirinya She Boen"
Dengan termangu-mangu dia berpikir, ingin membuka
mulut untuk bertanya, tapi takut kalau dirinya belum sadar
benar2 sehingga salah menanyakannya. Wang Hoo Thaysu
tersenyum ujarnya lagi.
"Boen Siauw sicu menggunakan ilmu Hiat Mo Kang untuk
membalikkan mengalirnya darah serta hawa murni didalam
tubuhmu, sampai kini baru saja sembuh kembali, untung
napasnya tak sampai menjadi putus karenanya."
Boen ching begitu mendengar Wang Hoo Thaysu berkata
demikian, segera mengetahui kalau dia pastilah seorang
angkatan tua dari dunia persilatan, dengan cepat ujarnya.
"Terima kasih Thaysu telah menolong jiwaku"
"Sehabis berkata pada otaknya terasa agak pening" Sambil tertawa ujar Wang Hoo Thaysu lagi.
"Boen Siauw sicu lebih baik jangan banyak bicara sehingga mungkin mengakibatkan sukar untuk menyembuhkan lukamu
itu." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching menghirup napas panjang2, terasa tubuhnya
agak baikan, lalu tanya nya kepadanya Wang Hoo Thaysu.
"Gadis disampingku itu dia bagaimana" " "
Dia selalu memperhatikan keadaan dari Sek Giok siang juga
adalah tuan penolongnya, bagaimanapun juga apabila dia
membinasa kan Sek Giok Siang dibawah pedangnya, hal ini
adalah suatu pekerjaan yang tak mungkin terjadi.
Dengan tajam dia memandang kearah Wang Hoo Thaysu,
dia telah menolong dirinya, sudah tentu juga mengetahui
dirinya Sek Giok Siang kini berada dimana. Sambil tertawa
sahut Wang Hoo Thaysu. "Telah dibawa pergi oleh Pek Lian Sianseng."
"ooh. . ." sahut Boen ching, Pek Lian Sianseng mengangkat nama bersama-sama dengan iblis dari selatan, Sang Kwan Yu,
kalau memangnya dia telah membawa pergi Sek Giok Siang,
sudah pasti dia tak sampai menemui ajalnya. Terdengar Wang
Hoo Thaysu berkata lagi. "Tahukah kau siapakah sebenarnya Sek Giok Siang itu "
Boen ching sendiri memangnya tak mengetahui asal usul
dari Sek Giok Siang itu, kini Wang Hoo Thaysu bertanya
demikian terhadapnya, dengan termangu-mangu dia
memandang kearahnya.
Wang Hoo Thaysu sambil menundukkan kepalanya ujarnya.
"Neneknya adalah merupakan gadis yang paling Cantik
diseluruh Kang Lam waktu itu, dia bernama Sek cing Hong,
Ouw Yang Bu Kie yang disebut orang sebagai setan paras elok sudah tentu tak mungkin akan melepaskan dirinya, Sek cing
Hong akhirnya melahirkan seorang puteri, biasanya korban
ditangan Ouw Yang Bu Kie tak seorangpun dibiarkan untuk
hidup lebih lama lagi, tapi dia telah melepaskan Sek cing
Hong. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Dan menanti setelah puterinya itu tumbuh menjadi seorang
gadis, diapun mengakibatkan puterinya sendiri itu menjadi
mengandung, karena urusan inilah memaksa dia untuk
bersembunyi selama tiga puluh tahun lamanya."
Hati Boen ching menjadi bertambah berat, Ouw Yang Bu
Kie adalah ayahnya, tapi dia pun sebagai kakeknya, hal ini
sungguh sangat aneh sekali. Wang Hao Thaysu melanjutkan
perkataannya: "Karena hubungan dari Ouw Yang Bu Kie yang demikian tak karuannya itulah mengakibatkan darah didalam tubuh Sek
Giok siang mengandung racun, dia kini adalah seorang gadis
gila?" Hati Boen ching menjadi tergetar, saking kagetnya sampai
dudukpun tak sanggup lagi, sek Giok siang adalah seorang
gadis gila" sungguh tak pernah disangka olehnya, sinar
matanya yang berwarna kehijau2an dan sangat menakutkan
itu berkelebat lagi di depan matanya.
Tanpa terasa tanya nya kepada Wang Hoo Thaysu.
"Lalu dia meminta ketujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu untuk apa" " Wang Hoo Thaysu setelah termenung sejenak baru, sahutnya.
"Dia adalah anak murid dari Thian Tie Ku, sedang Tian Thie Ku telah dibinasakan ditangan Thian Jan Shu, oleh sebab
itulah dia menginginkan ketujuh buah hioloo kuno tersebut"
Boen ching berdiam diri tak berkata dia tidak mengetahui
Sek Giok Siang kini berada di mana, kepada Wang Hoo Thaysu
tanyanya lagi. "Dia apakah masih dapat disembuhkan" "
Wang Hoo Thaysu memandang tajam kearah Boen ching
kemudian dengan nada yang perlahan sahutnya.
"Darahnya mengandung raCun sukar sekali untuk
disembuhkannya, keCuali kalau di ganti dengan darah yang
baru, tetapi hal itu tak mungkin bisa terjadi."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching dengan termangu-mangu berdiri disana,
beberapa saat kemudian baru ujarnya kepada Wang Hoo
Thaysu. "Kalau begitu bagaimana sekarang keadaan nya" " Sahut Wang Hoo Thaysu.
"Sekarang untuk sementara dijaga oleh Pak Long sianseng"
dia berhenti sejenak kemudian lanjutnya lagi.
"Boen Siauw sicu terhadap ketujuh buah hioloo kuno
peninggalan Thian Jan Shu itu masih belum melupakannya
bukan" "
Boen ching menjadi terkejut, dan masih mengingatnya
dengan baik, ketika dia hendak berangkat kegurun pasir telah mengadakan perjanjian dengan suhunya untuk
mempersiapkan perahu besar menanti setelah dia berhasil
menolong kedua orang gadis itu segera berangkat menuju ke
pulau Hiat Kuang To dilaut Selatan.
Sungguh tak disangka sekali pingsan telah melewati
setengah bulan lamanya, dia menjadi termangu-mangu tak
dapat mengucapkan sepatah katapun. Sambil tertawa ujar
Wang Hoo Thaysu.
"orang-orang golongan pulau IHiat Kuang To itu apabila berhasil mendapatkan rahasia dari Thian Jan Shu, kiranya saat ini tak seorangpun yang akan berhasil mengalahkan mereka."
Wang Hoo Thaysu begitu mengungkat pulau IHiat Koang
To, hati Boen ching menjadi tergerak, ujarnya.
"Pada pertemuan diloteng oei Hok Lopada bulan delapan
malam Tiong Chiu apakah Thaysu telah membantu aku seCara
diam-diam" Wang Hoo Thaysu tertawa tawar ujarnya.
"Hal itu adalah seCara kebetulan saja aku lewat ditempat ini, tenaga dalam yang dimiiiki iblis itu sangat tinggi sekaii, bukannya aku dapat melawannya, terpaksa aku hanya
mengundurkan diri saja". Tanya Boen ching lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Siapakah orang itu, dapatkah Thaysu memberikan
penjelasan" " Wang Hoo Thaysu termenung sejenak.
kemudian sahutnya.
"orang itu adalau iblis dari pulau Hiat Koang To yang
berhasil dikalahkan oleh Thian Jan Shu waktu itu, siapakah
sebenarnya aku sendiri kurang begitu jelas, waktu itupun
hanya Thian Jan Shu seorang yang berhasil menemui dia dan
mengetahui wajah aslinya, aku dengar bahwa kepandaian
yang dimilikinya itu tidak dibawah dari Tan Coe coen yang
mengangkat nama bersama dengan Thian Jan Shu."
Boen ching menjadi termenung, dilihat dari kepandaian
orang yang membunyikan genta itu, kiranya pada saat itu
sukar sekali untuk mendapatkan orang yang memiliki
kepandaian seimbang dengan dia, sedang kepandaian dari Pek
Leng Sianoengpun masih jauh dibawah kepandaian dari Thian
Jan Shu serta Tan Coe-Coen waktu itu.
orang yang membunyikan genta itu kalau pun memiliki
kepandaian yang demikian tingginya itu, lalu apa gunanya
merebut ketujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu
itu" Terdengar Wang Hoa Thaysu berkata lagi.
"Kepadaian pada ketujuh buah hioloo kuno itu aku kira
pada saat ini hanyalah kau seorang yang dapat
memahaminya, waktu itu ketika Thian Jan Shu meninggalkan
ketujuh buah hioloo kuno inipun hanya kau seorang yang
hadir dikalangan, dengan tindakkan dari Pulau Hiat Koang To yang kasar ini sudah tentu mengandung maksud untuk
menguasai daerah Tionggoan, ketujuh buah hioloo kuno itu
kau haruslah berhasil mendapatkannya kembali."
Dalam hati Boen ching merasa agak menyesal, pada waktu
itu sekalipun dengan mata kepala sendiri dia melihat Thian Jan Shu meninggalkan kepandaiannya, tetapi sampai kini dia
masih belum mengetahui dengan jelas maksud dari Thian Jan
Shu. Jika dipikir kembali sampai kini dia masih tidak jelas.
Sambil tertawa ujar Wang Hoo Thaysu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Sekarang kau tak usah banyak pikir lagi, yang penting jagalah baik2 kesehatanmu, beristirahatlah sejenak"
Sehabis herkata dia balikan tubuhnya dan berjalan pergi.
Boen ching dengan keras berpikir, Sek Giok siang adalah
seorang gadis gila, dia menyangkapun tidak pernah, masih
Bwee Giok serta Shie Siauw In" mereka dengan gusar pergi,
entah kini bagaimana keadaannya.
Dia makin berpikir makin bertambah lelah, tanpa terasa dia
jatuh pulas dengan nyenyaknya.
Ber-turut2 dia beristirahat selama tiga hari lamanya,
barulah sembuh benar2 dari lukanya. Wang Hoo Thaysu
segera berpisah dengannya, seorang diri berkelebat neninggal kan tempat itu.
Boen ching memandang bayangan punggung Wang Hoo
Thaysu, dalam hatinya diam2 menghela napas, manusia2
aneh didunia ini sungguh sangat banyak sekali sukar dihitung, hanya tak pernah munculkan dirinya dikalangan dunia
persilatan-Diapun membalikkan tubuhnya melanjutkan
perjalanannya menuju ke lautan Timur.
Setelah melewati gunung Sie Sia San, kurang lebih telah
lewat setahun lebih, sekali lagi dia menginjak daratan
Tionggoan, dalam hal ini adalah semata-mata urusan tujuh
buah hioloo kuno itu, tanpa terasa dia menjadi menghela
napas. Boen ching sambil membopong kedua tangannya
memandang ombak yang menggulung dilautan Timur itu.
Air laut dan tepi pantai masih tetap seperti semula, dimama untuk pertama kalinya dia mendarat, tetapi dibelakang
tubuhnya, didalam dunia kangouw entah telah berapa orang
yang binasa karena ke tujuh buah hioloo kuno itu, dan entah berapa orang aneh yang telah turun gunung pun, entah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
berapa banyak kawanan jago Bulim yang bersatu padu
dengan tujuan yang sama"
Dia memandang ombak laut yang memecah dipantai,
waktu telah berlalu terlalu lama sekali, satu bulan telah berlalu tanpa terasa, terpikir olehnya mungkin suhunya tak mungkin
dapat menanti dirinya ditempat itu.
Baru saja ia berpikir demikian, dari kejauhan muncullah
sebuah perahu besar yang sangat dikenal olehnya, dalam


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hatinya segera terasa sanagat girang sekali, itulah perahu
besar milik Ie Bok Tocu.
Perahu layar itu makin lama makin membesar, pada saat ini
Boen ching telah dapat melihat Ie Bok Tocu dengan memakai
baju berwarna hijau berdiri diujung perahu.
Dalam hati Boen ching makin merasa girang, tidak menanti
perahu layar itu menepi, dengan cepat dia meloncatkan
dirinya keatas perahu itu, sambil tersenyum Ie Bok Tocu
memandang kearahnya, untuk sesaat tak seorang pun yang
mengangkat bicara.
Boen ching merasa heran mengapa Ie Bok Tocu tidak
mengungkit urusan mengenai Shie siauw in, baru ia akan
membuka mulut bertanya, Ie Bok Tocu sambil tersenyum
telah berkata: "Siauw in telah pulang kembali "
Boen ching menjadi ter-mangu2, tanyanya:
"Baik2 kah sumoay sekarang ini" " "
Sekalipan dalam hatinya terasa agak terperanjat, tetapi
dalam hatinya ia jauh merasa lebih baik dari pada tadi. Ujar Ie Bok Tocu lagi.
"Nona Bwee Giok telah mengikuti suhunya pergi ke Lam
Hay, urusanmu itu aku telah mengetahui seluruhnya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Hati Boen ching terasa agak berat, sambil paksakan diri
tersenyum ujarnya.
"Asalkan mereka dengan selamat dapat tiba dirumah, itulah sudah sangat baik sekali ". Ie Bok Tocu memandang tajam kearah Boen ching beberapa waktu kemudian baru ujarnya:
"Nak beberapa hari ini telah menyusahkan dirimu, aku lihat wajahmupun banyak berubah"
Boen ching menundukkan kepalanya tak menjawab, Ie Bok
Tocu terhadap dirinya masih tetap begitu baiknya, dia tidak mengetahui Shie Siauw in semuanya sangat baik terhadap
dirinya. Tetapi perpisahan waktu digunung Siong San, Telaga Naga Dingin, Bwee Giok demikian menariknya sehingga sukar
sekali baginya untuk melupakan selama hidupnya, dia tak
dapat tidak mencintai Bwee Giok.
Ie Bok Tocu memandang sejenak kearah Boen ching,
kemudian dengan perlahan menghela napas, dia tahu dalam
hati Boen ching lebih menyukai Bwee Giok. ujarnya kepada
Boen ching. "Nak, ada urusan kau sendirilah yang harus
memutukannya, apabila kau mengambil keputusan karena
orang lain, maka akhirnya akan menyesal seumur hidupmu"
Hati Boen ching terasa bergetar, dengan bimbang dia
mengangkat kepalanya memandang Ie Bok Tocu.
Ie Bok Tocu dengan tanpa terasa telah tersenyum,
kemudian mendongakkan kepalanya memandang
kepermukaan laut, nampak perahu layar itu telah bergerak
memutar haluan dan berlayar menuju ke pulau Ie Bok Tocu ke
lautan Timur. orang-orang yang mengemudikan perahu serta yang
berdiam di pulau Ie Bok To sebagian besar adalah merupakan
orang-orang bawahan dari Tan Coe waktu itu. Dia sambil
membawa bekas orang-orang bawahan Tan Coe Coen
berlayar menuju kelaut Timur, dan mencari sebuah pulau yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
kosong, untuk memperingati Tau Coe Coen, sedang dia
sendiripun menduduki tempat kedudukan "Ie Bok" sehingga pulau kosong itu diberi nama sebagai pulau Ie Bok To.
Dia menjadi sangat heran, sekarang mendadak dia teringat
kembali kepada Seh TU Hoa, dia sendiripun merasa sangat
terkejut dan heran mengapa dirinya dapat mendadak teringat
kepadanya, hal itu adalah peristiwa yang belum terjadi selama sepuluh tahun ini.
ombak laut memukul tubuh perahu sehingga tak henti2nya
mengeluarkan suara yang nyaring.
Ie Bok Tocu menghela napas, dia mengedip-ngedipkan
matanya untuk menghilangkan bayangan Seh Tu Hoa dari
benaknya. Kemudian sambil tersenyum ujarnya kepada Boen
ching. "Nak. beberapa waktu ini telah melelahkan dirimu, aku kira lebih baik kita kembali ke pulau Ie Bok To untuk beristirahat beberapa waktu."
Sambil tertawa sahut Boen ching. "Suhu, aku tidak lelah, tak mengapa, apa lagi. . . "
Ie Bok Tocu mengerutkan alisnya sambil tersenyum ujarnya
lagi. "Masih ada urusan apakah" "
Dia menginginkan Boen ching kembali ke pulau Ie Bok To
terlebih dahulu, dalam hatinya sebenarnya mengharapkan
Boen ching mencintai Shie Siauw in, Boen ching adalah dia
yang memelihara hingga besar, sedang Shie Siauw in adalah
putrinya, dia mengharapkan mereka berdua dapat hidup
bersama untuk selamanya.
Boen Chiang setelah termenung sejenak kemudian
menceritakan peristiwa dimana dia bertemu dengan Wang
Hoo Thaysu. Ie Bok Tocu hanya tertawa tawar, dia menganggap hal ini
tidaklah mengapa, sambil membalikkan tubuhnya dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
menggerakkan tangannya, layar dari perahu itu segera
dibentangkan dan berlayar menuju ke pulau Ie Bok To.
Berjalan beberapa saat, Ie Bok Tocu diam2 mengerutkan
alisnya, pada saat ini udara telah hampir mendekati senja,
matahari menghilang dariarah barat, tetapi disekitar dimana matahari itu tenggelam menampilkan suatu pemandangan
yang sangat indah sekali.
Dia yang berdiam dilautan Timur itu hampir mendekati dua
puluh tahun lamanya, segera mengetahui kalau beberapa
waktu kemudian akan terjadi angin taufan yang sangat
dahsyat. Boen ching sendiri sudah tentu mengetahui akan hal ini, dia memandang ke angkasa, nampak mega diangkasa itu
bergerak sedikitpun tidak, sedang perahu layar itu berlayar dengan sangat perlahannya, bagaikan sedikit anginpun tidak
ada. Ie Bok Tocu memandang arah angin, dan memberitahukan
anak buahnya untuk mulai menurunkan layarnya, untuk
menanti setelah angin taufan lewat baru dipasang kembali,
dan yang terpenting adalah jangan sampai kehilangan arah
yang sebenarnya..
Matahari baru saja tenggelam, arah bertiupnya angin telah
berputar haluan sedang angin yang bertiuppun dari kecil
berubah menjadi besar.
orang2 orang diatas perahu sejak semula telah
mengadakan persiapan, asalkan arahnya tidak sampai lenyap.
angin taufan bila telah lewat semuanya asal berubah jadi
tenang kembali.
Mendadak angin taufan mulai menyerang datang, diikuti
dengan hujan yang hebat sekali.
Kedua orang itu baru saja akan kembali ke dalam ruangan
perahu, mendadak didepan mata Boen ching melihat ada
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
sesuatu benda, dengan nada yang sangat terperanjat
teriaknya. "Ada perahu"
Ie Bok Tocu juga merasa sangat terkejut, segera dia
menengok memandang, begitu dia melihat perahu itu,
^