Bentrok Rimba Persilatan 14

Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung Bagian 14


wajahnya segera berubah hebat, sebuah perahu besar
berwarna hitam, ditengah samudra yang sedang digolak oleh
angin yang sama itu membentangkan layarnya lebar,
mengikuti bertiupnya angin dari jauh menerjang datang. Inilah yang diberitakan sebagai perahu iblis ditengah laut timur
Terlihat tubuh perahu iblis itu miring ke samping bagaikan
terbang cepatnya menerjang ketengah perahu dimana
ditumpangi oleh Boen ching serta Ie Bok Tocu.
Wajah Boen ching segera berubah hebat, dengan keadaan
seperti ini, entah harus menggunakan cara apa baru dapat
mencegahnya. orang2 didalam perahu lainnyapun telah dapat dilihat
datangnya perahu iblis itu, segera suasana didalam perahu
menjadi kacau balau dan berlari keluar dari ruangan perahu.
Sepasang mata Boen ching memancarkan Sinar yang
tajam, dia bersuit dengan nyaringnya, tubuhnya berkelebat,
dengan Sebelah tangannya menyambar tali dengan Sekuat
tenaga ditariknya, Seketika itu juga layar dari perahu yang di tumpanginya itu dikembangkan setengah bagian, Angin taufan
tetap menerjang dengan hebatnya ie bok Tocu segera
mengetahui maksud dari Boen ching, dengan cepat dia
membelokkan kemudinya kearah kanan.
Tubuh perahu itu segera miring kesamping dengan
hebatnya, hampir-hampir menempel pada permukaan air,
tetapi pada seketika itu juga perahu iblis itu bagaikan kilat cepatnya bergerak disamping tubuh perahu yang ditumpangi
oleh Boen ching itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
orang-orang yang berada diatas perahu itu bersama-sama
merasa sangat terkejut sekali, membuat keringat dingin
mengucur keluar.
Dilautan timur setiap terjadi angin taufan yang sedang
menyambar, perahu itu iblis pasti munculkan dirinya, dan
perahu iblis itu muncul dan lenyap ditengah lautan yang luas itu dengan sangat aneh sekali, begitu dia munculkan diri,
pastilah sedikit-sedikitnya sebuah perahu akan di tubruk
hingga hancur lebur.
Ada pula beberapa perahu yang berada didekat tempat
terjadinya angin taufan itu, sering sekali nampak perahu iblis itu dapat bergerak dengan gesit ditengah menyambarnya
angin taufan yang sangat hebat itu, setiap perahu yang
berhasil dikejarnya tak sebuahpun yang berhasil selamat.
Boen ching menghela napas lega, dan melepaskan kembali
layar dari perahu itu sambil turun kembali keatas perahu.
Mendadak---terdengar suara jeritan kaget, hati Boen ching
menjadi bergetar, segera dia miringkan kepalanya
memandang. Nampak perahu iblis itu dengan sangat ringan sekali
memutar satu lingkaran ditengah bertiupnya angin taufan dan secepat kilat datang mengejar kembali.
Boen ching hampir-hampir tidak dapat mempercayai
pandangannya, dia mengucak-ucak matanya, hal ini benar-
benar terjadi, sungguh susah untuk dipercaya perahu iblis itu ternyata dapat memutarkan dirinya ditengah bertiup dan
menyambarnya angin taufan ya demikian dashyatnya itu.
Pada saat itu, ditengah lautan yang luas itu bertiup angin
yang sangat santar dan hujan yang sangat deras.
Perahu iblis itu setelah membuat setengah lingkaran
ditengah lautan itu, sekali lagi menerjarg datang, pada saat ini Boen ching merasa sangat terkejut bercampur gusar, perahu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
iblis ini agaknya tidak mau melepaskan diri mereka begitu
saja. Sekali lagi dia bersuit nyaring, sambil melayangkan
tubuhnya dia menarik layar perahu lagi.
Ie Bok Tocu yang berdiam hampir dua puluh tahun
lamanya dilaut Timur, juga belum pernah melihat perahu iblis yang demikian pesatnya itu, dengan memusatkan seluruh
perhatiannya dia menantikan perahu iblis itu sekali lagi
menerjang ke arah mereka. Boen ching begitu menarik layar
itu, perahu itu segera mengikuti bertiupnya angin bergerak
dengan cepat kearah depan.
Kecepatan dari perahu iblis itu jika dibandingkan dengan
perahu yang ditumpangi Boen ching jauh lebih cepat satu kali lipat, bagaikan terbang saja cepatnya perahu iblis itu
menerjang kesisi kanan perahu dari Boen ching itu.
Ie Bok Tocu dengan sekuat tenaga menarik kemudinya,
layar dari perahu itu segera menjadi miring ditengah
menyambarnya angin yang dahsyat tersebut.
Sebenarnya dengan demikian tepat sekali dapat
menghindari terjangan dari perahu iblis itu, tetapi dengan
mendadak perahu tersebut meloncat dari permukaan air, dari
sebelah kanan berbelok satu sudut kembali, dan dengan tepat menubruk keujung perahu ditumpanginya itu.
Boen ching yang berada diatas, nampak hal ini menjadi
sangat terkejut, dengan cepat dia melepaskan layarnya, yang sangat cepatnya jatuh kebawah, tubuh perahu menjadi miring
kesamping dan jatuh kepermukaan air, diantara suara jeritan kaget, perahu iblis itu dari samping perahunya sekali lagi
meleset pergi. Terdengar suara yang ringan tiang dari layar itu segera
putus menjadi dua bagian-Karena Boen ching dengan tepat
dapat menurunkan layarnya sehingga dapat dengan tepat
menghindari tubrukan perahu iblis itu, tetapi pada saat perahu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
miring kearah samping, telah ada dua orang yang terjatuh
kedalam air. Ie Bok Tocu tak dapat berbuat apa2 lagi, terpaksa
memerintahkan orang untuk turun tangan menolong.
Perahu iblis itu setelah menerjang tak mencapai hasil,
setelah lewat jarak yang cukup jauh sekali lagi memutarkan
diri datang kembali, tetapi diantara ombak laut yang demikian hebatnya itu, dua orang yang terjatuh kedalam air tak sempat untuk ditolong lagi.
Dalam hati Boen ching merasa sangat gusar, dalam hati
pikirnya, jika hal ini terus menerus demikian adanya,
perahunya pasti akan terkena terjangan perahu iblis itu, entah siapakah yang mengemudikan perahu iblis itu, mengapa tak
mau melepaskan perahu yang ditumpanginya itu.
Perahu ibis itu sekali lagi memutar haluan, dan arah yang
diambilnya itu tepat d ihadapan perahunya, agaknya kali ini harus dapat meng hancurkan perahu itu.
Boen ching dengan tajam memperhatikan bergeraknya
perahu iblis itu, pada saat ini diapun telah tak mempunyai cara lainnya, apabila hendak menghindari, perahunya adalah tidak segesit perahu iblls itu, apalagi apabila sekali lagi menghindar maka kedua orang yang terjatuh kedalam air itu tak ada
harapan lagi untuk dapat ditolong.
Pikirannya menjadi bergerak. tangannya segera mencabut
keluar pedang Cing Hong Kiam nya.
Ie Bok Tocu mengerti, dia akan berbuat apa, diapun tidak
mempunyai cara yang lain, sekali serangan Boen ching ini
apabila tidak mengenai sasarannya, perahunya segera akan
berhasil diterjang hancur oleh perahu iblis itu.
Ditengah angin kencang dan hujan badai itu, perahunya
bergoyang tak henti-hentinya, perahu iblis itu bergerak
dengan gesitnya, ditengah hujan yang demikian derasnya itu,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Jika dilihat remang-remang bagaikan iblis benar yang
gentayangan. Boen ching sediripun mengetahui bahwa serangannya kali
ini mempengaruhi sangat besar mati hidupnya, dengan tajam
dia memperhatikan datangnya perahu iblis itu, tangan
kanannya diangkat dan bersiap-siap untuk turun tangan-
Perahu lblis ini telah mendekati perahu yang ditumpangi Boen ching itu ratusan kaki saja, diantara bertiupnya angin yang sangat kencang itu, jaraknya ratusan kaki itu dapat saja
ditempuh dalam waktu yang sangat singkat sekali.
Boen ching tidak menginginkan melancarkan serangannya
diatas perahu yang bergoyang tak henti2nya itu, dia bersuit panjang, tubuhnya melayang ketengah udara, pedang Cing
Hong Kiam ditangan kanannya dilancarkan keluar, dengan
menggunakan jurus "Kiam Coan Thian IHwee" dari ilmu pedang Ie Bok Kiam Hoat, ia melancarkan serangan-Pedang
Cing Hong Kiam itu ditengah sambaran angin yang kencang
memancarkan sinar yang kehijau-hijauan, berputar setengah
lingkaran ditengah udara kemudian meluncur kearah perahu
iblis itu. Hati Boen ching terasa sangat berat sekali, begitu pedang
cing Hong Kiamnya meluncur ketiang layar perahu iblis itu,
tubuhnya bersamaan waktunya pula melayang turun keatas
perahu itu. Perahu iblis itu tetap bagaikan terbang cepatnya menerjang
datang, hati Boen ching bertambah berat, dengan tanpa
mengucapkan sepatah katapun dia berdiri mematung, dia
mengira habislah sudah, apabila pedangnya itu tidak
mengenai pada sasarannya, seluruh orang yang berada
didalam perahu itu akan terkubur didasar Lautan Timur ini.
Tetapi ketika perahu iblis itu mendekati perahu yang
ditumpangi Boen ching itu dua puluh kaki jauhnya, terdengar suara yang halus, layar bitam itu dengan sangat cepatnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
runtuh kebawah, tubuh perahu iblis itu menjadi oleng, arah
dan kecepatan semulapun segera berubah seluruh nya.
Terdengar suara teriakan girang memecahkan keheningan,
Boen ching dengan perlahan menghembuskan napas lega,
luncuran pedangaya itu telah berhasil memutuskan sebagian
besar dari tali-tali layar itu, sedang sisanya karena tak kuat menahan serangan angin telah putus dengan sendirinya.
Perahu iblis itu mengikuti deburan ombak laut meluncur
disamping perahunya.
Mendadak terdengar lagi jeritan kaget, ketika Boen ching
mengangkat kepalanya memandang, nampak pada perahu
iblis itu dengan perlahan-lahan telah mulai menaikkan layar hitam yang baru, dia menjadi sangat terkejut, tak dapat
berpikir panjang-panjang lagi, tubuhnya segera melesat turun diatas perahu iblis tersebut.
oooXooo Apabila membiarkan perahu iblis itu sekali lagi menaikkan
layar yang baru, kiranya kali ini sukar sekali untuk terhindar dari kematian, sedang pada saat ini jarak antara perahu iblis dengan perahunya hanya berkisar sepuluh kaki saja, terpaksa dia hanya menempuh bahaya meloncat keperahu iblis itu.
Ie Bok Tocu yarg nampak Baen Ching melompatkan dirinya
kearah perahu iblis itu, dalam hatinya terasa sangat terkejut, tidak berpikir panjang lagi diapun melayangkan tubuhnya
menubruk kearah perahu iblis tersebut, diantara bertiupnya
angin yang kencang itu, dua buah bayangan manusia
berturut-turut melayang turun keatah perahu iblis itu.
ooooooo IKAN HIU RAKSASA BAYANGAN IBLIS
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching melayangkan tubuhnya turun diatas perahu iblis
itu, pada saat itu layar pada perahu itu baru dinaikan
setengah bagian saja, ketika ia melirik nampak Ie Bok Tocu
pun melayangkan tubuhnya keatas perahu itu.
Dengan secepat kilat ia menubruk kearah tiaing perahu itu,
sedang bersamaan pula ie Bok Tocu telah berhasil turun diatas perahu iblis tersebut.
Pada saat itu layar dari perahu iblis itu telah dinaikan penuh hingga sampai diatas, ketika tubuh Boen ching mengenai tiang itu, tanpa terasa hatinya menjadi terkejut, tiang layar itu ternyata dibuat dari baja yang sangat keras.
Tangannya segera diulurkan mencabut kembali pedang
cing Hong Kiamnya, baru saja mau memotong layar itu,
terdengar Ie Bok Tocu berteriak. "Anak Ching, tahan "
Boen ching menjadi terkejut, segera ia menghentikan
gerakannya, ketika menoleh memandang, tampak perahu iblis
itu ditengah sambaran hujan badai telah memisahkan dirinya
dengan perahunya itu sangat jauh sekali, sedang perahunya
pada saat ini tak dapat dilihat kembali.
Boen ching menjadi tertegun dan ragu-ragu untuk sesaat,
untuk mematahkan layar itu baginya adalah merupakan suatu
pekerjaan yang sangat mudah sekali tetapi ditengah lautan
yang demikian luasnya itu, apabila tak mempunyai layar
bagaimana dapat pulang kembali" " ditengah hujan badai ini
sangat mudah sekali dapat menyebabkan dia kehilangan jejak
dari perahu layar itu.
Dia telah berpikir sejenak. tubuhnya melayang turun
kembali keatas perahu, apabila dapat mencari orang yang
mengemudikan perahu itu, tak sukarlah baginya untuk
memaksa perahu itu berlayar menuju ke pulau Ie Bok To.
Ie Bok Tocu pun berpikir keras, setelah lewat beberapa
saat baru ujarnya kepada Boen ching.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Kau berjalan dari sebelah kanan untuk memeriksa, tetapi kau haruslah berhati-hati, keadaan ditempat ini tak begitu
paham, janganlah mendapat serangan yang menggelap dari
pihak musuh."
Boen ching menganggukkan kepalanya dan berjalan kearah
kiri, pada saat itu hujan badai telah makin reda, sedang
perahu iblis itu telah berputar setengah lingkaran, dengan
perlahan menerjang dimana datangnya arah angin.
Boen ching memandang kearah bentuk layer itu, terlihat
dengan sangat perlahan sekali berputar terus, hal ini dapat membuktikan kepandaian yang sangat lihay dari orang yang
mengemudikan perahu itu.
Dengan perlahan-lahan dia berjalan kesebelah kiri, diantara hujan yang turun tak tampak seorangpun juga , dia setelah
berputar satu lingkaran dari perahu itu, tampak ie Bok Tocu sambil mencekal pedangnya dengan perlahan berjalan
mendekat. Begitu dua orang itu begitu bertemu muka, bersama-sama
pula menjadi tertegun, diatas perahu itu ternyata tak ada
seorangpun, entah orang yang mengemudikan perahu itu
pergi kemana. Ie Bok Tocu setelah termenung sesaat, ujarnya kepada
Boen ching. "orang-orang dari perahu itu mungkin bersembunyi didalam ruangan dalam, marilah kita bersama-sama memasuki pintu
ruangan itu."
Dengan perlahan Boen ching mendorong pintunya.
Baru saja pintu ruangan itu membuka, wajah dua orang itu
segera berubah hebat, dan melompat kebelakang, bau mayat
yang sudah membusuk bertiup keluar dari dalam ruangan.
Sesudah lewat beberapa saat, bau yang tak enak itu baru
berkurang, sekalipun dua orang itu telah mengetahui bahwa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
dengan keadaan yang demikian itu tak mungkin ada orang
yang bersembunyi didalam ruangan itu, tetapi juga terus
diperiksa. Kedua orang itu berjalan memasuki ruangan itu, Boen
ching yang telah berhasil melatih ilmu melihat dalam
kegelapan bagaikan ditempat terang saja, sekali pandang saja dia telah dapat melihat bahwa pada dasar ruangan itu penuh
dengan tulang yang berwarna putih, pada setiap tulang
lehernya terlihat sebuah rantai besi, ada yang dalam bentuk dudUk atau berbaring, suasananya sangat menakutkan sekali.
sepasang alis Ie Bok Tocu dikerutkan, dia tidak pernah
menyangka kalau didalam perahu iblis itu ternyata merupakan suatu tempat penjagalan manusia.
Entah majikan dari perahu itu macam apa dan tulang2
putih itu milik siapa, ternyata dapat ditangkap oleh
majikanperahu iblis ini dan mampus dalam ruangan ini,
berpikir sampai di Sini, tanpa sadar diapun masuk dalam
ruangan itu. Baru saja dia berjalan satu langkah kedalam, dari belakang
tubuhnya terdengar suara yang nyaring pintu ruangan itu
dengan sangat keras telah menutup kembali, segera dia
membalikkan tubuhnya sambil melancarkan serangan,
terdengar suara yang sangat perlahan sekali. Pintu ruangan
itu tetap tak rusak sedikitpun.
Boen ching menjadi tertegun, dia melayang
kanpandangannya menyapu keadaan ruangan itu, nampak
didalam ruangan itu tak terdapat gerakan sedikitpun, orang
yang menutup pintu ruangan itu mungkin bermaksud hendak
membinasakan dirinya dengan jalan mengunci didalam
ruangan sehingga mati kelaparan.
Pedang cing Hong Kiam ditangannya segera digetarkan,
sedang Ie Bok Tocu segera menyingkir kesamping, dia
bertindak maju kedepan, dengan tangannya perlahan-lahan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
memegang kunci dari pintu itu, kemudian memandang


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sekejap kearah Ie Bok Tocu, Ie Bok Tocu dengan perlahan
menganggukkan kepalanya.
Boen ching mengangkat pedang cing Hong Kiamnya,
dengan perlahan ditusukkan keluar melalui lubang kunci yang terdapat pada pintu itu.
Pedang cing Hong Kiam sebagai benda pusaka mustika
kuno, sangat tajam sekali, begitu pedang tersebut menusuk
keatas pintu ruangan, Ie Bok Tocu melancarkan serangan
hebat, pintu ruangan itupun terbukalah, tubuhnya dengan
cepat melayang keluar, tampak didepan matanya berkelebat
sesosok bayangan manusia yang kemudian lenyap lagi.
Tubuhnya segera berkelebat mengejar kearah bayangan itu,
tapi bayangan manusia itu sejak tadi telah hilang tanpa bekas.
Boen ching turut mengejar datang, nampak pada saat ini
hujan badai sudah berhenti, pada permukaan laut diliputi oleh kabut yang sangat tebal, sedang perahu iblis ini ditengah
kabut yang tebal itu berjalan dengan tenangnya.
Dua orang itu tak tahu pada saat ini dia ada dimana, tanpa
terasa lagi mereka berjalan keujung perahu itu, dan
memandang kearah muka.
Disekitar perahu iblis itu sangat sunyi sekali, hanya
terdengar suara gesekan air laut yang mengenai perahu.
Mendadak diantara kabut yang sangat tebal itu muncullah
batu-batu karang yang sangat tajam, diatas pemukaan air laut itu terdapat bertumpuk-tumpuk batu karang yang sangat aneh
sekali bentuknya, Boen ching dan Ie Bok Tocu bersama-sama
sangat terkejut.
Dasar perahu dari perahu iblis itu yang memecah ombak.
dapatlah diketahui bahwa laut itu sangat dangkal sekali, dan perahu kini telah memasuki kumpulan batu-batu karang yang
sangar tajam, keadaannya sangat berbahaya sekali sedkit
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
tidak berhati-hati, maka perahu tersebut akan menubruk batu karang.
Tetapi orang yang mengemudikan perahu iblis itu agaknya
terhadap keadaan sekitar tempat itu sangat hafal sekali,
perahu iblis itu ditengah kumpulan batu-batu karang itu
melesat pergi, sedikitpun tidak menyentuh batu-2 itu.
Perahu iblis itu mendadak memutar setengah lingkaran
diatas permukaan air dan menerjang sebuah batu karang yang
sangat besar. Ie Bok Tocu dan Boen ching menjadi sangat terkejut, entah
apa maksud dan tujuan dari Pemilik perahu iblis itu, dalam
hati kedua orang itu berpikir apabila perahu tersebut
menubruk batu, mereka segera akan meloncat naik keatas
batu karang lainnya, ditempat ini terdapat demikian banyak
batu-batu karang, sudahlah pasti jaraknya dengan daratan
tidak jauh lagi.
Perahu iblis itu dengan kecepatan yang sangat tinggi
menubruk ke tengah dua buah batu karang. terdengar suara
yang keras, perahu tersebut telah terjepit ditengah dua buah batu itu.
Boen ching menjadi terperanjat, baru saja dia berpikir
maksud tujuan dari perbuatannya baru-baru ini, mendadak
dari belakang tubuhnya berdesir suatu angin kencang
menyerang tangan kanannya.
Pada saat dia menjadi terkejut, ditambah pula datangnya
serangan itu sangat cepat sekali, tangan kanannya terada
menjadi kaku, pedang Ie Bok Kiamnya segera terjatuh keatas
lantai, tubuhnya segera berputar ke angkasa sedang kaki
kanannya melancarkan serangan menyapu punggungnya.
Diantara suara desiran angin, sebuah bayangan melesat,
dihadapan kedua orang itu kira-kira lima kaki lebih.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Ie Bok Tocu serta Boen ching segera membalikkan
tubuhnya, dalam hati mereka diam-diam merasa agak
terperanjat, kiranya orang ini meluncurkan perahu iblisnya ke tengah dua buah batu karang itu mempunyai maksud lain-Boen ching memperhatikan orang dihadapannya itu nampak
wajahnya sangat hitam, rambutnya sangat kacau tidak
karuan, dan usianya kira-2 empat putuh tahun, sepasang
matanya memancarkan sinar mata yang tajam, sedang pada
tangannya mencekal pedang cing Hong Kiam dengan dingin
memandang ke arah dua orang itu. Pedang ditangan Ie Bok
Tocu per lahan-2 di gerakkan, menyerang orang aneh itu.
Pada wajah orang itu sekonyong-konyong menampilkan
senyumnya yang sangat dingin sekali, pedang cing Hong
Kiamnya ditariknya kembali dan mundur dan langkah ke
belakang. Ie Bok Tocu masih saja bersiap hendak menyerang,
terdengar Boen ching berkata. "Suhu biarlah aku yang
menghadapinya saja"
Tubuh Ie Bok Tocu segera berhenti dan melemparkan
pedang ditangannya itu kearah Boen ching.
Boen ching tersenyum tangan kanannya menerima pedang
Ie Bok Kiam itu, dan segera melancarkan tiga kali serangan
sekaligus ke-arah manusia aneh itu.
Sepasang mata orang aneh itu memancarkan sinar mata
yang tajam, pedang ching Hong Kiam itu ditengah udara
membuat suatu gerakan yang sangat aneh sekali, dengan
sangat mudah sekali telah memunahkan serangan yang
dilancarkan oleh Boen ching itu bahkan meneruskan pedang
ching Hong Kiamnya menusuk kedada Boen ching.
Ie Bok Tocu yang berdiri disamping nampak hal ini tanpa
terasa telah mengeluarkan suara tertahan.
Boen ching mengetahui kalau pedang ching Hong Kiam itu
sangat tajam sekali, dia tidak akan berani menyambutnya,
tubuhnya dengan mendatar berputar, tubuhnya yang masih
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
berada ditengah udara berturut-turut melancarkan lima kali
serangan-Pada sinar mata orang aneh itu menampilkan rasa
terkejutnya, pedang cing Hong Kiamnya sambil berputar
ditariknya kembali, dalam hati Boen ching merasa terkejut,
keanehan dari jurus serangan orang itu juga belum pernah dia menemuinya, begitu jurus serangan dipunahkan oleh
serangan orang aneh itu ternyata dirinya malah terdesak
mundur kebelakang.
Ie Bok Tocu yang sejak kecil mengikuti ayahnya berkelana,
pengalamannya sangat luas sekali, nampak hal ini segera
hatinya terasa bergetar, teriaknya. "Thian Than Kiam Kek itu apamu" "
Tubuh orang aneh itu segera bergetar dan mundur
kebelakang sebanyak dua langkah.
Dalam hal ini Boen ching merasa terkejut, Thian Than Kiam
Khek adalah seorang jago pedang yang sangat lihay pada saat ini.
Jika dilihat dari gerakan pedang orang ini dapat melindungi dirinya begitu hebatnya, sudah pasti mempunyai hubungan
yang sangat erat sekali dengan Thian Than Kiam Khek, kalau
bukannya anak murid dari Thian-Thian Kiam Khek, sedikit2nya juga anak buahnya.
Pada waktu Tan coe coen sering sekali berkumpul dengan
Thian Than Kiam Khek, apabila pada saat ini orang itu adalah anak murid dari Thian Than Kiam Khek bukankah masih
merupakan kawan sendiri.
Berpikir disini diapun mundur kebelakang beberapa
langkah. Nampak orang aneh itu setelah menjadi tertegun, segera
mengangkat pedang cing Hong Kiamnya lagi, dan lalu
menerjang kearah Boen ching.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching nampak orang itu tidak memperdulikan
perkataan yang diucapkan oleh Ie Bok Tocu, sepasang alisnya segera dikerutkan, dalam hati pikirnya, orang ini dengan
perahu iblisnya beberapa kali telah mencelakai perahu-perahu layar yang berlayar ditempat itu, bahkan akan mengunci
dirinya bersama Ie Bok Tocu didalam ruangan kapal, jika
dilihat dari tengkorak-tengkorak yang terdapat didalam
ruangan perahu itu saja, dapat dipastikan kalau orang ini
bukanlah orang baik-baik, apakah setelah pada tangannya
mencekal pedang cing Hong Kiam itu lalu dirinya menjadi
takut terhadap dirinya"
Berpikir sampai disini, pedang Ie Bok kiamnya ditusukkan
keluar dan mulai melancar kanjurus-jurus serangan dari ilmu pedang "Hong Loei ciet Kiam", dalam waktu sekejap mata saja suara angin danpetir menyambar, pedang Ie Bok Kiam itu
bagaikan kilat cepatnya menyerang ketubuhnya.
Sepasang pedang bentrok menjadi satu, melihat percikan
bunga api, seketika itu juga orang aneh itu terdorong mundur tiga empat langkah kebelakang oleh tenaga serangan dari
pedang Boen ching itu.
Wajah orang aneh itu segera berubah, sedang Boen ching
yang telah mencoba tenaga pihak lawan telah mengetahui
kalau tenaga dalam orang aneh itu jauh dibawah dirinya,
hatinya menjadi mantap. sambit melemparkan pedang Ie Bok
Kiam itu kepada Ie Bok Tocu ujarnya.
"Suhu aku akan bertempur melawan dia dengan
menggunakan tangan kosong saja, kau jagalah jangan sampai
dia melarikan diri".
Ie Bok Tocu sambil menerima pedang itu, tubuhuya
berkelebat dan melayang ke tubuh orang aneh itu.
orang aneh itu nampak ginkang dari Ie Bok Tocu yang
demikian tingginya itu, sepasang matanya memancarkan sinar
yang sangat terperanjat, pada saat ini jalan mundur baginya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
telah terputus, sedang Boen ching dengan tangan kosong
telah berdiri tegak menanti serangan darinya, dalam hatinya dirinya tak mungkin dapat dikalahkan oleh Boen ching dengan tangan kosong saja.
Tidak menanti dia berpikir panjang lagi, Boen ching dengan
tangan kosong telah melayang kan tubuhnya menerjang
kearah nya. orang aneh itu nampak Boen ching mulai melancarkan
serangan, agaknya dia tidak memandang sebelah matapun
kepadanya, tanpa terasa dia mendengus, pedang cing Hong
Kiamnya segera dia sabetkan kearah Boen ching dengan
kencang. Kehebatan dari kepandaian Boen ching saat ini dapat
digolongkan sebagai jago nomor satu didalam dunia kangouw,
tubuhnya segera menghindar kesamping sedang tangan
kanannya cagaikan Cakar mencengkeram pedang cing Hong
Kiam ditangan orang itu. orang aneh itu dengan dingin
mendengus, dalam hati pikirnya.
"Sekalipun kepandaian yang kau miliki itu jauh lebih
tinggipun, aku tak percaya kalau engkau sungguh berani
merebut pedangku ini dengan tangan kosong."
Sambil bsrpikir pedang cing Hong Kiam di tangan kanannya
dengan mendatar ditusukkan keluar, dan membiarkan Boen
ching untuk mencengkeramnya.
Ie Bok Tocu yang nampak hal ini menjadi sangat
terperanjat, dengan tenaga dalam yang dimiliki Boen ching
itujika hendak merebut pedang dengan menggunakan tangan
kosong bukanlah merupakan suatu pekerjaan yang sangat
ringan, menang kalah susah untuk diketahui terlebih dahulu, apabila perhitungannya melesat, akibatnya entah bagimana,
tetapi pada saat ini diapun tidak dapat memerintahkan
Boen ching untuk berbuat demikian, begitu dia membuka
mulut, perhatian Boen ching akan menjadi berCabang, dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
mungkin malah akan mengalami kekalahan-Terhadap
kehebatan dari tenaga dalam yang dimiliki lelaki aneh berusia pertengahan ini tentu Boen ching mengetahui dengan jelas,
apalagi pedang cing Hong Kiam yang berada ditangan orang
lelaki aneh itu pun berhasil direbut dari tangannya.
Dia berbuat demikian, sudah tentu didalam hatinya telah
mempunyai perhitungan yang masak. tangan kanannya baru
saja menceng-keram pedang cing Hong Kiam di tangan lelaki
berusia pertengahan itu, segera pula dia mengerahkan ilmu
sakti tanpa bandingan "Thay Thlen Kioe Sih."
Baru saja tangan kanan Boen ching menyentuh pedang
cing Hong Kiam itu, kaki kanannya bagaikan kilat melancarkan tendangan-Lelaki aneh itu merasa sangat terkejut, tidak
sempat mengerahkan tenaga, terpaksa ia harus menghindar
kesamping, sedang kaki kiri Boen ching dengan tepat
mencapai sasarannya pada bahu lelaki aneh itu, tangan
kanannya ditekan kebawah dan kaki kirinya diangkat, pada
waktu dia mengerahkan tenaga telah berhasil melemparkan
lelaki aneh itu ketengah udara.
Sedang pada pihak lelaki aneh itu ketika dia hendak
mengerahkan tenaga, terasa seluruh kekuatannya menjadi
hilang lenyap tak berbekas.
Ketika dia akan mengerahkan tenaganya lagi, tubuhnya
telah berhasil dilemparkan ketengah udara oleh Boen ching,
dalam hatinya menjadi sangat terperanjat, terpaksa dia hanya sekuat tenaga mencekal gagang pedang cing Hong Kiam itu.
Boen ching yang berhasil melemparkan lelaki aneh itu
ketengah udara dalam hati ie Bok Tocu juga merasa agak
terkejut tetapi kemudian berubah menjadi sangat girang.
Boen ching nampak lelaki aneh itu mencekal gagang
pedangnya dengan begitu kencangnya, dalam hatinya menjadi
bergerak^ lima jarinya ditambah tenaga, dan
melancarkanjurus "Thian Te ie Weh"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Tubuh kedua orang itu saling berdekatan satu sama
lainnya, begitu tubuh Boen ching melompat ke udara, lelaki
aneh itu telah berhasil dilempar ketanah.
Lelaki aneh itu tidak pernah menyangka kalau Boen ching
mempunyai jurus yang begitu hebatnya itu, tubuhnya yang
dilemparkan keatas tanah oleh Boen ching itu mengakibatkan
pedang cing Hong Kiam menjadi terlepas.
Boen ching dengan Cepat mengulurkan tangannya
mencekal gagang pedang cing Hong Kiam itu, sedang
sepasang matanya dengan tajam, memperhatikan lelaki aneh
itu. Lelaki aneh itu mengetahui bahwa dirinya bukan lawannya,
dengan perlahan-lahan dia bangkit berdiri, dan memandang
kearah Boen ching sambil mundur dua langkah ke belakang,
Boen ching menyimpan pedangnya kedalam sarung dan
memandang pula kearah lelaki itu. Ie Bok Tocu maju kedepan
dan tanyanya kepada orang itu.
"Suhumu apakah benar adalah Thian Than Kian Khek"
Lelaki aneh itu tanpa menjawab sepatah katapun memandang
kedua orang itu sekejap kemudian menundukkan kepalanya.
Ie Bok Tocu mengerutkan alisnya ujarnya lagi.
"Aku lihat kaupun anak murid dari perguruan yang
ternama, bagaimana dapat berada dilaut Timur untuk berbuat
pekerjaan yang demikian itu, urusan ini telah menjadi begini, mengapa masih tidak menyesal."
Lelaki aneh itu agaknya tidak tergerak sedikitpun oleh
perkataan dari Ie Bok Tocu itu, dengan menundukkan
kepalanya dia tak berkata.
Sebenarnya jika dilihat dari perbuatannya di laut timur
beberapa tahun itu, beserta mayat yang berada didalam
perahu itu, orang aneh itu patutlah menerima kematiannya,
tetapi waktu itu Thian Than Kiam Khek sangat terkenal sekali sebagai seorang pendekar yang bijaksana, sedang orang itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
mempunyai hubungan yang sangat erat sekali dengannya, apa
lagijika dilihat dari sikap dan gerak geriknya, agaknya orang inipun tak begitu.
Terdengar Boen ching bertanya kepada lelaki aneh itu.
"Didalam perahu ini apakah hanya terdapat kau seorang" "
Lelaki aneh itu menganggukkan kepalanya. Boen ching
memandang ke empat penjuru tempat itu, nampak pada saat
ini kabut pada permukaan air laut telah lenyap. ternyata
kemudian kepada orang aneh itu tanyanya kembali: "Mengapa kau melakukan pekerjaan semaCam ini" "
sekonyong-konyong orang aneh itu mengangkat kepalanya,
tanyanya: "Mengapa kalian tidak membunuh diriku" " Ie Bok Tocu tersenyum ujarnya.
"Aku melihat sikap serta gerak gerikmu itu tidak mirip seorang yang jahat, apalagi kami pun tidak mengetahui


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengapa kau dapat berbuat pekerjaan semacam ini"
orang aneh ini menjadi berdiri mematung di sana, ujarnya
dengan nada yang sangat perlahan sekali.
"Aku tidak mirip orang jahat" "
Ie Bok Tocu nampak orang ini agaknya telah mengalami
peristiwa yang sangat hebat, dia teringat pula sikap dari Shie Siaw In dahulu, sinar matanya menjadi berkelebat, ujarnya.
"Benar kau tidak mirip"
"Benarkah" aku sebenarnya memang bukanlah seorang
yang jahat"
Ie Bok Tocu tidak menjawab lagi, pikirnya orang ini pun
karena mengalami peristiwa yang sangat mengerikan sehingga
dapat berbuat demikian-Terdengar orang aneh itu berkata
sendiri. "Tetapi aku sedang berbuat apakah" " "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Dia mendongokkan kepalanya memandang permukaan air
laut, se-konyong2 dia menjerit dan meloncat masuk kedalam
air, kemudian berenang maju kedepan.
Dalam hati Ie Bok Tocu merasa sangat terperanjat, dia
menganngkat kepalanya memandang, nampak pada saat ini
angin bertiup dari arah Timur laut berputar kearah utara,
tubuhnya segera bergerak dan melayang kearan ekor perahu
itu. Dengan gerakan yang sangat cepat dia miringkan
perahunya itu, dengan mengikuti arah angin dan
menggulungnya ombak dia terus menggoyangkan tubuh
perahu itu, terdengar suara yang nyaring, perahu iblis itu telah berhasil melepaskan diri dari jepitan dua buah karang yang
besar itu, tangannya segera menyambar kemudi, perahu iblis
itu dengan sangat cepat meninggalkan batu karang tersebut.
Pada waktu ini orang aneh itu telah berenang sejauh dua
tiga puluh kaki lebih, Ie Bok Tocu sambil menarik layarnya, sekali lagi perahu iblis itu dengan meluncur diatas permukaan air laut, dan mengejar kearah orang aneh itu.
Lelaki aneh itu terus berenang ketengah lautan. Boen ching
yang berdiri diujung perahu dengan tajam dia memandang
kearah lelaki itu..
Perahu iblis itu dengan dikemudikan oleh Ie Bok Tocu
seorang, dengan sangat tenang sekali meluncur diatas lautan yang tenang itu, tak sampai beberapa waktu telah meluncur
sejauh sepuluh pal lebih. Boen ching sambil melepaskan jubah panjangnya dia terjun kedalam air.
Lelaki aneh itu dengan sekuat tenaga berenang kedepan,
tetapi pada saat ini napasnya hampir habis, bagaikan tak kuat untuk berenang lagi.
Boen ching begitu terjun ke dalam air, segera dengan cepat
menyelam kedalam air dan dari arah dalam menarik kaki
kanan dari lelaki aneh itu, kemudian dengan kecepatan yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
luar biasa menariknya kedalam dasar lautan-Ketika di pulau Ie Bok To dia sering sekali bermain didalam air dan menyelam
sedalam-dalamnya, kini dua orang itu terus menyelam kedasar lautan, nampak lelaki aneh itu dengan sekuat tenaga berusaha untuk melepaskan pegangan itu, tetapi Boen ching sedikitpun tidak memberikan kesempatan baginya.
Dalam sekejap mata saja mereka berdua telah menyelam
ratusan kaki dalamnya, sedang didasar lautan itupun telah
berubah menjadi sangat gelap sekali, disekelilingnya tekanan air sangat tinggi sekali, Boen ching pun telah tak dapat
menyelam lebih dalam lagi, setelah menahan napas beberapa
waktu, lelaki aneh itu telah tak dapat bergerak lagi, dan ketika itu pula Boen ching baru munculkan dirinya lagi keatas
permukaan laut.
Pada waktu itu perahu iblis itu telah berhenti, sedang Ie
Bok Tocu sendiri tegak di ujung perahu.
Terlihat tangan kanan Boen ching diayunkan melemparkan
tubuh lelaki aneh itu keujung perahu.
Ie Bok Tocu segera mengulurkan tangannya menyambut,
sedang Boen ching dengan cepat meloncat naik kembali
keatas perahu tersebut.
Pada saat itu lelaki aneh tersebut terlihat jatuh tak
sadarkan diri, wajahnya pucat pasi bagaikan mayat Boen ching setelah naik keatas perahu segera mengurutkan jalan darah
serta urat nadi dari pada lelaki aneh tersebut.
Beberapa saat kemudian, lelaki aneh itu dengan perlahan-
lahan menghembuskan napas panjang-panjang dan sadar
kembali dari pingsannya, dia mementangkan sepasang
matanya memandang sekejap kearah Ie Bok Tocu serta Boen
ching, kemudian memejamkan lagi mata nya, leBok Tocu
termenung sejenak kemudian dengan perlahan-lahan ujarnya.
"Setelah mengetahui kesalahan, bertobatlah Thian pasti akan mengampuni semua dosa2 mu"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Tampak tubuh dari laki2 aneh itu gemetar, tak henti2nya
dan memandang terpesona kearah Ie Bok Tocu, sejenak
kemudian mendadak dia menjatuh kan diri berlutut dihadapan
Ie Bok Tocu sambil ujarnya.
"Tecu Yuen cong chie mulai saat ini juga pasti takkan
membunuh jiwa satu orangpun juga "
Ie Bok Tocu yang mendengar orang itu menyebutkan
dirinya sebagai Yuen cong chie dalam hatinya terasa agak
terperanjat, dengan cepat dia menghindarkan diri ke samping sambil ujarnya.
"Yuen Thayhiap. memberikan penghormatan yang demikian
besarnya, aku shie Yun Ku mana berani untuk menerimanya "
Nama besar dari Yuen cong chie waktu itu sangat
menggetarkun seluruh dunia kangouw, siapa yang tak
mengetahui nama besar dari anak murid ciangbunjin Thian
Than Kiam Khek atau si jago pedang dari daerah Tiong cho
Yuen cong chie-Tapi sungguh tak terkira dia ternyata adalah majikan dari perahu iblis yang terkenal itu, Ie Bok Tocu begitu mendengar orang aneh itu adalah Yuen cong chie adanya,
dalam hatinya bukan saja merasa sangat diluar dugaannya,
bahkan merasakan sangat bersyukur.
Yuen cong chie dengan perlahan-lahan bangkit berdiri,
kepada Ie Bok Tocu ujarnya. "Kiranya adalah putri kesayangan dari Tan coe coen Cianpwee."
Sambil tersenyum Ie Bok Tocu bertanya^ "Suhumu apakah
baik2 saja" " "
Yuen cong chie termenung sejenak. kemudian dengan
perlahan-lahan sahutnya. "suhu telah meninggal dunia lama sekali"
^ooh...." Sahut Ie Bok Tocu, tanpa terasa diapun menjadi teringat kembali kepada ayahnya sendiri dengan senyuman
sedih ujarnya lagi:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Sungguh tak kusangka suhumu dia orang tua ternyata
juga telah meninggal dunia"
Wajah dari Yuen cong chie tampak berkerut, ujarnya
kemudian-"Pada sepuluh tahun yang lalu, suhu beserta kami suhengte empat orang dengan menunggang perahu
mengarungi samudra, dan bertemu dengan hujan badai yang
sangat dahsyat."
Pada saat dia bicara tampak pada wajahnya timbul suatu
perasaan yang sangat aneh sekali, dengan termangu-mangu
sepa-sang matanya dengan terpesona memandang keatas
permukaan air laut.
Ie Bok Tocu tahu bahwa saat ini Yuen cang chie sedang
tenggelam dalam alam pikiran yang dulu pernah dialaminya,
diapun tak mau angkat bicara mengganggu dirinya.
Boen ching termenung tak mengucapkan sepatah katapun,
diantara ketiga orang itu segera terjerumus didalam suatu
kesunyian yang amat sangat Setelah lewat beberapa saat,
Yuen cong chie barulah dengan perlahan-lahan ujarnya lagi.
"Pada saat itu adalah pada suatu tengah malam yang
sangat gelap sekali, aku dan suhu serta para suhengte tak
seorangpun yang mempunyai pengalaman didalam
mengemudikan perahu mengarungi samudra, belum sempat
kami menurunkan layar dari perahu itu, hujan badai terus
menerjang datang"
Berbicara sampai disini dia berhenti sejenak lagi, setelah
lewat beberapa saat barulah melanjutkan kisahnya lagi,
ujarnya. "ltulah suatu malam yang sangat gelap sekali, sampaipun tak dapat nampak lima jari, dari hadapan perahu yang kami
tumpangi mendadak muncul bayangan hitam yang sangat
besar sekali, kedua perahu tersebut dengan cepat akan
tertumbuk menjadi satu, mendadak dari atas perahu tersebut
terdengar berkumandangnya suara sultan yang sangat nyaring
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
sekali, entah dengan menggunakan benda apa ternyata telah
membuat rubuh layar dari perahu kami"
Sepasang alis Boen ching dikerutkan, dia yang dibesarkan
ditengah lautan Timur sudah tentu mengetahui dengan jelas
sekali kalau didalam hujan badai yang sangat dahsyat tiba2
menurunkan layar adalah sangat bahaya sekali, apabila dirinya terlebih dahulu terdapat persiapan dapatlah menggunakan
kemudi untuk membuat perahu itu menjadi tenang kembali,
kalau tidak akan bahaya sekali.
Ujar Yuen cong chie lagi.
"Pada saat itu perahu tersebut segera menjadi miring
kesamping, tapi mendadak arah bertiupnya angin berubah,
layar yang sangat besar itu dengan sangat cepat sekali
menerjang jatuh kebawah, suhu baru saja menggerakkan
tubuhnya akan menubruk maju, ternyata dengan tepat
kejatuhan tiang layar yang dengan segera binasa seketika itu juga , sedang diantara ketiga orang suhengte pun tinggal aku seorang saja yang masih hidup,
Ie Bok Tocu dan Boen ching setelah mendengar kisah itu,
didalam hatinya tanpa terasa menjadi menghela napas,
didalam hati kedua orang itu sangat paham sekali, bahwa
Yuen cong chie pastilah dikarenakan akan hal ini sehingga
berubah menjadi sedemikian rupa.
Yuen cong chie tertawa pahit ujarnya lagi.
"Ketika aku sadarkan diriku, tubuhku telah terbawa oleh arus sampai disuatu pulau yang kosong dan mendapatkan
pula sebuah perahu yang tertinggal diatas pulau kosong itu
yakni perahu yang digunakan sekarang ini"
Ie Bok Tocu setelah mengetahui keadaan dari Yuan cong
chie ini, dia tak menginginkan dia mengungkapkan lebih
banyak lagi tentang urusan ini, sambil tertawa ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Didepan sana terdepat sebuah pulau keCil, mari kita naik keatas pulau tersebut untuk beristirahat sejenak."
Boen ching dan Yuan cong chie ber-sama2 segera
mendongakkan kepalanya memandang, ternyata tak salah lagi
di hadapan mereka kini telah muncul sebuah pulau keCil yang kosong.
Ketiga orang itu segera mengemudikan perahu tersebut
kearah pulau kosong itu, sambil bercakap-cakap mereka mulai membersihkan benda-benda yang terdapat didalam perahu
itu. Selama sepuluh tahun lamanya, Yuen cong chie ditengah
lautan luas itu entah telah menghancurkan berpuluh puluh
buah perahu layar.
Apalagi perahu-perahu yang didalamnya terdapat jago-jago
dari Bulim pastilah hancur ditangannya, kebanyakan orang-
orang yang tertolong olehnya dari dalam air pastilah
memohon padanya untuk diberi kehidupan, apabila tak
dikabulkan segera memaki-maki seenaknya, dan tak
seorangpun yang dapat dengan Ie Bok Tocu serta Boen ching
yang dapat menguasai dirinya.
Satu hari dengan Cepatnya telah berlalu, perahu iblis itupun telah diatur dengan sangat rapihnya Ie Bok Tocu serta Boen
ching merasakan sangat terperanjat atas pembuatan perahu
tersebut yang menggerak-gerakkan perahu itu, dengan sangat
ringan sekali seluruh tubuh perahu tersebut bergoyang.
Pada malam harinya ketiga orang itu segera naik keatas
perahu dan mulai mengemudikan perahu itu berlayar menuju
ke pulau Ie Bok To.
Angin dingin dari lautan itu bertiup sepoi2, dengan sangat
tenang sekali perahu iblis itu berlayar diatas ombak yang
menggulung dengan perlahan, Hari kedua cuaca baru saja
menjadi terang, mereka telah tiba di pulau Ie Bok To.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
shie Yun Ku begitu melihat pulau Ie Bok To didalam hatinya
segera terasa diliputi olah suatu perasaan yang sangat tak
enak sekali, dia agaknya merasakan bahwa didalam pulaunya
itu telah kekurangan sebuah benda, Sedang Boen ching tiba-
tiba berkata. "Suhu bagaimana perahu itu belum juga tiba di pulau" "
Didalam hati Ie Bok Tocu merasa sangat terperanjat,
ternyata tak salah lagi perahu yang ditumpanginya itu
ternyata tak terdapat di pulau itu Perahu iblis itu dengan
sangat ringan sekali meleset mendekat ketepi pulau Ie Bok To itu, Ie Bok Tocu belum saja naik keatas, tapi seorang kakek tua yang rambutnya sudah berubah menjadi putih semuanya
dengan sangat cepat telah menaiki keujung perahu itu.
Boen ching nampak kakek tua itu ternyata adalah Shie chie
yang telah sangat lama sekali mengikuti Tan coe coen, tampak dia demikian tergesa-gesanya lari mendatangi, hatinya jadi
sangat bingung, entah peristiwa apa yang telah terjadi, Shie chie dengan sangat hormat membungkukkan tubuhnya
dihadapan Ie Bok Tocu sambil ujarnya.
"Nona Siauw In melihat Tocu belum juga kembali, telah
meninggalkan pulau mengarungi samudra."
Wajah dari Ie Bok Tocu menjadi berubah hebat, tak
sepatah katapun yang diucapkan keluar.
Boen ching melihat kearah wajah Shie chie, tampak
wajahnya sangat aneh sekali, dia segera mengetahui kalau dia ada urusan lagi yang belum diucapkan keluar, tanyanya
kemudian "Siauw In sumoay masih mengatakan apa lagi" "
Shie cie dengan nada yang keberatan memandang sejenak
pada Ie Bok Tocu, tapi kemudian sahutnya:
"Dia bilang hendak kembali ketanah Tionggoan"
Ie Bok Tocu mendongakkan kepalanya memandang dengan
melongo keatas permukaan air laut, Shie Siauw In dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
sangat kecewa kembali kesana, di dalam hatinya dia
mengetahui dengan sangat jelas sekali, dan kini dia kembali lagi kedaratan Tionggoan, hal ini membuktikan kalau bisa tak lagi menemui Boen ching lagi, setelah memasuki kedalam
daeran Tionggoan entah dia akan berbuat apa lagi.
Boen ching setelah mengetahui bahwa Shie Siauw in tak
ingin menemui dirinya lagi, tapi hal ini hanyalah merupakan suatu urusan perasaan hatinya, dia sendiripun juga tak
berdaya untuk memaksa
sejenak kemudian, ujarnya kepada Ie Bok Tocu.
"Suhu kalau begitu aku menemani kau melakukan
perjalanan lagi kedaerah Tionggoan."
Didalam hati Ie Bok Tocu sebenarnya mengharapkan Shie
Siauw In dengan Boen ching dapat bergaul lebih baik lagi,
tetapi diapun mengetahui jarak antara Boen cging dengan
Shie Siaw In makin lama semakin jauh. Sekalipun dia suhu
dari Boen ching, tetapi diapun tidak mau untuk memaksa
kedua orang itu bergaul menjadi satu, hal itu mungkin akan
membuat kedua orang itu menjadi sangat menderita saja.
Apabila kedua orang itu dapat saling bergaul dengan erat
sudah tentu akan dapat berkumpul menjadi satu lagi.
Dia memandang ke ujung lautan yang sangat luas itu,
sedang hatinya melayang-layang entah kemana, sambil
tersenyum tak wajar ujarnya kepada Boen ching.
"Tak usahlah, kau seorang diri harus pergi ke pulau Hiat Koang To dilautan selatan" Ujar Yuen cong chie kepada Ie Bok Tocu.
"Nona akan berangkat pergi ke daerah Tionggoan, aku
dapat mengantarkan nona kesana" Ie Bok Tocu memandang
sejenak kearah Boen ching, kemudian kepada Yuen cong chie
sambil tertawa ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Yuen Tayhiap tak usahlah demikian sungkannya, hanya
mengharapkan Yuen Tayhiap dapat mengantarkan muridku ke
pulau Hiat Koang To dilautan selatan, dalam hatiku sudah
merasa sangat berterima kasih"
Boen ching mendengar perkataan ini hatinya menjadi
tertegun, panggilnya: "suhu "
Dengan nada yang berat ujar Ie Bok Tocu.
"Anak ching, kau sekarang bukan merupakan seorang anak keCil lagi, apakah dapat dikatakan bahwa kau mengharapkan
orang2 dari Hiat Koang To dengan sangat mudah sekali
mendapatkan seluruh kepandaian silat yang terdapat pada
ketujuh buah hiolo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu" "


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dalam hati Boen ching terasa berdesir, dia teringat kembali pada orang yang membunyikan genta dimana dia mempunyai
kepandaian silat yang sangat tinggi sekali, Thian Jan Shu
pernah berkata bahwa seluruh kepandaian silat yang
dimilikinya telah diletakkan diatas ketujuh buah hioloo itu tak dapat ditinggalkan dimiliki oleh orang-orang dari Hiat Kuang To.
Ie Bok Tocu merasa tidak tenteram hatinya terhadap
kepergian dari Shie Siauw in, pada waktu itu didalam daerah Tionggoan Shie Siauw in disebut orang sebagai Jen Bian Loo
Sat atau iblis wanita berwajah cantik, orang2 yang dibunuh
ditangannya entah berapa banyaknya, kini dia sekali lagi
masuk kedaerah Tionggoan, kemungkinan sekali dia dapat
menemui bahaya yang mengancam jiwanya.
Ujar Yuen cong chie lagi kepada Ie Bok Tocu:
"Kalau memang ada putri kesayangan dari nona shie telah memasuki daerah Tionggoan, lebih baik nona Shie dengan
cepat berangkat, urusan mengenai pulau Hiat Koang To
biarlah aku segera menghantarkan murid mu ini pergi
kesana." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Ie Bok Tocu merasa apa boleh buat, terpaksa dia
menganggukkan kepalanya..
Shie chie memandang sekejap kearah Ie Bok Tocu, tangan
kanannya digapekan, tampak sebuah perahu besar dengan
perlahan-lahan menaikkan layarnya dan berlayar kearah luar, tubuhnya segera berkelebat turun diatas perahu tersebut. Ujar Ie Bok Tocu kepada Yuen cong chie. "Yuen Tayhiap murid ku itu aku serahkan kepadamu " Sambil tersenyum sahut Yuen cong chie.
"Nona harap berlega hati, aku Yuen cong Chie pastilah
akan membantu sekuat tenaga". Ie Bok Tocu dengan tajam memandang kearah Boen ching, sejenak kemudian ujarnya.
"Anak ching, urusan yang berat janganlah kau
memandangnya terlalu rendah, kepandaian dari Thian Jan Shu
itu sangat tinggi sukar diukur, dan jago2 Bulim pada saat ini tak seorangpun yang dapat melampaui kepandaiannya, aku
selalu merasa bahwa urusan tidaklah sedemikian mudahnya,
dibelakang dari orang2 Hiat-Koang To itu masih terdapat
orang yang memiliki kepandaian yang tinggi, kau haruslah
lebih berhati-hati lagi".. Dalam hati Boen ching terasa berdesir sahutnya.
"Anak ching telah mengetahuinya ".
Ujar Ie Bok Tocu lagi.
"Kau harus selalu mendengar perkataan yang diucapkan
oleh Yuen Supek. aku dengan sekuat tenaga akan berusaha
akan mengumpulkan ke empat Supekmu untuk diajak
bersama-sama menuju ke lautan selatan"
Boen ching tidak ingin leBok tocu selalu menguatirkan
keselamatannya, sambil tersenyum ujarnya:
"Anak ching telah mengetahuinya, suhu bolehlah berlega hati".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Ie Bok Tocu segera merangkap tangannya memberi hormat
kepada Yuen cong chie, kemudian ujarnya. "Terima kasih Yuen Tayhiap"
Yuen cong chie, sahutnya. "Nona tak usah sungkan-
sungkan lagi."
Tubuh Ie Bok Tocu segera melayang dan melompat kearah
perahu yang telah disiapkan kepadanya itu.
Perahu layar tersebut dengan cepat meluncur keluar pulau,
Ie Bok Tocu mengharapkan membuat Boen ching tidak terlalu
menguatirkan keselamatan dirinya, dengan tenang sekali dia
berdiri diujung perahu dan memandang jauh keujung lautan-
Didalam hati Yuen cong chie sebenarnya dia sangat berterima kasih sekali kepada Ie Bok Tocu, dapat berbuat demikian dia nampak perahu yang ditumpangi oleh Ie Bok Tocu itu makin
lama makin jauh, didalam hatinya dia merasa sangat sedih
sekali. Perahu besar itu telah jauh berlayar menuju kedaratan
Tionggoan, Yuen cong chie pun segera menarik layar dan
mengemudikan perahu iblis itu kearah luar pulau dan
meluncur ke pulau Hiat Koang To.
Boen ching dengan Yuen cong chie dua orang
mengemudikan perahu iblis itu dengan sangat tenang sekali
bergerak kearah pulau Hiat KoangTo dilautan selatan.
Pulau Hiat Koang To selamanya oleh para jago-jago dari
dunia kangouw disebut sebagai suatu tempat yang sangat
misterius sekali, pada waktu dahulu pemimpin dari iblis-iblis didalam dunia kangouw, Hiat Kiam Loojien, Siang Kong Tu
setelah dikerubuti oleh ratusan jago-jago dari dunia kangouw yang bersatu padu sehingga dia menderita luka yang amat
parah sekali, segera dia melarikan dirinya kembali ke pulau Hiat Kuang To. Jago2 Bulim dikarenakan kerugian yang
dideritanya juga terlalu besar, tiada seorang pun yang
melakukan pencarian lagi sehingga hal ini menyebabkan Siang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Kong Tu mulai mendirkan perguruan di pulau Hiat Kucng To
itu dan turun menurun hingga sekarang ini.
Tapi pada puluhan tahun yang lalu, iblis-iblis dari pulau Hiat Koang To itu sekali lagi menjelajahi ke daerah Tionggoan, dan kali ini pun berhasil diusir pulang oleh Thian Jan Shu, dengan kegusaran, sampai kini dimana karena pikiran dari Wu Tu-Siancoen, cu Khek ci Yun menjadi kalut sehingga dengan
mudah mereka berhasil melarikan ketujuh buah hiolo kuno
peninggalan Thian Jan Shu itu.
orang2 dari golongan pulau Hiat Koang To sekali lagi
muncul didaerah Tionggoan, dan merebut pergi barang
peninggalan dari Thian Jan Shu, peristiwa ini sekali lagi telah menggetarkan seluruh dunia kangouw.
Berturut-turut sepuluh hari telah berlalu dengan Cepatnya,
Boen. ching dan Yuen cong ciepun sudah hampir sampai di
pulau Hiat Kong Tu itu.
Hari mendekati senja, perahu iblis pun dengan sangat
ringan meluncur masuk mendekuti pulau Hiat Koang To,
terlihat seluruh pulau diliputi oleh warna merah darah,
ditengah senja yang mendekati itu sungguh sangat
menyeramkan sekali.
Yuen cong chie begitu nampak pulau Hiat Koang Tu itu,
dengan diam-diam menarik napas panjang-panjang, ketika
Boen ching menoleh memandang kearahnya, dalam hatinya
menjadi sangat terperanjat sekali, pada saat itu wajah dari Yuan cong chie berubah menjadi hijau putih dan sangat
menakutkan sekali.
Boen ching tidak mengetahui mengapa hanya dalam waktu
yang singkat itu wajah dari Yuen cong chie dapat berubah
menjadi sedemikian rupa dengan Cemas tanyanya. "Yuen
Supek, engkau mengapa" apakah merasa tidak enak badan?"
Sepasang mata Yuen-cong chie dipejam kan rapat-rapat,
dengan paksa dia tersenyum, kepada Boen ching ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Aku sendiri juga tidak mengetahui karena apa mendadak didalam hatiku merasakan sedikit berdesir"
Dalam hati Boen ching merasa sangat terperanjat, dia memandang sejenak kearah pulau Hiat Koang To itu, didalam
hatinya pun segera terasa agak berdesir.
Perahu iblis itu dengan sangat ringan meluncur mendekati
pulau Hiat Koang To, Boen ching telah dapat melihat dengan
jelas bahwa diatas pulau itu penuh tumbuh bunga-bunga yang
mempunyai bentuk sangat aneh dan berwarna merah darah,
seluruh pulau tumbuh sama-sama rata sehingga menyebabkan
seluruh pulau kelihatan berwarna merah. sepasang mata Yuen
cong chie bersila, pada Boen ching ujarnya.
"coba kau lihat, disana terdapat sebuah sungai, bagaimana kalau kita mengemudikan perahu ini kedalam melalui sungai
itu?" Boen ching menganggukkan kepalanya, dan berjalan
menuju keujung perahu iblis itu.
Perahu iblis itu dengan sangat cepat meluncur memasuki
sungai tersebut, arus dari sungai itu tak begitu deras,
sekalipun harus melawan arus, tetapi karena arah angin
bertiup sesuai dengan arah dari tujuan perahu itu, oleh sebab itu perahu itu bergerak dengan sangat cepat.
Boen ching dengan tenang berdiri diujung perahu itu,
tampak didua belah sampingnya hanya melulu terdapat
bunga-bunga aneh berwarna merah darah itu saja, dan tak
nampak lagi benda lainnya.
Mendadak, perahu iblis itu meluncur sampai disuatu telaga
yang keCil, dan berhenti tak bergerak.
Dalam hati Boen ching merasa agak berdesir kegesitan
serta ringan waktu bergerak dari perahu iblis itu jauh melebihi perahu biasa puluhan kali lipat, sedang kini bagaimana
mendadak dapat berhenti bergerak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Diatas permukaan dari telaga itu muncul suatu suasana
yang sangat sunyi senyap. suatu perasaan yang sangat aneh
segera timbul didalam hatinya, ditempat itu ternyata
sedikitpun tak tampak adanya bertiupnya angin-Didalam
hatinya mendadak timbul suatu perasaan yang sangat
menakutkan dan mengerikan-Yuen cong cien dengan cepat
berlari kearah ujung perahu dengan sangat terkejut sekali
memandang kearah Boen ching sambil ujarnya. "Bagaimana ditempat ini tak ada sedikit anginpun juga "
Boen ching mendongakkan kepalanya memandang sekitar
tempat itu, tampak disekeliling dari telaga itu keseluruhannya diliputi oleh gunung yang sungguh sangat tinggi sekali,
seharusnya angin bertiup dari telaga itu kearah luar, tetapi sungguh aneh sekali, ditempat ini ternyata sedikitpun tak ada angin yang bertiup sedikitpun juga .
Yuen cong chie dengan sangat terperanjat berCampur ngeri
memandang sekitar tempat itu, dibawah sorotan sinar senja,
perahu dengan telaga itu segera nampak warna merah darah,
dengan Cemas ujarnya.
"Kini tak dapat masuk, mengapa tidak besok saja datang kemari lagi" Sambil berjalan menuju kebelakang dari perahu itu.
Boen ching memandang kesekitar tempat ini, hawa dari
telaga itu terasa timbul suatu perasaan yang membuat dalam
hati merasa sangat tidak enak sekali.
Sekonyong-konyong dari belakang perahu itu
berkumandang datang suatu jeritan yang sangat ngeri sekali, tubuhnya segera meloncat dan melayang kearah belakang
perahu itu. Dibelakang dari perahu itu tampak sebuah bunga aneh
berwarna merah darah yang sangat besar menutupi tempat
itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching tanpa berpikir panjang lagi segera mencabut
bunga merah darah itu dan dilemparkan kedalam telaga.
Air telaga itu segera timbul suatu ombak yang keCil, dia
dengan termangu-mangu berdiri mematung disana, wajah
Yuen cong chie telah berubah menjadi hijau keputih-putihan
dan terlentang diatas tanah, pada pelipisnya terlihat lima buah lubang yang penuh dengan darah segar yang memancar
keluar^ Tak usah dilihat lagi, Boen ching segara saja mengetahui
kalau Yuen coag chie telah menemui kematiannya ditempat
itu. Dia tak dapat mengatakan bagaimana perasaan didalam
hatinya pada saat itu, entah harus merasa terkejut atau gusar.
Dengan termangu-mangu dia berdiri disana, disekitar
tempat itu segera berkumandang datang suara tertawa yang
sangat kejam dan mengerikan-Wajah dari Boen ching segera
berubah hebat, suara itu berkumandang terus dipermukaan
telaga itu lama tak buyar-buyar, suara tertawa itu sekalipun sangat menakutkan sekali akan tetapi sebaliknya kini didalam hatinya bukannya merasa takut, hawa gusar didalam hatinya
segera berkobar-kobar bagaikan minyak yang terkena api.
Dia mendongakkan kepalanya bersuit nyaring dan
mengeluarkan seluruh hawa amarahnya yang terkandung
didalam hati nya, tubuhnya melompat bagaikan seekor burung
dengan secepat kilat menceburkan dirinya ke dalam air telaga itu.
Pada saat ini hari telah hampir mendekati malam, air
dipermukaan telaga itu sangat tenang sekali bagaikan cermin, begitu tubuh Boen chinh menceburkan dirinya kedalam telaga, air telaga itu segera terlihat buih-buih yang memancar
keempat penjuru, tubuhnya bagaikan panah cepatnya
berenang kearah tepi telaga tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Sekonyong-konyong pada permukaan telaga yang sangat
tenang itu bersamaan waktunya terlihat beberapa buah bulh-
buih air meluncur kearah nya.
Dalam hati Boen ching terasa berdesir, ketika dia menoleh
memandang tampak tiga ekor ikan hiu yang sangat besar
sekali menerjang kearahnya, tubuh Boen ching segera
berhenti berenang, ketiga ekor ikan hiu raksasa itupun
menyusup kedalam dan bersiap-siap melancarkan serangan-
Boen ching yang dibesarkan dilautan Timur sudah tentu dia
mengetahui keganasan serta kehebatan dari pada sambaran
ikan hiu raksasa.
Sepasang kakinya segera digerakkan, dan dengan cepat
mencabut keluar pedang cing Hong Kiamnya, sambil
melintangkan tangannya dia melancarkan serangan hebat
kearah tiga ekor ikan hiu itu.
Ketiga ekor ikan hiu itu dengan cepat mengundurkan
dirinya dan menerjang dari arah samping, seekor diantara
ketiga ekor ikan hiu itu bagaikan seekor harimau luka dengan sangat cepat sekali menerjang kearah batok kepala dari Boen ching, sedang dua ekor lainnya menerjang kearah perut dari
Boen ching. Tubuh Boen ching segera menggelinding didalam air,
pedang cing Hong Kiamnya ditusukkan kearah depan dan
dengan tepat menembus ikan hiu yang menerjang kearah
batok kepalanya, sedang dua ekor ikan hiu yang menerjang
perutnya dengan sangat cepat sekali melesat dari samping
tubuhnya. Dalam hati Boen ching merasa sangat berdesir, sepasang
kakinya menjejak air dan mengejar kearah ikan hiu yang
tertusuk oleh pedang cing Hong Kiamnya itu.
Dengan cepat dia mencabut keluar pedang cing Hong
Kiamnya dari tubuh ikan hiu itu, sedang darah segar yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
tersembur keluar dari tubuh ikan hlu itu segera menarik
perhatian dari para ikan hiu lainnya.
Boen ching segera mengambil kesempatan pada saat
rombongan hiu itu berebut makan tubuh kawannya sendiri itu
dengan Cepatnya ia berenang ke tepi telaga.
Ketika dia mendongakkan kepalanya keatas permukaan air
telaga, mendadak terasa di depan matanya diliputi oleh
sekumpulan bunga aneh berwarna merah darah, dia merasa
sangat terkejut, dalam hatinya terasa sangat ngeri, kematian yang dialami oleh Yuen cong chie baru-baru ini terbayang lagi didalam benaknya.
Boen ching tak dapat berpikir panjang lagi, segera dia
menyelam masuk kedalam telaga itu lagi.
Ketika dia munculkan dirinya lagi, diatas permukaan air
tampak lima buah bunga aneh berwarna merah, salah satu
dari bunga aneh itu segera terlihat seekor laba2 yang
mempunyai tubuh berwarna merah dan matanya
memancarkan sinar tajam, tubuhnya sebesar kepalan tangan,
wajahnya sangat menyeramkan sekali.
Boen ching teringat lagi jeritan ngeri, pada saat Yuen cong chie menemui kematiannya tadi, beserta pada saat setelah
mengalami kematian pada pelipisnya muncul lima buah lubang
darah segar yang memancar keluar dengan derasnya dengan
cepat dia sadar lagi atas sebab2 kematian yang dialami oleh Yuen cong chie tadi.
Laba2 raksasa itu dengan tajam memandang kearah Boen
ching, enam buah kakinya dirapatkan, tubuhnya dengan
sangat ringan meluncur kebawah dan turun diatas sebuah
bunga merah darah.
sepasang alis Boen ching dikerutkan dalam hati pikirnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Apakah dapat dikata bahwa aku yang demikian besarnya
ini tak dapat memenangkan seekor laba-laba yang sedemikian
kecilnya itu"
Berpikir sampai disitu tubuhnya segera muncul setengah
bagian keatas permukaan air telaga.
oooXooo Tapi pada saat ini ikan hiu yang mengejar dibelakang
tubuhnya telah ada seekor ikan hiu yang menerjang kearah
Boen ching. Sedang laba-laba raksasa itu setelah mengelilingi bunga
merah itu satu lingkaran, tubuhnya mendadak melayang dan
dengan sangat cepat menubruk keatas ketubuh Boen ching.
ooooooo Bab 30 PERTEMUAN PARA JAGO SEKALI LAGI
BOEN CHING nampak keadaan yang tidak menguntungkan


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bagi dirinya, dari dalam permukaan air, pedang cing Hong
Kiamnya digetarkan dan ditotokan kearah laba-laba raksasa
itu. Laba-laba raksasa itu segera menarik kembali enam
kakinya, dan berhenti sejenak ketengah udara kemudian
menyemburkan seratnya dan mengikat kearah pedang cing
hong Kiam yang menyerang tubuhnya itu, Boen ching dengan
dingin mendengus, dalam hatinya berpikir.
"Kau kira pedang cing hong Kiam ini adalah senjata tajam yang biasa saja?" bagaimana dapat dengan demikian mudah
kau jerat?"
Begitu serat dari laba-laba berhenti, pedang cing hong
Kiam ditangan Boen ching segera disoncek keatas dan
membabat putus serat tersebut, dengan meminjam kekuatan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
dari sontekan itu, tubuhnya mundur kebelakang, dan turun
diatas tubuh sebuah bunga merah berwarna merah darah.
Laba2 raksasa itu nampak serat yang disemburkan keluar
itu patah seluruhnya, keenam kakinya segera ditarik kembali dan dengan cepat pindah keatas bunga merah darah lainnya.
Boen ching nampak laba- laba raksasa itu demikian
gesitnya, dalam hatinya diam2 sangat merasa terkejut,
pedang cing hong Kiam ditangan kanannya berputar setengah
lingkaran ditengah udara dan siap disabetkan keatas tubuh
laba-laba itu. Ikan yang mengejar datang itu tampak Boen ching berdiri
diatas bunga, dia berputar terus menerus disekitar tempat itu, dan menerjang kearah Boen ching.
Didalam hati Boen ching merasa sangat gusar sekali,
ujarnya. "Kau sebenarnya orang macam apakah, dirinya
sendiri tak berani munculkan dirinya, ternyata hanya
menggunakan binatang2 untuk menghadapi diriku."
Dengan menahan rasa gusar, dia menarik napas panjang-
panjang, tubuhnya meloncat ketengah udara, pada saat
pedangnya disabetkan ikan hiu raksasa itu telah terbabat
menjadi dua bagian.
Boen ching tanpa mengganti jurus lagi, pedang cing Hong
Kiamnya disontek keatas, terlihat bintik-bintik air telaga
memancar kesamping dan menutul kearah laba2 raksasa itu.
Keenam kaki laba- laba raksasa itu segera dikembangkan
dan melompat pindah kebunga merah darah lainnya.
Mendadak Boen ching teringat pada saat laba- laba raksasa
itu tadi munculkan dirinya pernah berputar tak henti2nya
diatas lima buah bunga merah darah itu, ketika dia
mengalihkan pandangannya melihat, tampak ditempat laba2
raksasa itu lewat terdapatlah Sebuah serat laba yang
mengitari serat tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Didalam hatinya dia merasa terperanjat, bentuk dari serat
yang dibuat oleh laba2 raksasa itu membuktikan kalau dia
hendak menggunakan serat yang dikeluarkan itu untuk
menjaring dirinya.
Didalam hati Boen ching segera mengambil keputusan
untuk gerakan selanjutnya, tubuhnya belum turun kebawah
pedang cing Hong Kiam nya dari tangan kanannya segera
dipindahkan ke tangan kirinya.
Pada saat gerakan dan jurus pedang itu berubah segera
terdengarnya suara menyambarnya angin danpetir yang
menyambar memekikkan telinga, ternyata dia melancarkan
ilmu pedang yang ampuh "Hong Loei chiet Kiam".
Didalam sekejap mata saja hawa pedang memenuhi
sekeliling ruangan tersebut dan mendesak kearah laba- laba
raksasa itu. Laba2 raksasa itu segera dengan mengikuti serat labanya
dengan sangat cepat sekali menghindarkan dirinya, Boen
ching bersamaan waktunyapun segera mengerahkan ilmu
meringankan tubuhnya yang telah mencapai kesempurnaan
itu, tubuhnya tidak turun ke tanah lagi, pedang cing Hong
Kiamnya dengan membawah sinar pedang yang kehijau-
hijauan, mengejar dan melancarkan kearah laba- laba raksasa tersebut.
Ditempat yang tersambar oleh sinar pedang tampak
bayangan merah beterbangan ke sekeliling tempat itu dan
tersebar jatuh ke atas air telaga.
Boen ching sambil mengangkat pedangnya melakukan
pengejaran, mendadak laba2 raksasa its berputar kesebelah
kiri dan kemudian berputar lagi ke sebelah kanan untuk
melarikan dirinya, Boen ching nampak dia tak berhasil
mengejarnya, didalam hatinya merasa sangat gusar sekali,
segera dia tarik napas panjang2 dan bersuit nyaring, tubuhnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
melompat setinggi tiga kaki lebih, gerakan pedangnya sekali lagi melancarkan serangan hebat.
Laba- laba raksasi itu tampak tak ada tempat untuk
menyembunyikan dirinya, keenam kakinya ditariknya, ditarik
ke belakang, dan dengan cepat menubruk maju kedepan,
tetapi pedang cing Hong Kiam yang berada ditangan Boen
ching itu merupakan suatu pedang pusaka, Sekalipun laba-
laba itu menubruk maju juga bukanlah menjadi soal, dan
hanyalah menghantar nyawa saja, pedang cing Hong Kiamnya
disambar dengan disertai angin tajam, laba-laba raksasa itu segera binasa dibawah pedangnya.
Boen ching setelah berhasil membunuh laba-laba raksasa
itu, dalam hatinya agak merasa lega, dan bersuit nyaring,
tubuhnya menutul dan melompat kearah telaga tersebut.
Jaraknya dengan tepi telaga itu sangat dekat sekali,
loncatannya ini segera membawa turun tubuhnya ketepi
telaga itu. Suara tertawa yang mengejek dan menyeramkan itu sekali
lagi berkumandang datang, dalam hati Boen ching merasa
sangat terkejut berCampur gusar, kaki kirinya dengan sangat Cepatnya menutul diatas bunga, tubuhnya bagaikan sambaran
kilat Cepatnya meluncur kepunCak gunung dimana suara
tertawa itu berasaL
Boen ching dengan mengandung rasa gusar yang tak
terhingga meluncur kepuncak gunung, tetapi begitu tiba
dipuncak tersebut, suara tertawa itu telah hilang lenyap.
Sepasang alis Boen ching segera dikerutkan, lalu
mengalihkan pandangannya melihat sekitar tempat itu, pada
saat ini walaupun cuaCa sejak tadi sudah menjadi gelap. tapi dibawah ilmu untuk melihat diwaktu gelap. pemandangan
disekitar tempat itu amat jelas sekali, tanpa memperoleh
rintangan sedikitpun juga .
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Tetapi bagaimanapun juga dia tetap tak dapat
mendapatkan orang yang mengeluarkan suara tertawa yang
mengejek itu. Dengan gusar dia mendengus, baru saja dia bersiap untuk
meluncur keatas puncak gunung lagi, segulung angin yang
amat tajam, bagaikan kilat cepatnya menyambar ke belakang
tubuhnya. Boen ching dengan rasa gusar melancarkan serangan
dengan menggunakan pedangnya, suara angin dan petir
segera menyambar memenuhi sekeliling tempat itu, pada saat
pedang dan telapak tangan orang itu terbentur satu sama
lainnnya, dia segera merasakan pedang ditangannya merasa
terdesak mundur, dan mengeluarkan suara nyaring yang tak
henti-hentinya.
Tubuh kedua orang itu bersama-sama mengundurkan
dirinya ke belakang, ketika Boen ching mementangkan mata
memandang, di dalam hatinya dia menjadi tertegun, orang
yang baru saja datang itu ternyata adalah Iblis dari Selatan Sang Kwan Yu adanya.
Dibelakang tubuh Sang Kwan Yu masih tetap terdapat
rantai besi yang besar itu, dia begitu nampak Boen chingpun menjadi termangu-mangu, kepada Boen ching tanyanya.
"Bagaimana dapat bertemu dengan kau lagi?""
Sinar mata Boen ching memancarkan sinar yang
mengandung keheranan dan rasa terkejutnya, Sang Kwan Yu
ternyata juga telah tiba di dalam pulau Hiat Koang To ini,
dengan dingin ujarnya.
"Tidak salah, memang aku adanya, tadi orang yang tertawa mengejek itu apakah kau?""
Sang Kwan Yu dengan dingin mendengus, sejenak
kemudian baru ujarnya. "Kau datang kemari apakah bertujuan hendak merebut hioloo kuno itu" ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching nampak sikap serta gerak-gerik dari Sang Kwan
Yu ini tidak mirip dengan orang mengeluarkan suara ejekan
itu, dia tidak mau memperdulikan Sang Kwan Yu lagi, segera
dia menggerakan tubuhnya bersiapakan meninggalkan tempat
itu. Dengan dingin bentak Sang Kwan Yu. "Tahan "
Boen ching baru saja membalikkan tubuhnya, kini
mendengar suara bentakan itu tampak membalikkan tubuhnya
lagi dengan dingin tanyanya. "Kau masih mempunyai urusan apa lagi "-?"
Sang Kwan Yu tertawa dingin, setelah memandang tajam
beberapa saat pada Boen ching, dengan dingin ujarnya.
"Sekarang kau hendak pergi ke tempat mana" tahukah kau bahwa kini kau telah terjatuh dalam pancingan serta kurungan dari orang2 Hiat Kuang To?"
Boen ching tertawa dingin, segera dia bersiap-siap untuk
menggerakan tubuhnya melanjutkan perjalanan,
Sepasang alis Sang Kwan Yu di kerutkan, segera ia
meloncat menghalangi jalan pergi dari Boen ching, ujarnya.
"Kau ingin pergi dari sini, aku takkan menghalangi dirimu, tetapi pedang pusaka ditangan mu harus kau tinggalkan "
Boen ching tertawa tawar, dia kini baru mengerti apa yang
dikatakan oleh Sang Kwan Yu itu, rantai besi Kioe Thian Hai Thiat Lian masih terdapat delam tubuhnya dan tak dapat
dilepaskan olehnya, terpaksa kini dia turun tangan untuk
meminjamkan pedang pusaka ditangannya ini.
Dengan tawar ujarnya kepada Sang Kwan Yu. "Kau
mengira apakah kau berhasil mempertahankan diri dari jurus-
jurus serangan ilmu pedang "Hong Loei chiet Kiam" ku ini ?"
Sang Kwan Yu tertawa dingin, sahutnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Kau mengira ilmu pedang "Hong Loei chiet Kiam mu ini telah tanpa tandingan di dalam dunia ini." apabila ilmu pedang Hong Loei chiet Kiam itu amat hebat sekali, aku kira tujuh
buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu ini takkan dapat terjatuh sampai ditempat ini. "
Boen ching memandang tajam kearah Sang Kwan Yu,
terpikir olehnya sikap atau tindak tanduknya waktu munculkan dirinya pertama kali, segera dia tahu bahwa ditempat ini dia telah mengalami tekanan yang berat sekali.
Dalam hatinya dia terpikirkan untuk dengan cepat mencari
orang aneh yang mengeluarkan tertawa ejekan tadi, dia
tertawa dingin, ujarnya. "Untuk menghadapi dirimu aku kira masih berlebihan " Sehabis berkata dia bersiap untuk
melancarkan serangannya. Diatas wajah dari Sang Kwan Yu
segera menampilkan senyuman, ujarnya.
"coba kau pikirkan masak-masak lagi, kekuatanku dengan kekuatan siapapun tak mungkin dapat berhasil merebut tujuh
buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu, tapi apabila kau mau bergabung dengan diriku, bukankah dengan sangat
mudah sekali ketujuh buah hioloo kuno itu dapat kita rebut
kembali ?" Sehabis berkata dia berhenti sejenak, kemudian lanjutnya lagi.
"Thian Jan Shu adalah suteku, sedang ke tujuh buah hioloo kuno itu dia telah menyerahkannya kepadamu, jika dipikir dari sini apabila ke tujuh buah hioloo kuno itu harus didapatkan olehmu dan olehku, urusan ini juga lah seharusnya dan
memanglah sepantasnya "
Boen ching belum saja memberikan jawabannya,
mendadak suara tertawa mengejek yang dingin menyeramkan
itu sekali lagi berkumandang datang dan bergema disekeliling tempat itu.
Wajah dari kedua orang itu segera berubah hebat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Suara tertawa itu agaknya dipantulkan oleh orang dengan
menggunakan tenaga dalamnya yang telah mencapai
kesempurnaan sehingga suara tertawa tersebut bagaikan
disebarkan dari ke empat penjuru dari tempat itu.
Boen ching segera memusatkan perhatiannya untuk
mendengar, sejenak kemudian tubuhnya meloncat dan
meluncur dengan cepatnya dimana suara tertawa itu berasaL
Sang Kwan Yu sebenarnya hendak memperdaya Boen ching
untuk bekerja sama dengan dirinya, dan kini, belum
mendapatkan jawaban dari Boen ching mana dia mau
membiarkan Boen ching untuk meninggalkan tempat itu,
tubuhnya segera bergerak dan mengejar kearah mana Boen
ching meluncur dengan cepatnya tadi.
Gerakan tubuh dari Boen ching bagaikan angin yang sangat
ringan sekali, setelah melewati satu puncak gunung, bunga-
bunga aneh yang berwarna merah darah itu telah tak nampak
sebuahpun di lembah gunung tersebut, air jernih mengalir
dengan derasnya, sedang disitu istana megah berdiri dengan
angkernya,jika dibandingkan dengan pemandangan tadi
sungguh sangat berbeda sekali. Sang Kawan Yu menjadi
sangat girang ujarnya.
"Kita kini ternyata telah berada di-tengah2 dari pulau Hiat Koang To, ke tujuh buah hioloo kuno itu kalau memangnya
telah direbut dan dibawa kemari, sudah tentu disimpan
didalam Istana yang megah ini "
Boen ching menghentikan langkah kakinya, diapun berpikir
demikian, tetapi dia tak mengetahui siapa yang mengeluarkan suara tertawa itu, mengapa bagaikan sedang sengaja
memancing dirinya berdua untuk datang kemari.
Dari puncak gunung datang angin bertiup sangat kencang,
ketika Boen ching mendongakkan kepalanya memandang,
tanpa terasa dia menjadi tertegun, kiranya orang yang datang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
itu ternyata adalah Lam Hay coei Hong, Tie Liok Yun beserta Bwee Giok yang telah lama berpisah dengan dirinya.
Bwee Giok yang nampak Boen ching ditempat itu pun tanpa
terasa menjadi ter mangu2.
Sang Kwan Yu miringkan kepalanya memandang, dengan
sangat jumawa sekali memandang kearah Bwee Giok serta
suhunya. Boen ching nampak Lam Hay coei Hong Tie Liok Yun serta
Bwee Giok muncul ditempat itu, terpaksa dia membungkukkan
dirinya memberi hormat kepada Tie Liok Yun, ujarnya. "Tie Cianpwee, selama berpisah apakah baik2 saja "
Bwee Giok yang berdiri disamping itu menundukkan
kepalanya, diam2 tak mengucapkan sepatah katapun juga .
Tie Liok Yun memandang tajam kearah Boen ching, sejenak
kemudian baru sahutnya.
"Boen siauw hiap tak perlu banyak adat, entah suhumu
apakah baik-baik saja, bagaimana ia tidak bersama dirimu
datang kemari " Boen ching terpaksa tersenyum.
"Suhuku telah masuk kedalam daerah Tionggoan lagi,
mungkin akan mengumpulkan seluruh supek serta suslok
untuk segera berangkat datang kepulau Hiat Koang To ini."
Tie Liok Yun menyahut tanpa mengucapkan sepatah
katapun, sedang sinar matanya dialihkan keatas istana yang
sangat megah itu.
Sang Kwan Yu nampak Boen ching dengan Tie Liok Yun serta muridnya itu ternyata sejak sebelumnya telah mengenal Satu Sama lainnya, dalam hatinya menjadi tergerak. ujarnya.
"Kalau memangnya demikian mengapa tidak bersama-sama
pergi menghadapi orang-orang dari pulau Hiat Koang To ini
baru berbicara lagi?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Tie Liok Yun miringkan kepalanya memandang sekejap
kearah Sang Kwan Yu, kepada Boen ching tanyanya.
"Siapakah orang ini ?""
Boen ching belum juga memberikan jawaban, Sang Kwan
Yu dengan dingin tertawa panjang sahutnya.
"Bagaimana?" apakah nama dari iblis daerah selatan saja telah dilupakan."
Tie Liok Yun diam-diam merasa terperanjat, nama besar
dari Lam Yun Pek Leng tidaklah dibawah nama Tan Coe coen,
ini hari mendadak munculkan dirinya ditempat ini, entah
bagaima ia dapat bersama-sama dengan Boen ching.
Rasa terkejut dari Tie Liok Yun belum saja hilang dalam


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hatinya, mendadak terdengar suara tertawa besar yang sangat nyaring sekali berkumandang datang.
Wajah dari Sang Kwan Yu segera berubah, seketika Boen
ching miringkan kepalanya memandang kakek tua yang
rambutnya telah beruban menjadi putih seluruhnya telah
berdiri disebelah kanan dari keempat orang itu.
Kakek tua itu begitu munculkan dirinya sambil tertawa
ujarnya kepada Sang Kwan Yu. "Tak kau sangka bukan kalau ini hari, akupun ikut datang ke tempat ini?"?"
Hati Boen ching menjadi tergerak, kepada kakek tua
berambut putih itu ujarnya: "Yang baru datang ini bukankah Pak Leng Cianpwee ?""
Kakek tua itu tertawa, sahutnya. "Tidak salah tebakanmu itu"
dalam hati Boen ching sangat terkejut, sungguh tak
disangka ini hari Pak Leng Sianseng dapat muncul di tempat
ini, Lam Yu Pak Leng selamanya disebut oleh orang2 dunia
kangouw sebagai orang yang sangat misterius sekali, kedua
orang itu yang satu dari aliran sesat, yang lain dari aliran lurus, setiap orang mempunyai keistimewaannya masing-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
masing, tetapi kedua orang itupun selamanya belum pernah
bertemu muka satu dengan yang lainnyapun tidak mengetahui
bagaimana kepandaian silat yang dimiliki oleh kedua orang itu.
Jejak dari Lam Yu atau iblis dari selatan ini sangat misterius sekali, sedang jejak dari Pak Leng tidak menentu arah
tujuannya, bahkan orang-orang hanya mengetahui kalau Pak
Leng itu She Uh, nama yang sebenarnya tak seorang pun
yang mengatahuinya dengan jelas, oleh sebab itu didalam Bu
Lim orang-orang menyebutnya sebagai Pak Leng Sianseng.
Pak Leng Sianseng begitu munculkan dirinya, dalam hati
Sang Kwan Yu merasa sangat terkejut sekali, pada saat itu pada nama Lam Yu dan Pak Leng baru saja menjadi
cemerlang, dia pernah dengan merasa tidak puas menuju ke
Utara untuk mencari Pak Leng Sianseng, tetapi Pak Leng
sianseng selalu menghindarkan diri tak mau bertemu dengan
dirinya, dia hanya mau mendengar suara dari Pak Leng
Sianseng, kini begitu mendengar tertawa yeng dipancarkan
oleh Pak Leng sianseng itu, segera dia mengetahui siapakah
yang datang itu.
Sang Kwan Yu tertawa dingin, ujarnya.
"Kau datang kemari apakah juga hendak mencari tujuh
hioloo kuno peninggalan Than Jan Shu itu ?""
Pak Leng sianseng mendongakkan kepalanya tertawa
besar, ujarnya.
"Kalau kau memangnya telah mengetahui, mengapa harus
lebih banyak berbicara lagi untuk menanyakan yang bukan-
bukan" Sang Kwan Yu yang mendengar ucapan itu, dia dengan
dingin mendengus, wajah Pak Leng siansengpun segera
berubah menjadi serius, ujarnya.
"Tetapi kalian haruslah mengetahui, iblis2 dari pulau Hiat Koang To itu sekarang sedang menggunakan ke tujuh buah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu untuk memancing
jago2 seluruh dunia kangouw untuk saling membunuh"
Boen ching sekalipun mendengar ucapan itu, menjadi
sangat terkejut sekali, dan bersama-sama menjadi termenung.
Didalam hati Sang Kwan Yu sekalipun diam2 merasa agak
tergetar, tetapi pikirannya segera berputar, didalam hatinya diam2 pikirnya.
"Kalau kau sendiri juga mengakui datang kemari bertujuan untuk merebut ketujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian
Jan Shu itu, tetapi mengapa harus berpura-pura dengan
menggunakan perkataan yang diucapkan untuk menakuti
orang lain"
Didalam hatinya sekalipun berpikir demikian tetapi diapun
mengetahui bahwa jumlah orang dari pihak dirinya terlalu
sedikit, Boen- Ching kemungkinan akan berjalan ber-sama2
dengan Pak Lang Sianseng, pada saat itu apa yang sedang
dlinginkannya lenyap tanpa bekas.
Satu-satunya tujuan bagi dirinya adalah mengharapkan
Boen ching dapat bekerja sama dengan dirinya, dan satu-
satuuya cara hanyalah itu saja.
Berpikir sampai disini tubuhnya segera berkelebat
mendesak kearah Bwee Giok. cakar tangan kanannya
mencengkeram bahu kirinya.
Sang Kwan Yu sejak tadi telah dapat melihat bahwa
hubungan antara Boen ching dengan Bwee Giok tidaklah
biasa, apalagi diantara orang yang demikian banyaknya itu
kepandaian silat yang dimiliki Bwee Giok paling rendah,
asalkan dia berhasil mencekal dan menguasai diri Bwee Giok.
tidaklah takut kalau Boen ching tidak akan mendengarkan
setiap perkataan yang diucapkan olehnya.
Tubuhnya baru saja bergerak. Bwe Giok telah mencabut
keluar pedang panjangnya, sedang orang yang berdiri
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
disekelilingnyapun segera turun tangan memberikan bantuan
nya. Sang Kwan Yu menduga bahwa sekali sambar saja dia akan
berhasil mencekal diri Bwe Glok, tetapi dia terlalu memandang rendah pada diri Bwe Giok. dia sebagai satu2nya ahli waris
dari Lam Hay Coei Hong, Tie Liok Yun, bagaimana dapat
dalam satu jurus saja dengan sangat mudah dapat dikuasai.
Perguruan Lam Hay ini menjagoi seluruh dunia kangouw
dengan ilmu pedangnya yang sangat lihay, Sang Kwan Yu
hanya sekali menyambar Bwee Giok menjerit kaget dan
mengundurkan dirinya kebelakang, sekalipun Sang Kwan Yu
telah berhasil merebut pedang panjang ditangan Bwee Giok
tetapi tak berhasil untuk mencengkeram dirinya.
Tubuh Boen ching telah menerjang datang ilmu pedang
"Hong Loei Chiet Kiam" segera dilancarkan keluar, pada saat suara angin dan petir menyamber datang, Sang Kwan Yu telah
berhasil didesak mundur kebelakang.
Sang Kwan Yusetelah mundur dua langkah kebelakang, dia
nampak Boen ching sambil mencekal pedang Cing Hong
Kiamnya dengan sangat gagah berdiri tegak. sekalipun
didalam hatinya dia tidak sampai menjadi jeri, tetapi mau tak mau juga harus beberapa bagian merasa segan terhadap Boen
ching. Pak Leng Sianseng tertawa besar, kepada Sang Kwan Yu
ujarnya. "Rantai besi yang merantai tubuh Sang Kwan heng masih
belum dihilangkan, bagai mana dapat turun tangan untuk
mendapatkan hasilnya.."
Pada saat itu pedang panjang dari Lam Hay Coei Hong, Tie
Liok Yun pun telah dicabut keluar, dengan dingin memandang
kearah Sang Kwan Yu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Sang Koan Yu nampak keadaan serta suasananya menjadi
tidak benar, dia tertawa senang, sambil melemparkan kembali pedang panjang yang direbutnya dari tangan Bwe Giok itu,
dengan perlahan2 ujarnya.
"orang2 dari pulau Hiat Koang To denga demikian
mudahnya memasuki daerah Tiong-goan untuk merebut
hioloo kuno itu, kini ternyata sedikitpun tidak mempunyai
gerakan apapun juga "
Pak Leng Sianseng tertawa, belum sampai dia membuka
suara untuk memberikan jawabannya Boen ching dengan
dingin telah membuka suara, ujarnya kepada Sang Kwan Yu.
"Cepat kau kembalikan pedang panjang dari nona Bwe"
Sang Kwan Yu menjadi tertegun, terdengar Boen ching
melanjutkan ucapannya lagi.
"Perkataan yang aku ucapkan kau telah mendengarnya
tidak" aku memerintahkan untuk mengembalikan pedang
panjang milik nona Bwee "
dalam hati Sang Kwan Yu merasa sangat gusar sekali,
tetapi nampak pedang Cing Hong Kiam ditangan Boen ching
itu memancarkan sinar yang sangat menyilaukan mata,
ditambah lagi dengan sikap dari Boen ching yang sangat
angker, terpikir olehnya pula keadaan dihadapannya ini, dia tertawa kering, sambil mengembalikan pedang panjang itu
kepada Boen ching, ujarnya
"Kita semua merupakan golongan dari daerah Tionggoan,
dan pada keadaan yang seperti ini masih membutuhkan untuk
bekerja sama, mengapa harus berbuat demikian ".
Boen ching menyambut pedang panjang itu, sambil
memutarkan tubuhnya memberikan pedang itu kepada Bwee
Giok. ujarnya: "Nona Bwee, pedangmu "
Pada saat ini didalam hati Bwee Giok merasa sangat
berterima kasih sekali kepada Boen ching, kebencian yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
timbul didalam hatinya waktu itu kini telah tersapu lenyap.
dengan perlahan dia menerima pedang panjang itu sambil
sahutnya: "Terima kasih "
Boen ching menyodorkan pedang panjang itu, sedang
matanya dengan terpesona memandang wajah Bwee Giok.
lama sekali baru melepaskan tangannya, Bwee Giok yang
biasanya sangat gagah itu kini ternyata berubah menjadi
sangat malu sekali, untuk mengangkat kepalanyapun tak
dapat. Pak Leng sianseng nampak sikap serta gerak gerik dari
Boen ching dengan Bwee Giok demikian, di dalam hatinya
terasa suatu perasaan yang aneh, dengan cepat dia
mendongakkan kepalanya memandang kearah istana yang
megah itu, sepatah katapun tak diucapkan keluar.
Lam Hay Coei Hong memandang kearah Bwe Giok. sedang
pada matanya memancarkan suatu sinar mata yang sangat
girang sekali. Sang Kwan Yun menjadi tertegun disana, diapun tidak
pernah menyangka kalau Boen ching dihadapan orang yang
demikian banyaknya itu tanpa rikuh-rikuh juga menyatakan
cinta kepada Bwee Giok. diapun tak dapat mengucapkan
sepatah katapun, dengan cepat dia menolehkan kepalanya
memandang kearah lain-
orang-orang yang berada diempat penjuru dari tempat itu
tak ada seorangpun yang tak menjadi terkejut.
Boen ching membalikkan tubuhnya memandang tajam
kearah istana yang sangat megah itu dan diam tak
mengucapkan sepatah katapun juga , pada saat ini baju yang
dipakainya itu telah menjadi kering. angin gunung bertiup
sepoi-sepoi, membuat ujung bajunya menjadi berkibar.
Pak Leng Sianseng miringkan kepalanya memandang
sekejap kearah Boen ching, didalam hatinya dia berpikir.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"orang yang seperti ini, dihari kemudian pastilah akan memimpin seluruh Bulim dan tidak seorangpun yang akan
berhasil merintangi dirinya".
Boen ching dengan perlahan-lahan menghela napas,
kepada Pak Leng Sianseng tanyanya. "Uh Cianpwee,
bagaimana dengan keadaan nona Sek sekarang ini ?"".
Sejak dia telah bertemu dengan Pak Leng Sianseng tadi,
tanpa terasa lagi dia menjadi teringat kembali pada Pek Giok Siang.
Pak Leng Sianseng tersenyum, setelah termenung sejenak.
ujarnya. "Sampai saat ini dia masih baik-baik saja, kaupun tak usah bertanya lebih banyak lagi, lebih baik kita sekarang dengan cepat mengundurkan diri dari pulau Hiat Kuang To ini untuk
mengadakan perundingan selanjutnya".
Sang Kwan Yu dengan dingin mendengus, dia nampak
Boen ching agaknya mengandung maksud untuk tidak mundur
dari tempat itu, ujarnya.
"Kita datang kemari adalah bertujuan untuk menghadapi
orang-orang dari pulau Hiat-Kong To ini, kalau memangnya
telah sampai ditempat ini, lebih baik berdiam diri ditempat ini, mengapa harus mengundurkan dirinya lagi" kalau memangnya
mau mundur mengapa harus datang kemari?"". Pak Leng sian seng tertawa tawar, ujarnya.
"Jangan dikata tenaga dalam yang kau miliki masih belum pulih seluruhnya, sekalipun tenaga dalammu telah menjadi
pulih juga belum tentu dapat memenangkan tiga iblis dari
pulau Hiat Koang To ini" Sang Kwan Yu tertawa dingin,
ujarnya. "Kalau didengar dari perkataanmu, kita orang-orang dari Tionggoan tak seorangpun yang akan berhasil memenangkan
diri mereka, benarkah?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Pek Leng Sian seng tertawa setelah memandang sejenak
kearah Sang Kwan Yu, kemudian ujarnya lagi.
"Kita sementara haruslah bersabar terlebih dahulu".
Sang Kwan Yu merasa sangat tidak puas sekali, dengan
dingin dia mendengus dan menoleh memandang kearah Boen
ching. Terdengar Pak Leng Sian seng bertanya kepada Boen
ching: "Kau masih ingat bukan kepada Wang Hoa Thaysu?"
Boen ching menganggukkan kepalanya, entah Pak Leng
Sianseng kini menyebut dirinya mempunyai tujuan apa"
Terdengar Pek Leng Sianseng melanjutkan perkataanmya.
"Wang Huo Thaysu memberitahukan kepadaku bahwa kau
memiliki sebuah buku dari Siauw limpay, entah urusan ini
benar atau tidak?" Ujar Boen ching kemudian.
"Buku itu adalah Hay Gwat Thysu sebelum meninggal dunia memberikan kepadaku dan merupakan salinan yang ditulis
sendiri olah Hay Gwat Thaysu" Pak Leng sian seng
menganggukkan kepala, ujarnya lagi.
"Pada saat belakangan ini kau dengan rajin sekali melatih ilmu sakti "Thay Thien Kioe Sih" serta ilmu pedang "Hong Loei Chiet Kiam" saja, sedang ilmu yang paling melemahkan dirimu adalah kau belum juga berhasil melatih ilmu Khie kang untuk melindungi tubuhmu sendiri"
Boen ching dengan keras berpikir sejenak. diapun merasa
sendiri bahwa tenaga dalam yang dimiliki sangat rendah
sekali, ada kalanya terhadap jurus dari ilmu pedang Hong Loei Chin Kiam" dia tidak mempunyai daya untuk memancarkan
serangan dengan sepenuh tenaga.
Hatinya menjadi tergerak. perkataan yang diucapkan oleh
Pak Leng Sian seng ini sebenarnya mengandung arti apa"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
diapun mengetahui bahwa dari pihak Siauw Lim Pay
mempunyai ilmu Tat Mo Sia Kang yang diajarkan turun
temurun tetapi ilmu Khie kang bukanlah dapat dilatih sekali jadi, beberapa turunan dari Ciangbunjin Siauw lim Pay tak
seorangpun yang berhasil melatih ilmu tersebut, dirinya mana bisa sekali latih mencapal hasil ?"
Pak Ling Sianseng menanti setelah Boen ching berpikir
keras sejenak baru ujarnya lagi:
"Kecuali apabila sekali lagi mengatur barisan Ngo Heng Kiam Tin atau kau berhasil melatih ilmu Khiekang yang dapat melindungi seluruh tubuhmu, kalau tidak sangatlah sukar
sekali" Didalam hati Boen ching merasa sangat berat sekali, Wang
Huo Thaysu merupakan pendeta berilmu tinggi dari daerah
Tionggoan, dia berkata secara demikian dia sendiri juga tidak berani untuk tidak mempercayainya. Ujar Pek Leng sianseng
lagi kepada Boen ching.
"Pada saat ini apabila tidak mengundurkan dirinya lagi, aku kira kita pasti akan terkepung olehnya."
Boen ching belum saja memberikan jawabannya, pintu dari
istana itu mendadak dipentangkan dan terlihat sebuah
bayangan merah berkelebat dengan sangat cepat sekali.
Pak leng Sianseng segera menggape kearah Boen ching
sekalian, tubuhnya bergerak dan memimpin terlebih dahulu
berlari kearah belakang gunung.
Tubuh dari lima orang itu baru saja bergerak. dari dalam
istana itu mendadak berkumandang datang suara genta yang
dibunyikan bertalu-talu.
Boen ching menjadi sangat terkejat sekali kiranya orang-
orang dari golongan pulau Hiat Koang To ini hendak
menggunakan suara dari genta itu untuk menguasai pihak
musuh. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Rasa terkejut didalam hatinya belum saja hilang lenyap Pak
Leng Sianseng beserta Sang Kwan Yu tanpa terasa bersama-


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sama telah mengeluarkan suara sultan yang sangat nyaring,
terdengar sultan yang halus tetapi sangat nyaring
memekikkan telinga bercampur dengan suara sauitan yang
berat dan rendah berkumandang memenuhi sekitar tempat
itu. Begitu suara sultan kedua orang itu berkumandang, suara
dari genta itu segera dapat tertahan, lima buah bayangan
manusia bagaikan panah yang terlepas dari busurnya dengan
sangat cepat sekali meluncur kedepan.
Suara sultan dengan suara dari genta seketika itu juga
berhenti berbunyi, sedaug Boen ching sekalian dengant cepat berlari ke arah depan, sekonyong-konyong Pak Leng sianseng
menghentikan langkah kakinya, sedang Boen chingpun
menjadi termangu-mangu.
Ternyata mereka telah baik kembali lagi ke dalam telaga
kematian yang tak terdapat sedikit anginnya itu. perahu iblis itu tetap berhenti di atas air tanpa bergerak sedikitpun juga .
Pak Leng Sianseng dengan cepat lari kebawah, sepasang
telapak tangannya melancarkan serangan hebat menjatuhkan
berpuluh puluh bunga warna merah darah itu sehingga
memenuhi permukaan air telaga, kelima orarg itu sambil
menginjak bunga melompat dan berkelebat menuju kearah
perahu iblis tersebut.
Pada saat itu cuaca hampir mendekati fajar sedang suara
genta itupun sejak tadi telah berhenti berbunyi.
Sekeliling dari gunung itu terlihat bayangan merah
berkelebat, Pak Leng sianseng setelah memandang sekejap
kearah sekeliling tempat itu ujarnya.
"Asalkan kita berhasil mendorong perahu ini keluar dari telaga ini, kita akan berhasil meloloskau diri dari bahaya yang mengancam"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Perkataan itu baru selesai diucapkan, dari kedua belah
gunung terdengar suara ledakan yang sangat nyaring sekali,
batu yang sangat besar sekali berjatuhan dari kedua belah sisi gunung itu, didalam sekejap mata saja telah menutupi jalan
mundur bagi perahu tersebut.
Wajah dari Pek Leng Sian seng menjadi berubah hebat,
sedang diantara kelima orang itupun terjerumus didalam
lamunan masing-masing dan masing-2 memikirkan urusannya
sendiri. Permukaan telaga yang sangat tenang itu kini berubah
menjadi bergolak dikarenakan berjatuhannya batu- batu besar tersebut, membuat perahu iblis tersebut terseret ketengah
telaga, sedang keadaan disekeliling tempat itu menjadi sunyi senyap kembali.
Sang Kwan Yu memaodang sekejap kesekaliling tempat itu,
dia memandang pula permukaan telaga yang penuh dengan
bunga merah, dengan nada yang amat gusar ujarnya kepada
Pak Leng Sianseng.
"Kita terkurung disini hingga menemui kematiannya, lebih baikkan bertempur mati-matian melawan orang-orang dari
pulau Hiat Koang To itu"
Pak Leng sianseng memandang keadaan disekitar tempat
itu tak terdapat sedikit gerakpun, dalam hatinya segera
mengetahui bahwa ketiga orang iblis dari Hiat Koang To itu
memang mempunyai niat demikian, dan membuat dirinya lima
orang binasa terkurung ditempat ini atau menghantarkan
dirinya. Berpikir sampai disitu lalu ujarnya.
"Kita berlima bekerja sama didalam perahu ini mereka tak mungkin, akan dapat berbuat apa-apa terhadap kita, tetapi
apabila dengan menempuh bahaya dari pada untung"
Boen ching dengan mengerutkan alisnya memandang
permukaan air telaga, diam-diam pikirnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Kalau memangnya aku terkurung ditempat ini dan tak
dapat keluar dan tak mungkin harus berdiam saja ditempat ini, dan apabila di waktu singkat aku harus berhasil mempelajari ilmu Khikang, aku kira juga tak mungkin akan terjadi."
Dia mengetahui bahwa Ie Bok Tocu baru saja memasuki
daerah Tionggoan, barisan Ngo Heng Kiam Tin tak mungkin
pada saat ini dapat diatur ditempat ini, sekalipun IeBok Tocu mengatakan hendak secepat mungkin datang ke mari, tetapi
kiranya juga haruslah sepuluh atau setengah bulan kemudian
baru dapat sampai di tempat ini.
Diantara kelima orang itu tak seorangpun yang membuka
mulut untuk berbicara dan terus termenung berpikir keras.
setelah lewat beberapa saat, Sang Kwan Yu mendengus,
ujarnya. "Apakah boleh dikata kita harus terkurung di tempat ini?"
Sambil tersenyum sinar matanya menyapu sekejap kearah
empat orang itu.
Jika menuruti sifat yang dimiliki biasanyadia pastilah
seorang diri akan menerjang keluar dari kurungan, tetapi dia tadipun telah mendengar kehebatan dari suara genta itu
^