Bentrok Rimba Persilatan 15

Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung Bagian 15


, dan sadar bahwa dengan kekuatan tenaga dalam yang dimiliki
sukar sekali untuk berhasil mengalahkan orang-2 dari pulau
Hiat Kong To itu. oleh sebab itu dia ingin ada orang yang mau bersama-sama dia keluar dari kurungan-Sudah tentu orang yang paling dipenuju oleh dirinya adalah
Boen ching. Ditangan Boen ching mencekal pedang pusaka
Cing Hong Kimn, ditambah lagi dengan tenaga dalam yang
dimilikinya sangat tinggi sekali, dengan sangat mudah sekali dapat mematahkan rantai Kioe Thian Han Thiat Lian yang
merantai tubuhnya, dia percaya bahwa dengan dia dan Boen
ching dua orang, apabila ingin meloloskan diri dari kurungan, hal itu merupakan suatu urusan yang sangat mudah sekali,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
tetapi semuanya ini haruslah melihat bagaimana dengan Boen
ching pribadi. Pak Leng Sianseng segera dapat mengetahui maksud dari
Sang Kwan Yu itu, dia tertawa tawar ujarnya.
"Kalau mereka dapat melemparkan batu- batu besar itu
untuk menghalangi perjalanan kita, mengapa kita tak dapat
menyingkirkan semuanya itu?" Sang Kwan Yu mengerutkan
alisnya ujarnya.
"Apakah boleh dikata kita harus takut kepada orang-orang dari pihak pulau Hiat Koang TO?"
Pak Leng Siangseng tersenyum tak mengucapkan kata-kata
lagi, Sang Kwan Yu tertawa dingin, dengan dingin ujarnya lagi.
"Sungguh tak kusangka kalau Pak Leng Siangs eng itu
ternyata adalah seorang yang tak mempunyai nyali sedikitpun juga , jago berkepandaian dari daerah Tionggoan apakah tak
berhasil melawan orang-orang dari pulau Hiat Koang To?"
Sehabis berkata sinar matanya beralih menyapu sekejap
kearah Boen ching sekalian tiga orang.
Sinar mata Pak Leng Sianseng berkedip-kedip. tetapi dia
tetap tak mengucapkan sepatah katapun juga .
Ujar Lam Hay Coei Hong, Tie Liok Yun kepada Pak Leng
Sianseng. "Kita mengapa tidak pergi kesana, orang-2 dari pulau Hiat Kong To belum tentu bisa menghalangi jalan pergi kita"
Didalam hati Boen ching sekalipun mempunyai perasaan
yang sama, tetapi dia tidak enak untuk secara terang2an
mengucapkannya keluar, jago-jago dari daerah Tionggoan
setelah Thian Jan Shu dan Tan Coe Coen, yakni Lam Yu dan
Pak Lek bahkan kini telah berkumpul menjadi satu ternyata
tidak berani melawan orang-orang dari pulau Hiat Koang To.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Sang Kwan Yu memandang sekejap kearah Boen ching
sekalian, dia tertawa dingin, tubuhnya bergerak, kepada
keempat orang lainnya kemudian ujarnya. "Maafkan, aku akan berjalan setindak terlebih dahulu"
Sehabis berkata tubuhnya segera melompat dan menutul
diatas hamparan bunga tersebut diatas permkaan telaga,
dengan sangat cepat sekali bergerak kedepan dan mendaki
kepuncak gunung.
Tie Liok Yun sejak berkecimpung dalam dunia kangouw
belum pernah dikalahkan oleh siapa pun juga , perguruan Lam Hay That Bian Kwan Im selamanya dengan menggunakan ilmu
pedang telah menjagoi dunia kangouw, sekalipun pada waktu
itu telah bertemu dengan pimpinan tiga bersaudara istana
Chie Lan Kong, yaitu Kong Ku juga tidak sampai mengalami
kekalahan- Kini baru saja memasuki pulau Hiat Koang To dan belum
menemui sebuah bayangan manusiapun ternyata telah
menjadi demikian takutnya, dia sendiri sudah tentu tak
menginginkan hal ini, pikirnya segera berputar, dia tahu
dirinya begitu mengaja kBwee Glok meninggalkan tempat itu
Boen ching pasti akan mengikuti pula, sedang Pak Leng
Siansengpun tak mungkin mau berdiam ditempat itu seorang
diri, dia pasti mau ikut pula pergi, dengan tenaga gabUngan lima orang mana mungkin tak berhasil meloloskan diri. Berpikir sampai disini dia berkata kepada Bwee Giok.
"Anak Giok, kitapun harus berangkat"
Bwee Giok dengan sangat keberatan memandang sekejap
kearah Boen ching, baru akan mengucapkan kata-kata
mendadak dia tak jadi berbicara dan mengikutinya Tie Liok
Yun melompat keluar dari telaga tersebut.
Boen ching yang nampak Bwee Giok pergi, dalam hatinya
menjadi sangat terkejut, sekalipun dia juga tidak ingin untuk tinggal ditempat itu lebih lama lagi, tetapi dalam hatinya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
sebenarnya ingin melihat keadaan terlebih dahulu baru
meninggalkan tempat itu, tetapi kini Bwee Giok telah
menggerakkan tubuhnya meninggalkan tempat itu, dia mau
tak mau juga terpaksa berangkat meninggalkan tempat itu
juga . Dia membalikkan tubuhnya lalu membungkukkan tubuhnya
memberi hormat kepada Pak Leng Sianseng sambil ujarnya.
"Boanpwee terpaksa harus berangkat satu tindak terlebih dahulu"
Sehabis berkata dia bersiap untuk meninggalkan tempat
itu. Pak Leng Sianseng menghela napas ujarnya.
"Kalau memangnya demikian, kita lebih baik bersama-sama saja."
Sehabis barkata dia bersama-sama dengan Boen ching
meloncat dan meninggalkan perahu Iblis itu dan mengejar
ketiga orang lainnya yang telah meninggalkan perahu iblis itu terlebih dahulu.
Boen ching melihat Bwe Giok berada didepan, Lam Hay
Coei Hong Tie Liok Yun pun dengan sengaja memperlambat
langkah kakinya menanti Boen ching dengan Pak Leng
Sianseng mengejar sampai disisinya.
Sang Kwan Yu yang seorang diri terlebih dahulu mendaki
keatas gunung ketika dia menolehkan kepalanya memandang
tampak keempat orang itupun mengikuti jejaknya, lari keatas puncak gunung itu, dalam hatinya tanpa terasa dia menjadi
sedikit merasa bangga, dalam hati pikirnya. Ternyata pikiranku juga tidak salah.
Pak Leng Sianseng yang telah mendapatkan peringatan dari
Wang Huo Thaysu, didalam hatinya kini merasa sangat berat
sekali, dia menarik napas panjang2, dan mendongakkan
kepalanya memandang kearah puncak gunung dihadapannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Mendadak dia sangat terkejut sekali, dengan nada yang keras teriaknya. "Hati-hati--- "
Sang Kwan Yu hanya memperhatikan ke empat orang itu,
tampak Pak Leng sianseng demikian terkejutnya memandang
ke belakang tubuhnya dia menjadi sangat terkejut sekali,
dengan cepat dia membalikkan tubuhnya sambil melancarkan
satu kati serangan hebat.
Boen ching mendongakkan kepalanya memandang keatas
gunung itu, didalam sekejap mata saja Sang Kwan Yu telah
saling bertukar satu kali serangan dengan yang berdiri
dibelakang tubuhnya itu, terdengar suara benturan yang
sangat nyaring sekali diikuti dengan angin pukulan yang
santer menerjang membuat kedua orang itu saling berpisah.
Didalam hati Sang Kwan Yu merasa sangat terkejut sekali,
kehebatan dari angin pukulan yang dilancarkan oleh itu
merupakan suatu tenaga yang selama hidupnya belum pernah
dia melihat, dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau
tenaga dalam yang dimiliki orang itu ternyata seimbang
dengan tenaga dalam yang dimilikinya.
Ketika dia memandang kearah orang itu tampak seorang
kakek tua yang sangat kurus kering dan memakai baju
berwarna merah darah berdiri dihadapannya.
Tubuh Pak Leng Sianseng dengan sangat cepat sekali
melayang dan turun diatas puncak gunung itu, lima orang
berdiri bersama-sama dan memandang tajam kearah kakek
tua yang kurus kering itu nampak wajah dari kakek tua
berbaju merah darah itu berubah menjadi pucat kehijau-
hijauan dan dengan tenang berdiri tegak di sana.
Ujar Pak Leng Sianseng kepada Boen ching sekalian dengan
nada yang sangat perlahan-
"orang ini adalah salah satu dari ketiga orang iblis dari Hiat Koang To dan menduduki tempat yang ketiga. Miauw Ie Tek.
mereka kini dengan resmi akan menampakkan dirinya"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Sepasang alis Boen ching dikerutkan, dia tidak mengetahui
orang yang berdiri di hadapan matanya, tetapi dia tahu bahwa tenaga dalam yang dimiliki oleh Sang Kwan Yu itu sekalipun
sangat tinggi tetapi kiranya juga tak sanggup untuk melawan orang yang membunyikan genta itu.
Kakek tua berbaju merah darah itu setelah berdiri tegak
sejenak. tanpa menggerakkan tubuhnya mendadak dia
melayang dan mengundurkan diri kebawah gunung.
Kelima orang itu tak seorangpun mengetahui mengapa
MiauwBe Tek mendadak mengundurkan dirinya, sekalipun Pak
Leng Sianseng sendiripun juga tak berhasil untuk
menduganya, dia sebenarnya mengira bahwa kalau
memangnya MiauwBe Tek mengunjukkan dirinya, pastilah
akan bergebrak mati2an melawan dirinya lima orang, tetapi
dengan demikian saja tiba2 mengundurkan dirinya, sungguh
membuat dirinya menjadi sangat bingung dan sama sekali
diluar dugaan, oleh sebab itu diantara kelima orang itu, tak seorangpun yang turun tangan menghadang kakek tua itu
mengundurkan dirinya.
Lima orang itu saling bertukar pandangan sekejap baru saja
akan maju kedepan, tiba2 terdengar suara dengusan gusar
berkumandang datang dari sebelah kiri, sebuah bayangan
ungu bagaikan kilat cepatnya terdesak mundur sanpai di
tempat itu. Begitu bayangan manusia itu muncul, Boen ching tanpa
terasa menjadi termangu-mangu orang yang baru saja datang
itu ternyata adalah salah satu dari empat iblis yang terdiri dari setan arak, paras elok. harta serta kedudukan, yakni Kiem
Cang Thiat Cie, Chang Sun Loei adanya.
Chang Sun Loei begitu nampak kelima orang itu, diapun
menjadi ter-mangu2, kepada lima orang itu ujarnya.
"Kiranya kalianpun juga telah tiba ditempat ini"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Didalam hati Boen ching merasa sangat heran sekali,
bagaimana Chang Sun Loei ini dapat tiba dipulau Hiat Koang
To ini, entah kedatangan mereka tempat ini, mempunyai
tujuan apa. Dengan dingin ujar Sang Kwan Yu.
"Aku kira siapa, tak tahunya kiranya adalah Chang Sun
heng adanya, selama puluhan tahun lamanya tidak bertemu,
entah kini datang kemari apakah juga dikarenakan ketujuh
buah hioloo kuno peninggalan Thian JanShu itu?"".
Chang Sun Loei belum saja memberikan jawabannya,
terdengar Pak Leng Sianseng telah berkata.
"Ada orang datang".
Ketika Boen ching miringkan kepalanya memandang,
didalam hatinya makin merasa bertambah terkejut, setan
paras elok. Kiem Shan Suat Ciang Ouw Yang Bu Kie ternyata
juga munculkan dirinya ditempat ini juga , entah mereka
bagaimana dapat sampai ditempat puncak gunung ini
semuanya. Ouw Yang Bu Kie setelah mencapai dipuncak gunung itu
memandang sekejap kepada ke enam orang itu, sambil
tertawa besar ujarnya.
"Aku lihat setelah pertemuan yang diadakan di loteng oei Hok Loo itu, ini kali merupakan pertemuan Bu lim untuk yang kedua kalinya."
Sang Kwan Yu selalu merasa tak senang terhadap ke
empat iblis sakti, dengan dingin tertawa, ujarnya.
"Tidak salah, pertemuan pada waktu itu diloteng oei Hok Loo terdapat tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan
Shu, kali ini diatas pulau Hiat Koang To pun terdapat juga
tujuh buah hioloo kuno. Pada waktu itu walaupun sangat
sayang sekali aku tak dapat mengikutinya, tetapi saat ini aku
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
sangat beruntung sekali dapat bertemu dengan kalian berdua, sungguh tidak sia-sia perjalananku saat ini."
Pada waktu itu empat iblis sakti pernah berebut nama
dengan Sang Kwan Yu didalam dunia kangouw, kini sudah
tentu merasa sangat tak puas sekali.
Ouw Yang Bu Kie mementangkan kipas emasnya, terlihat
gambar tulang belulang dihadapkan ke arah Sang Kwan Yu
sambil ujarnya.
"Sekali berpisah puluhan tahun lamanya tak pernah
bertemu, entah kepandian silat yang dimiliki Sang Kwan heng hingga kini telah mengalami kemajuan berapa jauhnya."
Sang Kwan Yu tertawa dingin, dia nampak Ouw Yang Bu
Kie sekalipun dengan menggunakan kipas emasnya itu
melancarkan serangan dengan seenaknya tapi dia ternyata
telah melancarkan satu jurus yang sangat ganas sekali dari
ilmu kipas "Cong Thian CieJet " atau langit membela menunjuk matahari apabila sambaran dari kipasnya ini
mencapai pada sasarannya, apabila tak mengalami luka berat
pastilah akan binasa. Kegusaran dalam hatinya menjadi
memuncak. pikirnya.
"Sekalipun aku telah terkurung puluhan tahun lamanya
tetapi juga mana dapat kau Ouw Yang Bu Kie dapat
memandang demikian rendahnya kepada diriku."
Diantara suara dingin dia berturut-turut telah melancarkan
delapan kali serangan hebat, dan secara terpisah mengancam
jalan darah terpenting yang tersebar diseluruh tubuh Ouw
Yang Bu Kie, sekalian mendesak mundur serangan kipas emas
yang dilancarkan olehnya, sedang pada mulut ujarnya.
"Ouw Yang Bu Kie heng janganlah terlalu memandang
rendah terhadap diriku"
Didalam hati Ouw Yang Bu Kie merasa sangat terkejut
sekali, dia sejak dulu telah mendengar kalau Sang Kwan Yu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
telah dikurung oleh Thian Jan Shu bahkan di belakang
tubuhnya telah dirantai juga dengan rantai besi yang sangat besar, dia mengira dengan demikian dapat dipandang rendah,
tetapi sungguh tak terkira ternyata diluar dugaannya sama
sekali, tenaga dalam yang dimiliki oleh Sang Kwan Yu ternyata sedikitpun tidak mengalami gangguan yang seperti apa yang
dibayangkan sebelumnya.
Ouw Yang Bu Kie terdesak dan terpaksa menarik kembali
kipas emasnya untuk melindungi tubuhnya, sedang pada saat
itu tongkat emas dari Chang Sun Loei telah tiba dan
mengancam belakang batok kepala dari Sang Kwan Yu sambil
ujarnya. "Sang Kwan heng, harap bertahan sebentar, janganlah kau sampai melupakan diriku"
Keempat iblis sakti itu biasa selamanya tak mempunyai
hubungan apapun juga , tetapi Sang Kwan Yu yang
merupakan lawan dari keempat orang itu secara bersama
bagaimana pun tidaklah dikarenakan oleh Ouw Yang Bu Kie
pun tidak untuk diri sendiri, dia juga pasti harus turun tangan memberikan bantuannya kepada Ouw Yang Bu Kie.
Sang Kwan Yu nampak dirinya mendapatkan serangan
gencar dari dua belah samping dengan gusar dia tertawa
panjang, tubuhnya sedikit digerakkan dan menggeserkan
dirinya ke samping, bersamaan waktunya menggunakan rantai
besi Kioe Thian Han Thiat lainnya membalas melancarkan
serangan menyerang ke arah Chang Sun Loei.
Chang Sun Loei dengan cepat menarik kembali
serangannya dan mengundurkan dirinya ke belakang, ketiga
orang itu dengan gusar saling melototkan matanya, siapapun
tak ada yang mengaku kalah.
Ouw Yang Bu Kie tertawa terbahak-bahak telapak kirinya
dilancarkan keluar, sedang kipas emasnya yang berada
ditangan kanan dikembang tutupkan, gambar tulang putih
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
yang didasari warna merah itu segera timbul, sedang
sepasang alisnya dikerutkan, agaknya dia mempunyai niat
untuk melancarkan serangan yang sangat dahsyat.
Pak Leng Sianseng nampak keadaan Ouw Yang Bu Kie
demikian, dia tahu bahwa dia mempunyai niat untuk dengan
sekuat tenaga menerjang kearah Sang Kwan Yu, dengan
tergesa-gesa dia maju kedepan sambil ujarnya. "Kalian bertiga harap bertahan sebentar"


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ouw Yang Bu Kie tidak mempedulikan sama sekali, dia
hanya jeri kalau Pak Leng Sianseng maju membantu diri Sang
Kwan Yu. Dia siap2 melakukan penyerangan, sepasang matanya
dengan sangat tajam sekali memandang kearah Sang Kwan
Yu, telapak kirinya melindungi dadanya, sedang tangan
kanannya mencekal kencang kipas emasnya, pada wajahnya
menampilkan suatu senyum yang sangat tawar sekali
tanyanya. "Engkau mempunyai perkataan apa yang hendak diucapkan
keluar?" Ujar Pak Leng Sianseng.
"Kalian mengapa hanyalah dikarenakan urusan kedudukan
yang tak ada gunanya sehingga berbuat hingga menjadi
demikian, ketujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan
shu kini masih berada ditangan tiga iblis dari pulau Hiat Koang To, kini untuk apa kalian bergebrak mati-matian?""
Ouw Yang Bu Kie tertawa tawar, kepada Chang Sun Loei
tanyanya. "Chang Sun heng, apakah menginginkan dengan demikian
menyelesaikan urusan ini?"
Chang Sun Loei tertawa dingin, kepada Pak Leng Sianseng
tanyanya. "Lam Yu dan Pak Leng selamanya tidak pernah ikut campur didalam urusannya masing2, aku harap mengenai urusan ini
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
kau janganlah ikut campur". Dengan dingin ujar Pak Leng Sianseng .
"Aku tidak menginginkan ikut campur didalam urusan ini, tetapi haruslah kalian selesaikan urusan ini setelah ketujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian JanShu itu telah kembali ke daratan Tionggoan".
Ouw Yang Bu Kie tertawa ter-bahak2, sambil menarik
kembali kipas emasnya dia memandang sekejap kearah
keadaan sekelilingnya.
Dua diantara empat iblis sakti ditambah dengan Lam Yu
dan Pak Leng, bukanlah hal ini sesuai dengan perkataan yang diucapkan oleh Wang Huo Thaysu mengenai pulau Hiat Koang
To memancing saling bunuh membunuh antara jago2
berkepandaian tinggi dari daerah Tionggoan-
Tapi pada saat ini dalam hati Pak Leng Sianseng tanpa
terasa menjadi tergerak. diam2 pikirnya, apabila dirinya dapat bergabung dengan orang itu, ke tujuh buah hioloo kuno
peninggalan Thian Jan Shu itu bukankah masih mempunyai
harapan untuk direbut kembali.
Pada saat dia masih berpikir, mendadak terdengar Bwee
Giok menjerit kaget dengan sangat keras sekali.
Semua orang menjadi sangat terkejut, Boen ching dengan
cepat berjalan mendekat kearah Bwee Giok. Dan memandang
kearah dimana Bwee Giok memandang.
Sebuah bayangan manusia dengan sempoyongan berlari
mendatangi, seluruh tubuh dari orang itupenuh dengan darah
segar yang memancur keluar dengan derasnya.
Boen ching, begitu tampak orang itu dia segera
mengenalinya, orang tersebut tak lain adalah salah satu
anggota dari empat iblis sakti yang terdiri dari setan arak.
paras elok, harta serta kedudukan yaitu Tong Kiam Hien Piet, Keng Beng Sang adanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Kong Beng Sang yang merupakan salah satu jago dari
Tionggoan, ini hari entah bagaimana bisa munculkan diri
ditempat itu juga , bahkan telah berubah menjadi sedemikian rupa.
Ouw Yang Bu Kie, Chang Sun Loei dan Kong Beng Sang
merupakan orang mengangkat nama bersama-sama,
sekalipun diantara keempat iblis sakti itu tak seorangpun yang memakai aturan, tetapi kini nampak tubuh Kong Beng Sang
menjadi demikian rupa, juga tak dapat dihindarkan lagi
merasa sangat sedih sekali bagaikan kucing menangisi tikus
saja. Pada saat itu Kong Beng Sang telah tak kuat untuk berdiri
lebih lama lagi, tubuhnya sempoyongan dan roboh keatas
tanah, sekumpulan bunga merah yang aneh itu segera hancur
berantakan karena tindihan dari tubuh Kong Beng Sang yang
besar itu Tubuh dari Ouw Yang Bu Kie serta Chang Sun Loei
bersama-sama segera berkelebat, dua orang yang satu dari
kiri dan yang lain dari kanan membantu membimbing tubuh
Kong Beng-Sang bang kit berdiri dan berjalan keatas puncak
gunung. Seluruh tubuh dari Kong Beng Sang penuh dengan darah
segar, sepasang matanya dengan gusar melotot keluar,
keadaannya sungguh menyeramkan dan menakutkan sekali.
Boen ching yang nampak Kong Beng sang menjadi
demikian rupa, didalam hatinya menjadi bergetar, dengan
cepat ujarnya. "Dia mungkin didesak hingga menemui kematiannya karena suara genta yang dibunyikan dengan keras."
Dia yang mempunyai pengalaman yang sangat luas segera
ia tahu bahwa Kong Beng Sang pasti terbunuh oleh suara
genta tersebut, sebab orang membunyikan genta itu memiliki
tenaga dalam yang sangat sempurna sekali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Seluruh orang yang berada dikalangan itu setelah
mendengar perkataan yang diucapkan oleh Boen ching ini,
tanpa terasa hatinya menjadi sangat berat sekali.
Didalam hati Boen ching sejak tadi telah mempunyai
perhitungan yang masak. orang yang membunyikan suara
genta ini, apabila memaksa jalannya darah didalam tubuh
orang menjadi mengalir terbalik, seluruh urat nadi didalam
tubuhnya pasti akan menjadi pecah dan menemui
kematiannya. Kepandaian dari dunia kangouw, jika dibandingkan dengan
ilmu Hiat Mo Kang itu jauh berbeda sama sekali, jika dilihat keadaan dari Kong Beng Sang ini saja, kiranya juga tak
mempunyai cara lain lagi untuk menolong, bahkan
kemungkinan sekaliakan segera mengala kematian karena
kehabisan darah.
Didalam hatinya baru saja berpikir sampai disitu, dari
kejauhan terdengar lagi suara genta tersebut berkumandang
datang lagi. Pak Leng Sianseng yang selama hidupnya baru saja
pertama kali ini melihat kematian yang dialami orang dengan demikian kejam dan mengerikan itu, didalam hatinya merasa
sangat terkejut bercampur gusar, pada saat suara genta itu
berbunyi lagi dengan sangat nyaring sekali.
Sang Kwan Yu merasa sangat terkejut bercampur takut,
diapun bersamaan waktunya bersuit panjang, dengan tenaga
dalamnya dia berusaha menolak suara dari genta tersebut.
Sedang dari sinar mata Boen ching memancarkan sinar
yang sangat terkejut sekali, ketika ia melirik, tampak sebuah bayangan manusia dengan sangat cepat sekali berlari
mendatang, dengan cepat dia segera dapat melihat bahwa
orang itu tak lain dan tak bukan adalah pemimpin dari empat iblis sakti, Toan Bok Ci Jien adanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Begitu Toan Bok Cie Jien tiba diatas puncak gunung itu,
dengan sangat terkejut sekali dia memandang sekejap kearah
Kong Beng Sang.
Ouw Yang Bu Kie serta Chang Sun Loei bukanlah seorang
yang sangat bodoh, dia tahu Kong Bang Sang telah tak dapat
tertolong lagi, kedua tangan dari kedua orang itu segera
melepaskan dan membiarkan tubuh Kong Beng Sang rubuh
keatas tanah. oooXooo Pak Leng Sianseng tampak Toan Bok Cie Jien pun
memunculkan dirinya ditempat itu, dari matanya
memancarkan suatu sinar yang sangat tawar sekali, sedang
pada mulutnya pun tersungging suatu senyuman dingin,
tubuhnya segera berkelebat dan memimpin para jago lainnya
menerjang kearah istana Hiat Kong To.
Toan Bok Ci Jien ragu2 sejenak tapi kemudian diapun ikut
orang lainnya menerjang kearah istana.
Suara suitan serta suara genta itu makin lama makin
mendekat, didalam sekejap mata saja kesembilan orang itu
telah menerjang hingga sangat dekat sekali dengan istana.
ooooooo Bab 31 TIGA IBLIS DARI PULAU HIAT KOANG TO
Pada saat kesembilan orang itu menerjang makin dekat
dengan istana tersebut, mendadak suara dari genta itu
berhenti. Pek Leng Siansengpun segera menghentikan langkah
kakinya, dan memandang keadaan situasi disekitar tempat itu, begitu dia mendengar suara genta tersebut berhenti berbunyi, segera dia mengetahui bahwa pihak orang2 pulau Hiat Koang
To memangnya mempunyai niat untuk memancing kesembilan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
orang itu datang kemari, tetapi kalau memangnya telah
datang kemari laluakan berbuat apa "
Sang Kwan Yu dengan dingin mendengus, kepada Pak Leng
Sianseng ujarnya. "Kalau memangnya telah datang kemari, mengapa tidak menerjang kedalam sekalian, orang-orang dari
pihak kita ini telah banyak. apakah boleh dikata kita harus merasa takut kepada orang-orang dari pulau Hiat Koang To ini sekalipun dengan tiga Iblis sakti ?"
Sambil berkata dia menggerakan kakinya dengan langkah
yang lebar memimpin yang lain terlebih dahulu berjalan masuk kedalam istana. Boen ching sekalianpun tanpa terasa ikut
berjalan masuk kedalam.
Didalam hati sekalipun Sang Kwan Yu sedikit merasa
sangat takut, tetapi ketika terpikir olehnya bahwa orang-orang yang berjalan dibelakang tubuhnya saat ini seluruhnya
merupakan jago-jago berkepandaian tinggi yang telah
menggetarkan seluruh dunia kangouw.
Kini, dirinyapun dapat memimpin mereka semua tanpa
terasa hatinya sedikit menjadi sangat bangga. Dengan langkah yang lebar dia berjalan masuk kedalam istana, dia
melancarkan satu kali serangan hebat kearah pintu besi yang tertutup rapat itu, terdengar suara yang sangat nyaring, pintu besi itu segera terbuka kesamping dan nampaklah seluruh
wajah dari isi dalam istana tersebut.
DILUAR istana sekalipun telah mendekati siang hari, tetapi
didalam ruangan istana tersebut bahkan sebaliknya sangat
gelap sekali. Sinar tajam yang sangat samar-samar memancar keluar
dari patung area yang sangat besar, ditengah ruangan istana itu, tingginya kira-kira dua puluh kaki, wajahnya sangat tajam sekali, entah dewa apakah itu.
Mendadak diri mulut patung dewa itu meluncur turun
seekor laba2 raksasa, kaki dari laba- laba raksasa itu kurang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
lebih sepanjang satu kaki, didalam hatinya diam2 merasa
sangat terperanjat.
Sang Kwan Yu yang berjalan sendirian dipaling depan
tampak laba2 raksasa yaag demikian besarnya itu, dalam
hatinya menjadi sangat terkejut sekali.
Tubuh dari laba-laba raksasa itu sekalipun sangat besar,
tapi gerakannya terasa sangat gesit dan lincah. Sedikit
meloncatkan diri saja, tubuhnya dengan membawa seutas
serat laba2nya meluncur naik ke atas ruangan istana, di dalam sekejap mata saja dia telah membuat sarang laba2 yang
sangat besar sekali.
Kesembilan orang itu telah masuk kedalam pintu besar,
begitu tampak keadaan seperti hal itu, ternyata tak
seorangpun yang tahu harus berbuat bagaimana baiknya.
Laba-laba raksasa itu setelah membuat sarang laba2nya
yang sangat besar itu, segera memutarkan tubuhnya
memandang kesembilan orang itu. Sang Kwan Yu nampak
wajah dari laba2 raksasa itu sangat mengerikan sekali,
didalam hatinya tanpa terasa menjadi tertegun, dan
mengundurkan dirinya satu langkah kebelakang.
Pedang Cing Hong Kiam yang tersoren dipinggang Boen
ching segera dicabut keluar dari sarungnya, dengan sekuat
tenaga dan mengandalkan pula ketajaman dari pedangnya,
dengan keras dia mematahkan rantai Kioe Thian Han Lian
yang melibat diri Sang Kwan Yu.
Begitu pedang pusaka tersebut mengenai rantai Kioe Thian
Han Lian tersebut terdengar suara yang sangat nyaring, rantai tersebut ternyata telah patah menjadi dua bagian, dalam hati Sang Kwan Yu menjadi sangat girang sekali, tetapi pada saat ini laba2 raksasa itu dengan membawa serat labanya dengan
kecepatan yang sangat tinggi menerjang kearah tubuh Sang
Kwan Yu Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Sang Kwan Yu menjadi sangat terkejut, tangannya
menyambar rantai Kioe Thian Lian tersebut dan disapukan
kearah laba2 raksasa itu dengan hebatnya.
Tubuh dari laba-laba raksasa itu segera melingkar, sebuah
kakinya yang panjang menempel kepundak dari Sang Kwan
Yu. Sang Kwan Yu menjadi sangat terkejut bercampur gusar,
tangannya membalik melancarkan serangan kearah kaki dari
laba2 raksasa itu.
Laba-laba raksasa itu segera melayang naik ke atas,
didalam hati Boen ching menjadi sangat gusar sekali, dengan parlahan dia bersuit tubuhnya bagalkan kilat yang menyambar dengan cepat melayang naik keatas dan mengejar kearah
laba-laba raksasa itu, pedang Cing Hong Kiam yang dicekal
ditangan kanannya segera digerakan kearah luar menyapu
ketengah sepasang mata dari laba-laba raksasa itu.
Baru saja pedang panjang Boen ching disapukan kearah
depan, dia segera merasakan, dari samping tubuhnya
menyambar suatu serangan yang sangat hebat sekali,
walaupun dia baru saja mengundurkan diri dari perguruan
tidak lebih dari satu tahunan, tetapi pengalaman pertempuran sangat banyak yang dialaminya, telah menambah
pengalamannya, begitu serangan yang hebat itu menyambar
ke tubuhnya, segera dia merasa bahwa kepandaian silat dari
orang itu sangat tinggi sekali, dan dia tak mungkinakan dapat melawannya dengan mudah, dengan cepat dia menarik
kembali pedangnya dan melayang turun keatas tanah.
Begitu tubuhnya mencapai diatas tanah segera dia
menolehkan kepadanya memandang orang itu, ternyata tak
lain tak bukan adalah kakek tua berbaju merah yang tadi
membekong Sang Kwan Yu, Miauw Bie Tek.
Sepasang alis Boen ching berkerut, dia mempunyai niat
untuk sekali lagi melancarkan serangan dengan pedangnya
menerjang kearah kakek tua itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Laba-laba raksasa itu setelah menarik kembali keenam
kakinya, dengan sangat ringan sekali melorot turun keatas
puncak Miauw Bie Tek. bagaikan hal itu merupakan urusan
yang sangat biasa sekali.
Tangan dari Miauw Bie Tek segera digerak-gerakan,
tampak keenam kaki dari laba2 raksasa itu diulurkan keluar
dan dengan cepat meluncur naik keatas ruangan lagi. Pak
Leng sianseng dengan tawar tersenyum, ujarnya .
"Kalian orang-orang dari pulau Hiat Koang To ternyata
berani merebut ketujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian
Jan Shu itu, mengapa tidak berani juga untuk bertemu dengan wajah kalian yang asli ?"-" Sahut Miauw Bie Tek dengan sangat dingin sekali.
"Kalian seluruhnya ternyata berani datang ketempat ini, selain Boen ching seorang, lainnya akan menerima hukuman
mati". Boen ching menjadi tertegun, dia tertawa menghina,
kepada Miauw Bie Tek ujarnya.
"omonganmu sungguh sangat berat sekali, kalian mengapa tidak menghukum mati aku sekalian ?"".
Miauw Bie Tek dengan sangat dingin sekali memandang
sekejap kearah Boen-Ching, sepatah katapun tak diucapkan
keluar, cuma bersiap hendak mengundurkan dirinya.
Tubuh dari Sang Kwan Yu segera berkelebat menghalangi
perjalanan pergi dari Miauw Bie Tek, sambil tertawa ringan
ujarnya. "Kau tadi dengan sangat mudah sekali dapat pergi, kini kau ingin pergi lagi, aku kira tak demikian mudah nya"
Pada wajah dari Miauw Bie Te-k segera timbul suatu
senyuman yang sangat kejam dan licik sekali. tubuhnya
bagalkan kilat cepatnya menerjang kedepan, bersamaan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
waktunya terdengar suara yang sangat nyaring sekali, sebuah bendayang sangat berat, jatuh keatas tanah.
Boen ching sekalian menjadi sangat terkejut sekali, tak


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sempat untuk menahan Miauw Be Tek lagi, bersama-sama
mengundurkan dirinya kebelakang.
Sang Kwan Yu menjadi tertegun, pada saat dia hendak
menghindarkan dirinya lagi telah terlambat Boen ching
sekalian setelah berhasil menghindarkan dirinya, ketika
memandang ke tempat itu tampak sebuah genta yang sangat
besar sekali telah menutupi seluruh tubuh dari Sang Kwan Yu didalam genta tersebut. Miauw Bie Tek tertawa dingin,
ujarnya. "Demikianlah caranya aku menghukum mati setiap
musuhku" Perkataannya baru saja selesai diucapkan, dari sebelah kiri terlihat sebuah palu besi yang besar jatuh kebawah, dan
dengan tepat mengenai genta tersebut, segera terdengar
genta itu mengeluarkan suara yang sangat berat sekali.
Boen ching sekalian yang tampakakan hal itu, didalam
hatinya merasa sangat terperanjat sekali mereka segera
terpikir sebab-sebab kematian dari Kong Beng Sang, mungkin
sekali dikarenakan demikian pula bahkan tak dapat diragukan lagi.
Boen ching merasa sangnt terkejut bercampur gusar,
tubuhnya segera melayang bagaikan kilat cepatnya menubruk
kearah genta yang sangat besar itu, pedang Cing Hong
Kiamnya disabetkan dan memotong kearah genta besar itu.
Tidak menanti Miauw Bie Tek turun tangan mencegahnya,
Pak Leng Sianseng segera turun tangan menyerang kearah
Miauw Bie Tek. Miauw Bie Tek tertawa dingin, tubuhnya berkelebat dan
mengundurkan diri untuk melarikan dirinya. Pak Leng
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Sianseng tak berani dengan sembarangan meninggalkan
orang-orang lain, terpaksa menghentikaa langkahnya untuk
pergi mengejar.
Pedang Cing Hong Kiam dari Boen ching yang ditusukkan
keluar baru saja menempel pada genta raksasa itu, dia
merasakan bahwa getaran dari genta itu terlalu lihay sekali, tusukan pedangnya baru saja mengenai genta itu tak nyana
ternyata dapat bergetar dengan sangat hebat sekali, sedang
genta raksasa itu pun hanya terpotong sedikit pada ujungnya saja.
Genta raksasa itu sekali lagi mengeluarkan suara yang
berat, pedang Cing Hong Kiam di tangan Boen ching dengan
megikuti keadaan tersebut menyabet keluar lagi ke arah palu dari genta besar itu, pada saat pedang tersebut dengan
sangat hebat menyambar terlihat pula dari genta itu telah
berhasil dibabat putus menjadi dua bagian-
Tubuhnya dengan cepat membalik, pedang Cing Hong
Kiamnya segera ditusukkan kedalam genta, pada saat dia
mengerahkan tenaga dalamnya genta raksasa tersebut segera
terbelah menjadi dua bagian-
Sang Kwan Yu telah jatuh pingsan didalam genta itu,
wajahnya sangat pucat sekali, sedang dari mulutnya
memancar keluar darah segar, ke delapan orang itu begitu
melihat keadaan yang mengerikan tersebut tanpa terasa
menjadi ngeri. Dengan tangan jahat yang dilakukan MiauBe Tek tadi,
kiranya tak perduli siapapun yang berhasil membinasakan dia, juga sukar sekali untuk meloloskan diri dari bahaya seperti yang dialami oleh Sang Kwan Yu ini, entah tiga iblis dari pulau Hiat Kong To ini masihakan menggunakan cara kejam apa
lainnya. Pak Leng sianseng segera membimbing Sang Kwan Yu
keluar dari dalam genta besar itu, dan mengurut jalan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
darahnya, wajahnya berubah menjadi sangat serius sekali,
ujarnya kemudian-
"Dia telah menderita luka dalam yang sangat parah sekali, kukira dia sama sekali takkan sanggup untuk bergebrak
dengan orang lain lagi."
Seluruh jago menjadi termenung berpikir keras, iblis dari
selatan ini sekalipun merupakan orang dari aliran sesat tapi pada saat ini seluruhnya bekerja sama untuk menghadapi
orang2 dari pulau Hiat Koang To ini, kepandaian silatnya
sangat tinggi sekali, kemungkinan sekali dapat membantu
seluruh orang ini hari, ternyata dapat menjadi sedemikian
rupa, sekalipun tak ada hubungannya sama sekali dengan
mereka, tapi merekapun tak dapat kalau tak merasakan akan
hal itu. Toan Bok Cie Jien dengan keras mendengus, tangan
kanannya diayunkan, gentong araknya bagaikan panah yang
lepas dari busurnya dengan sangat cepat sekali meluncur
kearah patung dewa aneh itu, terdengar suara yang sangat
nyaring sekali, patung dewa aneh itu segera terlihat sebuah lubang yang sangat besar sekali. Kemudian ujarnya.
"Kini terpaksa hanya meninggalkan dia ditempat ini saja, sedang kitapun harus masuk kedalam untuk mencari orang-orang dari pulau Hiat Koang To ini."
Sambil berkata dia berjalan masuk kedalam ruangan istana
tersebut^ Dari dalam ruangan istana mendadak berkelebat seorang
kakek tua yang wajahnya sangat hitam sekali, memandang
kearah delapan orang itu.
Pek Leng Sianseng segera memandang keadaan sekitar
tempat itu, sekalipun dia merasa bahwa kekuatan dari pihak
dirinya tidak terlalu kuat, tetapi terpaksa diapun berjalan kedepan dan berkata pada orang itu, ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Silahkan Tocu dari pulau Hiat Koang To ini keluar untuk berbicara "
Kakek tua berwajah hitam itu tertawa dingin, sepasang
tangannya dirangkap didepan dada,, kepada Pak Leng
Sianseng ujarnya.
"Kau ingin bertemu dengan Tocu, silahkan untuk menerima tiga pukulan dari aku Miauw Be Hua"
Wajah dari Pak leng Sian seng berubah menjadi sangat
dingin sekali, dengan sangat gusar sekali dia melancarkan
serangan hebat ke arah tubuh Miauw Bie Hua.
Telapak tangan dari kedua orang itu segera bertemu, dan
terasa angin tajam menyambar, masing-masing mundur ke
belakang satu tindak.
Pak Leng sian seng menjadi sangat terkejut sekali, dia yang selalu merasa bahwa dirinya merupakan jago berkepandaian
tinggi dari daerah Tionggoan, sekalipun Lam Yu mencari dia
untuk bertanding, dia selalu menghindarkan diri dan tidak
ingin untuk bergebrak dengan pihak lawan, sebenarnya
didalamnya mengandung maksud memandang rendah
terhadap Sang Kwan Yu.
Kini begitu bertemu dengan Miauw Bie Hui ternyata dia
tidak berhasil untuk mendapatkan kemenangan, didalam
hatinya bukan saja merasa sangat terkejut sekali, bahkan dari dalam hatinya segera timbul suatu rasa yang berdesir kalau
demikian halnya kemungkinan sekali apa bila Miauw Bie Hua
melancarkan serangannya tak ada seorang pun dari para jago
dari daerah Tionggoan yang hadir ditempat ini dapat
menerima pukulan tersebut.
Sekalipun didalam hatinya merasa sangat terkejut sekali,
tetapi dalam hati Miauw Bie Hua jauh merasa lebih terkejut
lagi, dia selalu mengira kalau dirinya dapat menguasai seluruh dunia kangouw, sungguh tak terkira kalau dia ternyata hanya seimbang dengan Pak leng Sianseng.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Kedua orang itu saling berhadap-hadapan dan saling
memandang tajam kearah pihak musuhnya, MiawBe Hua
mendengus dengan sangat dingin, sekali lagi dengan sekuat
tenaga dia melancarkan serangan hebat, Pak leng Sian
sengpun segera bersuit nyaring, kali ini kedua pihak sekuat tenaga melancarkan serangannya, terdengar suara bentrokan
yang sangat dahsyat Pak Leng Sianseng dengan wajah yang
berubah sangat merah sekali terdesak mundur setengah
tindak mundur ke belakang.
Miauw Bie Hua setelah menenangkan pikirannya, sejenak
pada wajahnya segera timbul suatu senyuman mengejek,
dengan perlahan-lahan ujarnya. "Kalian orang-orang ini seluruhnya akan terkubur ditempat ini "
Hawa gusar didalam hati Boen ching segera memuncak, dia
memasukkan kembali pedang panjangnya kedalam sarung,
tubuhnya melayang dan menghadang Miauw Bie Hua.
Miauw Bie Hua dengan dingin mendengus. sebuah telapak
tangannya melancarkan serangan menghantam dada Boen
ching. Tubuh Boen ching segera berkelebat menghindar, sekaligus
dia melancarkan tujuh kali tendangan hebat, dan mengancam
jalan darah penting diseluruh tubuh Miauw Bie Hua.
Miauw Bie Hua dengan dingin tertawa panjang, dari
serangan telapak tangan segera berubah menjadi serangan
cakar maut mencekal ke arah sepasang kaki Boen ching yang
sedang melancarkan serangan tendangan, tubuh Boen ching
segera berputar dan melancarkan jurus "Thien Tokan Kun"
atau menjungkir balikkan bumi dari ilmu Thay Thien Kioe Sih.
Miauw Bie Hua untuk sesaat memandang ringan kepada
musuhnya, segera dia berhasil dikuasai, pada saat tangan
Boen ching digetarkan tubuh Miauw Bie Hua segera dijungkir
balik keatas tanah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Dalam hati Pak Lang sianseng segera menjadi berat,
kepandaian silat dari Boen ching ternyata demikian anehnya, tenaga dalam dari MiauBe Hua jauh lebih tinggi satu tingkat dari dirinyapun ternyata masih berhasil dilempar keluar,
sekalipun pada saat menyerang kearah musuh, pihak musuh
tidak bersiap sedia, tetapi hal inipun dapat dikata sangat aneh sekali.
Hanyalah dengan demikian kemungkinan sekali terhadap
diri Boen ching sebaliknya malah tidak menguntungkan-
Miauw Bie Hua setelah berhasil bangkit berdiri, dengan
tajam dia memandang kearah Boen ching sedang Boen ching
sendiri, dia sadar bahwa dirinya tak mungkin dapat mencapai kemenangan, dia tidak berani untuk melancarkan serangan
lagi, dengan perlahan-lahan dia mencabut keluar pedang
Ching Hong Kiamnya, dan membuat setengah lingkaran
ditengah udara. Miauw Bie Hua termenung sejenak. kemudian
dengan tawar tanyanya kepada Boen ching. "Kaukah yang
disebut sebagai Boen ching?""
Sinar mata dari Boen ching berkelebat memandang
keadaan disekeliling tempat itu, sambil tertawa kemudian
sahutnya. "Tidak salah"
MiauwBo Hut dengan sangat tawar sekali memandang dia
sekejap. dengan perlahan ujarnya lagi.
"orang-orang ini seluruhnya harus di bunuh mati
semuanya, dan tinggal kau seorang saja, asalkan kau masih
berada ditempat ini, para jago diri daerah Tionggoan pastilah akan mengalir datang ke pulau ini juga " Boen ching tertawa dingin, ujarnya:
"Hanya mengandalkan pulau Hiat Koang To inikah kau
hendak menangkap diriku?"
Pada wajah Miauw Bie Hua segera tampil sebuah senyuman
yang sangat dingin, dia menyapu sekejap kearah orang-orang
yang berada di tempat itu, mendadak tubuhnya meloncat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
keatas, secepat kilat berturut-turut melancarkan sepuluh kali serangan hebat dan menyerang keseluruh jago yang hadir
ditempat itu. Wajah dari para jago segera berubah hebat, nyali dari
Miauw Bie Hua ini sungguh sangat besar sekali, ternyata
berani dengan demikian memandang ringan terhadap delapan
orang, bahkan melancarkan serangan sekaligus menyerang
kearah delapan orang itu.
Masing-masing segera dengan sekuat tenaga menerima
pukulan yang dilancarkan kearah mereka, Boen ching dengan
nyaring bersiul panjang, pedang cing Hong Kiamnya bagaikan
kilat yang sedang menyambar dan balik nenyerang kearah
Miauw Bie Hua, sedang ilmu pedang "Hong Loei Chiet Kiam"
pun dilancarkan keluar, terdengar suara guntur yang
menyambar-nyambar dengan dahsyatnya.
Tubuh Miauw Bie Hua segera melayang mundur
kebelakang, Boen ching pun segera menarik pedangnya dan
tidak mengejar terus kearahnya.
MiawBe Hua dengan tajam memandang tajam sekejap
kearah Boen ching, kemudian sinar matanya beralih
memandang kearah tujuh orang lainnya.
Pak Leng Sianseng tidak mengetahui didalam hati Miauw
Bie Hua kini sedang memikirkan apa", dengan diam-diam dia
mengadakan persiapan.
Boen ching pun dengan mencekal pedangnya berdiri tegak.
dia terhadap pandangan tajam dan sinar mata Miauw Bie Hua
sedikit merasa takut, dia tidak mengetahui Miauw Bie Hua
memandang secara demikian kearahnya itu mempunyai arti
apa, masih ada lagi dia ingin mengetahui Miauw Bie Hua kini sebenarnya sedang memikirkan tentang urusan apa?"
Mendadak Miauw Bie Hua tertawa dengan sangat anehnya,
tubuhnya berkelebat dan melayang masuk kedalam ruangan
istana. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching meloncatkan tubuhnya bersiap-2 hendak
mengejar, mendadak terdengar suara tertawa yang sangat
nyaring sekali bagaikan bertalunya genta berkumandang
datang dengan hebatnya, suara tersebut membuat seluruh
ruangan istana menjadi bergetar tak henti-hentinya.
Sebuah bayangan manusia berkelebat melayang masuk
kedalam ruangan istana dan muncul dihadapan beberapa
orang itu. Begitu orang tersebut menampakkan dirinya, disekeliling
ruangan istana itu berkelebat berpuluh-puluh bayangan
merah, tampak berpuluh-2 bayangan merah itu dengan
memakai topeng yang sangat aneh sekali bermunculan
ditempat itu, dan mengepung rapat-rapat Boen ching sekalian-Seluruh jago didalam hatinya merasa sangat terkejut sekali, dengan demikian kiranya situasi bagi mereka semua sedikit
tidak menguntungkan-
Dihadapannya muncullah seorang kakek tua yang
mempunyai bentuk tubuh yang sangat tinggi besar, wajahnya
putih dan wajahnya diliputi oleh senyum yang ramah, tetapi
pada tubuhnya diapun memakai buju berwarna merah darah.
ooo WAJAH dari kakek tua berbaju merah darah itu sangat
ramah sekali, jika dibandingkan dengan kedua orang
sebelumnya sangat berbeda.
Tetapi hal ini malah sebaliknya membuat hati Boen ching
sekalian menjadi bergetar, tidak usah ditanya segera dapat
diketahui kalau orang ini pastilah tocu dari pulau Hiat Koang To ini, dan pada waktu itu pernah diusir dari daerah
Tionggoan oleh Thian Jan Shu, Miauw Bie Fang adanya.
Disaat itu Miauw Bie Fang memasuki daerah Tionggoan
telah membuat seluruh jago didalam dunia kangouw menjadi
tergetar hatinya, baru setelah menampilkan diri memukul
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
rubuh, dia melarikan dirinya pulang kepulau Hiat Koang To,
sedangkan urusan itu telah lewat berpuluh-puluh tahun
lamanya, Thian Jan Shu pun telah binasa, kini Miauw Bie Fang munculkan dirinya lagi didalam Bulim, kiranya sangat sukar
sekali mencari orang yang dapat melawan dirinya.
Setelah Miauw Bie Fang munculkan diri, sinar matanya
menyapu sekejap kearah Boen ching sekalian, dengan
perlahan dia membuka mulut, ujarnya.
"Apakah kalian datang kemari ini dikarenakan hioloo2 kuno peninggalan Thian Jan Shu?"
Pada saat itu berbicara sekalipun wajahnya menampilkan
suatu senyuman yang ramah, tetapi begitu berbicara tentang
hal pokok. membuat orang-orang yang berada disana
merasakan suatu perasaan yang tegang sekali.
Pak Leng Sianseng memandang sekejap kearah
sekelilingnya, kemudian ujarnya.
"Kami datang kemari memangnya sebagian dikarenakan
ketujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu ?"
Miauw Bie Fang dengan perlahan menganggukkan
kepalanya, sambil tersenyum ujarnya. "Sedang bagian yang lain mengenai apa" ?"
Pak Leng Sianseng tampak pada waktu Miauw Bie Fang


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berbicara sangat memandang ringan sekali, bagaikan sama
sekali dia tidak memandang sebelah matapun kepada dirinya,
didalam hatinya tanpa terasa menjadi sangat gusar sekali,
pikirnya. "Sekalipun kepandaian silat yang kau miliki sangat tinggi sekali, juga tidak mungkin kalau demikian sombongnya"
Tetapi Miauw Bie Fang berbicara sambil tersenyum, dia
sudah tentu tak mau sampai kehilangan kedudukannya,
dengan tawar sahutnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Bagian ini baru dapat diutarakan apabila bagian yang
pertama ini telah diselesaikan."
Dia berhenti sejenak. lalu lanjutnya lagi.
"Miauw Tocu, mengapa menyuruh orang yang demikian
banyak menyambut kedatangan kami " mungkin masih ada
persiapan lainnya ?" Miauw Bie Fang tertawa, ujarnya.
"Sudah tentu mereka datang untuk menyambut
kedatangan kalian kemari. Tetapi selain untuk menyambut
kedatangan kalian, masih mengharapkan beberapa orang dari
saudara sekalian mau tinggal di pulau Hiat koang To ini untuk selamanya "
Toan Bok Ci Jien menjadi sangat gusar sekali, dia tertawa
dingin, tubuhnya meloncat melayang ke angkasa dan ber-
turut2 melancarkan tujuh kali serangan hebat ke arah tubuh
Miauw Bie Fang.
Sepasang mata Miauw Bie Fang mendadak memancarkan
sinar yang sangat aneh sekali, dia tertawa terbahak-bahak,
tangan kanannya digerakkan ke depan menyambut serangan
dari Toan Bok Ci Jien itu, sedang tubuhnya dengan meminjam
tenaga pukulan tersebut menerjang masuk kedalam tengah
orang-orang itu.
Boen ching tidak mengetahui kalau Miauw Bie Fang itu
hendak berbuat apa, pedang Ceng Hong Kiam ditangannya
bersamaan waktunya sekali menusuk ke depan, dengan
menggunakan jurus "Cie Tian Yun You" atau jari menunjuk asap mega menghalangi gerakan dari Miauw Bie Fang untuk
maju kedepan. Boen ching tampak Toan Bok Ci Jien dengan sangat mudah
sekali dapat dilempar pergi oleh Miauw Bie Fang, didalam
hatinya merasa sangat terkejut sekali, tubuhnya dengan cepat sekali berputar setengah lingkaran, sedang pedang cing Hong Kiamnya menusuk kepunggung Miaw Be Fang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Tubuh dari Miauw Bie Fang menghindar ke samping
dengan sangat cepat sekali, ternyata tusukan yang
dilancarkan oleh Boen ching ini tak mencapai pada
sasarannya. Pak Leng Sianseng, serta Ouw Yang Bu Kie sekalipun
segera bersama-sama mengepung Miauw Bie Fang ditengah.
Bentuk tubuh dari Miauw Bie Fang walaupun sangat tinggi
besar, tetapi ternyata sangat lincah dan gesit sekali, tubuhnya segera berkelebat, sedang secara diam2 dia segera
mengerahkan tenaga dalamnya ke telapak tangannnya, dia
telah berhasil mendesak mundur sebagian dari orang2.
Boen ching yang nampak serangannya tidak mencapai
sasaran, dan tampaknya pula gerakan dari Miauw Bie Fang ini bagaikan seekor harimau buas, didalam hatinya diam-diam
merasa agak terperanjat, segera tubuhnya berkelebat
mengejar kearahnya. Pedang Cing Hong Kiamnya
memancarkan sinar terang yang berkilauan, menusuk dari
belakang batok kepala Miauw Bie Fang.
Wajah dari Miauw Bie Fang masih tetap menampilkan suatu
senyuman yang ramah, tangannya segera disambar keluar
mematahkan serangan pedang yang dilancarkan oleh Bwee
Glok, sedang tangan kanannya tak berdaya lagi.
Boen ching yang nampakakan hal ini menjadi sangat
terkejut sekali, kiranya Miauw Bie Fang bertujuan hendak
menghadapi Bwee Giok. mencekal pergelangan tangan
kanannya. Sepasang matanya segera memancarkan sinar berapi-api,
dengan amat gusar dia memekik panjang, pedang Cing Hong
Kiamnya dengan menggunakan jurus "Kiam Coan Thian Hweo"
menerjang kearah tubuh Miauw Bie Fang.
Miauw Bie Fang agaknya terhadap jurus2 pedang yang
dilancarkan oleh Boen ching itu, sangat hafal sekali, dia
menoleh kepalanya pun tidak. dengan cepat dia menarik
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
tubuh Bwee Giok. dan dengan tepat sekali dia menghalangan
serangan pedang yang dilancarkan Boen ching itu.
Pada saat ini Boen ching merasa sangat gusar bercampur
cemas, hanyalah terhadap Miauw Bie Fang dia tak dapat
berbuat apa-apa.
Terpaksa dia menarik kembali pedang cing Hong Kiamnya,
Lam Hay Coei Hong tampak Bwee Giok tertawan musuh,
dengan sangat gusar dia membentak nyaring, pedang
panjangnya ditusukkan keluar menyerang punggung dari
Miauw Bie Fang.
Tangan kanan dari Miauw Bie Pang segera berkelebat
menotok jalan darah dari Bwee Giok dan dikempitnya dibawah
ketiaknya, terhadap serangan pedang yang dilancarkan oleh
Tie Liok Yun itu sedikitpun dia tidak menggubris.
Tie Liok Yun nampak hal ini menjadi sangat gusar sekali,
pedang panjangnya digetarkan dan berganti menyerang ke
belakang batok kepala dari Miauw Bie Fang.
Pada saat ini, Pak Lian sianseng dengan ketiga orang iblis
saktipun telah turun tangan lagi menghalangi perjalanan pergi dari Miauw Bie Fang.
Terdengar Miauw Bie Fang tertawa terbahak-bahak. seluruh
tubuhnya mendadak muncul suatu warna merah darah yang
sangat tajam sekali, membuat seluruh serangan yang
dilancarkan oleh kelima orang itu tergetar kembali. .
Pak Lang Sianseng nampak hal ini menjadi sangat terkejut
sekali, kiranya ilmu Hiat Mo Kang yang dilatih oleh Miaw Be Fang telah mencapaipada taraf kesempurnaan, pada saat ini
jago-jago dariBulim yang berhasil melatih ilmu khiekang ini selain Thian Jan Shu waktu itu, tak ada orang lain yang dapat melatih ilmu setinggi itu.
Kini nampak Miauw Bie Fang ternyata telah berhasil melatih
ilmu Khie-kang bahkan dengan hawa khiekangnya dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
melindungi seluruh tubuhnya, didalam hatinya terasa berdesir, urusan hari ini agaknya lebih banyak kalah dartipada
kesempatan untuk menang.
Miauw Bie Fang setelah menggetarkan seluruh serangan
yang dilancarkan oleh Pak Leng Sianseng itu, pada ketika itu juga pedang Cing hong Kiam telah menyabar datang, diantara
suara menyambarnya angin dan geledek, ilmu pedang "Hong Loei Chiet Kiam" telah dikerahkan, dan menerjang kearah Miauw Bie Fang.
Diantara suara besar sangat nyaring itu Miauw Bie Fang
telah melancarkan ilmu "Hiat Mo Kang"nya terdengar suara benturan yang nyaring, telah berhasil menggetarkan pedang
panjang ditangan Boen ching sehingga melayang ketengah
udara. Boen ching merasa sangat gusar sekali, dia tidak pernah
menyangka kalau tenaga dalam yang dimiliki Miauw Bie Fang
itu ternyata dapat demikian tingginya, tubuhnya segera
melayang mencekal kembali pedang cing Hong Kiamnya.
Pada saat itu Miauw Be Fang telah meninggalkan tempat
itu, Boen ching dengan keras membentak. tubuhnya berputar
di tengah udara, dengan mengerahkan gerakan tubuh Shen
Au Ban Li" tubuhnya melesat mengejar kearah Miauw Bie
Fang. orang-orang berbaju merah yang berdiri disekeliling tempat
itu tampak Boen ching melayangkan tubuhnya mengejar
kearah Miauw Bie-Fang, segera memisahkan dirinya
kesamping dan membiarkan, Boen ching masih mendengar
suara bentakan gusar dari Toan Bok Cie Jien Sekalian, tetapi dia sekarang tak mungkin akan membalikkan tubuhnya
kembali sekalipun didalam hatinya mempunyai keinginan
demikian, tetapi dia tetap mengejar kearah Miauw Bie Fang.
Mendadak tubuh Miauw Be Fang berhenti bergerak, Boen
ching dengan Cepat mengejar datang, sedang pedang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
panjangnya dengan disertai angin tajam menerjang ke
arahnya. Miaw Be Fang tertawa terbahak-bahak. segera dia
menggerakkan tangannya menyambut datangnya serangan
tersebut, di dalam sekejap mata saja kedua orang itu telah
saling serang menyerang sebanyak sepuluh jurus lebih, sekali lagi Miauw Be Fang dengan menggerakkan ilmu Hiat
Mokangnya mendesak pergi pedang yang mengancam
tubuhnya. Tubuh Boen ching segera melayang turun ke atas tanah,
dengan gusar dia berdiri tegak dan memandang tajam kearah
Miauw Be Fang. Miauw Be Fang tertawa, kepada Boen ching
ujarnya. "Pada saat ini diseluruh dunia kangouw, kau merupakan
lawan tangguh dariku, sekarang jika dilihat dari keadaan
sekarang ini tak mungkin akan terjadi, tetapi kemudian hari pastilah akan terjadi juga , hanyalah aku sekarang tak dapat membunuh dirimu"
Dengan sangat gusar bentak Boen ching. "cepat kau
lepaskan nona Bwee keatas tanah"
Miauw Be Fang tertawa tawar, dia memandang sekejap
kekanan kirinya, kemudian ujarnya.
"Aku menawan dirinya juga tak ada gunanya sama sekali, sudah tentu aku akan melepaskan dirinya."
Boen ching dengan dingin mendengus, sedang panjangnya
dengan perlahan-lahan diangkat keatas, bersiap untuk sekali lagi melancarkan serangan hebat kaarahnya. Miauw Be Fang
memandang sekejap kearah Boen ching, kemudian ujarnya
lagi. . "Kau ingin menggunakan ilmu pedang Hong Loei chiet Kiam itu untuk menghadapi diriku, tetapi tenaga dalam yang kau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
miliki belumlah Cukup, sekalipun ilmu pedang Hong Loei chiet Kiam itu sangat hebat sekali lalu apa gunanya?"
Boen ching mengerutkan alisnya, dan bersiap untuk
melancarkan serangan-Tiba-tiba ujar Miaw Be Fang dengan
perlahan. "Ikutilah aku kemari"
Sehabis berkata tubuhnya berkelebat dan balikkan
tubuhnya lari kearah belakang.
Di dalam hati Boen ching penuh diliputi keragu-raguan,
tetapipada saat ini dia mau tak mau terpaksa harus pergi
mengejarnya, dia tidak mengetahui sebenarnya Miauw Be
Fang ini hendak membawa dirinya kemana, dia sambil
menyimpan kembali pedangnya, tubuhnya segera berkelebat
mengejar Miauw Be Fang.
Dua buah bayangan manusia dengan sangat cepat sekali
bagaikan sambaran kilat menerjang kearah belakang istana.
Tubuhnya Boen ching yang berada satu kaki dibelakang
tubuh Miauw Be Fang, dengan sangat tajam sakali dia
memandang kearahnya, dimana dia mengempit tubuh dari
Bwee Giok entah bagaimana keadaan dari Bwee Giok saat ini.
Kedua orang itu berlari sangat Cepatnya menuju kelain
ruangan istana, ditengah ruangan itupun terdapat sebuah
patung dewa yang aneh sekali bentuknya tetapi jauh lebih
keCil jika di bandingkan dengan patung yang berada
diruangan luar.
Miauw Be Fang tertawa nyaring mendadak dia
melemparkan tubuh dari Bwee Giok masuk kedalam mulut dari
patung dewa tersebut.
Boen ching yang tampak akan hal ini menjadi sangat
terkejut sekali, dia masih teringat akan wajah dari laba2
raksasa yang sangat menakutkan itu, pedang ching Hong
Kiamnya dengan disertai suatu sinar panjang yang sangat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
lihay sekali menyapu kearah tubuh Miauw Be Fang. Miauw Be
Fang tertawa besar, ujarnya.
"Kau berlegalah hatimu, aku tak mungkin akan melukai
dirinya" Boen ching dengan sangat gusar sekali tetap melancarkan
serangannya, tetapi Miauw Be Fang bagaikan sedikitpun tidak pernah merasanya, dengan tertawa besar ujarnya: "Apa bila aku menginginkan kau binasa juga tak perlu untuk menanti
hingga saat ini."
Boen ching berturut-turut melancarkan berpuluh2 kali
serangan pedang tetapi semuanya tak satupun yang mencapai
pada sasarannya, tiba-tiba tubuh dari Miauw Be Fang
berkelebat, pada saat tangannya diayunkan dia telah berhasil memukul roboh tubuh Boen ching.
Boen ching dengan menahan rasa gusarnya mengundurkan
dirinya ke belakang dia menarik napas panjang-panjang, dan
menyabetkan pedangnya setengah lingkaran, ditengah udara,
pada saat ujung pedangnya menyambar itulah dia ditengah
udara mendadak terdengar suara ledakkan yang sangat
nyaring. Sepasang alis Miauw Be Fang dikerutkan, dari sepasang
matanya memancarkan sinar yang sangat dingin dan tajam,
dia tahu bahwa pada saat ini Boen ching sedang sangat gusar sekali dan bersiap hendak menggunakan seluruh kepandaian
silat yang dimilikinya untuk mengadu jiwa dengannya.
Diapun menarik napas panjang2 kemudian dengan
perlahan-lahan dia berkata.
"Tujuanku yang terutama adalah hendak memancing kau
masuk kedalam, tetapi sebelum kau memasuki kedalam
patung dewa aneh itu, aku mempunyai suatu perkataan yang
hendak kuucapkan kepada mu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching sambil mencekal pedangnya erat-erat berdiri
tegak. dia merasa bahwa pada saat ini untuk menjaga
kegagahan serta keagungan dari dirinya, terpaksa dia harus
mendengarkan Miauw Be Fang hingga mengucapkan kata-kata
hingga selesai. Ujar Miauw Be Fang.
"Ketujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu aku sih tidak membutuhkan, serta kini berada didalam patung area ini, aku hanya menginginkan jago-jago berkepandaian
tinggi dari seluruh daratan Tionggoan terkubur seluruhnya di tempat ini"
Boen ching yang mendengar perkataan itu sedikitpun tidak
tertarik hatinya, dia tetap mengambil posisi untuk
melancarkan serangannya dengan keras.
teriak Miauw Be Fang tiba2.
"Kau berbuat demikian ini apa gunanya, apakah kau telah tidak mau memperdulikan dia lagi"
Hati Boen ching mendadak menjadi tergetar, dia
merasakan bahwa hatinya menjadi sangat bingung, untuk
sesaat dia tak tahu harus berbuat bagaimana baiknya.
Boen ching menjadi ragu-ragu untuk sesaat, belum saja dia
memikirkan suatu Cara untuk berbuat, terdengar Miauw Be
Fang telah berkata lagi.
"Sebelum kau memasuki tempat itu, terlebih dahulu kau
harus mengetahui, sesudah kau masuk kedalam patung area
tersebut, pintu keluar akan segera tertutup kembali, sekalipun ditanganmu membawa senjata pusaka yang bagaimanapun
tajamnya juga tak akan dapat keluar dari dalam patung itu
lagi" Setelah berkata dia sengaja mencibirkan mulutnya, sedang
pada wajahnya terlintas suatu senyuman yang mengejek.
kemudian ujarnya lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Ketujuh buah hioloo kuno itu kini berada didalam patung ini, apabila kau berhasil melatih ilmu silat seperti Thian Jan Shu lihay nya, sudah tentu dengan sangat mudah sekali akan
dapat keluar dari tempat itu"
ooooooo Bab 32 IMPIAN BERUBAH MENJADI KENYATAAN
Sepasang alis Boen ching dikerutkan, didalam hati dia tahu
bahwa dengan kepandaian silat yang dimiliki sekarang ini,
asalkan Miauw Be Fang yang berada dihadapannya kini
mempunyai niat untuk membunuh dirinya, hal ini akan
dilakukan dengan sangat mudah sekali, entah kenapa ia
berbuat seCara demikian, urusan telah menjadi demikian,
bagaimanapun juga baru satu kali ini menempuh bahaya


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

untuk mencobanya, dan tak dapat urusan ditinggalkan
demikian saja. Berpikir sampai disini dia tidak berpikir panjang lagi,
tubuhnya melayang bagaikan seekor burung walet meluncur
masuk kedalam patung melalui mulut dari patung area
tersebut. Miauw Be Fang tak menanti tubuh Boen ching berdiri tegak.
dia tertawa ter-bahak2 sepasang tangannya digerakkan,
sebuah batu raksasa yang beratnya kurang lebih ribuan kati
itu dengan per-lahan2 melayang keatas dan menyumbat mulut
dari patung tersebut.
Boen ching hanya merasakan dari belakang tubuhnya
menggulung suatu sambaran angin yang sangat tajam sekali,
ketika dia membalikkan tubuhnya memandang, tampak
sebuah batu raksasa telah melayang kearah patung tersebut,
sinar matanya menjadi berkelebat, didalam sekejap mata saja dia telah dapat melihat bahwa batu raksasa itu bukanlah
tenaga dirinya dapat menggerakkannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Tubuhnya baru saja memasuki kedalam mulut patung
tersebut, batu raksasa itu dengan mengeluarkan suara yang
sangat keras sekali telah menyumbat mulut dari patung itu,
sedang suara tertawa yang tadi terdengarpun segera lenyap
dari pendengaran.
Boen ching menarik napas panjang-panjang, ketika dia
membalikkan tubuhnya memandang, tampak tubuh Bwee Giok
terlentang disamping tubuhnya, dengan cepat dia membantu
Bwee Giok untuk melancarkan jalan darahnya yang tertotok.
Tubuh dari Bwee Giok bergoyang sedikit, tetapi hanya
terdengar suara dengusan yang sangat perlahan sekali, dan
tak sadarkan dirinya lagi, Boen ching menjadi mengerutkan
alisnya, ketika dia memeriksa tubuhnya dengan teliti, tampak wajah dari Bwee Giok bagaikan seorang yang bukan tertotok
jalan darahnya.
Didalam hati Hoen ching merasa sedikit sangat heran, dia
tidak mengetahui mengapa Bwee Giok masih juga belum
sadarkan diri. Mendadak suara napas dari Bwee Giok berubah menjadi
sangat cepat sekali, didalam hati Boen ching merasa lebih
terkejut lagi, dengan perlahan dia menggunakan tangannya
menekan dahi dari Bwee Giok. terasa dahinya sangat panas
sekali bagaikan dibakar.
Didalam hatinya menjadi terasa bergetar, dia tertegun
disana, dia tahu orang yang memiliki kepandaian silat makin tinggi orang tersebut makin sukar menderita sakit, sedang
kepandaian silat yang dimiliki oleh Bwee Giok itupun tidak
dapat dihitung rendah, didalam dUnia kangouwpun dapat
dihitung sebagai jago berkepandaian tinggi.
Dan kini mendadak Bwee Giok tubuhnya menjadi sangat
panas sekali, kemungkinan sekali karena pada hari-hari yang mendekat ini dia terlalu lelah sekali, sehingga menjadi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
demikian keadaannya, kelihatan penyakit yang diderita oleh
Bwee Giok ini tidaklah ringan-
Tetapi kini mereka berada didalam patung ini, sedang
mulut gua itupun telah tersumbat, entah bagaimana baiknya.
Mendadak, dia mengeluarkan suara tertahan yang sangat
perlahan sekali, setelah dia memasuki kedalam patung aneh
itu ternyata dia tidak merasakan menjadi gelap. sekalipun dia telah melatih ilmu memandang diwaktu gelap. sehingga dapat
memandang benda yang berada didalam kegelapan dengan
sangat jelas sekali, tetapi ternyata sinar dia tetap dapat
merasakannya, begitu dia masuk kedalam dia hanya
menguatirkan keselamatan dari Bwee Giok, bukan dia sedang
menderita sakit yang berat, sehingga terpikir olehnya untuk mencari jalan keluar, dia barulah dapat merasakan bahwa
sekalipun Miauw Be Fang telah menyumbat pintu keluar dari
tempat itu, tetapi terdapat Cukup sinar matahari yang masuk kedalam patung tersebut.
Dia menolehkan kepalanya memandang, tampak sinar
matahari itu berasal dari bawah yang dipantulkan keatas,
didalam hatinya merasa sangat heran sekali, dengan perlahan-lahan dia merendahkan tubuhnya, sambil membopong tubuh
Bwee Giok Ia berjalan ke bawah.
Setelah berjalan puluhan langkah tampak di dasar dari
lorong itu terdapat sebuah kolam yang memancarkan sinar
keperak-perakan yang sangat menyilaukan mata, sedang sinar
matahari tadipun dipancarkan dari kolam tersebut, dalam
patung itu sekalipun tak dapat melihat keadaan udara, tetapi disekitar dari kolam yang dilapisi perak itu penuh ditanami bermacam macam pepohonan dan bunga-bunga yang sangat
indah. Boen ching memandang sekejap kearah kolam perak
tersebut, dengan perlahan lahan ia meletakkan tubuh Bwee
Giok ke atas tanah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Didalam hati dia sangat jelas sekali, dasar dari kolam itu
adalah terbuat dari batu pualam, kini sekalipun dia telah dapat melihat sinar matahari tetapi tak mempunyai Cara untuk
keluar dari tempat itu, apalagi sekarang ini Bwee Giok sedang menderita sakit yang agak berat dan belum sadar kembali.
Di samping dari kolam perak itu terlihat ke tujuh buah
hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu tersebut ditempat tersebut, tetapi pada saat ini Boen ching tidak mempunyai niat untuk memandangnya, seluruhnya tubuh Bwee Giok sangat
panas sekali, entah sebenarnya dia telah menderita penyakit apa.
Boen ching termenung berpikir keras untuk beberapa saat,
kemudian dengan perlahan-lahan dia meletakkan tubuh Bwee
Giok keatas tanah, dia tampak wajah dari Bwee Giokpads saat ini berubah menjadi merah padam, tetapi napasnya sangat
cepat sekali, dia tidak mengetahui harus berbuat bagaimana
baiknya. Setelah lewat beberapa saat, dia mendadak mengetukkan
kakinya keatas tanah, sedang dalam hati pikirnya.
"Bagaimanakah ini hari ternyata segala cara aku tak
berhasil untuk memikirkannya, sebenarnya hanya perlu
melancarkan seluruh jalan darah yang terdapat pada tubuh
Bwee Giok, bukankah sudah selesai dan dia akan sembuh
kembali?" Berpikir sampai disini dia tersenyum, sering mendengar
orang berkata bahwa menghadapi yang penting janganlah
menjadi ribut karena akan kacaU seluruhnya, ternyata tak
salah juga, sekalipun penyakit yang diderita oleh Bwee Giok ini lebih berat lagi, dengan kekuatan tenaga lweekang yang
dimiliki dirinya itu juga tidaklah mengapa, bagaimana dirinya dapat demikian dungunya.
Boen ching mendongakkan kepalanya memandang sekejap
sekeliling tempat tersebut, tampak di empat penjuru dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
tempat itu sunyi senyap tak nampak seorang pun juga ,
dengan per-lahan2 menahan punggungnya dan mulai
mengerahkan tenaga dalamnya untuk melancarkan seluruh
jalan darah didalam tubuh Bwee Giok.
Tidak sampai seperminum teh lamanya hawa murninya
telah berputar tiga kali sedang wajah dari Bwse Giok pada
saat inipun makin lama berubah menjadi normal kembali,
telapak tangan kanan Boen ching dengan pe-lahan2 di
lepaskan sedang dirinyapun segera mengatur pernapasannya .
Dia merasakan sangat lelah sekali, baru saja menghembus
napas panjang" Suara yang sangat nyaring sekali dari tempat yang kejauhan berkumandang datang.
Hati Boen ching terasa bergetar, ingatan yang kedua belum
saja keluar dari benaknya otaknya segera terasa sangat
pening sekali. Dia hanya merasakan berpuluh puluh bayangan yang
sangat aneh sekali mengitari didalam benaknya, suara genta
itu agaknya sedang membawa dia menuju kedalam kabut Hian
Sim Leng Uh yang terdapat diatas gunung Lu san, sedang
pada saat itu dia merasa bahwa seluruh didalamnya telah
punah seluruhnya, sehingga seluruh tubuhnya menjadi kaku
saking kedinginannya. Tak lama kemudian dia sendiri juga tak mengetahui telah lewat beberapa waktu, dia mulai merasakan
tubuhnya bagaikan telah berada di dalam suatu lorong api
yang sangat panas sekali, saking panasnya hingga dia sukar
sekali untuk mempertahankan dirinya.
Boen ching hanya merasakan bahwa didalam tubuhnya
sebentar panas dan sebentar dingin kembali, sedang pikiran
yang lain tiada satupun yang teringat didalam benaknya, dia berusaha keras untuk mengingat sesuatu urusan, Bwee Giok.
Ie Bok Tocu. . . masih ada urusan yang lainnya tapi dia tak dapat memikirkan yang lainnya lagi, dia hanya merasakan
otaknya menjadi kosong melompong.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Se-konyong2 dia merasakan hawa yang sangat segar sekali
terus menurun kebawah tubuhnya sedang otak dari Boen
ching pun telah menjadi sadar kembali.
Dengan cepat dia mementangkan sepasang matanya,
begitu dia membuka matanya, segera hatinya menjadi sangat
terkejut sekali, Bwee Giok telah lenyap dari tempat tersebut.
Boen ching berpikir hendak bangkit berdiri, tapi baru saja
dia menggunakan tenaga dalamnya, sepasang kakinya
ternyata tak dapat menggunakan tenaga sedikitpun juga , di
dalam hatinya terasa berdesir, suatu hawa sangat dingin sekali meluncur naik keatas tubuhnya, dia hampir2 saja tak dapat
berpikir lagi dia sadar bahwa dirinya tetah mengalami jalan api menuju neraka, separuh dari tubuhnya telah tak dapat
bergerak lagi, dengan termangu2 dia mengalihkan sinar
matanya memandang sekeliling tempat itu..
Dia pada saat ini hanya memikirkan Bwee Giok saja,
didalam hatinya mendadak terasa sangat ngeri sekali, dengan keras teriaknya. "Nona Bwee .. . . "
Tetapi suara sangat kecil dan serak sekali, sedikitpun dia
tidak mendengar suara balasannya.
Boen ching dengan keras berteriak dua kali lagi, tetapi
tetap tak terdengar suara balasannya dia dengan putus asa
menundukkan kepalanya sekalipun orang itu dapat
memancing tenaga dalam didalam tubuhnya mengalami jalan
api menuju neraka, sudah tentu dengan sangat mudah sekali,
dapat menawan pergi Bwee Giok dari tempat ini.
setelah lewat beberapa waktu dia mendongakkan
kepalanya memandang ke depan, hioloo kuno Thian Jan Shu
itu tetap berada ditepi kolam perak tersebut.
Sepasang tangan dari Boen ching segera menepuk
permukaan tanah, tubuhnya segera melayang dan turun ditepi
kolam tersebut, dia menundukkan kepalanya memandang
kedalam kolam itu, mendadak dia merasa sangat terkejut
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
sekali, ternyata wajahnya telah berubah menjadi demikian
kurusnya sehingga sampai dirinyapun hampir2 tidak dapat
mengenalnya kembali.
Dengan termangu-mangu dia duduk dipinggir kolam itu
beberapa saat, sedang didalam hatinya diam2 pikirnya.
"Sepuluh tahun lebih, aku telah mempelajari suatu
kepandaian silat yang sangat tinggi, tetapi hanya dikarenakan belum pernah melatih suatu ilmu Khiekang yang dapat
melindungi seluruh tubuhnya, sehingga terjatuh hingga
menjadi demikian rupa, berpikir sampai disitu, dengan
perlahan dia menghela napas, dan mendongakkan kepalanya
memanda kearah tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian
JanShu itu, dalam hati pikirnya lagi. "Mempunyai ketujuh buah hioloo kuno itu lalu apa gunanya ?"".
cianbunjin2 dari tujuh partai besar didaerah Tianggoanpada
saat itu setelah mendapat ketujuh buah hioloo itu dan melatih mati2an selama sepuluh tahun lebih juga tak lebih hanya
demikian saja, berpikir sampai disana dia tanpa terasa
menghela napas panjang.
Dia menundukkan kepalanya memandang ketengah kolam
dan memandang pada wajahnya berubah menjadi kurus
kering itu, didalam hatinya mendadak timbul suatu pikiran,
diam2 batinnya.
"Apa boleh dikata aku Boen ching selamanya harus
terkurung ditempat seperti ini?".
Dia teringat kembali pada dendam sakit hati terbunuh ayah
ibunya beserta budi dari Ie Bok Tocu yang menurunkan
kepandaian silatnya selama sepuluh tahun, terpikir kembali
peristiwa yang terjadi diatas pUncak Hwee Ing pada sepuluh
tahun yang lalu, wajah serta senyuman mengejek dari Thian
Jan Shu waktu mewariskan ke tujuh buah hioloo kuno itu
kepadanya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Sepasang alis Boen ching dikerutkan, dia bagaikan
terdengar lagi suara dari Thian Jan Shu yang berkata
kepadanya. "Inilah seluruh kepandaian silat yang aku miliki, apabila kau berhasil memahami arti ketujuh buah telapak tangan yang
tertera diatas hioloo kuno itu, pastilah kau akan menjadi
pemimpin dari dunia kanguow".
Sepasang matanya dengan tajam menyapu sekejap kearah
ketujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu,
sedang dalam hatinya pikirnya.
"Thian Jan shu kalau memangnya berkata secara demikian apakah boleh dikata bahwa ketujuh orang ciangbunjln dari
tujuh partai besar itu telah menyalah artikan ke tujuh buah telapak tangan yang tertera pada hioloo2 kuno tersebut.
Thian Jan Shu tak mungkin akan meninggal dunia dengan
demikian mudahnya bahkan hanya meninggalkan suatu
rangkaian ilmu telapak tangan, sudah tentu ketujuh buah
telapak tangan tersebut didalamnya masih mengandung arti
yang jauh lebih dalam lagi.
Sepasang matanya dengan tajam memandang ke tujuh
buah telapak tangan tersebut, didalam benaknya segera
teringat kembali segala gerak gerik dari Thian Jan Shu ketika diatas puncak Hwee Ing pada sepuluh tahun yang lalu, suatu
perasaan yang tak dapat diraba segera bergolak didalam
hatinya. Suatu perasaan yang ber-kobar2 sedang menggerakkan
hatinya, ketujuh buah telapak tangan yang ditinggalkan Thian Jan Shu di atas ketujuh buah hioloo kuno itu pastilah bukan merupakan suatu rangkaian ilmu telapak tangan saja, bahkan
didalamnya pastilah telah meliputi seluruh kepandaian silat yang dimiliki Thian Jan Shu, didalam hatinya mendadak
teringat kembali pada waktu Thian Jan Shu didalam sekejap
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
mata saja telah memukulkan ketujuh buah pukulannya
sehingga tertera pada ketujuh buah hlolo kuno itu.
Dalam sekejap mata tujuh buah suara yang tinggi rendah
tak sama itu dengan sangat nyaring sekali lagi berkumandang didalam benaknya, dia bagaikan sekali lagi menghadapi
peristiwa dipuncak Hwee ing pada sepuluh tahun yang lalu.
Dia tiba2 seperti terlihat kembali wajah dari Thian Jan Shu yang menampilkan suatu perasaan yang dapat terkejut
bercampur gemas, tubuh Thian Jan Shu berkelebat dan pada
saat dia melancarkan serangan telapak tangannya, Thian San
chiet Kiam bersamaan waktunya telah terpukul binasa
seluruhnya oleh pukulan Thian Jan Shu itu dan terlempar
keluar dari ruangan kuiL
Hampir-hampir saja Boen ching tak dapat menahan rasa
girang didalam hatinya, diam-2 pikirnya.
"Aku telah melatih ilmu pedang Ie Bok Kiam Hoat beserta ilmu pedang Ngo Heng Kiam Hoat, ditambah lagi dengan ilmu
pedang Hong Loei chiet Kiam, beserta Thay Thlen Kice sih,
apabila ditambah lagi dengan ilmu telapak tangan yang
demikian hebatnya itu, kiranya pada saat ini sukar sekali ada orang yang dapat menahan serangan yang dilancarkan
olehnya, sekalipun pihak musuh juga mempunyai ilmu
Khiekang yang dapat melindungi tubuhnya, sedikit-dikitnya
dirinya juga tak mungkin sampai dengan mudah dapat
dikalahkan. Dia termenung terus, Pak Leng Sianseng pernah
memberitahukan kepadanya, yang mengatakan bahwa dia
harus dapat melatih ilmu Khiekang terlebih dahulu sehingga
baru dapat berhasil mengalahkan orang-orang dari pulau Hiat Koang To ini, tetapi untuk melatih ilmu Khiekang bukanlah
didalam satu dua hari dapat dilatih hingga berhasiL mengapa dirinya tidak mempelajari ilmu telapak tangan yang diwariskan oleh Thian Jan Shu itu, dan kemudian dengan perlahan lahan
melatih ilmu Khiekaug menurut ajaran buku "Tat Mo cing
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Kheng" yang dihadiahkan kepadanya dari Ciangbunjin Siau lim Pay.
Boen ching memejamkan sepasang matanya, di dalam
hatinya tanpa terasa teringat kembali pada waktu tubuh Thian Jan Shu melayang, di dalam sekejap mata saja, telah


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melancarkan tujuh buah pukulan telapak tangan-
Dengan tajam dia memperhatikannya, tanpa terasa diapun
menirukan Cara itu, mendadak dia menjadi sadar kembali,
keistimewaan dari bersamaan waktu melancarkan tujuh buah
telapak tangan tersebut, didalam hatinya merasa sangat
girang sekali, dengan keras dia membentak. sepasang
tangannya menepuk keatas tanah, tubuhnya dengan
mendadak melayang pergi, sedang sepasang telapak
tangannya bersamaan waktunya melancarkan tujuh buah
pukulan, dan ditujukan pada ketujuh buah hioloo kuno yang
terdapat disamping kolam perak itu.
Sepasang tangan dari Boen ching baru saja ditempelkannya
pada ketujuh buah hioloo kuno itu, segera pada otaknya
menjadi sangat pening sekali, sedang pada sepuluh jarinyapun terasa menjadi linu dan kaku, hawa murni dalam tubuhnya
menjadi buyar, dan jatuh disamping ketujuh buah hioloo kuno itu.
begitu tubuhnya mencapai diatas tanah, didalam hatinya
segera timbul suatu perasaan yang sangat keCewa sekali, dia hampir-hampir tidak dapat menguasahi perasaan didalam
hatinya yang sedang bergolak, dan memgucurkan air
matanya. Ke sepuluh jari tangannya baru saja menyentuh ketujuh
buah hioloo kuno itu, sungguh tak nyana ternyata sepuluh
jarinya menjadi kaku dan tak dapat merasakan apa- apa lagi.
Dia sadar bahwa telah terkena tenaga pantulan dari
ketujuh buah hioloo kuno itu, dia selamanya melatih ilmu
pedang dan kini telah menderita jalan api menuju neraka,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Separuh tubuhnya telah tak dapat digerakkan kembali, bahkan kini sepuluh jarinyapun telah menjadi kaku tak dapat
digerakkan lagi.
Boen ching mendongakkan kepalanya memandang ujung
dari dinding patung itu, tanpa terasa lagi air matanya keluar dengan derasnya, dia menundukkan kepalanya, pada saat ini
suhunya, teman baiknya, kekasihnya, kini jauh berada
disampingnya, sedang tangannya telah tak dapat bergerak
lagi, dengan keadaan yang demikian ini, kiranya sukar sekali baginya untuk meloloskan dirinya keluar dari tempat ini,
sepasang matanya dengan sangat lambat sekali diangkat, dan
menutupi wajahnya, dengan sangat keCewa sekali dia duduk
termangu-mangu.
SEKONYONG KONYONG suatu bayangan manusia yang
sangat jelas muncul didalam benaknya, Thian Jan Shu
bagaikan sedang memandang dirinya dengan sinar mata yang
mengejek. sedang mulutnya tersungging suatu senyuman
yang sangat ringan-
Didalam hati Boen- ching menjadi sangat terkejut sekali,
dia melepaskan sepasang tangannya, sedang sinar matanya
dengan tajam memandang kearah ketujuh buah hioloo kuno
itu dengan sangat jelas tertera tujuh buah telapak tangan,
ketujuh buah telapak tangan itu tertera sangat dalam sekali, sedang sepasang mata dari Thian Jan Shu sedang
memandang kearah tujuh buah hioloo kuno itu, dari sinar
matanya memancarkan sinar mata yang sangat mengejek dan
bangga sekali. Sepasang mata dari Boen ching dengan tajam memandang
kearah tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu, sejenak kemudian dari mulutnya tersungging suatu senyuman
yang sangat tawar sekali, sedang sinar mata yang sangat
keCewa dimatanya telah tersapu lenyap dari pandangan.
Segera gerak gerik dari Thian Jan Shu waktu itu ketika
memberikan ketujuh buah hioloo kuno itu kepadanya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
ditambah lagi dengan keadaan yang dialaminya pada saat ini, segera membuat dia mengambil keputusan untuk memahami
hingga dapat kepandaian silat yang terkandung pada ketujuh
buah hioloo kuno itu.
Dia perCaya kalau kepandaian silat yang ditinggalkan Thian
Jan Shu itu pada saat ini tak seorangpun yang dapat
memahaminya. "Tujuh buah telapak tangan- . . "
Dengan suara yang sangat perlahan ujarnya, kepandaian
silat yang ditinggalkan oleh Thian Jan Shu itu pasti bukanlah merupakan sustu rangkaian telapak tangan saja, didalam
hatinya terus berpikir dengan keras, bahkan setelah Thian Jan Shu terluka parah, sudah tentu tak mungkin dia akan
meninggalkan seluruh kepandaian silat yang dimilikinya
dengan sangat jelas sekali, dan satu persatu diturunkan
seluruhnya, kemungkinan sekali inti sari dari kepandaian silat yang dipelajarinya.
Ilmu Khiekang ciet Kang Kie pikiran ini berkelebat didalam
benaknya, membuat hatinya segera terasa menjadi
bersemangat, sedang dari sinar matanya memancarkan suatu
sinar mata penuh kemenangan.
Sinar matanya dengan tajam memandang ke atas ketujuh
buah hioloo kuno itu, dan mengingat kembali sikap serta
tindak tanduk dari Thian Jan Shu setelah meninggalkan
ketujuh buah telapak tangan itu, hal ini dengan jelas sekali membuktikan kalau Thian Jan Shu telah meninggalkan seluruh
kepandaian silat yang di milikinya itu pada ketujuh buah hioloo kuno tersebut, dan memberikan tenaga dalam sisanya
kedalam tubuhnya sehingga dapat menahan pukulan telapak
tangan yang dilancarkan oleh ketujuh orang ciangbunjin dari tujuh partai besar.
Jien Gwat Ngo Seng cocok sekali dengan perhitungan im
Yang Ngo Heng, tujuh orang ciang bunjin dari partai besar
beserta jago-jago dari dunia kongauw seluruhnya mengira
kalau ketujuh telapak tangan itu pastilah merupakan suatu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
rangkaian ilmu telapak tangan sehingga sekalipun telapak
tangan itu telah ditinggalkan selama sepuluh tahun lebih,
tetapi juga tak seorangpun yang akan dapat memeCahkannya.
Pada sepuluh tahun yang lalu Thian Jan Shu setelah
meninggalkannya ilmu Khiekang "chiet Kong Kang khie" pada ketujuh buah hioloo kuno seCara tidak sengaja.
Sepasang mata Boen ching dipejamkan rapat-rapat, pada
saat ini entah didalam hatinya harus merasa girang atau
sedih, dihadapan wajahnya samar2 bagaikan muncul
senyuman d suhunya yang mengharapkan agar dengan cepat
dia dapat menguasai ilmu tersebut.
ooooooo Bab 33 LAM YU KONGCU
MUSIM GUGUR sudah tiba, angin bertiup dengan sepoi2,
diluar kota un Jen dengan sangat perlahan berjalan
mendatang seorang pemuda berbaju hijau, pada pinggang
pemuda itu tersoren sebilah pedang panjang, sedang
wajahnya sangat muram sekali. Dialah Boen ching yang baru
lolos dari kurungan Hiat Kong To.
Boen ching setelah memahami ilmu Khiekang "ciet Kong
Kang Khie" yang ditinggalkan oleh Thian Jan Shu itu, segera meloloskan dirinya dari kurungan, tetapi diatas pulau Hiat
Koang To itu sunyi senyap tak tampak seorangpun. Tiga iblis dari pulau Hiat Koang To itupun entah telah pergi kemana,
terpaksa dia hanya balik kedaratan Tionggoan.
Ilmu Khiekang "ciet Kong Kang Khie" membuat separuh tubuh bawahnya yang kaku itu menjadi sembuh kembali,
tetapi sepuluh jari tangannya tetap tak dapat digunakan, ilmu pedang dan ilmu pukulan yang dikuasainyapun tak dapat
dikerahkan pula, sekalipun dia telah mempunyai kepandaian
silat yang tinggipun tak ada gunanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching mendongakkan kepalanya memandang pintu
dari kota itu, dan berjalan masuk melalui pintu kota.
Sejak dia masuk kembali kedaratan Tionggoan, bukan saja
belum pernah bertemu dengan suhu serta kawan2nya,
sekalipun Ie Bok Tocu sekalianpun telah hilang lenyap tak ada bekasnya, dia tidak mengetahui sampai saat ini didalam Bulim telah terjadi peristiwa apa saja, yang paling dikuatirkan adalah keselamatan dari Bwee Giok yang kini entah telah pergi
kemana, dan entah masih hidup atau sudah mati.
Baru saja berjalan memasuki pintu kota, sebuah kereta
kuda dengan Cepatnya menerjang datang, tampak tirai dari
kereta- kuda itu bergoyang, hatinya mendadak menjadi
terkejut sekali.
orang yang duduk didalam kereta kuda itu ternyata adalah
Bwee Giok yang diimpikan siang malam.
Dia baru saja akan menggerakan kakinya untuk lari
mengejar, mendadak dari belakang tubuhnya terasa angin
tajam menyambar datang, Boen ching segera miringkan
tubuhnya, sebuah bayangan yang kurus kecil menerjang
datang, Boen ching segera dapat melihat dengan jelas bahwa
orang itu ternyata adalah seorang anak kecil yang berusia
kurang lebih sebelas dua belas tahunan, pada saat anak kecil itu menerjang kearah Boen ching itu, tangan kanannya
mendadak menyambar kearah pinggangnya.
Boen ching mengerutkan sepasang alisnya, tubuhnya maju
kedepan dan berkelebat pergi
Anak kecil itu agaknya sangat terkejut sekali, dan
mendongakkan kepalanya memandang sekejap kearah Boen
ching, pada saat dia mendongakkan kepalanya itulah Boen
ching dapat melihat bahwa wajah dari anak kecil itu sangat
tampan sekali, jika dilihat dari sepasang matanya agaknya dia adalah anak seorang murid yang ternama.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Tetapi disaat ini mana dia mempunyai niat untuk
memandang tentang hal itu, ketika dia mendongakkan
kepalanya memandang kearah kereta kuda itu, tampak kereta
tersebut telah berada sejauh beberapa puluh kaki dari dirinya, dalam hatinya segera timbul kera-guan, entah dirinya telah
benar melihat atau tidak. bila memangnya tidak salah melihat juga bingung, haruskah dia mengejar kesana, bagaimana
kalau bukan diri Bwee Giok.
Anak kecil itu memandang sejenak kearah Boen ching,
entah bagaimana baiknya Boen ching dengan seenaknya
ternyata telah berhasil menghindarkan diri dari tangannya
sungguh sangat aneh sekali, lebih aneh lagi Boen ching
agaknya terhadap perbuatannya itu sebaliknya hanya
memperhatikan kereta kuda dihadapannya agaknya sedang
memikirkan sesuatu.
Anak kecil itu memandang sekejap kearah Boen ching,
didalam hatinya diam2 pikirnya, kemungkinan sekali seCara
tidak sengaja dia berhasil menghindarkan diri, kalau tidak tak mungkin dapat menjadi demikian-Boen ching setelah memandang kearah kereta kuda itu,
dengan perlahan dia menundukkan kepala dan berpikir
dengan keras. Sepasang mata dari anak kecil itu berputar kepada Boen
ching, ujarnya. "Hei --- Kau orang sedang memikirkan apa?"
Boen ching memandang sekejap kearah anak kecil itu,
didalam hatinya kini terdapat banyak urusan, dia tak ingin
banyak berbicara, dan tidak memperdulikan anak kecil itu.
Anak kecil itu mengedip-ngedipkan mata, ujarnya kepada
Boen ching lagi.
"Apakah kau ingin mengetahui kereta kuda itu pergi
kemana " kalau tentang hal itu aku dapat memberitahukan
kepadamu".
Selesai berkata dia tertawa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching memandang sekejap lagi kearah anak kecil itu,
berpikir olehnya kereta itu sangat mewah sekali, kemungkinan sekali milik dari seorang kaya, anak kecil ini mengetahui juga kemungkinan sekali.
Anak kecil itu nampak Boen ching agak mempunyai maksud
untuk mengetahui urusan ini, dia tersenyum licik ujarnya.
"Dipinggangmu itu kau menyoret sebilah pedang yang
demikian baiknya untuk apa" kalau kau ingin mengetahui
berita ini kau harus bertukar dengan pedangmu itu".
Boen ching memandang tajam kearah anak kecil itu,
didalam hatinya pikirnya.
"Hal ini bagaimana baiknya, hanya mengenai urusan yang demikian kecilnya saja ternyata dia telah hendak menggertak diriku, cing Hong Kiam ini sekalipun tidak berharga sama
sekali juga tak dapat diberikan pada anak kecil ini"
Anak kecil itu dengan seenaknya memandang kearah Boen
ching, ujarnya: " pedang yang demikian baiknya, kau
membawanyapun tak ada gunanya".
Boen ching tertawa tawar, didalam hatinya tanpa terasa dia
merasa sangat tertusuk sekali, dirinya kini tak dapat
menggunakan tangannya lagi sekalipun memiliki sebilah
pedang lalu apa gunanya.
Berpikir sampal disini dia mendongakkan kepalanya
memandang kearah kejauhan.
Anak kecil itu tidak mengetahui Boen ching sedang
memikirkan apa", dia melirik ke arah Boen ching tiba2 hatinya menjadi tergerak, tubuhnya bergerak, dan berkelebat
menyambar kearah sarung pedang yang tergatung pada
pinggamg Boen ching.
Boen ching adalah orang macam mana dapat dengan
demikian mudahnya dapat menguasai tubuhuya sedikit
berputar, pada saat yang sangat tepat sekali, dia telah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
menghindarkan dirinya kesamping sehingga anak itu telah
mencengkeram tempat kosong.
Anak kecil itu menjadi tertegun, dengan cepat dia
mendongakkan kepalanya memandang kearah Boen ching dan
ingin melihat bagaimanakah perubahan wajah Boen ching,
gerakan ini telah membangkitkan perasaan apa terhadapnya.
Didalam hatinya pada saat ini baru merasakan bahwa orang
ini bukankah merupakan sasaran empuk dan orang yang
berdiri dihadapannya ini memiliki kepandaian silat yang jauh lebih tinggi dari apa yang diduga semula.
Boen ching setelah menghindarkan diri dari sambaran anak
kecil itu, segera dia menoleh memandang sekejap kearah anak kecil itu, didalam hatinya dia berpikir entah anak kecil ini entah murid siapa kelihatannya gerakan tubuhnya sekalipun
sangat gesit sekali, tetapi terlalu serakah .
Tetapi hal yang penting baginya, hanyalah mengharapkan
dapat mengetahui gadis yang berada dalam kereta kuda itu
sebenarnya siapakah, dia berani memastikan kalau gadis itu
adalah Bwee Giok. tetapi didalam hatinya dia merasa bahwa
gadis itu kemungkinan sekali adalah Bwee Giok sekalipun dia telah mengganti dengan pakaian serta dandanannya, dia
pastilah dapat memastikan kalau gadis itu adalah Bwee Giok
atau bukan- Boen ching tidak menanti anak kecil itu berbuat sesuatu
lagi, tubuhnya berkelebat dan lari mengejar kearah dimana
kereta kuda itu lenyap dari pandangan-
Anak kecil itu menjadi tertegun, diapun melayangkan
tubuhnya mengejar kearah Boen cling sambil berkata.
"Hei --- bagaimana kau cepat pergi dari sini ?"
Didalam hatinya sebenarnya telah diliputi oleh rasa takut,
takut Boen ching berbuat tidak baik kepadanya, tetapi begitu nampak sikap dari Boen ching demikian, didalam hati segera
dari rasa takut berubah menjadi rasa ingin tahu, dia selama
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
hidupnya belum pernah bertemu dengan orang yang demikian
anehnya seperti Boen ching ini.
Boen ching tetap tak memperdulikan kepadanya dan
melanjutkan perjalanannya lari kearah depan.
Tetapi mendadak didepan matanya berkelebat sebuah
bayangan manusia, diantara suara tertawa manusia yang
sangat nyaring itu terasa segulung angin kencang bagaikan
gulungan ombak ditengah samudra mendesak kearah nya.
Didalam hati Boen ching merasa sangat terkejut sekali, dia
tidak pernah menyangka kalau ditempat ini ternyata terdapat jago berkepandaian tinggi semaCam ini, sekalipun kedua
tangannya telah kaku tak dapat digunakan tetapi ilmu
khiekang "chiet Keng Kang Khie"nya telah berhasil dikuasai, oleh kepandaian silat yang dimiliki orang yang baru saja sering ini agaknya tidak dibawah kepandaian dari Kong Ku, sedang
dalam hatinyapun dia tak ingin mengeluarkan ilmu khiekang
"chiet Kong Khan Khie" yang baru saja berhasil dipelajarinya itu, tampak tubuhnya berkelebat menghindarkan diri dari
serangan hebat tersebut.
orang yang baru saja datang itu mengeluarkan suara
tertahan, tubuhnya pun segera berhenti bergerak.
Boen ching tampak orang yang baru saja datang itu
merupakan seorang kakek tua berbaju kasir yang usianya
kurang lebih lima puluh tahun, kakek tua itu selamanya belum pernah menemuinya, didalam hatinya dia marasa sangat aneh
sekali, Boen ching ternyata dapat dengan demikian mudahnya
menghindarkan diri dari serangan yang demikian dahsyatnya.
Anak kecil itu begitu nampak kakek tun itu memunculkan
dirinya dia segera berhenti bergerak dan berdiri disamping.


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Boen ching mengundurkan dirinya satu langkah ke
belakang, sedang sepasang matanya dengan tajam menyapu
sekejap kearah kakek tua serta anak kecil itu, kemudian
dengan tawar ujarnya kepada kakek tua itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"cayhe Boen ching, entah ada urusan apa telah membuat
dosa kepada cianpwee?"
Kakek tun itu begitu mendengar Boen ching menyebutkan
namanya, dia agaknya menjadi tertegun, ujarnya. "Kiranya kau adalah Boen ching"
Boen ching dengan dingin menganggukkan kepalanya
sahutnya. "Memang cayhe adanya"
Anak kecil itu mementangkan matanya lebar-lebar
memandang kearah Boen ching, agaknya dia sedikit tidak
merasa perCaya.
Kakek tua itu memperhatikan sekejap kearah Boen ching
kemudian ujarnya lagi.
"Telah lama aku mendengar nama besar mu, ini hari dapat bertemu kiranya juga tidaklah terlambat."
Sambil berkata sepasang tangannya dibalik dan
melancarkan serangannya dengan menggunakan hawa Im dan
hawa Yang menerjang kearah Boen ching.
Boen ching yang melihat sikap dari kakek tua itu demikian,
entah dia memangnya mempunyai niat untuk memusuhinya
dirinya atau memangnya sedikit merasa tak perCaya kalau
dirinya, sekalipun sepasang tangannya telah menjadi kaku tak dapat digunakan lagi tapi kepandaian silat yang dimilikinya pada saat ini jika dibandingkan sebelum pergi kepulau Hiat
Kong To jauh lebih tinggi sepuluh kali lipat, sepasang matanya memancarkan sinar yang sangat tajam, sedang sepasang
kakinya berturut-turut melancarkan tendangan kilat kearah
nya. ltulah ilmu "cing Yo ciet Yau" yang diajarkan langsung oleh Ie Bok Tocu dari Lautan timur, tapi pada saat ini dia telah menguasai ilmu khiekang "chiet Keng Kang Khie" yang merupakan ilmu khiekang yang sangat lihay sekali dan waktu
itu Thian Jan Shu dengan mengandalkan ilmu inilah telah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
menggetarkan seluruh dunia kangouw pada saat dia
melancarkan serangan itulah ilmu khiekang "chiet Keng Kang khie"nya telah dikerahkan keluar.
Diantara menggulungnya angin badai yang sangat dahsyat
itu, wajah dari kakek tua itu segera berubah dengan
hebatnya, dan tak berani seCara keras melawan keras
menerima serangan dari Boen ching itu dengan cepat dia
menarik kembali serangannya dan mengundurkan dirinya ke
belakang secepat kilat.
Boen chingpun segera menarik kembali tenaga khiekangnya
beserta serangan tendangannya dan mengundurkan diri ke
tempat semula. Wajah dari kakek tug itu berubah menjadi pucat pasi
dengan perlahan dia menghela napas dengan pandangan yang
tak perCaya dia memandang sekejap kearah Boen ching dan
termenung berpikir keras, kemudian ujarnya.
"Aku Min cong Liong atau Naga dari daerah Min cong, chiao Shen beserta Cucuku Chao Jen sungguh tak disangka ini hari
beruntung sekali dapat bertemu dengan kepandaian silat yang dimiliki Boen Siauw hiap saugat tinggi sekali, kini dapat
mencoba sungguh kiranya bukanlah omong bohong."
Boen ching mengerutkan alisnya, dia sejak lama pernah
mendengar nama Min cong Liong chan Shen ini, tapi orang2
itu selalu akan menyendiri dan tak ingin mencampuri urusan
orang lain, entah mengapa ini hari ternyata telah
memunculkan diri didalam dunia kangouw. Kepada chau Shen
dia membungkukkan tubuhnya memberi hormat sambil
ujarnya. "Kiranya adalah Chao cianpwee, beanie tadi telah berbuat salah harap dapat diberi maaf."
Chao Shen dengan tajam memandang kearah Boen ching
sejenak kemudian sambil menghela napas panjang ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Tak usahlah demikian, sungguh tak kusangka ini hari aku dapat dikalahkan oleh seorang pemuda dari angkatan muda."
Boen ching diam tak mengucapkan sepatah katapun juga ,
dia tahu bahwa orang semaCam cho Shen ini merupakan
seorang yang sangat congkak sekali dan ingin menang
didalam segala hal, kini ternyata telah dikalahkan dirinya, sudah tentu dia akan demikian sedihnya.
Chao Shen memperhatikan Boen ching sekejap lagi, dan
ujarnya: "Boen Siauwhiap telah setengah tahun lamanya tak
berkelana di dalam dunia kangouw dan kini munculkan diri
secara mendadak, entah apakah dikarenakan urusan Pagoda
Tiang coen Tha?"
Boen ching menjadi tertegun sambil menggelengkan
kepalanya, sahutnya. "Boanpwe tidak mengetahui urusan
mengenai pagoda Tiang coen Tha tersebut."
Sambil berkata, didalam hatinya diam2 dia berpikir, kir
^