Bentrok Rimba Persilatan 4

Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung Bagian 4


suara siutan yang
sangat tinggi dan tajam, wajah lima orang itu segera berubah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Sebuah bayangan melayang naik kepuncak terdengar
secepat kilat, begitu suitan berhenti di bawah sinar bulan yang redup2 Boen ching melihat orang itu memakai pakaian kasar
dari kain blacu, rambutnya digulung seperti seorang toosu
sedang wajahnya sangat pucat, dingin menyeramkan
membuat orang yang melihatnya menjadi merasa ngeri dan
takut. chin Liong Su atau si tangan penyambar naga. Ong Kang
maju kedepan selangkah sambil memberi hormat ia berkata.
"Tok Thian coen cianpwee, kami lima orang bersaudara kini telah berada disini. Kalau hanya karena cianpwee menghisap
darah manusia hingga terlihat oleh kami lima orang
bersaudara, maka kalau disuruh mati kan itu namanya
keterlaluan-" Dengan dingin orang itu berkata^
"Tok Thian coen adalah suhuku, kalian masih belum
mempunyai hak untuk menemuinya, kini ternyata kalian telah
mengetahui rahasiaku, minta aku tak membunuh kalian juga
bisa, tapi aku minta kalian bunuh diri dihadapanku sekarang juga"
"chin Liong Su" atau si tangan penyambar naga Ong Kang mendengar perkataannya menjadi tertawa besar, menyuruh
mereka bunuh diri" meskipun Tok Thian coen yang datang
sendiripun mereka tak akan mau berbuat demikian, apalagi
yang datang hanya muridnya saja, rasa takut yang tadi
mencekam hatinya kini telah hilang sebagian, habis tertawa
ujarnya, "Jika menginginkan kami, lima orang bersaudara
bersumpah untuk tidak membicarakan hal ini kita masih dapat menerimanya, tetapi menginginkan kami lima orang
bersaudara bunuh diri, aku kira itu tak dapat kami lakukan"
orang aneh itu wajahnya pucat bagaikan mayat dengan
sangat dingin dia berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Kamu sudah pernah mendengarkan tidak nama "Thian Peh Tok ciu" atau sipunggung baja cakar beracun Mo cing" aku kira kalian akan mati lebih mengerikan jika tak mau menuruti perintahku"
Sitangan penyambar naga ong Kang mendengus yang
datang ternyata adalab muridnya Tok Thian coen
kepandaiannya tentu lebih rendah dari Tok Thian coen
sehingga rasa jeri lima orang itupun makin berkurang mana
bisa mengurus dia bernama siapa. Tubuh lima orang segera
bergerak dan mengurung Mo cing ditengah kalangan.
"Thiat Peh To cau" Mo cing meskipun murid dari Si raja racun" tetapi kekejamannya jika dibandingkan kekejaman siraja beracun bagaikan tiap pohon lainnya buahnya, kini
nampak lima orang itu tidak mau menurut perintahnya,
tangan kirinya segera diangkat, dengan menggunakan
kukunya yang panjang ia menyerang kearah ong Kang.
ong Kang nampak lima jari kuku Mo cing itu berwarna hijau
ke hitam2an, hatinya menjadi jeri ia tahu tentu mengandung
bisa yang sangat lihay, ia tak berani menerima, segera
mengundurkan diri sinaga hitam Hoa Suan mengeluarkan
suara bentakan, senjata cakar terbang yang ada ditangannya
dilempar kan keluar mengarah jalan darah cie Tang To"
dipunggung Mo cing.
Mo cing selain darah terpenting dipunggungnya karena
racun yang dilatihnya balik menyerang dibadannnya maka
mem- buat kulitnya makin kebal terbadap senjata tajam
macam apapun, dengan dingin ia tertawa. badannya sedikit
miring tangan kanannya mencakar ke ubun2 Ong Kang.
Kedua kapak oie Pauw disertai dengan kain yang keras
membabat kearah punggung Mo cing.
Senjata cakar terbang Hoa Suan mengenai punggung Mo
cing tetapi dia tak merasakan apa2, Ong Kang yang diserang
ubun2nya dengan sekuat tenaga melompat kesamping tetapi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
bajunya sebelah kiri bagian atas telah sobek terkena cakaran Mo cing itu.
Kapak oie Pauw dengan tepat mengenai Mo cing, dia hanya
mendengus, badannya tak bergerak sedikitpunjua, dia tetap
mengejar kearah ong Kang.
Ho Goat Ku terkejut, membentak pedang di tangan
kanannya dengan disertai angin sambaran yang tajam
mengancam jalan darah " Liang Tai To" dipunggung Mo ching.
Serangan pedang ini memaksa Mo cing untuk balikkan
tubuh menangkis serangan pedang itu, sepasang golok cie
chen bersama-sama menyerang, yang satu mengancam mata
Mo cing sedang yang lain mengancam bawah tubuhnya
memaksa dia untuk menarik kembali serangan dengan
menggunakan cakarnya itu.
ong Kang segera berteriak. "lblis ini tak takut terhadap senjata tajam, serang jalan darahnya"
Hanya dalam segebrakan ini, lima orang bersama-sama
menjadi terkejut, si punggung baja cakar beracun ini ternyata kepandaian nya sangat tinggi, sehingga tak mempan terhadap
segala senjata tajam.
Boen ching yang menonton disamping juga merasa
terkejut, kegesitan dari Mo cing itu bukanlah tandingan dari lima orang itu, ini hari ternyata lima orang itu telah menemui batunya.
Mo cing menjerit melengking sambil tertawa dingin, dia
karena racun yang dilatihnya membalik menyerang tubuhnya
membuatnya tak mempan terhadap segala macam senjata,
tetapi waktu racun itu menyerang tubuhnya, dia harus
menghisap darah manusia untuk menahan penderitaan itu,
persoalan ini se-kali2 tak boleh sampai tersiar didunia
kangouw, karena kalau tidak meskipun kepandaiannya tinggi
sekalipun, tentu tak dapat menahan kerubutan dari jago2
aliran murni, maka dia harus membunuh mati lima orang itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Sepasang cakarnya bagaikan angin kencang menyerang
kearah lima orang itu, lima orang itupun segera membentuk
barisan "Ngo Liong Tin" atau barisan lima naga sedangkan seluruh jurus serangannya yang dilancarkan semuanya
mengancam kejalan darah penting ketubuh Mo cing. badan
Mo cing bergerak secepat kilat bergilir menyerang kearah
kelima orang itu sehingga Hoa Suan yang didesak Mo cing
menjadi sangat gusar, dengan gusar ia membentak tangannya
berturut-turut melepaskan lima buah plat baja dengan jurus
"Han Po SheeJiet" atau ombak dingin melawan matahari, dari bawah terus mengancam atas tubuh Mo cing
Mo cing tertawa dingin dengan kepandaian yang dimilikinya
sekarang ini mana ia takut terhadap beberapa plat baja itu.
Tetapi dalam hati ong Kang dan kawan-kawan nya menjadi
gembira, empat orang bersama-sama maju menyerang Mo
cing, pikirnya kali ini meskipun tak dapat melukaimu paling sedikit juga dapat memaksa engkau berada di bawah angin.
Mo cing segera balikkan tubuh dengan pungungnya ia
menerima lima buah plat baja itu, meskipun seluruh plat itu mengenai tubuhnya tetapi dia tak merasa apa-apa, sepasang
Cakarmya melancarkan serangan mencakar pedang ditangan
Hoa Goat Ku, sedang cakarnya yang lain memaksa mundur
tiga orang lainnya, Hoa Sua n terkejut senjatanya
melancarkan serangan mengan-camjalan darah dipunggung
Mo cing. Mo cing membalikkan tangannya merebut pedang Hoa Goat
Ku kemudian dilemparkan kearah Hoa suan, sedang cakarnya
menyerang lagi dan mencengkeram tangan Hoa Goat Ku.
Hati Hoa Suan menjadi kaget, serangan pedang ini
dilakukan dengan sangat cepat dan kencang, dia mau tak mau
harus menghindar dengan cepat ia miringkan tubuhnya dan
menghindari serangan pedang itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
ong Kang tampak Hoa Goat Ku dalam keadaan bahaya,
hatinya menjadi terpera n-j at, tanpa perduli akibatnya lagi, tangannya mencengkeram pergelangan tangan Mo cing.
Wajah Hoa Goat Ku menjadi sangat pucat dengan
sempoyongan ia menghindari cakaran ini tetapi meskipun
karena serangan ong Kang itu. Mo cing dipaksa mundur
selangkah kebelakang, tetapi cakarnya yang menyarang
dirinya tak sempat ia menghindarinya, apalagi waktu itu tiap orang sedang menolong dirinya sendiri-sendiri hingga tak
dapat turun tangan menolongnya, tangan kanannya segera
terkena cakaran Mo cing hingga robek. darah mengalir keluar membasahi bajunya sedang tempat luka itu segera berubah
menjadi hijau kehitam-kehitaman.
Mo cing sekali lagi mencakar empat orang lainnya tak
sempat menolong membuat mereka sangat terkejut
kelihatannya kali ini ong Kang akan binasa ditangan Mo cing yang melihat hal itu menjadi tak tega ia bersuit panjang,
pedangnya bagaikan kilat menyerang Mo cing dan
mengancam jalan darah "Nan Hu To" dibelakang batok kepalanya.
Mo cing merasa ada musuh tangguh yang menyerang
dirinya dengan terburu-buru balikkan badan dan melakukan
serangan pedang Boen cing berputar diudara kemudian di
tarik kembali, sedang badannya pun melayang turun ke tanah.
Wajah ong Kang mundur dengan sempoyongan, ia mundur
kebelakang Hoa Goat Ku memungut pedangnya kembali dan
berdiri berjaga-jaga, lima orang itu melihat oug Kang mundur dengan sempoyongan tetapi tak seorangoun yang berani
memayang nya, musuh tangguh didepan mata, mana dapat
memecahkan perhatiannya.
Boen cing nampak kepandaian Mo cing tidak dibawah Shie
chiau Nio, ia mana berani memandang ringan segera
memusatkan perhatiannya menghadapi musuh.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Hoa Goat Ku nampak Boen ching muncul pada saat yang
kritis dan menolong jiwa ong Kang dalam hatinya menjadi
terkejut. Kepandaian Mo cing yang sangat tinggi itu sebelumnya
belum pernah ia lihat dan kini Boen ching tiba-tiba muncul
disana belum tentu ia dapat membereskan urusan ini malah
mungkin jiwanyapun akan melayang.
Mo cing sejak tadi menerima serangan pedang dari Boen
ching, ia sudah mengetahui bahwa kepandaian Boen ching
jauh lebih tinggi dari lima orang bersaudara itu, dia tertawa dingin, dengan cakar beracunnya itu ia menerjang Boen ching.
Kaki kiri Boen ching mundur selangkah kebelakang, pedang
ditangannya diputar dan ditusuk kearah dua mata Mo cing,
empat naga lainnya juga bersama-sama melancarkan
serangan dengan demikian lima orang itu kembali
mengerubuti Mo cing lagi.
Mo cing melancarkan serangan bagaikan kilat, tangannya
mencengkeram pedang ditangan Boen ching. Diserang secara
demikian Boen ching menjadi terkejut, kedua kakinya
melancarkan serangan berantai mengancam tujuh buah jalan
darah terpenting dibadan Mo cing, pada saat itu serangan
empat nagapun telah sampai, karena terdesak Mo cing
menjadi gusar, badannya berkelebat menghindari serangan
gabungan dari lima orang itu, setelah badannya mencapai
tanah dengan sekuat tenaga ia menerjang kearah lima orang
itu. Ketika mata Boen ching melirik ke samping, nampak ong
Kang sedang duduk semedi, hatinya menjadi lega, segera
maju kedepan dan mengerubuti Mo cing.
Mo cing nampak jurus pedang yang digunakan Boen ching
sangat aneh, lagi pula sangat hebat, membuatnya diam2
sangat terkejut dan gusar, tangan kanannya merogoh
kedalam pinggangnya, terdengar suara nyaring, sebuah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
bayangan hitam melompat keluar memaksa lima orang itu
mundur kebelakang sampai lima meter jauhnya.
Ketika mata lima orang itu memperhatikan, hatinya menjadi
terkejut, ditangan Mo cing terdapat sebuah pedang lemas
berwarna hitam gelap yang panjangnya kira-kira lima meter.
Tangan kanan Mo cing sedikit bergetar, pedang hitam itu
menjadi lurus dan menyapu ke arah lima orang itu.
Suatu angin yang sangat keras dan tajam menyambar
datang, lima orang itu, satupun tak ada yang berani
menangkis dengan keras, dengan demikian bagaikan kilat Mo
cing segera mengincar Ho Goat ku yang kepandaiannya paling
rendah pedangnya mengancam kearah tubuh Hoa Goat ku.
Boen ching nampak Mo cing telah mengeluarkan pedang
anehnya itu, pikirnya tentu hari ini tak dapat terhindar dari suatu pertempuran yang amat seru, kini nampak Hoa Goat ku
dalam keadaan berbahaya, empat orang segera maju untuk
menolong. Mo cing melancarkan serangan pedangnya mendesak
majunya empat orang itu, sedangkan tangannya yang satu
mencengkeram pedang ditangan Hoa Goat ku.
ong Kang yang duduk bersemedi dipinggir, merasa
darahnya yang mengandung racun itu tak dapat ditahan lagi,
sungguh racun dari cakar beracun bukanlah nama yang
kosong, dia tahu kalau dirinya tak ada harapan untuk ditolong lagi, mati sekarang lebih baik daripada mati nanti badannya melayang dan menubruk kearah Mo cing ini sebenarnya akan
ditujukan pada Hoa Goat ku, tapi nampak ong Kang menubruk
ke arahnya, cakar kirinya segera melancarkan serangan, lima jari tangannya dengan cepat menancap keperut ong Kang.
ong Kong meraung kesakitan, kedua matanya melotot
keluar sedang kedua tangannya melancarkan serangan
terakhir ke dada Mo cing. Tangan Mo cing segera ditarik
keluar dan menarik seluruh isi perut ong Kang, tetapi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
diapuntak dapat menghindari serangan terakhir dari ong Kang itu, serangan itu menggetarkan seluruh tubuhnya dan
memaksa dia mundur sempoyongan sebanyak dua tindak.
segera ia melemparkan mayat ong Kang sejauh dua kaki lebih.
Lima orang lainnya menjadi terkejut, kesemuanya itu hanya
berlangsung dalam sekejap mata saja, seorangpun tak ada
yang dapat turun tangan memberi bantuan-
Si naga besi oei Pauw biasanya adalah paling baik
hubungannya dengan ong Kang nampak toakonya mati
dengan sangat mengenaskan, kedua matanya menjadi merah,
dengan gusar ia meraung, kedua kapaknya diangkat dan
menubruk ke arah Mo cing untuk mengadu jiwa dengannya.
Dua telapak tangan cakar beracun Mo cing begitu bertemu
dengan darah panas membuat seluruh tubuhnya menjadi
panas sekali, keinginan untuk menghisap darah membayangi
lagi dalam hatinya, meskipun pukulan ong Kang tepat
mengenainya, tapi luka tidak begitu parah, nampak oei Pauw
menubruk padanya, ia segera bersuit keras dan
menggoyangkan pedangnya keatas tanah, sedang
tubuhnyapun turut menubruk maju memapaki tubuh Oei
Pauw.. Sisanya empat orang nampak Oei Pauw menubruk maju
kearah Mo cing, mereka juga mengikuti maju kedepan-
Mo cing merendahkan sedikit tubuhnya, kedua kapak Oei
Pauw dengan tepat mengenai punggungnya, kedua tangannya
segera menyambar dan mencengkeram kedua tangan oei
Pauw, sedang mulut mereka menggigit leher Oei Pauw
kemudian mulai menghisap darahnya.
chie chen dengan goloknya menyambar ketubuh Mo ching,
tetapi Mo ching telah memutarkan tubuhnya sehingga
sepasang goloknya malah menancap ditubuh Oei Pauw
seluruhnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Hoa Suan kakak beradik meskipun pukulannya tetap
mengenai tubuh Mo ching, tetapi semuanya bukan merupakan
tempat yang penting, Boen ching melayangkan tubuhnya,
dengan pedangnya dia mengancam sepasang mata Mo cing,
melihat dirinya diserang oleh Boen ching, dalam hatinya
merasa agak jeri, satu tangannya segera melepaskan tubuh
Oei Pauw dan menangkis tusukan pedang Boen ching itu.
Boen ching segera menarik kembali pedangnya, sepasang
kakinya melancarkan tendangan berantai, baru saja Mo ching


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

akan menghindari tetapi sungguh tak disangka oei Pauw yang
dicengkeramnya itu masih belum putus napasnya, ia
mempunyai badan yang tinggi kekar, gigitan Mo ching
dileheroya hanya mengenai nadinya saja dan belum sampai
memutuskan jalan pernapasannya, ia meronta sekuat tenaga
dan membacok kearah Mo ching yang tepat mengenai tangan
kirinya, Mo ching yang terkena bacokan, giginya segera
dirapatkan sehingga membuat Oei Pauw tergigit mati, tetapi
serangan tendangan berantai Boen ching telah tiba, tiga kali serangan tendangan berantai Boen ching dengan tepat
mengenai tubuh Mo ching sehingga membuatnya mundur
sempoyongan sebanyak tiga tindak dan membuang ma oei
Pauw ketanah. cie chen, Hoa Goat Ku dan Aoa San nampak 0ei Pauw mati
demikian mengerikan, hatinya menjadi sedih bercampur
gusar, mereka semua bersama-sama menubruk kearah Mo
ching. Mo ching yang luka parahpun menjadi kalap. ia memungut
kembali pedang hitamnya dari tanah, dan disabetkan kearah
empat orang tersebut. Tubuh Boen ching melayang bagaikan
elang raksasa menyambar kearah Mo ching, sedang cie chen
Hoa Goat Ku dan Hoa Suan bagaikan macan yang terluka
menubruk maju. Pedang Boen ching segera disabetkan
melintang ketubuh Mo cing sedang cie chen melompat
menubruk kedepan, golok lengkung diatas tangan kanannya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
yang mengenai tubuh Mo cing segera terpental balik, cepat2
ia menghindar, tapi tangan kanannya tetap mengenai bacokan
pedang pihak lawan, luka pedang itu dalam sekali hingga
mengenai tulangnya, ia merasa tangan kanannya menjadi
kaku dan gatal-2 mukanya menjadi berubah, ia tahu pedang
Mo cingpun dipolesi racun, ia tak banyak berpikir tiada
gunanya, tangan kirinya segera diputar, golok lengkung itu
bagaikan kitiran membacok kearah Mo cing.
SETELAH pedang Mo cing berhasil membacok dan melukai
tangan kanan cie chen, sungguh tak terkira olehnya kalau
serangan Boen ching datangnya sangat hebat, ia tak dapat
membacok Boen ching cepat menarik pedangnya dan mundur
kebelakang. Boen ching segera mengerahkan ginkangnya "Hai Sie Yu
Soh" atau terbang melayang bermain serat mendekati tubuh Mo cing dan melancarkan serangan jarak dekat.
Mo cing yang nampak gerakan Boen cing ini menjadi
terkejut pikirnya, orang ini dapat menggunakan ginkang
semacam ini, sudah tentu mempunyai hubungan yang sangat
erat denkan Tan coe coen, orang tua itu buka nian merupakan makanan yang empuk. ia tak tahu kalau Tan coe coen sudah
lama meninggal. Segera tangan kirinya menyambar dan
mencengkeram pedang Boen ching.
Si naga menembus mega, cie chen segera mengangkat
goloknya, badannya melayang dan menubruk kearah Mo cing.
Hoa Suan dan Hoa Goat Ku karena melihat Mo cing menarik
kembali pedangnya tapi tak mengalami luka parah, pula
melihat Boen ching mendesak mendekat, dua orang itupun
menubruk maju. Dengan gusar Mo cing bersuit dan pedang ditangan
kanannya segera ditusukkan keluar sehingga mementalkan
golok lengkung cie chen-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
jurus ini ternyata sangat hebat dengan sekali tusukkan
pedang saja telah membuat tubuh cie chen tertancap
padasebuah batu besar dan binasa seketika itu juga.
Sedang tamgan kanan Mo cing diteruskan menyambar
kearah Hoa Goat Ku kakak beradik. Melihat hal ini Boen ching menjadi terperanjat pikirnya. Jika terus menerus begini, kita berenam pasti akan terbunuh ditempat ini."
Pedangnya segera diputar dan melancar kan serangan
untuk menyambut cakaran tangan Mo cing yang telah tiba dan
mengancam dirinya, sedang tubuhnya mendesak mendekati
lawan dan tangan kirinva menotok jalan darah. "cie hun To"dibawah dada Mo cing.
Hoa Suan juga tak tinggal diam, sambil membentak ia
menggerakkan tangan kanannya untuk menyambar sepasang
mata Mo cing. Tangan kiri Mo cing mencengkeram kearah pedang Hoa
Goat Ku dan mendorongnya ke arah Hoa Suan sambil
melepaskan pedang itu tangannya berganti menyambar
pundak Hoa Goat Ku.
Melihat datangnya serangan, Mo cing segera menggeser
badannya kesamping sedang tangan kanannya digerakkan
untuk merampas pedang ditangan Boen ching. Tetapi
meskipun tangannya berhasil merampas pedang itu, tetapi
jalan darah "cie hoen to" nya juga telah terkena totokan Boen ching. jalan darah itu sekalipun bukan jalan darah yang
penting, tetapi totokan itu cukup membuat badan Mo ching
gemetar saking sakitnya.
Dengan sekuat tenaga Hoa Goat ku menghindar, tetapi
pundaknya urung saja terkena pula serangan tangan Mo cing
sehingga pedang ditangannya berganti arah dan melukai
tangan kiri Hoa Suan-
Tanpa menghiraukan tangan kiri yang terluka Hoa Suan
meneruskan serangannya dan melukai wajah Mo cing.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Melihat pedang ditangan dapat dirampas oleh Mo cing
dengan mudah, Boen ching menjadi terkejut bercampur gusar,
segera ia menggerakan tangan dan kakinya dengan
menggunakan satu jurus dari ilmu "Thay Thien Kioe Sih"
ternyata dengan satu jurus saja ia dapat membuat Mo cing
terlempar sejauh satu kaki lebih dan pedang yang baru
dirampasnya itu terlempar jatuh.
Boen ching tidak berani berlaku lambat, kesempatan ini
tidak dibuangnya dengan percuma ia segera mengejar dan
melancarkan tujuh kali tendangan- Pada waktu melancar kan
tendangannya itu, ia hanya tahu kalau Mo cing sudah terluka parah, dalam hatinya ia masih diliputi oleh perasaan gugup
danjeri, sehingga diantara tujuh tendangan yang dilancarkan itu hanya lima tendangan saja yang berhasil mengenai sasaran dengan tepat.
Lima kali tendangan dari Boen ching membuat darah Mo
cing bergolak, luka yang sudah parah makin bertambah para
h.Jika ia tidak memiliki Lweekang yang tinggi sudah dapat
dibayangkan ia tak akan lolos dari kematian.
Melihat serangannya mendapat hasil Boen ching jadi
berbesar hati ia melancarkan serangan nya sekali lagi, Mo
ching menjadi gusar sambil meraung dia melancarkan
serangan dengan dua belah tangan nya, Boen ching tahu
kalau lawannya itu telah terluka parah sehingga dengan tidak ragu-ragu lagi ia mengangkat kedua tangan nya untuk
menyambut serangan itu.
Empat buah telapak tangan bertemu, terdengar suara yang
menulikan telinga nampak dua orang itu masing-masing
mundur sebanyak dua tindak.
Mo cing sadar kalau ini hari ia tak berdaya untuk mendapat
kemenangan, terpaksa ia memungut kembali pedangnya dan
melarikan diri kebawah gunung.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Sebenainya Boen ching masih kalah setingkat jika
dibandingkan dengan Mo cing tadi telah membuat dia tergetar sehingga pusing kepalanya dan tak mampu untuk
mengadakan pengejaran, terpaksa ia hanya melihat Mo cing
melarikan dirinya dengan bebas.
Dengan perlahan Boen cing pertindak menghampiri Hoa
Goat Ku kakak beradik yang berdiri dengan muka yang sangat
pucat dan penuh air mata, matanya memandang sekeliling
tempat itu, teringat olehnya pertempuran yang baru saja
dilakukannya itu, dengan diam-diam ia menghela napas, air
matanya menetes keluar, sejak meninggalkan leBokTo belum
pernah ia mengalami pertempuran yang demikian mengerikan
itu. Sekonyong-konyong tubuh Hoa Goat Ku menjadi limbung
dan jatuh keatas tanah, nampak hal ini dengan cepat Hoa
Suan memeluk tubuh kakaknya itu dan membaringkannya
keatas tanah, kiranya Hoa Goat Ku telah terkena racun yang
sangat hebat, racun dari Si raja racun itu bukan saja cepat bekerjanya, bahkan tak ada obat untuk memunahkannya
selain obat penawar dari Siraja racun itu sendiri, untung Hoa Suan hanya terluka pundaknya saja, sehingga tidak
membahayakan jiwanya.
Melihat wajah Hoa Goat Ku yang diliputi oleh warna hitam,
Boen cing tahu kalau dia telah terkena racun yang sangat
lihay, membuat hatinya menjadi sangat berduka, sebenarnya
dia memiliki sikap yang jantan dan tak mudah mengeluarkan
air mata, tetapi kini demi nampak nasib Ngo Liong yang telah binasa tiga orang satu terkena racun dan yang satunya lagi
terluka parah, mau tak mau membuat dirinya menjadi sangat
berduka dan mengucurkan air mata.
Ia mendekati tubuh Hoa Goat Ku dan berjongkok
disampingnya katanya.
"Nona Hoa, hari ini aku tak berhasil menyelamatkan kalian berlima, hingga membuat kamu sekalian mengalami nasib
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
yang demikian menyedihkan" Dengan tersenyum jawab Hoa
Goat Ku. "Boen Siauw hiap janganlah kau bersedih hati, hari ini kau telah sudi membantu kami membuat kami merasa sangat
berterima kasih.Jika bukannya ada Boen Siauw hiap disini,
mungkin kami berlima telah binasa semuanya. Ini hari adikku dapat lolos dari kematian bahkan hanya terluka ringan saja, hal itu membuat aku sangat bersyukur"
Ia berhenti untuk memandang sekejap pada Hoa Suan,
kemudian lanjutnya.
"Adikku sifatnya masih ke kanak2an, sebelum aku mati aku sangat mengharap Boen siauwhiap mau menerimanya dan
menjaga dirinya"
Mendengar perkataan kakaknya itu, Hoa Suan menjadi
sedih dan menangis tersedu-sedu hingga wajahnya penuh
dengan air mata, sedang pada mulutnya tak dapat
mengucapkan sepatah katapun-
Melihat Hoa Goat Ku sebelum meninggal telah menitipkan
adiknya kepada dirinya, hati Boen ching menjadi terharu dan menerima baik pesan terakhirnya itu.
Mendengar Boen ching telah menerima permintaan itu, Hoa
Goat Ku menjadi sangat girang, sambil tertawa ujarnya.
"Didalam dunia kangouw saat ini tak ada seorangpun yang dapat menyamai kebaikan hati Boen Siauwhiap. meskipun
dalam hidupku sekarang ini tak dapat membalas budimu, pada
penitisan yang akan datang pasti akan kubalas."
Sambil menahan air matanya Boen ching menyahut.
"Aku dan saudara Hoa pasti akan berusaha untuk
membalaskan dendam kalian berempat." Hoa Goat Ku tertawa lagi, kepada Hoa Suan ia berpesan .
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Adik, untuk selanjutnya kau harus mendengar kata-kata dari Boen Siauwhiap. aku telah menitipkan dirimu kepadanya, jadi kau harus menganggap Boen Siauwhiap seperti aku pula."
Hoa Sun hanya dapat menganggukkan kepalanya, sambil
mendekap tubuh Hoa Goat Ku ia menangis sedih.
Sambil menghela napas dengan perlahan Boen ching berdiri
dari memandang disekitar tempat itu, tampak mayat ong Kang
cie chen dan oei Pauw menggeletak dipinggiran, sedang darah berceceran disekeliling tempat itu, belum lagi mengering. Di antara ketiga orang itu kematian oei Pauwlah yang paling
mengerikan karena tulang lehernya tergigit putus, sedang
yang lain terkena racun-
Racun dari Mo cing itujika dibandingkan dengan racunnya
Si kelabang merah, Shie chiau Nio masih jauh lebih lihay
beberapa kali lipat.
Pikirnya. "Jika tadi aku tidak menggunakan jurus Thay
Thien Kioe Sih, mungkin akupun mengalami nasib seperti
mereka itu."
Sesaat Boen ching sedang membayangkan kejadian yang
mengerikan itu. Hoa Goat Ku telah menghembuskan napasnya
yang terakhir. Wajahnya telah berubah menjadi hijau kehitam-hitaman seperti halnya dengan ketiga naga yang lain-
Melihat kakaknya telah meninggal, Hoa Suan segera
menangis menggerung- gerung, Boen ching pun tak dapat
menahan air matanya.
Tak lama fajarpun telah mulai menyingsing ternyata
keenam orang itu telah bertempur melawan Mo cing selama
setengah malaman- selesai mengubur jenazah keempat
kawannya itu Boen ching dan Hoa Suan mulai mencari jejak
Mo cing disekitar gunung Yi San itu. Dua hari telah lewat akan tetapi mereka tetap tidak dapat menemukan jejaknya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Karena takut jago2 dari tujuh partai besar datang untuk
menangkapnya, Boen ching menyuruh Hoa Suan untuk turun
gunung seorang diri terlebih dahulu, tetapi Hoa Suan
menolaknya dan ingin tetap bersamanya, terpaksa Boen ching
mengajaknya ber sama2 turun dari gunung Yi San dan
melanjutkan perjalanannya menuju ke daerah Tionggoan.
-oo0dw0oo- IBLIS WANITA BERWAJAH CANTIK
SETELAH keluar dari gunung Yi San, ternyata Boen ching
dan Hoa Suan tidak menemui orang-orang Thian San Pay
maupun orang-orang dari tujuh partai besar, sebelumnya
Boen ching memang telah menyusun suatu rencana, dahulu
yang memukulnya pertama kali adalah Bu Kie chie,
Ciangbunjin dari Khong tong pay, dan kini untuk pertama
kalinya pula dia akan naik ke gunung Khong-tong untuk
mengacau disana. ia berbuat demikian agar Bu Kie chie tahu
rasa, sekalipun dia memiliki ilmu silat yang lihay. Karena
rencananya itu perjalanannyapun berubah menuju kearah
barat. Sementara itu, Hoa Suan telah membubarkan perkumpulan
Ngo Liong Hweenya karena ia tak dapat memimpinnya
seorang diri dan kemudian pergi mengikuti Boen ching
kemana saja untuk melaksanakan pesan terakhir dari
kakaknya itu. Melihat hal itu, Boen ching juga tidak berbuat apa2, ia membiarkan saja Hoa Sun pergi mengikutinya.
setelah berjalan selama satu hari, tak tampak seorangpun
yang menghalangi perjalanan kedua orang itu.
Pada hari kedua mereka telah sampai dikota Thay An,
secara tak disengaja mereka telah bertemu lagi dengan Kong
Sun Sek dan Pek Hian Ling. Kedua orang itu pun merasa
heran dapat bertemu dengan Boen ching ditempat itu, Pek
Hian Ling yang nampak Boen ching segera menegurnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Hei, ternyata kau juga berani datang kemari."
Melihat dua orang itu tidak bermaksud jahat, Boen ching
menjawab sambil tertawa. "Memangnya aku akan pergi ke
Khong tong mengapa tak berani datang kemari." Sementara itu Hoa Suan telah bersiap-siap untuk turun tangan apabila
terjadi sesuatu. sembari tertawa Kong Sun Sek berkata.
"Sungguh besar nyalimu, aku siorang tua sangat kagum
atas keberanianmu itu. Tetapi engkau harus tahu, orang-orang tujuh partai besar telah tahu bahwa engkau telah muncul
didunia kangouw dan memiliki kepandaian yang sangat tinggi, kini mereka sedang mengatur sebuah rencana untuk
menjebak mu." Boen ching tertawa tawar, ujarnya
"Dahulu sewaktu aku masih belum memiliki sesuatu
kepandaian, mereka tujuh orang Ciangbunjin dari tujuh partai besar telah mengerubuti dan berusaha untuk membinasakan
diriku karena mereka takut kalau-kalau aku membocorkan
rahasia mereka"
"ooh, kiranya demikian, semula aku juga merasa heran,
meskipun engkau adalah murid dari Thian Jan Shu, tetapi
mereka adalah ketua dari partai aliran murni, perlu apa harus memcabut rumput sampai keakar-akarnya, tak tahunya
engkau mengetahui rahasia ilmu silat peninggalan Thiau Jan
Shu tapi itu bukanlah salahmu" Boen ching mengerutkan
alisnya dan berpikir.
"Ternyata orang-orang dunia kangouw semuanya telah
mengetahui urusan ini, kini aku harus mengganti siasat,
sekalipun suhu mengetahuinya kiranya juga tak akan
menyalahkan diriku."


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kemudian sambil mendengus katanya.
"Ilmu silat peninggalan Thian Jan Shu terdapat pada tujuh buah Hioloo kuno itu dan ketujuh Hioloo kuno itu semuanya
kini sudah di bagi rata oleh tujuh orang ketua partai besar."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Mendengar pernyataan Boen ching itu. Kong Sun Sek
menjadi terkejut segera tanya nya. "Engkau tadi bilang apa?"
Sehabis berkata tadi sebenarnya dalam hati Boen ching
juga meraga agak menyesal karena telah berkata demikian,
kini ditanya oleh Kong Sun sek. ia tidak menjawab, hanya
sambil tertawa ia menambahkan.
"Terima kasih atas kebaikan locianpwe yang sudah tidak membikin susah diriku, jika ada jodoh dilain kesempatan kita, akan bertemu lagi."
Sehabis berkata demikian kedua kakinya mengempit perut
kudanya dan melarikannya kedalam kota dengan diikuti oleh
Hoa Suan. Kong sun Sek masih berdiri ter bayang2 disana dan
berkemak kemik seorang diri.
"Apakah semua perkataannya itu benar?"
Ia tidak mengetahui urusan itu sungguh2 terjadi atau tidak.
Kalau dikatakan sungguh terjadi, ia tidak percaya kalau ketua tujuh partai besar begitu tidak mengindahkan peraturan dunia kangouw, tetapi jika dikatakan tidak terjadi sungguh2, ia juga masih merasa sangsi karena kelihatannya Boen ching itu
bukanlah seorang pembohong, karenanya ia lalu mengambil
keputusan untuk bertanya sendiri kepada salah satu partai
mengenai urusan tujuh buah Hioloo itu mungkin dari sana ia
akan dapat mengetahui hal yang sebenarnya.
Kalau hal itu memang benar terjadi, dapat diramalkan kalau
tujuh partai besar akan sukar untuk menghindarkan diri dari pertumpahan darah. Kepandaian Thian Jan Shu pada masa ini
di anggap sebagai yang nomor wahid tak ada seorangpun
diantara orang2 Bulim dewasa ini yang dapat melebihi
sepersepuluh dari kepandaiannya. Dan kini jika dia telah
meninggaikan kepandaiannya pada tujuh buah Hioloo kuno itu
dunia kangouw pasti akan menjadi kacau balau karena tiap-
tiap orang tentu akan berusaha untuk mendapatkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
peninggalan dari Thian Jan Shu itu,Jikalau jago2 dari
Tionggoan dengan diikuti oleh orang-orang aneh dari luar
lautan mengadakan serbuan untuk mendapatkan ketujuh buah
Hioloo kuno itu dapatkah ketujuh partai besar menahan
serangan gabungan mereka itu.
Pek Hian Ling yang melihat Boen ching telah pergi
meninggaikan tempat itu menjadi teringat pada waktu
ditinggal pergi seorang diri, olehnya kini sebenarnya ia berniat untuk memberi teguran tetapi dihadapan orang banyak dia
merasa malu untuk mengungkit kembali kejadian itu.
Begitu masuk kedalam kota Boen ching dan Hoa Suan
segera mencari rumah makan dan sesampainya pada suatu
kedai makan mereka segera turun dari kuda mereka itu dan
masuk kedalam, baru saja mereka mau bertindak kedalam
rumah, pemilik kedai itu dengan terburu-buru lari keluar
sambil berkata.
"Maaf tuan-tuan muda, tadi telah ada orang yang datang kemari untuk melarang kami menerima kalian, kedai kami
sungguh2 tak berani menerima kalian berdua".
Boen cing mengerutkan alisnya, sedang Hoa Suan sambil
bertolak pinggang telah membentak pemilik kedai itu
"Siapa yang berani melarang kedai ini menerima kami
berdua?" Pemilik kedai itu dengan wajah yang masam menjawab.
"Jika tuan muda masuk kedalam kedai kami. maka kedai
kamipun tidak mempunyai harapan lagi untuk dapat dibuka
terus" Boen cing mendengus dengan perlahan, "kiranya tujuh
partai besar telah mengirimkan orang-orangnya keluar dan
sebagian mestinya berada didalam kota Tai An ini, entah
partai mana diantara tujuh partai besar yang telah
mengajukan usul yang semacam ini, ternyata dengan kejam
mereka telah menguasai dua kedai kecil, tetapi apakah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
mereka juga menguasai sebuah rumah yang besar." Kemudian kepada Hoa Suan ia berkata.
"Sudahlah adik Suan, Tak usah kau ribut2 dengan mereka, mari kita cari kedai yang lain"
Dalam hatinya sebenarnya Hoa Suan tidak mau, tetapi
mengingat pesan terakhir kakaknya yang minta agar dia mau
mendengar perkataan Boen ching terpaksa dia menurut dan
naik keatas kudanya, kemudian katanya.
"Jika terus menerus begini, aku kira hari ini kita tak akan dapat bersantap"
Melihat kedua orang ini mau menurut dan berlalu, pemilik
kedai itu segera mengucapkan beribu-ribu terima kasih.
Tak lama kemudian sampailah mereka disebuah rumah
makan yang besar dan memakai merk "Lay Hong Lo"
Boen ching dan Hoa Suan segera turun dari kudanya dan
bertindak masuk kedalam rumah makan itu, mereka segera
disambut oleh seorang pelayan yang dengan hati2 melayani
mereka dan mengantarkannya langsung keatas loteng.
Roen ching tidak merasa sesuatu yang aneh dalam rumah
makan itu" lain halnya dengan Hoa Suan yang sejak berusia
lima belas tahun telah mengikuti kakaknya mengembara
didunia kangouw, dalam hati nya ia merasa ada sesuatu yang
tidak beres tingkah laku pelayan itu sangat mencurigakan dan agaknya tidak mempunyai maksud baik, setelah termenung
sejenak ia berkata kepada Boen ching.
"ching toako, aku merasakan sesuatu yang agak tidak
beres, apakah mungkin tujuh partai besar telah mengadakan
persiapan untuk bertempur dengan kita?" jawab Boen ching sambil tertawa.
"Jika hal itu memang benar juga tidak mungkin akan terjadi disini. jika bertempur disini dan setelah itu mereka
menggunakan orang banyak untuk mengerubuti kita, bukan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
kali hal ini akan membuat nama mereka jatuh" Mengapa
mereka tidak mau mengundang kita ketempat lain yang lebih
sepi?" Hoa Suan merasa perkataan Boen ching itu benar juga,
kemudian katanya.
"Tetapi aku merasakan ada sesuatu yang tidak beres"
Mata Boen ching menyapu kesekeliling tempat itu dan
berkata. "Memang agaknya sedikit tidak beres. Diloteng yang
demikian besarnya juga disiang hari, mengapa tidak terdapat lain-lain tamu selain kita berdua, semua ini memang agak
aneh" Hoa Suan juga memperhatikan keadaan yang tidak
sewajarnya itu, setelah melihat kekanan dan kekiri ia berkata.
"Sungguh sangat aneh"
Sesaat kemudian pelayan itu datang kembali untuk
menyajikan beberapa macam sayur-sayuran- Ketika pelayan
itu hendak turun, Hoa Suan segera ia menahannya, dia
berkata . "Mengapa ditempatmu ini demikian sepinya dan tak ada tamu lain?" Setelah ragu-ragu sejenak. pelayan itu menjawab.
"Tentang ini hamba tidak mengetahui dengan jelas bila
tidak ada tamu yang datang kemari, kita juga tidak dapat
berbuat apa-apa"
Mendengar jawaban itu, Hoa Suan menjadi heran dan
kembali bertanya. "Apakah biasanya juga demikian?"
Jawab pelayan dengan ragu-ragu.
"Kadang-kadang . . . ." habis berkata begini ia turun dari loteng dengan buru-buru.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Hoa Soan masih merasa tidak puas dengan keterangan
pelayan itu, melihat hal ini sambil tersenyum Boen ching
berkata. "Adik suan, marilah kita cepat-cepat bersantap dan sehabis itu kita juga harus pergi meninggalkan tempat ini. Tak perlu kita ikut campur dengan urusan orang lain"
Hoa Suan menyetujui pendapat itu, memang benar, jika
lekas dapat meninggal kan tempat itu dengan terlebih cepat
adalah lebih baik.
Baru saja mereka bersantap. tiba-tiba bermunculan tiga
orang gadis ditempat itu. Kedatangannya yang sangat tiba-
tiba itu sungguh mengejutkan kedua orang pemuda itu.
Kepandaian orang yang baru datang itu dapat dihitung
tidaklah rendah, tetapi ada orang yang datang mereka
ternyata tak merasa, membuat kedua orang pemuda itu
terkejut bukan main-
Gadis yang satu berjalan didepan dan dua gadis yang lain
yang badannya menyerupai pelayan berjalan dibelakangnya.
Salah seorang dari pelayan itu tertegun sejenak demi nampak diatas loteng itu ternyata ada orangnya, tetapi dengan cepat kemudian berjalan mengikuti yang lainnya.
Wajah ketiga gadis itu sangat cantik, tetapi sesuatu hal
yang membikin Boen ching merasa sangat heran adalah gadis
yang pertama itu, jika dipandang dari samping wajahnya mirip dengan wajah suhunya, Ie Bok Tocu.. Gadis itu duduk dengan
tenang dan tidak menghiraukan kedua orang lainnya yang
berada di atas loteng itu.
Boen ching memandang wajah gadis itu dengan terpesona,
semakin dilihat adalah semakin mirip dengan wajah gurunya,
hal itu membuatnya duduk termangu-mangu. Melihat keadaan
Boen ching yang seperti orang kehilangan semangat itu, Hoa
Suan menjadi bingung.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Gadis itu jika dilihat caranya naik keatas loteng itu,
dapatlah dilihat kepandaiannya yang tinggi dan sukar diukur, ia menjadi kuatir, karena sikap Boen ching itu bukankah
berarti mencari penyakit sendiri"
Baru saja ia membuka mulut untuk menyadarkan Boen
ching, gadis itu mendahuluinya dan berkata kepada kedua
pelayan-"Bunuh kedua orang itu"
Mendengar perintah sigadis disitu, saking terkejutnya Boen
ching menjadi tersadar dengan sendirinya. Hoa Suan juga tak kurang terkejutnya, gadis itu ternyata memiliki sifat-sifat yang kejam, baru saja membuka mulut sudah akan membunuh
orang, entah siapakah gadis itu, Tiba-tiba ia menjadi bingung dan teringat sesuatu, jangan-jangan gadis ini adalah yang
didunia kangouw terkenal dengan nama ^en Bian Lo Sat atau
iblis wanita yang berwajah cantik. Dia juga pernah mendengar berita dunia kangouw yang katanya telah muncul seorang
gadis yang cantik, kepandaiannya tak ada yang melawannya,
sedang kekejamannya juga belum ada yang menandinginya.
Mengingat hal itu, ia menjadi sadar dan tiba-tiba, kiranya
tujuh partai besar tahu kalau iblis wanita cantik ini akan
singgah disini, lalu menggunakan siasat meminjam tangan
orang lain untuk membunuh orang.
Setelah menerima perintah dua orang pelayan itu bangun
berdiri, kemudian bersama-sama melancarkan serangan
kearah dua orang itu. Boen ching jadi mengerutkan alisnya,
mana dia mengetahui kalau seorang gadis itu berjulukan iblis wanita berwajah cantik, dia hanya berpikir mengapa orang ini demikian tak tahu aturan, hanya memandang wajahnya saja
lantas akan dibunuhnya.
Sementara itu salah seorang dari pelayan itu telah
melayangkan tubuhnya dan melancarkan serangan kearah
nya. Melihat gerakan dari pelayan itu, Boen ching segera tahu kalau kepandaiannya tak rendah, badannya segera bergerak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
bersama-sama kursinya yang didudukinya itu, ia menghindar
kesamping hingga serangan itu tak mengenai sasarannya.
Hoa Suan juga sudah bangun berdiri dan menghindari
serangan yang ditujukan kepadanya oleh pelayannya yang
satunya lagi. Melihat serangannya tak mencapai sasaran, kedua pelayan
itu berniat untuk melancarkan serangan yang berikutnya.
Tapi baru saja mereka mengerahkan tenaganya, gadis itu
tiba-tiba membentak dengan nada keras. "Kembali"
Kedua pelayan itu segera meluruskan tangannya kebawah
dan mundur kebelakang.
Kini Hoa Suan telah dapat memastikan, kalau gadis itu
adalah yang disebut oleh orang2 kangow sebagai iblis wanita berwajah cantik.
Diam2 ia merasa khawatir meskipun Boen ching memiliki
kepandaian yang tinggi, tapi mungkin masih belum dapat
menandingi iblis wanita cantik itu. Nampak si iblis wanita
berwajah cantik itu berdiri dengan perlahan2.
Kini telah tahu kepandaian dua orang pemuda itu dan ia
juga tahu kalau kepandaian Boen ching tidaklah rendah.
Kedua orang pelayannya pastilah bukan merupakan
tandingannya, maka dari itu ia membuka mulut untuk
mencegah kedua orang pelayan itu melanjutkan serangannya.
Si iblis wanita berwajah cantik itu membalikkan tubuhnya
dan memandandang Boen ching dengan dingin.
Boen ching yang melihat dia membalikkan tubuh menjadi
berdebar-debar jantungnya, seolah-olah mau melompat
keluar. Wajah gadis itu ternyata seperti pinang di belah dua
dengan Ie Bok Tocu, jika bukannya gadis itu masih berusia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
belasan tahun, tentu ia akan salah menganggapnya sebagai Ie bok Tocu.
Apakah gadis itu adalah puteri Ie bok Tocu yang telah
lenyap pada tahun yang berselang" Si iblis wanita berwajah
cantik yang dipandang sedemikian rupa oleh Boen ching,
menjadi ragu-ragu untuk turun tangan, dalam hatinyapun ia
merasa sedikit tegang.
"Dapatkah nona memberitahukan nama nona kepadaku"
cayhe sedang mencari seorang yang wajahnya sangat mirip
dengan wajah nona sehingga terpaksa aku mengajukan
pertanyaan ini."
iblis wanita berwajah cantik itu malah balik bertanya
kepada Boen ching. "Aku tanya siapa namamu ?"
Suaranya sangat dingin sehingga membuat hati Boen ching
menjadi berdesir bagaikan berada didalam sebuah gudang es.
Boen ching menjadi berdiri ter-mangu2, pikirnya:
"Suhuku Ie Bok Tocu selamanya lemah lembut, tetapi
sipatnya gadis ini ternyata sangat berlawanan sekali dengan sipat suhuku, dalam hatinya ia mulai merasa sedikit kecewa."
Kedua orang pelayan itu juga merasa heran biasanya kalau
ada jago Bulim ditempat yang disinggahi nonanya, hanya
dengan bangun kan tubuhnya lawannya pasti akan segera
mati di tangannya. tetapi kini ternyata nonanya telah
melanggar kebiasaannya, malah menanyakan nama pihak
lawannya itu. Rasanya kalau iblis wanita berwajah cantik itu sudah
bangun berdiri, lawannya tentu akan menjadi pucat pasi
wajahnya karena ketakutan, mana ada orang yang seperti
Boen ching berani memandangnya dengan cara demikian,
apalagi sepasang mata Boen ching memancarkan sinar yang
penuh dengan kegembiraan- Dia yang belum pernah
dipandang orang sampai sedemikian rupa, tanpa merasa telah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
membiarkan Boen ching untuk hidup sebentar lagi dan
memandang nya hingga puas.
Hoa Suan yang berdiri disisi Boen ching berbisik dengan
perlahan-" ching toako, dia adalah iblis wanita ayo kita cepat-cepat lari"
"iblis wanita berwajah cantik?" Boen ching belum pernah mendengar nama semacam itu.
Hoa Suan menyuruh dia lari tentunya kepandaian gadis itu
sangat tinggi, tetapi ia masih ingin memastikan gadis itu
benar-benar putri Ie Bok Tocu yang telah lenyap pada dua
puluh tahun berselang atau bukan-
Kemudian sambil tertawa ia menjawab pertanyaan gadis
itu. "cayhe adalah Boen ching"
Dengan dingin gadis itu menyapu wajah kedua orang itu,
sebenarnya dia juga tidak mempunyai keinginan untuk
menanyakan nama Boen ching. Kini dia sudah tidak
mempunyai bahan percakapan lagi dan jalan satu-satunya
baginya hanyalah membunuh Boen ching.
Tubuhnya segera bekelebat, sedang kedua tangannya


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melancarkan serangan ke arah Boen ching.
Boen ching mengira setelah mendengar namanya gadis itu
tentu akan menyebutkan namanya juga, sungguh tak terkira
dia malah melancarkan serangan kearahnya. Melihat pukulan
yang diarahkan kepadanya itu, Boen ching sudah dapat
mengetahui kalau kepandaian gadis itu berada diatasnya,
bahkan masih lebih tinggi beberapa kali lipat. Dia juga tak berani ber laku ayal-ayalan, pedangnya segera dicabut keluar dari sarungnya, sambil menarik tangan Hoa Suan ia balas
mendesak gadis itu. Melihat jurus ilmu pedang Boen ching
yang sangat aneh itu, iblis wanita berwajah cantik itu segera mendorongkan tangan kanannya dengan mendatar kearah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
pedang Boen ching sedang tangan kirinya menotok jalan
darah "cie chieh To" di dadanya.
Begitu iblis wanita berwajah cantik datang mendekat,
sepasang mata Boen ching segera dapaC melihat sebuah tahi
lalat yang terdapat pada dahinya. Dia adalah orang yang
harus diperhatikan olehnya, demikian pesan Ie Bok tocu dan ia tidak meragukan lagi kalau gadis dihadapannya itu adalah
putri dari suhunya Ie bok Tocu.
Boen ching menjadi sangat gembira, sambil bergerak
mundur ia berseru. "Tahan"
Melihat dua kali pukulannya tidak mengenai sasaran dan
melihat pula ginkang Boen ching yang sangat lihay, iblis
wanita berwajah cantik itu mendengus dan melanjutkan
serangannya tanpa memperdulikan seruan Boen ching, sambil
menghindar serangan itu Boen ching berkata kepada Hoa
Suan- "Adik Suan, jalanlah terlebih dahulu"
Mana mau Hoa Suan pergi dengan begitu saja, tangannya
segera merogoh kedalam sakunya untuk mengambil panah
terbangnya dan dengan berturut-turut melakukan serangan
sebanyak tujuh kali dengan senjata rahasia itu.
Seketika itu juga diatas rumah makan "Lay Hong Lo" penuh dengan senjata yang beterbangan.
Melihat dirinya diserang dengan senjata rahasia, iblis
wanita berwajah cantik itu menjadi gusar, kemudian tubuhnya berkelebat secepat kilat untuk mendesak kedekat Boen ching
dan dengan tangan kosong ia mencengkeram pedang
ditangan Boen ching.
Boen ching menjadi terkejut, kini ia telah tahu kalau gadis itu adalah putri dari suhunya, Ie bok Tocu, tentu ia tak dapat melawannya dengan menggunakan kekerasan, segera ia
menggeserkan pedangnya kesamping untuk memghindari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
cengkeraman itu, tetapi terlambat pedangnya telah berhasil
dicengkeram oleh iblis berwajah cantik itu.
Sebenarnya iblis berwajah cantik itu juga sudah tahu kalau
kepandaian Boen ching tidak rendah, maka ia tidak berani
menggunakan kekerasan untuk merebut pedang lawannya,
Tetapi kini setelah dibikin marah oleh kelakuan Hoa Suan, ia segera mengerahkan tenaganya dan dengan mudah dapat
merebut pedang Boen ching.
Nampak keadaan yang tidak menguntungkan itu,
sebenarnya Hoa Suan akan menghamburkan senjata
rahasianya dengan jurus "Ha n Po Shie Jiet" atau ombak dingin melanda matahari, tetapi kini setelah melihat Boen
ching dan iblis wanita berwajah cantik itu bertempur dalam
jarak yang dekat, ia membatalkan niatnya itu karena takut
kalau2 senjata rahasianya nanti mengenai sasaran yang salah.
Kelima jari tangan iblis berwajah cantik itu mencengkeram
pedang Boen ching dengan kencangnya, sambil mengerahkan
tenaga ia mencoba untuk merebut pedang itu, tetapi
usahanya itu tidak berhasil sementara itu kedua kaki Boen
ching telah melancarkan tendangan-tendangan cepat, tetapi
dengan sedikit miringkan tubuhnya iblis berwajah cantik itu berhasil menghindari serangan itu kemudian dengan datar
tangannya disabet kan kedada Boen ching.
Melihat jurus yang sangat berbahaya dan ganas itu, dengan
terpaksa Boen ching membuang pedangnya dan meloncat
kebelakang. iblis wanita berwajah cantik itu tidak berhenti sampai disitu, sambil membentak ia menubruk kearah Boen ching,
tangannya melontarkan pedang yang baru saja direbutnya itu
kearah Hoa Suan, Boen ching jadi sangat terkejut, pedang
yang dilontarkan kearah Hoa suan itu sedemikian cepatnya,
belum pasti Hoa suan dapat menghindarinya, tangan kirinya
segera memukul miring pedang itu, tetapi serangan iblis
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
wanita berwajah cantik itupun sudah tiba, maka ia terpaksa
menggunakan tangan kanannya untuk menangkis.
Diluar dugaannya, serangan iblis wanita berwajah cantik itu dilakukan sangat cepat sekali sehingga matanya menjadi
kabur dan tahu2 tangan kanannya telah kena dicengkeram
olehnya. Sambil mengerahkan tanganya dengan tangan kiri
Boen ching melancarkan serangan ke arah iblis wanita
berwajah cantik itu. Tetapi bila ia melihat wajahnya yang
sangat mirip dengan suhunya, Ie Bok Tocu, hatinya menjadi
lunak kembali dan serangan itupun dirubah arahnya, sehingga hanya mengancam pergelangan tangannya saja.
Melihat Boen ching ragu2 untuk melancarkan serangan,
dalam hati gadis itu merasa heran dan ragu2, segera
tangannya disentakkan hingga Boen ching tersertak maju dua
tiga langkah kedepan-
Hoa Suan yang melihat Boen ching dengan mudah dikuasai
lawan karena harus memusatkan perhatiannya untuk
menyelamatkan dirinya, segera majukan badannya uutuk
melancarkan serangan kearah punggung iblis wanita itu. Gadis itu tidak menjadi gugup, tangannya segera menarik Boen
ching untuk menahan serangan Hoa Suan itu. Ketika tubuhnya
ditarik menahan serangan itu, dengan secepat kilat Boen ching melancar kan tujuh kali tendangan- iblis wanita berwajah
cantik itu yang kini menghadapi dua oraug lawan segera
menggerakkan tangan kanannya untuk melemparkan tubuh
Boen ching sehingga terlempar kesebuah tiang yang berada
didekatnya. Tubuh Boen ching segera melengkung dan
kemudian menegak untuk menghindarkan dirinya dari
tubrukan dengan tiang itu, sementara itu iblis wanita berwajah cantik itu juga sudah mengundurkan diri kebelakang.
Hoa Suan yang melihat Boen ching selamat dan tidak
kurang suatu apapun, menjadi lega dan tidak berani maju
mengejar iblis wanita itu lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
iblis wanita berwajah cantik itu heran, mengapa Boen ching
tidak berani melancar kan serangan dengan sungguh2,
padahal jika dilihat dari tingkat kepandaiannya, meskipun
belum dapat menandingi dirinya, tetapi dengan dua orang
maju bersama juga belum tentu dirinya dapat mengalahkan
mereka dalam waktu singkat. Tetapi kenyataannya dia telah
berhasil menawan Boen ching hanya dalam tiga gerakan saja.
Setelah berhasil berdiri tegak. Boen ching merasa
pergelangan tangan kanannya sangat kaku dan linu, ketika ia menundukkan kepalanya untuk melihai tampaklah
pergelangan tangannya terdapat bekas lima jari tangan yang
berwarna merah, ia merasa bersyukur karena tangan si-iblis
wanita berwajah cantik itu tidak mengandung racun.
Sambil tersenyum manis iblis wanita berwajah cantik itu
melancarkan serangan lagi kearah Boen ching, kaki kiri Boen ching segera mundur kebelakang selangkah dan sambil
melancarkan ilmu pukulan "Sie Liu Eng Hong" atau pohon liu menahan angin untuk menahan serangan lawan, ia berseru
kepada Hoa Suan-"Adik suan lekas pergi"
Sambil tertawa dingin iblis wanita berwajah cantik itu
membentak: "Hm. . .jangan kamu kira dapat meninggalkan tempat ini dengan mudah"
Tubuhnya bergerak maju dan mendesak ke arah Hoa Suan,
sedangkan angin pukulannya mengancam sekeliling dua orang
pemuda itu. sehingga tidak memberikan kesempatan sedikit
pun kepada Hoa Suan untuk melarikan diri.
Walaupun dua orang pemuda itu telah bersama-sama
mengerubuti iblis wanita berwajah cantik itu, tetapi mereka tetap dipaksa untuk berada dibawah angin.
Selama ini Boen ching tidak pernah memikirkan dengan
cara bagaimana ia harus berusaha untuk mendapatkan
kemenangan, matanya dengan tajam memperhatikan setiap
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
pukulan yang dilancarkan iblis wanita berwajah cantik itu,
sedang dalam hatinya ia berpikir, dengan cara bagaimana ia
berusaha agar gadis itu mengerti akan asal usul yang
sebenarnya. Dalam sekejap mata ratusan jurus telah berlalu, iblis wanita berwajah cantik itu nampak jurus yang dilancarkan Boen ching itu sangat aneh, untuk sejenak ia tak dapat memunahkannya,
tanpa terasa tubuhnya mundur maksudnya akan berganti
dengan ilmu pukulan
Boen ching yang nampak ia mundur ke belakang, hatinya
menjadi bergerak dengan keras teriaknya. "Siauw Ing."
Mendengar teriakan itu iblis wanita berwajah cantik itu jadi termangu- mangu dan berdiri mematung disana, selamanya
tak seorangpun yang tahu akan namanya, tak terduga ini hari pemuda aneh itu yang belum pernah ia jumpai sebelumnya,
ternyata dapat mengetahui dan memanggil namanya.
Boen ching nampak ibis wanita berwajah cantik itu bersikap
demikian, dalam hatinya ia tahu bahwa kali ini dia tak salah terka, sambil tersenyum ujarnya. "Nona Siauw Ing, ibumu sedang mencari mu"
Hoa Suan nampak dua orang itu berbuat demikian jadi
terperanjat, pikirnya, kiranya Boen toako telah mengetahui
nama sebenar nya dari iblis wanita berwajah cantik ini bahkan agaknya punya hubungan sesuatu yang luar biasa.
Biasanya ditempat mana saja, setiap orang yang bertemu
dengan iblis berwajah cantik ini tak seorangpun yang
wajahnya tak diliputi oleh rasa takut dan terkejut, kini ternyata pemuda aneh itu malah tersenyum terhadapnya, teringat
olehnya ketika tadi Boen ching memandangnya dengan sinar
mata yang aneh, hatinya menjadi berdebar, waktu bertempur
tadipun Boen ching agaknya bertempur sungguh-sungguh
tetapi hanya memandang kedua tangannya yang putih mulus
itu sambil melamun, semua sikapnya ini sebelumnya tak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
pernah ia rasakan, bahkan ia sendiripun merasa agak heran
mengapa segala gerak gerik Boen ching itu ternyata tertera
diotaknya sedemikian jelasnya.
Dia menjadi termangu- mangu berdiri disana sesaat
kemudian tiba-tiba ia teringat akan perkataan yang diucapkan Boen ching "lbumu mencari kau?" dalam hatinya diam-diam merasa heran, hal ini mana mungkin bisa terjadi tapi pada
mulutnya ia tetap bertanda: "Dimana ?"
Boen ching yang melihat ia bertanya demikian, hatinya
menjadi gembira, dengan tertawa sahutnya:
"Suhuku telah berusaha mencari kau selama belasan tahun lamanya, sekarang kalau tak salah masih berada digunung Yi
San, tentulah berada disekitar tempat ini."
iblis wanita berwajah cantik itu memandang wajah kedua
orang pemuda itu sekejap. pada saat ini se-akan2 ia sudah tak dapat menurunkan tangan jahat lagi terhadap Boen ching,
dengan tawar ujarnya.
"Selamanya orang yang sudah berada ditanganku, tiada
seorangpun yang dapat hidup lebih lama lagi tapi kau ternyata mengetahui namaku untuk kali ini akan kulepaskan kau
berdoa tapi lain kali kalau bertemu lagi, aku takkan sungkan-sungkan lagi terhadap kalian-"
Mendengar perkataan ini Boen ching menjadi tertegun,
pikirnya. "Entah selama belasan tahun lamanya ini ia dibesarkan oleh siapa, ternyata sikapnya sangat bertentangan dengan sikap Ie Bok tocu, apa yang harus aku perbuat sekarang ini?". Tanpak iblis wanita berwajah cantik itu sambil mendelikkan matanya membentak.
"Masihkah kalian tidak lekas pergi dari tempat ini?" Boen ching dengan perlahan menghela napas, ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Nona tentu tidak percaya akan perkataanku itu. tetapi jika suhuku datang kemari sendiri, nona tentu akan paham, terima kasih pada nona hari ini tidak menurunkan tangan jahat
terhadap kami, lain hari kalau bertemu lagi tentu akan kubalas budimu ini".
Sehabis mengucapkan kata2 ini memungut kembali
pedangnya. dengan menarik tangan Hoa Suan mereka turun
dari loteng rumah makan itu.
iblis wanita berwajah cantik itu memandang bayangan
Boen ching sehingga yang lenyap, dalam hatinya ia tak dapat dikatakan bagaimana rasanya pada saat itu sekonyong-konyong teringat olehnya pesan dari ibunya tiap hari, tetapi senyuman dan pandangan mata Boen ching yang
mempersonakan itu terbayang kembali pada benaknya,
pikirannya menjadi kacau, sedang tangannya memukul keatas
meja hingga menyebabkan ujung meja itu menjadi patah.
Dua orang pelayannya itupun berdiri termangu- mangu
selamanya mereka belum pernah melihat sikap majikannya itu
seperti hari ini, mereka segera bertukar pandangan dan tak
berkata-kata lagi.
Boen ching dan Hoa Suan yang turun dari loteng dalam
keadaan tak kurang sesuatu apapun menyebabkan pelayan-
pelayan dari rumah makan itu memandang mereka dengan
sinar mata yang terkejut dan keheran-heranan. pikir mereka, sungguh sangat heran dua orang pemuda ini mengapa dapat
turun dari atas loteng dalam keadaan hidup-hidup" sungguh
sangat mujarab.
Sepasang mata Hoa Suan memandang pelayan-pelayan
rumah makan itu dengan sinar mata yang dingin, ia
mendengus, sedang Boen ching tak mau memperhatikan hal-
hal yang remeh, dalam hatinya ia masih memikirkan gadis
yang baru saja dijumpainya itu, tak dapat diragukan lagi
adalah putri suhunya yang telah lenyap belasan tahun
berselang, tetapi kepandaiannya ternyata sangat tinggi, entah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
selama ini ia dibesarkan oleh siapa, pikirnya kemudian- "Aku kini telah mengetahui kabar berita dari Siauw Ing sumoay, aku harus cepat pulang untuk memberitahukan hal ini kepada
suhu" Setelah membayar rekening makanan ia mengajak Hoa
Suan keluar dari kedai, tetapi baru saja mereka akan naik
keatas kuda, nampak dari depan jalan mendatang dua orang
pemuda, mereka adalah anak murid dari ketua Khong tong
Pay yaitu cou Tiong Ku dan Lu cie.
Dua orang pemuda itu berhenti tepat dihadapan mereka,
sepasang mata cou Tiong Ku memandang sekejap mata Boen
ching dan Hoa Suan kemudian katanya.
"Boen Siauwhiap. karena tujuh partai besar mendengar kau di mana-mana menyiarkan berita bohong, maka beranikah kau
kini baik ke panggung cay San untuk mengadakan
pembicaraan?"
Boen ching dengan dingin memandang dua orang pemuda
itu, pikirnya. "Dalam waktu yang demikian mendesaknya, jago dari tujuh partai besar tak mungkin dapat terkumpul dalam waktu
sekejap matapun juga.
Tetapi dari murid tujuh partai besar itu tersebar diseluruh pelosok Bulim, pada hal dirinyapun telah memberitahukan
sebagian besar dari peristiwa yang terjadi pada sepuluh tahun berselang, jika demikian terus, orang-orang dari seluruh Bulim tentu akan mengetahui semuanya dan pada saat itu
Ciangbunjin dari tujuh partai besar tentu tak akan melepaskan aku lagi, mereka mempunyai jumlah orang yang sangat
banyak dan pengaruhnya besar, jika mereka bersatu padu
mengerubuti aku seorang diri kiranya aku bukanlah tandingan mereka"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Lu cie mengerutkan alisnya, tanyanya dengan dingin.
"Bagaimana" Apa sudah jera, tak berani pergi-Hoa Suan?"
dengan gusar membentak. .
"Meskipun engkau ada seratus orangpun aku punya ching
Toako juga tak akan memandang sebelah matapun"
cou Tiong Ku kenal akan Hoa Suan, dengan nada dingin
katanya "Kau lima orang bersaudarapun boleh bersama-sama
datang juga"
Habis berkata ia memberi tanda kepada Lu cie dan balikkan
tubuhnya berjalan pergi..
Hoa Suan mendengus, kepada Boan ching ia berkata.
"ching Toako, pengaruh dari tujuh partai sangat besar, kita tak usah memperdulikan mereka itu, lebih baik kita langsung pergi berkunjung kegunung mereka, aku kira pada waktu itu
ketua partai mereka mau tak mau harus keluar sendiri"
Boen ching setelah termenung sejenak, pikirnya ucapan
itupun ada benarnya, orang ini dengan sendirinya tak
mempunyai ganjelan apa-apa, perlu apa bentrok dengan
mereka, jika ada yang luka atau binasa juga tak mendapatkan kebaikan bagi dirinya.
Tetapi waktu itu sekonyong-konyong dari belakang dua
orang pemuda itu terdengar suara orang yang sedang
berkata: "Kedua orang tak mau menghindari pertemuan itukah" aku kira tak begitu mudah. jika memangnya kau Boen ching telah
menjadi takut untuk menghadiri pertemuan tersebut, lebih
baik bunuh diri saja sekarang ini."
Boen ching menoleh kebelakang memandang ternyata
mereka itu adalah sute dari ketua Kong tong pay yaitu Ben


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Loei ci dan Bun cing ci dua orang Toosu itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Ia sadar ditempat ini, disekelilingnya penuh dengan orang-
orang tujuh partai yang mengawasi segala gerak geriknya,
pikirnya. "Meskipun engkau mempunyai banyak orang, kalian mau
apa, aku tak takut kalau tak dapat meloloskan dari kepungan kalian" Lalu katanya pada Hoa Suan.
"Adik suan, engkau berangkatlah terlebih dahulu kegUnung Yi San, aku akan mencoba-coba melihat seberapa besar dari
tujuh partai, kemudian akan menyusul padamu"
Hoa Suan mengangukkan kepalanya, ia tahu ginkang Boen
ching sangat tinggi, jika Boen ching berkata demikian berarti ia tak melawan mereka secara kekerasan. jika ia memaksa
akan ikut, malah mungkin akan merepotkan Boen ching saja,
berpikir sampai disini maka berangkatlah ia menuju kepintu
kota sebelah timur. Boen ching tertawa kepada Ben Loie ci
dan Bu cing ci ia berkata. "Harap kau dua orang suka
membuka jalan"
Perkataan ini meskipun kelihatannya bermaksudkan bahwa
ia tidak akan melarikan diri, tetapi sebenarnya adalah untuk mencegah dua orang toosu tua itu melakukan pengejaran
terhadap Hoa Suan-Bu cing ci dan Ben Loei ci tertawa
tergelak. ujarnya.
"Sungguh tak mengecewakan sebaagai murid dari Thian
Jan Shu" Dengan dingin jawab Boen ching.
"Dua orang toatiang telah salah menerka, suhuku adalah Ie Bok Tocu dari pulau Ie Bok To" Boen Loie ci dan Bu cing ci menjadi tertegun ketika mendengar suhunya bukan Thian Jan
Shu melainkan Ie Bok Tocu, dua orang toosu tua itu menjadi
terkejut, jika Thian Jan Shu masih tidak mengapa, karena ia telah binasa, sehingga dirinya tak usah menghawatirkan,
tetapi jika Ie Bok Tocu, ia masih hidup, terhadap urusan ini tentu ia akan ikut campur tangan-Terdengar Boen ching
berkata: "Buka jalan"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Dua orang toosu tua itu tertawa dingin, pikirnya.
"Kalau Ie Bok Tocu lalu mau apa" pengaruh dari tujuh
partai sangat besar, bukanlah dapat diganggu semaunya
saja." Tubuh Boen Loie ci dan Bu cing ci berkelebat mendahului
berjalan dimuka setelah keluar dari kota Tay An mereka berlari menuju kegunung Thay San, Boen ching segera mengempit
perut kudanya dan mengikuti berjalan dibelakang dua orang
tosutua itu menuju kegunung Thay san-
Setelah sampai disuatu lembah yang sempit nampak
didepannya telah tak ada jalan lagi. ternyata lembah itu
adalah suatu lembah buntu, membuat hatinya menjadi
kecewa. Tampak Bu cing ci sambil membalikkan tubuhnya
dengan tertawa berkata.
"Didunia kangouw kau telah menyiarkan khabar bohong,
sehingga merusak pandangan baik orang2 dunia kangouw
terhadap kami tujuh partai besar ini, terpaksa kami akan
menyuruh kau terkubur ditempat ini untuk selamanya"
Boen ching balikkan tubuhnya memandang kebelakang
terlibat dibelakang tubuh nya telah berkerumun ratusan orang banyaknya jago-jago dari Bu lim semuanya itu telah memutus
jalan mundur dirinya, dalam hatinya diam-diam merasa
terkejut, pikirnya.
"Kiranya mereka sejak tadi telah mengadakan persiapan
ditempat ini menunggu aku, tak terkira karena aku tak kenal akan keadaan tempat ini sehingga terjebak oleh perangkap
mereka". Ratusan orang jago2 Bulim yang berada di situ telah
mencabut keluar senjata mereka, Bu cing cie dan Ben Loei
ceipun mencabut keluar pedangnya sambil tertawa dingin
ujarnya: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Menurut pandanganku lebih baik kau bunuh diri saja, yang pasti hari ini kau tak akan dapat keluar dari tempat ini dalam keadaan hidup".
Boen ching memandang sekeliling tempat itu, tanpa
mengeluarkan sepatah kata pun ia segera turun dari kudanya, sambil mencabut pedangnya ke luar, Boen ching lari menuju
kedinding tebing dihadapannya.
Boen Loie cie dan Bu cing cie segera menghindar
kesamping sambil tertawa terbahak-bahak katanya. "Diatas dinding itupun telah siap orang-orang dari pihak kami, lebih baik kau jangan memikirkan yang bukan2 untuk melarikan diri melalui tebing itu"
Ketika Boen ching dongakkan kepalanya, tampak berpuluh-
puluh jago Bulim muncul di atas tebing dinding itu, hatinya diam-diam merasa terkejut, tak terkira pengaruh dari tujuh
partai demikian besarnya hanya dalam waktu yang singkat itu telah dapat mengumpulkan sedemikian banyak jago-jago dari
Bu lim ketempat ini, jika dilihat kepandaian dari orang2 itu tidaklah rendah, mungkin mereka adalah anak murid dari
tujuh partai besar.
Ia memandang sekejap pada orang-orang itu kemudian
dengan nada yang sangat dingin ujarnya:
"Tak kusangka yang disebut tujuh partai besar dari daerah Tionggoan tak lain dan tak bukan adalah kawanan cecunguk
semuanya". Boen ching cie tertawa dingin, ujarnya.
"Terhadap murid Thian Jan Shu tak ada yang dapat
dibicarakan lagi, jika kau akan mengadukan urusan ini nanti setelah sampai diakhirat, adukaniah urusan ini seluruhnya
pada Giam Lo ong.
Boen ching membalikan tubuhnya dan melancarkan
serangan hebat, Boen cing ci dan Ben Loei ci segera
menangkis dengan pedangnya, sedang anak murid dari tujuh
partai besar yang berada dikanan kiri semuanya maju
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
mengerubut, berpuluh macam senjata dari empat penjuru
menyerang kearahnya.
Boen ching dengan gusar membentak dengan keras, ia
melancarkan tujuh kali tendangan sekaligus, tendangannya
yang secepat kilat itu membuat tujuh buah senjata terlempar lepas, tetapi saking banyaknya jago-jago Bulim yang
mengerubutinya dengan kekuatannya seorang diri, mana ia
dapat menahannya, meskipun ia berhasil menendang terbang
tujuh buah senjata, tetapi tetap tidak dapat menghindarkan
diri dari kerubutan jago-jago Bulim sebanyak itu, bajunya
telah robek satu lubang besar terkena sambaran pedang pihak lawan tujuh orang.
Ben Loei ci mendengus, tak disangka Boen ching yang
dikepung oleh demikian banyak jago-jago Bu lim itu ternyata masih berani melancarkan tendangan untuk balas menyerang
musuh, tetapi meskipun demikian, kiranya Boen ching juga tak dapat lolos dari kematian dalam sepuluh jurus mendatang.
Pedang Boen ching menekan dengan keras kebawah,
membuat pedang seorang lawannya di tekan, tangannya
segera menyambar dan melemparkannya tubuh itu
kebelakang. Ia tahu jika dengan kekuatan sendiri, untuk lolos dari
kepungan musuh adalah tidak mungkin akan terjadi. satu-
satunya jalan baginya untuk meloloskan diri adalah menawan
musuh untuk dijadikan tameng terhadap serangah pihak
lawan- Setelah ia melontarkan tubuh orang itu segera menyambar
pula seorang lagi diputar sedemikian rupa disekeliling
tubuhnya kemudian melemparkannya kebelakang untuk
kemudian menerjang maju.
Ben Loei ci dan Bu ching ci nampak hal itu menjadi
terkejut, tubuhnya segara berkelebat sambil bersama-sama
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
mengerang kearah Boen ching untuk menutup jalan mundur
baginya. Ketika Boen ching nampak dua orang toosu tua itu
memutar kedepan tubuhnya sambil melancarkan serangan,
tangan kirinya yang baru saja akan diulurkan keluar terpaksa ditarik kembali, sedang ditangan kanannya dengan sekuat
tenaga menyabet, menyapu jatuh lima bilah pedang, sedang
badannya membungkuk menghindar, tetapi tangan kirinya
tidak tinggal diam dan melancarkan tusukan kearah pihak
lawan, tetapi malang baginya. tahu-tahu seorang lawan
disisinya telah membacokkan senjata nya yang menyebabkan
tangan kirinya terluka.
Boen ching mendengus, sebaliknya Bu cing ci dengan
kawan-kawannya menjadi girang teriaknya.
" Lekas serbu dan kepung rapat-2"
Boen ching dengan gusar membentak, tubuhnya berkelebat
secepat kilat dan melayang turun diluar kalangan.
Semua orang yang nampak hal ini dengan cepat maju
kedepan dan mengepung rapat2 Boen ching lagi tetapi karena
orangnya yang terlalu banyak itu menyebabkan sebagian yang
sebenarnya berada dideret paling depan dan mempunyai
kepandaian yang agak tinggi ini malah menjadi sukar untuk
maju. Boen ching tidak mau memperdulikan luka yang diderita
dilengan kirinya itu, dia membentak keras pedangnya
melancarkan serangan gencar dengan paksa ia mendesak
mundur delapan buah senjata, sedang kedua kakinya
melancarkan tendangan berantai memaksa orang-orang yang
berdiri dibelakangnya, tangan kirinya menyambar lagi seorang dan menggunakannya sebagai senjata menyapu keempat
penjuru, nampak hal ini semua orang tak berani menangkis
takut kena kawan sendiri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching memutar tenang tubuh orang itu sambil
menerjang keluar, tetapi baru saja dia menerjang setengah
jalan, Bu cing ci dan Ben Loei ci telah datang menyerbu,
tangan nya terpaksa melepaskan dan melemparkan tubuh
orang itu, kemudian dengan menggunakan ginkangnya "Shen Au Ban Li" atau suara meraung laksa li, melayang kearah luar kalangan-BARISAN Jago-jago Bu-lim itu menjadi terdesak. dengan
melayangkan tubuhnya kali ini ia berhasil menerjang maju
sepuluh langkah lagi, sedang orang-orang yang berada
dihadapannyapun makin berkurang, pedangnya ber-turut2
menyontek membuat senjata lima orang yang menerjang
disisinya terlepas, sedangkan tubuhnya melanjutkan
menerjang melayang keluar lembah.
Bu cing ci dan Ben Loei ci menjadi sangat gusar, tetapi
mereka juga tidak dapat berbuat apa2, sebenarnya dua orang
toosu tua itu mengira Boon ching tentu akan mati dilembah itu tak dinyana ia berhasil meloloskan diri dari kepungan yang
rapat Itu. Se-konyong2 muncul seseorang dihadapan Boen ching
yang sedang menerjang, tubuhnya tertahan oleh Kebutan baju
orang itu. Boen ching nampak jalan keluarnya tertutup lagi, menjadi
sangat terkejut dan gusar, ketika ia mendongakkan kepalanya tampak orang yang baru datang itu ternyata seorang pendeta
tua, ia tak dapat mengingat diantara orang partai besar itu siapakah yang mempunyai kepandaian yang sedemikian
tingginya, sekalipun dia dalam keadaan terluka, ketua tujuh partai besar manapun kalau turun tangan sendiri juga belum
tentu memaksanya untuk mundur.
Bu cing ci dan Ben Loei ci ketika nampak pendeta yang
baru datang itu hatinya menjadi sangat girang, kiranya
pendeta yang baru datang itu adalah suheng dari ketua Kun
lunpay Jian ciuthaysu. Dan yang tidak menginginkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
kedudukan sebagai ciangbunjin dari partai Kun lunpay. ia
mengalah dan menyerahkan kedudukan ketua itu kepada
Kiem Kiam-siucay atau Sastrawan berpedang emas, chiang
Thian Yu. Selama hidupnya ia hanya gemar untuk
mengunjungi tempat-tempat kenamaan- selamanya tak
pernah ia mau ikut campur dunia kangouw, ternyata tak
disangka ini hari dapat muncul ditempat ini.
Dua orang tosu tua itu dengan tergesa-gesa maju kedepan
dan memberi hormat kepada Jian ciu thaysu sambil berkata.
"Thaysu, apakah selama ini baik2 saja."
Jian ciu thaysu membalas hormat dua orang toosu tua itu
dan memandang sejenak pada wajah mereka, lalu katanya.
"Dua orang toaheng berbuat demikian- mungkin tak dapat diterima dalam peraturan dunia kangouw."
Boen ching yang nampak Jian ciu Thaysu demikian
dihormati tiap2 orang yang hadir di tempat itu, ia malah ingin melihat dengan cara bagaimanakah ia akan mengambil
tindakan selanjutnya.
Terdengar Ben Loei ci berkata.
"Thaysu, harus mengetahui, aku dua orang berbuat
demikian, bukannya untuk kepentingan Khong tong Pay kami
saja, adalah tujuh partai besar bersama-sama memutuskan
untuk berbuat demikian"
Dalam ucapan ini ia telah memperlihatkan rasa tidak
puasnya, bagaikan ucapan Jian ciu Thaysu yang menyatakan
tindakannya itu tidaklah seharusnya diucapkan keluar.
Sepasang alis Jian ciu Thaysu menjadi berdiri, ia menyapu
sejenak orang-orang yang hadir ditempat itu, nampak anak
murid tujuh partai besar semuanya hadir, lalu tanyanya.
"Dua orang tooheng berbuat demikian, apakah ciangbunjin-ciangbunjin dari tujuh partai besar telah menyetujui
semuanya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Bu cing ci nampak Boen ching telah terhalang jalan
perginya, tetapi juga takut Jian ciu Thaysu tak mau memberi bantuannya. lalu berkata.
"Pokoknya ciangbujin dari partai Kun-lunPay si Sastrawan berpedang emas, chiang Thian Yu juga telah menyetujuinya"
Dalam perkataannya ini mengandung arti bahwa engkau
adalah orang Kun lunPay, dan Kum lun Pay telah menyetujui
untuk berbuat demikian, sekalipun kau Jian ciu Thaysu adalah suheng dari si Sastrawan berpedang emas, tetapi juga tak
dapat menghalang-halangi urusan ini.
Dalam hati dalam2 Jian ciu Thaysu menjadi gusar, tak
disangka si Satrawan berpedang emas chiang Thian Yu
tambah lama bertambah tidak keruan tindakannya. Bu Kie chie orangnya sangat lincah dan kejam ternyata chiang Thian Yu
malah sering berkumpul dengannya dan kini menyuruh anak
murid Kun lun Pay mengerubuti seorang pemuda yang baru
berusia dua puluh tahunan ini, sekalipun orang ini besar
dosanya. Kun lun Pay sebagai suatu partai murni juga tak
dapat berbuat demikian-Dengan perlahan-lahan ia mengulangi
pertanyaannya lagi.
"Entah apakah ciang bunjin2 dari tujuh partai besar telah menyetujui untuk berbuat demikian?"
Bu cing ci tak berarti berbohong, katanya.
"Ketua Siauw limpay, Hay Goat Thaysu tidak menginginkan Siauw limpay terlibat dalam perbuatan didunia kangouw, apa
lagi pemuda ini dahulu telah lolos dari pukulannya, sehingga anak murid Siauwlimpay tidak ikut ambil bagian hari ini."
Jian ciu Thaysu mendengus, selamanya ia paling
menghargai dan hormati, sikap serta kepandaian Hay Goat
Thaysu, terhadap partai-partai yang lain sekalipun terhadap Sing Ko Toosu yang menjabat sebagai ketua Butong Pay, ia
masih menganggap mereka terlalu mementingkan diri sendiri
dan mencari nama, kini setelah mendengar Siauw limpay tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
ikut serta, ia merasa lebih tidak puas lagi terhadap sutenya Kiem Kiam Siucay" ching Thian Yu.
Ia palingkan kepalanya dan bertanya kepada Boen ching.
"Engkau sebagai anak murid dari Thian Jan Shu, apakah
kini hendak mencari orang-orang dari tujuh partai besar untuk menuntut balas atas kematian suhumu Thian Jan Shu?"
Boen ching tertawa-tawa, sahutnya.
"Menuntut balas memang perlu, tetapi aku bukan murid
dari Thian Jan Shu" juga bukan karena kematiannya lalu aku datang menuntut balas, Thian San chiet Kiam waktu itu telah menolong aku, kini akupun ingin menuntut balas kepada
mereka-mereka itu karena mereka telah membunuh mati
Thian San chiet Kiam, bahkan memukul aku hingga hampir
mati, jika bukannya suhuku Ie Bok Tocu telah menolongku,
sejak dahulu aku telah tewas".
Setelah mengucapkan kata-kata ini, seluruh jago-jago Bu
lim yang hadir ditempat itu menjadi gempar Jian ciu They
sudah berubah wajahnya, dengan gusarnya ia berkata.
"Engkau bilang ciangbunjin dari tujuh partai besar telah membunuh mati Thian San chiet Kiam?"
Dengan dingin jawab Boen ching.
"Benar, waktu itu ketua Siauw limpay, Hay Goat Thaysu tak tahu akan hal yang sebenar nya, tetapi setelah terjadinya
peristiwa itu iapun telah mengetahui hal yang sebenarnya
telah terjadi".
Jian ciu Thaysu agak tidak percaya terhadap ucapan itu,
Boen ching nampak ratusan orang yang berada disana
tertegun semuanya, dengan lantang lanjutnya:
"Mereka ingin membunuhku juga karena aku mengetahui
rahasia ini, bahkan ilmu silat peninggalan Thian Jan Shu yang tertera pada tujuh buah Hioloo kuno itu juga telah di bagi2kan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
oleh ciangbunjin dari tujuh partai besar itu, masing-masing orang mendapat satu buah Hioloo".


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Setelah Boen ching berkata demikian, mau tak mau Jian ciu
thaysu pun menjadi percaya, ia termangu- mangu, sepuluh
tahun berselang memang benar "Kiem Kiam Siucay", ching Thian Yu membawa pulang sebuah Hioloo kuno, sejak itu pula
ketua tujuh partai besar telah menutup diri tak berkelana lagi didunia kangouw, tak disangka semuanya itu ternyata
mempunyai hubungan dengan peristiwa sepuluh tahun
berselang dipuncak IHwee Ing. Wajah Bu cing ci menjadi
pucat pasi, kepada Jian ciu thaysu ia berkata. " Boen ching ini tak dapat dibiarkan pergi."
Jian ciu thaysu yang sedang ragu-ragu, pedang Boen ching
telah melancarkan serangan hebat kearahnya, sebenarnya dia
dapat melancarkan pukulan untuk menahannya, tetapi dia
tidak ber buat demikian-
Ben Loei ci dan Bu cing ci segera bersama-sama maju
menyerang Boen ching.
Boen ching menarik kembali pedangnya dan melancarkan
serangan dengan menggunakan ilmu "Huan Ie Bok Kiamhoat"
ilmu pedang "Ie Bok Kiam Koat" saja sudah sangat aneh, apalagi ilmu pedang "Huan Ie Bok Kiam Hoat ini jauh lebih aneh lagi bahkan sangat berlawanan dari kebiasaan orang
menggunakan pedang. tiap jurus yang dilancarkan pun sangat
aneh sekali. Dalam sekejap mata saja ia telah melancarkan lima kali
serangan Jian ciu thaysu, Bu cing ci dan Ben Loei ci terdesak mundur terus, tahu-tahu tubuh Boen Ching bagaikan elang
raksasa melayang ketengah udara dan lari turun gunung.
Jian Ciu-thaysu memandang bayangan Boen Ching hingga
lenyap dari pandangan, ia menghela napas, ia tahu jika dia
sebagai Boen Ching tentu akan berusaha untuk menyapu
bersih orang2 dari Kun lunpay.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Tubuhnya segera berkelebat turun gunung dan kembali
kegunung Kun lun san, urusan ini dia pasti akan
menanyakannya lebih jelas lagi kepada "Kiem Kiam siu-cay"
Chiang Thian Yu,jika memangnya ia berbuat demikian,
terhadap kemajuan Kun lunpay pada masa yang akan datang
tentu akan mengalami kesulitan- Siauwlimpay berbuat
bagaimana, Kunlunpay harus pula berbuat bagaimana.
Bu Cing Ci dan Ben Loei Cipun ter-mangu2 dengan lolosnya
Boen Ching kali ini, berarti pula runtuhnya nama baik tujuh partai besar.
-oo0dw0oo- DENDAM KESUMAT SELAMA 10 TAHUN.
BOEN CHING yang nampak sikap Jian Ciu thaysu demikian,
ia menjadi beranggapan mungkin dengan sikapnya itu ia
berusaha untuk menjaga nama baik Kunlunpay dan
mengulangi kembali peristiwa sepuluh tahun yang lalu
dipuncak Hwee Ing, maka tidak menunggu sampai Jian ciu
thaysu mengambil keputusan, ia sudah melancarkan serangan
dan menerjang keluar dari lembah itu. Setelah keluar dari
lembah sempit itu, pikirnya.
"Jika aku langsung turun gunung, tentulah di bawah sana telah penuh dengan orang-orang tujuh partai besar yang
mencegat jalan keluar lebih baik aku lari keatas gunung dan sementara menghindarkan diri dari orang-orang tujuh partai
besar, baru kemudian turun gunung pergi mencari jejak dari
Hoa Suan" Dia berputar-putar diatas gunung beberapa waktu, tetapi
malang baginya ia malah tersesat dan tak menemukan
kembali jalan keluar untuk turun gunung, dalam keadaan yang cemas itu, tiba-tiba nampak olehnya didepannya terbentang
suatu hutan bambu yang sangat lebat, dengan perlahan ia
berjalan menuju kehutan tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Ketika berjalan sepuluh langkah kehutan bambu itu, suatu
angin berhembus datang yang menyebabkan daun-daun
bambu membuka sebuah bayangan sangat dikenalnya
terbentang dihadapannya, hatinya terasa akan melompat
keluar diatas batu besar didalam hutan bambu itu duduklah
seorang siucay, orang itu tak lain dan tak bukan adalah
suhunya yang belum berselang lama berpisah dengannya, Ie
Bok tocu, Shie Yun Ku.
Baru saja Boen ching akan berjalan menuju kesana, dari
jauh terdengar suitan nyaring yang makin lama makin
mendekat dan telah memasuki hutan bambu itu, diam-diam
hatinya merasa terkejut orang yang baru datang itu sudah
dapat diketahui tingginya kepandaian yang dimiliki hanya dari suara suitan nyaring itu saja.
Suitan nyaring itu secepat kilat makin lama makin
mendekat, sebuah bayangan abu-abu berkelebat masuk
kehutan bambu itu.
Boen ching menjadi tertegun, dengan per-lahan2 mengintip
kedalam hutan bambu itu, ginkangnya adalah ajaran langsung
dari Ie bok Tocu sehingga ia dapat dihitung sebagai jago yang berilmu tinggi didalam dunia kangouw, ditambah lagi d angan suara angin yang keras dari suara daun bambu membuat dua
jago Bu Lim yang duduk didalam hutan bambu itu sedikitpun
tidak merasakan kalau ada seorang yang lagi mengintip gerak gerik mereka itu.
Ketika ia makin mendekat dan mulai mengintip. begitu
tampak orang yang duduk dihadapan ie bok Tocu, hatinya
merasa sangat terkejut, Pakaian dan wajah orang itu persis
"Thiat Peh Tok Cau" Mo Cing bagaikan pinang dibelah dua, hanya orang ini jauh lebih tua usianya.
Dua orang itu berdiam diri sejenak, kemudian terdengar
dengan dingin orang itu berkata kepada Ie bok Tocu.
"Engkau mencari aku entah mempunyai urusan apa?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Ternyata tak salah dugaanku, kalau begitu kau tentunya murid Thian Jan Shu Cianpwee waktu itu, dan kini membuat
namamu membuat orang berubah wajahnya jika
mendengarnya Tok Thian Cun"
Boen Ching yang berada diluar hutan ketika mendengar hal
ini, hatinya saking terkejutnya hampir saja melompat keluar, pikirnya.
"Kiranya orang ini adalah Tok Thian choen si-raja racun, tak kusangka di adalah murid dari Thian Jan Shu. tak heran kalau kepandaiannya sangat tinggi" Tok Thian cun dengan dingin berkata..
"Aku adalah Tok Thian cun, tetapi dari dahulu aku tidak mengakui Thian Jan Shu sebagai suhuku, jika aku tidak salah ingat engkau tentu adalah puteri Tan coe Coen Shi Yun Ku"
Ie Bok Tocu tersenyum jawabnya.
"Engkau juga tidak salah menerka, aku adalah putri Tan coe Coen Shie Yun Ku, peristiwa dua puluh tahun yang lalu
apakah kau masih mengingatnya?"
Tok Thian cun tertawa dingin, sahutnya: "Apakah ingin
tahu jejak dari puterimu?"
Ie Bok tocu menganggukkan kepalanya, jawabnya. "Sudah
hampir sepuluh tahun, aku masih tetap mencari jejak
puteriku" "ooh..." pada matanya memancarkan sinar yang aneh, kemudian dia lanjutnya.
"Sudah dua puluh tahun, aku ingin mencoba bagaimana
hebatnya kepandaian dari puteri Tan Coe Coen"
Sehabis berkata tangannya melancarkan tiga kali serangan
kearah Ie Bok tocu.
Ie Bok tocu yang nampak Tok Thian Coen ingin menjajal
kepandaiannya, ia tertawa tawar, tubuhnya melayang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
ketengah udara, dengan seenaknya ia menghindarkan diri dari pukulan yang dilancarkan Tok Thian Coen itu.
Mata Tok Thian Toen memancarkan sinar tajam, sedang
pada mulutnya ia berkata. "Bagus sambutlah seranganku ini"
Tangannya melancarkan lagi lima kali serangan berturut-
turut, lima buah serangan ini semuanya ditujukan keseluruh
tubuh Ie Bok tocu.
Tubuh Ie Bok Tocu berkelebat lagi dan ternyata dengan
cepat dapat menghindarkan diri dari seluruh pukulan itu.
Boen ching yang berada disampingnya, nampak yang
terkena pukulan Tok Thian coen yang ke tiga kaki dibelakang Ie Bok tocu, semuanya tertera delapun buah telapak tangan
yang berwarna hitam gelap. dan melesek tiga dim dalamnya
pada bambu itu, diam-diam ia merasa terkejut, kepandaian
dari Tok Thian coen ini tak terkira tingginya hingga sukar
diukur. Tok Thian coen yang nampak ginkang Ie Bok tocu demikian
hebatnya, ia membentak nya lagi.
"Bagus, sambut sekali lagi"
Tubuhnya berkelebat dan sekaligus melancarkan delapan
belas kali pukulan ke arah Ie Bok Tocu.
Ginkang Ie Bok tocu adalah nomor wahid didunia Kangouw,
tubuhnya melayang keudara dan mengeluarkan ilmu "Hui Sie Yu Seh" atau terbang melayang bermain serat, tubuhnya
lantas saja segera melayang-layang ditengah udara.
Dengan tanpa gentar sedikitpun, ketika angin pukulan
sampai, ia baru melayang menghindar, delapan belas pukulan
Tok Thian coen tak satupun yang dapat mencapai sasarannya.
Tubuh Tok Thian coen bergerak mundur dengan tanpa
perubahan sedikitpun wajah nya, ia berkata.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Puteri Tan Coe Thoen sungguh-sungguh hebat
kepandaiannya" Ie Bok Tocu tertawa tawar, sahutnya.
"Tingginya kepandaian Tok Thian cun ternyata dapat
memadai kepandaian Thian Jan Shu waktu itu, aku hanya
mengandalkan ginkangku untuk menghindar, tak dapat
dikatakan kepandaian yang sangat hebat"
Tok Thian Coen seperti tidak ingin melihat senyum dibibir
Ie Bok Tocu, sinar matanya menajam, katanya.
"Waktu itu Thian Jan Shu karena Tan Coe Coen belum juga memenuhi janjinya, telah memerintahkan aku untuk
membawa pergi puterimu dan meninggalkan surat minta kamu
sekalian datang bertempur, apakah kamu tidak mengetahui
semuanya itu?"
Mata Ie Bok Tocu agak merasa pedih, sejenak kemudian
katanya. "Kiranya demikian, entah puteriku sekarang berada dimana, dapatkah kau memberitahukannya kepadaku?"
Dengan dingin jawab Tok Thian Coen.
"Puteri Thian Jan Shu telah membawanya pergi, berita dan jejak selanjutnya aku tak tahu"
Ie Bok Tocu menjadi tertegun, ia ter-mangu2 dan duduk
mematung disana, ia mengira jika dapat mencari Tok-Thian-
Coen tentu dapat mencari kembali puterinya, tetapi tak
disangka ternyata tetap tidak dapat menemukannya.
Tok Thian Coen nampak keadaan Ie Bok Tocu yang sangat
menyedihkan itu, matanya memancarkan sinar yang aneh,
kemudian ujarnya.
"Nona Shie sampai jumpa lagi dilain waktu"
Sehabis berkata tubuhnya berkelebat menghilang ditengah
hutan bambu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Ie Bok Tocu nampak Tok Thian coen telah pergi, dengan
perlahan ia menghela napas tak tertahan ia meneteskan air
matanya. Dengan cepat Boen ching bangun berdiri. Ie Bok Tocu
segera memalingkan kepalanya baru akan membuka suara,
nampak yang datang ternyata adalah Boen ching, bibirnya
hanya sedikit bergerak. kemudian katanya: "Kiranya adalah anak ching yang datang"
Boen ching segera berteriak dengan keras. "Suhu "
Ie Bok tocu merangkul Boen ching dengan mesranya, air
matanya meleleh keluar dari kelopak matanya. Boen ching
tahu ia sedang memikirkan putrinya, teriaknya. "Suhu engkau jangan menangis, jejak Siauw In sumoay aku telah
mengetahuinya"
Tubuh Ie Bok tocu menjadi gemetar, ia mendorong tubuh
Boen ching dan bertanya. "Anak ching, engkau bilang apa?"
Sahut Boen ching dengan cepat.
"Siang tadi aku baru bertemu dengan Siauw In sumoay,
tetapi dia telah tidak mengingat semuanya, aku terpaksa
datang mencari suhu, tak disangka secara kebetulan dapat
bertemu ditempat ini"
Ie Bok Tocu menjadi sangat girang, ia segera menghapus
air matanya, Boen ching tidak menanti sampai Ie Bak Tocu
membuka mulut bertanya, telah mulai menceritakan
pengalamannya ketika bertemu dengan si iblis wanita
berwajah cantik diloteng rumah makan "Lay Hong to"
Selesai mendengar cerita Boen ching itu, Ie Bok tocu
merasa entah ia harus bergirang atau harus berduka, ia takut untuk pergi mencari si iblis wanita berwajah cantik itu, takut ia tak mau mengenalinya lagi, tetapi tak pergipun tak dapat,
kemudian ia dongakkan kepalanya memandang keadaan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
cuaca, waktu itu haripun telah hampir gelap. setelah ragu-
ragu sejenak kemudian katanya.
"Anak ching, cepat kau bawa aku pergi kesana, coba lihat apakah Siauw In masih berada disana"
Boen ching d angan cepat menganggukkan kepalanya, dua
orang itu segera lari turun gunung Thay An, dan lari menuju kota Thay An.
Sesampainya dikota Thay An, dua orang itu langsung
menuju ke loteng rumah makan "Lay Hong Lo"
Ketika mereka telah tiba dirumah makan itu, Ie Bok tocu
menahan tubuh Boen ching. ia tidak diperkenankan Boe ching
langsung masuk kedalam, sambil menarik tangan Boen ching
dengan riangnya Ie Bok Tocu melompat naik ke atap loteng
itu, kemudian mengintip kedalam.
Ketika Boen ching menundukkan kepalanya memandang,
ternyata iblis wanita berwajah cantik dengan dua orang
pelayannya itu masih belum pergi dari rumah makan itu.
Tiga orang gadis itu duduk menjadi satu, diatas meja masih
terdapat sisa2 dari sayur dan arak. tak berapa jauh dari tiga orang gadis itu berdiri enam orang laki2, keenam orang itu
agaknya baru saja naik ke atas loteng, tampak dengan wajah
gusar mereka memandang si iblis wanita berwajah cantik itu.
Boen Ching palingkan wajahnya meman-dang Ie Bok Tocu,
tampak dia bagaikan sedang termangu- mangu memandang
ke dalam, sedang matanya telah penuh dengan air mata.
Ie Bok Tocu menarik tangan Boen Ching, dengan bersama-
sama mereka melayang turun ke belakang tiga orang gadis
itu, baru Boen Ching mau membuka suara tetapi Ie Bok Tocu
telah menggelengkan kepalanya. Boen Ching melibat mata
suhunya itu sedang memandang terpesona pada bayangan
iblis wanita berwajah cantik itu, tubuhnya tak bergerak
sedikitpun, ia bagaikan tidak menginginkan iblis wanita
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
berwajah cantik itu tahu akan kehadirannya, pandangan
pertama ia telah mengenal gadis ini adalah puterinya, tetapi jika misalnya iblis wanita berwajah cantik ini tak mau
mengenalinya " lalu bagaimana " lebih baik sekarang juga ia memandang hingga puas bayangan itu.
Enam orang lelaki itu seperti tidak melihat atas kehadiran
dua orang itu, hanya dengan gusar mereka memandang iblis
wanita berwajah cantik itu. Terdengar iblis wanita berwajah cantik itu dengan dingin mendengus, ujarnya. "Kamu enam orang telah datang terlambat" Salah satu dari keenam orang lelaki itu membentak: " Kembalikan jiwa Toako kami "
Sehabis berkata ia menubruk maju dengan hebatnya.
iblis wanita berwajah cantik itu membalikkan tangannya
dan melemparkan dua batang sumpit yang melayang secepat
kilat kearah orang itu dan menancap dikedua mata laki-laki
itu, ia menjerit ngeri dan jatuh di atas tanah, sedang kedua tangannya dengan serabutan mencakar dahinya.
Seorang lelaki lagi maju menubruk. iblis wanita berwajah
cantik itu tertawa dingin, tangannya menyambar cangkir arak yang berada diatas meja dan dilemparkan kearah orang itu,
cangkir arak itu dengan keras melesak masuk kedalam
dahinya, orang itu mati seketika itu juga.
Sisanya empat orang, wajahnya berubah menjadi pucat
pasi, dan bersama-sama menubruk ke arah iblis wanita
berwajah cantik, ia tertawa dingin, badannya berkelebat,
tahu2 tubuh keempat orang itu terpental jatuh kebawah
loteng terkena serangan pukulan telapak tangannya, dengan
diiringi suara jeritan ngeri.
Saking kagetnya Boen ching menjadi berdiri tertegun
disana, untuk pertama kalinya ia melihat iblis wanita berwajah cantik itu turun tangan dengan demikian ganas dan kejamnya, tadi siang dirinya masih memandang terpesona padanya,
tetapi kini iblis wanita berwajah cantik itu tertawa dingin lagi,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
ia membalikkan tubuhnya, tetapi begitu nampak dua orang
yang sedang berdiri tertegun disana, wajahnya tiba2 berubah menjadi pucat, setelah memandang terpesona pada dua orang
itu, segera ia membalikkan tubuhnya, ia lari turun loteng,
sedang dua orang pelawan itu menoleh kebelakang, tetapi


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

begitu memandang merekapun segera balikkan tubuhnya dan
melarikan diri.
Boen ching sebenarnya akan mengejar ke arah mereka,
tetapi tampak Ie Bok Tocu tetap tidak bergerak. ia lalu
menoleh memandang, ia tampak Ie Bok Tocu sedang
termangu- mangu berdiri mematung disana, air matanya
menetes membasahi pipinya, sedang sepasang matanya masih
memandang kursi di mana iblis wanita berwajah cantik itu tadi duduk.
Boen Ching nampak Ie Bok Tocu menjadi bersedih hati,
dengan halus dia memanggil.
Tetapi Ie Bok Tocu bagaikan tak mendengarnya, ia tetap
masih berdiri ter-mangu2 disana.
Sejenak kemudian, dengan perlahan Ie Bok Tocu
menggumam: "Ia telah pergi . . ."
Selama belasan tahun ia merindukan puterinya, tetapi ini
untuk pertama kalinya dia bertemu, ia melihat puterinya
ternyata adalah seorang gadis yang sangat kejam, hampir saja ia tak percaya pada matanya sendiri, tetapi semuanya ini
benar2 terjadi, masih ada dua orang yang penuh dengan
darah menggeletak mati di hadapannya.
Tubuh Ie Bok Tocu menjadi ter-huyung2, dengan cepat
Boen Ching memegangnya, dalam hatinyapun ia merasa
bersedih hati, tetapi kemudian katanya.
"Suhu, mungkin Siauw Ing Sumoay hanya satu waktu
berbuat demikian, akhirnya ia tentu akan berubah"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Ie Bok Tocu denganperlahan menghela napas, dia melirik
pada Boen ching, selama hidupnya dia hanya menerima
seorang murid saja, sebenarnya dia ingin mencari kembali
puterinya tidak sesuai kalau dijodohkan pada Boen ching,
sejak kecil Boen ching adalah dia yang membesarkan, dia tak dapat berbuat demikian sehingga menyusahkan muridnya.
setelah termenung sejenak. ia tertawa tawar, katanya.
"Anak Ching, aku ingin pulang kepulau Ie Bok To, engkau seorang diri berkelana didunia kangouw haruslah banyak
berhati-hati".
Boen ching dengan perlahan menundukkan kepalanya, Ie
Bok Tocu bagaikan terhadap segala sesuatu sudah menjadi
kecewa, ia juga tak dapat menghiburnya, agak lama baru ia
dapat dengan perlahan memanggil. "Suhu . . ."
Belum Boen ching berkata, Ie Bok Tocu telah
memotongnya. "Anak ching, masih ingin berkata apa lagi?"
Boen ching dongakkan kepalanya, kata nya.
"Suhu anak ching tentu akan membawa Siauw In Sumoay
kembali kepulau Ie Bok To, dia --- sifatnya yang sebenarnya bukanlah demikian".
Ie Bok Tocu tahu Boen ching dengan perkataannya ini
hanya ingin menghibur dirinya, tetapi dalam hatinyapun ia
merasa sangat berterima kasih padanya, pikirnya
"Mempunyai murid yang demikian baiknya in
^