Bentrok Rimba Persilatan 9

Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung Bagian 9


gitu tonggak pada dinding gua itu hilang, maka kabut dinginnya akan
lenyap pula, pada saat itu She Tu hoa takkan mendapatkan
sesuatu apapun juga."
"Seh Tu Hoa aku yang membimbingnya menjadi besar,
sifatnya aku mengetahui seluruhnya, dia mempunyai
kecerdasan yang sangat hebat, tapi pandangannya terlalu
licik, apalagi mudah menyesal atas perbuatannya."
Boen ching segera memusatkan seluruh perhatiannya, Ie
Bok Kiamnya dicabut keluar dari dalam sarungnya dan
mengerahkan tenaga pada pedangnya itu. Sambil
menghafalkan memusnahkan "Ngo Heng Kiam Boh" yang tertera pada dinding gua itu.
Tak lama kemudian fajarpun mulai menyingsing, pada
waktu itu juga Boen ching sudah berhasil mengingat sebagian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
besar saja dari ilmu "Ngo Heng Kiam Hoat" itu sebab sisanya dengan terburu-buru ia memandang sepintas lalu dan
dimusnakan sekalian-
Selagi ia memusnahkan gambar yang terakhir, Seh Tu Hoa
telah muncul diikuti dengan Shie chiau Nio dan pemuda
berpakaian putih itu.
Seh Tu Hoa yang nampak diatas tanah penuh dengan
runtuhan puing-puing, wajahnya segera berubah hebat,
matanya melotot keluar memandang kearah Boen ching,
sedang tubuhnya tidak bergerak sedikitpun, agaknya dia
sedang memikirkan harus berbuat bagaimana
Boen ching membalikkan tubuhnya menuju kearah Han
Slen Leng Uh, nampak hal itu tubuh Seh Tu Hoa segera
berkelebat menghalangi jalan pergi dari Boen ching.
cu Khek cie Yun segera maju kedepan dan melancarkan
serangan kearah Seh Tu Hoa, sambil membentak.
"cepat menyingkir tempat ini adalah tempat suhu berlatih pada waktu itu, janganlah kau berbuat tidak sopan didalam
gua ini". Seh Tu Hoa tertawa tergelak. tangan kirinya menyambar
mencengkeram pergelangan tangan cu Khek cie Yun,
sedangkan tangan kanannya bagaikan puyuh mencengkeram
punggung Boen ching.
Dia dalam satu jurus melancarkan serangan kekanan dan
kekiri, gerakannya cepat bagaikan kilat, cu Khek cie Yun
terdesak musdur, denagan cepat ia berganti jurus, pada saat ini Shie chiau Nio pun telah maju menyerang cu Khek cie Yun dengan pedangnya.
Boen ching yang diserang punggungnya tanpa
membalikkan tubuhnya melancarkan tendangan ujung kakinya
mengancam jalan darah "ci Tie To pada tubuh Seh Tu Hoa ia mejadi sangat terkejut dengan gerakan Boen ching ini, ia telah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
mengetahui bahwa lweekangnya tentu mendapatkan
kemajuan yang sangat pesat. kecepatan dari tendangan yang
dilancarkannya ini memaksa dia untuk segera merubah jurus
serangannya. Tangan kanannya sedikit direndahkan dan balik
mencengkeram kaki Boen ching. Boen ching segera menarik
kembali kaki kanan nya. sedang tubuhnya melayang dan tepat
hinggap diatas batu putih itu.
Waktu Seh Tu Hoa pertama kali bertemu dengan Boen
ching, ia teringat kembali atas cinta kasih yang diberikan Shie Yun Ku kepadanya pada dua puluh tahun yang lalu, sehingga
ia menurunkan ilmu "Thay Thien Kioe Sih" itu kepada Boen ching, tetapi kemudian setelah Suheng-te-nya berturut2
muncul kembali ia yang semula mengajarkan ilmunya kepada
Boen ching adalah karena ia tak mengetahui urusan dahulu,
sedangkan Boen ching kini telah mengetahui seluruhnya,
apalagi yang paling ditakuti adalah Boen ching telah
mendapatkan petunjuk dari orang yang berilmu tinggi,
sehingga terhadap kehebatan dari ilmu "Thay Thien Kioe Sih,"
bahkan melebihi dari dia.
Segera tubuhnya berkelebat dan menubruk maju,
sedangkan tangannya melancarkan serangan gencar.
Baru saja kaki Boen ching menginjak diatas batu putih
tubuhnya telah memutar secepat kilat, sambil balikkan
tubuhnya ia mencabut pedangnya dan ditusukkan ke arah
pelipis Seh Tu Hoa.
Seh TU Hoa nampak jurus pedang Boen ching ini
datangnya sangat ganas, hatinya menjadi sangat terkejut,
segera ia melancarkan untuk mematahkan serangan Boen
ching ini sedangkan badannya merebut hinggap diatas batu
putih itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Belum saja kaki Boen ching berdiri tegak. dengan
meminjam tenaga tubuhnya, secepat kilat ia melancarkan
tujuh kali tendangan berturut-turut.
Seh Tu Hoa meskipun tidak merasa jeri, tetapi diam2 dia
juga merasa sangat terkejut, kepandaian Boen ching ternyata demikian hebatnya padahal hanya berpisah selama beberapa
hari saja, kalau dipandang sungguh sukar untuk dipercaya.
Dengan sekuat tenaga ia melancarkan pukulan, terus
melancarkan delapan kali serangan gencar.
Boen ching menjadi sangat terkejut ia tahu kalau dia masih
bukan tandingan dari Seh Tu Hoa, kerahkan ilmu ginkangnya
Hui Sie Yu Seh melayang dan berkelebat menghindari delapan
kali serangan Seh Tu Hoa itu dan yang ke atas tonggak dekat dinding itu.
Begitu Seh Tu Hoa masuk kedalam gua ia telah
mengetahui, ini adalah Han Sien Leng Uh yang sejak lama ia
dengar, dan tak menyetujui kalau Han Sien Leng Un ini juga
dimushankan, tubuhnya secepat kilat meloncat menubruk
berturut-turut melancarkan beberapa kali serangan kearah
Boen ching. Dengan satu kali Boen ching berdiri diatas tonggak batu itu dalam satu bulan ini, lweekangnya telah mendapatkan
kemajuan yang sangat besar sekali dengan cermin Thian Tuen
didalam tubuhnya telah membantu tidak sedikit kepadanya,
apalagi bakatnya melebihi orang biasa, kini nampak yang
dilancarkan oleh Seh Tu Hoa adalah Ilmu "Lok Yap ciang" dan Boen ching pernah melihatnya pada dinding gua, sehingga
sekali saja ia memandang segera pedangnya digetarkan, ber
turut2 ia melancarkan delapan kali serangan, ilmu yang
digunakan nya adalah ilmu "Lie IHwee Kiam Hoat." Berapa jurus yang dilancarkannya itu tepat sekali merupakan lawan
dari ilmu Lok Yap ciang Hoat" meskipun lwekang Seh Tu Hoa jauh lebih tinggi darinya tapi juga terdesak olehnya hingga mundur dari atas batu putih.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching yang dalam satu jurus berhasil merebut
kemenangan, sedang ditangan kirinya segera disabetkan
berturut-turut melancarkan jurus "Lieh Hwee Yong Kiem" atau api santar melelehkan emas "Ling Yun Hong Jiet" atau mega puncak memegang matahari dan soh Puh Sih Jiet atau tiga
kali bersembunyi dari penelanan matahari semua jurus ini
adalah jurus-jurus dari "Lam Hwee" melawan Sie Kiam dari ilmu "Nge Kiam Hoat."
Seh Tu hoa dalam keadaan ini menjadi sangat terkejut,
sungguh tak disangka olehnya, kalau Boen ching berhasil
melatih ilmu " Lie Kiam Hoat " meskipun lwekangnya tinggi tetapi kejadian dari Tan coe coen waktu itu tak dapat dia
untuk menandingi, setiap benda tentulah ada lawannya dari
benda lain ia menjadi gugup, selama puluhan tahun ini ia
hanya rajin belajar ilmu yang diturunkan Tan coe coen
kepadanya, begitu mendapat lawan dari ilmunya ia menjadi
bingung tak karuan, hampir-hampir saja terdesak mundur dari atas batu putih itu.
IA TERDESAK mundur selangkah, hatinya telah mengetahui
kalau tidak keras jurus-jurus lihay dari "Thay Thien Kioe Sih"
Boen ching jauh lebih paham dari dirinya, sedang ilmu silat yang dipelajarinya waktu itupun kini telah tak dapat digunakan lagi terpaksa ia mengeluarkan ilmu pukulan "Koen Yuen cing Hoat"
Hati Seh Tu Hoa segera bergerak, ia tahu hanya dengan
menggunakan ilmu "Koen Yuen ching Hoat" saja baru dapat dengan cepat memperolehkan kemenangan-Kedua tangannya berturut-turut melancarkan serangan,
pukulan itu sebentar santar sebentar perlahan, dengan- tak
henti-hentinya kearah Boen ching.
Boen ching memalangkan pedangnya, tapi belum saja ia
mulai melancarkan serangan pedangnya telah terpukul hingga
terpental. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching menjadi sangat terkejut, sekonyong-konyong ia
teringat kembali ketika untuk pertama kalinya ia bertemu
dengan Seh Tu Hoa, ia pernah menggunakan ilmu pukulan
aneh semacam itu.
Tiba-tiba terdengar jeritan kaget dari Shie chiau Nio,
sebenarnya Seh Tu Hoa sedang menahan pedang dari Boen
ching kini terpaksa ia menoleh memandang, nampak cu Khek
cie Yun sedang melancarkan serangan gencar, Shie chiau Nio
dan putranya yang bertahan agaknya mulai tak dapat tahan
lagi menghadapi serangan musuh. Rambutnya sudah tak
karuan lagi dibuatnya.
Seh Tu Hoa menjadi sangat terkejut, Wu Tu Siancoen- cu
Khek cie Yun adalah murid kepala dari perguruannya,
sebenarnya lweekang yang dimilikinya seimbang dengan
lweekang dari Seh Tu Hoa, tapi kemudian Seh Tu Hoa
mengalami kejadian yang aneh, sehingga kepandaianrya
mengalami kemajuan pesat dan membumbung melebihi
kepandaian cu Khek cie Yun sendiri, meskipun demikian
kepandaian dari cu Khek cie Yun juga tak rendah, sekalipun
Shie ciau Nio dan puteranya mengerubutinya, tapi ia tetap
saja dapat membuat dua orang itu sekali-kali menghadapi
bahaya. Seh Tu Hoa tak sempat meladeni Boen ching lebih lama
lagi, terpaksa ia balikkan tubuhnya melancarkan serangan
kearah cu Khek cie Yun, cu Khek cie Yun tahu lweekang dari
Seh Tu Hoa sangat tinggi, ia tak berani menyambutnya
dengan menggunakan telapak tangannya, ia balikkan tangan
nya mencabut pedangnya dan memaksa mundur Seh Tu Hoa.
Boen ching memungut pedangnya kembali, tubuhnya
melayang melancarkan tendangan, sekali tendangannya ini
telah berhasil mematahkan tongkat gua dari Han Sien Leng Uh itu.
Ketika Seh Tu Hoa menoleh memandang tampak meskipun
Han Son Leng Uh itu masih tetap ada, tapi kabut dinginnya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
telah lenyap. ia menjadi sangat gusar, tubuhnya meloncat
menerjang kearah Boen ching.
Boen ching segera melayangkan tubuhnya menubruk maju,
pedangnya diluruskan balik menyambut kedatangan Seh Tu
Hoa. Seh Tu Hoa dengan dingin mendengus, "Kun Yun ciang
Hoatnya" telah dilancarkan keluar, Boen ching dengan cepat menarik kembali pedangnya, tubuhnya berguling, berturut-turut sebanyak tiga kali dan menghindar dari serangan Seh Tu Hoa ini.
Tangan kiri Seh Tu Hoa menyambar lagi dan
mencengkeram punggung Boen ching, Boen ching segera
melancarkan tendangan terbang ke pelipis Seh Tu Hoa,
sedang pedang cu Khek ci Yunpun ditusuk kearah belakang
otak Seh Tu Hoa tangan kirinya dengan cepat ditarik kembali, sehingga membuat Boen ching membentur pedang dari cu
Khek ci Yun. Tiga orang itu seluruhnya merupakan tokoh-tokoh yang
berkepandaian tinggi, semua gerakan ini dilakukan secepat
kilat dan dikerjakan dalam waktu sekejap mata saja.
Waktu Boen ching tadi ditarik oleh Seh Tu Hoa, diapun
melancarkan jurus "Yang Thien, Seng cen" atau
menjungkirkan bintang2 dilangit dari ilmu "Thay Thien Kioe Sih" tubuhnya yang berada ditengah udara mengadakan
pemusaran, dengan menggunakan tenaga pinjaman ini kaki
kanannya bagaikan kilat menendang kearah ketiak Seh Tu
Hoa. Seh Tu Hoa segera mendatarkan tubuhnya, tapi bahu
kirinya tetap terkena tendangan kaki kanan Boen ching itu,
tubuhnya sedikit tergetar dan Seh Tu Hoa merasakan
kehilangan seluruh keseimbangan tubuhnya terjatuh kedalam
kolam. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching segera berdiri tegak tubuhnya melayang
dengan cepat keluar dari dalam gua kepada cu Khek cie Yun
ujarnya: "Toa Supek, cepat kita pergi dari sini"
Shie ciau Nio nampak Boen ching yang telah dicengkeram
oleh Seh Tu Hoa tapi malah berhasil menarik tubuh Seh Tu
Hoa hingga jatuh kedalam kolam, hatinya menjadi merasa
sangat terkejut, segera ia melancarkan serangan menghalangi jalan mundur dari Boen ching.
Pada saat ini lweekang dari Boen ching telah mengalami
kemajuan yang sangat pesat, meskipun masih belum dapat
menandingi Seh Tu Hoa tapi sudah tidak dibawah dari Shie
chian Nio, ia memasukkan kembali pedangnya kedalam sarung
dan mementangkan lima jarinya bagaikan cakar sekali
menyambar mencengkeram pedang ditangan Shie chiau Nio
dalam satu gebrakan saja, ternyata ia berhasil merebut
pedang ditangan Shie chiau Nio itu.
Shie chiau Nio yang pedangnya berhasil direbut Boen ching
dalam satu gebrakan saja itu, menjadi sangat terkejut, jurus Boen ching yang baru saja digunakan ini adalah jurus yang
lihay dari Lie Hwee Kiam Hoat itu jurus Lieh Yen Nu Sen atau api santar membumbung tinggi, sedang kepandaiannya
merupakan kepandaian dari "Sie Kiam" ditambah lagi dengan lwekang Boen ching jauh lebih tinggi, dia tak sempat untuk
menghindar lagi dalam satu jurus saja pedangnya telah
berhasil direbut oleh Boen ching.
Tubuh Boen ching berkelebat keluar, Seh Tu Hoa
memegang punggungnya sambil berdiri, dengan gusar ia
berpekik nyaring dan menerjang kearah Boen ching.
Dalam hati cu Khek ci yun juga terkejut atas kemajuan yang dicapai Boen ching dalam sekejap saja, dua orang itu
berlari keluar dari celah sempit tersebut, Seh Tu Hoa, Shie chiau Nio dan Seh Tu Hong atausipemuda berpakaian putih
itupun mengejar dari belakang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching balikkan tangannya mencabut pedangnya dan
meniemparkan pedang rampasan itu kearah orang yang
sedang mengejar dibelakang. Seh Tu Hoa dengan tangan
sebelah menyambut, dan diserahkan kepada Shie chiau Nio
sedang dia mengejar lagi ke arah orang cu Khek ci yun setela b berlari masuk kedalam lembah gunung itu, pada Boen ching
ujarnya "Anak, jalanlah terlebih dahulu, aku akan bertahan
sebentar."
Boen ching dengan cepat menjawab.
"Toa Supek..jangan, mari kita jalan bersama."
Dia tahu tenaga dalam Seh Tu Hoa terlalu tinggi jika dirinya tak dapat lari, bukankah sejak tadi telah binasa ditangannya.
cu Khek ci yun sebagai murid tertua dari perguruannya
mana mau melarikan diri karena dikejar oleh sutenya sendiri segera ia membalikkan tubuhnya dan berdiri tegaki pedangnya dicabut keluar, kepada Seh Tu Hoa dengan dingin ujarnya.
"Seh Tu Hoa sudah dua puluh tahun lamanya, dua puluh
tahun yang lalu karena permohonan ampun dari Sumoay baru
aku melepaskan kau, tetapi ternyata sampai sekarang tetap
saja kau tidak menyesal atas perbuatanmu itu."
Boen ching yang nampak cu Khek ci yun berhenti bertari,
terpaksa menghentikan langkahnya pula, bagaimanapun juga,
cu Khek ci yun adalah murid tertua, biasanya sangat angker
dan berwibawa, Seh Tu Hoa setelah berdiri tenang sejenak.
baru ia berkata.
"cu Khek ci yun, ini tidak mungkin terjadi, engkau kira aku tak dapat mendengarkan perkataanmu kah?""
Sehabis berkata ia tertawa dingin kemudian lanjutnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Biasanya diantara kita suheng-te, aku hanya menghormati kau seorang, tetapi kini, engkau juga mempunyai rahasia,
menyembunyikan kepandaian ilmu silat peninggalan suhu."
cu Khek ci yun dengan dingin menjawab:
"Tahukah kau apa yang diucapkan oleh suhu sebelum
beliau menghembuskan napasnya yang terakhir?"."
Seh Tu Hoa menggelengkan kepalanya, ujar cu Khek ci yun
lagi. "Suhu mendidik dan membimbing kau sejak kecil hingga
besar, dia mengharapkan setelah bertempur mengalahkan
Thian Jan Shu, menyuruh aku membawa kau kedalam gua ini
dan mewariskan seluruh kepadaian kepadamu."


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Seh Tu Hoa menjadi termangu-mangu, ia tak berkata
sepatahpun, pada masa hidupnya Tan coe coen terhadap dia
memang tak ada celanya dan sayang sekali kepadanya tetapi
ini semua adalah urusan yang lalu sampai kini kalau teringat kembali ia merasakan sangat sedih sekali.
Terdengar cu Khek ci yun berkata lagi.
"Tetapi coba kau pikirkan, dengan tindak tandukmu seperti ini, apakah kau masih mempunyai hak untuk memasuki gua
itu dan menyuruh aku membawamu masuk kesana?"?"
Seh Tu Hoa tidak menyangka kalau kepandaian yang ada
dalam gua itu sebenarnya ditinggalkan untuk dia, meskipun
demikian dia sebaliknya malah tak dapat memaksa cu Khek ci
yun, bagaimana juga, dia meninggalkan Shie Yun ku telah
melakukan suatu pekerjaan yang amat salah.
cu Khek ci yun mendengus, ujarnya.
"Engkau pikirlah sendiri, aku akan pergi."
Mendadak Seh Tu Hoa berteriak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Tahan, engkau boleh pergi, tetapi Boen ching tahan
disini." cu Khek ci yun dengan dingin tertawa besar sejenak
kemudian ujarnya.
"Murid dari sumoay apakah kau juga akan menghalangi
kepergiannya, hal ini kau tak dapat melakukannya, urusanmu
sudah sampai demikian parahnya, apa kau masih mau belajar
kepandaian yang ada dalam gua ini?" seh Tu Hoa dengan
dingin sahutnya.
"Aku pasti akan menahan dia, aku mempunyai banyak
sekali perkataan yang akan kutanyakan kepadanya, terus
terang saja pada saat ini setiap orang yang ada didunia
kangouw tak kupandang sebelah matapun juga, tetapi dia
terlalu menakutkan, dibandingkan dengau aku dahulu, jauh
lebih menakutkan lagi."
cu Khek ci yang dengan dingin ujarnya.
"Dua puluh tahun ini kami suheng-te belum pernah
bergebrak. jika kau mempunyai kegembiraan, mari kita
bertanding, lihat dalam dua puluh tahun ini kepandaianmu
telah mengalami kemajuan beberapa tinggi nya."
seh Tu Hoa tertawa dingin sahutnya. "Aku kira kau
bukanlah tandinganku"
Dalam hati cu Khek ci yun merasa sangat gusar sekali, baru
akan membuka mulut memaki sambil tersenyum ujar Boen
ching. "Toa supek tak usah capaikan diri, biarlah aku akan
mencoba-coba kepandaiannya"
cu Khek ci yun memandang sekejap padanya dengan
kepala mata sendiri dia pernah melihat Boen ching
melemparkan tubuh Seh Tu Hoa hingga jauh sekali, iapun
ingin melihat kepandaian yang baru dipelajarinya dari dinding gua itu dan kemajuan lweekang yang dicapainya itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
bertambah berapa jauhnya apalagi Seh Tu Hoa mengatakan
dia hanya takut pada Boen ching seorang, ia ingin melihat
Boen ching menggunakan ilmu kepandaian apa untuk
mengalahkan Seh Tu Hoa, setelah berpikir sampai di situ, lalu dengan perlahan ia menganggukkan kepalanya tanda
menyetujuinya. Boen ching maju dua langkah kedepan, kedua matanya
memandang tajam kearah tubuh seh Tu Hoa.
Seh Tu Hoa dengan dingin mendengus ujarnya. "Aku tak
akan membunuh mati kau, bagaimanapun juga aku tak
mungkin akan membunuh kau tetapi aku akan memusnahkan
seluruh kepandaian yang kau miliki, dan membuat kau untuk
selamanya tak dapat melatih ilmu silat. Dalam hati Boen ching diam-diam merasa sangat terkejut, ternyata dia dengan
menyombongkan diri telah menerima tantangan dari Seh Tu
Hoa, sudah tentu dalam hatinya telah mempunyai
perhitungan, dengan tawar sahutnya.
"Aku akan menjalankan pernapasan selama lima belas
menit, dan pada saat aku selesai menjalankan pernapasan
itulah aku akan mengalahkan kau".
Untuk menambah lweekangnya hingga ratusan kali lipat dia
akan menjalankan pemutaran balikan jalan darahnya dan
mengalirkan hawa murni dalam tubuhnya, setelah itu akan
menerima serangan yang dilancarkan oleh Seh Tu Hoa.
oleh karena sampai kini Seh Tu Hoa masih belum tahu,
maka ia perlu memberi peringatan kepadanya.
Seh Tu Hoa dengan dingin memandang kearah Boen ching,
dia tak percaya Boen ching mempunyai ilmu sakti yang
demikian hebatnya.
Kemudian dengan perlahan ia duduk bersila di atas tanah
dan menjalankan pernapasannya .
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching setelah membuat mengalirnya hawa murni
dalam tubunya satu lurus dan satu terbalik, terasa seluruh
tubuhnya mulai merasa sangat panas, baru ia selesai
menjalankan pernapasannya tubuhaya telah terpental sedang
tangannya menyambar kearah Seh Tu Hoa.
Pada saat ini seluruh tubuhnya merasa sangat panas sekali
bagaikan akan meledak didalam tubuhnya.
Seh Tu Hoa tertawa dingin, sebelah tangannya membalik
dan membalas menyerang ke tubuh Boen ching.
Boen ching menarik kembali tangannya, dari sebelah
dadanya kedua tangannya dengan lurus melancarkan
serangan bersama-sama dengan cepat telapak dua orang itu
bertemu. Seh Tu Hoa terasa kuda-kudanya menjadi gempur dan
tergetar mundur sebanyak dua tindak kebelakang, hatinya
menjadi sangat terkejut, belum dia memikirkan lebih jauh lagi, Boen ching bagaikan angin puyuh yang berputar menubruk
lagi dari atas, Seh Ta Hoa menjadi terkejut dengan ilmu "Kuen Yuen ciang nya" berturut-turut ia melancar kan beberapa serangan sebentar perlahan menyerang dengan hebatnya
ketubuh Boen ching.
Hati Boen ching bagaikan sedang dibakar, tak sanggup ia
untuk tidak mengerahkan seluruh tenaganya untuk
menyerang, diapun tak mengetahui kepandaian yang
diwariskan melalui suara genta itu kepandaian apa, tetapi hal itu membuat dia menjadi kalap. dia hanya tahu terus
menyerang, apa yang dipikirkan dan diingat hanyalah
menyerang musuh melulu, dan mengeluarkan seluruh jurus-
jurus silat yang didinding gua untuk menyerang Seh Tu Hoa.
Seh Tu Hoa berturut-turut mengeluarkan suara pekikan
gusar, tetapi Boen ching bagaikan kemasukkan roh jahat,
kekuatan dalam tubuhnya bagaikan tak ada habis-habisnya,
setiap serangan bukan saja menggunakan jurus-2 yang lihay
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
dan aneh, bahkan kehebatan lwekangnya juga tanpa
bandingan. Semula Seh Tu Hoa masih dapat dengan paksa untuk
melawannya, tetapi akhirnya ia benar-benar tak tahan lagi,
terpaksa ia terus menerus mundur kebelakang.
cu Khek ci Yun yang berdiri disamping nampak hal inipun
merasa sangat terkejut, ketinggian dan kehebatan dari
lwekang yang dipunyai Boen ching sukar sekali baginya untuk mempercayainya.
Tetapi bagi Boen ching, dia hanya tahu terus melancarkan
serangan, kalau tidak ia tak tahan terhadap penderitaan akibat bergolaknya darah dalam tubuhnya.
Seh Tu Hoa terdesak hingga sama sekali tak dapat
melancarkan serangan balasan, terus saja ia mundur
kebelakang, kehebatan dan keanehan dari Boen ching
membuat dia menjadi takut, meskipun Serangannya
menggunakan ilmu yaug dipelajari darinya, akan tetapi waktu ia akan mengangkat tangan untuk memunahkan serangan
tersebut, ternyata Boen ching telah berganti dengan jurus
yang lain, saking terdesaknya ia terus mundur kebelakang.
Ditengah kalangan dua orang bergebrak dan saling
menyerang dengan gencarnya, sehingga hanya melulu
bayangan tangan yang sangat menyilaukan mata, angin
kencang berhembus di sekitar tempat itu membuat batu
bergelimpangan dan pasir berterbangan.
Seh Tu Hai tiba-tiba menjerit kaget, tubuhnya meloncat dan
berputar, bagaikan telah kalap dibuatnya, dengan cepat dia
lari menuju ke atas puncak gunung.
Boen ching menarik napas panjang-panjang tubuhnya
melayang pula, dua orang itu yang satu didepan yang lain
dibelakang bagaikan kilat lari terus menuju keatas puncak
gunung. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
cu Khek cie Yuri menjadi terkejut, iapun turut mengejar,
sedang shie chiau Nio menjadi termangu-mangu berdiri
mematung, lweekang Boen ching ternyata dapat memperoleh
kemajuan sedemikian cepatnya, hal ini membuat hatinya
menjadi merasa jeri dan ngeri.
Seh Tu Hoa yang berlari didepan bagaikan terbang saja
terus berlari, Boen ching pun mengejar tiada henti2 nya.
Tak lama Seh Tu Hoa telah mencapai diatas suatu gunung,
dia balikkan tubuhnya berturut-turut melancarkan dua puluh
kali serangan, tiupan angin kencang yang menyambar dan
menerjang ketubuh Boen ching.
Boen ching bersiul nyaring, serangan tangannya bagaikan
bayangan berkelebat, kedua tangannya bersama-lama
menyerang kedepan dengan keras menerima seluruh
serangan yang lancarkan oleh She TU Hoa diikuti dengan
membalas melancarkan serangan, sebentar menyerang
menggunakan telapak tangan sebentar lagi dirubah menjadi
serangan dengan jari telunjuk. ia balik menyerang sebanyak
sepuluh jurus. Seh Tu Hoa terdesak oleh serangan ini berturut-turut
mundur kebelaking, sebenar nya ia adalah seorang yang tinggi hati, pada saat ini benar-benar dibuat Boen cning menjadi
kalap. segera ia melancarkan ilmu "Thay Thien- Kioe Sih"
dengan jurus "Thien ciang To Hay"
Boen ching dengan dingin mendengus, ia balik mencekal
lawan- Seh Tu Hoa yang tangan kanannya balik dicekal dia
menjerit dengan hebat dan melemparkan tubuh Boen cbing
kedalam jurang yang sangat dalam.
Boen ching terhadap jurus Thian Tee Ie Weh" sangatlah
hapal sekali, nampak hal ini sedikitpun ia tidak menjadi kalut, malah sebaliknya membiarkan dirinya terlempar oleh lawan-Tubuhnya baru saja melayang ke udara tiba2 ia
melancarkan pula jurus " Thian Tee le Weh" ia mau membuat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Seh Tu Hoa sadar bahwa ia masih belum berhak untuk tidak
memandang sebelah matapun kepada orang-orang didalam
dunia kangouw. Baru saja jurus "Thian Tee Ie Weh" ini dilancarkan, tubuh Seh TU Hoa balik terlempar ketengah udara. pada saat ini
tubuh dua orang itu sedang berada ditengah udara. tiba-tiba hawa murni dalam tubuh Boen ching menjadi lenyap
seluruhnya, tubuhnya menjadi menggigit lima jari tangan
kanannya menjadi tak bertenaga.
Seh Tu Hoa segera memberatkan tubuhnya dan melayang
turun ketanah, sedang tubuh Boen ching begitu menyentuh
tanah, wajahnya berubah menjadi pucat dengan terhuyung-
huyung ia mundur dua langkah ke belakang dan jatuh ke
dalam jurang yang sangat dalam itu.
Seh Tu Hoa menjadi sangat terkejut, Boen-ching
sebenarnya telah unggul tetapi entah karena apa ternyata
dapat menjadi demikian-
cu Khek cie Yun pun segera mengejar ke tempat itu, ketika
ia mencapai puncak itu telah dapat melihat adegan tersebut, sebenarnya hatinya kuatir kalau Boen ching melemparkan
tubuh Seh Tu Hoa ke dalam jurang, tetapi sekarang ternyata
Boen ching sendiri malah yang terjatuh ke dalam jurang itu, dengan terburu-buru ia mendekati jurang itu, nampak jurang
tersebut dalamnya sukar diukur, wajahnya segera berubah
menjadi pucat pasi. Kepada Seh Tu Hoa bentaknya.
"Engkau menggunakan kepandaian apa menyerang pada
Boen ching ?"
Pada waktu berkelana didalam dunia kangouw. Seh Tu Hoa
telah belajar bermacam-macam ilmu silat yang aneh, sehingga cu Khek ci Yun bertanya demikian-Wajah Seh Tu Hoa pun
pucat pasi, sahutnya.
"Aku tidak menyerangnya dengan menggunakan ilmu
apapun ......"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Habis berkata dengan terhuyung-huyung dia meninggalkan
puncak gunung tersebut.
cu Khek cie Yua seorang diri berdiri ditepi jurang, angin
gunung bertiup mengibarkan jubahnya, tetapi diapun hanya
dapat meneteskan air matanya, terbayang wajah Boen ching
yang pucat pasi, agaknya waktu jatuh kedalam jurang ia
sedang menderita luka dalam, kiranya lebih banyak bahaya
daripada selamat.
Dia berdiri ditepi jurang dengan termangu-mangu,
kemudian dengan perlahan turun dari puncak gunung itu.
oooXooo PADA saat itu Seh Tu Hoa telah pergi tanpa bekas, sedang
yang bertari naik keatas puncak gunung itu adalah Shie chiau Nio dengan putranya, ia hanya dengan perlahan meninggalkan
tempat itu. Shie chiau Nio dan putranya nampak cu Khek cie
Yun berjalan pergi dari samping mereka, dengan cepat
mereka lari ke atas puncak. tampak diatas puncak gunung itu hanya tertinggal hembusan angin gunung, sedang Seh Tu Hoa
danBoen ching semuanya telah tidak nampak.
Dua orang itu menjadi termangu-mangu, entah tadi telah
terjadi kejadian apa .... .
ooodwooo BOEN CHING dengan perlahan-lahan sadar kembali, ia
merasakan seluruh tubuhnya merasa kaku tak bertenaga,
dengan samar-samar dia masih teringat apa yang telah terjadi setelah ia menjalankan pernapasan untuk memulihkan
jalannya tenaga murni didalam tubuhnya, ia teringat hal itu terjadi untuk pertama kalinya karena didesak oleh suara
genta, kedua kalinya dirinya sendiri yang mencoba, tetapi
ketika mencoba untuk kedua kalinya inilah, setelah normal
kembali, ternyata merasakan selurah urat nadinya sedang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
berputar, bagaikan seluruh tulang dalam tubuhnya akan
terlepas seluruhnya.
Dia menjadi sangat terkejut, teringat kembali dirinya ketika jatuh dari atas puncak, selanjutnya bagaimana" dan tak dapat mengingatnya kembali, tetapi kini berada dimana"
Dengan perlahan ia membuka kedua matanya sekonyong-2
kedua matanya hampir melotot keluar dan hampir-hampir pula
dan bangkit berdiri.
Seorang gadis cantik berada disampingnya, wajahnya
berseri seri . . kiranya gadis itu tak ada perbedaan sedikitpun dengan gambar dari gadis cantik yang ada dibalik cermin
"Thian Taen" yang dibawanya itu. Gadis itu sambil tersenyum ujarnya:
"Engkau bagaimana", kau mau bagaimana katakanlah,
jangan bangun berdiri, kau telah menderita luka dalam yang
parah sekali."
Boen ching dengan termangu-mangu memandang
terpesona pada gadis itu. dia tak percaya kalau hal ini terjadi sungguh-sungguh, tetapi dari tubuhnya terasa sakit yang amat sangat, ini menunjukkan kalau hal itu memang sungguh-sungguh telah terjadi.
Gadis itu yang dipandang sedemikian rupa itu menjadi
malu, pipinya menjadi merah dadu, ia menundukkan
kepalanya. Boen ching pun merasa dia telah berlaku kruang sopan,
katanya lirih: "Terima kasih atas pertolongan yang nona berikan kepadaku."
"Bukan aku yang menolong kau, ibukulah yang menolong
kau, ibuku segera akan kembali, engkau sadar kembali tak
dapat dihitung cepat, setelah pingsan tiga hari lamanya"
Dengan terkejut Boen ching menagaskan:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tiga hari .?" aku telah jatuh pingsan selama tiga hari lamanya . . ?" Gadis itu mendongakkan kepalanya sambil tersenyum ujarnya:
"Jangan berteriak. kau belum sembuh benar, ibuku
sebenarnya mengatakan kau baru akan sadar kembali lima
hari kemudian"
Boen ching melirik memandang sekejap pada gadis itu,
nampak ketika ia menundukkan kepalanya sungguh mirip dan
tak ada perbedaan sedikitpun dengan gambar dicermin nya
itu. Sampai waktu tersenyum pun sungguh mirip sekali.
Gadis itu juga sedang termenung, dua orang itu termenung
lama sekali, tanpa terasa Boen ching telah memecahkan
kesunyian itu dengan bertanya: "Dapatkah nona
memberitahukan nama nona?"
Dia mendongakkan kepalanya dan melirik kearah Boen
ching, agaknya dia tak mau berkata, Boen ching yang dilirik itu tanpa terasa ia menundukkan kepalanya, pikirnya:
"Inipun benar, mengapa aku demikian tololnya. Dengan
seenaknya ingin mengetahui nama orang"
Tetapi terdengar gadis itu tetap menyebutkan namanya,
ujarnya. "Aku bernama Sek Giok Siang"
Boen ching menarik napas panjang-panjang, dengan
menahan rasa sakit ia mengambil cermin yang disimpan
didalam sakunya dan diberikan kepada Sek Giok Siang.
Sek Giok Slang hanya memandang sekejap pada gambar
gadis pada cermin itu, tapi tak menerimanya, Boen ching jadi sedikit jengah, tanyanya dengan perlahan-
"cermin pualam ini apa milik dari nona Sek?" Sepasang mata Sek Giok Siang memancarkan sinar yang sayup, dengan
tertawa tawar sahutnya. "Bukan, bukan milikku "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching tak dapat berbuat apa-apa lagi, terpaksa ia
memasukkan kembali cermin itu kedalam sakunya, ia heran
mengapa Sek Giok Siang terhadap gambar gadis pada cermin
pualam itu, sedikitpun tak menunjuk kan perasaan apapun,
bagaikan tak mengenal nya.
Dia mendongakkan kepalanya kembali, nampak sek Giok
Siang bagaikan sedang memikirkan sesuatu urusan, dengan
termangu-mangu memandang keluar gua. Boen ching
menundukkan kepalanya, ia pun termenung.
Tak lama, seorang wanita berusia pertengahan masuk
kedalam gua itu. Sek Giok Slang segera bangkit berdiri,
teriaknya. "ibu, kau telah kembali"
Wanita berusia pertengahan itu sedikit menganggukkan
kepalanya, kepada Sek Giok Siang ujarnya.
"Kalau ia telah sedar kembali suruh dia pergi dari sini."
Boen ching menjadi tertegun, Sek Giok siang pun tak
mengucapkan apa-apa, dengan paksakan diri Boen ching
bangkit kembali, kepada wanita berumur pertengahan itu
ujarnya. "Terima kasih atas budi pertolongan yang cianpwee
berikan, aku Boen ching dengan ini mohon diri, dilain
kesempatan kalau ada jodoh kita berjumpa kembali."
Wanita berusia pertengahan itu bagaikan tak mendengar
apa yang sedang diucapkan oleh Boen-ching itu, dengan
membelakangi punggung ia berdiri tegak.
Boen ching memandang sekejap pada Sek Giok Siang,
kemudian dengan perlahan ia berjalan keluar dari dalam gua, sedang dalam hatinya ia merasa sangat heran, wanita berusia pertengahan ini mengapa demikian dinginnya terhadap orang
asing, bahkan wanita berusia pertengahan ini sangat mirip
dengan Sek Giok Siang, selain perbedaan dalam usianya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
bahkan pada gambar dicermin pualam itu juga tak ada
perbedaan sedikitpun jua.
Setelah ia berjalan keluar dari dalam gua, dengan
sempoyongan ia berjalan kedepan, dia pernah melamunkan
gadis pada gambar cermin pualam itu, sedang sekarang
gambar yang semula merupakan hal yang khayal itu telah
berubah menjadi manusia benar-benar.
Boen ching setelah berjalan entah berapa jauh, diapun tak
mengetahui telah berjalan sampai dimana, ia hanya merasa
setelah tak kuat untuk berjalan lagi baru duduk untuk
beristirahat sejenak.
Tiba-tiba seseorang muncul dihadapannya, ketika ia
mendongakkan kepalanya memandang ternyata Sek Giok
Siang, dia merasa sedikit heran, teriaknya. "Nona Sek "
sek Giok Siang menganggukkan kepalanya, kepada Boen
ching tanyanya. "cermin pualam itu kau dapatkan dari tempat mana " ?"
Boen ching setelah termenung sejenak. lalu menceritakan
sikap yang aneh dari Ouw Yang Bu Kie, ketika melihat cermin pualam itu, akhirnya ujarnya lagi. "Aku mencurinya dari gudang penyimpanan harta dari Chang Sun Loei." sek Giok Siang dengan perlahan menganggukkan kepalanya, ujarnya.
"Ibuku tak suka melihat cermin pualam itu lagi, jika ada seorang yang bernama Ouw Yang Bu Kie menanyakan diri
kami, kau jangan sekali-kali memberitahukan tempat kami,
maukah?""
Sambil tertawa jawab Boen ching.
"Aku tentu takkan memberitahukan jejak kalian kepadanya"
sek Giok Siang menganggukkan kepalanya, kemudian
ujarnya. "Aku pergi sekarang "
Sehabis berkata ia balikkan tubuhnya dan berjalan pergi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching nampak Sek Giok siang meninggaikan tempat
itu, hatinya merasa sedikit sayang, tapi kalau teringat apa yang dikatakan oleh cu Khek cie Yun kepadanya, yang
mengatakan janganlah karena gambar manusia, maka
seseorang dengan demikian menaruh rasa cinta, dalam
hatinya segera menjadi agak terperanjat. sek Giok siang
setelah berjalan dua tindak, ujarnya.
"Ilmu "chie Jie Jiet Hong" kumpulkan tenaga menjadi pelangi janganlah kau pergunakan lagi, kalau tidak jalannya darah pada tubuhmu akan menjadi berjalan terbalik dan
menyerang tubuhmu sendiri, sehingga kau akan menemui
ajalnya." Setelah berkata ia berjalan pergi meninggalkan tempat itu.
Boen ching menjadi termangu-mangu, pada saat ini ia baru
pertama kalinya mengetahui kalau ilmu yang digunakan untuk
menambah tenaganya menjadi lipat ganda dengan jalan
membalikkan jalan mengalirnya hawa murni dalam tubuhnya
itu bernama "chie Jie Jiet Hong".
Kalau dilihat hal ini, dapat diduga kalau kepandaian silat
Sek Giok Siang pun tidak rendah, hanya tak mengetahui
dirinya bagaimana "-"
Sambil termenung bolak kalik, dengan sembarangan ia
menelan beberapa butir pil "Liong Hun Sin Tan", setelah beristirahat sejenak, dia berjalan lagi kedepan dan tak
mengetahui apakah hubungannya antara Sek Giok Siang
dengan ibunya dengan Ouw Yang Bu Kie.
Boen ching terus berjalan kedepan, entah telah melewati
berapa jauh lagi, tiba-tiba nampak dari atas gunung
dimukanya berlari turun sebuah bayangan dengan cepatnya,
ketika ia mempertajam pandangannya nampak yang sedang
lari itu adalah Hoa Suan adanya, hatinya menjadi sangat
girang sekali, teriaknya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Hoa Suan yang nampak Boen cning berada disana, dia
menjadi termangu-mangu, dengan cepat dia berlari
mendekati, teriak nya. "Boen Toako, engkau berada disini"
Boen ching yang nampak Hoa Suan, hatinya merasa
menyesal, baru akan berbicara, dari atas gunung nampak
mengejar datang dua orang ketika setelah dekat ia
memandang kedua orang itu, kiranya adalah si Elang emas
dari gurun pasir Kong Sun Sek dan Pek Hian Ling. Kong-sun-
sek nampak Boen ching berdiri disana, dengan tertawa besar
ujarnya. "Kiranya engkau telah bersembunyi ditempat ini,
kepandaianmu sungguh sangat tinggi sekali, ketika pergi
kegunung siong san kau telah meninggalkan aku si orang
tua." Boen ching memandang pada dua orang itu, kemudian
memandang pula pada Hoa-suan, terdengar Pek Hian Ling
mendengus pada Hoa suan bentaknya dengan nyaring. "Kamu masih ingin lari kemana" Hoa-suan dengan dingin balas
membentak. "Kamu pihak Thian-san-pay tak menyelidiki terlebih dahulu, ternyata masih mau mengerubuti Boen Toako-ku" Kong-sun-sek tertawa tergelak. ujarnya.
"Urusan ini pada saat ini tak perlu kita perebutkan,
bagaimanapun juga kita masih merupakan kawan bukan
lawan benarkah ?"
Boen ching hanya tersenyum tawar, pada saat ini lukanya
belum sembuh, ia tahu dirinya masih belum bisa bergebrak
kepada Hoa suan tanyanya. "Adik Suan, mengapa kau ribut dengan mereka itu ?" Dengan tertawa sahut Hoa-suan-
"Aku mencari kamu tetapi tak dapat menemukannya,
sebaliknya malah bertemu dengan Supek-mu, dia menerima
aku sebagai muridnya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Dia minta aku pergi mencari kau terlebih dahulu, katanya kau mempunyai banyak urusan"
"oh . . ."jawab Boen ching dengan keheranan, tanya lagi.
"Apakah Sam Supekku, Tong Hong Hek?"
Hoa-suan menganggukkan kepalanya, ujarnya lagi:
"Mereka ini mencarimu keseluruh tempat, aku tambah
melihat tambah tak tahan akhirnya bertemu juga dengan
mereka berdua, tak dapat melawan sudah tentu harus lari, tak terkira malah dapat bertemu dengan Toako ditempat ini.."
Dalam hati Boen ching pun ikut bergembira kepada Hoa-
suan lalu ujarnya. "Kalau begitu kau sekarang Sutee-ku"
Pek Hian Ling dengan gusar, ujarnya.
"Hei . . . . kau harus dapat memberikan hajaran pada Sute mu itu, aku pernah menolong jiwamu sekali, Sutemu itu malah dihadapanku memaki seenaknya padaku" Boen ching hanya
tersenyum, dia sebenar nya tak tahu harus berbuat
bagaimana baiknya. Kong-sun-sek tertawa besar, ujarnya..
"Keponakan yang baik, aku suka sekali padanya, kau bilang dia tak sopan aku bilang dia malah bersemangat jantan aku
kira sudahlah"
Pek Hian Ling menjadi cemas, teriaknya. "Paman Kong Sun, kenapa kau ?""
Perkataan Kong-sek-sun ini sebenarnya hanya untuk
menolong Boen ching untuk lepas dari dalam belenggu,
kemudian lanjutnya.
"Aku sekarang mengkhawatirkan atas keselamatan
ayahmu, pada wajahnya meskipun tak pernah kelihatan
sesuatu apapun, tetapi sebenarnya ia sangat benci sekali
terhadap pihak Kong-tong-pay "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching memandang sekejap pada Kong sun-sek,
urusan tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan shu
telah diketahui oleh semua orang didunia kangouw, Thian-
San-Pek Hong-Siang sudahlah harus mempercayai apa yang
diucapkan tentang peristiwa sepuluh tahun yang lalu.
Kong-sun-sek dengan wajah yang sungguh-sungguh
berkata pada Boen ching.
"Pek Hong siang telah pergi ke Khong tong, pada wajahnya meskipun tidak menunjukkan hal-hal yang luar biasa, tetapi
makin dia berbuat demikian urusannya malah makin serius."
Pek Hian Ling menjadi cemas ujarnya.
"Paman Kong Sun, kau sejak tadi telah mengetahuinya
mengapa tak kau katakan kepadaku?"
Kong Sun sek tertawa sahutnya.
"Kau jangan kuatir jika ayahmu benar-benar tidak karena urusan yang demikian seriusnya, sehingga naik ke Khong
tong, dia tidak akan mungkin lupa membawa pergi pusaka
dari Thian San pay "Thian Liong suo" itu, pada waktu itu Thian Jan Shupun tewas dibawah senjata Thian Liong suo ini,
apakah Bu Kie cie mempunyai nyali demikian besar untuk
melawan kehebatan dari Thian Liong suo itu?"
Mendengar perkataan ini rasa cemas pada wajah Pek Hian
Ling menjadi lenyap. terdengar Kong Sun sek berkata lagi.
"Tetapi aku masih tetap tak mengetahui maksud hati dari ayahmu". Sehabis berkata kemudian tanyanya kepada Boen ching.
"Perjanjian diloteng oei Hok Lo, orang2 di dunia kangouw telah mengetahui semuanya ciangbunjin dari enam partai
besar telah bersatu padu, entah mereka sedang
mempersiapkan apa, entah apakah Siauw hiap telah
mempunyai persiapan?" Boen ching tersenyum sahutnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Terima kasih atas perhatian cianpwee, aku kira pada saat itu cianpweepun akan menghadiri pertemuan itu bukan?"
Kong Sun sek tertawa besar, ujarnya.
"Anak muda, kau kalau bicara jangan terima enak.
pertemuan Bulim semacam itu tak perlu mengikutkan aku si
orang tua, bukankah aku hanya akan mengantarkan nyawaku
lebih cepat"
Boen ching pun tersenyum ujarnya:
"Apa cianpwee tidak mengetahui kalau empat iblis sakti yakni setan arak. paras elok, harta dan kedudukan akan
menghadiri pula pertemuan itu?"
Wajah Kong Sun sek segera berubah jawabnya:
"Kalau perkataanmu ini memang benar, aku kira enam
buah hiolo kuno peninggalan Thian Jan Shu ituakan jatuh
ketangan mereka berempat".
Boen ching memandang sekejap pada Pek Hian Ling,
kemudian katanya. "Apakah Thian Liong su dari Thian San pay tidak akan muncul pula?" Pek Hian Ling mendengus sahutnya.
"Kau jangan berkata dengan seenak dan seringan
demikian, Thian San pay meskipun mempunyai senjata pusaka
Thian Liong suo, tetapi tidak mungkin akan digunakan untuk
merebut hioloo-hioloo itu kalau salah menggunakan bukankah
akan menghilang kan nyawanya sendiri"
Dengan dingin Hoa Suan berkata.
"Pada saat pertemuan ini seluruh anak murid, Tan coe coen akan hadir seluruhnya, aku kira senjata pusaka Thian Liong
suo mu itu juga tak lebih barang yang tidak dapat dilihat oleh orang lain. tidak ada orang yang akan menakutinya" Dengan suara gusar ujar Pek Hian Ling.
"Kalau begitu bolehlah dengan demikian aku akan melihat kau mempunyai kepandaian apa untuk menahan senjata
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
pusaka Thian Liong Suo ku itu, janganlah setelah kalah lalu minta bantuan dari ching Toakomu"
Hoa Suan baru akan membalas memaki, dengan cepat
Boen ching membentak. "Adik Suan "
Hoa Suan segera menutup mulutnya tak berani berkata-
kata, dalam hati Boen ching juga sedang merisaukan
pertemuan di oei Hok Lo pada malam Tiong Chiu, entah
sampai pada saat itu harus berbuat bagaimana, dirinya
meskipun mendapat kemajuan pesat dalam hal tenaga dalam,
tetapi jika melawan empat iblis itu bukankah tetap tak dapat berbuat apa-apa. Sambil tertawa besar ujar Kong Sun Sek.
"Setan arak. paras elok harta dan kedudukan empat orang iblis sakti, kalau ikut terjun dalam pertemuan itu, ini memang sangat merepotkan, apalagi dibawah tangan empat orang iblis sakti itu selamanya tidak meninggalkan mangsanya dalam
keadaan hidup, hidup, aku kira aku siorang tua, sampaipun
untuk menonton dipinggiranpun tak berani" Pek Hian Ling juga tertawa sahutnya.
"Paman Kong Sun, aku lihat pertemuan Bulim itu tentunya akan sangat ramai sekali, dirumahku ada senjata pusaka Thian Liong Suo, pun kita tak menginginkan menambah hioloo itu,
apakah tidak boleh kita hanya menonton disamping, aku tidak percaya kalau kita punya senjata pusaka Thian Liong Suo,
keempat orang iblis sakti itu masih berani mengganggu kita"
Kong sun Seh tertawa besar, sahutnya.
"Setan arak, Paras elok, harta dan kedudukan empat orang iblis sakti, telah mengundurkan diri selama tiga puluh tahun lamanya hingga kini ketinggian dan kehebatan dari
kepandaian mereka tak ada yang mengetahuinya, senjata
pusaka Thian Liong Suo apa dapat menundukkan mereka,
juga sukar untuk memastikannya" Pek Hian Liong mendengus, jengeknya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Apa dapat dibilang mereka lebih hebat dari Thian Jan Shu
?"?" Kong sun sek tertawa besar dan tak menjawab, dia tahu
pada waktu itu Thian Jan Shu tewas dibawah senjata pusaka
Thian Liong Suo adalah sebagian besar terlalu memandang
ringan pada pihak lawannya, jika tidak demikian, kiranya
Thian Jan Shu waktu itu tidak mungkin akan mati karena hal
ini. setan arak paras elok, harta dan kedudukan, empat orang
iblis sakti, meskipun kepandaiannya jauh dibawah kepandaian Thian Jan Shu, tetapi empat orang iblis sakti itu kalau tidak memandang ringan pada pihak lawan, tidak mungkin dengan
mudah dapat ditundukkan dibawah senjata pusaka Thian
Liong Suo. Boen ching tiba-tiba teringat pada ilmu silat peninggalan
Thian Jan shu, meskipun seluruhnya terdapat tujuh buah


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hioloo kuno, tetapi pada enam partai besar hanya terdapat
enam buah hioloo saja, sedang hioloo yang satunya lagi telah ditenggelamkan kedalam Telaga Naga Dingin, jika dirinya
mendapat hioloo ini, dengan rajin selama dua bulan
mempelajarinya bukankah mungkin akan menambah
kepandaian sendiri.
Tetapi dia telah berjanji dengan Bwee Giok haruslah pergi
ketelaga thay-Ouw dahulu "
Pek Hian Ling nampak Boen ching sedang termenung,
tanpa terasa mengajukan pertanyaan, tanyanya. "Hei . .
engkau sedang memikirkan apa ?" Boen ching tertawa,
sahutnya. "Suhuku sedang menanti aku di telaga Thay-Ouw, aku
harus pergi ke sana terlebih dahulu"
"ooh ..." kata Kong Sun Sek sambil tertawa. "Sungguh kebetulan sekali, dengan Pangcu dari perkumpulan Elang
sakti, Siauw Siang Kiam Khek, Bwee Hong aku pernah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
mengenalnya, kita juga lebih baik mengunjungi satu kali,
tetapi entah Boen siauwhiap bagaimana dapat berkenalan
dengan Bwee Pang cu " " Boen ching tertawa, sahutnya
dengan nada yang perlahan.
"Aku tidak pernah bertemu dengan Bwee Pangcu, tetapi
aku kenal dengan Siauw-pangcunya."
"ooh . . " ujar Kong Sun Sek. ia tidak berbicara apa- apa lagi.
Per Hian Ling mendengus, dia tahu puteri dari pangcu
perkumpulan Elang sakti Bwee Hong yakni Bwee Giok baru
saja keluar dari perguruan, juga merupakan seorang gadis
cantik yang ternama, ternyata Boen ching mengenalnya.
Hoan Suan paling benci kalau Pek Hian Ling tidak tahu
aturan, nampak dia tanpa urusan telah mendengus, diapun
juga balas mendengus.
Pek Hian Ling segera mendelik kearah Hoa Suan, Hoa
Suanpun tak mau menunjukkan kelemahannya, dia balik
melototkan matanya ke arah Pek Hian Ling, nampak hal ini
Kong sun sek menjadi mengerutkan alisnya, tetapi tetap
berdiam diri. Boen ching tersenyum-senyum, ujarnya. "Kalau begitu, mari kita berangkat."
Empat orang itu setelah berjalan entah berapa jauhnya,
mendadak Kong Sun Sek mengeluarkan suara tertahan,
tanyanya kepada Boen ching.
"Kalau aku lihat keadaan wajahmu, agak nya kau sedang
menderita luka dalam benarkah?"
Sambil tertawa jawab Boen ching. "Ah--- tak mengapa"
Begitu Kong Sun Sek berkata, Hoa Suan dan Pek Hian Ling
pun mengambil perhatian, dengan cemas tanya Hoan Suan-
"Boen Toako, siapakah yang telah memukul kau hingga
terluka dalam"." Pek Hian Ling malah berkata.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Kau telah terluka dalam demikian parahnya, mengapa tak kau katakan" masih pura-pura berlagak jantan, sampai
matipun agaknya tak mau berkata terus terang." Boen ching tertawa pahit ujarnya.
"sekarang sudah banyak baikan, hanya kurang istirahat
saja tak mengapa"
Pek Hian Ling lanjutnya,
"Kalau begitu lekaslah beristirahat"
Hoan Suan ketika mendengar ucapan Pek Hian Ling ini,
segera merasa agak heran, ia memandang sekejap pada Pek
Hian Ling. Terdengar ia mendengus dan lanjutnya lagi.
"Aku pernah menolongmu, sudah tentu tak mengijinkan
kau mati" Sehabis berkata ia mendelik kepada Hoa Suan.
Ujar Kong Sun Sek.
"Boen Siauwhiap. aku lihat kau lebih baik beristirahat terlebih dahulu, kesehatan tubuh sendiri haruslah kau jaga
baik-baik, juga agar jangan sampai orang lain yang
menguatirkanmu"
Boen ching nampak dengan perkataan ini Kong Sun Sek
telah menegornya, terpaksa ia hanya menganggukkan
kepalanya, ia telah pingsan selama tiga hari, kekuatan
tubuhnya sebenarnya telah tak tahan tetapi dengan menelan
pil "Liong-Hiat Sin Tan" dengan paksa ia bertahan untuk sementara waktu. Ujarnya kemudian kepada Kong Sun Sek.
"Kalau begitu cianpwee boleh berangkat terlebih dahulu, dengan nona Pek, aku dengan Hoa Sute akan segera
menyusul" Kong Sun Sek agaknya tak mau menerima, sahutnya.
"Ini perkataan apa, apa kau kira aku tak dapat menanti dirimu"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen ching nampak Kong San Sek demikian nampak
memperhatikan dirinya, terpaksa ia menganggukkan
kepalanya tanda menyetujui nya.
Dia mencari sebuah batu yang agak bersih, kemudian
duduk bersila menjalankan pernapasannya, waktu didalam
gua kuno ia telah biasa menjalankan pernapasan secara
demikian, begitu ia duduk bersemedi, mulai lagi dengan
menjalankan latihannya, sekali duduk telah menghabiskan
waktu selama tiga jam lebih pada saat ini ia telah merasakan luka dalamnya telah sembuh seluruhnya, barulah ia bangkit
berdiri. Pek Hian Ling yang berada disampingnya segera
berkata. "Yang kau pelajari kepandaian dari perguruan mana, toch"
mengapa sekali duduk demikian lamanya apa lukamu sudah
sembuh?" Boen ching tertawa, tak mengucapkan sepatah katapun
dalam hati Kong Sun Sek diam2 merasa sangat terkejut, dia
telah lama berkelana didunia kangouw, dengan sikap Boen
ching semacam ini dapatlah disimpulkan bahwa kehebatan
lweekangnya jauh melebihi dirinya, entah selama berpisah
Boen ching telah mendapatkan ilmu macam apa lagi sehingga
lweekangaya demikian maju dengan pesatnya.
Tetapi perkataan ini ia juga tidak enak untuk
menanyakannya, terpaksa ia hanya memandang kearah Boen
ching. Terdengar Hoa Suan berkata pada Boen ching.
"Suhu, supeh mereka mungkin akan menghadiri pertemuan
diloteng oei Hok Loo, entah benar tidak ?"
Boen ching menggelengkan kepala, sahutnya. "Mungkin
tidak benar"
Hoa Suan mengerutkan alisnya, ujarnya lagi.
"Tetapi suhu memberitahukan kepadaku, menyuruh aku
mengikuti kau terlebih dahulu baru setelah selesai
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
mengadakan pertemuan diloteng oei Hok Loo pada bulan
delapan malam Tiong chiu, suhu akan mulai menurunkan
ilmunya kepadaku."
Mendengar perkataan Hoa Suan itu, jawab Boen ching.
"Mungkin Tong Hong Supek dapat mengikutinya, kaujangan kuatir."
Pek Hian Ling mendelikkan matanya kearah Hoa Suan yang
berada disampingnya itu menjadi mendongkol. tetapi ia
dengan Boen ching adalah suhengte, sehingga tak mempunyai
cara apa2 untuk menariknya pergi dari tempat tersebut.
Empat orang itu bangkit berdiri dan melanjutkan perjalanan
lagi. Se-konyong2 terdengar suara tertawa dingin seorang
sastrawan berusia pertengahan muncul dihadapan mereka.
Boen ching menjadi terkejut, ternyata adalah Ouw Yang Bu
Kie, entah bagaimana ia dapat mencarinya kembali, mengapa
ia kembali datang ke gunung Lu San ini, beberapa kali secara kebetulan dapat meloloskan diri dari cengkeremannya, tetapi ini hari ada empat orang di sana, kiranya sukar bagi dirinya untuk melolos kan diri.
Pek Hian ling sama sekali tidak mengenal pada Ouw Yang
Bu Kie, mendengus, bentaknya. "Siapa kau?"
Meskipun Kong Sun Sek belum pernah bertemu dengan
Ouw Yang Bu Kie, tetapi mengetahui kalau orang ini bukan
sembarangan orang, dia menarik tangan Pek Hian Ling
kebelakang kemudian tanyanya.
"Saudara entah siapa, maafkan aku Kong Sun Sek tidak
mengenalnya." Ujar Ouw Yang Bu Kie dengan dingin.
"Aku datang bukan untuk mencari kau, kau pun tak berhak untuk menanyakan namaku"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Kong Sun sek juga terhitung sebagai orang yang
mempunyai nama2, belum pernah dipandang ringan
sedemikian rupa, baru ia akan membalas memaki, terdengar
Boen ching telah berkata dengan suara yang perlahan-"Ini adalah setan paras elok. Ouw Yang Bu Kie"
Baru perkataannya diucapakan, saking kagetnya sampai
telapak tangan Kong Sun Sek mengeluarkan keringat yang
dingin, sedang Pek Hian Liong pun tak berani berkata seucap katapun.
Selain Boen ching, ketiga orang lainnya belum pernah
bertemu dengan Ouw Yang Bu Kie, tetapi terhadap nama
Setan arak. Paras elok. harta dan kedudukan, empat orang
iblis sakti mereka sudah sering mendengarnya, sehingga
begitu mendengar perbuataan ini menjadi sangat terkejut
bukan buatan- Dengan dingin Ouw Yang Bu Kie bertanya kepada Boen
ching. "Siapakah yang memukul genta pada waktu itu?"
Boen ching mendengar Ouw Yang Bu Kie bertanya
kepadanya, ia menjadi tertegun, pikirnya.
"Entah waktu itu Ouw Yang Bu Kie dengan Toan Bok cie
jien pergi menguntit orang itu telah menemukan apa, entah
dia telah bertemu dengan orang yang membunyikan genta itu
tidak?" Dengan perlahan dia menggelengkan kepala nya, jawab
nya. "Mana aku tahu?"
Ouw Yang Bu Kie selangkah demi selangkah berjalan
mendekati Boen ching, ujarnya.
"Selama satu bulan ini, entah ilmu "Thay Thien Kioe Sih"
mu itu telah kau latih bagaimana hebatnya, tidak ada
halangan untuk diperlihatkan sekali lagi" Boen ching hanya tertawa tawar, sahutnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Ini tidaklah menjadi soal, hanya tempat ini tidak sebahaya waktu berada digunung oei San"
Ouw Yang Bu Kie tertawa besar, ujarnya.
"sukar diduga, kiranya kau juga mempunyai kegembiraan-"
Sehabis berkata dia menengok keempat penjuru, katanya
kemudian kepada Boen ching.
"Gunung Lu San ini bukannya tidak ada tempat yang
bahaya, bagaimana kalau kita daki pada puncak sebelah
kanan, nomor pertama?"
Boen ching mendongakkan kepalanya memandang puncak
yang ada disebelah kanan itu, tingginya melewati mega, dia
tertawa ujarnya. "Sungguh cocok sekali dengan seleraku"
Ouw Yang Bu Kie tertawa tergelak, dia bergerak berjalan
menuju kearah sana, Boen ching pun menggetarkan tubuhnya
mengikuti dari belakangnya.
Sebenarnya Boen ching memang mendapatkan didikan
langsung oleh Ie Bok Tocu didalam hal ginkang, dan
ginkangnya dapat melebihi dari siapapunn juga, apalagi kini lweekangnya telah mendapatkan kemajuan yang pesat, dia
yang berlari dibelakang Ouw Yang Bu Kie dengan jarak yang
selalu tetap tanpa dapat tertinggal jauh setengah langkahpun.
Ouw Yang Bu Kie mengeluarkan suara tertahan, ujarnya.
"Ginkang mu kiranya juga mengalami kemajuan"
Meskipun dua orang itu sedang lari naik, tetapi setiap
ucapannya dengan jelas masuk kedalam telinga Boen ching.
Boen ching balas menjawab.
"Bagainana kalau kita berdua mengadu ilmu, Ouw Yang Bu Kie yang mendengar setiap perkataan yang diucapkan oleh
Boen ching masuk ketelinganya juga dengan sangat jelas,
hatinya menjadi sangat terkejut, lweekang dari Boen ching
kiranya juga mea dapatkan kemajuan yang sangat pesat, ia
tertawa besar, sahutnya dengan nyaring.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Baik kita berdua beradu ginkang, lihat siapa yang terlebih dahulu mencapai ke puncak gunung itu".
Baru perkataannya selesai diucapkan tubuhnya telah
melayang dan lari dengan cepat kearah puncak gunung itu.
Boen ching bersiul panjang, tubuhnya berkelebat dengan
menggunakan ilmu "Shan Au Ban Li" yang dipadukan dengan gerakan tubuh "Hui Sie Yu Seh" tubuhnya bagaikan daun kering yang sangat ringan melayang kearah puncak gunung.
Ginkang dari ie Bok-Tocu menjagoi seluruh dunia kangouw,
Boen ching yang mendapatkan didikan langsung dari Ie Bok
Tocu, karena lweekangnya lemah ketika pertama kali terjun
kedalam dunia kangouw, sehingga tak dapat
menggunakannya dengan sebaik-baiknya, sedang pada saat
ini lweekang Boen ching tidaklah dibawah IeBok Tocu sendiri, begitu ilmu ginkang nya dikerahkan, belum ujung kakinya
menempel ketanah, tubuhnya telah melayang naik.
Ujung kaki Boen ching sedikit menutul diatas batu dan
mengejar naik, dua orang itu ternyata bersamaan waktu
mencapai diatas puncak gunung itu.
Ouw Yang Bu Kie waktu permulaan naik masih dapat
berada didepan Boen ching sekejap mata dua orang itu telah
menerebosi mega, begitu mencapai tempat ini, Boen ching
telah berhasil berada disamping Ouw Yang Bu Kie.
Dalam hati Ouw Yang Bu Kie merasa sangat terkejut dan
gusar, Boen ching didalam pandangannya sama sekali tidak
dipandang sebelah matapun olehnya, tetapi kini ternyata
ginkangnya berada diatas dari dirinya, dengan cepat ia
menarik napas panjang-panjang tubuhnya bagaikan anak
panah yang lepas dari busurnya meluncur keatas puncak
gunung. Ouw Yang Bu Kie dengan dingin mendengus, meskipun dua
orang itu bersama-sama mencapai diatas puncak gunung itu,
tetapi Boen ching telah menginjakkan kakinya terlebih dahulu,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
dan kini dalam hal bertanding untuk mencapai puncak gunung
sudah terang ia mengalami kekalahan-
Dengan tangan sebelahnya ia melakukan serangan kearah
dada Boen ching, Boen ching nampak dalam hal ginkang dia
tidak terkalahkan oleh Ouw Yang Bu Kie, hatinya menjadi
sangat girang, kepercayaan pada diri sendiri makin tumbuh,
lima jarinya membalik mencekal kearah Ouw Yang Bu Kie
dengan menggunakan ilmu "Thay Thien Kioe Sih" ia berusaha untuk mengalahkan Ouw Yang Bu Kie.
Nama Ouw Yang Bu Kie termasuk sebagai empat orang iblis
sakti, kehebatan dari lweekangnya tidak usah begitu
dikatakan, dengan gerakan yang dari ilmu ginkang Boen ching baru dapat ditimbang dalam pertandingan tadi, dan kini Ouw
Yang Bu Kie setelah mengeluarkan ilmunya "chieh Hun Pak ciang," untuk melawannya ilmu "chieh Hun Pat ciang" dari Ouw Yang Bu Kie ini, seluruhnya menggunakan telapak kiri
sedang jurus serangannya pun sangat aneh sekali. setelah
ber-turut2 melancarkan tiga kali serangan, Boen ching saking terdesaknya hingga tak mendapat kesempatan untuk
melakukan serangan balasan-
Dalam hati Boen ching sangat terkejut, sekalipun dia
sangat paham dan hafal terhadap ilmu "Thay Thien Kioe Sih"
yang mempunyai perubahan yang sangat banyak tetapi
baginya kesempatan untuk membalas melakukan serangan
pun tidak diberi, sehingga bagaimanapun juga ia berusaha
juga tak dapat berbuat apa2 terhadap Ouw Yang Bu Kie.
Tetapi dalam hati Ouw Yang Bu Kie makin merasa terkejut,
jika sebulan yang lalu, dalam dua jurus saja Boen ching tentu akan mengalami kekalahan, tetapi kini berturut2 dia
melancarkan serangan, Boen ching ternyata masih tidak
nampak akan kalah, dalam satu bulan ini kemajuan dari
lweekang Boen ching ternyata satu kali lebih hebat dari
dahulu, jika demikian terus, dalam waktu pendek saja
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
kepandaian Boen ching akan jauh melebihi dirinya, ini
sungguh sangat mengejutkan sekali.
Dia menggigit bibitnya, Boen ching terlalu menakutkan dan
harus dibasmi, segera dia melancarkan jurus "Hong cong Lie Ie" atau suara genta menggema hebat, ber-turut2


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melancarkan sepuluh kali serangan, seluruhnya diarahkan
pada jalan darah penting ditubuh Boen ching.
Boen ching menjadi sangat terkejut, kepandaian dari Ouw
Yang Bu Kie ternyata belum dapat dipandang ringan, dia
sendiri masih tidak mengapa, tetapi mana dia dapat menyuruh Kong sun sek, Pek Hian Ling serta Hoa Suan mengawani
dirinya ?" apalagi dalam hal ginkang dirinya tidak dibawah
Ouw Yang Bu Kie jika berjalan selangkah terlebih dahulu,
pastilah dapat lolos dari tangan Ouw Yang Bu Kie.
Dia tak berani menerima serangan dari Ouw Yang Bu Kie
itu, tubuhnya melayang dengan menggunakan ilmu "Shen Au Boe Li dan lari turun kebawah gunung.
Ouw Yang Bu Kie mana mau melepasnya, dengan cepat dia
lari mengejar, tubuhnya bagaikan seekor rajawali rakasa yang melayang turun dari puncak gunung mengejar kearah Boen
ching. . -oo0dw0oo- BOEN CHING SEORANG diri berlari bagaikan terbang,
sedang Ouw Yang Bu Kie tak henti2nya mengejar dengan
kencangnya. Setelah berlarian, dia tidak mengetahui pula telah sampai
dimana, Boen ching hanya berputar disekitar jalan gunung itu, tetapi waktu lebih panjang lagi, dia bagaimanapun juga baru sembuh dari luka parahnya, mana dapat bertahan berlari
kencang sedemikian jauhnya dengan tenaga penuh.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Gerakan tubuhnya mulai menjadi perlahan, Ouw Yang Bu
Kie yang menguntuti dibelakang nya tertawa dingin, dengan
sekuat tenaga ia mengejar ke depan-
Boen ching diam2 berpikir, jika demikian terus menerus
tentu dia akan dapat dikejar oleh Ouw Yang Bu Kie, dan pada saat itu tentu dirinya dalam keadaan sangat letih sukar di
tahan, dengan keadaan waktu itu jika sampai terkejar,
bukankah lebih baik sekarang juga berhenti terlebih dahulu.
Dia segera menghentikan gerakan tubuh nya dan balikkan
tubuhnya menghalang Ouw Yang Bu Kie dengan dingin
tertawa besar tubuhnya melayang menubruk maju.
Boe ching balikkan tubuhnya mencabut keluar pedangnya,
dan kemudian dengan pedangnya itu menusuk ke arah Ouw
Yang Bu Kie dengan ilmu "Ngo Heng Kiam Hoat", tubuhnya berkelebat kesana kemari setiap langkahnya mengikuti tempat kedudukan "Ngo Heng" dengan jurus pedangnya yang
merupakannya kebalikan dari ilmu pedang biasanya, dimana
pedang itu menyambar bagaikan angin taufan mengulung
tubuh Ouw Yang Bu Kie.
Dia dengan tangan kosong menerima lima enam kali
serangan, sedang pada mulutnya memuji:
"Jurus pedang yang sangat bagus"
Perkataannya baru diucapkan keluar, kipas emasnya telah
dikeluarkan, diantara buka dan tutup nampak gambar
tengkorak berwarna merah yang mengeramkan, diikuti
dengan dikeluarkannya ilmu "cong Thian Llok Shan".
Ngo Heng Kiam Hoat" yang digunakan Boen ching sekarang ini adalah ilmu yang digunakan Tan coen waktu melawan
Thian Jan Shu tempo hari, kekuatan dan kehebatannya luar
biasa, tetapi sayang leweekangnya tidak dapat menandingi
Ouw Yang Bu Kie, apalagi tidak hafal, diantara berkelebatnya bayangan kipas, kakinya terdesak mundur hingga salah
menginjak tempat kedudukan-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Ouw Yang Bu Kie tertawa dingin, kipas emasnya dibuka
dan ditekan kebawah kemudian menyapu ke arah pinggang
Boen ching. Boen ching segera menarik kembali pedang nya dan
menghalau serangan kipas Ouw Yang Bu Kie ini.
Tetapi kipasnya tiba-tiba menutup dan menotok kearah
pedang ditangan Boen ching, tangan kanan Boen ching cepat
melancarkan serangan, tetapi pedang ditangannya tetap
tertutul oleh kipasnya, sedang kipas emasnya mengikuti
gerakkan ini menekan kebawah, kemudian memotong kearah
urat nadi di pergelangan tangan Boen ching.
Dalam hati Boen ching merasa sangat terkejut dengan
terburu-buru ia mundur kebelakang.
Ouw Yang Bu Kie tertawa tergelak kipasnya dikembangkan
dan menyambar kesembilan jalan darah terpenting didepan
tubuh Boen ching.
Jurus Ouw Yang Bu Kie ini dilakukan dengan sangat cepat
sekali, hampir saja Boen ching tidak tahan untuk melawannya, bahkan dia tak dapat melihat dengan jelas jurus yang
digunakan Ouw Yang Bu Kie untuk menyerangnya itu.
Ia membalikkan tubuhnya bersiap melari kan diri, Ouw
Yang Bu Kie dengan dingin tertawa panjang, sinar emas yang
berkelebat bagaikan pelangi melayang mengitari Boen ching
sedang pada mulutnya membentak. "Kau masih ingin pergi?"
Boen ching dengan gusar membentak. tangan kirinya
dengan sekuat tenaga melancarkan serangan, dan
menyambar kipas emas yang berada ditangan kanan Ouw
Yang Bu Kie. Ouw Yang Bu Kie dengan dingin mendengus, tangan kirinya
menyambar mencekal tangan kiri Ouw Yang Bu Kie, sedang
pedangnya bagaikan kilat cepatnya menggores ke leher 0uw
Yang Bu Kie. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Kipas emasnya segera dikembangkan, baru akan memukul
jatuh pedangnya untuk kemudian baru membereskan
orangnya mendadak. dalam hatinya tergerak. kipasnya
ditutupnya kembali dan ditempelkan diatas pedang Boen
ching, dalam hatinya pikirnya: "Aku akan melihat lweekangmu sebenarnya seberapa tingginya"
Pedang Boen ching yang ditempelkan oleh kipas emasnya
Ouw Yang Bu Kie, hatinya menjadi sangat terkejut, seluruh
tenaga dalamnya telah dikerahkan pada kipas emasnya
perlahan-lahan tetapi tak henti-hentinya menyerang kearah
Boen ching. Boen ching tak dapat berbuat apa-2 lagi, terpaksa hanya
dengan sekuat tenaga memberikan perlawanannya .
Begitu pedang dan kipas beradu, Ouw Yang Bu Kie segera
telah dapat mengukur bahwa tenaga lweekang yang dimiliki
Boen ching masih lebih rendah lima bagian dari dirinya, tetapi dia mengetahui sebulan yang lalu lweekang yang dimiliki Boen ching tidak sampai dua bagian saja dari dia. kini ternyata
bertambah demikian banyaknya, apalagi Boen ching
mempunyai ilmu silat yang sangat lihay, jika membiarkan dia hidup demikian terus menerus, kiranya tak sampai setahun
kemudian dianya sendiripun tak dapat bertahan serangannya.
Baru Ouw Yang Bu Kie akan menurunkan tangan jahatnya,
sekonyong-konyong kipas emasnya mengendor dan dengan
perlahan-lahan mundur kebelakang.
Sebenarnya Boen ching telah merasa sukar untuk
menghindarkan diri dari kematian tetapi keadaan ternyata
berubah dengan cepatnya, ia mengikuti arah pandangan dari
Ouw Yang Bu Kie dimana dia memandang, tanpa terasa dia
menjadi termangu-mangu, gadis yang mirip dengar gambar
pada cermin pualam itu, Sek Giok Siang telah berdiri
mematung disana.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Tubuh Ouw Yang Bu Kie nampak sedikit gemetar,
selangkah demi selangkah ia mundur kebelakang.
Boen ching dengan termangu memandang ke arah wajah
Sek Giok Siang, nampaknya gadis itu baru saja menangis, air mata pada wajahnya masih belum mengering, ia sedang
memandang termangu-mangu pada Ouw Yang Bu Kie dan
Boen ching dua orang.
Tiba-tiba Ouw Yang Bu Kie dengan menutupi wajah
menjerit keras kemudian dengan kaiap lari pergi.
Boen ching menjadi tertegun, ia memandang terpesona
pada Sek Giok Siang, nampak dia berdiri melawan datangnya
angin yang bertiup, sedang kedua matanya memandang awan
putih yang melayang di tengah udara, agaknya dia tidak
memperdulikan sikap Ouw Yang Bu Kie yang lari pergi dengan
kalap itu. Boen ching merasa heran mengapa Sek Giok Siang dapat
berada ditempat ini dengan tiba-tiba, dia berjalan mendekati sek Giok Siang dengan tenang ia berdiri disamping nya, dia
tak mengetahui karena urusan apa sehingga menyebabkan
Sek Giok siang melelehkan air matanya.
Dengan perlahan Sek Giok- Siang menundukkan kepalanya,
kepada Boen ching tanyanya dengan perlahan. "Kenapa kau berada ditempat ini?"
Sahut Boen ching dengan suara yang sangat halus. "Nona Sek, apakah telah terjadi sesuatu urusan pada dirimu?"
Sek Giok Siang menggelengkan kepalanya, setelah
termenung sejenak tanyanya pada Boen ching.
"Aku hanya berjalan sampai disini, siapa orang tadi itu, agaknya dia takut padaku hingga melarikan diri."
Boen ching menjadi tertegun pikirnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Kiranya Sek Giok Siang ini tidak mengenal pada Ouw Yang Bu Kie." Setelah berpikir sejenak lalu sahutnya.
"Dia bernama Ouw Yang Bu Kie"
Sek Giok Siang dengan suara perlahan menganggukkan
kepalanya, kemudian balik kan tubuhnya berjalan lagi.
Boen ching menjadi termangu disana, dia tidak berani
mengejarnya untuk bertanya, bayangan sek Giok Siang
perlahan-lahan hilang dari pandangannya, dengan tenang ia
berdiri disana sedang pada benaknya timbul wajah Sek Giok
Siang yang sedang tertawa, sedih dan mengucurkan air mata.
Sek Giok Siang mengapa dapat berbuat demikian-." Dia
sebenarnya akan lari mengejarnya, tetapi diapun merasa agak takut, takut terhadap pnrkataan yeng diucapkan oleh cu Khek ci Yun kepadanya, dia tadi dapat melibatkan diri dalam
bayangan lamunannya diri sendiri.
Dia berpikir bolak balik hingga lama tetapi akhirnya dia
berpikir pula, jika ia sama sekali tidak mengenal Sek Giok
Siang, setelah bertemu dengan keadaan ini dapat berbuat
bagaimana " pada saat itu dia dapat menggunakan seluruh
tenaganya untuk memberi bantuan kepadanya.
Boen ching menjadi melamun tak karuan, kemudian dia
berjalan mengikuti dimana sek Giok siang tadi melaluinya .
Dengan sekuat tenaga ia lari, tak lama telah nampak
bayangan pungung dari Seh Giok-siang, dia lari mengejar
mendekat. Dengan suara perlahan tanyanya kepada Seh Giok Siang.
"Nona Sek. apa kau memerlukan bantuanku kah ?"".
Seh Giok- siang hanya menggelengkan kepalanya,
kemudian berjalan kedepan lagi.
Boen ching menjadi ragu-ragu, sejenak ia mengetahui
geraknya ini membuat Sek Giok siang menaruh rasa curiga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
kepadanya, dia maju selangkah kedepan, katanya pula pada
Sek Giok siang.
"Nona Sek. tawaranku ini adalah keluar dari dalam hati sanubariku ". sek Giok Siang memandang ke arah Boen ching, ujarnya.
"Urusan ini kaupun tak akan mempunyai daya untuk
menolong aku, ibuku sakit keras dan telah meninggal dunia".
Selesai berkata dia berjalan kedepan lagi.
Boen ching menjadi termangu-mangu di sana, bayangan
dari wanita berusia pertengahan dengan wajah yang sangat
cantik itu muncul kembali pada benaknya, dia merasa heran
ibu dari Sek Giok Siang demikian sehat nya mengapa dengan
demikian mudahnya telah meninggal dunia.
Dia merasakan sesuatu yang sangat mendadak. sebenarnya
dia akan maju menghibur padanya, tetapi terpikir olehnya
mungkin Sek Giok siang tidak menyukai dirinya, dengan diam-
diam terpaksa ia mengundurkan diri.
Dia berjalan menuju ketengah gunung, entah telah
melewati berapa jauh terus hingga cuaca menjadi gelap.
Boen ching memandang kekanan dan kekiri sejenak.
setelah itu ia mencari suatu gua yang bersih dan masuk ke
dalamnya umtuk beristirahat.
Hari kedua, baru udara menjadi terang Boen ching telah
meningalkan gunung Lu San, dan mulai melanjutkan
perjalanannya menuju Telaga Thay Ouw.
Selama tiga hari melakukan perjalanan, kini Boen ching
telah tiba di Telaga Thay-Ouw, dia memandang air dari telaga itu, tak tahu harus berbuat bagaimana untuk memberi kabar
pada markas perkumpulan Elang Sakti itu, waktu itu adalah
cah We yang mencari dirinya dan menyambutnya kedalam
markas. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Dia berjalan mendekati sebuah perahu nelayan, kepada
pemilik perahu itu katanya.
"Aku bernama Boen ching, ingin bertemu dengan siauw
Pang-cu dari perkumpulan Elang Sakti, dapatkah kau
menolong aku pergi kesana?"
Wajah orang itu segera berubah, dengan membungkukkan
badannya ia memberi hormat, ujarnya.
"Kiranya adalah Boen Siauw hiap. aku segera pergi
memberi kabar".
Selesai berkata ia mendayung perahunya ke dalam telaga,
dalam hati diam-diam Boen ching berpikir, orang itu tentunya orang dari perkumpulan Elang Sakti, jika dilihat hal itu dapat membuatkan pengaruh dari perkumpulan Elang Sakti tidaklah
kecil. Tak lama sebuah perahu besar muncul, Bwee Giok dengan
menyamar sebagai seorang pria berdiri dujung perahu, sambil memberi hormat pada Boen ching ujarnya,
"Boen heng datang dari tempat jauh, siauwte tidak
mengetahuinya hingga tak dapat menyambut secara layaknya
harap suka dimaafkan"
Boen ching yang nampak Bwee Giok, teringat olehnya apa
yang dikatakan oleh cu Khek ci Yun kepadanya waktu berada
didalam gua kuno itu, tanpa terasa wajahnya menampilkan
rasa gembira, dengan cepat sahutnya.
"Bwee heng, mengapa demikian menggunakan banyak
aturan segala"
Bwee Giok menyilahkan Boen ching naik ke atas perahu,
Boen ching tak dapat menahan perasaannya lagi dengan
terburu buru ia bertanya kepada Bwee Giok.
"Apa suhuku telah mempunyai kabar?" Bwee Giok
menggelengkan kepalanya, ujarnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
"Ie Bok Tocu mungkin telah lewat dari tempat ini atau
mungkin tidak dapat mencarinya, tak usahlah kau kuatirkan"
Boen ching menjadi termenung, Bwee Giok yang nampak
Boen ching termenung, dengan tertawa ujarnya.
"Boen Toako, apa tak mau memberi muka kepadaku,
berdiam beberapa hari didalam perkumpulan kami?" Boen
ching sambil tertawa sahutnya.
"Nona Bwee, aku masih mempunyai urusan hendak
menjelajahi kegunung Siong San, urusan sangatlah penting
sekali, tak dapat tinggal lebih lama lagi ditempat ini"
"Oh -- -"Jawab Bwee Giok, ia telah dapat menebak ia akan berbuat apa, dengan suara perlahan tanyanya kepada Boen
Ching. "Apakah karena urusan hioloo peninggalan dari Hay Gwat Thaysu?" Boen Ching menganggukkan kepalanya. Bwee Giok berpikir sejenak, dia mengetahui urusan ini sangatlah
penting sekali, dia tak mungkin dapat mencegah kepergian
dari Boen Ching dan menyuruhnya jangan pergi.
Setelah berpikir bolak balik sambil tertawa ujarnya. "Ayahku juga karena ada urusan tidak berada dalam markas, sekalipun demikian tak ada salahnya kalau aku mengawani kau menuju
kegunung Siong San kau pikir bagaimana?"
Boen Ching menjadi tertegun, dia tak enak untuk
menolaknya, terpaksa ujarnya. "Nona Bwee demikian baiknya, aku Boen Ching entah harus berkata apa baru baik, hanya
janganlah karena urusanku ini hingga menghalangi urusan
dalam perkumpulan nona Bwee"
Bwee Giok tersenyum, ujarnya. "Kau tentunya masih belum melupakan paman Tong ku bukan" Urusan dalam
perkumpalan ada dia disini, tak usah merepotkan aku lagi"jika kau sangat tergesa-gesa, kita dapat berangkat sekarang juga"
Boen Ching terpaksa hanya tersenyum saja dengan demikian
dua orang itu melakukan perjalanannya menuju kegunung
Siong San . Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sepuluh hari telah berlalu dua orang itu baru naik ke
gunung Siong San, sekonyong-konyong muncul seorang kakek
sambil tertawa katanya kepada Boen Ching.
"waktu kau telah menang, tetapi kali ini kau naik ke gunung Siong san, aku tak mungkin akan tertipu lagi oleh akalmu yang licik itu. Boen Ching begitu nampak orang itu, hatinya diam-diam merasa terkejut, yang datang ternyata adalah Siauw
Bian Hui Yuen atau si kera terbang berwajah riang, Yoen Fu.
Entah dengan bagaimana Yuen Fu ini menguntit hingga
sampai ke gunung Siong san ini,
belum dia menjawab Yuen Fu dengan tertawa telah berkata
lagi. "Boen Ching kau kali ini naik kegunung Siong san tak usah ditanyakan lagi tentunya
karena hioloo yang ditinggaikan oleh Hay Gwat Thaysu itu
bukan, sekarang kau harus memberi tahukan kepadaku
dimana adanya Hioolo itu."
Boen Ching dengan tawar menyapu sekejap pada wajah
Yuen Fun Yuen Fu terkenal dengan nama sebagai sikera
terbang yang berwajah riang, wajahnya tambah riang sudah
tentu makin mengandung apa2 yang tidak beres, kemudian
ujarnya. "Apakah hanya karena beberapa ucapanmu itu saja lalu menyuruh aku memberitahukan kepadamu?"
Yuen tertawa besar, ujarnya. "Kau ternyata juga sangat menyenangkan"
Selesai perkataannya itu, tangannya menyambar ke arah
Boen Ching. Bwee Ciok tahu kepandaian Yuen Fu sangat tinggi, hampir-
hampir sejak muncul dalam dunia kangouw belum pernah ia
mendapatkan lawannya, tubuhnya yang menubruk mendekat
itu dilakukan secepat kilat, tak dapat disalahkan lagi kalau julukannya sebagai sikera terbang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen Chingpun mengetahui keistimewaan daripada Yuen
Fu ini, begitu tubuh Yuen Fu mendesak mendekat, tubuhnya
balik mundur cepat. Yuen Fu sambil tertawa tergelak maju
mendekat, Boen Ching sangat hapal dengan ilmu "Tay Thien Kioe Sih" ilmu inipun juga mengutamakan pertarungan jarak dekat dia nampak kuku Yuen Fu bagaikan cakar, tak dapat
dikatakan sebagai lawan yang ringan, dia menghentikan
gerakan tubuhnya dan balik membalas menyerang, lima
jarinya balik mencekal kearah Yuen Fu.
Yuen Fu sambil memajukan tubuhnya lebih dekat lagi ia
tertawa tergelak, selamanya belum pernah ada orang yang
berani melawannya dengan pertarungan jarak dekat, kini
ternyata Boen Ching berani melakukannya tanpa terasa diapun mengagumi atas keberanian nyalinya.
Lima jarinya dari mencakar berubah menjadi totokan dan
menyapu keurat nadi pergelangan tangan Boen Ching.
Boen Ching terasa matanya silau, tangan kanannya telah
terkena serangannya, dalam hati diam-diam merasa terkejut,
pikirnya nama dari Yuen Fu ini sungguh bukanlah merupakan
nama yang kosong belaka. Tetapi pada saat ini lweekangnya
telah mengalami kemajuan yang pesat sekali, bukanlah
bandingannya ketika waktu tempo hari, tangan kanannya
ditekan kebawah sedikit dan balik mencekal tangan kanan
Yuen Fu. Dalam suara tertawanya tubuhnya telah berkelebat
dan berada dibelakang tubuh Boen Ching dimana dia
melakukan serangan lagi. Boen Ching nampak gerakan dari
Yoen Fu ini ternyata demikian cepat dan gesitnya jika
dilawannya dengan mudah sungguh bukanlah merupakan
pekerjaan yang enteng. Dia balik mencengkeram kearah Yuen
Fu dia tertawa tergelak, dengan mudah malah mencekal
tangan kanan Boen Ching tidak menanti Yuen Fa
mengerahkan tenaganya bagaikan kilat cepatnya ia balik
mencekal urat nadi pada pergelangan Yuen Fu, diikuti dengan bahu kanannya sedikit bergetar, ternyata ia telah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
menggunakan jurus "Ling Coa Cien Sian". Yuen Fu yang terkena getaran tenaga bahu kenannya menjadi terlempar
terbang ke tengah udara dan menubruk kepohon yang berada
disebelah kirinya. Dalam hati Yuen Fu merasa sangat terkejut karena sesaat dia terlalu memandang ringan pada pihak
lawan, hingga masuk perangkap dan terpancing oleh tipu
muslihat Boen Ching.
Sepuluh jurus belum sampai, ia telah terlempar oleh Boen
Ching kearah -pohon besar, jikalau tidak mati juga sedikitnya akan terluka parah, hanya satu-satunya jalan baginya yaitu
mengerahkan tenaga murninya untuk menjaga diri.
Sekonyong-konyong terdengar suara tertawa tergelak,
sebuah bayangan dari dalam hutan dengan sangat cepat
menerima tubuh Yuen Fu yang sedang melayang itu,
kemudian meletakkannya diatas tanah dan berjalan mendekati
Boen Ching. Boen Ching nampak orang yang baru datang itu
pada tangan kirinya membawa sebuah gentong arak yang
besar, ternyata tak salah lagi dia adalah Setan arak, Toan Bok Cie Jien, diam-diam dalam hatinya merasa sangat terkejut.
Toan Bok Cie Jien tertawa tergelak tak berkata dengan
perlahan ia berjalan mendekati Boen Ching.
---ooo0w0ooo---
BOEN CHING nampak Toan Bok Cie Jien mendadak muncul
ditempat itu, mau tak mau dalam hatinya timbul rasa terkejut.
Dengan perlahan, sambil tertawa Toan Bok Cie Jien berkata.
"Urusan tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu telah menggetarkan setiap orang didalam dunia kangouw,
ciangbunjin dari enam partai besar jejaknya tidak jelas,
sedang kau datang kembali kegunung Siong San, hal ini
bukankah sudah jelas sekali ?"
Boen Ching sambil tertawa ujarnya. "Apakah dapat
dikatakan dengan nama besarmu itu kaupun ternyata ikut
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
memperebutkan tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian
Jan Shu.: Toan Bok Cie Jien memandang tajam kepada Boen CHing
sejenak dengan tertawa sahutnya. "Mereka tiga orang mau memperebutkan nama, dalam hatiku sendiri juga sangat
paham, kepandaian dari Thian Jan Shu jauh melebihi kita
berempat orang, sekalipun empat orang bergabung juga tak
mampu untuk menandinginya."
Ia berhenti sejenak, kemudian terusnya.
"Berbicara terus terangpun tak mengapa, aku ternyata kini juga telah datang kemari, sudah tentutak usah diragukan lagi juga karena urusan tujuh buah hioloo kuno tersebut." Hati Boen Ching menjadi tergetar,jika empat iblis sakti ini turut serta dalam perebutan ini, kiranya diri sendiri tak mudah
untuk menghadapi mereka itu.
Si Kera terbang berwajah riang, Yuen Fu yang berdiri
disamping, nampak Toan Bok Cie Jien juga hadir disana, diam-diam merasa terkejut. Dia paham akan kekuatan sendiri
bukanlah tandingan dari Toan Bok Cie Jien, tetapi mana dia
mau dengan demikian mudah melepaskannya.
Dia berbatuk batuk perlahan, sambil tertawa katanya
kepada Toan Bok Cie Jien "Toan Bok heng, tahukah kau siapa saja yang mengetahui tentang urusan ini pada hari ini?"
Toan Bok Cie Jien dan Thian Jan Shu hanya tertera
beberapa tahun saja, sehingga dapat dihitung setingkat, Yuen Fu selamanya congkak dan ganas, tetapi karena takut
membuat marah pemimpin dari empat iblis sakti ini sehinga
terpaksa ia membahasai dia dengan sebutan cianpwee.
Toan Bok Cie Jien dengan dingin tertawa terkekeh-kekeh,
ujarnya. "Siapakah kau ?"
Si Kera terbang berwajah riang, Yuen Fu mendengar Toan
Bok Cie Jien dengan cara demikian menanyakan namanya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
hatinya sebenarnya merasa kurang senang, didalam Bulim ia
juga dapat dihitung sebagai orang yang disegani, Setan arak ternyata malah balik bertanya kepadanya, bukankah
tingkatnya dengan Boen Ching pun dibikin menjadi rendah"
Tetapi dengan paksaan diri dia tertawa dan sahutnya.
"Aku adalah Yuen Fu, didalam dunia kangouw dengan
julukan Si Kera terbang berwajah riang adalah cayhe sendiri."
Toan Bok Cie Jien tertawa tawar, ia memandang sekejap
kearah Boen Ching, kepada Yuen Fu ujarnya.
"Engkau demikian cara mengatakannya, bukankah sengaja
ingin mencari seteru dengan ku?"
Yuen Fu tersenyum, ujarnya. "Cianpwee janganlah
menaruh rasa curiga, tetapi menurut apa yang aku ketahui
tiga bersaudara dari Chie Lan Kong pun sangat
memperhatikan tentang urusan tujuh buah hioloo kuno
peninggalan Thian Jan Shu ini, pertemuan diloteng Oei Hok Lo pada dua bulan yang akan datang pasti tidaklah dapat
kekurangan mereka bertiga orang. sedang ini hari Boen Ching menuju kegunung Siong San,jika urusan ini diketahui pula
oleh mereka tak urung merekapun akan ikut serta."
Kedua alis Toan Bok Cie Jien menjadi berdiri, nama dari
Chie Lan Kong waktu itu pernah menggetarkan seluruh sungai
telaga, tapi setelah munculnya Thian Jan Shu, dimana ia naik ke istana Chie Lan Kong untuk mengacau, dengan
mengandalkan kepandaiannya yang sangat tinggi itu dengan
paksa ia menutup pintu dari istana Chie Lan Kong dan tak
memperkenankan mereka ikut campur dengan urusan dunia
kangouw lagi. Pernah tersentil berita, waktu Thian Jan Shu
menuju keistana Chie Lan Kong telah terjadi suatu
pertempuran yang amat dahsyat, tiga bersaudara Chie Lan
dipukul luka, sekalipun dia belum pernah bertempur dengan
mereka bertiga, tapi dapatlah diduga dari pertempuran yang
terjadi waktu melawan Thian Jan Shu, tingginya kepandaian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
yang mereka miliki, didalam hatinya menduga dengan
sendirinyapun jauh lebih lihay lagi. Tiga bersaudara Chie Lan telah menutup sendiri selama hampir empat puluh tahun,
bukanlah suatu waktu yang sangat pendek, kiranya tingginya
kepandaian yang mereka miliki sukar sekali untuk diduga.
Setelah ia mengerutkan alisnya, dengan tertawa besar
ujarnya. "Nama dari tiga bersaudara Chie Lan sudah lama aku dengar,jika mereka tiga orang datang kemari, paling sedikit juga harus minta sedikit penghajaran dari mereka bertiga."
Sehabis mengucapkan perkataan itu, ujarnya lagi kepada
Boen Ching. "Hay Gwat sebelum mati tentunya telah
memberitahukan kepadamu hioloo yang satu itu
disembunyikan ditempat mana, cepat kaupimpin aku pergi
ketempat itu."
Diam2 Boen Ching membatin. "Ini hari aku datang kemari tentunya telah dikuntit banyak orang dari kalangan dunia
kangow, kiranya juga sukar untuk meloloskan diri, lebih baik aku membawa mereka pergi ke sana, Hay Gwat Thaysu
pernah mengatakan bahwa hioloo kuno yang satu ini adalah
sukar untuk didapatkan kembali, entah benar atau tidak,
paling sedikit yang sudah pasti adalah hioloo itu sukar untuk diambil mengapa tak membuat hioloo itu hingga saling
membumuh "-?"
Berpikir sampai disini dia tertawa tergelak, sambil
menganggukkan kepalanya kepada Bwe Giok, ia memimpin
mereka berdua menuju kekelakang gunung Siong San. Telaga
naga dingin telah muncul dihadapan mereka berempat, air
telaga itu berwarna hitam gelap, luas sekelilingnya kurang
lebih tiga empat kaki, sedang empat penjuru dikelilingi oleh tebing gunung yang tinggi dan curam, hawa lembab perlahan-lahan mengepul naik dari dalam telaga.
Toan Bok Cie Jien tertawa besar, ujarnya. "Disinilah
tempatnya?""
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Boen Ching menganggukkan kepalanya, dan menatap
tajam kearah Toan Bok Cie Jien. Pada wajahnya meskipun
Toan Bok Cie Jien tak menampilkan perasaan apapun, tapi
dalam hatinya diam2 merasa terkejut. Menurut berita yang
didengar, didasar telaga Naga Dingin ini terdapat seekor naga dingin kuno yang berdiam disana sehingga menyebabkan air
telaga itu jadi sangat dingin.
Selama ribuan tahun ini tak ada seorangpun yang berani
masuk kertalam telaga itu, kini hioloo kuno itu telah
ditenggelamkan kedalam dasar telaga itu, kiranya hingga saat itu tak seorang pun yang berani menuruni telaga Naga Dingin itu hingga sampai ke dasarnya.
Apa lagi yang menyebabkan orang2 sangat takut terutama
karena adanya naga ganas yang berdiam didasar telaga
tersebut. Toan Bok Cie Ten setelah tertawa tergelak gentong arak
ditangan kirinya diangkat dan digetarkan, tampak suatu
kumpulan arak memancar masuk kedalam mulutnya.
Boen Ching mengetahui Ton Bok Cie Jien mempunyai niat
untuk mencoba menuruni telaga dingin itu, dan mencoba
menahan rasa dinginnya dari hawa telaga itu dengan tenaga
arak, Sekonyong-konyong diantara suara tertawa tergelak,
sebuah bayangan manusia berkelebat bagaikan terbang
melayang ketempat mereka itu Toan Bok Cie Jien dengan
gusar tertawa panjang, sambil membalikkan tubuhnya dia
mendorong gentong arak itu kearah orang yang baru datang
itu. Orang yang baru tiba itu dengan cepat melancarkan
serangan, dalam sekejap mata saja dua orang itu telah saling membalas menyerbu sebanyak lima jurus, tahu-tahu gentong
arak Toan Bok Cie Jien yang terbuat dari tembaga itu
mengeluarkan suara yang perlahan sedang orang yang baru
datang itu tertawa besar tetap melanjutkan larinya. Boen
Ching memandang orang yang baru datang itu, ternyata
adalah Seh Tu Hoa yang tadinya berseru kini berubah menjadi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
merah padam menahan rasa gusarnya, sebuah bayangan
merah danputih berturut-turut melayang turun ketempat itu,
yang ternyata adalah Shie Chiau Nio dengan putranya Seh Tu
Hong. Dalam hati Boen Ching diam-diam merasa terkejut, tapi Toan Bok Cie Jien merasa jauh lebih terkejut lagi, arak dalam gentong araknya ternyata telah menjadi mendidih, oleh
pukulan aneh yang dilancarkan Seh Tu Hoa itu, dan hampir-
hampir membuat arak yang ada dalam gentong araknya
menjadi terpental.
Yuen Fupun tak dapat menahan rasa terkejutnya, Seh Tu
Hoa ternyata muncul pula ditempat itu, kini jago-jago Bulim telah banyak yang hadir ditempat itu, ini hari jika dia hendak mendapatkan hioloo kuno itu dengan mudah kira nya adalah
tak mungkin akan terjadi.
Toan Bok Cie Jien tiba-tiba tertawa tergelak, telapak tangan kirinya sedikit diangkat dan didorong kearah Seh Tu Hoa. Seh Tu Hoa juga tertawa tergelak, tubuh kedua orang itu
bersamaan waktunya, saling menubruk maju, ditengah udara
bagaikan kilat cepatnya saling berganti melancarkan sepuluh jurus lebih kemudian melayang turun lagi ke atas tanah. pada wajah kedua orang itu memampilkan rasa yang sangat
terkejut, bentrokan sekali ini dalam batinnya masing-masing telah mengetahui bahwa ini hari mereka telah menemui lawan
yang tangguh. Boen Ching memandang kedua orang itu sekejap, dalam
hatinya ia sadar jika dirinya akan melawan kedua orang yang berada didepan matanya itu hal ini merupakan persoalan yang sukar lagi kiranya ini hari untuk mendapatkan hioloo kuno
yang satu itu tak mungkin akan menjadi kenyataan. Toan Bok
Cie Jien dan Seh Tu Hoa dua orang saling pandang
memandang, seorang pun tak ada yang bergerak sedikitpun.
Yuen Fu kenal dengan Seh Tu Hoa ketika mula-mula nampak
munculnya dia ditempat itu, ia menjadi tertegun, tetapi
setelah tertegun, pada wajahnya segera menampilkan wajah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
yang berseri-seri, dalam hatinya ia berpikir, dengan
munculnya Seh Tu Hoa ini dengan tepat malah telah
menggugah keadaan dari suasana yang agak tegang. Seh Tu
Hoa dan Toan Bok Cie Jien dua orang itu menjadi tenang
kembali, kedua orang itu memutarkan tubuhnya menghadap
ketelaga dan memandang air telaga yang berwarna hitam
gelap. Sejenak kemudian Toan Bok Cie Jien tertawa terbahak-
bahak kemudian ujarnya. "Sungguh sangat menggelikan, kita belum saja melihat bayangan dari hioloo kuno itu, telah saling bergebrak untuk mengadu jiwa"
Seh Tu Hoa pun memandang ke arah air telaga itu, dengan
dingin ujarnya: "Mengenai hal ini apanya yang menggelikan, lihat saja siapa yang mempunyai kepandaian turun ke telaga
itu untuk mengambil hioloo kuno yang satu ini, apakah hal itu bukan merupakan suatu persoalan yang sangat penting
sekali?" Toan Bok Cie Jien mendengar nada ucapan Seh Tu Hoa ini, diapun merupakan orang yang ternama mana dapat
tahan terhadap orang yang jumawa, segera dia mendongakan
kepalanya tertawa tergelak, ujarnya dengan keras. "pada waktu itu Tan Coe Coen sangat alim dan saleh, tak terkira
muridnya ternyata demikian tak memandang sebelah mata
pun kepada setiap orang".
Seh Tu Hoa tertawa dingin, sahutnya. "Nama kebesaran
Toan Bok Cie Jien telah lama aku mendengarnya, tetapi kini
telah bertemu muka, juga tak urung hanya begitu saja." Toan Bok Cie Jien mengerutkan alisnya dengan tawar ujarnya:
"Anak muda,jangan kau mengira kalau di kolong langit ini hanya terdapat kau seorang saja, ini hari musuh yang tangguh masih belum muncul, hem " misalnya kalau tidak ada yang
muncul lalu aku akan berbuat bagaimana terhadapmu, dalam
hatimu sendiri tentunya telah mengetahuinya bukan?"
Wajah Seh Tu Hoa segera berubah, dia tahu Toan Bok Cie
Jien mengatakan dia tadi ketika saling melancarkan serangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
telah jatuh dibawah angin, dia balikkan tubuhnya berkata
kepada Shie Chiau Nio. "Bawa kemari pedangku"
Tangan kanan Shie Ciau Nio segera mencabut keluar
pedang yang antik kuno yang kemudian diangsurkan ketangan


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Seh Tu Hoa. Begitu pedang tersebut keluar dari sarungnya, warna
keperak-perakan memancarkan sinarnya keempat penjuru.
Boen Ching belum pernah melihat Seh Tu Hoa
menggunakan pedangnya, saat ini nampak di tangan Seh Tu
Hoa mencekal sebilah pedang, dapat dilihat semangat dan
sifat kejantananya.
Sedang sikap yang gila-gilaan yang terlihat waktu pertama
kali beejumpa dengannya, kini telah ienyap tanpa bekas, dia mengetahui selamanya Seh Tu Hoa suka mengunggulkan
dirinya, selamanya dia menganggap dirinya sebagai jago
nomor wahid dikolong langit ini, ketika ia berpikir sampai
disini, barulah dapat memikirkan kesalahannya, sedang kini
dia mengetahui bahwa persoalannya tidak seperti apa yang
dia pikirkan, hingga dia dapat menampilkan kembali semangat dan kejantanannya seperti waktu itu.
Toan Bok Cie Jien yang tadi telah saling tukar melancarkan
serangan-serangan sebanyak sepuluh jurus, sudah tentu
diapun mengetahui kehebatan dan kelihayan dari kepandaian
Seh Tu Hoa, diapun sadar bahwa dia bukanlah dapat dihadapi
dengan mudah, apa lagi keanehan dari serangan pukulannya
jauh lebih istimewa.
Seh Tu Hoa setelah mencekal pedangnya ditangan, dia
tertawa terbahak,pedangnya sedikit digetarkan dengan
secepat kilat melancarkan satu kali tusukan.
Toan Bok Cie Jien tertawa tawar, tangannya diangkat,
gentong arak tembaganya telah diangkat untuk menyambut
serangan itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Seh Tu Hoa dengan gusar melancarkan lagi, mana semua
serangannya dipunahkan oleh Toan Bok Cie Jien dengan
damikian mudahnya, tangan kanannya melancarkan pukulan,
sedang tubuhnya melayang dan memutar setengah lingkaran
ditengah udara disaat tubuhnya turun keatas tanah berturut-
turut ia melancarkan sembilan kali tusukan.
Dalam hati Boen Ching merasa sangat terkejut, meskipun
dia tak dapat menggunakan jurus ini, tetapi dengan terus
terang dia mengetahui, jurus dari ilmu pedang peninggalan
Tan Coe Coe, yakni ilmu "Hui Kiam Seh Jiet" atau emas terbang mengarah matahari, kehebatan dan kelihayan dari
jurus ini dapat menandingi jurus "Kiam Coan Thian Hwa." atau pedang berputar di udara dari ilmu Ie Bok Kiam Hoat
sampaipun kelincahannya.
jurus yang digunakan Seh Tu Hoa sekarang ini adalah jurus
yang lihay dari ilmunya "Sie Kiam Hoat" bahkan digunakan demikian gesitnya, gerakannya demikian indah, tak dapat
disalahkan lagi diantara murid-murid Tan Coe Coen itu, dia
dapat dlhitung sebagai muridnya yang paling tinggi ilmunya.
Toan Bok Cie Jien begitu gentongnya dihantamkan, segera
terpental balik oleh pukulan Seh Tu Hoa itu, bahkan waktu
tubuhnya melayang kembali dia melancarkan lagi sembilan kali tusukan, dalam hati mau tak mau sedikit merasa jeri, segera tubuhnya bergeser kesamping tiga langkah untuk
memunahkan tenaga pantulan dari gentong arak sambil
menyambut serangan yang dilancarkan Seh Tu Hoa.
Seh Tu Hoa pada saat ini mempunyai niat untuk bertempur
mati-matian melawan Toan Bok Cie Jien mana mau dia
membiarkan Toan Bok Cie Jien demikian meninggalkan tempat
ini, tubuhnya yang masih ditengah udara itu dengan sedikit
bergeser kaki kanannya dengan perlahan menginjak pada tepi
gentong arak dari Toan Bok Cie Jien sedang pedangnya dari
jurus "Hui Kiam Seh Jiet" segera berubah menjadi "Han Thiat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ***file google dokumen ini published by Saiful Bahri situbondo seletreng ***
Cie Sin" atau besi dingin menotok hati, pedangnya ditusukan kearah pelipis Toan Bok Cie Jien.
Toan Bok Cie Jien diantara empat iblis sakti menduduki
sebagai pimpinan dari mereka.
nama ini juga tidak didapatkan dengan seenaknya, pada
saat melanca
^