Amarah Pedang Bunga Iblis 4

Amarah Pedang Bunga Iblis Karya Gu Long Bagian 4


i tampak berpikir sebentar, lalu dia bertanya, "Apakah kain itu masih ada?"
"Masih ada."
Dari dalam sebuah kotak yang bagus, Hua Man Xue mengeluarkan secarik kain itu. Kain yang sudah berwarna kekuningan dan kata-kata yang tertulis di atas kain itu sudah terlihat kecoklatan.
Bagitu Zai Si melihat kain itu, dia tahu kata-kata di atas kain itu ditulis oleh seorang perempuan dalam keadaan terburu-buru. Di atas kain itu tertulis, "Harap menjaga bayi ini baik-baik, kelak anak itu pasti...."
Pasti masih ada sambungan dari tulisan itu hanya saja perempuan itu tidak mempunyai waktu meneruskan tulisan surat ini.
Zai Si tampak berpikir sebentar, lalu dia bertanya, "Apakah kain ini boleh kubawa pulang?"
"Silakan!"
Hua Man Xue mengangguk dan berkata, "Begitu aku membawa bayi itu pulang, setelah kumandikan aku baru melihat ada kalung bertanda elang di dadanya."
"Kalung bertanda elang?"
"Benar," kata Hua Man Xue, "terakhir aku baru tahu bahwa elang adalah lambang Nan Jun Wang."
"Apakah kalung itu masih ada?"
"Masih ada!"
Hua Man Xue mengeluarkan sebuah kalung dari sebuah wadah yang bagus. Liontin kalung ini benar-benar bergambar seekor elang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau boleh membawa pulang kalung itu," kata Hua Man Xue.
"Terima kasih!"
Zai Si menyimpan kain dan kalung di balik dadanya.
"Terakhir aku menelusuri masalah ini, aku baru tahu sewaktu aku menemukan bayi itu, ternyata bayi perempuan Nan Jun Wang yang baru lahir kemudian menghilang," kata Hua Man Xue, "dari berbagai macam bukti yang kukumpulkan, aku yakin kalau Hua Yu Ren adalah putri Nan Jun Wang yang sudah lama menghilang."
"Sepertinya memang seperti itu," Zai Si seperti sedang berpikir.
"Kata-kata yang terdapat di kain itu, sekarang bisa kumengerti, orang yang meninggalkan kain berisi tulisan itu pasti ingin menulis seperti itu," kata Hua Yu Ren, "memperlakukan bayi itu dengan baik, kelak kau pasti akan mendapatkan rejeki."
Zai Si setuju dan mengangguk. "Kalau Hua Yu Ren adalah putri Nan Jun Wang, kebaikanmu pasti ada balasannya," Zai Si berkata sambil tersenyum.
"Aku tidak berani," kata Hua Man Xue, "aku hanya rakyat kecil, aku hanya berharap Nan Jun Wang bisa berkumpul kembali dengan putrinya."
Setelah keluar dari Zui Liu Ge, Zai Si berdiri di sebuah jalan panjang yang sepi, Zai Si mengangkat kepalanya melihat bintang-bintang yang ada di atas langit.
Setelah melewati waktu kira-kira seperminuman secangkir teh, tiba-tiba Zai Si melambaikan tangannya ke tempat gelap, segera muncul sesosok bayangan bergerak cepat dari kegelapan.
Dengan sikap hormat dia berdiri di hadapan Zai Si.
"Siapkan kuda! Kuda yang bisa berlari dengan cepat!" Zai Si dengan dingin berkata, "Aku harus segera sampai ke tukang tato bermarga Li."
"Siap!"
Kuda berlari dengan kencang. Kuda berlari hingga melewati 3 kota kecil, sebuah kota besar.
Dan pada dini hari dia tiba di sebuah kota kecil bagian utara. Sebuah desa yang bernama San Jiao Cun (desa tiga sudut). San Jiao Cun berada di sebuah kaki gunung. Penduduk di sana kebanyakan bekerja sebagai menjual kayu dan kulit binatang untuk menghidupi mereka.
Matahari bergerak seperti seorang bayi yang baru bangun dari tidurnya. Dia menggerakan kedua tangannya dan keluar dari sebelah timur.
Satu-satunya jalan di San Jiao Cun, di ujung jalan itu ada sebuah rumah yang tampak berdiri sendiri. Orang yang tinggal di sana sudah menetap turun temurun dan bekerja sebagai tukang tato. Teknik mereka nomor satu dalam urusan membuat tato.
Sampai generasi yang hidup sekarang bernama Li Qi Cheng , kebanyakan orang memangilnya Li Shi Fu atau si Tato Li.
Zai Si semalamanan menunggang kudanya dengan cepat, semua ini dia lakukan untuk mencari si Tato Li.
Tahun ini Li Cji Cheng berusia 67 tahun. Sampai saat ini belum memiliki istri, sepertinya teknik mentato milik keluarganya akan segera musnah, karena hanya bertahan sampai di generasinya saja.
Mengapa teknik yang begitu kuno dan rahasia akan musnah di tangannya"
Apakah karena egonya manusia, tidak ingin diturunkan kepada orang lain"
Apakah manusia sudah terlalu maju" Terlalu maju hingga tidak sudi untuk mempelajari teknik yang begitu rahasia dan kuno.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Biasanya orang yang memiliki keahlian khusus pasti mempunyai sifat aneh, tapi Li Qi Cheng merupakan pengecualian. Dia sangat ramah dan senang berteman. I)i wajahnya yang sudah berusia 67 tahun masih sering terlihat senyum nakal seorang bocah.
Sekarang dengan tersenyum dia melihat kepada Zai Si, "Siapakah nama Tuan?"
"Zai Si. Zai artinya adalah menumpang orang, Si artinya adalah berpikir."
"Zai Si" kata Shi Fu Li, "pagi begini kau sudah datang, ada keperluan apa?"
"Aku dengar Shi Fu Li sangat mahir mentato orang?"
"Tidak juga," Wajah Li Qi Cheng muncul tawa nakal, "hanya saja orang lain tidak mau belajar teknik bertato. Aku hanya orang yang bodoh karena itu seumur hidupku aku selalu belajar teknik bodoh ini."
Ini adalah kata-kata jujur darinya. Semua pekerjaan dilakukan hanya melihat apakah kau aiempunyai niat atau tidak"
Kata Zai Si, "Niat, kata ini bisa membuat orang belajar lebih lama."
"Tuan Zai Si telah datang kemari, apakah ingin aku mentato tubuh Tuan" Atau Tuan datang karena ada alasan lain?"
Zai Si belum menjawab tapi Li Qi Cheng dengan tertawa berkata lagi, "Sayang Tuan Zai Si terlambat 20 tahun," Li Qi Cheng menggelengkan kepalanya, "sejak dua puluh tahun yang lalu aku sudah menutup jarum."
"Oh ya?" Zai Si merasa aneh, "dua puluh tahun yang lalu, Shi Fu Li sudah menutup jarum dan tidak pernah mentato orang lain lagi?"
"Kalau jarum sudah ditutup, mana bisa membuat tato di tubuh orang lain?"
Zai Si tampak berpikir sebentar, segera dia berkata, "Hari ini aku ke sini bukan untuk ditato."
"Lalu untuk apa Tuan datang kemari?"
"Hanya ingin menanyakan sesuatu kepada Shi Fu Li."
"Silakan katakan!"
"Apakah Shi Fu Li pernah mentato seorang bayi atau gadis kecil?" tanya Zai Si pelan-pelan.
"Aku mulai belajar mentato sejak umur 7 tahun, pada usia 15 tahun aku sudah menjadi Shi Fu.
Hingga 20 tahun yang lalu aku sudah menutup jarum. Jadi jumlah waktuku mentato adalah 32
tahun," kata Li Qi Cheng, "dalam kurun waktu 32 tahun ini aku sudah membuat banyak tato.
Begitu banyak hingga aku tidak ingat sudah berapa orang yang kutato."
"Bayi itu atau gadis kecil itu, jika Shi Fu Li pernah mentatonya, pasti kau akan ingat."
"Mengapa?"
"Karena gambar yang ditato di tubuhnya sangat istimewa," kata Zai Si, "apalagi jika ditato olehmu, kau pasti akan ingat."
Tiba-tiba tawa nakal Shi Fu Li menghilang. Digantikan dengan senyum hormat, suaranya terdengar penuh dengan kebanggaan.
"Semua yang datang ke sini dengan tujuan untuk ditato, pasti memiliki gambar-gambar yang sangat istimewa," dia berkata, "gambar istimewa pun bisa mencapai beribu-ribu macam."
"Aku tahu gambar tato Shi Fu Li beraneka macam," Zai Si tertawa, "tapi gambar ini sepertinya adalah tato Shi Fu Li yang paling istimewa."
"Oh ya?" Li Qi Cheng merasa aneh, "gambar apa?"
"Bunga Chrysan," jawab Zai Si, "sekuntum bunga Chrysan."
"Sekuntum bunga Chrysan?" ulang Shi Fu Li.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar," jawab Zai Si, "di lengan seorang bayi atau seorang gadis kecil kau telah mentato sekuntum bunga Chrysan."
"Chrysan, Chrysan."
Tiba-tiba Li Qi Cheng tertawa terbahak-bahak. Suara tawanya penuh nada nakal. Begitu suaranya mengecil, dia baru membuka mulutnya, "Chrysan, benar gambar ini adalah gambar yang paling istimewa dalam kehidupanku," kata Li Qi Cheng, "gambar itu hanya gambar biasa, hingga aku tidak ingin mentatonya. Begitu biasanya sampai aku merasa gambar itu istimewa."
"Aku tahu Shi Fu Li pasti pernah mentatonya dan kau pasti akan ingat," kata Zai Si, "apakah ini betul?"
Tiba-tiba Li Qi Cheng tidak tertawa lagi. Sorot matanya melewati jendela melayang ke tempat jauh di bagian timur. Sorot matanya tampak bingung, tapi ekspresinya terlihat manis. Dia seperti tenggelam dalam kenangannya.
Zai Si tidak mengganggunya, hanya dengan diam memperhatikan Shi Fu Li.
Setelah agak lama dia baru mendengar Shi Fu Li berkata, "Siapa pun yang membawa gambar seperti itu lalu mencariku dan menyuruhku untuk mentatonya, aku pasti akan memukul orang itu dengan kayu dan mengusirnya keluar. Hanya dia saja, hanya dia yang baru bisa menyuruhku mentato gambar seperti itu."
"Siapakah dia?" Zai Si merasa sedikit tegang.
"Aku sudah mentato dia dengan sangat teliti, 3 hari aku baru bisa menyelesaikan pekerjaanku."
"Siapakah dia?" Zai Si bertanya lagi.
"Sebenarnya aku ingin mengerjakannya lagi selama beberapa hari tapi sayang gambar seperti itu paling lama kukerjakan dalam waktu 3 hari."
Li Qi Cheng masih tenggelam dalam kenangannya. Zai Si hanya melihatnya, tiba-tiba dia mengangkat tangan kanannya, entah dengan cara apa dia melambaikan tangan itu ke wajah Shi Fu Li. Tiba-tiba Li Qi Cheng seperti baru tersadar.
Dia sudah sadar tapi wajahnya masih terlihat sisa kenangan manis, tapi dengan sorot mata tidak suka dia melihat Zai Si.
Siapa pun jika sedang mengenang masa lalu yang manis, pada saat terganggu, dengan sorot mata seperti itu dia akan melihat orang yang mengganggunya. Zai Si mengerti, karena itu dia dengan tawa penyesalan dia melihat ke arah Shi Fu Li, kemudian dia bertanya lagi, "Siapakah dia?" tanya Zai Si, "perempuan yang membawa gambar tato Chrysan itu siapa" Dia menginginkan gambar tato itu ditato kepada siapa?"
"Aku tidak tahu."
"Tidak tahu?" Zai Si hampir pingsan.
"Benar," jawab Li Qi Cheng, "aku tidak tahu dari mana perempuan itu datang dan ke mana dia akan pergi lagi" Juga tidak tahu siapa namanya?"
Dia tidak mengganggu Zai Si membuka mulut, dia segera berkata, "Walaupun aku tidak tahu siapa perempuan itu dan juga tidak tahu siapa namanya, tapi itu sudah cukup bagiku," Zai Si masih mendengarkan.
"Selama 3 hari aku membuat tato itu, dia tidak pernah menmggalkanku, barang semenit atau sedetik dia tetap di dekatku," suara Li Qi Cheng seperti orang mabuk, "walaupun aku tahu jika gambar ini selesai maka dia akan meninggalkanku dan juga akan segera melupakanku, tapi aku tidak peduli dengan semua itu."
Dia mengangkat kepalanya untuk melihat Zai Si dan berkata, "Apakah kau tahu perasaan apakah ini" Apakah kau pernah merasakan perasaan seperti ini?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku tahu," jawab Zai Si, "perasaan seperti itu tidak setiap orang bisa mengalaminya."
"Benar," ucap Li Qi Cheng, "karena itu aku tidak menyesal dengan apa yang telah dia perbuat kepadaku."
"Dia telah melakukan apa kepadamu?"
Li Qi Cheng tertawa dengan pelan dan mengangkat tangan kirinya.
Zai Si melihat tangan kirinya. Sekarang Zai Si baru melihat kalau tangan kirinya ada bekas luka.
Kemudian Zai Si mendengar Li Qi Cheng berkata lagi, "Sewaktu dia pergi, walaupun dia telah memutuskan urat nadi tangan kiriku tapi aku tidak pernah membencinya."
"Dia merusak tangan kirimu, tapi kau masih bisa memakai tangan kananmu untuk mentato orang," kata Zai Si.
"Apakah kau tidak tahu kalau teknik tato keluarga Li hanya menggunakan tangan kiri?"
"Apakah hanya bisa dengan tangan kiri?"
"Benar," jawab Li Qi Cheng, "perbedaan menggunakan tangan kanan atau kiri, tidak bisa dimengerti oleh orang luar."
Zai Si setuju dan mengangguk. Teknik setiap keluarga pasti ada rahasia tertentu dan pasti ada alasannya. Zai Si tidak ingin tahu tentang semua itu karena itu dia segera bertanya, "Dia ingin kau mentato gambar itu di tubuh siapa?"
"Seorang bayi yang bahkan belum berusia 6 bulan."
"Laki-laki atau perempuan?"
"Perempuan."
"Dia ditato di mana?"
"Di lengan sebelah kiri."
Mata Zai Si menjadi terang, "Apakah kau ingat apakah ditato di tangan sebelah kiri, bukan kanan?"
Cukup sudah, asal tahu pernah ada seorang perempuan yang membawa seorang bayi
peremnuari untuk ditato bunga Chrysan, ini sudah cukup
Apalagi perempuan ini dengan kejam memutuskan urat nadi tangan kiri Li Qi Cheng tapi Li Qi Cheng tidak membencinya. Berarti perempuan ini pasti sangat cantik. Kecantikan membuat seseorang tidak bisa membenci bagaimana pun kelakuannya.
Hua Man Xue sekarang masih cukup cantik. Dua puluh tahun yang lalu dia pasti sangat cantik sehingga membuat orang menjadi mabuk kepayang dan membuat hati laki-laki. menjadi hancur.
Terhadap hasil yang telah didapatnya, Zai Si cukup merasa puas. Dengan tersenyum dia segera pamit pulang. Sewaktu dia keluar dari pintu, Li Qi Cheng memanggilnya.
"Tunggu sebentar!" panggil Li Qi Cheng, "ada satu hal yang kulupa dan aku harus memberitahumu."
"Tentang apa?"
"Ini tidak terlalu penting bagimu, tapi aku tetap merasa lebih baik kalau aku memberitahumu."
"Terima kasih," kata Zai Si, "kau lupa mengatakan tentang apa?"
"Setelah bayi ditato gambar itu, sejam kemudian dia langsung meninggal."
"Apa?" Zai Si dengan kaget bertanya, "kau tadi berkata apa" Apakah bisa kau ulangi sekali lagi?"
"Aku mengatakan sesudah ditato, bayi itu langsung meninggal," Li Qi Cheng mengulangi lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Meninggal?"
"Benar."
"Mengapa bisa meninggal?"
"Seorang bayi yang belum berusia 6 bulan mana bisa menahan siksaan seperti itu?" kata Li Qi Cheng, "apalagi tubuh bayi itu sangat lemah, mungkin dia terkena infeksi dan meninggal."
"Apakah perempuan yang mengantarkan bayi itu pernah mengatakan sesuatu?"
"Dia hanya melihat bayi itu kemudian dia tertawa dengan kecut."
"Hanya itu saja?"
"Benar!" jawab Li Qi Cheng, "tapi dia pernah mengatakan sebuah kalimat."
"Kalimat apa?"
"Katanya, mungkin semua ini adalah kehendak Tuhan!"
"Hanya itu saja?"
Zai Si berpikir lagi. Tidak lama kemudian dia bertanya lagi, "Apakah dia membawa bayi lain untuk ditato lagi?"
"Nadi tangan kiriku sudah putus mana bisa aku mentato lagi?" Li Qi Cheng tertawa dengan kecut.
-ooodwooo- BAB 5 Orang ketiga. Air semakin dingin, Hua Yu Ren masih berendam di sebuah tong besar. Dia benar-benar tidak ingin bangun dari sana.
Kedua pundaknya yang menyembul dari dalam air, terlihat putih seperti buah pir, membuat orang ingin menggigitnya.
Lengan kirinya terdapat gambar sekuntum bunga Chrysan. Bila dilihat dari air seperti bunga Chrysan asli.
Rambutnya yang panjang terapung ke atas air seperti pohon Yang Liu yang berada di pinggir danau, membuat orang ingin meraihnya
Wajahnya tidak dirias, tapi kedua pipinya merah seperti matahari di musim dingin. Bulu matanya panjang dan lentik, matanya tampak terang dan dalam.
Kecantikannya tampak begitu sempurna. Kecantikannya membuat orang tidak berani
menyerangnya. Tapi di balik bulu matanya selalu terlihat matanya yang membawa perasaan mendalam
Sesudah makan malam, kemudian beristirahat selama setengah jam, dia berpesan kepada pelayan agar menyiapkan air panas di sebuah tong kayu yang besar. Kemudian dia berendam di dalam air panas hingga pelayan memberitahu kepadanya bahwa Tuan Zai Si memintanya bertemu, setelah mendengar itu dengan malas-malasan dia baru meninggalkan tong kayu yang besar itu.
Setelah dia selesai memakai baju dan masuk ke ruang tamu, arak yang berada di tangan Zai Si sudah mencapai cangkir yang keempat.
"Maaf, kau sudah menunggu terlalu lama," Hua Yu Ren berkata dengan tertawa.
"Waktu berkunjungku yang tidak tepat, seharusnya aku yang meminta maaf."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hua Yu Ren tertawa dan berkata, "Silakan duduk." Setelah itu Zai Si baru duduk, Hua Yu Ren bertanya, Tuan Zai, Tuan datang ke sini karena?"
"Tidak ada apa-apa," jawab Zai Si, "aku hanya ingin mengunjungimu dan menanyakan apakah kau masih membutuhkan sesuatu?"
"Aku tidak membutuhkan apa-apa lagi," kata Hua Yu Ren, "semua yang ada di sini aku tidak sempat memakainya, mana mungkin masih kekurangan?"
Zai Si tertawa, dia meneguk araknya lagi dan berkata, "Nona Hua, apakah ibumu sering menceritakan tentang masa kecilmu?"
"Benar, ibu memang sering menceritakannya."
"Apakah kau bisa menceritakannya untukku?"
"Boleh, mengapa tidak?" Hua Yu Ren dengan pelan mulai bercerita, "sewaktu aku baru berumur satu tahun, di Wen Xin Ya di antara semak-semak bunga aku ditemukan oleh ibuku di sana."
"Lalu bagaimana?"
"Kata ibuku, waktu itu aku terbungkus oleh kain yang penuh dengan darah. Di dadaku terdapat secarik kain yang telah ditulis dengan beberapa kata."
"Apakah kau pernah melihat kain itu?"
"Tidak," jawab Hua Yu Ren, "menurut ibuku, kain itu terlalu bau amis, bila sudah melihatnya maka perasaan kita menjadi tidak enak."
"Kekhawatiran ibumu sangat benar," kata Zai Si, "apakah kau masih ingat sewaktu kau masih kecil, apakah ibumu pernah membawamu ke tabib, karena sakit atau...mencari seseorang yang dengan jarum menusuk tubuhmu?"
Hua Yu Ren tampak berpikir sebentar, lalu dia menjawab, "Tidak pernah!"
"Aku ingin bertanya lagi tentang satu hal, harap kau jangan salah paham dan jangan marah,"
kata Zai Si. "Aku tidak berani," Hua Yu Ren tertawa dan berkata, "silakan jika ingin bertanya."
"Apakah di tubuhmu ada tanda lahir?" Zai Si melihatnya, "atau kau mempunyai tanda lain?"
Hua Yu Ren tertawa dan menjawab, "Ya, ada."
"Apakah itu merupakan tanda lahir?"
"Bukan," jawab Hua Yu Ren, "itu adalah gambar sekuntum bunga Chrysan."
"Bunga Chrysan?" tanya Zai Si, "ada di sebelah mana tanda itu?"
"Ada di tangan kiriku," jawab Hua Yu Ren, "di lengan kiriku."
"Lengan kirimu?" Zai Si bertanya, "tanda itu berwarna apa?"
"Kuning."
"Bunga Chrysan berwarna kuning?" Zai Si menjawab, "sekuntum bunga Chrysan berwarna kuning."
"Tuan Zai, mengapa tiba-tiba kau menanyakan tentang hal ini?" Hua Yu Ren dengan bingung bertanya, "apakah ini ada hubungannya dengan posisi sebagai ratu bunga?"
"Tidak!" jawab Zai Si, "Nona Hua, apakah ibumu sering bercerita tentang keluargamu?"
"Ibu sering berkata, mungkin aku adalah putri dari seorang yang kaya," kata Hua Yu Ren,
"mungkin karena suatu hal maka aku diletakkan begitu saja di Wen Xin Ya."
"Masalah mengenalmu, apakah ibumu pernah menceritakannya kepada orang lain?"
-ooodwooo- Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah sampai di sisi ruang tamu, dia tidak bertemu dengan pemuda yang mengantarkan hadiah untuknya.
Sewaktu Fang Yi Hua menanyakan pendapatnya, pemuda itu meninggalkan surat dan hadiah lalu pergi dari sana. Begitu Zai Si sampai di sana, dia hanya melihat Fang Yi Hua yang masih terkejut, ada kotak yang lumayan besar beserta sepucuk surat.
Dia membuka kotak itu. Setelah melihat isi kotak itu, Zai Si pun menjadi kaget.
Di dalam kotak itu tidak ada kepala orang atau kaki orang melainkan sebuah kotak yang penuh dengan perhiasaan.
Sebuah kotak yang penuh perhiasaan. Ada yang besar dan ada yang kecil, ada yang bulat ada juga yang pipih, ada yang berbentuk persegi ada yang panjang, segala bentuk ada di sana.
Selama hidup Zai Si, dia sering melihat perhiasaan, tapi melihat perhiasaan yang begitu banyak, baru pertama kalinya dia melihat.
Ruang yang berada di pinggir tadinya terkena sinar lampu, tapi setelah kotak itu dibuka, cahaya lampur sudah kehilangan cahayanya.
Sebuah kotak besar yang dipenuhi dengan perhiasaan yang berkilau membuat mata orang tidak bisa terbuka karena terlalu silau.
Sewaktu Zai Si akan mengambil surat itu tiba-tiba dia melihat di dalam kotak perhiasaan tadi terdapat 3 plakat giok.
Di atas 3 plakat giok terdapat gambar 3 setan sakti. Yang satu sedang memegang tongkat, yang satu sedang memegang piring bijak, sedangkan yang satu lagi tangannya sedang mengangkat gunung.
Fang Yi Hua melihat ketiga plakat giok itu, dia bertanya kepada Zai Si, "Apakah Tuan tahu siapa mereka itu?"
Zai Si Udak menjawab, tapi dia tertawa dingin.
Lampu yang berada di atas meja menyinari 3 plakat giok itu. Giok itu mengeluarkan cahaya berwarna kehijauan. Terlihat 3 plakat giok ukiran itu terbuat dari batu giok terbaik.
"Apakah ini?"
Huang Fu Qing Tian melihat plakat giok yang berada di atas meja, dia bertanya kepada Zai Si tentang semua itu.
Zai Si melihat plakat yang diukir dengan gambar satu tangan mengangkat gunung. Dia berkata,
"Gunung tertinggi berhasil dipanjat," dia membalikkan kepala melihat Huang Fu Qing Tian dan berkata, "orang yang mengangkat gunung itu bernama Pu Da La."
"Pu Da La?"
"Itu adalah bahasa Tibet," jelas Zai Si, "artinya adalah gunung."
"Orang yang tangan sedang memegang tongkat itu siapakah namanya?"
"Duo Er Jia," jawab Zai Si, "Duo Er Jia artinya kekuasaan."
"Yang satu lagi memegang piring bijak, siapakah dia?"
"Tie Er Bu."
"Artinya Tie Er Bu adalah kebijaksanaan," kata Huang Fu.
"Benar, ketiga orang ini adalah 3 raja langit yang berada di perkumpulan Mo Mo (para durjana)."
"Tiga raja langit"'
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar."
Zai Si memberikan surat yang sudah dibuka oleh Huang Fu Qing Tian.
Isi surat berbunyi seperti ini: Tuan Nan Wang:
Kami mendengar kalau putri Tuan yang sudah terpisah selama 20 tahun akan kembali ke sisimu, kami merasa sangat senang. Dengan ini kami memberikan ada sebuah kotak perhiasaan untuk menyatakan rasa hormat kami.
Hormat dari Tie Er Bu, Duo Er Jia, dan Pu Da La.
Huang Fu melihat surat itu, setelah lama dia baru bertanya kepada Zai Si, "Mereka mengantarkan perhiasaan ini, apakah ada maksud di belakang semua ini?"
"Pasti ada."
"Apa maksudnya?"
"Mereka mengantarkan perhiasaan ini tak lain adalah untuk membeli nyawa."
"Membeli nyawa?"
"Raja langit di perkumpulan para durjana jarang membunuh orang dengan tangan mereka sendiri."
"Mengapa?"
"Karena mereka percaya bila neraka akan bergilir mencapai sasarannya, karena itu mereka tidak mau berhutang kepada hutang reinkarnasi," jawab Zai Si, "karena itu setiap kali mereka keluar untuk membunuh orang, mereka pasti akan mengeluarkan harga untuk membeli nyawa orang sasarannya!"
"Berarti kali ini yang mereka beli adalah nyawaku!"
"Benar!"
Dengan pelan Huang Fu mengangkat cangkir araknya. Lalu dengan cepat dia menghabiskan araknya, kemudian dengan lengan bajunya dia membersihkan mulutnya. Dia bertanya lagi,
"Apakah ada orang yang pernah melihat wajah ketiga raja langit itu?"
"Tidak ada."
"Mengapa?"
"Karena sewaktu 3 raja langit itu membunuh orang, wajah mereka selalu ditutup dengan topeng setan sakti," jawab Zai Si.
"Aku ingat kau pernah mengatakan : 3 raja langit itu sudah mendekati kota Ji Nan?" tanya Huang Fu.
"Benar."
"Orang yang masuk ke kota ini apakah sekarang cukup banyak?"
"Banyak," jawab Zai Si, "setiap hari pasti ada yang masuk ke kota dan juga ada yang keluar dari kota ini."
"Coba kau pikir apakah ada 3 orang yang mirip dengan 3 raja langit itu?" tanya Huang Fu.
Zai Si.menjawab tidak tahu, Huang Fu Qing TIan pun sangat mengerti untuk hal ini.
"Tapi aku percaya pasti ada yang tahu," ucap Zai Si tertawa.
"Siapa?"
"Tiga raja langit itu sendiri."
Begitu melihat Ren Piao Ling masuk, kepala Hu Bu Bai mulai membesar lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kepada orang yang tidak mau membayar atau orang yang tidak memiliki uang tidak terlalu banyak, kepala Hu Bu Bai selalu membesar.
Ren Piao Ling tidak akan berhutang, tapi dia termasuk orang yang tidak memiliki banyak uang.
Hu Bu Bai berharap kali ini hanya dia saja yang datang. Dia berharap Nona Zang Hua tidak datang ke tempatnya.
Tapi keinginannya tidak terkabul. Sewaktu Hu Bu Bai sedang berdoa, Zang Hua berlari masuk ke rumah makannya.
Baru saja Zang Hua duduk, dia sudah bunyi, "Sudah pergi," kata Zan Hua, "tadi pagi dia sudah pergi."
"Xie Xiao Yu ada di mana?" tanya Ren Piao Ling.
"Kemarin malam dia sudah pergi!" jawab Zang Hua, "tadinya dia ingin pergi bersama-sama dengan Bai Tian Yu, tapi Bai Tian Yu tidak mau."
"Dia pasti tidak akan mau," kata Ren Piao Ling sambil tertawa, "sekalipun sudah dilamar dia pun pasti masih malu jika berjalan berdua. Apalagi Bai Tian Yu pergi ke sana untuk mengajak ayahnya bertarung."
"Menurutmu antara Bai Tian Yu dan Xie Xiao Peng, siapa yang akan menang?"
Ren Piao Ling tidak langsung menjawab, dia meneguk arak juga minum setengah cangkir teh.
Baru setelah itu dengan pelan-pelan dia berkata, "Xie Xiao Feng adalah Dewa Pedang, sedangkan Bai Tian Yu adalah Setan Pedang," ucap Ren Piao Ling dengan dingin, "yang benar-benar akan menang adalah orang ketiga yang bersembunyi di balik mereka."
"Pihak ketiga di balik mereka?" Zang Hua tidak mengerti, tapi dia langsung bertanya, "siapa"


Amarah Pedang Bunga Iblis Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Siapa orang ketiga itu?"
"Dari luar terlihat sangat alamiah, dia semakin misterius," jawab Ren Piao Ling, "apa pun tentang Bai Tian Yu dan Xie Xiao Feng tidak akan mudah melakukan hal seperti itu."
"Mengapa?"
"Ada 7 bagian yang tidak kumengerti."
"Tujuh bagian yang mana?"
"Pertama, katanya Xie Xiao Yu datang untuk melihat penobatan ratu bunga, tapi waktu dia datang hari penobatannya malah sudah lewat."
"Lalu yang kedua?"
"Misalnya Xie Xiao Yu memang ingin datang ke sini, mengapa dia terus tinggal di penginapan kecil di luar kota?" kata Ren Piao Ling, "penginapan kecil itu berjarak jauh dari kota dan memerlukan waktu setengah jam untuk mencapai kota, mengapa dia harus tinggal di penginapan kecil di luar kota Ji Nan?"
"Betul, ini masuk akal juga," Zang Hua mengangguk, "lalu apa yang ketiga?"
"Ketiga, putra tunggal Tie Yan biasanya jarang berkelana di dunia persilatan, mengapa malam ini dia tiba-tiba muncul di penginapan kecil itu?" tanya Ren Piao Ling, "yang keempat adalah Xie Xiao Yu sudah membunuh putra tunggal Tie Yan. Jika dia ingin bersembunyi lalu pulang ke Wisma Shen Jian, tidak ada orang yang berani mengejarnya, mengapa dia tidak pulang saja" Dia malah membiarkan Li Wei menyembunyikannya di Shui Yue Lou?"
"Dengan nama besar ayahnya, walaupun dia masuk ke rumah Huang Fu Qing Tian sekalipun, maka Huang Fu Qing Tian pasti akan sekuat tenaga melindungi dia," kata Zang Hua, "mengapa dia tidak mau ke rumah Huang Fu saja?"
"Ini adalah alasan kelima," kata Ren Piao Ling, "yang keenam adalah mengapa suami istri Tie Yan bisa tahu kalau orang yang membunuh putra mereka adalah Xie Xiao Yu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Alasan ketujuh, mengapa suami istri Tie Yan bisa dengan cepat menemukan Xie Xiao Yu?"
tanya Zang Hua.
"Hal ini tidak bisa dicurigai begitu saja," kata Ren Piao Ling, "apakah kau lupa kalau mereka mengejar Tian Chi sampai Shui Yue Lou?"
"Kalau begitu alasan ketujuh itu apa?"
"Ketujuh, mengapa pada saat keadaan begitu tegang, Bai Tian Yu tiba-tiba muncul untuk mengatasi keadaan yang berbahaya ini?" tanya Ren Piao Ling, "siapakah orang yang menyuruh Bai Tian Yu datang ke sana?"
"Mungkin dia adalah orang ketiga itu."
"Benar!" kata Ren Piao Ling, "Xie Xiao Yu tinggal di penginapan kecil di luar kota, pasti sudah, diatur sebelumnya. Tujuannya tak lain adalah membuat dia salah paham dengan putra Tie Yan, lalu membunuh putra Tie Yan."
"Bersembunyi di Shui Yue Lou pun sudah ada yang mengatur," kata Zang Hua, "tujuannya adalah agar Bai Tian Yu bisa menolongnya."
"Benar," ucap Ren Piao Ling, "Orang yang bersembunyi di belakang semua ini dan mengatur apa yang terjadi, tujuan akhirnya adalah agar Bai Tian Yu dan Xie Xiao Feng bertarung."
"Tapi ada sedikit yang tidak kumengerti."
"Bagian mana?"
"Bai Tian Yu sudah menolong putri Xie Xiao Feng, apakah Xie Xiao Feng akan memaksa Bai Tian Yu bertarung dengannya?"
"Xie Xiao Feng tidak akan berbuat seperti itu tapi Bai Tian Yu pasti akan melakukannya," Ren Piao Ling tertawa, "Bai Tian Yu pasti akan memaksa Xie Xiao Feng bertarung dengannya."
"Kalau begitu pertarungan ini tidak bisa dihindari lagi?" tanya Zang Hua sambil tertawa-tawa,
"apa pun hasilnya, yang menang adalah orang ketiga di balik semua itu."
"Benar."
"Kau sudah tahu ini adalah rencana busuk orang ketiga itu, mengapa kau tidak melarangnya pergi?" tanya Zang Hua.
"Menghabiskan tenaga besar dan waktu yang banyak mengatur rencana yang begitu sempurna, tapi jika hanya ingin supaya Bai Tian Yu dan Xie Xiao Feng bertarung, maka orang ketiga ini sepertinya terlalu bodoh," kata Ren Piao Ling.
"Maksudmu, kecuali membuat Bai Tian Yu dan Xie Xiao Feng bertarung, apakah dia masih ada rencana lain?" Zang Hua berpikir sebentar lalu berkata, "tujuan yang lain mungkin itu tujuannya yang sebenarnya."
"Benar."
"Apakah tujuannya yang satu lagi?"
"Jika Bai Tian Yu dan Xie Xiao Feng bertarung, apakah peristiwa ini akan membuat geger dunia persilatan?"
"Sudah pasti!"
"Pada saat hari pertarungan sudah tiba, apakah akan banyak orang yang datang ke Wisma Shen Jian untuk melihat pertarungan mereka?"
"Pasti akan banyak yang datang."
Kata Zang Hua, "Mungkin sekarang sudah banyak orang yang bersiap-siap pergi ke sana."
Tiba-tiba Zang Hua teringat sesuatu, yaitu hal yang sangat menakutkan. Dengan kaget dia berkata, "Maksudmu jika semua pendekar dan pahlawan dunia persilatan sampai di Wisma Shen
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jian, kemudian orang ketiga akan mengambil kesempatan ini untuk membasmi...." Apa yang akan terjadi selanjutnya, Zang Hua tidak berani berpikir.
"Kemungkinan bukan tidak ada, tapi masih ada kemungkinan kecil," kata Ren Piao Ling, "jika Bai Tian Yu dan Xie Xiao Feng bertarung, apa yang akan terjadi?"
"Apa yang akan terjadi?" Zang Hua berpikir, "tapi aku tidak terpikir ke sana."
"Kalau bertarung, apakah mereka berdua harus berhadapan?"
"Apakah Xie Xiao Feng akan meninggalkan Wisma Shen Jian lalu pergi ke kota Ji Nan untuk bertarung?"
"Tidak mungkin," kata Zang Hua, "Xie Xiao Feng bukan pemuda yang berumur 17-18 tahun lagi."
"Betul, karena itu Bai Tian Yu yang harus mencarinya," kata Ren Piao Ling.
"Kalau Bai Tian Yu mencari Xie Xiao Feng, apakah dia akan meninggalkan tempat ini?"
"Benar!"
"Pendekar dan orang-orang dunia persilatan apakah mereka pun akan ikut juga?" tanya Ren Piao Ling.
"Benar!" kata Zang Hua, "tujuan orang ketiga itu tak lain adalah menginginkan Bai Tian Yu dan pendekar-pendekar lainnya meninggalkan kota Ji Nan."
"Delapan dan sembilan tidak jauh dari sepuluh."
"Mengapa dia ingin mereka meninggalkan kota Ji Nan?" tanya Zang Hua, "di sini tidak ada tambang emas atau pun tambang perak, dia melakukan semua ini untuk apa" Apakah dia akan mengambil alih kota Ji Nan?"
"Mungkin saja," kata Ren Piao Ling tertawa dan meneguk araknya lagi. Dia berkata, "tapi aku menebak kalau dia berada di sini maka dia akan melakukan suatu hal. Dia tidak mau Bai Tian Yu atau pendekar-pendekar lainnya mengetahui rencana busuknya."
"Karena itu aku tidak melarang Bai Tian Yu pergi ke Wisma Shen Jian, karena aku ingin melihat siapa tuan di balik semua ini" Dan apa yang akan dia kerjakan?"
Sesudah berkata seperti itu Ren Piao Ling tertawa. Dia menuang arak untuk Zang Hua dan juga untuk dirinya sendiri. Kemudian mereka saling bersulang.
"Kalau aku tidak salah tebak, sekarang ini kota Ji Nan sedang sangat ramai," kata Ren Piao Ling, "mungkin akan ada opera yang bisa kita tonton."
Kata-katanya belum selesai, wajah Ren Piao Ling sudah berubah, begitu selesai bicara wajahnya seperti membeku. Sepasang matanya yang abu dan lesu terus melihat ke arah pintu.
Zang Hua duduk membelakangi pintu, begitu dia melihat wajah Ren Piao Ling yang berubah, dia mengikuti sorot mata Ren Piao Ling. Dia membalikkan kepalanya dan melihat ke arah pintu.
Begitu membalikkan kepalanya, dia melihat ada seseorang memakai baju hitam melangkah masuk.
Cuaca hari ini sangat bagus. Matahari musim semi dengan malu-malu tergantung di atas langit, bumi dan langit terasa hangat. Tapi sewaktu Zang Hua melihat orang itu, dia seperti terjatuh ke gunung es yang sudah lama tidak mencair.
Zang Hua gemetar karena kedinginan. Dia melihat, dia merasa sepasang mata orang itulah yang membuat dia merasa dingin.
Sepasang mata orang itu seperti dua bola es menyerang ke dalam tulang Zang Hua.
"Siapakah dia?"
Begitu orang itu duduk, dengan suara kecil Zang Hua bertanya kepada Ren Piao Ling.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dia tidak pernah merasa takut, jika dia tertawa kepadamu, dia pasti akan membunuh orang yang diajaknya tertawa. Jika dia membunuh tidak ada yang bisa melarangnya," kata Ren Piao Ling, "apakah kau pernah mendengar kalimat ini?"
"Aku pernah mendengarnya," kata Zang Hua.
"Kalimat ini kau harus ingat selalu."
Bai Wu Jin Ji (tidak takut seratus larangan)
Yi Shao Sha Ren (sekali tertawa membunuh orang).
Ruo Yao Sha Ren (kalau mau membunuh orang). Bai Wu Jin Ji
Katanya, "Jika orang ini dingin terhadapmu, maka dia menganggapmu adalah temannya. Jika dia tertawa ramah kepadamu, hanya ada satu maksud, yaitu dia ingin membunuhmu."
"Katanya jika dia ingin membunuh seseorang, dia pasti adalah Bai Wu Jin Ji. Dia juga tidak melihat dan mengaku apakah orang itu adalah saudara atau teman. Sekalipun kau sembunyi ke kolong langit atau masuk ke dalam tanah, dia pasti akan mengejar lalu membunuhmu!"
"Apakah orang ini bernama Chou Wu Ji?" tanya Zang Hua.
"Benar."
Ren Piao Ling pelan-pelan meneguk araknya dan tertawa dingin, "sepertinya opera ini akan berlangsung dengan ramai."
-ooodwooo- BAB 6 Pertemuan aneh di Wisma Shen Jian
10 hari berlalu dengan cepat.
Tuan muda ke tiga tidak datang meminta maaf atau berterima kasih, berarti Bai Tian Yu yang harus datang ke sana untuk mencoba Tuan Muda Ketiga bertarung.
Bertarung lebih seru dibandingkan dengan meminta maaf atau berterima kasih.
Apalagi yang akan bertarung adalah dewa pedang dengan setan pedang, ini benar-benar peristiwa yang jarang terjadi.
Xie Xiao Feng ternyata tidak, mengecewakan orang-orang.
Karena dia tidak datang ke kota.
Xie Xiao Feng bukan orang yang rendah hati. Sekalipun ada yang mengatakan kalau dia sudah berubah banyak, sekarang dia berubah menjadi lebih ramah dan mau dekat dengan orang tapi Xie Xiao Feng tetap Xie Xiao Feng. Dia tetap orang yang tinggi hati.
Dia bukan orang yang tidak tahu aturan tapi juga bukan orang yang tidak tahu berterima kasih, tapi dia tetap orang yang tidak mudah mengucapkan kata terima kasih'.
Mungkin karena dia bermarga Xie. Nenek moyangnya pun bermarga Xie, maka dia sangat sulit untuk berkata Xie Xie (Terima kasih).
Seseorang yang susah mengucapkan "Xie Xie' kepada orang lain, untuk meminta maaf kepada orang lain akan lebih sulit lagi. Jangankan Bai Tian Yu yang pernah menolong putrinya, sekalipun telah menolong nyawanya dia tidak akan mengucapkan kata "Xie Xie'.
Bai Tian Yu dengan menunggang kuda terbaik pergi ke Wisma Shen Jian.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Baru saja keluar dari kota, di belakangnya sudah ada 2-3 orang mengikutinya, sekelompok atau hanya sendiri-sendiri, mereka semua mengikutinya. Semakin jauh dia berjalan, orang yang berada di belakang semakin banyak. Yang tadinya hanya ada beberapa orang, bertambah menjadi satu kelompok. Dari satu kelompok kecil menjadi kelompok besar. Di antara mereka kebanyakan yang berasal dari kalangan dunia persilatan.
Bai Tian Yu melihat kepada orang-orang yang mengikutinya. Dia merasa sangat senang.
Tadinya dia hanya orang yang tidak mempunyai nama besar, tapi dalam waktu satu malam, namanya sudah mengegerkan dunia persilatan, sekarang dia adalah orang terkenal..
Dalam berkelana di dunia persilatan, peristiwa seperti inilah yang dia inginkan. Dia akan mengangkat marga Bai kembali ke dunia persilatan.
Wisma Shen Jian merupakan tanah suci bagi dunia persilatan tapi juga tempat terlarang bagi orang dunia persilatan. Bangunan Wisma Shen Jian dikelilingi oleh sebuah sungai. Setengahnya lagi dikelilingi oleh gunung-gunung Chong San.
Jika dikelilingi oleh sungai dan tidak ada jembatan di sana, hanya ada sebuah perahu yang bisa dipakai untuk menyebrang ke sana.
Sungai itu tidak begitu lebar. Bisa terlihat daerah diseberang sana dan juga bisa terlihat Wisma Shen Jian yang berdiri di tengah-tengah pegunungan.
Suatu ketika pernah terjadi suatu peristiwa, di Wisma Shen Jian terlihat sangat sepi, tuan rumah Shen Jian saat itu dijabat oleh ketua yang lama dan sudah tua. Dan Tuan Muda Ketiga Xie Xiao Feng ketika itu masih berkelana dunia persilatan, dia mempunyai 2 orang kakak, tapi mereka tidak terlalu pintar dan tidak berbakat seperti adik ketiganya.
Wisma Shen Jian sejak dulu terkenal dengan ilmu pedangnya, bukan karena Tuan Muda Ketiga yang menunjukan jurus Wisma Shen Jian ke dunia luar. Ilmu pedang mereka memang sejak dulu sudah terkanal kehebatannya dan diketahui oleh orang-orang persilatan.
Anggota keluarga Xie adalah pesilat tangguh yang mahir ilmu pedang.
Seperti pepatah, Orang yang mahir berenang akan mati tenggelam.
Tuan Muda Xie tertua mati di bawah ujung pedang. Tuan Muda Xie kedua pun mati karena pedang. Sedangkan Tuan Besar Xie mati di rumah karena penyakit tua dan karena kesepian.
Walaupun dia mempunyai seorang anak yang terkenal di dunia persilatan ini, alasan lainnya adalah karena dia mempunyai sebilah pedang pusaka yang terkenal di dunia persilatan.
Walaupun putranya terkenal di dunia persilatan dan membawa gengsi dan mengangkat nama keluarga Xie, tapi juga membawa banyak kesulitan bagi keluarga Xie.
Sudah banyak orang membawa pedang dan mencari Tuan Muda Ketiga untuk bertarung, tapi Xie Xiao Feng selalu tidak berada di rumah/
Sewaktu Xie Xiao Feng masih muda, waktunya lebih banyak dihabiskan di tempat pelacuran dari pada rumahnya. Atau dihabiskan di kamar penginapan dan kamar-kamar gadis yang sedang dalam masa puber.
Sewaktu Xie Xiao Feng masih muda dia adalah seorang laki-laki mata keranjang dan juga sangat berani. Selama hidupnya sudah banyak perempuan yang dia gauli tapi dia hanya mempunyai seorang istri, dia hanya menikah satu kali.
Dia menikah dengan perempuan tercantik dari dunia persilatan dia bernama"Mu Rong Qiu Ying.
Dia juga merupakan perempuan yang paling menakutkan. Satu hari pun Mu Rong Qiu Ying belum pernah menjadi menantu keluarga Xie. Dia juga belum pernah masuk ke Wisma Shen Jian dan menjadi Nyonya Xie. Selama hidup Mu Rong Qiu Ying hanya menjadi bayangan Xie Xiao Feng.
Tapi dia tidak pernah bersama dengan Xie Xiao Feng pergi menginap, Mu Rong Qiu Ying dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
segala cara selalu menghina, menyiksa, dan mendendam kepada Xie Xiao Feng karena Xie Xiao Feng tidak pernah setia kepadanya.
Mu Rong Qiu Ying adalah perempuan yang sangat pintar, orang lain susah menemukan Xie Xiao Feng tapi dia pasti bisa menemukan tempat persembunyian Xie Xiao Feng.
Walaupun Xie Xiao Feng berpura-pura jatuh miskin dan bersembunyi di tempat pelacuran dan bekerja menjadi pelayan atau menjadi kusir pengurus kuda, atau menjadi kuli angkut barang, dia tetap tidak bisa menghindar dari pengamatan Mu Rong Qiu Ying.
Selama hidup Tuan Muda Ketiga hidupnya dapat dikatakan hancur di tangan perempuan ini, bisa juga dikatakan dia bertekuk lutut di bawah perempuan ini.
Mu Rong Qiu Ying pernah melahirkan seorang putra Xie Xiao Feng tapi dia tidak ingin putranya bermarga Xie dan juga tidak menginginkan putranya menjadi tuan rumah Wisma Shen Jian.
Sekarang di Wisma Shen Jian ada seorang nona rumah baru.
Dia bernama Xie Xiao Yu.
Tidak ada yang tahu apa Xie Xiao Yu lahir dari seorang perempuan yang dinikahi oleh Xie Xiao Feng.
Begitu Xie Xiao Feng ternama dan sukses, dia sudah kembali ke Wisma Shen Jian, tiba-tiba Xie Xiao Yu seperti tiba-tiba muncul dari sebuah batu besar.
Begitu dia datang ke Wisma Shen Jian, dia sudah berusia 15 tahun tepat dan saat itu Xie Xiao Feng tidak berada di rumah, tidak ada yang mengatakan kalau dia adalah putri Xie Xiao Feng yang palsu.
Karena Xie Xiao Yu sangat mirip dengan Xie Xiao Feng, bisa dikatakan 70% hampir mirip. Jika Xie Xiao Yu tertawa maka dia akan terlihat 100% mirip dengan tawanya Xie Xiao Feng. Dan pedangnya sama-sama tidak tertandingi oleh siapa pun.
Pedangnya bisa mengalahkan semua pesilat tangguh, tawanya bisa mengalahkan semua
perempuan cantik. Perempuan yang tidak cantik pun tidak bisa menahan pesona tawanya. Tapi Tuan muda Ketiga malah memilih perempuan yang sangat cerewet dan tinggi.
Walaupun dia tidak pelit menebar tawanya tapi dia pun tidak akan menggaet perempuan tidak menarik.
Perempuan-perempuan seperti itu pun dia tidak akan tertarik.
Sewaktu dia tidak ingin mendapatkan apa pun dari perempuan itu, tawanya terlihat sangat suci.
Tapi sewaktu dia menginginkan perempuan itu naik ke tempat tidur bersama dengannya, tawanya terlihat lebih kuat dari pedangnya.
Pedang bisa meminta nyawa seseorang, tawa bisa mengambil hati perempuan.
Di dunia ini ada orang yang tidak takut mati, baik itu laki-laki ataupun perempuan.
Karena itu jika dia memaksa seorang perempuan dengan pedang untuk naik ke ranjang dengannya, cara ini pasti berhasil.
Tapi sewaktu perempuan itu memberikan hatinya kepada seorang laki-laki apa pun akan dia lakukan.
Sekalipun menyuruhnya menemani tidur seekor babi, dia tidak akan menggelengkan kepala.
Saat Xie Xiao Feng merasa lelah dan ingin kembali ke rumahnya, tiba-tiba dia baru mengetahui kalau dia mempunyai seorang putri. Dia tidak pernah bertanya dan juga tidak pernah berkomentar apa-apa.
Apakah itu putrinya sendiri, bagaimana dia bisa bertanya kepada orang lain"
Jika berada di depan orang lain, dia tidak mengaku kalau gadis itu adalah putrinya, tapi perempuan itu mempunyai bukti kuat kalau dia adalah putrinya. Dia harus bagaimana lagi"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia hanya bisa bertanya kepada seseorang.
Xie Xiao Yu, gadis yang mengaku sebagai putrinya.
Begitu Xie Xiao Yu melihatnya, mereka seperti sudah saling mengenal sejak lama dan selalu bersama.
Begitu melihat Xie Xiao Feng, dia segera meloncat ke arahnya, lalu menarik tangan Xie Xiao Feng dan berkata, "Ayah, mengapa sekarang baru pulang" Bukankah kau mengatakan akan menjemputku, mengapa ayah tidak pernah menjemputku?" Kata Xie Xiao Yu lagi, "terpaksa aku sendiri datang ke sini."
Xie Xiao Feng sangat kaget, dia merasa semua ini terlalu tiba-tiba. Selama hidupnya, segala macam panggilan sudah pernah dia dengar.
Ada yang enak didengar, ada yang terdengar indah, semua itu merupakan panggilan dari orang yang mencintainya dan kebanyakan adalah perempuan. Perempuan-perempuan cantik.
Hanya panggilan ini, baru pertama dia dengar. 'Ayah', walaupun itu adalah panggilan yang terdengar sangat biasa tapi bagi Xie Xiao Feng, dia tidak pernah dia mendengar dan dia sangat menyukainya.
Bukan perempuan ini yang memanggil seperti itu. Putra yang dilahirkan oleh Mu Rong Qiu Ying seharusnya memanggilnya dengan sebutan ayah. Tapi anak itu selalu menolak mengakui kalau Xie Xiao Feng adalah ayahnya. Pemuda yang sangat keras kepala ini mungkin saja di dalam hatinya mengakui kalau Xie Xiao Feng adalah ayahnya, tapi dia belum pernah memanggilnya juga tidak pernah datang menengoknya.
Xie Xiao Feng tahu suatu waktu pemuda itu pasti akan datang ke rumahnya. Dia akan datang dan berlutut di depannya kemudian memanggilnya 'ayah' di depan kuburannya. Kemudian secara sembunyi-sembunyi akan memanggilnya dari dalam hati, dan tidak akan terdengar oleh siapa pun.
Xie Xiao Feng tahu hari itu pasti akan datang, tapi dia juga berharap bukan dalam keadaan seperti itu, pemuda itu baru akan memanggilnya dengan sebutan ayah.
Karena Xie Xiao Feng sudah tua, sifatnya pun mulai berubah.
Yang berubah paling drastis adalah cara berpikirnya.
Karena dia mulai merasa kesepian.
Bukan kesepian karena tidak ada lawan tapi karena perasaan takut dan juga benci karena dia hidup seorang diri. Dia membutuhkan teman.
Bukan perempuan, bukan pula teman tapi putra putri yang mengelilinginya.
Xie Xiao Feng adalah manusia bukan dewa, bukang pula orang suci. Dia hanya orang biasa dan juga membutuhkan suatu keluarga.
Hanya saja dia bisa menutupi perasaan sebenarnya, tidak ada yang tahu apa yang dibutuhkan dalam hatinya.
Sekarang tiba-tiba muncul seorang gadis, sangat menyayanginya dan juga manja serta memanggilnya 'ayah'.
Suara itu adalah suara yang memang dia inginkan, tapi suara itu bukan suara putri yang dia inginkan. Karena itu Xie Xiao Feng tetap merasa kaget.
Teman-teman yang bersama-sama pulang dengannya mendengar Xie Xiao Feng tiba-tiba
mendapat seorang putri, mereka pun datang untuk melihatnya.
Melihat keadaan Xie Xiao Feng, mereka pun bertanya-tanya apa yang telah terjadi.
Untung di Wisma Shen Jian mempunyai pengurus rumah yang sangat pintar"dia juga
bermarga Xie yang pintar di semua bidang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Segera dia keluar dan berkata, "Tuan dan putrinya baru saja bertemu dan berkumpul, pasti banyak yang harus mereka ceritakan. Para tamu silakan ke ruang depan untuk minum arak.''
Minum arak tak lain adalah cara untuk merayakan bahwa Wisma Shen Jian telah bertambah seorang anggota. Yang pasti sayur-sayur yang disajikan sangat banyak.
Xie Xiao Feng baru pulang, dan semua urusan sudah disiapkan oleh pengurus Xie. Sepertinya dia sudah tahu kalau Xie Xiao Feng akan mengaku putrinya ini.
Apa yang diceritakan antara Xie Xiao Feng dan Xie Xiao Yu" Tidak ada seorang pun yang tahu.
Dua jam kemudian Xie Xiao Feng baru keluar, dia langsung menemani teman-temannya
minum. Dia mengakuinya kalau Xie Xiao Yu adalah putrinya.
Yang pasti Xie Xiao Feng mengakui Xie Xiao Yu adalah putrinya, dan itu tidak bisa dibantah.
Walaupun Tuan Muda Ketiga tidak menjelaskan identitas yang sebenarnya, tidak ada seorang pun yang merasa aneh juga tidak ada yang bertanya kepadanya. Sebenarnya selama hidupnya Xie Xiao Feng pernah memiliki berapa orang perempuan"
Perempuan mana pun mungkin saja demi Xie Xiao Feng akan melahirkah putrinya.
Semenjak Xie Xiao Yu tinggal di Wisma Shen Jian, kehidupan Wisma Shen Jian menjadi bersemarak. Biasanya rumah sebesar itu hanya ditinggali oleh beberapa orang, sekarang pembantu, pelayan sangat banyak. Rumah sudah dibersihkan dan dibenahi. Bunga-bunga di kebun pun dibereskan dan ditanam kembali.
Wisma Shen Jian dibenahi, sekarang baru mirip wisma yang ditinggali oleh pesilat pedang nomor satu, begitu megah dan berwibawa. Benar-benar tanah suci dan tanah terlarang bagi orang dunia persilatan.
Selain itu, masih ada tempat terlarang lainnya, tempat itu adalah sebuah halaman kecil yang berada di belakang rumah. Halaman kecil itu dikelilingi oleh pagar tembok yang tinggi. Pintunya selalu terkunci oleh sebuah gembok.
Halaman ini adalah tempat Xie Xiao Feng berlatih pedang, tempat menenangkan hati, dan juga tempat untuk tidur.
Tidak ada yang berani masuk ke tempat itu, termasuk Xie Xiao Yu sendiri.
Sewaktu Xie Xiao Feng ada di rumah tempat itu dikunci, sewaktu dia tidak ada di rumah pintu itu pun tetap dikunci.
Gembok yang mengunci pintu itu sudah berkarat, tergantung begitu saja di atas pintu. Sekali dipukulpun gembok itu pasti akan putus tapi tidak ada seorang pun yang berani mencobanya karena gembok ini melambangkan kewibawaan Wisma Shen Jian.
Bagaimana cara Xie Xiao Feng keluar atau masuk ke halaman itu" Dia tidak pernah melewati pintu ini tapi tidak ada seorang pun yang tahu dari mana dia bisa keluar atau masuk" Karena pintu di sana hanya ada satu.
Cara yang paling mudah adalah dengan cara melompati tembok pagar yang tinggi itu.
Walaupun tembok itu agak tinggi tapi itu tidak menjadi masalah bagi seorang Tuan Muda Ketiga.
Ini adalah rumahnya, mengapa dia harus melompat untuk masuk atau keluar dari tembok tinggi ini"
Xie Xiao Feng sering meloncati tembok, tapi itu adalah kejadian beberapa tahun yang lalu.
Sekarang kemana pun dia pergi selalu ada seseorang dengan sikap hormat membuka pintu untuknya dan menyambutnya masuk. Sekalipun itu musuhnya.
Karena kedudukannya maka dia pun mendapatkan kehormatan yang seperti itu.
Seseorang yang mempunyai kedudukan seperti itu, apakah bisa meloncat masuk atau keluar tembok di rumahnya sendiri"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tidak ada yang percaya dan juga tidak ada orang yang mengingat hal itu.
Orang yang tinggal di Wisma Shen Jian melihat Tuan Muda Ketiganya keluar dari halaman kecil, tidak ada orang yang akan menyangka kalau dia meloncati tembok untuk keluar.
Walaupun mereka tahu bahwa tembok itu hanya menpunyai sebuah pintu dan pintu itu pun digembok. Gembok yang sudah berkarat dan tidak bisa dibuka.
Kecuali ada jalan yang lain atau Tuan Muda Ketiga mempunyai teknik menembus tembok jika tidak maka dia harus meloncati tembok.
Orang-orang lebih mau menerima kedua cara sebelumnya dibandingkan dengan cara yang ketiga.
Meloncat tembok walaupun itu bukan hal yang dilakukan secara terang-terangan tapi juga bukan hal yang tidak baik.
Tapi sekarang Tuan Muda Ketiga tidak melakukan hal ini lagi.
Dia sudah dianggap sebagai dewa di dalam hati orang. Dia adalah orang yang sangat sempurna, tidak ada cacat sedikit pun.
Tapi halaman yang dikunci oleh gembok berkarat itu pasti tersimpan banyak rahasia di dalamnya. Mungkin ada orang dengan diam-diam menebak-nebak. Menebak bagaimana keadaan di dalam tapi tidak ada seorang pun yang berani mencari tahu keadaan sebenarnya.
Karena di sana adalah tempat tinggal Xie Xiao Feng.
Akhirnya Bai Tian Yu tiba juga di Wisma Shen Jian.
Dia membawa pedang dan menunggang kuda dan sekarang dia sudah berada di depan pintu wisma.
Dahulu sekalipun Bai Tian Yu memiliki banyak uang, dia pasti akan berjalan kaki kemudian naik sebuah perahu kecil untuk menyebrang menuju wisma.
Karena di sana hanya ada sebuah perahu kecil saja.
Semenjak datang seorang nona dan tinggal di wisma, keadaan di sana menjadi tidak sama.
Orang yang datang ke Wisma Shen Jian pun semakin banyak, kebanyakan dari mereka adalah tuan-tuan muda yang mempunyai banyak uang.
Kedatangan mereka ke Wisma Shen Jian mempunyai beberapa alasan dan maksud, pertama karena nama besar Wisma Shen Jian. Kedua, karena ada Xie Xiao Yu, dan dia adalah gadis yang sangat cantik.
Xie Xiao Yu memang cantik dan ramah. Dia kedatangan banyak tamu. Setiap tamu selalu disambutnya dengan penuh rasa gembira.
Yang bisa masuk Wisma Shen Jian sepertinya harus memiliki beberapa syarat. Menjadi menantu keluarga Xie harus berasal dari orang kaya atau orang itu memenuhi beberapa kriteria.
Xie Xiao Yu sangat baik kepada setiap orang, tapi dia tidak pernah bersikap lebih baik kepada siapa pun.
Untuk menyambut kedatangan tuan-tuan muda dari dunia persilatan, perahu kecil yang kecil dan yang dulu terlihat sedikit memang kurang pantas, karena itu Xie Xiao Yu mengganti dengan perahu yang lebih besar. Perahu besar yang dimaksud terlalu besar sehingga membuat orang merasa kaget. Begitu besar hingga bisa dipindahkan ke laut. Di laut pun perahu itu tidak akan terlihat begitu kecil.
Perahu begitu besar, digunakan hanya untuk menyebrangi sungai, apakah semua ini tidak terlalu boros"
Karena Wisma Shen Jian begitu megah dan indah, rumah-rumah di sana pun tampak
berkilauan, sangat cocok dengan keadaan perahu besar ini.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karena perahu itulah, maka Bai Tian Yu bisa menyebrang sungai dengan kudanya.
Orang yang mengikutinya dari belakang pasti banyak yang berasal dari dunia persilatan.Mereka mempunyai sedikit nama. Mereka terhalang oleh sungai itu, mereka tidak datang bersama-sama dengan Bai Tian Yu naik perahu.
Karena Bai Tian Yu memang bermaksud datang sendiri untuk bertarung dengan Tuan Muda Ketiga. Siapa yang datang bersama dengan Bai Tian Yu, berarti dia berada di pihak Bai Tian Yu.
Tidak ada orang persilatan yang ingin dicurigai.
Mereka datang hanya untuk menyaksikan pertarungan itu bukan untuk membantu Bai Tian Yu.
Meskipun mereka ingin membantu, itu pun tidak bisa mereka lakukan.
Apakah dengan berdiri di sebelah sungai maka mereka bisa menyaksikan pertarungan itu"
Tidak ada yang mengkhawatirkan keadaan ini, sepertinya sekalipun semua orang tua ikut ke seberang, mereka pun tidak akan bisa menyaksikan pertarungan inii.
Karena pertarungan Bai Tian Yu dan Xie Xiao Feng tidak akan dilakukan di depan banyak orang, kecuali itu tidak akan ada pihak ketiga yang ikut bertarung. Walaupun ada hanya 1-2 orang tapi orang-orang itu bukan salah satu dari mereka.
Mereka jauh-jauh datang ke sini hanya ingin mengetahui hasil akhir pertarungan.
Sebenarnya mereka tidak datang pun tetap akan tahu akan bagaimana hasil akhirnya, tapi mendengar dari mulut orang lain dan melihat sendiri tidak akan sama.
Mereka sudah ke sini, walaupun tidak bisa menyaksikan dari dekat kelak di depan banyak orang mereka bisa melukiskan bagiamana pertarungan sengit ini terjadi dan tidak ada orang akan mengatakan kalau mereka berbohong.
"Berbohong adalah kekurangan manusia.
"Waktu pertarungan itu terjadi aku ada di sana."
Menepuk dada dengan gagah berkata, "Waktu itu aku juga ada di sana." itu sudah membuat orang memandang tinggi kepada mereka.
Karena itu pertarungan besar di dunia persilatan seringkah bisa dilukiskan dengan ratusan kata, bagaimana pertarungan itu terjadi.
Ada bermacam-macam kata bisa melukiskan pertarungan itu, tapi hanya ada satu
keistimewaannya yaitu pertarungan itu pasti berjalan dengan seru.
Dan ada satu lagi yang pasti sama dikatakan mereka yaitu siapa yang kalah" Dan siapa menang" Jika berbohong tidak akan ada orang yang percaya.
Jika orang jujur mengatakan dengan jujur malah tidak ada orang yang mempercayainya.
Karena dunia ini yang dikejar hanya keindahan.
Yang pasti tidak semua orang tidak bisa menyeberang dari seberang sungai. Ada yang datang lebih awal dan mereka menjadi tamu di Wisma Shen Jian. Orang-orang seperti itu adalah orang yang terkenal di dunia persilatan.
Ada yang datang terlambat tapi orang Wisma Shen Jian tetap membawa perahu dan
menjemput mereka untuk dibawa ke wisma.
Orang-orang seperti itu adalah orang-orang yang lebih terkenal dari sebelumnya. Jumlah mereka tidak terlalu banyak. Dua kali perahu besar itu menjemput, hanya ada 5 orang yang dibawa serta.
Walaupun hanya ada 5 orang tapi membuat orang-orang yang berada di sisi sungai sana lebih berarti dan merasa senang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kecuali seseorang yang baru keluar dari desa, jika tidak semua pasti mengenali mereka berlima, mereka tak lain adalah ketua 5 perkumpulan. Salah satu tetua perkumpulan itu bahkan mempunyai nama besar.
Seperti Wu Dang, Shao Lin, walaupun mereka sangat terkenal di dunia persilatan tapi karena perkumpulan mereka jarang bergaul dengan orang luar, ketua mereka pun jarang bergaul dengan orang lain.
Lima orang terkenal itu bisa dikatakan kalau mereka bisa menguasai keadaan dunia persilatan, membuat pertarungan antara Xie Xiao Feng dan Bai Tian Yu terlihat lebih menarik dan misterius.
Pengurus Xie untuk kedua kalinya menjemput kelima tamu agung dan mengantar mereka hingga ke depan wisma.
Wisma Shen Jian. Di depan pintu Wisma Shen Jian sudah banyak orang yang datang yang menyambutnya, tetapi Bai Tian Yu tidak masuk ke dalam wisma, dia tetap duduk di atas kudanya, dia memejamkan matanya untuk beristirahat sejenak.
Pengurus Xie dengan sopan tetap mengundangnya masuk tapi Bai Tian Yu menolaknya.
"Aku datang untuk bertarung dengan tuanmu, bukan untuk menjadi tamu,"' kata Bai Tian Yu.


Amarah Pedang Bunga Iblis Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sebuah kalimat itu membuat Pengurus Xie tidak bisa menjawab lagi, tapi dia sangat sabar, sedikit pun tidak merasa marah. Dengan tersenyum dia berkata, "Tuan Muda Bai, Anda dan tuanku akan bertarung tidak seperti orang-orang desa yang berkelahi. Bertemu di jalan langsung mengayunkan senjata!" Pengurus Xie sambil tertawa berkata lagi, "Sopan santun tidak boleh dihilangkan, mengapa Tuan Muda Bai tidak masuk untuk duduk terlebih dahulu?"
"Apakah tuanmu tidak ada di rumah?" kedua mata Bai Tian Yu melihat ke arahnya.
Pengurus Xie ingin menjawab pertanyaan ini, tapi kelihatannya dia kesulitan mencari jawaban.
Akhirnya dia mengeluarkan kata-kata yang membuat orang tidak percaya.
"Aku tidak tahu."
"Apa?" seru Bai Tian Yu dengan kaget, "kau tidak tahu?"
"Benar, aku memang tidak tahu," dengan perasaan bersalah Pengurus Xie mengangguk untuk menyakinkan, "tuanku sudah beberapa tahun seperti naga sakti dan bangau liar selalu tidak tentu keberadaannya, tidak ada seorang pun yang tahu di mana tuan sekarang ini."
Dia tertawa sambil menggelengkan kepalanya dan berkata lagi, "Kadang-kadang selama beberapa bulan aku tidak bertemu dengan tuan tapi mendadak dia sudah berada di rumah.
Kadang-kadang dia tinggal di rumah selama 10 hari lebih, tapi dia tidak pernah bertemu dengan siapa pun."
"Apakah dia tahu kalau aku mencarinya untuk bertarung?"
"Mengenai hal ini beliau tahu," jawab Pengurus Xie, "sewaktu nona pulang dari Ji Nan, dia sudah bertemu dengan tuanku dan nona sudah menyampaikan pesan Tuan Muda Bai Tian Yu kepada beliau."
"Lalu apa reaksinya?"
"Tuan Muda sudah menolong nona, tuanku merasa sangat berterima kasih kepada Tuan. Dia mengatakan, jika sudah bertemu dengan Tuan Muda secara langsung, beliau pasti akan berterima kasih kepada Tuan."
"Kalau dia memang berniat ingin mengucapkan U-rima kasih seharusnya 10 hari yang lalu dia sudah datang ke kota Ji Nan," kata Bai Tian Yu, "waktu yang ditentukan sudah lewat dan dia tidak datang, berarti dia memang bermaksud ingin bertarung denganku..."
"Tuanku tidak berkata seperti itu."
"Mengenai pertarungan ini, bagaimana pendapat tuanmu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Beliau tidak mengatakan apa pun."
"Tidak mengatakan apa pun?" Bai Tian Yu merasa aneh.
"Pikiran tuanku sulit ditebak, jika beliau tidak mengatakannya maka kami pun tidak berani bertanya, "Pengurus Xie tertawa dan berkata lagi, "Tapi begitu tuanku mendengar titipan pesan dari Tuan Muda Bai, beliau sudah menitipkan pesan kepada kami."
"Itu kata-katanya atau kata-katamu?"
"Ini adalah kata-kataku," jawab Pengurus Xie, "aku pun akan menuruti kebiasaan tuanku, aku akan menebak-nebak."
"Kau bukan Xie Xiao Feng, kau tidak boleh mewakili dia menyampaikan sesuatu," dengan dingin Bai Tian Yu berkata, "jika hanya mengira-ngira, itu tidak termasuk kata-katanya. Jika semua itu bukan kata-katanya, berarti kau hanya membuka celana untuk kentut."
Wajah Pengurus Xie sedikit berubah, di mana-mana dia selalu dihormat,. sekarang di depan orang banyak dia telah dihina. Benar-benar membuatnya merasa sangat malu. Tapi Pengurus Xie tetap Pengurus Xie, pengurus Wisma Shen Jian tidak seperti orang biasa. Begitu mulai marah, dia segera menggantinya dengan tertawa dan berkata, "Tuan Muda sangat pintar bercanda..."
"Aku tidak bercanda, membuka celana untuk kentut adalah suatu kelebihan, apalagi bisa kentut, itu lebih merupakan tambahan," kata Bai Tian Yu dengan sombong, "aku datang untuk bertarung dengan tuanmu, bukan untuk mendengar kau kentut."
Pengurus Xie memang Pengurus Xie, tapi dia tetap manusia, walaupun dia berusaha keras menahan penghinaan dari Bai Tian Yu, akhirnya setelah mendengar kata-kata Bai Tian Yu, dia marah juga. Dengan bergerak cepat dia naik ke atas perahu untuk menjemput tamu yang lain.
Bai Tian Yu tetap berada di atas kudanya, dengan nyaman dia memejamkan matanya.
Biasanya dia tidak akan bersikap begitu sombong dan menghina orang, mengapa sekarang dia bisa menjadi seperti itu"
Tidak ada seorang pun yang tahu, dalam hati dia sedang memikirkan apa pun tidak ada yang tahu. Mengapa dia bisa berubah menjadi seperti itu"
Orang yang dijemput oleh Pengurus Xie berdatangan lagi. Bai Tian Yu tetap berada di atas kudanya. Pengurus Xie tidak mau dihina lagi oleh Bai Tian Yu. Maka dia pun berpura-pura tidak melihat Bai Tian Yu.
Tapi kelima orang yang telah dijemput oleh Pengurus Xie melihat Bai Tian Yu. Mereka tidak tahan dengan kesombongan Bai Tian Yu. Mereka ingin bertanya kepadanya.
Yang pertama datang adalah murid E Mei Lin Ruo Ying bermama Yan Ying. Di dalam benak setiap orang, mereka pun tahu yang pertama bertanya kepada Bai Tian Yu pasti dia.
Karena di antara kelima orang itu, dialah paling muda. Tahun ini dia baru berusia 46 tahun, tapi dia sudah menduduki kursi tetua ilmu silat pedang.
Yang pasti ilmu silat pedangnya merupakan keturunan asli E Mei dan dia memimpin E Mei sehingga perkumpulan itu menjadi begitu teratur. Di antara kelima perkumpulan itu, E Mei lah yang paling menonjok dan juga paling maju.
Dengan langkah besar dia menghampiri Bai Tian Yu. Berdiri di hadapannya dan memberi hormat kepada Bai Tian Yu. Kelihatannya dia hanya menjalankan etika saja, apa yang harus dilakukan sebagai seorang tetua dia menjalankannya. Dia sama sekali tidak berniat seperti itu.
Jika Bai Tian Yu tidak membalas sapaannya, pasti tidak ada orang yang akan menyalahkannya bila dia menghajar Bai Tian Yu.
Tapi sikap dingin Bai Tian Yu membuat Lin Ruo Ying merasa tidak enak. Jika bukan karena menjaga kesopanan dan kedudukan tetua, sudah sejak tadi dia membunuh pemuda ini dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pedangnya. Karena itu Lin Ruo Ying dengan dingin berkata, "Apakah Tuan adalah pemuda yang namanya baru terkenal itu" Yang memakai gelar Setan Pedang yang bernama Bai Tian Yu?"
Jika Bai Tian Yu hanya orang biasa, Lin Ruo Ying akan merasa harga dirinya turun. Karena kedudukan mereka tidak sama.
Orang itu sangat pintar, setiap kata-katanya mengandung makna lain, karena itu perkumpulan E Mei bisa berjaya di bawah pimpinannya, bukan terjadi secara begitu tiba-tiba.
Tapi hari ini orang yang dia temui adalah Bai Tian Yu. Bai Tian Yu benar-benar telah membuatnya kesal. Dia ingin mencari muka tapi Bai Tian Yu sengaja membuatnya malu.
"Aku adalah Bai Tian Yu," jawab Bai Tian Yu dengan dingin sambil melihat dia, "dan kau siapa?"
Lin Ruo Ying hampir pingsan, "Aku adalah Lin Ruo Ying."
"Ternyata kau adalah Lin Ruo Ying!" ucap Bai Tian Yu sambil tertawa, "pada saat aku mulai berkelana di dunia persilatan, aku pun ingin pergi ke E Mei untuk mencarimu, tapi begitu mendengar namamu, aku langsung mengurungkan niatku."
"Mengapa?"
"Karena kau bukan laki-laki" jawab Bai Tian Yu, "karena namamu seperti nama perempuan, hanya perempuanlah yang dinamakan dengan nama Ying."
Orang yang berada di pinggir ingin tertawa tapi karena masing-masing mengkhawatirkan kedudukan mereka, maka mereka pun terpaksa menahan tawa.
Lin Ruo Ying sangat marah, hampir-hampir dia memuntahkan darah, "anak muda, kau terlalu sombong" teriak Lin Ruo Ying, "apakah kau mengira gelar Setan Pedang yang kau pakai tidak ada lawannya?"
"Aku tidak berani berkata seperti itu," kata Bai Tian Yu sambil tertawa, "karena aku belum bertarung dengan Xie Xiao Feng. Begitu aku berhasil mengalahkannya, aku baru akan mengumumkan."
"Bai Tian Yu, kau terlalu sombong. Di depan Wisma Shen Jian kau berani berkata gila."
Mulut Lin Ruo Ying sangat galak, tapi hatinya tetap menciut dan sedikit takut, karena Bai Tian Yu bisa dalam satu jurus menebas tangan suami istri Tie Yan. Itu bukan peristiwa yang gampang.
Bisa membuat tangan suami istri Tie Yan putus, sangat jarang dilakukan oleh siapa pun, paling-paling hanya ada dua orang.
Yang satu adalah Xie Xiao Feng, yang lainnya adalah orang yang mereka anggap sudah mati dan juga orang yang siang malam selalu ditakuti oleh mereka.
Walaupun mereka menganggap dia sudah mati dan mereka berharap dia mati, tapi sampai saat ini mereka belum pernah melihat jenasahnya, karena itu mereka tidak yakin kalau dia sudah mati, dan hati mereka tetap tidak bisa merasa tenang.
Walaupun orang itu tidak muncul tapi orang itu bisa datang membawa golok dan pedangnya.
Apalagi pedang itu sudah muncul"
Orang-orang datang untuk mencari tahu dari mana asal Bai Tian Yu" Dari siapa dia belajar jurus itu" Apa hubungan Bai Tian Yu dengan orang itu"
Yang terpenting adalah hal terakhir, jika mungkin lebih baik membunuh Bai Tian Yu kemudian memusnahkan pedangnya. Apakah mungkin mereka bisa melakukannya"
Begitu mereka mendapat kabar bahwa Bai Tian Yu sudah berada di Wisma Shen Jian, di wisma ternyata nda Xie Xiao Feng, dan hati mereka terasa lebih tenang walaupun di bawah ancaman pedang setan mereka tidak nkan begitu saja dibunuh.
Karena Xie Xiao Feng pernah mengatakan bahwa dia akan menjamin keamanan mereka.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi bagaimanapun juga jika pedang itu muncul lagi di dunia persilatan dan jurus itu kembali lagi muncul ke dunia persilatan. Mereka harus mencari tahu, jika tidak mereka akan terus merasa takut dan tidak bisa tidur dengan tenang.
Karena itu mereka tetap harus datang ke sana. Di antara kelima orang ini yang paling tidak tahu mengenai jurus pedang itu adalah Lin Ruo Ying. Karena sewaktu orang itu mengacau dunia persilatan dengan pedangnya, Lin Ruo Ying masih kecil.
Janji rahasia kelima perkumpulan pun baru dia ketahui setelah dia menjadi tetua. Dia hanya tahu kalau pedang itu begitu menakutkan tapi sampai di mana batas menakutkan, dia sendiri pun tidak tahu.
Kelihatannya keempat tetua itu tidak memberitahukan masalah ini kepadanya. Jika tidak, dia tidak akan berani berkata seperti itu kepada Bai Tian Yu,
"Cabut pedangmu!"
Di dunia persilatan kata-kata ini terdengar sangat biasa. Karena masalah kecil, akan terdengar kalimat seperti itu. Tapi kata-kata itu seharusnya tidak diucapkan kepada pemilik pedang itu.
Dulu banyak orang yang gampang melakukan kebodohan, orang-orang itu harus membayarnya dengan harga tinggi.
Yang pertama harus dikorbankan tentu saja nyawa mereka sendiri, karena itu tidak ada orang hidup yang memberitahu hal ini kepada yang lain agar jangan berbuat kesalahan itu.
Lin Ruo Ying adalah orang yang telah berbuat salah, tapi nasibnya masih lebih baik sedikit karena orang yang dia temui sekarang ini adalah Bai Tian Yu. Walaupun Bai Tian Yu memegang pedang orang itu, tapi dia tidak mewarisi sifat orang itu.
Dia senang mempermainkan orang, tapi dia tidak senang membunuh, karena itu walaupun Lin Ruo Ying sudah berkata seperti itu, dia tetap masih bisa berdiri dengan sempurna. Tidak terbelah dari ujung kepala hingga ujung kaki. Tapi Bai Tian Yu mulai timbul amarahnya. Dia turun dari kudanya, dengan dingin dia melihat Lin Ruo Ying. Bai Tian Yu berkata, "Tadi kau bicara apa?"
Melihat sorot mata yang begitu dingin, tanpa sadar Lin Ruo Ying mundur selangkah. Dia melihat teman-temannya, melihat sorot mata mereka, dia baru sadar dan menyesal.
Sikap keempat ketua perkumpulan lainnya sangat bermacam-macam, ada yang suka, ada yang senang, bahkan ada juga yang merasa takut.
Mereka merasa senang karena bisa melihat jurus pedang itu lagi, padahal yang mereka takutkan juga jurus pedang itu.
Pedang adalah benda mati, yang menakutkan adalah orang yang memakai pedang itu. Apakah pedang di tangan Bai Tian Yu pun akan menjadi begitu menakutkan"
Walaupun Bai Tian Yu dengan satu jurus bisa menebas tangan suami istri Tie Yan tapi itu hanya omongan orang saja. Mereka tidak melihat dengan mata kepala mereka sendiri.
Sekalipun gosip itu bisa dipercaya, tapi hati mereka pasti memikirkan hal lain. Karena mereka pernah melihat orang itu, termasuk golok dan pedangnya.
Mereka ingin mencoba kekuatan pedang itu tetapi tidak ada orang yang berani untuk memulainya dulu.
Sekarang sudah ada seseorang yang melakukannya. Orang ini adalah Lin Ruo Ying, karena itu mereka merasa sangat senang.
Sesudah Lin Ruo Ying melihat sorot mata teman-temannya, tiba-tiba dia mengerti mengapa sepanjang jalan mereka jarang membicarakan kelihaian pedang Bai Tian Yu, mereka hanya ingin dia terlihat seperti orang bodoh.
Walaupun Lin Ruo Ying telah melakukan suatu kebodohan, tapi dia bukan orang bodoh. Segera dia menguasai emosinya, pelan-pelan dia berkata,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Maksudku adalah aku menyuruhmu mencabut pedang supaya bisa diperlihatkan kepada orang-orang yang berada di sini, apakah pedang itu adalah pedang setan?"
Bai Tian Yu tertawa dan berkata, "Jika kalian hanya ingin tahu apakah pedang ini adalah Xiao Lou Yi Yie Ting Chun Yu, aku akan beritahu kepada kalian, pedang ini memang benar pedang yang terukir 7 kata itu."
"Itu masih belum bisa membuktikan apa pun," kata Lin Ruo Ying sambil tertawa dingin, "semua orang bisa membuat pedang itu dan mengukirnya dengan 7 kata itu."
"Benar, benar, ini sangat masuk akal," kata Bai Tian Yu sambil tertawa, "kau benar-benar berbakat, pantas kau bisa menjadi Tetua E Mei. Walaupun pedang ini tidak bisa membuktikan apa pun, tapi aku akan mencabut pedang ini untuk memperlihatkannya kepadamu, bagaimana?"
Sekali lagi Lin Ruo Ying disindir, tapi kali ini dia . lebih pintar, tidak seperti tadi hanya bisa marah-marah. Dia hanya tertawa dan berkata, "Jika begitu aku harus bertanya kepada mereka karena merekalah yang pernah melihat pedang ini dan mereka pun pernah dirugikan oleh pedang ini."
Dia menunjuk keempat orang itu dan juga menimpakan semua bahaya ini kepada mreka
berempat. Mereka berempat sangat kaget, mereka tidak menyangka kalau Lin Ruo Ying akan berbuat seperti itu karena itu sorot mata mereka terus melihat ke arah Lin Ruo Ying.
"Sorot mata mereka seperti kepalan tangan, mereka sangat ingin menghajar wajah Lin Ruo Ying dengan kepalan tangan mereka.
Walaupun sorot mata mereka terlihat sangat mengancam, tapi itu tetap bukan kepalan tangan, karena itu wajah Lin Ruo Ying tetap tidak rusak. Tapi perhatian Bai Tian Yu sudah beralih kepada mereka berempat.
Bai Tian Yu melihat mereka, kemudian tertawa dan berkata, "Pantas orang-orang memperhatikan pedangku ternyata pedangku dulu begitu terkenal. Tapi aku tidak tahu apakah kalian berempat juga terkenal di dunia persilatan?"
Segera Lin Ruo Ying bertanya, "Apakah kau tidak mengenal mereka?"
"Aku tidak mengenal mereka," jawab Bai Tian Yu, "aku baru terjun ke dunia persilatan dan belum mengenal banyak orang. jika bukan karena ingin bertarung denganmu, aku tidak akan mencari tahu siapa kau."
Lin Ruo Ying hampir muntah darah lagi tapi dia berusaha menahan diri. Lin Ruo Ying tertawa dan berkata, "Mereka berempat adalah orang terkenal. Jika kau tidak mengenal mereka, kau tidak cukup memenuhi syarat untuk menjadi orang persilatan."
'Tidak perlu kau teruskan," kata Bai Tian Yu sambil tersenyum, "aku tidak ingin mengenal mereka karena aku tidak ingin menjadi orang persilatan!"
Kalimat ini membuat semua orang di sana menjadi terkejut. Lin Ruo Ying dengan kaget bertanya, "Kau tidak ingin menjadi orang persilatan?"
"Benar!" jawab Bai Tian Yu sambil mengangguk, "aku tidak kenal dengan orang dunia persilatan, tapi yang kukenal adalah orang-orang yang takut mati dan sangat licik."
Bai Tian Yu melihat keempat ketua perkumpulan itu. Dia berkata, "Satu orang saja sudah seperti itu, sepuluh orang pun pasti seperti itu. Semakin ternama maka mereka akan semangkin berbuat begitu. Jika mereka berempat sangat terkenal lebih baik aku tidak mengenal mereka."
Kata-kata Bai Tian Yu ini sangat tepat mengenai sasaran, apalagi terhadap lima orang tetua ini.
Wajah mereka mulai terlihat marah, dan mereka sudah ingin bertarung dengan Bai Tian Yu.
Tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan dari dalam, kemudian terdengar suara tawa yang jernih.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar, kata-katamu sangat tepat, kau lebih berani dari ayahku, ayahku hanya berani bicara di belakang mereka, tapi kau secara blak-blakan bicara di depan mereka, aku kagum kepadamu."
Begitu kata-katanya keluar, tampak seorang nona cantik keluar dari dalam wisma,
kemunculannya membuat mata orang-orang di sana menjadi bercahaya.
Dengan munculnya seseorang dari Wisma Shen Jian dan berkata seperti itu hanya Nona Xie lah yang bisa melakukannya, dia adalah putri Xie Xiao Feng"Xie Xiao Yu.
Tapi mereka sulit mempercayai Xie Xiao Yu bahwa dia adalah gadis yang muncul di Shui Ye Lou.
Sekarang tiba-tiba saja dia terlihat dewasa, baju yang dikenakannya sangat pas membungkus tubuhnya yang molek, lekukan tubuhnya terlihat dengan jelas. Dan mengeluarkan daya tarik yang menggoda para laki-laki di sana.
Bai Tian Yu adalah laki-laki yang bisa menahan diri, tapi begitu melihat tawa Xie Xiao Yu yang begitu menarik, membuat jantung Bai Tian Yu berdetak lebih kencang lagi.
Tapi jangan menyalahkannya, karena ada dua orang yang berdiri di hadapannya, satu adalah biksu dan satunya lagi adalah pendeta. Biksu Qi Hen adalah Tetua Shao Lin. Pendeta Zi Yang adalah Tetua Wu Dang, walaupun mereka sudah tua tapi mereka sudah terlatih untuk tidak tertarik kepada perempuan.
Tapi, setelah melihat Xie Xiao Yu mata mereka tetap membelalak dengan besar.
Xie Xiao Yu tertawa dengan manis kepada kelima tetua itu, dia berkata, "Maaf kepada Tuan berlima, kata-kata ini bukan aku yang mengucapkannya, tapi ayahku yang bicara seperti itu," kata Xie Xiao Yu sambil tertawa.
"Kata-kata ayahku dengan kata-kata Kakak Bai, walaupun susunan kalimatnya tidak sama tapi maknanya tetap sama, karena itu bila Tuan ingin marah, marahlah kepada ayahku."
Begitu mendengar penjelasan Xie Xiao Yu, walaupun mereka marah tapi mereka tidak berani untuk menumpahkan semua kemarahannya kepada Xie Xiao Yu, Biksu Qi Hen maju selangkah dan bertanya, "Apakah Pendekar Xie berada di rumah?"
"Ayahku baru keluar dari perpustakaan, dan ayah langsung berkata seperti itu," jawab Xie Xiao Yu sambil tersenyum, "terhadap kalian ayahku tidak memiliki penilaian yang bagus. Maaf, maaf, aku tidak bisa mempersilakan kalian masuk."
Kata-kata apakah ini"
Kata-kata ini sudah membuat kelima orang yang terkenal itu hampir muntah darah, tapi Xie Xiao Yu tidak mau tahu, sambil tertawa dia bertanya kepada Bai Tian Yu, "Kakak Bai, mengapa kau begitu sungkan" Mengapa tidak masuk saja ke dalam?"
"Nona Xie, aku datang ke sini karena ingin bertarung dengan ayahmu."
"Aku sudah memberitahukan hal ini kepada ayahku," Xie Xiao Yu tertawa, "ayah sedang memikirkan dengan cara apa menghadapimu., tapi itu adalah urusan kalian, tapi kau adalah penolongku, bagaimanapun juga aku harus berterima kasih kepadamu, yang lainnya adalah urusan kedua." Dia menarik tangan Bai Tian Yu dan berkata, "Ayo, kita masuk!"
"Aku...."
"Masalah ada yang datang dari awal ada yang datang pada akhirnya, kau menolongku terlebih dulu kemudian baru berniat bertarung dengan ayahku karena itu kau harus menerima
undanganku. Biarkan aku membayar hutang budi ini," kata Xie Xiao Yu.
"Jadi sewaktu kau dan ayahku bertarung, ayahku tidak perlu berpikir terhadap budimu yang belum dibalas, sehingga dia akan ragu-ragu menghadapimu. Apakah pendapatku ini benar?"
Kata-kata yang keluar dari mulut seorang nona cantik biasanya adalah kata-kata sebenarnya, apalagi kata-kata yang diucapkan olehnya tidak ada yang salah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Terpaksa Bai Tian Yu ikut dengan Xie Xiao Yu masuk, karena tangannya sudah ditarik oleh Xie Xiao Yu. Tapi baru saja beberapa langkah dia berjalan, dia langsung melepaskan pegangan Xie Xiao Yu.
"Tunggu, masih ada satu hal yang harus kusampaikan."
Dia membalikkan badannya dari berjalan ke arah Lhi Ruo Ying lalu dia berkata "Bukankah tadi kau menginginkanku mencabut pedang untuk diperlihatkan kepada semua orang, apakah benar" "
Bai TianYu melihat Lin Ruo Ying.
"Aku tidak senang membunuh orang dan lebih tidak senang bila orang lain berkata seperti itu kepadaku, aku sudah melihatmu tapi kau tetap ngotot ingin melihat pedangku, berarti kau hanya peduli dengan pedangku, dan tidak peduli dengan diriku, apakah ini benar?"
Lin Ruo Ying mundur selangkah.
"Baiklah, sekarang aku akan memperlihatkan pedangku!" kata Bai Tian Yu dengan dingin, "tapi pedangku tidak akan keluar dengan kosong dari sarungnya, lebih baik kau cabut pedangmu!"
Wajah Lin Ruo Ying langsung memucat seperti orang mati, entah apa yang harus dia katakan kepada Bai Tian Yu.
Melihat reaksi Lin Ruo Ying seperti itu, Bai Tian Yu menghela nafas, menggelengkan kepalanya dan berkata, "Paling-paling kau hanya akan mati, mengapa harus ketakutan seperti itu?" kata Bai Tian Yu lagi, "kalau kau takut mengapa tadi kau bersikap seperti seorang pahlawan?"
Lin Ruo Ying memang sangat ketakutan, tapi dia adalah seorang tetua, dia tidak boleh bersikap ketakutan.
Terdengar suara TANG, TANG, dia mencabut pedangnya, lalu berkata, "Jangan sembarangan bicara, siapa yang takut kepadamu?"
"Sewaktu seseorang mengaku tidak takut, pasti saat itu adalah saat dia benar-benar sedang ketakutan.
Tapi sekarang tidak ada seorang pun yang menertawakannya karena' yang lainnya pun saat itu sedang ketakutan.
Bai Tian Yu masih berdiri di sana, tangannya seperti tidak bergerak, tapi juga seperti sedang digerakkan.
Sebenarnya apakah tadi dia sudah bergerak"
Tidak ada seorang pun yang melihatnya, semua hanya melihat ada cahaya melengkung yang lewat, bentuknya melengkung seperti bulan sabit.
Kemudian pedang Lin Ruo Ying pun berubah, berubah dari satu menjadi dua, seperti pedang yang terbuat dari bambu, terus terbelah oleh senjata tajam, dari ujung pedang hingga ke pangkal pedang, terpotong dengan rata dan rapi, pedang itu terbelah menjadi dua, ke sebelah kiri dan kanan.
Lin Ruo Ying merasa kaget hingga terpana. "Kelak kau jangan sembarangan lagi menyuruhku mencabut pedang," kata Bai Tian Yu, "kalau kau ingin mengatakannya maka kau harus mempertimbangkan dulu kekuatanmu sendiri."
Dia menolehkan kepalanya dan berkata kepada mereka berempat, "Kalian pun sama!"
Setelah itu seperti awan dia berlalu mengikuti Xie Xiao Yu masuk ke dalam wisma.
-ooodwooo- BAB 7 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Usia seorang perempuan
Kebanyakan orang yang berada di seberang sana terhalang oleh sungai, di depan pintu Wisma Shen Jian pun banyak orang yang berkerumun, mereka semua merasa terkejut.
Mereka terkejut seperti Lin Ruo Ying.
Mereka melihat pedang itu, sebuah pedang biasa, tidak ada sesuatu yang istimewa.
Tidak ada seorang pun yang melihat Bai Tian Yu mengeluarkan jurus di dalam gerakan tadi, bila hanya mematahkan senjata milik orang lain itu sangat biasa, apalagi bisa mematahkan pedang milik orang lain itu lebih biasa lagi.
Tapi pedang Lin Ruo Ying bukan pedang biasa yang hanya terbuat dari besi, pedang milik Lin Ruo Ying sangat terkenal dan sudah diturunkan selama beberapa generasi, pedang itu selalu dipegang oleh tetua perkumpulan itu. Walaupun pedang itu tidak memiliki ukiran. Pedang ada, orang orang pun hidup, pedang patah maka orang harus mati, kata-kata tadi sudah dipahami selama beberapa generasi, memang sudah ada berarti seperti itu.
Sekarang pedang itu sudah rusak, pedang itu rusak karena pedang setan, seperti tidak bisa dilakukan oleh tenaga manusia. Seseorang bisa membuat pedang, dengan memasukkan batang pedang ke dalam bara api untuk dibuat sebuah pedang baru, tidak gampang mempertahankan pedang yang telah dibuatnya. Tapi Bai Tian Yu bisa melakukan hal itu.
Akhirnya Lin Ruo Ying tersadar juga dari rasa terkejutnya, dia melihat pedangnya yang patah, dia menghela nafas dan berkata, "Sekarang aku baru tahu, mengapa kalian ketakutan seperti itu, akhirnya aku pun bisa melihat jurus itu."
"Tuan, apakah kau melihat dengan jelas bagaimana jurusnya?" tanya Biksu Qi Gen.
"Tidak," Lin Ruo Ying menggelengkan kepalanya, "pertama aku hanya melihat pedangnya, tidak terlihat sosoknya, begitu sosoknya terlihat, pedang sudah tidak berada di tanganku lagi."
Kemudian dia menjelaskan lebih terperinci, "Pedang adalah pedang, orang adalah orang, pedang dan orang tidak ada hubungannya."
Orang-orang yang berada di sana merasa terkejut, Pendeta Zi Yang bertanya, "Tuan Lin, benarkah Tuan mempunyai perasaan seperti itu?"
"Kalian pun pernah merasakan hal seperti ini, mengapa sekarang bertanya lagi kepadaku?"
"Bukan begitu, Tuan Lin," kata Biksu Qi Gen sambil menarik nafas, "aku dan teman-teman yang lain, pada saat itu memiliki perasaan yang lebih aneh lagi, pedang belum sampai di tubuh tapi sudah terasa hawa yang mengalir dari pedang itu dan terasa menikam ketubuh kita, badan seperti diiris-iris, untung kami ditolong oleh Pendekar Xie."
Dia menggelengkan kepalanya dan berkata lagi, "Kalau tidak kami berempat dan gurumu sudah mati terbelah menjadi 10 bagian, itu benar-benar pedang setan."
"Benar, awalnya pedang itu terlihat tidak berbeda dengan pedang biasa tapi begitu pedang dipegang oleh tuannya dan dia mengeluarkan jurus, dan jurusnya adalah jurus setan itu, maka pedang itu mengeluarkan hawa yang misterius, membuat orang merasa kebingungan."
"Tapi aku tidak merasakan apa-apa tadi, dan juga aku tidak melihat ada sesuatu yang aneh,"
kata Lin Ruo Ying, "aku hanya melihat pedang itu mendekatiku, kemudian sosok itu lah yang mendekatiku, dan dia sudah berdiri di depanku."
Dia melihat Pendeta Zi Yang dan berkata, "Soal bagaimana pedangku bisa terbelah menjadi dua, aku sama sekali tidak tahu, dan tidak ada perasaan aneh, mungkin ilmu pedang milik Bai Tian Yu belum setinggi orang itu, mungkin juga dia tidak begitu menakutkan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak, Tuan salah memandangnya," Biksu Qi Gen menggelengkan kepalanya, "ilmu silat Bai Tian Yu lebih tinggi dari orang itu dan juga lebih menakutkan, karena dia bisa menguasai pedang itu bukan pedang itu yang menguasainya."
Apa yang dimaksud dengan arti dikuasai pedang" Pedang adalah orang, orang adalah pedang, pedang dan orang tidak dapat dipisahkan, pedang bisa merasakan hawa membunuh dari orang yang memegangnya, jika orang bisa menggunakan hawa pedang, maka orang akan menjadi budak pedang dan pedang akan menjadi jiwa orang itu.
Pedang adalah alat kejahatan, pedang adalah alat kejahatan yang paling jahat.
Pedang adalah aku, aku adalah aku. Pedang adalah tangan yang dipanjangkan, juga benda yang bisa menyampaikan isi hati karena itu bila aku ingin menghancurkan benda apa pun dan akan dihancurkan sampai pada kekuatan tertentu, pedang bisa melakukannya.
Orang adalah jiwa pedang, pedang adalah budak orang.
Kedua pemikiran ini mewakili dua keadaan.
Yang mana yang lebih menguasai, siapa pun bisa melihatnya, hanya satu yang tidak mudah untuk diketahui yaitu hubungan antara orang dan pedang, hubungan mereka sangat dekat.
Pedang adalah alat kejahatan. Walaupun orang itu tidak jahat tapi dia tetap membuat orang menjadi terpengaruh.
Walaupun pedang adalah benda mati, tapi dia tetap bisa mempengaruhi orang yang
memegangnya. Pengaruh ini kadang-kadang akan menjadi sebuah perasaan yang nyata. Seperti besi yang dibakar merah, bila kita mendekati besi ini maka kita akan merasakan panasnya besi itu.
Besi itu jika dipegang kulit tangan akan terbakar hingga kulit lepas dan tangan menjadi hangus.
Chun Yu adalah setan dalam pedang dan pedang setan mempunyai sifat setan. Siapa yang memilikinya, maka orang itu akan merasakan sifat setan Chun Yu dan dia pun akan terbawa oleh sifat setan itu.
Kecuali orang bijak dan pintar lak yang bisa menguasai dirinya.
Kecuali orang yang memang bisa menguasai dirinya.
Setiap wajah orang-orang di sana terlihat ketakutan.
Ketakutan mereka sangat beralasan.
Menurut cerita Lin Ruo Ying, keahlian Bai Tian Yu sudah mencapai titik di mana pedang bisa dikuasai orang, berarti di dunia ini tidak ada orang yang bisa mengalahkan dia lagi.
Biksu Qi Gen terdiam sebentar, tiba-tiba dia bertanya kepada Pengurus Xie, "Tuan Xie, menurutmu apakah pedang sakti milik Tuan Muda Ketiga bisa mengalahkan pedang Bai Tian Yu?"
"Jika sepuluh tahun yang silam, aku pasti akan menjawab Bai Tian Yu bisa mengalahkan tuanku," kata Tuan Xie, "tapi selama 10 tahun ini ilmu silat tuanku sudah maju pesat karena itu aku hanya bisa mengatakan tidak tahu."
Kata-kata ini adalah kata-kata yang tidak berguna. Sebuah kalimat membuat orang menjadi kebingungan tapi juga memberi sedikit penjelasan bagaimana keadaan Xie Xiao Feng sekarang.
Tidak ada seorang pun yang mengetahui keadaannya sekarang ini . Sepuluh tahun yang lalu semua orang pasti mengetahui bagaimana keadaannya.
Keberhasilan Xie Xiao Feng dalam ilmu pedang sudah mencapai pada tahap yang mengejutkan, tapi Pengurus Xie masih mengatakan bahwa kekuatan Xie Xiao Feng tidak sekuat Bai Tian Yu sekarang.
Sewaktu dalam perjalanan ke Wisma Shen Jian, kelima tetua datang dengan sikap sangat sombong dan mereka naik perahu Xie layaknya seperti tamu agung yang dijemput untuk datang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ke wisma. Tapi pada saat meninggalkan Wisma Shen Jian, keadaan mereka malah sangat memalukan.
Walaupun mereka naik perahu mewah tadi dan tetap ditemani oleh Pengurus Xie tapi orang-orang yang menyambut mereka sudah pergi dari sana, mereka pergi sebelum kelima tetua itu naik perahu.
Artinya sudah sangat jelas, orang-orang itu datang bukan untuk menyambut mereka,
melainkan hanya secara kebetulan bertemu saja.
Ini membuat wajah mereka yang tadinya terlihat tidak bersemangat sekarang ditambah lagi dengan perasaan malu, apalagi sewaktu perahu tiba di seberang sungai, mereka melihat sorot mata orang-orang persilatan yang tampak tidak antusias, mereka lebih merasa malu.
Walaupun mereka di Wisma Shen Jian telah dihina tapi di antara orang-orang dunia persilatan kedudukan mereka tinggi dan suci.
Karena itu tidak ada orang yang berani mendekati mereka dan bertanya apa yang telah terjadi di sana. Orang-orang di sana sangat ingin mengetahui bagaimana pertarungan antara Bai Tian Yu dan Xie Xiao Feng"
Untung ada Pengurus Xie yang mengantar mereka. Di dunia persilatan Pengurus Xie terkenal dengan keramahannya dan dia sangat disukai oleh orang-orang.
Karena itu segera ada orang yang mendekatinya dan bertanya mengenai keadaan di sana.
Walaupun Pengurus Xie sangat ramah tapi orang yang bisa mengobrol dengannya, paling sedikit orang itu memiliki sedikit nama di sunia persilatan.
Ada seorang yang bernama Chen Zhuo Ying, dia adalah ketua kantor Biao. Dia memiliki sedikit nama.
Kecuah hal itu, di antara mereka terjalin persahabatan, pernah suatu waktu Pengurus Xie lewat kantor Biao Chen Zhuo Ying, dan mereka bertemu di dalam kantor Biao.
Karena itu Chen Zhuo Ying lah yang mendekati Pengurus Xie. Pengurus Xie sudah melihatnya, tidak perlu Chen Zhuo Ying yang bertanya dulu Pengurus Xie langsung berkata, "Kakak Zhuo Ying, kau sudah datang mengapa tidak memberitahuku terlebih dulu, aku benar-benar minta maaf."
Di depan orang-orang Pengurus Xie langsung menyapanya, hal ini benar-benar membuat Tuan Chen menjadi terharu. Karena begitu Pengurus Xie menyapanya, hal ini membuat kedudukannya di mata orang-orang di sana segera menjadi tinggi.
Dia sudah mengambil keputusan kalau-kalau Pengurus Xie menyuruhnya mati, dia tidak akan ragu untuk segera menjalankannya.
"Itulah akibat sifat ksatria yang dimiliki orang dunia persilatan, mereka hanya mengenal orang-orang tertentu.
Karena itu sewaktu Chen Zhuo Ying tidak bisa menjawab kata-kata Pengurus Xie, Pengurus Xie segera berkata lagi, "Kalau Kakak Zhuo Ying datang untuk melihat pertarungan antara tuanku dan Bai Tian Yu, mungkin Kakak akan kecewa karena pertarungan ini tidak akan pernah terjadi."
"Mengapa?"
"Karena Tuan Bai sudah berteman dengan nona kami dan mereka saat ini sedang mengobrol."
"Jadi masalah pertarungan itu bagaimana?"
"Tidak tahu karena mereka tidak mengatakannya," jawab Pengurus Xie sambil tertawa, "tapi kalau Tuan Bai benar-benar telah menjadi teman nona, dia akan merasa malu bila dia mencari tuan besar untuk bertarung."
Pengurus Xie tidak memberi tahu tentang pertarungan antara Bai Tian Yu dan Xie Xiao Feng, dia hanya menebak-nebak sendiri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebenarnya itu bukan jawaban melainkan hanya tebakan Tuan Xie sendiri. Tebakannya mendekati jawaban sebenarnya karena Tuan Xie adalah pengurus Wisma Shen Jian.
Karena jika dia tidak merasa yakin atau hanya ragu-ragu, Tuan Xie tidak akan sembarangan bicara.
Karena itu tebakannya bisa dikatakan sebagai sebuah jawaban.
Begitu mendengar kata-kata Tuan Xie, di antara kerumunan orang banyak itu ada yang menarik nafas, seperti menyayangkan dan juga yang seperti merasa senang. Mereka jauh-jauh datang ke sini untuk melihat keramaian, mereka pun ingin tahu hasilnya. Entah itu siapa yang menang atau kalah itu tidak menjadi masalah.
Xie Xiao Feng seperti dewa di hati mereka dan seorang pesilat pedang yang memiliki jurus pedang tidak terkalahkan, merupakan suatu sanjungan kehormatan, karena itu tidak ada yang berharap kalau dewa mereka posisinya akan tergeser.
Bai Tian Yu pun dikagumi oleh sebagian orang. Apalagi bagi anak muda dan para gadis, pamornya baru dirasakan dan caranya mengerjakan sesuatu pekerjaan dikerjakan dengan penuh romantis, dia pun mendobrak semua aturan kuno orang ternama, membuat generasi anak muda merasa kagum kepadanya.
Karena itu mereka tidak ingin Bai Tian Yu dikalahkan oleh Xie Xiao Feng. Walaupun pertarungan itu kurang seru tapi tetap membuat semua orang di sana senang dan mereka dengan puas meninggalkan tempat itu.
-ooodwooo- Sebuah bambu kecil mengikat sebuah' payung yang terbuat dari kertas. Bambu itu ditancapkan di atas pasir untuk menahan hujan gerimis.
Pak tua yang memainkan alat musik 3 senar itu tetap bermain alat musiknya sambil menghadap laut yang luas.
Suaranya terdengar kuno, rendah, dan sedih, suara itu keluar dari sela-sela jari pak tua.
Hujan kecil tidak membasahi baju pak tua itu tapi mengguyur seorang perempuan dengan sosok tinggi kecil yang berada di sisi pak tua.
Dengan sorot mata lembut dia melihat orang tua itu, juga dengan tenang mendengarkan suara musik yang sedih itu.
"Apakah kelima perkumpulan itu sudah berkumpul lagi?" tiba-tiba pak tua itu bertanya.
"Benar!" jawab perempuan itu dengan ringan, "karena puisi yang terdapat di atas pedang Bai Tian Yu."
"Xiao Lou Yi Ye Ting Chun Yu," pak tua itu pelan-pelan membacanya.
"Menurutmu apakah Bai Tian Yu bisa mengalahkan Xie Xiao Feng?"
"Tidak akan bisa!" jawab pak tua, "karena pedang sakti Xie Xiao Feng sudah terkenal di mana-mana, dan bukan didapat secara gampang. Itu sudah berlangsung selama bertahun-tahun, sekarang dia jarang keluar dari rumahnya, dia terus memperdalam ilmu pedangnya. Jurus pedangnya sudah mencapai tarap yang tidak ada tandingannya lagi."
"Artinya kalau mereka bertarung, maka Bai Tian Yu pasti kalah?"
"Belum tentu juga."
"Oh ya?"
"Bai Tian Yu dan Xie Xiao Feng adalah orang-orang aneh. Apa yang akan mereka lakukan, tidak ada seorang pun yang bisa menebaknya." Lanjut pak tua itu lagi, "Walau bagaimana di antara
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mereka berdua siapa yang akan kalah atau siapa yang akan menang, semua ini tidak akan mengganggu rencana kita."
"Ren Piao Ling tidak akan ikut," kata perempuan itu, "dia masih ada di kota Ji Nan Itu memang harapanku," kata pak tua itu sambil tertawa dingin, "jika dalam sandiwara ini ada dia, maka sandiwara ini tidak akan bisa diteruskan lagi."
"Mengapa?"
Pak tua tertawa dan menjawab, "Rahasia ini tidak bisa dijelaskan dengan sepatah atau dua patah kata. Mungkin nanti pun kau akan mengerti."
Akhirnya pak tua itu membalikkan kepalanya dan melihatnya lalu berkata lagi, "Kau harus pulang. Kau pasti akan mendapatkan peran dalam rencana ini."
'Baiklah."
Suara alat musik terdengar lagi, orang tua itu tenggelam di dunianya yang sedih. Perempuan itu masih tetap memandangi orang tua itu dengan lembut, kemudian seperti terpaksa dia meninggalkan tempat itu.
-ooodwooo- "Tuan Muda Bai dengan nona kami sudah menjadi teman baik."


Amarah Pedang Bunga Iblis Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ini adalah kata-kata Tuan Xie sebagai pengurus Wisma Shen Jian. Tidak ada yang berani membantahnya. Sekalipun itu 5 tetua dari 5 perkumpulan yang tadi telah dihina oleh Bai Tian Yu, mereka pun mengakui bahwa semua ini adalah benar.
Mereka melihat dengan mata dan kepala sendiri kalau Nona Xie menarik tangan Bai Tian Yu dan kemudian bersama-sama masuk ke dalam wisma. Mereka seperti sudah dekat hubungannya.
Bagaimana keadaan sebenarnya"
Sepertinya tidak seperti yang dipikirkan oleh semua orang..
-ooodwooo- Xie Xiao Yu adalah gadis yang sangat cantik. Bila para laki-laki sudah melibat tawanya, maka akan sulit untuk menolak semua permintaannya.
Jika berpegangan tangan dengannya kemudian berjalan beriringan walaupun di depan mereka adalah mulut gunung berapi, laki-laki itu pun tidak akan mengerutkan dahi bila dia diperintahkan untuk meloncat ke dalam sana.
Bagaimana dengan Bai Tian Yu" Apakah dia juga tidak bisa menolak permintaan Xie Xiao Yu.
apakah dia pun akan meloncat dan tidak akan sempat mengerutkan dahi"
Sewaktu pelayan datang untuk mengantarkan arak dan sayur, mereka sudah minum pada cangkir ketiga. Mata Xie Xiao Yu mulai bermain-main, dia mulai mengeluarkan daya tariknya sebagai seorang perempuan. Tapi Bai Tian Yu malah merasa tidak senang.
Xie Xiao Yu menyuruh pelayan-pelayannya keluar. Dia menuangkan cangkir keempat untuk Bai Tian Yu. Kemudian dia mendekatkan badannya dan menjatuhkan diri ke dada Bai Tian Yu.
Tawanya terdengar seperti lonceng dan berkata, "Mari kita minum lagi!"
Dulu mungkin saja arak itu beracun dan tidak ada orang yang bisa menolak untuk minum, tapi Bai Tian Yu dengan dingin mendorong badan Xie Xiao Yu dan dengan dingin mendorong arak itu.
"Tiga cangkir arak tadi hanya sekedar sopan santu dalam bertamu," kata Bai Tian Yu, "jika minum cangkir keempat itu sudah berlebihan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Xie Xiao Yu terpaku, untuk pertama kalinya dia didorong dari tubuh seseorang dan laki-laki pula.
Semenjak dia tinggal di Wisma Shen Jian, tidak terhitung sudah berapa orang pendekar muda yang berkunjung ke Wisma Shen Jian untuk melihat kecantikannya. Kadang-kadang mereka berebut ingin memungut sapu tangan Xie Xiao Yu yang terjatuh, hingga dua orang laki-laki bisa mencabut pedang mereka untuk bertarung. Tapi sekarang dia malah didorong, benar-benar membuatnya malu tapi juga membuatnya timbul suatu perasaan aneh.
"Apakah perempuan selalu menyukai hal-hal baru"
Laki-laki ini bisa menolak pesona kecantikannya, maka dia harus menaklukkan Bai Tian Yu karena itu Xie Xiao Yu segera tertawa dan berkata, "Kakak Bai, masa sedikit pun kau tidak mau menerima kebaikanku"'
"Di antara kita tidak ada persahabatan sedalam itu," Bai Tian Yu sama sekali tidak mempunyai perasaan pada saat bicara,, "aku belum pernah karena melihat perasaan orang lalu minum banyak."
Kata-kata Bai Tian Yu sama sekali tidak ada perasaan, kata-katanya seperti tamparan di wajah Xie Xiao Yu, hal ini membuat tawanya menjadi beku. Dia belum pernah dihina hingga sedemikian rupa, karena itu mata Xie Xiao Yu langsung memerah. Air mata hampir menetes, dengan sorot mata minta dikasihani dia melihat Bai Tian Yu.
Sikapnya begitu manja sekalipun orang itu mempunyai hati laksana besi lama-kelamaan hatinya pasti bisa meleleh.
Tapi Bai Tian Yu bukan orang yang memiliki hati yang terbuat dari besi. Hatinya lebih keras dari besi, karena itu melihat sikap Xie Xiao Yu seperti itu dia malah tambah benci.
"Nona Xie, jika kau ingin dengan kecantikan dan kegenitanmu menarikku, umurmu masih terlalu kecil. Tapi jika kau menangis dan berteriak, umurmu sudah tidak pantas," kata Bai Tian Yu,
"seorang perempuan akan dibenci orang bila dia melakukan hal yang tidak sesuai dengan umurnya."
Air mata Xie Xiao Yu yang tadinya akan menetes, tapi begitu dia mendengar kalimat Bai Tian Yu dengan cepat dia menghapusnya dengan lengan baju. Dia tertawa dan berkata, "Kakak Bai, kau benar-benar senang bergurau."
Sikap Xie Xiao Yu sangat cepat berubah, Bai Tian Yu malah merasa aneh.
Seseorang bila kelakuannya bisa begitu cepat berubah, apalagi bila dia adalah seorang perempuan, itu membutuhkan waktu latihan selama puluhan tahun, untuk berkecimpung di dunia persilatan yang penuh dengan resiko.
Bai Tian Yu berusaha mendalami sikap Xie Xiao Yu. Wajah Xie Xiao Yu tidak memperlihatkan sedikitpun kemarahan atau kejengkelan.
"Kakak Bai, kau benar-benar senang bergurau."
Kata-kata ini adalah kata-kata yang kedengarannya sangat biasa, tapi jika diucapkan oleh orang yang jarang malang melintang di dunia hiburan, di dalam keadaan yang begitu terdesak, dia tidak akan bisa merobah begitu cepat seperti ini.
Pada saat keadaan terhina dan terjepit, dengan dengan sebuah kalimat itu dia berhasil mengatasi perasaan yang sebenarnya, ini sudah bukan hal yang mudah, tapi ini sudah termasuk ke dalam sebuah seni.
Bai Tian Yu melihatnya dan bertanya, "Berapa tahun usiamu?"
"Di dunia ini kalimat yang paling tidak boleh ditanyakan kepada seorang wanita adalah menanyakan usianya," Xie Xiao Yu tertawa dan berkata lagi, "pada saat masih muda wanita mengharapkan dia bisa lebih tampak dewasa, maka setiap kali dia menyebutkan umurnya, dia selalu menambahkan 1-2 tahun. Tapi begitu dia sudah dewasa, dia malah takut kalau dia cepat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tua, karena itu sewaktu dia menyebutkan umurnya dia pasti akan mengurangi umurnya 1-2
tahun." Dia melihat Bai Tian Yu, kemudian berkata, "Bila dia benar-benar sudah tua, maka umurnya pun akan dikurangi lebih banyak, akhirnya dia sendiri menjadi kebingungan dengan usia sebenarnya."
"Tapi pasti ada umur yang dianggapnya cocok dan cukup memuaskan."
"Itu pasti karena kebanyakan perempuan hidup di antara usia 19-21 tahun, sebelumnya adalah satu tahun tambah 2 tahun, sesudah itu tahun ini ditambah 1 tahun, tahun depan dikurang 1
tahun." Xie Xiao Yu tertawa dan berkata, "Karena jika tahun kemarin aku mengatakan kalau usiaku 19
tahun, tahun ini adalah 20 tahun, tahun lalu aku menyebut usiaku 20 tahun, maka tahun ini adalah 19 tahun."
"Tahun lalu kita tidak pernah bertemu, maka itu aku tidak tahu berapa umurmu," Bai Tian Yu merasa bahwa Xie Xiao Yu sangat licik dan juga bisa menggerakkan hati orang.
"Tidak apa-apa, jika bukan 19 tahun ya 20 tahun," jawab Xie Xiao Yu sambil tertawa, "bila kau mengatakan kalau usiaku adalah 22 tahun pun, aku tidak akan marah."
"Baiklah," Bai Tian Yu menarik nafas dan berkata, "hitung-hitung aku tidak pernah menanyakan hal ini."
"Memang harus seperti itu," kata Xie Xiao Yu, "Kakak Bai, kau bukan orang bodoh, mengapa terus menanyakan pertanyaan bodoh ini?"
Dia memang bisa bersikap manis kepada laki-laki, setelah dengan cara genit dan berpura-pura bersikap lemah gagal, maka dia segera mengganti dengan cara ketiga.
Dia bisa begitu karena kata-kata Bai Tian Yu lah yang menyadarkan dia"
"Kalau kau ingin bermanja-manja kau masih terlalu kecil, kalau kau ingin menangis dan berteriak, kau terlalu besar." Setelah mendengar kalimat itu dia segera sadar dengan posisinya di mata Bai Tian Yu. Dia langsung tahu seperti apa tipe perempuan yang disukai oleh Bai Tian Yu.
Dia menyalahkan dirinya karena telah berbuat ceroboh, telah melakukan kesalahan besar, seharusnya di tahu seperti apa tipe perempuan yang disukai Bai Tian Yu harusnya sejak tadi dia harus tahu.
Di luar pintu pintu, karena dia tertawa, marah, dan juga menghina kelima tetua perkumpulan, dia baru bisa mendapatkan kepercayaan dan persahabatan dari Bai Tian Yu.
Jarang ada laki-laki yang menyukai perempuan galak, tapi Bai Tian Yu adalah salah satu dari laki-laki yang menyukai perempuan galak.
Sebenarnya Xie Xiao Yu merasa sedikit takut. Pengalamannya selama ini dia belum pernah melakonkan peran perempuan seperti ini. Apakah dia masih memiliki kesempatan"
"Nona Xie, maaf sekarang tolong suruh ayahmu keluar."
"Apa?" Xie Xiao Yu terpaku, "kau masih ingin bertarung dengan ayahku?"
"Benar," jawab Bai Tian Yu, "karena ingin bertarung, maka aku datang ke sini."
Otak Xie Xiao Yu terus berputar dan banyak cara yang telah terpikir olehnya, akhirnya dia menyerah. Dia tidak tahu harus dengan cara apa baru bisa menghalangi pertarungan ini. Terpaksa dia bertanya, "Kalau begitu mengapa kau menolongku?"
"Karena aku menganggap kau tidak seharusnya mati."
"Bagaimana kalau aku mati?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau begitu entah itu siapa dirimu, apakah kau itu adalah putri atau bukan putri Xie Xiao Feng, aku tidak akan memaafkanmu," kata Bai Tian Yu.
Kata Xie Xiao Yu, "Kapanpun aku akan selalu memperingatkan diriku sendiri."
"Kalau begitu jangan sering melakukan hal yang kau anggap pintar tapi malah membuatku membencimu."
"Kakak Bai, aku benar-benar tidak tahu kau paling membenci persoalan apa?"
"Yang kubenci adalah perempuan yang tidak tahu diri, selalu ingin ikut campur masalah laki-laki."
"Kakak Bai, kau salah paham," Xie Xiao Yu tertawa, "aku tidak mempunyai maksud untuk menghalangirnu bertarung dengan ayahku, aku tidak mempunyai kekuatan seperti itu. Aku tidak mempunyai cara mengundang ayahku keluar dari tempatnya."
"Mengapa?"
"Karena aku tidak tahu apakah ayahku saat ini ada di rumah atau tidak?"
"Apa?" Bai Tian Yu terpaku, "bukankah tadi kau mengatakan?"
"Benar, tadi aku memang bertemu dengan ayahku. Mengenai masalah pertarunganmu dengannya, ayah tidak mengatakan apa- pun. Ayah tidak menerima, juga tidak menolak."
Dia melihat wajah Bai Tian Yu yang mulai berubah, segera dia berkata, "Aku tidak bisa mewakili ayahku untuk menerima atau menolak pertarungan ini. Satu-satunya cara adalah aku akan membawamu mencari ayah dan menanyakan langsung kepadanya dan menanyakan apa
keputusan yang diambilnya?"
-ooodwooo- BAB 8 Perempuan itu bernama biksu
Zang Hua sudah lama tinggal di kota Ji Nan, dia pasti tahu tanah kosong yang terletak di sebelah selatan kota. Dua hari yang lalu dia dan Ren Piao Ling pernah menolong Bai Tian Yu ke sana.
Tapi dia benar-benar tidak menyangka kalau Ren
Pendekar Kelana 4 Kisah Si Bangau Merah Karya Kho Ping Hoo Pendekar Kelana 2
^