Amarah Pedang Bunga Iblis 8

Amarah Pedang Bunga Iblis Karya Gu Long Bagian 8


engatakan kalau dia salah dia baru sadar kalau dia memang salah.
Melewati bulan adalah jalan lainnya, kemana pun dia berjalan, dia harus melalui air dan bajunya pasti akan basah.
Di bawah kolam ini ternyata adalah bulan yang ada di dalam gua alami yang selama ini dilihat oleh Zang Hua.
Bajunya basah, Zang Hua merasa lebih baik sekalian berendam di dalam air, dengan aneh dia melihat ke sekeliling gua itu, kemudian dia menarik nafas dan berkata, "Perempuan dan laki-laki memang tidak sama." Kata Zang Hua, "Kalau aku dilayani oleh perempuan-perempuan cantik, aku pasti sudah kabur."
"Kalau yang melayanimu adalah pemuda-pemuda yang tampan, bagaimana?" tanya Ren Piao Ling sambil tertawa.
"Kalau terjadi begitu aku pasti akan lari lebih cepat dari kelinci."
Untunglah di sini tidak ada pemuda-pemuda tampan, yang ada hanya perempuan-perempuan cantik. Jadi tentu saja Zang Hua tidak akan lari.
Menerima baju bersih dari perempuan-perempuan itu, Zang Hua baru tahu bahwa setelan baju itu sangat pas melekat di badannya. Berarti tuan mereka sangat mengenal keadaannya.
Baju yang kering pasti lebih nyaman daripada baju basah. Masih ada sayur dan arak menunggu.
Dengan cepat Zang Hua minum 7 cangkir arak, 3 paha ayam, 10 potong babi panggang, 3
mangkuk sirip ikan. Dengan puas dia menghembuskan nafas.
Melihat cara makan Zang Hua, tiba-tiba Ren Piao Ling mengangkat sepiring buah-buahan dan bertanya, "Apakah kau masih menginginkan buah-buahan?"
"Istirahatlah sebentar, nanti aku akan makan lagi," jawab Zang Hua.
"Kau masih ingat beristirahat"." tanya Ren Piao Ling sambil tertawa, "Melihat cara makanmu tadi, sepertinya sudah 5 hari kau tidak makan."
"Mungkin tidak 5 hari, tapi seharian penuh aku belum makan sama sekali," Zang Hua tertawa,
"tapi aku harus makan baru ada tenaga."
"Harus ada tenaga?" tanya Ren Piao Ling, "Mengapa" Mengapa kau dan aku harus memiliki tenaga?"
"Tuan pemilik tempat ini sebenarnya siapa" Kau dan aku sama-sama tidak tahu. Dia tidak akan terus membawa kita menikmati keadaan di sini, dia pasti akan mengantarkan kita kembali ke tempat asal," kata Zang Hua, "selanjutnya apa yang akan terjadi, kita tidak tahu. Lebih baik kita makan, menyiapkan tenaga kecuali hal ini apakah ada cara yang lebih baik?"
Ren Piao Ling sudah memikirkan hal ini sejak tadi.
Jangan karena melihat perempuan-perempuan itu begitu ramah dan tersenyum sambil
melayani mereka maka mereka akan terbuai. Ren Piao Ling percaya kalau perempuan-perempaun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu begitu keluar dari sini, mereka pasti pesilat tangguh. Orang yang bisa bertarung dengan mereka melewati 60 jurus pasti hanya ada beberapa.
Pelayannya saja begitu lihai, apalagi tuannya.
Malam hari. Pantai aneh. Kabut dingin terasa menyedihkan. Kabut dingin menutupi laut dan juga pantai. Kali ini Mu Rong tidak digotong oleh tandu yang berbentuk seperti ranjang, dia berjalan membawa Bai Tian Yu.
Sepanjang jalan Bai Tian Yu terus diam, begitu sampai di sana dia melihat ke sekelilingnya, kemudian bertanya, "Kau mengatakan ada seseorang yang ingin bertemu denganku, ada di mana dia sebenarnya?"
Mu Rong tertawa dan menjawab, "Bukankah dia ada di sini?"
Yang dimaksud oleh putri Mu Rong adalah laut. Bai Tian Yu mengikuti arah yang dia tunjuk dan melihatnya.
Kabut terasa dingin, kabut semakin menebal.
Kabut meliputi laut, dalam kabut ada seseorang.
Orang ini berdiri di atas laut, seperti sudah beribu-ribu tahun berdiri di sana, tapi juga seperti baru saja membeku.
Bai Tian Yu tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, hanya bisa melihat bajunya yang berwarna putih seperti salju. Hanya bisa melihat rambut panjangnya yang tertiup angin, hanya bisa melihat sepasang matanya yang lebih tajam dari pedang, tapi mata ini terlihat seperti kabut, begitu kosong dan berubah-ubah.
Bayangan yang tidak jelas itu sepertinya lebih tidak jelas dari kabut juga tidak bisa diraba dan ditangkap. Sekalipun kau sendiri yang menyaksikan kemunculannya kau pun akan sulit untuk percaya kalau dia benar-benar muncul dari bumi. walaupun kau tahu dia bukan hantu gentayangan kau pun akan sulit untuk percaya kalau dia benar-benar seorang manusia.
Bayangan yang tidak begitu jelas yang ada di dalam kabut, dari laut dia berjalan pelan-pelan mendekati Bai Tian Yu.
Kabut belum menghilang, putri Mu Rong sudah pergi.
Begitu orang yang berada di dalam kabut itu muncul dan waktu Bai Tian Yu dengan sepenuh hati melihat orang itu, putri Mu Rong tiba-tiba saja pergi dari sana.
Orang yang berada dalam kabut itu melihat Bai Tian Yu. Bai Tian Yu pun balas melihatnya, melihat ke arah matanya.
Tentu saja mata perempuan itu ada di wajahnya, tapi wajah itu kelihatannya sudah menyatu dengan kabut. Mata perempuan ini bercahaya tapi cahaya itu sepertinya juga telah menyatu dengan kabut. Walaupun Bai Tian Yu melihat matanya, tapi yang dia lihat hanya ada kabut dan hujan di musim semi.
"Bai Tian Yu," suara orang yang ada di kabut itu seperti kabut tampak gelap dan tidak jelas.
"Benar ini aku!"
"Ikut aku."
Ke mana" Bagaimana dia bisa ke sana" Bai Tian Yu melihat air laut, sekarang dia baru melihat orang yang ada di dalam kabut ternyata datang dengan naik perahu kecil.
Belum sempat dia naik ke atas perahu kecil itu, Bai Tian Yu mencium wangi yang datang dari rambut perempuan itu. Begitu dia naik ke atas perahu, dia pun mencium wangi dari tubuh perempuan ini. Wangi yang selalu ingin diciumnya dalam setiap mimpinya.
"Keinginan dari seorang bayi yang ingin mencium harumnya pelukan sang ibu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
---ooo0dw0ooo---
BAB 3 Panggilan biasa
Setiap angin berhembus dari atas gua, pasti akan menggerakkan tirai yang berada di sisi tempat tidur besar itu.
Tirai berwarna putih itu bergerak tertiup angin. Ada orang di dalam tirai, dari kejauhan seperti berada di dalam kabut.
Zang Hua minum araknya, makan anggur yang telah dikupas oleh perempuan-perempuan
cantik itu, lalu dia bertanya kepada Ren Piao Ling, "Mengapa kau bisa sampai ke sini?"
"Aku dijala mereka dan dibawa ke sini."
"Dijala?" Zang Hua terpana, "kau dijala seperti ikan lalu dibawa ke sini?"
"Benar."
"Ilmu silatmu begitu tinggi, mengapa bisa terjala mereka?"
"Kuda bisa terpeleset, macan pun ada kalanya harus tidur," Ren Piao Ling tertawa, "bagaimana denganmu" Mengapa kau bisa ada di sini?"
"Aku dipeluk oleh orang mati lalu dibawa ke sini."
"Orang mati?" kali ini Ren Piao Ling yang terpana. "Seseorang keluar dari peti mati kemudian merangkulku."
"Mengapa kau bisa muncul dari kolam itu?"
"Aku keluar dari bulan."
Semakin ditanya Ren Piao Ling semakin merasa bingung. Kemudian Zang Hua membawanya masuk ke bawah air. Setelah melihat keadaan di sana, Ren Piao Ling lebih mengerti apa yang diceritakan oleh Zang Hua.
Ketika mereka turun ke dalam kolam. Perempuan-perempuan cantik itu tidak melarang mereka.
Mereka tetap tertawa dan tawa mereka terlihat lebih senang.
Begitu mereka menghilang ke dalam kolam, di sisi tembok sebelah kiri kolam tiba-tiba muncul sebuah lubang. Seseorang dengan tersenyum keluar dari pintu itu.
Begitu turun ke dalam kolam mereka telah melewati bulan dan terjatuh ke atas pasir pantai.
Dengan terkejut Ren Piao Ling melihat ke sekeliling. Dia berkata, "Benar-benar tempat istimewa.''
"Benar!"
Tiba-tiba Zang Hua dengan suara kecil bertanya kepada Ren Piao Ling, "Tadi di atas gua itu walaupun letaknya tinggi, tapi dengan ilmu meringankan tubuh, sepertinya kita bisa keluar dari sini, apakah kita akan mencobanya?"
"Kau mengira perempuan-perempuan cantik itu hanya patung dan apakah mungkin di atas tidak ada yang menjaga?"
"Semua telah terpikirkan olehku, karena itu aku membawamu ke sini," Zang Hua tertawa.
"Ke sini" Apa gunanya aku ke sini?"
"Memang di sini tidak ada gunanya, tapi kita bisa melarikan diri dari sini."
"Melarikan diri?" tanya Ren Piao Ling, "lewat mana?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sana," Zang Hua menunjuk laut yang tampak luas dan tenang, "dari sini kita menyelam keluar, dan di luar sana adalah samudra."
Melihat laut yang begitu tenang, mata Ren Piao Ling langsung bercahaya. Dia berkata, "Otak kecilmu kadang-kadang sangat pintar."
"Itu pujian atau memarahiku?" Zang Hua tertawa kecut.
"Walaupun aku marah atau memujimu, bila dari sini kita benar-benar bisa berenang keluar, mungkin di luar sana akan ada penjaga tapi ini lebih baik daripada harus meloncat keluar di depan pesilat-pesilat tangguh berwajah cantik itu."
Sewaktu Ren Piao Ling dan Zang Hua ingin meloncat ke dalam laut, orang yang keluar dari pintu dan berdiri di sisi kolam itu tersenyum. Kemudian dia meniupkan udara ke dalam air. Kolam itu segera beriak, membentuk gelombang.
Begitu Zang Hua meloncat, belum juga sampai di laut dia sudah merasa ada sesuatu yang salah.
Di laut yang tenang itu tiba-tiba terjadi gelombang besar dan di tengah-tengah laut banyak terjadi pusaran air.
Zang Hua ingin memperingatkan Ren Piao Ling, tapi sudah tidak sempat, mereka berdua sudah masuk ke dalam laut dan masuk ke dalam pusaran air itu.
Melihat gelombang itu, orang yang terus tersenyum itu tampak wajahnya lebih senang lagi.
Suaranya terdengar seperti lonceng berdenting melewati air, melewati bulan dan berada di dalam gua.
Zang Hua sudah tidak mendengar suara tawa itu, kalau tidak dia pasti mengenali suara itu adalah suara Xie Xiao Yu. Orang yang berdiri di sisi kolam itu tak lain adalah Xie Xiao Yu.
Begitu naik ke atas kapal kecil dan kapal kecil itu segera melaju dalam waktu sekejap Bai Tian Yu melihat ada perahu lain. Sebuah perahu yang besar.
Perahu besar itu berada di tengah laut, berada di dalam kabut, perahu itu terpasang lampu.
Sinar lampu menyorot melewati kabut tebal, seperti sinar matahari pagi yang melewati awan, tampak begitu indah.
Begitu sampai di atas perahu besar, orang yang berada di dalam kabut itu dengan ringan melambai masuk ke dalam perahu besar itu. Tubuhnya bergerak dengan ringan seperti kabut.
Melihat ilmu meringankan tubuh seperti itu, Bai Tian Yu merasa dia tidak bisa menandinginya.
Ilmu meringankan tubuh Bai Tian Yu di dunia persilatan termasuk ilmu meringankan tubuh yang cukup terkenal. Tapi begitu dia dibandingkan dengan orang yang ada di dalam kabut, dia hanya seperti anak kecil yang sedang bermain loncat tinggi.
Suasana di luar perahu sangat sepi, tidak tampak seorang pun, sinar lampu menyorot dari atas dalam. Begitu masuk ke dalam perahu, Bai Tian Yu melihat kalau di dalam perahu itu ternyata ada sebuah kemudi perahu. Orang yang mengemudi perahu dan awak kapal yang lain, semuanya adalah perempuan. Mereka memakai baju hijau yang ketat.
Mereka sama sekali tidak melihat Bai Tian Yu. Mereka menganggap Bai Tian Yu adalah orang yang kasat mata.
Bai Tian Yu sangat tahu bagaimana bentuk wajahnya. Walaupun dia tidak terlalu tampan dan luwes tapi paling sedikit dia bisa membuat para perempuan meliriknya.
Tapi para perempuan yang ada di kapal ini sedikit pun tidak meliriknya. Wajah mereka tidak ada ekspresi sama sekali. Wajah mereka seperti papan kayu begitu dingin dan datar.
Bai Tian Yu tertawa kecut. Dia berjalan lagi melewati kemudi kapal yang terletak di sebuah ruangan besar. Di dalam ruangan besar itu terdapat sebuah meja berbentuk bulat. Di atas meja terdapat sayur, arak dan juga cangkir.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ada seseorang yang sedang duduk di meja itu, seorang perempuan berbaju putih.
Rambutnya yang panjang dibagi menjadi 2. Alisnya tipis tapi panjang dan melengkung, seperti bulan sabit yang ada di atas langit. Hidungnya mancung, bibirnya sedikit mencuat ke atas.
Perempuan ini sangat cantik. Kecantikannya tidak seperti kecantikan perempuan biasa, kecantikannya seperti dewi, begitu suci.
Walaupun dia sangat cantik, tapi Bai Tian Yu merasa kalau kecantikannya bisa membuat hati orang meneteskan darah dan kecantikannya bisa membuat orang merasa kasihan kepadanya.
Karena di antara kedua alisnya tersimpan kesedihan, kesedihan yang bisa dilihat.
Mengapa dia tampak begitu sedih" Mengapa dia seperti merindukan sesuatu"
Bai Tian Yu tidak bisa menebak usianya, karena kecantikannya bisa membuat orang lupa kepada usianya.
Saat masuk ke dalam ruangan besar itu, Bai Tian Yu dengan terpana terus melihat perempuan itu.
Apakah perempuan ini adalah perempuan yang ada di dalam kabut tadi"
"Duduklah!" suaranya terdengar seperti seorang ibu yang sedang bicara dengan bayinya.
Bai Tian Yu duduk di hadapannya.
"Shio mu adalah shio kuda. Tahun ini kau berusia 24 tahun."
"Benar."
"Kau lahir di bulan 8 tanggal 7 malam hari pukul 1."
"Benar."
Perempuan itu melihatnya. Bai Tian Yu pun balas melihat perempuan itu, mengapa dia begitu tahu tanggal lahir Bai Tian Yu"
"Apakah ayahmu baik-baik saja?"
"Dia baik-baik saja."
"Apakah setiap hari dia masih memainkan alat musik itu?"
"Benar."
Mata perempuan itu terlihat kesedihan, "Apakah kau tahu siapa aku ini?" Siapakah dia"
Dengan tenang dan diam Bai Tian Yu terus melihatnya. Kemudian Bai Tian Yu berkata,
"Sepertinya aku tahu siapa dirimu."
Mendengar kata-katanya, perempuan itu tertawa. Walaupun dia tertawa tapi tawanya terlihat sangat menyedihkan.
"Ini bukan salahmu," suara perempuan itu terdengar sedih, "sesudah usiamu 3 tahun, kau tidak pernah lagi melihatku, ayahmu sudah membesarkanmu sampai dewasa seperti ini."
Bai Tian Yu tetap mendengarkan.
"Ayahmu pasti sering menceritakan tentangku," kata perempuan itu, "tentang semua apa yang telah kulakukan, dia pasti memberitahukannya kepadamu?"
"Tidak pernah!" jawab Bai Tian Yu, "siapa namamu pun, ayahku tidak pernah memberitahukannya kepadaku."
"Apakah benar tidak pernah?" matanya terlihat sedih dan sekarang bertambah sedih lagi.
"Tidak pernah!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar! Seharusnya memang seperti itu," dia tertawa lebih sedih lagi, "sifat ayahmu memang seperti itu. Aku sudah tahu itu, mengapa masih harus menanyakannya lagi kepadamu" Mengapa aku harus bertanya lagi?"
Matanya seperti kabut seperti ada air mata yang akan berlinang.
Angin laut di malam hari seperti ujung pedang musuh begitu dingin dan tajam, juga seperti hati perempuan yang telah menjadi dingin.
Perempuan itu menundukkan kepalanya. Angin laut berhembus, meniup rambut panjangnya.
Pundaknya tampak bergetar, sepertinya dia menangis.
Apakah karena angin laut yang dingin ini"
Atau.... Semenjak tiba di pantai sampai sekarang, wajah Bai Tian Yu terlihat selalu tidak ada ekspresi, sama sekali tidak terlihat ekspresi apa pun di wajahnya.
Dengan sikap tenang Bai Tian Yu terus melihatnya.
Sewaktu putri Mu Rong mencarinya, Bai Tian Yu sudah menebak kira-kira siapa yang ingin bertemu dengannya.
Orang telah membuatnya menangis di balik selimut pada saat dia akan tidur di malam hari. Di dalam hati Bai Tian Yu sudah beribu-ribu dan ratusan ribu kali dia memanggilnya. Sekarang dia ada. di hadapan Bai Tian Yu. Sekarang Bai Tian Yu sudah bertemu langsung dengannya.
Begitu melihat perempuan ini, tidak ada perasaan senang ataupun ingin bertemu dengannya, akhirnya setelah bertemu pun tidak ada dendam pada ibu yang telah membuat ayah dan anak ini terus berkelana.
Tidak ada. Semua sudah sirna.
Bai Tian Yu melihat perempuan ini seperti melihat orang yang tidak ada hubungan darah dengannya sama sekali.
Apakah memang tidak ada hubungannya"
Bintang-bintang yang dilihat dari laut kelihatannya lebih sedih dan lebih tidak jelas.
Perahu besar itu berlayar dengan tenang. Ujung perahu memecah gelombang, gelombang beriak putih. Di bawah sinar bulan tampak mengkilap seperti jala terang.
Pundaknya tidak bergetar lagi, dengan senyum pelan dia melihat Bai Tian Yu.
"Hari ini aku mencarimu sebenarnya adalah karena ingin melihatmu dengan jelas," dia tertawa dan berkata lagi, "dan aku ingin mendengar saat kau memanggilku?"
"Memanggil apa"
Tiba-tiba perempuan itu berhenti bicara dan melambaikan tangannya kemudian dengan tertawa kecut dia berkata, "Sudahlah! Aku sudah tahu ini tidak mungkin, mengapa harus dipaksakan?"
Bai Tian Yu tahu apa yang diharapkan oleh perempuan itu, harapan ini sebenarnya ada di dalam hati Bai Tian Yu dan dia sudah ribuan bahkan ratusan ribu kali memanggilnya.
Dengan ribuan nada memanggil nama ini di dalam hatinya tapi sekarang setelah ada di hadapannya, pada saat Bai Tian Yu bisa memanggilnya malah tidak bisa keluar sepetah katapun dari mulutnya.
Bai Tian Yu melihat perempuan ini. Melihatnya dengan lama dan dengan tatapan dalam.
Walaupun dia tetap terlihat cantik dan anggun, tapi dia tetap terlihat tua. Walaupun dia telah melakukan kesalahan terhadap ayahnya juga terhadap dia sendiri tapi dia pasti sudah merasa dihukum oleh waktu. Sekarang perempuan ini hanya ingin mendengar suaranya. Mendengar suara" Ibu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kata-kata sederhana dan terdengar biasa.
Tapi bila kau adalah perempuan itu, kau akan tahu kalau kata-kata yang begitu sederhana baginya merupakan kekuatan yang begitu dasyat. Dia ingin dan sangat berharap bisa mendengar kata sederhana ini.
Kalau kau berada dalam posisi seperti Bai Tian Yu, begitu kata ini keluar dari mulutmu, maka kau akan merasa kalau kata ini mengandung sebuah perasaan yang begitu dalam dan kau pun akan merasa setelah kau memanggilnya maka akan terdengar begitu sedih dan menyentuh hati.
"Perasaan ini sudah ada sejak jaman dulu dari jaman kuno. Perasaan manusia lah yang paling suci.
Ibu mengandung selama 10 bulan. Bayi lahir ke dunia ini dari rahim ibunya, dengan susah payah ibu membesarkan anak-anaknya, semua kesulitan ada pada bayinya. Pertama kali memanggil Ibu'. Dari kata-kata inilah ibunya akan merasa semua kesulitan yang ada bisa ditanggulangi.
"Ibu."
Begitu kata ini keluar dari mulut Bai Tian Yu, Bai Tian Yu sudah tidak bisa tenang lagi, perasaan yang sejak tadi ditekannya sekarang hancur lebur.
Ternyata kata ini begitu mudah untuk dipanggil. Bai Tian Yu ingin menangis, tapi sejak berumur 3 tahun dia terbiasa untuk tidak menangis, walaupun dia tidak menangis tapi sebenarnya di dalam hatinya tetap meneteskan darah.
Tadinya perempuan ini sudah tidak mempunyai harapan apa pun dan hanya ada kekecewaan, tiba-tiba dia mendengar panggilan ini, dia kaget dan entah apa yang harus dia lakukan, wajahnya malah terlihat curiga. Dengan mata melotot dia melihat Bai Tian Yu. Dengan suara gemetar dia bertanya, "Kau memanggil apa" Tadi kau memanggilku apa" Apakah boleh sekali memanggilku"
Apakah boleh"
"Ibu."
Kabut di mata perempuan ini sudah tidak terlihat lagi. kabut itu telah berubah menjadi air, mengalir menjadi perasaan yang meleleh.
Walaupun dia menangis tapi air matanya adalah air mata kebahagiaan.
"Apakah kau tahu, aku menunggu panggilan ini sudah berapa tahun?" dia berkata pada dirinya sendiri, "aku sudah menunggunya selama 20 tahun lebih."
Bai Tian Yu tidak bisa bicara apa pun, dia ingin memanggil nama ini. Dia pun sudah menunggu selama 20 tahun lebih.
20 tahun lebih adalah waktu yang begitu panjang.
Sewaktu perasaan antara ibu dan anak ini mengalir, semua yang ada di bumi ini tampak berubah. Semua menjadi begitu indah. Ada suara teriakan yang begitu tajam. Suara teriakan itu datang dari luar perahu.
Begitu Bai Tian Yu dan ibunya keluar dari kabin perahu, di luar sudah banyak orang.
Bintang-bintang tampak berkilau, cahaya bulan terasa begitu lembut.
Air laut bergelombang, cahaya saling tumpang tindih. Dalam cahaya kemilau itu tampak 2
sosok bayangan orang yang berada di tengah laut, kadang-kadang timbul, kadang-kadang tenggelam.
"Tolong mereka," kata yang singkat tapi tegas. Nada ini adalah nada dari orang yang terbiasa mengeluarkan perintah.
Jangan memandang remeh kepada perempuan-perempuan yang menjadi awak kapal itu.
Setelah mendengar perintah, mereka segera bergerak dengan cepat dan lincah.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gerakan mereka tidak kalah dengan laki-laki, hanya dalam waktu singkat mereka berhasil menolong kedua orang itu.
Melihat orang yang ditolong, Bai Tian Yu segera berteriak, "Zang Hua, Ren Piao Ling!"
Ternyata dari gua bawah laut mereka digulung oleh gelombang.
"Apakah kau kenal dengan mereka?" perempuan itu melihat Bai Tian Yu.
"Ya."
"Sepertinya mereka sudah banyak minum air laut, kita harus segera mengeluarkan air laut dari perut mereka, kemudian memberikan sedikit arak yang mengandung obat. Beristirahat sebentar, dan mereka akan segera pulih."
Pertolongan dengan cepat dilakukan, setelah meminum obat Zang Hua dan Ren Piao Ling dibaringkan di 2 kabin yang terpisah.
Angin laut berhembus, berhembus dalam kegelapan. Di sebelah timur muncul cahaya putih seperti perut ikan, saat ini kebanyakan orang yang ada di perahu sudah tertidur hanya tinggal 4
awak kapal yang sedang mengemudikan perahu.
Kamar Bai Tian Yu berada di sebelah kamar Zang Hua dan Ren Piao Ling, dia berbaring di atas ranjang, tapi dia tidak bisa tidur, kedua matanya yang besar terus melihat ke langit-langit kamar, pikirannya melayang ke tempat jauh dan semakin jauh.
"Jauh sehingga membuatnya lupa saat ini dia berada di mana.
Di sana seperti ada gunung tinggi. Gunung itu terdapat sebuah mata air dan sungai, di sisi sungai itu ada sebuah pohon cemara, di bawah cemara ada seorang pak tua dan seorang pemuda.
Pak tua itu memberikan sebuah pedang kepada pemuda itu, dan berkata, "Bawalah pedang ini.
Bawalah ini dan tegakan marga Bai kembali lagi ke dunia persilatan."
"Baik, ayah."
"Tapi kau harus ingat satu hal, jangan mencari perempuan yang bernama Zhou Chun Yu dan kau harus menjaga jarak dengannya. Apakah kau mengerti?"
"Ya, aku tahu."
"Pergilah!" pak tua itu memejamkan matanya dan berkata, "Biarkanlah marga Bai sekali lagi terkenal di dunia persilatan."
Kemudian pemuda ini pergi sambil membawa pedang dengan rasa sepi dia turun dari gunung itu. Pak tua yang kesepian itu tetap menjaga pohon cemara tua itu, dia hanya ditemani oleh awan yang terus bergerak dan mata air yang terus mengalir.
Orang yang belum pernah pergi ke laut tidak akan bisa membayangkan betapa indahnya laut itu, begitu luas dan begitu indah. Apalagi saat melihat matahari terbit di laut, benar-benar mengubah perasaan saat melihat matahari muncul ke bumi, cahaya matahari selapis demi selapis menembus melewati awan dan laut.
Air laut bergerak, cahayanya berkilau seperti bintang yang kelap kelip. Sekarang adalah saat matahari sedang terbit. Zang Hua berada di atas perahu bagian terdepan. Dia berdiri di sana untuk menyaksikan keindahan alam itu.
Sewaktu dia sadar dari pingsannya, dia baru tahu, kalau dia dan Ren Piao Ling sudah ditolong oleh pemilik perahu itu. Tapi begitu dia bertanya siapa nama majikan mereka, pelayan-pelayan perempuan itu hanya tertawa tapi tidak menjawab.
Karena itu Zang Hua tidak bertanya lagi dan dia pun berputar-putar di atas perahu. Akhirnya dia tiba di perahu bagian terdepan. Keindahan alam ini segera memukau perhatian Zang Hua, laut begitu luas, angin begitu lembut, matahari pagi begitu terang. Zang Hua tenggelam ke dunia yang begitu aneh tapi nyata.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah indah?" suara itu datang dari belakang kata Zang Hua, "matahari terbit di laut adalah saat yang paling indah."
Zang Hua tidak perlu membalikkan kepalanya dia sudah tahu siapa yang datang, kecuali Ren Piao Ling siapa yang bisa dengan diam-diam berada di belakangnya"
Ren Piao Ling mendekatinya dan berdiri di dekat Zang Hua. Mereka bersama-sama
menyakiskan matahari terbit. Tiba-tiba Zang Hua tertawa dan berkata, "Waktu aku belum berada di laut, aku merasa pemandangan di sungai sudah membuat orang mabuk kepayang. Sekarang kita sedang berada di atas laut, aku baru merasakan kalau sungai ternyata sangat kecil. Aku benar-benar tidak ingin kembali lagi ke darat."
Ren Piao Ling tertawa dan berkata, "Aku berpikir kau pasti sudah bertanya siapa pemilik perahu ini?"
Zang Hua mengangguk.
"Mereka pasti tidak menjawab."
Zang Hua mengangguk lagi.
Ren Piao Ling membalikkan kepalanya untuk melihat pelayan-pelayan itu dan berkata, "Apakah kau mempunyai perasaan kalau tempat ini adalah tempat yang istimewa?"
"Apa yang istimewa?"
"Perahu ini besar, awaknya pun banyak, tapi semuanya adalah perempuan," jelas Ren Piao Ling, "dalam benakku, awak kapal seharusnya adalah laki-laki dan mereka kelihatan kasar dan kotor."
"Karena di laut, air tawar lebih mahal daripada arak, kesempatan mereka untuk mandi tidak banyak karena itu mereka pasti akan lebih kotor," kata Zang Hua sambil tertawa.
"Tapi awak yang di perahu ini semuanya adalah perempuan dan mereka sangat sopan dan juga sangat bersih. Kata-kata mereka pun lembut," kata Ren Piao Ling.
Siapa pun tahu kalau mereka sudah terlatih dengan baik. Dari tubuh mereka saja bisa diketahui kalau pemilik perahu ini adalah orang yang sangat pintar dan lihai.
Zang Hua dan Ren Piao Ling sangat mengerti tentang hal ini dan dengan cepat kata-kata mereka sudah terbukti.
Suara musik terbawa oleh angin laut ke luar perahu. Ren Piao Ling dan Zang Hua dari kejauhan melihat seorang perempuan setengah baya sedang memainkan alat musik. Dia pun melihat ada seorang gadis yang sedang berjalan ke arah mereka. Dengan tersenyum gadis itu berkata,
"Nyonya sedang menunggu kalian di dalam.''
Orangnya belum berjalan sampai di dalam, suara musik sudah berhenti dan nyonya itu pun sudah keluar dan dengan tersenyum dia menyambut mereka. Tawanya terlihat ramah dan lembut tapi sepasang matanya terlihat penuh dengan kekosongan dan juga kesepian.
"Ada tamu datang dari jauh tapi aku tidak segera menyambutnya, aku minta maaf."
Sebenarnya Zang Hua berada di depan Ren Piao Ling tapi yang membuka mulut untuk
menjawab bukan dia. Walaupun Ren Piao Ling kadang-kadang bicara seperti Zang Hua yaitu sering ngawur, tapi jika Ren Piao Ling telah bertemu dengan seseorang yang sopan dan terpelajar, dia pun bisa menjadi seorang yang sopan dan terpelajar.
Kata-kata yang sopan dan terpelajar, Zang Hua pun bisa sebenarnya. Hanya saja dia sedang malas untuk bicara.
Benar saja, Ren Piao Ling dengan sopan berkata, "Kami mengalami kecelakaan, untung telah ditolong oleh Nyonya. Bisa singgah di tempat ini untuk beristirahat, kami sudah merasa sangat senang. Nyonya begitu baik lagi kepada kami, kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan tersenyum dia mempersilakan mereka duduk. Ren Piao Ling melihat alat musik yang berada di atas kursi.
"Tadi aku mendengar Nyonya sedang bermain musik. Mendengar alunan suaranya terdengar sangat bagus tapi kami datang ke sini tidak pada waktunya, kami telah mengganggu kesenangan Nyonya," kata Ren Piao Ling.
"Aku hanya sedang ingin bersantai saja, sebenarnya aku tidak begitu bisa memainkan alat musik ini," jelas nyonya setengah baya itu.
Zang Hua sudah merasa lelah, lapar, dan juga haus, dari sudut matanya dia sudah melirik sayur dan arak yang ada di atas meja. Dia ingin cepat-cepat minum dan juga makan, tapi Ren Piao Ling dengan sopan dan terpelajar masih berbicara. Zang Hua mulai tidak sabar. Lalu berkata, "Baik sekali, di sisi alat musik ada arak, ada sayur, sangat serasi. Kalau ditambah lagi dengan suara musik, ini benar-benar hal yang sangat menyenangkan," kata-kata Zang Hua pun terdengar sangat sopan. Tapi sayang apa yang dimaksud olehnya, orang bisa langsung menebaknya.
Ren Piao Ling tidak tahan lagi, dia langsung tertawa dan berkata, "Temanku ini mengerti mengenai makanan dan arak juga, dia sangat ahli."
Perempuan setengah baya itu tertawa dan berkata, "Sifat Nona Zang Hua sangat terbuka, minum arak pun tidak kalah dengan laki-laki."
Zang Hua ingin tertawa, begitu mendengar nyonya ini tahu namanya, dia terpaku dan bertanya, "Apakah Nyonya mengenaliku?"
"Tidak."
"Mengapa kau tahu namaku adalah Zang Hua?"
Ren Piao Ling juga ingin bertanya, karena itu dia pun melihat nyonya setengah baya itu. Dia pun menunggu jawaban nyonya itu.
Nyonya itu tertawa kemudian berkata, "Putraku berkelana di dunia persilatan dan sering ditolong oleh kalian berdua, jadi aku harus mengucapkan terima kasih."
Kali ini Zang Hua dan Ren Piao Ling terpaku lagi.
Putranya" Siapakah putranya"
"Putra Nyonya?" tanya Zang Hua, "siapa putramu?"
"Bai Tian Yu," perempuan setengah baya itu tersenyum.
"Bai Tian Yu?" mulut Zang Hua menganga, "Nyonya adalah ibu Bai Tian Yu?"
"Benar," jawab perempuan setengah baya itu sambil mengangguk.
"Siapakah nama Anda kalau aku boleh tahu?" "Margaku adalah Zhou, namaku adalah Chun Yu."
Perempuan anggun itu tak lain adalah Zhou Chun Yu, dulu dia adalah nyonya ketua
perkumpulan setan.
Kalau begitu ayah Bai Tian Yu pasti ketua perkumpulan setan Bai Xiao Lou.


Amarah Pedang Bunga Iblis Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Di depan orang yang begitu terkenal, Zang Hua dan Ren Piao Ling tidak bisa bicara lagi.
Kebanyakan jika orang sudah mati baru menjadi terkenal dan dikenang oleh orang-orang. Tapi ada juga yang masih hidup sudah menjadi terkenal.
Seperti Chu Liu Xiang, Tuan ketiga Xie Xiao Feng, Xiao Li Fei Dao Li, Li Xuan Huan, Bai Xiao Lou dan Zhou Chun Yu. Orang-orang ini adalah orang-orang terkenal di dunia persilatan selama 50
tahun ini. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Antara cinta Bai Xiao Lou dan Zhou Chun Yu dan hancurnya perkumpulan setan. Pecahnya hubungan Bai Xiao Lou dan Zhou Chun Yu dalam kurun waktu 30 tahun ini sering dibicarakan oleh orang-orang dan menjadi rahasia terbesar.
Ribuan macam gosip, ribuan cerita menjadi suatu bukti yaitu Zhou Chun Yu sudah
meninggalkan Bai Xiao Lou, membuat perkumpulan setan hancur dan musnah dari dunia persilatan. Dan akibat Zhou Chun Yu menjadi pengkhianat. Bai Xiao Lou terbunuh dan terjatuh ke dalam jurang yang dalam.
Dengan teliti Ren Piao Ling terus melihat Zhou Chun Yu yang anggun itu, sikapnya begitu sopan, etikanya begitu sempurna, juga dia seorang perempuan cantik. Apakah dia adalah orang yang sering diceritakan di dunia persilatan, kalau dia adalah orang yang begitu jahat"
Mata Zang Hua tidak berkedip, dia terus melihat Zhou Chun Yu, yang baginya hanya seperti mimpi, apakah dia benar adalah ibu Bai Tian Yu" Apakah dia adalah istri Bai Xiao Lou"
"Anda adalah Zhou Chun Yu?" Zang Hua seperti tidak percaya.
"Benar."
"Anda adalah ibu Bai Tian Yu?" sikap Zang Hua membuktikan kalau dia sama sekali tidak percaya.
"Benar!" Zhou Chun Yu menjawab dengan tersenyum.
"Apakah Nyonya seperti yang diceritakan oleh orang-orang dunia persilatan begitu...begitu...."
Zang Hua benar-benar tidak tahu dengan kata-kata apa dia bisa menjelaskan maksudnya.
"Begitu jahat?" Zhou Chun Yu mengganti Zang Hua bicara.
"Begitu jahat," Zhou Chun Yu masih tertawa dengan begitu menarik seperti bukan menceritakan tentang kehidupannya melainkan kehidupan orang lain.
Matahari mengikuti angin laut melewati laut dan masuk ke dalam perahu.
Angin meniup rambut Zhou Chun Yu. Cahaya matahari berhenti di alisnya dan juga wajahnya.
Sekarang Zang Hua baru melihat dengan jelas, walaupun dia tertawa dengan manis tapi di antara kedua alisnya terlihat ketidak-berdayaan.
Ketidak-berdayaannya seperti sangat sedikit tapi juga seperu sangat banyak. Banyak seperti hujan musim semi. .
Kemudian Zhou Chun Yu minum sedikit arak dan menarik nafas.
"Sudah berlalu 20 tahun," Zhou Chun Yu meletakkan cangkir ke atas meja. Dia melihat awan yang berada di kejauhan, "tapi hal-hal masa lalu tetap dengan jelas menempel di benakku dan tersimpan di dalam hatiku."
Masa lalu seperti apa" Apakah masa lalu karena dia telah mengkhianati Bai Xiao Lou"
Masa lalu seperu asap, tidak ingin diingat-ingat lagi.
Di dunia banyak macam orang, ada yang senang mengenang masa lalu, ada yang senang melihat masa depan, ada yang menganggap masa lalu adalah masa pahit. Masa depan pun tidak sembarangan orang bisa menebak apa yang akan terjadi. Sekarang adalah masa yang paling nyata karena itu hanya berharap w n m a orang bisa menguasainya.
Orang semacam itu bukan berarti tidak ada \hh, bisa dikenang, hanya saja mereka tidak senang I>ll.. memikirkannya lagi.
Masa lalu seperti asap, mimpi masa lalu muIIi dicari, yang hilang hilang lah sudah, yang salah menumu bersalah. Seseorang dari kesalahannya haru* mendapatkan pengalaman, untuk apa dipikirknu kembali" Dipikir lagi pun apa gunanya"
Kata-kata ini sangat benar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yang mengatakan kalimat ini pasti orang berbuju hangat, bisa makan dengan kenyang, bisa minum arnU bagus dan hidup dengan tenang.
Orang semacam ini pasti merasa kalau masa lalu hanya seperti asap, mimpi masa lalu sulit untuk dicari. Karena apa yang telah dialami adalah hal yang tidak berkenan. Kegagalan kecil, itu hanyalah romantiku kehidupan.
Karena itu mereka baru merasakan yang hilang biarkan hilang, apa yang sudah salah tidak perlu dipikirkan lagi.
Apa itu kenangan" Apa itu masa lalu"
Apa itu yang disebut mengenang selama-lamanya" Apakah kau pernah melewati kehidupan ini"
seperti mati. Hari ini sudah berlalu, besok kau :rada di mana" Kalau kau pernah melewati kehidupan seperti itu, kau akan tahu apakah masa lalu bisa dilupakan begitusaja"
---ooo0dw0ooo---
BAB 4 Dua muka pedang
Di dunia ini ada semacam orang yang selalu hidup dalam kenangannya.
Walaupun ini tidak benar, tapi pantas dimaafkan, karena masa lalu mereka sudah terlalu mendalam.
Zhou Chun Yu adalah orang seperti itu.
Angin laut dengan pelan berhembus. Matahari bersinar dengan cerah. Air laut tampak berkilau di bawah matahari pagi seperti batu giok yang tembus pandang.
Sorot mata Zhou Chun Yu tetap menatap ke tempat jauh, suaranya pun seperti terdengar dari jauh.
"Kalau aku tidak meninggalkan Bai Xiao Lou, dia tidak akan terbunuh dan jatuh ke dalam jurang. Kalau bukan aku yang membawa orang luar masuk ke dalam perkumpulan, maka
perkumpulan setan tidak akan musnah begitu saja. Aku bukan ibu yang bertanggung jawab, tidak akan sampai 20 tahun baru bertemu dengan anakku sendiri.'' Biarpun wajah Zhou Chun Yu tidak ada ekspresi, tapi suaranya terdengar sangat sedih, "Ini semua perkataan di dunia persilatan tapi juga hal yang sebenarnya terjadi pada waktu itu."
Ren Piao Ling malah sudah tahu tentang hal itu dan dia sudah mendengar ratusan kali tapi ketika mendengar dari mulut Zhou Chun Yu sendiri, mungkin Zang Hua dan Ren Piao Ling adalah orang pertama yang mendengarnya.
Sorot mata Zhou Chun Yu kembali ke masa sekarang. Dengan diam dia menatap Ren Piao Ling, kemudian dia menarik nafas dan berkata, "anak Yu, kau pun ada di sini, masuklah biar kalian bisa bersama-sama mendengarkan ceritaku."
Suara Zhou Chun Yu baru selesai, Bai Tian Yu sudah berada di depan pintu, kelihatannya sejak tadi dia sudah berada di luar pintu. Zang Hua dan Ren Piao Ling membalikkan kepala untuk melihat Bai Tian Yu, wajah mereka terlihat terkejut.
"Apa kabar" Sudah lama kita tidak bertemu," Bai Tian Yu menyapa, kemudian dia duduk di sisi Zhou Chun Yu.
"Mengapa kau bisa berada di kapal ini?" tanya Zang Hua, "dengan cara apa kau bisa bertemu dengan ibumu kembali?"
Bai Tian Yu belum menjawab, Ren Piao Ling sudah membuka mulut, "Hal ini nanti bisa kita bicarakan." Dia melihat Zhou Chun Yu dan berkata, "Nyonya ada keperluan sehingga ingin menyampaikan langsung kepada kita. Kita dengarkan saja perkataan beliau dulu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Apa maksud Ren Piao Ling, Zang Hua sudah mengerti. Zhou Chun Yu lebih mengerti lagi, karena itu Zhou Chun Yu tersenyum dan berkata, "Pedang memiliki dua sisi, uang pun memiliki 2
sisi. Semua hal mempunyai dua sisi."
Semua orang di sana dengan sepenuh hati mendengarkan.
"Di dunia ini tidak ada rahasia yang selamanya bisa ditutupi," kata Zhou Chun Yu sambil menarik nafas, "sepertinya sekarang adalah waktunya yang tepat bagiku untuk menceritakan rahasia ini."
Pada jaman dulu ada seorang anak nakal yang tersesat di gunung yang tinggi. Orang biasa jika tersesat di sana, kalau bukan menjadi santapan binatang, dia pasti mati kelaparan, tidak pernah ada orang yang bisa keluar hidup-hidup dari hutan itu. Tapi nasib anak itu sangat baik karena dia tidak sengaja masuk ke sebuah lembah misterius. Dia bertemu dengan sepasang kakak dan adik perempuan yang sebaya dengannya. Kedua kakak beradik ini cantik-cantik seperti dewi.
Kakak beradik ini menolongnya kemudian membawanya pulang ke rumah mereka. Anak itu sangat pintar, lucu, dan juga sangat bisa mengambil hati.
"Ini adalah pengalaman dari kehidupan yang sulit.
Dia adalah anak yatim piatu yang bernasib buruk, tapi semenjak hari itu nasibnya mulai berubah.
Karena ayah dari kakak beradik itu ternyata adalah seorang pesilat tangguh yang telah lama mengasingkan diri di gunung itu. Ilmu silatnya sangat tinggi, bisa dikatakan sudah memasuki tahap seperti dewa. Karena istrinya sudah meninggal maka dia membawa kedua anaknya menyendiri di lembah itu.
Dia menerima anak ini dengan senang hati. Dia pun tahu sepasang putrinya sangat menyukai anak itu. Dia pun melihat kalau anak itu sangat pintar.
Kakak beradik itu sama-sama cantik tapi sifat mereka bertolak belakang.
Sang kakak pendiam dan lembut, sang adik selalu ingin menang dan pemarah.
Walaupun anak itu masih kecil tapi dia sudah tahu dengan cara apa bisa membuat kakak beradik itu merasa gembira.
Saat itu usia anak ini belum mencapai 10 tahun.
Setiap anak pasti akan tumbuh menjadi seorang dewasa, seperti layaknya seorang perempuan cantik pada saatnya akan menjadi tua.
Mereka tumbuh bersama. Walaupun tidak ada yang mengajarkan mereka, tapi mereka mulai saling mengerti bagaimana hubungan antara laki-laki dan perempuan yang sebenarnya.
"Banyak hal di dunia ini yang tdak perlu diajarkan oleh orang lain.
Ayah mereka sudah tua. Dia sudah mempersiapkan anak yang sudah tumbuh dewasa itu bisa menjadi menantunya, anak ini pun sudah mengerti. Walaupun dia selalu menuruti kemauan sang adik yang selalu bersikap angkuh dan semaunya, tapi hanya sang kakak yang selalu bersikap lembut dan tidak bicara adalah gadis yang dia sukai.
Waktu itu sang kakak telah tumbuh menjadi seorang gadis dewasa. Dia pun tahu akan hal ini.
Walaupun sepasang kekasih ini belum resmi menikah tapi mereka sudah berjanji akan sehidup semati dan pada suatu malam yang lembut mereka bersatu.
Sebenarnya ini adalah sebuah cerita yang indah seperti cerita legenda yang terdengar begitu indah.
Tapi perubahan yang terjadi di akhir cerita membuat mereka bertiga merasa menyesal dan merasa sedih seumur hidup mereka.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Zang Hua sudah tidak sabar lagi, dia bertanya kepada Zhou Chun Yu, "Apakah anak itu adalah Bai Xlao Lou?"
"Benar."
"Sang kakak itu adalah Nyonya, yang bernama Zhou Chun Yu?"
"Bukan!" jawab Zhou Chun Yu, "aku adalah sang adik, sang kakak bernama Zhou Qing Qing."
Kakaknya adalah Zhou Qing Qing, sang adik adalah Zhou Chun Yu.
Xiao Lou Yi Ye Ting Chun Yu menceritakan Bai Xiao Lou dan Zhou Chun Yu. Kelihatan kisah itu berakhir ketika sang adik menikah dengan Bai Xiao Lou.
Zang Hua terus bertanya, "Lalu bagaimana" Apa yang terjadi selanjutnya?"
Kemudian sang ayah semakin tua, lebih tua dari umur sebenarnya.
"Karena dia merasa sangat kesepian, selalu menyendiri, selalu mengenang masa lalu. Hal-hal seperti ini cepat membuat orang menjadi lemah dan tua.
Di malam saat hujan deras dan pada malam hari ulang tahun kematian istrinya, dia minum arak yang sudah dicampur dengan obat. Dosis obat itu lebih banyak dari biasanya.
Malam itu orang tua ini akhirnya roboh.
Setiap orang pasti akan tua dan mati, apalagi orang yang tidak mempunyai niat untuk hidup.
Sewaktu dia meninggal, dia mengungkapkan permintaan terakhirnya kepada anak itu.
Keinginannya yang terakhir adalah permintaannya yang terakhir.
Pak tua ini ingin agar anak itu menikah dengan putrinya yang terkecil dan menginginkan agar anak ini akan selalu menjaga putri keduanya.
Bukan karena pak tua ini lebih sayang kepada putri terkecilnya melainkan karena pak tua ini lebih mengerti bagaimana sifat anak-anaknya.
Dia melakukan semua ini karena dia tahu, putri terkecilnya di luar terlihat lebih kuat dari kakaknya, tapi sebenarnya dalam hatinya dia sangat lemah dan hatinya tidak bisa menerima pukulan dan siksaan. Kalau tidak ada laki-laki kuat dan pintar yang menjaganya, maka dia akan hancur dan tersesat.
Anak ini adalah pilihan yang paling tepat untuk putri keduanya dan anak ini pun bersikap sangat lembut kepada putrinya. Mereka pasti bisa saling mencintai.
Karena itu pak tua mengira dia sudah mengambil keputusan tepat tapi dia tidak tahu bagaimana keadaan sebenarnya karena itu keputusan yang telah diambilnya malah membuat kedua putrinya merasa sedih seumur hidup. Pak tua yang kesepian, mana dia bisa mengerti bagaimana perasaan anak muda"
Anak ini dibesarkan oleh pak tua ini. Dia tidak bisa menolak permintaan pak tua itu.
Sang kakak pun tidak bisa berkata apa-apa. Ayahnya tidak salah menilainya. Putrinya memang selalu bersikap lembut di luar tapi dia sangat kuat di dalam, sesulit apa pun bebannya dia bisa menerimanya, dalam menghadapi kesulitan apa pun tidak pernah dia bicarakan.
Karena itu begitu pak tua meninggal pada hari kedua, dia pergi diam-diam dari sana, diam-diam meninggalkan saudara satu-satunya dan juga meninggalkan kekasihnya.
Dia tidak pernah memberitahu kepada orang lain bahwa dia sudah hamil.
Karena itu begitu bayinya lahir, dia sudah ditakdirkan tidak mempunyai ayah.
Zang Hua tidak bisa melihat ekspresi Bai Tian Yu. Dia tidak tega melihat dan juga tidak ingin melihat. Walaupun ingin melihat, belum tentu dia bisa melihat dengan jelas.
Karena matanya sendiri sudah penuh dengan air mata, kapan pun siap menetes keluar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia merasa kasihan kepada Bai Xiao Lou.
Siapa pun yang berada di dalam situasi seperti itu tidak akan ada pilihan kedua, kecuali orang ini tidak tahu membalas budi, kalau tidak dia jangan disebut manusia.
Zang Hua pun merasa kasihan kepada sang kakak yang lembut dan kuat itu.
Perintah ayah tidak bisa ditolaknya, dia tidak akan merusak kebahagiaan adiknya Dia tidak mau merusaknya. Dia pun tidak mau kekasihnya merasa bingung dan susah hati.
Kecuali dengan cara dia pergi dari sini, apa yang bisa dia perbuat lagi"
Zang Hua bisa membayangkan sewaktu dia meninggalkan tempat itu, hatinya pasti merasa hancur.
Bagaimana dengan sang adik"
Dia pasti tidak akan membantah perintah ayahnya karena dia sejak dulu sudah mencintai Bai Xiao Lou. Seorang perempuan mana mungkin menolak menikah dengan laki-laki yang dia cintai"
Pak tua itu tidak salah.
Menjelang kematiannya sang ayah membantu putrinya menentukan jodoh. Siapa yang
mengatakan kalau dia salah"
Mereka tidak bersalah, lalu ini salah siapa"
Zang Hua tidak tahu. hal seperti ini tidak akan ada jawabannya. Karena itu dia langsung bertanya.
"Kemudian apa yang terjadi?" tanya Zang Hua kepada Zhou Chun Yu.
Kemudian perkumpulan itu muncul di dunia persilatan.
Nama perkumpulan Para Durjana (Mo Kau)ini semakin terkenal, banyak perampok-perampok dan orang di dunia hitam tunduk kepada mereka.
Dalam upaya mencari pusat pimpinan perkumpulan Para Durjana, maka 7 perkumpulan
terbesar di dunia persilatan sudah menghabiskan banyak tenaga dan waktu serta uang, tapi sama sekali tidak menampakkan hasil.
Orang itu muncul pada saat perkumpulan itu berada dimasa paling jaya. Dia bisa memecahkan semua rencana perkumpulan para durjana. Dia pun tahu di mana pusat pimpinan perkumpulan Para Durjana.
Bai Xiao Lou dan Zhou Chun Yu tidak pernah bertemu dengan orang ini, tapi orang itu sangat mengenal mereka dan tahu bagaimana cara berpikir mereka.
Di atas langit di bawah bumi, hanya ada satu orang yang begitu mengenal mereka. Hanya ada satu orang.
Orang ini adalah Zhou Qing Qing. Mereka bertiga sudah hidup bersama dalam waktu cukup lama, kecuali dia tidak ada orang ketiga yang begitu mengenal mereka.
Tapi sang adik tidak tahu, mengapa sekarang kakaknya menjadi berseberangan dengan mereka"
Sang kakak yang sudah mengambil keputusan pergi secara diam-diam dan dia pun telah menuruti perintah ayahnya yaitu menyatukan adiknya dan anak itu. Mengapa sekarang dia harus melakukan semua ini"
"Waktu itu aku pun tidak mengerti karena aku tidak tahu kalau orang yang menentang perkumpulan Para Durjana adalah kakakku. Aku pun tidak tahu kalau kakakku sudah mengandung anak dari suamiku," Zhou Chun Yu terlihat sedih, "tapi Bai Xiao Lou selalu memikirkannya."
"Karena itu Bai Xiao Lou mencari Zhou Qing Qing untuk diajak berunding?" tanya Ren Piao Ling.
"Benar!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Itu tidak baik!" kata Zang Hua sambil menarik nafas, "Bai Xiao Lou pasti terpikirkan hal ini, kau pun pasti berpikir sewaktu Bai Xiao Lou mencarinya, kau pasti ada di sekitarnya."
Zhou Chun Yu melihat Zang Hua, pelan-pelan dia mengangguk dan berkata, "Benar! Waktu itu aku baru tahu bagaimana sebenarnya hubungan mereka."
"Apa yang terjadi setelah itu?" tanya Zang Hua.
"Begitu aku tahu, aku sangat ingin membunuh mereka. Tapi begitu melihat kakak dan anaknya tiba-tiba aku segera teringat kepada anakku."
Zhou Chun Yu melihat Bai Tian Yu, lalu dia berkata, "Demi menjodohkanku, kakak berusaha menahan kesedihan dan rasa kesepiannya, apakah aku tidak bisa memberinya kebahagiaan walau itu hanya sedikit kepada kakakku?"
"Karena itu kau pun pergi dengan diam-diam?" Zang Hua bertanya.
"Benar!" jawab Zhou Chun Yu, "tadinya aku ingin membawa anakku tapi setelah dipikir-pikir bila kakakku berada di sisi Bai Xiao Lou, dia pasti akan berbuat baik kepada anakku."
Zhou Chun Yu menarik nafas lagi dan berkata lagi, "Ikatan ini semakin dekat semakin tidak bisa dibuka dan menjadi sebuah ikatan mati. Kadang-kadang kita memang ' melakukan hal seperti itu.
Aku tidak menyangka kakak akan melakukan itu, karena dia tidak ingin kembali lagi ke sisi Bai Xiao Lou, dia malah ingin menghancurkan Bai Xiao Lou."
"Dia ingin menghancurkan kekasihnya sendiri?" tanya Zang Hua kaget.
"Benar!" suara Zhou Chun Yu terdengar sedih, "begitu aku tahu ini semua sudah tidak sempat lagi, ternyata perkumpulan sudah hancur dan Bai Xiao Lou terpaksa loncat ke dalam jurang."
"Kenapa hal seperti ini di dunia persilatan tidak ada seorang pun yang tahu?" tanya Zang Hua.
"Kakakku sudah mengatur semua ini sedemikian rupa, dia pasti tidak ingin meninggalkan jejak sedikit pun," jawab Zhou Chun Yu, "karena itu di dunia persilatan timbul berita bahwa akulah yang telah mengkhianati Bai Xiao Lou sehingga perkumpulan Para Durjana pun menjadi musnah,"
akhirnya Zhou Chun Yu menceritakan rahasia yang sudah tertimbun selama 30 tahun.
Akhirnya rahasia yang terkunci dengan erat dalam Bai Tian Yu mulai terbuka. Dengan sorot mata haru dia melihat Zhou Chun Yu. Dari dulu dia selalu mengira ibunya adalah perempuan kejam dan tidak bertanggung jawab, ternyata perbuatan ibunya selama ini begitu mulia.
Ren Piao Ling melihat Zhou Chun Yu lalu melihat Bai Tian Yu, akhirnya timbul perasaan senang di hatinya. Dia merasa senang untuk Bai Tian Yu, akhirnya dia bisa bertemu kembali dengan ibunya. Dia pun merasa senang karena ibu Bai Tian Yu bukan seperti yang diberitakan oleh orang-orang.
Sorot mata Zang Hua tidak melihat kepada siapa pun, dia seperti sedang memikirkan sesuatu dan juga seperti tertarik kepada cerita ini. Setelah lama, Zang Hua baru mengangkat kepalanya dan melihat Zhou Chun Yu lalu dia bertanya, "Sekarang kakak Nyonya berada di mana" Dan di mana anaknya?"
"Semenjak perkumpulan Para Durjana dimusnahkan, kakakku pun ikut menghilang," kata Zhou Chun Yu, "tapi anaknya pernah terkenal dalam waktu singkat."
"Siapakah dia?"
"Anak dia adalah orang yang membuat perkumpulan Mo Mo, Zhong Hui Mie."
"Zhong Hui Mie?" kali ini Zang Hua benar-benar terkejut, "putra Zhou Qing Qing adalah Zhong Hui Mie?" "Benar."
"Zhong Hui Mie yang menjadi saudara angkat Huang Fu CingTian?"
"Benar"
---ooo0dw0ooo---
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitu matahari terbit dan sinarnya menyinari pohon, Huang Fu Qing Tian sudah bangun setengah jam yang lalu. Biasanya dia bagun lebih awal. Begitu selesai bersih-bersih, sambil menikmati bunga yang sedang mekar, dia berolahraga untuk menyegarkan tubuh.
Tapi hari ini dia masih terbaring di tempat tidurnya, sama sekali tidak berniat untuk bangun dari tempat tidurnya.
Bukan karena dia sedang sakit dan juga bukan karena dia sedang merasa malas. Dia hanya merasa tidak ingin bangun, dan tidak ingin melakukan kegiatan apa pun sekarang. Jika kau bertanya apa alasannya, dia sendiri juga tidak akan bisa menjawabnya.
Matanya dibuka dengan lebar, tapi pikirannya melayang entah ke mana. Pikirannya kacau, mungkin karena kemarin dia minum arak dan sampai sekarang efeknya belum hilang"
Huang Fu Qing Tian mengeluarkan sepasang tangannya, dengan ibu jarinya dia menekan nadi otaknya. Setiap kali jika sudah sadar dari mabuknya, dia selalu berbuat seperti itu, dia merasa sakit kepala. Dia mengambil cangkir yang ada di pinggir dan meminumnya. Sekarang dia merasa lebih baik.
Waktu itu ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya. Huang Fu Qing Tian mengerutkan dahinya. Aneh, saat seperti ini siapa yang datang"
"Masuk."
Ternyata yang membuka pintu adalah Hua Yu Ren.
"Oh, kau," Huang Fu duduk, "ada perlu apa?"
Hua Yu Ren mengangguk dan memberikan sepucuk surat.
"Tadi sewaktu aku bangun aku melihat ada surat ini dan diletakkan di atas selimutku," jelas Hua Yu Ren, "di amplop itu ada tulisan, harus Tuan sendiri yang membacanya."
Huang Fu Qing Tian melihat amplop itu. Di atasnya tertulis, Nan Jun Wang yang menerima.
Huang Fu Qing Tian berpikir dan bertanya, "Siapa yang meletakannya di sana" Apakah kau tahu?"
"Aku tidak tahu."
"Baiklah, tidak apa-apa, kau boleh keluar dulu."
"Baik."
Begitu Hua Yu Ren keluar dan menutup pintu, Huang Fu Qing Tian membuka amplop itu dan mulai membaca isi suratnya.
Kakak Huang Fu, 20 tahun lebih kita tidak bertemu, adikmu ini sangat merindukanmu. Aku mengira kakak pun seperti itu.
Demi membalas budi Kakak yang sudah mengurusku, maka aku akan menyelengggarakan
sebuah pesta, aku harap Kakak besok ke pulau Duo Qing Dao dan bersama-sama kita mabuk.
Adikmu Zhong Hui Mie.
Zhong Hui Mie"
Setelah selesai membaca surat itu, Huang Fu Qing Tian tertawa kecut. Akhirnya menantu jelek tetap harus bertemu dengan mertua (artinya akhirnya mereka harus bertemu juga).
Hal yang ditunggu-tunggu selama 20 tahun ini akhirnya harus diselesaikan juga.
---ooo0dw0ooo---
BAB 5 Bulan empat tanggal empat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gelombang terus memukul ke arah perahu. Perahu melaju dengan cepat, terlihat semua awal kapal perempuan itu mempunyai teknik tinggi, matahari sudah terbit, arak sudah masuk ke dalam perut, sayur yang dihidangkan di atas meja disajikan untuk kedua kalinya. Zang Hua mengisi cangkir kosongnya dengan arak kemudian dia memegang hidungnya. Setiap kali bila dia memikirkan sesuatu, dia selalu memegang hidungnya.
Begitu melihat Zang Hua memegang hidung, Ren Piao Ling sudah tahu pasti ada yang ingin dia tanyakan. Benar saja! Tidak lama setelah itu terdengar Zang Hua bertanya kepada Zhou Chun Yu,
"Nyonya kali ini bisa datang ke sini bukan hanya ingin bertemu dengan Bai Tian Yu bukan?"
"Itu adalah alasan yang terpenting," jawab Zhou Chun Yu sambil tertawa, "alasan yang lainnya adalah?"
Tiba-tiba dia berhenti bicara seperti sedang mencari kata yang tepat untuk menjelaskannya kemudian dia mengeluarkan sepucuk surat dan berkata lagi, "Kalau kau sudah membaca surat ini, kau tentu akan mengerti."
Zang Hua menerima suratnya kemudian dia membukanya, disurat itu, tertulis:
Adikku tersayang,
Setelah bertahun-tahun berpisah dan tidak pernah bertemu, apakah kau baik-baik saja"
Apakah kau ingat besok adalah hari apa"
Aku percaya kau pasti tidak akan melupakannya, besok adalah hari di mana ayah kita meninggal.
Kakakmu, Qing Qing.
Ren Piao Ling pun membaca surat itu. Dia bertanya, "Besok?"
"Besok tanggal berapa?" tanya Zang Hua., "Bulan 4 tanggal 4," jawab Ren Piao Ling.
Surat ini tidak tertulis harus bertemu di mana, tapi surat itu seperti surat tantangan.
"Dalam surat ini tidak tertulis untuk bertemu di mana?" Bai Tian Yu dengan penuh perhatian bertanya.
"Tempat itu tentunya adalah kuburan kakakmu," kata Zang Hua.
"Benar!" tanggap Zhou Chun Yu, "tempat itu adalah tempat di mana ibu dan bibimu tumbuh besar."
"Dimana tempat itu?" tanya Zang Hua.
"Pulau Duo Qing"
"Pulau Duo Qing?"
---ooo0dw0ooo---
BAGIAN 5 Faktanya Di dunia ini banyak hal yang sangat rumit dan penuh dengan rahasia, tapi hal-hal seperti itu selalu disebabkan oleh alasan yang sangat sederhana.
Yaitu cinta. Cinta bisa memusnahkan semuanya. Cinta juga bisa membangun segalanya.
Kehidupan ini begitu sarat dengan cinta, mengapa kita harus bersusah payah mencarinya"
Apa kesulitannya"
Apakah cinta bisa membahagiakan"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
BAB 1 Surga dan Neraka
Sejak dulu hingga sekarang perasaan lah selalu membuat banyak masalah.
Perasaan seperti apakah itu"
Mengapa perasaan selalu membuat orang tidak berdaya"
Begitu perasaan menjadi tebal, dia akan berubah.
Perasaan sudah begitu tebal, mengapa kau masih sedih"
Perasaan menipis, mengapa masih harus memiliki banyak perasaan"
Duo Qing Dao( Pulau Penuh Perasaan Cinta).
Apakah orang-orang yang ada di sana penuh perasaan"
Disana tidak ada rumput sama sekali.
Batunya berwarna abu, dingin, keras, dan tampak menyeramkan. Gelombang laut terus menghantam pantai, seperti banyak kuda yang berlari dan juga seperti banyak orang yang sedang berteriak.
Pulau itu dikelilingi oleh batu karang yang tajam. Banyak perahu yang terkena batu karang dan terdampar di sana. Perahu-perahu itu seperti kelinci yang dimangsa oleh binatang buas.
Walaupun saat ini adalah siang tapi keadaan di sana tetap terasa penuh dengan nafsu membunuh.
Huang Fu Qing Tian berdiri di pantai di sebuah batu besar berwarna hitam. Dia melihat ke sekeliling tempat itu dan menarik nafas panjang.
"Tempat yang sangat berbahaya," kata Huang Fu Qing Tian, "kalau bukan aku sendiri yang menyaksikan, sekalipun aku dibunuh aku tidak akan percaya bahwa di dunia ini ada tempat seperti ini, malah ada orang yang bisa bertahan hidup di tempat seperti ini."
Begitu mendapatkan surat itu, Huang Fu Qing Tian diam-diam meninggalkan rumahnya, meninggalkan kota Ji Nan. Ini adalah hal mengenai persoalan dia dan Zhong Hui Mie. Dia harus bisa menghadapinya sendiri dan menyelesaikan masalahnya sendiri.
Di belakang surat tertulis letak Duo Qing Dao dan tulisannya sangat jelas, tapi dia menghabiskan waktu banyak dan lama baru bisa menemukan pulau itu.
Keadaan di sana seperti mati, sedikit kehidupan pun tidak ada, kecuali hanya batu hitam, tidak ada seorang pun di sana.
Apakah dia sudah salah jalan" Tidak mungkin, Huang Fu Qing Tian melihat kembali peta terlukis di belakang surat itu tapi dia tidak salah tempat, pulau itu memang di sini. Kalau begitu mengapa tidak ada orang yang datang menyambutnya"
Mengingat kata-kata itu, Huang Fu Qing Tian tertawa kecut, apakah akan ada penyambutan"
Kalau dia adalah Zhong Hui Mie, apakah dia akan menyuruh orangnya untuk datang
menyambutnya" Tidak mungkinl
Dia pun tidak akan melakukannya. Tiba-tiba dia melihat ada sekelompok orang muncul dari sebelah sana. Mereka adalah sekelompok gadis yang berusia sekitar 17-18 tahun, tangan mereka memegang lampion. Wajah mereka tersenyum dan berjalan mendekat Huang Fu Qing Tian.
"Nan Jun Wang?" suara gadis itu terdengar sangat menarik.
"Huang Fu Qing Tian," jawab Huang Fu. "Ikutlah dengan kami."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mereka berjalan sambil menginjak gelombang. Mereka berjalan cukup lama dan juga berjalan melewati banyak tempat berbahaya, tapi gadis-gadis ini berjalan seperti berjalan di tanah datar saja, begitu tenang dan ringan. Akhirnya Huang Fu Qing Tian melihat ada pintu masuk ke gua.
Dari pintu masuk gua ternyata ada jalan panjang, kedua sisi jalan itu terpasang lampu, cahaya lampu bersinar dengan lembut dan hangat.
Huang Fu Qing Tian adalah orang yang senang bergaul dengan banyak orang, tapi begitu dia melihat keadaan di ujung jalan itu, dia pun menjadi bengong.
Kalau yang dia lihat itu adalah setan atau monster, dia tidak akan begitu kaget. Kalau yang dia lihat adalah surga di dunia nyata ini dia pun tidak akan menjadi bengong seperti itu.
Yang muncul di hadapannya bukan hal yang aneh, ternyata yang ada di hadapannya adalah rumah Nan Jun Wang yang berada di kota Ji Nan. Hanya saja perbandingannya 1 : 5.
Huang Fu Qing Tian melihat rumahnya sendiri di dalam gua itu. Apakah kita pun tidak akan merasa aneh"
Di dalam perahu besar itu, Ren Piao Ling, Zang Hua, dan Bai Tian Yu berada dalam posisi berdiri. Di perahu bagian depan mereka terus melihat ke arah pulau yang berada di depan.
Perahu semakin mendekati pulau, dari kejauhan terlihat dermaga, tempat itu seperu seekor binatang dengan mulut terbuka dengan lebar. Dari kejauhan pulau ini terlihat berwarna hijau, beberapa awan muncul di tengah-tengah gunung, pulau itu terlihat begitu tenang dan indah.


Amarah Pedang Bunga Iblis Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Apakah itu adalah Pulau Duo Qing?"
"Mungkin iya," jawab Ren Piao Ling, "hanya pulau itu yang pantas disebut Duo Qing."
"Di daerah ini hanya ada pulau ini saja," kata Bai Tian Yu, "apalagi yang mengemudi perahu ini adalah murid kesayangan ibuku, dia pasti tidak akan salah."
Zang Hua tiba-tiba membalikkan kepalanya melihat Bai Tian Yu dan bertanya, "Kau sepertinya lebih senang bertemu dengan ibumu dibandingkan dengan saat namamu mulai terkenal."
Bai Tian Yu tertawa dan berkata, "Perasaan ini tidak bisa kuungkapkan, kecuali kau sendiri bisa merasakannya, lain daripada itu kau tidak akan tahu seperti apa perasaanku."
Tiba-tiba Bai Tian Yu teringat kalau sejak kecil Zang Hua pun sudah berpisah dengan ibu kandungnya. Zang Hua pun berharap bisa cepat-cepat bertemu dengan ibu kandungnya. Dalam hati timbul perasaan bersalah, sewaktu dia ingin bicara lagi, tapi Zang Hua sudah menyela.
"Jangan merasa bersalah," Zang Hua tertawa dan berkata lagi, "jangan khawatir, kalau hanya persoalan seperti ini saja aku tidak kuat, mungkin sejak dulu aku sudah bisa beberapa kali bunuh diri."
Mendengar kata-kata Zang Hua, Bai Tian Yu baru merasa tenang, dia tertawa kepada Zang Hua. masalah ini seperti angin laut yang berhembus ke laut, lewat begitu saja dan tidak meninggalkan bekas.
Perahu dengan cepat sampai ke tempat yang disebut dengan dermaga. Tempat ini sangat tepat bagi kapal untuk berlabuh. Ren Piao Ling melihat keadaan sekelilingnya. Dia berkata dengan tidak sengaja, "Pelabuhan ini sepertinya khusus dibuat untuk perahu ini. Selain besar dan posisinya tepat, kedalaman air lautnya pun sangat pas bagi perahu ini untuk berlabuh."
Sesudah turun dari perahu dan naik ke pulau itu, hati Zang Hua serasa mabuk.
Karena bunga dan rumput begitu hidup, pasir yang berada di bawah kakinya juga terasa begitu lembut.
Gunung itu dipenuhi dengan bunga yang entah apa namanya, berwarna merah, putih, hijau, kuning, dan ungu, di antara bunga-bunga itu ada binatang kecil sedang berjalan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dulu aku selalu mengira surga di dunia nyata hanya kata-kata dari impian orang-orang terpelajar, sekarang aku baru tahu ternyata di dunia ada surga dunia seperti ini," kata Zang Hua,
"kalau aku memang harus mati dan dikubur di sini, aku pun merasa rela."
"Tenanglah, sementara ini kau masih belum mati," kata Bai Tian Yu sambil tertawa, "di dunia ini kau belum banyak berbuat dosa, mana mungkin mati begitu cepat!"
"Benar!" Ren Piao Ling ikut tertawa dan berkata, "Tapi orang baik selalu tidak panjang umur, kejahatan akan terus mengganggu orang baik."
"Oh ya, kalau aku adalah penjahat, bagaimana dengan kalian?" Zang Hua pura-pura marah.
Mereka bertiga terus bergurau, mereka lupa tujuan mereka datang untuk apa"
Tidak! Masih ada satu orang yang tidak lupa karena ini adalah hal yang menyangkut hidupnya dan juga ibunya.
Tiba-tiba Bai Tian Yu berhenti tertawa, dia melihat ke sekeliling dan berkata, "Aneh! Mengapa aku tidak melihat ada orang di pulau ini?"
"Tenanglah, segera akan ada orang yang menyambut," Zhou Chun Yu sambil tertawa turun dari perahu, "bibimu di luar terlihat sangat akrab tapi dalam hatinya dia menginginkan agar aku cepat mati, wajahnya selalu terlihat tertawa."
Kata-kata itu belum selesai, Zang Hua sudah melihat ada seorang perempuan cantik dan ramping mengenakan baju berwarna hijau muda berjalan muncul dari belokan di sebelah kanan.
Qing Qing. Yang datang pastilah Zhou Qing Qing.
Zang Hua melihat perempuan ini dari kejauhan, dia sudah tertawa. Suara tawanya terdengar jernih seperti suara lonceng, suaranya pun terdengar seperti lonceng.
"Chun Yu, apakah kau tahu aku sangat merindukanmu"''
"Qing Qing, aku juga rindu kepadamu." Zang Hua melihat mereka berdua. Yang satu adalah sang kakak, dan yang satu adalah sang adik. Terlihat mereka sangat akrab, sedikit pun tidak terlihat ada benci yang mendalam di antara mereka.
Zhou Chun Yu dan Zhou Qing Qing masih tertawa, tawa mereka manis dan sangat akrab.
"Apakah benar kau rindu kepadaku?" tanya Chun Yu.
"Aku pasti rindu kepadamu, rindu setengah mati," jawab Qing Qing.
Mereka berdua saling merindukan, mereka saling memeluk berarti mereka benar-benar saling rindu.
Tidak disangka, setelah berpelukan mereka segera terpisah. Seperti ada sesuatu di tubuh mereka dan menusuk ke tubuh mereka masing-masing.
Setelah melepaskan pelukannya Qing Qing segera membalikkan badannya dan berkata,
"Ikutilah denganku!"
Dia pun langsung melangkah pergi, tidak melihat lagi apakah orang-orang itu akan
mengikutinya atau tidak.
Melihat keadaan seperti itu, Zang Hua terpaku. "Apakah dia memang seperti itu?" tanya Zang Hua, "tiba-tiba datang, tiba-tiba pergi."
"Dia memang harus pergi," jawab Ren Piao Ling tiba-tiba.
"Mengapa?"
Kali ini yang menjawab adalah Bai Tian Yu, "Tadi Bibi Qing Qing berpelukan dengan ibuku sepertinya dia menepuk tangan ibu."
"Ternyata kau pun sudah melihatnya?" Zhou Chun Yu tertawa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar."
"Memangnya kenapa bila ditepuk seperti itu?" tanya Zang Hua.
"Tidak apa-apa."
Zhou Chun Yu tertawa dan menjulurkan tangan kanannya, dengan tangannya yang tampak putih, dia mencabut jarum perak yang menyangkut di tangan kirinya. Dia sudah lepas dari bahaya, keringat dinginnya sudah tidak keluar lagi. Dia menghembuskan nafas dan berkata, "Sangat berbahaya, untung aku memiliki persiapan kalau tidak aku sudah mati di tangannya."
Zang Hua pun menghembuskan nafas lega dan berkata, "Sekarang aku sudah mengerti. Waktu dia mengatakan sangat rindu, ternyata dia menginginkan nyawa Nyonya."
"Kau sangat pintar," kata Ren Piao Ling sambil tertawa.
"Tapi ada hal yang tidak kumengerti," kata Zang Hua, "senjata rahasianya begitu lihai dan tepat mengenai sasaran, mengapa dia tiba-tiba pergi?"
"Karena waktu aku mengatakan kalau aku pun rindu kepadanya sampai mati, aku pun menginginkan dia mati," kata Zhou Chun Yu, "karena dia memberiku jarum, maka aku pun membalas kepadanya."
"Karena itu rasa sakitnya pun tidak kalah dari Nyonya, kalau tidak cepat pergi dari sini mungkin dia mati lebih awal daripada Nyonya," kata Zang Hua.
"Benar."
Zang Hua mengira hanya generasi mereka baru bisa saling mengejek dan berkelahi, tidak tahunya, generasi atas dan orang-orang terkenal pun seperti itu dan tampaknya lebih parah dari generasi mereka. Dia tidak tahu ini adalah sifat buruk dari manusia purba.
---ooo0dw0ooo---
Berjalan melewati miniatur rumah Nan Jun Wang, apa yang dilihat oleh mata Huang Fu Qing Tian adalah benda-benda dan pemandangan yang sangat dia kenal, hingga orang-orang di sana pun begitu serupa.
Pengurus rumah Nan Jun Wang, Fang Yu Hua seperti biasa dengan tersenyum berdiri di ruang tamu menyambut tamu, ekspresi wajahnya terlihat dengan sangat jelas, kerutan tua di sudut matanya pun bisa dihitung.
Huang Fu Qing Tian melihat keadaan di sana dan orang-orang di sana terbuat dari lilin dengan keterampilan yang sangat halus.
Setelah berjalan melewati ruangan tamu, ruang selanjutnya adalah ruangan untuk menjamu tamu-tamu. Sebuah meja besar berada di tengah-tengah ruangan dan di atas meja sudah terhidang makanan-makanan yang mahal, setiap makanan tampak masih panas, pasti makanan itu baru diangkat dari kuali.
Tempat duduk di meja makan itu sudah terisi oleh 3 orang, kecuali Huang Fu Qing Tian dan istrti masih ada Zai Si. Patung lilin Hua Yu Ren pun ada di sana. Patung lilin itu dibuat dengan sangat bagus dan setiap patung orang yang ada di sana memiliki ekspresi yang juga sangat mirip.
"Sangat mirip," kata Huang Fu Qing Tian pada dirinya sendiri.
"Terima kasih untuk pujianmu."
Mengikuti suara muncul seorang perempuan setengah baya. Dia adalah orang yang dulu pernah keluar dari kamar Xie Xiao Yu, dia bernama Fang Fang. Walaupun Huang Fu Qing Tian tidak mengenalnya, tapi begitu dia muncul Huang Fu Qing Tian terkejut.
"Apakah patung-patung lilin ini kau yang membuatnya?"
"Benar," jawab Fang Fang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah semua orang ini pernah kau lihat?"
"Istrimu, aku hanya pernah melihatnya sekali dari kejauhan."
Nyonya Huang Fu adalah istri Huang Fu Qing
Tian yang sekarang yaitu Shui Rou Yu.
"Hanya melihat dari kejauhan, tapi kau bisa membuat patung lilinnya begitu mirip."
"Kadang hanya mendengar suara pun sudah cukup bagiku untuk membuat patung lilin," jelas Fang Fang sambil tertawa.
"Oh ya?"
"Kau tidak mempercayainya?" tanya Fang Fang, "kau lihat orang ini, maka kau akan tahu apakah kata-kataku benar."
Fang Fang melambaikan tangannya, segera ada orang yang menggotong sebuah patung lilin masuk ke ruangan itu. Kepala patung ini ditutup oleh kain sutra berwarna putih. Tapi dari bajunya terlihat kalau dia adalah patung seorang perempuan.
Begitu patung lilin sudah diberdirikan, orang yang menggotong patung Ulin itu segera keluar.
Huang Fu Qing Tian melihat patung lilin itu lalu melihat Fang Fang. Dia bertanya, "Siapakah patung lilin ini?"
"Bukalah tutup kainnya, maka kau akan segera mengtahuinya," Fang Fang tertawa dengan misterius.
Melinatnyal Itu sudah pasti, kalau tidak Huang Fu Qing Tian tidak akan bisa tidur.
Perasaan apakah ini"
Perasaan adalah hal yang aneh.
Perasaan kadang-kadang menimbulkan rasa kau sangat menyayanginya dan ingin
mendapatkannya, semakin dia menghilang semakin jauh darimu.
Semakin ingin melupakan perasaan itu tetapi perasaan itu seperti ulat terus menempel dan menggerogotimu. Semakin lama ulat itu menggerogotimu maka perasaan itu akan semakin dalam.
Awalnya kau hanya akan merasa sedih, tapi semakin lama kau akan lupa apa yang disebut dengan sedih, karena kau sudah hidup di dalam kesedihan.
Kadang-kadang ada orang yang terlihat kuat tapi seperti orang bodoh, perasaan yang kental kadang-kadang menakutkan karena perasaan yang dia miliki bisa membuatmu terendam, mungkin malah akan menghancurkanmu.
Tapi yang hancur kadang-kadang malah dia sendiri.
Begitu membuka kain yang menutupi kepala patung itu, kesedihan dan kenangannya keluar.
Melihat patung lilin perempuan ini, sepertinya dia sedang bermimpi, hati Huang Fu Qing Tian mulai merasa mabuk.
Sudah berapa tahunkah semua ini berlalu"
Kerinduan yang selama 20 tahun lebih. 20 tahun lebih dia tidak berani memikirkannya. 20
tahun lebih dia terus menahan diri. 20 tahun lebih dia menutupi perasaannya. Begitu kain ini terbuka hancurlah pertahanannya.
Lin Shu Juan. Nama yang begitu jauh, tapi nama yang sangat dikenalnya.
Lin Shu Juan. Patung lilin ini adalah patung Lin Shu Juan. Dia dalam sosok 20 tahun yang lalu yaitu calon istrinya yang menghilang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Huang Fu Qing Tian sudah berada dalam masa 40 tahun lebih, tapi Lin Shu Juan tetap begitu muda dan cantik. Matanya yang begitu bersemangat tetap begitu jelas.
Tapi mengapa sepasang mata itu seperti penuh dengan kabut. Apakah patung lilin pun bisa menangis"
---ooo0dw0ooo---
BAB 2 Langit terlihat di gua
Duo Qing Dao. Tempat yang Huang Fu Qing Tian tuju adalah Duo Qing Dao.
Zhou Chun Yu dan lainnya pun pergi ke Duo Qing Dao. Mengapa mereka bisa pergi ke Duo Qing Dao" Tapi keadaan di pulau itu sama sekali tidak sama.
Apakah Duo Qing Dao memiliki dua sisi"
Atau.... Gunung. Gunung seakan-akan berada di tengah-tengah awan.
Awan seperti asap tampak melayang, kabut pun seperti asap terbang. Duo Qing Dao berada dalam lingkupan asap dan kabut, seperti nyata dan juga seperti tidak nyata.
Hanya ada sungai kecil yang memiliki air jernih dan disini tampak nyata, Zang Hua berada di pinggir sungai kecil itu. Mereka mengikuti jejak Qing Qing. Artinya mereka harus terus mengikuti jalan sisi sung.u yang terus naik, sekarang mereka sudah berada di ujung sungai.
Ada sebuah air terjun di sana. Air seperti ditumpahkan dari gunung, membuat air bercipratan ke mana-mana.
Ini adalah karya besar Tuhan, kalau tidak siapa yang bisa melukiskan pemandangan yang begitu indah.
Zang Hua melihat sekelilingnya dan berkata, "Katanya kalian tinggal di ujung sungai, mengapa aku tidak melihat ada rumah?"
Zhou Chun Yu tertawa, dia melihat Zang Hua dan Ren Piao Ling kemudian melihat Bai Tian Yu, tawa Zhou Chun Yu seperti sedang menguji mereka.
Ren Piao Ling pun melihat ke sekeliling, akhirnya pandangannya tertuju ke air terjun.
"Kalau aku tidak salah menebak, air terjun ini adalah buatan tangan Tuhan yang dijadikan tirai masuk."
"Rumah kalian berada di belakang air terjun?" tanya Zang Hua.
"Benar."
Zhou Chun Yu tertawa dan segera menjawab, dia membalikkan badan dan masuk melewati air terjun itu.
Tiba-tiba Bai Tian Yu membuka mulut, "Tunggu sebentar!" Bai Tian Yu maju selangkah, "bibi menyimpan dendam begitu lama, di dalam pasti sangat sulit, biarkan aku yang berjalan di depan."
Setelah berkata seperti itu Bai Tian Yu segera berjalan masuk ke dalam air terjun. Zhou Chun Yu dengan tersenyum mengikutinya. Zang Hua dan Ren Piao Ling tidak bicara apa-apa lagi.
Air gunung sangat dingin, membuat Ren Piao Ling dan yang lainnya merasa segar. Baju mereka basah karena melewati air terjun, karena tidak tahu apakah di depan mereka masih ada bahaya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
atau tidak, maka mereka sangat hati-hati pada saat berjalan. Mereka juga tidak peduli dengan baju mereka yang basah.
Di balik air terjun ternyata ada jalan lebar. Di ujung jalan terdapat sebuah pintu yang terbuat dari batu. Bai Tian Yu melihat pintu itu, dia ingin mendorongnya. Tiba-tiba Zhou Chun Yu berkata,
"Kalau kau ingin mendorongnya dengan tenagamu, lebih baik kau memotong sepasang tanganmu."
"Apakah pintu itu dibubuhi racun?"
"Benar! Paling sedikit ada 13 macam racun," jelas Zhou Chun Yu, "setiap racun bisa membuat orang hidup seperti mati."
"Dengan cara apa kita baru bisa membuka pintu ini?" tanya Bai Tian Yu.
"Di sebelah tangan kirimu yaitu di sebelah tembok pada batu ketujuh, putarlah batu itu ke kiri, itu sudah cukup."
Di sebelah kiri, pada batu ketujuh, Bai Tian Yu memutarkan batu itu ke kiri. Betul saja pintu batu itu terbuka, ada sinar lembut keluar dari dalam.
Bai Tian Yu tetap berjalan paling depan, Zhou Chun Yu kedua, Zang Hua dan Ren Piao Ling berada di belakang. Begitu Zang Hua dan Ren Piao Ling masuk, keadaan di dalam membuat mereka terpaku.
Ruangan gua yang lebar, banyak terdapat bermacam-macam bunga dan rumput yang ditanam.
26 lampu tergantung di atas tembok batu. Sepasang burung merak terbuat dari kristal berada di atas tembok gua. Ada air yang mengalir melalui mulut merak mengalir ke dalam kolam bulat.
Di atas kolam itu ada sepasang Yuan Yang yang sedang bermain air. Di sisi kolam ada sebuah meja pendek. Di atas meja penuh dengan bermacam buah, sayur, dan bermacam-macam arak.
Sebuah tempat tidur besar dan nyaman berada di tengah-tengah gua.
Keadaan di dalam gua, masih seperti pada saat Zang Hua dan Ren Piao Ling kabur dari sana, hanya saja perempuan-perempuan cantiknya tidak ada di sana, sekarang hanya ada seorang perempuan yang duduk di sisi tempat tidur.
Zang Hua dan Ren Piao Ling sama sekali tidak menyangka begitu melewati air terjun mereka kembali lagi ke tempat mereka dulu.
Apakah di sini adalah Duo Ying Dao"
Apakah di sini adalah tempat Zhou Chun Yu, Zhou Qing Qing, dan Bai Xiao Lou bermain"
Melihat Zang Hua dan Ren Piao Ling berekspresi begitu aneh, Bai Tian Yu dengan curiga bertanya, "Kalian berdua kenapa?"
Yang menjawab bukan Ren Piao Ling dan Zang Hua, melainkan Zhou Qing Qing yang duduk di sisi ranjang.
"Mereka tidak apa-apa, mereka hanya tidak percaya kalau di sini adalah Duo Qing Dao."
"Mengapa mereka tidak percaya kalau di sini adalah Duo Qing Dao?"
"Karena mereka sudah pernah ke sini," Zhou Qing Qing tertawa, "tadinya aku ingin mereka menunggu kalian datang, tidak disangka mereka takut kesepian. Mereka kabur dari sini, sekarang mereka datang lagi ke sini bersama kalian."
Suaranya bergelombang terdengar sangat lembut, ada matahari bersinar dari atas gua. Zhou Qing Qing duduk di bawah sinar matahari.
Bai Tian Yu melihatnya dan berkata, "Berarti kau sudah merencanakan mengundang kami kesini?"
"Benar."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mengapa?"
"Mengapa?" tiba-tiba Zhou Qing Qing tertawa, "bagus sekali pertanyaanmu, mengapa?"
Dia melihat Bai Tian Yu dan berkata, "Mengapa seumur hidup kebahagiaan dihancurkan"
Mengapa putraku tidak memiliki ayah kandung" Mengapa aku harus hidup kesepian seumur hidupku" Mengapa" Mengapa?"
Betul, mengapa dia harus menanyakan semua hal itu"
Walaupun dia pernah berbuat kesalahan, putranya tidak bersalah. Mengapa harus ikut tersiksa bersama ibunya"
Sorot mata Zhou Qing Qing mengamati wajah semua orang yang ada di sana. terakhir berhenti di wajah Zhou Chun Yu. Dia melihat Zhou Chun Yu.
"Adik, sudah 40 tahun kita tidak bertemu apakah betul?" tanya Zhou Qing Qing, "ingatanmu sangat jelas."
"Aku sangat jelas mengingatnya," kata Zhou Chun Yu, "kau memberiku 16 tahun hidup bahagia, tapi juga memberiku 25 tahun hidup dalam kesedihan. Dalam 25 tahun ini setiap hari dan setiap menit aku selalu menghitung. Menghitung masa lalu."
"Aku tidak pernah menghitung," kata Zhou Qing Qing, "karena hidupku dipenuhi dengan kebencian."
"Kebencian?" tanya Zhou Chun Yu, "apakah aku yang telah mencelakakanmu" Apakah aku yang telah membuatmu menjadi seperti itu" Apakah aku yang memaksamu meninggalkan kami"*
"Sekarang sudah tidak ada gunanya lagi, sudah tidak ada kesempatan," kata Zhou Qing Qing sambil tertawa dingin, "20 tahun yang lalu kau sudah melarikan diri satu kali, hari ini siapa pun tidak ada yang bisa kabur!"
"Aku berani datang kemari, dan sama sekali tidak terpikir ingin kabur," jelas Zhou Chun Yu,
"semua masalah harus dibereskan. Kabur, aku penakut, itu bukan sifat keluarga Zhou."
"Aku pernah sekali kabur dari perasaan cinta," Zhou Qing Qing walaupun marah tapi suaranya terdengar sedih.
Ren Piao Ling yang sejak tadi diam tiba-tiba membuka mulut. Dia berkata, "Tetua, hal-hal yang berhubungan dengan Tetua kami tidak bisa membantu. Sekarang Tetua Bai sudah meninggal dan kedua Tetua adalah adik kakak, untuk apa masih bermusuhan?"
"Apa" Dendam?" tanya Zhou Qing Qing, "kalau kau berada di posisiku, kau akan melakukan tindakan apa?"
Ren Piao Ling tidak bisa bicara lagi. Kalau dia menjadi Zhou Qing Qing, dia akan melakukan tindakan apa" Mungkin lebih jahat dari dia, mungkin juga tidak. Hal yang belum terjadi, siapa pun tidak bisa menjamin.
Bai Tian Yu melihat Zhou Chun Yu, kemudian melihat Zhou Qing Qing. Dia maju selangkah, kepada Zhou Qing Qing dia berkata, "Kau membawa kami ke sini hanya untuk membalas dendam?"
"Balas dendam?" tiba-tiba Zhou Qing Qing tertawa dan berkata lagi, "membunuh kalian masih belum bisa menghapus semua kebencianku . Tidak, aku tidak akan membunuh kalian."
Sorot matanya melihat wajah semua orang.
"Aku ingin kalian tinggal di sini sampai aku mati. Aku ingin kalian juga merasakan bagaimana aku hidup tersiksa di sini."
Mendengar kata-kata itu, Zang Hua yang, sejak tadi diam menjadi tertawa. Dia berkata, "Kami bukan anak berusia 3 tahun yahg baik menurut begitu saja kepadamu"
"Apakah kau! Mengira kau bisa keluar dari sini?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagaimana mermrutrnu?" tanya Zang Hua.
"Tidak-ada-kesempatan lain lagi" yang menjawab adalah Zhou Chun Yu, "tadi mungkin masih ada, sekarang sudah tidak mungkin"
"Mengapa?"
"Karena kita sudah melewati air terjun."
"Air terjun?" Zang Hua tidak mengerti, "Apakah air terjun yang ada di depan gua?"
"Benar!"
"Kalau sudah melewati air terjun maka tidak ada kesempatan lagi kabur dari sini?" tanya Zang Hua, "mengapa?"
"Karena air terjun itu ada Qing Si," Zhou Qing Qing yang menjawab pertanyaan Zang Hua.
"Qing Si?" tanya Zang Hua, "Qing Si yang tidak bisa dipatahkan?"
"Qing Si itu adalah racun yang dibuat oleh ayahku,." kata Zhou Chun Yu, "orang yang terkena racun itu dalam waktu 1 jam tidak mempunyai tenaga dan tubuhnya akan terasa lemas."
"Kami sudah terkena Qing Si?" tanya Zang Hua. Sebenarnya kalimat ini tidak perlu ditanyakan lagi, karena Zhou Chun Yu sudah berkata begitu, apakah dia berani bohong"
Zang Hua pun tahu hal itu karena dia sudah mencoba diam-diam. Benar saja badannya tidak bertenaga sama sekali.
Kelihatannya Zhou Chun Yu sudah kalah dalam perang ini.
---ooo0dw0ooo---
Huang Fu Qing Tian duduk. Dia duduk di sisi patung Lin Shu Jian. Mata patung itu seperti ada kabut
Sepertinya dia dengan lembut sedang melihat Huang Fu Qing Tian.
Tapi Huang Fu Qing Tian tidak melihatnya. Huang Fu Qing Tian melihat Fang Fang yang duduk di seberangnya. Huang Fu Qing Tian menuangkan arak untuknya sendiri dan dengan rasa sungkan dia bersulang kepada Fang Fang setelah itu Huang Fu Qing Tian baru bertanya.
"Siapa marga dan namamu?"
"Fang, Fang."
"Nona Fang Fang, apakah aku bisa minta tolong kepadamu?"
"Boleh saja."
"Apakah kau bisa menyuruh Tuan Zhong Hui Mie keluar?" tanya Huang Fu.
"Tidak perlu menyuruhnya keluar," kata Fang Fang sambil tertawa, "dia sudah berada di sini."
Di sini" Kecuali Huang Fu Qing Tian dan Fang Fang, yang lainnya hanya patung orang. Zhong Hui Mie ada di sini" Di mana. dia berada"
"Apakah benar kau tidak tahu dia ada di mana?" tanya Fang Fang.
"Aku hanya tidak percaya kalau Tuan Zhong akan bersembunyi di belakang perempuan," kata Huang Fu sambil menarik nafas.
"Bersembunyi, di belakang perempuan?" Fang Fang pura-pura kaget, "bersembunyi di perempuan mana?"
Huang Fu Qing Tian tidak menjawab, dengan gerakan dia menjawab pertanyaan ini.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebelah kanannya adalah patung lilin Lin Shu Juan. Sebelah kiri adalah patung lilin Shui Rou Xin. Dengan tersenyum Huang Fu Qing Tian melihat Fang Fang. Tapi tangan kiri Huang Fu Qing Tian secara datar memotong lilin Shui Rou Xin.
Orang tidak akan tahan dengan cara pemotongan ini, apalagi patung lilin.
Sewaktu tangan kiri Huang Fu Qing Tian hampir mengenai patung Shui Rou Xin, patung lilin ini tiba-tiba bergerak kemudian tertawa.
Patung lilin itu meloncat dan turun di sisi Fang Fang. Begitu turun wajah patung lilin itu tiba-tiba terbuka, kemudian patung lilinnya pun ikut hancur.
Begitu patung lilin itu hancur, muncul lah seseorang. Orang itu mempunyai mata tajam seperti cheetah.
Zhong Hui Mie. Ternyata benar Zhong Hui Mie bersembunyi di dalam patung lilin perempuan.
Begitu patung lilin hancur, Zhong Hui Mie membersihkan sisa lilin yang ada di tubuhnya dan menyambut arak pemberian Fang Fang. Dia menghabiskan arak itu dalam sekali teguk. Dengan senang dia berkata, "Mengapa kau tahu aku bersembunyi di dalam patung lilin Shui Rou Xin?"
"Apakah kau lupa kalau Shui Rou Xin tidak begitu gemuk?"
Seorang laki-laki begitu besar bersembunyi di dalam patung lilin seorang perempuan, patung itu pastinya harus lebih besar. Tapi kalau bukan orang teliti, mana mungkin dia bisa memperhatikan hal sekecil itu"
"Kau masih seperti dulu, begitu teliti," kata Zhong Hui Mie tertawa.
"Lain kali jika ingin bersembunyi harus bersembunyi di dalam patung laki-laki," kata Huang Fu Qing Tian sambil tertawa, "kalau tidak mana mungkin ada perempuan cantik yang begitu gemuk, laki-laki pun tidak akan berani mendekatinya."
"Mengapa setiap kali bicara denganmu selalu begitu banyak aturan?" tanya Zhong Hui Mie.
"Apa yang kukatakan adalah hal sebenarnya," kata Huang Fu, "hal sebenarnya adalah hal yang selalu benar."
Dia tertawa dan berkata, "Hal sebenarnya pun selalu masuk akal."
Mereka berdua telah bertemu, seharusnya mereka bermusuhan tapi Zhong Hui Mie dan Huang Fu Qing Tian malah terlihat seperti teman lama. Mereka bicara dan tertawa, serta mengobrol.
"Kali ini kau di San Zhi Feng mendirikan perkumpulan Mo Mo dan sudah mengangkat 3 raja langit," kata Huang Fu, "katanya ilmu silat ketiga raja ini adalah paling terkemuka di dunia persilatan?"
"Kalau tidak mana mungkin bisa menjadi 3 raja di perkumpulan Mo Mo?" tanya Zhong Hui Mie.
"Karena itu aku masih tidak mengerti."
"Apa yang tidak kau mengerti?"
"Gerakanmu menculik Hua Yu Ren, aku pikir pasti ketiga raja itu yang menjalankan tugas ini, apakah benar?"
"Betul!"
"Ilmu silat ketiga raja itu begitu tinggi, mengapa membiarkan Hua Yu Ren ditolong oleh orang lain?" tanya Huang Fu, "sampai sekarang aku masih tidak mengerti hal ini."
"Kau pasti tidak akan mengerti," kata Zhong Hui Mie sambil tertawa, "karena dalam rencanaku, Hua Yu Ren seharusnya ditolong oleh orang lain."
"Menculik dan juga menolongnya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar!" jawab Zhong Hui Mie, "siapa yang bisu turun tangan menolong Hua Yu Ren dari tangan ketiyu raja langit itu?"
"Apakah aku boleh tahu apa alasannya?"
"Boleh, pasti boleh," jawab Zhong Hui Mie, "menculik Hua Yu Ren, memberinya 3 macam obat kepadanya semua ini kulakukan karena hanya ingin agar Xin Wu Shi Tai yang ada di Wu Xin An menolongnya."
"Kelihatannya sekarang di dunia persilatan hanya Xin Wu Shi Tai yang memiliki 3 ilmu sakti ini,"
kata Huang Fu Qing Tian, "mengapa kalian menginginkan Xin Wu Shi Tai menolong Hua Yu Ren?"
"Kesempatan kami hanya pada waktu Xin Wu Shi Tai menolong Hua Yu Ren, saat itu kami baru memiliki kesempatan untuk membunuhnya."
"Xin Wu Shi Tai?" tanya Huang Fu Qing Tian, "mengapa harus membunuh Xin Wu Shi Tai?"
"Apakah kau pernah mendengar Wu Lei?"
"Wu Lei?" tanya Huang Fu Qing Tian, "apa itu Wu Lei?"
"Suatu perkumpulan merupakan suatu perkumpulan yang selalu mengurusi hal yang tidak seharusnya mereka urusi," jelas Zhong Hui Mie, "kantor cabang Mo Mo sudah dirusak beberapa tempat oleh mereka, beberapa kali bisnis kami pun diketahui oleh mereka dan dihadang oleh mereka."
"Apakah Xin Wu Shi Tai adalah ketua mereka?"
"Sekalipun dia bukan ketuanya, tapi dia adalah orang terpenting di perkumpulan Wu Lei,"
jawab Zhong Hui Mie, "kami menghabiskan banyak uang dan waktu hanya menginginkan agar Xin Wu Shi Tai tahu."
"Kalian membunuh Xin Wu Shi Tai, apakah tidak takut kalau Shi Xin Shi Tai membalas dendam?" tanya Huang Fu Qing Tian, "menurut yang kutahu, Xin Wu Shi Tai adalah murid kesayangan Shi Xin Shi Tai."
"Karena persiapan belum begitu matang, kami pun tidak ingin bermusuhan langsung dengan banyak orang," jelas Zhong Hui Mie, "karena itu kami baru merencanakan semua ini."
"Yang terpenting dalam rencana ini adalah harus ada seseorang yang dijadikan kambing hitam," kata Huang Fu Qing Tian.
"Betull"
"Siapakah yang menjadi kambing hitam?"
"Pastinya seseorang yang bernasib sial," jawab Zhong Hui Mie sambil tertawa, "menurutmu, sekarang ini di kota Ji Nan siapa yang paling sial?"
"Dia pasti Ren Piao Ling," Huang Fu Qing Tian pun ikut tertawa, "karena dia sial dan juga gila karena terlalu miskin, karena itu dia ingin demi diriku menolong Hua Yu Ren."


Amarah Pedang Bunga Iblis Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Benar," jawab Zhong Hui Mie, "hanya dia yang baru bisa membuat Xin Wu Shi Tai percaya kalau dia sanggup membunuh Xin Wu dan aku curiga dia adalah ketua Wu Lei."
"Mungkin juga karena dia adalah orang yang selalu mengurusi masalah orang lain," kata Huang Fu Qing Tian, "dia bermusuhan dengan Xin Wu Shi Tai. Kelak kehidupannya pasti tidak akan tenang."
"Rencana ini masih ada kegunaan lain."
"Oh ya?"
"Ren Piao Ling adalah pembunuh Xin Wu Shi Tai, kalau begitu apakah Wu Lei akan membalas dendam?"
"Itu sudah pasti."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Begitu ada gerakan balas dendam, berarti Ren Piao Ling bukan orang Wu Lei tapi dari gerakan balas dendam kita akan tahu siapa saja anggota Wu Lei."
"Betul, ini yang disebut cara memancing musuh."
"Kalau Wu Lei tidak membalas dendam, berarti Ren Piao Ling kalau bukan ketua Wu Lei, pasti dia memiliki sedikit hubungan dengan Wu Lei."
"Apakah yang mempunyai sedikit hubungan dengan Wu Lei pun harus dibunuh?"
"Kami mengira Xin Wu Shi Tai pada waktu itu akan membunuh Ren Piao Ling," kata Zhong Hui Mie, "tidak disangka di tengah-tengah berjalannya rencana ini muncul seseorang yang memancing Xin Wu Shi Tai pergi dari sana."
"Karena itu rencana kalian gagal?"
"Tidak juga, walaupun Ren Piao Ling sampai meloncat ke sungai Huang He pun, tidak bisa mencuci bersih dari tuduhan itu. Akhirnya dia pun pasti akan mati di tangan Xin Wu Shi Tai."
"Tapi dengan semakin lama waktu berlalu mungkin ada perubahan lain," kata Huang Fu Qing Tian.
"Kami pun sudah memikirkan hal ini, karena itu kami sedang membuat rencana lain lagi."
"Rencana apa?"
"Tentu saja rencana ini adalah rencana membunuh Ren Piao Ling," kata Zhong Hui Mie sambil tertawa dengan senang, "Karena kali ini orang yang dia temui hanya dengan mengangkat tangan langsung bisa mengambil nyawanya."
"Oh ya" Begitu lihainyakah ilmu silat orang itu?"
"Mungkin ilmu silatnya tidak begitu lihai tapi jika Ren Piao Ling berada di depannya, dia pasti akan berubah menjadi seperti anak berusia 3 tahun."
Sekarang Ren Piao Ling benar-benar seperti anak berusia 3 tahun.
---ooo0dw0ooo---
Di gua yang lebar hanya tinggal Ren Piao Ling, Zang Hua, dan Bai Tian Yu. Zhou Chun Yu sudah dibawa oleh Zhou Qing Qing.
Akan dibawa kemana kah dia"
Neraka" Atau tempat yang lebih buruk dari neraka"
Mereka bertiga dengan lemas terbaring di sebuah tempat tidur besar, nadi mereka tidak ditotok, gua pun tidak ada penjaga.
Sama sekali tidak perlu dijaga, sekarang mereka bertiga tidak bisa bergerak, untuk mematikan seekor semut pun tidak sanggup, mana mungkin mereka sanggup lari"
Ren Piao Ling melihat langit-langit gua. Dia menarik nafas dan berkata, "Kita sama sekali belum bertarung tapi sudah dikalahkan orang lain, keadaan seperti ini jika diceritakan kepada orang lain, siapa yang akan percaya?"
"Cara yang mereka pakai adalah cara yang paling rendah," kata Zang Hua dengan nada menghina.
"Kalah harus mengaku kalah, walaupun mereka memakai cara seperti ini toh hasilnya sama saja."
Ren Piao Ling tertawa. Dia membalikkan kepalanya melihat Zang Hua dan berkata, "Kau sudah kalah tapi sepertinya tidak mau menerima begitu saja?"
"Aku benar-benar tidak bisa terima dengan keadaan seperti ini," kata Zang Hua.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tapi sayang, kau tidak menerimanya pun sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi," Ren Piao Ling berkata lagi, "kelak hidup kita akan seperti ini terus."
Tiba-tiba Zang Hua tertawa dengan senang.
"Belum tentui"
Ren Piao Ling ingin bertanya mengapa, tapi tiba tiba dia mendengar suara alat musik tua itu.
Begitu sedih dan tidak berdaya. Suara itu datang dari atas gua.
---ooo0dw0ooo---
Sayur tidak ada yang makan tapi arak banyak yang habis diminum.
Fang Fang dengan tertawa menuangkan arak untuk Huang Fu Qing Tian, setelah menuangkan arak, Huang Fu Qing Tian tertawa dan berkata, "Kalau aku tidak salah menerka, kau adalah salah satu raja dari ketiga raja itu."
"Benarkah?" tanya Fang Fang.
"Dan kau adalah raja, tangan yang memegang kecerdasan Pai Er Bu," Huang Fu Oing Tian tidak melihat Fang Fang tapi melihat Zhong Hui Mie.
"Mengapa dia adalah Pai Er Bu?" tanya Zhong Hui Mie.
"Pai Er Bu dalam bahasa Tibet berarti kecerdasan bisa juga diterjemahkan menjudi perempuan."
Tanya Huang Fu kepada Fang Fang, "Apakah betul?"
"Untung aku pernah belajar," kata Huang Ku Qing Tian, "kau adalah Pai Er Bu. Yang lainnya adalah Duo Er Jia."
Kata-kata yang terakhir, Huang Fu Qing Tian menujukan kepada patung lilin yang berada di sebelah kanannya. Mengapa tiba-tiba dia berkata seperti itu"
Apakah di dalam patung lilin itu ada seseorang yang bersembunyi"
Kalau ada, siapa yang bersembunyi di dalam sana"
Patung lilin ini sangat kurus, kelihatannya tidak ada laki-laki yang bisa bersembunyi di sana.
Kalau bukan laki-laki pasti dia adalah seorang perempuan.
Perempuan"
Mata patung lilin itu sejak tadi tampak berkabut dan lembut tapi begitu mendengar kata-kata Huang Fu Qing Tian tiba-tiba patung itu tersenyum.
Baru tersenyum, Huang Fu mendengar suara jernih seperti lonceng.
---ooo0dw0ooo---
BAB 3 Modal taruhan yang terakhir
Begitu suara tawa terdengar, patung lilin Lin Shu Juan bergetar, lilinnya terkelupas, ternyata di dalam patung bersembunyi seorang perempuan. Dia seorang gadis yang berusia sekitar 17-18
tahun. Dia adalah Xie Xiao Yu.
Orang yang bersembunyi di dalam patung itu tak lain adalah Xie Xiao Yu. Suara dan tawanya terdengar sangat merdu, dia berkata, "Mengapa kau bisa tahu bahwa aku bersembunyi di dalam?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Patung lilin seharusnya adalah benda yang ringan. Tapi orang tadi menggotong patung lilin sepertinya sangat berat," Huang Fu Qing Tian tertawa, "patung lilin berat, artinya di dalam patung itu pasti ada benda berat."
"Benda?" Xie Xiao Yu tertawa lagi, "tak disangka ada orang yang menganggapku sebagai benda."
'Kalau kau tidak mau dianggap sebagai benda aku tidak akan menganggapmu seperti itu," kata Huang Fu Qing Tian.
Kata Xie Xiao Yu, "Mengapa tadi kau mengatakan kalau aku adalah Duo Er Jia?"
"Orang yang bisa muncul di sini pasti orang yang dekat dengan Zhong Hui Mie, kalau bukan ketiga raja langit, lalu siapa lagi?" tanya Huang Fu Qing Tian, "patung lilin itu tidak begitu gemuk, berarti orang yang ada di dalamnya pasti seorang perempuan."
Huang Fu Qing Tian membalikkan kepalanya untuk melihat Fang Fang dan berkata, "Pai Er Bu adalah perempuan, artinya dua raja langit yang tersisa hanya Duo Er Jia yang cocok sebagai perempuan."
"Duo Er Jia artinya dalam bahasa Tibet adalah kekuasaan," jelas Xie Xiao Yu, "sejak dulu kekuasaan selalu dipegang oleh laki-laki, mengapa kau bisa mengatakan kalau aku adalah Duo Er Jia?"
"Karena aku tahu seorang laki-laki pintar tidak akan memberikan kekuasaannya pada laki-laki kedua," jawab Huang Fu Oing Tian.
"Benar sekali." kata Xie Xiao Yu, "karena laki-laki lebih pemcemburu dari pada seorang perempuan."
"Ini bukan masalah cemburu, ini yang disebut dengan egois," Huang Fu Oing Tian melihat Zhong Hui Mie dan berkata lagi, "apakah kau adalah Bu Da La?"
"Bu Da La?" tanya Zhong Hui Mie dengan terpana, "mengapa aku adalah Bu Da La?"
?"Karena kau memang Bu Da La," jawab Huang Fu Oing^Tian.
"Kau adalah salah satu dari ketiga raja itu dan kau adalah Bu Da La."
"Mo Mo adalah perkumpulan yang kudirikan, mana mungkin aku adalah salah satu dari ketiga raja itu."
"Mo Mo adalah perkumpulan yang didirikan oleh Zhong Hui Mie itu memang tidak salah," kata Huang Fu Qing Tian, "tapi kau bukan Zhong Hui Mie."
"Aku bukan Zhong Hui Mie?"
"Benar, kau hanya bonekanya saja."
Kemudian Huang Fu Qing Tian berkata kepada patung lilin Zai Si, tiba-tiba dia berkata, "Tuan Zai Si, apakah kau masih menginginkan aku terus menebak?"
Tuan Zai Si" Di dalam patung lilin Zai Si ada Zai Si yang bersembunyi di sana" Pastinya bukan karena kalau Zai Si bersembunyi di dalam patung liling itu, dia akan terlihat gemuk.
%"Tuan Zai Si, apakah aku harus terus menebak?" katakana ini baru selesai, patung lilin itu sudah terdengar menarik nafas.
"Rencana kami bisa dikatakan sempurna, mengapa kau bisa mengetahuinya?" suara itu adalah suara Zai Si.
"Karena aku lupa memberitahumu," jawab Huang Fu Oing Tian.
"Lupa" Kau lupa memberitahu tentang apa?"
"Aku lupa memberitahu kepadamu kalau Zhong Hui Mie tidak minum arak."
"Tidak pernah minum arak?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dari dulu dia selalu menganggap arak adalah racun, arak sering membuat orang menjadi salah jalan dan juga membuat orang menjadi kacau," jawab Huang Fu Qing Tian, "karena itu dalam hidupnnya, dia paling tidak suka dengan arak, tapi anak buahnya malah minum arak."
"Orang yang benci minum arak mana mingkin mau minum arak pemberian orang lain"
Kata Huang Fu Qing Tian lagi, "Apalagi Zhpng Hui Mie adalah orang yang pendendam, tidak mungkin setelah dia melarikan diri dari penjara lalu menunggu selama 20 tahun baru mencariku,"
dia melihat Zai Si dan berkata lagi, "dua alasan dijadikan satu dan aku bisa menarik kesimpulan kalau Zhong Hui Mie sudah meninggal."
Patung lilin itu menarik nafas panjang kemudian melihatnya, dengan sepasang tangannya dia mengupas lilin yang menempel di wajahnya.
Ternyata Zai Si bersembunyi di patungnya sendiri, dia melapisi dirinya dengan lilin tipis maka itu dia tidak terlihat gemuk.
Setelah mengupas lilin yang menyelimuti tubuh dan wajahnya dia menuang arak ke dalam gelas kemudian bersulang kepada Huang Fu Qing Tian.
"Mari ktia bersulang," kata Zai Si, "aku selalu menganggap kau adalah musuh yang menakutkan, aku pun sebenarnya tidak mau bermusuhan denganmu,"
"Sayangnya kau sudah melakukan hal ini."
"Karena aku terpaksa melakukannya, aku minta maaf," kata Zai SI sambil menghabiskan sisa arak di dalam gelas.
Huang Fu Qing Tian pun menghabiskan araknya. "Sejak kapan kau mulai curiga kepadaku?"
tanya Zai Si. "Sewaktu datang orang-orang dari kerajaan, aku sudah memikirkan kalau Zhong Hui Mie adalah seorang yang pendendam, dia tidak akan membunuh dengan menggunakan akalnya supaya membuatku takut," jawab Huang Fu Qing Tian, "dan dia pun tahu aku bukan orang yang gampang untuk di buat takut."
"Waktu itu kau sudah curiga kepadaku?"
"Belum, waktu itu aku hanya menabak Zhong Hui Mie mungkin saja sudah mati, semua hal yang terjadi hanya karena seseorang yang meminjam namanya dan melakukan semua ini," jawab Huang Fu Oing Tian, "setelah masuk ke sini dan melihat patung lilinmu aku baru mencurigaimu."
"Baru tadi?" tanya Zai Si dengan terkejut.
"Benar," jawab Huang Fu Qing Tian, "begitu melihat patung Ulinmu, baru terpikirkan olehku, orang yang menggunakan nama Zhong Hui Mie, tidak menginginkan aku mati begitu saja."
"Oh ya?" tanya Zai Si, "mengapa dia tidak menginginkanmu mati begitu saja?"
"Dia tidak menginginkanku mati dengan cepat, dia ingin dengan pelan menyiksaku supaya aku pun mati dengan perlahan," jelas Huang Fu Qing Tian sambil melihat Zai Si.
"Mengapa aku harus melakukan semua ini?"
"Karena dia bukan Zhong Hui Mie tapi kau adalah putra Zhong Hui Mie."
Ternyata Zai Si adalah putra Zhong Hui Mie!
Setelah mendengar penjelasan itu Zai Si tidak merasa terkejut dua hanya dengan dingin melihat Huang Fu Qing Tian.
"Benar, aku adalah putra Zhong Hui Mie, aku pun tidak menginginkan kau mati dengan cepat, aku ingin kau mati perlahan-lahan semua ini sudah bisa kau terka," kata Zai Si dengan dingin,
"tapi ada satu hal yang tidak bisa kau terka."
"Apakah itu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah kau sudah bisa menerka semuanya, tapi apakah kau bisa meninggalkan tempat ini dalam keadaan hidup?"
"Dia tidak perlu menerkanya karena dia akan dengan senang hati meninggalkan tempat ini."
Suara itu ternyata suara perempuan yang muncul dari luar pintu.
Begitu Zai Si mendengar suara itu wajahnya segera berubah, karena dia mengenal suara itu yang tak lain adalah suara Xin Wu Shi Tai.
Ternyata benar yang datang adalah Xin Wu Shi Tai, setelah perkataannya selesai, dia sudah berada di tengah-tengah mereka.
Awalnya wajah Zai Si berubah tapi begitu melihat Xin Wu Shi Tai wajahnya sudah kembali seperti biasa, dia masih bisa tertawa.
"Baiklah seharusnya aku sudah harus memikirkan hal ini, kalau kau ternyata adalah ketua Wu Lei," kata Zai Si kepada Huang Fu Qing Tian.
Huang Fu Qing Tian terdiam, dia melihat Zai Si. "Hanya kau lah yang bisa memancing Xin Wu Shi Tai pergi dari kuilnya dan hanya kau yang bisa dengan diam-diam membawa Hua Yu Ren pulang ke rumah dan hanya kau yang bisa membuat Xin Wu Shi Tai percaya kalau Xin Wu bukan dibunuh oleh Ren Piao Ling," kata Zai Si.
"Dia masih setengah percaya," kata Huang Fu Qing Tian.
"Karena itu aku ingin dia datang ke sini dan dengan mata kepala sendiri melihat dan mendengar bagaimana kalian berkata yang sebenarnya." Kelihatannya Zai Si sudah kalah.
Kekalahan adalah suatu kegagalan, gagal berarti dia harus mati.
Ini semua adalah aturan dunia persilatan.
Aturan ini adalah aturan sejak ribuan tahun yang lalu, mungkin ribuan tahun yang akan datang pun akan tetap seperti itu.
Zai Si tampak tenang tidak seperti orang kalah, dia melihat Xin Wu Shi Tai lalu melihat Huang Fu Qing Tian, dengan dingin dia berkata, "Kali ini aku memang kalah, tapi aku belum kalah total,"
kata Zai Si, "karena di tanganku masih ada modal yang bisa kupertaruhkan."
Modal" Modal apa"
Tiba-tiba Xin Wu Shi Tai tertawa dan berkata, "Kau mengira kau berhasil menyandera Hua Yu Ren dan kau bisa mengancamnya?"
"Aku tahu mereka telah ditolong olehmu," kata Zai Si, "modal yang kumiliki untuk dipertaruhkan bukan dia."
"Aku tahu apa modal taruhanmu," kata Huang Fu Qing Tian, "mereka adalah Ren Piao Ling, Zang Hua, dan Bai Tian Yu."
Zai Si hanya diam, diam artinya benar.
"Tapi modalmu itu pun sudah dimenangkan oleh orang lain."
"Di dunia ini tidak ada hal yang tidak mungkin," ini adalah suara Zang Hua.
---ooo0dw0ooo---
BAB 4 Penutup Sebuah perahu keluar dari sebuah pulau dan memasuki laut yang luas.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Di atas perahu tampak ada 5 orang.
"Bagaimana Tuan tahu kalau Zhou Chun Yu itu adalah Zhou Chun Yu palsu?" tanya Zang Hua kepada Huang Fu Qing Tian.
"Aku tahu kalau Zhou Chun Yu palsu itu adalah ibu Xie Xiao Yu dan istri dari Tuan Muda Ketiga Xie Xiao Feng," Huang Fu Qing Tian tertawa, "dan aku sangat kenal dengan Xie Xiao Feng."
Zang Hua bertanya kepada Bai Tian Yu, "Mengapa dia harus menyamar menjadi ibumu?"
"Karena dia mengira kalau aku adalah putra Bai Xiao Lou," Bai Tian Yu menjawab sambil tertawa.
"Apakah kau bukan putranya?"
"Bagaimana menurutmu?"
Zang Hua bertanya kepada Ren Piao Ling, "Apakah kau kenal dengan pak tua yang bermain musik tadi dan yang telah menolong kita?"
"Ya aku tahu," jawab Ren Piao Ling sambil tertawa, "dan aku tahu kalau beliau adalah pendiri perkumpulan Wu Lei."
"Apakah beliau adalah ketua Wu Lei?"
"Benar."
Zang Hua membalikkan badannya untuk melihat Huang Fu Qing Tian dan bertanya, "Bukankah Zai Si tadi mengatakan kalau Tuan adalah ketua Wu Lei?"
"Itu hanya kata Zai Si," jawab Huang Fu Qing Tian sambil tertawa.
Dari kejauhan terdengar lagi suara musik yang menyedihkan, Zang Hua mendengar suara musik itu, dia melihat ke arah laut yang jauh, dia terdiam sebentar dan bertanya lagi, "Mengapa dia melepaskan Zai Si, Xie Xiao Yu, dan ibunya?"
"Karena dia percaya setelah mereka mendapatkan pelajaran seperti sekarang, mereka akan segera sadar," jawab Huang Fu Qing Tian.
Xin Wu Shi Tai yang sejak tadi hanya diam tiba-tiba berkata, "Karena dia adalah Xie...karena dia adalah dia."
Mengapa kata-kata itu tidak jadi dia ucapkan" Siapakah pak tua yang bermain musik itu"
Mengapa Xin Wu Shi Tai tidak jadi menyebut nama itu"
Apakah pak tua yang bermain alat musik itu bermarga Xie"
Siapa pun dia, Zang Hua percaya, kelak dia tidak akan pernah mendengar suara musik yang sedih itu lagi.
TAMAT Bandung, 16 juni 2006
Salam hormat ( See Yan Tjin Djin )
Buku persembahan See Yan Tjin Djin
yang telah terbit
Raja Naga Tujuh Bintang...............................284 hal
Darah Ksatria............................................274 hal
Golok Bergetar Lonceng Berdenting.................280 hal
Antara Budi Dan Cinta..................................415 hal
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jala Pedang Jaring Sutra.................................770 hal
Pedang Abadi.............................................116 hal
Bulu Merak...............................................136 hal
Gelang Perasa............................................139 hal
Kait Perpisahan.....:....................................155 hal
Tujuh Pembunuh.........................................178 hal
Si Pisau Terbang "Pulang"...............................96 hal
Pedang Bayangan Panji Sakti..........................494 hal
Sepasang Pedang Naga.................................277 hal
Ilmu Pedang Pengejar Roh..............................412 hal
Pendekar Sejagat.........................................301 hal
Pedang Kekasih..........................................337 hal
Dewi Ular 8 Pendekar Kelana Karya Kho Ping Hoo Harpa Iblis Jari Sakti 19
^