Duri Bunga Ju 7

Duri Bunga Ju Karya Gu Long Bagian 7


i pula hari itu ketika aku menemukanmu, aku tidak tahu kau
sudah berapa lama berendam di dalam air, tempat ini paling
dekat, makanya aku terpaksa membawamu kesini."kata
Zhan Feng menerangkan.
"Kalau begitu, dimana ini?"
"Pegunungan E Mei."
Wajah Xiao Dai sekarang tampak sangat lucu,
bayangkan saja, tubuhnya dipasang penyangga kayu yang
bentuknya aneh, mana bisa terlihat bagus"
Melihat gunung yang samar-samar, Xiao Dai dengan
wajah pahit berkata, "Ini.... ini barang yang rupanya jelek
ini, sampai kapan baru dapat dilepaskan?"
"Aku tidak berani mengatakannya, harus melihat
kesembuhanmu baru bisa ditetapkan, Menapa" Kau baru
saja bisa berjalan, apa kau sudah ingin 'lari'?" kata Zhan
Feng tidak tahu dengan sengaja atau tidak sengaja berkata
itu. "Tidak, tidak, kau salah paham, aku.... aku hanya tidak
biasa tersiksa seperti ini...."
"Apa boleh buat, kalau mau menyalahkan salahkanlah
dirimu kenapa tidak bisa menghadapi lawanmu."
Mendengar kata kata ini, wajah Xiao Dai menjadi
muram. "Kuberitahu satu berita buruk buatmu, sekarang orang
diluar semua sudah mengatakan kau sudah mati, dan Li
Yuan-wai juga sudah jadi pengkhianat Gai-bang, dia jadi
buronan...." kata Zhan Feng sambil memperhatikan wajah
Xiao Dai. "Pengkhianat" Li Yuan-wai jadi pengkhianat Gai-bang"
apa sebenarnya yang terjadi?"
Terhadap kematian dirinya, Xiao Dai sepertinya tidak
perhatian, tapi terhadap Li Yuan-wai yang menjadi
pengkhianat Gai-bang dia terkejut.
Zhan Feng tentu saja telah memperhatikan reaksinya
Xiao Dai, namun dia malah berkata, "Sepertinya Li Yuanwai
telah masuk satu organisasi yang disebut.... disebut Ju
Men." "Ju Men" (Perkumpulan Bunga Ju)" Xiao Dai menyebut
dengan pelan nama organisasi yang tidak pernah
mendengarnya ini.
Dengan ekspresi yang penuh pertanyaan, Xiao Dai
berkata, "Organisasi macam apa ini" Sepertinya tidak
pernah ada orang menyebutnya."
"Tentu saja kau tidak pernah mendengar, organisasi ini
baru muncul setelah pertempuran di Gedung Wang Jiang,
tapi akhir-akhir ini didunia persilatan sepertinya sedang
membicarakan hal ini, karena organisasi ini bukan saja
sangat misterius, juga samar-samar telah menguasai Jiang
Nan dan Jiang Bei, hingga sudah banyak orang-orang dunia
persilatan yang ternama bergabung dengan dia...."
"Lalu bagaimana cara kerja mereka" Dan apa tujuannya"
Apa hanya karena ingin mendirikan perkumpulan saja?"
Orang dunia persilatan, masalah dunia persilatan,
tadinya Xiao Dai juga orang dunia persilatan, terhadap
masalah dunia persilatan mana bisa dia tidak perhatian"
Apa lagi ketika dia tahu Li Yuan-wai juga telah bergabung
dengan organisasi misterius ini, dia tentu saja akan
bertanya. "Rincinya aku juga tidak tahu, tapi yang mereka terima
semuanya adalah orang-orang dunia persilatan yang pernah
terluka perasaannya," kata Zhan Feng.
"Ooo, sungguh sebuah organisasi aneh, aku lihat aku
sekarang ini juga adalah orang yang akan mereka terima."
Xiao Dai seperti sembarangan saja berkata, apakah dia
teringat sesuatu lagi"
Zhan Feng membalikkan tubuhnya, mungkin sekarang
keadaan Xiao Dai adalah saat yang paling serius seumur
hidupnya. "Tidak, mulai sekarang aku harus berpikir dan
selanjutnya aku tidak akan memikirkan dia lagi, disaat aku
bertarung dengan Yao Bo-nan, aku tiba-tiba merasakan aku
kehilangan tenaga, mulai dari saat itu aku sudah mengerti
semuanya. Terhadap dia aku tidak membenci, bagaimana
pun aku pernah mencintai dia sangat dalam; hanya aku
tidak mengerti mengapa dia ingin aku dengan Li Yuan-wai
mati bersamaan" Kau adalah wanita, juga teman baik dia,
apakah kau bisa beritahu aku?"
Tidak diduga wajah Xiao Dai bisa begitu serius, juga
tidak diduga Xiao Dai bisa menanyakan pertanyaan ini
pada dirinya, Zhan Feng sesaat terbengong.
"Kau sudah tidak mencintai dia?"
"Cinta?" Xiao Dai tertawa tidak bersuara berkata,
"Apakah kau bisa mencintai seseorang yang berupaya
dengan segala cara ingin membunuhmu dan orang itu
adalah teman yang paling baik?"
Mata Zhan Feng tiba-tiba terkilas sedikit rasa tidak
tenang, dia dengan gagap berkata, "Kau.... cerita hubungan
kalian aku tidak begitu jelas, makanya aku juga tidak tahu
kenapa dia bisa berbuat demikian.... dan juga, dia bukan
temanku." Kali ini Xiao Dai benar-benar seperti bodoh, dia melotot
dengan mata aneh berkata, "Dia bukan temanmu" Tapi aku
jelas-jelas melihat kau dengan dia begitu akrab...."
"Kalau akrab apa bisa dikatakan teman" Apalagi teman
bisa dibagi banyak macam, aku kenal dia, hanya karena aku
pernah mengobatinya, walau dia dimana-mana berbohong
aku adalah teman baiknya, jujur saja, selain hanya tahu dia
dipanggil Ouwyang Wu-shuang yang mempunyai suami
kaya, yang lainnya aku sama sekali tidak tahu. Dan lagi
setiap kali, dia yang mencari aku, sampai dia tinggal
dimana akupun tidak tahu, jika ini juga bisa dianggap
teman, mungkin teman semacam ini dihitung pun tidak
akan ada habisnya, karena setiap yang pernah aku obati
banyaknya sampai aku sendiri pun tidak tahu sudah ada
seberapa?"
Tidak diduga Zhan Feng dengan Ouwyang Wu-shuang
adalah 'teman' semacam ini.
Benar, teman bisa dibagi banyak macam, ada teman
sehidup semati, adajuga teman yang hanya menganggukkan
kepala, ada teman baik, ada juga teman jelek; ada teman
senasib sepenanggungan, tentu saja juga ada teman makan
daging dan arak.
Makanya orang yang berhubungan bisnis bisa disebut
teman, jadi antara tabib dengan pasien kenapa tidak bisa
disebut teman"
0ooo(dw)ooo0 Matahari senja sangat indah, tapi jika ada seorang wanita
cantik berdiri di bawah matahari senja, matanya orangorang
pasti yang terlihat hanya wanita cantiknya.
Seorang cantik yang berbohong, tentu saja kata-kata
bohongnya cantik.
Dan kata-kata bohong yang cantik ada kalanya malah
membuat orang tidak tega membongkarnya.
Apa lagi Xiao Dai, sekarang dia hanya ingin melupakan,
maka mana mungkin dia bertanya terus"
Perkataannya Zhan Feng, tentu saja Xiao Dai percaya
dan patuh, bahkan jika Zhan Feng mau dia sekarang mati,
Xiao Dai mungkin tidak akan ragu-ragu melaksanakan
keinginannya. Karena sekarang dia masih bisa hidup semua adalah
pemberian Zhan Feng.
0ooo(dw)ooo0 Zhan Feng sudah pergi lagi, dia kembali dengan terburuburu
pergi, meskipun dia sebenarnya tidak bisa pergi
meninggalkan Xiao Dai begitu saja.
Bagaimana pun korban air bah Sungai Jia Ling, ada
ribuan orang bahkan puluhan ribu orang, mereka
menunggu pertolongannya, makanya dia kembali hanya
makan satu kali, dan meninggalkan penyangga yang
rupanya aneh ini.
Untungnya sebelum dia pergi, pada Xiao Dai dia berkata
penyangga ini boleh dilepaskan saat tidur, jika tidak Xiao
Dai sungguh tidak tahu bagaimana caranya berbaring di
atas ranjang. 0ooo(dw)ooo0 BAB 18 Pedang wanita buta
Enam buah pedang.
Walau enam buah pedang ini ada di tangan enam wanita
yang matanya telah buta, tapi Li Yuan-wai tahu enam buah
pedang ini seperti mempunyai mata.
Dia pernah menghadapinya, malah dalam keadaan
telanjang bulat dia berlari mengelilingi kolam dikejar oleh
mereka. Pedangnya dingin, tapi masih tidak seberapa dibanding
salju dingin diwajarinya.
Sekarang enam orang buta itu telah mengurung Li Yuanwai,
tinggal menunggu perintah.
Walau orang buta itu wajahnya tidak berekspresi, tapi Li
Yuan-wai bisa merasakan enam orang buta ini semuanya
seperti ingin membunuh orang.
Jika ada satu saja perkataan yang tidak enak terucapkan,
tentu akan terjadi....
Pada saat ini mau tidak mau Li Yuan-wai harus
bertanya, karena jika dia tidak bertanya mungkin dia sudah
tidak ada kesempatan untuk bertanya lagi.
"Xiao.... Xiao Shuang, dimana.... dimana kau pernah
melihat aku.... di atas tubuhku...." perkataan Li Yuan-wai
tampak gugup sekali sampai satu kalimat pun dia tidak bisa
mengucapkan dengan jelas.
"Saat diranjang, apa kau kira seorang wanita gampang
melihat ciri laki-laki yang berada di atas pantatnya?"
Ouwyang Wu-shuang langsung menjawab, malah dalam
perkataannya mengandung ejekan.
"Kau.... maukah.... melihat sekali lagi"!" kata Li Yuanwai
tampak seperti dicekik lehernya, wajah dan telinga
menjadi merah. Perkataan apa ini"!
Tentu saja Li Yuan-wai sedikit pun tidak mempunyai
pikiran tidak sopan pada lawan bicaranya, dia hanya ingin
memastikan apakah dirinya betul-betul jahanam itu.
Namun perkataan yang pantas, jika diucapkan oleh
seorang tolol, biasanya malah sering menjadi perkataan
yang tidak pantas.
Li Yuan-wai tidak tolol, tapi justru tidak tahu mengapa
dia bisa mengucapkan perkataan ini.
Mungkin karena keadaannya mendesak! Maka diajadi
tidak lancar memilih perkataannya.
Setiap wanita yang mendengar perkataan tidak pantas
ini, tentu saja akan menjadi marah.
"Li.... Li Yuan-wai, kau anggap apa aku ini"! Kau kira
yang tumbuh di tempat itu bunga?" teriak Ouwyang Wushuang
dengan marah. Li Yuan-wai mengerti lawan bicaranya salah mengerti,
Li Yuan-wai sungguh ingin sekali menggigit putus lidah
sendiri, dia semakin gagap, juga semakin gelisah katanya,
"Xiao.... Xiao Shuang, aku.... aku ingin.... aku ingin...."
"Ingin"! Li Yuan-wai, aku beritahu, seumur hidupmu
jangan harap bisa mendapatkan diriku. Aku bisa
mengijinkan semua laki-laki didunia jika ingin bermain....
justru kau yang tidak boleh, aku.... aku bisa begini
semuanya karena dirimu, semua karena kau, babi, yang
mengakibatkannya, ha.... ha.... Tahan!"
Kau buka mata lihat, lihat bagaimana aku mencincang
tubuh binatang ini.
Sepasang matanya sudah menjadi semerah darah, dia
sudah seperti gila berteriak-teriak.
Untung Li Yuan-wai tidak terpikir lebih jelek, dia masih
ingin menjelaskan, tapi sudah tidak keburu.
"Bunuh....!"
Tiba-tiba Ouwyang Wu-shuang berteriak keras.
Segera enam buah pedang membentuk satu sinar dingin
menyerang depan belakang kiri kanannya Li Yuan-wai.
Kasihan Li Yuan-wai, di tangannya tidak ada besi satu
cun juga, dia hanya bisa menghindar kekiri berkelit
kekanan. Karena terlalu menyolok mata tongkat pemukul anjing
yang bertahun-tahun tidak pernah ditinggalkan sudah dia
sembunyikan, dia masih belum sempat membeli sebuah
senjata yang cocok untuknya, sampai dia bertemu keadaan
yang demikian. Untung jurus satu-satunya dia.... Delapan Belas Langkah
Gila, sudah matang dilatihnya, jika tidak, mungkin sudah
dari tadi dia tidak bisa 'menutup' enam orang wanita buta
ini. 0ooo(dw)ooo0 Jika seseorang berbuat nekad membutakan matanya
sendiri, terhadap hidup atau mati pasti sudah tawar.
Jika seorang yang tidak ingin mati bertemu enam orang
yang setiap saat tidak perduli mati, mana bisa
menghadapinya"
Di dalam hati Li Yuan-wai mengeluh, sungguh dia
bernasib tidak baik, baru saja dia bisa mengenakan baju
baru, baju barunya sekarang sudah hampir menjadi baju
hancur. "Ssst!" terdengar suara kain robek, sebuah lagi pedang
tajam telah merobek baju bagian bawahnya.
Situasi pertempuran semakin seru, dan Li Yuan-wai
semakin lama semakin terdesak.
Sekarang bukan saja bajunya sudah compang-camping,
lengannya juga sudah mendapat luka dan darah mulai
menetes keluar.
Ketika Ouwyang Wu-shuang melihat Li Yuan-wai sudah
mengeluarkan darah, hatinya menjadi kram.
Wanita macam apa ini"
Mengapa begitu melihat darah, dia jadi begitu gembira"
Li Yuan-wai bukan tidak pernah berkelahi dengan
wanita. Dia pernah bertarung dengan wanita yang hebat ilmu


Duri Bunga Ju Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

silatnya. Terhadap enam wanita yang matanya buta, dia malah
merasa sedikit tidak tega.
Tapi ketika dia merasa enam orang wanita ini ingin
mengambil nyawanya, dia mulai mengadakan perlawanan.
Tapi dia tidak ingin membunuh orang, apa lagi
membunuh wanita yang telah buta.
Makanya.... Hampir dalam waktu bersamaan, satu jeritan ngeri
terdengar. Enam buah pedang semuanya sudah jatuh di atas tanah,
tangan yang tadinya memegang pedang semuanya telah
ditusuk oleh sebuah jarum.... sebuah jarum sulam nomor
besar. Enam buah jarum ini adalah satu-satunya senjata Li
Yuan-wai, tidak diragukan lagi adalah senjata penolong
nyawanya. Jarum sulam memang bisa membelah udara tanpa
bersuara, pendengaran seorang buta biasanya lebih tajam
dan refleknya lebih cepat, tetap tidak bisa menghindar
serangan Li Yuan-wai.
0ooo(dw)ooo0 Orang yang bisa memukul anjing, kemampuan
melarikan dirinya pasti tidakjelek.
Karena sekali waktu jika anjingnya tidak kena dipukul
dan lari, maka anjingnya harus dikejar.
Li Yuan-wai telah lari, seperti mengejar anjing lari.
Orang bilang jika bertemu wanita yang sembarangan
bicara dan tidak menurut aturan, cara yang paling baik
adalah menghindarinya, lebih jauh lebih baik.
Li Yuan-wai telah bertemu dengan wanita itu, bukankah
lebih baik dia menghindarinya"
Karena bukan saja dia tidak sopan, juga telah berbicara
sembarangan. Seorang laki-laki jika sampai mau menanggalkan
celananya, untuk membuktikan dirinya tidak bersalah, tentu
saja tidak akan diterima oleh lawannya, jika dia tidak lari
masih mau menunggu apalagi"
Sambil berlari Li Yuan-wai berpikir, urusan pertama
yang akan dilakukannya sekarang adalah segera membeli
sebuah pedang atau golok.
Jika tidak dalam situasi tikus menyeberang jalan, orangorang
berteriak sambil memukul, siapa yang bisa menjamin,
dia bisa bertemu lagi persoalan yang tidak tahu ujung
pangkalnya dan bertemu orang yang juga tidak tahu ujung
pangkalnya terus menyerangnya.
Selain itu di dalam hati dia sudah mengerti, mengapa
Xiao Shuang membenci dirinya sampai sedalam itu.
Ternyata ada orang yang menyamar sebagai dirinya
untuk mendapatkan keuntungan, dan meninggalkan
kesalahan pada dirinya.
Dia tidak tahu siapa orangnya itu"
Lebih-lebih tidak tahu bagaimana sampai dia tidak
mengenal orang itu"
Tapi dia sudah memastikan satu hal, orang yang sedang
menikmati hasil perbuatannya, menunggu dirinya
membayar, pasti adalah temannya, juga teman yang tahu
dipantatnya ada apa saja.
Diam-diam dia bersumpah, dia harus menemukan
pelakunya, jika tidak, tidak mencium bau panggang daging
kambing, tubuhnya malah bau kambing.
Tapi dia tidak bisa menduga siapa yang begitu bejat
moralnya" Dan tahu tanda rahasia di atas pantatnya"
Tiba-tiba Li Yuan-wai menghentikan langkahnya.
Apa mungkin dia"!
Jika bukan dia, mengapa dirinya begitu penurut" Sampai
jika dia menginginkan dirinya bunuh diri, dia akan
melakukannya. Apakah dia yang melakukan ini"
Satu yang paling penting adalah tanda ditubuhnya
kecuali ayah dan ibunya, hanya dia seorang yang tahu.
Li Yuan-wai berdiri di bawah sinar matahari, keringat
yang mengucur malah keringat dingin.
Jika seseorang mempunyai teman yang baik,
kemungkinan teman baiknya yang bisa menjerumuskan
dirinya; yang tidak setia kawan, bagaimana bisa dia tidak
mengucurkan keringat dingin"
Pisau itu, pisau yang membunuh Kepala bagian Yao....
Ditumpukan benang yang kusut, jika bisa menemukan
kepala benangnya tentu akan mudah membereskan benang
kusutnya. Li Yuan-wai terpikir kenapa pisau yang tidak bisa
membunuh orang, bisa berubah jadi bisa membunuh orang.
Tentu Xiao Dai sengaja, dia ingin membuat dirinya
lengah, rupanya dia sudah berniat untuk membunuh
dirinya. "Bagus, bagus, Tangan Cepat Xiao Dai, anggap saja
kucuran air mataku yang begitu banyak adalah sia-sia, aku
sungguh tidak mengira kau adalah orang yang berhati
serigala, berparu-paru anjing...." Li Yuan-wai menatap
keujung langit dengan kesal memaki.
"Sialan, ini baru betul, melakukan kejahatan mendapat
balasan kejahatan, tapi kematianmu terlalu enak, malah
telah mencelakakan aku, hingga selamanya aku tidak bisa
membersihkan nama baikku, kau.... kau anak sialan, kau
sungguh pintar, walau sudah mati juga tidak membiarkan
aku hidup senang didunia, sungguh kejam, kau sialan
sungguh kejam...."
Kebencian Li Yuan-wai terhadap Xiao Dai sekarang,
mungkin jika dia bisa menemukan kuburannya Xiao Dai,
dia akan mengeluarkannya dari kuburan dan menampar dia
beberapa kali. 0ooo(dw)ooo0 Tahukah maksudnya 'Rumah bocor justru bertemu hujan
semalaman'"
Li Yuan-wai sekarang sudah mengalaminya, juga bukan
hujan kecil, tapi hujan yang lebat sekali.
Li Yuan-wai tidak mengerti mengapa setiap dirinya
berteduh dari hujan selalu bertemu dengan orang, orang
yang justru dia tidak ingin bertemu.
Walau sekarang hari sudah hampir malam, dan juga
sedang hujan lebat, ketika berdiri di dalam bangunan ini, Li
Yuan-wai melihat orang yang berbaju hitam bercadar
sedang berlari menuju kepadanya, orang ini sepertinya juga
telah melihat dirinya.
"Sangat kebetulan bukan?" kata Li Yuan-wai tertawa,
sambil menyapa orang yang datang ini.
"Orang dimana saja bisa bertemu, Hartawan Li,
kelihatannya persoalan kita siapa pun tidak bisa
menghindar," kata Orang bercadar dengan tawar sambil
masuk ke dalam bangunan.
"Aku rada ingat orang pernah memanggil kau Qin Shao
Fei, Apakah benar jika kau melakukan pekerjaan, selalu
tidak ingin dilihat orang" apa harus selalu memakai cadar?"
"Hartawan Li, aku harap ilmu silatmu sama lihaynya
seperti mulutmu."
"Iri! Kenapa! Dulu aku pernah bertarung denganmu
tanpa alasan yang jelas, mengapa sesudah lewat begitu
lama, kau masih marah juga?"
Setelah "Hem!" yang dingin sekali, orang bercadar itu
berkata, "Sebenarnya masalahnya sudah lewat dan sudah
tidak ada apa-apa, tapi mulutmu menyebalkan, hingga aku
sulit menekan amarahku, selain itu aku ingin membuktikan,
sebenarnya siapa yang bakal dipukul sampai harus mencari
kemana-mana giginya di tanah."
Ternyata dia masih ingat kata-kata ejekan Li Yuan-wai.
Saat ini Li Yuan-wai sungguh tidak ingin bertarung
dengannya, tapi melihat lagaknya, mau tidak mau dia harus
melayani. "Hai! Aku sungguh kagum padamu, mengapa kau
seorang pria besar tapi hatinya begitu kecil?" kata Li Yuanwai
mengeluh. "Jangan banyak omong kosong, Hartawan Li, hari ini
aku mau lihat siapa lagi yang akan membantumu."
"Bu.... buat apa" saat hujan ini, hanya ada kita berdua,
bagaimana kalau kita ngobrol-ngobrol saja bukankah lebih
baik" mengapa harus mengadu senjata" Lagi pula aku kan
tidak mencuri istrimu, mengapa kita harus bermusuhan?"
Makin Li Yuan-wai berkata, penyakit lamanya menjadi
kambuh lagi, tampaknya sebelum mendapat keuntungan
dari lawannya, dia belum puas.
"Hartawan Li, mulutmu penuh kotoran...."
Begitu orang bercadar berkata habis, pedang di tangan
kirinya sudah seperti sinar kilat, datang menyerang.
Li Yuan-wai mendadak berteriak aneh sambil
menghindar kesamping, mulutnya berteriak-teriak, "Hey,
hey, kau ini mengapa baru saja berkata pukul langsung
memukul...."
Gerakan tangan orang bercadar itu tidak melambat,
sambil tertawa berkata, "Aku belajar darimu, anak
kesayanganku, kau terima saja!"
"Sialan, Qin Shao Fei, kau sungguh kejam...."
Dalam sehari ini Li Yuan-wai sudah mengalami dua
perkelahian, dia belum sempat makan dan minum,
tubuhnya terasa lemas, lagi pula orang bercadar yang
dipanggil Qin Shao Fei ini memang juga tidak lemah,
pedang di tangannya pada malam hari dalam hujan ini lebih
mirip kilatan petir, sedikit pun tidak memberi ampun, terus
menyerangnya. Tentu saja siapa kalah siapa menang segera terlihat, baju
baru Li Yuan-wai yang sudah sobek dimana-mana,
sekarang jadi lebih bagus lagi, walau seorang pengemis!
Paling sedikit juga tidak seperti dia yang begitu berantakan.
"Pen.... pendekar besar.... bercadar, kau.... kau sungguh
ingin.... ingin membunuh.... sampai habis?"
Li Yuan-wai terengah-engah, meloncat kekiri
menghindar kekanan, malah sudah menyebut lawan sebagai
pendekar besar bercadar.
Tapi apa boleh buat, Qin Shao Fei tidak menggubrisnya,
dia terus menyerang.
"Tunggu, tunggu, Qin Shao Fei, walau ingin berkelahi
juga harus jelas dulu, sialan, begini tidak jelas, kaya apa
ini...." teriak Li Yuan-wai yang terdesak sampai jadi
gelisah, dia bersalto kebelakang, tidak memperdulikan
sedang hujan lebat, dia menghindar keluar bangunan.
Qin Shao Fei tampak tidak mau basah, jadi dia tidak
keluar mengejarnya, menggunakan pedang menunjuk pada
Li Yuan-wai dia berkata, "Hem! kukira kau setengah
pengemis ini punya kehebatan apa, ternyata juga hanya
begini saja, kelihatannya berita di dunia persilatan terlalu
membesar-besarkan dirimu, katakan! Hartawan Li, jika kau
ingin kentut cepat keluarkan."
Keadaan Li Yuan-wai dari kepala sampai kaki sudah
basah kuyup, dia seperti ayam di dalam kuah, berdiri di
dalam hujan, katanya, "Aku pikir aku pernah bertemu
denganmu."
Perkataannya seperti tidak ada artinya, Li Yuan-wai
tentu saja pernah melihat lawannya.
Tapi perkataannya membuat orang bercadar terkejut.
Orang sengaja menutup wajahnya tentu tidak berani
bertemu orang secara terbuka, kecuali wajahnya buruk,
alasan yang lain adalah takut orang mengenal dirinya.
Orang bercadar itu mengerti maksud Li Yuan-wai,
makanya dia sedikit terkejut.
"Kau tahu siapa aku?"
"Aku pikir aku sudah bisa menebaknya."
"Kau.... kau bagaimana bisa tahu?"
Li Yuan-wai menggelengkan kepala malah berkata, "Kau
tidak perlu bertanya, aku juga tidak akan mengatakannya."
"Kau takut apa"!"
Dengan tertawa, Li Yuan-wai berkata, "Aku tentu saja
takut, karena sekali aku mengatakannya, mungkin kau
selamanya tidak akan melepaskan aku."
"Tapi kau harus tahu, meski kau tidak mengatakannya,
aku tetap tidak akan melepaskanmu."
"Itu tidak sama."
"Mengapa tidak sama?"
"Karena sebelum aku mengatakannya, di dalam hatimu
masih ada kesangsian, curiga sebenarnya aku tahu atau
tidak siapa sebenarnya dirimu, tapi sekali aku
mengatakannya, mulai dari sekarang mungkin kau akan
terus mengikuti aku dari belakang, seperti bayangan, mau
dibuang juga tidak bisa."
Orang bercadar seperti tidak mengerti apa maksud
perkataan Li Yuan-wai, sorot matanya menunjukan tanda
pertanyaan. "Kau dan aku pernah berhubungan, kau seharusnya tahu
ilmu silat kita tidak berbeda terlalu jauh, barusan karena di
tanganku tidak ada satu cun besi, dan di dalam bangunan
juga terlalu sempit, makanya aku hanya bisa menghindar,
sekarang posisi sudah berbeda, aku diluar, kau di dalam, di
antara kita ada jarak, jika aku ingin lari, jarak ini harus kau
kejar sampai tiga hari tiga malam."
Orang bercadar itu terkejut, dia maju selangkah berkata,
"Bagaimana?"
Li Yuan-wai tersenyum, tapi mundur dulu tiga langkah
berkata, "Kau harus tahu, tidak ada orang yang mau
menggunakan waktu tiga hari, tanpa istirahat untuk
mengejar jawaban yang belum diketahui, apalagi setelah
dapat mengejar, belum tentu kau bisa membunuh lawanmu,
ini adalah alasan mengapa aku tidak mengatakannya, jika
aku telah mengatakannya, dan beruntung tepat, jangan kata
tiga hari, tiga tahun pun kau pasti akan terus mengejar
untuk mendapatkan aku, jadi bukankah aku mencari
kesulitan sendiri?"
Orang bercadar itu maju lagi selangkah, "Li Yuan-wai
yang sangat nakal."
"Hei, hei, kau jangan maju lagi! mengapa" Apakah kau
benar-benar ingin kehujanan" Baju sutra hitammu tidak
sebanding dengan baju sobekku ini...."


Duri Bunga Ju Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mulutnya berkata, Li Yuan-wai mundur lagi tiga
langkah. Maksud Li Yuan-wai sudah sangat jelas, dia sudah
bersiap-siap melarikan diri.
Orang bercadar tentu saja tahu apa yang dikatakan Li
Yuan-wai adalah kenyataan.
"Aku tidak percaya kau tahu aku siapa."
"Mengapa tidak taruhan saja?"
Melihat jarak antara dirinya dengan Li Yuan-wai
semakin lama semakin jauh, orang bercadar dengan kesal
berkata, "Hartawan Li, apakah kau begitu tidak tahu malu"
Bisanya hanya melarikan diri?"
"Melarikan diri"! Lucu, kakak bercadar, ini namanya bisa
melihat keadaan, hebat bukan" Baik, kau berikan pedang di
tangan itu padaku, kita bertarung sekali lagi, jika kau tidak
melarikan diri, aku akan bersujud memanggilmu kakek."
Sungguh tingkah Li Yuan-wai yang seperti preman ini
membuat marahnya seperti ban yang akan meletus.
Tapi perkataannya juga bukan tidak masuk akal,
sehingga membuat orang bercadar itu bengong di sana,
beberapa saat, justru tidak terpikirkan harus mengatakan
apa. "Kenapa" Apa perkataanku tepat mengenai hatimu, betul
tidak" Jika kau tidak ingin bertarung ulang, maka aku
seperti bertemu raja gunung, tidak bisa berbuat apa apa,
siapa suruh aku miskin" Lebih baik, aku pergi saja,
Bangunan rusak ini aku serahkan saja padamu!"
Orang bercadar itu tidak sudi menerima celaan ini, tapi
dia hanya bisa melihat bayangan Li Yuan-wai yang
semakin lama semakin menghilang di dalam hujan ini.
Dia tentu saja mengerti walau dia sekarang mengejarnya,
mungkin harus lima hari, malah mungkin sepuluh hari baru
dapat mengejar preman yang dikakinya tumbuh bulu ini.
Dia tidak ada waktu untuk itu, apalagi dia pikir Li Yuanwai
belum tentu tahu siapa dirinya"
0ooo(dw)ooo0 Di dalam hujan Li Yuan-wai berjalan dengan cepat.
Dia terpaksa buru-buru menghindar 'dewa penyakit
menular ini', karena dia sangat takut orang bercadar tanpa
memperdulikan apa-apa langsung mengejarnya.
Dia sendiri tahu, seorang yang kelaparan seharian mana
ada kekuatan berlari selama tiga hari" Mungkin baru berlari
tiga li sudah harus berjalan merangkak.
Tentu saja dia sendiri kesal dengan dirinya yang sedang
bernasib sial, berteduh hujan dibangunan rusak juga bisa
ada orang yang mengusirnya.
Benarkah dia tahu siapa orang yang bercadar itu"
Dia bukan dewa mana bisa tembus melihat orang"
Tapi dia percaya dia bisa mengenali orang itu.
Karena walaupun orang bercadar itu menutup wajahnya,
tapi tidak bisa menutup mata dan alisnya.
Dan dia telah menemukan di alis orang bercadar itu ada
satu helai rambut alis yang agak panjang dan warnanya
putih. Walau hanya satu helai, tapi tidak diragukan itu adalah
penemuan besar.
Dia sekarang hanya bisa berdoa, jangan sampai tanpa
sebab alis putih itu terlepas, jika tidak di kemudian hari
walau orang itu berada dihadapannya, dia tidak akan bisa
mengenal orang itu adalah orang bercadar.
0ooo(dw)ooo0 BAB 19 Keluarnya bunga Ju
Perkumpulan Bunga Ju, nama ini sangat aneh.
Anehnya seperti sebutan Wang Xiao Dai, dan Li Yuanwai.
Tapi sekarang ketenarannya telah melebihi Tangan
Cepat Xiao Dai dan Li Yuan-wai, juga telah menggetarkan
hati orang. Bagaimana juga Tangan Cepat Xiao Dai sudah mati, dan
Li Yuan-wai telah menjadi pengkhianat Gai-bang, dan
jejaknya juga sudah menghilang.
Perkumpulan Bunga Ju, perkumpulan misterius ini
mendadak muncul, dan banyak dibicarakan oleh orangorang.
Tidak ada orang yang tahu Perkumpulan Bunga Ju itu
perkumpulan apa, namun hal yang dilakukan Perkumpulan
Bunga Ju, orang yang dibunuh oleh Perkumpulan Bunga
Ju, membuat orang merasa Perkumpulan Bunga Ju adalah
perkumpulan yang menakutkan.
Tentu saja perkumpulan yang bisa membunuh, membuat
orang merasa Perkumpulan Bunga Ju adalah perkumpulan
kuat yang menyeramkan.
Dia kuat karena dia tidak takut pada yang berwajib,
sampai banyak orang dari aliran besar dan perguruan besar
dia pun berani membunuhnya.
Dia menyeramkan, karena dia membunuh orang tanpa
pandang bulu, dan orang yang dibunuh, disisi mayatnya
selalu ditinggalkan lambang sekuntum bunga Ju supaya
orang yang melihat.... tahu orang ini dibunuh oleh
Perkumpulan Bunga Ju.
Lambang bunga Ju banyak macamnya, ada yang terbuat
dari kain perak, terbuat dari besi, malah ada yang dari
sekuntum bunga Ju asli.
Jika dihitung-hitung selama setengah bulan ini
Perkumpulan Bunga Ju sudah membunuh banyak orang
juga telah melakukan beberapa gerakan, antara lain,
.... Dari Wu Dang murid nomor satunya Pedang Qing Ji
Xiao Qing, ditemukan telah mati. Ditinggalkan sebuah
bunga Ju besi. .... Perkumpulan Perairan Chang Jiang putra ketuanya
Ba Jiao Lin Wei Min, ditemukan telah mati. Ditinggalkan
sekuntum bunga Ju perak.
.... Kupu-Kupu Bunga Shi Tu Lang, ditemukan mati.
Ditinggalkan sekuntum bunga Ju besi.
.... Serigala Wajah Putih Chen Ji Ping, ditemukan mati.
Ditinggalkan sekuntum bunga Ju putih.
.... Yang paling menggemparkan adalah kematian
seorang yang disebut Laki-Laki Besi, karena Laki-Laki Besi
Zhou Lian Shan adalah kepala pelatih tujuh provinsi
diselatan, ditemukan mati, Ditinggalkan juga sekuntum
bunga Ju putih.
Semua orang yang mati ini ada perompak besar disungai,
ada pemerkosa, malah ada orang orang golongan putih,
semua membuat orang jadi tidak mengerti.
Jadi tidak ada orang yang tahu Perkumpulan Bunga Ju
adalah aliran putih atau aliran hitam.
Hanya ada satu ciri yang dapat dipastikan yaitu di antara
orang-orang yang mati, ilmu silat orang-orang itu termasuk
pesilat tinggi, dan malah pesilat tinggi kelas satu.
Perkumpulan Bunga Ju bisa membunuh pesilat tinggi
seperti ini, tentu saja adalah perkumpulan yang kuat.
Mengenai pekerjaan yang telah dilakukan perkumpulan
ini, malah membuat orang tidak mengerti, karena yang dia
lakukan semuanya adalah pekerjaan sosial.
.... dalam musibah air bah Jiang Xi, Perkumpulan Bunga
Ju menyumbang perak, tiga puluh ribu liang.
.... dalam musibah kekeringan di An Hui, Perkumpulan
Bunga Ju menyumbang perak tiga puluh ribu liang.
.... pada musim gugur digunung Wu Tai Perkumpulan
Bunga Ju membagi-bagikan beras putih dua puluh ribu shi.
.... di residen Qing Ping menyumbang pada fakir miskin
perak putih sepuluh ribu liang.
.... Dan juga banyak lagi memperbaiki jembatan,
menambal jalan raya, membangun tanggul dan lain-lain,
uang yang disumbangkan juga sulit dihitung banyaknya.
Semua uang yang disumbangkan tertanda Perkumpulan
Bunga Ju. Ada perkumpulan yang membunuh orang baik dan
orang jahat, ada perkumpulan yang kekayaannya begitu
besar dan melakukan pekerjaan sosial, apakah Perkumpulan
Bunga Ju bisa tidak dibicarakan, disebarkan orang"
Ada orang yang memuji-muji Perkumpulan Bunga Ju,
karena dia menolong orang tidak terhitung banyaknya.
Ada juga orang yang ketakutan terhadap Perkumpulan
Bunga Ju, karena takut dirinya adalah sasaran pembunuhan
berikutnya. Juga ada orang yang sangat memikirkan bagaimana
membalas dendam pada Perkumpulan Bunga Ju, karena dia
telah membunuh familinya.
Namun tidak ada orang yang tahu sebenarnya
Perkumpulan Bunga Ju itu terdiri dari siapa saja" Dan siapa
pemimpinnya" Dimana pusat perkumpulannya"
Sehingga Perkumpulan Bunga Ju jadi seperti roh yang
gentayangan, setiap waktu bisa ada dimana saja.
Perkumpulan Bunga Ju juga membuat dunia persilatan
bergolak, orang-orang dunia persilatan tergoncang.
0ooo(dw)ooo0 Li Yuan-wai kembali berdandan lagi.
Dia sekarang kelihatan seperti hartawan yang jika palsu
dijamin boleh ditukar.
Topi hartawan, sepatu sol tebal dengan tulisan Fu,
ditambah mantel kain sutra berwarna blue safir, tangannya
mengipaskan kipas gagang giok beranyam emas, lalu
supaya dirinya lebih tampak seperti hartawan, tangannya
yang lain malah menggenggam bola besi, sambil jalan,
sambil tidak berhentinya memutar-mutar bola besi.
Dari sepuluh jarinya, sudah ada delapan jari memakai
cincin batu pusaka yang rupanya berbeda-beda, dan besar
kecilnya juga berbeda-beda.
Hanya untuk dandanan ini saja, cek lima ribu perak yang
ditinggalkan oleh Yuan Ershao untuk dia, sudah habis lebih
dari setengahnya.
Hatinya sakit karena telah menghabiskan uang cukup
banyak untuk merobah penampilannya, namun dia terpaksa
melakukannya. Karena disetiap kota pasti ada pengemis, malah ada
cabangnya Gai-bang, dia ingin menghindar dari incaran
Gai-bang, maka dengan berdandan sebagai seorang
hartawan dia tentu bisa mengelabui orang.
0ooo(dw)ooo0 Dia menelusuri jalan raya, tujuannya ke Jun Shan di
telaga Tong Ding.
Hanya karena dia semenjak kecil tidak pernah naik
tandu, tidak naik kereta, juga tidak naik kuda. Makanya dia
jadi tidak tahu berjalan dari sini sampai ke Jun Shan
memerlukan waktu berapa lama baru bisa sampai.
Bagusnya Yuan Ershao tidak berpesan pada dia harus
cepat-cepat sampai, juga tidak dibatasi waktunya, asalkan
dia pergi ke Jun Shan, dia harus melihat rumah orang
tuanya dan nyonya Yuan Dashao, dan ada perubahan apa
saja di sana. Maka dia mengipas-ngipas dan berjalan kaki sebagai
pengganti kereta, juga supaya pantas kelihatannya dia
menengok kekiri melihat kekanan.
Tentu saja semua orang ingin dipuji, tapi semuanya takut
memakai baju mewah berjalan di malam hari.
Mungkin buat seumur hidup Li Yuan-wai, hanya
sekarang dia bisa berpakaian paling mewah, dan
mempunyai uang emas paling banyak, maka dia mencoba
memamerkan dan membanggakan.
Tampaknya jika bisa dia ingin memberi tahu semua
orang bahwa dialah Li Yuan-wai....!
Disepanjang perjalanan dia sudah melihat banyak muridmurid
Gai-bang, malah dia juga pernah melemparkan
beberapa uang receh pada mangkuk mereka.
Sampai dia sendiri juga merasa geli, karena tidak ada
satu pun pengemis yang melihat dia dua kali, tentu saja
tidak ada orang yang mengenal dia 'Pusaka Gai-bang',
'Ketua Pengawas Honorer' yang sekarang jadi buronan.
Angin cepat, tapi tidak secepat berita di dunia persilatan.
Angin dingin, tapi tidak membuat orang lebih dingin dari
pada dua orang gila yang berkata-kata gila.
Li Yuan-wai telah lelah berjalan tentu saja dia harus
istirahat, memang dia juga suka makan, apalagi ketika
membaca merk restoran 'Gedung Memuaskan'.
Masakan 'Gedung Memuaskan' memang memuaskan
orang. Hanya sayang, saat Li Yuan-wai mendengar percakapan
dua orang ini dia merasa tidak puas.
Bukan saja tidak puas, malah ada sedikit perasaan seperti
makan tapi tidak tahu rasanya dan sulit menelannya.
"Kabarnya Gai-bang menghadiahkan uang sepuluh ribu
liang untuk kepalanya Li Yuan-wai."
"Itu apa anehnya, aku masih mendengar Perkumpulan
Bunga Ju menghadiahkan uang sepuluh ribu liang untuk
jejaknya!"
"Ooo.... Ini adalah kesempatan untuk jadi kaya, sialan,
tidak tahu anak kura-kura itu bersembunyi di goa mana...."
"Coba pikir, jika aku tahu ada orang mau mengeluarkan
hadiah sebesar itu untuk nyawaku, apalagi itu adalah
'Perkumpulan Bunga Ju' dan 'Gai-bang', aku sudah dari
dulu mencari pohon yang miring, menggantung diri saja,
menghindar nanti hidup tersiksa...."
"Kau tidak mengerti, Gai-bang ingin membunuhnya
karena dia melakukan perkosaan, dan juga mencelakai
sesama anggota, berniat merebut kekuasaan, mengenai
Perkumpulan Bunga Ju! He.... he.... aku juga tidak tahu."
"Kau ini sialan, ini kan omong kosong"! Gai-bang ingin
membunuhnya itu sih semua orang juga tahu, yang ingin
aku tahu tentu saja kenapa Perkumpulan Bunga Ju juga
mencari dia...."
"Aku kan bukan orang dari Perkumpulan Bunga Ju,
mana aku bisa tahu mengapa Perkumpulan Bunga Ju
mencari dia?"
"Kabarnya Perkumpulan Bunga Ju sangat misterius,
ini.... ini jika ada orang bisa mendapatkan dia lalu kemana
mengambil hadiahnya"!"
"Kau tenang saja, asal kau bisa menemukan bocah yang
berdosa pada leluhur, pemerkosa yang tidak bisa diampuni
dalam sepuluh dosa itu, asal menggantungkan tiga lentera
merah di sembarang tempat dibenteng gerbang kota,


Duri Bunga Ju Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dijamin tidak lewat dua jam, tentu akan ada orang yang
menghubungimu, kenapa"! Kau bocah, jika punya kabar
jangan dimakan sendiri!"
"Aku mana ada keberuntungan seperti itu" Tapi
selanjutnya aku akan lebih memperhatikan pengemis yang
pendek dan gemuk, siapa tahu keberuntunganku berubah,
bisa menemukannya, siapa yang tahu...."
"Benar juga kata-katamu, Li Yuan-wai sekarang sudah
berubah menjadi balok emas, setiap orang berebut
menginginkannya...."
Percakapan selanjutnya sudah tidak ada yang harus
didengar lagi. Tapi Li Yuan-wai jadi mendapat lebih banyak berita
mengenai munculnya Perkumpulan Bunga Ju di dunia
persilatan. Sambil mengusap-usap belakang kepalanya, Li Yuan-wai
sungguh tidak mengerti kepalanya ini yang dikatakan bulat
ya tidak bulat dikatakan pesegi ya tidak pesegi, masih bisa
begitu berharga.
Gai-bang menginginkan dirinya dan memberi hadiah
masih bisa masuk akal, Perkumpulan Bunga Ju, mainan
apa lagi" bagaimana ceritanya"
Dia tidak terima sejak kapan ada orang dari belakang
berani memaki dirinya adalah pemerkosa, ditambah anak
kura-kura. Siapa pun orangnya jika mendengar ada orang
dihadapan dirinya mengkritik dirinya demikian, walau yang
ada di depan dirinya ada ati naga empedu Feng mungkin
tidak akan timbul selera makan sedikit juga.
Menatap dua orang itu yang preman kelas sembilan,
hanya cukup menggunakan dua jari saja dia sudah cukup
bisa membunuhnya, tapi Li Yuan-wai sedikit emosi juga
tidak ada. Walau di dalam hatinya dia sudah memaki-maki dua
orang itu, dari atas kepala sampai kekaki lebih dari sepuluh
kali, tapi begitu bertatapan, Li Yuan-wai menampilkan
tawa yang bersahabat.
Disaat begini dia mana mungkin bisa mengaku bahwa
dirinya adalah anak kura-kura seperti yang dikatakan
mereka" Setiap orang pasti punya satu refleksi, ketika melihat ada
orang tersenyum pada dirinya, pasti akan melihat dua kali
padanya. Makanya dua orang preman kelas sembilan itu, terusterusan
melihat Li Yuan-wai yang terhalang dua meja,
dengan tanpa tahu sebabnya tertawa bengong kearahnya,
mereka melihat dia dua kali, lalu bersama-sama bangkit
berdiri, juga bersamaan berjalan menuju Li Yuan-wai.
0ooo(dw)ooo0 Mungkin dua orang itu telah melihat Li Yuan-wai yang
berpakaian mewah dan banyak perhiasannya.
Mungkin senyumnya Li Yuan-wai membuat dua orang
itu menanggalkan permusuhan.
Pokoknya wajah yang tadinya penuh dengan
permusuhan, sekarang sudah berubah menjadi wajah yang
tersenyum. "Tuan, apakah kita sudah pernah kenal?" kata Pria kurus
kecil yang disebelah kiri.
Kenal" Telur kura-kura baru kenal kalian." Pikir Li
Yuan-wai di dalam hati, tapi dirnulutnya tidak mengatakan
demikian. "Oww, anda ini.... anda ini aku rasanya pernah bertemu
entah dimana, wajahnya sangat hafal, hanya dalam sesaat
tidak bisa mengingatnya, kau marga...."
"Aku marga Huo, Huo Huai, Tuan ini, aku.... aku juga
merasa wajahnya hafal sekali." Yang dipanggil Huo Huai
sambil berkata, sepasang mata tikusnya melihat delapan
cincin batu pusaka di tangannya Li Yuan-wai.
Li Yuan-wai berpikir di dalam hati, 'nenekmu, sungguh
telah melihat setan, hafal wajahnya kentut, aku lihat kau
mungkin hafal terhadap cincinku."
Sengaja menggoyangkan jarinya, Li Yuan-wai
bertingkah seperti sangat akrab berkata, "Ah! Aku ingat
sekarang, saudara Huo, betul, betul, kau marga Huo, tidak
salah, tidak salah, kalau yang ini adalah...."
Seorang lagi laki-laki yang bermata segi tiga, begitu
mendengar Li Yuan-wai menanyakan dirinya, buru-buru
dia memperkenalkan diri berkata, "Aku marga Li, Li huruf
delapan belas, Li Gui-qiu."
"Saudara Li, sudah lama dengar, sudah lama dengar."
Li Yuan-wai mulutnya tertawa, tapi dihatinya berkata,
"Li Gui-qiu, sialan, nanti kau baru tahu kau akan bersujud
minta ampun pada aku."
Merasa dihormati, dua orang bersama sama berkata,
"Kalau anda...."
"Oww, kalian lihat, aku malah lupa memperkenalkan
diri sendiri, he he.... maaf, maaf, aku marga Zheng, Zheng
yang artinya rapih, Zheng Yuan Wang.... he he.... Zheng
Yuan Wang, kalian berdua silahkan duduk, silahkan
duduk...."
Tentu saja harus duduk, masa tidak melihat bola mata
dua orang itu sepertinya hampir saja tertempel pada
delapan cincin batu pusaka di jari itu.
Huo Huai sambil duduk, sambil mencoba mempererat
hubungan berkata, "Saudara Zheng, margamu sungguh
jarang sekali!"
"Anakku, mempermainkanmu, apa salah" Bagaimana
bisa tidak jarang?" Li Yuan-wai berpikir sampai di sini
hampir saja tidak tahan tertawa keluar.
Orang bilang jika arak bertemu dengan peminum, seribu
cangkir juga masih merasa kurang, ada juga yang
mengatakan dirantau orang ketemu kenalan lama.
Juga tidak tahu tiga orang ini bagaimana bisa jadi
berhubungan, jadi orang satu kampung.
Juga tidak tahu apakah mereka kesal karena bertemunya
terlambat. Pokoknya teko arak sudah bertumpuk di meja,
percakapannya juga sudah banyak.
Sekarang Li Yuan-wai sudah tahu tidak sedikit apa yang
terjadi di dunia persilatan dari mulut kedua orang ini.
Melihat sudah waktunya jadi mabuk, dengan beralasan
pergi ketoilet, Li Yuan-wai memuntahkan seluruh arak
yang tadi diminum setetes pun tidak disisakan.
Setelah kembali ketempat duduk, Li Yuan-wai tengkurap
di atas meja, mmm, tampangnya itu sungguh persis seperti
mabuk tidak alang kepalang.
"Saudara.... saudara Zheng, hari ini bisa.... bisa
berkenalan dengan anda adalah.... adalah
keberuntunganku, biar.... biar aku saja.... saja aku yang
traktir." Huo Huai walau lidahnya sudah jadi besar, tapi dia
tetap melihat terus jari orang.
"Betul.... betul.... biar kami.... bayar dulu bonnya lalu....
lalu antar saudara.... saudara Zheng pu.... pulang...."
Ternyata Li Gui-qiu tidak berbeda jauh, hanya tidak tahu
dia siap mengantarkan Li Yuan-wai pulang kemana" Apa
kota mati tidak berdosa" Atau kuburan umum?"
"Jika ada orang mengundang, Li Yuan-wai pasti hadir."
Ini adalah satu hal yang semua orang tahu.
Apalagi semula Li Yuan-wai sudah mempersiapkan,
membiarkan dua orang ini membayarnya.
0ooo(dw)ooo0 Malam dingin seperti air, angin dingin menusuk kulit
orang. Huo Huai dan Li Gui-qiu dua orang begitu keluar dari
'Gedung Memuaskan', segera ditiup angin dingin, sudah
lebih sadar. Mereka sekarang sedang membopong Li Yuan-wai dikiri
kanan berjalan menuju karah tempat yang orangnya sedikit
dan sepi. Ketika Huo Huai diam-diam beberapa kali mencubit Li
Yuan-wai, tidak melihat dia bereaksi, maka tertawalah dia,
tertawanya begitu dingin sekali.
Diluar kota di dalam sebuah hutan pohon Bai Yang
besar dan gelap....
"Aku lihat di tempat ini saja, bagaimana?" kata Li Guiqiu
sambil melihat kesekelilingnya.
"Baik, aku lihat di tempat ini sungguh tepat, sialan bocah
ini sungguh berat, dia menindih aku sampai susah
bernafas...."
Melepaskan Li Yuan-wai, Huo Huai sambil menggosokgosok
pinggang, sambil memaki lagi, "Sialan, kau lihat
bocah ini sungguh seperti seekor babi mati, he.... he.... he....
didunia ini dimana ada makanan yang gratis."
Li Gui-qiu saat ini juga dengan bangga tertawa memaki,
"Memang, bocah ini sungguh bisa minum, makan, sekali
makan sudah menghabiskan kita sepuluh liang perak,
sialan, dengan uang sepuluh liang perak orang bisa cukup
membiayai hidup selama sepuluh hari, dia malah sekali
makan menghabiskan semua...."
"Lao Li, kau tidak perlu menyebutnya lagi, nanti kau
akan mendapat ganti."
Huo Huai dikiri, Li Gui-qiu dikanan. Mereka berdua
masing-masing memegang sebelah tangan Li Yuan-wai
sedang dengan sekuat tenaganya hendak melepas cincin di
jarinya. "Sialan, gemuk mati ini jarinya begitu besar, ini.... ini
bagaimana melepasnya...."
"Kau benar mengatakannya, Lao Li, kau keluarkan belati
disepatu itu, langsung potong saja mungkin akan lebih
mudah...."
Huo Huai juga sudah mencoba memaksa melepaskan
cincin di jari selama setengah harian, keningnya sudah
tampak berkeringat, tapi satu cincin pun belum bisa
tercabut, sehingga dengan kesal berkata begitu.
Sebuahh pisau yang berkilau, sepasang mata yang
berkilau. Pisau yang berkilau tapi tidak seterang sepasang mata
yang seperti air dimusim gugur.
Sorot matanya seperti pisau, di dalam tawan ya juga
seperti tersembunyi pisau yang tidak terhitung banyaknya.
Pisau yang tidak berbentuk, malah lebih menakutkan
dari pada yang benar-benar pisau, Trang terdengar suara
pisau jatuh ke tanah.
Seperti melihat setan, tangan Li Gui-qiu yang memegang
pisau sudah kosong, dan dengan suara gemetar berkata,
"Kau.... kau...."
Huo Huai yang menundukkan kepala sedang berusaha
melepaskan cincin, mendengar suara Li Gui-qiu yang tidak
normal, hatinya merasa aneh tapi matanya tidak diangkat
hanya berkata, "Apa kau sudah melihat setan" Cepat
pungut pisaunya...."
Li Yuan-wai menarik tangannya, sambil mengeluh
berkata, "Hai! Budaya sudah merosot, hati orang sudah
seperti dulu...."
Ketika tangan lawan terlepas dari pegangannya, semula
Huo Huai masih mengira orang hanya membalikkan
tubuhnya dalam mabuk, tapi ketika dia mendengar ucapan
Li Yuan-wai, dia jadi seperti ditusuk jarum, mendadak
mundur beberapa langkah.
Dia seperti melihat setan, membelalakkan mata tikusnya,
dengan tergagap-gagap berkata, "Kau.... kau tidak....
mabuk"! Atau.... atau kau sudah sadar"!"
Li Yuan-wai menggeliat sekali, dengan malas berkata,
"Aku tidak minum arak mana bisa aku mabuk" Jika aku
mabuk mungkin tidak akan bisa sadar lagi!"
"Ba.... bagaimana bisa"! Kami jelas jelas.... jelas jelas...."
kata Huo Huai dengan serak.
"Jelas-jelas melihat aku minum arak betul tidak" Dan
melihat aku banyak minumnya benar tidak?" kata Li Yuanwai
hi hi tertawa. Dua orang itu bersamaan menganggukkan kepala,
karena mereka sungguh tidak mengerti sebenarnya apa yang
terjadi, dan juga ingin tahu sebabnya.
"Sudah dimuntahkan, aku memuntahkan arak yang telah
aku minum, hanya itu."
"Kalau.... kalau begitu kau pura-pura mabuk...." kata
Huo Huai walau terkejut, tapi tidak hilang ketenangannya.
"Jangan berkata begitu tidak enak didengar, boleh tidak"
Pura-pura mabuk bagaimana pun jauh lebih baik dari pada
kalian tukang merampok dan membunuh...."
"Kau sudah tahu siasat kami"!" kata Li Gui-qiu
ketakutan. "Hai! jujur saja kukatakan kau tadi meraba-raba juga
memencet dan mencubit setengah harian, diawalnya, aku
masih tidak tahu maksud kalian, tapi begitu melihat kau
mengeluarkan pisau ingin memotong tanganku baru aku
mengerti maksud kalian sebenarnya...." kata Li Yuan-wai
mengeluh, sedikit rada 'edan'.
Huo Huai, Li Gui-qiu tidak berpenyakit, mana mungkin
tidak mengerti arti perkataan Li Yuan-wai"
Mungkin mereka mengira Li Yuan-wai adalah hartawan
muda, dan kambing yang gemuk, sama sekali tidak
terpikirkan yang lain, juga tidak menganggap lawan berat.
Huo Huai dengan dingin berkata, "He.... he.... jika kau
sudah tahu maksud kami, mengapa tidak langsung saja?"
Li Yuan-wai dengan wajah aneh melihat mereka,
mendadak dia berteriak, "Huo Huai, aku lihat kau sungguh
telah melihat setan, berniat melakukan kejahatan pada aku
Li Yuan-wai, kalian tidak mencoba cari tahu...."
Li Yuan-wai"! Jika dia adalah Li Yuan-wai, buat apa
mencoba mencari tahu"
"Li Yuan-wai"! Kau ini Li Yuan-wai yang mana" Kau....
kau ini bukan dipanggil Zheng Yuan Wang...." Li Gui-qiu
kali ini jadi ketakutan.
"Anakku, sampai kata Zheng Yuan Wang juga kau tidak
mengerti" Bodoh, sungguh bodoh...." kata Li Yuan-wai
sampai tertawa.
Dua orang itu bersama-sama membacanya dua kali,
benar.... Orang sungguh-sungguh datang untuk Zheng Yuan
Wang.

Duri Bunga Ju Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Nama orang, bayangan pohon.
Namun di bawah keserakahan dan mendapat untung
besar dua orang seperti sudah lupa lawan mereka adalah Li
Yuan-wai. Melihat tingkahnya, mereka malah memandang Li
Yuan-wai sebagai 'hartawan kambing gemuk' yang
menunggu disembelih.
0ooo(dw)ooo0 Wajah dua orang itu gembira dan sorot matanya bersinar
melihat Li Yuan-wai, mmm, seperti menemukan balok
emas. Li Yuan-wai bukan seorang idiot, mana mungkin tidak
melihatnya"
"Anakku, kalian.... tampang kalian sekarang sepertinya
anjing menemukan tulang, sungguh menakutkan orang...."
"He he.... Li Yuan-wai, betul, betul, kau adalah Li Yuanwai,
sedikit pun tidak salah, teman, bagaimana kalau kita
berdamai...." kata Huo Huai dengan licik tertawa.
Li Yuan-wai memiringkan kepala, berpikir apa orang ini
punya penyakit atau tidak"
Di dalam hatinya dia juga merasa sial, karena kejadian
ini, jika diwaktu dulu tidak mungkin akan terjadi keadaan
seperti sekarang.
Apakah sekali orang mengalami kesialan maka sampai
satu preman kelas sembilan pun berani menganggap enteng
dirinya" Apakah dirinya benar-benar telah menjadi anjing di
rumah duka, hingga setiap orang bisa menghinanya"
Begitu terpikir kesialan yang diterimanya beberapa bulan
ini, Li Yuan-wai menjadi marah sekali sampai tertawa keras
berkata, "Ha ha.... ha! bagus, bagus, hebat, hebat, boleh,
tentu saja boleh, katakan saja! Mau bagaimana
berdamainya?"
Li Yuan-wai yang marah besar sampai tertawa, malah
membuat hati dua orang itu bergetar, sepertinya baru sadar
lawannya orang yang bagaimana.
Sehingga dua orang tidak berani menjawab.
Seperti angin ribut, empat tinju, dua kaki, sekaligus
dalam waktu bersamaan, semua dipukulkan pada Li Yuanwai,
juga ditendangkan pada Li Yuan-wai, pada permulaan
serangan mereka.
Penyerangan datangnya cepat, selesainya pun cepat.
Setelah sekian lama, akhirnya Li Yuan-wai bertemu
lawan yang bisa dikalahkannya, bukan satu orang, malah
dua orang sekaligus.
Tapi di dalam hati Li Yuan-wai sedikit pun tidak
gembira, malah sebaliknya merasa sedih.
Bagaimana dia tidak sedih"
Dua orang ini hanyalah preman kelas sembilan, paling
banter hanya mengerti sedikit tinju dan tendangan.
Dua orang itu setelah mendapat dua sampai tiga puluh
tamparan keras, wajahnya pasti jadi seperti roti.
Setelah Li Yuan-wai memukul, Li Gui-qiu bersujud
minta ampun, Huo Huai mencari giginya kemana mana
dan melarikan diri.
Sepatah kata pun dia tidak mengatakan apa-apa, terus
saja kabur. Kerena dia sudah kehilangan selera mempermainkan
mereka lagi. Dua orang yang tidak bisa membuka mata ini, tidak tahu
dan tidak mengerti mereka sudah diambil kembali dari
pintu neraka"
Tampak mereka memegang wajahnya sambil melihat
bayangan Li Yuan-wai yang menghilang, sorot matanya
tetap masih tidak bisa ditarik kembali.
Untuk berterima kasih" Atau menyesal"
Menyesal perak yang putih-putih itu, mengikuti
bayangan Li Yuan-wai, hilang dikegelapan malam.
0ooo(dw)ooo0 Seorang bisu boleh tidak bicara.
Tapi menginginkan seorang yang biasa bicara seharian,
tidak boleh bicara adalah satu hal yang menyusahkan.
Buat Xiao Dai yang biasanya banyak bicara, orang yang
banyak bicara ini, bisa bertahan berapa lama menahan tidak
bicara" Hari ini baru saja habis makan, Xiao Dai sudah tidak
tahan, dia memanggil Qi Hong dan berkata, "Kak Qi Hong,
bolehkah kau temani aku ngobrol?"
Qi Hong tertawalah, tertawanya seperti gadis besar
berusia tujuh, delapan belas.
"Boleh! Kau ingin bicara apa?"
"Bicara apa saja juga boleh. Aku sudah hampir jadi gila
menahannya."
"Betulkah" Beberapa hari ini aku lihat kau kurang
memperhatikan orang, tadinya aku mengira kecuali dengan
nona kami dengan siapa pun kau malas bicara!"
Xiao Dai tertawa pahit berkata, "Aku.... aku minta maaf,
karena.... karena...."
"Aku tahu, karena terhadap wanita kau sudah merasa
putus asa dan tidak gairah betul tidak?"
"Kau.... kau, bagaimana bisa tahu"!"
"Kau sendiri yang mengatakannya!"
"Aku yang mengatakannya"!" Xiao Dai sungguh tidak
ingat kapan dia pernah mengatakannya.
"Disaat kau baru saja datang kesini terus dalam keadaan
tidak sadar, tapi kau terus mengigau 'aku benci kau, kau
telah membohongi aku' dua kata ini," kata Qi Hong sambil
tertawa. Perkataan dalam mabuk dan perkataan dalam mimpi
memang adalah perkataan yang orang lain bisa mendengar,
diri sendiri tidak bisa mendengar.
Jika ingin memahami pikiran seseorang, hanya dalam
keadaan mabuk dan mimpi baru dapat memastikan bahwa
perkataannya jujur.
Wajah Xiao Dai menjadi merah.
Bagaimana pun perkataannya sewaktu mimpi jika
seseorang mengatakan dihadapannya sendiri, sedikit sekali
orang yang wajahnya tidak merah, apa lagi dua perkataan
ini memang bisa membuat wajah menjadi merah.
"Dai.... Tuan muda Dai." Qi Hong melirik sekali pada
Xiao Dai berkata, "Dia.... dia itu wanita macam apa"!"
Sebuah pertanyaan yang sulit dijawab oleh Xiao Dai,
mana bisa dirasakan oleh Qi Hong.
Sepertinya terjatuh ke dalam nostalgia, wajah Xiao Dai
tampak berubah-rubah dengan cepat, ada gembira, ada
sedih, ada kebengongan lebih-lebih ada rasa putus asa.
Pelan-pelan, dengan kaku, Xiao Dai berjalan ke depan
jendela. Qi Hong mendadak sadar dirinya telah mengajukan satu
pertanyaan yang tidak seharusnya ditanyakan, tapi ini juga
satu hal yang dia sangat ingin tahu, mana bisa dia menahan
diri tidak menanyakannya"
Tidak tahu sudah lewat berapa lama, tahu-tahu di dalam
rumah sudah bertambah gelap, baru saja Qi Hong
menyalakan lampu....
"Dia adalah seorang wanita, seorang yang bisa membuat
aku gila, dan bersedia mati demi dia.... bersamaan itu dia
juga setan, setan yang siapa pun tidak akan bisa
menyadarkannya...." kata Xiao Dai dengan berat.
Qi Hong dengan tidak mengerti berkata "Iii" sekali,
dengan perlahan berkata, "Ma.... maaf, aku pikir aku telah
salah bertanya, pasti membuat kau se.... sedih."
"Aku yang menahanmu, aku yang ingin bicara
denganmu...." kata Xiao Dai tetap tidak membalikkan
tubuhnya, juga sepertinya sedang mengingat-ingat.
"Apa dia.... dia telah membohongimu, sampai kau begitu
membenci dia?"
Qi Hong kelihatannya ingin sekali mengetahui
segalanya. Bukankah setiap wanita suka sekali menanyakan
perasaan orang lain"
Atau memang dia tidak mempunyai bahan percakapan
lain" 0ooo(dw)ooo0 Mungkin karena Xiao Dai tidak dapat mencari orang
untuk diajak bicara.
Atau mungkin juga dia hanya bermaksud melampiaskan
kekesalan yang sudah menumpuk di dalam hatinya.
Atau mungkin dia sudah lupa dia itu siapa.
Dia sudah menceritakan hubungan antara dia dan
Ouwyang Wu-shuang dan Li Yuan-wai, juga di antaranya
hubungan yang rumit itu.
Dia menceritakannya dengan tenang, sepertinya sedang
menceritakan hal yang semua orang sudah tahu.
Tapi Qi Hong dengan tekun mendengarkan, saking
asyiknya sampai satu kata, satu huruf pun tidak dilewatkan.
Xiao Dai dengan Qi Hong sudah melupakan segalanya,
melupakan kedudukan, melupakan hubungan antara wanita
dan laki-laki, lebih-lebih melupakan jarak usia masingmasing,
malah lupa akan waktu yang terus berjalan.
Tidak tahu kapan, tahu-tahu Xiao Dai sudah
membalikkan tubuh dan duduk.
Dan kapan Qi Hong menahan dagunya dengan sepasang
tangan, di dalam matanya berlinang air mata.
Didunia banyak cerita yang mengharukan dan bagus.
Tidak diragukan lagi, cerita cinta adalah cerita yang
paling menarik semua orang, juga cerita yang paling
menggetarkan hati.
Malam ini malam yang gelap, ada angin tidak ada bulan.
Cerita apa yang disebut cerita bagus" Dan cerita apa
yang disebut cerita tidak bagus"
Yang paling penting semua ditentukan oleh orang yang
mendengarkannya, perasaan yang dia terima, dan bisa tidak
mendapat simpatiknya.
Qi Hong tidak diragukan adalah pendengar yang baik,
juga adalah pendengar yang paling tidak bersuara.
Ketika Xiao Dai mengatakan kata terakhir, dia baru
menyadari wanita ini dari awal sampai akhir tidak pernah
mengucapkan satu kata pun, diam di sana mendengarkan,
mendengarkan cerita yang dirinya juga tidak bisa
membedakan cerita cintanya.
Xiao Dai mengeluarkan suara Iii.... yang panjang,
perasaan dia sekarang seperti telah berjalan ribuan li dan
akhirnya sampai ketempat tujuan, dia sekarang merasa
enteng seperti telah melepaskan beban yang sangat berat.
Juga seperti baru sembuh dari sakit berat, lega setelah
melepas beban berat.
"Bagaimana pendapatmu?" tanya Xiao Dai, dia ingin
mendengar kritikan Qi Hong terhadap dirinya, juga ingin
mendengar pendapatnya.
"Aku"! Pendapat aku?" Qi Hong seperti tidak menduga
ada pertanyaan ini.
Xiao Dai tidak bicara, dia hanya menatap lawan
bicaranya. Dari sorot mata Xiao Dai yang teguh Qi Hong tahu jika
tidak menjawab pertanyaannya, dia mungkin akan
mengambil pisau dan membunuh dirinya.
Jadi dia berkata, "Aku tidak berani berpikir."
"Tidak berani berpikir"! mengapa"!"
"Karena itu bukan cinta, antara kau dengan dia tidak ada
cinta, asmara yang tidak ada cinta bisa saja terjadi, tentu
saja aku tidak berani berpikir."
Xiao Dai tidak mengerti dengan pandangan penuh
pertanyaan menatap Qi Hong.
"Apa kau ingin aku mengatakan"! Apakah sungguh ingin
aku katakan"!"
"Betul, aku ingin kau beritahu aku, dan juga harus
mengatakan sejujurnya."
Wanita lebih mudah mengerti perasaan wanita, wanita
yang sudah matang, mengartikan cinta pasti mempunyai
pengertian sendiri.
Qi Hong adalah wanita, juga wanita yang sangat
matang. Jadi Xiao Dai tentu saja ingin tahu jalan pikirannya,
apalagi dia telah mengatakan pendapat yang sulit
dimengerti itu.
"Sejak dari dulu dia tidak pernah mencintaimu," kata Qi
Hong. "Aku tahu, walau orang idiot juga tahu, jika tidak, dia
pasti tidak akan mencelakakanku."
"Sejak dari dulu kau juga tidak pernah mencintai dia,"
kata Qi Hong lagi.
Xiao Dai tidak berkata, tapi semua orang tahu
pandangan mata dia sedang berkata, "Kau kan bukan aku,
kenapa bisa begitu yakin aku tidak pernah mencintainya?"
Qi Hong tertawa, "Itu bukan cinta, hanya semacam suka
saja." Xiao Dai masih tidak bicara. "Kalian bertiga saat itu
bermain bersama, usianya sama-sama masih sangat kecil,
juga sangat muda. Sekarang coba tinggalkan semuanya,
tidak bicarakan ketenaran nama, tidak bicarakan kepintaran
atau bakat, aku hanya bicara usia, dengan serius kukatakan,
waktu itu kalian masih anak setengah besar tidak bisa
dihitung besar, seorang anak mana bisa mengerti cinta
antara laki-laki dan perempuan" Jangan menyangkal, juga
tidak boleh membela, tunggu sampai aku habis
mengatakannya, boleh tidak?"
Qi Hong menghentikan Xiao Dai yang ingin bicara tapi
tidak jadi, dia lalu melanjutkan, "Aku adalah wanita, aku
tahu wanita lebih cepat matang, tapi aku juga tahu keadaan
hati seorang anak laki-laki besar. Mungkin waktu itu
Ouwyang Wu-shuang sudah mengerti cinta, tapi aku berani
memastikan, kau dan Li Yuan-wai pasti tidak mengerti.
Tentu, kau mengira jika bersama dengan dia, kau merasa
sangat gembira, malah merasakan semacam perasaan tidak
bisa meninggalkan dia, tapi itu hanyalah semacam suka,
satu sifat alami, semacam sifat alami manusia berlainan
jenis yang tentu saling tertarik.... kau sekarang bayangkan
dengan teliti kembali, betul tidak seperti yang aku
katakan"!"


Duri Bunga Ju Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Xiao Dai terdiam.
Artinya terdiam, biasanya juga berarti apa yang
dikatakan orang memang masuk akal.
"Tapi...." Xiao Dai baru saja ingin berkata, tapi dicegah
Qi Hong dengan mengangkat tangan.
"Aku mengerti maksudmu, kau sekarang sudah besar,
tapi aku tetap ingin beritahu, itu juga pasti bukan cinta. Saat
setelah kau bertemu kembali dengan Ouwyang Wu-shuang,
kau ingin menebus dosamu, karena kau mengira, kau
dengan Li Yuan-wai telah membuang dirinya, sampai dia
terburu-buru menikah, semuanya dikarenakan oleh kalian,
jadi kau di dalam situasi begini mengaburkan 'cinta', yang
lama, kau semakin tidak bisa membedakan apakah kau
mencintai dia atau tidak, Sampai akhirnya berubah menjadi
sesuatu kenyataan, yaitu sebenarnya kau sama sekali tidak
memikirkannya, kau hanya mengira ketika kau bersama
dengan dia maka kau harus mencintai dia...."
Xiao Dai jadi tertegun, sekarang diwajahnya yang kurus
tampak satu ekspresi yang tidak pernah ada, itu adalah
semacam sadar, terbebas, mengerti, dan wajah yang sedikit
pahit. Tiba-tiba dia seperti ditampar keras beberapa puluh kali,
ada sedikit tidak percaya, ada sedikit marah, malah ada
sedikit perasaan terbebas.
"Kau.... kau baru kenal aku beberapa hari, mana bisa....
mana bisa...."
"Mana bisa begitu mengerti akan dirimu betul tidak?"
kata Qi Hong diwajahnya menjadi merah, tapi dia dengan
tenang berkata, "Ada orang sudah kenal banyak tahun,
malah ada suami istri sudah bersama seumur hidup, tapi
tidak bisa memahami diri pasangannya, namun ada orang
yang baru kenal satu hari, malah hanya bertemu muka satu
kali, dia sudah bisa tahu apa yang dipikirkannya. Lagi pula
aku sudah kenal kau sepuluh hari lebih, juga mungkin
karena aku teliti, ditambah usia.... aku, yang penting aku
juga pernah muda, aku tentu saja tahu perasaan anak
muda...." Xiao Dai melihat pada Qi Hong, melihatnya sampai
sedikit bengong.
.... Dia sedang berpikir, dia sungguh seperti seorang
kakak, malah seperti seorang ibu.
.... Dia sedang berpikir, dia juga wanita yang sulit
dimengerti. Dia sungguh tidak mengerti mengapa dirinya hari ini
bisa begitu banyak bicara dengan dia, dan juga yang
dibicarakan malah semua masalah perasaan pibadi dirinya.
Dia juga tidak mengerti seorang pelayan wanita bisa
mengerti begitu banyak hal, dan setiap kata yang
dikatakannya juga menggetarkan dirinya.
Xiao Dai selamanya tidak pernah menganggap enteng
orang, terhadap Qi Hong dia sungguh berterima kasih,
bukan karena dia hanya seorang pelayan wanita yang biasa
melayani orang, lalu merasa dirinya lebih tinggi darinya.
Dia jadi sangat serius, dengan hormat berkata, "Terima
kasih, kak Qi Hong, hari ini aku baru tahu 'sekali bercakap
denganmu, lebih bermanfaat dari pada membaca buku
sepuluh tahun' kata-kata ini memang benar."
Qi Hong tertawa, cara dia tertawa siapa pun tidak akan
mengira dia adalah wanita yang sudah berusia tiga puluh
tahun lebih. "Harap kau tidak menganggap aku sedang berkhotbah,
karena dengan kedudukanku...."
"Tidak, tidak, kau jangan salah paham, tiba-tiba aku
merasakan aku sangat senang berbicara denganmu, karena
kata-katamu sungguh membuat aku jadi mengerti banyak
hal, walau aku adalah teman nona kalian, tapi aku ini orang
yang selamanya tidak pernah merendahkan orang lain, kau
juga jangan merendahkan dirimu, apalagi kau sangat dalam
pengetahuannya...."
"Betulkah" Kalau begitu aku harus berterima kasih
padamu tidak menganggap aku sebagai orang rendahan....
semua yang aku katakan tadi hanyalah perasaan pribadiku
saja, harap kau jangan merasa terganggu, bagaimana pun
aku bukan kau, aku tidak bisa merasakan perasaan diwaktu
itu di dalam hatimu...."
Xiao Dai mengeluh katanya, "Tidak, kau benar
mengatakannya, perasaan diwaktu itu memang perasaan
yang tidak berani kupikirkan, setelah kau mengatakannya,
aku jadi sadar, aku memang merasa pada awalnya hanyalah
perasaan suka saja, dan selanjutnya juga benar hanya
perasaan harus menebus dosa. Aku pikir, aku sekarang
sudah mengerti rasa cinta dan suka tidak bisa dicampur
adukan.... tapi, apa 'cinta' itu sebenarnya" apa yang disebut
'cinta'....?"
Qi Hong tidak berkata lagi. Apa betul dia juga sedang
memikirkan pertanyaan ini"
"Kak Qi Hong, aku pikir kau juga pasti pernah mencintai
seseorang, bisakah kau beritahukan padaku?" Xiao Dai
seperti anak kecil yang kehausan mendapatkan jawaban.
Wajah Qi Hong menjadi merah, bukan hanya wajahnya
saja, sampai lehernya juga menjadi merah.
Wanita yang seusia dia, wajahnya bisa merah dan malu
seperti seorang gadis remaja, tentu saja membuat Xiao Dai
jadi merasa aneh.
Mungkin dia sudah menganggap dirinya sebagai
kakaknya, walau pertanyaan dia membuat orang sulit
menjawabnya, tapi tidak akan sampai membuat diajadi
begini! "Sejak kecil sampai besar aku belum pernah
meninggalkan tempat ini, selain ayahku, dirimu adalah lakilaki
yang pertama aku kenal, aku.... bagaimana aku bisa
memberitahu"," kata Qi Hong dengan terus terang sambil
mengangkat kepala.
Ini adalah perkataan yang tidak masuk akal yang seumur
hidup Xiao Dai baru dengar.
Dia tidak tahu harus percaya dari mana, karena memang
dia tidak percaya.
Dia bukan saja jadi bengong, mulutnya juga menganga
besar, mungkin karena besar, satu pot bunga Ju juga bisa
masuk. Dia seperti melihat wajah setan, juga seperti kehilangan
rohnya, dengan tanpa sadar melongo melihat Qi Hong.
Tentu saja dia tahu yang dikatakan adalah kata-kata
yang sebenarnya, dia tidak perlu membohongi, dari
wajahnya saat dia berkata-kata, sudah memberitahukan
orang bahwa dia berkata jujur.
Qi Hong sangat gelisah, juga sangatmenyesal....
Kenapa orang tidak bisa mendengar dan menerima
perkataan yang jujur"
Jika dia tahu sejak awal perkataan yang jujur bisa
menjadikan wajah orang menjadi aneh begini, lebih baik dia
berkata bohong saja.
Tapi seumur hidup satu perkataan bohong pun belum
pernah dia mengatakannya"
Jika wajah seseorang seperti wajah setan melihat dirinya,
perasaan macam apa yang akan timbul"
Wajah Qi Hong yang tadinya merah sekali, sekarang
pelan-pelan mulai memudar, kemudian yang terjadi adalah
pucat pasi. Dia mulai gemetar, bersamaan itu air matanya juga
sudah mulai mengucur....
Dari tadi Xiao Dai sudah merasa aneh.
Karena sejak semula dia susah mengatakannya, keadaan
Qi Hong berbeda dengan orang biasa, akhirnya dia
mengerti. Xiao Dai sulit menyalahkan dan bisa mengerti, wanita
ini tidak bisa disalahkan, dia kelihatannya seperti wanita
yang matang tapi hatinya seperti hati gadis remaja.... hati
yang ingin banyak tahu.
Tidak aneh, terhadap segala hal dia juga ingin tahu, apa
lagi terhadap urusan laki-laki.
Seorang wanita jika seumur hidupnya hanya
berhubungan dengan ayahnya saja, ketika ada laki laki lain
muncul, apakah dia tidak ingin tahu mengenai laki-laki itu"
Dia bisa menahan diri tidak sampai menelanjangi Xiao
Dai, melihatnya dengan teliti, seperti melihat sesuatu yang
aneh! Air mata wanita adalah satu alat ampuh untuk
menyerang, juga adalah senjata pertahanan yang paling
ampuh. Tidak perduli wanita itu berusia berapa tua, jika air
matanya mudah dikeluarkan tentu juga mudah
menghentikannya.
Xiao Dai pernah melihat banyak wanita menangis, juga
pernah melihat air mata banyak wanita.
Tapi tidak pernah melihat air mata wanita yang
membuat dia begitu ketakutan, dia sungguh tidak tahu
harus berbuat apa.
Apa lagi dia hanya mengucurkan air mata, tapi tidak
menangis. Xiao Dai ketakutan, di dalam hatinya timbul rasa
penyesalan yang mendalam, bagaimana pun dia sadar
kelakuannya dan ekspresi wajahnya tidak bisa dimaafkan
orang. Maka.... "Qi.... kak Qi Hong, aku minta maaf, aku sungguh harus
mati, aku.... hai! entah harus mulai dari mana
mengatakannya.... aku tidak sengaja, sungguh, aku tidak
bermaksud mentertawakan, aku bisa bersumpah pada
langit...."
Xiao Dai ketakutan sampai mengucurkan keringat
dingin. Qi Hong tidak bicara, tapi menghentikan air matanya.
Sekarang dia menempelkan lengan bajunya, mengusap
bekas air mata.
"Aku.... kau.... kau bisa beri tahukan padaku sebenarnya
ada masalah apa?" kata Xiao Dai yang tentu saja ingin tahu.
Karena seorang manusia, mana mungkin tinggal di
dalam gunung sendirian tidak berhubungan dengan orang
lain" Yang sulit dimengerti adalah dia tidak pernah
berhubungan dengan laki-laki, tapi bisa dengan lancarnya
membicarakan hubungan antara wanita dan laki laki"
0ooo(dw)ooo0 Setelah melihat kejujurannya Xiao Dai, dia mengerti
Xiao Dai sungguh tidak bermaksud lain.
Wajah Qi Hong yang sulit diduga berapa usianya itu,
akhirnya tampak tersenyum.
Senyumnya memberikan kesan pada Xiao Dai seperti
senyum anak kecil, begitu cantik, begitu polos.
Dia mengedipkan mata, seperti sedang mengingat, juga
seperti sedang menenangkan pikirannya.
"Ayah dan ibuku adalah pelayannya ayahnya nona, sejak
aku ingat aku terus ada di sini, sampai usia aku delapan
belas tahun ayah dan ibu ku berturut-turut meninggal dunia,
selanjutnya aku jadi sudah terbiasa seorang diri di dalam
gunung ini, biasanya nona adalah satu satunya orang lain
yang ada di sini, dia juga tidak sering datang, tapi setiap kali
dia datang pasti membawakan beras satu perahu penuh,
bermacam-macam barang keperluan sehari hari, cukup
kebutuhan aku satu tahun...."
"Kau.... kau apa selama ini tidak pernah ada keinginan
untuk melihat dunia diluar?"
Qi Hong menggelengkan kepala, berkata, "Dulu ingin,
tapi tidak ada kesempatan, sekarang usia sudah bertambah,
malah jadi takut ke dunia luar, lebih-lebih nona tidak
pernah membicarakannya, mana aku berani buka mulut
memintanya" Bagaimana pun aku orang rendahan, lagi
pula kami sekeluarga berhutang budi pada tuan besar,
mungkin seumur hidupku, tidak akan bisa membalas
budinya...."
"Kalau begitu ketika setiap kali perahunya datang, pasti
ada nelayannya, kenapa kau bisa mengatakan tidak pernah
melihat laki laki lain?"
"Nelayan"! Apakah wanita tidak bisa menjadi nelayan?"
Sungguh Xiao Dai tidak terpikir, tentu saja wanitajuga
bisajadi nelayan.
Jadi apa yang dia ingin tahu" Mengapa dia bisa
menanyakan masalah ini"
Atau apakah dia ingin membuktikan"
"Kau bisa bersilat tidak" bagaimana caranya kau tahu
masalah diluar?" tanya Xiao Dai merasa aneh.
"Aku bisa bersilat, ayah dan ibuku yang
mengajarkannya, apakah kau pernah dengar sebuah
perkataan?"
"Perkataan apa?"
"Sastrawan tidak keluar rumah, bisa tahu masalah di seluruh
dunia." Xiao Dai tentu saja mengerti, tapi dia tidak mengerti
seorang sastrawan yang tidak membaca buku, mana
mungkin bisa tahu masalah di seluruh dunia"
Melihat kecurigaan Xiao Dai, Qi Hong berkata, "Mari,
aku antar kau melihat-lihat 'gudang buku' aku."
"Apakah jauh?"
"Tidak jauh, oya, betul, aku hampir saja lupa. Saat mau
pergi nona berpesan, penyangga ditubuhmu hari ini sudah
boleh dilepaskan."
"Haya! Nenek besarku, mengapa kau bukan katakan dari
tadi...." Jelas Xiao Dai sudah amat tersiksa oleh 'borgol' ini,
dengan dua tiga kali gerak saja dia sudah melepaskan
penyangga ini. Qi Hong melihat gerakan dia yang lucu, tidak tahan jadi
tersenyum. 0ooo(dw)ooo0 Tempat yang bisa disebut 'gudang buku' tentu saja
bukunya amat banyak.
Tapi Xiao Dai tidak menduga buku di tempat ini bisa
begitu banyaknya, banyaknya sampai kepalanya jadi besar.
Melihat tiga ruangan besar di dalam rumah yang penuh


Duri Bunga Ju Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berbaris buku-buku, Xiao Dai berkata, "Buku-buku ini....
buku-buku ini apa kau telah membaca semuanya"!"
"Tentu saja," kata Qi Hong sedikit aneh, dia heran Xiao
Dai bisa bertanya demikian.
Xiao Dai mengerti sekarang, seseorang yang tinggal
sendirian di sini jauh dari dunia ramai, kecuali melihat
buku, menjemur buku, dia masih bisa berbuat apa lagi"
Dia jadi mengerti, seseorang jika bisa membaca habis
semua buku-buku ini, masalah apalagi yang dia tidak
mengerti" "Apakah kau ingin membaca buku" Di tempatku ini
buku apa saja juga ada!"
"La.... lain hari saja!"
Apakah Xiao Dai jadi takut" Dia takut nanti dirinya
menjadi Qi Hong, daripada seharian tinggal bersama bukubuku,
lebih baik dia menabrakkan kepala mati ditumpukan
buku. Berkata adalah cara manusia yang paling baik menjalin
hubungan, setelah banyak berkata, seseorang bisa menjadi
lebih banyak mengerti keadaan lawan bicaranya.
Jika tidak ada pembicaraan, Xiao Dai selamanya tidak
akan tahu wanita ini menyimpan pengetahuan yang begitu
luas. Jika tidak ada pembicaraan, Xiao Dai juga tidak tahu
wanita ini bisa tidak tahu bagaimana rupa dunia luar.
Jika tidak ada pembicaraan, Xiao Dai bagaimana bisa
tahu berbicara dengan dia adalah satu kenikmatan,
semacam kesenangan seperti bermandikan angin di musim
semi. Xiao Dai sekarang sudah menganggap Qi Hong sebagai
temannya, menganggapnya sebagai guru, juga
menganggapnya sebagai kakak.
Mereka seperti teman yang sudah lama tidak bertemu,
sehingga banyak bahan pembicaraan.
Yang dibicarakan Xiao Dai adalah dunia luar.
Yang dibicarakan Qi Hong semuanya pengalaman
dibuku dan pengetahuan yang luas.
Minum arak sambil makan, ngobrol dengan seorang
teman yang cocok bukankah suatu kenikmatan"
0ooo(dw)ooo0 BAB 20 Lentera merah Jika di atas gerbang benteng kota secara bersamaan
dinyalakan tiga buah lentera, apa artinya"
Masalah apa yang akan timbul"
Apa yang ingin Li Yuan-wai buktikan" Apakah dia
meragukan kepalanya bisa berharga begitu tinggi"
Setelah menyalakan tiga lentera merah, dia sudah
bersembunyi digedung bedug yang berada disisi benteng
kota selama dua jam.
Dia sedikitpun tidak bergerak, sepertinya sudah menjadi
satu dengan bedug yang berada di dalam gedung itu.
Namun sepasang matanya bersemangat di bawah sinar
bulan yang terus bergulir.
Apa yang sedang diawasinya" Dan apa yang sedang
ditunggunya"
Apakah dia ingin melihat siapa yang akan datang
menghubungi dirinya"
Bintang sedikit bulan tipis.
Melihat bayangan gedung bedug yang makin lama makin
bergerak ke barat, Li Yuan-wai sudah tidak sabar.
Kabar di dunia persilatan memang banyak yang hanya
kabar angin saja, hingga kepercayaannya sudah sedikit
goyah. Memang! 'Perkumpulan Bunga Ju' yang tidak pernah
didengarnya, dengan dia tidak ada permusuhan atau
dendam, kenapa Perkumpulan Bunga Ju mau
mengeluarkan uang begitu besar untuk membeli kepalanya.
Saat itu Li Yuan-wai menyesalkan telah melewatkan
waktu tidurnya, dia mau saja berlari kesini menghitung
bintang.... Dia sudah melihat dua bayangan yang tipis seperti asap,
bergerak seperti meteor dilangit menuju ketempatnya.
Mata Li Yuan-wai semakin bersemangat, juga menjadi
tegang sampai setiap urat syarafnya ikut tegang.
"Sudah datang, mmm, gerakannya cepat sekali, dasar
telur kura-kura, kalian sungguh membuat aku menunggu
lama di sini...." Li Yuan-wai bergumam sendiri.
0ooo(dw)ooo0 Dua orang satu tinggi satu pendek, satu tua satu muda.
Yang tua bertubuh tinggi besar, lengannya seperti lengan
macan, pinggangnya seperti pinggang beruang.
Yang muda berusia dua puluh tahun lebih, orangnya
cukup kalem, tapi wajahnya membuat orang merasa, dia
orang yang licik.
Satu-satunya yang sama dari kedua orang ini, adalah
bajunya yang bertambal-tambal, berdandan sebagai anggota
Gai-bang. Setelah Li Yuan-wai melihat dengan jelas dua orang ini,
tentu saja dia mengenal mereka berdua, karena yang tua dia
menyebutnya paman Hao, kedudukannya di Gai-bang
hanya satu tingkat di bawah gurunya, dan yang muda
adalah muridnya paman Hao Shao-feng nya, orang
menyebutnya Macan Tutul Marah Chu Xiang Yun.
Disaat ini, dua orang ini.
Li Yuan-wai jadi sedikit bingung, namun dia tidak
bergerak. Karena sudah mengalami banyak masalah, dia sudah
bisa belajar melindungi diri sendiri, juga bisa belajar berhatihati
terhadap orang lain.
Orang di tempat tinggi pandangannya tentu jauh,
pendengarannya juga lebih jelas.
Sorot matanya Li Yuan-wai seperti bintang dilangit,
berkedip-kedip.
"Guru, mengapa tidak ada orangnya?" kata Chu Xiang
Yun. Tubuh Hao Shao-feng yang tinggi besar berputar di
tempat itu, dengan sedikit tidak mengerti berkata, "Aneh,
apakah ada orang yang berkelakar?"
"Kalau begitu apakah kita terus menunggunya?"
"Tunggulah sebentar lagi...."
Semua kata-kata ini Li Yuan-wai mendengarnya dengan
jelas, hanya dia tidak mengerti mengapa Gai-bang datang
lebih duluan, dan orang Perkumpulan Bunga Ju tidak
terlihat" Dia ingin turun, juga ingin menanyakan beberapa
masalah pada paman Haonya.
Namun dia sekuatnya menahan keinginan ini, karena dia
mengerti sebelum masalahnya jelas, mungkin tidak ada satu
orang pun di Gai-bang yang mau mendengar kata-katanya.
Dia diam menunggu, di dalam kegelapan malam hingga
detak jantungnya sendiri juga dapat dirasakannya dengan
jelas. Tiba tiba.... Hao Shao-feng mengangkat kepalanya, dia menatap
gedung bedug tempat Li Yuan-wai bersembunyi.
Li Yuan-wai seperti tersengat aliran listrik, hatinya
merasa terkejut.
"Teman yang di atas gedung bedug, jika kau sudah
menggantungkan tiga lentera merah, kenapa begitu pelit
tidak mau bertemu?" kata Hao Shao-feng dengan keras.
Li Yuan-wai tidak bersuara, dia berharap Hao Shao-feng
sedang mencoba dengan bertanya, karena dia tahu dirinya
sedikit pun tidak melakukan kesalahan.
Tinggi gedung lima zhang, orang yang di bawah jika
ingin naik tidak ada jalan kecuali merayap naik.
"Guru, di atas tidak ada orang anda kenapa...." tanya
Chu Xiang Yun tidak mengerti.
He.... he.... tertawa beberapa kali, Hao Shao-feng
berkata, "Tidak, di atas pasti ada orang."
Hati Li Yuan-wai bergetar keras, dia sungguh sulit
mempercayai mengapa Hao Shao-feng begitu yakin di
dalam gedung bedug ada bersembunyi orang"
Apakah dia bisa tembus pandang"!
Bukan hanya Li Yuan-wai tidak dapat mengerti, sampai
muridnya Hao Shao-feng sendiri, Chu Xiang Yun yang
berada di bawah pun tidak dapat mengerti.
Hao Shao-feng bukan dewa, lebih-lebih dia tidak bisa
sebelum meramal sudah tahu dulu.
Namun dia adalah seorang tua yang berpengalaman,
ketajaman penyelidikan seorang persilatan adalah hasil
pengalaman sedikit demi sedikit sampai berpuluh-puluh
tahun, malahan adayang diperoleh dengan kucuran darah.
"Sobat yang di atas, apakah sudah sudah tertidur" Di atas
anginnya kencang, kau harus sayang terhadap tubuhmu
sendiri...." teriak Hao Shao-feng lagi.
Li Yuan-wai yang dipanggil terus sampai hatinya seperti
tumbuh bulu, dia tampak sudah tetap hatinya, tetap saja
tidak bersuara.
"Tikus yang suka bersembunyi, kenapa kau tidak
menengok ke tanah yang ada bayanganmu?" kata Hao
Shao-feng menerangkan.
Bayangan"! Li Yuan-wai terkejut, dia mengangkat kepala
melihat bulan. Sekali melihat, hampir saja semua mantou daging
kambing yang dimakan tadi malam dimuntahkan kembali.
Bulannya tidak bulat, sinar bulannya pun tipis, namun
sudut bulan ini sedikit miring ke barat.
Yang paling sial adalah sinarnya tepat menyorot miring
seluruh gedung bedug ini.
Melihat dirinya tersorot sinar bulan, wajah yang tadinya
bulat Li Yuan-wai sudah menjadi gepeng.
Benar, jika sinar bulat bisa menyoroti tubuhnya, maka
dia pasti ada bayangannya, jadi tidak aneh jika Hao Shaofeng
begitu berani memastikannya.
Menelusur bayangan bulan Li Yuan-wai melihat keluar,
betul saja, bayangan dia berada tidak jauh di tanah, walau
bayangannya tidak bisa menjelaskan siapa dia, tapi ini
sudah cukup untuk Hao Shao-feng mengetahui, di dalam
gedung bedug bersembunyi seseorang.
0ooo(dw)ooo0 Menantu buruk rupa akhirnya juga harus menemui
mertua. Li Yuan-wai mengerti aturan ini, jadi dia turun dari
gedung bedug. "Apa kabar, paman Hao, eee.... saudara Xiang Yun." Li
Yuan-wai sambil menggosok-gosok tangan gemuk kecilnya
dengan wajah yang tidak wajar.
Dua orang lawannya sungguh tidak percaya matanya
sendiri, namun wajah hartawan Li Yuan-wai sungguh
terpeta di depan matanya.
Setelah terdiam beberapa saat, Hao Shao-feng baru
dengan suara serak berkata, "Ini.... ini kau" Apa benarbenar
dirimu...."
"Benar, paman Hao ini benar aku, aku juga berharap
bukan aku...." kata Li Yuan-wai dengan tertawa pahit.
"Tiga lentera adalah....
"Ya aku yang menyalakannya."
"Apa maksudnya?" Hao Shao-feng sungguh ingin
mengulurkan tangan mengusap keningnya bocah ini,
apakah panas atau tidak.
"Aku hanya ingin.... hanya ingin membuktikan apakah
benar ada orang yang mau mengeluarkan sepuluh ribu liang
perak untuk membeli kepalaku?"
"Kalau begitu jadi kau yang mengantarkan sendiri?"
tanya Hao Shao-feng tidak mengerti.
"Tapi sampai sekarang aku masih belum bertemu dengan
pembelinya, mungkin berita ini tidak benar...."
Dengan tertawa aneh, Hao Shao-feng dengan muridnya
saling pandang satu kali, katanya lagi, "Tidak, berita ini
benar tidak ada salahnya."
Perkataan ini jika orang lain yang mengatakan pada Li
Yuan-wai, mungkin dia tidak akan percaya.
Namun ternyata Hao Shao-feng membenarkan hal ini,
maka itu pasti benar.
Karena berita Gai-bang sangat lancar dan pasti, lagi pula
kedudukan Hao Shao-feng di Gai-bang sama dengan wakil
ketua, maka apa yang dikatakannya, mana bisa Li Yuanwai
tidak percaya"
"Jadi be.... benar ada hal ini?" kata Li Yuan-wai dengan
serak. Tidak perduli siapa orangnya, organisasi apa saja, jika
mau mengeluarkan uang sepuluh ribu liang perak untuk
membeli nyawa seseorang sudah satu hal yang membuat
orang merasa aneh.
Jika kau tahu dirimu betul-betul dihargai lawanmu,
bukankah akan lebih terkejut lagi"
"Orang gila.... di dunia ini betul betul ada orang segila
ini...." Li Yuan-wai dari semula juga mengira ini hanyalah
kabar angin, tidak menyangka ini adalah kabar yang betul.
"Lalu Perkumpulan Bunga Ju, Apa sebenarnya
Perkumpulan Bunga Ju?" Li Yuan-wai seperti berkata
sendiri, juga seperti bertanya pada Hao Shao-feng.
Hao Shao-feng dengan tertawa pahit berkata, "Dia
memang tidak main-main, aku juga tidak tahu kenapa dia
mau mengeluarkan uang sepuluh ribu liang perak untuk
membeli nyawamu, tapi aku tahu didunia ini sudah tinggal
sedikit orang yang bisa menolak umpan seperti ini, apalagi
kau adalah buronan Gai-bang yang dianggap pengkhianat."
Li Yuan-wai mundur tiga langkah.
Hao Shao-feng dan Chu Xiang Yun maju tiga langkah.
Situasi menjadi tegang, juga sangat jelas.
Apakah Li Yuan-wai sudah mengerti"
Dia melototkan matanya, dengan sedikit kacau berkata,
"Paman.... paman Hao, aku ada satu permintaan."
"Katakan."
"Biar aku.... aku mengikuti kalian pulang, masalah sudah
sampai begini aku hanya ingin bertemu dengan guru satu
kali lagi."
Melihat baju Li Yuan-wai yang mencolok mata, Hao


Duri Bunga Ju Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Shao-feng menggelengkan kepala berkata, "Kau sudah
bukan orang Gai-bang kami...."
"Aku berbuat begini hanya untuk.... hanya untuk...."
Sesaat Li Yuan-wai tidak tahu harus bagaimana
menerangkannya.
"Aku ingin sekali membantumu, tapi aku tidak bisa
melakukannya."
"Kenapa"! Apakah ingin mati di dalam Gai-bang juga
tidak bisa....?"
"Sebenarnya hal ini tidak bisa ditolak, tapi...."
"Tapi apa?" kata Li Yuan-wai cepat.
"Apakah kau tidak merasa aneh mengapa orangnya
Perkumpulan Bunga Ju tidak muncul?" kata Hao Shao-feng
mengalihkan pembicaraan.
0ooo(dw)ooo0 Lentera merah ini seharusnya tanda dari Perkumpulan
Bunga Ju. Kalau begitu mengapa orangnya Perkumpulan Bunga Ju
tidak datang" Malah yang datang adalah orangnya Gaibang"
Betulkah Hao Shao-feng sudah membereskan dulu orang
Perkumpulan Bunga Ju yang akan datang"
Walau Li Yuan-wai tahu Gai-bang selamanya tidak mau
menggunakan tenaga orang lain, tapi dia tidak mengerti
mengapa paman Hao bisa bertanya hal yang aneh begini"
Memang dia juga orang yang tidak suka menggunakan
otak, tapi kejadian-kejadian yang berturut turut ini sudah
membuat dia bisa belajar menggunakan otak untuk berpikir.
Tapi kali ini dia tidak bisa memikirkannya, sungguh dia
tidak bisa memikirkannya.
Li Yuan-wai tertawa pahit, dia berkata, "Paman Hao,
aku pikir orang Perkumpulan Bunga Ju sudah kau
bereskan...."
"Tidak, orang Perkumpulan Bunga Ju sendiri tidak
mengatakan, siapa pun tidak tahu siapa adalah siapa." Sorot
matanya Hao Shao-feng terus tidak pernah meninggalkan
Li Yuan-wai. "Kalau begitu kenapa mereka bisa tidak datang"!"
"Mereka sudah datang." Hao Shao-feng berkata tawar.
"Sudah datang"! Dimana"!" Li Yuan-wai yang mendadak
mendengarnya jadi terkejut.
Dia memalingkan kepala melihat kesekelilingnya,
kecuali malam yang berbulan apapun tidak terlihat.
Dia membalikkan kepala kembali, tiba-tiba dia
menyadari dua wajah yang tadinya sangat dia kenal, sudah
membuat dia jadi merasa asing, bukan saja asing, malah
jadi menyeramkan.
'Duk, duk, duk' Li Yuan-wai mundur lagi tiga langkah.
Hao Shao-feng dan Chu Xiang Yun maju lagi tiga
langkah. Mereka tetap mempertahankan jarak dengan Li Yuanwai.
Jarak seperti ini bagi orang yang belajar silat semuanya
tahu, ini adalah jarak yang paling baik untuk menyerang,
juga adalah jarak yang paling sukar bisa menghindar.
0ooo(dw)ooo0 Perkumpulan Bunga Ju, sekarang Li Yuan-wai baru tahu
itu adalah, perkumpulan yang menyeramkan.
Dia juga baru mengerti organisasi ini seperti sebuah roh
yang setiap saat mungkin bisa muncul disisimu.
Wajah bulatnya sudah berubah dari bulat menjadi
gepeng, berubah melengkung ke dalam....
Dia membuka mulutnya besar-besar, tapi satu perkataan
pun tidak bisa keluar....
Dia hanya bengong, bengong melihat dua wajah yang
sepertinya kenal tapi juga asing....
Orang mengatakan mata Li Yuan-wai setiap saat
tersenyum. Tapi jika sekarang melihat matanya, mungkin kau lebih
senang melihat mata ikan yang telah mati.
Bagaimana pun mata ikan mati dibandingkan dengan
mata dia lebih bagus dan lebih hidup.
"Benar, tidak salah dugaanmu, aku dengan anak Yun
adalah orang Perkumpulan Bunga Ju," kata Hao Shao-feng
menghela napas.
"Ka.... kalian...." kata Li Yuan-wai tidak karuan.
Bagaimana bisa percaya dan terpikirkan" "Hai! Tentu
sudah mengejutkanmu, aku minta maaf, sungguh minta
maaf." Bukan saja terkejut, Li Yuan-wai malah hampir mati
terkejut. "Menapa" bagaimana mungkin....?" Li Yuan-wai
bergumam. Tentu saja dia tidak percaya tetua yang sehari-harinya
dihormati adalah orang Perkumpulan Bunga Ju.
Bagaimana pun ini adalah hal yang tidak beralasan dan
tidak mungkin. Hao Shao-feng seperti kehilangan sifat aslinya, dengan
dingin dia berkata, "Ceritanya panjang sekali, pokoknya
demi nama, lebih-lebih demi keuntungan, kau seharusnya
mengerti dua huruf ini adalah hal yang diinginkan oleh
setiap orang...."
Li Yuan-wai tidak mengerti, dia sedikit pun tidak
mengerti. Karena dengan kedudukan Hao Shao-feng di Gai-bang,
posisinya hanya di bawah seorang, di atas puluhan ribu
orang, apalagi yang masih diinginkannya"
Demi keuntungan" Itu tidak mungkin.
Setiap anggota Gai-bang sudah menghilangkan sifat
kemewahannya, apalagi nama dia di Gai-bang sudah
puluhan tahun, bagaimana bisa terjebak untuk mencari
keuntungan"
Maka wajah Li Yuan-wai tetap bengong....
Tapi dia mana tahu, ada orang yang tidak mau
kedudukannya berada di bawah orang lain, walau hanyalah
di bawah satu orang.
Juga dia mana bisa tahu, orang yang usianya semakin
tua, semakin ingin mengambil kesempatan terakhir, untuk
menikmati dengan baik kehidupan yang tidak lama lagi.
Bagaimana pun Li Yuan-wai tidak mengerti, Hao Shaofeng
yang sudah berusia lanjut bisa kehilangan
kepribadiannya.
Tapi dia tahu seorang yang seperti dia bisa mengeluarkan
perkataan ini, itu menandakan apa.
Apa lagi dari sorot matanya, dia juga merasakan
bayangan kematian.
Dia tidak takut mati, walau dia tahu kesulitannya jika
ingin hidup. Tapi dia tidak ingin mati sekarang, apa lagi mati
dipersalahkan oleh orang.
Sekarang dia menjadi tenang, malah tenangnya seperti
ukiran patung. Memang dia terpaksa tenang, terpaksa dingin.
Bagaimana pun dia telah mencium bahaya, bukan untuk
dirinya sendiri, tapi untuk seluruh Gai-bang.
Mengapa jadi begitu"
Mengapa sampai saat ini dia masih memandang
kepentingan Gai-bang begitu penting sekali"
"Kau sudah siap?" Kata Hao Shao-feng yang dinginnya
membuat orang gemetar.
Dengan menganggukkan kepala, Li Yuan-wai berkata,
"Aku pikir apa pun yang aku katakan sudah tidak ada
gunanya, betul tidak?"
"Betul, karena apa pun yang kau katakan hari ini kau
tetap harus mati."
Li Yuan-wai sudah tahu ilmu silatnya pasti tidak akan
bisa melawan orang ini, tapi dia terpaksa berbuat sebisanya,
dia memang bukan orang yang mau menerima kematian
begitu saja sangat indah dan menyenangkan.
Jalan Sehingga.... Tampak satu kilatan sinar memancar, itu adalah 'Kipas
Tulang Giok Anyaman Emas' nya Li Yuan-wai.
Bersamaan itu dia juga membuka mulut. "Kalian
sepasang manusia kotor, anak kura-kura, biar aku
membersihkan pengkhianat Gai-bang dulu."
Mmm, tidak salah, Li Yuan-wai selalu yang pertama
menyerang dulu.
Dan juga dia sudah sangat kesal, malah sampai
membuka mulut memaki orang yang sehari-harinya
dipanggil paman Hao.
Seorang yang salah dituduh sebagai pengkhianat,
bertemu dengan pengkhianat betulan, apa dia tidak akan
marah" Tentu saja dia sudah bisa menduga persoalan dirinya
dengan juga cabang-cabang Gai-bang diberbagai tempat
yang dihancurkan, itu pasti ada hubungan dengan
lawannya. 0ooo(dw)ooo0 Malam dingin. Namun hatinya Li Yuan-wai mendidih. Sekarang apa
pun dia tidak mau pikirkan, dia hanya berkonsentrasi
melakukan setiap jurus yang dia bisa, semua dilancarkan
pada lawan. Dia tidak boleh lengah sedikit pun, karena dia mengerti
yang dia hadapi adalah orang yang lihaynya seperti apa.
Chu Xiang Yun sudah menyingkir kepinggir, sambil
bersiap memperhatikan dua orang yang sedang bertarung.
Telapak Besi Hao Shao-feng yang sudah bertahun tahun
termasyur, saat ini seperti dua kupu-kupu sedang menari,
juga seperti dua kipas yang tidak henti hentinya bergerak
diudara. Jika dikatakan dengan jujur, Li Yuan-wai jelas bukan
lawannya Hao Shao-feng.
Bukan saja kematangan ilmu silatnya dalam menghadapi
serangan lawannya, pengalaman dunia persilatannya
hingga sampai kepintarannya, tidak ada satu pun bisa
menandingi Hao Shao-feng.
Tapi sekarang bukan saja belum kalah, malah bisa
bertarung dengan bagus, bisa bertarung seimbang.
Yang dia andalkan hanyalah satu semangat, satu
kekesalan, satu kemarahan, satu semangat yang tidak
tampak yang menakutkan.
Itulah alasan dia tidak kalah, juga yang membuat Hao
Shao-feng merasa aneh.
Diwaktu dulu Li Yuan-wai pasti tidak akan tidak berani
berhadapan dengan tetua ini, tapi ketika semua alasan tidak
boleh berhadapan itu terhapus, dia sudah menganggapnya
sebagai musuh, musuh semacam musuh yang harus
dibunuhnya, maka mana mungkin dia tidak dengan sekuat
kemampuannya menghadapi pertarungan ini"
Lima jurus, sepuluh jurus, dua puluh jurus, dua puluh
lima jurus. Sudah dua puluh lima jurus, Li Yuan-wai sudah
bertarung dengan seluruh tenaganya sebanyak dua puluh
lima jurus penuh.
Dia sendiri merasa aneh, lawannya dia juga merasa
aneh. Sinar matahari baru saja muncul, hari sudah semakin
terang. Namun dua orang yang sedang bertarung sengit malah
sebaliknya semakin terlihat samar, karena debu beterbangan
menutupi langit.
Seseorang memang mungkin mengandalkan satu
semangat, bisa bertarung melawan musuh yang
kemampuannya jauh lebih tinggi dari pada dirinya sendiri.
Tapi bagaimana setelah berjalan lama" Jahe lebih tua
memang lebih pedas, Hao Shao-feng dari tadi mengerti
semangat Li Yuan-wai tidak akan bisa bertahan lama, lebihlebih
tidak bisa tahan panjang.
Bagaimana pun kepandaian silat adalah kumpulan dari
waktu dan latihan keras.
Maka Hao Shao-feng sebisanya menghindar senjata
lawannya, lebih banyak bertahan dari pada menyerang, dia
sedang menunggu kesempatan, menunggu mundurnya
semangat Li Yuan-wai. Dia sedang menunggu, menunggu
penyerangan yang sia-sia dari Li Yuan-wai.
Li Yuan-wai juga menyadari keadaan ini tapi dia tidak
bisa berhenti. Dia tidak bisa berhenti, juga tidak berani berhenti, dia
hanya bisa menyerang.
Dia tahu asalkan dirinya ada sedikit keragu-raguan, ada
sekejap nafas yang tidak bersambung, sangat mungkin dia
kehilangan kesempatan menyerang lagi, serangan lawan
yang sudah dipersiapkan lama, akan seperti gelombang laut,
gunung roboh datang menyerang.
0ooo(dw)ooo0 Li Yuan-wai sudah lelah, sekali lelah gejala kalah
langsung tampak.
Hati yang mendidih semakin dingin, sia-sia saja ada
kemarahan yang memenuhi dada.
Semangat, mana mungkin selamanya tidak mengendur"
Manusia tetap manusia, tenaganya pasti pada satu saat
akan habis. Dan ketika gerakan tangannya Li Yuan-wai menjadi
lambat, dia baru tahu paman Hao mengapa bisa menduduki
posisi nomor dua di Gai-bang.
Bayangan telapak seperti senjata tajam, dingin sekali.
Serangan Hao Shao-feng sekarang baru dimulai.
Baru saja mulai menyerang, bahu Li Yuan-wai sudah
terkena sekali pukulannya.
Tidak ada gelombang laut atau gunung roboh, tidak ada
puluhan ribu jun guntur dahsyat, serangan Hao Shao-feng
tidak mencolok mata, lebih-lebih tidak cepat dan dahsyat.
Dia hanya pelan-pelan mendorong telapak tangannya,
mengiris miring, satu telapak demi satu telapak.
Serangan Li Yuan-wai sudah habis, dia hanya bisa
mengikuti lawan mengangkat tangan menangkis, tapi justru
telapak yang kelihatannya perlahan itu sudah membuat dia
merasa kewalahan.
Sekali lagi, Li Yuan-wai sungguh tidak mengerti,
bagaimana bisa terkena pukulannya, karena dia jelas-jelas


Duri Bunga Ju Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

telah menangkis telapak ini, namun dada kanannya merasa
sakit seperti terkena api, hal ini memberitahu dia bahwa dia
tidak berhasil menangkis serangan telapak ini.
Derap kematian sudah dekat, wajah Li Yuan-wai sudah
pucat. Wajah tawa yang keji dari Hao Shao-feng satu cun demi
satu cun mendesak terus.
Sekarang tubuh Li Yuan-wai paling sedikit sudah ada
tujuh delapan kali terkena pukulan.
Dia sudah mundur sampai dipingir benteng kota,
benteng yang keras dingin itu sudah menghalangi langkah
mundurnya. Telapak besi lawannya diangkat lagi, sepasang mata Li
Yuan-wai yang putih abu-abu itu terus dengan tidak
berkedip menatap sepasang tangannya Hao Shao-feng.
"Kau sudah tidak dapat menghindarkan pukulan
terakhirku," kata Hao Shao-feng dengan dingin.
Keringat dingin sudah membasahi baju, kasihan Li
Yuan-wai, dia sepertinya sudah kehabisan tenaga untuk
menjawab. "Kau ada pesan apa?" Hao Shao-feng bertanya lagi.
"Pesan"! Pesan apa?" Suara Li Yuan-wai yang serak
sungguh tidak enak didengar.
Apakah Li Yuan-wai sudah bingung karena pertarungan"
Kalau tidak kenapa dia bisa tidak mengerti perkataan ini"
"Kau tidak perlu berpura-pura bodoh, caramu itu sudah
kuno, aku hanya memandang karena kita pernah samasama
disatu perkumpulan, jadi bertanya padamu, didunia
ini apa masih ada hal yang belum dibereskan, tentu saja itu
juga harus lihat apakah aku senang atau tidak, mau atau
tidak melakukannya untukmu." Hao Shao-feng seperti
berkata pada orang yang akan menghembuskan nafas
terakhirnya. Juga tidak aneh dia begitu yakin bahwa dia pasti
menang, karena Li Yuan-wai saat ini kelihatan sepertinya
sudah tidak bisa bernafas lagi.
Mendengar kata-kata ini, karena marahnya Li Yuan-wai
bersuara 'waaa', dia memuntahkan banyak sekali darah
segar, padahal darah ini sudah dia tahan begitu lama.
Sambil sebelah tangan menahan dadanya, tangan lainnya
menusap bekas darah dibibirnya, bisa membuat Li Yuanwai
sampai marah dan memuntahkan darah, ini sungguh
satu hal yang terbaru.
"Terima kasih banyak.... atas.... kebaikan hatimu, yang
paling.... aku cintai paman.... Hao."
Orang ini sungguh punya tenaga bodoh dan sifat keras,
sampai sekarang dia masih tidak lupa mempermainkan
lawan. "Ha ha.... bagus, bagus, sibodoh Raja Pengemis itu bisa
punya murid yang begitu dapat dibanggakan, sudah
seharusnya hatinya merasa gembira. Hanya saja dia tidak
bisa melihat tingkahmu yang memandang kematian hanya
sebagai suatu kepulangan.... ha ha...." kata Hao Shao-feng
walau sambil tertawa, tapi tawanya sungguh semacam
tawa, kulitnya yang tertawa tapi dagingnya tidak tertawa.
"Gu.... guru, aku mau mewakili melaksanakannya...."
kata Chu Xiang Yun saat ini sudah jalan mendekati.
Melirik murid kesayangannya sekali, Hao Shao-feng
tentu saja mengerti apa maksudnya.
Karena jika bisa membunuh Li Yuan-wai, bukan saja
akan mendapatkan jasa besar di dalam Gai-bang, juga akan
tersebar didunia persilatan adalah satu hal yang sangat
membanggakan. Keuntungan seperti ini, seperti keuntungan balok mas
jatuh dari langit, siapa yang tidak mau memungutnya"
Sebab hati Hao Shao-feng berniat tidak benar, setengah
demi dirinya sendiri, setengah lagi tentu saja demi murid
kesayangan yang dianggap anak sendiri ini.
Makanya dia menganggukkan kepala, juga melangkah
mundur, sambil berpesan, "Anak Yun, hati-hati dia
melakukan pertempuran terakhir seperti binatang yang
terkurungnya."
0ooo(dw)ooo0 Li Yuan-wai sungguh tidak terpikir sebutan Pusaka Gaibang,
ada satu hari bisa benar-benar jadi Pusaka Hidup
yang diperebutkan orang.
Dia mengeluh sekali, dengan serak berkata, "Chu.... Chu
Xiang Yun, kau.... kau tidak takut disambat petir?"
Gurunya jahat, muridnya tentu saja tidak akan berbeda
terlalu jauh. Chu Xiang Yun dengan kulit tertawa daging tidak
tertawa berkata pada Li Yuan-wai, "Jujur saja kukatakan,
walau disambar petir pun aku akan membelahmu, Li Yuanwai,
aku sudah cukup menerimamu, sungguh, aku sudah
cukup menerimamu, sialan! Beberapa tahun ini kau sudah
merebut habis kebahagiaanku, seluruh Gai-bang sudah
menjunjungmu sampai ke langit, kau mengandalkan apa
disebut Pusaka Gai-bang" Hanya mengandalkan kau
menjual daging anjing" Atau rupamu yang gemuk itu?"
Li Yuan-wai memuntahkan darah lagi, jika sorot mata
bisa membunuh orang, mungkin Li Yuan-wai sudah
membunuh lawannya paling sedikit tiga kali.
"Macan Tutul Marah! Kau.... sungguh tajam lidahmu,
kata-kata ini.... hek, hek.... kata-kata ini mengapa....
mengapa kau dulu tidak berani mengatakannya padaku"!
Apakah kau.... kau tahunya hanya mengambil keuntungan
saja" Mari, mari, cepat kau lakukan! Kau akan.... kau akan
melihat, aku sekarang ini tetap.... tetap bisa menyembelih
daging anjingmu ini...."
Begitu marah orang tidak mempunyai perhitungan lagi,
kali ini Li Yuan-wai bisa menerima hinaan dari lawannya,
sungguh tidak ringan.
Matanya sudah menjadi merah, wajahnya sungguh
seperti ingin makan orang.
Sambil memiringkan tubuh, Chu Xiang Yun dengan
santai melangkah, sambil menatap tajam tubuh Li Yuanwai
yang tidak karuan dan menyandar ketembok benteng.
Mmm, benar juga seperti seekor macan tutul yang siap
menerkam orang.
Kail Tidak Ada Lawan.
Chu Xiang Yun sudah mengeluarkan senjatanya.
Seekor Macan Tutul yang kelaparan, seekor 'kambing
gemuk' yang siap disembelih.
Sebenarnya ini pertarungan yang tidak adil, juga satu
situasi 'yang lemah dimakan, yang kuat memakan'.
Di dunia persilatan memang banyak cara tipu melawan
tipu, yang lemah dimakan yang kuat memakan, ini adalah
kenyataan yang siapa pun tidak bisa merubahnya.
Masalahnya adalah siapa yang bisa menghindar
pertempuran, pertempuran yang besar atau kecil, yang tidak
ada berhentinya itu, siapa yang bisa bertahan hidup.
Sekarang Hao Shao-feng tahu, Chu Xiang Yun tahu,
kecuali keajaiban muncul Li Yuan-wai sudah tidak jauh
dari kematian, karena dia sudah kehabisan tenaga, karena
dia sudah lemah, sudah tidak mampu lagi bertempur.
Asal satu serangan saja, paling banyak ditambah sekali
lagi, Li Yuan-wai pasti mati.
Kail Tiada Lawan Chu Xiang Yun sudah diangkat, dia
mengerti sekarang membunuh Li Yuan-wai lebih mudah
dari pada membunuh seekor ayam.
0ooo(dw)ooo0 Sinar fajar baru saja muncul....
Ketika sinar pertama menembus awan menyorot pada
wajah licik Chu Xiang Yun, Kail Tiada Lawannya sudah
diayunkan, seperti pelangi, juga seperti cakar macan yang
dapat merobek orang.
Namun.... Kail Tiada Lawan Chu Xiang Yun berhenti di depannya
Li Yuan-wai, dan juga jatuh ke tanah menimbulkan
suara'trang'. Sebuah jarum sulam nomor super besar, hanya terlihat
ujungnya saja, yang lainnya semua masuk ke tengah-tengah
alisnya Chu Xiang Yuan.
Mata Chu Xiang Yun yang ingin membunuh itu melotot
melihat Li Yuan-wai, dia tidak mengerti kenapa dirinya
tiba-tiba kehilangan tenaga" Dia juga tidak mengerti kenapa
sedikit pun tidak ada tanda-tandanya dirinya sudah terkena
senjata gelap.... senjata gelap yang mengambil nyawanya.
Hao Shao-feng yang berada disamping membuka
mulutnya besar-besar, dia tidak mengerti apa yang terjadi"
Karena dia hanya melihat jarinya Li Yuan-wai sedikit
bergerak, hawa pembunuhan yang memenuhi udara itu
begitu saja menghilang, segalanya, segalanya kembali
menjadi tenang kembali.
0ooo(dw)ooo0 Sambil mengangkat lengan baju dengan perlahan
mengusap keringat dikening, Li Yuan-wai menghembuskan
nafas sekali. Hao Shao-feng sekarang baru menemukan ada puluhan
jarum sulam di tangannya Li Yuan-wai, bersamaan itu dia
juga melihat setitik merah di antara alisnya Chu Xiang Yun.
"Ini.... ini adalah jarum sulam...." kata Hao Shao-feng
seperti dicekek orang dengan ketakutan.
"Tidak salah, ini adalah jarum sulam.... namun....
namun juga jarum sulam yang bisa.... bisa merengut nyawa
orang," kata Li Yuan-wai sambil terengah-engah.
"Kau.... kau kenapa saling membunuh sesama
perguruan"!"
"Aku saling membunuh sesama satu perguruan" Apa kau
tidak salah"! adalah kalian yang tidak memperdulikan
sesama seperguruan ingin mengambil nyawaku dulu."
Li Yuan-wai sudah bertambah bersemangat,
perkataannya tidak gagap lagi, kata-katanya pun mulai
tajam. "Aku.... maksudku bukan itu...." kataHao Shao-feng.
"Kalau begitu apa maksudmu?" kata Li Yuan-wai merasa
aneh. "Yang kumaksud adalah.... adalah.... kau juga adalah
orang dari Perkumpulan Bunga Ju...."
"Perkumpulan Bunga Ju" Aku masih Pintu Mei (bunga
mei; tidak ada)! Jika aku orang Perkumpulan Bunga Ju aku
sudah sejak tadi membunuh kalian sepasang manusia yang
menghianati leluhur ini...." kata Li Yuan-wai marah.
"Kau bukan"!.... lalu mengapa kau bisa menggunakan
senjata gelap ini"!"
Melihat-lihat puluhan jarum sulam di tangannya, Li
Yuan-wai sepertinya rada mengerti. "Apa kau pernah
melihat jarum yang seperti ini"!" kata Li Yuan-wai.
Hao Shao-feng tidak bicara lagi, dia dengan sedih
menahan mayat yang akan jatuh.
Seseorang jika sudah mati mana mungkin tidak jatuh.
Hanya Chu Xiang Yun yang setelah mati tapi sampai
kini baru bergoyang-goyang akan jatuh.
0ooo(dw)ooo0 Li Yuan-wai walau dapat merasakan Hao Shao-feng
akan segera menyerang lagi.
Tapi dia juga secara bersamaan merasa Hao Shao Feng
sangat takut terhadap jarum di tangannya.
Fajar sudah datang, Li Yuan-wai tahu dirinya tidak
yakin lagi bisa menang meski mendadak menyerang.
Karena Hao Shao-feng sudah memiringkan wajahnya,
menghindar sinar matahari yang menyilaukan mata.
Sekarang Hao Shao-feng sudah siap, lagi pula dia adalah
Hao Shao-feng bukan Chu Xiang Yun.
"Tidak perduli kau siapa, Li Yuan-wai, kau babi gemuk
kau telah membunuh Chu Xiang Yun, menghapuskan
semua harapanku, aku ingin kau mati, mati tuntas...." kata
Hao Shao-feng sambil menggigit-gigi.
Li Yuan-wai merasa ada hawa dingin keluar dari tulang
sumsumnya, dia malah mengangkat-angkat jarum sulam di
tangannya berkata, "Kau.... kau tidak takut pada mereka"
Kau.... kau jika sudah tahu kelihaian jarum ini, maka kau
harus tahu jarum ini selamanya tidak pernah meleset jika
dilepaskan...."
Hao Shao-feng dengan tatapan marah berkata, "Tidak
perlu mengancam aku, aku adalah orang Perkumpulan
Bunga Ju tentu aku tahu apa yang dipegang di tanganmu?"
"Betulkah?"
Kata-kata Li Yuan-wai belum juga habis, tiga buah
jarum di tangannya tiba-tiba sudah terbang, langsung
terbang menuju Hao Shao-feng.
Dia terpaksa menyerang lebih dulu, karena Hao Shaofeng
mendesak dua langkah lagi, dia sudah tidak bisa dalam
jarak begitu dekat melepasnya, bagaimana pun hanya
memakai tangan menusukan jarum tidak mudah
membunuh orang.
tubuh yang tinggi besar seharusnya lebih kaku, namun
Hao Shao-feng dengan hebatnya menghindar tiga jarum ini.
Tiga jarum sulam terbang lagi dari tangannya Li Yuanwai.
Hao Shao-feng tidak bisa lebih mendesak maju, tapi dia
tetap dapat menghindar serangan tiga jarum kedua kalinya.
Lalu tiga jarum lagi.
Kekaisaran Rajawali Emas 2 Kisah Dua Saudara Seperguruan Karya Liang Ie Shen Kesatria Berandalan 2
^