Lambang Naga Panji Naga Sakti 10

Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen Bagian 10


lah meninggalkan
tempat ini, berita tersebut dengan cepat akan diketahui
oleh si Hoa Hoa Kongcu Ke Giok Lang, kecuali Cong
Piauw tauw telah mengadakan persiapan atau Ke Giok
Lang telah pergi mengejar Cong Piauw tauw. Asalkan ia
tetap berada dikota Kay Hong maka ia pasti berusaha
untuk menghadapi kita, maka dari itu kita harus
bertindak lebih berhati hati. Harap Cu-wi pikirkan cara
apa yang bagus untuk mengatasi masalah ini. nanti sore
kita berunding lagi untuk mencari satu akal untuk
membendung usaha Ke Giok Lang ini."
747 Lie Giok Liong sekalian sama sama mengiakan dan
segera kembali kekamar masing-masing untuk
membendung usaha Ke Giok Lang ini dan sekalian untuk
beristirahat. Sementara itu kita balik pada Kwan Tiong Gak yang
membedal kudanya melanjutkan perjalanan, dalam
sekejap mata ia sudah melewati sepuluh lie lebih.
Waktu itu sang surya baru saja muncul sinar matahari
yang barwarna keemas emasan menyoroti permukaan
salju nan putih menimbulkan cahaya pantulan yang
menyilaukan mata.
Dibawah sorotan sang surya, tampaklah ditengah jalan
raya berdiri menanti seorang hweesio berjubah abu abu.
Sejak semula Kwan Tiong Gak sudah mengerti apabila
dirinya tak bakal bisa meninggalkan kota Kay Hong
dalam keadaan aman tetapi tak disangka olehnya kalau
orang pertama yang dijumpainya bukan lain adalah sang
paderi yaug ditemuinya kemarin malam dalam hutan
pohon Liuw, ia agak tertegun dan segera menghentikan
kudanya sembari pura pura tidak kenal.
"Thaysu, kenapa kau menghadang perjalananku?"
tegurnya. Hweesio itu mendongak dan memandang sekejap
kearah Kwan Tiong Gak, kemudian sindirnya
"Kwan Cong Piauw taew, ternyata kau adalah seorang
pelupa." 748 Kwan Tiong Gak tertawa hambar. "Thaysu kau adalah
seorang manusia tak bernama juga tak ada gelar, hal ini
membuat aku sulit untuk mengingat ingatnya."
Air muka sang paderi tersebut tetap hambar
sedikitpun tidak berubah, ujarnya kembali, "Pinceng
paling tidak suka menutupi segala yang kuingin katakan,
kau Kwan Cong piauw tauw sebagai seorang yang
berkedudukan tinggi rasanya tak akan berbohong,
pinceng ingin menanyakan satu hal kepadamu."
"Silahkaa thaysu ajukan pertanyaan"."
"Sekarang peta pengangon kambing itu berada di
mana?" "Berada dalam saku orang she Kwan."
"Bagus sekali entah dapatkah Kwan Cong Piauw Tauw
meninggalkan benda tersebut disini."
"Untuk ditinggalkan disini bukan suatu hal yang sulit,
tapi aku harus libat dahulu apakah Thay suhu punya
kenampuan atau tidak."
Sapasang mata paderi berjubah abu abu Itu berkilat
memancarkan cahaya tajam seru nya.
"Pinceng, sudah melihat bagaimana hebat nya
permainan senjata rahasia serta ilmu golok Kwan Cong
Piauw," 749 "Kalan begitu thaysu tentu sudah mempunyai
perhitungan untuk menghadapi aku orang she Kwan,"
sambung Kwan Tiong Gak hambar, ia segera meloncat
turun dari kuda nya.
Mendengar perkataan itn sipaderi berjubah abu abu
itu tertawa dingin.
"Kalau Kwan sicu rela menyerahkan peta rahasia
pengangon kambing itu secara suka rela kita boleh
hindari suatu pertarungan sengit"
"Haaa. ".Haas". ".Haha, Thay suhu, sungguh enak
sekali perkataanmu."
"Rejeki atau bencana tak bisa datang sendiri, tapi
dicari oieh manusia kalau Kwan sicu tidak percaya
dengan perkataan pinceng silahkan cabut keluar senjata
tajammu." Kembali Kwan Tiong Gak tersenyum. "Thaysu adalah
seorang paderi yang melepaskan diri dari segala
keduniawian, tetapi-cayhe lihat thaysu bukan seorang
paderi saleh, kau terlalu serakah serta menginginkan
barang milik orang lain, watakmu jelek ini bahkan
melebihi manusia biasa."
Ia mendehem perlahan, lalu terusnya.
"Tetapi cayhe tetap terhadap bilamana Thaysu bisa
mengerti diri dan menarik maksudnya semula sehingga
diantara kita tak usah melangsungkan suatu
pertarungan. semisalnya thaysu benar benar sudah
750 bulatkan tekad ingin bergebrak melawan aku orang she
Kwan, harap kau suka sebutkan dulu gelar serta asal
usulmu." "Omitohud setelah kau berhasil menangkan diriku,
belum terlambat apabila pinceng menyebutkan gelarku."
Tapi dengan cepat Kwan Tiong Gak telah menggeleng.
"Thaysu seorang diri menghadang perjalananku,
dalam hati tentu sudah punya suatu keyakinan, setelah
bergebrak maka pertarungan ini pasti akan berlangsung
dengan amat serunya. Senjata tak bermata tak urung
salah satu pihak akan terluka. Cayhe mempunyai
beberapa orang sahabat karib yang berasal dari kuil
siauw lim sie semua, apabila thaysu ada lah orang asalusul
Siauw tim sie"."
"Kalau benar mau apa?" tuk&s hweesio itu tiba tiba.
"Kalau thaysu adalah seorang hweesio berasal dari kuil
siauw lim sie cayhe tidak ingin bergebrak melawan
dirimu," "Jikalau pinceng tidak memberi jalan bagimu untuk
lewat?" "Aku orang she Kwan percaya masih mampu untuk
meloloskan diri dari sini."
"Bagaimana kalau pinceng bukan keluaran dari kuil
Siau lim sie?"
751 "Hal ini akan kulihat dulu bagaimana kepandaian silat
yang kau miliki"
Si hweesio perjubah abu abu itu kontan tertawa
dingin. "Kwan Tiong Gak kau sudah bicara banyak sekali tak
gunanya, perduli apa yang kau katakan aku tak akan
menyebutkan gelar serta asal usulku"."
"Setelah thaysu berkeyakinan bisa mengalahkan aku
orang she Kwan, kau baru berani datang kemari,
bukankah begitu?" jengek orang she Kwan itu.
"Aku sudah melihat permainan ilmu golok dari Kwan
sicu, hanya saja pinceng tetap merasa bahwa nama
seseorang hanya merupaksn suatu petanda belaka. Kau
she Kwan dan bernama Tiong Gak, kendati begitu kau
pun tak boleh melarang orang lain ikut she Kwan pula
dengan nama Tiong Gak. Dikolong langit ada sepuluh,
delapan orang Kwan Tiong Gak hal itu tidak termasuk
sesuatu hal yang aneh tetapi jelas mereka bukan Kwan
Cong Piauw tauw dari perusahaan Hiaw Wie Piauw kiok,
bukankah begitu?"
Ucapan yang berliku liku ini membantu Kwan Cong
Gak yang banyak pengalaman jadi tertegun.
"Taysu kau sudah bicara setengah harian tetapi cayhe
masih belum memahami apa yang sebenarnya kau
maksudkan."
752 "Maksudku gampang sekali, pinceng berpendapat lebih
baik kau tak usah mencari tahu asal usulku dan tidak
perlu mengurus siapakah namaku, kau hendak
melindungi peta rahasia pengangon kambing itu jangan
sampai terjatuh ketangan orang lain bukan
mengandalkan nama kosong gelarmu sebagai Golok sakti
Genta emas yang menggetarkan delapan penjuru,
melainkan mengandalkan kepandaianmu yang
sebenarnya untuk mengalahkan pinceng, kalau kalah
pinceng segera akan putar badan berlalu, sedang kalau
kau yang kalah maka serahkan peta pengangon kambing
itu kepadaku. Diantara kita tiada ikatan dendam,
kedatanganku hanya untuk peta rahasia tersebut lagi
pula hweesio di kolong langit sangat banyak dan mereka
belum tentu adalah diriku."
Mendengar perkataan yang tidak karuan ini Kwan
Tiong Gak tertawa terbahak bahak "Ucapan thaysu benar
benar mengandung maksud yang sangat mendalam, dan
aku liht kau sangat berbeda dengan orang lain, jadi kau
ingin merebut peta pengangon kambing dari tangan aku
orang she Kwan, tapi kau tidak ingin menyebutkan nama
serta asal usulmu bukankah begitu?"
"sedikitpun tidak salah."
"Bagus! kalau memang thaysu bermaksud demikian,
kitapun boleh segera mulai bergebrak, silahkan kau cabut
keluar senjata mu!"
Kiranya hweesio tersebut selama ini selalu bertangan
kosong. 753 Walaupun Kwan Tiong Gak telah memperhatikannya
dengan seksama tetapi tak berhasil ia ketahui dimanakah
senjatanya disimpan.
Si hweesio itu segera ayunkan sepasang telapak
tangannya. "Kwan sicu silahkan cabut keluar senjatamu dan tak
usah kuatir melukai diri pinceng lagi."
"Jadi thaysu ingin menggunakan sepasang telapakmu
untuk menghadapi golok emas dari aku orang she
Kwan?" seru Kwan Tiong Gak dengan wajah agak gusar.
"Pinceng membawa senjata hanya saja Kwan Cong
Piauw tauw tidak berhasil melihatnya saja."
Mendengar ucapan itu Kwan Tiong Gak merasa
hatinya tergerak, segera pikirnya".
"Saudara Poei melatih sepasang telapak tangannya
sebagai Thiat Sin Ciang, golok dan pedang biasa tak akan
bisa melukai dirinya, gelang emas dijari tangannya bisa
diayunkan keluar melukai lawan, apakah hweesio inipun
berhasil melatih kepandaian silat istimewa ini.
Ketika ia perhatikan pihak lawannya dengan teliti,
tertampak olehnya sepasang telapak hweesio tersebut
amat halus dengan kulit yang tipis serta warna merah
keputih-putihan, sama sekali berbeda dengan keadaan
telapak orang yang melatih ilmu Thiat Sah Ciang atau
sebangsanya sedang dijari tanganpun tidak tertampak
gelang emas atau sebangsanyaTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
754 Bagaimanapun Kwan Tiong Gak adalah seorang jago
tua yang banyak pengalaman dalam soal dunia
persilatan, setelah diperiksa dengan teliti akhirnya ia
berhasil ditemukan.
apabila kulit wajah hweesio itu kelihatan jadi kaku dan
keras, seolah olah sedang memakai selapis topeng yang
amat istimewa. Penemuan ini membuat Kwan Tiong Gak keheranan
pikirnya ; "Anak murid budha mengenakan topeng antuk
menutupi wajah aslinya, hweesio ini belum tentu adalah
seorang hweesio yang sebenarnya."
Karena berpikir demikian ia segera tertawa terbahak
bahak. "Haaa". haaa". haa".saudara saudara perguruan
Buddha adalah tempat suci dikolong langit, apalagi
disamping itu masih ada tiga ratus enam puluh jalan lain,
apa perlunya saudara menyaru sebagai seorang
hweesio?" "Kwan sicu kau terlalu banyak bicarakan hal hal yang
tak berguna." seru sang paderi itu sambil angkat telapak
kirinya. Mendadak badannya maju selangkah kedepan. telapak
tangannya segera mengancam dada Kwan Tiong Gak.
755 Sejak tadi Kwan Tiong Gak sudah mengatur
pernapasan melakukan persiapan. sebenarnya ia ingin
menerima datangnya serangan dengan keras lawan
keras, tetapi setelah ditemuinya sewaktu hweesio itu
mengangkat telapak kanannya tertampak sebuah bulatan
warna merah darah, seketika niatnya sudah diubah, sang
badan dengan cepat miring kesamping meloloskan diri
dari datangnya serangan tersebut.
Karena kesalahan kecil ini mengakibatkan sang
hweesio berjubah abu-abu itu berhasil merebut posisi
yang lebih baik. telapsk tangannya segera mengirim
serangan berantai mengancam iga kirinya.
"Suatu ilmu pukulan yang sangat bagus." teriak Kwan
Tiong Gak. Sspasang lengannya dibentangkan, dengan gerakan
"Han Teh Pah Cong?" atau tanah paceklik mencabut
bawang badannya mencelat tujuh, delapan depa
ketengah udara.
Sang paderi tersebut segera tertawa dingin. "Kwan
sicu, cabut keluar senjata tajam-mu!" serunya.
Ditengah berkelebatnya bayangan manusia, ia pun
meloncat ketengah ndara.
Kwan Tiong Gak seketika merasakan datangnya
segelung angin pukulan mendesak badannya, ia jadi
terperanjat, 756 "Kepandaian ilmu silat dari hweesio ini benar benar


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bagus, aku tak boleh berlaku gegabah lagi dengan
dirinya," pikir Cong Piauw tauw dari perusahaan Hauw
Wie Piauw kiok ini diam-diam.
Setelah berhasil merebut posisi yang baik serangan
serangan sang paderi tersebut semuanya ditujukan pada
bagian bagian badan yang merupakan titik titik kematian,
asalkan Kwan Tiong Gak tidak berhasil meloloskan diri
dari kurungan telapak tangan yang amat rapat itu maka
ia tak akan berhasil melancarkan serangan balasan.
Tetapi si Lempengan besi genta emas yang
menggentarkan Delapan penjuru adalah seorang jago
berpengalaman dalam menghadapi pelbagai
pertarungan, walaupun berjumpa dengan musuh
tangguh dan ia didesak berada dibawah angin tetapi
pikirannya tidak jadi kacau.
Mendadak ia keluarkan ilmu bobot seribu kati untuk
memberatkan badannya sehingga sang badan melayang
turun keatas permukaan tanah dengan kecepatan
bagaikan kilat.
Sang hweesio berjubah aba abu ini benar seorang
jago yang luar biasa walaupun perubah yang dilakukan
Kwan Tiong Gak dilakukan dengan kecepatan laksana
kilat tetapi hweesio itupun menunjukkan reaksi yang tak
kalah cepatnya pula.
Bersamaan dengan meluncur turunnya sang tubuh
hweesio tersebut, telapak kanannya diayunkan kedepan
menghantam ulu hati Kwan Tiong Gak ".
757 Cong Piauw tauw dari perusahaan HiAw Wie Piauw
kiok ini jadi amat terperanjat, pikirnya.
"Sungguh lihay hweesio ini,"!
Dalam keadaan tergesa-gesa badannya berputar dan
menghindar lima depa kesamping.
"Kwan Cong Piauw tauw" seru hweesio tersebut
sambil tertawa dingin, "Serahkan peta rahasia
pengangon kambing"."
Suara tertawa tersebut muncul dari belakang tubuh
Kwan Tiong Gak.
Selama melakukan perjalanan baik di-daerah Utara
maupun didaerah Selatan Kwan Tiong Gak telah
berjumpa dengan berbagai jago jago Bu lim yang
memiliki kepandaian silat tinggi, tetapi belum pernah ia
menjumpai keadaan semacam ini hari.
Terasa olehnya telapak tangan hweesio itu bagaikan
menempel diatas punggungnya saja sama sekali tak
berhasil diloloskan.
Dalam keadaan terkejut bercampur gusar badannya
mencelat kembali ketengah udara, golok emaspun
bersamaan waktunya diloloskan dari dalam sarung
dengan menciptakan selapis cahaya keemas emasan.
758 Oleh sambaran sinar tajam yang amat menyilaukan
mata itu hweesio tersebut terdesak mundur kebelakang,
jengeknya sambil tertawa dingin.
"Kwan Tiong Piauw tauw seharusnya dari tadi kau
sudah loloskan golokmu."
Karena kehilangan posisi Kwan Tiong Gak kena di
desak sehingga sulit untuk putar badan, saat ini ia baru
berpaling dan berdiri paling berhadapan dengan hweesio
itu. "Thaysu, sungguh lihay ilmu telapakmu," pujinya.
"Kwan Cong Piauw tauw, kau sudah kaya raya,
namamupun sudah tersohor dikolong langit, agaknya
tidak perlu bagini untuk mengadu jiwa dikarenakan
pengangon kambing."
"mengesampingkan soal peta pengangon kambing,
cukup mengandalkan jurus serangan thaysu yang
berhasil mendesak diriku aku orang she Kwan sudah
sepatutnya minta petunjuk dari dirimu"."
Setelah merandek sejenak, terusnya, "Walaupun
thaysu sudah memperlihatkan sedikit kepandaianmu
maka akupun berhasil membuktikan akan satu hal."
Sebenarnya hweesio itu sudah bersiap sedia hendak
turun, tangan kembali tetapi setelah mendengar ucapan
itu tanyanya, "Kau sudah membuktikan soal apa?"
"Thaysu bukan berasal dari partai Siauw lim?"
759 "Kapan pinceng pernah mengaku berasal dari kuil
Siauw lim sie?"
"Tidak salah, kau memang tidak pernah berkata
demikian, tatapi dalam hati cayhe pernah mempunyai
kecurigaan. kecurigaanku sudah lenyap, kita boleh
melanjutkan pertarungan kita."
"Manusia mati karena serakah, kuda mati karena
makanan. Kwan Cong Piauw tauw sudah memiliki nama
serta harta apa perlunya begitu serakah masih ingin
mengangkangi peta rahasia tersebut?"
"Kami adalah orang orang awam yang biasa gulang
guling diantara soal nama dan harta punya pikiran
serakah sudah umum, tetapi thaysu adalah seorang
paderi tidak di sangka napsu serakahmu jauh berada di
atas nafsu aku orang she Kwan."
"Hmmnnn"! agaknya kita tak bisa merundingkan
persoalan ini lagi."
Sebagai penutup dari ucapan tersebut, telapak
kanannya dibabat kedepan keras keras.
Kali ini Kwan Tiong Gak tidak berani berlaku ayal lagi,
golok emasnya segera diangkat dan dibabat sejajar dada,
"Thaysu, silahkan kaupun cabut senjata mu" serunya.
Hweesio itu memutar pergelangan tangannya
menghindarkan diri dari babatan golok lawan, sedang
760 telapak kiri didorong kedepan dengan gerakan secepat
kilat. Segulung angin pukulan yang maha dahsyat segera
menghantam pergelangan tangan Kwan Tiong Gak
memaksa orang she Kwan ini harus menarik kembali
goloknya kesamping".
Meminjam kesempatan itu hweesio berjubah abu abu
itu mendesak maju kedepan telapak tangannya secepat
kilat menghantam iga kanan. Kwan Tiong Gak
terperanjat,buru buru ia mundur tiga langkah kebelakang
untuk meloloskan diri dari datangnya serangan tersebut.
Golok emas ditangannya segera dilintang-kan kedepan
dengan gerakan "Hua Hun Im Yang" atau Menggaris
Pisah Im dan Yang dengan susah payah akhirnya berhasil
juga membendung datangnya serangan hweesio itu.
Setelah menjumpai dua kali keadaan kritis. Kwan Tiong
Gak baru merasa bahwa Hweesio lawannya benar benar
jago silat yang memiliki kepandaian silat yang luar biasa.
Orang yang bisa melayani permainan golok emasnya
dengan telapak kosong tidak banyak dijumpai dalam Bu
lim, tetapi hweesio ini bukan saja dapat, melayani
dengan sempurna bahkan dapat merebut posisi diatas
angin, sungguh luar biasa.
Terhadap kejadian yang belum pernah di jumpainya,
Kwan Tiong merasa keheranan.
761 permainan golok emasnya mulai diperketat dengan
memilih posisi pertahanan.
Tampak cahaya keemas emasan berkelebat memenuhi
angkasa menciptakan selapis kabut tebal melindungi
seluruh badannya, ia mulai mengurangi serangan balasan
dan lebih menitik beratkan pada pertahanan tubuh,
Sekalipun demikian, secara diam diam ia mulai
memperhatikan perubahan telapak hweesio itu.
Ia berharap dengan andalkan pengalaman yang
selama puluhan tabun ia bisa menemukan perubahan
jurus serangan hweesio itu dan berhasil mengetahui asal
usulnya. Tampak permainan telapak hweesio tersebut semakin
lama semakin gencar, dan setiap serangan dengan
perubahan yang aneh-tapi tepat berhasil meloloskan diri
dari setiap babatan golok Kwan Tiong Gak.
Melihat kejadian ini Kwan Tiong Gak semakin paham
lagi, asalkan dirinya sedikit berlaku gegabah sehingga
gerakan goloknya terpancing oleh gerakan telapak lawan,
maka perubahan serangan hweesio itu bagaikan
gelombang air pasang akan menerjang datang tiada
hentinya. Setelah melewati suatu penelitian yang seksama iapun
dapat menemukan apabila ilmu silat yang digunakan
hweesio tersebut merupakan serangan ilmu telapak yang
aneh dan susah diikuti dengan pandangan mata.
762 Kwan Tiong Gak mencurahkan perhatiannya semakin
seksama lagi, ia berharap dapat menemukan titik
kelemahan dari permainan telapak yang aneh itu.
Karena sedikit pikirannya bercabang, mendadak
lengan kirinya jadi sakit hampir-hampir saja golok
emasnya terlepas dari cekalannya.
Kwan Tiong Gak mendengus dingin, badannya
mengikuti gerakan golok yang menabas kebawah
berpaling kesamping.
Dengan gerakan demikian, kalau dipandang seolah
olah badannya terjengkang ke atas tanah.
Hweesio berbaju abu abu itu setelah melihat
serangannya mengenai sasaran, tangan kirinya kembali
menerjang kedepan, karena dalam pandangannya golok
Kwan Tiong Gak pasti akan terlepas dari genggamannya.
Siapa sangka tenaga Iweekang yang di miliki Kwan
Tiong Gak amat sempurna, walaupun terkena serangan
dengan telak dan badannya terjatuh kedepan tetapi ia
masih bisa mempertahankan goloknya jangan sampai
terlepas dari genggaman.
Sewaktu hweesio berjubah abu abu itu
mempersiapkan serangan selanjutnya mendadak Kwan
Tiong Gak meloncat ketengah angkasa dengan
serentetan cahaya golok yang menyilaukan mata.
Inilah ilmu silat yang paling diandalkan Kwan Tiong
Gak sepanjang hidupnya sering dalam kekalahan berhasil
763 merebut kemenangan dan entah sudah berapa banyak
jago jago Bu lim yang terluka atau binasa di bawah
serangan ini. Hwesio berjubah abu abu itu tidak menyangka dalam
gerakan mencelat pihak lawan bisa mengirim sebuah
serangan yang demikian dahsyat, buru buru badannya
mundur kebelakang untuk menghindar.
Kendati begitu gerakannya masih terlambat selangkah,
jubah hweesionya kena kesambar cahaya golok tersebut
hingga sobek kurang sedikit saja kulitnya terpapas luka.
Setelah serangannya mengenai sasaran.
Kwan Tiong Gak tidak melanjutkan serangan dengan
cepat sang badan meloncat mundur lima langkah
kebelakang. "Tahan!" serunya dingin.
Sebenarnya hweesio berjubah abu abu itu sudah siap
melancarkan serangan balasan mendengar teriakan itu
segera berhenti.
"Kwan Cong Piauw tauw, kau ada pesan apa?"
"Ilmu telapak thaysu sangat aneh."
"Yang paling pinceng dapatkan adalah peta rahasia
pengangon kambing tersebut, kalau Kwan Cong Piauw
tauw merasa tidak kuat menahan diri dan mengerti kalau
pinceng mampu merebut benda tersebut, lebih baik
764 sekarang juga kau serahkan peta rahasia pengangon
kambing itu kepadaku, dengan demikian diantara kita tak
usah melanjutkan pertarungan yang berusaha
membinasakan pihak lawannya ini."
"Thaysu, kau sudah salah paham," dengan cepat
Kwan Tiong Gak menggeleng berulang kali. "Sekalipun
thaysu benar benar bisa mencabut nyawa aku orang she
Kwan, peta rahasia itupun baru bisa kau dapatkan
setelah aku benar benar menemui ajalnya, tetapi
sebelum terjadinya peristiwa ini yang mengerikan
terlebih dahulu cayhe ingin membuktikan akan satu
hal"."
"urusan apa?"
"Ilmu telapak tangan yang thaysu gunakan sangat
aneh dan luar biasa, agaknya merupakan ilmu silat dari
kalangan Buddha."
"Ilmu silat yang ada dikolong langit beratus ratus
macam banyaknya dan belum tentu ada orang yang
memberi batasan apabila seorang paderi harus
mempelajari jenis ilmu silat sama."
"Tetapi ada satu persoalan thaysu tak dapat
membohongi diri cayhe."
"Urusan apa?"
"Kau mengenakan topeng kulit."
765 "Sedikispun tidak salah." sahut hweeaio berjubah abu
abu itu sambil tertawa hambar "Ternyata sepasang mata
Kwan Cong Piauw Tauw tidak kemasukan sebutir pasir."
"Jikalau thaysu sudah mengaku, aku berharap kau
suka melepaskan topeng kulit itu dan bagaimana kalau
menjumpai diriku dengan wajah aslimu?"
"Tidak bisa" tolak sang Hweesio dengan dingin.
"Baik! jikalau thaysu tidak mengijinkan terpaksa kita
harus menempuh dengan jalan bergebrak."
Goloknya segera diangkat keatas, dan sambungnya
lebih lanjut. "Pertarungan ini baru diakhiri setelah salah satu
roboh, thaysu lebih baik kau cabut keluar senjatamu."
"Senjata pinceng setiap saat bisa dikeluarkan, hanya
saja Kwan Cong Piauw tauw tak bisa melihatnya."
Telapak kanannya segera diayun kedepan
melancarkan sebuah serangan dahsyat.
Kali ini Kwan Tiong Gak lebih waspada, pikirnya,


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Gerak gerik hweesio ini sangat aneh, agaknya dia bukan
termasuk manusia dari kalangan jurus, aku harus
bertindak lebih berhati hati."
Karena berpikir demikian, golok emas di tangan
kanannya dengan jurus "Can Cien Ci Lok," atau bidadari
menunjuk jalan menotok dada lawan.
766 Karena dalam hatinya sudah mengadakan persiapan,
serangan golok ini dilancarkan dengan gerakan sangat
lambat. Asalkan hweesio itu melancarkan serangan balasan,
maka golok Kwan Tiong Gak akan bekerja lebih keras
dengan meminjam peluang tersebut.
Tetapi hweesio berjubah abu abu itu mempunyai
ketenangan luar biasa, ia tetap berdiri tak berkutik dari
tempat semula. Menanti ujung golok Kwan Tiong Gak tiba kurang lebih
setengah depa dihadapan dadanya, mendadak telapak
kirinya baru melancarkan serangan dan didorong dari
arah pamping. Segulung tenaga pukulan yang amat hebat meluncur
dan ia keluar dari telapaknya membawa ujung golok
Kwan Tiong Gak ke-samping, sedangkan tangan
kanannya segera diayun kedepan, serentetsn cahaya
putih dengan secepat kilat meluncur kedepan.
Selama ini Kwan Tiong Gak mengingat ingat bahwa
hweesio itu membawa senjata hanya saja belum sampai
dikeluarkan dengan kepandaian silat yang lihay dari
musuhnya semakin membara ia tak berani berlaku
gegabah. Ketika hweesio itu mengayunkan telapak tangannya
tadi, Kwan Tiong Gak dengan sebat menyingkir
kesamping. 767 Mendadak kaki kanan hweesio itu maju melangkah
kedepan, pergelangan kanannya disendat cahaya putih
meluncur kembali ke dalam ujung jubahnya.
Sabelun Kwan Tiong Gak meneliti benda apakah itu
sebuah tendangan kilat telah tiba mengancam lutut
kanannya. Maju melancarkan tendangan seolah olah kedua buah
serangan ini dilakukannya dalam waktu serta saat yang
bersamaan. Buru buru Kwan Tiong Gak mundur tiga langkah
kebelakang meloloskan diri dari datangnya tendangan
tersebut. Dengan demikian ia sama sekali terdesak dibawah
angin, dibawah serangan gencar telapak serta tendangan
lawan, Kwan Tiong Gak terdesak mundur satu tombak
lebih dari tempat semula.
Dengan andalkan pengalamannya selama puluhan
tahun, kepandaian silat yang dimiliki serta kecerdikannya
dalam menghadapi serangan untuk menghadapi
serangan aneh dari ilmu silat lawan, walaupun Kwan
Tiong Gak kena didesak mundur berulang kali, tetapi ia
berhasil juga menghindari semua desakan itu dengan
selamat dan tidak sampai terluka ditangan lawan.
Sebaliknya hweesio itu sendiri pun diam diam merasa
kagum satelah melihat kenyataan bahwa serangan
768 gencarnya sama sekali tidak berhasil melukai pihak lawan
pikirnya ; "Nama besar Kwan Tiong Gak ternyata bukan nama
kosong belaka, serangkaian ilmu silat yang aneh ini
belum pernah dijumpai dalam dunia persilatan, tetapi
dengan andalkan pengalamannya selama puluhan tahun,
serangan berantaiku ini ternyata bisa dihindari juga,
sungguh hebat, sungguh luar biasa."
Walaupun Kwan Tiong Gak berhasil menghindarkan
diri dari serangan berantai lawan, tapi rasa kaget,
terkejut yang mencekam dalam hatinya susah
dibayangkan. "Selama puluhan tahun berkelana didalam dunia
persilatan dengan andalkan golok emas serta piauw
genta emas ia berhasil merebut gelar sebagai si
lempengan besi genta emas yang menggetarkan delapan
penjuru, musuh tangguh yang ditemui tiada terhingga
tetapi belum pernah menjumpai keadaan seperti ini hari.
Walaupun ilmu silat berasal dari satu sumber dan
setiap jago memiliki kecepatan gerak yang berbeda serta
tinggi rendah tenaga murni yang dimiliki, tetapi manusia
seperti hweesio ini benar benar luar biasa"."
Setelah berhasil menghindarkan diri dari serangan
gencar pihak lawan, saking kagetnya seluruh tubuh Kwan
Tiong Gak dibasahi oleh peluh dingin yang mengucur
keluar dengan derasnya.
769 Tetapi ia paham, saat ini tak boleh baginya untuk
memberi kesempatan lagi buat lawannya untuk
melancarkan serangan gencar buru buru goloknya di
putar sedemikian rupa mengirim serangan balasan.
Cahaya golok berkilauan, angin serangan berdesir
memenuhi angkasa, bagaikan gulungan air ditengah
samudra ia mulai meneter lawannya dengan serangan
yang mematikan.
Ketika hweesio itu selesai menggunakan serangan
berantainya yang cepat berganti serangan Kwan Tiong
Gak telah berebut turun dengan mendesak datang.
Tetapi hweesio itu sama sekali tidak melayani
serangan balasan dari Kwan Tiong Gak ini, badannya
segera meloncat kebelakang untuk menghindar.
"Thaysu, hati hati senjata rahasia," seru Kwan Tiong
Gak cepat tanpa berhenti menyerang.
Tangan kanannya diayun, serentetan cahaya keemas
emasan dengan diiringi suara deringan nyaring meluncur
datang dengan kecepatan bagaikan kilat.
Kwan Cong Gak pun tahu serangan senjata rahasia ini
tak akan berhasil melukai lawan, oleh karena itu senjata
rahasia pertama begitu disambit keluar, tangan kirinya
kembali diayun kedepsn mengirim dua batang senjata
rahasia lagi. Senjata rahasia itu dengan digerakan "B" mendesir
kedepan, suara genta bertalu di angkasa, tiga batang
770 senjata rahasia dengan membentuk segi tiga mengurung
tubuh hweesio tersebut.
Merasakan datangnya ancaman senjata rahasia itu
hweesio tersebut mengayunkan sepasang telapaknya
kedepan. Dari ujung bajunya meluncur keluar dua rentetan
cahaya keperak perakan laksana kilat menghajar kedua
batang senjata rahasia genta yang ada dikiri kanan itu
keras keras. Traaaacg".termakan oleh hadiahan dua rentetan
cahaya keperak perakan itu, ke dua batang senjata
rahasia tersebut segera terjatuh keatas tanah.
Tetapi sebatang senjata rahasia yang ketiga dengan
tidak mengalami gangguan apapun mendadak menukik
kebawah. Baru buru hweesio itu jatuhktn badannya kedepan
dengan nyaris senjata rahasia itu berdesir dari balok
kepalanya. Pada Saat ini Kwan Tiong Gak sedang menggenggam
pula dua batang senjata Kiem Ling Piauw, tetapi ia tidak
melanjutkan serangannya.
Dimana sepasang pergelangan hweesio itu ditarik dua
rentetan cahaya putih tadi tahu tahu sudah meluncur
kembali kedalam ujung bajunya,
771 "Thaysu." ujar Kwan Tiong Gak dengan nada dingin,
"Kalau barusan aku orang she Kwan kembali
melancarkan dua batang senjata rahasia, apakah thaysu
percaya bisa menghindarinya?"
"Mungkin pinceng sudah terluka dibawah serangan
senjata rahasia Kiem Ling Piauw mu itu "." Ia merandek
sejenak kemudian sambungnya ;
"Sekalipun saat ini pinceng mengaku kalah dan
mengundurkan diri. Kwan Cong Piauw tauwpun tak akan
bisa tiba diibu kota dengan selamat."
"Hal itu merupakan urusan pribadi aku orang she
Kwan, tak perlu thaysu ikut repot berpikir."
Hweesio berjubah abu abu itu kontan tertawa dingin
"yang penting masih ada satu urusan yang hendak di
terangkan kepadamu, walaupun Pada saat ini aku rela
mengalah dibawah serangan, senjata rahasia Kim Ling
Piauwmu, tapi aku sama sekali tak akan melepaskan
niatku untuk merebut peta rahasia pengangon kambing
tersebut."
"saat ini peta rahasia pengangon kambing berada di
dalam saku aku orang she Kwan kalau thaysu bisa
merebutnya silahkan turun tangan."
Hweesio berjubah abu abu itu mendengus dingin,
tanpa mengucapkan sepatah kata pun ia putar badan
dan berlalu. 772 Sambil memandang bayangan punggung si hweesio
yang lenyap dari pandangan matanya diam diam Kwan
Tiong Gak berpikir dalam hatinya.
"Ilma silat yang digunakan hweesio ini sama sekali
bukan ilmu silat aliran siauw lim pai, wajahmu ditutupi
dengan selapis topeng manusia, kepandaian silatnya
aneh, jelas ia memang ada maksud menutupi asal
usulnya sendiri."
Gerakan tubuh hweesio tersebut sungguh cepat sekali,
dalam sekejap mata ia sudah lenyap dari pandangan,
Kwan Tiong Gak menghembuskan napas panjang, ia
segera meloncat naik keatas kuda nya larikan binatang
tersebut kedepan.
Belum berapa langkah ia berjalan mendadak terdengar
suara gelak tertawa berkumandang datang dari bilik
sebatang pohon ditepi jalan.
Jilid 20 DITENGAH berkelebatnya bayangan manusia, tahu
tahu ditempat itu sudah muncul dua jago.
Yang pertama bukan lain adalah "Hoa Hoa Kongcu",
Ke Giok Lang sedang orang yang mengikuti di
belakangnya adalah si dara berbaju hijau Hoo Lian Hoa
adanya. 773 "Kwan heng," seru Ke Giok Lang sambil ulapkan
tangannya dan tertawa. "Hweesio itu masih mampu
untuk melanjutkan pertarungan, tetapi ia rela mengaku
kalah." "Walaupun begitu thaysu itu masih belum kehilangan
sifatnya yang terbuka dan gentlemen, dengan terang
terangan ia menanti kedatanganku ditengah jalan."
Mendengar sindiran itu Ke Giok Lang tersenyum.
"Kwan-heng, agaknya kau sedang memaki aku orang
she Ke kurang bersifat lapang dada." serunya.
"Kalau Ke Kongcu pun seorang yang jujur dan bersifat
terbuka, tidak seharusnya kau bersembunyi diatas
pohon." Ke Giok Lang segera tertawa terbahak bahak.
"Kwan heng sedikitpun tidak salah, selama melakukan
pekerjaan aku orang she Ke tidak terlalu memperhatikan
tindakan apa yang aku gunakan, yang kupikirkan adalah
secara bagaimana bisa mencapai tujuan"."
Ketika itu Kwan Tiong Gak telah naik keatas kudanya
tapi ia segera meloncat turun kembali, ujarnya, "Ke
Kongcu, kau bermaksud turun tangan berbareng"
ataukah satu lawan satu dengan sistim bergilir?"
"Berjumpa muka lantas bergebrak, apakah kau tidak
merasa tindakan ini terlalu tidak sedap dipandang?"
774 Kwan Tiong Gak angkat muka memandang sekejap
wajah Ke Giok Lang serta Hoo Lian Hoa yang berdiri di
bawah pohon, serunya, "Pagi benar kedatangan kalian
berdua." "Haaa". haaaa".siauwte percaya ini hasil Kwan heng
akan berangkat ke utara, maka kami datang sedikit lebih
pagi." "Hweesio tetiron yang mengenakan topeng diatas
wajah, apakah anak buah dari Ke Kongcu?"
"Kalau aku orang she Ke mengatakan bukan, entah
Kwan Cong Piauw tauw suka mempercayai atau tidak?"
sahut Ke Ciok Lang tersenyum".
Jawaban ini sangat diplomatis, seketika membuat
Kwan Tiong Gak seorang jago berpengalaman luas serta
pengetahuan tinggipun dibikin tertegun, ia tidak berhasil
mengetahui apa maksud sebenarnya dari ucapan
tersebut. Namun sigolok emas yang menggetarkan Delapan
penjuru adalah seorang jago kang ouw kawakan, ia
segera tertawa hambar, katanya.
"Perduli dia benar anak buah Ke Kongcu atau bukan,
aku orang she Kwan tiada bermaksud menyelidiknya
sampai jelas"."
Ia merandek sejenak, kemudian terusnya, "Ke Kongcu,
kalau kau ada maksud bergebrak sllahkan loloskan
senjata. seandainya untuk sementara tidak ingin
775 bergebrak melawan aku orang she Kwan, harap segera
minggir sembari jalan."
"Kwan-heng" seru Ke Giok Lang sambil tersenyum.
"Siauwte punya satu perasaan kita orang orang Bu lim
karena sepatah dua patah kata tidak cocok lantas harus
gunakan kekuatan untuk mengadu jiwa sebenarnya
merupakan suatu tindak yang sangat rendah!"
"Jadi maksud Ke Kongcu, hendak andalkan lidahmu
yang tajam berusaha menundukan aku orang she


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kwan?" "Kwan heng telah malang melintang di daerah Utara
maupun Selatan, pengetahuan serta pengalamanmu
sangat luas, rasanya tak gampang menundukkan dirimu
dengan andalkan ketajaman lidah."
"Lalu Ke Kongcu hendak berbuat apa untuk memaksa
cayhe tunduk?" ujar Kwan Tiong Gak dengan nada berat.
"Dengan andalkan pengetahuan serta pengalaman
Kwan Cong Piauw tauw, rasanya dalam sekali pandangan
tidak sulit untuk mengetahui untung ruginya keadaan
terhadap dirimu bukan?"
Mendengar ucapan itu Kwan Tiong Gak segera
mendongak tertawa, katanya, "Aku she Kwan dengan
kuda mustika golok emas, selama puluhan tahun ini telah
berulang kali menerobos pelbagai jebakan,seandainya
sejak semula Ke Kongcu telah mempersiapkan jebakan
disini, tiada halangan suruh mereka keluar dan mulai
menyerang diriku."
776 Ke Giok Lang tersenyum.
"Sekalipun kau Kwan Cong Piauw tauw bisa
menerobos hadangan ini, namun sayang seribu kali
sayang kepandaian silat Hoei Hu Cong Piauw tauw jauh
lebih rendah setingkat dari kepandaianmu, aku rasa ia
sulit untuk menerobos hadangan disini"."
Seketika Kwan Tiong Gak dibikin tertegun.
"Saudara Poei dia"."
"Ia kena kami tawan!"
"Sekarang berada dimana?"
"Telah aku orang she Ke penjarakan, tempat itu tidsk
jauh letaknya dari sini apa bila Kwan heng ada
kegembiraan tiada halangan ikut diriku pergi menengok,"
Kwan Tiong Gak termenung tidak bicara. Ke Giok Lang
kembali tertawa terbahak-ahak, ujarnya, "Kalau Kwan
heng tidak percaya perkataanku, silahkan melanjutkan
perjalanan menuju ke Utara, aku orang she Ke tak akan
turun tangan menghadang perjalananmu."
Sepasang mata Kwan Tiong Gak berkilat, dengan
tajam ia memperhatikan tubuh Ke Giok Lang tak
berkedip, "Ke Kongcu!" serunya kemudian. "Kalau kau menipu
diriku"."
777 "Haaa ". haa".mari kita percepat perjalanan kita,
tidak sampai sepertanak nasi kau dapat berjumpa
kembali dengan Pui Jie tamu itu."
"Kalau begitu merepotkan Ke Kongcu harus membawa
jalan." Mendadak Ke Giok Lang mendongak
memperdengarkan suara suitan panjang. ".Terdengar
derapan kaki kuda berkumandang datang, dua orang
dara berbaju hijau yang menggembol senjata menuju
dari balik pepohonan.
Mengikuti munculnya kedua orang itu Kwan Tiong Gak
alihkan sinar matanya ke-arah mereka.
Ia mendapatkan bedua orang dara berbaju hijau itu
rata rata berusia enam tujuh belas tahunan, walaupun
wajah mereka tak termasuk sangat cantik namun cukup
mempersonakan hati lelaki.
Tanpa terasa lagi ia kerutkan dahi sembari berkata,
"Apakah perempuan perempuan muda inipun berhasil Ke
Kongcu pikat dari rumah mereka masing-masing?"
"Kata "Memikat" terlalu tidak enak didengar, siauwte
sama sekali tidak menggunakan kekerasan untuk
mendapatkan mereka. Tentu saja setelah mereka
berhasil belajar ilmu silat dan mendapat perintah untuk
melakukan suatu pekerjaan harus diikat dengun suatu
peraturan yang ketat dan tegas"
778 Sementara mereka berbicara. kedua orang dara
berbaju hijau itu tiba dihadapan Ke Giok Lang.
Mereka berdua sama-sama meloncat turun dari atas
pelana, dengan sikap penuh hormat menyerahkan kuda
tersebut ketangan Ke Giok Lang serta Hoo Lian Hoa.
Dengan sebat Ke Giok Lang meloncat naik ke atas
kuda, menarik tali les dan berkata, "Kwan heng , mari
kita berangkat!"
Bagaikan terbang ia larikan kudanya terlebih dahulu
menuju kearah depan.
Kwan Tiong Gak pun segera naik ke-atas punggung
kudanya binatang tunggangannya adalah seeior kuda
mustika yang bisa melakukan perjalanan seribu li dalam
sehari. dengan sekali loncatan kuda tersebut berhssil
menyentak kesisi Ke Giok Lang.
"Ke Kongcu." ujar Kwan Tiong Gak. "Seorang lelaki
sejati, seorang enghiong hoo han tidak patut setiap hari
hanya bergaul dan berkawan dengan kaum gadis kaum
perempuan, apakah kau tidak merasa telah kehilangan
kegagahan seorang manusia jantan?"
"Kwan heng, kau tidak mengerti akan kebagusan
permainan ini." kata Ke Giok Lang sembari tersenyum.
"Kaum perempuan memiliki otak yang lebih teliti dan
halus, bahkan sangat romantis dan setia, mereka jauh
lebih dapat percaya daripada lelaki lelaki busuk macam
diri kita."
779 "Huam! cayhe berharap kau jangan terlalu banyak
melakukan pekerjaan ysng merugikan masyarakat usia
gadis gadis ini baru enam, tujuh belasan tahunan tapi
sudah kau pikat sehingga mereka meninggalkan rumah,
membuat orang tua mereka setiap hari bersedih hati, apa
kau anggap perbuatanmu ini ini suatu perbuatan lelaki
sejati." "Mengumpulkan anak murid, menurunkan ilmu silat,
apa bedanya antara lelaki dan perempuan" Kwan heng
anggap orang tua mereka saudara saudara mereka
bersedih hati karena kehilangan anak gadisnya, apakah
kehilangan anak lelaki tidak membuat hati mereka jadi
sedih?"."
Ia mendongak tertawa terbahak bahak sambungnya,
"Kita bicarakan tentang Kwan heng sendiri saja, satu
bulan membuang beratus ratus tahil perak agar para
piauwsu suka jual nyawa buat kalian tidak perduli
mereka beristri dan berputra mereka masih kecil kecil,
apakah perbuatan ini bukan termasuk suatu perbuatan
yang merugikan masyarakat".?""
"Tentu saja berbeda, kami andalkan ilmu silat untuk
mencari uang, menggantungkan tenaga mencari sesuap
nasi, yang kami kerjakan adalah suatu perdagangan yang
lurus suatu pekerjaan cari uang yang jujur."
"Haaa". haa". kalau membuka Piauw kiok adalah
suatu perdagangan yang lurus, maka merampok,
membegal, merampas harta orang lain merupakan orang
tua dari makan serta pakaian kalian, kalau tidak ada
kawan kawan Liok lim yang melakukan perampokan,
780 serta membegal serta merampas, kalian yang membuka
perusahaan Piauw kiokpun tidak akan mendapatkan uang
dari perdagangan tersebut."
"Ucapanmu sedikitpun tidak salah, kalau tak ada
kawan kawan Liok lim yang melakukan perampokan,
pembegalan serta perampasan maka kami tak akan
berhasil mencari sesuap nasi dengan membuka
perusahaan Piauw kiok namun seandainya mereka yang
melakukan perampokan pembegalan serta perampasan
adalah jago-jago lihay macam Ke Kongcu semua, maka
kami yang bukan perusahaan Piauw kiok akan gulung
tikar dan gigit jari."
Ke Giok Lang tersenyum, segera tukasnya, "Kalau aku
adalah Ke Giok Lang adalah manusia yang suka
merampok, membegal dan merampas, rasanya hanya
perusahaan Hiaw Wie Piauw Kiok kalian saja yang
sanggup menahan, bukankah begitu?"
Sementara bercakap cakap, tanpa terasa mereka
berdua telah tiba didepan sebuah hutan lebat.
Dibalik hutan itu secara dapat terlihat atap rumah
muncul dari balik dedaunan, agaknya disana berdirilah
sebuah bangunan rumah megah dan besar.
Ke Giok Lang segera meloncat turun dari atas kuda
ujarnya sambil tertawa, "Poei Jit te berada didalam
bangunan rumah tersebut!"
781 "Secara bagaimana kongcu hadapi dirinya?" tanya
Kwan Tiong Gak sambil meloncat turun pula dari atas
kuda. "Tindakan aku orang she Ke tidak terlalu buas. aku
hanya menggunakan otot kerbau yang basah untuk
mengikat sepasang tangannya."
"Haee". heee.heee, aku berharap kau tidak sampai
mencelakai dirinya." jengek Kwan Tiong Gak sambil
tertawa dingin.
Setelah melewati hutan lebat itu, bangunan rumah
dapat kelihatan semakin jelas lagi-
Itulah sebuah bangunan berlorong yang terbuat dari
bata warna hijau, megah kokoh dan menarik.
Sambil bersenyum Ke Giok Lang berebut membawa
jalan terlebih dahulu, ujarnya.
"Aku memandang Poei Hu Ceng Piauw tauw bagaikan
tamu terhormat, namun watak Pui heng terlalu keras,
arak serta nasi yang kami hidangkan ternyata telah
ditumpahkan keatas tanah semua."
"Aku orang she Kwan ingin tahu, secara bagaimana
kalian menangkap dirinya?"
"Dalam pandangan Kwan heng, mungkin tindakan
kami ini dianggap terlalu rendah, terlalu memalukan,
namun siauwte marasa cara inilah yang paling bagus dan
782 paling tepat, kami telah menggunakan obat pemabok
untuk merobohkan dirinya."
"Hmm! Tidak disangka Ke Kongcu pun menggunakan
cara yang paling rendah dari dunia persilatan."
"Aku orang she ke, tadi kau sudah berkata, selama
aku paling suka menggunakan cara yang paling mudah
mendatangkan hasil." Mendadak ia berseru tertahan dan
menghentikan langkah kakinya.
Kwan Tiong Gak tertegun dan ikut berhenti, ketika ia
angkat muka terlihat olehnya sebuah lambang
Bergambar naga dengan dasar putih bersulamkan
benang emas tertempel di-depan pintu besar bangunan
tersebut. Walaupun rasa kaget yang dialami Ke Giok Lang pada
saat ini susah dilukiskan, namun ia masih bisa menahan
golakan dalam hatinya dengan paksa, ia berpaling kearah
Kwan Tiong Gak dan diam diam memperhatikan
reaksinya. Inilah Lambang Naga Sakti" yang pernah
menggemparkan dunia persilatan tiga puluh tahun
berselang. Semua anak murid partay besar maupun
perguruan kecil yang ada dalam Bu lim sebelum turun
kedalam kalangan persilatan selalu mendapat pesan
wanti-wanti dari garu guru mereka, bahwasannya
Lambang Naga Sakti adalah suatu Lambang yang
mempunyai kekuasaan sangat besar.
783 Di mana Lambang Naga Sakti tersebut muncul, semua
orang dilarang mendekati.Siapa yang berani melanggar
bukan saja keselamatannya susah dipertahankan bahkan
dapat menyeret pula bagi kemarahan seluruh perguruan.
Didalam rimba persilatan pernah ada tiga pergurnan
besar telah melanggar pantangan dari "Lambang Naga
Sakti" ini, seluruh anggota perguruan mereka dibasmi
hancur dan menyeret sebanyak empat ratus jiwa lenyap
dalam sekejap. Sejak itu tiga perguruan besar tersebut lenyap untuk
selama " selamanya dari dunia persilatan.
Peristiwa mengerikan yang menggetarkan hati semua
orang ini seketika membuat orang orang Bu lim menaruh
rasa jeri terhadap Lambang Naga Sakti yang amat
misterius ini. Pernah partay siauw lim yang dianggap
sebagai tulang punggung dunia persilatan melanggar
pantangan dari Lambang Naga Sakti akibatnya delapan
belas orang padri lihay di bunuh habis, untung sekali
pelanggaran itu baru dilakukan pertama kali, sang
pemilik "Panji Naga Sakti" masih menaruh belas kasihan
terhadap partay besar ini, setelah membunuh delapan
belas orang padri lihay. Ia tidak mempersoalkan lagi
peristiwa tersebut.
Sejak itulah partay Siauw lim serta partay Bu tong
menaruh rasa jeri dan hormat terhadap Lambang Naga
Sakti, mereka tidak berani mencabut kumis harimau lagi
dan memerintahkan anak muridnya segera menghindar
bilamana berjumpa dengan lambang maut tersebut.
784 Diluaran partay partay besar memang menghindar,
namun secara diam diam mereka mengirim jago jago
terlihay dari perguruan mereka untuk menyelidiki asul
usul majikan lambang naga sakti tersebut, mereka
semua menyaru dan menggembol racun keji, asal rahasia
mereka terbongkar segera menelan racun dan bunuh diri
sehingga tidak sampai menyeret perguruan mereka.
Tetapi dari dunia persilatan tiada putus nya tersiar
berita akan kematian orang orang itu sedang asal usul
Majikan Naga Sakti belum juga diketahui, mungkin ada
diantara mereka pernah menjumpai majikan Naga Sakti
tersebut, namun setiap orang yang berhasil mengetahui
wajah aslinya segera menemui ajalnya.
Demikianlah, Naga sakti lama kelamaan jadi suatu
lambang yang menakutkan bagi seluruh anggota dunia
persilatan, tak seorang pun yang berani memandang
remeh atau melanggar peraturan Naga Sakti tersebut.


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Semua partai besar baik dari golongan pekto maupun
dari kalangan Hekto sama-sama turunkan peraturan
ketat terhadap anak muridnya untuk segera menghindar
bila mana menjumpai naga sakti tersebut, barang siapa
yang berani melanggar segera dikenakan hukuman
berat. Sekalipun begitu Naga Sakti tidak terlalu sering
muncul dalam rimba persilatan walaupun mendatangkan
halangan bagi dunia kangouw tetapi tidak terlalu besar.
785 Selama hampir tiga puluh tahun lamanya seluruh
dunia persilatan telah terjerumus kedalam kekuasaan
Naga Sakti. Entah sejak tahun keberapa, tiba tiba naga sakti
lenyap dari dunia persilatan, walaupun partai-partai besar
masih mempertahankan peraturan mereka yang ketat,
dan anak murid yang hendak berkelana selalu mendapat
pesan wanti wanti dari guru mereka namun naga sakti
tidak pernah muncul kembali didalam dunia persilatan.
Kurang lebih dua puluh tahun lamanya naga sakti
lenyap bagaikan awan diangkasa, sedikitpun tidak
meninggalkan jejak. Siapa-pun tidak dapat menceritakan
kisah mengenai lambang naga sakti, yang tersisa
hanyalah kisah kisah yang mengerikan pernah terjadi
tempo dulu. Waktu, dapat membuat kenangan makin luntur
warnanya, walaupun didalam benak para jago Bu lim
saat itu masih tertera kisah kisah berdarah yang terjadi
tempo dulu namun tidak setegas dua puluh tahun
berselang ".
Dengan termangu mangu Kwan Tiong Gak
memperhatikan Lambang naga sakti tersebut lama sekali
ia terpesona". entah sampai kapan baru terdengar ia
bergumam seoriug diri, "Lambang Naga Sakti".
Lambang Naga Sakti yang telah lenyap puluhan
berselang."
786 "Kwan heng!" Ke Giok Lang mendehem memecahkan
kesunyian. "Pernahkah kau menjumpai lambang naga
sakti?" "Baru pertama kali ini aku menjumpai dengan mata
kepala sendiri, tetapi kalau peristiwa tempo dulu sudah
banyak kudengar."
"Kalau begitu, Kwan-heng masih kalah dengan
siauwte," seru Ke Giok Lang sambil tertawa dingin.
"Apa maksudmu?" tanya Kwan Tiong Gak tertegun.
"Dengan apa yang kulihat ini hari, siauwte sudah dua
kali menjumpai Lambang Naga Sakti,"
"Aaaaa.,". pertama kali Ke Kongcu menjumpai
lambang naga sakti ini dimana?"
"Dalam kereta penghantar barang dari perusahaan
Piauw kiok kalian."
"Diatas kereta penghantar barang perusahaan kami?"
Kwan Tiong Gak melengak. "Aaaaakb".! tidak
mungkin." "Perbuatan apapun aku Ke Giok Lang lakukan, hanya
satu hal aku tidak pernah berbohong "
"Kalau begitu sungguh aneh sekali!?"
787 "Sedikitpun tidak aneh, lambang naga sakti tersebut
berada didalam kereta yang di tumpangi nona Liuw"."
Ia mendongak tertawa terbahak bahak, sambungnya,
"Lambang Naga Sakti ini sudah ada puluhan tahun
lamanya lenyap dari dunia persilatan, kemungkinan besar
pemilik lambang paga sakti tersebut sudah mati dan
jenazahnya telah hancur, kalau ada orang yang sengaja
membuat beberapa lembar lambang naga sakti palsu,
aku rasa perbuatan ini tidak dapat terhitung suatu
peristiwa yang meng-herankan lagi."
"Ke Kongcu, mungkin kau sudah terlambat lahir
beberapa tahun sehingga tidak tahu akan peristiwa
lambang naga sakti pada masa silam, aku rasa tak ada
orang yang begitu bernyali berani memalsukan tanda Bulim
pang menakutkan ini."
"Menurut perkataan Kwan Cong Piauw tauw, jadi
lambang naga sakti yang muncul dalam kereta yang
ditumpangi nona Liuw adalah lambang asli!"
"Bagaimanakah kejadian sebenarnya cayhe tidak
berani ambil kesimpulan, namun aku berani yakin dalam
Bu-lim tak ada yang berani memalsukan lambang naga
sakti tersebut."
"Jadi kalau menurut ucapan Kwan Cong Piauw tauw
barusan, lambang naga sakti yang muncul didalam
kereta nona Liuw serta lambang naga sakti asli semua"!"
tukas Ke Giok Lang dingin,
788 "Cayhe tidak dapat berpikir siapakah begitu bernyali
berani memalsukan Lambang Naga Sakti tersebut."
"Bangunan loteng ini adalah daerah kekuasaan aku Ke
Giok Lang." ujar Ke Giok Lang kembali dengan nada
dingin. "Sedangkan lambang naga sakti tersebut
tertancap didepan pintu, entah apa maksud dari
peristiwa ini?"
"Menurut keadaan biasanya seperti masa masa yang
silam, dimana muncul lambang naga sakti bila ada
keterangan yang ikut tertancap disisinya maka kau harus
melaksanakan tugas yang diperintahkan dalam surat
tersebut."
"Seandainya dibawah lambang Naga Sakti tidak
terdapat surat tanda perintah?"
"Kalau demikian adanya, lebih baik Ke Kongcu jangan
mendekati lambang Naga Sakti tersebut."
Ke Giok Lang termenung berpikir sebentar dan
ujarnya, "Kwan heng, apakah kau punya nyali untuk
memeriksa kesana "
Dengan cepat Kwan Tiong Gak menggeleng.
"Cayhe tidak ingin menempuh bahaya yang sama
sekali tak berguna ini."
"Seandainya aku orang she Ke menemani Kwan heng
meninjau kesana?"
789 "Ke Kongcu" Kwan Tiong Gak segera tersenyum.
"Kalau bernyali dan tidak percaya peristiwa yang
menyangkut lambang Naga Sakti Ini tiada halangan kau
pergi memeriksa sendiri, tak usah kau seret pula aku
orang she Kwan untuk menemani dirimu!"
Sewaktu Ke Giok Lang dilahirkan di kolong langit,
lambang naga sakti telah lama lenyap dari dunia
persilatan, didalam ingatan nya sama sekali tidak
terdapat pengalaman mengerikan tentang lambang naga
sakti tersebut apa yang ia ketahui kebanyakan dari
pembicaraan orang lain belaka.
Sekalipun begitu ia bagaimanakah watak Kwan Tiong
Gak bukan saja ia merupakan seorang pemimpin
bijaksana dalam perusahaan Hauw Wie Piauw kiok,
didalam dunia persilatanmu terhitung seorang enghiong
hoohan. Menjumpai Kwan Tiong Gak menaruh rasa jeri
terhadap lambang naga sakti tersebut dalam hati
kecilnya seketika timbul rasa was was.
Setelah mendehem ringan ujarnya, "Menurut pendapat
Kwan heng kita tak boleh mendekati lambang naga sakti
tersebut bukankah sama artinya tak dapat masuk ke
dalam bangunan rumah itu?"
"Cayhe pernah dengar orang berkata bahwa lambang
Naga Sakti tersebut bukannya tak boleh didekati hanya
saja kita bakal menjumpai banyak kerepotan".
"Kerepotan macam apa yang kau maksudkan?"
790 "Melepaskan senjata tajam yang digembol keluarkan
semua senjata rahasia yang disembunyikan, dengan
telapak dirapatkan jadi satu berjalan mendekati lambang
Naga Sakti tersebut kemudian menjura tiga kali ke arah
lambang itu kemudian baru boleh berlalu."
Ke Giok Lang termenung beberapa saat lamanya
kemudian ujarnya, "Kalau percaya pasti ada, kalau tidak
dipercaya tak akan ada, biarlah cayhe mencobanya
terlebih dahulu".
"Cayhe pun hanya mendengar pembicaraan orang
lain, manjur atau tidak caybe tidak berani tanggung."
Ke Giok Lang tertawa hambar, dia serahkan kipasnya
ketangan Hoo Lian Hoa kemudian dari dalam sakunya
mengeluarkan pula empat batang pedang pendek yang
panjangnya ada delapan cun.
"Ke Kongcu, apa gunanya keempat bilah pedang
pendek yang kau sembunyikan dalam tubuh mu itu?"
"Senjata tajam, sewaktu Kwan heng sedang bergebrak
dengan aku orang she Ke di-kemudian hari kemungkinan
besar dapat melihat bagaimanakah aku orang she Ke
menggunakan senjata tersebut."
Setelah ia melakukan selurah perkataan yang
diucapkan Kwan Tiong Gak dengan sepasang telapak
dirapatkan jadi satu ia berjalan mendekati Lambang
tersebut dan menjalankan penghormatan sebanyak tiga
kali ke-arah Lambang naga sakti.
791 Si Hoa Hoa Kongcu Ke Giok Lang yang memiliki nama
tersohor dalam dunia persilatan ternyata menjalankan
penghormatan terhadap sebuah panji kecil, sebenarnya
hal ini merupakan suatu peristiwa yang menggelikan.
Sekalipun begitu Kwan Tiong Gak memperhatikannya
dengan wajah serius. Seluruh perhatiannya ditumpahkan
keatas Lambang naga sakti itu.
Setelah menjalankan penghormatan Ke Giok Lang
melanjutkan perjalanannya memasuki bangunan itu.
Melihat tindakan sang pemuda. Kwan Tiong Gak
terperanjat, dia takut si kongcu romantis ini menangkan
keuntungan bagi Pui Ceng Yan buru buru serunya.
"Ke kongcu jangan lupa dengan perjanjian kita."
"Soal ini harap kau berlega hati." jawab Ke Giok Lang
sambil berpaling dan tertawa. "Selama cayhe masih
menginginkan peta pengangon kambing, tak akan
kucelakai saudara Poei."
Dengan langkah labar ia melanjutkan perjalanannya
masuk kedalam ruangan itu.
Kurang lebih seperminum teh kemudian dongan wajah
pucat pasi bagaikan mayat Ke Giok Lang muncul kembali
dari balik ruangan dan berjalan mendekat dengan
langkah terburu buru.
Menjumpai perubahan wajahnya Kwan Tiong Gak
segera menduga ia telah menemui suatu perubahan
792 besar, diam diam ia salurkan hawa murninya
mengadakan persiapan.
Dangan langkah lebar Ke Giok Lang berjalan
mendekat, segera tegurnya dengan rada dingin.
"Kwan Tiong Gak, ada hubungan apa antara
perusahaan kiokmu dengan Lambang Naga Sakti
tersebut?"
Mendapat pertanyaan begitu Kwan Tiong Gak
tertegun, "Dikolong langit siapa yang tidak tahu kalau sang
pemilik Lambang Naga Sakti adalah seorang jago lihay
bagaikan naga sakti, seorang jago lihay bagaikan naga
sakti yang nampak kepala tak nampak ekor. Mana
mungkin dia punya hubungan dengan perusahaan Piauw
kiok kami?"
"Kalau tidak ada hubungan, maka dengan
memberanikan diri aku orang she Ke akan menuduh
bahwa Lambang Naga Sakti tersebut adalah ciptaan
perusahaan Piauw kiok kalian seodiri"."
Ia mendongak tertawa terbahak bahak, kemudian
terusnya, "Perusahaan Hauw Wie Piauw kiok bisa malang
melintang di Utara maupun Selatan selama banyak tahun
tanpa mempunyai peristiwa kiranya di balik hal tersebut
tersembunyi rahasia ini!"
793 "Ke Kongcu!" ujar Kwan Tiong Gak dengan wajah
serius. "Kalau perusahaan Piauw kiok kami punya
hubungan dengan Lambang Naga Sakti tersebut, hal ini
merupakan Suatu kebanggaan dari perusahaan Hauw
Wie Piauw kiok kami, kenapa cayhe tidak barani
mengaku" sedangkan mengenai pemalsuan Lambang
Naga Sakti, bukannya aku orang she Kwan tempeli emas
diatas wajah sendiri aku tidak punya keberanian sebesar
itu." "Tapi kau harus tahu. Sewaktu cayhe untuk pertama
kali menjumpai Lambang Naga Sakti hal ini terjadi di
dalam kereta yang ditumpangi nona Liuw, jelas Lambang
itu ada sangkut pautnya dengan perusahaan kalian lalu
ketika untuk kedua kalinya menjumpai lambang naga
sakti lagi. kembali urusan ini ada sangkut pautnya
dengan perusahaanmu"
"Tentang Lambang naga sakti yang muncul dalam
kereta nona Liuw sampai detik ini cayhe tidak pernah
mendengar laporan, seandainya benar terjadi peristiwa
ini Piauwsu dari perusahaan kami sejak semula telah
melaporkan hal tersebut kepadaku mengenai -munculnya
lambang tersebut pada saat ini entah secara bagaimana
kau menuduh ada sangkut pautnya dengan perusahaan
kami?" "Orang itu telah menolong Pui Ceng Yan disamping itu
membinasakan pula empat orang pengawalnya"
"Aaaakh, ada kejadian semacam ini?" seru Kwan Tiong
Gak kembali dibikin tertegun.
794 "Kalau kau tidak percaya boleh masuk ke dalam
ruangan dan memeriksa sendiri."
Sembari berkata ia menerima kembali-pedang pendek


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

serta kipasnya dari tangan Hoo Lian Hoa.
Jelas, tiada maksud untuk turun tangan.
Sambil memandang Lambang naga sakti yang berkibar
tertiup angin, dengan kebingungan Kwan Tiong Gak
berseru. "Peristiwa ini memang sedikit mengherankan!"
"Kwan Ciong Piauw tauw benarkah kau sangat takut
dengan lambang naga sakti itu?"
"Cayhe dilahirkan lebih tua puluhan tahun Ke Kongcu,
pengetahuan maupun pengalaman yang kualamipun jauh
lebih banyak dari dirimu, aku mengerti apa yang
dikabarkan selama ini dalam Bu lim suatu berita bohong
belaka, peristiwa tersebut benar benar suatu peristiwa
berdarah yang nyata."
"Kalau begitu Kwan heng tidak bermaksud masuk
kedalam sana?" kata Ke Giok Lang dingin.
"Kalau benar Poei Hu Cong Piauw tauw dari
perusahaan kami telah ditolong orang masuk atau
tidaknya aku orang she Kwan ke dalam ruangan rasanya
tiada sangkut paut yang penting lagi."
795 "Cayhe minta kau suka mengikuti aku masuk kedalam
ruangan dan melihat bagaimana keempat orang anak
buahku terbunuh."
Kwan Tiong Gak termenung berpikir beberapa saat
lamanya, lalu ujarnya, "Mungkin batok kepala mereka
telah di tabas putus kemudian dijejerkan menjadi satu
diatas meja?"
"Sedikitpun tidak salah, agaknya orang itu amat suka
akan kebersihan, setelah membinasakan mereka masih
ada kesenangan untuk mengatur batok kepala mereka
teratur rapi."
"Ke Kongcu!" Dengan cepat Kwan Tiong Gak
menggeleng. "Itulah kebiasaan dari pemilik lambang
naga sakti, aku orang she Kwan selamanya tidak pernah
berbohong. Majikan naga sakti, aku orang she Kwan
selama nya tidak pernah berbohong, majikan lambang
naga sakti sama sekali tidak ada hubungan dengan kami
dari perusahaan Hauw Wie Piauw-kiok, paling sedikit aku
tidak tersangkut paut dengan peristiwa tersebut"."
Ia meloncat naik keatas pelana dan menyambung
kembali kata-kata.
"Aku orang she Kwan percaya atas perkataan Ke
Kongcu, kini Poei Ha Cong Piauw tauw dari perusahaan
kami telah ditolong orang, agaknya kitapun tiada suatu
tujuan untuk saling bergebrak, cayhe mohon diri terlebih
dahulu." "Tunggu sebentar."
796 "Ke Kongcu, kau masih ada urusan apa lagi?" tanya
Kwan Tiong Gak bertanya.
"Sekalipun Poei Ceng Yan sudah ditolong orang,
namun peta pengangon kambing masih berada dalam
saku Cong Piauw tauw."
"Sedikitpun tidak salah, tetapi cayhe-pun ingin
menasehati diri Ke Kongcu Pemilik lambang naga sakti
telah meninggalkan tanda pembunuhnya disini, hal ini
sama artinya memberi peringatan buat diri Ke Kongcu
sendiri, Apa yang Ke Kongcu sedang lakukan pada saat
ini lebih baik segera dihentikan,"
Mendengar ucapan itu kontan Ke Giok Lang tertawa
terbahak bahak.
"Menghentikan semua usahaku untuk mendapatan
peta pengangon kambing tersebut?"
"Ke Kongcu lebih baik jangan terlalu menyudutkan
orang lain aku orang she Kwan bukan lagi menakut
nakuti dirimu, kalau kau ada maksud mencari gara gara
dengan pemilik lambang naga sakti. silahkan Ke Kongcu
gerakan seluruh anak buahmu yang telah kau tempatkan
disekeliling tempat ini!"
"Jadi kau sudah tahu kalau kau berada dalam
kepungan?" seru Ke Giok Lang.
Kwan Tiong Gak segera mendongak tertawa terbahak
bahak. 797 "Aku orang she Kwan dengan menunggang kuda serta
andalkan golok emas pernah menerjang berpuluh puluh
bahkan beratus-ratus kepungan, pemainan dari Ke
Kongcu ini telah aku orang she Kwan ketahui sejak
masuk kedalam hutan tadi."
Sreeeet! Ke Giok Lang segera membentangkan senjata
kipas ditangannya.
"Kwan Tiong Gak, ada dua jalan untuk mu. Silahkan
kau memilih sendiri!"
"Tolong tanya dua jalan yang mana?"
"Tinggalkan peta pengangon kambing atau terjang
keluar dari kepungan aku orang she Ke."
Mendengar ancaman itu Kwan Tiong Gak tanpa terasa
telah meraba gagang golok emasnya.
"Ke Kongcu, kalau kau sudah ambil keputusan untuK
mencari menang kalah di antara kita, ini pun merupakan
persoalan yang tak bisa dihindarkan lagi."
Selagi Ke Giok Lang siap menggerakan kipasnya untuk
memberi tanda, mendadak terdengar suara jeritan ngeri
berkumandang datang dari tempat kejauhan.
Kedua jeritan tajam tadi membuat gerakan kipas Ke
Giok Lang berhenti di tengah jalan.
"Siapa!" bentaknya berat.
798 "Aku!" seseorang menjawab, Seorang lelaki
berpakaian ketat dengan sepasang tangannya membawa
dua butir batok kepala berjalan mendekat dengan
langkah lebar. Menemui orang hawa gusar segera memuncak dalam
benak Ke Giok Lang serunya dengan suara keras,
"Keparat, nyalimu sungguh tidak kecil"
"Hamba tidak bisa tidak harus datang, ia sudah
menotok beberapa jalan-jalan darah ku," seru orang itu
buru buru. Sembari berkata ia melanjutkan langkah nya
mendekati Ke Giok Lang.
"Bangsat, kau cari mati."
Tangan kanannya diayunkan kedepan melancarkan
sebuah hantaman mengancam dada orang itu.
Orang tadi dapat melihat jelas datangnya serangan
yang mengancam dadanya namun ia tak berkekuatan
untuk menghindar.
"Braaaak".!" dengan telak serangan tadi bersarang
ditubuhnya. Serangan tadi Ke Giok Lang ini datangnya amat berat,
terhajar oleh serangan terse-but lelaki tadi muntahkan
darah segar dan roboh keatas tanah dengan badan kaku.
799 "Ke Kongcu, jalan darahnya telah tertotok membuat
badannya tak dapat menekuk." seru Kwan Tiong Gak dari
samping. "Kau membinasakan dirinya apakah tidak
terlalu sayang?"
Setelah Ke Giok Lang membinasakan orang itu, dalam
hatinya timbul kewaspadaan, melihat pula pinggangnya
kaku, kakinya kaku jelas beberapa buah jalan darahnya
sudah tertotok ia makin terperanjat.
Apakah setelah diketahui pula kedua butir batok
kepala yang dibawa orang itu bukan lain adalah batok
kepala dari anak buahnya yang ia sembunyikan diseliling
tempat itu. Bagaimanapun ia adalah seorang manusia berpikiran
cerdik, setelah dipikir sebentar, otakpun jadi terang
kembali. "Ehhm".! agaknya beberapa buah jalan darahnya
memang tertotok!" sahutnya sambil tertawa hambar.
"Kemungkinan sekali dia masih ada urusan hendak
dilaporkan kepada Ke Kongcu dengan hajarannya
barusan sehingga jiwanya melayang, kau telah
kehilangan sebuah peluang baik untuk mengetahui
keadaan yang sebenarnya."
"Hmmn! asal kita melakukan pemeriksaan lebih
seksama lagi, rasanya tidak sukar untuk mengetahui
keadaan sebenarnya, tidak perlu ia beri keterangan"."
800 Dari penjelasan itu Kwan Tiong Gak dapat menarik
kesimpulan bahwa Ke Giok Lang sudah tahu salah
kendati diluar masih ngotot, ia pun tidak bisa
memecahkan rahasia itu. sambil tertawa hambar
katanya, "Cayhepun seharusnya segara berangkat."
Air maka Ke Giok Lang berubah sangat hebat sehingga
susah dilukiskan dengan kata-kata, jelas ia sedang
merasa sedih dan mendongkol karena usahanya telah
menemui kegagalan.
Dengan susah payah ia pancing Kwan Tiong Gak
masuk kedalom jebakan, kini suruh dia melepaskan
begitu ssja tentu saja dalam hati mereka sedikit tidak
rela. Tetapi perubahan yang terjadi sama sekali berada
diluar kekuasaan Ke Giok Lang. masih hidupkan jagojago
yang ia atur disekitar tempat itu" ia tidak berani
memastikan. Untuk beberapa waktu lamanya hati terasa sangat
sedih sehingga dalam sesaat tak sanggup mengucapkan
sepatah katapun.
Teraengar Kwan Tiong Gak tersenyum, ujarnya
perlahan-lahan, "Saudara Poei telah ditolong orang orang
yang kau atur disekeliling tempat inipun tak bisa
diandalkan lagi, kalau mau bergebrak terpaksa kita harus
berduel, ke kongcu pertimbangkan dulu situasi disini,
apakah kau yakin dapat dapat mengalahkan aku orang
she Kwan.?"
801 Air muka Ke Giok Lang berubah hebat, tapi sebentar
kemudian ia sudah tertawa.
"Cayhe ada satu persoalan yaug tak berhasil kupahami
walau sudah dipikir berulang kali. kini ingin kupinta
petunjuk dari Kwan heng." katanya.
"Asal aku orang she Kwan tabu, tentu akan ku
utarakan"."
"Ilmu kepandaian apakah yang telah di gunakan orang
itu sehingga membuat pinggangnya laras kakinya kaku
dan berjalan tanpa menekuk. Walaupun kesadarannya
masih tetap ada namun seluruh badannya tidak
mendengar perintah lagi.
"Aku orang she Kwan pun belum pernah mendengar
ilmu kepandaian macam ini seperti pula Ke Kongcu baru
pertama kali ini aku menjumpainya."
"Oodw". aku masih mengira kau tahu." seru Ke Giok
Lang ia lantas ulapkan tangannya. "Kalau kau tidak tahu,
cayhe pun tak ingin mengganggu perjalananmu lagi,
silahkan anda melanjutkan perjalanan."
Kwan Tiong Gak segera menyentak tali les kuda, di
iringi suara ringkikan panjang ia kabur kedepan.
Dasarnya kuda tersebut adalah seekor kuda mustika
yang bisa melakukan perjalanan seribu dalam sehari,
dalam sekejap saja bayangan orang she Kwan telah
lenyap dari pandangan.
802 Ke Giok Lang tidak menghalangi perjalanannya,
dengan mata mendelong ia awasi Kwan Tiong Gak
hingga lenyap dari pandangan.
Melihat sang Hoa Hoa Kongcu berdiri melongo,
dengan langkah pelan Hoa Lian Hoa jalan menghampiri,
hiburnya, "Giok Lang, biarkanlah berlalu! waktu
dikemudian hari masih panjang kita cari lagi siasat lain
untnk hadapi dirinya."
Ke Giok Lang mengangguk, ia rangkul gadis she Hoo
itu dan menyahut, "Aku tjdak jeri terhadap Kwan Tiong
Gak yang kupikirkan adalah yang punya lambang Naga
Sakti"."
"Lambang Naga Sakti merupakan benda pantangan
bagi orang orang Bu lim, lebih baik kau mengalah saja
terhadapnya." sambung sang gadis cepat.
"Aku sedang berpikir, secara bagaimana dapat
berjumpa muka dengan yang punya lambang Naga Sakti
itu!" "Orang orang kangouw pada menyingkir dan berusaha
menghindarkan diri dari pertemuan dengan lambang
Naga Sakti, apa perlu nya kau ingin berjumpa muka
dengan dirinya "
"Sedikitpun tidak salah, pemilik Lambang Naga Sakti
dapat menggetarkan seluruh Rimba persilatan karena ia
terlalu misterius orang orang kangouw tak ada yang
berhasil menjumpai dirinya, perduli bagaimana lihaynya
kepandaian silat orang itu, ia tetap seorang manusia!"
803 "Apa yang kau bicarakan terlalu mendalam," seru Hoo
Lian Ho dengan sepasang mata terbelalak lebar. "Ada
yang tidak dapat kupahami."
Ke Giok Lang angkat muka keatas dan menghela
napas panjang. "Walaupun Lambang Naga Sakti tersebut dari siluman
emas, namun umur tak akan menanti manusia, kalau
dugaanku tidak meleset maka benda tersebut sudah
seharusnya berganti pemilik."
"Maksud Giok Lang, apakah pemilik Lambang Naga
Sakti itu kemungkinan besar adalah putra dari pemilik
tua." "Bslum tentu putranya, mungkin juga, murid
muridnya. Lambang Naga Sakti pernah menggetarkan
dunia persilatan selama sepuluh tahun, ini hari muncul
kembali dalam unia persilatan, kalau pemiliknya masih
tetap pemilik lama, ia tentu sudah sangat tua."
"Sangat cengli ucapanmu," Hoo Lian Hoa mengangguk
dan tertawa. "Namun sekali pun pemiliknya sudah


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berganti tangan, orang orang Bu lim masih jeri terhadap
dirinya, kenapa kita tidak mengalah pula buat dirinya?"
"Bukan saja kita harus mengalah kepadanya, bahkan
harus berusaha untuk berkenalan dengan dirinya."
"Berkenalan dengan dirinya?"
804 "Benar, tetapi untuk itu kau harus bayak memberi
bantuan." "Kepandaian silatku tidak dapat menyamai
kepandaianmu, dalam soal kecerdasan otak pun tak bisa
menangkan dirimu, bagai mana aku bisa membantu
usahamu ini?""
"Sssst".! menurut pendapatmu pemilik lambang naga
sakti itu seorang lelaki atau seorang perempuan?" bisik
Ke Giok Lang lirih.
"Lelaki!"
"Berdasarkan hal apa kau bisa berkata dengan begitu
yakin?" "Entahlah, aku sendiripun tidak tahu, aku hanya
berpikir demikian."
"Apa yang kau pikirkan sedikitpun tidak salah," Ke
Giok Lang tersenyum. "Aku pun merasa dia adalah
seorang lelaki, oleh sebab itu aku ingin membantumu."
"Kau ingin aku berbuat apa?"
"Pemilik Lambang Naga Sakti adalah seorang
enghiong hoo ban, ia tidak akan melukai kaum gadis,
terutama sekali gadis yang cantik jelita macam kau,
begitu bukan?"
805 "Aaaakh!"." Agaknya Hoo Lian Hoa sudah paham apa
yang sedang dimaksudkan kekasihnya. "Kau ingin aku
pergi cari dirinya"."
"Urusan ini harus kita susun dulu suatu rencana yang
bagus dan rapat, kita tak boleh bekerja sembarangan,"
sambung Ke Giok Lang cepat.
"Giok Lang!" Sepasang alis Hoo Lian Hoa berkerut.
"Perkataan apapun aku suka mendengarkan, namun
kalau suruh aku mencari lelaki lain, aku"."
Ke Giok Lang segera merangkul pinggang Hoo Lian
Hoa erat erat dengan nada sayang serunya lirih.
"Kecuali kau, orang lain bagaimana mungkin dapat
berjumpa dengan manusia sakti yang kelihatan
kepalanya tak kelihaian , ekornya ini?"
"Secara bagaimana aku dapat berjumpa dengan
dirinya?" "Kalau ada seorang gadis cantik, dia adalah lelaki"."
Bicara sampai disitu ia merandek dan
memperdengarkan suara suitan aneh berulang kali.
Dari empat penjuru tampak bayangan manusia
berkelebat, empat lima orang lelaki berbaju hitam
dengan langkah terburu buru munculkan diri dan
berhenti kurang lebih lima depa dihadapan Ke Giok
Lang". 806 "Hanya kalian beberapa orang"!" tanya Sang Kongcu
romantis dengan alis berkerut.
Kelima orang lelaki keluar itu saling bertukar
pandangan, mereka tidak tahu apa yang diucapkan.
"Cepat lakukan pemeriksaan disekeliling tempat ini,
kau menemukan jenasah segera dikubur!"
Agaknya kelima orang itu menaruh rasa hormat dan
jeri terhadap Ke Giok Lang, walaupun dalam hati merasa
kurang begitu paham namun mereka tak berani banyak
bertanya, setelah menjura segera berlalu dari sana.
"Kau telah sembunyikan berapa orang diaekitar sini?"
bisik Hoo Lian Hoa setelah kelima orang lelaki itu berlalu.
"Lima belas orang, tetapi sekarang tinggal mereka
berlima." "Sisanya sepuluh orang telah kemana?"
Ke Giok Lang menggeleng dan tertawa getir,
"Kalau bukan mati jalan darahnya telah tertotok.
Aaa". sejak aku Ke Giok Lang munculkan diri dalam
dunia persilatan, belum pernah kualami kekalahan total
macam ini hari."
Tiba tiba ia teringat akan lambang Naga Sakti yang
tertancap di depan pintu, buru-buru kepalanya berpaling.
807 "Aaakh".!" saking kagetnya Ke Giok-Lang tak dapat
menahan golakan hatinya.
Pintu bangunan kosong bersih, lambang Naga Sakti
tersebut entah sejak kapan telah diambil kembali oleh
pemiliknya. Agaknya Hoo Lian Hoa pun dapat menemukan apabila
lambang Naga Sakti telah lenyap, ia tertegun.
"Giok Lang. lambang Naga Sakti telah lenyap tak
berbekas." serunya.
Air muka Ke Giok Lang sebentar berubah pucat pasi,
sebentar berubah hijau membesi, tangannya rada
gemetar. Jelas dalam hatinya telah terjadi suatu
pergolakan yang amat besar.
"Giok Lang, kenapa kau?" tanya Hoo Lian Hoa sambil
mencekal tangan kanan, pemuda itu dan
menggenggamnya dengan erat erat.
Ke Giok Lang tertawa dingin, dengan sepasang mata
memancarkan cahaya buas serunya, "Aku bersumpah tak
akan berpeluk tangan terhadap orang ini!"
Sementara itu kita balik pada Kwsn Tiong Gak yang
melarikan kudanya melanjut kan perjalanan.
Setelah berlari beberapa saat lamanya ia tarik les
memperlambat lari kudanya dan berpikir.
808 "Antara pemilik lambang Naga Sakti dengan
perusahaan Hauw Wie Piauw kiok sama sekali tiada
ikatan ataupun hubungan, tetapi jelas ia sedang
membantu orang jadi kebingungan setengah mati."
Mendadak suatu ingatan berkelebat dalam benaknya,
ia berpikir lebih jauh, "Apakah ia pun berbuat demikian
disebabkan peta pengangon kambing itu" Memberi budi
dahulu kepadaku kemudian baru meminta barang yang ia
butuhkan".,"
"Toako"." Suara yang amat dikenal berkumandang
dari sisi jalan menyadarkan Kwan Tiong Gak dari
lamunannya. Setelah mendengar suara tersebut, tanpa angkat
muka lagi Kwan Tiong Gak dapat menebak siapakah dia.
Tetapi ia mendongak juga memandang sekejap kearah
orang itu. Tampaklah ditepi jalan diatas sebuah lapangan
berumput duduk seorang kakek tua yang bukan lain ialah
Pui Ceng Yan Perlahan lahan Pui Ceng Yan bangun berdiri kemudian
berjalan menghampiri Cong Piauw-tauwnya dan menjura,
"Menjumpai Toako."
Kwan Tiong Gak usap tangan menyeka pundak Pui
Ceng Yan, mengambil kesempatan itu ia meloncat turun
dari atas pelana Kuda, katanya, "Saudara, kau terlalu
menderita"."
809 "Masih baikan!" jawab Put Ceng Yan sambil
menggeleng dan tertawa getir. "Beberapa orang anak
buah Ke Giok Lang ada maksud menyiksa diriku, saat
itulah muncul seorang menolong diriku. Aaaaai".! pada
hal sekalipun siauwte harus menderita lagi pun tidak
mengapa asal tidak sampai memalukan
nama toako"."
"Aku rasa Ke Giok Lang tak akan menipu diriku apa
yang telah terjadi, karena itu kau tak usah bercerita lagi."
"Siauwte merasa amat kecewa."
"Haaaa haaaa haaaa".perhitungan manusia tak dapat
menandingi perhitungan Thian dengan tidak
mengindahkan peraturan Bu lim Ke Giok Lang telah
membokong diri mu, apa yang bisa kita lakukan lagi?"
"Yang paling penting adalah siauwte terlalu gegabah,
setelah mengetahui Giok Lang munculkan diri ternyata
tidak ambil kewaspadaan apapun."
"Serangan terang terangan mudah dihindari, serangan
bokongan susah dikelit, kau pun tak usah bersedih h?ti
karena peristiwa ini, hanya saja ada satu persoalan
membuat siauw heng merasa kurang paham."
"Urusan apa?"
"Siapakah yang menolong dirimu?" Pui Ceng Yan
kelihatan tertegun, lalu jawabnya, "Siauwte merasa amat
810 malu, hingga sekarang aku belum berhasil menjumpai
dirinya, namun aku pikir dia tentu sahabat dari toako."
"Jadi kau tidak berhasil menjumpai diri nya?" tanya
Kwan Tiong Gak agak melengak.
"Aaaai".kalau dikatakan memalukan."
"Orang itu adalah pemilik Lambang Naga Sakti."
"Pemilik Lambang Naga Sakti" bagai mana toako bisa
tahu?" "Untuk menolong dirimu, ia telah membinasakan
orang yang berada didalam bangunan itu dan
meninggalkan lambang Naga Saktinya, setelah itu
membereskan pula orang-orang yang di atur Ke Giok
Lang dalam hutan, boleh dihitung bukan saja ia telah
menolong dirimu, bahkan telah menolong diriku pula."
"Tapi bagaimanakah macam wajahnya, aku tak dapat
melihatnya."
"Tiada angin tak akan menimbulkan ombak, persoalan
ini tentu ada suatu hubungan yang sang sangat kait
mengait, coba pikirlah perlahan lahan selama beberapa
tahun ini kau pernah melakukan pekerjaan -apa yang
telah menolong orang lain!"
"Sekalipun ada urusan kecil siauwte, pun tak bisa
mengingatnya semua, tapi aku rasa pemilik Naga Sakti
tak bakal membutuhkan bantuan siauwte."
811 "Mari kita melanjutkan perjalanan, sembari berjalan
kita bercakap cakap!"
Ia lompat naik ke atas panggang kuda nya sekalian
menarik tubuh Pai Ceng Yan naik keatas kudanya pula.
Koda jempolan dari Kwan Tiong Gak ini berperawakan
tinggi dan berkekuatan besar. baru saja kedua orang Itu
duduk seolah olah hanya mengangkut seorang saja, kuda
tadi laksana anak panah terlepas dari busur segera
berlari kedepan.
Ditengah berlarinya kuda itu dengan kencang,
mendadak Pui Ceng Yan teringat akan seekor kuda
mustika lain yang pernah di jumpainya, tanpa terasa ia
berseru tertahan.
Mendengar seruan itu Kwan Tiong Gak segera menarik
tali les dan menghentikan lari kudanya.
"Ada urusan apa " tanyanya cepat.
"Setelah menunggang kuda mustika dari Toako,
seketika akupun teringat akan suatu persoalan".,"
"Apakah ada sangkut pautnya dengan Lambang Naga
Sakti?" "Soal ini susah untuk dibicarakan,kalau tidak
diperhatikan seolah olah urasan ini hanya matu persoalan
kecil, namun setelah diperhatikan dengan seksama aku
rasa dibalik peristiwa itu tersambunyi suatu hal yang
sulit." 812 "Persoalan macam apakah itu?"
"Apakah toako masih ingin dengan peta pangangon
kambing?" sampai sekarang siauwte masih belum tahu
siapakah yang telah menghantarkan benda mustika itu
kepadaku."
Dengan wajah serius Kwan Tiong Gak berpaling
memandang sekejap wajah Poei Ceng Yan.
"Apakah peristiwa itu bukan rencana yang kau susun "
Dengan cepat Poei Ceng Yan menggeleng.
"Persoalan yang tidak mendapat perintah dari toako,
mana berani siauwte ambil keputusan sendiri."
"Ehhh".jadi maksudmu, ada orang yang membantu
Kita secara diam-diam"."
"Sejak semula siauwte sudah punya pemikiran begini,
tapi tak berhasil kuketahui siapakah dia."
"Si pemilik Lambang Naga Sakti."
"Siauwte tidak berani mengambil kesimpulan pasti
dirinya, tapi ditinjau dari situasi saat ini dimana Lambang
Naga Sakti munculkan diri berulang kali, aku rasa
agaknya kemunculannya ada hubungan yang sangat erat
dengan perusahaan Hauw Wie Piauw kiok."
813 "Bukan, tiada sangkut paut dengan perusahaan Hauw
Wie Piauw kiok, tapi apa sangkut paut dengan dirimu
pribadi," dengan cepat Kwan Tiong Gak menambahkan.
Mendengar perkataan itu Poei Ceng Yan tertawa getir.
"Siauwte sama sekali tak terpikirkan secara bagaimana
bisa mengikat hubungan dengan pemilik Lambang Naga
Sakti." "Mungkin secara tidak sadar kau telah membantu
dirinya." "Siauwte pun pernah berpikir demikian. Sewaktu
berada disebuah kuil ditengah pegunungan aku pernah
menolong seorang kawan Bu lim yang masih muda, ia
terhajar oleh senjata rahasia beracun, kuda yang
ditunggangi adalah seekor kudi putih bersih bagaikan
salju, setelah siauwte bantu menyembuhkan lukanya
tanpa mengucapkan sepatah Kata pun ia lantas berlalu
dari sana. kalau ditinjau dari kudanya bukan saja tidak
berada di bawah kuda jempolan milik Toaso bahkan
amat cerdik"."
"Kau tidak bertanya siapakah namanya?"
"Aganya ia tidak ingin bicara, siauwte pun tidak
bertanya lebih jauh, namun usianya terlalu muda. aku
rasa ia tidak mungkin ada sangkut pautnya dengan
pemilik Lambang Naga Sakti."


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kau masih bisa mengenali dirinya?"
814 "Teringat situasi sewaktu aku menyembuhkan
lukanya, seolah olah ia ada maksud menghindarkan diri
dari bentrokan mata dengan siwwte. agaknya ia tidak
membiarkan orang lain melihat jelas bagaimanakah
wajahnya. tapi keadaan garis besarnya siauwte masih
ingat." "Setelah menyembuhkan lukanya, apakah kau pernah
berjumpa lagi dengan dirinya."
"Pernah."
"Dimana?"
Jilid 21 "SEWAKTU toako mengadakan perjamuan ditepi
telaga Huan Yang, seorang pemuda muncul tanpa
menimbulkan suara kemudian berlalu tanpa
meninggalkan jejak waktu siauwte tidak terlalu ambil
perhatian, kalau kupikir sekarang ada delapan bagian
orang itu adalah sang pemuda yang telah Siauwte
tolong".."
Ia menghembuskan napas panjang, setelah merandek
sejenak terusnya, "Siauwte merasa sangat menyesal dan
main setelah keluar dari kota Kay Hong telah dibius
orang kemudian dikurung dalam bangunan
tersebut".,"."
"Inilah yang dinamakan Manusia punya maksud.
Tuhan punya kuasa," tukas Kwan Tiong Gak sambil
815 tertawa hambar. "Ke Giok Lang telah menggunakan cara
yang paling rendah untuk membius dirimu, tidak dapat
disalahkan kau tak berhasil menghindarkan diri kaupun
tak usah bersedih hati karena persoalan ini"."
Ia merandek sejenak, lalu terusnya.
"Persoalan yang paling penting pada saat ini adalah
kita harus berusaha mencari tahu apa maksud dari
pemilik lambang naga sakti kalau ia pun ada maksud
mencampuri urusan ini, aku rasa peta pengangon
kambing ini adalah pemilik lambang naga sakti, aku rasa
dia tiada beralasan untuk merebut kembali peta
Pengangon Kambing tersebut."
"Semoga saja demikian." Ia sentak tali les dan
melarikan kudanya bagaikan angin kearah depan.
"Toako," kata Poei Ceng Yan dengan Suara berat.
"Didepan ada perempatan, turun kan aku disana karena
aku harus segera melanjutkan perjalanan. Namun
dengan adanya peristiwa ini perjalananku akan terlambat
satu atau dua malam."
"Kau tak usah melakukan perjalanan lagi karena aku
sudah berubah pikiran"."
kata Kwan Tiong Gak sambil melarikan kudanya cepat
cepat. "Kita tak usah pulang keibu kota lagi, setibanya ke
kota Cang Tek Hu nanti kita segera kirim utusan untuk
kembali ke ibu kota mengumpulkan beberapa orang jago
lihay untuk segera berangkat kemari, di samping itu kirim
816 kabar pula keseluruh kantor cabang untuk sementara
menghentikan semua usaha."
"Toako jadi kau tidak jadi membubarkan perusahaan
Hauw Wie Piauw kiok?"
"Urusan ini amat penting dan mempunyai sangkut
paut yang besar dengan peristiwa Bu lim, aku rasa dalam
waktu singkat susah memberi penjelasan kepada
mereka. Untung sekali di dalam kantor cabang masih
tersedia sejumlah harta," ia mendongak tertawa
terbahak, sambungnya, "Padahal cara, inipun merupakan
suatu usaha yang terpaksa, dalam keadaan semacam ini
mau tak mau kita harus berusaha untuk menghadapi
segala perubahan."
"Toako, menurut pandangan setelah Ke-Giok Lang
mendapat peringatan tersebut dapatkah ia memusuhi
kita lagi?"
"Ke Giok Lang tidak akan berpeluk tangan tapi
berhubung nama lambang Naga Sakti terlalu besar ia
tentu dibuat jeri. Saat ini hanya ada dua persoalan saja
membuat aku masih kebingungan."
"Persoalan apa?"
"Ke Giok Lang beritahu padaku bahwa didalam kamar
nona Liuw Wan Jie ia telah menemui lambang Naga
Sakti, maka dari itu usahanya mencuri di batalkan dan di
ganti menghadiahkan sebutir pil mujarab, kemudian
secara diam mengundurkan diri, soal ini apakah kau
tahu?" 817 "Pertama kali Thian Lam Sah setelah membuka horden
kereta yang di tumpangi nona Liuw dengan ketakutan ia
mengundurkan diri, kedua kalinya Ke Giok Lang
kembalikan peta pengangon kambing dan melarikan diri,
kedua kalinya Ke Giok Lang menjalankan siasat
memancing harimau turun gunung menyingkirkan diriku
dari rumah penginapan dan ia sendiri menyelundup
masuk menguasai seluruh anak buah perusahaan dan
menerobos kedalam kamar Liauw Wan jie, tapi akhirnya
iapun batalkan maksudnya, setelah menghadiahkan obat
mujarab lantas mengundurkan diri."
"Kalau begitu Lau Thian Sam Sah serta Ke Giok Lang
telah menjumpai lambang Naga Sakti?"
"Soal ini siauwte kurang jelas, aku serta Piauw tauw
pernah melakukan penelitian sampai beberapa kali,
namun semua usaha kami menjumpai kegagalan."
"Kecuali lambang Naga Sakti dikolong langit rasanya
tak ada barang kedua yang bisa mendatangkan kekuatan
sebesar itu sehingga dapat memaksa barang yang ada
ditangan dikembalikan lagi, namun di tinjau dari sudut ini
rasanya dapat ditarik kesimpulan pemilik lambang Naga
Sakti itu hanya bertindak. demikian demi Liuw Wan Jie"
Poei Ceng Yan termenung sebentar, lalu Ujarnya,
"Seandainya Liuw Wan jie mempunyai pemilik Lambang
Naga Sakti sebagai tulang punggungnya, bagaimana
mungkin ia malah suruh ayahnya menyerahkan peta
pengangon kambing itu?"
818 "Ehhmmmn".! Perkataanmu memang ceng li"." Ia
mendehem ringan. "Apakah kau yakin Liuw Wan jie
benar benar tak dapat ilmu silat?"
"Secara diam-diam siauw tee pernah melakukan
pemeriksaan sebanyak beberapa kali. kecuali ia berpurapura
sangat persis sehingga mataku bisa dikelabui, aku
rasa ia benar-benar seorang gadis yang tidak mengerti
akan ilmu silat."
"Seorang gadis yang sama sekali tidak mengerti akan
ilmu silat agaknya tidak mungkin bisa berkenalan dengan
pemilik lambang Naga Sakti namun bila ditinjau dari nada
ucapan Ke Giok Lang ia benar benar menjumpai lambang
Naga Sakti tersebut. Liuw Wan jie adalah seorang putri
pembesar, setiap hari ia bersembunyi di istana belakang,
bagaimana ia bisa menjumpai Lambang Naga Sakti"
Peristiwa ini benar benar membuat orang merasa sedikit
tidak paham."
"Sungguh tidak kusangka, Lambang Naga Sakti yang
tidak pernah muncul selama puluhan tahun bisa muncul
kembali dalam dunia persilatan bahkan tersangkut paut
dalam persoalan kita, hal ini membuat orang tak bisa
menebak rejeki atau bencanakah yang bakal kita terima!"
Lari kuda jempolan yang mereka berdua tumpangi
amat cepat sekali, walaupun dua orang berada diatas
satu pelana namun tak mengurangi kecepatannya untuk
bergebrak. 819 Tidak selang beberapa saat kemudian mereka telah
melakukan perjalanan sejauh puluhan li dan tiba tiba di
sebuah kota kecil.
"Kita harus bersantap dahulu sebelum melanjutkan
perjalanan," kata Kwan Tiong Gak sambil tertawa, ia
segera loncat turun hari atas pelananya. Kemudian
langsung berjalan masuk ke-dalam sebuah kedai arak.
Walaupun tempat itu hanya sebuah kota kecil, tapi
berhubung merupakan urat nadi dari perdagangan maka
tetamu yang singgah disanapun amat banyak, ruangan
yang cukup besar saat ini boleh dikata hampir penuh.
Sang pelayan datang menyambut, sambil bongkok
badan serta wajah penuh senyuman serunya, "Khek koan
berdua silahkan duduk"."
Ia membawa kedua orang itu masuk kedalam
ruangan, sinar mata berputar memeriksa apakah tempat
duduk kosong, sedang pelayan lain segera menyambut
tali les dari tangan Kwan Tiong Gak.
Melihat ruangan kedai itu sangat penuh, Kwan Tiong
Gak ada maksud mengundurkan diri, namun sewaktu
ditemuinya para tetamu yang ada disana sebagian besar
adalah orang kangouw ia batalkan niatnya.
Diatas jalan raya banyak berlalu lalang manusia,
menjumpai seorang dua orang jaga kangouw sebenarnya
bukan merupakan suatu kejadian besar, tapi kali ini Kwan
Tiong Gak telah menjumpai jago Kangouw yang hadir
disana dalam jumlah sangat banyak.
820 Yang membuat Kwan Tiong Gak tidak paham adalah
berpuluh-puluh orang jago kangouw itu rata rata
mempunyai pikiran dalam hati, setiap orang dengan
kepala tertunduk, alis berkerut dan wajah kesal
menikmati hidangan masing masing.
Inilah yang menimbulkan rasa ingin tahu dalam hati
Kwan Tiong Gak, ia berharap bisa menemukan sesuatu
dari mereka. Sementara itu dengan susah payah akhirnya sang
pelayan berhasil mendapatkan dua buah ternpat kosong,
buru-buru ia persilahkan kedua orang itu ambil tempat
duduk. "Yaya berdua hendak makan apa?" tanyanya.
"Sepoci arak bagus serta beberapa macam sayur yang
paling lezat dari kedai kalian "
Sang pelayan mengiakan dan segera berlalu.
Tempat duduk Kwan Tiong Gak serta Poei Ceng Yan
adalah sebuah meja kecil dekat jendela, disekeliling
mereka duduk adalah para pelancong, kuli serta berbagai
ragam manusia. Beberapa saat kemudian sang pelayan datang
menghidangkan arak dan sayur yang dipesan.
821 Kwan Tiong Gsk memenuhi dahulu cawan mereka
berdua, lalu bisiknya lirih, "Apakah kau sudah
menemukan sesuatu?"
Poei Ceng Yan mengangguk.
"Dalam kedai terdapat tidak sedikit jago kangouw"."
"Orang orang ini berkumpul disatu tempat tapi bukan
melakukan perjalanan bersama, yang paling aneh setiap
orang berwajah murung dsn kesal membuat orang lain
merasa curiga."
Mendengar perkataan itu Poei Ceng Yan ambil
perhatian lebih seksama lagi, sedikitpun tidak salah ia
temukan para jago yang ada dalam kedai rata rata
berwajah murung dengan alis berkerut, ia jadi
tercengang. "Toako, apa sebenarnya telah terjadi?"
"Aku sendiripun tidak paham," jawab Kwan Tiong Gak
sambil meneguk isi cawannya. "Diantara para jago ini
ada dari kalangan lurus ada pula dari kalangan sesat,
tidak mungkin mereka berjumpa disini tanpa sengaja,
aku rasa tentu apa suatu peristiwa yang mencurigakan
hati." "Mungkinkah ada hubungannya dengan Lambang
Naga Sakti?"
Kwan Tiong tercenung sejenak lalu mengangguk".
822 "Ada kemungkinan demikian," Ditengah pembicaraan
mendadak terdengar suara derapan kaki kuda
berkumandang datang, disusul munculnya dua ekor kuda
berhenti pula didepan kedai.
Kwan Tiong Gak segera alihkan sinar matanya
kedepan, tampak olehnya orang tersebut adalah dua
orang kakek tua berjubah hijau berjenggot putih dan
berusia diantara enam puluh tahunan.
Dandanan kedua orang itu mirip satu sama lainnya,
yang berbeda adalah wajah mereka. Orang yang berada
dipaling depan berwajah pucat pasi bagaikan kertas dan
sama sekali tidak kelihatan darah, sedang yang ada
dibelakang berwajah hitam pekat bagaikan pantat kuali,
alisnya tebal terlintas selapis hawa hitam, mereka bukan
lain adalah Im Yang Siang Sah iblis tersohor dalam dunia
persilatan. Kedua orang itu setelah turun dari atas kuda lantas
melangkah masuk kedalam kedai, terdengar seorang
berwajah putih berkata dengan nada bejat, "Loo-jie, aku
lihat kita minum dulu di sini sampai enam tujuh bagian,
kemudian baru melanjutkan perjalanan lagi, bagaimana?"
"Aku dengarkan keputusan dari Loo-.toa."
Kwan Tiong Gak tahu watak Im Yang Siang Sah amat
keji terhadap orang orang dari kalangan Liok lim pun
tidak pernah bersahabat, bahkan buas dan telengas,
sepatah dua patah kata tidak cocok lantas turun tangan
membunuh orang, hal ini menyebabkan jago kangouw
baik dari kalangan Pek to maupun dari kalangan Hek to
823 sama sama menaruh rasa jeri dan sungkan terhadap
mereka. Tetapi keadaan kali ini jauh berbeda, begitu banyak
jago jago Bu-lim yang ada dalam kedai tak seorangpun
yang menghindar atau bangun menyapa mereka.
Im Yang Siang Sah sendiri pun keadaannya tidak
seperti biasa, setelah masuk kedalam kedai mereka


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mencari tempat duduk sendiri dengan mulut
membungkam. Ketika pelayan menghidangkan arak, mereka segera
meneguk tanpa menggubris orang lain.
Keadaan yang lain dari pada yang lain ini
mendatangkan rasa ingin tahu bagi Kwan Tiong Gak
serta Poei Ceng Yan, tanpa terasa merekapun perlambat
tegukan araknya.
Tampak oleh mereka berdua, kebanyakan jago jago
Bu-lim baru berangkat setelah mabok enam tujuh bagian,
bahkan merekapun lebih sosial dari keadaan biasanya.
Orang terakhir yang berangkat adalah Im Yang Siang
Sah, sikakek wajah pucat mengeluarkan sekeping emas
dan diletakkan diatas meja kemudian berlalu.
Melihat emas itu bernilai diantara enam tujuh tahil
sang pelayanan jadi melengak.
824 "Eeeei! Khek koan berdua, kalian berdua sudah
memberi terlalu banyak, yang kalian letakkan dimeja
adalah emas," serunya tanpa terasa.
Sikakek berwajah putih tertawa hambar.
"Sisanya kuhadiahkan buat dirimu minum teh,"
katanya. "Terlalu banyak". terlalu banyak"." seru pelayan itu
berulang kali dengan tangan gemetar.
Namun Im Yang Siang Sah tidak ambil perduli lagi,
mereka keluar dari kedai naik kuda dan berlalu.
Menanti Im Yang Siang Sah telah berlalu dan Kwan
Tiong Gak merasa mereka adalah orang kangouw
terakhir, segera ikut bangun membayar uang arak dan
berkata, "Saudara Poei, bagaimana kalau kita pergi
menonton apa yang mereka hendak lakukan?"
"Jikalau toako merasa tidak perlu terburu buru
melakukan perjalanan, pergi menontonpun tiada
halangan."
Kwan Tiong Gak lantas ulapkan tangannya memanggil
sang pelayan, katanya, "Kami mau beli kuda yang kuat
dan bisa lari cepat, carikan! sedikit mahalpun tidak
mengapa." "Aaakb".,".! kota kami terlalu kecil, tidak ada pasar
kuda." sahut sang pelayan dengan wajah serba susah.
825 "Namun kalau kau butuh sekali, biarlah hamba pergi adu
untung." Kwan Tiong Gak tersenyum, ia tidak menjawab dan
memandang pelayan tadi berlalu
"Toako," bisik Poei Ceng Yan sesudah pelayan itu
berlalu. "Disini tak ada pasar kuda, mana mungkin bisa
dapatkan kuda?"
"Tidak mengapa nasib pelayan itu sangat baik."
Karena dari ucapan itu Poei Ceng Yan bisa menangkap
Suatu maksud tertentu, maka ia membungkam.
Beberapa saat kemudian, pelayan itu muncul kembali,
serunya, "Waach". nasib kalian sungguh mujur, hamba
telah mendapatkan seorang penjual kuda, hanya saja
harganya sedikit mahal, dia minta dua puluh tahil
perak,," "Benda ini rasanya cukup bukan." ujar Kwan Tiong
Gak sambil mengeluarkan sebuah daun emas. "Cepat
siapkan pelana, kami segera akan berangkat melanjutkan
perjalanan "
"Khek koan berdua silahkan menanti didepan pintu,
hamba segera membawa kuda kesana."
Satelah membereskan rekening, Kwan Tiong Gak dan
Pui Ceng Yan berjalan keluar dari kedai itu.
826 Beberapa saat kemudian sang pelayan membawa dua
ekor kuda jempolan dari Kwen Tiong Gak dan kuda yang
lain adalah seekor kuda tinggi besar lengkap dengan
pelananya. "Khek koan berdua, kuda ini tidak jelek bukan" ujar
sang pelayan sambil tersenyum.
"Saudara Pui, kita segera berangkat, "seru Kwan Tiong
Gak sambil menerima tali les dan melarikan tunggangnya
kedepan. Pui Ceng Yang pun buru buru mencaplak kudanya
membututi Cong Piauw tauw-nya setelah tiba disisi orang
she Kwan serunya, "Toako, bagaimana kau bisa tahu
kalau pelayan itu punya seekor kuda jempolan?"
"Tadi aku melihat seorang jago Bu lim tidak cukup
untuk membayar uang araknya ia lantas menggunakan
kudanya sebagai alat pembayaran, kalau ditinjau dari
wataknya orang ini tidak mirip jago dari kalangan lurus,
namun ia rela menggunakan kudanya untuk ditukar
dengan santapan, ini menunjukkan dua persoalan,
mereka sedang menghadapi Suatu peristiwa besar yang
tak dapat di hindari lagi, dan mereka tak dapat
menentukan nasib sendiri, maka dari itu mereka tak ingin
ribut lagi dengan orang lain dan semua persoalan
berusaha dikekang "."
Sambil berpaling kearah Poei Cang Yan. sambungnya,
"Soal kedua! kita dapat membuktikan, kalau tempat jauh
mereka tuju tidak terlalu jauh dari kedai tersebut, maka
tak usah menunggang kudapun bisa tiba pada saatnya."
827 ?"Entah mereka hendak pergi kemana?"
"Mungkin tidak akan terlalu jauh." Mendadak ia
menuding kearah depan dan sambungnya.
"Coba lihat kedepan, kedua orang itu bukankah Im
Yang Siang-sah" ini menunjukkan bahwa jalan yang kita
tempuh tidak salah."
"Kedua orang iblis tua itu tidak mudah dihadapi, lebih
baik kita perlambat perjalanan kita."
"Aaacchh-.aku rasa tidak perlu, coba lihat mereka
pada tundukkan kepala dengan wajah lesu bagaikan
sedang menuju ke jalan kematian saja. dalam keadaan
seperti ini mereka tak akan ada gairah untuk mengumbar
napsu, sekalipun dilewati juga tidak mengapa."
Ia segera menpercepat lari kudanya, dalam sekejap
mata mereka telah melewati Im Yang Siang Sah.
Kedua orang Iblis Im dan Yang ini dengan membawa
mabok duduk mematung di atas kudanya, sekalipun
Kwan Tiong Gak lewat dari sisinya mereka sama sekali
tidak berpaling atau bergerak.
Kwan Tiong Gak segera menarik tali les menghadang
jalan pergi kedua orang itu.
sebenarnya ia ada maksud membentak namun niatnya
segera dibatalkan karena secara mendadak ia teringat
akan watak Im Yang Siang Sah.
828 Agaknya Im Yang Siang Sah sama sekali tidak
menggubris diri Kwan Tiong Gak. sambil ceplak kuda
kedua orang itu melanjutkan perjalanan kedepan.
Melihat kejadian itu Poei Ceng Yan segera mengejar
Cong Piauw Tauwnya.
"Toako, agaknya Im Yang Siang Sah sudah kehilangan
semangat, entah apa sebabnya"
"Bukan cuma Im Yang Siang Sah saja, semua jago Bu
lim yang kita jumpai disepanjang jalan tak seorang pun
yang kelihatan segar dan bersemangat, mereka kelihatan
lesu semua, keadaan ini sangat aneh kita harus mengejar
kedepan dan melihat jalan apa sebetulnya yang telah
terjadi." Terlihat Im Yang Siang Sah dengan berbareng telah
berjalan memasuki sebuah hutan bambu yang lebat.
Melihat kedua orang itu sudah masuk ke-dalam hutan
bambu. Kwan Tiong Gak serta Poei Ceng Yan segera
mengejar. Tampak hutan bambu itu sangat lebat, diantara
pepohonan bambu terbentang sebuah jalan lorong yang
lebarnya ada empat depa.
Jalan lorong itu kelihatan masih baru. jelas belum
lama berselang digali.
829 Sekalipun begitu diatas tanah banyak membekas
telapak kaki kuda".
Kwan Tioag Gak termenung, lalu melarikan kudanya
menerobos masuk kedalam hutan.
25 Beberapa saat kemudian sampai mereka didepan
sebuah pohon yang tumbuh berbagai macam
pepohonan, diatas ranting tertambat berpuluh-puluh ekor
kuda. Diam diam Kwan Tiong Gak menghitung jumlah kuda
tersebut tidak kurang tidak lebih berjumlah lima-enam
puluh ekor banyaknya seandainya satu kuda satu orang
maka paling sedikit ada lima enam puluh orang telah
hadir disana. Tentu saja kalau ada diantara mereka tidak
menunggang kuda maka jumlah yang hadir melebihi
jumlah tersebut diatas.
Yang aneh hanya tertambat kuda kuda belaka,
sesosok bayangan manusia pun tidak kelihatan
Disetiap pelana kuda tergantung berbagai macam
senjanta, ini menunjukkan hawa orang itu bukan saja
telah menampakkan kudanya disana bahkan melepaskan
pula seluruh senjata yang mereka bawa.
Beberapa puluh tombak didepan pepohonan, berdiri
sebuah bangunan kuil yang megah dan kokoh.
830 "Saudara Poei" bisik Kwan Tiong Gak lirih "Orang2 itu
telah masuk kedalam perkampungan tersebut, mari kita
pergi menengok."
Ia turun dari kuda, seperti pula yang lain
menambatkan kudanya diatas sebuah ranting pohon.
Walaupun diluar Poei Ceng Yan membungkam iapun
mengikuti tindakan Kwan Tiong Gak turun dari sedang
dalam hatiyna berpikir, "Pemandangan disini sangat aneh
dan menyeramkan". aku harus berhati hati."
Saking tak dapat menahan sabar segera ujarnya
dengan nada lirih, "Toako siauw te sudah melakukan
perjalanan selama puluhan tahun lamanya dalam dunia
persilatan belum pernah kujumpai peristiwa seperti ini."
Kwan Tiong Gak tertawa hambar.
"Akupun baru menjumpai peristiwa seperti ini untuk
pertama kalinya."
"Apakah perlu kita lepaskan senjata rahasia yang kita
bawa. seperti halnya pula dengan mereka?"
"Kemungkinan sekali kira telah berada disuatu markas
perkumpulan rahasia yang ada dalam Bu lim. tempat ini
tidak kelihatan ada orang yang menjaga, kalau mereka
secara diam diam mengawasi gerak gerik kita, tentu sang
majikan tempat ini sudah menaruh kepercayaan pada
orang yang hadir tadi bakal berani melanggar peraturan
tersebut. Aku duga kalau sampai ada yang berani
831 melanggar tentu akan menjumpai hal yang tidak
menguntungkan sama sekali tidak tahu akan peraturan
disini lebih baik kita berlagak pilon saja dan tak uiah
lepaskan senjata."
Poei Ceng Yan mengiakan, setelah menambat kudanya
ujarnya kembali.
"Toako biarlah siauwte berjalan lebih dulu."
Dengan langkah lebar ia segera berjalan nenuju
bangunan desa tersebut.
Kwan Tiong Gak pun merasa apa yang dijumpainya ini
hari merupakan peristiwa aneh yang belum pernah
dijumpai selama ini. ia segera berkencang langkah
kakinya mengikuti dibelakang Poei Ceng Yan.
"Saudara Poei" katanya. "Kita harus berhati-hati,
keadaan ditempat ini sangat aneh sehingga saking
anehnya membuat orang susah menduga apa
sebenarnya yang telah terjadi."
Mendadak Poei Ceng Yan menghentikan langkahnya
dan berpaling. "Toako, kau bawa serta peta pengangon kambing itu?"
tanyanya. "Tidak mengapa, aku telah menyimpannya dengan
sangat baik, lagipula dalam keadaan seperti ini aku rasa
tiada sangkut pautnya dengan pengangon kambing
tersebut."
832 Ditengah pembicaraan, mereka telah berada didepan
bangunan tersebut.
Pintu bangunan itu tertutup rapat, tetapi dalam
halaman yang luas duduk banyak sekali jago Bu lim.
Tiada meja atau kursi tersedia disana masing masing
jago yang hadir segera mencari tempat duduk diatas
tanah. Im yang Siang Sah yang namanya telah tersohor
dikolong langitpun ikut duduk disatu ruangan.
Berpuluh puluh jago kangouw duduk berkumpul dalam
halaman yang sama dengan sikap tenang, tak
kedengaran suara berisik yang memecahkan kesunyian.
Poei Ceng Yan melongok sekejap ke-arah halaman ini,
temukan orang kangouw itu tak ada yang menengok
kearahnya, seolah olah mereka sudah tak bergairah lagi
untuk mengurusi orang lain lagi.
"Ssst".saudara Pui?" bisik Kwan Tiong Gak lirih
"Kelihatannya orang orang ini bagaikan tawanan yang
telah dijatuhkan hukuman mati saja, seolah peristiwa
yang ada di kolong langit sudah tidak memperoleh
perhatian dari mereka lagi."
"Perlu kita masuk kedalam" tanya Pui Ceng Yan.
"Setelah tiba disini tentu saja harus masuk kedalam
lihat lihai keadaan, namun kita tak boleh bersikap
833 teristimewa nanti kita harus duduk pula ditengah hadiah
seperti halnya mereka sembari diam meninggali
kaadaan."

Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sementara kedua orang iiu kasak kusuk didepan pintu,
para jago yang duduk dalam ruangan tak seorangpan
yang berpaling atau memandang sekejap kearah mereka
berdua. Lambat lambat Pui Ceng Yan serta Kwan Hong Gak
berjalan masuk kedalam
Hati Budha Tangan Berbisa 13 Kekaisaran Rajawali Emas Pendekar 4 Alis I Karya Khu Lung Golok Halilintar 1
^