Neraka Hitam 12

Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung Bagian 12


bertemu dengan rekan-rekan dekatnya.
Tiba-tiba terdangar Kok See-piau mengejek sambil tertawa
dingin, "Kiu-im-kaucu, kalian terhitung juga suatu
perkumpulan besar, tapi kenyataannya membatalkau
persekutuan ditengah jalan, bila kabar ini sampai tersiar dalam
dunia persilatan, apakah kalian tidak malu ditertawakan
orang?" 822 Kiu-im-kaucu mendengus dingin.
"Hmm! Kau berniat busuk dengan mengutus Huan Tong
untuk mencari info dipihak kami, kau anggap kami tidak tahu"
Oleh karena dihari-hari biasa dia cukup tunduk dan patuh
padaku maka aku melepaskannya untuk pergi. Tang Kwik-siu
berniat busuk menyergap partai-partai besar akhirnya toh
mereka juga kalah total. Sesungguhnya dihari ini aku telah
menyusun suatu rencana bagus untuk membasmi semua
pendekar dari golongan putih termasuk pula dirimu, tak nyana
kalau Hoa tayhiap suami istri lebih lihay, sebelum rencanaku
dilaksanakan dengan sepatah kata mereka, aku bisa
ditaklukan, maka rencana itu kubatalkan. Nah, sekarang
rasanya kita juga tak usah banyak bicara, dalam hati kita
semua tentu lebih mengerti daripada orang lain mengapa aku
musti takut ditertawakan orang?"
Jawaban itu sama sekali diluar dugaan semua orang, tapi
semakin jelas menunjuk kan betapa tangguhnya kekuatan
yang dimiliki tiga kekuatan besar dunia dan bagaimana
cerdasnya otak-otak para pemimpinnya, andaikata sampai
terjadi bentrokan kekerasan, sudah pasti darah akan
berceceran dan mayat akan menggunung, kepandaian orangorang
keluarga Hoa untuk menduga sebelum terjadinya
bencana juga mengagumkan, ini membuat mereka yang diamdiam
mengomel atas ketidak hadiran Hoa Thian-hong merasa
malu sendiri. Tiba-tiba Hui Tong melompat ke laut untuk melarikan diri,
Un Yong cian dengan gusar membentak keras dan siap
mengejar, tapi Kiu-im-kaucu segera mengebaskan tangannya
sambilberkata: Un huhoat, tak usah di kejar, ada orang lain
yang akan membereskan dirinya.
823 Dengan wajah hijau membesi Kok See-piau segera berseru,
"Bagus, bagus, pun sinkun tidak percaya kalau kau bakal
berakhir dengan baik, kita tunggu saja perkembangan
selanjutnya!"
Sementara pembicaraan sedang berlangsung, perahu dari
kedua belah pihak telah saling melintas, Goan cing taysu,
keluarga Coa, Si Leng jin, Bwe Su-yok dan Hoa In-liong
sekalian segera berlompatan keatas perahunya Kiu-im-kaucu,
sedangkan pengemudi perahu tersebut tanpa dipesan lagi
segera memutar kemudi dan berlayar balik kearah samudra.
Pertama-tama Coa Goan hau menjumpai dahulu diri Goan cing
taysu. Dengan suara lembut Goan cing taysu segera berkata, "Tak
usah banyak adat, jumpailah anak Sian!"
Coa hujin segera menitahkan putra putrinya untuk maju
menjumpai ayahnya, setelah memberi hormat, Coa Cong gi
menyingkir ke samping sedang Coa Wi-wi menubruk
kepelukan ayahnya.
Menyaksikan putra putrinya sudah dewasa, Coa Goan hau
merasakan hatinya bergetar keras, sambil memeluk sang putri
dan memandang istrinya, ia cuma bisa menggetarkan bibirnya
tak sanggup mengucapkan sepatah kata pun.
Agaknya suami istri berdua mempunyai beribu-ribu kata
yang menyumbat didalam dada, tapi tak sepotong katapun
bisa diucapkan, setelah termenung agak lama, Coa Goan hau
baru berbisik dengan lirih.
"Bun sian, selama ini banyak tahun kau tentu amat
menderita bukan?"
824 Bersamaan waktunya, Si Leng jin juga berpelukan dengan
ayahnya, sambil mengusap rambut putrinya dengan perasaan
menyesal, Si Seng tek berkata, "Jin ji, aku sudah membuatmu
menderita, aku merasa bersalah kepadamu"
Sedangkan Bwe Su-yok berlutut didepan Kiu-im-kaucu
sambil me ngangsurkan tongkat kepala setannya kepada
gurunya, dengan sedih ia berkata, "Yok ji tak becus, tak
pandai bekerja, harap im su menarik kembali tongkat
kekuasaan ini dan menjatuhkan hukuman kepada Ku"
Kiu-im-kaucu agak tertegun, kemudian sambil tertawa
katanya, "Yok ji, semua perbuatan mu telah kuketahui,
perbuatanmu selama ini bagus sekali, aku justru merasa
gembira karena menemukan orang yang tepat, dengan
demikian akupun bisa mengundurkan diri dengan hati yang
lega" Tapi dengan tekad yang sudah bulat, Bwe Su-yok kembali
memohon, "Suhu, Yok ji tak sanggup memikul beban yang
sangat berat ini"
Kiu-im-kaucu segera mengerutkan dahinya sambi1
termenung sejenak, tiba-tiba dia meengganguk dan menerima
kembali tongkat berkepala setan itu, katanya dengan lembut,
"Rahasia hatimu bukamnya tidak kupahami, tapi kedudukan
seorang kaucu adalah berat dan agung, tidak mudah diganti
semaunya sendiri, aku lihat lebih baik kau menerimanya dan
melaksanakannya lebih lanjut, begini saja, untuk sementara
waktu aku akan melaksanakannya untukmu, sedang kau boleh
menggunakan kesempatan ini melatih diri, menanti
perasaanmu menjadi tenang kembali, kedudukan kaucu ini
baru kau tempati lebih jauh, bagaimana menurut
pandanganmu Yok?"
825 Bwe Su-yok tahu bahwa permintaannya tak mungkin bisa
dikabulkan, sikap gurunya sekarangpun sudah terhitung cukup
baik, ia tahu bila mendesak kelewat batas bisa jadi kehidupan
selanjutnya akan susah dipertahankan, maka dengan wajah
sedih dia memberi hormat dan kemudian bangkit berdiri serta
berdiri dibelakang Kiu-im-kaucu.
Dua bersaudara Hoa pun berdiri menonton dari samping
sambil tertawa setelah berbicara sebentar.
Pertemuan antara keluarga Coa dan keluarga Si ini jauh
sebelumnya telah berada dalam dugaan Hoa In-liong.
Ketika Hoa In-liong berhasil menyelamat kan Coa Goan hau
dan Si seng tek tempo hari, dia menghantar mereka langsung
ke keluarga Hoa.
Sesungguhnya ilmu silat Si seng tek telah punah karena
pengaruh obat pembuyar tenaga, tapi dibawah perawatan dari
Chin si hujin, kekuatannya telah dapat didapatkan kembali,
sewaktu kedua orang itu tahu kalau Hoa In-liong hendak
menghadapi Tang Kwik-siu, maka mereka segera menyusul
tiba. Dari sekian banyak orang, hanya Bwe Su-yok seorang yang
merasa sedih bercampur murung, ia tak tahu bagaimana
perasaannya waktu itu.
Sedangkan para jago dari Kiu-im-kau juga rata-rata
tertegun oleh kenyataan didepan mata.
Angin malam yang kencang membawa perahu mereka
bergerak lebih cepat kedaratan, menggunakan kesempatan
sewaktu air sedang pasang mereka segera berlabuh dalam
sebuah teluk. 826 Diatas darat tampak rombongan manusia yang sangat
banyak berkumpul disekitar sana, ketika para jago turun dari
perahu, de ngan cepat mereka lantas menggabungkan diri.
Begitu naik ke daratan, Kok See-piau cepat-cepat
memutuskan untuk angkat kaki dari situ, dia berniat
menghimpun dulu kekua tannya kemudian baru membalas
dendam sakit hati ini dikemudian hari.
Siapa tahu teluk tersebut merupakan suatu kantor cabang
rahasia dari Kiu-im-kau, tiga penjuru berupa gunung dengan
satu arah menghadap ke lautan, situasi medannya amat
strategis dengan tiap mulut jalan dijaga oleh sejumlah
anggota Kiu-im-kau.
Dalam pada itu, para jago Kiu-im-kau yang baru naik
kedaratpun dengan cepat menutup semua jalan pergi mereka,
dengan demikian sekeliling tempat itu sudah terkepung rapatrapat.
Kok See-piau yang menyaksikan kejadian itu dengan cepat
memahami siasat busuk dari Kiu-im-kaucu, rupanya andaikata
pihak pendekar tidak membasmi mereka maka Kiu-im-kaucu
pun tak akan melepaskan pihaknya keluar dari situ dengan
selamat, karena itu diundangnya kekuatan para pendekar
untuk berkumpul disitu dan bersama-sama membasmi Hianbeng-
kau. Tak terlukiskan rasa bencinya didalam hati, saking
gemasnya sepasang gigi sampai bergemerutukan keras,
sambil tertawa dingin teriaknya keras-keras.
"Kiu-im-kaucu, bagus sekali siasatmu ini, rupanya kembali
ingin menjadi nelayan yang mujur?"
827 Kiu-im-kaucu segera tertawa terbahak-bahak, "Haaahh
"haaahh?".haaahh?". kau ini manusia seperti apa"
Terserah apa yang hendak kaukatakan, pokoknya yang ada,
kehadiran Hian-beng-kau didunia ini tak lebih cuma
meninggalkan bibit bencana bagi umat persilatan"
Biau-nia Sam-sian paling mendendam terhadap pihak Hianbeng-
kau, terutama setelah nyaris mampus ditangan Cho
Thian hua. Mendengar perkataan itu dengan cepat Lan hoa siancu
berseru, "Betul, demi dunia persilatan kita tak boleh
melepaskan orang orang Hian-beng-kau!"
"Liong ji!" seru Siau yau sian Cu Thong pula dengan dingin
" bila Kok See-piau sampai lolos aku akan minta
pertanggungan jawabmu!"
Si jago tua ini rupanya paling benci terhadap Kok See-piau.
Setelah menyaksikan keadaan yang dihadapinya itu,
tahulah Kok See-piau bahwa mustahil baginya untuk
meloloskan diri, dia menjadi sekad dan segera mengambil
keputusan untuk melakukan perlawanan dengan punggung
menghadap keair.
Tiba-tiba Go Tang cuan berbisik kepada Kok See-piau
dengan ilmu menyampaikan suara, "Sinkun, pihak Kiu-im-kau
bertahan diluar, bila kita harus bertarung melawan pihak
golongan putih, mustahil buat kita lolos, sebaliknya jika Kiuim-
kau juga kita paksa untuk terjun dalam suatu pertarungan
massal maka dalam kekalutan besar kemungkinan kita bisa
lolos dari sini"
Dengan cepat Kok See-piau memperhatikan sekejap
sekeliling tempat itu, ternyata apa yang diucapkan memang
828 benar, harapannya untuk hidup segera muncul, tak tahan lagi
dia tertawa terbahak-bahak.
"Haaaaahh"..haaahhh". hhaaahh". Go Hu kaucu, pun
sinkun akan menggantungkan padamu!"
"Tidak berani, asal hamba pasti akan ku usahakan sedapat
mungkin".." Kecerdasan otak kedua orang itu sangat luar
biasa, dalam keadaan terdesak pun mereka masih sanggup
untuk melihat keadaan sambil menyusun rencana..
Tiba-tiba Go Tang cuan maju ke depan dengan langkah
lebar kemuka Kiu-im-kaucu, katanya dengan dingin:
"Kiu-im-kau menghianati persekutuan, perbuatan kalian
sungguh memalukan, aku Hu kaucu dari Hian-beng-kau ingin
minta keadilan darimu!"
Kiu-im-kaucu tertawa hambar. "Jika kau ingin cepat
mampus, aku pasti akan memenuhi keinginanmu itu"."
Dia lantas mengulapkan tangannya memberi tanda, Sin
Seng sam cepat melompat ke depan sambil berkata dengan
dingin. "Pun tongcu siap melayani dirimu!"
Go Tang cuan memang bermaksud kesitu, sambil
mendengus dingin dia lantas maju sambil melancarkan sebuah
pukulan dahsyat ke lambung lawan.
Ketika dilihatnya serangan dari Sin Seng sam tersebut
sederhana tiada sesuatu yang aneh, dia lantas bergerak maju
ke depan sambil melepaskan sebuah pukulan dahsyat, timbul
pandangan rendahnya atas kemampuan lawan.
829 Sambil tertawa seram, katanya, "Namanya saja seorang hu
kaucu dari Hian-beng-kau?""
Belum habis dia berkata, desingan angin tajam telah
menyambar lewat, tahu-tahu cakar musuh telah tiba diatas
dadanya, Sin Seng sam amat terkejut, peluh dingin
membasahi tubuhnya, untung saja ilmu langkah loan ngo
heng mi sian tun huat yang dimilikinya amat sempurna, dalam
keadaan kritis dia berhasil menghindari ancaman tersebut.
Terdengar Go Tang cuan tertawa nyaring, mendadak dari
antara jurus- jurus serangan-nya muncul serangkaian ilmu
pukulan yang aneh sekali.
Sin Seng sam tak sempat untuk menghindarinya, dengan
memaksakan diri ia lantas menyambut kelima buah serangan
lawan dengan keras lawan keras, akibatnya dia merasakan
darah panas didalam dadanya bergolak keras, nyaris dia jatah
terhuyung. Sementara itu Go Tang cuan menggunakan kesempatan
tersebut menerjang maju ke muka sambil melepaskan sebuah
pukulan dahsyat ke dada lawan.
Pukalan yang dilepaskan ini sama sekali diluar kebiasaan,
sulit buat Sin Seng sam untuk meloloskan diri, terpaksa dia
harus miringkan badan sambil menjejakkan kakinya keras
keras. "Kraaak?"." pukulan dari Go Tang cuan itu bersarang
telak diatas bahu Sin Sang sam yang membuat tulang
bahunya hancur berantakan, tubuhnya segera terlempar
sejauh dua kaki lebih.
Khong Im sangat terperanjat dan buru-baru menyambut
tubuhnya, ketika diperiksa tampak paras maka Sin Seng sam
830 pucat pias seperti mayat, ia sudah berada dalam keadaan
tidak sadarkan diri.
Jelek-jelek begitu Sin Seng sam adalah Coanto tongcu dari
perkumpulan Kiu-im-kau, kekalahan yang dideritanya dalam
waktu singkat ini meski disebabkan oleh keteledorannya,
namun semua orang lantas tahu kalau Go Tang cuan sebagai


Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

seorang Hu kaucu pasti memiliki ilmu silat yang luar biasa
sekali. Bukti yang tampak sekarang betul-betul diluar dugaan
siapapun, saking marahnya Kiu-im-kaucu sampai tertawa
dingin tiada hentinya, Kiu im suciat segera terjun kearena
pertarungan sedangkan dari pihak Hian-beng-kau segera
bermunculan pula Bu Beng san, Phoa Siu, Pi Cok liang dan
lain-lainnya, suatu pertarungan masal agaknya segera akan
berkobar. Go Tang cuan yang menyaksikan siasatnya sudah hampir
berhasil segera ter tawa terbahak-bahak, tapi pada saat itulah
ia menyaksikan seorang tokoh setengah umur yang cantik
dengan tangan kirinya mencengkeram seorang nona yang
berwajah kuyu dan kurus melintas masuk kedalam arena,
begitu tahu kalau mereka adalah istrinya Thia Siok-bi dan
putrinya Go Hong giok, gelak tertawanya seketika berhenti.
Terdengar Thia Siok-bi berkata dengan nyaring, "Tang
cuan, mengapa kau tidak segera ikut kita mengasingkan diri"
Apalagi yang hendak kau nantikan?"
Go Tang cuan tertegun, sementara wajahnya masih
berubah-ubah, terdengar Go Hong giok berpekik sedih:
"Ayah!"
831 Begitu mendengar teriakan putrinya, Go Tang cuan
merasakan darah panas didalam dadanya bergolak keras,
cepat-cepat dia menjura kepada Kok See-piau sambil berkata,
"Bukan aku Go Tang cuan melarikan diri disaat bahaya, aku
harap kau sudi memaklumi keadaanku!"
Kok See-piau segera mengulapkan tangannya sumbil
menukas, "Sebelum semuanya ini terjadi, kita sudah ada
perjanjian lebih dulu, setiap saat kau boleh pergi, tak usah
banyak bicara lagi!"
"Terima kasih atas kebaikan sinkun!" Go Tang cuan segera
menjura, kemudian setelah memberi hormat keempat penjuru
dia membalikkan badan siap pergi.
Tiba-tiba terdengar Bu beng san berseru dengan penuh
kegusaran, "Penghianat yang tidak setia kawan, serahkan
selembar nyawamu!"
Sepasang telapak tangannya segera diputar lalu segelung
tenaga serangan yang maha dahsyat dengan cepat
menggulung ke muka, Go Tang cuan mendengus tertahan,
tubuhnya terpental sejauh beberapa kaki oleh sapuan tenaga
serangan itu, lalu sambil muntah darah ia mundur beberapa
langkah dengan sempoyongan, sebelum berhasil berdiri tegak.
Thian Siok-bi, ibu dan anak menjerit kaget, sementara Bu
Beng san yang berhasil melukai musuhnya secara gampang
juga tertegun tapi dengan cepat ia menggerakan badannya
menyusul ke depan sambil bersiap-siap melepaskan serangan
lagi. Tampak Go Tang cuan membesut noda darah dari ujung
bibirnya, kemudian seraya berpaling tegurnya keren.
832 "Saudara Bu jangan keterlaluan! Sebelum masuk menjadi
anggata, aku orang She Go telah mengikat janji lebih dulu
dengan sinkun, bahwasanya setiap saat aku bisa peroleh
kebebasanku, serangan yang kau hadiahkan kepadaku tadi
sebagai petunjuk bahwa aku merasa menyesal sekali"
"Kentut busuk!" seru Bu Beng san sambil menyeringai
seram, "enak betul jalan pemikiranmu itu"
Telapak tangannya segera diayunkan lagi ke depan dan
sebuah serangan maut sekali lagi dilepaskan. Dalam keadaan
terluka parah, Go Tang cuan tak berani menerima ancaman itu
dengan keras lawan keras, dengan cepat ia menggeserkan
kaki sambil memutar badan, ia bersiap siap-siap untuk
menghindarkan diri dari ancaman itu.
Mendadak terdengar Bu Beng san menjerit kaget, tangan
kirinya segera nemegangi pergelangan tangan kanannya
sambil melayang mundur dua kaki kebelakang, kemudian
sambil menggigit bibir menahan diri serunya, "Anjing cilik".
Hebat betul kepandaianmu untuk main sergap"
Berhasil melukai pergelangan tangan Bu Beng san, Hoa Inliong
hampir tidak ambil perduli atas omelan musuhnya,
kepada Go Tang cuan dia menjura lalu serunya, "Kami
mempunyai cara penyembuhan yang sangat jitu untuk
mengobati luka dalam yang diderita Hong giok, silahkan
pindah kemari"
Hoa Si juga turut maju sambil menjura sambungnya.
"Boanpwe dengan segala tulus hati mengundang saudara
bertiga untuk menginap selama beberapa hari dalam
perkampungan Liok sat san ceng kami"."
833 Sejak melangkah ke tengah arena tadi, Go Hong giok selalu
menga-lihkan sorot mata nya mengawasi wajah Hoa In-liong
yang tampan itu, seolah-olah sesudah itu dia tak akan
berjumpa lagi untuk selamanya.
Mendengar tawaran tersebut, tiba-tiba ia menyela, "Luka
yang kuderita tidak parah, ayah, mari kita pergi dan sini"
Ucapan itu tegas dan serius, seolah-olah gadis itu sudah
mengambil keputusan yang bulat.
Tapi, ambisi Go Tang cuan waktu itu sudah punah, apa
yang dipikirkan olehnya sekarang adalah masalah yang
menyangkut ke sehatan Go Hong giok, sudah barang tentu dia
enggan untuk menuruti perkataan putrinya itu.
Setelah termenung beberapa saat, ujarnya kepada Go Hong
giok dengan suara lembut. "Giok ji, ayah ingin memohon
sesuatu ke padamu, bersediakah kau untuk
mengabulkannya?"
"Oh ayah!" sahut Go Hong giok dengan sedih, "kau
membuat putrimu tak berani mengangkat kepala, apapun
permintaan ayah, putrimu pasti akan menurutinya"
Go Tang cuan segera menghela napas panjang sambil
berpaling, katanya kemudian, Istri dan anakku pasti akan
mengganggu beberapa hari didalam perkampungan kalian,
sekarang lohu masih ada sedikit urusan, biarlah aku lakukan
hal ini lain waktu saji"
Setelah memberi hormat dan menengok sekejap kearah
istri dan anaknya, ia membalikkan badan dan berlalu dari situ.
"Ayah!" Go Hong giok segera menjerit keras.
834 Titik air mata juga berlinang membasahi wajah Thia Siokbi,
katanya kemudian.
"Giok ji ayahmu merasa amat menyesal sekali kepadamu,
untuk menebus dosanya ia pasti berangkat ke bukit Tiang pek
san untuk mencarikan jinsom bagimu, padahal pekerjaan ini
bukan suatu pekerjaan yang gampang, mungkin belasan
tahun kemudian usaha ini baru berhasil, mungkin juga lebih
lama, tapi kau tak usah menghalangi niatnya itu, kalau tidak,
sekalipun dia tetap tinggal tersama kita, hatinya akan
menderita sepanjang masa, demi kau terpaksa akupun
bersedia untuk tunduk dan memohon bantuan orang"
Go Hong giok merasa amat terharu sekali, sebenarnya ia
memang tidak menaruh perasaan apa-apa terhadap ayahnya,
tapi ketika dilihatnya ayahnya bersedia mendaki bukit yang
tinggi, menahan siksaan hawa dingin, ancaman binatang buas
dan berusaha untuk mencari obat baginya, ia merasa, rasa
haru yang muncul dalam hatinya sungguh tak terlukiskan
dengan kata-kata.
Dengan suara lembut, Hoa In-liong segera berkata"
"Hong giok, tak usah bersedih hati lagi, kini empok telah
bertobat kembali dari jalan sesat semestinya kalau kejadian ini
perlu dirayakan, betul kepergiannya kali ini hanya sementara,
tapi hal mana bisa meringgankan siksaan dan penderitaan
dalam hatinya, kalau tidak membiarkan dia pergi menuruti
suara hatinya, mungkin sampai mati pun dia tak akan mati
dengan mata meram"
Dengan terjadinya peristiwa ini, Kok See-piau betul-betul
merasa gusar sekali, tapi Go Tang cuan memang berilmu
tinggi, lagipula mereka mempunyai perjanjian lebih dulu, bila
sampai disinggung maka hal mana justru akan mengurangi
martabat serta kekuatan sendiri
835 Maka dari itu, untuk sesaat dia menjadi apa boleh buat,
terpaksa semua kemarahannya dilampiaskan ke tubuh Hoa Inliong,
tiba-tiba bentaknya dengan geram, "Orang she Hoa, kau
tak usah berlagak sok?"
Hoa In-liong tertawa dingin, tiba-tiba ia menjura kepada Si
Seng tek. Si Seng tek manggut-manggut lalu keluar dari rombongan,
serunya dengan suara lantang.
"Kok See-piau, bila kau belum juga mau memadamkan
pikiran sesatmu, aku orang she Si yang akan menjadi
penyerang pertama"
Kok See-piau melirik sekejap kearahnya, lalu tertawa
dingin, "Kau sendiri masih belum cukup cekatan, mana bisa
dibandingkan denganku" Sekarang, apakah kau hendak
mengandalkan keluarga Hoa sebagai tulang punggungmu
untuk datang menuntut balas?" Si Seng tek tertawa hambar.
"Sekalipun aku katakan belum tentu kau percaya,
sesungguhnya aku orang she Si ingin berterima kasih
kepadamu karena tidak sampai tertimpa musibah ini, sampai
akhirnya aku orang she Si sebelum sampai keblingar oleh
hasutanmu"
Kok See-piau tidak menjawab, dia cuma tertawa dingin
tiada hentinya.
Dengan suara hambar, Si Seng tek berkata lagi.
"Kalau toh kau belum mau juga menyesal, aku orang she Si
juga tak akan banyak berbicara lagi"
836 Dia memandang sekejap keseluruh arena kemudian
serunya dengan suara lantang, "Didalam perkumpulan Hianbeng-
kau pasti masih terdapat saudara-saudara dari aku
orang she Si dimasa lampau, bila kalian masih menginggat
dengan hubungan persaudaraan kita dimasa lalu, silahkan
datang kemari untuk mengadakan pembicaraan"
Semantara itu Hoa In-liong sedang berbisik sesuatu kepada
Hoa Si, mendengar itu Hoa Si manggut-manggut, mendadak
serunya dengan suara lantang, Dengarkanlah sahabat-sahabat
dari Hian-beng-kau, situasi yang kalian hadapi sekarang
rasanya tak perlu ku terangkan lagi, aku rasa kalian tentu juga
cukup memahami bukan" Go hu kaucu saja sudah pergi, aku
rasa kalian semua tentu mempunyai juga anak istri bahkan
orang tua, apalah artinya untuk berjuang demi yang sesat"
Kami tidak bermaksud melakukan pembatalan, kami bersedia
untuk mengikat tali persahabatan dengan kalian, siapa saja
yang ingin bersahabat dengan kami, akan kami sambut
dengan senang hati, sedang mereka yang ingin pergi juga tak
akan kami halangi, aku hanya berharap setelah kejadian ini,
janganlah kalian membantu kaum laknat lagi untuk berbuat
kejahatan, hal mana sudah terlebih dari cukup bagiku"
Seusai berkata, kembali dia menjura ke empat penjuru.
Begitu Si Seng tek menampilkan diri, anak buahnya dulu
yang kini bergabung dengan Hian-beng-kau sudah berniat
untuk lari keluar, tapi berhubung peraturan dalam Hian-bengkau
sangat ketat, salah langkah bisa jadi akan berakibat
kematian, maka sekalipun paras muka mereka telah berubah,
tak seorangpun berani bersuara.
Dengan kepergian Go Tang cuan serta ucapan Hoa Si yang
tepat pada waktunya, dengan cepat menggerakkan hati
banyak orang, pikiran mereke mulai goyah, semangat
bertempurpun sudah lenyap tak berbekas.
837 Menyaksikan pikiran anak buahnya sudah mulai goyah, Kok
See-piau segara berpikir, "Asal ada seorang saja yang berani
memimpin, niscaya akan terjadi berubahan besar,
perkumpulan kami pun akan musnah tak berbekas, aku harus
menggunakan tangan keji untuk menguasahi mereka, asal
pertarungan kembali berkobar, maka orangpun takkan
berhianat lagi"
Ia berusaha keras untuk memutar otak dan menemukan
cara yang terbaik untuk mengatasi kejadian ini, sementara
hatinya masih gelisah, tiba-tiba dari sisi kiri bukit itu
berkumandang suara panggilan yaag merdu tapi nyaring,
"Suhu!"
Mendengar panggilan itu, semua jago segera berpaling.
Waktu itu kentongan ketiga sudah lewat, rembulan masih
berada diatas awang-awang, dan menerangi jagad.
Dalam keadaan demikian, para jago dapat melihat jelas
seorang nona berbaju putih dengan membawa belasan orang
lelaki berbaju merah sedang menembusi penghadangan dari
Butim tojin suheng te beserta orang-orang Kiu-im-kau untuk
menyerbu kebawah bukit.
Begitu mengetahui kalau orang itu adalah Kok Gi pek, Hoa
In-liong segera mengerutkan dahinya seraya berpikir.
"Aaai?".! Mau apa dia datang kemari?"
Kejut dan gusar menyelimuti pula perasaan Kok See-piau,
dia segera membentak keras.
"Gi pek, kenapa kau tidak menuruti perkataanku" Apakah
kau mengharapkan partai kita kehilangan ahli waris?"
838 Sambil memutar pedang mestikanya, dengan gagah Kok Gi
pek menjawab lantang.
"Selama para suheng masih hidup, partai Kiuci tak akan
kehilangan ahli waris, tecu bersedia untuk hidup dan mati
bersama suhu"
Mendengar perkataan itu, diam-diam para jago merasa
kagum sekali atas kesetiaan dan kebaktiannya kepada guru
dan perguruan, sayang gadis secantik ini harus tersesat pada
golongan yang salah.
Sebelah kiri jalan tembus marupakan jurang yang dalam,
sebelah kanan merupakan suatu jeram, jalan setapak yang
menghubungkan tempat itu hanya seluas beberapa depa saja,
keadaannya berbahaya sekali.
Beberapa kali terjangan Kok Gi pek selalu kena dihadang
oleh para jago yang bertahan disana, kegagalan yang
berulang membuat gadis itu gelisah bercampur marah, "Sreet!
Sreeet! Sreet!" secara beruntun ia lancarkan tiga buah
serangan berantai yang ganas dan lihay.
Seorang anggota Kiu-im-kau tertusuk pedang nya, sambil
menjerit kesakitan tubuhnya segera terlempar masuk kedalam
jurang yang tak terkirakan dalamnya itu, sudah tentu


Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

selembar jiwanya tak bisa tertolong lagi.
Mendadak terdengar Bu tim tootiang berseru dengan suara
dalam, "Nona Kok, pinto berbuat demikian demi kebaikanmu,
hari ini suhumu pasti mampus, sedang usiamu masih begitu
muda, apalah gunanya harus turut mati bersamanya".
cepatlah pergi meninggalkan tempat ini!"
839 Kok Gi pek hanya menggigit bibir tidak menjawab, dengan
jurus Tong liong kiu ci (naga sakti berliuk sembilan kali)
pedangnya menciptakan sembilan titik cahaya putih yang
segera menyelimuti seluruh angkasa.
Seorang tojin yang sedang menggurungnya tidak berniat
untuk mencelakainya, siapa tahu gadis itu begitu lihay, karena
kurang begitu berhati-hati, bahunya segera tersambar hingga
berdarah. Bu tim tojin menjadi amat gusar setelah menyaksikan
kejadian itu, dengan suara menggelegar bentaknya, "Kalau
toh kau begitu tak tahu diri, jangan salahkan kalau pinto tak
akan sungkan-sungkan.
Permainan pedangnya semakin diperketat dengan
menyerang semakin gencar lagi.
Kok Gi pek memutar pedangnya berahan terus dengan
gigih, sementara kakinya bergeser mundur terus berulang kali.
Tiba-tiba terdengar Hoa In-liong menjerit kaget, "Hati-hati
dengan kakimu!"
Bong pay dan pek Soh gi bersamaan waktunya berteriak
pula keras-keras, "Tootiang, ampuni selembar jiwanya"
Mendengar seruan-seruan itu, Bu tim tojin segera
mengendorkan serangannya.
Tapi sayang sudah terlambat selangkah, mendadak kaki
Kok Gi pek tergelincir, tidak sempat menjerit lagi tubuhnya
terperosok masuk ke dalam jurang yang tiada terkira
dalamnya itu. 840 Paras muka Hoa In-liong segera berubah hebat, Bong pay
suami istri menjadi sedih, sementara para jago lihay menjerit
kaget. Kok See-piau sendiri juga tertegun untuk beberapa saat
lamanya, mendadak ia mendongakkan kepalanya dan
memperdengarkan suara gelak tertawanya yang
menyeramkan, suara gelak tertawanya itu keras, penuh
kesedihan dan luapan perasaan dendam.
Dalam pada itu, Bu tim tootiang sendiri juga lagi
memandang jurang yang sangat dalam itu dengan termangumangu,
wajahnya kelihatan menyesal sekali, maka ketika
didengarnya Kok See-piau terrawa seram, tiba-tiba ia
membalikkan badannya sambil berseru dengan gemas, Kok
See-piau, kau telah kehilangan murid mu yang setia, kenapa
makin kelihatan gembira?"
Seperti sebutir peluru, tiba-tiba dia meluncur turun dari
atas bukit tersebut.
"Haaahhh"aaahhh"haaahahh". kenapa lohu tak boleh
merasa bangga" Kenapa lohu tak boleh marasa gembira?"
sahut Kok See-piau sambil tertawa seram terus menerus.
Para pendekar kaum lurus, para jago Kiu-im-kau maupun
Hian-beng-kau sendiri sama-sama tertegun setelah
mendengar jawaban tersebut bahkan Bu tim tojin sendiripun
seketika terbungkam dengan wajah tertegun, ia menjumpai
keadaan Kok See-piau seperti orang yang tidak waras?", Hoa
In-liong yang cerdas segera merasakan sesuatu yang tak
beres, pikirnya, "Aduh celaka, jangan-jangan begitu".
Menggigil keras sekujur badannya, dengan lantang dia lantas
berseru, "Kok See-piau, apa yang kau gembirakan?" Kok Seepiau
berhenti tertawa, dengan suara menyeramkan katanya:
841 "Sekalipun tidak kau tanyakan, lohu juga akan
menggutarakannya heeehh?".heeehh?""heeehhh,
akhirnya aku orang she Kok menyaksikan juga manusia
munafik yang berlagak sok mulia sok bijaksana menerima
ganjarannya"
Dia adalah seorang gembong iblis yang berotak cerdas,
ketika berbicara sampai disitu satu ingatan tiba-tiba melintas
dalam benaknya, sambil tertawa dingin katanya kemudian.
"Orang she Hoa, ketika masih berada dibukit Ci san, kau
pernah mendengar penuturan dari Jin Hian yang menceritakan
kesengsaraannya, padahal apa yang dialaminya itu masih
belum seberapa, apakah kau ingin mengetahui juga
penderitaan yang kualami selama ini?"
Hoa In lioog tertegun, tapi ia segera tahu bahwa ucapan
tersebut tentu ada sebabnya maka sambil menahan rasa sedih
dan gusar katanya.
"Kalau toh kau mempunyai kegembiraan untuk berceritera,
aku orang she Hoa akan mendengarkannya"
Sekali lagi Kok See-piau mendengarkan suara tertawa
rendahnya yang mengerikan, kemudian berkata, "Berbicara
yang sesungguhnya, hal ini tak bisa dikatakan sebagai kisah
penderitaan lohu, tapi lebih tepat kalau dikatakan sebagai
kisah bagaimana caranya lohu melanjutkan hidup selama ini"
Kiu-im-kaucu segera tertawa terbahak-bahak, serunya,
"Aku rasa kehidupanmu tentu sengsara sekali. Tapi urusan ini
tiada sangkut pautnya dengan kami, Kiu-im-kau merasa ogah
untuk mendengarkan cerita usangmu itu"
Kok See-piau tidak ambil perduli perkataan itu, katanya
kembali dengan lantang, "Orang she Hoa, tentunya kau tak
842 tahu bagaimana perasaanmu itu, demi melatih ilmu yang
sakti, lohu harus mengarang tubuh ku diatas api yang panas,
kedinginan ditengah salju yang tebal, harus menahan
penderitaan berat yang tak akan bisa ditahan oleh orang lain,
beberapa kali kegagalan yang ku alami hampir saja
membuatku untuk bunuh diri, tahukah kau, kekuatan apa
yang selama ini menunjangku sehingga dapat tahan sampai
sekarang?"
Ia berhenti sejenak, dengan sepasang mata yang merah
membara, terusnya lebih jauh, Itulah dendam kesumat, hanya
dendam kesumat yang bisa membuat lohu memiliki kekuatan
baru untuk melanjutkan hidup, bukankah kesengsaraan yang
kualami selama ini adalah pemberian dari manusia munafik
yang berlagak sok baik hati dan bijaksana" Lohu bertekad tak
akan melepaskan kalian dengan begitu saja, kalau hanya
tersiksa melulu, hal mana masih terlalu keenakan bagi kalian,
aku akan membuat kalian melakukan perbuatan yang
melanggar hati naluri manusia, aku hendak menjerumuskan
anak cucunya ke dalam neraka sehingga sepanjang masa
menderita dan tersiksa".."
Tiba-tiba segulung awan hitam menutupi cahaya rembulan,
membuat suasana di sana menjadi gelap gulita, hawa napsu
membunuh yang mengerikan serasa menyelimuti seluruh
permukaan bumi.
Ketika semua orang mendengar suara ucapannya yang
begitu keji dan menyeramkan itu, tanpa terasa bulu kuduknya
pada bangun berdiri, dengan luapan perasaan dendam yang
sedemikian dahsyatnya itu, sudah pasti dia mempunyai
rencana yang busuk pula, malah ada yang secara lamat-lamat
sudah merasakan apa yang telah terjadi meski selalu berharap
agar kejadian itu bukan suatu kenyataan.
843 Hoa In-liong sendiripun merasakan jantungnya berdebar
keras, diam-diam pikirnya.
"Sungguh tak kusangka dia mengandung perasaan dendam
yang begitu dalam terhadap kami, tak heran kalau rasa
bencinya terhadap keluarga Hoa sudah merasuk sampai ke
tulang sungsum.
Mendadak terdengar Cho Thian hua menimbrung.
"Sute, buat apa kau musti bersedih hati karena persoalan
ini" Ih heng bersedia untuk membantumu membalas dendam"
"Lohu bersumpah sampai mati akan membantu sinkun
untuk membalas dendam, sambung Leng lam it khi.
"Terima kasih banyak atas maksud baik kalian" Kok Seepiau
segera menjura dengan wajah serius.
Tiba-tiba dengan sorot mata tajam dia menyapu sekejap
para jagonya yang bergabung dalam Hiang beng kau,
kemudian serunya dengan suara lantang.
Semua anggota yang termasuk anak buah Saudara Si,
silahkan balik keasalnya, seandainya saudara Si akan turun
tangan untuk memusuhi kami, pun-sinkun juga tak akan
menyalahkan, sedang sisanya bila ada yang ingin pergi
meninggalkan tempat ini, silahkan pergi, pun-sinkun berjanji
tak akan melacaki jejaknya, sedangkan pun-sinkun akan tetap
tinggal disini untuk berduel dengan musuh sampai titik darah
penghabisan"
Begitu ucapan tersebut diucapkan, baik jago dari golongan
pendekar maupun jago dari Kiu-im-kau dan Hian-beng-kau
menjadi tertegun, kejadian benar-benar diluar dugaan
mereka. 844 000000000 61 Setelah suasana hening untuk beberapa saat lamanya,
Thian ki thamcu dari perkumpulan Hian-beng-kau, Beng Wi
cian tiba-tiba menjura kepada Kok See-piau sambil berkata,
"Perintah dari sinkun, Beng Wi cian tak berani membangkang,
kalau toh tidak setia kepada majikan lama, lebih susah setia
kepada majikan baru, Wi cian sekalian segera akan
mengundurkan diri dari sini, soal memusuhi tak mungkin akan
kami lakukan"
Kok See-piau tertawa hambar. "Kalau memang demikian
adanya, bila kita bersua kembali dikemudian hari kita masih
tetap bersahabat"
Beng Wi cian segera memberi hormat dan berlalu dari
sana. Para jago bekas anak buah Si Seng tek pun berbondongbondong
memberi hormat kepada Kok See-piau dan
meninggalkan barisan.
Dalam waktu singkat seratus orang lebih anggota Hianbeng-
kau telah meninggalkan barisannya dan bersama-sama
berdiri didepan Si Seng pek sambil memberi hormat,
"Menjumpai majikan lama!"
"Si Seng tek mengulapkan tangannya seraya berkata.
Rupanya kalian semua masih belum melupakan diriku,
bagus, mundur dulu kesamping dan siap menunggu perintah
selanjutnya untuk bertempur!"
845 Beng Wi cian segera menunjukkan sikap keberatan, agak
termenung sebentar dia, kemu dian sambil memberi hormat
katanya. "Cukong boleh menitahkan kami sekalian untuk terjun
kelautan api atau naik bukit golok, sampai matipun hamba
sekalian tak akan membangkang, tapi kami benar-benar tidak
merasa leluasa untuk menghadapi Hian-beng-kau"
Mendengar perkataan itu, Si Seng tek menjadi naik pitam,
sambil menarik muka ia siap membentak.
Tapi sebelum ia sempat mengucapkan sesuatu, Hoa Inliong
telah berkata lebih duluan.
"Sudah sepantasnya demikian, Beng lo enghiong sekalian
harap menonton di samping saja"
Beng Wi cian segera menjura kepada Hoa In-liong, katanya
dengan penuh rasa berterima kasih, "Terima kasih Hoa kongcu
atas kebaikan mu"
Sambil membawa orang-orangnya, mereka lantas
mengundurkan diri ke samping.
Si Seng tek mengerutkan dahinya rapat-rapat, tapi
berhubung Hoa In-liong adalah tuan penolongnya, dan lagi
diapun tahu akan hubungan pemuda ini dengan putrinya,
diapun tidak mengucapkan apa-apa.
Kepada Coa Goan hau katanya kemudian, sambil tertawa
getir, "Siaute tak becus memimpin anak buah, harap Coa heng
jangan mentertawakan" Coa Goan hau segera tersenyum.
"Aaah, mana, mana, entah dimanakah letak tujuan Kok
See-piau dengan tindakan itu, penampilan rasa setia kawan
846 yang diperlihatkan anak buah Ji heng benar-benar
mengagumkan".."
Sesungguhnya kedua orang ini masih terhitung famili,
setelah bertemu muka dan mengetahui kalau derajat mereka
seimbang, pembicaraan yang kemudian berlangsungpun
mempererat hubungan mereka menjadi lebih akrab lagi.
Terdengar Kok See-piau berseru kembali "Masih adakah
yang hendak pergi dari sini?"
Pi Cok liong sambil menghantamkan toya bajanya ke tanah,
segera berteriak pula dengan lantang, "Hayo, mereka yang
takut mampus cepat enyah dari barisan!"
Termakan oleh ucapan Kok See-piau tersebut, semangat
para anggota Hian-beng-kau segera berkobar kembali, seru
mereka hampir bersama.
Kami semua bersedia untuk mati dan hidup bersama
Sinkun!" Sesungguhnya perasaan hati para jago Hian-beng-kau
sudah goyah dan setiap saat kemungkinan sekuli mereka akan
memberontak, tapi dengan sikap dari Kok See-piau itu bukan
saja bekas anak buah Si Seng tek yang meninggalkan barisan
menunjukkan keengganannya untuk memusuhi
mereka,bahkan jaga-jago perkumpulannya yang mulai goyah
pikirannya pun menjadi bersemangat kembali, mau tak mau
para jago merasa kagum juga oleh kecerdasan otaknya.
Dengan kening berkerut Hoa In-liong lantas berseru, "Kok
See-piau, kau masih ada urusan lain?"
Kok See-piau tertawa dingin dengan seramnya.
847 Jilid 21 "Heeehhh". heeehhh?" heeehhh".. kalau toh kau begitu
terburu napsu, baiklah, sekarang juga akan pun sinkun
katakan." Sesudah berhenti sejenak, dengan sepatah demi sepatah
katanya lagi dengan suara menyeramkan, "Terus terang
kuberi tahu kepada kalian, sesungguhnya Kok Gi pek itu bukan
lain adalah putrinya Bong pay serta Pek Soh gi!"
Begitu mendengar ucapan tersebut, Pek Soh gi menjerit
sedih dan jatuh tak sadarkan diri, buru-buru Bong Pay
memeluk tubuh istri nya, lalu dengan wajah sedih serunya


Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kepada Kok See-piau penuh kebencian, "Kok See-piau, kalau
kau ingin membalas dendam, cari saja kami suami istri
berdua, apa dosanya seorang gadis lemah?" Kok See-piau
menyeringai seram.
"Heehhh?"heeeheeh". heeehhhh?".lohu toh sayang dan
mencintainya, orang yang telah mencelakainya justru adalah
orangmu sendiri"
Bu tim lojin segera menghela napas panjang, katanya:
"Bong tayhiap, dosa pinto benar-benar tak terampuni!"
Tiba-tiba Ci wi siancu menukas dengan suara dingin, "Kalau
sudah tahu dosanya tak terampuni lebih baik cepat-cepatlah
bereskan nyawamu sendiri, hmmm! Sengaja berbicara begitu
padahal tujuannya hanya minta pengampunan"
sejak bertemu dengan Kok Gi pek dikota Si ciu tempo hari,
sampai sekarang Biau-nia Sam-sian masih belum tahu kalau
848 dia adalah muridnya Kok See-piau, terhadap gadis itu boleh
dibilang mereka amat menyukai dan menyayanginya.
Sekalipun hal ini mereka ketahui kemudian namun rasa
sayangnya terhadap gadis itu bukan berkurang apalagi setelah
mengetahui kalau gadis itu memang putrinya Bong pay suami
istri, mereka makin getun lagi.
Sebagai manusia-manusia yang berasal dari suku Biau, cara
kerja mereka hanya memandang pada soal baik dan buruk,
ketika dilihatnya Kok Gi pek mati ditangan Bu tim tootiang,
maka rasa benci mereka terhadap tosu itu pun boleh dibilang
merasuk sampai ke tulang sungsum.
Pada dasarnya Bu tim tootiang memang merasa sedih
bercampur menyesal atas terjadinya peristiwa itu, mendengar
perkataan tersebut dia lantas tertawa pedih, katanya, Baik,
baik!" Mendadak ia membalikkan telapak tangan-nya dan
ditabokkan keatas ubun-ubun sendiri.
Hoa In-liong yang berada disitu tentu saja tidak
membiarkan ia menghabisi nyawa sendiri, dengan cepat ia
menyelinap ke sisi Bu tim tojin dan menangkap sikutnya,
dengan suara dalam dia berseru, "Persoalan ini tak bisa
menyalahkan tootiang, kalau ingin mencari biang keladinya
maka kita harus mencari Kok See-piau"
Sebenarnya diantara para jago ada yang telah menduga
bahwa antara Kok Gi pek dengan Bong Pay suami istri ada
hubungannya, tapi ketika mendengar kalau Koi Gi pek
mempunyai orang tua lain, lagipula banyak kejadian aneh
yang mungkin bisa terjadi didunia ini, lambat laun rasa curiga
tersebut makin menipis.
849 Siapa tahu memang demikianlah kenyataannya, hal ini
benar-benar mencengangkan semua orang.
Bagaimanapun juga Kok Gi pek adalah murid Kok See-piau,
walaupun para jago mencurigai kebenaran dari pengakuannya
itu, namun tiada bukti nyata yang bisa menerangkan semua
hal tersebut, baik Kok See-piau akan menang atau kalah yang
pasti kematian gadis itu tidak akann mempengaruhi dirinya.
Atas kelicikan dan kekejian Kok See-piau ini, hampir boleh
dibilang semua orang merasa marah dan kaget, Pek Soh gi
telah pingsan sedari tadi, sedangkan Bong Pay saking
gusarnya tak mampu mengucapkan sepatah katapun.
Tam Si bin dan Yu Tiong in sudah tak sanggup menahan
sabar lagi, ia segera maju menerjang ke arah Kok See-piau, Ui
Sia leng dan Tang Bong liang segera maju menghalanginya,
pertarungan sengit segera berkobar dalam dua arena.
Hoa In-liong sendiripun merasa gusar sekali, baru saja dia
akan menegur Kok See-piau?""..
Mendadak terdengar seorang gadis berseru dengan suara
dingin bagaikan salju, Kok See-piau, dosamu sudah
bertumpuk-tumpuk, sekalipun mampus juga belum dapat
menebus semua kekejianmu itu, sekarang aku Suma Jin akan
menuntut balas kepadamu"
Ditengah seruan tersebut, seorang gadis berpakaian
berkabung menerjang ke arah Kok See-piau sambil memutar
senjata pedangnya.
Diantara kelebatan tubuhnya itu, beberapa titik cahaya
perak meluncur ke depan dan menyebar keempat penjuru.
850 Dalam keadaan demikian Hoa In-liong enggan untuk
menghalanginya, dengan kening berkerut pikirnya, Bukankah
toako bilang ia datang bersama ayah dan ibu" Sekarang
kenapa ia datang lebih duluan?"
Terdengar Seng Sin sam meraung kesakitan, sebatang
pisau perak tahu-tahu sudah menancap diatas dadanya yang
mengakibatkan kematian bagi gembong iblis itu.
Ketika bertarung melawan Go Tang cuan tadi, ia sudah
menderita luka dalam yang cukup parah apalagi serangan
senjata rahasia yang dilancarkan Suma Jin dilakukan dari jarak
sedemikian dekatnya, sekalipun ia berniat untuk berkelit juga
tak mampu lagi.
Beng Wi cian yang mendengar akan kehadiran, putri Suma
Tiang cing sudah merasa menyesal sedari permulaan, baru
saja ia sangsi, sebatang senjata rahasia telah menghajar dada
kanannya. Tapi ia sama sekali tak bersuara sambil menggertak gigi
dicabutnya senjata rahasia tersebut yang telah dibubuhi obat,
hanya Huan Tam seorang yang berhasil menghindarkan diri
tanpa luka. Kok See-piau juga menggerakkan tangannya, senjata
rahasia yang mengancam tubuhnya itu seketika lenyap tak
berbekas lalu tegurnya sambil terawa dingin.
"Kau adalah putrinya Suma liang cing?"
"Benar!" jawab Suma Jin dengan gusar, "orang she Kok,
serahkan jiwa anjing mu!"
Dengan jurus Thian ho seng san(bintang buyar disungai
langit), pedangnya diputar sedemikian rupa menciptakan
851 berjuta-juta titik ca haya pedang yang menyilaukan mata, lalu
sebuah tusukan dilepaskan ke dada musuh dengan kecepatan
luar biasa. Kok See-piau berdiri tak berkutik, menanti serangan hampir
mengenai tubuhnya dia baru menarik dadanya ke belakang
sambi1 bergeser tiga depa begitu lolos dari ancaman lawan,
kontan saja ia tertawa terbahak-bahak.
"Haaahhh".haahhh".haaahh". budak cilik, dengan
mengandal-kan kepandaian secetek itu juga berani mencari
gara-gara, apakah kau tidak takut mampus?"
Walaupun diluar dia berkata dengan enteng padahal karena
terlalu pandang rendah kemampuan yang dimiliki Suma Jin,
hampir saja tubuhnya termakan oleh tusukan tersebut.
Diam-diam ia merasa terperanjat, akan tetapi rasa
kagetnya itu tak sampai diperlihatkan diatas wajahnya.
Suma Jin sendiri meski terperanjat, dia tahu kalau ilmu
pedang keluarga Hoa tiada tandingannya dikolong langit,
sayang kesempurnaannya belum cukup hingga belum sanggup
untuk mengapa-apakan diri Kok See-piau.
Tapi bila teringat akan dendam berdarah atas kematian
orang tuanya, apa lagi bila teringat bahwa Kok See-piau
adalah otaknya, sambil menggigit bibir mendadak ia mengejar
kemuka sambil melepaskan serangan dengan serangan yang
dahsyat. Kok See-piau tertawa dingin baru saja dia akan turun
tangan keji, mendadak dilihatnya Hoa In-liong yang berada
beberapa kaki dari arena sedang mengawasi jalannya
pertarungan dengan sorot mata tajam.
852 Sebagaimana diketahui, semenjak pertarungan dalam bukit
Ci san, kawanan iblis dari golongan sesat hampir boleh
dibilang pada menaruh rasa jeri terhadap kelihayan Hoa Inliong,
yang paling ditakuti Kok See-piau selama ini juga dia
seorang, maka begitu melihat keadaan tersebut dia lantas
berubah pikiran.
"Meski ilmu silat yang dimiliki Goan cing amat lihay, suheng
masih mampu untuk mengatasinya" demikian dia berpikir
kemudian, "tapi bocah keparat ini"."
Sebagai seorang manusia yang berotak licik dan banyak
akalnya, dengan cepat dia berubah pikiran, serunya kemudian
dengan lantang, "Huan Tong, kau sambut budak ini!"
Mendengar perkataan itu, Huan Toag segera maju ke
depan, sepasang telapak tangannya diayunkan bersama untuk
menyambut datangnya serangan dari Suma Jin itu dengan
keras lawan keras.
"Hmm, membunuh dirimu lebih dulu juga sama saja" pikir
Suma Jin didalam hati.
Dengan kening berkerut dia lantas memperketat serangan
pedangnya, dengan meninggalkan Kok See-piau, dia
bertarung sengit me lawan Huan Thong.
Hoa In-liong tahu bahwa ilmu silat yang dimiliki gadis itu
masih selisih jauh kalau dibandingkan dengan kepandaian
yang dimiliki Kok See-piau, maka melihat gadis itu telah
bertarung dulu melawan Huan Thong, dia lantas beranggapan
bahwa ada baiknya kalau gadis tersebut menuntut balas lebih
dahulu terhadap orang ini.
Dalam keadaan dan situasi seperti ini, jelas tak mungkin
buat Kok See-piau untuk melarikan diri, maka ia tidak
853 menggubris ketua dari perkumpulan Hian-beng-kau itu lagi,
seluruh perhatiannya ditujukan ke arah pertarungan sambil
bersiap siaga menghadapi keadaan yang tidak diinginkan.
Dalam pada itu, Kok See-piau juga telah mendapat akal
bagus, dia segera memutar biji matanya, kemudian ejeknya
kepada Kiu-im-kaucu, "Huuuh"! Sekarang kau baru tahu,
ternyata orang orang Kiu-im-kau adalah manusia yang
gampang dibunuh orang tanpa berani membalas".tak becus"
Ketika sergapan dari Suma Jin berhasil menewaskan Sin
Seng sam tadi, sesungguhnya Kiu-im-kaucu sudah merasa
amat gusar, tapi ia jeri akan kehebatan orang-orang keluarga
Hoa, maka sedapat mungkin ia berusaha untuk menahan diri.
Berbeda setelah disinggung oleh Kok See-piau sekarang,
berada dihadapan para jago dari seluruh kolong langit, sudah
barang tentu ia tak bisa berdiam diri belaka, setelah agak
merenggut sebentar, bentaknya kemudian, "Suma Jin, ibumu
dulu masih terhitung Yu ling tiamcu perkumpulan kami, berani
benar kau bertingkah dihadapanku" Hmm, katakan sendiri
sekarang, kau hendak mengakui salah atau tidak?"
Waktu itu Suma Jin yang sedang bertarung sudah berhasil
menduduki posisi diatas angin dengan ketus segera sahutnya,
"Tidak!"
Diam-diam Hoa In-liong tahu bahwa urusan bakal runyam,
tapi Suma Jin sedang menuntut balas atas dendam sakit
hatinya, padahal Kiu-im-kaucu juga terlibat dalam peristiwa
ini, bagaimanapun juga ia tak bisa menyalahkan gadis
tersebut. Sesungguhnya perkataan dari Kiu-im-kaucu juga hampir
boleh dibilang telah memberi peluang bagi gadis itu untuk
mundur secara hormat, asal Suma Jin mau mengaku salah,
854 maka secara begitu saja dia akan sudahi masalah tersebut,
Siapa tahu Suma Jin sama sekali enggan mengaku salah, hal
mana membuat Kiu-im-kaucu segera tertawa seram saking
gusarnya. "Bedak ingusan" teriaknya, "akan kulihat siapa yang kau
andalkan sehingga berani begitu takabur dihadapanku"
Tiba-tiba Jin Yeng ciu menimbrung.
"Budak itu sangat tak tahu sopan santun, hamba mohon
perintah untuk turun tangan memberi pelajaran kepadanya"
Dengan terjadinya peristiwa ini, suasana kembali
mengalami pergolakan besar, padahal Kiu-im-kaucu sendiri
juga tahu kalau Kok See-piau sengaja hendak mengadu
domba, diapun tahu juga akan kelihaiyan keluarga Hoa, akan
tetapi bila urusan dibiarkan begitu saja, bisa jadi nama
baikknya akan ternoda didepan orang banyak.
Untunglah disaat yang kritis itulah tiba-tiba Hoa In-liong
maju ke depan dan memberi hormat kepada Kiu-im-kaucu
sambil berkata.
"Harap kaucu jangan gusar, biasanya orang yang sedang
marah akan salah berbicara, harap kaucu suka
memakluminya"
Tiba-tiba Suma Jin berterik keras, "Kau tak usah
mencampuri urusanku"
Tapi pada saat yang bersamaan, Hoa In lioag berseru pula
dengan suara lantang.
"Bagaimana seandainya keluarga Hoa yang minta maaf?"
855 Tenaga dalam yang dimiliki pemuda ini jauh lebih
sempurna bila dibandingkan dengan Suma Jin, dengan cepat
seruan dari gadis itu tertindih sama sekali.
Walaupun Suma Jin merasa tidak rela, tapi diapun tak bisa
berbuat kelewatan, maka dia pun memperketat permainan
pedangnya serta melampiaskan seluruh hawa amarahnya ke
tubuh Huan Thong.
Menghadapi serangan yang datangnya bertubi-tubi, Huan
Thong segera terjebak dalam keadaan yang berbahaya sekali.
Tampak Kiu-im-kaucu termenung sebentar, kemudian
manggut-menggut, "Baiklah, aku juga kasihan kepadanya
karena kehilangan orang tuanya, tak akan kutarik panjang
persoalan ini"
"Kebesaran jiwa kaucu sungguh membuat aku merasa
amat berterima kasih sekali" seru Hoa In 1iong kemudian
sambil menjura.
Padahal semua orang juga tahu, berhubung pihak Kiu-imkau
merasa ilmu silat yang dimiliki Hoa Thian-hong dan Hoa
In-liong terlampau 1ihay dan jelas bukan tandingan, maka
sengaja mereka menghindari yang berat dengan memilih yang
enteng dengan tidak mempersoalkan kematian dari Le Kiu-it
serta Seng Sin sam.
Padahal ucapan Suma Jin tadi terlampau kaku dan tak enak
didengar, bila diungkap secara terus terang, bisa jadi pihak
Kiu-im-kau akan kehilangan muka.
Kok See-piau tertawa dingin, rupanya dia sudah bersiapsiap
untuk mengorek keterangan itu.
856 Mendadak Hoa In-liong berpaling ke arahnya, lalu berseru
dengan suara dalam.


Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kok See-piau, kau cerdik dan berotak tajam, jarang ada
manusia semacam dirimu, aku orang she Hoa merasa kagum
sekali, bagai mana kalau kumohon beberapa petunjukan?"
Mendengar perkataan itu, Kok See-piau menjadi terkesiap,
dia tahu kalau dirinya bukan tandingan, suruh anak buahnya
juga belum tentu ada yang berani, sementara dia masih
kelabakan setengah mati, Cho Thian hua segera tertawa,
sambil berjalan menghampiri Hoa In-liong, katanya, "Bocah
muda dari keluarga Hoa, Goan cing bilang kau mampu
menghadapi lohu, sekarang lohu ingin menjajal, apakah si
hwesio cilik itu cuma mengibul atau tidak?"
"Aku orang she Hoa tak akan membuat kau menjadi
kecewa" kata Hoa In-liong hambar.
Dalam waktu singkat, suasana dalam arena berubah
menjadi sunyi senyap tak kedengaran sedikit suarapun, setiap
orang menahan napas sambil memperhatiKan orang itu. Tam
Si bin berempat yang sedang bertarung pun untuk sementara
waktu menghentikan pertarungannya, semua orang tahu
pertempuran yang bakal berlangsung pastilah me rupakan
suatu pertarungan yang mengerikan. Hanya Suma Jin dan
Huan Tong saja yang masih bertarung sengit tanpa ada
pertanda kedua belah pihak akan mengakhiri pertempuran itu.
Sejuk pertarungan dibukit Ci san, siapa pun tahu kalau Hoa
In-liong memiliki ilmu silat yang maha sakti, cuma saja Cho
Thian hua sudah memiliki tenaga dalam sebesar seratus dua
puluh tahun hasil latihan, tentu saja kepandaian silat yang
dimiliki akan luar biasa sekali.
857 Sebelum pertempuran berkobar, siapapun tak berani
mangambil dugaan siapa yang bakal menangkan pertarungan
ini, hanya di hati kecil masing-masing orang beranggapan
bahwa Hoa In-liong bisa menangkan pertarungan ini.
Tiba-tiba terdengar suara seruan nyaring seakan-akan
berkumandang datang dari kahyangan, "Liong ji mundur, Cho
Thian hua bukankah kau selalu ingin baradu kepandaian
dengan aku orang she Hoa" Silahkan datang ke bukit ini, aku
orang she Hoa menunggu kehadiranmu ditempat ini"
Suara tersebut amat nyaring dan lantang, setiap patah
katanya serasa menggetarkan sukma, barang siapa pernah
berjumpa dengan Hoa Thian-hong, cukup mendengar dari
suaranya, mereka seakan-akan membayangkan munculnya
seorang lelaki berjubah hijau yang kekar dihadapan mereka.
Seketika itu juga sinar mata semua jago bersama sama
dialihkan keatas puncak bukit sebelah utara.
Paras muka Kok See-piau berubah hebat, para jago dari
golongan pendekar bergirang hati, jago-jago Hian-beng-kau
menjadi gaduh dan Thian heng Tokoh tampak diliputi emosi.
Setelah hening sekian lama, akhirnya Cho Thian hua
berseru dengan suara lantang, "Hoa Thian-hong, mengapa
kau sendiri tidak turun kemari?"
Terdengar dari suara Hoa Thian-hong menjawab, "Kalau
jangan bertanya dulu mengapa aku orang she Hoa tidak
turun, aku orang she Hoa ingin bertanya dulu kepadamu
apakah kau mempunyai keberanian untuk naik keatas bukit?"
Tiba-tiba Goan cing taysu berbisik kepada dua bersaudara
Hoa dengan ilmu menyampaikan suara.
858 "Mengapa ayah kalian menantangnya untuk bertarung
diatas puncak bukit dan bukannya menyelesaikan ditempat
ini?" Dua bersaudara dari keluarga Hoa itu saling beri
pandangan sekejap kedua orang itu tampaknya sepikiran
sehati, oleh Hoa Si segera jawabnya dengan ilmu
menyampaikan suara.
"Sudah pasti ayah ingin memaksa Cho Thian hua untuk
mengasingkan diri, bila dipaksa didepan orang banyak dalam
kalahnya Cho Thian hua tentu akan merasa malu dan menjadi
gusar, bisa jadi dia akan beradu jiwa dengan ayah"
Cho Thian hua adalah seorang jagoan yang berilmu tinggi,
setelah mendengar seruan tersebut dia lantas tahu kalau
tenaga dalam yang dimiliki Hoa Thian-hong sama sekali tidak
berada dibawah kepandaiannya apalagi pihak lawan berjumlah
banyak, ia merasa sulit juga untuk mengatasi keadaan, maka
tanpa terasa sinar matanya dialihkan ke wajah Kok See-piau
minta pertimbangan nya.
Sejak mengetahui akan kehadiran Hoa Thian-hong
ditempat itu, Kok See-piau sudah merasa amat terkesiap dan
takut, tapi ia berbeda dengan orang lain, sekalipun gugup
pikiran tak sampai kalut, dengan cepat dia mengambil
Keputusan didalam hatinya.
Dengan ilmu menyampaikan suara, serunya kemudian,
"Tangkap orang sebagai sandera untuk meloloskan diri dari
kepungan, selama gunung nan hijau memangnya kita takut
kehabisan kayu bakar?""
"Agaknya aku memang harus berbuat demikian" pikir Cho
Thian hua kemudian.
859 Berpikir sampai disitu, dia lantas tertawa terbahak-bahak,
dengan langkah lebar dia berjalan menuju ke utara, lagaknya
seperti lagi bersiap-siap untuk naik ke puncak bukit dan
melangsungkan pertempuran.
Tapi baru berjalan beberapa kaki, diincarnya Bwe Su-yok
dan Si Leng jin yang sedang berdiri tak jauh disana, kemudian
secepat sambarann kilat tubuhnya menerjang kemuka dan
mencengkeram kedua orang itu.
Dengan kepandaian silat yang dimilikinya sekarang, sulit
bagi kedua orang gadis itu untuk meloloskan diri dari
incarannya, dalam sekejap mata Cho Thian hua telah
mencengkeram pergelangan tangan kedua orang itu.
Tiba-tiba terdengar Hoa In-liong mendengus dingin, Cho
Thian hua merasakan datangnya segulung angin pukulan yang
maha dahsyat mengancam puunggungnya.
Seandainya orang lain yang melepaskan pukulan tersebut,
sudah pasti Cho Thian hua tak akan takut untuk menerima
pukulan tersebut, tapi berbeda keadaannya bila Hoa In-liong
yang melepaskan serangan tersebut.
Dalam keadaan berbahaya dan terancam oleh serangan
tersebut, terpaksa Cho Thian hua mengurungkan niatnya
untuk menangkap orang dan buru-buru tubuhnya melejit ke
tengah udara untuk menghindarkan diri.
Dengan demikian angin pukulan yang maha dahsyat itu
segera menggulung kemuka dan tampaknya segera akan
menghajar ditubuh kedua orang gadis tersebut"..
Belum habis gelak tertawa Cho Thian hua, tahu-tahu Hoa
In-liong telah membalikkan telapak tangannya, seketika itu
860 juga hawa serangan yang maha dahsyat itu punah tak
berbekas. Seandainya seseorang tidak memiliki tenaga dalam yang
cukup sempurna, sulit baginya untuk melakukan hal itu, maka
setelah menyaksikan kelihayan si anak muda itu, kendatipun
dia adalah seorang gembong iblis yang berilmu tinggi, tak
urung dibikin terkesiap juga.
Terdengar Hoa In iiong mengejek dengan suara dingin,
"Cho Thian hua, walaupun kita saling berhadapan sebagai
musuh, sebelum kejadian saat ini, aku orang she Hoa selalu
menganggap dirimu sebagai seorang tokoh sakti yang pantas
dihormati"
Merah padam selembar wajah Cho Thian hua karena
jengah, tidak sampai ia menyelesaikan kata-katanya, dia telah
berseru lantang, "Hoa Thian-hong, tunggu saja, lohu segera
datang!" Ia segera menggerakkan badannya dan sekejap
kemudian bayangan tubuhnya sudah lenyap dari pandangan
mata. Diantara sekian banyak jago persilatan yang hadir di arena
saat ini, kecuali Hoa In-liong dan Goan cing taysu, tak ada
orang lain yang sempat melihat jelas bagaimana caranya ia
berlalu dari situ, diam-diam semua orang merasa terkejut juga
atas kelihayan ilmu silat yang dimilikinya.
Ketika Kok See-piau menyaksikan tindakan Cho Thian hua
untuk menyergap orang itu mengalami kegagalan total bahkan
sekarang pergi sambil menanggung malu, sadarlah dia bahwa
keadaan yang membentang didepan matanya sekarang sangat
tidak menguntungkan.
861 Sambil menggigit bibir dia lantas bersiap sedia untuk
menitahkan anak buahnya agar melangsungkan pertarungan
mati-matian. Mendadak terdengar seseorang berseru dengan suara
merdu. Kok See-piau, apakah kau masih juga tak mau sadar?"
Kok See-piau segera mendongakkan kepala nya, tapi
dengan cepat hatinya bergetar keras, termasuk juga semua
yang hadir di arena sama-sama menjerit kaget.
Entah sedari kapan, tahu-tahu ditengah arena telah muncul
tiga orang manusia. Dua orang diantaranya adalah nyonya
setengah baya yang cantik dan anggun, mereka adalah Chin si
hujin atau Chin Wan hong dan yang lain Pek si Hujin atau Pek
Kun gi yang masih digilai Kok See-piau sampai sekarang.
Gadis berbaju putih salju yang mengikuti dibelakang kedua
orang itu ternyata bukan lain adalah Kok Gi pek.
Tak terlukiskan rasa terkejut dan girang yang dialami Pek
Soh gi waktu itu, dengan langkah cepat ia memburu ke depan
dan memeluk Kok Gi pek erat-erat sambil berseru, "yu ji,
akhirnya kau kembali kepelukan ibumu!"
"Ibu".!" panggil Kok Gi pek lirih, kemudian membenamkan
diri kedalam pelukan Pek Soh gi dan menangis tersedu-sedu.
Waktu itu, kembali Kok See-piau, yang lain ayu meski dia
adalah orang yang berhati bengis, diam-diam merasa terharu
juga setelah menyaksikan adegan tersebut.
Pada saat itulah, tiba-tiba Tiang heng Tokoh meninggalkan
arena secara diam-diam.
862 "Enci Ku" Chin si hujin segera berteriak.
Mendengar teriakan itu bukan saja Tian heng Tokoh tidak
menghentikan gerakan tubuhnya malahan mengerahkan ilmu
meringankan tubuhnya untuk kabur lebih cepat lagi! Dalam
waktu singkat dia sudah berada ratusan kaki jauhnya dari
tempat semula. Tiba-tiba tampak bayangan manusia berkelebat lewat,
tahu-tahu Pek si hujin telah menghadang dihadapannya.
Melihat itu, Tiang heng tokoh segera menggerakkan
senjata hud timnya siap mendesak mundur Pek si hujin dan
berusaha merebut jalan untuk kabur dari situ.
"Siapa tahu Pek si hujin sama sekali tidak menghindar
ataupun berkelit katanya dengan sedih.
"Cici, Thian heng, Hong ci dan siau moay sudah banyak
tahun memikirkan dirimu, tapi kau selalu bertega hati untuk
menghindari pertemuan dengan kami"
Dengan perakaan apa boleh buat Tiang heng Tokoh
menghentikan langkah tubuhnya sambil menarik kembali serta
hud timnya, lalu dengan hambar berkata.
"Pinto sudah melupakan kejadian dimasa lalu, harap jangan
menghalangi jalan pergiku lagi"
Sementara itu Chin si hujin juga telah memburu ke situ,
sambil menggenggam tangan Tiang heng Tokoh katanya
dengan air mata bercucuran, "Cici, Thian hong telah datang
kemari, paling tidak kau harus berjumpa dulu dengannya"
Mendengar perkataan itu, bagaikan dadanya terhantam
oleh martil berat kontan saja sekujur badan Tiang heng Tokoh
863 bergetar keras, sekuat tenaga ia berusaha untuk meronta dari
cekalan, tapi sampai mati pun Chin si hujin tak mau lepas
tangan. Dalam keadaan begini, sikapnya secara tiba-tiba malah
menjadi tenang kembali, katanya dengan suara hambar.
"Sekalipun kau akan berbicara beribu patah kata, usahamu
itu juga akan sia-sia belaka, baiklah! Kalau tidak dicoba
mungkin kalian tidak puas, akan kutunggu berapa saat lagi
disini" Mereka bertigapun berbalik kembali ketempat semula.
Dua bersaudara Hoa baru menghembuskan napas lega
ketika melihat hal itu, Coan Goan hau suami istri dan Si Seng
tek juga segera maju bertemu dengan Chin si hujin sekalian,
terutama Coa hujin yang rupanya sudah berniat untuk
mempererat hubungan kekeluargaan itu.
Menyusul kemudian Coa Cong gi, Coa Wi-wi dan Si Leng jin
juga maju memberi hormat.
Kepada Coa Goan hau suami istri, Pek si hujin berkata
sambil tertawa merdu, "Putra putri kalian sangat
menyenangkan sekali, tidak seperti Liong ji yang binal, bikin
hati risau saja"
Coa Goan hau tertawa terbahak bahak,
"Haaahhh?"haaahhh?"haaahhh".putra ku juga binal, tak
jauh bedanya dengan putra nyonya, sedang putriku lebih
condong keluar, cepat atau lambat akhirnya juga akan
diberikan orang"
"Sementara itu Chin si hujin sedang berkata kepada Si Seng
tek sambil tertawa.
864 "Putrimu begitu berbakti dan setia kawan, sudah lama Chisi
mendengar tentang hal itu, rasanya tak sia-sia jerih payah
saudara Si"
"Aaah, kesemuanya itu juga atas pemberian putra nyonya"
jawab Si Seng tek sambil mengelus jenggotnya dan tertawa.
Pek si hujin lantas melirik sekejap ke arah Bwe Su-yok,
kemudian sambil mengalihkan sorot matanya kebawah Kiu-imkaucu,
katanya seraya tertawa.
"Murid kaucu cantik dan pintar, bila tidak menyalahkan
kelancangan Pek Soh gi, dikemudian hari dia pasti akan lebih
cemerlang daripada si burung hong tua"
Mendengar perkataan itu, Kiu-im-kaucu segera tertawa
terbahak-bahak.
"Haaahh?".haaahh"..haaahh?".bisa mendapat ucapan
dari hujin tersebut, nilai Yok ji akan meningkat beratus-ratus
kali lipat"
Bwe Su-yok sendiripun buru- buru memberi hormat seraya
berkata, "Boanpwe mana berani dibandingkan dengan insu!"
Biji matanya yang jeli dengan cepat mengerling sekejap ke
arah Hoa In-liong.


Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pek si hujin adalah seorang yang berpengalaman, terhadap
soal muda mudi boleh dibilang memahami sekali, sudah
barang tentu diapun dapat merasakan perasaan gadis itu.
Sesudah termenung sebentar, sinar matanya segera
diarahkan kewajah Go Hong giok.
865 Waktu itu Go Hong giok bersembunyi kebelakang tubuh
ibunya dengan perasaan rendah diri, ia merasakan takut untuk
tampilkan diri.
Thia Siok-bi yang menyaksikan keadaan putri nya diamdiam
merasa bersedih hati, tapi diapun tak tega mendesaknya
untuk maju, maka dengan wajah penuh rasa hormat diamdiam
dia perhatikan kedua orang Hoa hujin tersebut.
Tiba-tiba sepasang mata Pek si bujin yang jeli bagaikan
bintang tidur itu beralih kearahnya, kontan jantungnya
berdebar keras dan menunduk kan kepalanya rendah-rendah.
"Nona Go harap kemari"."terdengar Pek si hujin berseru
dengan suara merdu.
Go Hong giok hanya merasakan dibalik seruan dari Pek si
hujin itu seakan-akan mengandung suatu kekuatan yang tak
bisa dibantah, lagi hal itu membuatnya tanpa sadar maju
menghampiri kehadapannya.
Ketika tiba didepan pek si hujin, ia baru seakan-akan
merasa sadar dari keadaan, dengan rikuh cepat-cepat gadis
itu berusaha untuk menghindarkan diri lagi.
Tapi dengan cepat Chin si hujin menangkap pergelangan
tangannya kemudian sambil menghela napas katanya lembut.
"Semua persoalan yang menimpa dirimu sudah kami
ketahui, baik, kau masih mempunyai masa depan yang
cemerlang, perjalanan hidupmu pun masih amat panjang,
yang sudah lewat biarkan lewat, kau tak usah memikirkannya
kembali, keluarga Hoa dengan senang hati menyambut
kedatanganmu untuk tinggal dirumah kami"
866 Go Hong giok tak kuasa menahan rasa pedih dan rasa
harunya lagi, tiba-tiba ia bertekuk lutut dan memeluk kaki
Chin si hujin sambil menangis tersedu-sedu.
Thia Siok-bi yang menyaksikan kejadian itu meski agak
terhibur juga hatinya, tak urung diam-diam ia melelehkan juga
air matanya. Pek si hujin mengerutkan dahinya rapat-rapat, dengan ilmu
menyampaikan suara bisiknya kemudian kepada Chin si hujin.
"Enci Hong, bagaimana penyelesaianya terhadap persoalan
yang menyangkut Liong ji?"
Chin si hujin tertawa, sahutnya sambil menggunakan ilmu
menyampaikan suara pula, "Anak itu kau yang melahirkan,
aku mah enggan untuk turut mencarinya"
"Aaaa?"..! Aku sedang kebingungan setengah mati, bisabisanya
enci Hong mengajakku bergurau"
Chin si hujin termenung sebentar, lalu dengan wajah serius
katanya, "Thian hong sudah memberi contoh lebih dahulu
dengan beristri dua, bagaimanapun juga aku tak bisa
memaksa Liong ji untuk mengambil seorang istri saja,
disamping itu akupun tak ingin ada orang yang merasa
menyesal dan kecewa sepanjang masa, maka kalau bisa setiap
orang yang terlibat harus memperoleh bagiannya secara adil
dan merata,?"?""
Huuuh! Untung saja persoalan yang demikian peliknya ini
tak usah diselesaikan dengan terburu-buru, lebih baik kita
selesaikan dulu masalah yang berada didepan mata, kemudian
baru merundingkan kembali persoalan tersebut?"".."
867 Pek si hujin manggut-manggut, dia lantas berpaling dan
ujarnya kepada Kok See-piau, "Kejadian manusia bagaikan
awan diangkasa, selama dua puluh tahun belakangan ini, kita
sama-sama sudah makin menanjak tua"
Semenjak perempuan itu munculkan dirinya di dalam
arena, Kok See-piau hanya membungkam diri belaka, ia
merasa bukan saja kecantikan wajah Pek si hujin pada saat ini
masih tetap seperti dulu, bahkan ia kelihatan lebih anggun
matang, berbicara yang sejujurnya, Pek Kun gi tampak jaun
lebih menarik ketimbang dulu.
Maka mendengar perkataan itu, tanpa terasa dia berseru,
Tidak, kau tampak jauh lebih cantik dan menarik daripada
dulu semasa masih muda"
Pek si hujin mengerutkan dahinya rapat-rapat, dengan
hambar dia berkata, "Perkataan yang tak berguna lebih baik
jangan disinggung-singgung lagi, ada suatu hal ingin
kutanyakan kepadamu, aku harap kau bersedia untuk
menjawab dengan sejujurnya"
62 Berhadapan dengan Pek Kun gi, sikap Kok See-piau
seakan-akan berubah menjadi lembut dan halus seperti semua
kebengisannva telah lenyap tak berbekas, katanya kemudian.
"Tanyalah,"
"Ketika putri enciku menjumpai bahaya tadi, Kami sudah
berada disekitar tempat itu, kami sengaja tidak menghalangi
dan baru menolong jiwanya setelah ia terjatuh kedalam
jurang, tujuan yang sebenarnya tak lain adalah ingin memaksa
mu untuk berbicara sejujurnya. Ternyata dugaan kami tidak
meleset, kenyataannya memang begitu. Cuma herannya,
868 ketika ayahku dan suamiku berhasil menemukan ayah ibunya
yang sekarang, bagaimanapun kami bertanya: mereka selalu
bersikeras mengatakan bahwa Kok Gi pek adalah putrinya,
malah ayahku sendiripun tidak menemukan kecurigaan apaapa
atas diri mereka yang berakibat hampir saja beliau
menjadi putus asa, yang menjadi pertanyaanku sekarang
adalah mengapa bisa sampai terjadi keadaan ini?"
Paras muka Kok See-piau berubah hebat sesudah tertawa
seram serunya, "Sungguh berotak tajam, Hoa Thian bong
akhirnya aku orang she Kok kembali harus kalah ditangan
kalian ayah dan anak berdua"
Sesudah berhenti sejenak tiba-tiba nada suaranya berubah
menjadi sangat hambar katanya.
"Kalau dibicarakan yang sebenarnya, hal itu sesungguhnya
amat sederhana, tentu saja mereka mengira Gi pek adalah
putri mereka, sebab ketika itu secara kebetulan merekapun
mempunyai seorang bayi perempuan yang berusia hampir
sebaya, malam harinya secara diam-diam aku telah menukar
bayi mereka dengan bayi ini tak heran Pek Siau-thian yang
berpengalaman sekalipun dapat memahami perasaan orang
juga tak mampu untuk membongkar teka-teki ini"
Sementara itu air mata Kok Gi pek telah jatuh bercucuran
membasahi seluruh wajahnya, untuk beberapa saat lamanya
dia tak tahu apa yang musti dilakukan,
Tiba-tiba terdengar bentakan keras menggelegar berulang
kali diikuti suatu pekikan tertahan.
Tampaklah Ciu Thian hua telah bertarung melawan Leng
lam it khi, sedang Haputule bertarung melawan Phoa Si.
869 Ditengah berkobarnya pertarungan yang amat seru itu,
tiba-tiba Huan Thong tertusuk dadanya oleh serangan pedang
lawan hingga tembus kepunggungnya, sesudah sempoyongan
beberapa waktu, tiba-tiba ia menjerit keras dan roboh
terkapar diatas genangan darah sendiri?".
Sedangkan Suma Jin dengan tangan kosong berdiri
terengah-engah disitu, Hoa In-liong berdiri dibelakangnya
sambil menempelkan telapak tangannya dipunggang gadis itu,
rupanya ia sedang menyalurkan hawa murninya untuk
membantu memulihkan kekuatan tubuhnya.
Tak lama kemudian, tenaga dalam yang dimiliki Suma Jin
telah pulih kembali seperti sedia kala, dia melirik sekejap ke
arah Hoa In-liong, kemudian tanpa berbicara lagi dia
melompat ke depan dan mencabut keluar pedangnya dari
dada mayat Hun Tong.
Setelah itu, dengan wajah sedingin es dan diliputi hawa
napsu membunuh yang menyeramkan, dia menatap wajah
Beng Wi cian tajam-tajam, tak sepatah katapun yang
diucapkan. Rupanya Beng Wi cian juga sudah tahu kalau hal itu tak
bisa dihindari lagi, dengan langkah lebar dia maju ke depan,
setelah memberi hormat kepada Si Seng tek, katanya pelan,
"Nona suma, aku tahu bahwa dendam kesumat harus dibayar,
Beng Wi cian pasti akan memberi kesempatan kepada nona
untuk menyelesaikan tugas baktimu itu, nah, silahkan untuk
turun tangan"
Seusai berkata, sambil bergendong tangan dia lantas
mendongakkan kepalanya dan tidak berbicara lagi.
Suma Jin tertawa dingin, ejeknya.
870 "Bila kau ingin kuampuni selembar jiwa dengan bersikap
demikian, maka perhitungan mu itu keliru besar, nonamu tak
akan ambil perduli apakah kau akan memberi perlawanan atau
tidak" "Nona Suma!" seru Beng Wi cian dengan gusar, "bila kau
ingin turun tangan, silahkan kau lakukan dengan segera,
janganlah bermaksud untuk membuat malu aku orang she
Beng, sejelek-jeleknya aku orang she Beng paling tidak aku
takkan merengek minta di ampuni darimu"
Si Seng tek yang menyaksikan kejadian itu segera
mengerutkan dahinya rapat-rapat, bibirnya bergetar seperti
hendak mengucapkan sesuatu, tapi niat tersebut kemudian di
urungkan. Hoa In-liong segera menengok kearah ibunya, tiba-tiba
Chin si hujin berkata.
"Adik keponakanku, bukannya encomu sengaja bermaksud
untuk menghalangi niatmu untuk membalas dendam, cuma
aku berharap agar kau suka berpikir tiga kali lebih dulu
sebelum melakukannya"
Paras muka Sama Jin berubah, seakan-akan dalam waktu
yarg amat singkat itu pelbagai ingatan telah berkecamuk
dalam benaknya, tiba-tiba ia mendepakkan kakinya ditanah
seraya berseru, "Aaai?"! Sudahlah!"
Dia lantas membalikkan badannya dan berlalu dari situ.
Tiba-tiba Beng Wi cian berseru "Nona Suma, harap tunggu
sebentar!"
Suma Jin menghentikan langkah kakinya, kemudian tanpa
berpaling lagi, katanya dengan dingin.
871 Perkataan apa lagi yang hendak kau ucapkan?"
Beng Wi cian menjura dengan wajah serius, katanya,
"Nona, tidak membunuh juga tidak menghalangiku, hal mana
mencerminkan kau memang keturunan seorang kenamaan.
Dalam peristiwa pembunuhan terhadap Suma tayhiap, meski
lohu turut hadir namun tidak ikut turun tangan, apakah nona
mau mempercayai perkataanku?"
Suma Jin memandang sekejap ke arahnya, lalu dengan alis
mata berkenyit dia manggut-manggut.
"Aku percaya, untung saja Suma Jin tak sampai melakukan
perbuatan yang salah"
Sinar matanya segera dialihkan ke wajah Kok See-piau,
dengan sinar mata sedingin es katanya, "Kok See-piau,
sekarang tinggal kau"
Kok See-piau mendongakkan kepalanya dan tertawa seram.
"Haaahh?".hhaaaah?"hhaaahh?".bagus, bagus sekali,
ada dendam harus dibayar dengan dendam ada darah harus
dibayar dengan darah, kita memang harus melakukan
perhitungan terakhir"
Sesudah berhenti sejenak, kepada Pek si hujin katanya,
"Walaupun kita telah saling berhadapan sebagai musuh besar,
tapi ijinkanlah aku untuk menyebutmu dengan sebutan yang
lama Hian moay (adikku), putramu benar-benar sangat lihay,
selama ia berada disini mungkin hari ini aku bakal mati, cuma
akupun bukan seorang manusia yang gampang dibereskan
dengan begitu saja, sekalipun hari ini aku harus mati, aku juga
akan perlihatkan kepadamu, meski keluarga Hoa adalah
872 enghiong, aku orang she Kok juga bukan manusia tak
berguna" Pek si hujin menghela napas panjang, bersama Chin si
hujin dan Tiang beng Tokoh mereka mengundurkan diri ke sisi
arena. Menanti Pek si hujin sudah mundur kesisi arena, tiba-tiba
paras muka Kok See-piau berubah menjadi amat mengerikan,
sambil menyapu sekejap sekeliling tempat itu, serunya dengan
suara keras, "Semua anggota Hian-beng-kau dengarkan baikbaik?""
Belum habis perkataan itu diucapkan, tiba-tiba terdengar
seseorang berseru lantang, "Kok See-piau, benarkah kau ingin
mencari kematian dan kehancuran buat dirimu sendiri?"
Seruan itu datangnya sangat mendadak dan bernada penuh
kewibawaan, kecuali anggota keluarga Hoa, boleh dibilang
hampir semua jago lainnya merasakan hatinya bergetar keras.
Tiba-tiba dari tengah arena muncul seorang lelaki berjubah
hijau yang keren, gagah perkasa, berwibawa besar, berbaju
sederhana dan penuh keramah tamahan.
Sedari kapan ia muncul disana" Ternyata tak seorangpun
yang merasakanny, seakan-akan sedari dulu dia memang
sudah berdiri ditempat itu tanpa berkutik.
Mendengar suasana diseluruh arena berubah menjadi sunyi
senyap tak kedengaran sedikit suarapun, setiap orang berdiri
dengan wajah serius, bahkan Kiu-im-kaucu yang tak pernah
pandang sebelah mata kepada orang lain serta Kok See-piau
yang rasa bencinya sudah merasuk tulang juga dalam waktu
singkat merasakan semua kecongka-kannya punah, suatu
873 perasaan ngeri dan takut yang aneh, secara aneh menyusup
keluar dari hatinya dan menyelimuti seluruh perasaannya.
Lelaki berbaju hijau yang sederhana tapi penuh
kewibawaan ini tak lain adalah pemilik dari perkampungan
Liok soat san ceng yang tersohor diseantero jagad karena
kelihaiyan ilmu silatnya, dan merupakan tulang punggung dari
para pendekar dari golongan lurus, Thiam cu kiam (pedang
pangeran langit) Hoa Thian-hong adanya.
Suasana menjadi hening, sepi tak kedengaran sedikit
suarapun, lama sekali Hoa In-liong berdua baru maju memberi
hormat, sedang semua orang juga seperti baru mendusin dari
impiannya. Kecuali orang-orang dari perkumpulan Hian-beng-kau, para
jago yang lain segera berdesakan maju sambil menyapa.


Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Hoa tay hiap, baik-baikkah kau?"
Sambil tertawa Goan cing taysu berkata.
"Hoa tayhiap, aku pikir Cho Thian hua tentu sudah kabur
bukan setelah menyaksikan gelagat yang sedang dihadapinya
tidak menguntungkan baginya"..?"
Sambil tersenyum Hoa Thian-hong segera balas memberi
hormat. "Aaah?"! Soal kalah menang belum lagi ketahuan,
ternyata Cho Thian hua mengakhiri pertarungan sampai
ditengah jalan, katanya ia bersedia mengundurkan dari dunia
persilatan untuk melanjutkan sisa hidupnya dengan aman
tenteram" 874 Sekalipun perkataan itu diicapkan sambil lalu dan
menggunakan kata-kata yang enteng sekali, akan tetapi
semua orang tahu, seandainya Cho Thian hua tidak menderita
kekalahan atau berhasil dipecundangi, tak mungkin dia
bersedia mengundurkan diri dengan begitu saja.
Diam-diam semua orang merasa sayang sebab
pertempuran sengit yang luar biasa hebatnya itu tak sempat
disaksikan dengan mata kepala sendiri?"..
Tampak Hoa Thian-hong berpaling ke arah Coa Wi-wi,
kemudian katanya sambil tersenyum.
"Coa titli, sesaat sebelum meninggalkan tempat ini, Cho
Thian hua telah menitipkan tiga biji buah merah Co ko
kepadaku agar disampaikan kepadamu, katanya benda itu
merupakan barang taruhannya yang kalah ditanganmu, harap
kau suka menerimanya"
Mendengar perkataan itu, Coa Wi-wi segera tertawa merdu,
katanya agak geli.
"Empek Hoa kau masih bisa-bisanya merendahkan diri,
jelas Cho Thian hua sudah menderita kekalahan hebat, kau
masih bilang menang kalah belum ketahuan, kalau tidak ia tak
akan mengatakan kalau dia sudah kalah bertaruh. Tak
kusangka ucapanmu yang iseng dan tidak bermaksud
suugguh-sungguh ternyata ditanggapi secara sungguhan oleh
orang tua itu?".."
Hoa Thian-hong tersenyum, sinar matanya pelan-pelan
dialihkan ke arah Kok See-piau.
Di waktu-waktu biasa kawanan gembong iblis itu selalu
memperbincangkan bagaimana membasmi keluarga Hoa,
875 bagaimana mengu asahi dunia persilatan dan menjadi jagoan
tenar. Tapi sekarang, setelah berhadapan muka sendiri dengan
Hoa Thian-hong, mereka baru sadar bahwa kelihayan serta
kehebatan yang dimiliki Hoa Thian-hong jauh daripada apa
yang mereka pikirkan serta bayangan diwaktu-waktu biasa.
Banyak diantaranya segera menundukkan kepalanya
rendah-rendah karena merasa jengah dan malu sendiri.
Rupanya Kok See-piau masih belum mau takluk dan
mengaku kalah dengan begitu saja, tiba-tiba ia menjadi
nekad, dengan suara lantang teriaknya keras-keras, "Segenap
anggota perkumpulan Hian-beng-kau, dengarlah baik-baik!
Kuperintahkan ke pada kalian untuk maju bersama dan
bertempur sampai titik darah penghabisan, barang siapa
berani melanggar perintahku ini, akann kubunuh tanpa
ampun!" Seketika itu juga terdengarlah suara bentakan keras yang
menggelegar di angkasa"..
Serentak para iblis dari perkumpulan Hian-beng-kau
bergerak maju kemuka gulungan air bah?"
Pertarungan antara Leng lam it khi (manusia aneh dari leng
lam )melawan Ciu Thian hua serta Phoa Si melawan Haputule
yang semula terhenti, kini berkobar kembali dengan serunya.
Sisanya yang lain seperti Cu Thong segera bertarung
melawan Pi Cok bin, Ko Thay melawan Bu Beng
san?"".pokoknya setiap jago lihay dari Hian-beng-kau telah
bertemu dengan tandingannya.
876 Murid-murid lainnya meski turut melancarkan serbuan pula
ke arah kawanan jago dari golongan putih serta orang-orang
perkumpulan Kiu-im-kau akan tetapi serbuan mereka segera
terbendung dan diri mereka sendiri tetap terkepung ditengah
arena, tak seorang manusiapun diantara mereka yang
sanggup meloloskan diri dari serangan.
Dari sini dapat diketahui bahwa usaha orang-orang Hianbeng-
kau untuk menerjang keluar dari kepungan,
sesungguhnya cuma suatu usaha yang tak berguna, sebab toh
akhirnya mereka bakal mampus juga ditempat itu.
Hoa Thian-hong segera mengerutkan dahinya setelah
menyaksikan kejadian itu, dengan suara yang dalam dan berat
serunya kemudian kearah gembong iblis tersebut.
"Kok See-piau, rupanya kau sudah nekad untuk bertahan
terus sampai titik darah penghabisan" Bagus, apakah
pertarungan ini akan kau langsungkan disini juga"
"Benar!" jawab Kok See-piau sambil menyeringai seram
"Hoa Thian-hong kalian ayah dan anak boleh maju bersamasama,
pun sinkun masih sanggup untuk membantai kalian
semua sehingga mampus tanpa tempat kubur"
Hoa In-liong yang mendengar perkataan itu, segera
tersenyum. "Apalah gunanya untuk berbicara takabur dan segede
gajah" Bagus, jika kau memang sudah merasa gatal tangan
dan ingin mencoba kepandaian silatku, akan kulayani
keinginanmu itu, ingin ku lihat kau masih bertahan sebanyak
berapa gebrakan di tangan ku?"
Berbicara sampai disitu dia lantas berpaling kesamping dan
memohon ijin dari ayahnya untuk turun tangan.
877 "Dengan cepat Hoa Thian hong mengulapkan tanganya lalu
berkata dengan lembut.
"Lebih baik kau menonton disamping arena saja, sebelum
Kok See-piau bisa bertarung melawan diriku, sampai matipun
dia tak akan mati dengan mata terpejam"
Seraya berkata dia lantas maju ke depan. Diam-diam Kok
See-piau merasa kecewa sekali, tapi ingatan lain dengan cepat
melintas dalam benaknya.
"Kenapa tidak kuhadapi saja satu lawan satu" Ada satu
habisi satu, ada dua habisi dua?"
Berpikir demikian, ia lantas tertawa dingin, serunya
kemudian dengan suara lantang.
"Hoa Thian-hong, mengapa tidak kau pergunakan
pedangmu untuk menghadapiku?"
Hoa Thian-hong tertawa hambar, sahutnya.
"Seandainya aku pergunakan pedang, maka kesempatan
bagimu untuk beradu jiwa akan semakin lenyap, ku pikir
selama berapa tahun belakangan ini tentu banyak kepandaian
beracun yang berhasil kau pelajari, nah, ingin kulihat sampai
dimanakah kehebatan dari ilmu-ilmu beracun itu?"
Api kemarahan yang berkobar di dada Kok See-piau betulbetul
memuncak dan hampir tak tertahan lagi, sambil berpekik
nyaring dia menubruk ke muka sambil melepaskan sebuah
pukulan. 878 Secara tiba-tiba saja telapak tangannya itu berubah
seakan-akan panca warna yang amat menyilaukan mata,
mana cahaya warnanya tajam, menyolok lagi.
Berbareng itu, segulung bau amis yang menusuk hidung
dan amat memualkan perut menyelimuti angkasa, ini
membuat para penonton yang berada di sekitar arena
merasakan dadanya menjadi sesak dan panas bagaikan
hangus terbakar, buru-buru mereka kabur ke belakang dengan
perasaan terkesiap, tak seorangpun diantara mereka yang
merasa sanggup untuk menyambut datangnya ancaman
pukulan beracun sehebat itu.
Hoa Thian-hong tak berani berayali, sambil memutar
badan, sebuah jari tangannya menyambar ke muka
melepaskan ancaman ke atas nadi penting kepada
pergelangan tangan Kok See-piau.
Menghadapi ancaman seperti itu, buru-buru Kok See-piau
merendahkan lengannya ke bawah untuk memunahkan jurus
ancaman tersebut, kemudian secara beruntun melancarkan
serangkaian serangan berantai, semuanya dilakukan dengan
kecepatan yang luar biasa.
Sungguh hebat sekali rangkaian jurus ilmu telapak tangan
yang dipergunakan itu, selain aneh dan sakti gerakkannya,
juga ganas serta tak mengenal ampun.
Dalam waktu singkat selapis angin pukuan bagaikan puyuh
di samudra menyelimuti sekujur badan Hoa Thian-hong, tubuh
Kok See-piau sendiri seakan-akan sudah terlebur menjadi satu
dengan angin pukulan nya, mana tubuh sudah lenyap, setitik
jejak pun tidak kelihatan.
Pertempuran sengit yang berkobar ini sungguh mengerikan
dan jarang sekali dijumpai dalam dunia persilatan, orang
879 hanya bisa berdiri terbelalak dengan mulut melongo tanpa
tahu apa yang hendak dilakukannya pada waktu itu.
Selain dari pada itu, ilmu pukulan yang dipergunakan oleh
Kok See-piau itupun hanya Hoa In-liong seorang yang bisa
mengikutinya, dia betul kesemsem oleh gerakan-gerakan itu
sehingga tanpa disadari dia telah memusatkan segenap
perhatiannya untuk menyadap inti sari dari ilmu pukulan
tersebut. Sesungguhnya Hoa In-liong sudah pernah mempelajari ilmu
tersebut dari catatan batas buku yang pernah diperolehnya,
cuma keterangan yang tercantum disana tidak sebagus dan
serta secermat apa yang digunakan Kok See-piau sekarang,
menjumpai kesempatan semacam ini, sudah barang tentu ia
enggan untuk melepaskannya dengan begitu saja.
Jago-jago lain sungguh merasa kejadian yang dihadapinya
itu diluar dugaan, mereka tidak menyangka kalau
kesempurnaan ilmu silat yang dimiliki Kok See-piau telah
mencapai ke tingkatan sedemikian hebat, bahkan orang-orang
Hian-beng-kau sendiripun tidak menyangka kalau kaucu
mereka sesungguhnya memiliki kepandaian silat sedemikian
tingginya. Mereka-mereka yang berilmu silat agak rendah menjadi
terkesiap sekali setelah menyaksikan kejadian ini, mereka
mengira Thian cu kiam sudah didesak di bawah angin.
Berbeda sekali dengan kawanan jago yang berilmu tinggi,
mereka tahu selihay-
lihaynya Kok See-piau jangan harap dia
bisa menandingi Hoa In-liong maupun Hoa Thian-hong, cuma
semua orang merasa agak heran apa sebabnya Hoa Thianhong
berbuat demikian"
880 Sementara itu Hoa In-liong juga sedang berpikir didalam
hatinya. "Kok See-piau bukannya tidak tahu kalau ilmu silat yang
dimiliki ayah serta aku jauh diatasnya, mengapa dia berani
bicara besar" Jangan-jangan dia mempunyai rencana busuk?"
Setelah dipikirkan sebentar, dengan cepat pemuda itu
dapat menebak apa gerangan siasat buruk lawan itu.
Baru saja dia hendak menyampaikan peringatan kepada
ayahnya, ingatan lain segera melintas dalam benaknya, ia
merasa kecerdasan ayahnya jauh diatasnya, pengalamannya
lebih luas, mana mungkin ia tak bisa berpikir sampai kesitu"
Berpendapat demikian, dia lantas memusatkan semua
perhatiannya untuk mengikuti jalannya pertarungan itu.
Dalam waktu singkat, kedua orang itu sudah bertarung
mencapai beberapa ratus jurus lebih.
Ketika Kok See-piau menyaksikan segenap kepandaian
andalannya yang digunakan ternyata tidak mendatangkan
hasil seperti apa yang diharapkan, bahkan Hoa Thian-hong
masih tetap menangkis dan membendung serangannya
dengan tenang dan mantap, sadarlah gembong iblis ini bahwa
hasil latihannya selama banyak tahun masih jauh ketinggallan
bila dibandingkan dengan kemampuan yang dimiliki Hoa Inliong.
Menyadari akan hal tersebut diatas, sambil menggigit bibir
menahan diri dia lantas mengeluarkan sisa kepandaian sakti
yang ma sih disimpannya itu untuk mengajak musuhnya mati
bersama. 881 Mendadak terdengar Hoa Thian-hong berseru dengan suara
yang nyaring dan lantang.
"Kok See-piau, kau tidak lebih cuma memiliki kemampuan
sedemikian terbatasnya, mengapa kau begitu membikin
keonaran dalam dunia persilatan" Hati-hatilah kau sekarang,
aku orang she Hoa akan melancarkan serangan balasan"
Tampak sesosok bayangan manusia berkelebat lewat
kemudian menerjang keluar dari kurungan bayangan telapak
tangan Kok See-piau yang rapat dan berlapis-lapis itu.
Kemudian hanya dalam beberapa perputaran badan saja,
tiba-tiba Kok See-piau mera sakan bawa iganya kesemutan
tahu-tahu jalan darahnya sudah tertotok.
Sedemikian cepatnya peristiwa itu terjadi, sampai-sampai
jurus beradu jiwa yang telah dipersiapkannya semenjak
tadipun belum sempat digunakan.
Para anggota perkumpulan Hian-beng-kau yang
menyaksikan kejadian itu menjadi sangat terperanjat tanpa
terasa mereka menghentikan serangannya dan melompat
mundur ke belakang.
Menyaksikan musuh-musuhnya mundur semua, para jago
dari golongan putih pun segera ikut menghentikan
serangannya dan mengundurkan diri, mereka tak ingin
mempergunakan kesempatan tersebut untuk menyergap
musuh-musuhnya.
Tampak Hoa Thian-hong merogoh kedalam saku Kok Seepiau
dan mengeluarkan sebuah bungkusan kecil yang terbuat
dari kulit macan tutul, kemudian katanya, "Kok See-piau,
secara diam-diam kau menyembunyikan bahan peledak dalam
sakumu, memangnya kau anggap aku orang she Hoa tidak
882 tahu kalau kau bernia menyulutnya bila kesempatan baikmu
telah tiba, sehingga kau bisa mati bersama dengan orangorang
yang berada sepuluh kaki disekelilingmu?"
Berbicara sampai disitu, dia lantas menggerakkan
tangannya untuk membebaskan jalan darah Kok See-piau
yang tertotok, katanya lagi dengan hambar.


Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Pergilah kau dari sini! Aku orangg she Hoa tidak akan
membinasakan dirimu"
Kok See-piau merasa malu sekali, kalau bisa dia ingin mari
saja daripada menanggung aib tersebut.
Akhirnya sebagai pelampiasan, dia tertawa terbahak-bahak,
serunya. Hoa Thian-hong kau tak usah pura-pura berbuat bajik, aku
orang she Kok tak akan menirukan cara pentolan tiga
perkumpulan besar serta Kiu-im-kau yang menebalkan muka
mencari kehidupan dibawah tekanan orang-orang keluarga
Hoa" Begitu berbicara sampai disitu, mendadak dia
mengayunkan telapak tangannya menghajar keatas jalan
darah Pek bwe siat ditubuh sendiri.
Para anggota Hian-beng-kau yang menyaksikan kejadian
itu menjadi gempar"..jeritan kaget, seruan tertahan segera
berkumandang dimana-mana.
Disaat yang paling akhir, mendadak Hoa Thian-hong
menyentilkan ujung jarinya ke depan, segulung desingan
angin tajam segera meng hajar telak diatas jalan darah Ci ti
hui dibadan Kok See-piau.
883 Seketika itu juga Kok See-piau merasakan lengannya
menjadi kesemutan dan tak mampu digerakan lagi.
Ia menjadi marah bukan kepalang, dengan mata yang
merah membara bagaikan semburan api, bentaknya keraskeras.
"Hoa Thian-hong, seorang lelaki boleh dibunuh jangan
dihina, kau sudah memenangkan pertarungan ini, apa 1agi
yang hendak kau peroleh dari diriku?"
"Aku orang she Hoa sama sekali tidak berniat untuk
mencemooh atau menghinamu" ujar Hoa Thian-hong dengan
suara dalam. "aku hanya merasa heran mengapa kau bisa
begitu mendendam dan sakit hati kepada kami" Cobalah
pikirkan masalahnya dengan pikiran yang dingin dan tenang,
bagian yang manakah kami keluarga Hoa telah membuat
kesalahan kepadamu" Bagian yang mana pula telah dilakukan
umat persilatan didunia ini terhadapmu?"
sementara Kok See-piau belum sampai menjawab, tiba-tiba
terdengar Kok Gi pek berpekik dengan nada merengek,
"Biarkan aku ke sana. biarkan aku kesana" Tapi Pek Soh gi
memeluk putrinya erat-erat, dengan air mata bercucuran dia
mengeluh, "Oooah"anak Yu, apakah kau ingin melihat hati
ibumu tercabik- cabik" Bila kau menghampirinya, sudah pasti
kau akan dibunuh secara keji"..!"
Hoa In-liong yang menyaksikan kejadian itu segera
berkerut kening, lalu serunya, "Bibi, biarkanlah adik misan
kesana!.. Kemudian dengan ilmu menyampaikan suara dia
melanjutkan. "Jika kau terlalu memaksa untuk menahannya disitu, maka
bisa jadi adik misan akan menanggung rasa menyesal bahkan
884 rasa benci sepanjang masa kepadamu, tak usah kuatir,
keponakan jamin akan keselamatan jiwanya?"!"
Sementara Pek Soh gi masih tertegun dan berdiri
termangu-mangu, mendadak Kok Gi pek meronta dari pelukan
ibunya, dia melompat kemuka.
Gadis itu segera lari ke depan Hoa Thian-hong kemudian
sambil menjatuhkan diri berlutut, katanya sambil menangis
tersedu-sedu dengan amat sedihnya, "Oooh?".paman,
lepaskanlah guruku! Ampunilah selembar jiwa guruku itu".."
Hoa Thian-hong menghela napas panjang.
Sedangkan Hoa In-liong yang berada disampingnya segera
membimbingnya bangun dari atas tanah, kemudian dengan
suara yang lembut dan penuh kasih sayang dia berkata.
"Adik misanku, tenangkan hatimu baik-baik! Bukan kami
enggan melepaskan gurumu dari sini, juga bukan kami akan
melenyapkan selembar jiwanya, adalah gurumu sendiri yang
berniat busuk untuk menghabisi nyawa sendiri sambil
mencelakai orang lain"
Mendengar ucapan tersebut Kok Gi pek menjadi tertegun
dan berdiri termangu-manggu beberapa saat lamanya.
Lama, lama sekali akhirnya dia menghela napas sedih,
bisiknya dengan lirih.
"Terima kasih kakak misan, atas perhatiannya!"
Tiba-tiba ia membalikan badanya, lalu menubruk
kehadapan Kok See-piau, sambil memeluk kakinya kencangkencang,
pekiknya dengan penuh kesedihan, "Oooh"..suhu!
terbukalah sedikit jalan pemikiranmu?"tecu bersedia mati
885 untukmu, tapi kumohon kabulkanlah permohonan diri tecu
ini"."
Paras muka Kok See-piau kaku tanpa emosi, dengan watak
iblisnya yang keji dan tak mengenal perasaan itu, dia benarbenar
tidak menyangka kalau sampai keadaan seperti itu pun
Kok Gi pek masih enggan untuk meninggalkannya sendirian,
bahkan rela mati deminya.
Sepanjang sejarah hidupnya, belum pernah dia dibikin
terharu seperti hari ini, untuk sesaat lamanya dia menjadi
termenungng dan tidak mengucapkan sepatah katapun.
Beberapa saat kemudian, ia baru berkata dengan suara
keras dan nyaring, "Hoa Thian-hong"! Apa yang hendak kau
katakan sekarang?"?"
Ketika mendengar ucapan tersebut semua orang menjadi
tertegun dan bingung, semua orang tidak mengerti apa
maksud yang sebenarnya dari Kok See-piau.
Tampak Hoa Thian-hong termenung beberapa saat
lamanya, mendadak ia mendekati Bong Pay dan menjura
dalam-dalam. "Bong toako! Enso!"
Tadi sebelum ucapan itu dilanjutkan, Bong Pay telah
menukas. "Diantara keluarga kita berdua tiada kau dan aku,
keputusanmu adalah keputusan dari kami suami istri berdua
pula!" Hoa Thian-hong segera manggut-manggut, sambil
berpaling kearah Kok See-piau serunya.
886 "Dia masih tetap anak muridmu!"
"Itu mah belum cukup?"" tukas Kok See-piau dengan
cepat dan lantang.
Hoa Thian-hong menjadi tertegun. Tapi sebelum ia sempat
mengucapkan sesuatu, Hoa In-liong telah menimbrung dari
samping. "Meskipun dia misanku, harus kembali keleluhur dan bapak
ibunya sendiri, boleh saja ia menjadi anak angkatmu, nama
Kok Gi pek juga boleh dipertahankan terus sehingga keluarga
Kok tak sampai putus keturunan, aku rasa begini tentu sudah
cukup bagimu bukan"
Ketika berbicara sampai disitu, sinar matanya lantas
dialihkan ke arah ayahnya dan memandang sekejap.
Hoa Thian-hong segera manggut-manggut, dengan wajah
berseri dia melirik sekejap ke arah putranya.
Hingga detik itu, Kok See-piau baru mendongakkan
kepalanya dan tertawa terbahak-bahak.
"Haaahhh"..hhaaahh"..haaahhh?"bagus, bagus sekali
cara kerja orang-orang keluarga Hoa, memang selamanya
amat bijaksana sehingga musuh pun mau tak mau harus
mengakui akan kebolehannya dan merasa kagum sekali"
Berbicara sampai disitu, dia lantas berpaling seraya berseru
dengan suara dalam, "Cu lo!"
Leng lam it khi segera mengiyakan. "Lohu siap menerima
perintah, katanya. Pelan-pelan Kok See-piau mengalihkan
887 sinar matanya dan memandang pula wajah Phoa Si, Bu Beng
san, Ui Siu ling dan Tang Bong liang, kemudian berkata.
"Phoa lo, Bu lo, Ui lo, Tang Thamcu!"
Yang dipanggil segera mengiyakan dengan perasaan
bimbang, bingung dan tidak habis mengerti, mereka tak tahu
apa tujuan Kok See-piau dan permainan apa yang sedang
dipersiapkan olehnya.
Tanpa terasa timbul perasaan ingin tahu didalam hati
mereka, dengan tenang mereka menantikan perkembangan
selanjutnya. Tampak Kok See-piau menatap sekali lagi orang-orang
yang dipanggilnya itu, kemudian sepatah demi sepatah
berkata. "Pun sinkun sudah mati, apakah perkumpulan kitapun akan
segera bubar sampai disini saja?"
Serentak semua orang menjawab, "Kami sekalipun pasti
akan berbakti dan membantu ahli waris dari sinkun tanpa
membangkang, sampai mati tak akan menyesal, kami hanya
bertujuan membangun kembali dasar-dasar kekuatan
perkumpulan kita"
Suara mereka lantang hingga menembusi awan, sampaisampai
orang yang berada di tempat kejahuan pun dapat
mendengar suara mereka dengan nyaring dan jelas.
Menyaksikan kejadian ini, diam-diam para jago yang berada
disekitar arena merasa kagum sekali atas kemampuan Kok
See-piau didalam mengumpulkan anak buahnya.
888 Tampak Kok See-piau manggut-manggut,kemudian
katanya, "Kalian setia dan berbakti terus sampai kini, pun
sinkun merasa terharu dan berterima kasih sekali!"
Tiba-tiba dia mengeluarkan sejilid kitab kuning dan sebuah
panji kecil dari sakunya sambil diserahkan kepada Kok Gi pek,
kembali katanya dengan nyaring, "Gi pek, sambut dulu benda
benda ini!"
Kok Gi pek bingung dan tidak habis mengerti, akan tetapi
dia menurut dan menerima juga benda-benda tersebut.
Sesudah kedua macam benda itu diterima oleh gadis
tersebut, Kok See-piau baru berkata lagi, "Gi pek, dimasa lalu
kau selalu menyebutku sebagai suhu, kini apakah kau bersedia
memanggil Gi hu (ayah angkat) kepadaku?"
"Mendengar ucapanya yang lembut serta penuh dengan
kasih sayang itu, Kok Gi pek merasa terharu sekali, tak kuasa
lagi dia berseru dengan keras, "Gi Hu!"
Teriakan itu diucapkan dengan ketulusan hati yang muncul
dari dasar hati kecilnya.
Tentu saja Kok See-piau dapat menyaksikan akan hal itu,
tanpa terasa ia tertawa lebar, kemudian dengan penuh kasih
sayang dibelainya rambut gadis itu lembut.
Beberapa saat kemudian, dia baru berseru kembali, "Gi
pek! Selanjutnya kau adalah penerus kedudukanku ini, dan
aku harap kepada saudara sekalian jangan melupakan janji
kalian sendiri!"
Kok Gi pek menjadi amat tercekat. Segera teriaknya keraskeras"
889 "Su"..Gi hu!"
Kok See-piau berpura-pura tidak mendengar, dia melirik
sekejap ke arah Pek si hujin, kemudian mendongakkan
kepalanya dan tertawa terbahak-bahak dengan kerasnya,
"Haaahh?"..haaahh?".haaahh?""Keluarga Hoa memang
sepantasnya bercokol terus dalam dunia persilatan, tiada
orang yang bisa menandinginya lagi, aku orang she Kok
sungguh sangat benci"."
Mendadak ucapanya terhenti sampai ditengah jalan,
tubuhnya yang tinggi besar itupun pelan-pelan roboh ketanah.
Semua orang tahu bahwa ia telah memutuskan nadi-nadi
penting didalam tubuhnya sendiri.
Meskipun para pendekar rata-rata merasa benci kepada
Kok See-piau atas perbuatan yang pernah dilakukannya, akan
tetapi diam-diam pun merasa kagum atas kegagahan dari Kok
See-piau sekarang.
Kok Gi pek menjerit lengking, mendadak ia jatuh tak
sadarkan diri diatas tubuh Kok See-piau.
Para jago yang tergabung dalam perkumpulan Hian-bengkau
sama-sama tertunduk dengan wajah sedih, tanpa
mengucapkan sepatah katapun mereka bersama-sama
menjura dan memberi hormat kepada jenasah Kok See-piau
yang membujur diatas tanah itu.
Hoa Thian-hong dengan memimpin kedua orang istrinya
beserta Hoa Si dan Hoa In-liong segera memberi hormat pula
kepada jenasah Kok See-piau sambil berkata.
"Kok See-piau, entah kau seorang pentolan liok lim ataukah
seorang enghiong, aku orang she Hoa mengagumi akan
890 kegagahan mu, orang mati dendampun hilang, sambutlah
sebuah hormat dari aku orang she Hoa"
Tiba-tiba terdengar Kiu-im-kaucu tertawa tergelak,
kemudian berkata, "Hoa tayhiap, setelah Kok See-piau mati,
maka mulai sekarang jika masih ada orang yang berani
memusuhi keluarga Hoa, aku berani mengatakan jika orang
itu bukan seorang sinting, sudah pasti ia termasuk orang
bodoh" Ketika ucapan tersebut diutarakan keluar para jago dan
golongan sesat segera timbul pula perasaan yang sama.
Hal ini buktan saja dikarenakan ilmu silat yang dimiliki ayah
dan anak dari keluarga Hoa ini tiada taranya didunia ini, yang
terpenting adalah kebesaran jiwa serta kebijaksanaan mereka
didalam menanggulangi setiap persoalan.
Mereka merasa bahwa penampilan dari keluarga Hoa inilah
baru benar-benar melambangkan keadilan didalam dunia
persilatan, hal mana membuat kaum mengangkat topi, mereka
merasa pecah nyali, apalagi yang paling penting lagi banyak
diantara mereka yang mengagumi kelihayan ilmu silat mereka.
Sejak peristiwa itu, secara tiba-tiba saja semua orang
merasa bahwa keluarga Hoa sesungguhnya bukan jauh tinggi
diatas, dimana jaraknya amat jauh dari mereka, sebaliknya
begitu dekat dan begitu akrab.
Sekalipun dunia persilatan itu besar, tapi kemanapun
mereka pergi, disitulah semangat keluarga Hoa berada.
"Terdengar Hoa Thian-hong berkata lagi sambil menjura,
"Keluarga Hoa berharap dunia persilatan bisa aman dan
tenteram, umat persilatan bisa hidup rukun dan damai,
ucapan dari kau cu tersebut tidak berani kuterima.
891 Setelah menjura ke empat penjuru, ia melanjutkan.
"Seng-sut-pay telah bersumpah tak akan menginjakkan
kakinya kembali di wilayah Tionggoan, Jin Hian mengasingkan
diri jauh diluar perbatasan, urusan disinipun telah selesai,


Neraka Hitam Seri Bara Maharani Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dunia persilatan akan menjadi tenang kembali untuk beberapa
waktu lamanya, aku harap saudara sekalian mau pulang ke
rumah masing-masing dengan perasaan lega, bila ada waktu
silahkan mampir di perkampungan kami di bukit Im tiong san,
setiap saat dengan senang hati keluarga Hoa akan
menyambut kedatangan kalian semua?"
Ketika semua orang menyaksikan badai pembunuhan sudah
lewat, dunia persilatan telah menjadi aman dan tenang
kembali, dengan wajah berseri dan senyum dikulum masingmasing
orang pun segera mengucapkan selamat berpisah dan
kembali ke rumahnya masing-masing.
Pihak Kiu-im-kau yang pertama-tama angkat kaki lebih dulu
dari situ, ketika Bwe Su-yok melihat keadaan memaksanya tak
bisa tinggal disana lebih lama Lagi, dengan kepala tertunduk
ia melirik sekejap ke arah kekasih hatinya, kemudian
mengikuti rombongan berlalu dari situ.
Tiba-tiba Coa Wi-wi dan Si Leng Jin mengejarnya, mereka
bertiga lantas berbisik-bisik lirih, entah apa saja yang sedang
dibicarakan oleh mereka bertiga"
Para pentolan Hian-beng-kau sebaliknya melakukan
perundingan dengan keluarga Hoa serta Bong Pay suami istri,
setelah berunding lama sekali dengan susah payah Pek Soh gi
baru mengijinkan putrinya melaksanakan pesan terakhir dari
Kok See-piau tapi dengan syarat setiap tahun Kok Gi pek
harus pulang ke rumah untuk menengok ayah ibunya.
892 Tapi pada setahun yang pertama, karena kuatir Kok Gi pek
masih diliputi kesedihan ia harus berdiam bersama orang
tuanya. Selain itu masa remajanya tak boleh dilewatkan soal
memilih menantu semuanya adalah urusan Bong pay suami
istri dan orang-orang Hian-beng-kau tak boleh
mencampurinya. Menhhadapi syarat-syarat semacam itu tentu saja Leng
Lam it khi sekalian harus menyanggupinya, maka setelah
mengambil keputusan merekapun mohon diri.
Hingga saat itu, Hoa Thian-hong baru mendapat waktu
luang, dia lantas berpaling kearah istrinya yang sedang
berbincang-bincang dengan Tiang heng Tokoh.
Ditatapnya Tian heng Tokoh lekat-lekat, lama sekali dia
baru memanggil dengan lirih.
"Cici!"
"Jangan panggil aku"..pinto tidak pantas menjadi cicimu
lagi" kata Tian heng Tokoh dengan cepat.
Sekalipun ucapan tersebut penuh dengan kekesalan, tapi
suaranya gemetar, pergolakan emosinya susah
disembunyikan. Kesedihan menyelimuti pula wajah Hoa Thian-hong,
bibirnya tampak bergetar seperti hendak mengucapkan
sesuatu, tapi niat itu kemudian diurungkan.
Untuk sesaat suasana menjadi kaku dan tak enak,
membuat orang merasa susah bernapas.
893 Chin si hujin segera memberi tanda kepada Pek si hujin.
Sambil tersenyum Pek si hujin segera berseru, "Liong ji,
perlihatkan tulisan diatas telapak tanganmu itu kepada bibi
Ku! Hoa In-liong agak tertegun, segera pikirnya, "Ooh,"..jadi
rupanya tulisan yang diukir ibu diatas telapak tanganku hanya
dimaksudkan demikian!"
Maka tanpa mengucapkan sepatah katapun dia lantas
berlutut dihadapan Tian heng Tokoh dan memperlihatkan
telapak tangannya.
Dengan cepat Tiang heng Tokoh menundukkan kepalanya
untuk memeriksa telapak tangan pemuda itu.
Ketika terbaca olehnya diatas telapak tangan itu tertera
sebuah huruf "Heng" atau benci, bagaikan disambar geledek
disiang hari bolong, sekujur badannya gemetar keras,
badannya gontai seperti mau roboh, dengan air mata
bercucuran membasahi pipinya, dia bergumam.
"Benci! Benci!"
Cia In sangat terkejut, buru-buru ia melompat ke depan
dan memayang tubuhnya.
Pek si hujin memberi tanda kepada Hoa In-liong agar
berdiri, kemudian mereka pun berdiri dengan sedih.
Beberapa saat kemudian, pelan-pelan paras muka Tiang
heng Tokoh berubah menjadi tenang kembali, agaknya dia
sudah mengambil suatu keputusan yang bulat.
894 Mendadak ia berpaling ke arah Cia In sambil bertanya, "In
ji, mau ikut aku?"
Tanpa berpikir panjang Cia In segerat menjawab, "Hal ini
merupakan pucuk dicinta, ulam tiba buat In ji mengapa harus
kutampik?"
Tiang heng tokoh segera melirik sekejap kearah Pui Chegiok.
Sambil tersenyum Pui Che-giok berkata, "In ji bisa
mempunyai rejeki sebesar ini, untuk merasa gembira pun aku
tak sempat!"
Saat itulah Tiang heng Tokoh baru berpaling kearah Hoa
Thian-hong, kemudian katanya, "Aku akan membawa In ji
menuju kepulau Si Soat to, urusan selanjutnya terserah
kepadamu sendiri, tidak jelas tanya saja kepada Hong moay
dan Kun moay bila sampai salah, jangan salahkan kalau
selama hidup aku enggan berjumpa lagi denganmu"
Selesai berkata, dengan mengajak Cia In dan Pui Che-giok,
ia segera berlalu dari situ.
Dalam pada itu, sang surya telah muncul di ufuk timur,
langit terasa terang benderang bermandikan cahaya, seakanakan
melambangkan ke jayaan dan kecemerlangan keluarga
Hoa dimasa mendatang.
Sebagaimana apa yang diucapkan Thian Ik-cu serta Kok
See-piau menjelang kematiannya sejak itu Hoa Thian-hong
dan putra putranya menjagoi seluruh dunia persilatan dan
menghormati setiap orang persilatan.
Sejarah keluarga mereka berlangsung sampai beratus-ratus
tahun lamanya, selama mereka berkuasa, dunia persilatan
895 aman tentetam tak pernah terjadi kekacaun, keadilan dan
kebenaran selalu ditegakkan.
Sedangkan mengenai perkawinan Hoa In-liong, rasanya tak
usah disinggung pun tentunya para pembaca dapat menebak
sendiri.. Sebagaimana seorang pemuda yang romantis, sekalipun
dirumah sudah punya istri-istri yang cantik, namun dia masih
saja bermain cinta disana sini?"?"
Tampaknya watak tersebut sudah mendarah daging hingga
tak bisa dirubah lagi.
Untung saja dia muda dan tampan, siapa lagi yang tidak
romantis bila dia berwajah tampan, gagah dan ternama lagi"
Dan dengan demikian, cerita inipun saya akhiri sampai
disini, semoga para pembaca sekalian puas adanya, terima
kasih. TAMAT Pendekar Kidal 23 Senyuman Dewa Pedang Karya Khu Lung Sepasang Pedang Iblis 11
^