Pendekar Latah 19

Pendekar Latah Karya Liang Ie Shen Bagian 19


terima kasih, tidak berani aku menerima kehormatan ini."
Setelah suasana tenang kembali baru Hong Hwe-Liong
melanjutkan: "pangcu baru yang hendak kita junjung adalah
putra tunggal Kongsun-cianpwe, yaitu Siang-keh-po Pocu
Kong-sun Ki Kong_sun Tayhiap yang selama puluhan tahun
belakangan ini menggetarkan Kangouui."
Sudah tentu seluruh hadirin menjadi tertegun keheranan
dalam uiaktu singkat keadaan menjadi sunyi senyap, jarang
orang tahu keburukan Kongsun Ki, terutama berkomplot
dengan orang2 jahat menjadi kaki tangan bangsa Kim malah
menjadi menantu raja segala, tapi sepak terjang Kongsun Ki
yang sesat dan nyeleweng selama di Siang-keh-po sudah
banyak diketahui orang, maka tidak bisa tidak mereka sama
tertegun heran. Tapi demi memberi muka kepada Kong-sun
In, sementara mereka tiada yang bersuara.
Kongsun In sendiripun merasa diiuar dugaan, katanya
kebingungan "Mana boleh" Mana boleh terjadi?" tapi dalam
keadaan mendesak dan mendadak ini, tidak leluasa dia
membuka kedok dan memaki putranya dihadapan orang
banyak. Ada beberapa murid Kaypang yang berdarah panas tak
tahan segera berseru dengan membesarkan nyali: Bahwa
Kongsun-siaupocu memang muda dan gagah, tapi dia orang
luar mana boleh jadi pangcu kita?"
Hong Hwe-liong gelak2, katanya: "Kongsun Sute adalah
murid yang baru saja diterima jadi murid cu-susiok.
Memangnya demi kejayaan dan kelangsungan hidup pang
kita, terpaksa mengundangnya menjadi anggota Pang kita,
Kongsun sute, silahkan keluar berhadapan dengan sesama
saudara." Baru sekarang murid2 Kaypang mengerti, kenapa Hong
Hwe-liong tadi mengatakan Cu-tianglo jangan sungkan-
Kiranya Kongsun Ki adalah muridnya yang baru dia angkat,
Demikian pula Hong-lay-mo-ii baru mengerti, bahwa H0ng
Hwe-liong dan Cu Tan-ho mengundang gurunya sebagai tamu
agung untuk menghadiri rapat besar Kaypang ini adalah hanya
untuk memperkokoh kedudukan Kongsun Ki belaka, Dengan
meminjam wibawa dan ketenaran Kongsun In, untuk
mengurangi rasa sirik dan pertentangan murid2 Kaypang
terhadap Kongsun Ki.
Hanya Kongsun In sendiri yang masih bingung keheranan,
bahwa untuk memilih seorang Pangcu betapa penting arti
keseluruhannya? apa lagi dia sudah tahu karakter dan
martabat putranya, sudah tentu satu sama lain hal saling
bertentangan. Setelah Hong Hwe-liong perkenalkan calon Pangcu baru, Cu
Tan~ho tidak perlu sungkan2 tagi, maka dengan bangga dan
senang dia berkata: "Murid yang baru saja diangkat lantas
menjadi Pangcu memang belum pernah terjadi, Tapi demi
mempertahankan kejayaan dan kebesaran pang kita, perlu
pejabat pangcu yang benar2 setimpal dengan kedudukan
tinggi ini. terpaksa harus melanggar kebiasaan, Kongsun Ki
keturunan dari keluarga kenamaan, memiliki ilmu siiat dari
pelajaran dua aliran besar guru silat, usianya belum cukup tiga
puluh lagi. tiba saatnya besar kemampuan dan kegagahannya.
Disaat Pang kita justru memerlukan angin baru dan
membuka lembaran sejarah yang lebih gemilang maka
pantaskan kalau kita dipimpin oleh seorang pangcu yang
masih muda, Hong-sutit sendiri sependapat dalam hal ini,
maka kita menerimanya masuk anggota, Sedang Losiu
terpaksa tak bisa menolak pengangkatan guru ini meski
kurasa diriku sendiri kurang becus."
Setelah Hong Hwe-liong dan cu Tan-ho berpidato panjang
lebar, dibauiah sorot pandangan hadirin Kongsun Ki pelan2
tampil kedepan. Tampak dia sudah ganti pakai baju tambalan
seperti kaum jembel umumnya, tangannya menenteng Pakkau-
pang, langsung menuju kedepan Cu Tan-ho.
"Pergilah temui ayahmu lebih dulu." kala Cu Tan-ho.
Setelah memberi hormat kepada Cu Tan-ho serta
mengiakan Kongsun Ki lalu mendekati Kongsun In ti~ba2 dia
tekuk lutut dengan air mata mengembeng, teriaknya: "Ayah."
lalu berkata lebih lanjut: "Anak tidak berbakti selama beberapa
tahun ini tak bisa melayani ayah, harap ayah mengampuni."
Sebetulnya Kongsun In sudah tidak mengakuinya sebagai
anak, namun melihat putra
tunggalnya mi berlutut didepannya dengan air mata berkaca2,
kecut juga sanubarinya tapi sikapnya tetap dingin:
"Jadi kau tahu juga tidak berbakti" Coba tanya kepada dirimu
sendiri apa kau setimpal menjadi Pangcu Kay-pang"
Kongsun Ki pura2 kebingungan dan ter-sipu2 tak berani
menjawab, Cu Tan_ho segera menimbrung: "Agaknya
Kongsun-cianpwe rada salah paham terhadap sepak terjang
Putramu masa lalu, yang benar dia mempunyai kesulitan yang
sukar dijelaskan, Aku berani tanggung dia pasti bukan tidak
berbakti, kalau tidak masakah kita mengangkatnya menjadi
pangcu kita?"
Sudah tentu ucapan Cu Tan-ho menambah bingung
Kongsun In dan dipaksa untuk percaya, batinnya: "Apa benar
dalam hal ini ada latar belakang yang tidak ku-ketahui" Siaugo-
kan-kun berbisik: "Kongsun Ki pintar juga main sandiwara."
"Perlukah kita tampil m:mbuka kedoknya?" "Tunggu lagi
sebentar."
Baru saja Kongsun In hendak minta penjelasan Cu Tan-ho
yang lebih terperinci tahu2 suasana menjadi ribut lagi,
Ternyata dua murid Kaypang kantong tujuh lari datang
memberi laporan kepada Hong Hwe-liong: "Lapor Hiangcu, Bu
Su-tun dan beberapa tamu datang, kita berusaha
merintanginya, tapi Bu Su-tun berkukuh hendak hadir dalam
rapat besar ini, kita tidak enak pakai kekerasan. Bagaimana
kita harus bertindak harap Hiangcu memberi putusan."
Cu Tan-ho mendengus hidung, katanya: "Masih ada muka
Bu Su-tun datang ke Kaypang pula" Hm, lekas ring..." sebelum
dia mengatakan ?"ringkus dia", Hong Hwe-liong sudah
menyela: "Susiok tak usah marah2- coba tanya dulu siapa saja
tamu2 yang lain itu?"
Kedua murid Kaypang segera memberi keterangan;
"Mereka adalah S0ng Kim-kong, Toh Eng-liang, Sat_si-sianghiong
dan Ceng-hay-sam-ma dan lain2-"
Cu Tan-ho tertawa dingin: "Bu Su-tun hendak main
kekerasan dengan bantuan orang2 luar" Hm, orang2 yang
diundangnya toh hanya kaum keroco belaka."
Kongsun In anggap tidak dengar perkataan Cu Tan-ho,
katanya keras: "Hm, kiranya Song Kim-kong dan Sat-iotoa
berdua juga datang" Beberapa kawan ini sudah dua puluhan
tahun tidak pernah ketemu, sungguh merindukan juga."
"Bahwa mereka adalah teman-2 baik ?ongsun Cian-pwe,
adalah pantas kita menyambutnya sebagai tamu." kata Hong
Hwe-liong, Membesi hijau muka Cu Tan-ho. namun dia tidak
bertingkah lagi.
"Ada sepatah kata entah patut tidak kuucapkan j" kata
Kongsun in. "Lo-cianpwe terlalu sungkan ada omongan apa si-lakan
berkata." sahut Hong Hwe liong.
"Terima kasih, Menurut aturan aku takkan berani
mencampuri urusan Pang kalian, tapi kupikir Pang kalian
sudah mengundangku sebagai tamu, maka tamu yang lain
seharusnya tidak boleh ditolak, Kenapa Bu Su-tun diusir dari
Pang kalian aku tidak tahu, Tapi dia kemari sebagai tamu,
menurut aturan Kangouw seharusnya dipandang sama rata."
Maka bertanya Hong Hwe-liong kepada kedua murid
peronda tadi: "Apa saja yang dikatakan Bu Su-tun kepada
kalian?" "Bu Su-tun bilang walau dia diusir dari perguruan, Tapi Lopangcu
tetap adalah gurunya berbudi. Waktu Lo-pangcu
meninggal masih tetap mengakui dia sebagai murid. Rapat
besar hari ini disamping memilih pangcu baru sekaligus untuk
memperingat gurunya, maka sebagai tamu atau sebagai bekas
murid, pendek kata kedatangannya tidak boleh ditolak."
"Kupandang baktinya terhadap perguruan Cu~tianglo
bagaimana menurut..."
"Soal perguruan jangan disebut lagi Anggap saja dia
sebagai tamu dan layani ala kadarnya," sahut Cu Tan-ho
uring2an. Segera dia menambahkan: "Semua ini karena kita
pandang muka Kongsun Cian-pwe-"
Kongsun In tertawa tawar, katanya: "Wah, banyak terima
kasih." Tengah mereka bicara, Song Kim-kong beriring dengan Bu
Su-tun sudah mendatangi murid2 Kaypang yang bertugas
menyambut tamu meladeni song Kim-kong dan lain hanya Bu
Su-tUn didiamkan saja.
Melihat kehadiran dan dandanan Kongsun Ki, Bu Su-tun
melengak diluar dugaan, namun dia tak sempat banyak
urusan, langsung dia menghampiri Hong Hwe-liong dengan
laku hormat dia menyapa; Toa-suko, sengaja siaute
menghaturkan selamat kepadamu.
Dengan suara hidung yang berat Hong Hwe-liong
mengiakan ala kadarnya, Cu Tan-ho justru berubah mukanya,
bentaknya bengis: "Bu Su-tun, kau sudah diusir dari Pang,
punya hak apa kau masih Panggil Suko mengaku adik segala
dengan Hiangcu kita?"
"Hari ini Pangcu baru mewarisi jabatan, aku justru kemari
untuk mencuci bersih perkaraku yang tiada juntrungannya.
kuharap Pangcu baru dapat menarik balik keputusan semula-"
demikian sahut Bu Su-tun.
Hong Hwe-liong berkata: "Kalau begitu pergilah kau bicara
dengan Pangcu baru, tak usah banyak omong dengan aku."
Bu Su-tun kaget, tanyanya: "Siapakah Pangcu baru?"
Cu Tan-ho segera mendahului bicara; "Siapa Pangcu baru
tiada sangkut pautnya dengan kau, perkara ini sudah
diputuskan dengan bukti2 nyata, apa pula yang harus
diperdebatkan?"
"Sudah tentu aku punya banyak2 bukti untuk menyangkal
tuduhan se-mena2 baru berani kemari, menurut aturan Pang,
aku punya hak dan harus diberi peluang untuk membela diri
didalam rapat besar Pang kita ini."
Song Kim-kong dan Sat-Iotoa berkata bersama; "Kita
sengaja kemari untuk memberi selamat kepada Pangcu kalian
yang baru, entah Pangcu kalian sudi memberi muka kepada
kami?" sebagai tamu ingin menemui Pangcu, adalah jamak,
tuan rumah tidak bisa menolak.
Terpaksa Cu Tan-ho menjawab Samar2: "Pangcu baru
sudah ditunjuk, cuma belum menerima jabatan secara resmi
Silakan kalian tunggu sebentar."
Selagi Cu Tan-ho me-nimang2 apa perlu dia keluarkan
perintah untuk menangkap atau mengusir Bu Su-tun. Bu Sutun
sudah bertanya lebih lanjut: "pangcu baru sudah
ditentukan tiada gunanya dirahasiakan kenapa kalian tidak
memberi kesempatan aku bicara sama dia?"
Hong Hwe-liong kertak gigi, katanya: ?"Baiklah, kalau kau
mendesak biar kuberitahu kepadamu Pang cu kita yang baru
adalah Siang-keh-po Pocu, Kongsun Ki Kongsun Tayhiap yang
namanya menggetarkan kalangan Kangouw, Dia adalah murid
Cu-tianglo yang baru saja diterimanya menjadi anggota Pang."
Sekilas Bu Su-tun meienggong, tiba2: "Hahaha ..." dia
tertawa tiga kali. "Keparat Apa yang kau tawakan?" hardik Cu
Tan-ho. Sorot mata Bu Su-tun yang tajam berwibawa beralih kearah
Kongsun Ki, kembali dia gelak2 sambil mendongak, serunya;
"Tayhiap" Pocu" He, he he, Ha, ha, ha. Kalian luPa untuk
menambahkan sebuah julukan lagi kepada Kongsun Ki."
"Apa2an maksud perkataanmu ini?" sentak Hong Hweliong,
"Memangnya kau belum tahu" Kongsun Ki adalah babah
mantu dari raja negeri Kim?"
Bagai mendengar guntur ditengah hari bolong, seluruh
hadirin menjadi gempar dan ribut.
Berdiri alis Bu Su-tun, sorot matanya berkilat, bentaknya
dengan bengis: "Kau menjadi antek negeri Kim, sudah
menjadi musuh umum rakyat negeri Song kita, mana boleh
menjadi Kaypang Pangcu?"
"Tutup mulut," hardik Cu Tan-ho, "Kularang kau memfitnah
orang disini." telapak tangannya terus di-ayun, maksudnya
hendak mendorong mundur Bu Su-tun.
Bu Su-tun tetap berdiri tidak bergeming, katanya dingin:
"Cu-tianglo, kau benar2 tidak tahu atau pura2 tidak tahu" Kau
harus tahu, jikalau babah mantu raja negeri Kim menjadi
pangcu Kaypang, bukan saja Kay pang bakal celaka, seluruh
lapisan kaum persilatan akan mengalami akibatnya pula,
semua insan didunia ini takkan membiarkan kesalahan ini
berlangsung. Kau adalah Susiokku, aku tidak akan bergebrak
dengan kau. Tapi kalau kau tetap hendak melindungi murid
pengkhianat ini, mengusirku lagi. terpaksa aku tidak
mengindahkan omonganmu lagi."
Cu-sa-ciang yang diyakinkan Cu Tan-ho dulu pernah juga
menjagoi Kangouui, namun pukulannya tadi sebelum
menyentuh badan Bu Su~tun Sudan terasa adanya tenaga
kuat laksana tembok membendung pukulannya. Insaf
kepandaian Bu Su-tun memang sudah tinggi, bercekat hati Cu
Tan-ho. Demi Gengsi dan pamornya terpaksa dia tarik kembali
pukulannya. Bahwa seluruh hadirin sedang gempar dan ribut Kongsun Ki
sendiri justru tenang2 saja, Katanya tawar: "Coba kalian pikir
ayahku berada disini, jikalau benar aku jadi antek musuh,
masakah aku berani menemui ayahku" Hong-suheng, kalian
percaya dia tunduk bukan"
jikalau asal usulku kurang jelas, masakah Hong-suheng
terima mengalah memberikan jabatan Pangcu ini kepadaku"
Tapi aku tidak akan menyalahkan Bu Su-tun, dia sendiri ingin
jadi Pangcu, sudah tentu dia harus mencercah aku.
Yang benar, aku sendiri sih tidak begitu besar hasratku
untuk jadi Pangcu, yang terang Bu su-tun adalah murid yang
diusir dan berkhianat terhadap Pang kita, dia pandai bicara
dan melontarkan tuduhan dan fitnah kepadaku Maka diapun
tidak setimpal untuk menduduki jabatan pangcu ini."
0rang2 yang tidak tahu seluk beluknya persoalan merasa
ucapan Kongsun Ki beralasan terutama dia menampilkan
ayahnya, maka banyak orang yang tun duk dan percaya akan
obrolannya. Tapi duduk perkaranya yang sebenarnya belum
dibikin jelas, sulit diperdebatkan akhirnya keributan tebang
kembali Kongsun In sendiri setengah percaya setengah curiga


Pendekar Latah Karya Liang Ie Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melihat sikap putranya yang tenang, diapun bungkam saja.
Bu Su-tun mencak2 seperti kebakaran jenggot baru saja dia
hendak membongkar kejahatan dan dosa Kongsusi Ki, cu Tanho
sudah angkat bicara: "Benar, Bu Su-tun adalah murid
pengkhianat Pang kita, hari ini dia datang bukan sebagai
tamu, berani menghina dan memfitnah Pangcu kita dan
mencampuri urusan Kaypang, tamu sekasar dan jahat seperti
ini, Kay-pang takkan sudi melayang Bu Su_tun kau pergi
tidak?" Karena perintah Cu Tan-ho, delapan murid besar Kaypang
segera merubung maju mengepung Bu Su-tun. jelas
perkelahian takkan bisa terhindar lagi, ti~ba2 terdengar
sebuah suara nyaring merdu berkata: "Nanti dulu Aku bisa
membuktikan bahwa Bu Su-tun bukan murid pengkhianat."
Tampak dua bayangan orang bagai burung terbang
meluncur ketengah gelanggang, yang
depan Hong-iay mo-li dibelakangnya adalah Siau-go-kankun.
Melihat kedatangan H0ng-Iay-mo-li bergetar jantung
Kongsun Ki, air mukanyapun berubah, tapi perubahan ini
hanya sekejap saja, lekas sekali dia sudah pulih pada sikapnya
yang tenang penuh keyakinan.
Hong-lay-mo-li langsung menghadap gurunya lebih dulu.
saking senang, Kongsun In sampai ber-kaca2 matanya,
katanya: "Yau-ji, kau baru datang" Baik sekali kedatanganmu
Aku sedang kebingungan karena tidak tahu seluk beluknya,
ada berita apa yang kau tahu lekas katakan."
Seluk beluk yang dimaksud Kongsun in adalah persoalan Bu
Su-tun dengan Kongsun Ki melihat gurunya menangis, tak
enak hati Hong lay-mo-li, hatinya membatin: "Biarlah
kejahatan Kongsun Ki dibongkar oleh Bu Su-tun, aku cukup
menjadi saksi saja."
Kedudukan Hong-lay-mo-li dan Siau-go-kan-ku cukup
dikenal oleh seluruh anak murid Kaypang, maka begitu
mereka masuk gelanggang, suasana ribut tadi seketika sirap,
semua penting mata lebar2 menunggu perubahan yang bakal
terjadi selanjutnya.
Dengan kehormatan menyambut tamu agung, Hong Hweliong
terima kedatangan Hong-lay-mo-li, katanya dingin: "Liu
Lihiap, cara bagaimana kau bisa membuktikan dan menjadi
saksi Bu Su-tun?"
Nyata Cu TVn-ho lebih keras, tanpa sungkan segala,
katanya: "Liu Lihiap, Kau adalah Lioklim Beng-cu. Loklim dan
Kaypang biasanya seumpama air sumur dan air sungai
Kaypang mengadakan pembersihan kedalam, adalah
persoalan intern Kaypang, orang luar mana boleh jadi saksi
segala?" "Orang yang menjadi saksi akan kebersihan Bu Su-tun
sebetulnya adalah Lo-pangcu kalian
yang terdahulu, jadi bukan aku" demikian debat Hong-laymo-
li, "Soal pembersihan kedalam perguruan adalah urusan
intern kalian, dan aku hanya mewakili Lo-pangcu Pang kalian
untuk menjelaskan duduk Persoalan yang sebenarnya. Nanti
setelah kuterangkan jikalau kalian tetap berpendapat Bu Sutun
harus diusir dari Pang, itu adalah urusan kalian."
Hong Hwe-liong sudah mendapat firasat bahwa Hong-laymo-
li agaknya sudah tahu akan rahasia itu, sebagai orang
yang menjadi biang keladi dalam Persoalan ini, menjadi ciut
nyalinya, maka dia mundur ke-samping tak banyak tingkah
dan bicara lagi. Cu Tan~ho sendiri menjadi Bungkam setelah
Hong-lay-mo li ajukan dirinya sebagai wakil suhengnya Lopangcu
yang terdahulu, terpaksa diapun minggir kesamping,
mendapat kesempatan Hong-iay-mo-li iantas keluarkan Pakkau-
pang itu serta diangkatnya tinggi, serunya lantang:
"Tentunya hadirin tahu Pak-kau-pang ini adalah miilik Ha
Tianglo kalian, sebetulnya Ha Tiang-lo mengutus muridnya
Kiong Hou bawa Pak-kau-pang ini untuk menjadi saksi Bu Sutun,
sayang ditengah jalan Kiong Hou berlima dicegat jago2
Kim dan akhirnya menemui ajalnya semua, Hari itu kebetulan
aku lewat dan berhasil merebut Pak-kau-pang ini dari tangan
musuh, Silakan kalian lihat, didalam bambu ini ada
tersembunyi rahasia."
Sampai disini, tiba2 "Serr" sejalur angin dingin melesat
datang, untung Siau-go-kan-kun berdiri didepan panggung,
lekas dia kebaskan kipasnya seraya membentak: "Siapa yang
membokong" ' itulah ilmu tutuk jarak jauh, tenaga jari
menimbulkan angin dingin, bisa melukai orang tanpa sikorban
menyadari terlebih dulu.
Dengan kebasan kipasnya Siau-go-kan-kun berhasil
gagalkan bokongan orang, namun diapun
merasa dingin mengigil keruan hatinya heran bukan maim
Kongsun Ki dan Cu Tan-ho jelas tidak menunjukkan gerak
gerik yang mencurigakan dihadapan umum terang takkan
berani bertingkah Lalu siapakah si pembokong ini"
Sebaliknya Hong-lay-mo-li tahu siapa pembokong dirinya
ini, namun mengingat persoalan Bu Su-tun lebih penting maka
persoalan ini dia kesampingkan lebih dulu.
Maka Hong-lay-mo-li keluarkan surat rahasia dari dalam
bambu, serta dibeber dan dibaca dengan keras. Waktu dia
membaca sUrat peninggalan dari Ha Tiang-io K0ngsun In
maju mendekat didepan panggung melindungi
keselamatannya-
Seperti diketahui surat itu berisi dua titik persoalan penting,
pertama menjelaskan tugas penting Bu Su-tun untuk
menuntut balas sakit hati keluarga dan negara atas
perintahnya (Siang Gun-yang), menyelundup ke Gi-lim-kun
negeri Kim dan berusaha membunuh Wanyan Liang.
Kedua, tahu ajalnya sudah dekat maka ia meninggalkan
pesan menyatakan bilamana Bu Su-tun kelak berhasil dengan
jasa2nya yang besar, kedudukan Pangcu harus diwariskan
kepada Bu Su_tun" setelah membaca habis Hong-lay-mo-li
angsurkan surat itu kepada Hong Hwe-liong, "katanya;
"Silakan tunjukan kepada para Hiangcu, Thosu dan Tongcu
Pang kalian, coba periksa apa benar ini tulisan asli Lo-pangcu
kalian?" Dibawah kesaksian sekian banyak hadirin ada K0ngsun in
disamping pula Hong-lay-mo-li yakin Hong Hwe-liong dan Cu
Tan-ho takkan bernyali besar berani merobek atau
menghancurkan surat peninggalan Siang-Iopangcu.
Muka Cu Tan-ho membesi hijau Hong Hwe-liong hanya
tertaWa getir yang dipaksakan, ia terima surat itu seraya
berkata: "Benar, memang surat ini tulisan tangan guru -
(Lo-pangcu) para hadirin sudah mendengarnya dengan
jelas, kukira tak perlu diperlihatkan kepada mereka lagi."
Setelah membuktikan kebenaran surat peninggalan
gurunya Hong Hwe-liong lantas menghampiri Bu Su-tun,
katanya: "Bu~sute aku tidak tahu bila kau mendapat tugas
rahasia dari Suhu. harap Hiante suka ma afkan kesalahanku!"
"Kalau demikian Hong-suheng sudi menarik balik putusan
semula dan merehabilitir nama dan kedudukanku didalam
Kaypang" Perlu kunyatakan lebih dulu, aku hanya ingin
kembali keharibaan Kaypang, tiada niatku kembali merebut
jabatan pangcu."
"Bahwa Bu-sute bekerja karena perintah, jadi bukan
mendurhakai negara dan bangsa menyerah kepada musuh,
sudah tentu boleh kembali ke Kaypang, Soal jabatan pangcu,
kita boleh mencari cara lain untuk memutuskannya."
Hanya belasan orang tokoh2 Kaypang saya yang tahu akan
perihal Bu Su-tun membunuh Wanyan Liang tapi karena waktu
itu Cu Tan"ho dan Hong Hwe-liong mengatakan batok kepala
itu palsu, maka mereka pun tak berani percaya bahwa batok
kepala itu adalah tulen.
Maklumlah sebagai seorang raja yang dilindungi puluhan
laksa Pasukannya betapa gampang untuk membunuh Wanyan
Liang" Maka merekapun curiga bahwa BU Su-tun memang
mengatur muslihat untuk mengejar kedudukan belaka.
Dalam suasana masih ribut dari perdebatan para hadirin
Hong Hwe-liong kembali lompat
keatas pang-gung, katanya; "Persoalan Bu-sute sudah
beres, tak perlu diperdebatkan
lagi, Rapat besar hari ini yang penting adalah memilih calon
dan mengangkat pangcu baru."
sambutan dari bawah panggung amat ramai, ada yang
bilang: "Kabarnya Bu Su-tun yang membunuh Wanyan Liang
entah benar tidak" Kalau benar, maka dialah yang pantas
mewarisi kedudukan ini." tapi ada juga yang bilang: "Apakah benar
Kongsun Ki adalah babah mantu raja Kim" Kita tidak tahu, CuTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com
tianglo bilang dia pernah mendirikan pahala besar, entah
pahala besar apa yang dimaksud" '
Ada pula yang berseru: "Keduanya sama2 punya tanda2
kecurigaan, demi mengurangi Perdebatan yang berteie2 lebih
baik biar Hong-hiangcu saja yang tetap meneruskan jabatan
Pangcu ini, bukankah lebih gampang dan tepat"
"Kongsun Sute," kata Hong Hwe-liong. "tibalah saatnya kau
angkat bicara."
Ditengah keributan orang banyak dengan gesit Kongsun Ki
lompat naik keatas panggung katanya lantang: "Harap hadirin
tenang sebentar, biarlah aku nyatakan isi hatiku" dia kerahkan
Lwekang tingkat tinggi, mengantar suaranya kedalam kuping
seluruh hadirin dekat maupun jauh, murid2 Kaypang yang
hadir berkantong lima tingkat kepandaian mereka sudah kelas
satu, maka suara Kongsun Ki seketika membuat sirap seluruh
keributan- Dengan kalem dan antap Kongsun Ki mulai berpidato: "Aku
sebagai murid baru yang belum punya pengalaman dan bakat,
kedudukan pangcu jelas aku tidak berani menjabatnya, Tapi
tadi sudah disiarkan tuduhan yang menyangkut nama baikku,
terpaksa aku harus membela diri, Harap tanya Bu-suheng, kau
katakan aku babah mantu raja negeri Kim, entah putri ra-ja
yang mana menjadi istriku?"
"Putri itu jelas sudah cukup diketahui oleh seluruh hadirin.
Dia bukan lain adalah Giok-bin-yau-hou yang nama busuknya
sudah terkenal dikaiangan Kang~ouui, nama aslinya adalah
Jilian Ceng-poh, Giok bin-yau-hou semula adalah putri salah
seorang Komandan Gi-lim-kun dari negeri l_iau, sejak
negerinya musnah dan dicaplok negeri Kim maka putrinya itu
diangkat oleh Wanyan Liang sebagai putri angkatnya."
"O, kiranya perempuan siluman yang busuk itu?" serempak
orang2 dibawah panggung mulai mencaci maki kebusukan
Giok-bin-yau-hou. Malah ada orang yang pernah melihat
Kongsun Ki memang bergaul intim dengan Giok-bin-yau-hou,
tak tahan segera angkat suara tanyanya:
"Kongsun Ki, sebetulnya apa hubunganmu dengan
perempuan siluman itu" Kertapa kalian pernah gaul intim"
Lekas bicara terus terang."
Sikap Kongsun Ki tenang dan wajar, katanya kalem:
"Benar, Giok-bin-y0u-h0u adalah istriku yang kedua memang
aku pernah diangkat jadi babah mantu raja negeri Kim, Tapi
hadirin harap tenang dan sabar, jangan marah, biar
kuterangkan alasanku." 0rang2 dibawah Panggung sama
membentak: "Alasan apa?" "Alasan apa?"
Setelah menelan liur Kungsun Ki lantas melanjutkan: "Nah
Giok-bin-yau hou berada disini, apakah hadirin ingin
melihatnya?"
Seketika orang2 dibawah panggung yang kenal dan pernah
melihat Giok-bin-you-hou celingukan, tapi kecuali Hong-laymo-
li terang tiada perempuan kedua yang hadir, kembali
orang banyak bertanya beramai2: "Dimana" Dimana?"
Kongsun Ki ter-loroh2 panjang, katanya: "Nih, berada
disini," tiba2 dari buntaian yang dipanggul dipunggungnya dia
keluarkan sebuah batok kepala manusia terus diacungkan
dihadapan orang banyak-
"Silakan dilihat tegas aPakah ini benar batok kepala Giokbin-
yau-hou" Aku sendirilah yang membunuhnya." batok
kepala ini pernah direndam dengan air obat, sehingga
mengkeret kecil sebesar kepelan tangan, namun bentuk
rupanya masih tetap hidup seperti sedia kala. orang2 yang
pernah melihat muka Giok"bin-yau-h0u masih mengenalnya
baik- Sydah tentu permainan Kongsun Ki ini bukan saja membuat
hadirin melengak heran sampaipun Hong-lay-mo-lipun merasa
diluar dugaan, tak nyana Kongsun Ki tega turun tangan keji
membunuh Giok-bin-yau-hou, sungguh mengkilik ngeri bulu
kuduknya. Pelan2 Kongsun Ki letakan batok kepala itu dipinggir
panggung, lalu katanya lebih lanjut dengan takabur:
"Hendaklah hadirin suka mengerti" Balnya aku sudi
mempersunting Giok-bin-yau-hou karena dia diangkat sebagai
tuan putri oleh raja negeri Kim, salah satu putri angkatnya
yang paling disayang lagi, hanya menjadi babah mantu raja
negeri Kim baru aku ada kesempatan mendekati Wanyan
Liang" Selanjutnya Cu Tan-ho menambahkan "Tadi aku bilang
Pangcu baru ada mendirikan pahala besr-r bagi nusa dan
bangsa, maksudku adalah persoalan ini. Setelah pertempuran
di Jay-ciok-ki dari kota raja negeri Kim tiba2 tersiar kabar
bahwa Wanyan Liang tiba2 mati, rahasia kematiannya sudah
tersiar luas, dan siapakah pembunuh Wanyan Liang" Yaitu
Kongsun Ki."
Obrolan kedua pihak memang masuk diakal, orang-orang
yang tidak tahu seluk beluknya mau saja percaya dan anggap
jelas sudah duduknya perkara, serem-pak banyak yang
bersorak dan memuji akan tindakan Kongsun Ki.
"Kongsun Sute berhasil membunuh Wanyan Liang, jasanya
besar, maka dia pantas menerima jabatan pangcu sesuai
dengan pesan Lo-pangcu. Tentunya hadirin tiada yang
menentang lagi?"
Kongsun Ki pura2 bersikap rikuh dan bingung, katanya
goyang tangan: "Tujuanku hanya memberikan keterangan
yang sesungguhnya untuk mencuci nama baikku sajai soal
jabatan pangcu segala, terus terang aku tidak berani
menerimanya."
Semakin dia menolak semakin besar tekad para kajem
(kaum jembel) itu mengangkat dirinya, maka beramai2
mereka berseru: "Siapa membunuh Wanyan Liang, dialah
yang menjadi Pangcu, itulah pesan terakhir Lo-pangcu,
merupakan permintaan kita pula, Begitulah aturan dan
ketentuannya, tak usah ditolak lagi-"
Kalau hadirin tidak tahu duduk persoalannya, sebaliknya


Pendekar Latah Karya Liang Ie Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Hong-lay-mo-li palinig jelas akan seluk beluk atau liku2
persoalan rumit ini. Setelah suasana rada tenang segera dia
tampil kedepan dan membentak bengis;
"Kongsun Ki, kau... kau tidak tahu malu, apa benar Wanyan
Liang kau yang membunuh?"
"Sumoay, kau, kenapa kau berkata demikian" Me_mangnya
siaPa yang membunuh Wanyan Liang kalau bukan aku?"
Kongsun In justru lebih percaya kepada Hong-lay-mo-li,
seketika pucat mukanya, hampir saja amarahnya meledak, cu
Tan~ho berada disampingnya, lekas dia membujuk:
"Kongsun-cianpwe, murid memang dekat tapi anak lebih
dekat, jangan kau hanya Percaya sepihak saja." mendengar
ucapan Cu Tan-ho serta melihat mimik muka Kongsun Ki
seperti penasaran hatinya menjadi bimbang, mulutnya yang
sudah terbuka hendak memaki ditelannya kembali, batinnya
'Apakah didalam persoalan ini masih ada salah paham
lainnya" Biar kudengar apapula yang hendak dikatakan
binatang ini?"
Karena ditanya oleh Kongsun Ki, demi menegakkan
kebenaran lagi, maka Hong-lay-mo-li tidak hiraukan hubungan
sesama saudara seperguruan segala-
Dengan suara tegas dan tandas dia berkata: "Bu Su-tunlah
yang membunuh Wanyan Liang, aku sendiri yang
menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri."
Laksana meliihat batu hancur dan bumi merekah seluruh
hadirin menjadi gempar mendengar ucapan Hong-lay-mo-li-
Kongsun Ki dan Bu Su-tun sama2 mengakui sebagai
pembunuh Wanyan Liang, jelas satu diantara kedua orang ini
ada yang membual.
Tapi menurut situasi dan keadaan lebih masuk diakai bila
Kong-sun Ki sebagai babah mantu Wanyan Liang mempunyai
banyak peluang untuk membunuhnya. Tapi Hong lay mo-li
memberi kesaksian pula bahwa Bu Su-tun yang membunuh
Wanyan Liang, sebagai Loklim Beng-cu, jelas Hong-lay-mo-li
tidak ada paedahnya berbohong didalam hal ini" Sudah tantu
hadirin semakin bingung dan tenggelam dalam pemikiran yang
tidak menentu, maka tiada orang yang bsrsuara-
Kongsun Ki bersikap tenang, katanya; "o, kau sendiri ada
menyaksikan" Aneh sekali kalau begitu Sumoay, harap tanya
dimana kau pernah melihatnya?"
"Diatas sebuah puncak di Jay-ciok-ki- Disanalah tempat
pangkalan pusat Wanyan Liang mendirikan kubu2nya-"
"Bagaimana keadaan waktu itu?" tanya Kongsun Ki.
"Kaum genlya dibagian utara bergabung dengan pasukan
Song yang menyebrang sungai menggempur kedudukan pusat
pangkalan musuh, Akhirnya Wanyan Liang melarikan diri
ditengah2 kancah pertempuran itulah Wanyan Liang terbunuh
oleh Bu Su-tun, Waktu itu Bu Su~tun masih sebagai salah
seorang perwira tinggi dari pasukan Gi~lim-kun mereka, selalu
berada disekitar raja negeri Kim itu."
"Oi jadi terbunuh ditengah kancah pertempuran" Kalau
demikian orang2 pihak kalian belum menyandak Wanyan
Liang bukan" Kalau tidak buat apa harus Bu Su-tun sendiri
yang turun tangan dengan menyamar jadi perwira Gi-lim-kun
segala." "Memang kita belum menyandaknya, tapi aku sendiri
melihat jelas, Wanyan Liang yang berpakaian kebesaran itu
terpanah dulu oleh bidikan Yalu Hoan-ih, lalu dari pasukan Gilim-
kun yang melindunginya itu lompat keluar seorang perwira
serta membacok kutung lehernya, Dan perwira itu bukan lain
adalah Bu Sutun, bukan kau."
"Sudah tentu aku bukan perwira itu, Tapi aku masih
menyangsikan kau tetap salah melihat orang," demikian debat
Kongsun Ki- Song Kim-kong, Toh Sng-liang dan lain2 waktu itupun hadir
dan ikut menyaksikan peristiwa bersejarah ini, tak tahan
serempak mereka berdiri tanpa bev-janji, katanya: "Apa yang
dituturkan Liu-Lihiap waktu itu, kamipun menyaksikan juga,
jikalau dia seorang salah lihat, masakah kita juga salah lihat?"
Cu Tan-ho batuk2, katanya peian2; "Bukan aku tidak
percaya terhadap Liu-bengcu dari Loklim, juga bukan tidak
percaya para Enghiong, namun kukira persoalan ini masih ada
tandas lain yang lebih mencurigakan."
Sebagai orang yang berdarah panas Song Kim kong segera
bertanya marah2: "Apanya pula yang harus dicurigai?"
"Didalam sejarah peperangan pernah terjadi, ra-ja2
mencari seorang duplikat lain yang berdandan dan
berperawakan serta berwajah mirip dirinya, disaat mengalami
bahaya duplikatnya itulah yang akan dijadikan korban,
sementara dia dengan selamat bisa meloloskan diri.
Demikian pula keadaan waktu itu, cara bagaimana kalian
berani memastikan orang yang terpenggal kepalanya oleh Bu
Su-tun itu memang benar-adalah Wanyan Liang sendiri?"
memangnya Cu Tan-bo pandai omong pintar berpidato,
diantara orang2 Kay pang yang hadir,
tingkat kedudukannya adalah yang paling tinggi pula,
semua anak murid Kaypang sama menjunjung dan
menghormatinya pula setelah mendengar penjelasannya, mau
tidak mau hadirin menjadi sangsi lagi, kembali suasana
menjadi ribut bisik2.
Akhirnya tidak tahan lagi Bu Su-tun sendiri angkat bicara:
"Waktu itu aku ada bawa kembali batok kepala Wanyan Liang
yang kupenggal kupersembahkan kepada Unsu, setelah UnSu
meninggal, batok kepala ini entah ada disimpan Hong-suheng
tidak" Kalau masih ada siiakan bawa keluar, tulen atau palsu
segera akan dibuktikan."
"Benar." timbrung Song Kim-kong, "Tidak sedikit yang hadir
pernah melihat Wanyan Liang, kita bisa membuktikannya bersama."
"Begitupun baik, memangnya sudah kuduga hati ini bakal
terjadi keributan." demikian kata Cu T\m-bo, "Maka
sebelumnya sudah kupersiapkan batok kepala itu sudah
dibawa kemari?"
Song Kim-kong girang, katanya: "Kalau batok kepala itu
masih disimpan, silakan keluarkan untuk kita lihat dan periksa
bersama." Hong Hwe-liong segera berseru: "Silakan tiga Hiangcu dari
Taytoh tampil kedepan untuk memeriksa bersama." di Taytoh
ibu kota negeri Kim pihak Kay-pang ada mendirikan cabang
yang dipimpin oleh seorang Hiangcu dan dua orang wakilnya,
Selama berkuasa Wanyan Liang menjadi raja empat belas
tahun lamanya sudah tentu ketiga Hiangcu ini semua
mengenalnya dengan baik.
setelah ketiga Hiangcu itu tiba didepan panggung, para
Enghiong yang hadirpun bersama2 merubung maju, baru Cu
Tan~ho keluarkan balok kepala itu serta berseru lantang;
"Harap kalian periksa dengan teliti, apakah ini batok kepala
Ulanyan Liang?"
Dengan seksama orang2 itu mengamati lekat2 bat0k kepala
ini memang mirip bentuk rupa Wanyau Liang, namun kulit
mukanya sudah kering dan berkeriput bentuknya sudah
menyerupai tengkorak, sudah tentu jauh berbeda dengan
wajah asli Wanyan Liang dimasa hidupnya, menurut penilaian
mereka hanya boleh dikata sedikit mirip saja.
Dengan demikian hal ini tergantung pada orang2 yang ikut
memeriksa untuk memberikan keputusannya, bisa
mengatakan benar tapi juga bisa saja menyangkal.
Sebetulnya dalam kalangan Bulim pada jaman itu sudah
sering dipakai racikan obat2an anti membusuk yang khusus
dibuat untuk mempertahankan bentuk mayat aslinya, Tapi
tatkala itu sudah empat bulan berselang sejak kematian
Wanyan Liang, sehingga Song Kim-kong dan kawannya
merasa ragu2 untuk menentukan putusannya.
Namun dengan mata kepala mereka sendiri mereka
saksikan Bu Su-tun memenggal kepala Wanyan Liang, tujuan
mereka hendak membantu Bu Su-tun, sehingga tidak terpikir
oleh mereka bahwa didalam hal ini Hong Hwe-liong dan Cu
Tan~ho ada memainkan peranan penting secara licik dan
nakal. Bu Sun-tun sendiri sebetulnya merasa curiga, karena dia
sendiri pernah merendamnya dengan air obat yang dia racik
sendiri secara rahasia, terang tak mungkin berubah begitu
rupa. setelah Song Kim-kong dan lain2 mundur kini tinggal
Hong-lay-mo-li dan ketiga Hiangcu yang masih berada didepan
panggung memeriksa batok kepala itu, Hong-lay-mo-li sendiri
ragu2, akhirnya dia berkata: "Batok kepala ini kukira kurang
benar." "Benar," ketiga Hiangcu bersuara bersama, "Liu Lihiap
sudah melihat jelas bukan" Batok kepala ini adalah palsu-"
Ketiga Hiangcu Kaypang ini biasanya jujur dan berjiwa
pendekar banyak dikagumi kaum persilatan maka semua
hadirin percaya akan apa yang di katakan. Maka suasana
kembali ribut Hong Hwe-liong segera lompat naik kertas
canggung pula, serunya: "Baiklah duduk persoalannya sudah
jelas, kini giliran Kongsun Ki. tadi kau katakan pernah
membunuh Wanyan Liang, kau dapat menunjukan bukti apa?"
Kongsun Ki segera menjawab: "Akupun memiliki batok
kepala Wanyan Liang." "Baiklah, lekas keluarkan dan tunjukan
kepada para hadirin untuk dibuktikan."
Dengan tingkah dibuat2 Kongsun Ki mengeluarkan sebuah
kepala orang dari buntalannya katanya: "Silakan periksa,
apakah ini yang asli atau Palsu-"
Seketika hadirin saling beradu pandang, ternyata batok
kepala orang yang dikeluarkan ini masih terpelihara baik sekali
mirip dimasa hidupnya, memangnya tidak salah batok kepala
Wanyan Liang- Ketiga Hiangcu Kaypang itu serempak berkata "Benar,
batok kepala ini memang tidak salah."
Hadirin diam dan suasana hening, kini giliran Hong-lay-moli
yang periksa batok kepala itu, namun dia mengulapkan
tangan, katanya: "Tak usah periksa lagi, memang ini yang
tulen." Membesi hijau muka Bu Su-tun, hatinya sakit seperti
disayat2- Hatinya sedih bukan lantaran dirinya terfitnah secara
penasaran sedih karena Susiok dan suheng yang biasa dia
h0rmati ternyata bersekongkol dan ada main dengan Kongsun
Ki. Kenapa mereka menukar yang asli menjadi palsu dan yang
palsu menjadi asli" Hanya ada satu penjelasan. Mereka sudah
menempuh arah sehaluan dengan Kongsun Ki, bersekongkol
dan terima menjadi antek kerajaan Kim. mengatur tipu
daya untuk merebut kedudukan Pangcu Kaypang, jelas bagi
Bu Su-tun. kini kedua opang ini bukan lagi susiok atau
Suhengnya, tapi mereka adalah musuhnya yang utama. Dan
hal ini merupakan ciri yang paling ditakuti dan amat
dikuatirkan oleh Kongsun Ki.
Cu Tan-ho bergelak tawa, katanya: "Sekarang persoalan
sudah jelas seluruhnya, tak perlu diperdebatkan lagi-"
Dalam pada itu Hong Hwe-liong yang berada diatas
panggung sedang bersuara: "Kini persoalan sudah terang
seluruhnya, sesuai dengan pesan Lo-pangcu dan atas
persetujuan seluruh saudara seperguruan adalah pantas kalau
minta Kongsun Sute menerima warisan jabatan
Sebelum "pangcu terucapkan, tiba2 Hong-lay-mo-li berseru
menyela: "Nanti dulu." Hong Hwe-liong melengak, tanyanya:
"Liu Lihiap, ada omongan apa?"
"Batok kepala yang dibawa Kongsun Ki memang tidak
salah, namun persoalan ini jelas kurang benar"
Berubah air muka Hong dan Cu berdua, menyingkir dari
sorot pandang Hong-lay-mo-li berkata Hong Hwe-liong dengan
suara rada gemetar: "Liu Lihiap, apa maksudmu?"
"Dalam pertempuran hari itu jelas Wanyan Liang tidak
membawa duplikat, malah disaat Wanyan Liang terbunuh
sudah lama Kongsun Ki melarikan diri."
Cu Tan-ho menjengek dingin, katanya: "Pertempu-ran
segaduh itu, umpama kata kau melihat jelas" Kalau Kongsun
Ki waktu itu tidak disana, lalu dari mana dia memperoleh
batok kepala ini?"
Hong-lay-mo-li tertawa dingin, katanya; "Justru untuk hal
ini aku mohon keterangan
dari kalian berdua."
Menghijau kaku muka Cu Tan-ho, katanya mendelik Honglay-
mo-li: "Liu Jing-yau, bicaralah terus te rang saja."
"Cu-tianglo, masa kau anggap ucapanku kurang jelas"
Kongsun Ki adalah muridmu, batok kepala yang dipenggal Bu
Su-tun kau pula yang menyimpan dan membawanya kemari,
lalu kenapa yang asli jadi palsu dan yang palsu jadi asli" Kalau
tidak minta kau yang menjelaskan memangnya siapa yang
bisa menerangkan."
Dari malu Cu Tan-h0 jadi gusar, serunya lantang:
"Kurangajar, Bukankah secara tidak langsung kau menuduh
akulah yang menukar kedua batok kepala itu?" "Kukira kau
sendiri pula yang bisa memberi jawabannya."
Sudah tentu hadirin semakin gempar. Maklumlan Hong-laymo-
li memang orang luar yang mereka segani, namun Cu
Tan-ho betapapun adalah Tianglo mereka sebelum ada bukti
yang konkrit, mana bisa mereka percaya bahwa Tianglo
mereka memang berbuat curang menukar kedua batok kepala
itu" "Liu Jing-yau," seru Hong Hwe-Hong, "kau hadir disini
sebagai Lokim Bengcu, kami tetap menghormatimu. Tapi kau
berani memfitnah se-mena2, Kaypang tidak akan pandang kau
sebagai tamu lagi."
Melihat situasi tetap menguntungkan dirinya, Cu Tan-ho
lantas Pura2 bersikap bijaksana, katanya: "Liu Jing-yau,
kupandang muka guru dan Suhengmu, tuduhan yang semena2
dan tak terbukti tidak akan kami ulur panjang, Tapi
akupun ingin bertanya satu hal kepada kalian." lalu dia
berpaling kepada Bu Su-tun, ta-nyanya; "Su-tun, Bukankah
Hun Ji-yan adalah calon istrimu?"
Tidak sedikit murid2 Kaypang yang kenal baik ayah beranak
Hun Tiong-giok yang punya hubungan jn-tim dengan Lopangcu
mereka? namu tiada orang tahu bahwa Hun Ji~yan
adalah calon istri Bu Su-tun. Kini mendengar pertanyaan Cu
Tan~ho keruan mereka meraba heran.
Bu Su-tun sendiri rnerasa heran sahutnya: "Benar Suhu
sendiri yang mengikat perjodohan ini sebelum aku
menunaikan tugasku di Taytoh, Memangnya kenapa?"
"Tidak apa2, aku cuma ingin tahu kebenaran hal ini " lalu
dia berpaling kepada Hong-lay-mo-li, tanyanya: "Liu-bengcu,
kabarnya Hun Ji-yan adalah saudara angkatmu benar tidak?"


Pendekar Latah Karya Liang Ie Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Memang hubunganku dengan Hun Lihiap laksana saudara
sepupu, Terserah apa yang ingin kau katakan mengenai
hubunganku ini."
"Kalau begitu takkan salah lagi Seluk beluk persoalan ini
sudah jelas tak perlu banyak tanya lagi, Liu-bengcu kau orang
luar, urusan Kaypang tak usah kau turut campur."
Maksud perkataan Cu Tan-ho cukup keji dan jahat, sudah
tentu hadirin mengerti kemana juntrungan perkataannya,
secara tidak langsung menuduh Hong-lay-mo li bekerja demi
hubungan pribadi dan sengaja membela Bu Su-tun, melalui Bu
Su-tun yang diperalat hendak menguasai Kaypang dan
menjadikan Kaypang sebagai salah satu unsur Loklim yang
dibawahinya. Dan yang lebih keji lagi hal ini tidak dia jelaskan
secara langsung sehingga Hong-lay-mo-ii tidak mampu
membela diri. Urusan sudah terlanjur sedemikian jauh, namun Hong-laymo-
li masih bimbang untuk membongkar kebejatan Kongsun
Ki dihadapan ayahnya, sementara pi-hok Kaypang percaya
dan kena dihasut oleh Cu Tan-ho, seketika berkobar amarah
mereka serempak disana sini semua ber-kaok2: "Benar,
urusan Kaypang bisa kami utus sendiri. Liu Jing-yau, kembali
saja urus kaum Loklimmu sendiri."
"Peduli siapa yang membunuh Wanyan Liang, Pangcu kita
harus bertekad kerja demi kepentingan Pang kita, opang luar
tak usah mengunggulinya, apalagi orang luap yang hendak
jadi pangcu kita,"
Saking gemes Hong-lay-mo-li sudah kertak gigi, namun
baru saja dia hendak buka suara. Tiba2 sebuah suitan panjang
kumandang dari kejauhan keributan orang2 Kaypang kelelap
oleh suitan panjang ini. waktu semua orang berpaling, tampak
dari sana mendatangi serombongan tamu, yang terdepan
adalah Tang Hay-liong tertua dari Su-pak-thian- iimu silat
Tang Hay-liong mungkin belum termasuk top, namun tingkat
kedudukannya tinggi nama tenar pamor tinggi, punya
hubungan intim dengan Lo-pangcu yang terdahulu, maka
kedatangannya disambut meriah oleh pihak Kaypang,
Biasanya Tang Hay-hong merajai lautan timur, walau
jejaknya sering berada di Tionggoan, namun belum pernah
melewati daerah utara Huangho, Melihat kedatangannya yang
diluar dugaan ini, diam2 Cu Tan-ho menggerutu dan was2,
namun terpaksa dia harus menyambut alakadarnya, katanya:
"Tang-wan-heng, angin apa yang meniupmu kemari"
sedemikian banyak teman2 yang kau bawa, sungguh
menambah semarak rapat besar Kaypang kita."
Tang-hay-liong gelak2, katanya: "Cu-tiangio, apakah
kedatangan kita terlalu banyak" Terus terang yang kemari
hanya sebagian kecil saja, masih ada sebagian besar belum
lagi masuk gunung."
Sudah tentu Hong Hwe-liong dan cu Tan-ho kaget, katanya
dengan muka keren: "Rapat besar Pang kita hendak
menentukan pengganti Pangcu baru, tak nyana banyak juga
kawan2 luar sehaluan yang berdatangan tanpa diundang. Tapi
sedapat mungkin kita akan menyambut dengan senang hati
lalu kenapa pula teman2 Tanguian-heng tidak masuk gunung"
Memangnya kau tidak menyambut semestinya?"
"Aku tahu rapat kerja intern Kaypang kalian, kini datang
tanpa diundang memang kurang hormat- Tapi terpaksa kita
harus bertindak karena ada sesuatu urusan penting, dan
teman2 itu tidak ikut kemari lantaran persoalan penting itu."
"Ada persoalan apa, harap Tanguian-siansing men-jelaskan"
Tang-hay-liong lantas berseru lantang: "Aku kemari untuk
memberikan kabar kepada Kaypang, entah kalian sudah tahu
bahwa didaiam Toa-cu-sia didepan sana ada ratusan Busu
negeri Kim sembunyi, yang memimpin pasukan pendam ini
adalah Ulanyan Tiang-ci, komandan Pasukan Gi-lim-kun istana
raja Kim."
Toa-cu-sia terletak disebrang Siu-yang-san, merupakan
selat sempit yang harus dilalui kalau hendak menuju ketempat
rapat ini, jaraknya ada tiga puluhan li, disana bisa menutup
mulut Siu-yang-san, Keruan pihak Kaypang menjadi gempar
karena jalan keluar mereka sudah ditutup oleh pasukan
pendam negeri Kim
"Tapi hadirin diharap tak usah kuatir," demikian Tang-hayliong
berkata lebih lanjut dengan suara lantang, "pasukan
pendam musuh di Toa-cu-sia sudah diawasi oleh adikku Sayci-
hong dengan banyak kawan2 yang tidak ikut masuk gunung
itu. Mereka mengawasi kalian namun secara diam2 kitapun
mengawasi gerak gerik mereka, umpama ada apa2 yang
mencurigakan orang2 kita akan segera menyusul tiba dan
merintangi mereka, dalam jangka satu jam mereka baru akan
tiba disini, Dan tugas kita sekarang yang terpenting adalah
harus secepatnya membekuk keluar mata2 yang terpendam
didaiam Kaypang kalian."
Kembali suasana menjadi kacau, disana sini orang
berteriak: "Apa, dalam Pang kita ada mata2 musuh?" lekas Cu
Tan-ho menarik muka, katanya dengan be-ngis: "Tanguiansiangsing,
dengan alasan apa kau berani berkata demikian?"
Bu Su-tun tiba2 tampil kemukai serunya. "Aku bisa buktikan
bahwa pang kita memang ada mata2 musuh."
Semakin membesi kaku muka Cu Tan-ho, bentak-nya: "Bu
Su-tun, sudah sepuluh tahun kau meninggalkan Kaypang, kau
tahu apa" Bukti apa yang bisa kau tunjukan" Hm,
perbuatanmu yang terkutuk tidak kita ulur panjang, kini kau
hendak menimbulkan gelombang pertentangan diantara
sesama saudara dalam Kaypang, mengadu domba lagi?"
Yang terang kabar yang disampaikan Tang-hay-liong
benar2 amat menggemparkan seluruh gelanggang, Cu Tan-ho
jelas takkan kuasa mengatasi suasana lagi, Serempak hadirin
menyambut ucapan Bu Su-tun: "Siapa" Siapa dia?"
"Lekas tunjukan siapa mata2 musuh?" caci maki Cu
Tan~ho kepada Bu Su-tun men-jad kelelap oleh keributan ini.
Tahu situasi sudah menjadi panas terpaksa Hong Hwe-liong
memberi kesempatan Bu Su-tun naik keatas panggung untuk
bicara, setelah berada dipanggung Bu Su-tun lantas angkat
kedua tangannya menentramkan suasana, lambat laun
keributan orang2 Kaypang mulai reda dan akhirnya sirap sama
sekali. -------------- Cara bagaimana Hong-lay-mo-li membongkar intrik
Kongsun Ki dengan Cu Tan-ho dan Hong Hwe-liong"
Apakah tega Kongsun in membunuh putranya yang khianat
dan durhaka"
Kuatkah pihak Kaypang membendung serbuan pasukan
negeri Kim yang dipimpin Wanyan Tiang-ci"
Bagian 40 Karena anjuran Cu Tan-ho, terpaksa Hong Hwe-iiong
tertawa, katanya: "Urusan hari ini adalah demi kejayaan pang
kita, sebetulnya Cu-susiok tidak usah sungkan, Baiklah
terpaksa aku yang bicara saja." kalau hadirin sedang
keheranan mendengar ucapan Hong Hwe-liong sementara
Hong-lay-mo-ii lapat2 merasakan Hong Hwe-liong seperti apa
boleh buat harus bertindak dalam hal ini.
Hong Hwe-liong tampil ketengah panggung katanya. "Tadi
kukatakan pangcu baru ini tanggung puluhan kali lebih hebat
dari aku, bukan sengaja mau merendahkan diri sendiri namun
kenyataan memang demikian, Pertama pangcu yang satu ini
masih muda dan gagah, usianya belum ada tiga puluh namun
namanya sudah menggetarkan Bulim. Kedua. Pangcu yang
satu ini dari keturunan keluarga silat yang kenamaan ayahnya
adalah tokoh Bulim tingkat tinggi yang terpandang, Ketiga
diapun pernah mendirikan pahala besar bagi nusa dan bangsa,
untuk ini saja cukup mengetuk sanubari kita semua."
Baru sampai disini dia bicara, hadirin sudah tidak sabar lagi,
dari sana sini banyak orang bertanya: "Siapa" Siapa?"
Tengah Hong-lay-mo-ii menduga2 siapa kiranya tokoh
Bulim yang benar2 memiliki tiga syarat yang diuraikan H0ng
Hwe-liong iLli. tiba2 Siau-g0-kan-kun berbisik ditelinganya:
"Kalau kau laki2, kau cocok benar dengan ketiga syarat itu,
kau boleh menjadi Kaypang Pangcu,"
Disana terdengar Hong Hwe-liong meninggikan suaranya:
"Kalian ingin tahu siapakah
sebenarnya calon pangcu bapu" Rapat besar kita hari ini
ada mengundang seorang tamu Agung, seorang tamu agung
yang melanggar kebiasaan kita untuk mengundangnya,
tentunya hadirin sudah tahu akan Kongsun-cianpwe" Silakan
Kongsun-cianpwe tampil kemuka untuk bertemu muka dengan
hadirin." Sudah tentu Kongsun In melengak keheranan, katanya:
"Lho, aku ini kan tua bangka yang merangkak keliang kubur?"
Cu Tan-ho tertawa, katanya: "Sudah tentu kami tidak
berani merendahkan derajat Lo-cianpwe untuk menjabat
Pangcu kita, Tapi sebelum Pangcu yang baru menduduki
jabatannya, betapapun mohon Lo-cianpwe suka tampil
berhadapan dengan murid2 Pang kita, Karena kau orang tua
adalah tokoh yang terpandang dan dipuja oleh pangcu kita
yang baru."
Nama Kongsun In memang sudah dikenal baik oleh seluruh
hadirin, serempak mereka berdiri untuk menyambut
kehadirannya sebagai tanda kehormatan kepadanya, Terpaksa
dengan diliputi rasa curiga K0ngsun Ki tampil kedepan
panggung beruntun dia ber-soja seraya berkata: "Banyak
terima kasih, tidak berani aku menerima kehormatan ini."
Setelah suasana tenang kembali baru Hong Hwe-Liong
melanjutkan: "pangcu baru yang hendak kita junjung adalah
putra tunggal Kongsun-cianpwe, yaitu Siang-keh-po Pocu
Kong-sun Ki Kong_sun Tayhiap yang selama puluhan tahun
belakangan ini menggetarkan Kangouui."
Sudah tentu seluruh hadirin menjadi tertegun keheranan
dalam uiaktu singkat keadaan menjadi sunyi senyap, jarang
orang tahu keburukan Kongsun Ki, terutama berkomplot
dengan orang2 jahat menjadi kaki tangan bangsa Kim malah
menjadi menantu raja segala, tapi sepak terjang Kongsun Ki
yang sesat dan nyeleweng selama di Siang-keh-po sudah
banyak diketahui orang, maka tidak bisa tidak mereka sama
tertegun heran. Tapi demi memberi muka kepada Kong-sun
In, sementara mereka tiada yang bersuara.
Kongsun In sendiripun merasa diiuar dugaan, katanya
kebingungan "Mana boleh" Mana boleh terjadi?" tapi dalam
keadaan mendesak dan mendadak ini, tidak leluasa dia
membuka kedok dan memaki putranya dihadapan orang
banyak. Ada beberapa murid Kaypang yang berdarah panas tak
tahan segera berseru dengan membesarkan nyali: Bahwa
Kongsun-siaupocu memang muda dan gagah, tapi dia orang
luar mana boleh jadi pangcu kita?"
Hong Hwe-liong gelak2, katanya: "Kongsun Sute adalah
murid yang baru saja diterima jadi murid cu-susiok.
Memangnya demi kejayaan dan kelangsungan hidup pang
kita, terpaksa mengundangnya menjadi anggota Pang kita,
Kongsun sute, silahkan keluar berhadapan dengan sesama
saudara." Baru sekarang murid2 Kaypang mengerti, kenapa Hong
Hwe-liong tadi mengatakan Cu-tianglo jangan sungkan-
Kiranya Kongsun Ki adalah muridnya yang baru dia angkat,
Demikian pula Hong-lay-mo-ii baru mengerti, bahwa H0ng
Hwe-liong dan Cu Tan-ho mengundang gurunya sebagai tamu
agung untuk menghadiri rapat besar Kaypang ini adalah hanya
untuk memperkokoh kedudukan Kongsun Ki belaka, Dengan
meminjam wibawa dan ketenaran Kongsun In, untuk
mengurangi rasa sirik dan pertentangan murid2 Kaypang
terhadap Kongsun Ki.
Hanya Kongsun In sendiri yang masih bingung keheranan,
bahwa untuk memilih seorang Pangcu betapa penting arti
keseluruhannya? apa lagi dia sudah tahu karakter dan
martabat putranya, sudah tentu satu sama lain hal saling
bertentangan. Setelah Hong Hwe-liong perkenalkan calon Pangcu baru, Cu
Tan~ho tidak perlu sungkan2 tagi, maka dengan bangga dan
senang dia berkata: "Murid yang baru saja diangkat lantas
menjadi Pangcu memang belum pernah terjadi, Tapi demi
mempertahankan kejayaan dan kebesaran pang kita, perlu
pejabat pangcu yang benar2 setimpal dengan kedudukan
tinggi ini. terpaksa harus melanggar kebiasaan, Kongsun Ki
keturunan dari keluarga kenamaan, memiliki ilmu siiat dari
pelajaran dua aliran besar guru silat, usianya belum cukup tiga
puluh lagi. tiba saatnya besar kemampuan dan kegagahannya.
Disaat Pang kita justru memerlukan angin baru dan
membuka lembaran sejarah yang lebih gemilang maka
pantaskan kalau kita dipimpin oleh seorang pangcu yang
masih muda, Hong-sutit sendiri sependapat dalam hal ini,
maka kita menerimanya masuk anggota, Sedang Losiu
terpaksa tak bisa menolak pengangkatan guru ini meski
kurasa diriku sendiri kurang becus."
Setelah Hong Hwe-liong dan cu Tan-ho berpidato panjang
lebar, dibauiah sorot pandangan hadirin Kongsun Ki pelan2
tampil kedepan. Tampak dia sudah ganti pakai baju tambalan
seperti kaum jembel umumnya, tangannya menenteng Pakkau-
pang, langsung menuju kedepan Cu Tan-ho.
"Pergilah temui ayahmu lebih dulu." kala Cu Tan-ho.
Setelah memberi hormat kepada Cu Tan-ho serta
mengiakan Kongsun Ki lalu mendekati Kongsun In ti~ba2 dia
tekuk lutut dengan air mata mengembeng, teriaknya: "Ayah."
lalu berkata lebih lanjut: "Anak tidak berbakti selama beberapa
tahun ini tak bisa melayani ayah, harap ayah mengampuni."
Sebetulnya Kongsun In sudah tidak mengakuinya sebagai
anak, namun melihat putra
tunggalnya mi berlutut didepannya dengan air mata berkaca2,
kecut juga sanubarinya tapi sikapnya tetap dingin:
"Jadi kau tahu juga tidak berbakti" Coba tanya kepada dirimu
sendiri apa kau setimpal menjadi Pangcu Kay-pang"
Kongsun Ki pura2 kebingungan dan ter-sipu2 tak berani
menjawab, Cu Tan_ho segera menimbrung: "Agaknya
Kongsun-cianpwe rada salah paham terhadap sepak terjang
Putramu masa lalu, yang benar dia mempunyai kesulitan yang
sukar dijelaskan, Aku berani tanggung dia pasti bukan tidak
berbakti, kalau tidak masakah kita mengangkatnya menjadi
pangcu kita?"
Sudah tentu ucapan Cu Tan-ho menambah bingung


Pendekar Latah Karya Liang Ie Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kongsun In dan dipaksa untuk percaya, batinnya: "Apa benar
dalam hal ini ada latar belakang yang tidak ku-ketahui" Siaugo-
kan-kun berbisik: "Kongsun Ki pintar juga main sandiwara."
"Perlukah kita tampil m:mbuka kedoknya?" "Tunggu lagi
sebentar."
Baru saja Kongsun In hendak minta penjelasan Cu Tan-ho
yang lebih terperinci tahu2 suasana menjadi ribut lagi,
Ternyata dua murid Kaypang kantong tujuh lari datang
memberi laporan kepada Hong Hwe-liong: "Lapor Hiangcu, Bu
Su-tun dan beberapa tamu datang, kita berusaha
merintanginya, tapi Bu Su-tun berkukuh hendak hadir dalam
rapat besar ini, kita tidak enak pakai kekerasan. Bagaimana
kita harus bertindak harap Hiangcu memberi putusan."
Cu Tan-ho mendengus hidung, katanya: "Masih ada muka
Bu Su-tun datang ke Kaypang pula" Hm, lekas ring..." sebelum
dia mengatakan ?"ringkus dia", Hong Hwe-liong sudah
menyela: "Susiok tak usah marah2- coba tanya dulu siapa saja
tamu2 yang lain itu?"
Kedua murid Kaypang segera memberi keterangan;
"Mereka adalah S0ng Kim-kong, Toh Eng-liang, Sat_si-sianghiong
dan Ceng-hay-sam-ma dan lain2-"
Cu Tan-ho tertawa dingin: "Bu Su-tun hendak main
kekerasan dengan bantuan orang2 luar" Hm, orang2 yang
diundangnya toh hanya kaum keroco belaka."
Kongsun In anggap tidak dengar perkataan Cu Tan-ho,
katanya keras: "Hm, kiranya Song Kim-kong dan Sat-iotoa
berdua juga datang" Beberapa kawan ini sudah dua puluhan
tahun tidak pernah ketemu, sungguh merindukan juga."
"Bahwa mereka adalah teman-2 baik ?ongsun Cian-pwe,
adalah pantas kita menyambutnya sebagai tamu." kata Hong
Hwe-liong, Membesi hijau muka Cu Tan-ho. namun dia tidak
bertingkah lagi.
"Ada sepatah kata entah patut tidak kuucapkan j" kata
Kongsun in. "Lo-cianpwe terlalu sungkan ada omongan apa si-lakan
berkata." sahut Hong Hwe liong.
"Terima kasih, Menurut aturan aku takkan berani
mencampuri urusan Pang kalian, tapi kupikir Pang kalian
sudah mengundangku sebagai tamu, maka tamu yang lain
seharusnya tidak boleh ditolak, Kenapa Bu Su-tun diusir dari
Pang kalian aku tidak tahu, Tapi dia kemari sebagai tamu,
menurut aturan Kangouw seharusnya dipandang sama rata."
Maka bertanya Hong Hwe-liong kepada kedua murid
peronda tadi: "Apa saja yang dikatakan Bu Su-tun kepada
kalian?" "Bu Su-tun bilang walau dia diusir dari perguruan, Tapi Lopangcu
tetap adalah gurunya berbudi. Waktu Lo-pangcu
meninggal masih tetap mengakui dia sebagai murid. Rapat
besar hari ini disamping memilih pangcu baru sekaligus untuk
memperingat gurunya, maka sebagai tamu atau sebagai bekas
murid, pendek kata kedatangannya tidak boleh ditolak."
"Kupandang baktinya terhadap perguruan Cu~tianglo
bagaimana menurut..."
"Soal perguruan jangan disebut lagi Anggap saja dia
sebagai tamu dan layani ala kadarnya," sahut Cu Tan-ho
uring2an. Segera dia menambahkan: "Semua ini karena kita
pandang muka Kongsun Cian-pwe-"
Kongsun In tertawa tawar, katanya: "Wah, banyak terima
kasih." Tengah mereka bicara, Song Kim-kong beriring dengan Bu
Su-tun sudah mendatangi murid2 Kaypang yang bertugas
menyambut tamu meladeni song Kim-kong dan lain hanya Bu
Su-tUn didiamkan saja.
Melihat kehadiran dan dandanan Kongsun Ki, Bu Su-tun
melengak diluar dugaan, namun dia tak sempat banyak
urusan, langsung dia menghampiri Hong Hwe-liong dengan
laku hormat dia menyapa; Toa-suko, sengaja siaute
menghaturkan selamat kepadamu.
Dengan suara hidung yang berat Hong Hwe-liong
mengiakan ala kadarnya, Cu Tan-ho justru berubah mukanya,
bentaknya bengis: "Bu Su-tun, kau sudah diusir dari Pang,
punya hak apa kau masih Panggil Suko mengaku adik segala
dengan Hiangcu kita?"
"Hari ini Pangcu baru mewarisi jabatan, aku justru kemari
untuk mencuci bersih perkaraku yang tiada juntrungannya.
kuharap Pangcu baru dapat menarik balik keputusan semula-"
demikian sahut Bu Su-tun.
Hong Hwe-liong berkata: "Kalau begitu pergilah kau bicara
dengan Pangcu baru, tak usah banyak omong dengan aku."
Bu Su-tun kaget, tanyanya: "Siapakah Pangcu baru?"
Cu Tan-ho segera mendahului bicara; "Siapa Pangcu baru
tiada sangkut pautnya dengan kau, perkara ini sudah
diputuskan dengan bukti2 nyata, apa pula yang harus
diperdebatkan?"
"Sudah tentu aku punya banyak2 bukti untuk menyangkal
tuduhan se-mena2 baru berani kemari, menurut aturan Pang,
aku punya hak dan harus diberi peluang untuk membela diri
didalam rapat besar Pang kita ini."
Song Kim-kong dan Sat-Iotoa berkata bersama; "Kita
sengaja kemari untuk memberi selamat kepada Pangcu kalian
yang baru, entah Pangcu kalian sudi memberi muka kepada
kami?" sebagai tamu ingin menemui Pangcu, adalah jamak,
tuan rumah tidak bisa menolak.
Terpaksa Cu Tan-ho menjawab Samar2: "Pangcu baru
sudah ditunjuk, cuma belum menerima jabatan secara resmi
Silakan kalian tunggu sebentar."
Selagi Cu Tan-ho me-nimang2 apa perlu dia keluarkan
perintah untuk menangkap atau mengusir Bu Su-tun. Bu Sutun
sudah bertanya lebih lanjut: "pangcu baru sudah
ditentukan tiada gunanya dirahasiakan kenapa kalian tidak
memberi kesempatan aku bicara sama dia?"
Hong Hwe-liong kertak gigi, katanya: ?"Baiklah, kalau kau
mendesak biar kuberitahu kepadamu Pang cu kita yang baru
adalah Siang-keh-po Pocu, Kongsun Ki Kongsun Tayhiap yang
namanya menggetarkan kalangan Kangouw, Dia adalah murid
Cu-tianglo yang baru saja diterimanya menjadi anggota Pang."
Sekilas Bu Su-tun meienggong, tiba2: "Hahaha ..." dia
tertawa tiga kali. "Keparat Apa yang kau tawakan?" hardik Cu
Tan-ho. Sorot mata Bu Su-tun yang tajam berwibawa beralih kearah
Kongsun Ki, kembali dia gelak2 sambil mendongak, serunya;
"Tayhiap" Pocu" He, he he, Ha, ha, ha. Kalian luPa untuk
menambahkan sebuah julukan lagi kepada Kongsun Ki."
"Apa2an maksud perkataanmu ini?" sentak Hong Hweliong,
"Memangnya kau belum tahu" Kongsun Ki adalah babah
mantu dari raja negeri Kim?"
Bagai mendengar guntur ditengah hari bolong, seluruh
hadirin menjadi gempar dan ribut.
Berdiri alis Bu Su-tun, sorot matanya berkilat, bentaknya
dengan bengis: "Kau menjadi antek negeri Kim, sudah
menjadi musuh umum rakyat negeri Song kita, mana boleh
menjadi Kaypang Pangcu?"
"Tutup mulut," hardik Cu Tan-ho, "Kularang kau memfitnah
orang disini." telapak tangannya terus di-ayun, maksudnya
hendak mendorong mundur Bu Su-tun.
Bu Su-tun tetap berdiri tidak bergeming, katanya dingin:
"Cu-tianglo, kau benar2 tidak tahu atau pura2 tidak tahu" Kau
harus tahu, jikalau babah mantu raja negeri Kim menjadi
pangcu Kaypang, bukan saja Kay pang bakal celaka, seluruh
lapisan kaum persilatan akan mengalami akibatnya pula,
semua insan didunia ini takkan membiarkan kesalahan ini
berlangsung. Kau adalah Susiokku, aku tidak akan bergebrak
dengan kau. Tapi kalau kau tetap hendak melindungi murid
pengkhianat ini, mengusirku lagi. terpaksa aku tidak
mengindahkan omonganmu lagi."
Cu-sa-ciang yang diyakinkan Cu Tan-ho dulu pernah juga
menjagoi Kangouui, namun pukulannya tadi sebelum
menyentuh badan Bu Su~tun Sudan terasa adanya tenaga
kuat laksana tembok membendung pukulannya. Insaf
kepandaian Bu Su-tun memang sudah tinggi, bercekat hati Cu
Tan-ho. Demi Gengsi dan pamornya terpaksa dia tarik kembali
pukulannya. Bahwa seluruh hadirin sedang gempar dan ribut Kongsun Ki
sendiri justru tenang2 saja, Katanya tawar: "Coba kalian pikir
ayahku berada disini, jikalau benar aku jadi antek musuh,
masakah aku berani menemui ayahku" Hong-suheng, kalian
percaya dia tunduk bukan"
jikalau asal usulku kurang jelas, masakah Hong-suheng
terima mengalah memberikan jabatan Pangcu ini kepadaku"
Tapi aku tidak akan menyalahkan Bu Su-tun, dia sendiri ingin
jadi Pangcu, sudah tentu dia harus mencercah aku.
Yang benar, aku sendiri sih tidak begitu besar hasratku
untuk jadi Pangcu, yang terang Bu su-tun adalah murid yang
diusir dan berkhianat terhadap Pang kita, dia pandai bicara
dan melontarkan tuduhan dan fitnah kepadaku Maka diapun
tidak setimpal untuk menduduki jabatan pangcu ini."
0rang2 yang tidak tahu seluk beluknya persoalan merasa
ucapan Kongsun Ki beralasan terutama dia menampilkan
ayahnya, maka banyak orang yang tun duk dan percaya akan
obrolannya. Tapi duduk perkaranya yang sebenarnya belum
dibikin jelas, sulit diperdebatkan akhirnya keributan tebang
kembali Kongsun In sendiri setengah percaya setengah curiga
melihat sikap putranya yang tenang, diapun bungkam saja.
Bu Su-tun mencak2 seperti kebakaran jenggot baru saja dia
hendak membongkar kejahatan dan dosa Kongsusi Ki, cu Tanho
sudah angkat bicara: "Benar, Bu Su-tun adalah murid
pengkhianat Pang kita, hari ini dia datang bukan sebagai
tamu, berani menghina dan memfitnah Pangcu kita dan
mencampuri urusan Kaypang, tamu sekasar dan jahat seperti
ini, Kay-pang takkan sudi melayang Bu Su_tun kau pergi
tidak?" Karena perintah Cu Tan-ho, delapan murid besar Kaypang
segera merubung maju mengepung Bu Su-tun. jelas
perkelahian takkan bisa terhindar lagi, ti~ba2 terdengar
sebuah suara nyaring merdu berkata: "Nanti dulu Aku bisa
membuktikan bahwa Bu Su-tun bukan murid pengkhianat."
Tampak dua bayangan orang bagai burung terbang
meluncur ketengah gelanggang, yang
depan Hong-iay mo-li dibelakangnya adalah Siau-go-kankun.
Melihat kedatangan H0ng-Iay-mo-li bergetar jantung
Kongsun Ki, air mukanyapun berubah, tapi perubahan ini
hanya sekejap saja, lekas sekali dia sudah pulih pada sikapnya
yang tenang penuh keyakinan.
Hong-lay-mo-li langsung menghadap gurunya lebih dulu.
saking senang, Kongsun In sampai ber-kaca2 matanya,
katanya: "Yau-ji, kau baru datang" Baik sekali kedatanganmu
Aku sedang kebingungan karena tidak tahu seluk beluknya,
ada berita apa yang kau tahu lekas katakan."
Seluk beluk yang dimaksud Kongsun in adalah persoalan Bu
Su-tun dengan Kongsun Ki melihat gurunya menangis, tak
enak hati Hong lay-mo-li, hatinya membatin: "Biarlah
kejahatan Kongsun Ki dibongkar oleh Bu Su-tun, aku cukup
menjadi saksi saja."
Kedudukan Hong-lay-mo-li dan Siau-go-kan-ku cukup
dikenal oleh seluruh anak murid Kaypang, maka begitu
mereka masuk gelanggang, suasana ribut tadi seketika sirap,
semua penting mata lebar2 menunggu perubahan yang bakal
terjadi selanjutnya.
Dengan kehormatan menyambut tamu agung, Hong Hweliong
terima kedatangan Hong-lay-mo-li, katanya dingin: "Liu
Lihiap, cara bagaimana kau bisa membuktikan dan menjadi
saksi Bu Su-tun?"
Nyata Cu TVn-ho lebih keras, tanpa sungkan segala,
katanya: "Liu Lihiap, Kau adalah Lioklim Beng-cu. Loklim dan
Kaypang biasanya seumpama air sumur dan air sungai
Kaypang mengadakan pembersihan kedalam, adalah
persoalan intern Kaypang, orang luar mana boleh jadi saksi
segala?" "Orang yang menjadi saksi akan kebersihan Bu Su-tun
sebetulnya adalah Lo-pangcu kalian
yang terdahulu, jadi bukan aku" demikian debat Hong-laymo-
li, "Soal pembersihan kedalam perguruan adalah urusan
intern kalian, dan aku hanya mewakili Lo-pangcu Pang kalian
untuk menjelaskan duduk Persoalan yang sebenarnya. Nanti
setelah kuterangkan jikalau kalian tetap berpendapat Bu Sutun
harus diusir dari Pang, itu adalah urusan kalian."
Hong Hwe-liong sudah mendapat firasat bahwa Hong-laymo-
li agaknya sudah tahu akan rahasia itu, sebagai orang
yang menjadi biang keladi dalam Persoalan ini, menjadi ciut
nyalinya, maka dia mundur ke-samping tak banyak tingkah
dan bicara lagi. Cu Tan~ho sendiri menjadi Bungkam setelah
Hong-lay-mo li ajukan dirinya sebagai wakil suhengnya Lopangcu
yang terdahulu, terpaksa diapun minggir kesamping,
mendapat kesempatan Hong-iay-mo-li iantas keluarkan Pakkau-
pang itu serta diangkatnya tinggi, serunya lantang:
"Tentunya hadirin tahu Pak-kau-pang ini adalah miilik Ha
Tianglo kalian, sebetulnya Ha Tiang-lo mengutus muridnya
Kiong Hou bawa Pak-kau-pang ini untuk menjadi saksi Bu SuTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com
tun, sayang ditengah jalan Kiong Hou berlima dicegat jago2
Kim dan akhirnya menemui ajalnya semua, Hari itu kebetulan
aku lewat dan berhasil merebut Pak-kau-pang ini dari tangan
musuh, Silakan kalian lihat, didalam bambu ini ada
tersembunyi rahasia."
Sampai disini, tiba2 "Serr" sejalur angin dingin melesat
datang, untung Siau-go-kan-kun berdiri didepan panggung,
lekas dia kebaskan kipasnya seraya membentak: "Siapa yang
membokong" ' itulah ilmu tutuk jarak jauh, tenaga jari
menimbulkan angin dingin, bisa melukai orang tanpa sikorban
menyadari terlebih dulu.
Dengan kebasan kipasnya Siau-go-kan-kun berhasil
gagalkan bokongan orang, namun diapun
merasa dingin mengigil keruan hatinya heran bukan maim
Kongsun Ki dan Cu Tan-ho jelas tidak menunjukkan gerak
gerik yang mencurigakan dihadapan umum terang takkan
berani bertingkah Lalu siapakah si pembokong ini"
Sebaliknya Hong-lay-mo-li tahu siapa pembokong dirinya
ini, namun mengingat persoalan Bu Su-tun lebih penting maka
persoalan ini dia kesampingkan lebih dulu.
Maka Hong-lay-mo-li keluarkan surat rahasia dari dalam


Pendekar Latah Karya Liang Ie Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bambu, serta dibeber dan dibaca dengan keras. Waktu dia
membaca sUrat peninggalan dari Ha Tiang-io K0ngsun In
maju mendekat didepan panggung melindungi
keselamatannya-
Seperti diketahui surat itu berisi dua titik persoalan penting,
pertama menjelaskan tugas penting Bu Su-tun untuk
menuntut balas sakit hati keluarga dan negara atas
perintahnya (Siang Gun-yang), menyelundup ke Gi-lim-kun
negeri Kim dan berusaha membunuh Wanyan Liang.
Kedua, tahu ajalnya sudah dekat maka ia meninggalkan
pesan menyatakan bilamana Bu Su-tun kelak berhasil dengan
jasa2nya yang besar, kedudukan Pangcu harus diwariskan
kepada Bu Su_tun" setelah membaca habis Hong-lay-mo-li
angsurkan surat itu kepada Hong Hwe-liong, "katanya;
"Silakan tunjukan kepada para Hiangcu, Thosu dan Tongcu
Pang kalian, coba periksa apa benar ini tulisan asli Lo-pangcu
kalian?" Dibawah kesaksian sekian banyak hadirin ada K0ngsun in
disamping pula Hong-lay-mo-li yakin Hong Hwe-liong dan Cu
Tan-ho takkan bernyali besar berani merobek atau
menghancurkan surat peninggalan Siang-Iopangcu.
Muka Cu Tan-ho membesi hijau Hong Hwe-liong hanya
tertaWa getir yang dipaksakan, ia terima surat itu seraya
berkata: "Benar, memang surat ini tulisan tangan guru -
(Lo-pangcu) para hadirin sudah mendengarnya dengan
jelas, kukira tak perlu diperlihatkan kepada mereka lagi."
Setelah membuktikan kebenaran surat peninggalan
gurunya Hong Hwe-liong lantas menghampiri Bu Su-tun,
katanya: "Bu~sute aku tidak tahu bila kau mendapat tugas
rahasia dari Suhu. harap Hiante suka ma afkan kesalahanku!"
"Kalau demikian Hong-suheng sudi menarik balik putusan
semula dan merehabilitir nama dan kedudukanku didalam
Kaypang" Perlu kunyatakan lebih dulu, aku hanya ingin
kembali keharibaan Kaypang, tiada niatku kembali merebut
jabatan pangcu."
"Bahwa Bu-sute bekerja karena perintah, jadi bukan
mendurhakai negara dan bangsa menyerah kepada musuh,
sudah tentu boleh kembali ke Kaypang, Soal jabatan pangcu,
kita boleh mencari cara lain untuk memutuskannya."
Hanya belasan orang tokoh2 Kaypang saya yang tahu akan
perihal Bu Su-tun membunuh Wanyan Liang tapi karena waktu
itu Cu Tan"ho dan Hong Hwe-liong mengatakan batok kepala
itu palsu, maka mereka pun tak berani percaya bahwa batok
kepala itu adalah tulen.
Maklumlah sebagai seorang raja yang dilindungi puluhan
laksa Pasukannya betapa gampang untuk membunuh Wanyan
Liang" Maka merekapun curiga bahwa BU Su-tun memang
mengatur muslihat untuk mengejar kedudukan belaka.
Dalam suasana masih ribut dari perdebatan para hadirin
Hong Hwe-liong kembali lompat
keatas pang-gung, katanya; "Persoalan Bu-sute sudah
beres, tak perlu diperdebatkan
lagi, Rapat besar hari ini yang penting adalah memilih calon
dan mengangkat pangcu baru."
sambutan dari bawah panggung amat ramai, ada yang
bilang: "Kabarnya Bu Su-tun yang membunuh Wanyan Liang
entah benar tidak" Kalau benar, maka dialah yang pantas
mewarisi kedudukan ini." tapi ada juga yang bilang: "Apakah benar
Kongsun Ki adalah babah mantu raja Kim" Kita tidak tahu, Cutianglo
bilang dia pernah mendirikan pahala besar, entah
pahala besar apa yang dimaksud" '
Ada pula yang berseru: "Keduanya sama2 punya tanda2
kecurigaan, demi mengurangi Perdebatan yang berteie2 lebih
baik biar Hong-hiangcu saja yang tetap meneruskan jabatan
Pangcu ini, bukankah lebih gampang dan tepat"
"Kongsun Sute," kata Hong Hwe-liong. "tibalah saatnya kau
angkat bicara."
Ditengah keributan orang banyak dengan gesit Kongsun Ki
lompat naik keatas panggung katanya lantang: "Harap hadirin
tenang sebentar, biarlah aku nyatakan isi hatiku" dia kerahkan
Lwekang tingkat tinggi, mengantar suaranya kedalam kuping
seluruh hadirin dekat maupun jauh, murid2 Kaypang yang
hadir berkantong lima tingkat kepandaian mereka sudah kelas
satu, maka suara Kongsun Ki seketika membuat sirap seluruh
keributanTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com
Dengan kalem dan antap Kongsun Ki mulai berpidato: "Aku
sebagai murid baru yang belum punya pengalaman dan bakat,
kedudukan pangcu jelas aku tidak berani menjabatnya, Tapi
tadi sudah disiarkan tuduhan yang menyangkut nama baikku,
terpaksa aku harus membela diri, Harap tanya Bu-suheng, kau
katakan aku babah mantu raja negeri Kim, entah putri ra-ja
yang mana menjadi istriku?"
"Putri itu jelas sudah cukup diketahui oleh seluruh hadirin.
Dia bukan lain adalah Giok-bin-yau-hou yang nama busuknya
sudah terkenal dikaiangan Kang~ouui, nama aslinya adalah
Jilian Ceng-poh, Giok bin-yau-hou semula adalah putri salah
seorang Komandan Gi-lim-kun dari negeri l_iau, sejak
negerinya musnah dan dicaplok negeri Kim maka putrinya itu
diangkat oleh Wanyan Liang sebagai putri angkatnya."
"O, kiranya perempuan siluman yang busuk itu?" serempak
orang2 dibawah panggung mulai mencaci maki kebusukan
Giok-bin-yau-hou. Malah ada orang yang pernah melihat
Kongsun Ki memang bergaul intim dengan Giok-bin-yau-hou,
tak tahan segera angkat suara tanyanya:
"Kongsun Ki, sebetulnya apa hubunganmu dengan
perempuan siluman itu" Kertapa kalian pernah gaul intim"
Lekas bicara terus terang."
Sikap Kongsun Ki tenang dan wajar, katanya kalem:
"Benar, Giok-bin-y0u-h0u adalah istriku yang kedua memang
aku pernah diangkat jadi babah mantu raja negeri Kim, Tapi
hadirin harap tenang dan sabar, jangan marah, biar
kuterangkan alasanku." 0rang2 dibawah Panggung sama
membentak: "Alasan apa?" "Alasan apa?"
Setelah menelan liur Kungsun Ki lantas melanjutkan: "Nah
Giok-bin-yau hou berada disini, apakah hadirin ingin
melihatnya?"
Seketika orang2 dibawah panggung yang kenal dan pernah
melihat Giok-bin-you-hou celingukan, tapi kecuali Hong-layTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com
mo-li terang tiada perempuan kedua yang hadir, kembali
orang banyak bertanya beramai2: "Dimana" Dimana?"
Kongsun Ki ter-loroh2 panjang, katanya: "Nih, berada
disini," tiba2 dari buntaian yang dipanggul dipunggungnya dia
keluarkan sebuah batok kepala manusia terus diacungkan
dihadapan orang banyak-
"Silakan dilihat tegas aPakah ini benar batok kepala Giokbin-
yau-hou" Aku sendirilah yang membunuhnya." batok
kepala ini pernah direndam dengan air obat, sehingga
mengkeret kecil sebesar kepelan tangan, namun bentuk
rupanya masih tetap hidup seperti sedia kala. orang2 yang
pernah melihat muka Giok"bin-yau-h0u masih mengenalnya
baik- Sydah tentu permainan Kongsun Ki ini bukan saja membuat
hadirin melengak heran sampaipun Hong-lay-mo-lipun merasa
diluar dugaan, tak nyana Kongsun Ki tega turun tangan keji
membunuh Giok-bin-yau-hou, sungguh mengkilik ngeri bulu
kuduknya. Pelan2 Kongsun Ki letakan batok kepala itu dipinggir
panggung, lalu katanya lebih lanjut dengan takabur:
"Hendaklah hadirin suka mengerti" Balnya aku sudi
mempersunting Giok-bin-yau-hou karena dia diangkat sebagai
tuan putri oleh raja negeri Kim, salah satu putri angkatnya
yang paling disayang lagi, hanya menjadi babah mantu raja
negeri Kim baru aku ada kesempatan mendekati Wanyan
Liang" Selanjutnya Cu Tan-ho menambahkan "Tadi aku bilang
Pangcu baru ada mendirikan pahala besr-r bagi nusa dan
bangsa, maksudku adalah persoalan ini. Setelah pertempuran
di Jay-ciok-ki dari kota raja negeri Kim tiba2 tersiar kabar
bahwa Wanyan Liang tiba2 mati, rahasia kematiannya sudah
tersiar luas, dan siapakah pembunuh Wanyan Liang" Yaitu
Kongsun Ki."
Obrolan kedua pihak memang masuk diakal, orang-orang
yang tidak tahu seluk beluknya mau saja percaya dan anggap
jelas sudah duduknya perkara, serem-pak banyak yang
bersorak dan memuji akan tindakan Kongsun Ki.
"Kongsun Sute berhasil membunuh Wanyan Liang, jasanya
besar, maka dia pantas menerima jabatan pangcu sesuai
dengan pesan Lo-pangcu. Tentunya hadirin tiada yang
menentang lagi?"
Kongsun Ki pura2 bersikap rikuh dan bingung, katanya
goyang tangan: "Tujuanku hanya memberikan keterangan
yang sesungguhnya untuk mencuci nama baikku sajai soal
jabatan pangcu segala, terus terang aku tidak berani
menerimanya."
Semakin dia menolak semakin besar tekad para kajem
(kaum jembel) itu mengangkat dirinya, maka beramai2
mereka berseru: "Siapa membunuh Wanyan Liang, dialah
yang menjadi Pangcu, itulah pesan terakhir Lo-pangcu,
merupakan permintaan kita pula, Begitulah aturan dan
ketentuannya, tak usah ditolak lagi-"
Kalau hadirin tidak tahu duduk persoalannya, sebaliknya
Hong-lay-mo-li palinig jelas akan seluk beluk atau liku2
persoalan rumit ini. Setelah suasana rada tenang segera dia
tampil kedepan dan membentak bengis;
"Kongsun Ki, kau... kau tidak tahu malu, apa benar Wanyan
Liang kau yang membunuh?"
"Sumoay, kau, kenapa kau berkata demikian" Me_mangnya
siaPa yang membunuh Wanyan Liang kalau bukan aku?"
Kongsun In justru lebih percaya kepada Hong-lay-mo-li,
seketika pucat mukanya, hampir saja amarahnya meledak, cu
Tan~ho berada disampingnya, lekas dia membujuk:
"Kongsun-cianpwe, murid memang dekat tapi anak lebih
dekat, jangan kau hanya Percaya sepihak saja." mendengar
ucapan Cu Tan-ho serta melihat mimik muka Kongsun Ki
seperti penasaran hatinya menjadi bimbang, mulutnya yang
sudah terbuka hendak memaki ditelannya kembali, batinnya
'Apakah didalam persoalan ini masih ada salah paham
lainnya" Biar kudengar apapula yang hendak dikatakan
binatang ini?"
Karena ditanya oleh Kongsun Ki, demi menegakkan
kebenaran lagi, maka Hong-lay-mo-li tidak hiraukan hubungan
sesama saudara seperguruan segala-
Dengan suara tegas dan tandas dia berkata: "Bu Su-tunlah
yang membunuh Wanyan Liang, aku sendiri yang
menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri."
Laksana meliihat batu hancur dan bumi merekah seluruh
hadirin menjadi gempar mendengar ucapan Hong-lay-mo-li-
Kongsun Ki dan Bu Su-tun sama2 mengakui sebagai
pembunuh Wanyan Liang, jelas satu diantara kedua orang ini
ada yang membual.
Tapi menurut situasi dan keadaan lebih masuk diakai bila
Kong-sun Ki sebagai babah mantu Wanyan Liang mempunyai
banyak peluang untuk membunuhnya. Tapi Hong lay mo-li
memberi kesaksian pula bahwa Bu Su-tun yang membunuh
Wanyan Liang, sebagai Loklim Beng-cu, jelas Hong-lay-mo-li
tidak ada paedahnya berbohong didalam hal ini" Sudah tantu
hadirin semakin bingung dan tenggelam dalam pemikiran yang
tidak menentu, maka tiada orang yang bsrsuara-
Kongsun Ki bersikap tenang, katanya; "o, kau sendiri ada
menyaksikan" Aneh sekali kalau begitu Sumoay, harap tanya
dimana kau pernah melihatnya?"
"Diatas sebuah puncak di Jay-ciok-ki- Disanalah tempat
pangkalan pusat Wanyan Liang mendirikan kubu2nya-"
"Bagaimana keadaan waktu itu?" tanya Kongsun Ki.
"Kaum genlya dibagian utara bergabung dengan pasukan
Song yang menyebrang sungai menggempur kedudukan pusat
pangkalan musuh, Akhirnya Wanyan Liang melarikan diri
ditengah2 kancah pertempuran itulah Wanyan Liang terbunuh
oleh Bu Su-tun, Waktu itu Bu Su~tun masih sebagai salah
seorang perwira tinggi dari pasukan Gi~lim-kun mereka, selalu
berada disekitar raja negeri Kim itu."
"Oi jadi terbunuh ditengah kancah pertempuran" Kalau
demikian orang2 pihak kalian belum menyandak Wanyan
Liang bukan" Kalau tidak buat apa harus Bu Su-tun sendiri
yang turun tangan dengan menyamar jadi perwira Gi-lim-kun
segala." "Memang kita belum menyandaknya, tapi aku sendiri
melihat jelas, Wanyan Liang yang berpakaian kebesaran itu
terpanah dulu oleh bidikan Yalu Hoan-ih, lalu dari pasukan Gilim-
kun yang melindunginya itu lompat keluar seorang perwira
serta membacok kutung lehernya, Dan perwira itu bukan lain
adalah Bu Sutun, bukan kau."
"Sudah tentu aku bukan perwira itu, Tapi aku masih
menyangsikan kau tetap salah melihat orang," demikian debat
Kongsun Ki- Song Kim-kong, Toh Sng-liang dan lain2 waktu itupun hadir
dan ikut menyaksikan peristiwa bersejarah ini, tak tahan
serempak mereka berdiri tanpa bev-janji, katanya: "Apa yang
dituturkan Liu-Lihiap waktu itu, kamipun menyaksikan juga,
jikalau dia seorang salah lihat, masakah kita juga salah lihat?"
Cu Tan-ho batuk2, katanya peian2; "Bukan aku tidak
percaya terhadap Liu-bengcu dari Loklim, juga bukan tidak
percaya para Enghiong, namun kukira persoalan ini masih ada
tandas lain yang lebih mencurigakan."
Sebagai orang yang berdarah panas Song Kim kong segera
bertanya marah2: "Apanya pula yang harus dicurigai?"
"Didalam sejarah peperangan pernah terjadi, ra-ja2
mencari seorang duplikat lain yang berdandan dan
berperawakan serta berwajah mirip dirinya, disaat mengalami
bahaya duplikatnya itulah yang akan dijadikan korban,
sementara dia dengan selamat bisa meloloskan diri.
Demikian pula keadaan waktu itu, cara bagaimana kalian
berani memastikan orang yang terpenggal kepalanya oleh Bu
Su-tun itu memang benar-adalah Wanyan Liang sendiri?"
memangnya Cu Tan-bo pandai omong pintar berpidato,
diantara orang2 Kay pang yang hadir,
tingkat kedudukannya adalah yang paling tinggi pula,


Pendekar Latah Karya Liang Ie Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

semua anak murid Kaypang sama menjunjung dan
menghormatinya pula setelah mendengar penjelasannya, mau
tidak mau hadirin menjadi sangsi lagi, kembali suasana
menjadi ribut bisik2.
Akhirnya tidak tahan lagi Bu Su-tun sendiri angkat bicara:
"Waktu itu aku ada bawa kembali batok kepala Wanyan Liang
yang kupenggal kupersembahkan kepada Unsu, setelah UnSu
meninggal, batok kepala ini entah ada disimpan Hong-suheng
tidak" Kalau masih ada siiakan bawa keluar, tulen atau palsu
segera akan dibuktikan."
"Benar." timbrung Song Kim-kong, "Tidak sedikit yang hadir
pernah melihat Wanyan Liang, kita bisa membuktikannya bersama."
"Begitupun baik, memangnya sudah kuduga hati ini bakal
terjadi keributan." demikian kata Cu T\m-bo, "Maka
sebelumnya sudah kupersiapkan batok kepala itu sudah
dibawa kemari?"
Song Kim-kong girang, katanya: "Kalau batok kepala itu
masih disimpan, silakan keluarkan untuk kita lihat dan periksa
bersama." Hong Hwe-liong segera berseru: "Silakan tiga Hiangcu dari
Taytoh tampil kedepan untuk memeriksa bersama." di Taytoh
ibu kota negeri Kim pihak Kay-pang ada mendirikan cabang
yang dipimpin oleh seorang Hiangcu dan dua orang wakilnya,
Selama berkuasa Wanyan Liang menjadi raja empat belas
tahun lamanya sudah tentu ketiga Hiangcu ini semua
mengenalnya dengan baik.
setelah ketiga Hiangcu itu tiba didepan panggung, para
Enghiong yang hadirpun bersama2 merubung maju, baru Cu
Tan~ho keluarkan balok kepala itu serta berseru lantang;
"Harap kalian periksa dengan teliti, apakah ini batok kepala
Ulanyan Liang?"
Dengan seksama orang2 itu mengamati lekat2 bat0k kepala
ini memang mirip bentuk rupa Wanyau Liang, namun kulit
mukanya sudah kering dan berkeriput bentuknya sudah
menyerupai tengkorak, sudah tentu jauh berbeda dengan
wajah asli Wanyan Liang dimasa hidupnya, menurut penilaian
mereka hanya boleh dikata sedikit mirip saja.
Dengan demikian hal ini tergantung pada orang2 yang ikut
memeriksa untuk memberikan keputusannya, bisa
mengatakan benar tapi juga bisa saja menyangkal.
Sebetulnya dalam kalangan Bulim pada jaman itu sudah
sering dipakai racikan obat2an anti membusuk yang khusus
dibuat untuk mempertahankan bentuk mayat aslinya, Tapi
tatkala itu sudah empat bulan berselang sejak kematian
Wanyan Liang, sehingga Song Kim-kong dan kawannya
merasa ragu2 untuk menentukan putusannya.
Namun dengan mata kepala mereka sendiri mereka
saksikan Bu Su-tun memenggal kepala Wanyan Liang, tujuan
mereka hendak membantu Bu Su-tun, sehingga tidak terpikir
oleh mereka bahwa didalam hal ini Hong Hwe-liong dan Cu
Tan~ho ada memainkan peranan penting secara licik dan
nakal. Bu Sun-tun sendiri sebetulnya merasa curiga, karena dia
sendiri pernah merendamnya dengan air obat yang dia racik
sendiri secara rahasia, terang tak mungkin berubah begitu
rupa. setelah Song Kim-kong dan lain2 mundur kini tinggal
Hong-lay-mo-li dan ketiga Hiangcu yang masih berada didepan
panggung memeriksa batok kepala itu, Hong-lay-mo-li sendiri
ragu2, akhirnya dia berkata: "Batok kepala ini kukira kurang
benar." "Benar," ketiga Hiangcu bersuara bersama, "Liu Lihiap
sudah melihat jelas bukan" Batok kepala ini adalah palsu-"
Ketiga Hiangcu Kaypang ini biasanya jujur dan berjiwa
pendekar banyak dikagumi kaum persilatan maka semua
hadirin percaya akan apa yang di katakan. Maka suasana
kembali ribut Hong Hwe-liong segera lompat naik kertas
canggung pula, serunya: "Baiklah duduk persoalannya sudah
jelas, kini giliran Kongsun Ki. tadi kau katakan pernah
membunuh Wanyan Liang, kau dapat menunjukan bukti apa?"
Kongsun Ki segera menjawab: "Akupun memiliki batok
kepala Wanyan Liang." "Baiklah, lekas keluarkan dan tunjukan
kepada para hadirin untuk dibuktikan."
Dengan tingkah dibuat2 Kongsun Ki mengeluarkan sebuah
kepala orang dari buntalannya katanya: "Silakan periksa,
apakah ini yang asli atau Palsu-"
Seketika hadirin saling beradu pandang, ternyata batok
kepala orang yang dikeluarkan ini masih terpelihara baik sekali
mirip dimasa hidupnya, memangnya tidak salah batok kepala
Wanyan Liang- Ketiga Hiangcu Kaypang itu serempak berkata "Benar,
batok kepala ini memang tidak salah."
Hadirin diam dan suasana hening, kini giliran Hong-lay-moli
yang periksa batok kepala itu, namun dia mengulapkan
tangan, katanya: "Tak usah periksa lagi, memang ini yang
tulen." Membesi hijau muka Bu Su-tun, hatinya sakit seperti
disayat2- Hatinya sedih bukan lantaran dirinya terfitnah secara
penasaran sedih karena Susiok dan suheng yang biasa dia
h0rmati ternyata bersekongkol dan ada main dengan Kongsun
Ki. Kenapa mereka menukar yang asli menjadi palsu dan yang
palsu menjadi asli" Hanya ada satu penjelasan. Mereka sudah
menempuh arah sehaluan dengan Kongsun Ki, bersekongkol
dan terima menjadi antek kerajaan Kim. mengatur tipu
daya untuk merebut kedudukan Pangcu Kaypang, jelas bagi
Bu Su-tun. kini kedua opang ini bukan lagi susiok atau
Suhengnya, tapi mereka adalah musuhnya yang utama. Dan
hal ini merupakan ciri yang paling ditakuti dan amat
dikuatirkan oleh Kongsun Ki.
Cu Tan-ho bergelak tawa, katanya: "Sekarang persoalan
sudah jelas seluruhnya, tak perlu diperdebatkan lagi-"
Dalam pada itu Hong Hwe-liong yang berada diatas
panggung sedang bersuara: "Kini persoalan sudah terang
seluruhnya, sesuai dengan pesan Lo-pangcu dan atas
persetujuan seluruh saudara seperguruan adalah pantas kalau
minta Kongsun Sute menerima warisan jabatan
Sebelum "pangcu terucapkan, tiba2 Hong-lay-mo-li berseru
menyela: "Nanti dulu." Hong Hwe-liong melengak, tanyanya:
"Liu Lihiap, ada omongan apa?"
"Batok kepala yang dibawa Kongsun Ki memang tidak
salah, namun persoalan ini jelas kurang benar"
Berubah air muka Hong dan Cu berdua, menyingkir dari
sorot pandang Hong-lay-mo-li berkata Hong Hwe-liong dengan
suara rada gemetar: "Liu Lihiap, apa maksudmu?"
"Dalam pertempuran hari itu jelas Wanyan Liang tidak
membawa duplikat, malah disaat Wanyan Liang terbunuh
sudah lama Kongsun Ki melarikan diri."
Cu Tan-ho menjengek dingin, katanya: "Pertempu-ran
segaduh itu, umpama kata kau melihat jelas" Kalau Kongsun
Ki waktu itu tidak disana, lalu dari mana dia memperoleh
batok kepala ini?"
Hong-lay-mo-li tertawa dingin, katanya; "Justru untuk hal
ini aku mohon keterangan
dari kalian berdua."
Menghijau kaku muka Cu Tan-ho, katanya mendelik Honglay-
mo-li: "Liu Jing-yau, bicaralah terus te rang saja."
"Cu-tianglo, masa kau anggap ucapanku kurang jelas"
Kongsun Ki adalah muridmu, batok kepala yang dipenggal Bu
Su-tun kau pula yang menyimpan dan membawanya kemari,
lalu kenapa yang asli jadi palsu dan yang palsu jadi asli" Kalau
tidak minta kau yang menjelaskan memangnya siapa yang
bisa menerangkan."
Dari malu Cu Tan-h0 jadi gusar, serunya lantang:
"Kurangajar, Bukankah secara tidak langsung kau menuduh
akulah yang menukar kedua batok kepala itu?" "Kukira kau
sendiri pula yang bisa memberi jawabannya."
Sudah tentu hadirin semakin gempar. Maklumlan Hong-laymo-
li memang orang luar yang mereka segani, namun Cu
Tan-ho betapapun adalah Tianglo mereka sebelum ada bukti
yang konkrit, mana bisa mereka percaya bahwa Tianglo
mereka memang berbuat curang menukar kedua batok kepala
itu" "Liu Jing-yau," seru Hong Hwe-Hong, "kau hadir disini
sebagai Lokim Bengcu, kami tetap menghormatimu. Tapi kau
berani memfitnah se-mena2, Kaypang tidak akan pandang kau
sebagai tamu lagi."
Melihat situasi tetap menguntungkan dirinya, Cu Tan-ho
lantas Pura2 bersikap bijaksana, katanya: "Liu Jing-yau,
kupandang muka guru dan Suhengmu, tuduhan yang semena2
dan tak terbukti tidak akan kami ulur panjang, Tapi
akupun ingin bertanya satu hal kepada kalian." lalu dia
berpaling kepada Bu Su-tun, ta-nyanya; "Su-tun, Bukankah
Hun Ji-yan adalah calon istrimu?"
Tidak sedikit murid2 Kaypang yang kenal baik ayah beranak
Hun Tiong-giok yang punya hubungan jn-tim dengan Lopangcu
mereka? namu tiada orang tahu bahwa Hun Ji~yan
adalah calon istri Bu Su-tun. Kini mendengar pertanyaan Cu
Tan~ho keruan mereka meraba heran.
Bu Su-tun sendiri rnerasa heran sahutnya: "Benar Suhu
sendiri yang mengikat perjodohan ini sebelum aku
menunaikan tugasku di Taytoh, Memangnya kenapa?"
"Tidak apa2, aku cuma ingin tahu kebenaran hal ini " lalu
dia berpaling kepada Hong-lay-mo-li, tanyanya: "Liu-bengcu,
kabarnya Hun Ji-yan adalah saudara angkatmu benar tidak?"
"Memang hubunganku dengan Hun Lihiap laksana saudara
sepupu, Terserah apa yang ingin kau katakan mengenai
hubunganku ini."
"Kalau begitu takkan salah lagi Seluk beluk persoalan ini
sudah jelas tak perlu banyak tanya lagi, Liu-bengcu kau orang
luar, urusan Kaypang tak usah kau turut campur."
Maksud perkataan Cu Tan-ho cukup keji dan jahat, sudah
tentu hadirin mengerti kemana juntrungan perkataannya,
secara tidak langsung menuduh Hong-lay-mo li bekerja demi
hubungan pribadi dan sengaja membela Bu Su-tun, melalui Bu
Su-tun yang diperalat hendak menguasai Kaypang dan
menjadikan Kaypang sebagai salah satu unsur Loklim yang
dibawahinya. Dan yang lebih keji lagi hal ini tidak dia jelaskan
secara langsung sehingga Hong-lay-mo-ii tidak mampu
membela diri. Urusan sudah terlanjur sedemikian jauh, namun Hong-laymo-
li masih bimbang untuk membongkar kebejatan Kongsun
Ki dihadapan ayahnya, sementara pi-hok Kaypang percaya
dan kena dihasut oleh Cu Tan-ho, seketika berkobar amarah
mereka serempak disana sini semua ber-kaok2: "Benar,
urusan Kaypang bisa kami utus sendiri. Liu Jing-yau, kembali
saja urus kaum Loklimmu sendiri."
"Peduli siapa yang membunuh Wanyan Liang, Pangcu kita
harus bertekad kerja demi kepentingan Pang kita, opang luar
tak usah mengunggulinya, apalagi orang luap yang hendak
jadi pangcu kita,"
Saking gemes Hong-lay-mo-li sudah kertak gigi, namun
baru saja dia hendak buka suara. Tiba2 sebuah suitan panjang
kumandang dari kejauhan keributan orang2 Kaypang kelelap
oleh suitan panjang ini. waktu semua orang berpaling, tampak
dari sana mendatangi serombongan tamu, yang terdepan
adalah Tang Hay-liong tertua dari Su-pak-thian- iimu silat
Tang Hay-liong mungkin belum termasuk top, namun tingkat
kedudukannya tinggi nama tenar pamor tinggi, punya
hubungan intim dengan Lo-pangcu yang terdahulu, maka
kedatangannya disambut meriah oleh pihak Kaypang,
Biasanya Tang Hay-hong merajai lautan timur, walau
jejaknya sering berada di Tionggoan, namun belum pernah
melewati daerah utara Huangho, Melihat kedatangannya yang
diluar dugaan ini, diam2 Cu Tan-ho menggerutu dan was2,
namun terpaksa dia harus menyambut alakadarnya, katanya:
"Tang-wan-heng, angin apa yang meniupmu kemari"
sedemikian banyak teman2 yang kau bawa, sungguh
menambah semarak rapat besar Kaypang kita."
Tang-hay-liong gelak2, katanya: "Cu-tiangio, apakah
kedatangan kita terlalu banyak" Terus terang yang kemari
hanya sebagian kecil saja, masih ada sebagian besar belum
lagi masuk gunung."
Sudah tentu Hong Hwe-liong dan cu Tan-ho kaget, katanya
dengan muka keren: "Rapat besar Pang kita hendak
menentukan pengganti Pangcu baru, tak nyana banyak juga
kawan2 luar sehaluan yang berdatangan tanpa diundang. Tapi
sedapat mungkin kita akan menyambut dengan senang hati
lalu kenapa pula teman2 Tanguian-heng tidak masuk gunung"
Memangnya kau tidak menyambut semestinya?"
"Aku tahu rapat kerja intern Kaypang kalian, kini datang
tanpa diundang memang kurang hormat- Tapi terpaksa kita
harus bertindak karena ada sesuatu urusan penting, dan
teman2 itu tidak ikut kemari lantaran persoalan penting itu."
"Ada persoalan apa, harap Tanguian-siansing men-jelaskan"
Tang-hay-liong lantas berseru lantang: "Aku kemari untuk
memberikan kabar kepada Kaypang, entah kalian sudah tahu
bahwa didaiam Toa-cu-sia didepan sana ada ratusan Busu
negeri Kim sembunyi, yang memimpin pasukan pendam ini
adalah Ulanyan Tiang-ci, komandan Pasukan Gi-lim-kun istana
raja Kim."
Toa-cu-sia terletak disebrang Siu-yang-san, merupakan
selat sempit yang harus dilalui kalau hendak menuju ketempat
rapat ini, jaraknya ada tiga puluhan li, disana bisa menutup
mulut Siu-yang-san, Keruan pihak Kaypang menjadi gempar
karena jalan keluar mereka sudah ditutup oleh pasukan
pendam negeri Kim
"Tapi hadirin diharap tak usah kuatir," demikian Tang-hayliong
berkata lebih lanjut dengan suara lantang, "pasukan
pendam musuh di Toa-cu-sia sudah diawasi oleh adikku Sayci-
hong dengan banyak kawan2 yang tidak ikut masuk gunung
itu. Mereka mengawasi kalian namun secara diam2 kitapun
mengawasi gerak gerik mereka, umpama ada apa2 yang
mencurigakan orang2 kita akan segera menyusul tiba dan
merintangi mereka, dalam jangka satu jam mereka baru akan
tiba disini, Dan tugas kita sekarang yang terpenting adalah
harus secepatnya membekuk keluar mata2 yang terpendam
didaiam Kaypang kalian."
Kembali suasana menjadi kacau, disana sini orang


Pendekar Latah Karya Liang Ie Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berteriak: "Apa, dalam Pang kita ada mata2 musuh?" lekas Cu
Tan-ho menarik muka, katanya dengan be-ngis: "Tanguiansiangsing,
dengan alasan apa kau berani berkata demikian?"
Bu Su-tun tiba2 tampil kemukai serunya. "Aku bisa buktikan
bahwa pang kita memang ada mata2 musuh."
Semakin membesi kaku muka Cu Tan-ho, bentak-nya: "Bu
Su-tun, sudah sepuluh tahun kau meninggalkan Kaypang, kau
tahu apa" Bukti apa yang bisa kau tunjukan" Hm,
perbuatanmu yang terkutuk tidak kita ulur panjang, kini kau
hendak menimbulkan gelombang pertentangan diantara
sesama saudara dalam Kaypang, mengadu domba lagi?"
Yang terang kabar yang disampaikan Tang-hay-liong
benar2 amat menggemparkan seluruh gelanggang, Cu Tan-ho
jelas takkan kuasa mengatasi suasana lagi, Serempak hadirin
menyambut ucapan Bu Su-tun: "Siapa" Siapa dia?"
"Lekas tunjukan siapa mata2 musuh?" caci maki Cu
Tan~ho kepada Bu Su-tun men-jad kelelap oleh keributan ini.
Tahu situasi sudah menjadi panas terpaksa Hong Hwe-liong
memberi kesempatan Bu Su-tun naik keatas panggung untuk
bicara, setelah berada dipanggung Bu Su-tun lantas angkat
kedua tangannya menentramkan suasana, lambat laun
keributan orang2 Kaypang mulai reda dan akhirnya sirap sama
sekali. -----------------
Cara bagaimana Hong-lay-mo-li membongkar intrik
Kongsun Ki dengan Cu Tan-ho dan Hong Hwe-liong"
Apakah tega Kongsun in membunuh putranya yang khianat
dan durhaka"
Kuatkah pihak Kaypang membendung serbuan pasukan
negeri Kim yang dipimpin Wanyan Tiang-ci"
(Bersambung ke Bagian 41)
Bagian 41 DIAM2 Kongsun Ki mencucurkan keringat dingin, namun
dia yakin pihaknya masih mampu mengatasi situasi meski hati
kurang tentram. namun lahirnya dia tetap berlaku tenang,
diam2 diapun sudah bertekad bila perlu biarlah gugur bersama
musuh. Dalam pada itu Bu Su-tun sudah mulai bersuara. Terlebih
dulu dia menyapu pandang kemuka Cu Tan-ho. Hong Huieliong
dan akhirnya sorot matanya menatap Kongsun Ki
katanya pelan2 "Siapa mata2 musuh yang terpendam didaiam
Pang kita aku sendiri belum jelas, Tapi kita bisa berpikir
dengan nalar kita, rapat besar ini diadakan ditempat jauh
yang terahasia, kenapa Wanyan Tiang-ci dan pihak negeri Kim
bisa mengetahui" jikalau tiada mata2 yang membocorkan
kabar ini. mungkinkah mereka meluruk kemari secara
kebetulan" Jelas ini membuktikan bahwa didalam pang kita
memang ada mata2."
Sebetulnya kecurigaan Bu Su-tun tertuju kepada Hong dan
Cu dua orang, namun karena belum mendapatkan bukti,
belum saatnya dia membongkar kedok mereka, namun secara
tidak langsung dia sudah memaparkan, bahwa tokoh penting
dalam tubuh Kaypang sendirilah yang membocorkan rahasia
ini. "Benar, masuk akal"
Memangnya, kita membuka rapat disini, cara bagaimana
anjing Kim bisa tahu" Gusur keluar mata2" malah ada yang
langsung minta Bu Su-tun:
"Su-tun Suheng, katamu belum jelas, tentunya kau sudah
dapat merekanya. Lalu siapa yang kau curigai?" semua orang
berebut buka suara, suasana menjadi kacau balau pula.
Belum sempat Bu Su-tun buka suara, Kongsun Ki tiba2
menyeletuk: "Tidak sulit untuk mengusut persoalan ini. Jingyau
Sumoay, ingin aku tanya kepadamu!"
Sasaran Kongsun Ki tiba2 beralih kepada Hong-lay-mo-li,
katanya; "Jing-yau Sumoay, cara bagaimana pula kau bisa
tahu akan rapat Kaypang hari ini disini?"
Hong-lay-mo-h tekan amarahnya, sahutnya: "Bu Su-tun
yang memberitahu kepadaku, Demi mencuci bersih nama baik
dan penasarannya aku datang membantunya sedang
Tanguian-cianpwe dan orang2 gagah lainnya akulah yang
menyebar undangan mengundang mereka, Kenapa?"
"Tidak apa2." sahut Kongsun Ki tawar dan sinis, "Aku
hanya ingin tahu bagaimana kabar ini bisa bocor."
"Bu Su-tun" seru Hong Hwe-liong "waktu itu kau tak berada
dalam Pang kita lalu dari mana kau memperoleh kabar ini?"
Seorang murid Kaypang kantong enam segera tampil
kedepan serunya: "Akulah yang memberitahu kepada Busuheng
ditengah jalan, waktu itu aku belum tahu dia sudah
diusir dari Pang, Untung sekarang dia sudah direhabilitir.
Hiangcu boleh menyalahkan aku dan menjatuhkan hukuman."
"0rang2 gagah akulah yang mengundang mereka adalah
orang kita sendiri, jelas takkan membocorkan berita ini kepada
musuh" "Sudah tentu, sudah tentu." ujar Kongsun Ki, "Mana aku
berani mencurigai para Enghiong" Tapi menurut apa yang
kutahu, masih ada seorang yang bukan termasuk orang kita
sendiri dia adalah pangeran negeri Kim yang berada diatas
gunung ini. orang ini bernama Tam Ih-tiong, julukannya Bufiim-
thian-kiau. kabarnya Jing-yau Sumoay punya hubungan
intim sama dia, benar tidak?"
"Tutup mulutmu." tiba2 Kongsun In menghardik sambil
menuding putranya, "Tam lh-tiong adalah tamu undanganku,
tinggal dirumahku pula, Tiada sangkut pautnya dengan
Sumoaymu, ada pertanyaan boleh kau tanya kepadaku."
Lega hati Hong-Iay-mo-Ii, bahwa gurunya tampil bicara,
jauh lebih meyakinkan daripada dia sendiri yang putar bacot.
0rang2 Kaypang banyak yang tidak tahu seluk beluk Bulim-
thian-kiau, namun mereka Percaya Kongsun In pasti tidak
akan berintrik dengan musuh,
Maka suakanya tadi sekaligus memberikan kesaksian dan
tanggung jawab bagi Bu-lim-thian-kiau..
Merah padam dan menghijau lagi muka Kongsun Ki
sikapnya runyam, katanya tersekat: "Ayah jangan marah, anak
tidak, tidak tahu."
"Apa benar kau tidak tahu" Baik biar kuberitahu, Bu-limthian-
kiau adalah pahlawan negeri Kim yang menentang
kelaliman Wanyan Liang, Maka walaupun dia pangeran negeri
Kim namun dia terhitung orang dipihak kita."
Song Kim-kong ikut bersuara: "Dalam peperangan Jay-ciokki
tidak sedikit andil Bu-lim-thian-kiau bagi keuntungan kita,
hal ini kita semua menjadi saksinya."
Hong Hwe-liong lantas maju sama tengah, katanya:
"Kongsun Sute tidak tahu seluk beluk orang ini, bahwa
Kongsun-cianpwe rela mempertanggung jawabkan orang ini.
tak Perlu soal ini diperpanjang lagi." selanjutnya Hong-lay-moTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com
ii berbicara: "Sekarang dan ditempat ini, memangnya sudah
ada seorang antek negeri Kim, dia harus dicari dan
diketemukan."
"Siapa, siapa" dimana, lekas tunjukan dan gusur dia
keluar." kembali hadirin berkaok dengan tidak sabar.
"Orangnya adalah yang membokongku tadi. Tentu dia
sudah menyamar dengan dandanan seperti kalian dan
sembunyi diantara orang banyak, tapi dia adalah seseorang
bungkuk, tidak sulit untuk dibedakan. Coba kalian periksa
sekitarnya adalah orang bungkuk disamping kalian?"
Dari serangan Hian-im"niat Hong-lay-mo-li sudah
menduga bahwa yang membokongnya tadi pasti Sin-tho Thay
Bi adanya. Serempak semua murid2 Kaypang yang hadir celingukan
kesekjtar dirinya, namun tiada orang yang menemukan orang
Bungkuk seperti yang dikatakan Hong-lay-mo-li, Maklumlah
murid Kaypang tersebar di-seluruh pelosok dunia, yang hadir
dalam rapat ini berdatangan dan berbagai penjuru dunia,
banyak diantara mereka satu sama kiin tidak kenal dan
kumpul berdampingan setelah saling pandang dan tahu
orang2 disekitarnya bukan orang bungkuk, legalah hatinya,
namun didaiam suasana keributan seperti itu tiada
kesempatan dan peluang kedua pihak saling tanya asal usul
pihak lain, sedang yang memang sudah kenal saling pandang
dan merasa geli serempak disana sini kedengaran gelak tawa
rama, dan geli.
Cu Tan-ho menarik muka "Keributan yang memalukan.
Darimana ada orang bungkuk segala" Hm, me-reka2 dan
mengada2 belaka, mana boleh dipercaya?"
Hong Hwe-liong lantas bersuara pula: "Kenyataan tidak
berhasil dibuktikan adanya mata2 musuh, marilah kita
teruskan menyelesaikan urusan intern Pang kita, Bahwa
pasukan pendam musuh berada di Toa-cu_sia terang
bertujuan menghadapi Kaypang kita orang2 KaypangpUn
pantang mengandalkan tenaga luar, hayolah para saudara
mari kita serbu ke Toa-cu-sia, gem-pur mundur pasukan
musuh." Hong-lay-mo-li tahu maksud Hong Hwe-liong hendak
mengalihkan perhatian umum, supaya Sin-tho Thay Bi
berkesempatan melarikan diri didaiam keributan ini. Maka
segera dia berseru lantang: "Jangan lepaskan mata2 musuh,
Biar aku yang tanggung jawab menemukan mata2 musuh."
"Hm, kau ini orang apa?" damrat Cu Tan-ho "murid2 Pimg
kita mana boleh kau tanyai satu persatu" Didaiam Loklim kau
boleh malang melintang bersimaharaja, didalam Kaypang tidak
perlu kau bertingkah."
Sebagai Tianglo secara terang2an Cu Tan-ho bersikap kasar
terhadap Hong-lay-mo-li, urusan bakal menjadi kaku dan
bentrokan bakal berlangsung.
Ada sebagaian murid2 Kaypang yang sudah mulai bergerak.
Tapi murid2 yang tahu gelagat tetap waspada dan tidak mau
bentrok dengan Loklim, tujuan mereka adalah menggusur
mata2 mUsuh diantara mereka sendiri, supaya kelak tidak
membawa buntut panjang, maka murid2 ini tetap bersiaga
ditempat masing2.
Disaat keributan menjidi2 dan bakal timbul buru hara, tiba2
terdengar sebuah suara nyaring berkata.
"Harap para kawan dari Kaypang jangan pergi dulu."
bayangan orangnya belum lagi kelihatan suaranya sudah
kumandang dari kejauhan, Murid2 Kaypang seluruhnya ahli
silat, begitu dengar suara tak kelihatan orangnya, mereka
lantas tahu pembicara pasti seorang tokoh Lwekang yang
kosen, ilmu mengirim suara gelombang panjang yang
diunjukan ini jauh lebih kuat dan lantang dari ucapan Kongsun
Ki tadi. Disaat hadirin heran dan sedang bertanya2, cepat sekali
mereka mendengar suara "ting, ting" dan ketukan sesuatu
diatas bumi, cepat sekali suara tutukan "ting ting" itu, kejap
lain dan bawah gunung tampak bayangan dua orang, mereka
adalah dua Iaki2 tua dan muda, yang tua timpang berlari
menggunakan tongkat pemuda yang mengikuti dibelakangnya
memegang sebatang seruling.
Beberapa murid Kaypang yang kenal segera berseru kaget;
"Eh, bukankah pemuda itu adalah Bu-liim-thian-kiau".
Belum lenyap suara 0rang2 itu, tiba2 murid2 Kaypang yang
lebih tinggi dari kantong tujuh bersama Hong Hwe-liong dan
Cu Tan-no serempak berdiri dengan hormat, mereka unjuk
rasa senang dan kaget sapanya:
"Apakah Liu-enghiong yang datang?" maklumlah Liu Goancong
adalah enghiong yang sudah menggetarkan dunia sejak
tiga puluh tahun yang lalu, orang2 Kaypang yang berusia rada
lanjut banyak yang mengenalnya.
Sejak menginjak umur pertengahan abad Liu Goan~cong
lantas mensucikan diri, kecuali kakinya yang timpang raut
uiajahnya tidak banyak perubahan.
Berkata Liu Goan-cong pelan2 sambil mendatang. "Benar,
syukurlah para saudara Kaypang yang lama masih
mengenalku, Beruntung orang she Liu lolos dari cengkraman
cakar alap2 pihak Kim hidup terasing dua puluh tahun lagi.
Hari ini sengaja aku berkunjung untuk menemui Pangcu
kalian." Bahwa Liu Goan-cong datang bersama Bu-lim-thian-kiau,
maka dapatlah diperkirakan betapa besar getaran hati Hong
dan Cu berdua. Cu Tan-ho sedapat mungkin tenangkan diri,
katanya: "Tidak berani tidak berani, pangcu baru kita belum
lagi diangkat secara resmi-" "Baiklah, kalau begitu aku
memberi selamat dulu kepada Hong-hiangcu juga sama."
Tidak tentram hati Hong Hwe-liong, katanya; "Lo-siok
(paman) tak berani aku menerima ucapan selamat kau orang
tua." segera dia memapak maju.
Liu Goan-cong gelak2, katanya "sebutan paman akupun tak
berani terima, bahwa kau masih ingat akan hubungan baikku
dengan gugumu, tidak sia2lah perjalananku kali ini." didaiam
omongannya punya arti mendalam, Hong Hwe-liong mencelos
hatinya. Katanya tergagap: "Entah kedatangan Liu-ciaupwe
ada petunjuk apa kepada Sutit?"
Liu Goan-cong pegang tangan Hong Hwe-liong terus
digoyang2, inilah tata cara Bulim setiap kali berhadapan
dengan seseorang yang dianggapnya sejajar, orang lain kira
untuk menyatakan rasa sungkannya maka Liu G0an-cong
anggap Hong Hwe-liong sebagai orang seangkatan, Se-kali2
tak pernah terpikir oleh Cu Tan-ho yang banyak akal licik dan
suka curiga ini, bahwa didaiam gerakan tangan saling
genggam ini Liu Goan-cong bakal membokong Hong Hweliong.
Tapi begitu kedua orang saling genggam, segulung arus
panas seketika merembes masuk kebadan Hong Hwe-liong
lewat telapak tangannya, seketika semangatnya terbangun
sekilas dia melengak, cepat sekali dia lantas mengerti,
ternyata Liu Goan-cong bukan mengenai dia, malah sebaliknya
mengobati luka dalamnya.
"Petunjuk aku tidak berani memberikan, tapi gurumu
meninggal Losiu tak sempat melayat, ada beberapa patah kata
ingin kusampaikan kepada Hong-hiangcu."
Cu Tan-ho ragu-ragu dan serba was2, segera dia pasang
kupingnya mendengarkan dengan seksama tapi hanya
dilihatnya bibir Liu Goan-cong komat kamit, sepatah katapun
tak didengar olehnya. "Kenapa sengaja tidak boleh didengar
olehku ?" demikian dia bertanya2 dalam hati, seketika
tersimpul olehnya untuk "melarikan diri" tapi waktu dia melirik
dikiri kanannya ternyata dijaga ketat oleh Bu Su-tun dan BuTIRAIKASIH
WEBSITE http://kangzusi.com
lim-thian-kiau, belakangan ini Bu-lim-thian-kiau sudah
menggetarkan Kangouw tentu kepandaiannya lebih lihay lagi.


Pendekar Latah Karya Liang Ie Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Saking kejutnya, Cu Tan-ho tak berani sembarangan
bergerak. Hadirin juga ter-heran2, entah apa yang diutarakan oleh Liu
Goan-cong kepada Hong Hwe-liong, yang terang kejap lain air
muka Hong Hwe-liong berubah hebat akhirnya seperti ambil
putusan dan bertekad, lagi2 dia lompat keatas Panggung lagi.
Semua hadirin keheranan, maka suasana menjadi hening
terdengar Hong Hwe-liong berkata pelan-pelan: "Ada dua hal
penting perlu aku beritahu kepada hadirin, pertama: Batok
kepala Wanyan Liang yang asli sebetulnya memang Bu Su-tun
yang menyerahkan, setelah Lo-pangcu mangkat, akulah yang
diserahi tugas untuk menyimpannya, akulah yang menukar
yang asli dengan yang palsu, yang asli kuberikan kepada
Kongsun Ki. jadi Bu Su-tun tidak pernah menodai nama baik
Kaypang dan berkhianat terhadap kita, akulah yang durhaka
terhadap guru dan leluhur kita, aku patut dihukum setimpal.
Tapi aku dipaksa dan diancam oleh Cu-tiang-lo, dia pula yang
Puteri Es 2 Istana Pulau Es Karya Kho Ping Hoo Hati Budha Tangan Berbisa 14
^