Pencarian

Anak Harimau 16

Anak Harimau Karya Siau Siau Bagian 16


ke kamar sebelah kiri dan kanan seraya berseru.
"Siauhiap bertiga, cepat ambil sekop dan berangkat ke barat laut dusun. Thio loko sedang menantikan kedatangan kalian di tempat tersebut."
Belum selesai ucapan tersebut diutarakan Thio Sam keng
yang gemuk seperti genjik telah melompat keluar dari
kegelapan sambil berseru cemas.
"Apakah kami harus memendam mayat?"
Lan See giok tidak berhasrat untuk menjawab
pertanyaan itu, dia segera menerobos masuk ke dalam
kamar dan membaringkan tubuh Oh Li cu diatas
pembaringan, setelah itu tanyanya dengan penuh rasa
kuatir. "Enci Lan, bagaimana rasamu sekarang?"
Oh Li cu menggelengkan kepalanya berulang kali,
bisiknya dengan pedih.
"Sungguh tak kusangka aku Be Cui lan ternyata bernasib begini buruk"
Lalu dengan air mata bercucuran ditatap nya wajah si
anak muda itu kemudian melanjutkan,
"Adik Giok, walaupun aku berniat melayanimu
sepanjang masa. namun saat ini wajahku telah berubah
menjadi begini rupa, tampaknya apa yang menjadi
harapanku tak pernah akan terkabulkan lagi"
Lan See giok merasa keadaan Oh Li cu betul-betul amat
kasihan, keadaannya tidak jauh berbeda dengan nasib yang dialaminya, hal mana yang segera menimbulkan perasaan
simpatik yang besar dihati kecilnya.
http://kangzusi.com/
Dari perkataan tersebut. ia segera memahami maksud
lain dari ucapan itu, maka ujarnya kemudian dengan
lembut: "Enci Lan, kita adalah orang yang senasib sependeritaan.
apa yang kau alami persis pula seperti apa yang ku alami
...." Belum habis perkataan itu diutarakan. dari balik
halaman telah melayang turun seseorang. menyusul
kemudian bayangan manusia itu berkelebat lewat. tahu-
tahu Hu yong siancu telah melompat masuk ke dalam
ruangan. Oh Li cu segera melompat bangun dan duduk setelah
melihat kehadiran perempuan itu, teriaknya mengenaskan.
"Ooooh.... bibi apakah jenasah enci Peng telah diangkut kemari ....?"
Hu yong siancu mengangguk berulang kali.
"Sudah dan sekarang Thio lo-enghiong sedang menyiapkan peti mati di belakang kami putuskan besok
akan mengirim orang untuk menyampaikan berita buruk ini
ke pada Pek hoo caycu"
Sementara itu Lan See giok telah menyulut sebuah
lentera, Hu yong siancu segera menerimanya dan
didekatkan pada luka Oh Li cu.
Tapi setelah diperiksa sejenak segera serunya dengan
perasaan lega. "Masih untung yang terluka hanya di bawah rambut. asal kau dapat menutupi bagian tersebut dengan rambutmu.
niscaya luka codet tersebut tak akan terlihat"
Selesai berkata, berdasarkan petunjuk dari si naga sakti pembalik sungai, dia berhasil menemukan sebuah botol
http://kangzusi.com/
putih kecil didalam almari, mula-mula luka di sekitar wajah Oh Li cu dibersihkan dulu dari noda darah, kemudian
sekitar mulut luka ditaburi dengan bubuk obat penghenti
darah. Selang sejenak kemudian kedengaran suara langkah
manusia yang ramai. Siau cian serta Cay soat telah muncul pula, terakhir menyusul pula si naga sakti pembalik sungai dan Siau thi gou.
Dengan simpatik yang besar serta perasaan penuh
kekuatiran. semua orang turut memeriksa luka yang
diderita Oh Li cu. sebaliknya Oh Li cu hanya bisa
mengucurkan air matanya.
"Nona Be, kau tak usah bersedih hati lagi" Hu yong siancu segera menghibur. "malam ini, wajahmu tak sampai hancur terkena cengkeraman maut tadi, boleh dibilang hal tersebut merupakan keberuntungan ditengah ketidak
beruntungan, apalagi bila terlalu sering menangis, air mata yang membasahi luka akan menimbulkan keadaan yang
kurang baik."
Lan See giok yang berada di sisinya segera turut pula
menimbrung. "Sewaktu berada di Pek hoo cay tempo hari, aku sendiripun sudah pernah mengalami nasib tragis seperti ini. itulah sebabnya tadi aku tergesa gesa memperingatkan enci Lan agar balik, tapi ."
Hu yong siancu menghela napas panjang, selanya:
"Pepatah kuno bilang. Satu kali mengalami nasib sial, selanjutnya akan lebih berpengalaman, di kemudian hari
kalian mesti bersikap lebih berhati hati lagi, banyaklah mendengarkan nasehat serta pengalaman dari orang lain."
"Yaa, sungguh tidak kusangka kalau Oh Tin san suami istri ternyata merupakan manusia yang berhati kejam tak
http://kangzusi.com/
berperasaan." kata si naga sakti pembalik sungai pula
"padahal nona Be sudah belasan tahun memanggil ibu
kepadanya, tapi sampai detik-detik terakhir ia toh masih berusaha untuk merusak kehidupan nona Be."
Hu yong siancu kuatir ucapan tersebut kembali akan
menimbulkan kesedihan di hati Oh Li cu dengan cepat ia
mengalihkan pokok pembicaraan kesoal lain, tanyanya:
"Thio lo enghiong, sejak kapan sih Oh Tin san datang kemari ...?"
"Setelah mendapat kabar dari Toa keng senja itu aku bersama adik Soat dan Thi gou segera melakukan
perundingan, kami simpulkan bahwa Oh Tin san bisa jadi
akan datang mencari gara-gara. ternyata dugaan kami
memang benar. tidak sampai kentongan kedua. Oh Tin san
telah muncul diatas atap rumah dan menantang aku,
"Menanti aku dan adik Soat menyusul ke atas atap
rumah, Oh Tin-san telah berkelebat menuju kearah barat
laut, kamipun mengejar sampai di luar dusun, ternyata di situ telah menanti dua orang tosu serta seorang lelaki kekar.
"Oleh sebab Oh Tin-san berteriak hendak menantangku
untuk berduel, terpaksa aku-lah yang menerima serangannya itu. sungguh tak disangka hanya dalam waktu
satu tahun saja. tenaga dalam yang dimiliki Oh Tin san
telah peroleh kemajuan yang amat pesat dalam serangan
yang pertama saja aku sudah kena dipukul mundur sejauh
lima enam langkah.
"Waktu itu adik Soat dan Thi-gou hadir semua di arena, aku menganggap tak bakal menderita kerugian. karena itu
sama sekali tak memandang sebelah matapun terhadap
mereka. aku beranggapan bila kukerahkan segenap
kekuatan yang dimiliki untuk bertarung, niscaya pihak
musuh akan kalah.
http://kangzusi.com/
"Pada saat itulah aku mendengar suara pekikan nyaring
dari adik See giok, suara pekikan tersebut membuat
semangatku berkobar kembali, keberanianku semakin besar, aku tahu Oh Tin-san pasti akan mampus, karena itu sekali lagi kugunakan segenap kekuatan yang kumiliki untuk
beradu kekuatan dengannya.
"Tapi akibat dari bentrokan kekerasan tersebut, ternyata aku kena dihajar sampai terduduk diatas tanah, bahkan
sempat memuntahkan darah segar ...."
Ketika berbicara sampai di situ, wajahnya berubah
menjadi merah dadu, dia melirik sekejap ke arah Cay soat dengan perasaan berterima kasih kemudian melanjutkan:
"Waktu itu, seandainya adik Soat tidak turun tangan secepatnya, mungkin aku telah di binasakan oleh Oh Tin
san." Hu yong siancu segera manggut-manggut, katanya
kemudian. "Selama setahun belakangan ini, tenaga dalam yang
dimiliki Oh Tin-san dan Say-nyoo-hui memang telah
peroleh kemajuan yang pesat. ditinjau dari kemampuannya
untuk menghajar iga kiri Gui hujin dengan suatu gerakan
tubuh yang aneh, bisa diketahui bahwa kemajuan yang
dicapainya masih jauh melebihi Oh Tin san"
Teringat kembali kematian dari encinya, sekali lagi air
mata jatuh bercucuran memba-sahi wajah Oh Li cu,
Lan See giok yang teringat kebaikan Tok Nio-cu
menghadiahkan kuda, menemani menyerbu sarang musuh
dan lain lainnya turut merasa sedih. katanya.
"Gui hujin adalah seorang yang periang dan pandai
bergaul, lagi pula tindak tanduk nya sangat mengagumkan
orang. budi kebaikannya menghadiahkan kuda kepadaku
http://kangzusi.com/
serta membantuku menyerang bukit lawan. akan selalu
kusimpan didalam hati dan selamanya tak pernah akan
kulupakan lagi"
Melihat Oh Li cu masih juga menangis. Kembali Hu
yong siancu menghibur.
"Nona Be tak usah bersedih hati lagi, jika air matamu masuk ke mulut luka, hal ini akan mempengaruhi daya
kerja obat luka tersebut.."
Teringat luka diatas wajahnya, Oh Li Cu semakin sedih
hingga matapun diapun menangis lebih memilukan hati
Sebagai orang yang pintar, tentu saja Hu yong siancu
sekalian mengerti apa yang menyebabkan perempuan
tersebut menangis dengan begitu sedihnya:
Siau cian dan Cay soat terdorong oleh simpatik dan
ibanya melihat penderitaan yang menimpa Oh Li cu, diam-
diam bertekad dihati masing-masing untuk berusaha
menjodohkan perempuan itu kepada adik Gioknya.
Oleh sebab itu mereka berdua sering memperhatikan
mimik muka Lan See giok, kebetulan sekali si anak muda
itu sedang menunjukkan sikap kuatir dan menaruh
perhatian terhadap Oh Li cu.
Sementara Hu yong siancu sekalian masih menghibur
Oh Li cu. Thio Toa-keng bertiga telah pulang.
Si naga sakti pembalik sungai segera ke-luar dari
ruangan, tak lama kemudian ia muncul kembali sambil
berkata. "Ketiga orang anakku telah mengubur jenazah Oh Tin
san sekalian sedangkan jenazah Gui hujin disimpan di
ruang belakang, apakah nona Be hendak..."
http://kangzusi.com/
"Tidak usah." tukas Hu yong siancu cepat, dia kuatir kepedihan yang kelewat batas akan mempengaruhi luka
yang diderita Oh Li cu, "Saat ini kondisi badan nona Be masih lemah, dia tak perlu ke belakang lagi.."
Kemudian sambil menatap wajah Oh Li cu, dia
menyambung: "Bagaimana kalau kita minta kepada Thio lo enghiong agar segera mengirim orang untuk menyampaikan berita
buruk ini kepada Gui caycu di benteng Pek hoo cay?"
Sebenarnya Oh Li cu hendak pergi menengok wajah
encinya untuk terakhir kali, tapi berhubung Hu yong siancu sudah berkata demikian, tentu saja ia merasa kurang leluasa untuk berbicara lain, ditambah pula mulut lukanya memang tidak dapat membiarkan ia menangis terus, akhirnya sambil mengangguk sahutnya:
"Segala sesuatunya terserah pada perintah bibi!"
Dengan berhasilnya membunuh Oh Tin san, berarti Lan
See giok, sudah melepaskan sebuah beban berat yaitu
membalaskan dendam bagi kematian ayahnya, sekarang
hanya tinggal satu masalah lagi yang harus di laksanakan secepatnya yaitu membebaskan gurunya dari pulau Wan
san. Namun, berhubung Oh Li cu masih terluka, maka
dengan perasaan kuatir ujarnya:
"Sekarang enci Lan sedang terluka, aku lihat jadwal perjalanan kita menuju ke Pulau Wan san, harus
diundurkan, hingga luka yang diderita enci Lan sembuh
kembali." "Kenapa?" tanya Oh Li cu dengan perasaan terkejut,
"andaikata gara-gara aku sampai urusan terbengkalai, bukankah akulah penyebab dosa" Lagi pula mati hidupnya
http://kangzusi.com/
To Seng-cu locianpwe sangat mempengaruhi kehidupan
dalam dunia persilatan, kalian tak boleh sekali kali sampai menunda jadwal keberangkatan, siapa tahu perbuatan kita
membunuh Oh Tin san suami istri barusan telah diketahui
mata-mata musuh" Bila kabar tersebut sampai bocor,
mungkin usaha kita, untuk memanfaatkan kapal perang Wi
lim poo akan menemui banyak kesulitan."
Mendengar perkataan ini, semua orang segera manggut-
manggut tanda setuju.
Lan See-giok yakin tiada orang sedang mengintip mereka
dalam jarak radius sepuluh kaki, karenanya dia segera
menghibur: "Jangan kuatir, tak mungkin ada orang mencuri lihat perbuatan kita..."
Hu yong siancu sendiripun kuatir bila jadwal keberangkatan harus dirubah kembali, sebelum si anak
muda itu menyelesaikan kata katanya, dia segera
menimbrung: "Dari mana kau bisa memastikan bila tiada orang sedang mencuri lihat dirimu", Ada kalanya bila
pikiran seseorang lagi tak tenang, biar ada orang sudah
dekat di depan mata pun belum tentu jejaknya akan
ketahuan."
Lan See giok dan Siau cian baru saja berbuat salah, betul ucapan dari Hu yong siancu tersebut tidak bermaksud apa-apa, namun diterima lain oleh Lan See giok berdua, kontan saja paras muka kedua orang itu berubah menjadi merah
sampai di telinga.
Tak kuasa lagi Siau cian menundukkan kepalanya
rendah-rendah, sedangkan Lan See giok mengiakan
berulang kali, Cuma orang tak akan tahu mengapa paras
muka kedua orang itu bisa memerah secara tiba-tiba. Hu
http://kangzusi.com/
yong siancu, segera sadar kalau dia telah salah berbicara, buru-buru katanya lagi:
"Untuk menjaga segala kemungkinan yang tidak
diinginkan, lebih baik kita kerjakan sesuai dengan rencana semula, aku lihat luka yang diderita nona Be tidak terlalu parah, dalam setengah bulan saja akan sembuh dengan
sendirinya, lebih baik kita ajak serta nona Be dalam
perjalanan, dia toh masih bisa merawat lukanya di atas
kapal..." "Tidak bibi, Lan ji bertekad akan tetap tinggal didalam benteng.." tukas Oh Li cu sebelum Hu yong siancu
menyelesaikan kata katanya," saat itu benteng pasti kosong dan tiada orang yang mengurusi, untuk menjaga segala
yang tak diinginkan, anak Lan tidak pantas jika turut serta."
Hu yong siancu merasa ucapan ini ada benarnya juga,
karena masalah tiadanya seorang pemimpin dalam suatu
benteng memang merupakan suatu masalah yang serius,
untuk beberapa saat lamanya dia menjadi bingung dan tak
tahu apa yang mesti dilakukan.
Sementara itu, langit sudah terang tanah.
Agak gelisah si naga sakti pembalik sungai berseru:
"Pergi atau tidak harus diputuskan secepatnya, karena selesai bersantap nanti kita masih harus mempersiapkan
segala sesuatu nya dalam operasi ini."
Melihat semua orang dibikin susah oleh dirinya, Oh Li
cu semakin kukuh dengan pendiriannya semula, katanya:
"Bibi, dendam kesumat anak Lan sudah terbalas, cici pun sudah mati, hanya rasa sedih dan duka di hatiku belum
disembuhkan, anak Lan ingin memanfaatkan kesempatan
yang ada untuk merawat luka hati dirumah saja, karena aku
http://kangzusi.com/
memang tidak berniat untuk ikut serta dalam perjalanan
jauh itu."
Melihat kebulatan tekad si nona tersebut, terpaksa Hu
yong siancupun manggut-manggut
"Kalau memang demikian, selesai bersantap nanti kita segera berangkat ke benteng Wi lim poo, Thio lo enghiong juga boleh ikut bersama ...."
"Kalau aku turut bersama menuju ke benteng Wi lim
poo, rasanya hal ini rada kurang leluasa" sahut si naga sakti pembalik sungai agak ragu. .


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Cepat atau lambat lo enghiong toh pasti akan mengikuti kapal untuk berangkat ke pulau Wan san, mumpung nona
Be masih terluka lebih baik kita berbuat ....."
Dengan suara lirih diapun membeberkan semua rencana
yang telah disusunnya dengan rapi.
Mendengar hal ini, semua prang segera menyatakan
setuju sambil memuji tiada hentinya
Selesai sarapan, si naga sakti pembalik sungai segera
menyerahkan beberapa tugas penting yang harus dikerjakan kepada Thio Toa keng, sedang dia sendiri bersama Hu yong siancu sekalian berangkat menuju ke sisi telaga.
Oh Li cu telah membungkus kepalanya dengan kain
berwarna kuning, wajahnya nampak amat sedih, sedang air
mata masih saja jatuh bercucuran, keadaannya sungguh
mengenaskan sekali.
Sejak Tok Nio-cu meninggal semalam dan Oh Li cu
menderita luka, sikap Lan See giok terhadap Oh Li cu pun telah berubah sama sekali, baik di dalam pembicaraan
maupun dalam tindakan, si anak muda itu selalu
menunjukkan perhatian yang sangat besar.
http://kangzusi.com/
Biarpun Siau cian dan Cay soat melihat kesemuanya itu
dengan jelas, namun mereka pun berlagak seolah-olah sama sekali tidak melihatnya .....
Ketika beberapa orang itu tiba di tepi telaga, kapal kecil milik Wi lim poo telah lama menunggu.
Kedua orang dayang itu pertama tama naik ke daratan
lebih dulu untuk memberi hormat kepada See giok dan Oh
Li cu, kemudian baru mempersiapkan kapalnya.
Hu yong siancu dapat melihat perahu itu lebarnya lima
depa dengan panjang satu kaki dua depa, di samping kiri
dan kanannya terdapat dayung
sedangkan bagian belakangnya terdapat kemudi, memang bentuknya mirip
dengan sebuah sampan pesiar. Dengan cepat beberapa
orang itu naik ke atas sampan dan berangkat menuju ke
tengah telaga. Kurang lebih setengah li kemudian sampan telah berada
di tanggul sebelah selatan....
Mungkin disebabkan gelombang yang besar dan sampan
yang bergerak penuh goncangan, luka yang diderita Oh Li-
cu di atas wajahnya kembali pecah dan mengucurkan darah
segar Melihat hal itu, Hu yong siancu segera menitahkan
kepada Oh Li cu agar membaringkan diri. di dalam
pelukannya, Oh Li u kembali menitikkan air mata karena
rasa haru. Kedua orang dayang yang menjumpai hal tersebut,
dengan kaget segera berseru:
"Aaah, mengapa dengan nona kami?"
Siau thi gou yang mendengar pertanyaan itu kontan saja
mendengus dingin sambil menyahut:
http://kangzusi.com/
"Hmmm, untung saja masih ada si naga sakti pembalik sungai Thio loko, coba kalau tidak, nona kalian sudah lama tewas."
Paras muka kedua orang dayang itu berubah hebat lalu
bersama lama menjerit kaget, dengan melototkan sepasang
matanya lebar-lebar, mereka awasi wajah si naga sakti
pembalik sungai tanpa berkedip. Semula, semua orang
menguatirkan kebodohan Siau thi gou dan kuatir
cerewetnya membuat rencana mereka berantakan, karena
itu semenjak berada di rumah mereka telah memperingatkannya berulang kali.
Tapi sesudah mendengar, jawabannya sekarang yang
sesuai dengan rencana, tanpa terasa semua orang pun
tersenyum puas.
Melihat tiada orang menegurnya, Siau thi you merasa
semakin bangga, ia lantas menuding ke arah si naga sakti pembalik sungai, kemudian kepada kedua orang dayang
yang masih berpandangan dengan terkejut, itu dia berkata lebih lanjut:
"Gara-gara hendak menolong nona kalian, Thio lo
enghiong telah menderita luka pula, coba kau lihat sorot matanya sayu tak bersinar. tubuhnya lemas tak bertenaga, tidak mirip naga sakti, sekarang justru menyerupai si
harimau yang lagi sakit ......"
Biarpun semua orang merasa, perkataan dari Thi gou
tersebut lucu dan menarik, namun tak seorangpun diantara mereka berani bersuara apalagi tertawa.
Si Cay soat kuatir Thi gou banyak berbicara sehingga
membuat rencana mereka terbengkalai, buru-buru dia
membentak dengan mata melotot besar:
"Thi gou, siapa sih yang suruh kau banyak bicara?"
http://kangzusi.com/
Siau thi gou tidak takut engkoh Giok namun justru
paling takut dengan enci Soat, mendengar bentakan
tersebut, kontan saja dia duduk kembali dengan mulut
membungkam. Setelah mengetahui kalau nona mereka lagi menderita
luka, kedua orang dayang itu tak berani menjalankan
sampannya terlampau cepat lagi, hingga menjelang tengah
hari, sampan tersebut baru memasuki padang ilalang.
Setelah menembusi padang ilalang yang lebat, semua
orangpun merasakan pandangan matanya menjadi terang.
Dari kejauhan mereka telah menyaksikan berbagai panji
kebesaran berkibar diatas benteng Wi Lim Poo, kapal
perang berderet sangat rapi, agaknya semua perahu tersebut sudah siap dipergunakan setiap waktu ...
Memandang kesemuanya ini, Hu yong siancu serta si
naga Sakti pembalik sungai mengangguk memuji, mereka
merasa disiplin yang tetap tinggilah membuat kekuatan Wi lim Poo bukannya tidak melemah, justru kian tahun kian
bertambah tangguh.
Penjagaan diatas benteng dilakukan pula makin ketat,
dari kejauhan sudah tampak tombak-tombak yang
memancarkan sinar tajam ketika tertimpa cahaya.. Pintu
gerbang telah terpentang lebar, empat buah sampan kecil
yang berwarna kuning, hijau, abu-abu dan hitam meluncur
ke luar menyambut kedatangan mereka, komandan Ciang,
Ong, Sin, dan Nyoo dengan pakaian yang rapi berdiri di
ujung sampan tersebut.
Melihat hal tersebut, Lan See giok segera bangkit berdiri dari sampannya.
Tiba-tiba dari atas loteng benteng berkumandang suara
terompet yang dibunyikan nyaring,
http://kangzusi.com/
Suasana di sekitar telaga seketika berubah menjadi
hening dan tak kedengaran sedikit suarapun, segenap
pengawal yang berderet diatas dinding benteng serentak
mengangkat tombak mereka tinggi-tinggi.
Memandang kesemuanya itu diam-diam Hu yong siancu
dan si naga Sakti pembalik sungai merasakan juga hatinya bergetar keras.
Dalam pada itu, ke empat sampan kecil yang ditumpangi
ke empat komandan tadi telah berhenti di sisi kiri dan
kanan, dengan sikap yang sangat hormat ke empat
komandan itu berdiri di ujung sampan sambil menunggu ke
datangan sampan yang ditumpangi Lan See giok.
Akan tetapi sewaktu mereka jumpai si naga sakti
pembalik sungai ternyata menumpang perahu bersama
sama Sau pocu dan nona mereka, kontan saja paras muka
ke empat orang itu berubah hebat.
Bagaimanapun juga mereka adalah orang-orang yang
cukup berpengalaman, sekalipun merasa tidak mengerti,
namun tak seorang pun yang berani bertanya, ke empat
orang itu tetap memberi hormat sambil serunya bersama
sama: "Segenap kapal perang telah selesai mempersiapkan diri, hamba sekalian sudah lama menantikan kedatangan sau
pocu serta nona."
Lan See giok segera balas memberi hormat, sahutnya
sambil tersenyum:
"Kemarin malam berhubung nona sudah menderita luka, maka sampan kami tak berani menempuh perjalanan terlalu
cepat, itulah sebabnya kedatangan kami setengah jam lebih terlambat."
http://kangzusi.com/
Mendengar ucapan ini, diam-diam ke empat komandan
kapal perang itu merasa terkejut mereka segera berpaling.
Benar juga, nona mereka nampak duduk bercucuran air
mata, kepalanya dibungkus, kain kuning yang telah
dibasahi darah, matanya terpejam rapat dan bersandar di
sisi seorang perempuan cantik,
Menyaksikan kesemuanya itu, ke empat komandan kapal
perang, itu lama sama termangu saking kagetnya.
Menyusul kemudian See giok berkata lebih jauh:
"Cepat, kalian berempat datang kemari untuk bertemu dengan Hu yong siancu Han lihiap serta si naga sakti
pembalik sungai Thio lo enghiong."
Mengetahui kalau perempuan cantik pang berwajah
anggun itu adalah Hu yong siancu, yang nama besarnya
pernah menggetarkan kolong langit dimasa lampau,
kembali ke empat komandan kapal perang itu tertegun,
andaikata sau pocu mereka tidak memperkenalkan secara
langsung, niscaya mereka tak akan percaya.
Sesudah berhasil mengendalikan diri, ke empat orang itu
serentak memberi hormat seraya berseru:
"Menjumpai Han lihiap dan Thio lo enghiong."
Buru buru Hu yong siancu dan si naga Sakti pembalik
sungai bangkit berdiri sembari balas memberi hormat.
Dengan gaya seorang tuan rumah, kembali Lan See giok
berkata dengan lantang:
"Semalam, andaikata tiada Thio loenghiong yang datang membantu, hari ini kalian berempat tak mungkin akan bisa bersua lagi dengan nona, namun akibat menyelamatkan
jiwa nona, Thio lo enghiong sendiripun telah menderita
luka dalam."
http://kangzusi.com/
Ke empat komandan itu segera berseru tertahan karena
kaget, kemudian dengan pandangan berterima kasih mereka
melirik sekejap ke arah si naga Sakti pembalik sungai,
terhadap kunjungannya ke Wi lim poo pun mereka duga
orang itu pastilah merupakan tamu agung yang diundang
oleh sau pocu mereka.
Sampai di situ, Lan See giok segera mengulapkan
tangannya kepada kedua orang dayang yang berada di
buritan sampan, kapal pun dijalankan kembali memasuki
pintu gerbang benteng diikuti ke empat sampan yang
ditumpangi ke empat komandan kapal perang itu di
belakangnya ... ..
Setelah memasuki pintu gerbang, kapal langsung
dijalankan menuju ke ruang tamu telaga emas.
Segenap dayang dan centeng telah siap di dalam ruangan
itu, malah meja perjamuan dengan pelbagai hidangan yang
lezat pun telah dipersiapkan,
Hu yong siancu pun dipersilahkan menempati kursi
utama disusul oleh si naga sakti pembalik sungai. Siau cian dan Cay soat duduk di sisi meja sebelah kiri sedang Lan See giok, Oh Li cu, dan ke empat komandan duduk di sebelah
kanan. Namun oleh karena si naga sakti pembalik sungai serta
Oh Li cu tidak diperkenankan makan daging dan minum
arak, hidangan lain segera dipersiapkan.
Begitulah, selesai minum arak berapa cawan, Lan See
giok baru berkata kepada ke empat komandan kapal itu:
"Apakah kalian berempat sudah tahu tentang berita
kematian yang menimpa Lo pocu serta hujin?"
http://kangzusi.com/
Ke empat komandan tersebut mengira persoalan yang
ditanyakan adalah berita yang dibawa pulang ke dua orang dayang kemarin siang, maka serentak mereka menjawab:
"Menjawab pertanyaan sau pocu, segenap anggota
benteng telah mengetahui berita duka ini."
Menyaksikan sikap ke empat komandan itu tetap tenang
saja tanpa sedikitpun perasaan sedih yang menyelimuti
wajah mereka, diam-diam Hu yong siancu sekalian
mengerutkan dahinya.
Tanpa terasa si naga sakti pembalik sungai memandang
sekejap ke arah Hu yong siancu, agaknya mereka berdua
mempunyai pendapat yang sama, yaitu dihari hari biasa Oh Tin san tak pernah melakukan kebaikan terhadap anak
buahnya, sehingga orang itu tidak meninggalkan kesan apa-apa bagi semua anggota benteng.
"Tahukah pula kalian berempat akan sebab-sebab
kematian yang menimpa Kian cianpwe, pocu yang
lampau?" kembali Lan See giok, bertanya lebih jauh.
Kali ini, ke empat komandan tersebut sama-sama
menunjukkan wajah sedih, serentak mereka menganggukkan kepalanya walaupun mata mereka sempat
melirik sekejap kearah Oh Li cu dengan perasaan was-was
dan penuh kecurigaan.
Dengan kening berkerut dan suara dalam Lan See- giok
berkata lebih jauh:
"Setelah kepergian kita ke luar lautan untuk menyelesaikan suatu masalah yang menyangkut keselamatan segenap umat persilatan di dunia ini, sebab-
sebab kematian dari Kian pocu pun akan menjadi jelas,
dihadapan segenap saudara-saudara anggota benteng, akan
http://kangzusi.com/
ku umumkan pula sebab-sebab kematian yang menimpa
Thio Wi kang serta Be congkoan...."
Ke empat komandan itu segera mengiakan berulang kali,
dihati kecil mereka yakin sau pocu telah berhasil
menyelidiki rahasia yang menyelimuti peristiwa pembunuhan di masa lampau.
Komandan Nyoo dari pasukan macan kumbang hitam
segera bertanya dengan hormat:
"Sau pocu, tolong tanya musuh yang di jumpai semalam berasal dari golongan mana?"
"Mereka adalah para murid tiga manusia aneh dari luar lautan!". jawab Lau See giok tanpa ragu.
Paras muka ke empat komandan kapal perang itu segera


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berubah hebat, serentak mereka menjerit tertahan karena
kaget. Dengan suara hambar Hu yong siancu segera
menambahkan: "Itulah sebabnya si naga sakti pembalik sungai Thio lo enghiong baru menderita luka dalam!"
Sekali lagi ke empat komandan kapal perang itu berseru
tertahan, sorot mata mereka yang penuh diliputi perasaan kaget dan keheranan bersama sama dialihkan ke wajah si
naga sakti pembalik sungai,
Naga sakti pembalik sungai segera mendehem pelan,
kemudian katanya dengan memaksakan diri:
"Murid-murid dari tiga manusia aneh di luar lautan
tersebut hampir semuanya berilmu tinggi dan bertenaga
dalam sempurna, dengan kemampuan tenaga dalamku
sebesar puluhan tahun hasil latihanpun akhirnya kena di
hajar juga sampai muntah darah ......
http://kangzusi.com/
"Waktu itu nona kami ...." sela komandan, Ong dari pasukan harimau terbang.
"Ketika itu aku sudah terluka," jawab Oh Li cu segera.
"Sedang sau pocu...." kata komandan Sin pula dari
pasukan singa perkasa.
Siau thi gou yang selama ini membungkam tiba-tiba
menimbrung dengan suara dalam:
"Sau pocu kalian telah pergi mengejar ke dua orang tosu tua dan seorang lelaki kekar yang sedang melarikan diri
........" Diam-diam ke empat komandan tersebut merasa
terkejut, namun merekapun agaknya kurang percaya, maka
kembali tanyanya.
"Tosu tua dan lelaki kekar itu murid siapa....."
"Si tosu tua tentu saja murid si tosu tua, sedang si lelaki kekar murid si makhluk tua...."
Belum selesai perkataan itu diutarakan, Cay soat dan
Siau cian sudah tak mampu menahan rasa gelinya sehingga
mereka tertawa cekikikan.
Si Cay soat menjelaskan kemudian sambil tertawa:
"Yang dimaksudkan si tosu tua oleh adik Gou tadi
adalah Si to Cinjin, sedangkan yang dimaksudkan si
makhluk tua adalah Lam hay lo koay..."
Komandan Ciang dari pasukan naga perkasa amat
tertarik dengan kepolosan Siau thi gou, namun berhubung
sau pocu mereka lupa memperkenalkan, maka sambil
tersenyum dia bertanya:
"Saudara cilik adalah ...."
http://kangzusi.com/
Siau thi gou segera memasang gaya, sahut nya dengan
cepat, "Aku she Ciu bernama Thi gou, orang menyebutku si kepala orang hitam....."
Belum lagi perkataan tersebut selesai di ucapkan, semua
orang yang hadir di ruang tamu sudah tertawa tergelak,
malahan para centeng dan dayang yang selama ini berdiri
serius disampingpun tak bisa menahan rasa gelinya hingga turut tertawa tergelak.
Setelah suara tertawa makin mereda, komandan Ciang
dari pasukan naga perkasa baru bertanya lebih jauh: "Sau pocu, apakah kau telah berhasil menyusul ke tiga orang
tersebut?"
Lan See giok, tertawa hambar.
"Tentu saja aku tak akan membiarkan mereka kabur,
kalau tidak bukankah hal tersebut justru akan mendatangkan bibit bencana di kemudian hari?"
Komandan Nyoo dari pasukan macan kumbang segera
berkerut kening, ia tampaknya masih tidak percaya.
"Jadi ke tiga orang itu telah sau pocu bunuh?" tanyanya setengah tidak percaya.
Berkilat sepasang mata Lan See giok, tegur nya dingin:
"Apakah komandan Nyoo tidak percaya?"
Komandan Nyoo amat terkejut, buru-buru dia memberi
hormat seraya menjawab:
"Hamba tidak berani!"
"Lapor sau pocu." komandan Ciang dari pasukan naga sakti segera memberi penjelasan. "ilmu silat yang dimiliki ke tiga manusia aneh dari luar samudra amat lihat, sudah
banyak tahun mereka merajai luar lautan, bahkan para
partai besar di daratan Tionggoan rata-rata mengalah tiga
http://kangzusi.com/
bagian kepada mereka. Malah aku dengar ketua Siau lim
pay yang amat lihay pun masih belum mampu menandingi
kehebatan ke tiga manusia aneh tersebut, bisa dibayangkan murid mereka tentunya bukan manusia sembarangan, justru
karena pendapat inilah komandan Nyoo baru mengajukan
pertanyaan tersebut."
Komandan Nyoo segera mengiakan berulang kali
dengan suara hormat. Sesungguhnya Lan See giok hanya
bertujuan menanamkan kewibawaan diantara mereka, jadi
bukan sungguh-sungguh
merasa tak puas, setelah mendengar penjelasan komandan Ciang itu, paras mukanya
pun berubah menjadi lebih lembut, katanya kemudian
sambil tertawa hambar:
"Biarpun kepandaian silat yang dimiliki ke tiga manusia aneh dari luar samudra sangat hebat, namun murid
muridnya toh bukan manusia-manusia pilihan yang
berbakat bagus..."
"Ucapan sau pocu memang benar!" ke empat komandan itu segera mengiakan bersama.
Tiba-tiba Oh Li cu merasakan hatinya tergerak, ia segera menimbrung dari samping:
"Sekarang lo pocu telah tewas, sedangkan Lan siauhiap pun sudah menjadi majikan baru dari benteng Wi lim poo,
mengapa kalian berempat masih menyebutnya sebagai sau
pocu?" Kejut dan girang segera menyelimuti wajah ke empat
komandan tersebut, serentak mereka bangkit berdiri, lalu sambil mengangkat cawan serunya dengan gembira:
"Pocu di atas, harap terimalah ucapan selamat dan
hormat dari hamba sekalian!"
http://kangzusi.com/
Sesungguhnya Lan See giok sama sekali tidak
mengambil perhatian terhadap panggilan "pocu" ataupun
"sau pocu" terhadapnya, akan tetapi berhubung benteng Wi lim poo mempunyai anggota yang banyak dengan kekuatan
yang besar, Lagi pula dia pun mempunyai rencana untuk
mempergunakan kekuatan yang ada, maka setelah tertawa
hambar dia turut mengangkat cawan serta meneguk habis
isinya,. Komandan Nyoo dari pasukan macan kumbang adalah
seorang manusia yang jujur dan polos, sambil menitahkan
dayang untuk memenuhi cawan araknya, ia berseru kembali
dengan gembira:
"Sekarang sau pocu telah menjadi pocu, nonapun
semestinya sudah menjadi nyonya, hamba sekalian sudah
sepantasnya bila menghormati pula hujin dengan secawan
arak." Begitu perkataan tersebut diutarakan, paras Muka Si Cay
soat dan Ciu Siau cian segera berubah hebat, sebaliknya si naga sakti pembalik sungai dan Siau thi gou dibuat
tertegun. Berbeda sekali dengan Hu yong siancu yang mengetahui
duduk persoalan yang sebenarnya, ia sama sekali tidak
terpengaruh oleh kejadian ini, di samping itu diapun
menganggap persoalan ini cepat atau lambat tentu akan
terjadi pula, bagaimanakah akibatnya nanti siapakah yang dapat menduga sebelumnya"
Tampaknya sikap dari Lan See giok benar-benar telah
berubah, bukan saja ia tidak menegur akan perkataan
komandan Nyoo yang lancang itu, malah dengan senyum
dikulum dan pandangan yang lembut dia menengok ke
wajah Oh Li cu.
http://kangzusi.com/
Berbeda dengan yang lain, Oh Li cu justru malahan
menangis tersedu sedu.
Tentu saja ke empat komandan itu jadi tertegun,
sedangkan orang lain melongo dibikinnya.
Dengan cepat Hu yong siancu merasakan hal-hal yang
tak beres dalam persoalan ini, dia menduga gadis itu tentu beranggapan bahwa kenyataan tak mungkin bakal terwujud.
Karenanya dengan suara gembira ia segera menjelaskan.
"Perkawinan ini telah diumumkan Oh pocu dihadapan
umum, dengan disinggung nya kembali urusan perkawinan
tersebut oleh komandan Nyoo, tentu saja nona Oh jadi
teringat kembali dengan Oh pocu dan hujin yang telah
tewas." Dengan penjelasan tersebut, ke empat Komandan itu
mengira memang begitu, karenanya mereka, memandang
sekejap ke arah Oh Li cu dengan pandangan minta maaf,
sementara cawan arak yang sudah diangkatpun tanpa terasa diturunkan kembali.
Suasana perjamuan yang semula dicekam rasa tegang
lalu berubah menjadi gembira kini berubah pula menjadi
murung dan sedih.
Oh Li cu segera menyadari bahwa perjamuan itu
berubah menjadi murung dan sedih gara-gara dirinya, dihati kecilnya gadis itu segera mengambil keputusan untuk
membangkitkan kembali suasana gembira seperti tadi, maka kepada komandan Ciang dari pasukan naga perkasa ia
bertanya: "Didalam gudang kita sekarang masih terdapat beberapa banyak uang perak"
Komandan Ciang tidak mengetahui apa maksud dari
pertanyaan tersebut, namun berhubung ditanya maka
diapun menjawab:
http://kangzusi.com/
"Hamba sendiripun kurang jelas, tentang jumlah yang persis, namun menurut laporan kemarin, persedian uang
kita masih ada empat belas laksa tujuh ribuan tahil lebih..."
Diam-diam Hu yong siancu sekalian merasa terkejut oleh
jumlah harta yang begitu besar, mereka semua tidak
menyangka kalau Wi lim poo memiliki kekayaan yang
begitu besar. Memandang ke arah Lan See giok, dengan nada mohon
persetujuannya Oh Li cu berkata lagi:
"Adik Giok, setelah kau memegang kekuasaan sebagai
pocu, perlukah kau memberi sedikit tanda kenangan kepada segenap anggota benteng kita?"
"Tentu saja" jawab Lan See giok tanpa ragu-ragu, "segala sesuatunya terserah pada kemauan cici, sedang segenap
harta kekayaan di dalam bentengpun selanjutnya cici yang pegang. "
Oh Li cu tertawa hambar, tampaknya ia tidak tertarik
akan hal tersebut, kepada ke empat komandan kapal
perang, katanya kemudian:
"Untuk merayakan kejayaan benteng kita yang berhasil mengangkat
seorang pocu baru, harap kalian menghadiahkan dua tahil perak kepada setiap anggota
benteng biasa, empat tahil untuk kepala regu, sepuluh tahil untuk kapten kapal dan dua puluh tahil untuk komandan,
agar setiap anggota benteng bisa turut bergembira atas
peristiwa besar ini ....
Ke empat, komandan kapal perang itu kontan saja
merasakan semangatnya bangkit kembali, sedang para
centeng dan dayang yang berada di sekitar sana pun turut bergembira ria.
http://kangzusi.com/
Cepat-cepat komandan Ciang dari pasukan naga perkasa
meninggalkan ruangan dan menyampaikan pesan kepada
seorang kepala regu yang bertugas di luar ruang tamu,
dengan gembira kepala regu tersebut mengiakan lalu
berlarian meninggalkan tempat semula.
Hanya di dalam waktu singkat, berita gembira itu sudah
diketahui oleh setiap anggota benteng, tidak heran kalau suasana gembira ria meliputi wajah setiap orang.
Hu yong siancu sekalian segera merasa bahwa tindakan
ini pasti akan membangkitkan kembali semangat para
anggota benteng, yang hendak berlayar jauh, tanpa terasa mereka memandang ke arah Oh Li cu dengan perasaan
kagum dan memuji.
Ke empat komandan kapal perang itu paling gembira,
kembali mereka menghormati Lan See giok dengan tiga
cawan arak. Biarpun Lan See giok telah berhasil membalas dendam
bagi kematian ayahnya, namun teringat :akan gurunya yang terkurung di luar lautan, sikapnya tak jauh berbeda dengan Oh Li cu, dalam kemurungan dan kemasgulan itu, pemuda
tersebut mulai dipengaruhi oleh air kata-kata.
Tapi suasana di dalam perjamuanpun berkembang
semakin gembira dan riang.
Tapi berhubung si naga sakti pembalik sungai dan Oh Li
cu tak dapat minum arak, tidak sampai satu jam kemudian
perjamuan telah berakhir...
Ketika semua orang keluar dari ruang tamu telaga emas,
serombongan dayang pribadi Oh Li cu telah menanti di tepi tanggul dengan perahu naga emas.
Mereka pun menumpang perahu naga emas berangkat
menuju ke gedung kediaman Oh Li cu.
http://kangzusi.com/
Si naga sakti pembalik sungai dan Siau thi gou menginap
di gedung tamu agung, sebaliknya Hu yong siancu dan Lan
See giok berlima menuju ke gedung bagian belakang.
Sepanjang jalan menuju ke gedung kediaman Oh Li-cu,
Hu yong siancu hanya duduk dikursi kebesaran sambil
melamun, tampak nya ada persoalan yang sedang
dipikirkan olehnya, sedang Siau cian serta Cay soat
celingukan kesana kemari dengan riang gembira.
Lan See giok yang dipengaruhi arak duduk setengah
mabuk, tapi dia masih saja memperhatikan Oh Li-cu
dengan penuh perhatian
Tiba di depan gedung kediaman Oh Li-cu, Hu yong
siancu bersama Lan See giok dan Oh Li-cu turun dari
perahu, sedangkan Si Cay soat dan Siau cian minta kepada para
dayang untuk mendayung perahu, tersebut mengelilingi seluruh benteng.
Hu yong siancu diiringi para dayang kembali ke kamar
utama untuk beristirahat, Oh Li cu kembali ke kamar
sendiri sedang Lan See giok kembali ke kamarnya di
samping kamar tidur tersebut,
Setibanya di dalam kamar, Lan See giok segera
mengulapkan tangannya mengundurkan semua dayang,
lalu setelah menghabiskan secawan air teh kental dia
menuju ke kamar tidur Oh Li-cu.
Memasuki pintu penghubung kamar mereka, ditemukan
Oh Li cu sedang bersandar seorang diri diatas pembaringan sambil mengucurkan air mata. Tatkala Oh Li-cu melihat
Lan See giok muncul di kamarnya, dengan perasaan
terkejut ia segera melompat bangun.
http://kangzusi.com/
Lan See giok mengawasi gadis itu dengan lembut,
kemudian setelah memeriksa sekejap luka di wajah nona
tersebut, dia berbisik lembut:


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Enci Lan.."
Dengan perasaan agak kaget Oh Li-cu mengiakan, lalu
dengan wajah tersipu sipu bercampur tegang
ia menundukkan kepala nya rendah-rendah.
Semakin ketakutan Oh Li cu oleh sikap lembut Lan See
giok, pemuda itu merasa makin iba menyaksikan keadaan
gadis tersebut. dari sakunya dia segera mengeluarkan botol porselen kecil bekas Leng sik giok ji itu dan membuka
penutupnya bau harum semerbak segera menyebar ke
seluruh ruangan.
Katanya setelah itu dengan lembut..
"Aku percaya didalam botol ini masih tersisa setetes cairan Leng sik giok ji.."
"Heei.. benarkah itu adik giok?" tanya Oh Li cu tergagap sambil mengangkat kepalanya dan memandang kearah Lan
See giok dengan terkejut.
Lan See giok menuangkan sedikit air panas ke dalam
botol tadi, kemudian setelah dikocok sebentar, ujarnya.
"Masih adakah cairan giok ji dalam botol tersebut, siaute kurang tahu, namun aku rasa asalkan masih terendus bau
harum dari botol itu maka hal ini pasti akan sangat
bermanfaat bagi keadaan luka yang kau derita itu."
Sambil berkata, ia serahkan botol porselen kecil yang
telah dikocok isinya itu ke tangan Oh Li- cu,
Perhatian yang begitu besar dari sang pemuda, segera
membuat Oh Li-cu mengucurkan air mata karena terharu,
tanpa terasa ia berbisik lirih.
http://kangzusi.com/
"Adik Giok..."
Belum selesai dia berkata, suaranya sudah sesenggukan,
ia segera menutupi wajahnya dengan kedua belah tangan
dan tak mampu melanjutkan kembali kata katanya.
Dengan wajah penuh perhatian Lin See giok tersenyum,
katanya lembut.
"Enci Lan, minumlah, meskipun didalam botol itu sudah tidak berisikan Leng sik-giok-ji lagi, paling tidak dalam botol itu masih tetap tersisa setengah tetes."
Sekali lagi dia menyodorkan botol porselen kecil itu ke
tangan Oh Li cu, dengan pandangan penuh berterima kasih
Oh Li cu memandang sekejap kearah Lan See giok
kemudian baru menyambut botol itu. hatinya terasa manis
bercampur hangat, sedang sekilas sinar terang pun kembali memancar keluar dari wajahnya.
Ketika ia merasa botol kecil itu sangat berat dan bau
harumnya amat tebal, tanpa terasa tanyanya kembali sambil tersenyum.
"Adik Giok, apakah semua isi botol , ini harus diteguk habis...?"
Memandang senyuman yang menghiasi wajah gadis
tersebut, tiba-tiba saja Lan See giok merasa paras muka
nona itu terasa bertambah cantik, bahkan jauh lebih
menarik daripada apa yang terlihat sebelumnya.
Terutama sekali dari sikap Oh Li cu berbicara dan
bertindak yang lebih banyak memancarkan kelembutan
sekarang, kesemuanya ini menambah daya tarik serta
kegenitan nona tersebut.
Menyaksikan sang pemuda itu cuma tersenyum tanpa
menjawab bahkan mengawasi terus wajahnya dengan
http://kangzusi.com/
termangu mangu kontan saja merah padam selembar wajah
Oh Li cu dijawilnya pemuda itu pelan kemudian menegur
pura-pura marah.
"Heei bagaimana sih kamu ini-"
Lan See giok segera tersadar kembali dari lamunannya,
lupa apa yang ditanyakan oleh Oh Li cu tadi, buru-buru
sahutnya: "Bagus sekali, bagus sekali."
Tak heran kalau Oh Li cu segera tertawa cekikikan oleh
ulah pemuda tersebut, tegurnya sambit tersenyum.
"Apanya sih yang bagus sekali" Aku kan bertanya
kepadamu apakah isi botol ini mesti kuminum semua?"
Seraya berkata dia mengangkat botol kecil itu ke
hadapan sang pemuda dan digoyang kau berulang kali, bau
harum semerbak kembali tersiar ke seluruh ruangan.
Merah padam selembar wajah Lan See giok sambil
tertawa kembali dia mengangguk.
"Tentu saja, tentu saja." sahutnya cepat.
ooo0dw0ooo BAB 33 Oh Li cu melirik sekejap kearah Lan See giok dengan
penuh rasa cinta, kemudian sambil tersenyum dia meneguk
isi botol itu sampai habis.
Begitu cairan botol tersebut mengalir masuk ke dalam
mulutnya. Oh Li cu segera merasakan tubuhnya menggigil
keras, tak kuasa lagi ia menjerit tertahan.
"Ooooh, dingin sekali-"
http://kangzusi.com/
Lan See giok sudah mempunyai pengalaman atas diri
Siau cian, maka hatinya menjadi terkejut oleh seruan gadis tersebut, disambutnya botol kosong tadi lalu diendusnya
beberapa kali, ternyata bau harum semerbak masih
memancar dari balik botol tadi. "Aduh celaka!" pekiknya dihati.
la sadar pasti ada hal yang luar biasa dengan botol kecil itu, kepada Oh Li-cu buru-buru serunya.
"Enci Lan, cepat duduk mengatur pernapasan, kerahkan tenaga dalammu dan giringlah sari mestika dari giok ji
tersebut memasuki urat-urat nadimu!"
Dari sikap tegang pemuda itu, Oh Li cu turut menjadi
gugup dibuatnya. buru-buru ia duduk bersila sambil
memejamkan matanya, kemudian mulai mengatur pernapasan. Sedangkan Lan See giok tetap berdiri di depan Oh Li-cu
dengan perasaan tegang, diawasinya wajah gadis itu lekat-lekat, sementara semua perhatiannya dipusatkan menjadi
satu untuk memperhatikan perubahan mimik wajahnya.
Dalam waktu singkat, Oh Li cu merasakan munculnya
segulung aliran hawa panas dari pusar yang menyebar ke
seluruh badannya, begitu cepat aliran itu menyusup ke
seluruh bagian badan membuat si nona menjadi gugup dan
semakin tak mampu menenangkan hatinya.
Lambat laun kobaran api yang membara telah menyebar
rata ke seluruh badan, setiap persendian tulangnya terasa sakit bagaikan ditusuk-tusuk dengan jarum.
Akhirnya gadis itu tak mampu menahan diri lagi. segera
jeritnya tertahan:
"Oooh. ..adik Giok . , adik Giok . . . ."
http://kangzusi.com/
Lan See-giok menemukan bibir Oh Li- cu telah
membuka, mukanya merah membara dan napasnya
memburu. terutama sekali ke dua lembar bibirnya. nampak
merah merekah dan amat memabukkan hati.
Dengan perasaan terkejut ia segera berseru.
"Enci Lan. kau-"
Oh Li-cu membuka matanya dan memandang sekejap
pemuda itu dengan sorot mata yang aneh, kemudian pelan-
pelan di pejamkan kembali.
Sesudah ragu sesaat, dengan air mata berkernyit dan
suara yang begitu lirih sehingga sukar terdengar jelas. dia berbisik:
"Adik Giok... hatiku.....hatiku
terasa begitu panas.........."
Lan See giok menjumpai keadaan yang dialami Oh Li-cu
sekarang tidak jauh berbeda dengan apa yang dialami enci Cian nya tempo hari, ini berarti sari mestika Giok- ji belum sampai terhisap ke dalam pusarnya.
Dengan hati gelisah kembali pemuda itu berseru.
"Sekarang, tenangkan dulu hatimu, kemudian alirkan
hawa panas masuk ke dalam pusar-"
Belum selesai dia berkata, Oh Li cu sudah merasa tak
mampu untuk mengendalikan diri lagi. dia segera meminta:
"Adik Giok...ooh. adik Giok ...aku- aku.."
Lan See giok mengetahui secara pasti apa gerangan yang
diinginkan gadis itu, namun pikirannya saat ini masih
sadar. pemuda itu tahu dalam tengah hari bolong begitu,
dia tak boleh melakukan perbuatan konyol lagi.
http://kangzusi.com/
Tapi Oh Li-cu sudah mulai tak mampu menahan diri,
malah setengah merengek dia sudah mulai menarik-narik
tangannya. Mendadak satu ingatan melintas lewat, dipeluknya tubuh
Oh Li cu kemudian, dibopongnya si nona menuju ke atas
pembaringan. Pikiran dan perasaan Oh Li cu waktu itu sudah terbuai
dalam alam pikiran yang muluk-muluk. Kesadarannya
makin pudar, ia betul-betul sudah mabuk kepayang.
Pikiran dan perasaan Oh Li cu waktu itu sudah terbuai
dalam alam pikiran yang muluk-muluk. Kesadarannya
makin pudar, ia betul-betul sudah mabuk kepayang.
Lan See-giok membaringkan Oh Li-cu ke atas
pembaringan kemudian melepaskan sepatunya, setelah itu
dengan cekatan sekali dia menotok jalan darah nona tadi...
Oh Li-cu mendesis lirih, lalu memejamkan matanya dan
tertidur nyenyak seketika.
Sehabis menotok jalan darah tidur di tubuh Oh Li-cu,
Lan See-giok menyelimuti tubuhnya dengan selembar
selimut, kemudian baru kembali ke kamar sendiri.
Tiba didalam kamarnya, ia duduk sambil membolak-
balik botol porselen itu sambil mengamatinya berulang kali.
dan merasa sangat keheranan, mungkinkah Leng sik-giok ji yang berada didalam botol kecil ini dapat tumbuh sendiri"
Tapi pikiran tersebut segera dibantah kembali, tak
mungkin kejadian seperti ini bisa berlangsung.
Tapi. bukankah Siau-cian dan Oh Li-cu merupakan
suatu bukti yang paling baik"
Cepat-cepat dia menuju ke depan jendela dan memeriksa
botol itu di bawah sinar matahari.
http://kangzusi.com/
Apa yang kemudian terlihat kontan saja membuat
pemuda itu terdiri termangu.
Rupanya pada dasar botol sebelah dalam mempunyai
permukaan yang tinggi rendah tidak merata, pada bagian-
bagian yang cekung ke dalam inilah tampak cairan putih
yang garing masih menempel banyak di sana
Tak terlukiskan rasa terkejut Lan See giok setelah
menyaksikan kejadian itu kontan saja dia bersorak gembira kemudian membuka pintu kamar dan cepat-cepat berlarian
menuju ke kamar utama dimana Hu yong siancu sedang
beristirahat. Pada saat itulah, Siau cian dan Cay soat yang baru
pulang dari berpesiar keliling benteng sedang melangkah
masuk, ke dalam pintu halaman.
Melihat keadaan anak muda tersebut dengan wajah riang
Si Cay soat menegur:
"Engkoh Giok, persoalan apa sih yang membuatmu
merasa begitu gembira?"
Tanpa menghentikan gerakan tubuhnya Lan See giok
berlarian terus ke depan seraya menggapai kearah mereka
berdua, serunya dengan gembira:
"Kalian berdua cepat ikuti diriku!"
Dalam waktu singkat tubuhnya sudah melayang masuk
ke dalam kamar utama.
Di situ Lan See-giok menyaksikan bibinya sedang duduk
seorang diri sambil membaca sejilid kitab. maka serunya
dengan cepat. "Bibi, cepat kau lihat!"
Sambil berkata dia menggoyangkan botol porselen kecil
itu sambil menghampirinya.
http://kangzusi.com/
Menjumpai kegembiraan yang mencekam pemuda itu.
Hu-yong siancu bertanya sambil tersenyum ramah.
"Anak Giok, ada apa sih?"
Sambil meletakkan bukunya, perempuan itu segera
bangun dari pembaringan.
Sementara itu Si Cay-soat dan Ciu Siau cian telah
menyusul pula ke dalam kamar, Lan See-giok memperlihatkan isi botol porselen itu kehadapan Hu-yong
siancu, lalu serunya.
"Bibi, sungguh tak disangka dalam botol ini masih tersisa begitu banyak cairan kering Leng sik giok-ji "
Dengan wajah terkejut bercampur gembira Hu-yong
siancu menerima botol porselen itu serta memeriksa isinya.
kemudian denngan wajah berseri sahutnya.
"Aaah betul.... Oooh, anak Giok, sungguh bagus sekali, cepat perintahkan dayang untuk mengambil sepoci embun
sari mawar yang terbaik dan bawa kemari!"
Seorang diantara dua dayang yang berdiri di luar kamar
buru-buru melaksanakan perintah.
Siau cian dan Cay soat juga mengetahui apa yang terjadi, tentu saja mereka jadi gembira sekali.
Selesai memandang botol tadi, tiba-tiba Si Cay soat
seperti teringat akan sesuatu, dengan kening berkerut dan tidak mengerti tanyanya:
"Engkoh Giok, bukankah semula botol ini masih
berisikan cairan giok-ji?"
Tanpa sangsi Lan See giok segera tersenyum.
"Yaa, tapi berhubung aku hendak berangkat ke pulau
Wan-san dan kuatir kepandaian silatku tak mampu
http://kangzusi.com/
menandingi ke tiga manusia aneh tersebut, seluruh isi botol telah kuhabiskan semua."
"Tidak aneh kalau tenaga dalammu bisa peroleh
kemajuan yang begitu pesat!" seru Si Cay soat kemudian sambil tersenyum.
"Sementara pembicaraan berlangsung, dayang tadi sudah muncul dengan membawa sepoci sari mawar yang baik.
Hu-yong siancu segera menerima sari mawar tersebut
dan dituangkan ke dalam botol porselen itu, kemudian
setelah di tutup botol tadi dikocoknya isi botol berulang kali, lalu katanya dengan gembira.
"Mari kita bawa botol ini ke ruang tamu agung untuk menjumpai Thio lo enghiong!"
Lan See giok bertiga segera sadar. serentak mereka
mengiakan Ketika tiba didalam gedung, Thio lo enghiong serta Siau
thi gou telah menanti di tepi pintu.
Bertemu dengan See-giok, Siau-thi-gou segera berlarian
mendekat, sambil menarik tangan See-giok serunya
berulang kali, "Engkoh Giok, kalian tak punya rejeki, baru saja Thio loko serta ke empat komandan membicarakan pelbagai


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kejadian yang aneh-aneh di seantero jagad."
Mendengar ucapan itu, semua orang segera tertawa
tergelak dengan gembira.
Setelah masuk ke dalam ruangan, Hu-yong siancu yang
menyaksikan paras muka si naga sakti pembalik sungai
agak pucat segera bertanya dengan rasa kuatir!
"Lo-enghiong, luka dalammu belum sembuh, tidak baik kalau terlalu banyak berbicara."
http://kangzusi.com/
Si naga sakti pembalik sungai tertawa tergelak."
"Haaaahhh.....haaaahhh....haaaahhh....... terima kasih banyak atas perhatian lihiap, aku merasa cocok sekali untuk berbincang-bincang dengan ke empat orang lote ini
sehingga tidak kurasakan sama sekali keletihan di tubuhku."
"Thio lo-enghiong benar-benar seorang angkatan tua
yang luas sekali pengalaman serta pengetahuannya" puji ke empat komandan itu serentak.
Sekali lagi naga sakti pembalik sungai tertawa terbahak-
bahak. "Haaahhh.. haaahhh.. haaaahh.... mana... mana, ke
empat komandan jauh lebih berpengalaman dari pada aku."
Kemudian setelah berhenti sejenak, ditatapnya wajah Hu
yong siancu dengan penuh tanda tanya, lalu ia menegur.
"Apakah lihiap hendak mengajak komandan kapal
perang untuk merundingkan masalah keberangkatan kita?"
"Tidak ..!" Jawab Hu yong siancu sambil tertawa rawan.
"Aku datang mengantar pil mestika untuk lo enghiong."
"Ooooh itu rupa nya" kata si naga sakti pembalik sungai sambil tersenyum, dia mengira Hu yong siancu hendak
memberi pil berwarna merah yang pernah diberikan
kepadanya semalam.
Dalam pada itu. Cay Soat telah menitahkan seorang
kacung kecil di luar pintu untuk mengambil sebatang
sumpit perak. Sambil menerima sumpit tersebut Hu yong siancu
mengeluarkan botol porselen tersebut seraya berkata.
"Isi botol Ini adalah Leng sik giok ji, asal lo enghiong minum dua tetes saja serta bersemedi satu kali putaran,
niscaya lukamu akan sembuh."
http://kangzusi.com/
Sungguh tak terlukiskan rasa kaget dan gembira perasaan
Naga sakti pembalik sungai oleh perkataan ini, tanpa terasa dia mengelus ,jenggotnya berulang kali sambil mengiakan
berulang kali. Sebaliknya ke empat komandan kapal perang itu
memandang termangu, delapan buah sorot mata mereka
bersama sama dialihkan ke wajah Hu yong siancu dengan
pandangan terkejut bercampur keheranan.
"Bibi. aku juga minta. Aku juga minta...." teriak Siau thi gou tiba-tiba
Hu yong siancu tertawa.
"Bibi tentu akan memberi bagian untukmu, bahkan ke
empat komandanpun masing-masing orang akan memperoleh dua tetes."
Siau thi gou kembali bersorak gembira, sebaliknya ke
empat komandan itu berdiri melongo. hampir saja mereka
tak percaya melihat hal ini merupakan kenyataan,
Sementara itu Ha yong siancu telah memberikan dua
tetes untuk si naga sakti pembalik sungai. kemudian kepada Siau Thi gou serunya. .
"Thi gou. sekarang giliranmu, cepat pentangkan
mulutmu lebar-lebar."
Mendengar itu Siau thi gou segera membuka mulutnya
lebar-lebar. Keadaannya yang kocak membuat semua orang tak
dapat menahan rasa gelinya lagi. mereka semua tertawa
terbahak bahak.
Mulut Siau thi gou memang amat besar.. apalagi bila
dipentangkan lebar-lebar. keadaannya tak lebih seperti
sebuah ember kecil, bibirnya yang merah, lidahnya yang
http://kangzusi.com/
merah dan giginya yang putih pada hakekatnya mampu
menelan botol porselen tersebut ke dalam perutnya -
Dengan penuh kasih sayang Hu yong siancu meneteskan
dua tetes Leng sik giok ji untuk Siau thi gou, kemudian
ujarnya dengan gembira.
"Ayo cepat duduk di samping Thio lo enghiong dan
mengatur pernapasan!"
Siau-thi-gou sama sekali tak bersuara, sambil merapatkan bibirnya erat-erat dia beranjak pergi, seolah-olah kuatir kalau sari mestika Giok-ji tersebut keburu mengegos keluar.
Hu-yong siancu berpaling kemudian kepada Lan See
giok. lalu katanya.
"Anak Giok, sekarang berikan leng-si -giok ji ini untuk ke empat komandan!"
Lan See-giok mengiakan dengan hormat, dia segera
menerima botol porselen dan sumpit perak itu...
Dalam pada itu ke empat komandan telah berbaris
berjajar dengan sikap yang hormat.
Lan See-giok segera mengambil cairan mestika itu dan
membagikan dua tetes kepada setiap komandan tersebut.
Pada mulanya ke empat komandan itu merasa sangat
terkejut bercampur ragu. mereka tak berani mempercayainya seratus persen, sampai mereka jumpai
keseriusan wajah si naga sakti pembalik sungai dan
kesungguhan Siau-thi gou, ke empat orang itu baru berani mempercayainya.
Sekarang, setelah cairan mestika, Leng Sik giok ji
mengalir masuk ke mulut mereka bau harum semerbak
segera menyebar kemana mana, lalu muncul segulung hawa
http://kangzusi.com/
panas dan aliran keras dilambungnya yang pelan-pelan
menyebar ke seluruh anggota badan.
Menyaksikan mimik muka ke empat orang itu, dengan
suara dalam Lan See giok segera berseru.
"Harap kalian berempat memusatkan semua perhatian
untuk bersemedi, Jangan mencabangkan pikiran. giringlah
hawa murni yang memancar ke empat penjuru itu agar
terhimpun didalam pusar,"
Sembari berkata dia menutup kembali botol porselen itu
dan disimpan ke dalam saku.
Ke empat komandan tersebut segera duduk bersila diatas
tanah dan mulai mengatur napas dalam pada itu Hu yong
siancu setelah memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu, ia temukan diatas dinding tergantung sebuah peta yang
terbuat dari kertas kulit selebar delapan depa,
Setelah berpaling sekejap ke arah See giok, dia maju
menghampiri peta itu, Lan See giok, Siau cian serta Cay
soat segera mengikuti dibelakangnya.
Dengan mulut membungkam mereka bertiga mengawasi
peta tersebut dengan sesama sedangkan Hu yong siancu
tiada hentinya memberi penjelasan tentang betapa
berbahayanya letak pulau Wan-san.
Terutama sekali tentang sementara pulau-pulau kecil
yang diatasnya bukan cuma gersang tanpa tumbuhan
apapun, bagi para pelaut yang tidak menguasai sifat arus laut di sekitar situ, bisa-bisa akan tersesat oleh arus kuat hingga tenggelam.
Dalam keadaan begini, biarpun mereka pandai ilmu
berenang, jika tidak menguasai sifat karang dan keadaan
samudra di sekitar nya pun jangan harap bisa bertahan lama di tengah samudra.
http://kangzusi.com/
Sementara perundingan masih berlangsung si naga sakti
pembalik sungai telah menyelesaikan semedinya, disusul
pula oleh Siau thi gou . . . .
Ketika beberapa orang itu berpaling, mereka jumpai
paras muka si naga sakti pembalik sungai memancarkan
sinar kemerah merahan dengan keadaan yang sangat segar.
semua keletihan yang semula mencekam dirinya kini sudah
tersapu lenyap Sebaliknya. Siau thi gou selain mempunyai sepasang
mata besar yang lebih bersinar dari wajahnya yang semu
hitampun kini semakin bertambah hitam bercahaya.
Sambil tersenyum si naga sakti pembalik sungai
menghampiri mereka, kemudian tanyanya lirih.
"Kapan kita akan berangkat?"
"Kentongan pertama malam nanti!" sahut Lan See giok segera.
"Bagus sekali" puji naga sakti pembalik sungai seraya manggut-manggut, "memang semakin cepat kita bertindak, suasana akan semakin bertambah ramai."
Lalu sambil menunjuk peta yang bergantung diatas
dinding, dia menambahkan.
"Peta ini kusuruh komandan Ciang bawa kemari agar
didalam perundinganpun kita mempunyai suatu gambaran
tertentu."
Ketika dia baru selesai berbicara ke empat komandan
tersebut secara beruntun telah selesai pula bersemedi,
"Apakah kalian berempat telah selesai mengatur napas?"
tegur Lan see giok sambil tersenyum.
"Lapor pocu, hamba sekalian telah selesai bersemedi."
jawab ke empat komandan itu hormat.
http://kangzusi.com/
Lan See-giok tertawa, tanyanya lagi.
"Apakah kalian berempat merasa tenaga dalam yang
dimiliki telah memperoleh kemajuan yang pesat?"
Ke empat komandan itu nampak agak ragu. akhirnya
komandan Ciang dari pasukan naga perkasa menjawab.
"saat ini hamba sekalian belum dapat menduganya
secara pasti ...."
Mendengar perkataan itu. Lan See-giok segera tertawa
tergelak. "Haaaahhh..... haaahhh.... haaaahh, coba
kalian berempat menghimpun tenaga yang kalian miliki!"
Ke empat komandan tersebut menurut dan mencoba
untuk menghimpun tenaga yang dimilikinya, seketika itu
juga mereka rasakan munculnya hawa murni yang sangat
kuat dari pusar yang meluncur ke seluruh tubuh, ini
menandakan bahwa tenaga dalam yang dimiliki benar-
benar telah meningkat satu kali lipat.
Tak terlukiskan rasa terkejut dan gembira yang
menyelimuti hati ke empat orang ini, serentak mereka
berseru dengan wajah berseri
"Terima kasih banyak atas pemberian giok ji dari pocu, budi kebaikan ini tak akan hamba lupakan."
Seraya berkata kembali mereka berempat memberi
hormat dalam-dalam.
"Haaahhh ... haaahhh.... haaahhh urusan sekecil ini tak perlu kalian ingat-ingat" Lan See giok tertawa tergelak.
kemudian dia membalikkan badan sambil menuding peta di
atas dinding, lalu terusnya.
"Mari kita rencanakan bersama jadwal perjalanan kita ke luar lautan . . ."
http://kangzusi.com/
Ke empat komandan itu mengiakan dengan wajah
berseri mereka maju ke depan mendekati peta.
Berhubung Lan See giok adalah seorang pocu, maka Hu
yong siancu merasa kurang leluasa untuk mengemukakan
pendapatnya lebih dulu. sebaliknya hubungan antara si
naga sakti pembalik sungai dengan Wi-lim poo pun belum
begitu akrab, dia lebih-lebih merasa kurang leluasa untuk turut berbicara.
Ketika Lam See giok menyaksikan bibi Wan dan Thio
loko nya tidak bermaksud untuk berbicara lebih dulu, maka dia pun bertanya kemudian:
"Kapal-kapal kita ini paling jauh sudah pernah berlayar sampai dimana?"
"Ke timur sampai di Kota Kim leng. sedang ke barat
sampai ke telaga Tong ting!" jawab komandan Sin dari pasukan singa jantan segera.
"Berapa hari yang dibutuhkan untuk mencapai ke kota Kim leng?" tanya pemuda itu lagi.
"Apabila angin dan arus baik, lima hari pun sudah
sampai!" jawab komandan Nyoo dari pasukan macam
kumbang hitam. Lan See giok lalu terkejut, serunya tak tertahan.
"Waah. masa begitu cepat?"
"Apabila kita ke timur berarti mengikuti arus, apalagi di musim panas begini berhembus angin barat, bila siang
malam berlayar terus, dalam lima hari kita sudah akan tiba di kota Kim leng.
"Oooh .." Seru sang pemuda kaget bercampur keheranan, sementara sorot matanya tanpa terasa melirik sekejap ke
arah Hu yong siancu dan si naga sakti pembalik sungai.
http://kangzusi.com/
Tiba-tiba komandan Ong dari pasukan harimau terbang
bertanya. "Tolong tanya pocu.. sebenarnya perjalanan kita menuju keluar lautan kali ini hendak pergi kemana" "
"Pulau Wan san!" sahut Lan See giok sambil menunjuk ke sekelompok pulau kecil di luar teluk Hang ciu yang
berada diatas peta.
Mendengar nama tujuan ini paras muka ke empat
komandan itu berobah hebat, mereka sama-sama menjerit
kaget, langkahnya menjadi limbung dan untuk sesaat berdiri melongo seperti patung,
Lama kemudian komandan Sin dari pasukan singa
jantan baru berkata agak gugup..
"Lapor pocu, bukankah Wan san popo satu diantara tiga manusia aneh dari luar lautan berdiam di pulau Wan san?"
"Benar." Lan See giok mengangguk sambil tertawa dingin, "bukan hanya Wan san popo"
Seorang yang berada di pulau Wan san, Lam hay lokoay
serta Si to cinjin pun kini berada di pulau tersebut.
Sekali lagi ke empat komandan itu berseru tertahan
sambil berdiri melongo. lama setelah mereka masih tetap
membungkam dan tak tahu apa yang mesti diucapkan.
Entah berapa saat kemudian, sambil membelalakkan
matanya dengan kaget komandan Nyoo dari pasukan
macam kumbang hitam baru berkata lagi.
"Pocu, aku dengar tiga manusia aneh dari luar samudra mempunyai ilmu silat yang sangat lihay. berhati kejam dan buas serta tak pernah memandang sebelah matapun
terhadap jago-jago lihay dari daratan Tionggoan...
http://kangzusi.com/
"Justru karena mereka kejam dan buas serta tak pernah memandang sebelah mata pun terhadap jago-jago lihay
berasal daratan Tionggoan. maka kita baru akan datang ke pulau Wan san. agar dia tahu bahwa daratan Tionggoan,
masih mempunyai jago yang berani menentang mereka
......" "Pocu" ucap komandan Ong lagi, "urusan ini
menyangkut soal mati hidupnya benteng kita serta
keselamatan segenap umat persilatan, didalam hal ini harap pocu suka berpikir tiga kali lebih dulu sebelum bertindak."
Dengan nada memuji Lan See giok menyahut seraya
manggut-manggut. "Aku telah memikirkan persoalan ini dengan secermat-cermatnya... "
Namun dengan wajah tegang kembali komandan Nyoo
menggelengkan kepalanya seraya berseru.
"Kepandaian silat yang dimiliki tiga manusia aneh dari luar samudra sudah mencapai titik kesempurnaan, dengan
memberanikan diri hamba ingin berkata, bahwa kemampuan yang pocu miliki saat ini mungkin masih
belum mampu untuk menandingi ketiga manusia aneh
tersebut .... jadi.... Jadi ......."
Sebelum komandan Nyoo menyelesaikan perkataannya,


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lan See giok sudah menatap ke empat komandan itu lekat-
lekat. kemudian menegur dengan suara dingin.
"Rupanya kalian berempat tidak percaya kalau aku
sanggup mengungguli ketiga manusia aneh dari luar
samudra tersebut?"
Sembari berkata, hawa sakti Hud kong sinkang yang
dimilikinya segera dihimpun ke dalam lengan tangan, meski kedua buah lengan tersebut masih tetap terkulai ke bawah namun dua gulung tenaga tekanan yang maha dahsyat
http://kangzusi.com/
muncul dari balik tubuhnya dan seperti amukan gelombang
dahsyat ditengah samudra, langsung menyambar ke depan.
Waktu itu ke empat komandan tersebut sedang
mengangguk siap mengiakan, tiba-tiba mereka rasakan
datangnya segulung. tenaga.. berkekuatan yang maha
dahsyat diam-diam menggulung tiba.
Hal tersebut kontan saja mengejutkan hati ke empat
orang itu, tanpa terasa teriaknya bersama:
"Pocu, hamba sekalian tidak berani ....!" .
Di tengah teriakan itu, ke empat orang tadi tak mampu
membendung kekuatan dahsyat yang telah menggulung tiba
itu" tak ampun lagi tubuh mereka terseret sampai ke luar dari pintu.
Hu yong siancu takut serangan ini melukai ke empat
komandan tersebut, dengan suara dalam ia segera menegur:
"Anak Giok...."
Mendengar seruan mana, Lan See giok menarik kembali
kekuatannya, dengan begitu ke empat komandan tadi pun
segera bergelimpangan di tengah halaman luar.
Siau cian serta Cay soat yang menyaksikan kejadian ini
hanya tertawa cekikikan sambil menutupi mulutnya dengan
tangan, sedangkan Siau thi gou jadi termangu, dia tak tahu apa sebabnya tenaga dalam yang dimiliki engkoh Giok nya
bisa begitu hebat dan sempurna semenjak ia turun gunung.
Sementara itu Lan See giok telah berseru kepada, ke
empat komandan kapal perang yang sedang berdiri tak
tenang di luar halaman itu.
"Harap kalian berempat masuk!"
http://kangzusi.com/
Ke empat komandan itu mengiakan dan masuk ke dalam
ruangan, setelah menjura dalam-dalam serentak mereka
berseru dengan ketakutan.
"Harap pocu jangan gusar, maafkanlah kelancangan dari hamba sekalian."
Lan See giok tertawa terbahak bahak, ujarnya lembut.
"Haaahh..... haaahhh..... haaahhh... kalian berempat tak usah menegur diri sendiri, sesungguhnya tujuanku
mempertunjukkan sedikit kemampuanku tadi, tak lain
adalah ingin membuat kalian berempat tahu bahwa aku
sama sekali tak memandang sebelah matapun terhadap
ketiga manusia aneh dari luar samudra tersebut."
Setelah memperoleh pelajaran kali ini, sikap ke empat
komandan, itu semakin bertambah hormat, sedang rasa
kagum dihati kecilpun makin menebal, segera mereka
mengiakan berulang kali.
Sambil tersenyum ramah Hu yong siancu memperhatikan sekejap wajah ke empat orang komandan
itu, kemudian pelan-pelan ujarnya.:
"Didalam rencananya membawa ratusan kapal perang
menuju keluar samudra kali ini pocu kalian telah
mempersiapkan sebuah perencanaan yang amat cermat,
pokoknya dia bakal memandang keselamatan jiwa segenap
anggota benteng serta hasil karya Wi lim poo selama
puluhan tahun sebagai bahan permainan kanak-kanak
belaka, oleh sebab itu kalian berempat tak usah kuatir dan tak usah bersedih hati, daripada tindakan tersebut akan
merosotkan semangat dalam usaha kita menyelamatkan
segenap umat persilatan."-
"Ucapan Han lihiap memang benar" sahut ke empat komandan itu serentak, "hamba sekalian tentu akan
http://kangzusi.com/
berusaha dengan segala kemampuan untuk melaksanakan
tugas dengan sebaik baiknya, sehingga tidak sampai
menyia-nyiakan budi kebaikan pocu kepada kami."
Si naga sakti pembalik sungai segera tertawa terbahak
bahak,, katanya pula dengan gembira:
"Kini matahari sudah condong ke barat, silahkan kalian berempat mengambil tempat duduk, kita harus mulai
berunding tentang susunan rencana jadwal perjalanan kita."
Ke empat komandan itu masing-masing mengambil
tempat duduk, kemudian komandan Ciang dari pasukan
naga perkasa memberikan laporannya.
"Segenap kapal perang telah dipersiapkan untuk
melakukan pertempuran, jadwal pelayaran juga telah selesai disusun, asal pocu menurunkan perintah, segenap pasukan
dapat berangkat berlayar saat ini juga."
Mendengar laporan tersebut, Hu yong siancu dan si naga
sakti pembalik sungai segera manggut-manggut memuji.
Sebaliknya Lan See giok segera bertanya keheranan:
"Persiapan dan susunan rencana apakah yang telah
kalian persiapkan?"
"Sebagai pasukan ujung tombak adalah pasukan macan
kumbang hitam, pasukan naga sakti sebagai pengawal
dibelakang sedangkan pasukan harimau terbang dan
pasukan singa jantan berada di kedua belah sayap sambil
membawa bahan perbekalan."
"Bagus sekali," kembali Lan See giok memuji, "selesai bersantap nanti harap kalian berempat membuat persiapan, begitu malam tiba kita segera berangkat berlayar."
http://kangzusi.com/
Sementara itu hidangan telah dipersiapkan, cuma
berhubung pocu sekalian masih merundingkan urusan
penting, para kacung kecil tak berani masuk ke dalam.
Waktu itu si naga sakti pembalik sungai telah sembuh
dari luka dalamnya, begitu sayur dan arak dihidangkan, ia segera menyikat secawan arak besar yang diteguknya
sampai habis. Sepanjang perjalanan berlangsung, banyak dibicarakan
juga pelbagai persoalan yang perlu diperhatikan, setelah itu ke empat komandan tadi baru minta diri secara tergesa-gesa.
Berhubung waktu masih terlalu pagi, Hu yong siancu
dan Lan See giok sekalian dengan menumpang perahu naga
emas kembali, ke gedung kediaman Oh Li cu.
Hu yong siancu segera meminta kepada Lan See giok
sekalian agar pergi beristirahat, sedang ia sendiri kembali ke kamarnya.
Lan See giok, Siau cian serta Cay soat sama-sama
menguatirkan keadaan Oh Li cu, karenanya mereka
bersama sama menuju ke kamar tidur gadis tersebut.
kebetulan sekali Oh Li cu sedang membuka matanya dan
tersadar dari tidurnya.
Ketika menemukan dia tertidur di atas pembaringan
dengan tubuh berselimut, dengan perasaan kaget cepat-
cepat dia bangun dan duduk, kemudian sambil menggosok
gosok matanya dia berusaha keras untuk mengingat
kembali keadaannya sebelum tertidur tadi. Apa yang
kemudian terbayang kembali kontan saja membuat hatinya
terkejut dan paras mukanya berubah menjadi merah padam
seketika .......
http://kangzusi.com/
Dia mencoba untuk memeriksa tubuh bagian bawahnya,
namun semua pakaiannya masih lengkap, ikat pinggangnya
masih kencang dan tampaknya sama sekali tak pernah
disentuh orang.
Menyusul kemudian dia merasakan tubuhnya menjadi
enteng, seakan akan badannya tiada bagian yang tak segar lagi.
Namun ia tak percaya setelah adik Giok membopongnya
naik ke atas pembaringan tadi, pemuda itu tidak berbuat
begituan terhadapnya ....
Tapi diapun belum pernah melakukan perbuatan seperti
itu, sehingga ia tak berpengalaman sama sekali, tidak
diketahui olehnya bagaimana dia bisa tahu kalau tubuhnya pernah melayani napsu pemuda tersebut atau belum.
Mendadak...,.. Berkilat sepasang matanya, ia segera teringat kembali
dengan ketiga titik tahi lalat berbentuk bunga bwee .yang berada di atas bahunya.
Dia tahu, apabila selaput dara seorang gadis sudah
dirusak orang, maka warna tahi lalat yang semula berwarna merah itu, seketika akan berubah menjadi kuning, lalu tiga hari kemudian akan hilang lenyap tak berbekas, Berpikir
demikian, cepat-cepat dia melompat turun dari pembaringan, membuka pakaian bagian atasnya dan
menuju ke depan cermin besar untuk memeriksanya
Baru saja dia membuka bahunya yang putih halus dan
melihat ke tiga titik tahi lalat yang merah membara itu, bersamaan waktunya pula Lan See giok, Siau cian dan Cay
soat melangkah masuk kedalam ruangan.
Oh Li-cu menjerit kaget, kemudian buru-buru merapatkan kembali pakaiannya, walaupun begitu paras
http://kangzusi.com/
mukanya sudah keburu berubah menjadi merah padam
seperti kepiting rebus.
Lan See giok tidak mengetahui apa sebabnya gadis
tersebut berbuat begitu, dengan perasaan terkejut bercampur keheranan ia segera bertanya:
"Kenapa" Enci Lan, apakah bahumu juga terluka?"
Oh Li cu menggelengkan kepalanya berulangkali, dengan
wajah tersipu sipu sahutnya.
"Ooh tidak, tidak .....tidak apa-apa ! "
Lan See giok semakin kebingungan dan tidak habis
mengerti lagi setelah menjumpai paras muka Oh Li cu
berubah menjadi merah padam dan sikapnya begitu tegang
serta gugup. ditatapnya gadis itu kemudian dengan
pandangan keheranan.
Sebaliknya Si Cay soat yang melihat Oh Li cu buru-buru
menutup bahunya kembali segera teringat pula dengan
ketiga tahi lalat merah yang pernah disinggung Tok Nio-cu kepada Oh Li cu ketika mereka saling bertemu dulu, maka
kepada Siau cian katanya.
"Enci Cian, diatas bahu enci Lan terdapat tiga kuntum bunga merah, itulah lambang persamaan dari dia dengan
Gui hujin!"
Siau cian tidak menyangka kalau tahi lalat itu adalah tahi lalat penanda perawan karenanya dia, hanya tersenyum
sambil mengiakan belaka.
Si Cay soat si gadis yang ingin tahu segala galanya segera berpaling lagi ke arah Oh Li cu dan berseru dengan
gembira: "Enci Lan, bolehkah kami memeriksa ke tiga kuntum
bunga merah di atas bahumu itu-?"
http://kangzusi.com/
Seraya berkata dia lantas menarik tangan Siau cian dan
menghampirinya, sedang Lan See giok masih tetap berdiri
tegak ditempat semula.
Sebenarnya Oh Li cu enggan berbuat begitu, tapi satu
ingatan segera melintas di dalam benaknya, dia salah
mengira Cay soat dan Siau cian berniat untuk membuktikan apakah dia seorang gadis berandal atau bukan.
Karena berpendapat demikian, sambil tertawa paksa dan
wajah bersemu merah segera ujarnya:
"Tahi lalat itu dibuat ibuku semasa aku masih kecil dulu..." Sambil berkata dia lantas membuka pakaiannya dan memperlihatkan ketiga kuntum bunga merah diatas bahu
yang putih bersih itu, sementara matanya melirik sekejap kearah Lan See giok.
Berhubung Lan See giok tidak tahu maksudnya, maka ia
tidak terpengaruh sama sekali oleh tindakan mana, cuma
dirasakan ketiga kuntum bunga merah itu sangat menawan
hati. Berbeda sekali dengan Siau cian, paras muka nya segera
berubah hebat, serunya tak tahan:
"Waaaaah, ini kan tahi lalat penanda kesucian anak dara
...." Sambil berseru dengan wajah gugup, cepat-cepat ia
menutup kembali bahu Oh Li cu.
Sebaliknya Lan See giok yang melihat Siau cian berubah
muka, lalu mendengar pula tentang "tahi lalat penanda kesucian seorang dara," dia tahu hal ini tentu menyangkut soal urusan pribadi seorang dara, karenanya cepat-cepat dia membalikkan badan dan kembali ke kamar sendiri.
http://kangzusi.com/
Cay soat yang semenjak bayi sudah kehilangan kasih
sayang seorang ibu, seperti juga dengan Lan See giok, ia sama sekali tidak memahami persoalan seperti ini, maka
dengan kening berkerut dan nada tidak mengerti tanyanya:
"Apa sih yang dimaksudkan tahi lalat penanda kesucian seorang dara itu" Kenapa siaumoay belum pernah
mendengar tentang soal seperti ini?"
Paras muka Siau cian segera berubah memerah, dengan
cekatan sekali dia melirik sekejap ke belakang, melihat Lan See giok sudah pergi, ia lantas tertawa misterius sambil berbisik:
"Adik Soat, masa tubuhmu tiada tanda tersebut?"
Si Cay soat segera menggelengkan kepalanya berulang
kali sambil tertawa, sahutnya dengan wajah bersungguh
sungguh: "Siau moay tidak mempunyai tanda seperti itu."
"Ketika adik masih kecil, apakah bibi Si tidak
membuatkan tanda tersebut untukmu?" tanya Oh Li cu
sambil mengancing kembali pakaiannya:
Si Cay soat menghela napas sedih:
"Aaai, tiga hari setelah siau moay dilahirkan, ibuku meninggal dunia."
Berbicara sampai di situ dia seperti teringat akan sesuatu, maka ditatapnya Siau cian dengan pandangan keheranan,
lalu tanyanya kepada Siau cian:
"Enci Cian, apakah bibi juga membuatkan bagimu?" Siau cian manggut-manggut sambil tertawa jengah.
"Enci Cian, bolehkah siaumoay dan enci Lan melihat
milikmu itu...?". tanya Si Cay soat semakin ingin tahu.
http://kangzusi.com/
Siau cian tidak menyangka kalau Si Cay soat hendak
melihat tahi lalat penanda kesucian seorang daranya,
teringat hubungan senggama yang telah dilakukannya
dengan adik Giok waktu itu, mukanya segera berubah
menjadi merah padam, sebab tanda itu sudah lama hilang
bersamaan dengan hilangnya keperawanannya.
Untung gadis itu adalah seorang yang cerdik, buru-buru
sahutnya kemudian sambil tertawa:
"Masa tanda semacam ini harus ditunjukkan kepada
orang lain?"
"Kenapa?" Cay soat tidak mengerti.
Dengan wajah memerah Siau cian segera berbisik:
"Tanda tersebut hanya boleh diperlihatkan kepada sang pengantin lelaki disaat si gadis menjalani malam
pertamanya.."
"Oooh..." baru sekarang Si Cay soat mengerti, tanpa terasa paras mukanya berubah juga menjadi merah padam.
Biarpun demikian, dia masih juga tidak mengerti, apa
sebabnya Oh Li cu berani memperlihatkan tahi lalatnya itu di hadapan orang banyak"
Oh Li cu yang pintar segera dapat menebak suara hati Si
Cay soat, maka dengan wajah memerah pula dia berkata:
"Aku benar-benar amat bodoh, seandainya adik Cian
tidak mengucapkannya ke luar, aku benar-benar tidak tahu kalau dibalik kesemuanya ini masih terdapat alasan lain, aku malah mengira tanda ini merupakan tanda rahasia bila kami kakak beradik saling bertemu kembali! ...." Kemudian dia mengalihkan pokok pembicaraan kesoal lain, kembali
ujarnya:

Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Adik berdua, mari kita minum teh!"
http://kangzusi.com/
Sembari berkata dia lantas menuangkan dua cawan air
teh untuk Siau cian dan Cay soat.
Sementara itu Si Cay soat duduk sambil termenung dia
seperti lagi memikirkan suatu persoalan.
Mendadak berkilat sepasang matanya, cepat dia
menengok kearah Siau cian, Oh Li cu yang melihat hal ini segera bertanya dengan gelisah:
"Cici berdua, bila kita menjalani malam pertama, apakah tanda tersebut harus diperlihatkan lebih dulu kepada suami kita ?"
Oh Li-cu mengetahui apa yang menjadi alasan Si Cay
soat merasa gelisah, maka dengan niat menakut-nakutinya, ia segera berkata dengan wajah serius:
"Tentu saja, bila kau tidak memperlihatkan kepadanya, dia sendiri pasti akan memeriksanya ."
Atas ucapan tersebut, pucat pias selembar wajah Si Cay
soat, dengan gugup dia berseru lagi:
"Waah, bagaimana baiknya ini" Aku justru tidak
memiliki tanda semacam itu..."
"Apa yang mesti kau takuti ?" sahut Siau cian sambil tertawa, "tunggu saja sekembali kita dari pulau Wan san
nanti, suruhlah ibuku membuatkan sekuntum bunga Botan
yang besar di punggungmu itu!"
"Apakah aku masih bisa?" tanya Cay soat kejut dari gembira.
"Tentu saja" Siau cian mengangguk, "asal kau masih tetap bertubuh suci."
Mendengar sampai disini, paras muka Cay soat pelan-
pelan berubah menjadi tenang kembali.
http://kangzusi.com/
Dengan wajah memerah kembali Oh Li-cu menambahkan: "Padahal apakah sekarang gadis mempunyai tanda
tersebut atau tidak, dia sama saja akan memperoleh
kepercayaan dari suaminya!"
Si Cay soat tidak memperhatikan perkataan tersebut,
karena dia sedang berpikir bagaimana sekembalinya dari
pulau Wan san nanti dia akan minta kepada Hu yong
siancu untuk membuatkan sebuah tatoo bunga Botan di
tubuhnya. Lain halnya dengan Siau cian, dia tidak mengerti kenapa
Oh Li cu bisa tahu kalau tanpa tanda khusus semacam
itupun seorang gadis masih tetap akan memperoleh
kepercayaan dari suaminya:
Berdasarkan ketiga kuntum bunga bwee dibahu Oh Li
cu, semestinya ia masih tetap seorang dara. berdasarkan
sikap Cay soat yang tenang dan tenang, diapun masih tetap suci bersih, sedangkan is sendiri ......
Berpikir sampai di situ, paras mukanya kembali
memerah, hatinya berdebar semakin keras.
Dalam pada itu, Lan See giok yang bersandar di atas
pembaringan di kamar sebelah yang cuma terpisah oleh
selembar kain, dapat menangkap semua pembicaraan Siau
cian bertiga dengan jelas sekali.
Baru sekarang dia mengerti apa sebabnya Oh Li cu
memperlihatkan ketika kuntum bunga bwee diatas bahunya
itu di depan mata nya tadi, bukan saja dia hendak
memperlihatkan bahwa dia masih tetap seorang gadis yang
suci bersih, selain itu diapun hendak memperlihatkan
kepada Si Cay soat dan Siau cian berdua bahwa ia bukan
gadis yang binal ......
http://kangzusi.com/
Tentu saja Lan See giok juga mengerti tanda khusus
dibahu atau mungkin di atas lengan enci Cian nya telah
luntur bahkan hilang sama sekali .....
Sementara dia masih termenung, cahaya terang
memancar masuk dari depan jendela, ternyata magrib telah menjelang tiba.
Kemudian terdengar suara tambur dibunyikan orang
disusul suara terompet yang memanjang.
Lan See giok terperanjat, dia tahu semua kapal perang
sudah mulai berkumpul.
Tirai disingkap orang, kemudian tampak Siau cian, Cay
soat dan Oh Li cu berjalan masuk ke dalam.
"Semua kapal perang telah berkumpul" ucap See giok cepat sambil bangkit berdiri,
"Adik Giok, apakah kau hendak meninggalkan pesan
kepada segenap anggota benteng" tanya Oh Li-cu.
Pemuda itu segera menggeleng.
"Tidak usah, siaute rasa pada saat seperti ini tidak baik jika kita memberi penjelasan yang kelewat banyak kepada
mereka." "Kalau memang begitu, kita mesti mengirim orang untuk memberitahukan kepada komandan Ciang bahwa semua
kapal tak perlu berkumpul, kita langsung berlayar saja."
Belum selesai Oh Li cu berkata, dari luar ruangan telah
muncul seorang dayang yang segera berkata kepada Lan
See giok dengan sikap hormat. .
"Han lihiap mengundang pocu dan nona bertiga agar
menghadap ......"
http://kangzusi.com/
Lan See giok mengangguk, dia segera menitahkan
dayang itu untuk memberi kabar kepada komandan Ciang
agar kapal tak usah berkumpul lagi.
Ketika mereka berempat tiba di ruang utama, Hu yong
siancu sedang minum teh seorang diri.
Begitu melihat Lan See giok masuk ke dalam, Hu yong
siancu segera mempersilahkan mereka untuk duduk,
kemudian tanyanya:
"Apakah pasukan kapal perang akan segera berlayar?"
Lan See giok dan Oh Li cu segera mengiakan bersama
dengan sikap hormat.
Hu yong siancu tahu kalau Oh Li cu telah minum Leng
sik giok ji, maka sambil mengawasi bagian wajahnya yang
terluka, dia bertanya penuh perhatian:
"Apakah luka-luka yang diderita nona Lan sudah tidak terasa sakit lagi?"
"Terima kasih atas perhatian bibi, luka tersebut sudah tidak terasa sakit lagi," jawab Oh Li cu dengan hormat.
Hu yong siancu menjadi sangat gembira. serunya
kemudian: "Kalau sudah tidak terasa sakit, maka dalam dua tiga hari mendatang pasti akan sembuh dengan sendirinya, nona Lan, ayo ikut kita semua untuk berangkat bersama sama."
Lan See giok, Siau cian dan Cay Boat segera mendukung
usul tersebut.-
Tapi dengan kukuh Oh Li cu menyahut.
"Anak Lan telah menitahkan dayang untuk memberitahukan kepada komandan Ciang agar dari setiap
kapal ditugaskan lima orang untuk tetap menjaga benteng,
http://kangzusi.com/
sedang sisa nya turut semua, itu berarti dalam benteng
masih tersisa lima ratusan orang anggota, biar anak Lan
yang bertanggung jawab atas diri mereka sambil berjaga
jaga terhadap segala kemungkinan yang tak diinginkan,
anak Lan sudah mengambil keputusan, tak akan pergi."
Hu yong siancu, Lan See giok, Siau cian dan Cay soat
merasa di dalam benteng, memang membutuhkan seorang
yang berkemampuan besar untuk bertanggung jawab,
karenanya mereka pun tidak mendesak Oh Li-cu lebih jauh.
Maka mereka berlima pun sekali lagi berunding untuk
membicarakan beberapa masalah yang perlu diperhatikan
dan diatasi setelah rombongan kapal perang itu berangkat, kemudian mereka baru menumpang perahu naga emas
berangkat ke ruang telaga emas.
Sewaktu tiba di ruang telaga emas, si naga sakti pembalik sungai, Siau thi gou serta ke empat komandan yang telah
menggembol senjata telah siap menanti di pelataran depan.
Komandan Nyoo, dari pasukan macan kumbang hitam
mengenakan pakaian ringkas serba hitam dengan di
pinggangnya tersisip sepasang senjata palu besi besar
berbentuk segi delapan.
Komandan Sin dari pasukan singa jantan mengenakan
pakaian ringkas berwarna abu-abu dengan sepasang poan
koan pit berkepala merah tersisip di punggungnya, wajah
yang kekuning kuningan nampak keren sekali dalam
seragam demikian.
Komandan Ong dari pasukan harimau terbang mengenakan pakaian ringkas berwarna kuning dengan
sebilah golok besar tersoren di pinggang, sedang di bawah iganya tergantung sebuah kantung kulit berisi senjata
rahasia. http://kangzusi.com/
Dan terakhir komandan Ciang dari pasukan naga
perkasa mengenakan pakaian hijau dengan sebuah senjata
sekop emas tersoren di punggung, biarpun rambut orang ini sudah memutih, namun paras mukanya justru merah
bercahaya. Ke empat komandan tersebut hampir semuanya
berwajah cerah dan bersinar mata tajam hal ini
menandakan kalau tenaga dalam mereka telah peroleh
kemajuan yang pesat semenjak minum cairan mestika Leng
sik giok ji. Menanti perahu naga emas telah berhenti Hu yong
siancu mempersilahkan si naga sakti pembalik sungai Siau-thi gou serta ke empat komandan untuk bersama sama naik
ke perahu naga emas, kemudian berangkatlah menuju
keluar, pintu gerbang benteng.
"Apakah pasukan kapal sudah mulai berlayar?" tanya Lan See giok kemudian.
"Pasukan ujung tombak sudah keluar dari padang
ilalang, sedangkan pasukan sayap kiri dan kanan sedang
berangkat meninggalkan markas," sahut komandan Ciang dengan hormat.
"Mengapa komandan Nyoo tidak turut serta bersama
pasukannya?"
Komandan Nyo dari pasukan macan kumbang hitam
segera menjawab dengan hormat: "Hamba tetap berada
disini menantikan petunjuk terakhir dari pocu!"
Lan See giok manggut-manggut "Sepanjang perjalanan
kita nanti, andaikata bersua dengan kaum enghiong yang
bekerja di air, usahakanlah, agar menghindar dari segala bentrokan yang tidak perlu, dari pada peristiwa semacam
ini akan menghambat perjalanan kita."
http://kangzusi.com/
"Pocu tidak usah kuatir." ucap komandan Nyoo dengan bangga. "semua enghiong di atas air baik dari golongan putih maupun hitam yang bercokol di sepanjang pesisir
sungai Tiangkang mempunyai kesan yang baik terhadap
pasukan kapal perang Wi-lim poo, mereka selalu akan
menyingkir jauh-jauh bila bertemu dengan pasukan kami,"
"Biarpun demikian, toh ada baiknya bila, kita bertindak lebih berhati hati."
Ke empat komandan itu segera mengiakan.
Tiba-tiba Hu yang siancu menyaksikan langit di luar
ruang perahu gelap gulita, tidak nampak bintang atau pun rembulan bahkan seperti tertutup oleh awan tebal, melihat hal ini dengan kuatir dia berseru:
"Apakah suasana seperti ini tak akan mempengaruhi
jadwal perjalanan kita?"
"Li hiap tak usah kuatir," sahut komandan Ciang segera,
"para pelaut yang berada di pasukan depan merupakan orang-orang yang sangat berpengalaman dalam pelayaran,
biar pun ombak besar angin puyuh pun mereka. masih
mampu berlayar tanpa menguatirkan sesuatu."
Sementara pembicaraan berlangsung, perahu naga emas
sudah meluncur keluar dari pintu gerbang benteng.
Di depan sana cahaya lentera menerangi seluruh tempat,
di situ masih kelihatan ada puluhan buah kapal perang
besar yang sedang bergerak pelan meninggalkan tempat,
Beberapa puluh kaki di luar pintu tampak berlabuh sebuah perahu besar berbentuk keraton yang terang benderang.
bermandikan cahaya, sekeliling perahu dilengkapi pengawal yang ketat, di sisi kiri dan kanan terpancang alat pemanah, waktu itu para dayang dan kacung dengan pakaian baru
http://kangzusi.com/
dan semangat yang segar sedang menantikan ke datangan
mereka. Menyaksikan hal tersebut dengan kening berkerut Lan
See giok segera berpaling ke arah Oh Li cu, lalu tanyanya.
"Enci Cu, dahulu bila lo pocu hendak pergi ke luar, apakah dia tidak menumpang perahu naga emas?"
Oh Li cu tertawa, sebelum dia mengucapkan sesuatu
komandan Ciang telah menyahut:
"Dua orang pocu yang terdahulu selalu menggunakan
kapal pesiar keraton jika hendak pergi ke tempat jauh,
perahu ini besar, megah dan anggun bentuknya, merupakan
lambang dari kekuatan, kekuasaan serta kekayaan benteng
kami." Lan See giok tertawa tawa, keningnya hanya berkerut
sebentar lalu tidak memberi kan pernyataan apa-apa.,
Sedangkan Siau cian dan Cay soat segera memuji:
"Waahh... perahu keraton itu jauh lebih besar daripada perahu yang digunakan Toan Ki tin dari Lim lo paa
sewaktu berada di depan telaga tempo hari.. nampaknya
perahu kita jauh lebih anggun dan megah."
"Perkataan nona berdua memang benar," ke empat komandan itu tersenyum seraya manggut-manggut, "belum pernah ada, pemilik benteng air. lainnya yang memiliki
perahu anggun seperti milik benteng Wi Lim Poo ini."
Sementara pembicaraan masih berlangsung perahu naga
emas telah buang sauh di sisi kapal pesiar keraton.
Dengan mengerahkan ilmu meringankan tubuh masing-
masing, beberapa orang itu segera meninggalkan perahu
naga emas untuk pindah ke kapal pesiar keraton.
http://kangzusi.com/
Kapal tersebut memang dirancang dengan arsitek yang
tinggi, semua peralatan amat mewah. permadani merah
hampir menutupi semua lantai ruangan, sementara lentera
keraton menerangi setiap sudut tempat.
Ketika Lan See giok menyaksikan kapal-kapal perang
yang sudah bergerak lebih dulu itu sama-sama berada
dalam keadaan terang benderang, dengan kening berkerut ia lantas berkata: "Komandan Ciang, setiap perahu diterangi sampai puluhan buah lentera, padahal perahu kita
mencapai ratusan buah, apakah hal semacam ini tidak
merupakan suatu pemborosan?"
Ke empat komandan itu mengiakan dan tak berani
mengemukakan pendapat apa-apa.
Maka anak muda tersebut berkata lebih jauh: "Bila
perahu sedang membuang sauh atau sedang., menghadapi
pertempuran, lampu boleh dipasang semua, sedang di
waktu-waktu lain lebih baik pergunakan secukupnya saja."
Kembali ke empat komandan itu menyahut, buru-buru
komandan Ciang berlalu dari situ.
Kepada ke tiga orang komandan lainnya, kembali Lan
See giok berkata:
"Kalian bertiga boleh kembali ke pasukan masing-
masing, lakukan saja perjalanan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan."
Ketiga orang komandan itu mengiakan dan bersama
sama meninggalkan ruangan.
Sementara itu, Hu yong siancu dan Siau cian serta Cay
soat telah selesai mengucapkan kata-kata perpisahan
dengan Oh Li-cu.


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

http://kangzusi.com/
Ketika Lan See giok menjumpai paras muka dara itu
diliputi perasaan sedih, sepasang matanya berkaca kaca, ia segera berjalan ke luar dari ruangan dan mengikuti di
belakang nya sambil berpesan dengan penuh perhatian:
"Enci Lan. baik baiklah merawat lukamu didalam benteng, semoga kau dapat menjaga diri baik-baik, kepergian siaute kali ini paling banter hanya satu bulan atau mungkin hanya dua minggu saja, begitu selesai pasti akan kembali kemari."
Dengan sedih Oh Li-cu tertawa getir, tapi dia mencoba
untuk berkata dengan wajah riang.
"Adik Giok tak usah memikirkan tentang diriku, pergilah dengan hati tenang, aku dapat mengurusi keadaan di dalam benteng ini dengan sebaik baiknya!"
Sementara pembicaraan berlangsung, mereka sudah tiba
di buritan perahu, ketika berpaling ternyata Hu yong siancu, Siau cian dan Cay soat tidak ikut keluar, dia tahu mereka memang sengaja tetap berada dalam ruangan,
Maka sambil menatap wajah See giok, ia berbisik lagi
dengan sedih. "Adikku, kau toh sudah tahu tentang asal usulku,
meskipun aku hidup didalam lumpur.. perbuatanku agak
genit, namun sesungguhnya tubuh cici masih tetap suci
bersih ...."
Belum sampai perkataan itu selesai diucapkan, suaranya
sudah sesenggukan dan kata-kata selanjutnya tak mampu
lagi diutarakan, cepat dia membalikkan badan dan
melayang kembali ke atas perahu naga mas....
ooo0-dw-0ooo http://kangzusi.com/
BAB 34 LAN SEE GIOK yang menghadapi kejadian seperti ini
menjadi melongo dan berdiri tertegun, ia setengah mengerti setengah tidak terhadap perkataan tersebut, tanpa terasa serunya cemas:.
"Enci Lan ....."
Namun Oh Li cu sudah berkelebat masuk ke ruang
perahunya. Sebenarnya. Lan See giok hendak menyusul ke perahu
naga emas, tapi sewaktu ia berpaling, ditemukan para
pengawal dan para dayang yang berada di perahu tersebut
meski tak berani memandang kemari secara terang
terangan, namun secara diam-diam mereka memperhatikan
tingkah lakunya, hal ini membuatnya menjadi ragu.
Mendadak terdengar suara keleningan berbunyi nyaring.
Menanti Lan See giok berpaling kembali, perahu naga
emas telah berangkat menuju ke dalam benteng.
Pada saat itulah komandan Ciang telah menghampirinya
dengan langkah lebar, ia berkata dengan hormat:
"Lapor pocu, semua lentera diatas kapal perang telah dipadamkan, bila tiada perintah lagi, hamba pun akan
kembali ke kapal komandoku."
Waktu itu pikiran Lan See giok masih kalut, maka
diapun mengangguk:
"Ehmm, tak ada urusan lagi."
Menanti dia berpaling kembali, perahu naga emas itu
sudah masuk ke balik pintu benteng.
Dengan wajah kusut dan pikiran kalut akhirnya pemuda
itu balik kembali ke dalam ruang perahu, waktu itu Hu
http://kangzusi.com/
yong siancu sekalian telah kembali ke kamar untuk
beristirahat. Maka seorang diri ia duduk di kursi utama ditengah
ruangan, sedang para dayang dan kacung berdiri menanti di samping dengan hormat, seluruh lentera di luar ruang
perahu telah dipadamkan tinggal sebuah lentera kecil dalam ruangan.
Tak lama kemudian layar dinaikkan dan perahu pun
pelan-pelan bergerak menuju ke depan.
Sementara itu Lan See giok masih dibikin tidak mengerti
oleh sikap Oh Li cu sewaktu berpisah tadi. ia tidak mengerti kenapa Oh Li cu bisa menunjukkan sikap yang begitu emosi dan sedih"
Tentu saja dia tahu Oh Li cu dapat berbuat demikian
jelas hal ini bukan terwujud didalam satu dua hari saja.
Tanpa terasa pemuda itu menjadi melamun, ia
membayangkan kembali kenangan dimasa lampau.., ketika
pertama kali ia bertemu dengan Oh Li cu. bagaimana dia
dipukul sampai tercebur ke dalam air hingga saat ini.
Mendadak terdengar suara air memecah di tubuh perahu
disusul perahu sedikit oleng, para dayang dan kacung kecil yang sedang berdiri di sisi pun tak tahan turut oleng pula ke samping. Hal ini segera menyadarkan kembali
Lan See-giok dari lamunannya.....
Dia memandang sekejap kearah kawanan dayang dan
kacung itu, kemudian sambil mengulapkan tangannya ia
berseru: "Pergilah kalian untuk beristirahat!"
http://kangzusi.com/
Para dayang dan kacung itu mengiakan kemudian
bersama-sama memberi hormat dan meninggalkan tempat
itu. Perahu semakin oleng tapi bergerak semakin cepat pula,
bila ada ombak yang memecah di tubuh perahu, segera
menimbulkan suara gemuruh yang keras.
Lan See giok bangkit berdiri dan berjalan menuju keluar
pintu. waktu itu langit sangat gelap. angin berhembus
kencang dan ombak menggulung tinggi. ia tak tahu sudah
berapa jauhkah mereka tinggalkan benteng Wi lim Poo. .
Waktu itu, para pengawal yang semula bersiaga di sisi
perahu sudah jauh berkurang. namun di depan setiap alat
pembidik panah masih berdiri enam orang pengawal.
Ketika Lan See giok berpaling, ia temukan dibelakangnya berdiri seorang kacung dan seorang dayang, maka kepada si kacung itu katanya.
"Beritahu kepada kepala regu penjaga, setiap alat
penahan dijaga oleh dua orang saja, sedang pengawal
lainnya boleh pergi beristirahat."
Kacung itu mengiakan dengan hormat, ia buru-buru lari
menuju ke buritan.
Waktu itu kabut tebal telah menyelimuti permukaan
telaga. dikejauhan sana tampak lentera merah memancar
dimana mana bahkan bintang dilangit, yang besar sebesar
mangkuk yang kecil bagaikan kedelai. ini membuat
pemandangan sangat indah.
Mendadak- "Ooooh, sungguh indah" dari belakang tubuhnya
kedengaran seseorang berseru nyaring.
http://kangzusi.com/
Lan See giok, tahu suara itu berasal dari Cay soat, ketika berpaling ditemukan Siau cian pun berada di situ.
Tiba-tiba terdengar siau cian bertanya dengan rasa
terkejut. "Aaaah, adik soat, coba lihat lampu lampu merah
dikejauhan sana, apakah semua lampu itu berasal dari kapal perang kita?"
Melihat kedua orang itu berbincang bincang sendiri
seperti tak melihat kehadirannya di situ, tergerak hati Lan See giok, segera serunya.
"Benar, berhubung angin kencang dan kabut sangat tebal, maka semua kapal menaikkan lentera merah. ke satu untuk
petunjuk pelayaran. kedua untuk menghindari tubrukan
antara dua kapal."
Belum lagi habis dia berkata. Siau-cian dari Cay soat
telah berseru keheranan.
"Waaaah, nampaknya pocu seorang diri berdiri disini
sambil menikmati keindahan malam, waaah.. kau memang
romantis sekali..."
Lan See giok tahu, kedua orang gadis itu tentu sedang
merasa cemburu dan curiga berhubung ia belum juga masuk
ke dalam, karena itu mereka sengaja datang untuk
menggodanya. Maka sambil tertawa terbahak-bahak serunya dengan
lantang. "Enci Cian. adik Soat, malam begini dingin, bukannya tidur kenapa malah keluar dari ruangan" Kalau ingin
melihat keindahan malam. bukankah dari ruang perahupun
bisa?" http://kangzusi.com/
Seraya berkata dia lantas beranjak ke depan, melihat Lan See giok mendekat. Sebelum Siau cian sempat menjawab,
Si Cay soat telah berkata lagi.
"Enci Cian. kabut di luar amat tebal, kalau sampai
masuk angin kita tak bakal ada yang perhatikan sehingga
seperti orang kehilangan sukma, lebih baik kita masuk
saja.." Seraya berkata dia mencibir kearah pemuda itu dan
menarik Siau cian masuk dalam ruangan..
Dengan kening berkerut Lan See giok segera menghentikan langkahnya dan mengawasi bayangan tubuh
ke dua orang tersebut dengan melongo, sampai lama
kemudian ia baru menggelengkan kepala dengan perasaan
apa boleh buat.
Dia tahu, adik Soat dan enci Cian bukan cuma
dipengaruhi oleh perasaan cemburu saja, di samping itupun bermaksud mengajaknya masuk ke dalam dan beristirahat.
Diiringi seorang dayang, Lan See giok masuk ke dalam
sebuah kamar yang besar dan megah, selain meja dan kursi, hampir semua peralatan yang ada di situ terbuat dari emas dan kemala.
Diatas meja terdapat lima buah lilin raksasa yang
menyinari seluruh ruangan hingga terang benderang. lantai ditutup dengan permadani merah. sebuah pembaringan
antik dengan seprei dan tirai yang indah, membuat suasana kamar itu menyerupai sebuah kamar pengantin ....
Setelah memeriksa kamarnya, Lan See giok mengunjungi
si naga sakti pembalik sungai dan Hu yong siancu untuk
mengucapkan selamat malam, dan akhirnya menuju ke
kamar Cay soat dan Siau cian bersama Thi gou, hingga ke
http://kangzusi.com/
dua orang gadis itu tersenyum cerah kembali baru pulang ke kamarnya untuk beristirahat.
Ketika mendusin kembali, hari sudah terang tanah. tapi
kabut tebal menyelimuti seluruh permukaan hingga beratus ratus buah kapal perang yang bergerak di sekitar sana hanya terlihat samar-samar ....
Di atas setiap perahu digantungkan sebuah lentera
merah, sedang ketiga layarnya dipasang penuh, kelihatannya saja kapal tersebut seperti tidak maju-maju, padahal kecepatannya luar biasa sekali ....
Pelan-pelan Lan See-giok berjalan menuju ke ujung
geladak, memandang beratus ratus buah kapal perang
dengan panji-panji yang menyilaukan mata itu, tanpa terasa semangatnya berkobar kembali.
Ia bertekad hendak mempergunakan kapal-kapal perang
ini untuk melakukan perbuatan yang bermanfaat bagi umat
persilatan. Langkah pertama yang akan dilakukan sekarang adalah
menghukum tiga manusia aneh dari luar samudra yang
sudah banyak tahun melakukan kejahatan, bila ketiga
gembong iblis tersebut telah dibasmi, kemungkinan besar
situasi didalam dunia persilatan akan mendekati kedamaian. Tengah hari itu mereka sudah tiba di kota Tok ciong.
Tampaknya kehadiran beratus ratus buah kapal perang
ini sangat menarik perhatian orang banyak, semakin
mendekati siang hari. orang yang berkerumun menonton
keramaian makin meluap.
Hu yong siancu dan naga sakti pembalik sungai yang
menyaksikan situasi seperti ini menjadi gelisah sekali, dia tahu bila keadaan seperti ini dibiarkan berlangsung terus,
http://kangzusi.com/
kesulitan yang mereka hadapi niscaya akan semakin
bertambah. "Anak Giok" ujar Hu Yong siancu kemudian kepada Lan See giok yang berdiri dengan wajah membesi, "bila barisan terdepan menemui hambatan. entah mereka dari partai atau perguruan mana. Singkirkan dengan sekuat tenaga. kalau
tidak demikian manusia yang tak tahu diri niscaya akan
manfaatkan kesempatan ini untuk mengacau perjalanan
kita" Sementara pembicaraan berlangsung mendadak tampak
sebuah sampan kecil meluncur datang dengan kecepatan
tinggi. Ketika tiba di depan perahu besar tersebut. sesosok
bayangan manusia, nampak melompat naik ke atas geladak
dia adalah seorang lelaki setengah umur yang memakai
pakaian ringkas berwarna hitam, begitu tiba diatas kapal, cepat-cepat dia menuju ke pintu ruangan.
Para pengawal kapal mengenali orang itu sebagai
seorang kepala regu dari komandan Nyoo, karenanya tak
seorangpun yang menghalangi perjalanannya.
Begitu tiba di depan pintu, lelaki setengah umur berbaju hitam itu segera menjura kepada Lan See giok dan berkata.
"Lapor pocu, di depan situ muncul seorang manusia
bernama Bajing air berbulu emas Ong Hua yang datang
beserta anak buahnya, mereka menghadang perjalanan kita
dan minta kepada pocu untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang akan diajukan olehnya"
Lan See giok segera berkerut kening lalu mencorong
sinar tajam dari balik matanya, sambil tertawa dingin ia berseru.
http://kangzusi.com/
"Buka barisan depan dan biarkan mereka masuk. biar
aku sendiri yang menjumpai mereka"
Lelaki setengah umur berbaju hitam itu mengiakan dan
segera beranjak pergi untuk kembali ke depan.
Kepada si naga sakti pembalik sungai. Lan See giok
segera bertanya.
"Thio loko, tahukah kau tentang seluk-beluk manusia yang bernama bajing air berbulu emas Ong Hua ini?"
"Orang ini sudah banyak tahun bercokol dimulut telaga dan hidupnya mengganggu kaum nelayan dan saudagar
yang melalui tempat ini, oleh sebab pelbagai perguruan
enggan mencari urusan maka selama ini tiada orang yang
mencampurinya. tak heran kalau pengaruh mereka kian
lama kian bertambah besar dan kuat. sehingga akhirnya
menjadi benggolan perampok yang disegani orang. Bila
Ong Hua sudah datang nanti. kau tak ada salahnya
memberi pelajaran yang setimpal kepadanya, daripada ia
memeras orang lagi"
Lan See giok segera manggut-manggut dan beranjak
keluar dari ruangan perahu.
Si-Cay-soat, dan Siau-thi gou segera mengikuti pula
dibelakang anak muda tersebut.
Sedangkan Hu-yong siancu serta si naga sakti pembalik
sungai enggan bertemu muka dengan manusia bangsa
cecunguk seperti itu, karenanya mereka tetap duduk
didalam ruangan sambil minum teh.
Ketika Lan See giok berempat tiba di ujung geladak,
waktu itu segenap kapal perang telah berhenti berlayar dan menyingkir ke samping...
http://kangzusi.com/


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Komandan dari pasukan naga perkasa, harimau terbang
dan singa jantan yang tidak mengetahui apa yang telah
terjadi buru-buru meninggalkan pasukan masing-masing
dengan sampan kecil mereka berdatangan ke kapal keraton.
Dari para pengawalah mereka mendapat tahu apa
gerangan yang terjadi, karena nya mereka segera berdiri di sisi Lan see giok sambil menantikan perkembangan
selanjutnya. Komandan Nyoo yang bertanggung jawab pada pasukan
terdepan, tak berani bertindak secara sembarangan karena perintah untuk tidak melakukan bentrokan langsung dengan kawanan jago, karenanya sambil menahan emosi terpaksa
dia mengirim orang untuk melaporkan peristiwa tersebut
kepada pocunya Dan setelah mendapat perintah dari pocu untuk
melepaskan lawan masuk ke dalam, diapun membawa si
Bajing air berbulu emas Ong Hua menuju ke dalam.
Lan See-giok yang berdiri di ujung geladak dapat melihat di sisi kiri kapal besar komandan Nyoo berjejer sebuah
perahu besar berwarna abu-abu, berapa puluh orang, lelaki kekar berdiri diatas perahu tersebut, sedang empat lelaki bertubuh kekar yang nampaknya merupakan pemimpin
mereka berdiri angkuh di ujung geladak.
Sebagai orang yang dipaling depan adalah seorang lelaki
berusia empat puluh tahunan yang berwajah kuning,
bermata besar, hidung singa. muka lebar dan telinga besar.
ia mengenakan pakaian ringkas berwarna kuning tanpa
membawa senjata.
Jika ditinjau dari dandanan maupun gerak geriknya.
mungkin orang inilah yang merupakan pemimpin dari
kaum perampok di mulut telaga. Bajing air berbulu emas
Ong Hua. http://kangzusi.com/
Dibelakang Ong Hua berdiri tiga orang, seorang lelaki
baju hijau membawa golok seorang berbaju hitam
membawa senjata palu dan seorang lagi berbaju ungu
membawa senjata sam ciat kun.
Sementara Lan See giok masih mengamati lawannya,
kedua buah perahu itu sudah berhenti tujuh delapan kaki
dihadapannya. Komandan Nyoo segera menjura kepada pemuda kita
sambil serunya lantang.
"Lapor pocu, bajing air berbulu emas Ong Hua telah
datang!" Komandan Nyoo adalah seorang lelaki bertubuh tinggi
besar menyerupai pagoda hitam, dengan tenaga dalam yang
telah memperoleh kemajuan. ia berbicara dengan suara
yang menggeledek seperti guntur. segera membuat semua
orang merasakan telinganya sakit.
Tampak ke empat orang yang berada di perahu berwarna
abu-abu itu merasa terkejut atas kesempurnaan tenaga
dalam komandan Nyoo. meski demikian oleh karena
mereka pernah dengar kalau ilmu silat yang dimiliki ke
empat komandan dari Wi Lim poo hanya berilmu silat
biasa saja. maka hal tersebut tidak sampai dipikirkan
didalam hati. Apalagi setelah mereka saksikan Lan See giok yang
berada di kapal keraton tidak lebih cuma seorang pemuda
berusia dua puluh tahun dengan didampingi dua gadis
cantik serta seorang bocah berkulit hitam. seketika itu juga mereka memandang enteng, musuh musuhnya, dalam
anggapan mereka, anak-anak manja seperti ini mana
mungkin berilmu tinggi"
http://kangzusi.com/
Sementara itu Lan See giok telah mengangguk kepada
Komandan Nyoo, kemudian sambil berpaling kearah si
bajing air berbulu emas Ong Hua yang berada di perahu
abu-abu itu, ujarnya dengan tenang:
"Aku Lan See giok dengan memimpin pasukan hendak
menuju keluar samudra. entah apa maksud saudara
menghalangi gerak maju perahu-perahu kami?"
Biarpun perkataan ini diucapkan Lan See giok dengan
suara yang lembut dan tenang namun semua orang dapat
mendengar dengan jelas sekali.
Bajing air berbulu emas Ong Hua segera merasakan
hatinya bergetar keras, paras mukanya berubah, dia sadar bahwa berita yang tersiar diluaran tidak salah., nampaknya pocu baru dari Wi lim poo memang seorang jagoan yang
berilmu sangat hebat.
Tapi keadaannya sekarang ibarat orang menunggang
macan, mau tak mau dia harus menerima juga kenyataan
dengan begitu saja, maka sambil tertawa nyaring kembali ia berseru.
"Ketika Lan pocu menerima jabatan sebagai pocu Wi lim Poo. apakah pocu yang lalu tidak meninggalkan pesan apa-apa kepadamu...?"
"Entah apa yang saudara maksudkan?" ucap See giok seraya menggeleng.
Sekali lagi si Bajing air berbulu emas tertawa terbahak-
bahak. "Haaahhh... haahhh... haahhh... sebetulnya hanya urusan kecil, yaitu setiap perahu yang melalui mulut telaga dikenakan biaya empat tahil setiap perahu sebagai ongkos masuk telaga."
Mendengar perkataan tersebut, ke tiga orang komandan
kapal perang itu menjawab gusar, namun berhubung pocu
http://kangzusi.com/
mereka hadir di situ, maka mereka tak berani sembarangan bertindak.
Rahasia Peti Wasiat 2 Rahasia 180 Patung Mas Karya Gan Kl Panji Sakti 12
^