Pencarian

Kisah Sepasang Bayangan Dewa 3

Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan Bagian 3


mereka masih sempat melihat gerakan tiga manusia itu melesat begitu cepatnya,
sehingga tubuhnya seperti sebuah perasaan yang tiba-tiba datang dan tiba-tiba
lenyap begitu saja. Hanya dalam waktu yang teramat singkat ketiganya sudah
lenyap dari tempat itu.
Bersamaan dengan melesatnya tiga orang tua sakti itulah, terdengar suara halus,
kuat, dan penuh perasaan melantunkan sebuah syair. Walaupun suara itu perlahan,
namun terdengar bening dan jelas. Suara yang mengayuh lembut di balik angin
yang bergerak lunak.
"Zhong gua de gua, zhong dou de dou (menanam melon menghasilkan melon,
menanam kedelai menghasilkan kedelai).
Zhenli de shu zi zhenli de Guozi (Pohon sejati menghasilkan buah sejati)
Zhenli de xin zi zhenli de zhenli (hati yang berkebenaran menghasilkan kebenaran sejati)
Derendu nengli fu yizhi yixia xin (barangsiapa dapat menundukkan keinginannya dibawah akal-budinya)
Tamen fajue zhenli de zhenli (mereka telah menemukan kebenaran sejati)
Xin nianzhu yizhi zi zhenhe (hati yang memeluk akal-budi itulah keharmonian
sejati)" "amithaba ".amithaba ".siancai "siancai"." Suara itu berkumandang jauh dan
mengalun tinggi sekali. Tiga manusia dewa itu tiba-tiba sudah melayang kembali
bagai kapas . "Kalau begitu, manakah yang benar: "Perbuatan yang benar menghasilkan
kebenaran atau kebenaran menghasilkan perbuatan yang benar?" Huangying Ti
Shensheng bertanya sambil matanya menatap sangat tajam ke arah Yang Jing
"Jiwi,maafkan bonpwe yang tidak tahu diri. Menurut boanpwe, "Kebenaran selalu
menghasilkan perbuatan benar."
"Jikalau kebenaran itu bukan hasil perbuatan yang kita usahakan benar, darimana
kebenaran itu terwujud."
"Bu Yingzi Laocianpwe, apabila kebenaran itu diukur dan dimengerti sebagai hasil dari perbuatan, maka kebenaran itu tidak memiliki batas-batas dan unsur-unsur
yang jelas. Karena setiap orang akan mengaku perbuatannyalah yang benar.
Jikalau sudah demikian, kebenaran sejati itu sudah tidak ada lagi. Kebenaran sejati adalah buah dari hati dan pikiran yang sudah disatukan. Sehingga, pikiran yang
menghasilkan akal-budi itu dapat berjalan harmoni dengan hati yang menghasilkan
kehendak. Kehendak tidak berjalan liar, melainkan dapat tunduk dan selaras
dengan akal-budi yang selalu mengacu kepada kebenaran. Akal-budi mengerti
mana yang baik dan jahat, kehendak dapat menyelaminya sehingga dapat berjalan
selaras untuk memilih apa yang baik. Hasilnya, kehendak dan akal-budi menjadi
memperlai yang hidup rukun dan harmoni."
"Amithaba ". Amithaba ".siancai".siancai"..Thian maha baik, melalui sicu yang
masih muda, misteri itu terkuak. Sicu telah membuka mata hati kami bertiga "
bolehkah kami mengenal nama sicu" Pinto kagum melihat sicu yang masih muda
tetapi sudah memiliki kepandaian yang tinggi dan pengertian yang ajaib."
Yang Jing menjadi kikuk melihat cara tiga orang sakti itu bersikap terhadapnya.
Cepat-cepat ia menekuk lututnya dan sikap sangat menghormat ia berkata:
"Boanpwe she Zheng bernama Yang Jing. Maafkan boanpwe yang turut campur
urusan jiwi Laocianpwe dengan menyamar seperti sekarang ini." Serta-merta ia
membuka penyamarannya.
"Ha"ha"ha".bukankah kami sedang berhadapan dengan Tianpin Er Zheng Yang
Jing, cucu sahabat kami Lie A Sang?"
"Teecu yang rendah memang dikenal sebagian orang kangouw sebagai Tianpin Er."
Baipan Siansu tertawa terbahak-bahak melihat sikap Yang Jing.
"Ha"ha"ha"anak baik".anak baik"pinceng suka " pinceng suka". Temuilah
kongkongmu dahulu,kemudian kita masih ada hal-hal yang harus dilakukan dan
dibicarakan."
"Kongkong ".apakah kongkong baik-baik saja " Jing rindu sekali." Lie A Sang
hanya tersenyum mangut-mangut melihat sikap dan tutur-kata Yang Jing.
"Jing Er " bangunlah, kongkongmu tidak kurang suatu apapun. Ayo beri hormat
pula kepada paman dan bibimu sekalian."
"Paman Wang Yu dan Bibi Soan Li apakah jiwi berdua baik-baik saja?"
"Jing Er " " Gan Soan Li yang walaupun sudah cukup tua, tetapi kecantikannya
tidak pudar bahkan ia tampak agung dan tetap bercahaya anggun. Ia tidak bisa
berkata apa-apa, ia hanya memeluk Yang Jing dengan erat. Ia merasakan pemuda
inilah yang mempertemukannya kembali dengan orang yang ia cintai, Lie A Sang.
Yang Jing berdiri tegak di hadapan tiga manusia dewa itu. Matanya mencorong
tajam bagai mata seorang anak Dewa. Begitu sorot matanya bertemu dengan mata
tiga orang tua sakti itu, ia melihat sinar mata yang tajam menembus isi hatinya.
Sebersit sinar berwarna kuning emas tampak bergerak lembut dari ke dalaman
matanya. Itulah hawa sakti yang sudah menyatu dengan kekuatan di sekitarnya.
"Jing Er " gerakan hawa sakti di dalam tubuhmu sudah mencapai tingkat yang
sempurna, hanya nyalimu masih belum begitu kuat mengatur tenaga sakti itu. Hal ini normal-normal saja karena jiwamu yang lembut dan penuh welas-asih kepada
siapapun termasuk musuh-musuhmu. Namun, nyali tetap adalah nyali. Nyalimu
perlu dilatih menjadi seperti nyali naga tetapi jiwa tetap baik dan bersih." Huanying-Ti-Shensheng menjelaskan.
"Sekarang layanilah kami bertiga barang seratus jurus, pilihlah dua orang yang kau anggap cukup untuk menemanimu bermain-main dengan kami bertiga. Jangan
sungkan-sungkan, sebab kamipun tidak akan sungkan-sungkan. "
Yang Jing memandang Shi De Hu dan Hsing Li Fong sambil menganggukkan
kepalanya. Dua pasang pendekar sakti itupun segera melayang dan berdiri sejajar
dengan Yang Jing sambil melepas rambut palsu dan topeng yang menutup. Kini dua
pemuda gagah perkasa dan seorang gadis cantik rupawan berdiri berhadapan
dengan tiga orang tua yang dikenal di dunia persilatan sebagai tokoh dongeng yang kesaktiannya tidak lumrah.
"Bersiaplah " kerahkan seluruh tenaga dan ilmu yang kalian kuasahi, karena kami
bertiga pun tidak segan-segan menyerang dengan seluruh kemampuan." Dua detik
setelah Huanying-Ti-Shensheng berkata, entah kapan bergeraknya, ketiga orang
muda itu sudah diserang oleh tiga benda kecil yang meluncur dengan kecepatan
yang tidak terperihkan. Sebuah daun bergerak melingkar dan mengarah empat hiat-
to yang sulit untuk dilindungi pada diri Li Fong. Entah siapa yang menyerang Li
Fong dengan sehelai daun itu, serangnya sangat cepat dan bergerak hebat sekali.
Li Fong sangat terkejut karena ia hampir-hampir tidak bisa melihat gerakan sehelai daun itu, tahu-tahu empat hiat-tonya sudah terancam. Tidak ayal lagi Li Fong segera menggerakkan telapak tangan kirinya mengarah ke langit sedangkan tangan
kanannya membentuk segitiga lancip, inilah Fo Bo Bao Feng Yu (Buddha menabur
hukan badai) ciptaan Wang Ming Mien, si guci maut. Walaupun gerakan sehelai
daun itu sangat hebat dan cepat sekali, namun dengan Fo Bo Bao Feng Yu, Li Fong
dapat mengikuti gerakan daun itu dengan sama kuat dan cepatnya. Ilmu ini
mengurung gerakan daun itu ke segala penjuru mata angin, dan tanah tempat ia
berpijak menjadi porak-poranda seperti dihantam badai dari atas dan membentuk
seperti corong tengkurap.
"Fo Bo Bao Feng Yu (Buddha menabur hukan badai) ciptaan Wang Ming Mien, si
guci maut, sungguh sangat bagus " sangat bagus"!!!"
Kini tahulah Li Fong siapakah yang menyerangnya setelah Baipan Siansu berseru
memuji ilmunya. Berbareng dengan ucapannya tubuh si Dewa Baju putih ini
berkelebat laksana burung mengembang sayapnya. Sepertinya ia "hinggap" di ujung
kekuatan Fo Bo Bao Feng Yu yang menderu-deru luar-biasa dasyatnya. Dari
kejauhan seperti Dewa putih bermain ski di atas gelombang laut yang bergerak
susu-menyusul. Sementara itu, De Hu dan Yang Jing sudah tidak bisa memperhatikan Li Fong lagi
karena, dua orang kakek sakti itu secara serempak menyerang mereka dengan
ilmu-ilmu yang maha dasyat. Bu Yingzi Laoshen (Dewa Tua Tanpa Bayangan)
betul-betul seperti manusia yang tidak memiliki bayangan. De Hu selalu dibuat
kecele, karena begitu ia menyerang, sepertinya ia menyentuh sesuatu yang kosong, namun begitu ia menarik serangannya, tempat yang kosong itu sudah terisi
kekuatan sinkang yang lembut. Sungguhpun demikian, begitu De Hu mencoba
untuk menangkis ia dibuat sempoyongan karena secara tiba-tiba di dalam
kelembutan itu terpancar kekuatan yang dasyatnya bukan main. De Hu menjadi
sadar bahwa ia menghadapi seorang ahli silat yang tidak terukur lagi tinggi dan
dalam ilmunya. Ia segera menarik ilmu-ilmu dari Tienshan, dan mulailah ia
mengambil keputusan melayani kakek ini dengan xing-long-guan-shandong-quan.
Si naga sakti lengan tunggal mendekam di bumi dan mulai mengeluarkan
kedayatannya. Si dewa Tanpa bayangan ini mulai merasakan kedasyatan ilmu
pendekar Tienshan ini. Jurus-jurus yang menyatu dengan kekuatan naga bumi
bukan main hebatnya, segala yang kosong dan yang berisi dibuat sirna oleh daya
gempur ilmu ini.
"Amithaba ". xing-long-guan-shandong-quan ciptaan pendekar sakti Tienshan Shi
Kuang Ming " luar-biasa " luar-biasa."
Dengan kegembiraan yang meluap-luap seolah-oleh seperti anak kecil yang
bertemu teman main yang sepadan, si Dewa Tanpa Bayangan segera menyambut
xing-long-guan-shandong-quan dengan sebuah ilmu yang gerakannya seperti elang
mempermainkan mustika. De Hu bergerak seperti naga, namun elang sakti itu sulit
untuk dijamah. Gerakannya tidak menimbulkan bekas saking cepatnya, dan selalu
disertai oleh kibasan-kibasan dasyat yang sanggup mendorong gelombang ilmu
xing-long-guan-shandong-quan. Ia tidak tampak mengeluarkan banyak tenaga,
tetapi yang aneh seluruh kekuatan xing-long-guan-shandong-quan seperti
bersentuhan dengan sesuatu yang kosong. Dan yang sangat luar-biasa,
kemanapun De Hu bergerak, ia selalu bertemu dengan kedua tangan manusia dewa
itu yang mengembang seperti ratusan elang menyambar-nyambar, sangat lembut,
tetapi begitu bertemu dengan lengan tunggalnya, selalu menimbulkan getaran dan
ledakan yang luar-biasa dasyatnya. Naga Sakti itu dibuat seperti bergerak
menyerang ekornya sendiri yang tidak pernah dapat disentuh. Sentilan-sentilan
ujung jari kakek sakti itu amat hebatnya. Sentilan jari inilah yang dapat menembus benteng kekuatan xing-long-guan-shandong-quan.
Hong Ming Tosu yang berjuluk Bu Yi Dong Yu (Pedang tanpa gerakan) sangat
terpesona melihat pibu tingkat tinggi yang tidak pernah ia saksikan selama ini.
"Sung Shan, sahabatku, betapa luar-biasanya sepasang pendekar itu. Ilmu-ilmu
mereka adalah ilmu-ilmu sakti yang pernah merajai rimba persilatan tempo dulu. Bo Bao Feng Yu (Buddha menabur hukan badai) ciptaan Wang Ming Mien, si guci
maut, dimainkan begitu sempurna oleh Hsing Li Fong. Andaikata Wang Ming Mien
masih hidup, iapun akan terpesona melihat ilmunya dapat dikuasahi begitu
sempurna oleh seorang gadis yang masih muda. Sedangkan Shi De Hu seperti
jelmaan pendekar sakti Shi Kuang Ming sendiri. Ia telah menguasahi ilmu dasyat itu sampai pada titik demikian tingginya sehingga xing-long-guan-shandong-quan
mengeluarkan getaran yang dapat meluluh-lantahkan segala sesuatu disekitarnya.
Jangkauan ilmu ini ternyata lebih luas dari yang pernah dimainkan oleh Shi Kuang MIng sendiri. Konon pendekar Shi Kuang Ming ketika menempur Chu Jung, Xing-long-guan-shandong-quan menyeruak sampai tujuah tombak jauhnya. Tetapi di
tangan pemuda ini, getarannya sudah menyeruak lebih dari sepuluh tombak. Ini
sangat hebat!!!! Pinto berani berkata, ia masih memiliki ilmu simpanan lainnya yang lebih dasyat lagi."
"Pinceng juga sependapat denganmu toyu. Sepasang pendekar itu akan menjadi
ancaman yang serius bagi keberadaan Bu-Di-San-Mowang (Tiga iblis tanpa
tanding)."
Sementara itu, Huangying Ti Shensheng (Manusia setengah Dewa bertubuh semu)
sudah lenyap tubuhnya dari pandangan ketika ia mulai menyerang Yang Jing.
Gerakannya mirip dengan ilmu Fen Gei Gong (Memisahkan tubuh) yang pernah
dimainkan oleh Laksamana Zheng He. Namun Huangying Ti Shensheng bukan
terlihat menjadi tiga atau lima, tetapi hampir semua lini yang berdiameter lima
tombak sudah berdiri berjajar-jajar Huangying Ti Shensheng dengan gerak serang
yang berbeda-beda. Yang Jing melayani serangan-serangan ini dengan Chin-shi-lu
yaitu ilmu langkah ajaib yang mengandalkan keluwesan, kecepatan, dan
perhitungan gerak yang rumit sekali. Namun, Yang Jing memainkan ilmu ini dengan
cara yang berbeda sekali, karena setiap unsur dari gerakan Chin-Shi-Lu telah
menyatu dengan Ba-quanzi-shen (delapan lingkaran Dewa) maka hebatnya bukan
kepalang. Jangankan ia dikepung oleh limapuluh orang sakti, dua kali lebih besar dari itu juga tidak akan dapat menyentuh ujung rambut Yang Jing. Dapat dikatakan pibu antara Yang Jing dengan Huangying-Ti-Shensheng merupakan adu
kejeniusan. Unsur kecepatan, perhitungan, jarak, dan kekuatan, serta daya melipat-gandakan vektor suatu gerak dipertaruhkan dalam pibu ini. Luar-biasa sekali, tubuh kedua orang ini seolah telah berubah menjadi maya karena tidak diketahui kemana
mereka bergerak dan berpijak. Yang luar-biasa, di arena pibu, kira-kira berjarah dua-belas tombak orang merasakan desiran-desiran angin yang sebentar panas
sebentar dingin. Daun-daun beterbangan ke mana-mana, walaupun tidak
menimbulkan kerusakan, namun tanah tempat mereka bertempur menjadi bersih
seperti disapu oleh kisaran angin lembut yang membawa kekuatan hidup yang
pengaruhnya luar-biasa sekali.
Kira-kira jarak waktu sepeminuman teh berlalu, sekonyong-konyong pibu berubah
menjadi pertempuran yang maha dasyat. Ketiga pendekar muda itu melihat ketiga
manusia dewa merubah pola penyerangannya. Baipan Siansu tiba-tiba menyergap
De Hu dengan sebuah ilmu yang aneh sekali. Gerakannya melingkar-lingkar
membentuk jaring hidup. Dari kedua tangannya keluar semburan hawa sakti yang
membuat pertahanan Xing-long-guan-shandong-quan seperti terkurung dalam
sebuah jaring. De Hu menjadi terkejut sekali, ia berusaha memapaki serangan si
Dewa Baju putih itu, tetapi sudah terlambat, tahu-tahu sepasang tangan yang
bermuatan sinkang amat sangat dasyat sudah begitu dekat dengan dada sebelah
kiri. Tidak dapat dihindarkan tubuhnya terjengkang dan jatuh dengan tubuh tertekuk sampai hampir menyentuh tanah. Sekonyong-konyong hawa naga bumi mendadak
menguasahi De Hu. Tubuhnya menekuk seperti naga mengkerut, pandangan
matanya mencorong mengeluarkan sinar yang membawa pengaruh yang
menakutkan. Tiba-tiba tubuhnya yang mengkerut itu bergerak menyambut serangan
susulan Baipan Siansu dengan membawa tenaga sakti yang sukar dilukiskan
kedasyatannya. Ia betul-betul telah berubah menjadi naga sakti yang murka,
sebentar tubunya menghilang dari pandangan mata saking cepatnya, dan di lain
saat bergerak sangat lambat seperti naga mengintai mangsanya. Karuan saja tubuh
Baipan Siansu menjadi bergetar menahan hawa dasyat dari Shenlong-Qiangxing-
Kongmen (Dewa naga mendobrak pintu kehampaan) yang secara otomatis
bergerak dalam diri De Hu ketika perasaannya tertekan atau terkejut. Tanah tempat ia berpijak amblas membentuk lubang sebesar goa. Semua benda yang kebetulan
berada di dekat tubuhnya menjadi luluh-lantak dan beterbangan seperti diterjang
oleh ribuan tentara berkuda. Namun Baipan Siansu benar-benar seperti Dewa
berbaju putih yang hebat sekali. Memang tubuhnya terlempar seperti daun kering,
namun dalam waktu yang begitu cepat ia sudah membalik, dengan menyerap tujuh-
per-delapan bagian kekuatan Shenlong-Qiangxing-Kongmen, ia melemparkan hawa
maut ilmu De Hu ke arah Yang Jing.
Yang Jing yang sedang menghadapi Huangying Ti Shensheng (Manusia setengah
Dewa bertubuh semu) menjadi terkejut ketika ia melihat kilatan hawa sakti yang
sangat dasyat bergulung-gulung menerjang dirinya. Tiba-tiba saja Yang Jing berdiri tegak seperti seorang hwesio sembayang. Pada waktu Baipan Siansu melayangkan
serangannya, pada saat yang sama Huangying Ti Shensheng juga mengirimkan
serangan yang disebut Tangan Seribu Mustika. Kedua serangan yang bermuatan
dua hawa sakti yang berbeda sifat ini hebatnya bukan kepalang. Hawa sakti
Shenlong-Qiangxing-Kongmen bersifat menghancur-leburkan, sedangkan Ilmu
Tangan Seribu Mustika merenggut hawa sakti lawan. Namun betapa terkejutnya
kedua manusia Dewa itu ketika mereka seolah-olah Yang Jing tidak bergerak
sedikitpun, tetapi tubuhnya tidak dapat disentuh. Kemanapun mereka menyerang,
tubuh pemuda sakti itu seolah mengikuti gelombang gerakan ilmu mereka secara
harmoni, luwes, dan licin sekali. Namun Yang Jing tidak bisa bernafas lega, karena tiba-tiba saja ia merasakan ada hawa sakti ketiga menyerang dari atas.
BAB 9: INTERNAL Chi DI DALAM SATU TUBUH
Belum Yang Jing sempat berpikir, ujung lengan jubah Bu Yingzi Laoshen (Dewa tua
tanpa bayangan) sudah berkelebat sambil mendorongnya dengan serangkaian
hawa pukulan dingin yang mujijat. Tetapi si Anak Gurun ini sudah menguasahi suatu ilmu yang ia sendiri tidak tahu apa namanya, ia hanya menyebut dengan sebutan
sederhana: Rahasia gerak diam dan gerak bergerak. Ketika diserang oleh tiga
manusia Dewa dalam waktu yang bersamaan dengan tiga jenis ilmu yang berbeda-
beda dan bukan main hebatnya, Yang Jing kelihatan diam seperti patung, namun
tidak satu pun dari tiga serangan itu dapat menyentuh dirinya. Hebatnya, tubuhnya seolah-olah telah berubah menjadi benda yang tidak berbobot, sehingga betapapun
hebat serangan tiga orang tua itu, tubuh Yang Jing tetap tidak bisa tersentuh.
Semakin hebat gempuran dan daya serangan, semakin tidak mungkin pula
menyentuh tubuh si Putra Gurun. Melihat kenyataan yang hampir di luar-akal tiga
manusia sakti itu, mereka segera merubah cara bertempurnya.
Tiba-tiba Huangying-Ti-Shenseng berseru, "Nao-Min-ang, Xin-an-ben (akal-budi mengarah ke langit, hati membawa cahaya)." Inilah jurus pembukaan dari ilmu
mujijat yang disebut Xin-yin-liu-he-quan (Enam jurus menyatukan hati dan pikiran).
Ketiga manusia dewa itu bergerak lembut membentuk lingkaran kecil-kecil yang
menerjang ketiga pendekar muda itu. Gerakan mereka sangat aneh dan tidak
menimbulkan suara sama-sekali, namun ketiga pendekar muda itu dari awal-awal
melihat sebersit sinar gilang-gemilang dengan kecepatan tinggi membungkus tubuh
mereka. Segera mereka memapaki serangan aneh itu, namun betapa terkejutnya
mereka, karena tiga pasang tangan itu nylonong begitu saja tanpa bisa ditangkis, dan tahu-tahu ketiga pendekar muda itu sudah mencelat tercerai-berai seperti
diterjang oleh sebentuk energi yang maha-kuat. Tubuh ketiga manusia dewa itu
sepertinya sudah berubah dari Shi ?(jasad-matteri) ke Neng-yua n (energi-maut) yang berkekuatan sulit dilukiskan.
"Aah"ketiga loaciapwe itu sudah mencapai titik kepandaian seperti itu. Seluruh
bentuk Shi (dalam bahasa modern disebut matteri) dalam dirinya sudah dapat diubah menjadi Nengyuan (Bahasa modernnya: energi), sehingga nengyuan yang dihasilkan menjadi sulit diukur lagi kekuatan dan kehebatannya. Kekuatan gwakang, khiekang, sinkang menyatu dengan guang-sudu (percepatan sinar) yang berada di Yuzhou (alam semesta).
Penulis sakti Lie Bing Zhie juga menguraikan teori ilmu demikian yang disebut
sebagai perpaduan Wushi (Kekosongan) dengan Jing (Diam/kondisi tanpa gerakan). Ia menjelaskan bahwa Wushi sebagai fondasi atau dasar, sedangkan Jing sebagai pintu masuk. Pada saat masuk dalam kondisi Wushi, maka terdapat kekuatan yang bukan dalam bentuk matteri untuk menyerap nengyuan dari
sekitarnya. Apakah aku harus mengerahkan ilmu Ba "Quan-zi- Shen (Delapan Jurus Lingkaran Dewa)" Ah " aku tidak akan menggunakan ilmu itu untuk
menyerang tiga orang-tua sakti ini " tidak akan " tidak akan ".!!!"
Diserang dengan ilmu yang begitu aneh dan dasyat, ketiga pendekar muda itu tidak dapat berbuat banyak. Tubuh mereka menjadi seperti tiga daun kering dipermainkan oleh kekuatan maha dasyat yang tidak tampak. De Hu dan Li Fong menjadi sangat
terpesona melihat ilmu ketiga Laocianpwe yang sungguh tiada bandingnya itu.
Dalam keadaan yang serba runyam itu, Yang Jing segera berseru dengan suara
nyaring: "Hu Koko, mainkan Shenlong-zhai-kongmen (Dewa Naga dalam kehampaan), dan Fong Cici mainkan Fo-kai-xinguan (Buddha membuka guci sakti)!!"
Segera tiga orang itu menyambut serangan tiga orang-tua itu dengan ilmu-ilmu
seperti yang diserukan oleh Yang Jing. Sedangkan ia sendiri memainkan sebuah
ilmu yang disebut Daowang Buzhuo Thianshi Ying (Raja Pedang Menyergap
Bayangan Bidadari). Perpaduan ilmu Shenlong-zhai-kongmen dengan Fo-kai-xinguan luar-biasa indah dan dasyatnya. Desiran hawa sakti yang bermuatan kekuatan lembut dari perpaduan ilmu ini seperti naga-sakti menyedot sinar
matahari. Yang Jing mengambil celah kedua, kedua tangannya dipakai sebagai
pedang. Dari kedua jarinya tampak sinar tipis berwarna perak dan bergerak lembut tetapi luar-biasa cepatnya. Perpaduan unsur kecepatan, kekuatan, dan ketepatan
menjadi sifat utama ilmu ini.
Selang beberapa lama De Hu berseru: "Fo-fen-da-hai mengantar Shen-long-kuan-
shandong-quan!!!" Yang Jing melihat De Hu dan Li Fong melancarkan ilmu-ilmu gabungan yang dasyat. Segera ia melesat ke samping meninggalkan medan
pertempuran sambil matanya dengan jeli memperhatikan jalannya pibu yang sangat
tinggi tingkatannya itu.
"Hmm"rupanya Hu Koko dan Fong Cici telah menciptakan perpaduan ilmu mereka.
Wow " sangat bagus!!! Shenlong-Qiangxing-Kongmen (Dewa naga mendobrak


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pintu kehampaan) tidak menjadi liar lagi, malinkan terkendali dengan sangat baik dan sempurna. Fo-fen-da-hai memang bukan sembarang ilmu, tiap-tiap celah dapat dimasuki dengan begitu cepat dan tepat sehingga tidak memungkinkan musuh
dapat melepaskan diri dari ikatan ilmu sakti itu." Diam-diam Yang Jing berkata
dalam hatinya melihat perkembangan ilmu sepasang pendekar itu.
"Buddha berdiam diri, naga membuka kulitnya!!!" Kini Li Fong yang bergerak sangat fantastis sambil mengirimkan seruan kepada De Hu. Kaki Li Fong merapat satu
sama lainnya, sedangkan kedua tangannya menyatu di depan dada. Gerakkannya
seperti sepotong balok yang melesat-lesat tidak beraturan namun selalu
mengakibatkan guncangan-guncang hebat disekitarnya. Sedangkan De Hu
bergerak hampir sejajar dengan dengan tanah tepat dibawah kaki Li Fong. Tangan
tunggalnya mengirimkan pukulan-pukulan luar-biasa dasyat. Setiap serangan dan
gempuran sepasang pendekar itu membuat batu-batu, tanah, dan pohon-pohon
seperti dihantam badai yang sedang mengamuk.
"Ha..ha..ha"ha" sepasang pendekar yang betul-betul patut mengegerkan dunia
persilatan. Seolah-olah kami sedang berhadapan langsung dengan Si Guci Sakti
Wang Ming Mien, pendekar sakti Tienshan Shi Kuang Ming, dan sekaligus arsitek
sakti Zhang Sanfeng sendiri " ha..ha"ha..betapa menggembirakan!!" Bu Yingzi
Laoshen (Dewa Tua Tanpa Bayangan) tertawa terbahak-bahak saking senangnya
melihat perlawanan sepasang pendekar itu.
Tetapi, ilmu tiga manusia dewa itu sungguh sangat aneh dan sukar dimengerti.
Betapapun De Hu dan Li Fong mencecar dengan ilmu yang terdasyat sekalipun,
jangankan tersentuh, terpengaruhpun tidak. Tubuh ketiga manusia dewa itu
sepertinya sudah bukan terdiri dari Shi ?(jasad-matteri) lagi, seperti dalam bentuk maya. Anehnya, dari jarak tiga tombak sudah dapat dirasakan adanya Neng-yuan (energi-maut) yang berkekuatan sangat tinggi membungkus diri mereka bertiga.
"Naga melidungi mustika, sang Buddha menolak Chi dari arah utara!!"Li Fong
segera bereaksi cepat setelah mendengar seruan De Hu,. Tubuhnya melesat bagai
bayangan dan "hinggap" di bahu sebelah kanan De Hu, berbarengan dengan itu, De
hu mendengus dan dengan tangan terbuka, tubuhnya melesat secepat kilat bagai
naga menerkam ke arah tiga orang tua sakti itu. Sedangkan kedua tangan Li Fong
melepaskan serangan terbuka dengan pengerahan jurus tigapuluh tujuh dari Fo-
fen-da-hai. Sangat dasyat serangan ini.
"Ayaaa " hebat sekali. ".. Zonxin-kai-Chi, tounao-zai-nengyuan (Hati membuka Chi, pikiran memerintah energi sakti) ".!!" Kembali Huangying Ti Shensheng berseru.
Inilah jurus kedua Xin-yin-liu-he-quan (Enam jurus menyatukan hati dan pikiran).
Entah dengan cara bagaimana mereka menyerang, tahu-tahu seluruh gerakan
hawa sakti dalam diri sepasang pendekar itu terkunci oleh sebuah kekuatan maha-
dasyat yang tidak kelihatan. Ketiga manusia dewa itu bergerak cepat sekali seperti tubuh mereka telah melebur menjadi satu bagian, satu unsur, dan satu energi.
"Wow " inikah yang diuraikan penulis sakti Lie Bing Zhie sebagai Ling-poa wuliang shang-ching ta-fa?" Perputaran internal ?Chi di dalam satu tubuh" Chi yang berbentuk seperti bola warna-warni dikuasahi dan diarahkan ke bagian ? ni-wan (dekat kepala), kemudian ia akan meluncur turun dengan membawa energi yang
berkekuatan dasyat ke arah yu-lou (menara batu pualam atau kerongkongan) kemudian berhenti pada saat huang-t"ing (di dekat dian-tan) memadukan semua unsur Chi yang bergerak di dekat hati. Ha"ha"ha" kini mengertilah aku apa yang
dimaksud oleh maha-guru Lie Bing Zhie tentang Fu-chi chih-lun yang diuraikan dalam T"ien-hsien cheng-li. " Yang Jing berkata-kata dalam hatinya sambil matanya menyorot tajam memperhatikan jalannya pibu yang memang tiada duanya saat itu.
"Sian Mei " dimanakah kau berada saat ini" Tidak tahukah kau bahwa aku berhasil
menemukan jawab tentang bagian terakhir buku Wulin Xinwen Jishi (Kisah dunia
persilatan)?"
Seketika wajahnya dikuasahi oleh perasaan gelisah ketika teringat kepada Lie Sian.
Matanya menjadimencorong tajam luar-biasa, dan sekonyong-konyong ia mencelat
ke arah pertempuran.
"Hu Koko " Fong Cici, kini giliranku " istirahatlah ".!!"
Yang Jing segera meluncur dengan gerakan yang aneh sekali. Hampir menyerupai
gerakan ketiga orang-tua itu, tetapi dengan cara yang luar-biasa sederhana. Di
tangan kiri ia memainkan Qi-tian Ying-tu (Kilat Pedang membelah langit) dengan menggunakan kedua jarinya sebagai pedang, sedangkan tangan kanan memainkan
Bu Yidong Tu (pedang tanpa gerak). Namun yang luar-biasa, dari kedua jari tangan kiri dan kanan bukannya menyerang ketiga manusia dewa itu dengan pengerahan
sinkang, melainkan dengan mengosongkan sinkang dan khiekang kemudian
digerakkan sedemikian rupa menurut ulasan Fu-chi chih-lun dari Lie Bing Zhie, sehingga melahirkan energi dasyat yang menyeruak bagaikan kilat.
"Sungshan " sahabatku, lihat itu " lihat itu " ilmu-ilmu kita dipakai oleh si Tianpin Er untuk menandingi ilmu aneh dan dasyat dari ketiga laocianpwe!! " lihat"lihat "
prinsip gerakan sama, tetapi dengan isi yang berbeda " Aahh"apakah itu " Bu
Yidong Tu (pedang tanpa gerak) bisa berobah begitu luar-biasa, sedangkan Qi-tian Ying-tu (Kilat Pedang membelah langit) berisi semacam tenaga sakti yang tiada taranya "ayaaa sungguh ajaib "!!"
"Amithaba " Qi-tian Ying-tu (Kilat Pedang membelah langit) dimainkan olehnya berubah menjadi ilmu yang luar-biasa dasyat dan ajaibnya!!" Sungshan Taysu
melihat pibu itu tidak terasa kaki dan tangannya menginggil melihat kedasyatannya ilmu Shaolin yang dimainkan Yang Jing.
"Ya "Thian "Jing Er, ilmumu sudah mencapai titik yang sempurna sekali." Tidak
terasa kakek Lie A Sang mengucurkan air-mata terharu melihat kemajuan ilmu yang
dicapai oleh cucunya. Tangannya mengenggam tangan nenek Gan Soan Lie erat-
erat. Nenek cantik itu menjadi terkejut menyadari tangan orang yang sangat
dikasihinya secara tidak sadar menggenggam jari-jari tangannya erat-erat.
"Ajaib "ajaib" semua sifat dan unsur ilmu anak ini tidak berbeda jauh dari Xin-yin-liu-he-quan (Enam jurus menyatukan hati dan pikiran), lebih sederhana, tetapi kedasyatannya, keluwesan, dan kelembutannya tidak berbeda. Sungguh sulit
diterima oleh akal " Hmm " Hmmm ".Tiga lawan satu, tetapi sepertinya pinceng
juga menghadapi tiga orang juga ". Hebat " sungguh hebat!!!" Huangying Ti
Shensheng termangu-mangu melihat cara Yang Jing meladeni ilmu silatnya dan
kedua sahabatnya.
"Huangying, anak ini luar-biasa, mari kita lancarkan jurus-jurus selanjutnya, coba ingin kutahu sampai dimana ia bisa bertahan." Seru Bu Yingzi Laoshen (Dewa tua
tanpa bayangan).
"Baiklah, jangan sungkan-sungkan mengerahkan tenaga, dia tidak akan apa-apa.
". Zhongxin "paichi-tongku, naozi-raozhu-yueliang (Hati menolak kedukaan, pikiran menyambut rembulan)."
Yang Jing melihat perubahan cara bersilat ketiga Laocianpwe itu. Makin lama-makin dasyat dan semakin hilang dari pandangan mata. Kini yang tampak hanya berkas-berkas bayangan yang menyambar-nyambar. Namun ia tidak menjadi gugup,
setelah ia memahami ciri, kharacter, dan nature dari ilmu silat Xin-yin-liu-he-quan (Enam jurus menyatukan hati dan pikiran), maka dengan cara yang luar-biasa, ia
menyambut jurus-jurus selanjutnya dengan gerakan yang nyaris sama tetapi
bedanya, Yang Jing memainkannya lebih ringkas dan jauh lebih sederhana.
Hebatnya, Yang Jing dapat memainkan ilmu silatnya sendiri dengan isi dalam yang
berbeda. Coba perhatikan:
Kini Yang Jing bergerak dengan Shen gansuo xue bihuo (Dewa memberi salju menyembunyikan api) salah satu jurus dari Delapan Lingkaran Dewa. Hebatnya
bukan kepalang. Kehebatan ilmu ini menjadi-jadi setelah ia mengisinya dengan Fu-chi chih-lun ajaran Lie Bing Zhie yang sifat dan naturenya sama dengan Xin-yin-liu-he-quan (Enam jurus menyatukan hati dan pikiran).
"Siancai "siancai "siancai " bukankah ini yang disebut Lijie-Xishou Hexin wu-xue (Pemahaman dan peresapan sari ilmu silat) yang dalam catatan-catatan kuno
disebut Wu toudeng ben jiyi (Akar Utama Seni ilmu Silat)?" Huangying Ti
Shensheng berbicara dengan suara terheran-heran.
"Amithaba "amithaba "sungguh tidak masuk akal! Kalau anak muda ini memang
sudah menguasahi ilmu mujijat Lijie-Xishou Hexin wu-xue, tetap tidaklah mungkin dalam waktu sekejab ia sudah dapat mengusahi sifat-sifat dan nature sebuah ilmu
silat lebih-lebih Xin-yin-liu-he-quan (Enam jurus menyatukan hati dan pikiran) ".
Sungguh aneh!!!" Ujar Baipan Siansu.
"Semua ilmu silat yang dimainkan oleh anak muda ini dapat menjadi sangat luar-
biasa karena sifat dan naturenya sudah menyatu dengan sebuah ilmu lain yang
sangat mujijat. Pinto sendiri tidak bisa menerka ilmu apa itu. Bukankah kita seperti bersilat dengan delapan bayangan Dewa" Siapkah guru anak ini sebenarnya, pasti
ia seorang yang sangat luar-biasa sekali?" Bu Yingzi Laoshen (Dewa Tua Tanpa
Bayangan) menarik nafas dalam-dalam memikirkan soal ini.
"Jing Er " sudahlah, pinto sudah sangat puas melihat kalian bertiga." Sambil
berkata demikian ketiga orang itu entah kapan tahu-tahu sudah berdiri di samping Wulin Shansi.
BAB 10: MENGUPAS RAHASIA NENGYUAN
"Sicu bertiga sungguh adalah pendekar-pendekar muda yang berjiwa bersih,
tangguh, dan memiliki ilmu-ilmu silat berkualitas tinggi, kami bertiga terus-terang sangat kagum melihat kemampunan sicu bertiga." Huangying-Ti-Shenseng
berbicara sambil berjalan perlahan-lahan beriringan dengan Baipan Siansu, Bu
Yingzi Laoshen , dan Wulin Sanshi ditambah Sin Hong Kauwcu ketua Mokauw
memasuki pelataran Ru-Dao. Ia melanjutkan perkataannya:
"Di tempat-tempat tertentu kami bertiga melakukan xiu-lian-cheng-xian (latihan
menurut cara agama Dao atau To untuk mencapai kesempurnaan) menciptakan
ilmu yang kami namakan Xin-yin-liu-he-quan (Enam jurus menyatukan hati dan
pikiran). Tiga jurus sudah kami selesaikan dalam waktu sepuluh tahun, sungguh
tidak dinyana langkah kami terhenti karena tidak dapat memecahkan pengertian
hakiki dari kebenaran dan keharmonian sejati tepat pada saat Wang Hong Sen telah menyalurkan ilmu iblisnya kepada seorang pemuda yang memiliki bakat luar-biasa
bagus, Zhu Wen Yang. Baru di dao-guan (kuil To) di desa Zhongyue ini, mata hati
kami dibuka oleh Tianpin-Er sehingga pengertian hakiki itu dapat kami dapatkan.
Tetapi kami masih membutuhkan waktu beberapa tahun lagi untuk dapat
menyelesaikan tiga jurus lainnya, sedangkan gerakan Wang Hong Sen sudah
melebar begitu luas dan berbahaya. Siancai " siancai ".siancai. Semula kami
bertiga sudah pupus harapan untuk bisa membendung kekuatan iblis Wang Hong
Sen melalui diri Siucai Maut Zhu Wen Yang. Namun hari ini kami melihat adanya
titik-titik terang untuk bisa memnyelesaikan persoalan wulin itu. "
"Silahkan Sungshan Taysu ketua Shaolinshi, Hong Ming Tosu dari Hoashanbai, Lu
Bing Couwsu ketua Kunlunbai, dan Liang Ie Cinjin juga dari Kunlunbai untuk turut serta dengan kami ke ruang Ru-Dao."
"Aah " pandangan tiga Laocianpwe sungguh awas, pinto merasa malu tidak
menampakkan diri secara berterang " maaf "maaf." Setelah berkata demikian,
keluarlah Lu Bing Couwsu dan sutenya, Liang Ie Cinjin.
"Jiwi toyu tidak perlu sungkan, bukankah kita orang-orang sendiri yang mencintai kebenaran dan keadilan" Mari-mari " jiwi laoheng!"
"Sahabatku Xinshe Laogai (Pengemis Tua Ular Sakti) Lie Fu Gong, apakah sudah
tidak mau menyempatkan waktu bermain catur semalam suntuk dengan pinceng
lagi sehingga masih terus berdiri di pojokan kuil?" Baipan Siansu tiba-tiba melayang ke arah sebelah timur kuil.
"Ha"ha"ha"ha"ternyata Baipan Siansu masih tidak rela mengakui
kekalahannya dari pengemis degil macam diriku. Ayolah " aku, si pengemis degil,
tidak pernah menolak tantangan."
Dalam waktu sekejab Baipan Siansu sudah kembali ke tempat semula bersama
Xinshe Laogai. Si pengemis ular sakti ini dengan tertawa-tawa menggabungkan diri dengan Baipan Siansu.
"Laogai, kalau dalam catur kali ini pinceng dapat kautaklukan, pinceng akan
mengabulkan keinginan Laogai untuk mempelajari Wu Yinsu Zhang (Tongkat Lima
Unsur)." "Ha"ha"ha"malam ini si pengemis degil akan bertanding dengan Baipan Siansu,
malam kedua dengan Huangying-Ti-Shenseng, malam ketiga tentu saja dengan Bu
Yingzi Laoshen " betapa menyenangkan."
Dengan suara perlahan tetapi sangat jernih dan jelas Huangying-Ti-Shenseng
mengajak para tamunya ke ruang khusus itu.
"Jiwi sekalian, kami mengadakan dang-pang-ji-hui (pertemuan dengan
mengumpulkan para pemimpin partai persilatan yang berpengaruh) kali ini memiliki dua tujuan. Pertama, tentu jiwi sudah mengetahui, yaitu mencari jawaban tentang
misteri kebenaran dan keharmonian sejati. Selain itu, yang kedua adalah
membicarakan situasi di dunia Wulin akhir-akhir ini yang berada dalam ancaman
tokoh-tokoh iblis dengan ilmu yang sulit dikalahkan. Kami orang-tua tidak dapat
terjun langsung untuk turut campur persoalan dunia persilatan karena itu
bertentangan dengan sumpah kami bertiga. Kami bertiga yakin bahwa jiwi sudah
mendengar tentang munculnya kembali ilmu-ilmu iblis yang bersifat merusak dan
menghancurkan di dunia persilatan. Lan Wu Po Huai Gu Ge, lan wu shen ling na qu
lai (Halimun biru menghancurkan tulang, halimun biru merogoh sukma) telah dilatih sampai tingkat pamungkas oleh Lan Wukui Chu Dunglin. Hawa pukulan halimun
biru yang mengandung racun bunga Siang menjadi momok yang menakutkan
tokoh-tokoh dunia persilatan, karena ilmu in dapat membinasakan orang tanpa
menyentuh kulitnya. Murid Shaolin yang murtad, Wan-Shou Hwesio, entah dengan
cara bagaimana tiba-tiba telah menguasahi ilmu Qian-Long Lijin-di (Naga Hijau
menaklukan bumi). Dengan ilmu ini, ia dapat memanfaatkan hawa sinkang dari
musuhnya. Semakin dicecar dengan sinkang, akan semakin segar kekuatan orang
ini. Seperti naga menaklukan bumi demikian juga ilmu ini dapat menaklukan
kekuatan sinkang lawan betapapun kuatnya. Rupanya ia telah menguasahinya
setaraf dengan Wang Hong Sen sendiri, sebab pada saat ia mengerahkan ilmunya,
dari sorot mata, kulit, sampai kuku-kukunya berubah menjadi hijau tua. Sima De-
Kun adalah tokoh sakti yang memiliki kecerdasan yang tinggi. Ilmunya sangat luas dan dalam, ia berhasil menciptakan dua macam ilmu yang benar-benar
menggegerkan dunia persilatan: Weixian sou Dixian (lingkaran merontokkan bumi)
dan E-Qiangjie (jubah buaya). Berbeda dengan Qian-Long Lijin-di, E-Qiangjie bukan saja menyerap sinkang lawannya, tetapi ia memiliki daya tolak yang berjumlah
kelipatan dari kekuatan yang dikerahkan untuk melawannya. Dan yang paling
berbahaya adalah Zhu Wen Yang. Ia bukan sembarang orang, melainkan putera
mantan kaisar Jianwen dengan puteri dari Jepang, Kinosi Kurata. Rupanya Wang
Hong Sen menyembunyikan diri di tempat rahasia bersama keluarga mantan kaisar
Jianwen setelah ia berhasil membinasakan pendekar sakti Sim Hong-Long. Di lihat
dari kemampuan pangeran muda ini, rupanya ia mewarisi semua ilmu-ilmu Wang
Hong Sen termasuk yang paling dasyat dan berbahaya: Qian-Long Lijin-di (Naga
Hijau menaklukan bumi) dan Kai-Kongqi Cuan-Hun(Membuka hawa, membuang
sukma). Ilmu yang terakhir inilah yang paling ganas dan paling sukar dilawan.
Bukan saja ia dapat meluluhkan-lantakkan segala yang dilandanya, tetapi juga
dapat memporak-porandakan seluruh unsur hawa murni di dalam diri lawannya.
Akibat dari ilmu ini, pertama-tama seluruh hawa murni dari kurban musnah, dan
setelah itu di kuti dengan hancurnya tulang-tulang di sekujur tubuh kurban, sehingga kurban mati secara mengerihkan karena sisa kulitnya saja yang masih ditinggalkan dalam keadaan utuh. Sangat mengerihkan, kejih, dan paling sukar dilawan.
Sebelum Xin-yin-liu-he-quan (Enam jurus menyatukan hati dan pikiran) dapat dilatih sampai lengkap dan sempurna, kami bertiga tidak yakin dapat mengatasi ilmu
ciptaan Wang Hong Sen. Pinto secara pribadi memiliki perasaan bahwa Singa
Penghancur Nyawa Wang Hong Sen itu masih hidup walaupun usia iblis ini jauh
lebih tua dari pinto sendiri.
"Amithaba " amithaba " kini Zhu Wen Yang menjadi semakin berbahaya karena ia
telah menguasahi Bai Yun Moshu (Ilmu Sihir awan putih) ciptaan Buzhishi Laogong
(Orang tua tak berkepandaian) dan kepandaian khas tokoh dongeng ini pula yang
disebut: Ying-Yang Mi Jishu (hikmat mengupas rahasia ying-yang).
"Selain itu," Ujar Huangying-Ti-Shenseng menambahkan, "pendeta Lhama Sakhya
Yongsang, Chu Donglam, kakek kurus kering, ditambah anak kembar Si Iblis biru
bukanlah lawan-lawan yang mudah dikalahkan. Hmm " kaum iblis sudah bangkit
dan marajalela di mana-mana tanpa ada seorangpun yang sanggup membendung
mereka. Negara mulai dikacau, banyak anak gadis orang diculik, diperkosa sesuka
hati dan kemudian dibunuh dengan cara-cara yang sadis, juga pembunuhan di
kalangan pendekar terjadi hampir setiap saat. Rupanya mereka sedang
merencanakan pembersihan berdarah bagi siapa saja yang tidak mau tunduk
kepada pengaruh dan kekuatan E-Liuyu-Gong (Istana Lembah Buaya). Partai-partai
persilatan besar diadu domba antara satu dengan lainnya sehingga bila sudah
demikian sangat mudah dipukul. Siancai " siancai " sangat berbahaya. Mantan
jendral Li Jinglong juga telah memperdalam ilmu silat dan ilmu perangnya. Ia
dengan sekutu-sekutunya telah mengumpulkan prajurit-prajurit dari utara tembok
besar, menarik penjahat-penjahat dari bangsa Tar-tar, juga merangkul pasukan
Mancu dibujuk menggulingkan kekaisaran Ming. Yang lebih berbahaya, teluk Bohai
telah dijadikan sarang pasukan pembrontak dan telah diubah menjadi semacam
benteng yang penuh dengan jebakan."
"Huangying Laocianpwe, pinto bersama Sungshan Taysu meminjam Wulin Zhenli-
zhengyi Xiangzheng (Lambang kebenaran dan keadilan dunia persilatan) dan telah
berupaya memecahkan rahasia yang pernah dipegang oleh Sim Hong-long pada
saat menjadi bengcu. Siancai " kami berdua tidak bisa menemukan tulisan
peninggalan Sim Hong-Long. Pinto yakin ia telah menuliskan hasil penyelidikannya tentang cara-cara menghadapi kedua ilmu iblis itu, sebelum ia dibinasakan oleh
Wang Hong-Sen pada bagian tertentu suling ini. " Hong Ming Tosu berkata sambil
mengeluarkan suling Hai she linjin (ular laut berisisik emas).
"Amithaba " hanya orang yang memiliki Neng-yuan (energi-maut) setingkat Sim
Hong Long saja yang dapat mendorong tulisan itu muncul di permukaan Hai-She-
linjin. Pinceng berpendapat, biarlah pendekar Bayangan Dewa, Zheng Yang Jing
yang berusaha mengupas tulisan itu. Hanya dia seorang yang mampu saat ini untuk
berbuat seperti itu setelah ia tahu bagaimana menundukkan tiga jurus Xin-yin-liu-he-quan (Enam jurus menyatukan hati dan pikiran) dengan cara-cara yang ajaib. Ha"
ha"ha"ha..betapa gembiranya hati pinceng. Jing zhi "Jing Zhi, siculah yang
patut disebut Tianpin Shen (si dewa Gurun) bukan pinceng atau kedua sahabat
pinceng." Kata Baipan Siansu sambil tertawa terbahak-bahak.
"Siansu, boapwe tidak sanggup menerima sebutan itu. Masih banyak hal-hal yang
boanpwe tidak mengerti, kiranya Laoshifu sudi memberikan petunjuk."
Yang Jing berkata dengan kepala menunduk. Wajahnya tidak menunjukkan
kegembiraan. Entah mengapa, pikiran dan hatinya melayang jauh memikirkan
keadaan Lie Sian. Ia sendiri tidak mengerti, mengapa seperginya Lie Sian, ia
merasakan adanya sesuatu yang tidak lengkap terjadi dalam hatinya.
Kegembiraannya lenyap bagai ditelan samudra.
"Ha"ha"ha"anak baik "anak baik "pinceng suka sekali " lain waktu pinceng
ingin bermain catur denganmu sicu!!"
"Jing Di, kami akan membantumu untuk mencari tahu keadaan Sian Shimei "
hendaklah hatimu tidak terlalu kuatir. Anak bengal itu selalu bertemu dengan
keberuntungan."
"Terima kasih Hu Koko. Terus terang aku sangat kuatir apabila benar Lie Sian
menyusul Zhu Wen Yang, karena pemuda itu selain tinggi ilmu silatnya, ia juga tidak segan-segan menggunakan segala macam cara untuk mencapai tujuannya. Selain
itu, ia juga cerdik seperti ular Mangshan (Termasuk Pit Viper yang paling berbahaya dan paling cerdik. Ular jenis ini banyak di dapat di daerah Guangdong. Mangshan
dijuluki Naga hijau kecil). Bisahnya luar-biasa jahat, tetapi juga ilmunya sangat tinggi dan jahat juga, ditambah kecerdikannya. Hmm"sungguh berbahaya. Bagaimana
aku tidak kuatir Hu Koko?"
"Jing Di, soal kecerdikan " percayalah pada Hu Kokomu ini, Lie Sian juga cerdik "
tidak mudah menjatuhkan Lie Sian dengan menggunakan akal-licik karena
semenjak kecil aku tahu ia memiliki seribu satu akal untuk menyelesaikan berbagai macam kesulitan."
"Mudah-mudahbegitu adanya. Bagaimanapun juga kau harus segera meninggalkan
tempat ini untuk menyusul Lie Sian. Tetapi, kemana ".?"
"Jing Di, nanti kita bagi tugas. Aku dan Hu Koko menyusuri dari arah selatan terus mendekati markas Teluk Bohai, sedangkan kamu menyusuri dari arah utara terus
bergerak ke arah yang sama, E-Liuyu Gong." Li Fong menambahkan.
Sementara itu, Hong Ming Tosu mendekati Baipan Siansu bersama dengan Sung-
Shan Taysu sambil menyerahkan bungkusan berwarna kuning tua.
"Baipan supek, apakah bedanya Ying-Yang Mi Jishu (hikmat mengupas rahasia
ying-yang) dengan wu-xue Lijie Xishou Hexin (Pemahaman dan peresapan sari ilmu
silat) atau Wu toudeng ben jiyi (Akar Utama Seni ilmu Silat)?" Sungshan Taysu
bertanya kepada Baipan Siansu.
"Amithaba " sebuah pertanyaan yang penting dan harus didengar oleh kita.
Sungshan, saudara pinceng Bu Yingzi Laoshen (Dewa Tua Tanpa Bayangan) dapat
menjelaskannya dengan baik saol itu, karena ia adalah seorang ahli pikir yang
jarang ada duanya di jaman ini."
Bu Yingzi Laoshen (Dewa Tua Tanpa Bayangan) kini menjadi pusat perhatian.
Dengan menarik nafas panjang-panjang, ia berkata:
"Kedua ilmu itu adalah ilmu-ilmu mujijat yang diciptakan oleh seorang yang memiliki kepandaian istimewa. Untuk menguasahi ilmu-ilmu itu, bukan saja ia harus memiliki ilmu silat yang sangat tinggi tetapi sekaligus tingkat kecerdasan yang maha-tinggi.
Terus terang, kami bertiga pun tidak akan sanggup menguasahi ilmu-ilmu itu.
Dengan Ying-Yang Mi Jishu (hikmat mengupas rahasia ying-yang), pendekar sakti
Buzhishi Laogong (Orang tua tak berkepandaian), hanya sekali lihat, ia sanggup
memainkan ilmu silat yang dilihat itu sama baiknya bahkan lebih sempurna dari
sumbernya. Dengan Ilmu ini ia dapat mempelajari seluruh unsur ilmu gerak dari


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

segala aliran. Sehingga jurus-jurus simpanan dari sebuah ilmu akan dapat dengan
mudah dipelajari dengan menguasahi ilmu ini. Sedangkan Lijie Xishou Hexin wu-xue (Pemahaman dan peresapan sari ilmu silat) lebih lihai lagi, ia bukan saja dapat
memahami ilmu gerak atau jurus-jurus sebuah ilmu, tetapi ia dapat memahami sifat-sifat, nature, dan kharakter ilmu tersebut. Dengan kata lain, Lijie Xishou Hexin wu-xue dapat memahami nature, karakter, dan sifat-sifat Neng-yuan (energi-maut) dari sebuah ilmu, sedangkan Ying-Yang Mi Jishu dapat mengerti sifat dan rahasia jurus-jurus dan gerakan dari sebuah ilmu silat. Seperti yang diperlihatkan oleh Jing Zhi (anak Jing) ketika melawan kami. Ia tidak pernah mempelajari Xin-yin-liu-he-quan (Enam jurus menyatukan hati dan pikiran), namun dengan Lijie Xishou Hexin wu-xue ia dapat memahami sifat dan nature ilmu yang kami ciptakan itu. Coba
perhatikan, di tangan kanan ia memainkan ilmu Hong Ming Tosu yang disebut Bu
Yidong Tu, sedangkan tangan kirinya memainkan ilmu rahasia Shaolin yang
disebut: Qi-tian Ying-tu (Kilat Pedang membelah langit), namun isi dalam kedua ilmu itu adalah bentuk asli dari Xin-yin-liu-he-quan (Enam jurus menyatukan hati dan
pikiran). Inilah keajaiban Lijie Xishou Hexin Wu-xue. Karena dengan ilmu ini ia dapat memahami isi dalam sebuah ilmu, maka cara ia menggunakan ilmu yang telah
dipahaminya akan menjadi lebih sederhana karena tidak memerlukan terlalu banyak
tipu atau lihainya jurus- jurusnya."
"Cuwi Laocianpwe, mendengar keterangan cianpwe, di Wulin sepertinya tidak ada
satu kekuatan pun yang dapat membendung kehebatan dan keganasan Zhu Wen
Yang dan Bu-di San-Mowang (Tiga Raja Iblis tanpa Tanding) " Apakah dengan
kekuatan gabungan pendekar-pendekar dari partai-partai besar masih tidak
sanggup membendung mereka" Pinto bersedia mempertaruhkan selembar nyawa
untuk membentuk aliansi parta kemudian bersama-sama menempur E-Liuyu Gong
(Istana Lembah Buaya)!!" Tanya Lu Bing Couwsu ketua Kunlunbai dengan dahi
berkerut sambil mendorong tongkatnya di atas permukaan lantai batu. Seketika
tongkatnya amblas seperempat bagian ke dalam lantai batu itu, sampai ujungnya
bergetar hebat. Wajahnya nampak merah padam, sepertinya ia menahan amarah
yang ditahan-tahan.
"Lu Bing Toyu, pinto mengerti betapa hati semua saudara di Kunlunbai sedang
marah dan penasaran, karena salah seorang murid Kunlun telah menjadi kurban
keganasan Wan-Shou Heisho. Namun pinto juga berharap semua saudara di
Kunlunbai dapat menahan diri sebentar untuk menyusun strategi. Pinto
berpendapat, perang terbuka tidak dapat dihindarkan lagi. Pasukan yang dibentuk
dan dilatih oleh mantan jendral Li Jinglong, rupanya akan muncul menjadi pasukan tangguh yang jumlahnya besar. Sebagian kecil berada di E-Liuyu Gong, sedangkan
yang sangat besar bermarkas di Lembah Huangshui. Apabila pihak Kunlunbai,
Hoashanbai, dan Taishanbai dapat membantu jendral Gan Bing, maka pinto berpikir
pasukan asing di Lembah Huangshui akan dapat diatasi."
Serta merta Si Golok Tiga Jurus Sia Kok Sin menyatakan akan menyampaikan
pesan ini kepada shifunya di Taishan. Sedangkan Han Ren Ming Tosu memandang
Lu Bing Couwsu seolah ingin mendesak shifunya menerima usulan ini.
"Pinto menyambut pendapat samwi Laocianpwe dengan jiwa lapang. Segera pinto
akan mengutus muris-murid Kunlun yang terlatih baik dan akan dipimpin oleh Han
Ren Ming tosu untuk bergabung dengan pasukan jendral Gan Bing di dekat Lembah
Huangshui."
"E-Liuyu Gong tidak boleh dianggap enteng, karena Zhu Wen Yang adalah arsitek
perang yang hebat. Ia telah membangun teluk Bohai menjadi tempat yang paling
berbahaya pada saat ini. Ia menyatukan antara strategi perang dengan wushu (ilmu silat). Sehingga yang berada di E-Liuyu Gong adalah ahli-ahli silat yang pandai
berperang. Pinto tidak tahu bagaimana ia mengatur strategi perangnya, namun pinto berpendapat, kita juga harus melawan E-Liuyu Gong dengan cara yang tidak
berbeda jauh. Orang-orang yang berilmu tinggi perlu bergabung menjadi semacam
pasukan yang terdiri dari kelompok-kelompok kecil. Pinto lebih cenderung berpikir sepuluh pendekar tangguh bergabung menjadi satu kelompok di pimpin oleh satu
orang. Tidak perlu terlalu banyak, enam kelompok sudah cukup. Pada saat perang
terbuka di E-Liuyu Gong, para pendekar ini perlu membantu pasukan panglima
muda Gan Bu Tong. Perlu diketahui, panglima Gan Bu Tong yang berjuluk
Pendekar Bayangan Pedang memiliki pasukan yang tersebar di mana-mana.
Mereka tidak terlihat seperti pasukan, tetapi jumlahnya sangat besar. Dengan
tangannya sendiri, pendekar muda ini membentuk pasukan dan melatihnya sendiri
dengan disiplin militer dan Wulin yang tinggi. Mereka terdiri dari berbagai macam golongan, tetapi rata-rata adalah pendekar-pendekar yang berilmu tinggi. Panglima Gan memiliki pasukan pemanah yang kesohor. Pasukan berkuda yang bersenjata
panah ini dijuluki Jue-Mi Dang-Bing Shi-Gong-Jian (Pasukan Rahasia Panah
Elmaut). Silahkan cuwi berunding dengan Wulin Sanshi dan Sin Hong Kauwcu di
ruangan ini, sedangkan kami akan berbicara hal-hal penting untuk menghadapi
gembongnya."
Tiga kakek sakti itu membawa Yang Jing, De Hu, dan Li Fong ke bagian dalam kuil
Zhongyue. Makin ke dalam jalanan semakin menurun, agaknya bangunan kuil ini
menembus ke bawah gunung. Begitu jalannya sedikit menikung dan agak curam,
ketiga orang muda itu melihat sebuah pintu yang berbentuk aneh. Tidak terdapat
daun pintunya, namun ada lubang kuncinya, dan ukurannya hanya sebesar tubuh
manusia. Baipan Siansu membuka pintu itu dengan cara menaruh telapak
tangannya tepat di depan lubang kuncinya. Yang Jing dapat melihat sebuah cahaya
lembut berwarna emas menyeruak dari telapak tangan Baipan Siansu, dan pintu itu
seketika terbuka. Begitu masuk, ketiga orang muda melihat sebuah batu sebesar
peti mati orang dewasa berwarna hitam pekat yang menjorok dari ujung ke ujung.
Permukaannya tidak beraturan tinggi rendahnya, dan penuh dengan tonjolan batu-
batu hitam sebesar kelingking bayi yang ujungnya runcing bagai ujung jarum jahit.
Di bagian agak ke bawah dari batu itu terdapat sebaris kalimat yang berbunyi:
Bu Zhihui, Bu Jishu. Zhen Zhihui, zhen jishu. Nao-Min-ang, Xin-an-ben
Bila diterjemahkan langsung akan berarti: tidak berpengetahuan adalah tidak
berkepandaian. Pengetahuan sejati adalah kepandaian yang sesungguhnya. Akal-
budi mengarah ke langit, hati membawa cahaya.
Yang Jing mengkernyitkan dahinya, dan matanya tidak berkedip menatap kalimat
yang terasa asing bagi telinga orang secara umum itu. Dengan perlahan-lahan ia
mendekati batu hitam yang berpermukaan aneh itu. Teryata di celah-celah batu-
batu yang menonjol itu, juga terdapat sebaris kalimat:
Orang yang berkepandaian akan menjauh. Orang yang berpengetahuan sejati akan
mengarahkan akal-budi ke langit sedangkan hatinya bercahaya membawa
penerangan. De Hu dan Li Fong juga mendekati batu hitam dan membaca kalimat itu hampir
berbarengan. Begitu mereka hendak beranjak dari batu itu, tiba-tiba mereka melihat tiga manusia Dewa itu melesat melewati kepala mereka. Yang di depan adalah Bu
Yingzi Laoshen (Dewa Tua Tanpa Bayangan), kedua kakinya melakukan gerakan
aneh di atas batu-batu runcing itu. Dan selang waktu empat sampai lima detik,
sebuah jendela yang terletak di atas batu itu dan berbentuk lingkaran terbuka.
Bersamaan dengan terbukanya jendela itu, tubuh Bu Yingzi Laoshen sudah melesat
hilang di balik jendela itu. Hal itu dilakukan dengan sangat cepatnya, sehingga
kelihatan dua orang rekannya sepertinya membonceng tubuhnya dan hilang di balik
jendela yang sama. Padahal yang terjadi ialah, baik Baipan Siansu ataupun
Huangying-Ti-Shenseng melakukan gerakan yang sama dan prosedur yang sama
pula. Cuma karena gerakan tiga kakek itu cepatnya bukan main, sehingga
kelihatannya hanya satu orang saja yang berpijak di atas permukaan batu hitam itu.
Dalam waktu sekejab saja, ketiga kakek sakti sudah tidak berada di ruangan itu lagi.
"Hmm " demonstrasi sebuah ilmu yang bukan main tingginya." Reaksi Yang Jing
lirih. Sementara itu, De Hu dan Li Fong mendekati batu hitam yang aneh itu lagi. Dengan ujung jarinya De Hu meraba tonjolan-tonjolan kecil dan runcing itu.
"Aih ". !"
"Hu Koko " apa yang terjadi dengan ujung jarimu?" Li Fong segera menarik tangan
De Hu. Betapa terkejutnya dia, karena ujung jari De Hu mengeluarkan darah.
Ternyata ujung batu hitam itu benar-benar runcing dan tajam. Hanya terdapat
lubang kecil saja pada jari telunjuk De Hu, tetapi darah justru keluar cukup banyak.
"Aduh " dengan cara bagaimana tiga kakek itu berdiri di atas batu hitam ini dan
menggenjot tubuhnya ke atas" Apakah mereka telah merubah bobot tubuhnya
setara dengan bobot sebuah kapas?"
De Hu tidak habis pikir melihat kejadian yang begitu cepat di depan matanya.
Mereka menjadi termangu-mangu di dalam ruangan itu, karena tidak ada jalan
keluar selain melalui jendela yang terletak tepat di atas batu hitam itu. Sedangkan pintu aneh darimana mereka masuk itu sudah tertutup begitu rupa sehingga tidak
kelihatan lagi mana tembok batu gunung dan mana pintunya.
"Jing Di, aku tidak mengerti apakah maksud tiga kakek sakti itu" Sepertinya kita telah terkurung di tempat ini?" Tanya Li Fong dengan nada agak gusar.
"Hu Koko " Fong Cici, aku menduga tiga kakek itu menginginkan kita melakukan
hal yang sama persis seperti yang mereka perlihatkan kepada kita."
"Jing Di, hal itu akan menjadi sangat sulit sekali. Jangan tubuh kita yang beratnya sekian kati, sedangkan ujung jariku yang ringan dan berisi sinkang masih bisa
tembus oleh sebuah batu hitam itu. Di permukaan batu hitam itu, entah berapa ribu yang berujung runcing seperti jarum amgi."
"Hu koko " Li Fong Cici, kita perlu bertukar pikiran untuk memecahkan kalimat:
Tidak berpengetahuan adalah tidak berkepandaian. Pengetahuan sejati adalah
kepandaian yang sesungguhnya. Akal-budi mengarah ke langit, hati membawa
cahaya. Orang yang berkepandaian akan menjauh. Orang yang berpengetahuan
sejati akan mengarahkan akal-budi ke langit sedangkan hatinya bercahaya
membawa penerangan.
Kalau aku tidak salah, ini ada hubungannya dengan jurus pembukaan ilmu tiga
kakek sakti itu yang disebut: Xin-yin-liu-he-quan (Enam jurus menyatukan hati dan pikiran). Bukankah dengan ilmu ini, mereka menaklukkan perpaduan dua ilmu dasyat Shenlong-Qiangxing-Kongmen (Dewa naga mendobrak pintu kehampaan)
dan Fo-fen-da-hai (Buddha mengacau lautan)?"
"Ai h " ya"ya"aku ingat sekarang. Hu Koko apakah engkau merasakan ketika
kita menggempur tiga kakek itu dengan perpaduan ilmu kita, terasa seperti
menggempur sebuah benda yang tidak memiliki bobot atau massa lagi, tetapi
mengandung kekuatan lentur dan tolak yang lembut tetapi dasyatnya tidak terbilang lagi. Sehingga betapapun kita menggempurnya, terasa ilmu kita amblas pada
sebuah tempat yang kosong."
"Aya " betul juga " ilmu apa itu" Aku menjadi putus-asa karena perpaduan ilmu
yang kita latih dengan begitu susah menjadi seperti mlempem saat berhadapan
dengan tiga kakek sakti itu?"
"Hu koko, perpaduan Shenlong-Qiangxing-Kongmen dan Fo-fen-da-hai bukanlah
ilmu yang mlempem, melainkan ilmu tiga kakek itulah yang memiliki sifat mujijat
sehingga tidak bisa tersentuh oleh kehebatan perpaduan ilmu itu. Mengapa
demikian" Dengan Xin-yin-liu-he-quan, tiga kakek itu dapat menggunakan ilmu yang sifatnya seperti penangkal dari ilmu yang kita miliki. Seperti api yang berjumpa dengan air, betapapun hebatnya api yang membakar, namun tetap akan mudah
sekali ditundukkan oleh air, begitulah sifat Xin-yin-liu-he-quan menurut analisa bi-ren (aku yang rendah)."
"Jing Di, kalau analisamu itu benar, terus bagaimana dengan ilmu-ilmu sederhana, engkau dapat menandingi Xin-yin-liu-he-quan?"
"Fong Cici, begitu bi-ren keluar dari medan pibu, bi-ren memiliki kesempatan untuk melihat dan menyelami sifat dan nature ilmu Xin-yin-liu-he-quan. Begitu bi-ren
mengerti, segera kumainkan ilmu yang sifatnya seperti "penangkal" Xin-yin-liu-he-quan sendiri."
"Ah " teori silat seperti itu sungguh sulit untuk dapat kumengerti Jing Di. Terus bagaimana kita menghadapi situasi yang kita sedang hadapi saat ini?"
"Untuk itu kita perlu sedikit memeras otak untuk memecahkan kalimat-kalimat itu?"
"Jing Di, apakah sifat-sifat dan nature Xin-yin-liu-he-quan dapat kau pakai untuk membuka jendela di atas itu yang kuduga tombol permbuka terletak di atas
permukaan batu hitam itu" Kulihat tadi sepasang kaki tiga kakek itu melakukan
gerakan: setengah langkah ke samping kiri, kaki satu berputar sebanyak satu
setengah lingkaran, kedua tumit menjejak permukaan batu, barulah kulihat jendela itu terbuka dengan sangat cepat dan menutup kembali juga cepat juga."
"Fong Cici, mata cici sangat awas dan mampu melihat gerakan kaki begitu rupa
yang digerakkan dengan kecepatan yang sulit diukur. Bi-ren juga sependapat
dengan Cici. Gerakan itulah yang mengakibatkan sistem pembuka yang ditaruh di
dalam batu hitam ini bekerja. Mari kita mencoba gerakan itu di tempat ini dulu."
Karena tiga orang itu adalah ahli-ahli silat yang mahir, dalam waktu singkat, gerakan aneh itu sudah dikuasahinya.
"Tetapi bagaimana kita dapat membuat tubuh kita dapat berpijak di atas permukaan seperti itu" Menggunakan gingkang?"
"Ya, gingkang, tetapi gingkang yang berdasarkan ilmu ketiga kakek itu, Xin-yin-liu-he-quan. Coba kita perhatikan dengan lebih cermat makna kalimat Bu Zhihui, Bu Jishu. Zhen Zhihui, zhen jishu. Nao-Min-ang, Xin-an-ben. Kalimat pertama mengajarkan pentingnya mengerti rahasia Gong-Xu " lubang hawa atau
kekosongan. Sedangkan Nao-Min-ang, Xin-an-ben menjelaskan hendaknya seluruh
bobot Shi/massa/materi yang mempengaruhi hubungan antara hawa murni di dalam dian-tan dengan guang-sudu (percepatan sinar) yang berada di yuzou (alam semesta ) perlu dikosongkan dengan cara melebur semua kekuatan dalam diri kita
baik sinkang, gwakang, ataupun khiekang dengan guang-sudu, sehingga muncul ah nengyuan yang berkekuatan hebat. Kira-kira seperti ini:"
Segera Yang Jing bergerak lembut membentuk lingkaran-lingkaran kecil.
Gerakannya luar-biasa aneh: lembut, cepat-sekali, tetapi tidak menimbulkan suara sama-sekali. Dari sekeliling tubuhnya tampak keluar sinar gilang-gemilang yang
berwarna perak kekuning-kuningan. Dalam waktu sekejab tubuhnya melayang cepat
sekali, tetapi ringan seperti tidak berbobot. Detik selanjutnya, ia sudah berada di atas permukaan batu hitam itu sambil melakukan gerakan setengah langkah ke
samping kiri, kaki satu berputar sebanyak satu setengah lingkaran, kedua tumit
menjejak permukaan batu, dan ".blaaang".jendela di atas batu hitam itu seketika
terbuka, dan Yang Jing sudha melayang cepat sekali tetapi bukan ke arah lubang
jendela melainkan ke tempat semula.
De Hu dan Li Fong dibuat terteranjat sekalipun terpesona melihat Yang Jing dalam waktu sekejab telah berhasil memecahkan rahasia ilmu yang sangat asing abgi
mereka berdua. "Jing Di " gerakan itu sangat luar-biasa sekali dan nengyuan (energi maut) yang menyeruak begitu dasyat membuat tubuhmu bergerak seperti bayangan Dewa." Li
Fong berkata sambil tidak terasa ia meleletkan lidahnya yang indah dan merah
jambon saking terpesonanya.
"Begitulah kira-kira teori Xin-yin-liu-he-quan milik tiga kakek sakti itu. Aku yakin Hu Koko dan Li Fong lihiap akan dapat meenguasahinya dengan cepat."
"Jing Di ...!!! Ada apa denganmu?"
"Ada apakah Cici?"
"Mengapa tiba-tiba memanggil cicimu Li Fong Lihiap segala ". Mengapa?"
"Oh"oh"aduh, bukanlah cici adalah seorang lihiap" Apakah aku tidak boleh
memanggil cici dengan sebutan itu?"
"Jing Di " kalau engkau masih terus memanggil cicimu dengan sebutan itu, berarti Jing Di tidak rela Hsing Li Fong menjadi pendamping Kokomu lagi, kalau begitu
sudahlah aku menyerah ". Hu koko maafkan " aku tidak bersedia menjadi calon
istrimu karena Jing Di tidak rela."
"Ha "ha"ha".mau belajar Xin-yin-liu-he-quan, kok jadi bersendau-gurau tidak karuan seperti ini. Hm " kalau memang Jing Di tidak bersedia, kita perlu tanya
shimeiku, Lie Sian, bagaimana pendapatnya "ha..ha"ha?" De Hu tertawa
terpingkal-pingkal melihat Li Fong dan Yang Jing dapat bersendau-gurau begitu
rupa di tengah sesuatu yang serious.
Namun alangkah terkejutnya De Hu dan Li Fong ketika melihat Yang Jing. Wajah
Yang Jing melukiskan kesedihan bercampur kecemasan yang sangat dalam. Ada
sebersit sinar merah membawa dalam waktu beberapa detik menyeruak dari
pelupuk matanya.
"Hu Koko " Hsing Li Fong Cici " Tianpin Er bersumpah " apabila Zhu Wen Yang
berbuat sesuatu yang jahat terhadap Lie Sian, aku akan melupakan segala batas-
batas welas-asih, sampai kemanapun ia tidak akan dapat lari dari kejaran tangan
Tianpin Er. Oh " terus terang, aku sangat gelisah sekali. Hu Koko " Fong Cici "
mari cepat berlatih, kita harus segera keluar dari tempat ini."
"Jing Di, Fong cicimu ini seorang wanita, dan aku mengasihi mu dan juga mengasihi Lie Sian seperti saudara kandungku sendiri. Jing Di bolehkah Cici mu ini bertanya sesuatu?"
"Silahkan Cici."
"Jing Di " apakah kau mencintai Coa Lie Sian?"
Yang Jing menerawang, matanya seperti memandang jauh ke atas. Sekejab ia tidak
tahu bagaimana menjawab pertanyaan itu.
"Fong Cici, aku tidak tahu ". Sungguh aku tidak tahu ".bahkan aku tidak tahu
apakah aku sedang jatuh cinta."
"Bagaimana perasaanmu pada saat Lie Sian berada di sampingmu?"
"Akau merasa lengkap, merasa senang, merasa dunia ini enak untuk ditinggali,
merasa "ah"apa itu ".aku merasa ". Aduh "merasa apa?"
"Kamu maksud, merasa bahagia?""
"Benar " ya, aku merasa bahagia " ya itu perasaan bahagia."
"Jing Di, bagaimana perasaanmu saat ini?"
"Cemas " gelisah "ingin sekali segera menyusul untuk menjaga agar Sian Mei
tidak sampai dicelakai orang. "dan merasa ingin sekali melihatnya."
"Itulah yang disebut " Rindu!!"
"Ah".rindu?"?"
Merah wajah Yang Jing begitu mengucapkan kata rindu itu. Sejenak ia tidak berani menatap Li Fong. Namun, mulutnya terus ternganga, dan akhirnya dengan suara
kecil, ia mengatakan:
"Fong Cici, memang itulah kenyataannya " aku rindu berdekatan dengannya."
"Hi"hi"hi"Jing Di".Jing Di, ilmumu sangat hebat ".si Tianpin Er yang perkasa,
tetapi tidak tahu bahwa dirinya sedang tersentuh oleh sebuah perasaan yang
disebut ".."
"Disebut apa Cici?""
"Disebut Cinta."
BAB 11: ILMU RAHASIA AGAMA MENG
"Cinta " ?"" Itukah perasaan yang disebut cinta?" Ah " begitu misterius " sangat sulit kuselami dengan akal-budiku. Betulkah itu cinta Li Fong Cici"Aku ingat seorang Xue-zhe (sastrawan) yang bernama Kuan Tao-sheng pernah mengatakan:
"Cinta tidak dapat diukur,
ia seperti api yang membakar.
Kita bagaikan sebongkah tanah-liat.
Dibentuk menjadi dikau dan aku.
Kemudian dihancurkan lagi, dicampur dengan air kembali,
dibentuk kembali menjadi kau dan aku.
aku adalah tanah liatmu,
dikau tanah liatku.
Di dalam hidup kita berbagi selimut,
di dalam kematian, kita berbagi peti mati."
"Ah " sudahlah Cici, aku jadi bingung " dan soal ini memang sangat
membingungkan, lebih mudah memikirkan soal wuxhia (ilmu silat) yang sulit-sulit
daripada mencoba memecahkan soal yang satu itu. Marilah kita melatih teori Xin-yin-liu-he-quan milik tiga kakek sakti."
Mulailah De Hu dan Li Fong mempelajari bagaimana mengosongkan bobot
Shi/massa/materi yang mempengaruhi hubungan antara hawa murni di dalam diantan dengan guang-sudu (percepatan sinar) yang berada di yuzou (alam semesta ), kemudian melebur sinkang, gwakang, dan khiekang dengan guang-su du untuk melahirkan nengyuan yang berkekuatan hebat.
Dengan menggunakan dalil Tao-Chi (mencuri gerakan dari sesuatu yang tidak tampak), Nengyuan yang tersembunyi di dalam Chi yang tidak kelihatan,
direntangkan menjadi energi maut yang bergerak seperti Ts"ai-yin pu-yang
(menangkap Ying mengisi kembali Yang), sehingga Nengyuan menjadi seperti Wu-chi Chiao-Yu (seorang komandan yang ditempatkan di garis terdepan). Sangat hebat hasilnya! Dalam waktu tidak lebih dari tiga ekor kuda berlari dari Bohai ke Beijing, De Hu dan Li Fong sudah dapat memahami inti tenaga sakti yang menjadi
tulang-punggung ilmu Xin-yin-liu-he-quan.
"Jing di " aku harus mengakui engkau adalah seorang wu-xhia Jian-zhu-shi
(arsitek Ilmu Silat) yang hebat. Bagaimana kalau mulai sekarang aku dan Fong-mei memanggilmu shifu?"
"Hu Koko " jangan mengolok-olok diriku, kita harus bekerja cepat, karena aku
harus segera meninggalkan tempat ini secepat mungkin untuk mencari Lie Sian.
Mengenahi teori ilmu Xin-yin-liu-he-quan, sebenarnya tidak ada yang istimewa
dalam diriku. Hanya, kebetulan aku tahu soal ini lebih dahulu dari Hu Koko, tetapi bukan berarti aku lebih pandai " sama-sekali tidak " ah ..sudahlah mari kita keluar untuk menyusul tiga Laocianpwe yang sudah menunggu kita, mari ".!!!"
Bersamaan dengan selesainya ia berbicara, tubuhnya sudah melesat lenyap di balik jendela di atas batu hitam legam itu. Tidak ayal lagi, De Hu dan Li Fong segera
mengambil ancang-ancang untuk melakukan hal yang sama.
"Hu Koko" apabila aku gagal dan tubuhku terpanggang di atas batu hitam itu,
pakailah tubuhku sebagai alas kakimu untuk keluar dari tempat ini."
"Fong Mei " janganlah berkata begitu, kita sudah dapat menguasahi cara
menggerakkan tenaga ajaib itu dalam diri kita, ayo jangan ragu-ragu " aku akan
mengambil giliran terakhir."
Li Fong segera melakukan gerakan seperti yang sudah ia latih beberapa kali di
tempat itu. Tubuhnya melayang begitu cepat, sampai ia menjadi terkejut sendiri. Ia merasakan seperti memiliki sayap yang dapat digerakkan begitu cepat dan ringan
sekali. Segera ia melayang di atas permukaan batu hitam itu, dan tidak lebih dari dua detik, tubuhnya sudah lenyap di balik jendela. De Hu tersenyum dan sangat
kagum melihat kedasyatan Nengyuan yang dikuasahi oleh kekasihnya. Dengan
cepat sekali ia melakukan hal yang sama, dan


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Blaaang".!" Jendela itu terbuka, dan De Hu sudah melayang di samping Yang Jing
dan Li Fong yang sudah bersila di depan tiga kakek sakti itu.
"Amithaba ".pinceng sudah menduga, cuwi bertiga dapat memecahkan rahasia
kalimat yang kami tulis di tubuh batu hitam, ini berarti, cuwi bertiga adalah orang-orang pertama yang telah menguasahi inti tenaga sakti yang menjiwai ilmu Xin-yin-liu-he-quan. Penceng sangat gembira "sangat puas!!" Seru baipan Siansu dengan
suara renyah dan terdengar penuh kegembiraan.
"Hu Sicu dan Hsing guniang " bolehkan pinto mengajuhkan sebuah permohonan
sekiranya sicu berdua tidak berkeberatan?" Huangying-Ti-Shenseng menatap De
Hu dan Li Fong lekat-lekat. Matanya memancarkan sebersit sinar kekuningan terang sekali. Hal ini membuat De Hu dan Li Fong menjadi berdebar-debar.
"Boanpwe berdua akan berusaha melakukan apa yang laocianpwe nasihatkan,
silahkan."
Huangying-Ti-Shenseng tersenyum mendengar kata-kata De Hu dan melihat sikap
sepasang pendekar sakti itu.
"Pinto dan kedua saudara pinto, Baipan Sainsu dan Bu Yingzi Laoshen, ingin
memperoleh kesempatan mendidik keturunan jiwi berdua barang lima tahun di
tempat pertapaan kami."
"Aaah"." Hampir berbareng De Hu dan Li Fong mengucapkan kata "aah" begitu
mendengar permintaan tiga manusia dewa itu. Tidak terasa kedua wajah mereka
menjadi merah seperti udang direbus, karena mereka belum menikah. Tidak terasa
De Hu menatap Li Fong " sorot matanya memancarkan kebahagiaan. Beberapa
detik kemudian, Li Fong menoleh kepada De Hu, ia tersenyum lembut dan wajahnya
tampak betul-betul seperti dewi yang cantik sekali. Ia menganggukkan kepala
perlahan. "Laocianpwe, boanpwe berdua bersedia mengantar keturunan kami ke tempat
pertapaan samwi. Karena laocianpwe berkenan mengangkat keturunan kami
menjadi murid, maka mulai hari ini kami memanggil laocianpwe bertiga dengan
panggilan shifu. Terimalah hormat kami berdua Laoshifu." Sambil berkata demikian, De Hu yang diikuti oleh Li Fong menyembah tiga kakek sakti itu. Mereka bertiga
tertawa terbahak-bahak melihat hal yang menyenangkan hati mereka itu.
"Ha"ha"ha"naga akan melahirkan naga " kami bertiga yang akan menjemput
calon murid kami " ha..ha"ha"ha." Baipan Siansu yang suka tertawa riang, kali
ini tertawa dengan suara yang mengelegar-glegar, sedangkan dua rekannya yang
lain hanya tersenyum saja.
"Hu Zhi (anak Hu) dan Fong zhi, perpaduan ilmu kalian berdua akan mencapai titik lebur yang sempurna apabila kalian dapat menaruh inti tenaga sakti Xin-yin-liu-he-quan sebagai perekat pemersatu kedua ilmu dasyat yang sudah kalian kuasahi lebih dulu. Ilmu ciptaan Shi Kuang Ming dan Zhang Sanfeng yang disebut Shenlong-Qiangxing-Kongmen (Dewa naga mendobrak pintu kehampaan) menurut sahabat
pinto Lie A Sang bersifat meluluh-lantakan segala sesuatu baik di dalam maupun
diluar. Ada unsur-unsur ganas di dalamnya, walaupun tetap dikatakan ilmu
golongan putih. Apabila Hu zhi dapat menaklukan hawa sakti yang ganas dan liar
yang selalu muncul pada saat gejolak emosimu terusik dengan inti tenaga sakti Xin-yin-liu-he-quan, maka pinto percaya ilmu itu akan muncul sebagai salah satu ilmu yang sangat tangguh di dunia persilatan. Ingatlah Neng-yuan (energi-maut) yang
barusan Hu zhi pelajari memang kelihatan lembut, kosong, dan lunak, tetapi
sesungguhnya tersembunyi kekuatan yang hebatnya tidak terperihkan. Pergilah ke
hutan bambu di tepi danau Qinghai, di tengah hutan terdapat sebuah pondok yang
memiliki sebuah jembatan dari bambu yang disebut jembatan Yousing Xing (barisan
bintang). Mintalah ijin Xiao Guihun Kao Tuan Qing untuk berlatih di tempat
kediamannya barang dua atau tiga minggu, maka engkau dan Fong zhi akan
mengerti maksud pinto. Nah "segeralah pergi karena tenaga kalian berdua sangat
dinantikan oleh dunai persilatan saat ini dalam upaya untuk menghadang kekuatan
iblis yang sedang merajalela. Biarlah kami bertiga menemani Tianpin Er barang
beberapa waktu, karena kami ingin mengucapkan terima kasih kepadanya."
"Terima kasih samwi laoshifu " sampai jumpa"Jing Di, kami berdua harus segera
pergi meninggalkan tempat ini, kami akan menyusuri jejak Lie Sian dari arah selatan terus mendekati markas Teluk Bohai. Kita akan bertemu di tempat itu, baik dengan Lie Sian atau pun tidak. Jing Di, jangan terlalu banyak susah, percaya kau dan
Cicimu Li Fong turut bekerja keras menemukan jejak anak bengal itu. Sampai
jumpa." Sekali berkelebat, kedua sejoli itu sudah melesat jauh sekali seperti gerangan angin lalu.
"Hmm " sepasang pendekar yang sangat bagus ilmu silatnya, bakatnya hebat, dan
jiwanya juga gagah perkasa. Pinto kini berani menaruh harapan kepada pendekar-
pendekar muda untuk menyelesaikan persoalan Wulin." Huangying-Ti-Shenseng
menarik nafas dalam-dalam mengenang De Hu dan Li Fong, dan diam-diam dia
sangat kagum sekali.
"Dengan adanya neng-yuan dari Xin-yin-liu-he-quan, mereka akan seperti sepasang
naga yang memiliki sayap. Kiranya Thian melindungi jiwa mereka berdua agar tidak menyimpang dari kebenaran. Sebab apabila mereka mengambil jalan sesat, dunia
persilatan akan menjadi goncang dengan munculnya sepasang monster yang
sangat sukar dilawan ". Amithaba ".amithaba "."
"Jing Er " pinto mewakili dua saudara pinto, Baipan Siansu dan Bu Yingzi Laoshen, mengucapkan terima kasih. Pinto melihat kau telah menguasahi ilmu mujijat yang
telah ribuan tahun dinyatakan hilang dari dunia persilatan karena tidak ada
seorangpun yang bisa menguasahinya, yaitu: Lijie Xishou Hexin wu-xue
(Pemahaman dan peresapan sari ilmu silat) atau Wu toudeng ben jiyi (Akar Utama
Seni ilmu Silat). Pinto ingin sekali melihat tiga jurus Xin-yin-liu-he-quan dengan semua perkembangan kau mainkan sekarang, jangan ragu-ragu Jing Er, dan jangan
lupa mengerahkan seluruh neng-yuan yang telah kau kuasahi."
"Samwi Laocianpwe, teecu mohon petunjuk."
Segera Yang Jing memainkan tiga jurus Xin-yin-liu-he-quan yang sudah dipahami
sampai tingkat yang mahir. Pertama-tama ia memainkan ilmu ini secara murni
artinya seluruh sifat, nature, sampai jurus-jurusnya, ia mainkan dengan cara yang luar-biasa sekali. Sampai-sampai, ketiga orang itu sangat termangu-mangu.
"Amithaba " kalau pinceng melayaninya satu lawan satu, sungguh pinceng tidak
akan sanggup menanding pemuda ajaib ini. Lijie Xishou Hexin wu-xue (Pemahaman
dan peresapan sari ilmu silat) yang dikuasahi sudah mendarah daging dengan jiwa
dan akal-budinya, sehingga apapun ia pahami, ia akan memahami sampai tingkat
yang sangat detil " sungguh ajaib."
"Baipan laoheng memang benar, anak muda ini benar-benar lain daripada yang lain.
Pinto bahkan sangat yakin, dilihat dari bakat dan kecerdasan, Zhu Wen Yang juga
bukan tandingan bocah satu ini. Coba lihat " sekarang ia memainkan ilmu silat
yang benar-benar sangat luar-biasa.
Memang benar, saat ini Yang Jing mempergunakan waktu sebaik-baiknya untuk
menunjukkan seluruh ilmu yang dikuasahinya terutama Delapan Lingkaran Dewa di
hadapan tiga kakek Sakti itu. Kini ia memainkan ilmunya dengan inti tenaga sakti Xin-yin-liu-he-quan. Ia berseru nyaring:
"Waikexue Xikuang Banqian Shengyin (membedah arus, memindahkan suara) ".."
Huangying-Ti-Shenseng berseru sampai ia melompat dari tempat ia duduk bersilah,
demikian juga dengan dua rekannya.Ketiga kakek sakti itu semakin terperanjat,
karena hampir semua gerakan Yang Jing selalu menimbulkan suara nada tinggi-
rendah dan berfrekuensi tinggi. Suara musik itu memiliki pengaruh yang mujijat,
ketiga kakek sakti terkejtu, karena mereka merasakan adanya kekuatan neng-yuan
menyeruak begitu rupa di balik frekuensi suara musik itu. Tidak ayal lagi, otomatis tiga kakek itu menggerakkan hawa sakti yang sama untuk bereaksi. Inilah
kehebatan Waikexue Xikuang Banqian Shengyin yang memiliki sifat persis dengan
Shen-Ta-lek-Ling-Quan, begitu lawannya menggerakkan hawa sakti, ia segera
mengejar hawa sakti itu untuk dipakai sebagai titik pijak ke nada-nada yang lebih tinggi lagi. Karuan saja, ketiga kakek kosen itu menjadi terkejut, karena mereka kini merasakan suara itu justru bergerak-gerak melingkari pusat gerak "neng-yuan di
dalam diri mereka bertiga. Dalam keadaan yang masih termangu-mangu, tiba-tiba
mereka mendengar Yang Jing berseru kembali:
"Shen de bu fu tui dong yang"..!" Terus diikuti dengan Tian Guo Shen Shou Ji
Feng Bao, Shen Yu Xing Quan, Shen gansuo xue bihuo (Dewa memberi salju
menyembunyikan api), Jiuguishen cheng ying zihe na xinling (Dewa mabuk
mengejar bayangan mengambil roh), dan Shen hua dizhen (dewa melukis gempa
bumi)." "Ayaaaaa ". ii h".Laoheng lihat!!!! Gerakan-gerakannya "aiih"bukankah ini yang
disebut delapan lingkaran Dewa" Menurut dongeng, tokoh pandai seperti Shen Du,
dari kuil Buddha Juesheng utara ibukota Peking, selama hidupnya malang-
melintang di dunia persilatan, ia hanya mampu menguasahi Shen Ta Lek Ling Quan
saja seperti yang dimainkan oleh Yang Jing tadi. Itupun bukan dia yang
menciptakan. Ia mempelajarinya dari Han Feizi yang menelaah berpuluh-puluh
tahun teori menghimpun sinkang berdasarkan hukum suara, kemudian ilmu ini
dikembangkan oleh Li Si menjadi ilmu yang bukan main dasyatnya."
"Amithaba " bukankah ia juga melebur inti tenaga sakti Xin-yin-liu-he-quan dengan Shen Yu Xing Quan. Benar "benar"diluar perhitungan akal- sehat, bagaimana
Delapan Lingkaran bisa dikuasahi begitu rupa hanya dia seorang. Bukankah Shen
Yu Xing Quan dulunya diciptakan oleh Liu mian guaiyi (Pemabuk aneh she Liu)
berdasarkan perhitungan bintang yang maha rumit menurut petunjuk Zu Chongzhi,
di jaman dinasti Sung."
Tujuh dari delapan Lingkaran Dewa telah dimainkan oleh Yang Jing di hadapan tiga kakek sakti itu. Ribuan jurus telah ia perlihatkan secara lengkap. Hal ini membuat tiga kakek itu seperti tersihir kaku dan tidak bergerak dari tempatnya seperti melihat sesuatu yang ganjil yang seumur hidup mereka tidak pernah mereka pikirkan
apalagi dilihat. Hal ini tidaklah aneh, karena sepanjang sejarah Jianghu, delapan lingkaran Dewa adalah ilmu yang terpisah-pisah dan dikuasahi oleh pendekar-pendekar yang hidup di jaman yang berbeda. Menurut dongeng, tidak ada seorang
pendekarpun yang bisa memainkan delapan lingkaran dewa itu sekaligus. Teorinya
mungkin mereka bisa mengerti, seperti Zhang Sanfeng dan Lie A Sang misalnya,
yang benar-benar dapat mereka kuasai sebenarnya hanya satu ilmu saja,
sedangkan yang lainnya lagi, hanya dapat mempelajari tidak lebih dari duapuluh
persennya saja. Tetapi hari ini, tiga kakek yang dipanggil manusia dewa itu melihat pemandangan yang benar-benar membuat akal-budi dan pikiran mereka takjub
sekaligus hampir tidak mempercayainya. Akhirnya, dengan hampir bersamaan,
mereka menghela nafas dalam-dalam, dan menatap Yang Jing dengan tatapan
mengandung seribu satu arti yang sulit untuk dijelaskan.
"Jing Er " ilmu mujijat yang kehebatannya tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata telah engkau kuasai begitu sempurna. Namun pinto masih tidak melihat ilmu yang
kedelapan. Apakah engkau tidak mendapatkan jejak adanya ilmu terakhir dari
lingkaran Dewa yang konon disebut para ahli Wushu sebagai: Ba Quanzi Shen
(Delapan Lingkaran Dewa)?"
"Jiwi Laocianpwe, teecu merasa takut memainkan ilmu itu karena akibatnya sangat
mengerikan. Teecu kerapkali merasa tidak tega apabila harus menggunakan Ba
Quanzi Shen itu, lagi pula untuk apa harus menghancurkan orang lain dengan cara
seperti itu?"
"Jing Er " rahasia inti tenaga sakti Xin-yin-liu-he-quan adalah "menagkap tanda dari inti Chi yang tidak kelihatan". Dalam teknik ini berarti kita melakukan tao-chi
(mencuri sebuah gerakan dari alam yang tidak tampak). Pada saat melakukan
teknik ini, tidak jarang kita harus Ts"ai-yin pu-yang (menangkap Ying mengisi
kembali Yang). Di dalam segala ilmu, selalu ada hal yang disebut: Hsing-ming
shuang-hsiu. Pertama, kita menyatukan diri kita dengan Shen (Roh), kemudian
unsur Hsing (yang positip) dan Ming (yang negatip), seperti naga dan harimau,
dipersatukan sehingga melahirkan kekuatan yang disebut Neng-yuan (energi sakti).
Ba Quanzi Shen adalah ilmu sejati yang bermuara ke Ts"ai-yin pu-yang,
kedasyatannya, konon, sulit diukur lagi. Sifat Fu-guo-qiang-bing (Kuat dan dasyat, seperti naga dan rajawali) adalah kharakter ilmu itu, tidak ada unsur ganas atau liar di dalamnya. Naga memiliki sifat dan naluri naga, demikian juga rajawali. Karena ba Quanzi Shen adalah peleburan dua sifat dan kharakter hebat dan dasyat, ilmu ini
muncul seperti bersatunya naga dan rajawali. Yang satu raja di darat, sedangkan
yang satunya lagi raja di angkasa. Coba mainkan dengan pengerahan inti tenaga
sakti Xin-yin-liu-he-quan. Jing Er "jangan ragu-ragu, nyalimu harus muncul menjadi nyali naga dan rajawali dengan hati tetap seperti burung dara."
Kini Yang Jing berdiri tegak, pandangannya tertuju kepada delapan pot bunga yang terbuat dari batu hitam. Ia bersilat dengan cara yang aneh, karena ilmu yang ia
mainkan mengandung delapan sifat dan kharakter yang berbeda-beda. Dari
gerakan tubuhnya menyeruak inti tenaga sakti Xin-yin-liu-he-quan, dan dalam waktu sekejab delapan pot bunga itu seperti terlanda oleh delapan serangan yang
mendesak dari delapan penjuru. Satu pot seperti dilebur oleh energi panas yang
melelehkan, sehingga tidak ayal lagi, pot batu hitam itu tiba-tiba membara, dan
mengeluarkan asap berapi. Satunya lagi, entah dengan cara bagaimana
sekonyong-konyong sudah berubah menjadi serpihan-serpihan batu hitam yang
terbang kemana-mana, yang ketiga pecah berantakan menjadibutiran-butiran
sekecil gundu, kemudian melesat ke pelbagi penjuru dan menembus dinding batu
seperti pelor yang menembus permukaan tanah liat saja. Terjebak lubang-lubang
halus yang berjumlah banyak. Pot bunga yang lainnya, bukannya terlempar, tetapi
terserap dan melekat pada tangan kanannya. Dalam situasi yang demikian, tiba-tiba tubuh Tianpin Er bergerak lurus dan kaki kiri ditekuk sehingga bersentuhan dengan separuh kaki kanannya, sedangkan kedua tanganya dikembangkan seperti sayap
burung rajawali. Selanjutnya tubuhnya melayang sambil berputar, dan tampak pot-
pot batu hitam itu terhempas oleh kedua kakinya bergerak naik turun. Di atas
gerakan pot-pot bunga itu, Tianpin Er bersilat dengan cara yang luar-biasa aneh.
Kadang-kadang bergerak seperti naga, tetapi kemudian berubah begitu cepat
menjadi seperti rajawali. Beberapa detik setelah itu ia melayang turun bagai rajawali mengembangkan sayapnya, Pot-pot batu hitam itu seperti diterpa oleh ribuan
tangan sakti sehingga semuanya jatuh ke tanah dalam keadaan utuh dan dalam
waktu yang bersamaan.
Tiga kakek sakti itu, kini benar-benar melongo dan tidak bisa berkata-kata satu
ucappun. Muka ketiganya berubah pucat pasih begitu melihat ilmu ba Quanzi Shen
didemonstrasikan oleh Yang Jing. Entah apa yang sedang mereka pikirkan. Namun,
tiba-tiba saja ketiganya melayang cepat sekali ke arah lima pot batu hitam yang
dipakai Yang Jing untuk menerima ilmunya. Begitu tiga kakek itu menyentuh pot-pot bunga itu, kaki mereka bertiga menjadi gemetaran dan mulutnya mendesis:
"Amithaba "siancai" pantas Jing er menjadi ngeri sendiri, karena isi dalam batu
hitam ini telah berubah menjadi serbuk-serbuk halus, walaupun permukaannya tetap utuh. Sungguh ilmu yang langkah dan dasyat tidak kepalang!!"
"Jing Er, sudah menjadi kehendak Thian Delapan Lingkaran Dewa itu engkau
kuasahi dengan sempurna. Kami tidak memiliki apa-apa lagi yang bisa kami berikan sebagai balasan terima kasih kami kecuali teori Enam Jurus menyatukan hati dan
pikiran (Xin-yin-liu-he-quan). Ilmu ini sebenarnya bersumber dari pemikiran seorang pujangga yang bernama Khu Zhing Fa. Ia menuliskan hasil ulasannya soal ilmu dari agama Meng tentang Pi yu-shih Chi-I, filsafat kehidupan yang mencoba menyatukan
hati dibawah keagungan akal-budi yang berpusat pada kebenaran dan keharmonian
sejati. Bersama dengan ilmuwan maha pintar Lie Bing Zhie, ia menyembunyikan
hasil penelitian rahasia ilmu kelompok Meng di dalam filsafat agama yang sulit.
Kami mempelajari filsafat kehidupan itu sudah lebih dari sepuluh tahun, dan
akhirnya kami melihat adanya teori Xin-yin-liu-he-quan itu." Ujar Huangying-Ti-
Shenseng. "Jing Er " pakailah waktumu barang beberapa saat untuk membaca buku filsafat
ini, kalau ada jodoh engkau akan melihat keseluruhan teori Xin-yin-liu-he-quan hasil ulasan pujangga agung Khu Zhing Fa." Sambil berkata demikian Bu Yingzi Laoshen
(Dewa tua tanpa bayangan) menyerahkan sebuah buku tipis, karena hanya terdiri
dari limapuluh halaman saja. Buku itu hanya buku filsafat biasa saja, tetapi ditulis oleh pujangga yang sangat diagungkan oleh ilmuwan maha pintar Lie Bing Zhie.
Yang Jing menerima buku itu, segera ia duduk bersila di ruangan itu juga dan mulai membacanya dengan sangat serious. Mulai dari waktu menerima buku itu, sampai
kurang dari waktu setengah giliran jaga, ia tidak pernah bergerak pindah dari tempat itu, bahkan sampai ia meletakkan buku itu di lantai sebagai tanda ia telah selesai membaca, ia masih tetap duduk bersila dengan mata tertutup. Tidak begitu jelas
apa yang ia kerjakan, namun tiga kakek itu memperhatikannya dengan sangat teliti dan cermat. Terlebih-lebih ketika Yang Jing berbisik lirih:
"Nao-zi-bing-shi-mogui, xin-li-chu-wanmei (Akal-budi menolak pengaruh iblis, hati menghasilakn kebenaran) ".."
Tidak jelas apa yang ia lakukan atau apa yang sedang terjadi, karena Yang Jing
masih tetap di tempat dan tidak ada tanda-tanda ia melakukan sesuatu. Namun
yang lucu, tiga kakek itu menjadi seperti terbuka matanya, cepat-cepat mereka
melakukan hal yang sama seperti yang Yang Jing lakukan sambil berbisik lirih pula:
"Nao-zi-bing-shi-mogui, xin-li-chu-wanmei (Akal-budi menolak pengaruh iblis, hati menghasilakn kebenaran) ".."
Kembali Yang Jing mendesis:
"Nao-zi-te-tao-shou, Xin-li-laing-chih-shou (Akal budi menerima jalan terang, hati menerima pengetahuan mendalam) "." Dilanjutkan dengan:
"Nao-zi-lii-ch"i-fan, xin-li-li -chiu-huan (akal-budi menuju tujuh lingkaran, hati menuju sembilan putaran) "."
Tidak ada gerakan atau jurus istimewa atau tampak dasyat dari jurus empat sampai enam, karena yang tampak oleh mata adalah posisi yang sama, duduk bersila.
Tidak ada debu berterbangan dan tidak ada suara gaduh seperti biasanya apabila
tenaga sakti digerahkan. Suasananya tetap sepi-sepi saja, mati, tidak ada gerakan apa-apa. Namun yang aneh, dahi tiga kakek sakti itu mengucur keringat berkete-ketel deras, sampai baju mereka bertiga juga banjir oleh keringat. Sedangkan Yang Jing, warna kulitnya berubah, karena kulit di sekujur tubuhnya masih diselimuti oleh sinar perak kekuningan yang lembut. Dan, ia kelihatan lelah sekali.
"Ha"ha"ha"kami membutuhkan waktu sepuluh tahun untuk memecahkan
pengertian yang tersembunyi di dalam kalimat-kalimat filsafat kehidupan,
sedangkan, Tianpin er hanya membutuhkan waktu separoh waktu giliran jaga
".ha"ha"haa"sungguh tidak dinyana ".sungguh tidak dinyana"!" Baipan
Siansu tertawa-tawa.
"Jing Er " sekarang pergilah mencari Coa Lie Sian. Pinceng melihat ia berkelebat menuju ke arah yang sama dengan larinya Zhu Wen yang. Tetapi jangan lupa
menemui kongkongmu Lie A Sang, dan para pendekar lainnya yang masih
berunding untuk berupaya mencari jalan keluar bagi kemelut di Wulin saat ini."
Begitu Yang Jing akan beranjak dari tempat itu, tiba-tiba Bu Yingzi Laoshen (Dewa tua tanpa bayangan) mencegatnya. Ia melangkah dekat sambil merangkul Yang
Jing dengan penuh rasa sayang. Ia berbisik: "Jing Er " berhati-hatilah apabila
menghadapi Zhu Wen Yang, karena Luyun Tu atau Lushi Yue Mo (Pedang Batu
Bulan Hijau) yang kini berada di tangannya adalah sebuah pedang pusaka yang
tidak bisa dianggap enteng. Ambillah kembali pedang itu."
Begitu sampai di luar, segera Yang Jing menemui kongkongnya.
"Kongkong, Jing harus segera meninggalkan tempat ini. Jing perlu menolong Lie
Sian agar tidak jatuh dalam cengkraman tangan jahat Zhu Wen Yang."
"Jing Zhi " sebelum hari raya musim dingin tiba, kongkong berharap Jing dapat
mengunjungiku di Wudanshan."
"Jing akan mengunjungi Kongkong, bibi Soanl Lie, dan paman Wang yu di
Wudangshan sebelum musim dingin tiba. Kini, Jing mohon diri."
"Jing zhi (anak Jing)" bawalah ini sekalian ?" Hong Ming tosu segera memberikan
suling Hai she linjin (ular laut berisisik emas). Begitu Yang Jing menerima suling itu, pikirannya segera teringat kembali kepada Lie Sian, maka tidak ayal lagi, karena perasaan kuatir, ia segera melesat lenyap bagai asap di hadapan banyak pendekar
kelas satu yang berkumpul di tempat itu.
"Hmm "anak itu benar-benar patut dijuluki Pendekar Bayangan Dewa. Ilmunya
benar-benar ilmu yang sejati yang sudah mencapai taraf sempurna." Hong Ming
Tosu berkata dengan suara yang sungguh-sungguh.
"Toyu benar sekali." Tiba-tiba tiga kakek sakti itu sudah berdiri di tempat itu juga.
"Kami bertiga pun bukan tandingan Tianpin Er " kami tidak mengajar atau memberi
ilmu apapun kepadanya, bahkan sebaliknya, kami bertiga belajar tiga jurus Xin-yin-liu-he-quan darinya.
"Belajar tiga jurus Xin-yin-liu-he-quan darinya?"" Lie A Sang bertanya setengah
tidak percaya. "Lie A Sang sahabatku," Kata Huangying-Ti-Shenseng,"memang begitulah
kenyataannya"siancai "sungguh seorang sintong (bocah ajaib) yang
kehadirannya akan menjadi hal yang sangat penting di Jianghu."
Sementara itu, Coa Lie Sian, dara perkasa itu memang sedang mengejar bayangan
Zhu Wen Yang yang ternyata berkelebat menuju ke arah Utara. Gingkang pemuda
itu memang sudah sangat tinggi sekali, sehingga, Lie Sian yang kalah dua setengah gerakan pada saat bergerak mengejar, tidak dapat menyandaknya. Ia kehilangan
jejak pemuda itu, ketika ia hendak kembali ke kuil Zhong Yue, ia mendengar suara perempuan tertawa-tawa
"Mengapa tergesa-gesa Sima Cinlong Taihiap" Taihiap sedang menuju ke arah
Utara, demikian juga aku, bagaimana kalau kita melakukan perjalanan bersama-
sama." Seorang perempuan cantik tetapi genit sedang berhadapan dengan pendekar muda
dari Hoashanbai, Sima Cinlong. Pemuda ini memang gagah, tampan, dan tampak
jujur. Ia tidak berani memandang perempuan yang tidak lain adalah Hongxin Moli
(Iblis cantik berhati merah) dari Honghuabai. Memang cantik dan menggiurkan
wajah dan perawakan Hongxin Moli Liang Cien Hau. Bajunya yang tipis dan tidak
mengenakan pakaian dalam itu mencetak leku-lekuk tubuhnya begitu rupa. Bahkan
bagian-bagian penting yang biasanya ditutup rapi oleh para wanita kebanyakan,
tetapi oleh dia justru ditonjolkan keluar. Sehingga tampak membusung membuat
mata laki-laki selalu lari ke daerah itu.
BAB 12: MENYADAP TIGA ILMU SIMPANAN ZHONGYUE SAN-LAOSHEN
"Aduh " Sima Kongcu, apakah aku kurang cantik sehingga engkau tidak mau
berpaling ke arahku" Terus terang " aku ingin menjadi sahabatmu " bagaimana?"
"Nona, maafkan " aku tidak mengenal siapa nona, dan aku sedang terburu-buru?"


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aya " angin berhembus ke selatan, daun-daun juga beterbangan ke selatan. Si
tampan bergerak menuju utara, sangat beruntung si cantik mau mengikut serta."
Merah wajah Cinlong mendengar kata-kata yang melukiskan sepasang kekasih
sedang memadu kasih. Ia berpikir "wanita ini sungguh tidak tahu malu, berbicara
seperti itu kepada seorang laki-laki yang tidak dikenalnya. Hmm ". Apakah yang
dia kehendaki sebenarnya"
"Nona, seekor kuda disebut Chi bukan karena ia kuat, tetapi ia memiliki segi-segi kebaikkan lainnya. Seorang perempuan disebut cantik bukan karena parasnya,
tetapi ia mempunyai keagungan, keindahan, dan kelebihan. Kecantikan bukan
sebuah tontonan, melainkan pencerminan sebuah harga-diri. Maafkan " aku harus
pergi." "
"Sima Kongcu, aku hendak pergi ke kota Dalian, yang berdekatan dengan Huang-
He berdekatan dengan teluk Bohai. Ibuku sakit keras, sedangkan perjalanan sangat jauh dan berbahaya, apakah Kongcu tidak bersedia menemani aku, wanita lemah
ini, padahal kongcu juga menuju ke arah yang sama."
"Nona, tidak perlu berpura-pura, aku tahu siapa kau. Bukankah engkau adalah
seorang wanita yang berjuluk Hongxin Moli dari Honghua-bai, wanita beracun yang
sangat berbahaya!"
"hi"hi"hi" ternyata Jiuwei Xinmo (Pedang sakti berekor sembilan) Sima Cinlong
bermata sangat awas. Memang akulah yang dikenal orang sebagai Hongxin Sianli
(bidadari cantik berhati merah) " kita memang sudah jodoh saling bertemu di
tempat yang sepi dan romantis ini. Cinlong lihatlah ini..!"
Tanpa sadar Cinlong menoleh karena suara itu seperti ingin menunjukkan sesuatu
yang khusus. Begitu ia menoleh, darah mudanya bergerak cepat, dan jantungnya
menjadi berdebar-debar, dan di lain saat mukanya menjadi merah, jengah. Hongxin
Moli menyibak bagian atas dadanya dan menarik baju-bawahnya setengah lebih
dari atas pahanya. Sepasang buah ranum yang putih bersih, padat berisi, dan
nampak sombong, menonjol lebih dari separohnya tepat di mata Cinlong.
Pemandangan seperti itu membuat perasaan Sima Cinlong menjadi aneh dan
jantungnya seperti digedor oleh jutaan tangan yang tidak nampak sehingga
nafasnya seketika agak memburuh. Ia tidak kuasa menarik matanya lepas dari
sepasang buah yang begitu menantang, polos, dan hanya tertutup oleh selembar
kain yang sengaja dibuat begitu rupa sehingga membuat pemandangan di
depannya memiliki daya tarik yang luar-biasa hebatnya. Hongxin Moli yang sudah
sangat ahli di bidang ini, mengetahui bahwa Cinlong sudah terpana oleh perasaan
dan gairahnya. Dengan perlahan ia mendekati pemuda itu sambil menarik baju
bawahnya lebih tinggi lagi. Cinlong dengan sekuat tenaga menundukkan kepalanya
berusaha menghindari pemandangan yang seumur hidupnya tidak pernah ia lihat
sama-sekali. Pemandangan yang benar-benar menggoncangkan hati dan
perasaannya. Dan begitu Cinlong menundukkan kepalanya, matanya melihat
pemandangan lain yang sama menegangkan. Kepalanya menjadi berdenyut-denyut,
dan ia benar-benar seperti terkena sihir: paha yang putih mulus dan berbentuk
indah terpampang bebas di depannya. Hampir-hampir ia tidak melihat adanya cacat, begitu sempurna dan sangat mempesona. Sejenak perasaannya seperti dibawah
terbang ke dunia lain.
"Cinlong, peganglah " rabahlah " jamahlah di sini dan bukalah matamu lebar-
lebar " bukankah ini indah sekali?"
Dengan sangat ahli, wanita yang sudah dibuai oleh nafsu berahi yang menyala-
nyala itu mendekati Cinlong dan membawa tangan kanan pemuda itu dengan
lembut ke bagian dadanya. Ia mendorong Cinlong di sebuah batu cukup besar
dengan posisi duduk. Dengan manja dan lemah-gemulai, ia membiarkan tubuhnya
jatuh di pangkuan pemuda itu. Pemuda itu mandah saja dan benar-benar seperti
terkena sihir saja. Dengan tidak sadar ia membiarkan tangannya hinggap dengan
lunak di antara dua bukit yang luar-biasa indah itu itu. Betapa terkejutnya, ketika ia menyentuh benda yang lunak, hangat, dan lembut seperti sutera. Seketika ia
mendengar sebuah nafas yang memburuh di depannya, nafas Hongxin Moli yang
nampak menyandarkan kepalanya di pundak sebelah kanannya. Mata wanita itu
setengah terpejam. Sedangkan tangan kiri Cinlong entah sejak kapan sudah berada
di paha atas wanita itu yang nyaris setengah telanjang.
Bagaikan dipagut oleh ular berbisah, Cinlong melompat " dan ia menjadi sangat
malu, dadanya bagian atas sudah tidak tertutup.
"Hongxin Moli, apakah yang kau lakukan terhadap diriku?"
"Cinlong, bukankah kita sudah saling menyinta " apa salahnya kita saling
menolong memuaskan hati kita yang sama-sama haus kasih-mesra, dan belaian
asmara?" Cinlong menjadi sangat malu dan marah terhadap dirinya sendiri,
"Oh "Thian, setan apakah yang telah merasuk ke dalam hatiku sehingga aku
melakukan perbuatan yang memalukan dan hampir terjerumus dalam jurang
kenistaan?"
"Moli, maafkan aku "."
Selesai berujar, ia segera hendak meninggalkan Hongxin Moli Liang Cien Hau.
"Cinlong, apakah kau berani pergi begitu saja setelah melakukan hal-hal ini
kepadaku sebagai seorang wanita?"
"Moli, apakah maumu?"
"Cinlong, kekasihku " janganlah pergi meninggalkanku begitu saja " bukankah
engkau juga menyukaiku?"
"Moli, aku tidak memiliki hubungan apa-apa dengan dirimu. Kuakui, aku hampir saja terjatuh ke jaring yang sengaja kau rentangkan. Aku berhutang satu hal kepadamu, dan aku berjanji akan melunasinya dengan caraku sendiri. Namun jangan kau
berpikir, aku dapat kau tawan dengan segala alasan busuk yang ada dalam hatimu.
Sudahlah " aku harus segera pergi dari tempat ini dan menjauh dari wanita
beracun semacam dirimu."
Cinlong dengan tindakan cepat segera meninggalkan tempat itu. Hatinya risau dan
malu begitu menyadari dirinya hampir saja melakukan hal yang sangat memalukan
dengan Hongxin Moli. Dengan terburuh-buruh pemuda ini melangkah pergi. Kira-
kira tiga tombak ia melangkah, dari arah belakang mendesir angin yang menyambar
pundaknya. "Perlahan dulu pemuda goblok "!"
Karena pendatang itu hendak menyandak pundaknya, CInlong segera menggeser
tubuh sedikit ke kiri, candakan itupun dapat ia gagalkan dengan mudah.
"Aha " punya sedikit kepandaian juga " bagus!"
Seorang kakek berambut riap-riapan, dan dua orang yang memiliki sepasang
tangan terbuat dari besi hitam berbentuk cakar harimau tahu-tahu sudah berdiri
menghadang. "He " orang muda, engkau barusan menggunakan gerakan Sundi wanjiu xuan
(Sundi menyelamatkan mustika), apakah engkau murid Lian Ho Tosu, si tua-
bangka." Mata kakek berambut riap-riapan yang bukan lain adalah Hoashan It Mokiam (Iblis
Pedang Tunggal dari Hoashanbai) melotot tajam ke arah Cinlong.
" Memang benar, aku murid Shifu Lian Ho Tosu. Siapakah cianpwe (orang tua
gagah) " dan ada urusan apakah dengan shifu sehingga datang-datang mengucap
kata-kata yang tidak patut tentang shifu?"
"Ha"ha"ha"anak muda masih baru kencur sehingga tidak melihat gunung
Taishan menjulang tinggi di depannya h"ha"ha"apabila kau tahu siapa aku,
engkau akan segera lari terbirit-birit!!!"
"He, pemuda goblok " engkau sedang berhadapan dengan supekmu sendiri,
Hoashan It Mokiam."
Betapa terkejutnya Sima Cinlong mendengar orang tua berambut riap-riapan itu
adalah adik seperguruan shifunya sendiri yang sudah tidak dianggap sebagai orang Hoashanbai lagi. Ia sadar bahwa ia sedang berhadapan dengan orang yang paling
berbahaya bagi Hoashanbai, seorang iblis yang berilmu tinggi, bahkan kabarnya
ilmunya lebih tinggi dari suhengnya sendiri.
"Tidak cepat memberi hormat " apakah Lian Ho, si tua bangka keparat itu tidak
mengajar adat kepadamu?"
"Maafkan, menurut shifu, orang yang bernama Tan Ci Hok dan menggunakan
julukan Hoashan It MoKiam, tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Hoashanbai.
"Keparat "bangsat " Hungkiau "Ming Hong, ayo bereskan pemuda edan ini!"
"Baik Shifu " akan kubeset keluar lidah pemuda goblok yang tidak tahu adat itu "
ayo Kiau Ko!"
Dua pemuda busuk itu merangsek ke arah Cinlong dengan serangan yang dasyat.
Tampak sekali, dua pemuda itu, setelah kehilangan dua buah lengannya karena
hangus oleh ilmu Huo Jiu Liu Quan (enam jurus rajawali api) di tangan Lie Sian,
menjadi semakin lihai. Tidaklah mengherankan, karena pemuda yang pandai
mengambil hati ini berhasil menyerap banyak ilmu dari Bu-di San-Mowang (Tiga
Raja Iblis tanpa Tanding) dan diambil murid oleh Hoashan It Mokiam.
Sima Cinlong yang diserang secara berbareng ini tidak menjadi gugup, segera ia
mengeluarkan ilmu silat Hoashanbai murni yang sudah mencapai tingkat tinggi.
Perlu diketahui Sima Cinlong adalah murid kesayangan Lian Ho Tosu, ketua
Hoashanbai, yang telah mendapatkan gemblengan khusus semenjak ia masih
berusia lima tahun. Boleh dikata, dari semua murid partai, dialah tokoh terpandai.
Orangnya sederhana, jujur, dan gagah perkasa.
Baik Hong Kiau maupun Xue Jia Qiongmo (Coa Ming Hong) tidak pernah
menyangka bahwa pemuda yang tampak sederhana dan polos ini memiliki ilmu silat
begitu tangguh. Sudah limapuluh jurus berjalan, tetapi betapa terkejutnya mereka berdua, karena pertahanan dan daya serang Cinlong bukan main hebatnya.
Walaupun harus diakui, dua pemuda busuk itu bukanlah ahli-ahli wushu
sembarangan. "Jahanam " keparat " kutu busuk Hoashanbai ini perlu dibinasakan, apabila tidak, akan menjadi duri dalam daging E-Liuyu Gong. Kiau Ko mari kita binasakan kutu
busuk ini."
"Ha"ha"ha" jangan kuatir Qiongmo, khasiat bunga merah selama ini tidak
pernah mengecewakan ". Hiaaaaaaaaaaaat!!"
Sima CinLong tidak begitu mengerti apa yang dimaksud dengan Khasiat bunga
merah, ia masih berpikir soal jurus ilmu silat khusus yang akan dipergunakan untuk menaklukannya. Belum habis ia berpikir, ia menjadi sangat terkejut ketika dari
celah-celah jari besi Hung Kiau mengepul uap seperti disemprotkan ke arah
hidungnya. Asap yang berbau wangi setengah amis begaikan halimun siluman
menyeruak. "Celaka "asap pembius syaraf."
Cinlong segera memainkan ilmu Biqiuni-shuai-bu-ji (Bhiksuni membuang sial).
namun kesadarannya sudah sangat terlambat, karena tiba-tiba saja tubuhnya sudah
limbung, dan ia jatuh lemas.
"Ha"ha"ha".sudah kukatakan khasiat bunga merah dari Honghuabai selamanya
tidak pernah mengecewakan. Qiongmo, tunggu apalagi, kita habisi pemuda
Hoashanbai ini agar tidak menimbulkan persoalan di kemudian hari."
Xue Jia Qiongmo tidak mau menyia-nyiakan waktu, segera ia melakukan gerakan
menusuk tepat ke arah jantung Cinlong. Sekiranya tidak terjadi hal-hal lain, Cinlong pasti binasa. Tetapi, sebelum ujung cakar besi menghabisi hidup Cinlong, dari arah samping menyambar angin dasyat menghalau serangan maut itu.
"Braaaass"!!"
"He"he"he" Xue Jia Qiongmo tangguhkan dulu seranganmu, kami masih
memiliki urusan penting dengan pemuda Hoashanbai itu."
Bagaikan tiga bayangan iblis, tahu-tahu disitu telah berdiri Bailei Xin Bazhang, Heishou Gaiwang, dan Sakhya Yongsang. Sakhya Yongsang dengan pandangan
mata yang sangat berpengaruh mendekati Sima Cinlong yang lemas tidak berdaya.
Sorot mata itu jelas mengandung kekuatan hitam yang sanggup mengikat kemauan
orang yang diserang.
"Anak muda " pandanglah aku " bukankah aku ini shifumu" "
Cinlong menatap pendeta Lama itu, dan entah mengapa tiba-tiba saja, ia berlutut
sambil berkata:
"Shifu ?"
"Bagus..bagus, nah sekarang katakan kepada shifumu ini, apakah yang dibisikkan
oleh Zhongyue San-Laoshen (tiga Dewa Tua Zhongyue) kepadamu?"
"Shifu"teecu sudah berjanji untuk tidak mengatakan kepada siapapun ucapan tiga
Laocianpwe itu, teecu mohon ampun ?"
"Murid tidak tahu diuntung " apakah engkau lebih menghormati tiga kakek itu
daripada shifumu" Apakah engkau mau menjadi murid yang murtad?"
"Ampun shifu, janji teecu tidak dapat diubah walaupun teecu harus menerima
hukuman mati dari tangan shifu."
"Murid keparat!!!!" TIba-tiba saja, "Lian Ho Tosu", itu melayangkan tamparannya ke muka Cinlong begitu keras.
"Plaak "plaak"plaakkk!!"
Tidak kurang dari tiga tamparan telah merobek-robek ujung bibir Cinlong. Tidak ayal lagi, darah mengucur deras dari mulut anak muda ini. Diam-diam Cinlong menjadi
sangat terheran-heran melihat sikap shifunya kali ini. Hati kecilnya "alam bawa
sadarnya membisikkan sesuatu yang dirasakan ganjil. Mengapa shifunya yang
biasanya penuh kasih sayang, lemah-lembut dan sabar, dapat berubah begitu
bengis dan kasar hanya karena ingin megetahui pesan-pesan Tiga manusia Dewa
dari Zhongyue itu. Tetapi dengan tetap menundukkan kepalanya, Cinlong diam
bagaikan patung.
"Sekali lagi engkau menunjukkan tanda-tanda mau melawan shifumu, hari ini
jiwamu pasti akan melayang di tanganku. Sekali lagi, cepat katakan apa yang
dibisikkan oleh tiga kakek itu di telingamu, ayo katakan dengan segera."
"Shifu, ampunkan teecu, teecu akan menyimpan pesan tiga Laocianpwe itu dengan
jiwa teecu, teecu siap menerima hukuman."
"Keparat "!!"
Dengan kemarahan yang meluap-luap Sakhya Yongsang mengirimkan serangan
dengan tangan terbuka. Hawa pukulan dari telapak tangannya mengeluarkan bau
mayat busuk. Inilah pukulan maut yang sangat mematikan: Shou-zhang Xue quan
(Pukulan telapak darah).
"Yongsang, sabar dulu sebentar " !"
Dengan tubuh yang ringan, Bailei Xin Bazhang, yang terkenal banyak akal ini
berbisik-bisik.
"Ha"ha"ha" Bailei Xin Bazhang memang harus diakui sebagai manusia yang
penuh strategi hebat ".bagus".bagus".bagus"..Siapakah nama pemuda ini?"
"Sima Cinlong ?" Kata Hongxin Moli sambil tersenyum-senyum penuh arti.
"Cinlong ".!!!"
Tiba-tiba suara Sakhya Yongsang menggelegar sangat berpengaruh
"Pinto, Huangying-Ti-Shenseng dan dua saudara Pinto, Baipan Siansu dan Bu
Yingzi Laoshen menghendakimu mendengarkan suara pinto baik-baik, apakah
kamu mendengar!"
Betapa terkejutnya Cinlong karena secara tiba-tiba tiga manusia dewa itu sudah
berdiri di depannya. Ia setengah percaya setengah tidak. Matanya dikucek-
kucekkan, tetapi tiga kakek sakti memang sudah berdiri dekat di depannya. Serta-
merta ia menjatuh diri berlutut, sambil berkata:
"Teecu mendengar suara samwi Laocianpwe."
"Cinlong apakah engkau masih mengingat jurus-jurus simpanan kami bertiga yang
pinto katakan dan pinto minta kau melatihnya dengan tekun?"
"Teecu masih mengingatnya."
"Apakah engkau tidak melanggar pesan-pesan pinto?"
"Sama sekali tidak Huang-Ying Laocianpwe."
"Bagus " bagus "sekarang coba katakan sekali lagi, pinto ingin mendengar
apakah kau masih menghafalkannya dengan lengkap atau tidak?"
"Baiklah Laocianpwe "
"Jurus pertama, T"ai-hsi zan-shi, T"ien-chi guan-bi (Embyo pernafasan membuka, mekanisme langit menutup) ..."
Sakhya Yongsang, Bailei Xin Bazhang dan Heishou Gaiwang menjadi tegang dan
menahan nafas gembira, ketika Sima Cinlong mulai mengucapkan tiga ilmu
simpanan tiga kakek sakti dari kuil Zhongyue. Mata mereka berbinar-binar, dan
dengan sangat hati-hati mereka memusatkan pikiran dan telinga untuk mendengar
kalimat-kalimat yang hendak diucapkan Cinlong. Namun, upaya curang ini rupanya
tidak dikehendaki oleh Thian. Agaknya Thian sendiri tidak rela tiga ilmu simpanan tiga kakek sakti ini dikuasahi oleh tiga manusia yang berhati iblis ini,
"Chen-chi-tzu-jan (putaran sejati alam semesta), " shou-ya ng".Aaahhh"apakah yang telah kulakukan?"
Cinlong tiba-tiba berhenti mengucapkan kalimat selanjutnya, karena secara tiba-
tiba, terdengar suara seruling yang ditiup sangat lembut, penuh perasaan, tetapi bermuatan khiekang dan sinkang yang bukan main dasyatnya. Tidak ayal lagi,
pengaruh ilmu hitam Sakhya Yongsang mendadak pudar dan lenyap bagaikan asap
Pendekar Pedang Kail Emas 1 Pertarungan Dikota Chang An Seri 2 Kesatria Baju Putih Karya Wen Rui Ai Lencana Pembunuh Naga 14
^