Pencarian

Kisah Sepasang Bayangan Dewa 7

Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan Bagian 7


musuh), sedangkan seperempat tenaga sakti yang bergerak dari shen xian (pusat
keabadian) menyusul dengan kecepatan penuh yang dibelokkan ke arah shen jing
(pusat syaraf) lawan."
Berdebar juga Xin Long begitu mendengar penjelasan Yang Jing.
"Manusia atau ibliskah anak muda ini" Bagaimana ia bisa menyelami ilmu pedang
Shen Qi Cao Quan yang tidak pernah muncul di Wulin lebih dari seratus tahun
lamanya " sungguh tidak masuk akal " dan petunjuknya itu sama persis seperti
yang tertera dalam kitab aslinya."
Begitu Xin Long merubah cara bersilatnya dengan jurus ini menurut petunjuk yang
diberikan oleh Yang Jing, akibatnya sungguh luar-biasa sekali. Begitulah Yang Jing bermain pedang dengan Xin Long sambil meninggalkan tempat itu dengan cepat.
Empat jurus terakhir ilmu pedang Shen Qi Cao Quan telah dikuras habis untuk
menyerang Yang Jing dengan kekuatan penuh, tetapi tetap saja Yang Jing dapat
menemukan kelemahan-kelemahannya, sehingga Xin Long kembali muncul menjadi
pendekar pedang yang semakin matang dan luar-biasa hebat ilmunya.
Beberapa detik setelah Xin Long menutup ilmunya dengan jurus terakhir yang
disebut Shen Qi Cao bu-shi Xuan-Feng (Dewa membabat rumput memburuh anging
puyuh), begitu angin badai angin yang membentuk putting beliung yang diakibatkan oleh jurus pamungkas Shen Qi Cao Quan, sekonyong-konyong tubuh Tianpin-Er
menggeliat dan meliuk begitu rupa, dan sebelum Xin Long mengetahui apa yang
sedang terjadi, tiba-tiba saja Yang Jing sudah lenyap dari hadapannya. Beberapa
detik kemudian terdengar suaranya dari kejauhan:
"Enci Ai dan calon cihu, aku pergi mencari Lie Sian " sampai jumpa di
Wudangshan di permulaan musim semi!!"
"AI mei " adikmu itu seperti bukan manusia lagi " ilmunya sudah mencapai pada
titik yang sukar diukur lagi. Untunglah jiwanya sangat mulia " apabila tidak,
siapakah yang dapat menghadapinya sebagai musuh."
"Xin Long Koko " coba lihat " nona Lie Chuang Mu juga sudah lenyap dari
tempatnya. Gerakannya tidak tertangkap oleh panca indra kita. Sungguh seorang
wanita yang berilmu tinggi. Apakah Koko bisa menduga kemana perginya?"
"Hmm " pasti ia menyusul Tianpin-Er!! Apakah ia jatuh cinta kepada Jing Di seperti tiga gadis lainnya" Apakah begitu ?"
"Kalau Siangkoan Mulan, Bayarmaa, dan Mandadini " perasaanku sebagai
seorang wanita tidak dapat ditipu. Aku berani berkata mereka bertiga jatuh cinta sedalam-dalamnya kepada adikku. Tetapi gadis yang satu ini, tidak ada tanda-tanda ia mencinti, sebaliknya aku merasa ia sedang menyelidiki sesuatu " ah"apakah ia
orangnya Wang Hong Sen, si Singa Pencabut Nyawa" Ilmunya tinggi dan
keberadaannya sangat misterius."
BAB 24: LIMA TAHI LALAT HONG-XIN-YUE (BULAN SABIT MERAH)
Yang Jing memasuki kedai bakmi yang terletak di tepi Huang Ho pinggiran kota
Dudu-Fu sekitar tiga puluh-delapan li dari teluk Bohai. Bakmi yang berkuah jernih mengkilat dengan siomai berbentuk naga menggeliat di kota itu memang terkenal
sekali kelezatannya. Bau gurih lezat sudah menggelitik hidung begitu Yang Jing
memasuki kota. Tubuhnya yang tegap gagah, kokoh seperti batu karang yang tidak
pernah terlihat menyerah terhadap pukul-pukulan dasyat ombak laut di waktu
pasang itu dengan santai mengambil tempat duduk dekat jendela yang berhadapan
persis ke arah Huang Ho. Matanya bersinar tajam seperti tidak pernah berkedip
walaupun hempasan angin laut yang menyelinap di dataran rendah Huangho tidak
henti-hentinya menghempas keduanya.
Anak gadis pemilik warung serta merta menyambut kedatangannya. Wajahnya yang
culun dan mengundang rasa suka itu tersenyum polos begitu ia menyodorkan daftar
menu. Rambutnya dikepang menjadi seperti dua ekor anak kelinci turut bergoyang
begitu ia menggerakkan kepala. Sungguh seorang gadis yang masih lugu dan
terkesan murni tanpa polesan kepalsuan. Yang Jing tersenyum lembut menghadapi
gadis yang lincah jenaka ini.
"Kongcu, hendak makan apa siang ini" Ming-yue-long-mian (bakmi mustika naga)
kami sangat cocok untuk santapan siang, apakah kongcu mau mencobanya?"
Dengan senyum ramah, gadis berusia enambelas tahun itu menjelaskan
keistimewaan dan kelezatan bakmi khas warung itu yang disebut Ming-Yue-Long-
Mian. Memang harus diakui bakmi jenis ini luar-biasa lezatnya. Kuah jernih yang
dibuat dengan cara merebus tulang-tulang iga sapi bersama ruas-ruas gula tebuh
dengan api kecil betul-betul membuat lidah menari-nari saking lezatnya. Hal ini tidak mengherankan apabila kuahnya lezat minta ampun, karena sari tebuh yang terurai
bersama iga sapi menghasilkan kuah yang bermutu tinggi dan istimewa rasanya.
"Berikan satu porsi dan jangan lupa taoge dan tahu tim berselimut daging ..."
"Baiklah kongcu, sambil menunggu ... kiranya kongcu dapat menikmati Huang-ho lii cha (teh hijau khas Huang Ho). Sukakah Kongcu mencobanya?"
Tidak sadar Yang Jing melirik ke daftar menu untuk melihat harga Huang-Ho-Li -
Cha. Ingin ia menolaknya karena harganya hampir sama dengan harga bakmi. Ia
melirik sejenak ke arah gadis itu. Ia menjadi tidak tega untuk menolaknya karena mata gadis yang jernih polos itu menatapnya penuh harap agar ia memesannya.
Akhirnya ia menanggukkan kepalanya.
"Hmm ... baiklah."
"Koncu pasti tidak akan kecewa ... bahkan mungkin sekali Kongcu akan menyukai
Huang-Ho-Li -Cha kami yang diseduh dengan cara yang berbeda sebagaimana
orang pada lazimnya menyedu teh."
Gadis remaja yang culun itu dengan gembira menyampaikan pesanan Yang Jing
kepada Koki di dapur. Tidak beberapa lama ia balik lagi sambil membawa dua-buah
poci yang terbuat dari semacam batu giok berwarna hijau kemerah-merahan. Yang
luar-biasa, dua poci itu ditaruh di atas sebuah penampan yang entah terbuat dari bahan apa, terlihat ringan, berbentuk golok melingkari bumi. Yang Jing memandang poci yang berisi teh itu setengah terheran-heran:
"Mengapa ia membawa dua poci" Bukankah aku hanya memesan satu saja"
Hmm....Dua-duanya terlihat terisi penuh. Memang aromanya kuakui hebat ... lembut dan tercium khas ... tetapi ... mengapa dua?""
Belum sempat Yang Jing berpikir lebih lama lagi, gadis itu sudah menaruh sebuah
dari poci itu di atas meja.
"Kongcu ... silahkan menikmati Huang-ho lii cha."
Sambil berkata demikian, gadis itu menuangkan poci satunya lagi ke arah poci yang terletak di atas meja. Yang melihat air panas yang belum berhenti mendidih itu
menyiram poci yang di atas meja dari tutup terus ke seluruh tubuh poci itu.
Terdengar suara:
"Nyeeeeeeeeeessss!!!"
Begitu poci yang berisi Huang-ho lii cha itu "dimandikan" dengan air mendidih yang panasnya duakali lipat dari titik didih dalam poci yang satunya lagi, seketika Yang Jing mencium aroma yang luar-biasa harum. Seperti jutaan daun teh dari lembah
Huang-Ho diperas sarinya menjadi satu poci teh. Dengan cekatan sekali gadis itu
menyambar pinggang poci dan menuangkan teh bagi Yang Jing.
"Kongcu ... cobalah ...."
Dengan tertarik sekali Yang Jing serta-merta menerima poci itu dan meneguknya
dengan cepat. "Aaah ... sungguh teh yang luar-biasa sekali!!!"
"Aha " betulkan Kongcu tidak akan kecewa " tetapi " hmm" apabila kongcu
meneguknya dengan cara khusus, maka rasa Huang-ho lii cha akan menjadi lebih
berbeda lagi."
"Cara khusus?"" Memangnya ada cara khusus untuk sekedar minum teh ...?" Yang
Jing setengah tidak percaya menatap gadis yang berwajah culun dan
menyenangkan hati. Dia turut tertular kejenakaan gadis itu.
"Siauw Mei (adik kecil) " kalau memang ada seni meminum teh yang kau sebutkan
tadi, aku " bersedia belajar dengan segenap hati."
"Hi " hi " aku tahu Kongcu tidak percaya. Begini " teguklah perlahan-perlahan
seperti seorang raja meneguk teh... ijinkanlah aroma teh itu menuntun air teh
membasahi tenggorokan kita. Aroma dan rasa teh ini akan bertemu dari dua arah
yang berbeda dan menghasilkan rasa teh yang lengkap dan sempurna .... beginilah
seni meminum teh yang kumaksudkan."
Sambil berkata demikian, gadis itu mengambil sebuah cawan kecil dari balik saku
bajunya, kemudian memperagakan bagaimana meminum teh dengan cara yang
benar. Cawan itu diangkat perlahan, setelah dekat dengan bibirnya yang merah
basah dan berbentuk indah, cawan itu berhenti sejenak. Sepertinya ia mencium
aroma teh yang terbawa oleh uap lembut memasuki hidungnya .... setelah itu,
perlahan-lahan ia meneguk teh itu sambil memeramkan kedua matanya.
Yang Jing sangat terpesona melihat cara minum teh yang diperagakan oleh gadis
putri pemilik warung itu. Gadis itu benar-benar menutup matanya rapat, dalam posisi seperti orang berdoa. Mulutnya setengah terbuka dan tersenyum lembut mencetak
pemandangan yang luar-biasa indah di mata Yang Jing.
"Aah ... aku ingat .... bukanlah kaisar Yongle juga menikmati teh dengan cara yang demikian .... sungguh pemandangan yang luar-biasa indah. Keindahan yang polos
dan alamiah ... siapakah gadis ini sesungguhnya" Kepolosannya betul-betul seperti gadis desa yang tidak tercemari oleh kepalsuan ... tetapi cara ia membawa diri,
benar-benar seperti gadis yang berpendidikan tinggi."
Setelah meneguk habis isi cawan itu, gadis itu membuka matanya sambil berkata:
"Kongcu itulah seni meminum teh yang disebut Xie-hou Piao-zai-dian, Wulong-cai-di (Mempertemukan kuda putih dari langit dengan Wulong dari bumi) " kalau kongcu
mau mencobanya itu akan sangat baik ..."
"Baiklah ... kucoba sekarang juga ...."
Kembali gadis itu menuangkan teh ke dalam cawan Yang Jing. Dengan cara yang
sama, Yang Jing menikmati teh itu. Matanya terpejam ketika uap teh yang seperti
kuda putih itu menyusup ke dalam hidupnya, dan cairan air teh itu memasuki
mulutnya. Yang Jiang menjadi sangat takjub, karena aroma dan rasa Huang-ho lii
cha menjadi sangat berbeda ... menjadi sangat segar dan membuat pikirannya
terang. "Nona ... hari ini, aku Tianpin-Er menerima pengajaran yang sangat berharga, dan itu tidak akan pernah kulupakan seumur hidupku .... Xie-hou Piao-zai-dian, Wulong-cai-di benar-benar seni meminum teh yang bernilai seni sangat tinggi. Nona, terima kasih sekali...namaku: Yang Jing, she Zheng. Panggil saja namaku ... karena aku
bukan seorang kongcu."
Gadis itu tersenyum polos dan senang menerima respon dari Yang Jing.
"She Zheng " zheng " bernama Yang Jing ".Ayah memberiku nama: Khu Siang
Mei, tetapi ayah juga memanggilku Xio-Man-Tou (bakpau kecil). Aku lebih suka
dipanggil Xiao-Man-Tou saja."
Sedang Yang Jing dibuat terpukau oleh seni meminum teh yang disebut Xie-hou
Piao-zai-dian, Wulong-cai-di oleh gadis itu, tiba-tiba terdengar suara dari dapur warung yang terletak agak terpisah: "Xiao-Man-Tou " Xiao-Man-Tou ". Ming-yue-long-mian (bakmi mustika naga) dengan taoge dan tahu tim berselimut daging "
sudah tersedia "..!!!!"
"Oh " Zheng Kongcu ". Itu suara ayahku " tampaknya pesanan Kongcu sudah
siap!!" Dengan lenggangnya yang menyenangkan itu, ia meninggalkan Yang Jing, tetapi
belum ia melangkah lebih dari tiga tindak, seorang gadis cantik berpakaian ringkas warna hijau memasuki warung itu dan terus saja menuju ke tempat dimana Yang
Jing sedang duduk sambil menundukkan kepalanya. Sejenak dara remaja itu kagum
melihat perawakan tubuh gadis yang tinggi semampai dan memiliki wajah yang
agung walaupun terkesan dingin dan serious. Dengan suara halus tetapi serious ia berkata:
"Berikan satu porsi menu yang sama dan sekaligus Huang-Ho-Lii-Cha untukku."
Dengan tenang tanpa kikuk, gadis itu menarik kursi di meja Yang Jing dan duduk
berhadapan dengan pendekar muda itu. Yang Jing mengangkat kepalanya ... ia
tidak tampak tercengang ketika melihat Lie Chuang Mu tanpa basah-basih sudah
duduk semeja dengannya.
"Lie guniang .... ada apakah" Guniang nampak gelisah hari ini, apakah ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?"
Sejak meninggalkan hutan Jinxi, Yang Jing sudah mengetahui pendekar wanita ini
terus membayanginya. Ilmu ginkangnya hebat walaupun tidak sehebat Buyingzi
(tanpa bayangan) milik Lie Sian. Tianpin-Er tidak menjadi curiga, karena ia memiliki kesan tersendiri terhadap pendekar ini. Ia sengaja membiarkan Chuang Mu terus
mengikutinya untuk sekedar mengetahui apakah maksudnya.
Lie Chuang Mu duduk sambil menghela nafas panjang. Matanya yang bersinar
tajam itu menatap wajah Yang Jing bahkan menyusuri tubuh pemuda itu tanpa
berkedip. "Guniang, jangan ragu-ragu untuk mengatakan apabila ada sesuatu yang hendak
dibicarakan."
"Zheng Yang Jing ..." Lie Chuang Mu menyebut nama Yang Jing dan terdengar
agak gemetar. Yang Jing menjadi kikuk juga melihat sikap dan suara pendekar wanita itu yang
jelas bergetar. Ia mendengar arus nafas wanita itu yang terdengar agak memburuh
dan hatinya juga berdebar-debar.
"Lie guniang ... apakah ada sesuatu yang tidak beres dengan diriku?"
Lie Chuang Mu tidak menyahut, sepertinya ia tidak mendengar pertanyaan Yang
Jing. Mata indah yang bersinar luar-biasa tajam berhenti di bagian leher bawah
Yang Jing yang tertutup bajunya. Tidak terasa Yang Jing mendadak menutup
bagian leher bawah itu tanpa ia sendiri menyadarinya.
"Jing di ... bolehkah aku bertanya sesuatu, dan hendaklah engkau menjawab
dengan sejujurnya."
Kini Yang Jing menatap mata Lie Chuang Mu. Matanya mencorong penuh wibawa.
Diam-diam Chuang Mu sangat kagum memandang sinar mata pendekar muda ini,
berwibawa, dan kuat sekali sinarnya. Usianya masih sangat muda tetapi sikap dan
pembawaannya sudah sangat dewasa. Tetapi Chuang Mu segera juga membalas
tatapannya tanpa berkedip, bahkan terkesan sinar mata Lie Chuang Mu
memperlihatkan sinar kasih-sayang yang terasa aneh tetapi menyejukkan hati Yang
Jing. "Jing Di ... aku berasal dari Hong-Yun-Zui- Jia (puncak Awan Merah), salah satu
puncak yang terletak di Emeishan."
"Aaah".!!!"
Seperti beridi bulu kuduk pendekar muda ini dan seketika berdebar-debar isi
dadanya begitu Chuang Mu mengatakan ia berasal dari Emeishan. Ia teringat surat
wasiat pendekar sakti Sim Hong Long yang menjelaskan bahwa putri Zheng Yen
An, ayahnya, berada di puncak Emeishan bersama seorang pertapa yang bernama
Kim-Jiu-sin-niko (Nikouw sakti telapak emas).
Yang Jing mulai memperhatikan Chuang Mu dengan seksama ... hatinya semakin
berdebar-debar. Ketika pandangan matanya bertemu dengan tatapan mata gadis
itu. Yang Jing merasakan betapa mata itu menyinarkan kelembutan, kasih sayang,
dan keharuan yang tidak pernah ia rasakan selama ini. Yang Jing berkata-kata
dalam hatinya. "Mata itu ... pandangannya ... aah ... apakah dia ini yang dimaksud oleh pendekar sakti Sim Hong Long ... aah...betulkah perasaanku ini?"
"Lie guniang ... bertanyalah, aku akan menjawabnya."
"Jing di ... apakah di lehermu bagian bawah terdapat lima tahi lalat berwarna hitam kemerah-merahan dan membentuk Hong-Xin-Yue (bulan sabit merah)?"
Yang Jing menjadi sangat terkejut dan seketika wajahnya berubah, sinar perak
berkeredepan di matanya. Sepasang mata itu seketika mencorong tidak ubahnya
seperti naga sakti yang bersiap menghadapi musuh bebuyutannya. Tangannya
sebelah kiri yang kebetulan memegang ujung meja, bergerak seperti meremas.
Terdengar suara :
"Kreeeessss ..............!!!"
Suara itu lembut, tetapi orang akan seketika terbelalak begitu melihat ujung meja yang terbuat dari kayu sejenis walnut yang kokoh kuat itu hancur luluh seperti
digerus dengan benda tajam yang berputar dengan kecepatan yang maha tinggi.
"Lie Guniang, apakah maksudmu menyebut hal-hal yang sangat pribadi dalam
diriku, dan bagaimana engkau bisah mengetahui hal itu?"
"Jing Di ... sebelum aku menjawab pertanyaanmu, jawablah dulu .... apakah di
lehermu bagian bawah terdapat lima tahi lalat berwarna hitam kemerah-merahan
dan membentuk Hong-Xin-Yue (bulan sabit merah)?"
Entah mengapa, begitu disinggung soal lima tahi lalat di lehernya bagian bawah,
seketika Yang Jing menjadi tidak senang hati dan hawa amarah bergerak
mengurung pikiran dan hatinya.
"Lie Guniang!!! Coba jelaskan, bagaimana engkau dapat mengetahui perihal itu"
Apakah kau ...kau .....!!"
Yang Jing sudah berdiri dari tempat duduknya, matanya mencorong menakutkan.
Mata itu seolah hendak membakar habis Lie Chuang Mu yang juga berdiri menatap
Yang Jing sama tajamnya dengan sinar yang luar-biasa sekali, sulit untuk
dijelaskan. "Jing Di, tentu aku mengetahui dengan jelas lima tahi lalat berwarna hitam kemerah-merahan dan membentuk Hong-Xin-Yue (bulan sabit merah), karena aku ?"
Sejenak Chuang Mu tidak dapat melanjutkan kata-katanya, tenggorokannya seperti
tersumbat oleh sejuta keharuan yang sulit diungkapkan dalam bentuk kata atau
ungkapan. Tangannya dan kakinya bergetar dan mulutnya setengah mewek. Ia
tidak kuasa menatap Yang Jing, karena sorot mata Yang Jing begitu berpengaruh
seperti menembus isi hatinya yang dalam. Dan matanya seperti menuntut sebuah
jawaban dari sebuah pertanyaan yang sudah terpendam sekian lamanya. Chuang
Mu menutup matanya, air-mata membasahi mata yang indah itu begitu deras,
membuat Yang Jing terpanah.
"Lie Guniang, demi Thian yang hidup katakanlah " apakah engkau dari puncak
Emeishan dan hidup bersama seorang pertapa yang bernama Kim-Jiu-sin-niko
(Nikouw sakti telapak emas)" Apakah engkau juga she Zheng?"
Chuang Mu membuka matanya, dan ia tersenyum sambil tangisnya semakin
mengguguk. "Jing Di " aku bernama Zheng Yang Mi " murid tunggal subo Kim-Jiu-sin-niko
(Nikouw sakti telapak emas) " !!"
"Oh " Thian " !!"
Yang Jing menjadi lemas, seluruh hawa sakti yang berputar di seluruh tubuhnya
tidak mampu menahan gelombang perasaan aneh yang menggoncangkan jiwanya.
Wajahnya pucat " dan seolah energi maut sudah punah begitu saja.
"Oh " Thian " engkau dari puncak Emeishan " seh Zheng bernama Yang Mi "
dan murid tunggal pertapa sakti telapak emas " berarti " berarti ". engkau adalah enciku ". Ya " engkau enciku "!!"
Yang Jing sambil mengucurkan air-mata segera menubruk Chuang Mu (mulai
sekarang kita mengenalnya sebagai Zheng Yang Mi).
"Enci " akulah adikmu yang sedang kau cari " akulah putra tunggal ayah kita
jendral Zheng Yen An yang terbunuh dengan cara yang membuat hatiku penasaran
dan bertanya-tanya. Dan memang terdapat lima tahi lalat berwarna hitam kemerah-
merahan dan membentuk Hong-Xin-Yue (bulan sabit merah) yang menurut
Kongkong dilukis oleh ibu dengan jarinya sebelum ia binasa."
Dengan singkat ia menceritakan isi surat wasiat pendekar sakti Sim Hong Long
yang menyebutkan bahwa ia dibesarkan dan dididik oleh Lie A Sang di puncak
Wudangshan, sedangkan anak perempuan jendral Zheng Yen An, ayahnya,
dibawah lari menuju ke Emeishan dan disembunyikan di sana.
"Enci " ampunilah adikmu yang tidak tahu apa-apa dan bodoh ini!!!"
"Jing Di " Oh, Thian " terima kasih " akhirnya kutemukan juga adikku laki-laki
satu-satunya ". Jing Di " betapa hatiku merindukan dan menguatirkan
keslamatanmu!!!"
Kedua orang itu berangkulan dan bertangisan begitu mengharukan. Perasaan
mereka tidak bisa diungkapkan dengan ungkapan kata. Mereka hanya bisa


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengungkapkan perasaan hatinya dalam dekapan.
Dekapan yang didorong perasaan hati yang bahagia, penuh haru, dan didorong
oleh cinta kasih yang murni, acapkali memiliki arti yang lebih dari kata-kata. Getaran dan perasaan yang bergelombang dari lubuk hati tersalur secara sempurna. Oleh
sebab itu walaupun keduanya berdekapan begitu erat tanpa mengeluarkan kata-
kata, keduanya sudah dapat mengerti pikiran dan perasaan masing-masing. Dari
kejauhan mereka tampak seperti sepasang kekasih yang sedang mencurahkan
perasaan hati sedalam-dalamnya kepada pasangannya. Tangan mereka saling
memijit, dan rangkulan mereka begitu kuat sehingga seperti mereka ingin
menghisap tubuh mereka masing-masing menjadi satu bagian yang tidak
terpisahkan. Yang laki-laki gagah perkasa dan tampan, sedangkan yang wanita
tinggi semampai dengan rambut bergelombang indah menghias wajahnya yang
cantik dan bersinar agung. Wajah itu kini cemerlang, kabut kesedihan dan duka
seperti tersapuh bersih.
Mereka tidak sadar betapa sepasang mata jernih seperti bintang di balik caping
lebar dari seorang gadis petani menatap mereka terbelalak. Sinar matanya bersinar marah " seperti jilatan api. Tetapi yang aneh, sepasang mata itu bergelimang airmata, sejenak kemudian air-matanya menetes deras membasahi pipinya.
Tangannya yang sedang memegang keranjang sayur terbuat dari bambu bergetar
hebat. "Pemuda mata keranjang " !!!!"
Kerangjang bambu itu diremasnya. Entah ia menggunakan kekuatan apa,
kerangjang sayur itu jatuh dengan ruas bambu yang biasa dibuat sebagai pegangan
terpisah menjadi dua bagian. Bagian sebesar kepalan tangan gadis itu musnah
seperti memang sengaja dibuat tidak bersambung. Tetapi begitu gadis itu membuka
genggamannya, serbuk halus berjatuhan dan semburat kemana-mana. Iii "
demonstrasi tenaga sakti yang luar-biasa hebat.
"Tianpin Er " pemuda mata keranjang " aku benci dia " aku benci dia "!!!!"
Gadis itu tiba-tiba melesat dengan kecepatan yang sukar diukur sambil melengking nyaring.
Yang Jing sangat terperanjat mendengar lengkingan itu.
"Ai h " itu khie-sinkang dari Shen-Ta-Lek-Ling-Quan " Lie Sian di sekitar sini "
mengapa ia melarikan diri dengan mengeluarkan lengkingan " marah ".dan
penuh kesedihan?" Enci " itu suara Coa Lie Sian " aku harus mengejarnya "
mengapa ia melengking seperti orang marah dan sedih?"
"Jing Di " siapakah Coa Lie Sian " ya, itu lengkingan marah dan sedih yang
dikeluarkan dengan luapan Khiekang dan sinkang yang luar-biasa hebat "
siapakah dia" Apakah engkau memiliki permusuhan dengannya?"
"Enci " aku ingin mengetahui bagaimana keluarga kita binasa dengan cara
penasaran " dan mengapa ia dimusuhi oleh orang-orang persilatan, dan mati
dikeroyok oleh para pendekar yang bergabung dengan datuk-datuk sesat. Tetapi
aku ". Ah?"aku harus menyusul Lie Sian terlebih dahulu, karena sepertinya ia
marah dan tidak ingin bertemu denganku lagi " aah"apa yang terjadi
dengannya?""
"Jing Di, ceritanya panjang dan berbelit-belit, tetapi di dalamnya tersembunyi
rahasia dunia persilatan yang paling memalukan. Oleh karena itu, banyak golongan menghendaki seluruh keturunan jendral Zheng Yen An dan pendekar Sim Hong
Long dimusnahkan agar rahasia memalukan dunia persilatan ini tidak akan terbuka
selamanya. Hmm " tetapi mereka tidak bisah menutup kehendak Thian, sehingga
ternyata kita bertiga " masih hidup."
"Kita bertiga".?"" Maksud enci, kita masih memiliki satu saudara lagi yang masih hidup?""
"Benar " kita bertiga " suatu saat engkau akan mengerti sendiri " sekarang
bukan saatnya aku menceritakan kejadian sesungguhnya yang menimpah ayah dan
ibu kita, yang penting sekarang engkau menyusul Lie Sian, karena kulihat ia lari menuju Teluk Bohai " sarang si iblis tua Wang Hong Sen dan muridnya, Zhu Wen
Yang " itu berarti sangat berbahaya."
"Lie Sian " Lie Sian " mengapa engkau terus menghindar dariku" Apakah aku
melakukan kesalahan sehingga engkau tidak mau berjumpa denganku lagi?"
"Jing di " bolehkah encimu ini mengetahui " apakah engkau mencinta Lie Sian?"
"Enci " aku tidak tahu, tetapi aku merasa kehilangan sesuatu ketika kami berpisah
" aku selalu kuatir, walaupun aku tahu ia seorang pendekar wanita yang
berkepandaian tinggi " tetapi entah mengapa aku ingin tahu bahwa ia selamat. Aku memiliki perasaan yang sangat berbeda ketika berada bersama Lie Sian. Seperti
perasaan senang, lega, sukacita, dan " masih banyak lagi."
Yang Mi tersenyum lembut mendengar perkataan Yang Jing.
"Jing Di " encimu ini tahu persis perasaanmu terhadap Lie Sian " dan enci ini juga tahu apa yang sesungguhnya terjadi?""
"Benarkah itu Enci ?" Maukah Enci memberi penjelasan kepada adikmu yang
bodoh ini?"
Kembali Yang Mi tesenyum lembut. Membuat Yang Jing menjadi penasaran.
"Ayolah Enci " katakanlah!!"
"Jing Di " soal ilmu silat, encimu ini bukan apa-apa dibandingkan dengan dirimu "
tetapi engkau masih begitu hijau dan bodoh soal perasaan wanita"Perasaanmu itu
jelas menunjukkan bahwa engkau jatuh hati kepada Lie Sian.
Seketika wajah Yang Jing merah seperti udang direbus.
"Enci " kurasa engkau benar " aku mencintai Lie Sian dengan segenap jiwa
ragaku." "Dan tahukah kau mengapa Lie Sian melesat ke arah Teluk Bohai dengan
lengkingan marah dan sekaligus sedih dan tidak mau menemuimu?""
Yang Jing menggelengkan kepalanya seperti orang dungu.
"Karena ia cemburu..!!"
"Cemburu?"" Cemburu dengan siapa?""
"Tentu saja ia cemburu denganku, karena kita saling berangkulan dan berdekapan
seperti sepasang kekasih yang sedang mencurahkan perasaannya masing-masing.
Dengarkanlah encimu ini " Lie Sian itu juga jatuh hati " ia juga mencintaimu "
sehingga perasaan cemburu membakar hati hatinya sangat hebat membuat ia
melengking nyaring saking marahnya " tetapi sekaligus ia sedih karena ia
menganggap orang yang dicintainya ternyata mencintai wanita lain " ia merasa
dikhianati, karena semula ia menduga dan merasa yakin bahwa engkau mencintai
dia seorang ", di luar dugaannya, ternyata engkau mencinta encimu ini ". Hi"hi"
hi" Jing Di " engkau menghadapi persoalan besar " dan hanya engkau yang
bisa menundukkan dia. Kulihat sepintas, Ilmu Lie Sian itu di atas kemampuan Shi
Xin Long ataupun Sima Cin Long."
"Enci " kalau begitu aku pergi dulu menyusul Lie Sian, kita akan segera berkumpul kembali " selamat berpisah enci!!"
Sehabis berkata demikian, Yang Jing sudah melesat dan dalam waktu sekejab
Yang mI hanya dapat melihat setitik bayangan yang bergerak makin lama, makin
kecil dan akhirnya menghilang. Gadis muda yang berusia sembilan-belas tahun, tiga tahun lebih tua dari Yang Jing ini mengantar kepergian adiknya dengan senyum
bahagia, kemudian, ia pun segera pergi ke arah yang sama.
Mereka berdua tidak mengetahui, setengah peminuman teh setelah mereka pergi, si
pemilik warung merangkap koki berdiri tegang demikian juga anak gadisnya iao-
Man-Tou. "Ayah " apakah yang dinanti-nantikan ayah sudah muncul hari ini" Dari
pembicaraan mereka, jelas sekali bahwa merekalah keturunan dari Jendral Besar
Zheng Yen An."
"Xiao-Man-Tou " hmm " kita harus menyusul mereka " mereka harus
mengetahui rahasia besar ini sebelum terlambat. Ayolah " Oh " Zheng Ongya "
akhirnya akan kutemukan juga keturunanmu."
"Pemuda mata keranjang " pemuda gila perempuan " aku benci " aku
benci iii iii "!!!!Aku benci dia sedalam lautan ". Aku benciii iii i!!!"
Lie Sian terus berlari dengan air-mata bercucuran. Hatinya hancur lebur karena ia merasa cinta-kasihnya yang bersemi sejak di Goa Baigongdian, dan semakin
bertumbuh subur ketika ia meninggalkan Yang Jing di kuil Zhongyue, di sia-siakan.
Hatinya menjadi pedih. Ingin ia menjerit sejadi-jadinya, tetapi perasaannya tidak mengijinkannya berbuat seperti itu. Ia terus berlari ke satu tujuan: BENTENG SI
SIUCAI MAUT, ZHU WEN YANG.
Duabelas lie dari kota Dudu Fu, jalanan menjadi sepi. Bau busuk menyengat ketika ia sampai di kota Wu-Hou-Ci, seperti bau mayat. Lie Sian sampai terbersin-bersin beberapa kali. Ingin ia segera meninggalkan kota itu, karena ia sudah tidak tahan lagi dengan baunya, perutnya seperti di aduk-aduk, tetapi hatinya menjadi tertarik, karena hampir setiap mayat yang berserakan, memiliki ciri-ciri luka yang sama:
sebagian dari mereka kepalanya nyaris terpisah dari lehernya terbabat semacam
pedang yang tajamnya bukan main, sebagian lagi xiao-nao (cerebellum atau otak
kecil) seperti dicungkil dari luar, sehingga berlubang, yang lebih mengerikan rata-rata mayat orang-orang muda jantungnya sudah tidak ada lagi, seperti dicabut
keluar begitu saja.
"Iblis-iblis dari manakah yang merajalela di tempat ini " sungguh perbuatan yang sangat biadab dan sadis. Hanya manusia yang berhati binatang yang dapat
melakukan perbuatan biadab ini. Ah " mereka bukan mayat dari rakyat biasa " oh,
Thian " mereka adalah para pendekar dari partai-partai persilatan aliran putih."
Lie Sian menjadi semakin tertarik untuk menyelidiki, karena mayat-mayat itu ada
yang seperti tosu, hwesio, dan juga seperti murid-murid Hoashanbai dan
Taishanbai. Segera Lie Sian mempercepat langkahnya keluar dari kota menuju
terus ke utara. Semakin ke utara, mayat-mayat yang bergelimpangan terlihat masih segar dan beberapa terasa masih hangat, yang berarti kejadiannya tidak terlalu
lama. "Aduh "Aaaah"Nona " cepat menyingkir dari tempat ini " ber " ba..ha..ya"!!"
Lie Sian cepat menoleh ke arah "mayat" yang tertindih oleh beberapa mayat yang
dadanya sudah berlubang besar. Sekali tarik, lima mayat yang menindih sudah
melayang ke tempat lain. Di bagian bawah, Lie Sian menemukan seorang setengah
tua yang masih hidup. Keadaan orang itu sudah sangat payah. Segera Lie Sian
menotok sana-sini untuk menghentikan aliran darah yang mengalir deras di bagian
lengannya yang terbabas kutung. Lie Sian tidak memberi kesempatan orang
setengah tua itu berbicara, segera ia membawa lari menuju sebuah rumah yang
kosong. Dengan bantuan air panas dan obat-obatan yang di ambil dari bekalnya, Lie Sian mencoba menolong jiwa orang itu. Lie Sian bekerja cepat sekali, sehingga tiga jam kemudian, ia melihat pernafasan orang itu sudah mulai teratur dan keadaannya lebih tenang.
"Paman " apa yang terjadi" Iblis-iblis darimanakah yang melakukan pembantaian
besar-besaran ini?"
"Nona " terima kasih atas pertolongannya " tetapi " nona lebih baik secepat
mungkin meninggalkan tempat ini menuju ke selatan " karena iblis-iblis itu datang dan pergi begitu cepat dan tidak terduga sama sekali."
"Paman tenanglah " ceritakanlah dengan singkat apakah yang terjadi, siapakah
iblis-iblis itu dan siapakah paman dan mayat-mayat yang bergelimpangan itu?"
"Kami adalah gabungan dari beberapa partai persilatan yang ditugaskan
mengamati-amati gerakan E-Liuyu Gong (Istana Lembah Buaya) yang dipimpin oleh
pendekar Golok Tiga Jurus Sia Kok Sin dari Taishanbai. Kami berjumlah kurang
lebih sembilan puluh orang, dan rata-rata pendekar-pendekar pilihan dari partai-
partai persilatan besar. Sudah hampir sebulan kami mengamati gerakan E-Liuyu
Gong. Sepertinya tidak ada tanda-tanda gerakan apapun yang membahayakan
rakyat ataupun pemerintah. Keadaan daerah ini aman-aman saja, namun sungguh
tidak terduga tiga hari yang lalu, muncul Ya-Kun-Ta datuk sesat dari Jepang.
Sepasang samurainya luar-biasa hebatnya. Lebih dari duapuluh pendekar mati
dengan cara kepala nyaris terpisah dari lehernya. Para pendekar dibuat tercerai
berai dan terpaksa melarikan diri dari samurai maut di tangan datuk dari Jepang ini.
Sungguh tidak dinyana, belum kami dapat melarikan diri lebih dari tigapuluh Lie, dari arah hutan sebelah barat-daya muncul Xi-Hai-San-Kui (Tiga Iblis Pantai barat).
Kembali para pendekar harus melarikan diri karena tiga iblis ini duakali lebih kejam dan lebih ganas dari Si Setan Samurai Ya-Kun-Ta. Tidak kurang dari duapuluh tujuh pendekar binasa dengan cara yang sangat mengerikan karena jantungnya dicabut
begitu saja setelah dada mereka jebol oleh kekuatan dasyat dari tiga iblis itu.!"
"Bedebah " benar-benar iblis yang harus dimusnahkan dari muka bumi!! Paman "
di mana keberadaan para iblis itu?"
"Nona " marilah kita meninggalkan daerah ini untuk bergabung dengan para
pendekar yang menyembunyikan diri " ayolah ". Demi keslamatan nona sendiri.!"
Mana mau Lie Sian diminta melarikan diri. Gadis perkasa yang sedang susah dan
marah bukanlah sejenis manusia yang memiliki nyali tikus. Ia boleh memiliki tubuh yang langsing dan indah seperti pohon Yang-Liu, tetapi dibalik tubuh yang indah ini tersimpan nyali harimau yang tidak mengenal arti takut. Sambil menggeretak gigi, ia bertanya lagi:
"Paman " aku datang ke daerah ini memang bermaksud berurusan dengan iblis-
iblis dari E-Liuyu Gong, mana bisa aku melarikan diri begitu mendengar keberadaan mereka sudah dekat dengan hidungku!!"
BAB 25: XI-HAI-SAN-KUI MERASAKAN KEDASYATAN SHEN-TA-LEK-LING-
QUAN Dara sakti, Coa Lie Sian yang bernyali harimau, mulai menyelidiki keberadaan lima manusia iblis yang menyebar maut di kota Wu-Hou-Ci. Ia dengan mudah dapat
menduga, iblis yang sedang merajalela itu berjumlah lebih dari empat orang apabila dilihat dari luka-luka pada tubuh kurbannya. Sebagian tertebas semacam golok
yang tajamnya menggiriskan tepat pada bagian lehernya, ini pasti perbuatan Si
Setan Samurai Ya-Kun-Ta. Sedangkan yang dadanya berlubang besar dan
kehilangan jantung, dapat diduga dengan jelas adalah kurban keganasan Xi-Hai-
San-Kui (Tiga Iblis Pantai barat). Tetapi ada lagi yang tidak kalah mengerikan
dibandingkan dengan ciri-ciri korban lainnya, yang ini tubuhnya masih utuh dan
kelihatan segar, tetapi kepala bagian belakang tepat di tempat xiao-nao (cerebellum atau otak kecil) seperti dicungkil dari luar, sehingga berlubang. Iblis yang satu ini memiliki cara menggerakan pedang yang unik, aneh tetapi lihai sekali. Sepertinya mereka berlima saling bersaing untuk membuktikan manakah yang lebih kejam dan
pihak manakah yang paling banyak menyikat korbannya. Melihat betapa mayat-
mayat berserakan dimana-mana yang dibiarkan membusuk begitu saja membuat
darah pendekar wanita ini mendidih. Hatinya yang sejak semula dibakar cemburu
menjadi seperti api yang disulut dengan minyak, menjadi semakin murka dan
dengan ginkang yang disebut Buyingzi (tanpa bayangan), Lie Sian melesat cepat ke arah ujung utara kota Wu-Hou-Ci.
Semakin dekat dengan ujung utara kota, semakin sunyi keadaannya. Terdapat
hutan lebat yang berwarna kehitam-hitaman memisahkan Wu-Hou-Ci dari teluk
Bohai. Hutan tropis yang banyak ditumbuhi pohon-pohon besar rimbun, ular-ular
berbisa, dan binatang buas menjadi momok yang menakutkan bagi penduduk Wu-
Hou-Ci. Tersebar cerita rakyat bahwa hutan ini banyak dihuni oleh iblis-iblis
gentayangan yang setiap hari dan bulan tertentu selalu mengambil korban. Dari
pinggiran kota di sebelah utara tidak jauh dari hutan lebat, Lie Sian mendengar
suara seperti orang sedang mengadu cengkerik. Suara membentak-bentak,
teriakan-teriakan tegang, dan keluhan menunjukkan bahwa aduan itu berjalan ramai dan menegangkan. Lie Sian dengan waspada mendekati, hatinya menjadi semakin
tertarik karena tiga orang yang sedang mengadu "cengkerik" itu memiliki perawakan yang luar-biasa aneh.
Usia mereka bertiga rata-rata dapat dikatakan sudah tua, dilihat dari warna
rambutnya yang sudah putih seperti kapur dan tulang punggungnya yang setengah
bongkok. Kakek pertama berwajah merah kehitaman demikian juga kedua
tangannya. Tubuhnya jangkung dengan roman wajah kaku seperti orang berduka
berhias sorot mata ganas bagai kodok gila. Kakek kedua, berpostur tinggi besar.
Tangannya lebih panjang dari ukuran tangan orang normal. Karena tubuhnya
setengah bongkok, sehingga apabila ia berjalan benar-benar seperti gorilla raksasa.
Giginya putih mengkilat dengan empat taringnya sedikit lebih menonjol dari gigi
taring manusia normal. Dari celah-celah giginya yang tampak kuat itu masih meleleh darah segar. Sekali-kali lidahnya keluar dari bibirnya yang tebal untuk menjilat darah yang meleleh keluar dari mulutnya. Tidak hentinya ia mengunyah dengan nikmatnya
benda berwarna merah di mulutnya sambil kelopak matanya melek merem.
Matanya merah beringas seperti mata hantu yang selalu haus darah segar. Kakek
ketiga tidak menunjukkan tanda-tanda jahat, karena wajahnya seperti selalu mewek dan nampak lucu. Yang mengherankan kulitnya berwarna kekuningan seperti orang
terserang sakit kuning. Matanya selalu berputar dan gerakan gesit menunjukkan
betapa cerdik kakek ketiga ini. Kedua saudaranya boleh bangga dengan
kepandaiannya yang di atas kakek ketiga ini, tetapi kedua sudara tuanya itu akan berpikir tujuhkali untuk berani berurusan dengannya karena kecerdikannya yang
luar-biasa. "Yi-Hung-Wa (kodok merah nomer satu) " ayo sikat kupingnya " sodok pantatnya
" Hung-Wa " nah " gitu " ha"ha"ha"lihat si kodok tengik San-Huang-Wa
(kodok kuning nomer dua) sempoyongan seperti San-Kui (Setan ketiga) lagi sakit
perut" he"he"he"rasakan sekarang " kodok licik!!"
"Yi-Kui (Iblis nomer satu)".!!! Jagomu, Yi-Hung-wa, itu licik seperti hatimu " San-Huang-Wa baru saja terlepas dari sodokan maut Er-He-Wa dan jalannya masih
sempoyongan, eeh"secara licik jagomu mengambil kesempatan di tengah
kesempitan mengempur kuda-kudanya " sungguh licik " licik "Huang-Wa ayo
bangun " labrak balik Hung-Wa " ayo "ayo"!!!
Lie Sian sangat tertarik, segera ia juga turut berjongkok di samping kakek yang
paling lucu mukanya, San-Kui. Sebentar-sebentar kakek ini setengah mewek,
manakala kodoknya terpelanting sambil mengeluarkan darah segar karena sodokan
hebat dari kodok milik kakek jangkung yang berwarna merah kehitaman, tetapi di
lain saat ia melompat-lompat kegirangan sambil melontarkan benda berwarna
merah segar ke arah kodoknya yang berhasil menggigit leher kodok yang berwajah
hitam pucat. Ketika Lie Sian mengamati "Hadiah" khusus yang dilontarkan oleh
ketiga kakek itu, seketika seperti berhenti debar jantung Lie Sian dan matanya
terbelalak kengerian.
"Oh Thian " benda itu ". Iih". Bukankah itu jan"tung " manusia yang masih
segar" Oh, Thian ". Sungguh kekejaman yang tiada taranya ". Aduh ".
Huaaak".!!!"
Lie Sian sekuatnya berusaha menahan isi perutnya yang merangsek dan
menggeliat hebat ingin menumpahkan keluar seluruh isinya. Hal ini tidaklah
mengherankan, karena manusia manakah yang sanggup memandang hal-hal yang
mengerikan terpapar persis di depan matanya, karena benda merah segar itu
ternyata jantung manusia yang masih nampak segar dan terlihat masih berdenyut
lemah. Tidak terasa Lie Sian menyeret kakinya surut ke belakang. Segera ia
memejamkan kedua matanya dan menggerakan hawa saktinya untuk melindungi
dadanya yang terguncang hebat oleh perasaannya. Bagaimanapun Lie Sian adalah
seorang gadis muda, sehingga naluri kewanitaannya yang lembut memberikan
reaksi alamiah melihat pemandangan yang sangat mengerikan itu. Langkah kakinya
menjadi surut ke belakang, dan matanya terbelalak memandang tiga kakek yang
seperti iblis itu.
"Siapakah kalian bertiga ".!!!" Katanya setengah berbisik.
"He..he"he" jantung segar dari perawan muda akan membuat Yi-hung-wa
menjadi sehat, kuat, dan perkasa " he..he"he"he"jangan pergi dulu obat
kuatku!!! He"he"he"jangan takut dan kecewa, bahkan berbanggalah karena
jantungmu yang segar dan berdenyut begitu kuat akan menjadi obat kuat bagi Yi-
Kui, orang nomer satu Xi-Hai-San-Kui. "
"Xi-Hai-San-Kui " jadi kalianlah tiga iblis yang sedang mengganas itu!!!" Walaupun Lie Sian sudah dapat menduga sebelum, tidak ayal ia terkejut juga melihat
perawakan dan kekejaman mereka.
"He " he " benar " benar " kami bertiga dijuluki Xi-Hai-San-Kui "
berbanggalah, karena jantungmu terpilih menjadi obat kuat yang hebat bagiku, Yi-
Kui " nah " serahkanlah " !!"
Tangan Yi-Kui tiba-tiba mulur seperti ular, kukunya panjang berwarna merah tua
sudah meluncur bagai anak panah ke arah dada pendekar wanita ini.
"Iii h ?". Tangan menjijikan " enyahlah "!!!"
Dengan perasaan jijik, Lie Sian menyampok tangan yang bisa mulur sambil
menggerakan Hou-Jiu- Yang sinkang (yang sinkang dari ilmu rajawali api).
"Wuuuss " des!!!"
Yi-Kui merasakan betapa panasnya tenaga sakti yang menghalau tangan mulurnya.
Tidak terasa ia melompat kaget sambil memeriksa kuku-kuku beracun
kebanggaannya. "Aya " berduri juga obat kuatku ini, semakin mengilar aku " serahkan
jantungmu"!!!"


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Yi-Kui " perlahan dulu " dia tadi duduk di sampingku, berarti ia menghadiahkan
jantungnya kepadaku ".!!" Seru San-Kui
"Sontoloyo ". Bicara tidak karuan " jelas-jelas ia tadi bersorak kegirangan
mendukung Er-He-Wa, berarti ia sengaja datang mengantar jantung untuk Er-He-
Wa!!" Suara San-Kui bergetar hebat karena didorong hawa iblis yang sudah terlatih puluhan tahunnya lamanya. Lie Sian yang belum pulih kesadarannya menjadi sesak
nafas dan isi dadanya terguncang hebat. Dalam keadaan limbung dan setengah
nanar, Lie Sian melihat kakek yang seperti gorilla ganas ini melayang sambil
mengulurkan tangannya yang panjang ke arah dadanya.
"Huaaaarrr " tunduklah!!! ". serahkan jantungmu dengan sukarela supaya tidak
ada setetespun darah tercecer sia-sia " !!!"
Dua tombak sebelum dua lengan panjang itu menyentuh dadanya, Lie Sian keburuh
sadar, sambil berseru nyaring ia berkelebat cepat sekali bagai sebuah bayangan
menghindar dari dua tangan yang berbau amis memuakkan.
"Jantungku terlalu berharga untukmu, hai iblis buduk "..!!!!"
Er-Kui menjadi terbelalak menyaksikan calon korbannya tahu-tahu sudah
berekelebat hilang dari hadapannya dengan gerakan yang sungguh di luar
dugaannya. Ia memandang Lie Sian yang sudah berpindah tempat dengan mata
terbelalak dan air-liur menetes deras. Matanya memandang Lie Sian seperti seekor binatang buas yang melihat makanan lezat dan menggiurkan berdiri persis di
depannya. Kini ia bergerak lebih terencana, kedua tangannya membentuk
cengkraman bergerak susul-menyusul dengan menimbulkan angin berbau busuk.
"Kali ini " engkau harus kutangkap hidup-hidup dan kunikmati jantungmu secuil
demi secuil selagi dalam keadaan hidup " aauuup " akan sangat segar dan lezat
" hiaaattt".!!!"
Hampir saja Lie Sian tidak kuasa menahan isi perutnya yang bergejolak hebat
karena bau yang luar-biasa busuk keluar dari angin pukulan kedua tangan manusia
gorilla itu. Karena keadaannya sangat berbahaya, Lie segera mengerahkan ilmu
Hongchi Chuangdi (suling merah membelah bumi) ciptaan mahaguru Shongka Lang
dari Tibet yang diturunkan oleh kakek angkatnya, Xiao Guihun Kao Tuan Qing
kepadanya. Dengan gerakan yang disebut Zhuan-Yan Liu-xia Shan (berkelebat di
balik gunung) salah satu jurus terhebat dari ilmu Buyingzi (tanpa bayangan), Lie Sian dengan mudah dapat menghindari serangan mendadak Er-Kui (Iblis kedua),
sambil memukul balik dengan Huo Jiu Liu Quan (enam jurus rajawali api).
"Ayaa" tulang bagus " tulang bagus " membungkus jantungnya yang berdenyut
luar-biasa hebat " cocok untuk menyempurnakan ilmuku. He"he"he " serahkan
jantungmu!!"
Habis berkata demikian, kembali Er-Kui menjulurkan tangannya, dengan gerakan
seperti gorilla beringas ia menyerang bertubi-tubi ke satu arah: Dada Lie Sian.
Mulutnya menyerengai seperti gorilla memperlihatkan taringnya. Dari celah-celah
mulut yang menyeringai itu menetes-netes air liurnya. Gerakannya luar-biasa ganas.
Jangan dikira ia tidak mampu bergerak cepat! Walaupun tubuhnya tinggi besar
dengan kedua lengan tidak lumrah manusia, tetapi gerakannya gesit seperti kera
dan ringan sekali dan membawa angin menderu-deru. Lie Sian tidak berani
memandang enteng iblis ini, dengan cekatan ia sudah mengeluarkan suling
merahnya dan dengan Hongchi Chuangdi (suling merah membelah bumi), ilmu khas
kakek angkatnya, Xiao Guihun (Siluman cilik), ia menyerang balik Er-Kui. Iblis kedua dari XI-HAI-SAN-KUI (Tiga Iblis Pantai barat) menjadi terkejut menghadapi
serangan Lie Sian. Tubuh dara muda itu berkelbat-klebat seperti tidak pernah
menginjak bumi, sangat cepat dan sulit dicandak. Suling merah di tangannya
bergerak membentuk awan terbungkus kilatan-kilatan merah yang sebentar
membungkus tubuhnya dan mendadak menyusut tahu-tahu sudah nylonong dekat
sekali dengan lehernya.
"Babo " babo " bukankah ini Hongchi Chuangdi " apamukah si keparat jahanam
Xiao Guihun, Siluman cilik yang bisanya cuma main petak umpet itu!!!!"
"Tutup mulutmu " gorilla edan!!! Dengarlah " Hari ini nonamu, cucu Xiao Guihun,
akan menyeret jiwa anjingmu menghadap roh-roh gentayangan yang jantungnya
telah kau ganjang dan kau berikan kepada kodok piaraanmu sebagai makanan "
hmm " Gorilla hantu " mampuslah kau " hiaaaaaaaaaaaaaaaaaattt!!!"
"Plak " plak " blaaaaar"!!!"
Terjadilah pertempuran yang bukan main dasyat dan hebatnya. Hongchi (suling
merah) di tangan Lie Sian dengan berani menutul, menotok, menggebuk tangan
kasar Er-Kui menimbulkan suara seperti dua benda tajam yang saling digesekan.
Suara gesekan-gesekan tajam inilah yang merangsang bangunnya hawa sakti
mujijat yang disebut khie-sinkang dari Shen-Ta-Lek-Ling-Quan yang bergerak dari
pusar terus ke seluruh peredaran hawa murni di seluruh tubuh dara sakti ini. Er-Kui menjadi penasaran sekali, semakin hebat ia menyerang, semakin hebat pula dara
itu menyerang balik dengan gerakan dan jurus-jurus yang luar-biasa hebatnya.
Sampai-sampai matanya menjadi silau mengikuti gerakan gadis berbaju hijau ini.
"Setan perempuan " tuyul keparat " berani benar engkau bermain-main dengan
Er-Kui " !!"
Kini Er-Kui benar-benar marah tidak ketulungan, nafsunya untuk menikmati jantung segar seketika pudar dan berganti dengan hawa membunuh yang membakar
dadanya. Dadanya menjadi sesak dan nafasnya memburuh karena desakan hawa
amarah dan rasa penasaran di dalam dadanya. Lebih dari limapuluh tahun lamanya
ia malang-melintang di dunia Wulin tanpa menemui tandingan yang berarti. Ditakuti lawan dan disegani kawan, tetapi hari ini, ia benar-benar dibuat murka hanya oleh seorang gadis muda belia yang tidak terkenal di dunia persilatan dengan
pengalaman yang tidak bisa dibandingkan dengan dirinya.
Menyadari bahwa pendekar wanita ini tidak bisa dibuat main-main, ia mulai
mengeluarkan jurus-jurus simpanannya. Ia merangkapkan kedua tangannya di
bawah perut, dalam waktu sekejab, hampir seluruh tubuhnya berubah menjadi
kehitaman terutama bagian tangannya. Terdengar suara:
"Kletak " kletak " sssssstttttttt".!!"
Begitu kedua tangannya digosokkan satu dengan lain, sedetik kemudian, asap
hitam mengepul menyelubungi kedua tangannya membentuk lingkaran yang
berputar cepat. Asap hitam itu seperti tersedot oleh kedua telapak tangannya,
sekonyong-konyong ia membuka mulutnya dan "
"Hooosssss"!!!"
keluarlah pekikan seperti gorilla murka. Suara pekikan itu hebat sekali
mengakibatkan ruas arena seperti digempur oleh amukan binatang buas. Lie Sian
merasakan sekali arus khiekang yang dasyat bukan main menyeruak menghantam
pusat tenaga sakti di dalam tubuhnya.
"Huaaaarrrrrrrrrrrrrrrr"..!!!!"
Lie Sian segera menyambut serangan ini dengan Liu Quan Huo Jiu (enam jurus
rajawali api), ilmu maha dasyat ciptaan manusia aneh dari Tienshan: Tienshan guai gu lao (orang tua aneh dari Tienshan). Selama ini Lie Sian belum pernah
menggunakan ilmu ini dengan sepenuh hati karena perhatiannya tercurah penuh
pada Shen-Ta-Lek-Ling-Quan. Namun setelah ia memperlajari duabelas sutra
tulisan Shen Du di lonceng tua, yang mengupas rahasia menghimpun Di-zhen-bo
(sejenis gelombang Seismic) dan Cha-yin-bo (semacam gelombang ultrasonic)
menghadap sang Buddha, dara sakti ini akhirnya berhasil menguasahi inti sejati dari Shen-Ta-Lek-Ling-Quan. Penguasaan inti sejati Shen-Ta-Lek-Ling-Quan membuat
mata bathin Lie Sian dapat melihat sangat jelas sifat, nature, dan rahasia kehebatan ilmu Liu Quan Huo Jiu.
"Huo Jiu zhan chi gao fei (Kibasan maut rajawali sakti) " !!!
Uap hitam yang tiba-tiba mennyeruak seperti ular ke arah dada Lie Sian disambut
tangan kiri terbuka. Sedangkan tangan kanan yang meluncur bagaikan kepak
rajawali sakti itu secara mendadak menggibas datangnya serangan dasyat itu.
TIdak ayal lagi dua ilmu yang bermuatan tenaga sakti panas membara bertemu di
udara sehingga menimbulkan suara menggelegar memekakkan telinga.
"Blaar " blaar " wus ...blaaaar!!!!"
"ayaaa?"!!!"
Belum hilang rasa terkejut Er-Kui, tiba-tiba ia melihat berkelebatnya sinar merah dekat sekali dengan jidatnya sebelah kiri. Ia kelabakan karena sinar merah itu
mengeluarkan bunyi yang kecil saja tetapi jantungnya seperti ditekan, ditusuk, dan diaduk-aduk oleh kekuatan magis yang tidak nampak. Kontan ia menjadi murka
tidak tertahankan, segera dengan kecepatan kilat ia mengeluarkan senjatanya yang berbentuk untaian sembilan kodok hitam terbuat dari baja hitam yang beracun jahat.
"Traaang "!!!"
Ketika Hungchi (suling merah) yang mengandung hawa sakti Liu Quan Huo Jiu
sepenuhnya, bertemu dengan He-kang-Wa-Kiam (Pedang Katak baja hitam) di
tangan Er-Kui, iblis ini terkejut sekali karena ia merasakan desakan hawa sakti
pendekar wanita ini menggempur balik senjatanya, dan ia seperti menyentuh suling membarah dengan titik didih yang tinggi sekali. Asap berbau busuk akibat
terbakarnya racun dari tubuh pedang Er-Kui membuat Lie Sian harus mencelat
sejauh dua tombak untuk menghindari hawa beracun yang berbahaya.
"Iii h" racun katak hitam dari pulau neraka!!! Dasar iblis jahat " tidak hanya
jiwanya kotor dan berbau busuk, senjatanya juga kotor, jahat, dan berbau busuk. Iih
" tidak tahu malu, sudah tua masih masih berlagak sakti mandraguna, padahal
dirinya sendiri sebenarnya bernyali tikus " penakut " sehingga memakai segala
macam ilmu bercaun, senjata beracun untuk menyembunyikan dirinya sendiri dari
rasa takut " dasar iblis bernyali tikus."
"Keparat..!!! Siluman perempuan bermulut lancang " apa dan siapa yang dapat
membuat Er-Kui takut " siapa yang berani mengatakan Er-Kui itu pengecut "
kubeset dadanya " kuhirup darahnya"Kau perempuan gila, buah dadamu yang
lagi ranum itu akan kucopot dan kutelan bulat-bulat ".!!"
Kaki gemetar, gigi taringnya gemretak, dan rambutnya setengah berdiri. Iblis kedua ini murka bukan main, sehingga menjadi beringas. Hawa pembunuhan dengan cara-cara yang sangat mengerikan telah terlukis begitu sempurna dalam pikirannya.
"Hi " hi " hi " gertak gorilla tua " bertaring lapuk " bagiku " engkau tidak lebih dari kodok tua yang tidak ada bobotnya ".!!!"
Er-Kui tidak dapat menahan lagi kemarahannya, dengan meraung sejadi-jadinya ia
menyerang Lie Sian dengan segenap kekuatan dan kehebatannya. Ia benar-benar
menjadi sangat berbahaya. Matanya mendelik berwarna merah, dan mulutnya
mengeluarkan suara seperti gorilla. Sambil memukul-mukul dadanya sendiri ia
melabrak Lie Sian sejadi-jadinya.
"Huaaaaarrrrr ?". Kuremukan tulang-tulangmu " kusayat-sayat dagingmu "
perempuan siluman "Grrrrrrrrrr ".woaaaaaaaaaaaaaaaaaaarrrr!!!!!!!!!!"
Sementara itu, beberapa pasang mata menyaksikan jalannya pertempuran dasyat
itu dengan penuh ketegangan dan cemas.
"Shia enghiong " pendekar wanita itu shicieku (kakak seperguruanku), namanya:
Coa Lie Sian. Walaupun aku lebih tua mungkin empat atau lima tahun darinya, ia
tetap shicie karena bukan saja ia murid pertama yang mewarisi seluruh ilmu shifuku, tetapi sekaligus ia cucu angkat guruku Kao Tuan Qing shifu, yang sangat
dikasihinya. Menurut shifu, ilmu shicie sudah sulit diukur tingginya, tetapi " lihatlah
" bukankah ia masih muda sekali ". Aah "Kalau ia dikeroyok tiga iblis itu, aku
tidak bisa tinggal diam " apa nanti kata shifu ". Shia enghiong, kita harus
membantunya."
"Lin Guniang, harus kuakui, shiciemu yang masih muda belia itu memiliki kesaktian yang hebat sekali, bagaimana aku dengan ilmuku yang masih rendah dapat
memberi bantuan" Melawan satu saja dari XI-HAI-SAN-KUI (Tiga Iblis Pantai barat), belum tigapuluh jurus, aku sudah dibuat tidak berdaya dan nyaris jantungku menjadi santapan Yi-Kui kalau saja engkau dan pasukanmu tidak keburu mengacaukan
perhatian iblis-iblis itu."
"Shia enghiong " kita melihat dulu perkembangannya " apabila shicieku dikeroyok
dan ia tidak bisa melawan, bagaimanapun aku sebagai shimei akan merasa
berdosa apabila tidak menolong sebisanya. Saat ini, apabila penglihatanku tidak
salah, shicie masih bisa mengatasi iblis nomer dua itu."
Mereka adalah si Golok Tiga Jurus Sia Kok Sin, murid Taishanbai yang mengepalai
pasukan khusus untuk mengamat-amati gerakan E-Liuyu Gong. Sedangkan gadis
berpakaian ringkas itu adalah Lin Sui Lan, adik panglima Lin Nan Thao. Perlu
diingat, setelah Lin Sui Lan terkena pukulan tangan pasir hitam di tangan Heishou Gaiwang, ia berhasil diselamatkan jiwanya oleh Sin Zhitou Yaowang. Tabib sakti ini merawat Sui Lan di rumah sahabatnya: Kho Tuan Qing di pondok hutan bambu
dekat kota Xining di propinsi Qinghai. Kho Tuan Qing tertarik dengan bakat Lin Sui Lan, sehingga ia mengambilnya menjadi muridnya. Kurang lebih tiga-tahun dara ini digembleng oleh kakek Kho Tuan Qing sehingga menjadi pendekar wanita yang
berilmu tinggi.
"Yi-Kui " tampaknya Er-Kui terpancing emosinya oleh gadis siluman yang berilmu
bukan main itu. Sangat berbahaya " kita harus terjun untuk meringkus gadis itu "
kita habisi secepatnya, agar tidak menjadi ancaman di kemudian hari !!"
"San-Kui " engkau benar ". ayo, kita maju berbareng "!!"
"Er-Kui " jangan dilahap sendiri jantung segar dan mudah " bagi-bagi " darahnya
juga berharga sekali " aku bagian dada " Yi-Kui bagian kepala " dan kau "
bagian bawah " bukankah itu sudah adil!!"
"Adil ketiak makmu ". !!! Semenjak dahulu engkau selalu mencari menang sendiri
dengan akal busuk "!!! Aku sudah kesal dan bekerja keras untuk mendapatkan
obat kuat yang jarang terdapat ini " mulut busuk berkoar seenaknya " dasar iblis tengik"!!"
"Ayaaa " tidak usah banyak omong " bunuh dulu gadis siluman ini, kemudian
baru kita berpikir untuk saling berbagi "!!!"
Ngeri juga Lie Sian mendengar ocehan San-Kui, si iblis ketiga. Bicara kakek ini
rileks, penuh percaya diri, tetapi sekaligus menusuk perasaannya sebagai seorang gadis. Tidak terasa berdiri bulu-kuduk di tengkuk dara perkasa ini. Lie Sian tidak menyadari perasaan ngeri, ciut dan kalut inilah yang dikehendaki San-Kui, si iblis paling cerdik, menyerang jiwanya terlebih dahulu. Jikalau jiwa Lie Sian sudah
dicengkram kuat oleh perasaan-perasaan seperti itu, maka ia tidak akan dapat
mengembangkan ilmunya dengan baik. Terlebih-lebih, Khie-Sinkang yang
menggabungkan inti tenaga khiekang dan hawa sakti sinkang sangat membutuhkan
konsentrasi tinggi. Shen-Ta-Lek-Ling-Quan menjadi ilmu silat ajaib dan sangat unik dan sulit dipecahkan karena ilmu jenis ini tidak didasarkan pada gerakan, melainkan ketajaman, keindahan, dan kegaiban hawa sakti yang dihasilkan dari daya sedot
dan daya mengikat suara yang tersembunyi di dalam semua unsur "chi" di perut
bumi dan sinkang yang bergerak disekitarnya. Sinkang yang bergerak lembut dapat
ditangkap, di kat, dan diramu oleh Shen-Ta-Lek-Ling-Quan menjadi khie-sinkang
yang hebatnya sulit dilukiskan dengan kata-kata. Dan dari situasi inilah tercipta gerakan-gerakan atau jurus-jurus silat yang luar-biasa lihai dan dasyatnya.
Pikiran Lie Sian dalam sekejab terpengaruh oleh ucapan San-Kui, sehingga
terciptalah gambaran-gambaran yang mengerikan dalam angan-angannya. Hal ini
tidak menguntungkan Lie Sian sendiri. Tidak terasa Lie Sian mendekapkan kedua
tangan ke arah dadanya, dan matanya setengah terbelalak , seperti orang melihat
pemandangan yang sangat mengerikan dan mengguncangkan jiwanya. Pada saat
seperti inilah, serangan bergelombang dan bergulung susul-menyusul bagaikan
badai mengamuk dari XI-HAI-SAN-KUI (Tiga Iblis Pantai barat) menghantam Lie
Sian dari tiga penjuru. Serangan dari tiga iblis itu teramat dasyat, begitu cepat, sehingga tidak ada seorang yang bagaimanapun saktinya dapat menyelamatkan
jiwa Lie Sian. "Celaka " seru Lin Sui Lan dan Shia Kok Sin hampir berbareng "!!!"
Keadaan Lie Sian benar-benar sangat berbahaya. Dua detik sebelum gelombang
serangan itu memporak-porandakan tubuhnya, sekonyong-konyong terdengar orang
memanggil namanya:
"Lie Sian Mei-mei ?"?"?"".!!!!"
Panggilan itu diteriakkan begitu rupa, sehingga dalam sedetik Lie Sian tersadar, detik kedua dengan Buyingzi (tanpa bayangan), dengan gerakan yang disebut
Tong-Yi-he-kuang-Feng (menyatukan diri dengan angin), Lie Sian mandah saja
tubuhnya dihantam oleh tiga gelombang dasyat, tetapi "
"Ilmu siluman apa ini ".?"?"
Tubuhnya seperti balon kosong dan ringan yang membal sana-sini, begitu serangan
tiga orang hampir mengena dirinya. Memang gerakan Tong-Yi-he-kuang-Feng
terlambat seperdelapan jurus, sehingga tidak urung pinggul sebelah kirinya
terserempet pukulan Yi-Kui.
"Aaah " sungguh berbahaya Xi-Hai-San-Kui ini " nyaris".nyaris " melayang
jiwaku " iblis ketiga itu berbahaya " aku harus berhati-hati menghadapinya."
"Suara itu " hmm " itu pasti si Tuyul sakti, pendekar mata keranjang " mengapa
ia menyusulku kemari " laki-laki gila perempuan " aku benci, muak "ia sudah
dekat sekali dengan tempat ini " aduh " sialan benar si Yi-Kui " pukulannya
menimbulkan rasa gatal-gatal dan pedih."
Lie Sian melihat pinggul kirinya, ia tidak melihat ada tanda-tanda terluka, tetapi nyeri, gatal, dan terasa panas. Mata gadis ini mencorong marah! Dengan sedikit
menggigit bibirnya, ia berdiri bertolak-pinggang.
"Sekarang " jangan harap kalian kodok tua sudah mau mampus dapat berbuat
curang lagi " majulah " aku, Coa Lie Sian, tidak akan mundur setapakpun
sebelum memusnahkan tiga gembong iblis Xi-Hai-San-Kui dari dunia persilatan!!"
"Ho..ho..ho"ho"sudah mau jadi bangkai masih berani berlagak di depan Xi-Hai-
San-Kui . Jangan harap dapat hidup barang seminggu setelah terkena racun
Yingyang dushe (racun ular ying-yang)."
"Yingyang dushe (racun ular ying-yang)?"?" " celaka?"
"Ho " ho " ho " engkau mengenal juga Yingyang dushe yang keganasannya
tidak dapat disangsikan lagi " Nah, sebelum racun itu menyerang jantungmu, lebih baik serahkanlah dengan sukarela " hitung-hitung berbuat kebaikan bagi orang
tua"!!"
Lie Sian segera menutup jalan darah di sekitar luka di pinggulnya. Tangannya
bekerja dengan cepat melakukan totokan satu jari dengan pengerahan hawa sakti
Cha-yin-bo (semacam gelombang ultrasonic). Sehingga untuk sementara, racun itu
berhenti hanya di sekitar luka itu saja. Selesai melakukan itu, Lie Sian menatap ketiga iblis dengan pandangan yang luar-biasa tajam. Mata itu mencorong tajam
karena pengerahkan tenaga sakti mujijat yang disebut Di-zhen-bo (sejenis
gelombang Seismic) dan Cha-yin-bo (semacam gelombang ultrasonic). Tubuhnya
bergetar lembut yang menghasilkan suara seperti nada-nada tinggi yang hanya
dapat ditangkap ketajamannya oleh orang yang dituju.
Pada saat seperti ini, semua unsur kedua hawa sakti ajaib di sekujur tubuh Lie Sian di luar dan di dalam bergerak membentuk ?Ben-chu-zi-wu-xian (garis longitudinal) yang bergerak dari kiri ke kanan, setelah itu berkumpul dalam satu titik dengan Wei-Xian ( garis latitudinal atau paralel) yang bergerak dari atas ke bawah, saat itulah tercipta gelombang tinggi rendah yang bermuatan kekuatan yang dasyatnya tidak
terperihkan lagi. Sedetik kemudian, Lie Sian bergerak seperti bidadari menari-nari di atas tangga-tangga nada, indah " dan sangat menakjubkan " tetapi sangat cepat,
sulit diikuti oleh pandangan mata biasa. Pada kilatan waktu selanjutnya, sekonyong-konyong Lie Sian melakukan gerakan seperti memtik harpa dengan tangan kanan
mengarah ke atas, sedangkan tangan kirinya seperti menyentil ke arah Xi-Hai-San-
Kui . "Si iiiuuuuuutttt ".!!!!"
Ketiga manusia iblis itu secara tiba-tiba merasakan adanya gelombang kecil
meluncur menuju kesuluruh lubang hawa di sekujur tubuh mereka bertiga.
Gelombang itu tiba-tiba melebar seperti angin puting beliung yang menghantam
begitu dasyat langsung di pusat hawa sakti di bagian yang paling dalam sekali.
Secara otomatis mereka bertiga menggerakkan sinkangnya untuk melawan. Inilah
kesalahan mereka, karena Shen-Ta-Lek-Ling-Quan pada tingkat seperti Lie Sian
justru dapat menunggangi gerakan sinkang yang daya geraknya bagaimanapun
halusnya tetap menghasilkan gelombang bunyi. Gelombang bunyi inilah yang
disambut oleh ilmu mujijat yang disebut DEWA MEMUKUL LONCENG untuk
menggedor balik dan menjadikan pusat hawa sakti lawan sebagai lonceng yang
dihentakkan begitu dasyat oleh "Tangan maut" yang disebut Di-zhen-bo dan Cha-
yin-bo. Tidak dapat dicegah, dalam waktu yang terlalu singkat, tiba-tiba terdengar pekikan panjang seperti auman binatang buas yang kesakitan:
"Aaaaaaaaaahhhhhhhhh ?"?"?"?"?"?".. Shen " Ta " Ling " Quan
" sia " pa "kah " kau?""
Darah muncrat-muncrat dari celah-celah hidung, mata, telinga, dubur, mata mereka
" keadaan ketiga manusia iblis itu sangat mengerikan. Bahkan yang sungguh
mengerikan, darah juga keluar dari pori-pori mereka walaupun tidak terlalu banyak.
Untung Lie Sian belum memiliki hasrat membunuh mereka bertiga, karena ia
berkepentingan mengorek keterangan keberadaan: Ya-Kun-Ta dan manusia iblis
satunya lagi yang melakukan pembunuhan di di kota Wu-Hou-Ci.
Sementara itu, dalam waktu yang bersamaan dengan Lie Sian melancarkan jurus


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Shen-yanzou-Konghou (Dewa memetik harpa), seorang pemuda berbaju putih
sederhana, berperawakan tegap, berwajah tenang, dengan sinar mata tajam bagai
anak dewa sudah berdiri dekat dengan Lie Sian. Ia berkata kepada diri sendiri.
"Lie Sian Mei-mei ".Wow " ?!! " bukankah itulah untaian khie-sinkang mujijat
yang disebutkan menurut cerita sebagai Di-zhen-bo dan Cha-yin-bo. Benar-benar "
luar-biasa ajaib dan dasyat".!!!"
"Tuyul mata keranjang " aku benci " aku benci dirimu " ada apa engkau datang
ke tempat ini?" Di sini tidak ada perempuan jalang yang dapat kau goda dan rayu
" hayo menggelinding jauh "!!!"
"Sian Mei " urusan kita, lebih baik kita tundah terlebih dahulu " itu lihat, tiga iblis tua hendak melarikan diri "!!!"
"Yi-Kui " angin besar, ayo kita cepat tinggalkan tempat ini sebelum gadis itu
menyerang lagi " "
San-Kui yang cerdik sudah mengetahui, mereka bertiga sudah terluka dalam, dan
tidak mungkin dapat melanjutkan pertarungan melawan gadis sakti itu. Dengan
langkah yang berat ketiga iblis itu ngloyor pergi dari tempat itu.
"San-Kui " kita semua terluka dalam " dan kurasakan luka-dalam ini hebat sekali
" sampai pori-pori di sekujur tubuhku juga mengalir darah. Aduh " luar-biasa
hebat ilmu gadis itu " kita harus segera mencoba mengobati diri."
"Yi-Kui " benar, gadis itu hebat sekali ilmunya " tetapi tidak usah kuatir, ia tidak akan berani membunuh kita karena ia membutuhkan obat anti- Yingyang dushe
(racun ular ying-yang)."
"Hei " jangan coba-coba lari dari tangan nonamu " siapakah yang menyuruh
engkau ngloyor pergi?"
"Er-Kui " jalan terus " jangan digubris wanita berbahaya itu " dan lihat, bukankah kehadiran pemuda berbaju putih tidak kita ketahui atau kita rasakan. Ia pasti
memiliki kepandaian tidak dibawah gadis itu. Coba perhatikan, bukankah beberapa
kali gadis itu menyebutnya "Tuyul", berarti pemuda itu memiliki kepandaian yang
istimewa, sampai gadis sakti itu menjulukinya demikian. AKu tidak yakin apabila
namanya memang tuyul."
"Perempuan siluman " engkau memukul kami dengan Shen-Ta-Lek-Ling-Quan "
ada hubungan apakah antara engkau dengan Sim Hong Long?""
"Sudah jangan bicara ngaco-belo tidak karuan " hidupmu sudah berada ujung
tanganku " aku tidak memiliki hubungan apa-apa dengan pendekar sakti Sim Hong
Long " sudah jangan banyak mulut, ayo katakan di mana dua iblis lainnya yang
berlomba membinasakan banyak pendekar di kota Wu-Hou-Ci."
"Engkau sombong sekali " umurmu tinggal enam hari karena racun Yingyang
dushe (racun ular ying-yang " he..he"he"aku tahu engkau ingin memeras kami
agar mengeluarkan obat pemunah racun itu " he"he"he" jangan bermimpi."
"Sian Mei " betulkah engkau terkena Yingyang dushe (racun ular ying-yang)?"
Yang Jing, pemuda itu, terkejut bukan kepalang mendengar Lie Sian terkena racun
luar-biasa jahat itu.
"Kalau ya " lantas engkau mau apa " senang" Susah" Atau apa" Mengapa
engkau masih memikirkan soal mati atau hidupku " bukankah lebih baik engkau
memikirkan kekasihmu itu " yang kau "pe " di warung bakmi itu?"
"pe "apa "pe?"?""
"Gadis siluman yang kau pe "." Lie Sian menatap Yang Jing dengan pandangan
marah, tetapi matanya menjadi panas karena air-matanya nyaris menetes. Cepat-
cepat ia berpaling ke arah lain.
"Sian Mei " apa maksudmu" Gadis siluman yang diwarung bakmi yang ku pe "
apa itu "pe?""
Yang Jing menjadi serba susah.
Sementara itu, tiga iblis pantai barat itu dengan tenang ngloyor pergi dan begitu sampai di hutan, mereka segera berlari secepat mereka dapat walaupun dengan
nafas yang tersendat-sendat.
"Sian Mei " apakah aku berbuat kesalahan besar, sehingga engkau tidak mau
menemuiku lagi " coba jelaskan, mungkin terdapat kesalah-pahaman di antara
kita. Siapakah gadis siluman yang kau maksudkan itu dan yang telah ku "pe ?"
itu?" "Tuyul mata keranjang " jangan dikira aku tidak melihat betapa engkau mempunyai
teman baru yang cantik jelita, sehingga tidak memikirkan teman lama, entah masih hidup atau sudah mati, bahkan " gadis siluman itu telah kau pe ". Pe ".?"
Yang Jing menunggu sambil menatap wajah Lie Sian yang ayu rupawan. Pada
waktu entah kebetulan atau tidak, sinar bulan yang mulai menggantikan peran
matahari yang mulai terbenam memancar begitu sempurna pada wajah Lie Sian.
Sehingga Yang Jing melihat kecantikan, keagungan, dan keindahan wajah ayu Lie
Sian " sampai-sampai ia melongo saking takjubnya.
"Hei " apa yang terjadi dengan wajahku sehingga menatapku seperti orang tolol
" !!"
"Sian Mei " wajahmu " wajahmu "!!!"
"Ada apakah dengan wajahku?"!!"
Tidak terasa Lie Sian meraba wajahnya, sehingga lengan bajunya agak sedikit
melorot ke dekat siku. Tangan kirinya yang tidak tertutup kain lengan itu, dengan naluri kegadisannya ia meraba atau lebih tepat mengelus wajahnya sendiri untuk
mengetahui ada apa pada wajahnya.
Gerakan ini semakin menambah keindahan wajah yang luar-biasa cantiknya.
Melihat ini, Yang Jing benar-benar terpesona. Hatinya berdebar-debar tidak karuan
" baru kali ini ia merasakan debaran jantung yang sangat aneh.
"Hei " tuyul mata keranjang " ada apakah dengan wajahku?"
"Sian Mei " wajahmu " wajahmu ".!!!"
"Wajahmu " wajahmu " apa ?"?"
Yang Jing tiba-tiba tersenyum .
"Senyum " senyum " i hh" ada apa dengan wajahku " mengapa engkau
tersenyum?"
"Sian Mei " katakan dulu apa yang kau dengan dengan kata-kata "pe" baru nanti
kuberi tahu soal wajahmu."
"Sialan " !! bukankah gadis siluman telah kau pe " pe "luk waktu di warung
bakmi?" "Ha"ha"ha"."
Kontan Yang Jing terpingkal "pingkal mendengar ini. Ia tertawa terbahak-bahak
sambil menutup wajah dengan tangannya sambil melihat Lie Sian dari celah-celah
jari-jemari tangannya.
Melihat ini, Lie Sian menjadi salah paham. Ia mengira Yang Jing mentertawakannya
" mempertawakan perasaan hatinya " mempertawakan dirinya. Hatinya menjadi
hancur dan perasaan pedih menusuk jantung begitu dalam. Air-matanya menetes-
netes membasahi wajahnya yang cantik jelita itu, kemudian tetesan air-mata itu
berubah menjadi tangisan yang memiluhkan hati. Yang Jing tidak melihat dengan
jelas hal ini, karena Lie Sian segera memalingkan wajahnya ke arah hutan di mana tiga manusia iblis itu melarikan diri. Tanpa berkata sepatah-katapun, ia berkelebat lenyap dengan mengerahkan Tong-Yi-he-kuang-Feng (menyatukan diri dengan
angin) sekuatnya. Yang Jing seketika terkesiap karena ia mendengar keluhan Lie
Sian yang disertai tangisan memiluhkan hati. Tangisan itu mendesah terbawa angin sehingga tertangkap oleh telinga Tianpin-Er. Betapa terkejutnya Yang Jing ketika meliuhat Lie Sian berkelebat memasuki hutan yang merupakan pintu gerbang
rahasia E-Liu Kong.
"Sian Mei-mei " jangan mengejar ke hutan itu " tunggu dulu " Sian Mei-mei
".tunggu!!! " Aduh " mengapa ia menangis begitu memiluhkan" Apakah yang
sedang terjadi dengan dirinya" Aduh celaka " bukankah ia terkena racun Yingyang
dushe (racun ular ying-yang) " Sian Mei?"?".!!!!"
BAB 26: SUMUR MAUT
Kepahitan dan kepedihan hati acapkali membuat seseorang kehilangan potensi
berpikir secara optimal. Dorongan perasaan yang terluka menyebabkannya tidak
memikirkan lagi baik atau buruk keputusan hidup yang diambilnya. Bukan
kemampuan berpikir cemerlang yang menjadi motor pengambilan sebuah
keputusan, melainkan keinginan untuk melampiaskan perasaan menindih hatinya
itulah yang menjadi raja, tuan, dan adrenalin untuk berbuat sesuatu.
Demikian juga dengan Lie Sian, ia menangkap keliru makna Yang Jing tertawa. Ia
menterjemahkan tertawa pemuda sakti yang mencintainya itu dengan ukuran
perasaannya yang sudah terluka akibat cemburu. Dengan tidak mengambil peduli
panggilan Yang Jing, ia mengepos ilmu gingkang Buyingzi (tanpa bayangan),
dengan gerakan yang disebut Tong-Yi-he-kuang-Feng (menyatukan diri dengan
angin), dengan segenap kekuatannya. Perlu diketahui Buyingzi pada waktu itu
adalah ratunya ilmu gingkang. Di sepanjang sejarah Wulin, hampir-hampir tidak ada gingkang yang dapat menandingi ilmu yang satu ini. Buyingzi semakin menjadi-jadi kehebatannya setelah Lie Sian menguasahi hawa sakti mujijat Di-zhen-bo dan Cha-yin-bo yang menjadi dasar kedasyatan Shen-Ta-Lek-Ling-Quan. Tidak diketahui
secara pasti siapakah pencipta Buyingzi, konon, menurut desas-desus kalangan tua dunia persilatan, Sima Huang, si Pendekar suling merah, itu sendiri yang
menciptakan ilmu gingkang ajaib ini. Dan entah dengan cara bagaimana Kho Tuan
Qing yang berjuluk Xiao Guihun (Siluman cilik), kakek angkat Lie Sian, dapat
menguasahi Buyingzi dan Hungchi (suling merah), sampai waktu itu tetap
merupakan sebuah misteri. Xiao Guihun, pendekar aneh, yang malang-melintang di
daerah utara hampir tidak menemukan tanding, disegani kawan dan ditakuti lawan
karena Buyingzi dan Hongchi Chuangdi (suling merah membelah bumi) ini juga.
Yang Jing yang terlambat satu gerakan, tidak dapat memperpendek jarak, bahkan
terasa olehnya bahwa ia tidak mungkin dapat menyusul Lie Sian yang bergerak
seperti bayangan, sangat cepat, dan gerakannya luar-biasa hebat seperti tubuh dan bayangannya saling berkejar-kejaran.
"Lie Siaaaann ". ". ". !!!!! Tunggu " " " !!!!!"
Lie Sian walaupun bergerak secepat bayangan, tetapi ia masih dapat mendengar
dengan jelas panggilan Yang Jing. Tetapi ia bukannya berhenti, sebaliknya ia justru menambah tenaganya. Jangan harap seorang jago silat biasa dapat melihat
berkelebatnya bayangan gadis berbaju hijau ini. Yang Jing sendiri menjadi terkejut mendapati Lie Sian dapat menyempurnakan Buyingzi dalam waktu yang begitu
cepat. Lambat-laun Yang Jing akhirnya tertinggal di belakang, dan akhirnya
kehilangan jejak Lie Sian, karena gadis sakti ini menghilang begitu saja seperti ditelan bumi. Dengan perasaan gelisah, sedih, penasaran, dan kuatir karena melihat Lie Sian terus masuk ke dalam hutan lebat bahkan semakin dekat dengan daerah
berbahaya, Markas E-Liuyu Gong.
"Lie Sian " ada apakah dengan dirimu, mengapa perangaimu berubah begitu rupa.
Aku tahu, engkau tidak membenciku " sorot matamu masih tetap sama seperti dulu
ketika memandangku " tetapi mengapa matanya yang terbuka seperti bintang itu
berkilat-kilat menahan kemarahan dan kesedihan yang hebat" Sian Mei-mei "
apakah engkau tidak mengerti perasaanku terhadapmu?""
Dengan gerakan gontai Yang Jing memasuki hutan lebat yang sangat ditakuti oleh
penduduk di sekitar daerah itu. Ia seperti melangkah biasa, tetapi sebenarnya, ia sedang mengerahkan ilmunya yang disebut: Shen De Bu Fu Tui Dong Yang
(Langkah Dewa Mendorong Samudra). Sepertinya ia tidak bergerak , padahal
seluruh hawa sakti di tubuhnya telah disatukan dengan arus Chi yang bergerak
secara abadi " ia berada di dalam status wu wei Y?eh ming bu sa ching (tidak
bertindak, tidak memiliki seperti Candraprabhabodhisattva). Kakinya bergerak aneh melakukan Chin-shih lu (Jalan batu dan tulang) melangkah menurut gerakan arus
Chi yang tidak kelihatan. Sedikit demi sedikit tubuhnya mulai diselimuti dengan sinar perak tipis. Inilah yang disebut bergerak menurut rahasia ketenangan, kosong,
bermuara ke arah gerakan angin. Seolah ia betul-betul tidak bergerak, hanya diam di tempat, namun terdengar suara seperti gerakan angin di selah-selah daun.
"Kong men quan! Menyusup ke pintu gerbang kekosongan, " Yu men quan,
menyatu dengan gerakan alam, angin, dan chi."
Kali ini Yang Jing membuat gerakan seperti seekor belut di pusaran air, tubuhnya nampak diam, namun terdengar suara,
"Wus"sst"wus"."
Dalam waktu tiga kali kejaban mata, ia sudah bergerak jauh sekali ke arah yang
ditempuh oleh Lie Sian.
Sementara itu, XI-HAI-SAN-KUI (Tiga Iblis Pantai barat) tidak menyadari bahwa
dara sakti yang barusan membuat mereka kebat-kebit hampir celaka, membayangi
mereka dalam jarak tidak kurang dari lima tombak.
"Yi-Kui, apakah kamu yakin dara siluman itu menyerang kita dengan Shen-Ta-Lek-
Ling-Quan" Apakah ia memiliki hubungan khusus dengan Sim Hong Long.
Bukankah pendekar itu bersama dengan jendral Zheng Yen An telah dikeroyok
habis oleh lebih dari empat-puluh datuk sakti dan terpukul dari belakang oleh Wang Hong Seng dengan Rong-ling-Cui-Quan (Ilmu pukulan pelebur sukma). Bukankah
seluruh keturunan kedua orang berbahaya ini telah terbabat habis bersama dengan
lenyapnya kitab rahasia Shen-Ta-Lek-Ling-Quan yang dipertahankan Sim Hong
Long kerahasiaannya sampai mati" Sungguh penasaran ... bagaimana tahu-tahu
ilmu ini dapat dikuasahi sampai tingkat yang begitu rupa oleh seorang gadis muda"
Sungguh penasaran " penasaran ". kita yang lama malang-melintang di dunia
kangouw, harus melarikan diri dari seorang gadis yang masih hijau."
"Hijau kentutmu!!! Er-Kui ... coba pikir pakai otak ... kalau ia masih hijau, tidak mungkin ia dapat menguasahi Shen-Ta-Lek-Ling-Quan sampai ke tingkat begitu
dasyat. Aku sudah mendengar dari Si Srigala Pencabut Nyawa Wang Hong Sen,
Shen-Ta-Lek-Ling-Quan bukanlah sejenis ilmu yang dapat dipelajari dengan mudah.
Walaupun kita bertiga mewarisi kitabnya, belum tentu dengan jenis otak seperti otak Er-Kui dapat mengerti ... dasar kera gila, omong seenak perutnya sendiri!!!"
"San-Kui, kalau otakku dogol seperti otak busukmu yang licik, masakan aku dapat
menguasahi ilmu jauh lebih tinggi dan lihai darimu."
"Ho ... ho ... ho ... kera dogol ... jangan dipikir karena ilmumu lebih tinggi dariku berarti engkau dapat mengalahkanku ... mau coba ... mau uji ... ayolah ... akan
kubuat tanganmu yang terlalu panjang itu membusuk ... !!!"
"Sudah ... sudah ... ayo kita segera menyembuhkan luka dalam yang tidak ringan
karena ilmu gadis maut itu. Tidak kusangka, akibat Shen-Ta-Lek-Ling-Quan yang
dilancarkan gadis itu, sampai-sampai bukan lagi keringat yang menetes tetapi darah
... ya, darah segar. Jantungku terguncang oleh sebuah kekuatan dasyat yang tidak dapat ditahan oleh hawa sakti yang sudah kulatih berpuluh-puluh tahun lamanya.
Bahkan hawa sakti yang kukerahkan seperti ditunggangi oleh tangan siluman yang
luar-biasa hebatnya ... babo ... babo ... sungguh berbahaya gadis itu."
Yi-Kui, orang tertua dari Xi-Hai-San-Kui, berkeluh-kesah sambil menahan perasaan nyeri di bagian dada dan telinganya. Mukanya pucat, tampak loyoh, dan langkahnya setengah terseret. Sungguhpun demikian, matanya mencorong ganas menahan
marah. "Yi-Kui, inilah akibatnya apabila kita terlalu memandang rendah lawan ... belum
sempat kita melancarkan ilmu-ilmu simpanan sudah harus menelan pil pahit. Dan
yang lebih memalukan ... kita harus me ... la...ri..kan...diri. Aku bersumpah ... akan kukuliti, kuhisap darahnya, dan kukeluarkan isi perutnya ... !!!"
Bergemeretak gigi-gigi Er-Kui menahan kemarahan dan dendam.
Tidak beberapa lama, mereka sampai di daerah hutan yang banyak ditumbuhi oleh
pohon palem dan bambu kuning. Pohon-pohon bambu dan palem itu seperti
ditanam menurut sistem tertentu. Dari semua arah dan jalanan yang diambil mereka tidak menunjukkan perbedaan. Semua serba sama!! Lie Sian yang mengikuti
mereka dari belakang tidak terasa tersenyum.
"Hmm ... rahasia barisan ribuan bambu dan pohon-pohon palem!!! Wow ...
kelihatannya jauh lebih hebat dari barisan Yousing Xing (barisan bintang) ciptaan kakek Kho Tuan Qing dan lebih ruwet dari jalan setapak menuju tempat pertapaan
shifu Tienshan guai gu lao (orang tua aneh dari Tienshan) di Rongzhan Pubu (air
terjun permadani). Hmm ... untung aku dapat mengikuti mereka, sehingga tidak
perlu susah-susah mencari pemecahan barisan ini. Harus diakui Si siucai keparat itu memiliki otak iblis yang hebat dan penuh strategi. Barisan ini saja sudah
menunjukkan, pemuda setan itu pasti ahli siasat perang yang jenius. Kurasa, para pendekar dan pasukan panglima Gan Bu Tong yang mau menyantroni tempat ini,
akan menemui kesulitan besar sebelum sampai di markas E-Liuyu Gong. Aku
berani menduga, di balik barisan ini tersembunyi alat-alat jebatan yang dapat
membunuh banyak orang, karena kelihatannya barisan ini diciptakan sebagai
benteng alam yang melindungi E-Liuyu Gong " sungguh hebat dan berbahaya.!!"
Dengan hati-hati sambil mengerahkan seluruh indra perasaannya, Lie Sian terus
membayangi ketiga manusia iblis itu yang juga terus bergerak masuk ke tengah
hutan. Tiba-tiba Lie Sian mendengar gerakan kaki dari arah dalam hutan di sebelah utara, barat dan timur. Gerakan tiga orang ke arah Xi-Hai-San-Kui ringan seperti tidak menimbulkan suara sama-sekali. Lie Sian segera mengerti, tiga orang yang
akan muncul itu jelas jago-jago silat yang kepandaiannya sudah tinggi sekali. Lie Sian terkesiap juga, karena tiga orang yang sedang berlari secepat terbang itu,
memiliki gingkang di atas jago-jago silat pernah ia temui.
"Hmm ... ilmu mereka pasti tidak di bawah Xi-Hai-San-Kui. Sepertinya, tidak berada di bawah Sakhya Yongsang. Yang dari arah utara dalam itu, lebih hebat lagi,
siapakah mereka ini?"
Belum sempat Lie Sian menduga siapakah gerangan mereka bertiga, tahu-tahu tiga
orang itu sudah berdiri berhadapan dengan Xi-Hai-San-Kui. Yang berdiri di sebelah kanan tampak meloloskan pedang panjang yang masih berlumuran darah segar.
Berkilat mata Lie Sian menatap orang ini. Segera ia dapat menduga, orang itu
pastilah: Ya-Kun-Ta atau Yakirata, datuk sesat dari Jepang, guru dari Miyoko.
Alisnya tinggi dan miring ke atas hampir bersentuhan dengan pilipis bagian atas.
Matanya sipit, bersinar sadis seperti kucing. Samurainya dipakai sebagai tongkat dan digerakkan seenaknya walaupun senjata itu berkilau-kilau saking tajamnya.
Yang luar-biasa, tanah yang tersentuh ujung samurai itu membentuk lubang-lubang
kecil yang halus lingkarannya dengan jarak yang nyaris sama antara satu lubang
dengan lubang lainnya. Lie Sian memperhatikan lubang-lubang dengan dahi
berkernyit. Diam-diam ia terkejut, karena hanya orang yang sudah mencapai ilmu
pedang yang sulit diukur tingginya yang dapat berbuat seperti itu. Gelombang hawa sakti yang disalurkan dalam tubuh samurai itu mendesir-desir bagai sembiluh
tajamnya. Mata Lie Sian bersinar membarah menahan hawa amarah yang sudah
naik sampai ke ubun-ubunnya, karena ia seperti melihat puluhan kepala pendekar
terbabat habis oleh tajamnya samurai itu.
"Hmm " manusia binatang!!! " jangan harap engkau dapat lari dari tanganku!!"
Kata Lie Sian dalam hatinya sambil menahan geram.
Yang berdiri di sebelah kiri juga seperti bukan orang Tionggoan. Tarikan dagunya lebih kaku dari orang Han, matanya tajam seperti mata musang. Tidak terlalu lebar, tetapi tidak sesipit mata Ya-Kun-Ta. Di punggungnya tampak sebuah pedang yang
berukir empat huruf kuno berwarna merah darah: San-Fang-Biao-Jian (Pedang
Kerajaan). Ujung pedang ini berwarna keemasan, sedangkan bagian tubuh pedang
bersinar seperti darah. Wajah orang ini ramah, tetapi sorot matanya tajam menusuk.
"Dengan ujung pedang itulah xiao-nao (cerebellum atau otak kecil) para pendekar
tercungkil keluar " pedang orang itu bergerak seperti menusuk dan mencungkil
bagaikan pedang algojo kerajaan yang melaksanakan penghakiman. Apakah orang
ini yang bernama Kim-Jung-Ho, seorang pendekar pedang dari Korea yang
kelihaiannya menggetarkan?"
Orang yang muncul dari utara-dalam adalah seorang tinggi kurus. Pada kepalanya
yang botak terhias ikat kepala dengan hiasan sebuah tengkorak bayi. Tengkorak
bayi itu tampak mengerikan karena dari mulutnya masih terlihat jelas darah yang
sudah mulai mengering, sepertinya ia baru saja menghisap darah kurbannya. Kedua
lengannya telanjang, kesepuluh jarinya memiliki kuku-kuku berwarna merah
kehitaman dan runcing-panjang. Ia muncul di tempat itu seperti siluman terbang dan membawah bau amis yang memuakkan. Lie Sian mengerling ke arah orang yang
seperti tengkorak hidup ini.
"iih " orang ini seperti tengkorak iblis saja. Matanya liar seperti setan. Dari cara ia memandang saja sudah kelihatan: iblis yang satu ini kejamnya bukan main.
Siapakah dia gerangan" Jelas ia orang Khitan. Mungkin iblis inilah yang berjuluk Iblis Tengkorak Darah, seorang tokoh silat nomer satu dan paling ditakuti di Khitan, namanya: Supuyan. Hmm " aku ingat, Xin- Long twako terluka oleh serangan anak
panah dari Yibasan, panglima perang Khitan yang lihai. Menurut berita yang tersiar santer, Yibasan murid tunggal Supuyun ini."
"Xi-Hai-San-Kui tampaknya terluka dalam " kelihatannya bukan luka-luka ringan!!
Binatang liar macam apakah yang sanggup melukai Xi-Hai-San-Kui sedemikian
rupa " ha"ha..ha..ha"!!!!"
"Tutup bacotmu, Yakunta!!! " kami terluka bukan berarti kami telah terjungkal dan keok "!!"
"Habis terluka dengan cara bagaimana " masa tidak terjungkal " kalau tidak
terjungkal, mengapa dari pori-pori merembes darah segar?"
Yakunta berbicara sambil matanya yang seperti kucing itu menyorot seperti
menembus di balik pakaian Xi-Hai-San-Kui. Mulutnya menyeringai setengah
mengejek. "Binatang macam itu " apakah lehernya lebih keras dari batu ini?"
Sehabis berkata demikian, dengan kecepatan yang luar-biasa hebatnya,
samurainya berkelebat seperti siluman menyergap, dan tahu-tahu batu sebesar


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tubuh manusia dewasa terpotong-potong menjadi tujuh bagian dengan irisan yang
rapi tanpa menimbulkan sempalan-sempalan kecil.
"Ai ih " sergapan samurai yang mengerikan " pantas, para pendekar dibuat tidak
berdaya karena jurus serangan ini tidak memiliki kembangan yang berarti, langsung pada sasaran dengan kecepatan dan tenaga sakti yang bukan main " aku harus
berhati-hati menghadapi samurai itu."
Berdebar juga hati Lie Sian melihat gerakan samurai yang luar-biasa dasyatnya.
Seperti guntur, begitu meledak, apa yang dekat dengan seketika hancur berkeping-
keping. Demikian juga dengan samurai di tangan Yakunta, begitu berkelebat, tujuh atau delapan tebasan sudah terjadi hampir bersamaan saking cepatnya. Yang lebih
mengejutkan, semua tebasan itu selalu mengarah pada tempat yang sama.
"Yakunta " engkau boleh saja menyombongkan ketajaman samuraimu, tetapi aku
berani tanggung, sebelum engkau sempat mengayunkan samuraimu, kedasyatan
ilmu siluman itu tahu-tahu sudah menghantarkan nyawamu ke tempat nenek
moyangmu tanpa engkau sempat menyadarinya!!!"
"Puaaah" omongan tahi kerbau!!!"
"Xi-Hai-San-Kui " siapakah orang itu " tampaknya engkau terluka bukan karena
ilmu pedang atau senjata lainnya, seperti tenaga sakti yang dihantarkan lewat
gelombang aneh yang dasyat sehingga sanggup memporak-porandakan
sinkangmu?"?"
Iblis tengkorak Darah sambil berkata demikian, ia beranjak mendekati Xi-Hai-San-
Kui. "iih " ilmu apakah yang dipergunakan orang itu, datuk sakti darimanakah ".?"?"
"Supuyan " matamu yang seperti mata jerangkong itu tajam juga. Dan otakmu
yang banyak terisi otak segala macam bayi ternyata hebat juga " memang kami
terluka bukan oleh senjata " tetapi oleh serangan ilmu " Shen-Ta-Lek-Ling-Quan
"!!!"
Seketika Supuyun melompat ke belakang saking terkejutnya. Bibirnya bergetar
mengulang perkataan San-Kui.
"Shen-Ta-Lek-Ling-Quan "!!! Shen-Ta-Lek-Ling-Quan "!!! Bukankah ilmu itu
sudah terkubur bersama Sim Hong Long?" Bagaimana bisa terjadi" Siapakah tokoh
itu" "Tokoh" tokoh " datuk "datuk "apa" Dia bukan seorang tokoh besar atau datuk
tua-rentah seperti dirimu " babo " babo " setan keparat!!! Dengan baik-baik "
dia itu " seorang gadis muda-belia " ya, gadis muda belia " babo "babo "
keparat jahanam!!!"
Yi-Kui berkata dengan mulut menggeram-geram saking jengkel, marah, tetapi
sekaligus penasaran.
Supuyan tidak kalah terkejutnya. Tiba-tiba ia menengadah ke atas " dari
kerongkongannya keluar suara lengkingan, seperti suara setan kubur. Lengkingan
itu digerakkan dengan ilmu hitam yang kuat sekali, sehingga terdengar sampai di
tempat jauh seperti lolongan srigala malam. Mendadak!! Lengkingan itu terhenti di tengah jalan, dan lehernya seperti tercekik oleh suara yang macet di dalam.
Terdengar suara suling yang gelombang suranya seperti mendesak balik suara
lengkingan Supuyan. Mata Supuyan seketika menjadi menyalah. Mendadak ia
menggerakkan kedua tangannya yang terlanjang ke arah tempat Lie Sian
bersembunyi. "Kuntilanak keparat " keluarlah kau ". !!!!"
Lie Sian yang tidak suka mendengar lolongan setan kubur , memutar balik ilmu
hitam yang menyelubungi khiekang yang digerakkan Supuyun dengan Hongchi
Chuangdi (suling merah membelah bumi). Dengan langkah tenang, Lie Sian keluar
dari balik rimbunan pohon bambu. Wajahnya yang cantik-jelita itu tersenyum,
sehingga terlihat deretan giginya yang berjajar rapi seperti mutiara. Matanya
bergerak-gerak lincah seperti mentertawakan enam orang badut tua.
"Aku tidak suka suara lolonganmu " seperti suara jerangkong " bukankah suara
suling lebih enak didengar " hi " hi ". Xi-Hai-San-Ku " jangan harap engkau
dapat lepas lagi dari cengkraman tangan nonamu. Dan "juga " samurai tumpul
tiada guna " dan pedang karatan " juga harus berurusan denganku karena
lengkingan para pendekar dari dalam kubur memintaku mengirim nyawa kalian
juga." Wajah Yakunta menjadi merah padam karena samurai yang mengangkat namanya
setinggi langit di negerinya, Jepang, dibilang tumpul tiada guna. Matanya terlihat semakin menyipit, dan sinarnya berkeredepan memancarkan kemarahan yang
meluap-luap. "Gadis sombong " jangan harap engkau dapat berbuat banyak menghadapi
samuraiku " sreeeeeeeeeeeeeeeeett".!!!"
Dalam saat yang tidak dapat dicegah oleh siapapun saking cepatnya, samurai yang
tajamnya menggiriskan sudah menyabet berkilat-kilat, entah berapa sabetan, persis pada leher Lie Sian. Beberapa dim sebelum bibir samurai itu mencium lehernya
yang putih mulus bagai sutra itu, tahu-tahu ia sudah berkelebat lenyap. Yakunta
hampir tidak mempercayai peristiwa yang terjadi di depannya. Dengan jelas ia
melihat gadis itu tidak mungkin dapat menghindar dari sebetan samurainya, karena ia sudah bergerak beberapa jurus terlebih dahulu dibanding dengan gerakan gadis
itu. Ia melonjak heran, dan sejenak menghentikan samurainya. Matanya menatap
Lie Sian yang berdiri di sebelah kirinya sambil tersenyum seperti gadis lugu yang tidak mengerti bahaya. Tetapi matanya, membuat darah Yakunta mendidih, karena
jelas sekali mata itu seperti mengejek.
"Sudah kukatakan samuraimu itu tumpul, kehilangan kemampuan bergerak cepat,
loyo " dan tentu saja " tidak berguna sama sekali " hi"hi"hi"lebih baik pulang
saja ke Jepang membantu nenekmu memotong ayam daripada membuat onar di
negeriku " tetapi ".aaah "kukira sudah terlambat " aku sudah bersumpah untuk
mengambil nyawa anjingmu "!!!"
"Keparat " anjing betina " kukuliti hidup-hidup kau!!!"
Kini Yakunta menyerang dengan mengerahkan ilmu-ilmu simpanannya. Sinar
samurainya berkelebat-klebat seperti bianglala yang susul-menyusul dan
bergelombang padat. Lie Sian tidak berani bermain-main lagi, segera ia memainkan ilmunya Huo Jiu Liu Quan (enam jurus rajawali api) di tangan kiri, sedangkan tangan kanannya yang memegang suling merah bergerak dengan Hongchi Chuangdi
(suling merah membelah bumi). Tentu saja Lie Sian tidak bersedia membenturkan
suling kesayangannya dengan samurai di tangan Yakunta. Oleh Sebab itu, setiap
ada kesempatan, tangan kirinya yang berisi hawa sakti Huo Jiu (rajawali api),
menyampok kejaran samurai itu seperti rajawali sakti mengepak sayapnya. Yakunta
merasakan, setiap kali samurai berdekatan dengan tangan kiri gadis itu, ia
merasakan dirus hawa panas yang bergelombang. Samurainya seperti dilebur di
dalam tungku api, sehingga ia merasakan gagangnya seperti barah api. Tangan kiri gadis itu sukar dicandak, bergerak aneh memainkan jurus-jurus yang luar-biasa
hebatnya. Sedangkan tangan kanan yang memegang suling merah memainkan ilmu
silat yang hebatnya tidak ketulungan. Sinar merah dari suling itu mencuat-cuat
seperti berupaya membelah bumi tempat Yakunta berpijak. Dalam beberapa detik,
Yakunta terdesak hebat, ia tidak kuasa memegang gagang samurainya, karena ia
merasakan tangannya sudah mulai melepuh. Dilain pihak, Lie Sian pun tidak begitu mudah mengalahkan raja samurai ini karena serangan-serangan samurai itu
berbahaya dan lihai. Sedikit saja ia terlena oleh kilatan sinar samurai, ia akan segera menghadapi malapetaka.
Menyadari gadis muda itu memiliki kesaktian yang langka, tenaga sakti yang bukan main dasyatnya, Yakunta sedikitpun tidak berani ayal. Yakunta memainkan
samurainya dengan hati-hati. Ia menghindari sebisanya pukulan-pukulan tangan kiri Lie Sian yang berkelebat-kelbat seperti rajawali api yang sedang menunjukkan
kekuatannya. Samurainya mulai diarahkan bukan kepada satu sasaran lagi,
melainkan ke pelbagai tempat yang berbahaya. Gerakan samurainya kini bergulung-
gulung menerbitkan desingan-desingan dingin yang menggiriskan hati. Kedua
tangan datuk dari Jepang menyatu dengan gagang samurainya. Tubuhnya agak
setengah membungkuk dengan kaki pada posisi terbuka lebar. Bagitu ia melihat Lie Sian berkelebat dengan suling merahnya, ia berusaha mendahului serangan itu
dengan cara memulti-gandakan serangan. Begitu Lie Sian menyerangnya dengan
satu pukulan, ia mendahului dengan empat atau lima kali serangan yang semuanya
mematikan. "Si ing " syaaat".syaat " siiingg"!!"
Serangan yang bukan main dasyat ini disebut: Bun Bu Ryo Do (sastra dan wushu
menyatu dalam pedang). Gerakannya hampir selaras dengan ilmu Hong In Bun
Hoat, bedanya ilmu ini menyatukan kekerasan dan kelembekan. Rahasia ilmu
sastra kaum samurai disalurkan dalam wujud serangan pedang. Kadang-kadang
seperti mencoret-coret di tanah, tetapi pada saat lain seperti melukis di udara. Hawa serangan kadang-kadang sangat dasyat membuat jantung kebat-kebit, tetapi pada
saat lain begitu lembek, seperti kehabisan hawa sakti. Ilmu samurai ini diciptakan oleh seorang tokoh pandai dari Jepang, Taira Tadanori, yang berkelana sampai di
dekat Yunani dan mempelajari gerakan ular-beludak dan kharakter ular ganas ini.
Ular beludak yang terkenal indah, tetapi ganas bukan main, memberi ilham baginya untuk menciptakan Bun Bu Ryo Do.
"Bun Bu Ryo Do "!!!"
Lie Sian dibuat tercengang oleh ilmu samurai yang kelihatan indah bukan main.
Selagi ia terpesona inilah, tahu-tahu "
"Si ing. ". Wuuus "..!!"
"Ayaaa ". Sungguh lihai dan berbahaya ". !!!"
Seru Lie Sian terkejut bukan kepalang, karena lehernya hanya selisih setengah dim saja dari ujung samurai yang berwarna kekuningan itu. Hampir saja kepalanya
dibuat terpisah dari lehernya. Seketika keringat dingin membasahi dahinya.
Lie Sian memperhatikan Bun Bu Ryo Do yang dimainkan oleh Yakunta. Ia tertarik
sekali, indah, mempesona, tetapi dasyat tidak mengenal ampun.
"Hmm " seandainya Tuyul Sakti itu berada di sini " tentu aku akan dapat
mempelajari ilmu ini " akan sangat indah kalau kumainkan dengan suling merahku
" tapi " tuyul gila perempuan itu " sudah melupakan aku " aah"!!"
"Aduh " !!!"
Karena melamun, hanya sekedipana mata, tahu-tahu pundak sebelah kirinya
terserempet samurai dan terasa pedih. Lie Sian mengeluh karena pundaknya
menjadi ngilu. Lie Sian sadar bahwa ia tidak boleh terlena oleh gerakan samurai di tangan lawan. Segera Lie Sian mengepos Buyingzi untuk menghindari serangan
bertubi-tubi yang sulit diduga arahnya itu. Ia tidak mengerti mengapa jalan
pikirannya menjadi kacau-balau begitu berhadapan dengan samurai di tangan
Yakunta. Segera ia menggerakkan hawa mujijat Di-zhen-bo dan Cha-yin-bo untuk
mengusir rasa pening yang tiba-tiba menyerang. Namun betapa terkejutnya Lie
Sian, karena rasa pening itu sepertinya lebih cepat menyergap sebelum hawa
mujijat itu sempat dibangkitkan. Sejenak ia melompat sejauh tiga tombak untuk
menghindari serangan samurai.
Ia berdiri tegak dengan suling merah dilintangkan di depan dadanya. Rasa pening
sepertinya sudah hampir tidak dapat dikontrol lagi. Tetapi ia berdiri tegak dengan sorot mata yang berkobar-kobar.
"Yakunta " berhati-hatilah " sepertinya ia hendak "."
"He " he "he ". Engkau salah, ia sudah terjatuh di tanganku " ini menandakan
bahwa aku, Yakirata, masih berada di atas Xi-Hai-San-Kui " he"he"he" dara
cantik itu akan menjadi milikku!!"
Dengan wajah tersenyum seperti iblis, Yakunta dengan samurai digenggam dengan
kedua tangannya mendekati Lie Sian. Matanya terbukan lebar, dan mulutnya sedikit terbuka. Jakunnya bergerak-gerak seperti ia menelan air-ludah berkali-kali. Memang datuk yang satu ini adalah datuk pemetik bunga. Tidak peduli istri orang, wanita sedang mengandung, nenek "nenek sekalipun, apabila nafsunya sudah bangkit, ia
tidak akan mempedulikan bagaimana keadaan dan kondisi calon korbannya, asal
mereka itu perempuan, ia akan memerkosanya.
Sejak tadi, begitu Lie Sian muncul, nafsunya sudah bangkit. Dadanya berdebar-
debar, dan air-liurnya mengalir hampir tidka bisa dikendalikannya. Selama ia
malang-melintang di Jepang, sampai dikejar-kejar oleh seantero pendekar samurai
di Jepang sehingga melarikan diri ke Tionggoan, ia tidak pernah melihat seorang
gadis yang memiliki kecantikan yang menyilaukan seperti Lie Sian. Polos, bebas,
dan berilmu tinggi. Seketika ia bertekad untuk memiliki gadis ini apapun yang terjadi.
Sementara itu Lie Sian menyadari racun Yingyang dushe (racun ular ying-yang)
mulai bekerja. Racun ini bekerja lambat, tetapi memiliki kekuatan yang mematikan.
Lie Sian merasakan gatal-gatal di pinggulnya sebelah kiri semakin menjadi-jadi.
"Aah " racun Yingyang dushe (racun ular ying-yang) sudah mulai mengganggu
jalan darahku" sungguh celaka " Yakunta kelihatannya juga dapat mencium
gelagat tidak beres dalam diriku."
Begitu Yakunta menyerang kembali dengan sodokan gagang samurainya, Lie Sian
berkelit sambil kembali melesat sejauh tiga tombak dari datuk samurai ini untuk
berpikir dan mencari jalan keluar mengatasi racun Yingyang dushe.
"Kalau kutotok pinggul sebelah kiri, maka bagian sebelah badanku akan tidak
lumpuh seketika " aaah " itu bukan jalan terbaik."
Pada detik yang paling berbahaya bagi Lie Sian, tiba-tiba ia teringat perkataan
kakek angkatnya, Xiauw Guiyun Kho Tuan Qing:
"Ha"ha"ha" dara bengal, kuntilanak cilik, suling buntut itu yang akan kau pakai
sebagai taruhan ". Dan kau katakan itu lebih bagus yang barang taruhanku" Kamu
tahu atau tidak, sulingku ini terbuat dari tanduk menjangan merah yang hanya ada di kutub utara, sudah berumur ratusan tahun. Dengan memegang suling ini, kau
akan tahan segala macam racun, dan juga bisa dipakai menyembuhkan segala
bentuk keracunan. Memiliki suara yang tiada bandingnya, karena ia dibuat oleh
seorang ahli suling, Sima Huang."
Tersenyum juga Lie Sian teringat perkataan Kakek angkatnya ketika pertama kali
berjumpa. "Hi "hi " hi " aku " berada di samping kakek siluman itu hidup begitu
menyenangkan dan serba menggembirakan .. "
Kini Lie Sian berusaha menjaga jarak dengan Yakunta sambil mencari kesempatan
untuk menyedot racun Yingyang dushe dengan Hongchi (suling merah).
"Hmm " sialan!! Bagaimana aku bisa menyedot racun keparat yang terletak di
pinggulku di depan iblis-iblis tua ini, terutama iblis samurai itu matanya membuat aku merasa jijik " aduh sialan betul " bagaimana ini?"
Melihat Lie Sian hanya berusaha menghindar dan mulutnya setengah meringis,
San-Kui segera dapat menduga apa sesungguhnya yang sedang terjadi.
"Ha " ha ". Ha ". Yakunta " Yakunta " sungguh lucu " sungguh menggelikan
" !!"
"Apa yang lucu ". Siapa yang menggelikan ". Jaga mulutmu, San-Kui, kalau tidak
ingin samuraiku merobek-robek isi perutmu yang berbau busuk itu.!!!"
"San-Kui " apa " yang lucu?" Yi-Kui juga terheran-heran mengapa San-Kui tiba-
tiba tertawa terbahak-bahak.
"Yang menggelikan itu Yankunta, mengaku si gadis siluman itu sudah tidak berdaya menghadapinya dan merasa dirinya lebih tinggi dari kita, padahal " ha"ha"ha"
sungguh lucu " melawan gadis yang sudah terkena racun Yingyang dushe (racun
ular ying-yang) dari tangan Yi-Kui, gadis yang sudah pening dan pusing keliling, eeeh " samurai tumpul itupun masih belum dapat menjatuhkannya " bukankah ini
sangat lucu dan menggelikan ".!!!"
Seketika wajah Yakunta menjadi merah-padam karena malu. Sebentar kemudian
berubah menjadi pusat. Sebentar ia menatap Lie Sian yang sedang mencari akal
untuk menggosok-gosok pinggungnya dengan suling Hongchi, dan di saat lain
memandang samurainya seperti orang sedang bermimpi.
"Ho " ho " ho " Yakunta mundurlah, sekarang tiba giliranku meringkus gadis itu
sebelum matahari terbenam, karena kita semua harus menghadiri pertemuan
penting dengan pangeran Zhu Wen Yang dan si Iblis Tua, Wang Hong Sen. Makin
cepat kita meringkus gadis itu " semakin baik, kalau perlu kita saling adu cepat menangkap kelinci cantik itu untuk kita serahkan kepada pangeran " tentu saja ia akan senang sekali daripada siang dan malam memimpikan calon mantu jendral
Gan Bing, puteri yang berbau harum itu " yang ini kecantikannya tidak kalah
secuilpun dengan puteri Namita yang sedang digandrungi pangeran " ayolah."
Bagaikan srigala-srigala ganas yang sedang berebut mangsa, keenam datuk sesat
itu melesat ke arah Lie Sian yang sedang "menyimpan" Hong Chi di balik celananya, tepat di bagian pinggul kirinya. Tentau saja Lie Sian menjadi kelabakan. Tidak
mungkin ia dapat menghindari serangan dari enam penjuru itu dalam keadaan
tangan kanannya "terjepit" pinggul kirinya. Sebelum Lie Sian berbuat sesuatu, tiba-tiba sebuah bayangan putih menyambar tubuhnya dengan kecepatan yang hebat
bukan main. "Hei ". !!!!! siapa berani bermain-main dengan kami ". Keparat, bosan hidup."
Seru San-Kui terkejut, karena munculnya bayangan putih itu tidak dirasakan sama
sekali oleh mereka berenam, tahu-thau sudah menyambar tubuh Lie Sian terhindar
dari sergapan mereka.
Enam datuk sesat itu terkesiap ketika serangan mereka mengenahi tempat kosong.
Seorang pemuda tampan sederhana berbaju putih mangkak berdiri sambil memeluk
gadis calon korban mereka dengan tangan kanan. Sinar mata pemuda itu bagai
anak dewa, mencorong tajam dan mengeluarkan perbawa yang luar-biasa
berpengaruh. "Enam orang tua dari kalangan atas persilatan " ramai-ramai mengeroyok seorang
gadis mudah yang sudah terluka akibat serangan curang dari Xin-Hai-San-Kui ".
Sungguh tidak patut dihargai " sungguh memalukan."
Xi-Hai-San-Kui mundur tiga langkah melihat kedatangan pemuda ini.
"Ho " pemuda misterius ini lagi " kayaknya ia lebih sakti dari gadis siluman itu. Yi-Kui ... Er-Kui " sementara ini mari kita tidak berurusan dengan pemuda itu " luka-luka kita perlu disembuhkan, mari kita segera kembali ke benteng, mungkin si Iblis Tua, Wang Hong Sen, dapat dibuat sadar dengan luka-luka kita bahwa seorang
pewaris pendekar sakti Sim Hong Long sudah muncul dengan Shen-Ta-Lek-Ling-
Quan. Dan Yi-Kui " coba engkau perhatikan wajah pemuda itu?"
"Ada apa dengan wajah pemuda itu San-Kui?"
"Peras otakmu yang dogol seperti kodok gila itu " bukankah ia mirip dengan jendral Zheng Yen ?"?"
"San-Kui " bukan hanya otakmu seperti kucing, matamupun jeli seperti mata
binatang gurun " ya, betul, terutama sorot matanya " seperti jendral sakti itu
bangkit dari kuburan dan ingin menuntut balas " wah " ayo kita segera kembali ke benteng, biar tiga orang tekebur menelan pil pahit dulu.!!"
Sementara itu Lie Sian segera bersyukur Yang Jing datang tepat pada waktunya. Ia marah kepada pemuda ini, tetapi di hati kecilnya, ia ingin pemuda ini segera datang terutama pada saat ia menghadapi bahaya. Lie Sian merasakan betapa tangan
yang kuat itu mendekapnya dengan kokoh seperti ia tidak ingin melepaskannya lagi.
Ia merasakan betapa tangan itu sedikit gemetar dan jantung pemuda itu berdegup
lebih kencang. Dengan lembut dan penuh kasih sayang tangan Yang Jing seperti
mengelus kepalanya, seperti ia menemukan kembali sebuah permata berharga
yang selama ini ia cari-cari. Begitu ia menatap, wajah yang tampan itu berhias
senyum " senyum yang sama " senyum yang selalu Lie Sian terima ketika masih
tinggal di goa Baigongdian, Lie Sian menundukkan kepalanya, dan rambutnya
panjang lembut itu seolah membelasi wajah Yang Jing.
"Jing Koko " kau lagi " !!!"
Dalam beberapa detik perasaan lembut menguasahi hatinya sehingga Lie Sian
menaruh kepalanya di dada Yang Jing yang bidang dan kokoh kuat itu. Ia merasa
tenang " sangat tenang " dan begitu aman " rasa aman yang bercampur
bahagia menyatu di dalam hatinya membuatnya tersenyum sambil meneteskan air-
mata. Ia sadar betapa ia merindukan Yang Jing siang dan malam " betapa ia
merasakan kehambaran yang menyiksa begitu berpisah dengan pemuda ini. Tidak
terasa hanya dalam sekilasan waktu, Lie Sian tersenyum dengan kedua mata
terpejam. Ia benar-benar sadar bahwa pemuda ini telah mengisi hatinya
sepenuhnya. Tetapi beberapa saat kemudian, ia segera mengangkat kepalanya kembali.
Perasaan marah, kecewa, cemburu, dan masgul menguasahi hatinya lagi. Masih
segar dalam pandangan matanya betapa Yang Jing saling berpelukan " lama "
dan " lama sekali dengan seorang wanita cantik, tinggi semampai, dengan
berambut begitu indah. Bibir wanita itu mungil, dan berbentuk indah. Wajahnya
agung bagaikan seorang putri. Dan begitu ia melihat dirinya sendiri, yang ia dapati betapa ia hanya seorang gadis gunung " tidak seagung gadis itu. Seketika,


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

perasaan sedih dan marah " serta " cemburu semakin berkobar merasuki
jiwanya. Segera ia menyentakkan tubuhnya dengan keras sampai ia hampir jatuh
karena pinggulnya masih terasa sakit, walaupun jalan darah di tubuhnya sudah
lancar kembali. Ia mencabut Hongchi dari pinggulnya. Suling itu bersinar lebih
merah dari sebelumnya.
"Tuyul mata-keranjang " lepaskan aku " mengapa kau lagi yang datang "
mengapa " apakah engkau hendak menghina dan menertawakan wajahku,
mulutku, mataku, rambutnya yang tidak seindah bidadarimu di warung bakmi itu" "
lepaskan " ayo lepaskan ". !!!"
"Aaah "Lie Sian Mei-mei " mengapa harus begitu" sabarlah " lupakan dulu
persoalan kita, coba lihat itu, enam datuk yang berbahaya agaknya hendak
menyerang kembali."
"Pergilah dari hadapanku " aku tidak ingin engkau menyakiti hatiku lagi " sudah
cukup " sudah cukup " pergilah " Wahai Zheng Yang Jing, pendekar Bayangan
Dewa " aku Coa Lie Sian " " aku " aku .. hanyalah gadis liar, gadis gunung "
aah " sudahlah " biarlah aku menghadapi persoalanku sendiri dengan ujung
Hongchi yang sangat setia menemaniku?"
Dengan air-mata bercucuran, Lie Sian kini menyerang: Yakunta, Datuk samurai dari Jepang dengan ilmu samurainya yang hebat, Bun Bu Ryo Do (samurai sastra dan
silat); Datuk nomer satu dari Korea: Kim-Jung-Ho, seorang pendekar pedang dari
Korea yang kelihaiannya menggetarkan. Ilmu pedang yang disebut Zai-Feng-Wu-
Dao (Menari di atas angin) sukar dihadapi oleh siapapun pada jaman itu. Dan,
Supuyan, si Iblis Tengkorak Darah. Iblis ini memiliki tiga andalan ilmu yang
membuat namanya menjulang tinggi di Khitan.
Ilmunya yang pertama disebut Xue-ye-guge-tu-le-diyu-huo (Tengkorak darah
menyebar api neraka), ilmu memainkan ronce-ronce yang ujungnya dipasang
tengkorak bayi. Ilmu ini berdasarkan Yang-sinkang dan diramu dengan racun dan
ilmu gaib khas bangsa Khitan. Sepuluh jari tangan yang berkuku runcing menjadi
pasangan ronce-roncenya dan menjadi senjata yang sukar sekali dilawan. Begitu ia memainkan ilmu ini, hawa disekitarnya akan berselimut kabut hitam beracun yang
dapat membakar saluran darah di paru-paru lawannya.
Ilmu kedua dinamakan: Xueye-guge-qiequ-yu (tengkorak darah mencuri mustika),
ilmu totok yang memiliki delapan belas gerakan. Totokan-totokan yang semuanya
mengarah kepada delapan belas jalan mematikan. Gerakannya lambat, tetapi begitu
mendekati sasaran akan berubah cepat sambil mengeluarkan hawa sinkang
beracun yang disalurkan lewat sepuluh jari di tangannya.
Ilmu ketika disebut: Xue-ye-guge-chang-zhiming-gequ (tengkorak darah
menyanyikan lagu elmaut). Ilmu yang paling ditakuti oleh lawannya. Ilmu yang
berdasarkan kehebatan khiekang ini seperti lolongan srigala naik-turun, tinggi-
Pedang Dan Kitab Suci 22 Kait Perpisahan Serial 7 Senjata Karya Gu Long Pendekar Laknat 12
^