Pencarian

Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8

Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan Bagian 8


rendah, mengalunkan lagu elmaut. Bau amis seketika akan keluar dari mulutnya,
bau inilah yang menyelinap dalam lengkingan suara itu kemudian mendesak
jaringan otak lawan, sehingga lawannya seketika mati dengan mata mendelik.
Lie Sian kini tidak hanya menggerakan tenaga sakti Huo Jiu (rajawali api), tetapi memainkan ilmu silat ciptaan Tienshan guai gu lao (orang tua aneh dari Tienshan), gurunya. Huo Jiu Liu Quan (enam jurus rajawali api) yang memiliki enam jurus ini sudah lama sekali tidak muncul di dunia persilatan, kini, tahu-tahu dimainkan oleh seorang dara muda dengan kematangan yang mendekati kesempurnaan ilmu
penciptanya sendiri.
Karena dorongan rasa benci dan jijik terhadap Yakunta, gadis sakti yang sedang
marah dan sakit hati ini mengarahkan jurusnya yang pertama yang disebut Huo Jiu
caijian Shan (rajawali api membelah gunung) sehebat-hebatnya ke arah Yakunta.
"Huo Jiu caijian Shan " hiaaaaaaaaaaaaaaatt ".. !!!!"
Yakunta terkejut bukan kepalang, karena dari kedua tangan gadis itu sekonyong-
konyong mengeluarkan daya dorong yang panas sekali ke arah tiga bagian
berbahaya dalam tubuhnya. Tubuh gadis itu menyambar-nyambar dengan
mengembangkan kedua tangannya bagaikan rajawali yang sedang murka. Yakunta
dalam terkejutnya segera memainkan ilmu samurai andalannya: Bun Bu Ryo Do
(samurai sastra dan silat). Dengan gerakan seperti melukis di udara, ia menyambut serangan Huo Jiu caijian Shan sambil mengeluarkan bunyi mendesis tidak henti-hentinya.
"Bun Bu Ryo Do " hhuu " hhu".!!!"
Lie Sian yang sudah mengenal kehebatan ilmu ini tidak ambil peduli lagi dengan
segala macam keindahan yang diperlihatkan, dengan reaksi datar dan tanpa
ekspressi, tahu-tahu tangan kirinya menyampok laju samurai dengan pengerahan
Huo-Jiu pada tingkat puncak yang dimilikinya. Yakunta merasakan betapa gagang
samurai yang dipegang dengan kedua tangannya seperti bergetar, dan arus hawa
sakti bergulung-gulung seperti api membakar "membelah" tangannya. Dengan
keringat menetes-netes bagaikan ketel menguap, Yakunta mempertahankan
samurainya dengan sekuatnya, tetapi belum sempat ia melakukan reaksi yang
sewajarnya, tangan kanan Lie Sian sudah mengancam pelipisnya. Tangan kanan
yang digerakkan bersamaan dengan melayangnya tubuh gadis yang seperti rajawali
itu, tidak mungkin dapat dihindari lagi oleh Yakunta, karena gerakan gadis itu yang dilakukan dengan Buyingzi, jauh lebih cepat dari reaksi reflek Yakunta.
"Plak " plak " plak " ayaaaaaaaa"..!!!"
Terdengar suara "plak" sebanyak tiga kali dan terjadi begitu cepatnya, tahu-tahu tubuh Yakunta sudah melayang jatuh dekar si Iblis Tengkorak Darah yang segera
memapaki tubuh melayang itu dengan tangan kirinya. Yakunta jatuh terembab
dengan pundak kirinya terbakar hangus. Tetapi yang hebat, ia dapat
mempertahankan samurai dan pelipis kirinya dari ancaman maut gadis cantik itu.
Tubuhnya bergetar menahan nyeri dan luka bakar yang ia tahu bukan luka ringan.
Sungguhpun demikian, ia tidak tampak menyerah. Segera ia hendak merangsek
lagi, tetapi belum ia sempat beranjak, Supuyan, si Iblis tengkorak darah
mencegahnya. "Yakunta " perlahan dulu " kukira gadis itu sudah tahu titik kunci kelemahan
ilmumu. Dengarlah " "
Supuyan terlihat berbisik di telinga Yakunta, dan begitu selesai ia berbicara, Iblis berkepala botak dengan ikat kepala tengkorak bayi meringis ini menoleh ke arah Lie Sian. Matanya berkilat:
"Hmm " gadis liar " cobalah ilmuku ".!!!!"
Dari mulut Supuyun tiba-tiba keluar lengkingan yang menyerupai lolongan srigala
malam. Makin lama lama makin tinggi dan mengalun naik-turun menusuk-nusuk
jantung. Bau amis yang sangat memuakkan menyeruak bersamaan dengan
gelombang bunyi itu ke arah Lie Sian berdiri. Tetapi " aha " yang diserang malah tersenyum manis sekali. Dengan tenang ia mengeluarkan suling merahnya,
menaruh satu lubangnya pada bibirnya yang segera membentuk kuncup yang indah
sekali. Dalam waktu sedetik, berkumandang nyanyian indah: Chi Re Jiang Shan Li
(Hembusan angin musim semi membawa aroma harum bunga-bunga dan rumput).
Namun di balik keindahan nada lagu ini, ternyata bermuatan hawa sakti mujijat Dizhen-bo dan Cha-yin-bo.
Supuyan menjadi mencelat saking terkejutnya, dan dari mulutnya mendesis:
"Shen " ta " lek " ling ". Quan ". Apakah hubunganmu dengan Sim Hong Long
"Aaah ?"
Belum habis ia berkata-kata, dari mulutnya menyembur darah segar
"Huaak " keparat!!!"
Kesalahan besar yang dibuat Supuyan ialah menyerang Lie Sian dengan ilmu yang
berdasarkan khiekang. Walaupun ilmu Xue-ye-guge-chang-zhiming-gequ (tengkorak
darah menyanyikan lagu elmaut) andalannya sangat hebat dan ditakuti banyak
lawan, justru ilmu ini menjadi makanan empuk shen-ta-lek-ling-Quan. Supuyan
belum sempat bertempur, belum sempat mengadakan aduk kesaktian yang
sebenarnya dengan Lie Sian harus terluka karena serangan ilmu yang dibalikkan
oleh Lie Sian dengan hawa sakti mujijat Di-zhen-bo dan Cha-yin-bo.
"Ayo " kerjakan!!" katanya setengah berbisik ke arah Yakunta dan Kim Jong Ho.
Mendadak ketiga datuk itu melesat cepat menuju ke arah Xi-Hai-San-Kui, benteng
E-Liuyu Gong. "Hei " jangan lari "!!!"
Lie Sian tanpa berpikir panjang mengejar mereka. Ia menjadi sedikit bingung karena yang dikejar memecah diri ke arah tiga arah. Yang Jing yang semenjak tadi terpukul bathinnya melihat sikap Lie Sian ke arahnya menjadi terkejut melihat Lie Sian
mengejar Yakunta yang mengambil kiri E-Liuyu Gong.
"Sian Mei-mei " jangan mengejar "!!!"
Tetapi mana mau Lie Sian mendengar Yang Jing karena ia sudah bersumpah untuk
mengambil nyawa Xi-Hai-San-Kui, Yakunta, dan Kim Jong Ho karena mereka
membinasakan banyak pendekar secara sadis. Selain itu ia memang berkeinginan
untuk melabrak E-Liuyu Gong untuk membalas kematian Shi Xin Long yang
dianggap binasa.
Kembali Lie Sian berlari secepat terbang. Tetapi yang dikejar tahu-tahu sudah
menghilang di jalan menikung yang ditumbuhi tumbuhan bambu yang lebat sekali.
Lie Sian tidak mengambil pusing segera ia memasuki tempat itu juga. Mendadak ia
terkesiap, karena begitu ia menikung ke arah rimbunan bambu ia itu, tiba-tiba ia merasakan kakinya menginjak tempat kosong. Ia tidak sempat menarik kakinya,
karena ia bergerak sangat cepat, sehingga gerakan kaki kiri dan kanan hampir tidak memiliki perbedaan waktu yang signifikan, tahu-tahu tubuhnya ". Melayang di
tempat kosong. Ia terkejut dan berusaha untuk mencari pegangan, tetapi ia melihat makin kedalam lubang tempat ia terperosok semakin lebar. Lie Sian menjadi panik
sehingga mengeluarkan jeritan yang disertai Khie-Sinkang berkumandang jauh
sekali. Yang Jing yang sedang berusaha mengejar Lie Sian menjadi terkejut. Berdasarkan
sumber jeritan yang keluar dari mulut Lie Sian, ia melesar ke tempat itu. Ia berhati-hati karena tiba-tiba bentuk jalan di depan berubah menikung dengan situasi yang mencurigakan. Dengan perlahan ia melewati jalan setapak yang menikung dan
banyak ditumbuhi pohon-pohon bambu itu. Ketika ia menikung, ia melihat suling
merah milik Lie Sian tergeletak di jalan setapak di depannya. Hatinya seketika
mencelos. "Apakah yang terjadi dengan Lie Sian?"
Dengan mengerakkan hawa saktinya, Yang Jing berteriak memanggil Lie Sian
"Lie Siaaaaaaannnn ?"!!!!!!"
Tetapi suaranya seperti ditelan oleh kegelapan hutan. Hatinya menjadi gelisah,
karena hari mulai malam, dan hutan itu begitu padat oleh pohon bambu. Yang Jing
berpikir keras. Ia duduk bersila di bawah rimbunan bambu. Dengan menggerakkan
ilmu Shen De Bu Fu Tui Dong Yang (Langkah Dewa Mendorong Samudra) ia
berusaha mencari gerakan arus Chi yang terkuak oleh gerakan Lie Sian. Ia
merasakan gelombang suara yang kecil sekali yang sepertinya disampai oleh " Lie
Sian " dari dalam " perut bumi dekat dengan tempat ia menemukan suling Merah
milik Lie Sian.
"Lie Sian terjebak " dan terperosok ke suatu tempat yang kurasakan berada di
sekitar ini."
Segera Yang Jing bangkit, dan perlahan-lahan kembali ke jalan setapak itu. Dengan mengerakkan ilmunya Shen De Bu Fu Tui Dong Yang, Yang Jing menggeliat seperti
belut dan menengkurap seperti naga. Tubuhnya yang tengkurap itu merayap begitu
ringan, seolah-olah ia sedang meniti pada garis-garis arus Chi yang tidak kelihatan di tempat ia berpijak. Sedikit demi sedikit tubuhnya mulai diselimuti dengan sinar perak tipis. Mata Yang Jing yang tajam segera melihat, tempat ia merangkak itu
ternyata kosong.
"Aah " benar " lapisan tanah di jalan setapak itu adalah buatan, dan memang
dipersiapkan untuk menjebak Lie Sian dengan cara menyesatkan Lie Sian dengan
barisan pohon-pohon bambu."
Dengan mengepos ilmunya, Yang Jing berusaha menyatukan dirinya dengan arus
chi yang meluncur deras bagaikan benang-benang gaib ke arah sebuah lubang
yang tertutup lapisan tanah yang tipis sekali. Begitu sampai di tempat itu, Yang Jing segera memilin-milin bajunya dan di sambung dengan pohon-pohon bambu, ia
mulai merayap turun ke dalam lubang itu. Semakin kedalam semakin melebar, dan
semakin gelap keadaannya. Tetapi sungguh tidak menguntungkan keadaan Yang
Jing, ternyata bambu-bambu yang ia pakai tidak juga panjang untuk dipakai sebagai tali menuruni lubang perut bumi itu. Dengan mengambil keputusan cepat, Yang Jing segera melayang ke atas dengan maksud mengambil lagi ruas-ruas bambu. Tetapi
sebelum maksudnya tercapai, tiba-tiba ia mendengar tawa nyaring dari atas.
Mengikuti suara itu, ratusan obor sudah menerangi lubang di mana Yang Jing
sedang menggelantung .
"Ha "ha"ha".Tianpin-Er " Tianpin-Er " dengan tulus hati aku menawarkan
untuk pengangkatan saudara dengan ku, dan akan hidup mulai di sampingku
sebagai adik angkat calon kaisar dinasti Ming yang baru, engkau malah memilih
jalan hidup yang lain " ha"ha"ha" dan kini engkau menggelantung bagai
seekor kera. Tahukah engkau berapa dalam sumur itu?"
Yang Jing mengenal baik suara ketawa itu. Itulah suara pangeran Zhu Wen Yang.
Zhu Wen Yang mengambil sebuah batu sebesar kepala manusia, kemudian
dilemparkan ke dalam lubang itu. Yang Jing melihat batu itu meluncur " tetapi lama sekali, dan jatuhnya hampir tidak menimbulkan bunyi apabila ditangkap dengan
mata biasa. "Tianpin-Er " kekasih hatimu mungkin sudah menjadi seonggok daging yang
hancur di dasar sumur itu " percuma engkau berusaha mencari apalagi
menyelamatkan. Kini dengarlah saranku " ini kesempatan baik yang perlu kau pikir dengan waras. Aku tahu siapakah engkau adanya " siapa ayahmu dan siapa
ibumu. Ayahmu telah mengkhianati ayahku, kaisar yang sah. Tetapi sudahlah, aku
tidak ingin mengungkit-ungkit sejarah busuk. Aku akan membiarkan engkau pergi
hidup-hidup apabila engkau bersedia mengelupas sedikit kulit lehermu yang
terdapat lima tahi lalat berwarna hitam kemerah-merahan dan membentuk Hong-
Xin-Yue (bulan sabit merah) hasil lukisan ibumu yang ahli membuat tatto itu."
"Xhu Wen Yang " aku tidak memiliki kata-kata lain lagi bagimu " dan aku juga
tidak begitu bodoh melukai diriku sendiri dengan menguliti leherku sendiri "
pergilah " aku tahu Lie Sian masih hidup di dasar lubang ini."
"Ha"ha"ha " tidak ada seekor mahlukpun dapat hidup begitu masuk ke lubang
itu. Selain dalam, lubang itu terbuat dari batu alam, dindingnya adalah batu-batu gunung yang tebalnya lebih dari limapuluh kaki " bagaimana, apakah engkau ingin
hidup " mata dengan tubuh hancur luluh?"
"Zhu Wen Yang perbuatlah apa yang engkau mau " aku menyudahi basah-basih
tiada guna manusia semacam dirimu."
Zhu Wen Yang menjadi marah bukan kepalang. Dalam lubuk hatinya, ia ingin
mengangkat Yang Jing menjadi pembantunya karena kepintaran dan kehebatan
ilmu pemuda itu. Selain itu, ia membathin, Yang Jing lah pemuda satu-satunya yang pernah ia jumpai yang memiliki hal-hal banyak yang tidak dapat ia tandingi. Hatinya menjadi benci karena iri. Ia lebih baik melenyapkan pendekar muda itu apabila tidak bersedia membantunya. Timbul kebencian yang makin hari makin besar apabila
mengenang bagaimana Yang Jing dapat mengalahkannya dalam sebuah
pertarungan ilmu silat.
Melihat sikap Yang Jing sangat menyakiti hatinya, Zhu Wen Yang tiba-tiba memberi aba-aba kepada ratusan prajurit yang datang bersamanya.
"Lenyapkan pemuda busuk itu " lempari dengan batu sampai mati " setelah itu
harus kembali ke markas, karena besok menjelang subuh kita mengadakan
menyerbu besar ke ibukota Peking " bunuh pemuda gila itu sebagai korban
pertama baginya hancurnya pemerintahan Yongle si keparat."
Begitu mendengar perintah Zhu Wen Yang, ratusan prajurit itu menghujani Yang
Jing dengan batu-batu sebesar kepala manusia. Ratusan batu dengan berbagai
ukuran bagaikan dirontokkan dari langit meluruk ke arah Yang Jing menimbulkan
suara yang bergemuruh dasyat sekali.
Yang Jing melihat ratusan batu itu menerjang deras ke arah dirinya. Ia segera
mengerti jiwanya berada dalam ancaman maut. Dengan cepat Yang Jing
mengambil keputusan untuk menggerakkan ilmu Shen De Bu Fu Tui Dong Yang
pada tingkat yang paling akhir yang disebut: Yuan Jin Wuzhi (seperti ulat memasuki kehampaan). Ia tidak melawan luncuran batu itu dengan pukulan atau dorongan,
bahkan sebaliknya ia membiarkan dirinya menyatu dengan kekuatan meluncur batu-
batu itu. Dirinya betul-betul seperti seekor ulat yang lunak dan elastis. Kemanapun meluncur, ia seperti ulat yang mandah saja ditekuk, dihempas, digulung, dan
dipontang-pantingkan oleh luncuran batu-batu itu. Saat itulah Yang Jing betul-betul bergerak menjadi satu dengan gerakan arus gerakan batu yang hebat dan susu-menyusul. Tubuh Yang Jing yang bergerak luwes dan elastis itu berpindah-pindah,
dari satu batu ke arah batu yang lain. Walaupun ia tidak urung mengalami luka-luka yang mengeluarkan banyak darah di sekujur tubuhnya, tetapi batu-batu itu tidak
cukup kuat untuk menembus kekuatan lembek dari Yuan Jin Wuzhi.
Beberapa saat kemudian, Yang Jing merasakan tubuhnya menyentuh di sebuah
tanah datar. Ia berdiri tepat di batu yang ke tujuh satu, batu terakhir yang membawa dirinya ke bawah. Ia menghela nafas panjang melihat betapa banyak luka gores dan lebam yang diakibatkan oleh batu-batu itu. Tetapi ia juga bersyukur karena dengan adanya batu-batu itu ia memiliki tempat untuk mendarat di dasar lubang dengan
selamat. Lubang sumur itu gelap gulita. Hampir-hampir matanya tidak dapat melihat sesuatu.
Tetapi ia masih dapat mendengar tarikan nafas dua orang tidak jauh dari tempat ia berdiri. Yang satu berat, dan yang lainnya ringan.
BAB 27: RAHASIA BESAR TERKUAK DI SUMUR MAUT
Hawa sakti Shen De Bu Fu Tui Dong Yang membuat tubuh Yang Jing seperti
berselaput sinar perak tipis. Dengan hawa sakti yang mendesir-desir di seluruh
tubuhnya ini, Yang Jing dapat menangkap hampir setiap unsur gerak dan
gelombang di sekitarnya yang tidak dapat ditangkap oleh indra manusia secara
normal. Arus Chi yang tersibak akibat benda-benda yang jatuh dari atas, bergerak berputar secara gaib membentuk "ci xing bo lang" (gelombang magnetik). Karena
sifat Shen De Bu Fu Tui Dong yang mengikuti setiap gerak dan gelombang yang
menyentuhnya, membuat Yang Jing dapat merasakan di dalam kegelapan bahwa
selain dua tarikan nafas yang tidak jauh dari tempatnya, ia juga dapat merasakan adanya ribuan benda-benda lembut, licin, dan berlendir bergerak-gerak seperti
tangan-tangan halus yang menggapai-gapai ke langit.
"Itu bukan benda mati, tetapi ribuan benda hidup yang bergerak terus menerus.
Sebagian badannya bergerak di dalam perut bumi, sedangkan sebagian lainnya
muncul di permukaan. Gerakan mereka lembut seperti tidak memiliki tulang
belulang. Di tengah-tengah gerakkan yang ditimbulkan oleh mereka, arus Chi
mengalir begitu kuat . Apakah itu" Di manakah Lie Sian dan tarikan nafas siapakah itu?"
Yang Jing tidak berani gegabah mereaksi apa yang ia rasakan. Perlahan-lahan ia
mengambil sikap bersila sambil memutar badannya dengan gerakan Yuan Jin
Wuzhi (seperti ulat memasuki kehampaan). Putaran tubuhnya bergerak selaras
dengan gerakan halus lembut dari ribuan binatang di sumur itu, begitu halus, lembut dan hampir tidak menyertakan gerakan otot dan tulangnya. Mukanya menghadap
persis ke arah benda-benda hidup di depannya. Ia memejamkan matanya, mulailah
ia membangkitkan seluruh indra perasaannya menuju ke puncak kekosongan yang
disebut: Liuxia-shen ti, can yu ling hun (meninggalkan tubuh, menyisahkan roh).
Pada kondisi seperti ini, Yang Jing berada dalam status kosong, seluruh gerakan
mekanik: seperti otot, tulang, urat-syaraf, dsbnya dalam status "mati sirih", tetapi "Fo jiao de di gan jue" (perasaan sang Buddha), perasaan yang bekerja seperti "Xin
zhang yan jing" (mata hati) seperti menggantikan kerja indera lainnya. Dalam status seperti ini, pikiran Yang Jing masih bekerja normal:
"Aaah " ada sesosok tubuh, dengan tarikan nafas halus, berada dalam
"bungkusan" ribuan tangan-tangan halus, licin, dan berlendir itu, tepat berada di tengah-tengah. Aaah " tarikan nafasnya mulai tersumbat oleh sesuatu dan kini
kudengar hanya detak jantungnya yang tersisa. Aku harus bergerak cepat, sebelum
terlambat. Aaaah " jangan-jangan itu Lie Sian yang ditangkap oleh ribuan tangan-
tangan binatang licin itu pada saat jatuh."
Dengan perlahan-lahan Yang Jing menarik Hai she linjin (ular laut berisisik emas) yang disebut-disebut di dunia kangouw sebagai Zhenli-zhengyi Xiangzheng
(Lambang kebenaran dan keadilan dunia persilatan) dari balik bajunya. Bagitu
dicabut keluar, Hai She Linjin memancarkan sinar emas di kegelapan. Yang Jiang
hanya membutuhkan waktu sedetik menggunakan sinar suling itu, karena pada saat
yang sukar dihitung dengan waktu cepatnya, tahu-tahu tubuhnya melesat bagaikan
sinar sinar hitam sambil menyabetkan tubuh suling itu tepat di bagian bawah dari tangan-tangan yang sedang membungkus sesosok tubuh itu. Terdengar suara:
"Craaaaassss ". Blep"blep ".bleeep"!!!!"
Yang Jing sangat terkejut, karena begitu sulingnya membabat "ribuan tangan-
tangan itu" muncratlah lapisan lendir yang berbau harum tetapi memuakkan.
Seketika sesosok tubuh yang disambarnya meluncur jatuh. Ia tidak berhasil
menangkap tubuh itu disebabkan lapisan lendir yang memiliki tingkat kelicinan yang maha tinggi seperti selimut membungkus tubuh itu. Yang Jing terkesiap, namun ia
tidak bisa mempikir panjang lagi. Dengan mengambil keputusan kilat, sambil
menggerakan ilmu Shen De Bu Fu Tui Dong Yang dengan jurus yang disebut: tui-ji-
li-liang, qie-qu-neng-liang (Mendorong kekuatan, mencuri energi), kembali Tianpin-Er meluncur seperti belut berenang di permukaan lumpur yang licin, ia bukan
menangkap tubuh itu, melainkan mendorong ke atas, setelah itu seperti ia
meminjam "kelicinan" lendir yang menyelubungi tubuh itu, tangan kirinya berputar dari atas ke bawah, kemudian di kuti dengan tangan kanan yang berputar kebalikan dari tangan kiri, dari bawah ke atas; sedangkan tubuhnya melengkung seperti naga melibas mangsanya. Pemandangan yang luar-biasa terjadi, tubuh itu seperti
bergerak berputar sebentar dari bawah ke atas, kemudian balik dari atas ke bawah, dan meluncur begitu cepat mengikuti tubuh yang melengkung seperti naga itu
menjauh ribuan-ribuan tangan yang sepertinya turut terjulur untuk merebut kembali tubuh yang hampir menjadi santapan lezat selama beberapa hari.
Yang Jing segera menggerakkan Yang Sinkang untuk mengeringkan lendir-lendir
licin dari tubuh itu. Beberapa saat kemudian, ia sudah mendudukkan orang itu
dengan posisi bersila, kemudian Yang Jing menyalurkan hawa saktinya ke bagian
Gong-Xu " lubang hawa atau kekosongan. Tianpin-Er bekerja luar-biasa cepat,
seperti ia mengejar sesuatu yang membuatnya gelisah dan panic, yaitu: kematian.
Keringatnya menetes-netes deras, karena ia mengepos tiga bagian lebih dari hawa
saktinya untuk membuat naluri kehidupan orang bangkit kembali dan tidak sampai
putus nafasnya. Begitu Yang Jing menerima reaksi sedikit saja dari orang itu,
walaupun amat-sangat lemah, Yang Jing menjadi sedikit lega, karena berarti ia
berhasil membangkitkan naluri kehidupannya.
Kira-kira waktu sepeminuman teh, Yang Jing melakukan Nao-Min-ang, Xin-an-ben,
yaitu seluruh beban dalam diri orang itu yang mempengaruhi hubungan antara hawa
murni di dalam dian-tan dengan guang-sudu (percepatan sinar) yang berada di
yuzou (alam semesta ) dikosongkan dengan cara memompa semua kekuatan
sinkang, gwakang, ataupun khiekang dengan guang-sudu.
Entah berapa lama hal ini dilakukan oleh Yang Jing, tahu-tahu lamat-lamat sinar
matahari mulai menerobos dari lubang atas sumur maut ini.
"Apakah orang ini Lie Sian " pasti Lie Sian adanya " karena bentuk tubuh dan
kepalanya sama persis " pasti " pasti " kalau bukan, habis di manakah Lie Sian
saat ini?"
Yang Jing membuka matanya, dan perasaannya memang tidak salah, orang itu
ternyata adalah: Lie Sian. Wajah darah ini pucat pasih, seperti ia mengalami
ketakutan hebat sehingga kehilangan kemampuan memakai kepandaiannya. Ia
tidak terluka parah, yang berbahaya adalah arus daya tarik bumi yang
mengguncang isi dadanya. Tampaknya ia pingsan karena perasaan jijik dan ngeri.
Tianpin-Er melirik sejenak, ia menjadi lega melihat nafasnya dara yang dicintainya terlihat mulai normal.
"Lie Sian Mei-mei " kasihan kau " kelihatan kau mengalami guncangan dan rasa
terkejut, ngeri, dan jijik begitu hebat ". "
Yang Jing mengurut-ngurut kepala Lie Sian, dan tidak beberapa lama, dara perkasa ini mulai sadar.
"Di manakah aku ". ?""
Lie Sian masih menunjukkan rasa ngeri dan jijik, sehingga wajahnya pucat sekali, tangannya gemetar dan bibirnya bergetar hebat. Ia mencoba berdiri untuk melarikan diri dari tempat itu, tetapi yang ia lihat hanya dinding batu berwarna hijau tua mendekati hitam. Ketika ia menengok ke tengah-tengah sumur ia melihat bangkai
benatang seperti belut berwarna hijau mudah berserakan di mana-mana seperti
barusan dihantam badai. Lendir-lendir yang berwarna bening kehijauan muncrat-
muncrat membasahi dinding sumur, dan menetes-netes seperti kristal-kristal hijau.


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Segera Lie Sian menutup kepalanya dengan kedua tangannya. Masih segar di
benaknya, ketika ia terperosok masuk sebuah lubang.
"Aduh celaka ". !!!"
Teriaknya ketika ia menyadari kedua kakinya sudah masuk ke sebuah lubang besar.
Tubuhnya meluncur deras seperti disedot oleh kekuatan maha dasyat dari perut
bumi. Semakin kedalam, dirasakan olehnya semakin besar sumur itu. Tidak
ubahnya seperti mulut naga tenganga. Keadaannya gelap gulita " ia tidak bisa
melihat apa-apa di sekitarnya, bahkan tangannya sendiri tidak dapat dilihatnya.
Ia heran, mengapa ia tidak kunjung jatuh. Ia sudah bersiap diri, apapun yang terjadi ia harus mempertahankan hidupnya.
"Oh Thian " haruskah aku mati dengan cara seperti ini" Jing Koko " tentu tidak
dapat menemukan tubuhku ". Oooooohhh!!!"
Ketika daya luncurnya semakin deras, Lie Sian mengerti bahwa sebentar lagi
tubuhnya akan hancur-lebur tidak berbentuk lagi. Tidak terasa air-matanya
mengucur. Ia masih mendengar teriakan Yang Jing memanggil namanya:
"Lie Siaaaaaaannnn ?"?"?"".!!!!"
Lie Sian berusaha membalas, tetapi mulutnya seperti tersumpal oleh daya hisap
sumur itu. Karuan saja ia menjadi panic dan pening seketika.
"Jing Koko " selamat tinggal " aku mencintaimu " !!!!"
Saat ia berkata begitu, tubuhnya meluncur luar-biasa deras, sehingga mau-tidak
mau Lie Sian menutup kedua matanya. Dalam kegelapan pekat di perut bumi itu,
Lie Sian pasrah " karena ia sudah tidak memiliki kekuatan untuk mengendalikan
tubuhnya lagi. Semakin deras " meluncur bagai meteor jatuh " tiba-tiba:
" Jlaaaaaaaap ?"?"?"?"?"?"?""!!!"
Lie Sian terkejut sekali, ia bukan jatuh pada tanah atau batu sehingga tubuh hancur luluh, sebaliknya ia jatuh pada permukaan yang kenyal, lembek, dingin , dan "..
licin sekali. Begitu licinnya, sehingga pada saat ia berdiri, ia sudah terjatuh kembali.
"Iii hh ". Apa ini " berlendir dan berbau .. " " iiih".bergerak-gerak ". Aduh "
celaka " tangannya mulai meraba-raba " aduh " ii ihhh?"
Lie Sian menjadi nekad, ia menggapai sebuah "tangan" di antara mereka yang
sudah memeluk dadanya, ketika ia mengangkat dan mendekatkan pada mukanya,
ia menjadi terkejut, panik dan takut bukan kepalang. Karena samar-samar ia melihar sepasang mata bening terbuka, dan dari bawah mata itu, ia melihar lidahnya
berwarna merah menjilat matanya. Seketika Lie Sian menjadi pingsan!!!
Mengenang pengalamannya semalam, Lie Sian menjadi bergedik.
"Iiih " binatang apa itu?"
"Sian Mei-mei " tenanglah " binatang-binatang licin dan menjijikkan itu secara
tidak langsung telah menyelamatkan jiwamu dari maut. Mereka seperti cacing-
cacing raksasa yang keluar pada saat tertentu di tengah malam. Lie Sian "
syukurlah " Thian masih mempertemukan kita di tempat ini, di dalam sumur,
seperti yang pernah kita alami di Jurang curam dekat Baigongdian. Lie Sian " aku bahagia."
Yang Jing merasa terharu dan bahagia sehingga membuatnya meneteskan air-
mata. Ia menatap Lie Sian dengan penuh kasih sayang. Kasih yang keluar dari
lubuk hatinya yang terdalam.
Lie Sian menoleh ke belakang, dan melihat Yang Jing tersenyum sambil
meneteskan air-mata. Lie Sian tercengang! Matanya terbelalak menatap Yang Jing,
dan sepertar mengucek-ngucek matanya dengan kedua tangannya. Mulutnya
sedikit terbuka.
"Sian Mei-mei " ini aku Yang Jing ..!!"
"Jing Koko " !!"
Entah tenaga apa yang menggerakkan Lie Sian, karena tiba-tiba ia menubruk Yang
Jing sambil menangis tersedu-sedu. Yang Jing membiarkan air-mata Lie Sian
membasahi bahunya, ia mengelus punggung dara yang sangat ia kasihi itu dengan
segenap perasaannya.
"Lie Sian " tenanglah " hal-hal yang mengerikan dan yang membuatmu
terguncang sudah berlalu. Jangan menyalahkan cacing-cacing raksasa itu "
bagaimanapun juga, merekalah yang menyelamatkanmu dari malapetaka."
"Jing Koko ". kau lagi " kau lagi yang menyelamatkan aku " ?" Mengapa ?""
Yang Jing menatapa Lie Sian dengan penuh kasih sayang. Jelas sekali sinar
matanya tampak begitu lembut penuh pengertian.
"Lie Sian Mei-mei " kau bertanya, "mengapa "." Karena aku tidak ingin
kehilangan dirimu " kalau kau binasa di sumur ini, akupun akan menunggui
jenasahmu di tempat ini. Merawatnya, dan menemanimu ?"
"Betulkah " ". Sungguh aneh " aneh ?"?"
"Apakah yang aneh, Sian Mei?"
"Jing Ko " bagiku itu aneh " bukankah selama kita berpisah, engkau sudah
merasakan bahwa aku bukankah seorang yang begitu berarti bagimu" Engkau
sudah memiliki seorang teman wanita yang mengasihimu, sangat cantik-jelita, dan
tampak begitu agung mempesona " dan " kau " pun " mencintainya, bukan"
Kalau tidak, tidak mungkin engkau memeluknya begitu mesra " dan " lama
sekali." Kembali Yang Jing tersenyum.
"Sian Mei " tentu saja aku mencintai wanita itu. Tentu saja ia cantik jelita " dan aku bangga memiliki dia ?"
Lie Sian melepaskan diri dari pelukan Yang Jing, dan dengan tubuh bergemetaran
" ia mundur-mundur dengan mata terbelalak dan tergenang oleh air-mata.
"Aaah " Jing Koko " begitu tega kau mengeluarkan perkataan demikian kepadaku
" aku "!!"
Yang Jing mendekati dan memegang tangan Lie Sian . Ia menggenggamnya erat-
erat .. "Lie Sian Mei-mei " tentu saja aku mencintai wanita itu dan bangga memiliki dia, karena ia adalah enci kandungku sendiri, yang bernama Zheng Yang Mi."
"Bohong "!!! Kau membohongiku " kau tuyul mata keranjang yang pandai menipu
" kau bohong " !!!"
Lie Sian menarik tangannya dari genggaman Yang Jing, dengan air-mata yang
mengucur deras ia menjerit.
"Kau bohoooooong!!"
"Jing Koko " mengapa engkau membohongiku " sepanjang kita hidup berdua di
Goa Baigongdian, tidak pernah sekalipun engkau menyinggung-nyinggung memiliki
seorang enci yang begitu cantik-jelita ". Jing Koko " katakan bahwa kau bohong
bukan " ya, kau membohongiku "!!"
"Nono Lie Sian, Zheng Xiong di (Sobat she Zheng) tidak berbohong ". !!!"
Tiba-tiba mereka berdua mendengar suara serak dari sebuah goa yang ada di
sumur maut itu. Yang Jing sudah mendengar elahan nafas berat semalam, namun
ia tidak menaruh perhatian sepenuhnya karena pikiran dan tenaganya dipusatkan
untuk menyelamatkan jiwa Lie Sian dari ancaman kematian.
Orang itu keluar dari goa. Tubuhnya kurus, tampak menderita sekali, tetapi kelihatan gagah dan tidak ada tanda-tanda menyerah kepada keadaan. Melihat orang ini,
Yang Jing segera dapat mengenalinya.
"Paman Gan Bing ".!!!!"
"Ha"ha"ha". Zheng Di xiong, tidak di sangka-sangka, kita dapat berkumpul di
sumur maut ini "ha".ha".ha" dulu kita sama-sama menyelamatkan jiwa Yongle
Huang-di (kaisar Yongle), kini " di tempat ini, kita harus berpikir bagaimana
menyelamatkan negara dari rongrongan iblis-iblis itu "ha".ha"ha"!!!"
Jendral Gan Bing yang dicandak seperti tikus tiada daya oleh tangan sakti Si Singa Pencabut Nyawa Wang Hong Sen, ternyata dimasukkan ke dalam sumur maut ini.
Rupa mereka sengaja ingin menamatkan riwayatnya di dalam sumur yang tidak
memiliki jalan keluar ini.
"Nona, Zheng dixiong tidak berbohong " sama sekali tidak berbohong. Wanita
cantik-jelita yang bernama Zheng Yang Mi atau dulunya dikenal sebagai Lie Chuang Mu adalah encinya yang pertama. Mari kita duduk di dalam goa itu supaya tidak
mencium bau wangi yang memuakkan akibat darah cacing-cacing raksasa itu "
marilah "dengarlah ceritaku."
Mereka bertiga memasuki sebuah goa yang terletak di pinggir sumur. Tidak terlalu besar, tetapi juga tidak terlalu kecil. Kelihatan bersih dan terawat baik. Di dindingnya banyak terdapat coretan-coretan dan gambar-gambar.
"Paman Gan Bing ternyata tidak menyia-nyiakan waktu " kelihatan ilmu dan
strategi perang paman maju pesat. Hmm " sebuah ilmu perang yang hebaat "."
"Zheng Di-Xiong ". Itu hanyalah corat-coret jendral tua yang sedang bermimpi
memimpin pasukan besar untuk menghancurkan para pembrontak."
Begitu masuk, Lie Sian menjadi lega karena goa itu ternyata cukup besar, kering, dan berhawa segar. Terdapat air yang menetes dari celah-celah batu, jernih sekali, rasanya juga segar. Yang mengherankan, di tempat itu terdapat tiga buah gentong
air yang berukuran besar-besar terbuat dari tanah liat. Lie Sian tanpa segan-segan lagi mengisi gentong-gentong itu dengan air.
"Jing Ko " kau dan paman Gan jangan masuk ke situ ".!!" Lie Sian menunjuk
sebuah celah di dinding batu yang agak menjorok ke dalam.
"Sian Mei " ada apakah?""
Lie Sian berbisik, "Ini urusan wanita, laki-laki tidak boleh tahu "."
Ia mengambil dua gentong berisi air penuh dan sebentar bayangannya tidak
kelihatan lagi. Jendral Gan Bing hanya tersenyum. Jendral gagah perkasa ini
mengetahui apa yang sedang dilakukan Lie Sian di balik dinding batu.
"Jing Er (anak Jing) sambil menunggu Lie Sian mari kita mempersiapkan makanan
untuk mengisi perut."
"Mempersiapkan makanan" Apa yang dapat kita peroleh di tempat ini paman?"
"Kalau kita tidak dapat memperoleh apa-apa di tempat ini untuk mempertahankan
hidup, habis dengan cara bagaimana aku, jendral tua, ini dapat hidup" Jing Er " di tempat ini kita perlu membuang segala perasaan jijik atau aneh soal makanan,
karena yang ada hanya: jamur-jamur yang banyak tumbuh di bawah pancuran air itu
dan cacing-cacing raksasa yang akan muncul dalam saat tertentu di waktu malam
sedang mencapai gelap-gelapnya. Kalau kita sedang mujur ada kera, ular, atau
burung yang lagi ke sasar ke tempat ini."
"Kera " ular " burung ?"?" Dengan cara bagaimanakah mereka sampai di tempat
ini" Kalau ular, mungkin dapat masuk ke tempat ini melalui perlbagai cara termasuk dari mulut sumur ini. Tetapi burung atau kera " aaah ". Tidak mungkin mereka
merayap atau terbang dari bibir sumur yang kecil dan tertutup oleh lapisan tanah walaupun tipis. Pasti ada jalan keluar lainnya " Paman Gan, kita perlu mencari
jalan itu."
"Aya " paman sudah memikirkan soal itu selama lebih dari tiga bulan, tapi "
sudahlah untuk sementara kita perlu mengisi perut kita dulu, dan mendengar
ceritaku, baru kita mulai mencari jalan bagaimana keluar dari sumur maut ini."
Jendral Gan Bing mengambil sebuah tempat mirip baskom yang terbuat dari batu.
Buatannya kasar tetapi dapat dipergunakan untuk memasak. Dengan wajah berseri
ia memetik beberapa jamur yang bertelinga lebar berwarna putih kecoklatan. Akar
jamur itu berwarna putih bersih seperti salju dan berukuran lebih besar dari telinga atau kelopak jamur itu sendiri. Tangan Jendral perang itu mulai bekerja dengan
kamur-jamur itu. Ia menyisihkan akarnya, dan mengumpulkan kelopak atau kuncup
jamur yang berbentuk aneh.
"Jing Er " kita tidak akan pernah menikmati makanan jamur jenis ini lagi suatu saat ketika kita sudah keluar dari sumur ini. Jenis jamur apa ini paman tidak tahu, tetapi rasanya luar-biasa berbeda, gurih, enak, dan meningkatkan daya tahan kita
terhadap pelbagai penyakit. Paman tidak pernah makan akarnya, takur keracunan
" akarnya lebih aneh dari kelopaknya, berwarna putih seperti terlapisi semacam
selimut lembut putih seperti salju."
"Paman Gan Bing " kehebatan jamur ini terletak pada akarnya."
Jendral Gan Bing dan Tianpin-Er menoleh ke arah Lie Sian yang berujar setelah
keluar dari celah batu. Yang Jing menjadi terpesona, karena baru kali ini ia melihat Lie Sian dalam keadaan yang luar-biasa cantiknya. Matanya berbinar-binar hidup
bagaikan sinar bintang, bibirnya tersenyum merah, sehingga kelihatan deretan
giginya. Gigi dan bibir itu menciptakan keharmonisan yang sangat mempesona.
Rambutnya yang dibiarkan terurai basah itu membuat wajahnya tampak lebih
menonjol, begitu rupawan. Tidak terasa Yang Jing melongo melihat Lie Sian.
"Jing Koko " mengapa mulutmu menjadi seperti itu " hei ".!!!!"
Yang Jing terkejut sekali, ketika Lie Sian mendorongnya ke belakang.
"Jing Koko " mengapa menatapku seperti menatap setan kuntilanak " apakah
wajahku mengerikan " ayo katakan ada apa?""
"Sian Mei " kau " kau ?"?"
"Kau " kau "apa" Paman Gan, ada apakah dengan diriku, apakah aku kelihatan
aneh?" Jendral Gan Bing tertawa terbahak-bahak, sampai perutnya bergoyang-goyang.
Seketika Lie Sian menjadi pucat dan hampir menangis melihat tingkah laku dua
orang laki-laki di depannya itu.
"Lie Sian " paman tidak bisa memberitahukan " coba tanya Jing Er (anak Jing)"
"Jing Koko " ada apakah " mengapa engkau menatapku terus-menerus seperti itu
" i h mengerikan " mulutmu sampai mlongo seperti orang linglung."
"Sian Mei " kau muncul dari balik batu itu seperti " bi..da..da..ri " kau can " tik sekali."
Kini Lie Sian yang tersentak kaget. Sampai matanya melotot lebih lebar lagi.
Tianpin-Er malah semakin terpesona memandang mata yang melotot itu. Lie Sian
sendiri juga merasa heran, mengapa secara mendadak ia begitu gembira, sangat
bahagia " dan semua yang ada di sekitarnya kelihatan hidup dan mempesona.
"Jing Koko " engkau jangan berolok-olok " kita sudah pernah hidup berdua di
tempat yang nyaris sama dengan tempat ini walaupun di sini seperti neraka
sedangkan goa Baigongdian seperti surga yang hilang. Tidak pernah engkau
berkata seperti itu kepadaku " Jing Koko " jangan bersenda-gurau keterlaluan "
ingat urusan kita masih belum selesai."
"Ha " ha " ha " persoalan anak muda " acapkali membuat kepala jadi pusing
".!!"
"Lie Sian " tadi engkau mengatakan kehebatan jamur ini terletak pada akarnya,
benarkah itu" Apakah engkau tahu jenis jamur seperti ini?"
"Paman, jamur ini disebut "Long-Gen-Mogu" (Jamur akar naga)."
"Long-Gen-Mogu " " "
Kini perhatian Jendral Gan Bing beralih pada akar-akar jamur yang selama ini selalu ia buang. Tangannya memungut satu di antaranya, kemudian dicium dan di makan
mentah-mentah. "Long-Gen-Mogu " konon menurut cerita yang beredar di kalangan istana "
akarnya terasa manis dan beberapa saat setelah makan, perut terasa hangat dan
semua penyakit yang bersarang di dalam tubuh sembuh dalam waktu tiga minggu."
"Bukan hanya itu paman, akar jamur ini membuat hawa murni di dalam Dian-tan
bergerak lebih kuat. Sehingga kita dapat bertahan dalam cuaca yang bagaimanapun
dinginnya. Akar itu dimakan dalam keadaan segar, sedangkan kelopak jamurnya
kita masak menjadi makanan yang istimewa. Bolehkah aku memasaknya paman,
karena aku memiliki bumbu-bumbu istimewa yang kusimpan dalam buntalan
pakaian. Hi "hi"hi" paman pasti pasti terkejut kalau kukatakan bumbu-bumbu itu
berasal dari dapur rahasia Yongle Huang-di di Baigongdian."
"Benarkah itu Lie Sian?"
Lie Sian mengangguk sambil tersenyum. Sambil melirik ke arah Yang Jing, Lie Sian meninggalkan tempat itu menuju ke ruang yang dipakai oleh Jendral Gan Bing
sebagai dapur. Dengan cekatan ia mulai meramu jamur-jamur menurup resep yang
ia pelajari. Resep hasil olahan koki istana kekaisaran yang tentu saja istimewa.
Tidak beberapa lama tercium bau harum yang menggelitik lubang hidung jendral
dan Yang Jing. Tiba-tiba terdengar suara:
"Kruuuuk ?"!!"
Tianpin-Er terkejtu dan malu karena suara itu keluar dari perutnya sendiri.
"Ha " ha ". Ha " cacing-cacing dalam perutnya sudah mulai menagih janji Jing-
Er." Tidak beberapa lama Lie Sian muncul sambil membawa tempat makanan yang
terbuat dari batu. Akar-akar jamur yang masih segar di letakkan di tengah-tengah, sedangkan kelopak jamur yang sudah dimasak mengelilingi akar-akar itu.
Lie Sian mengeluarkan dua buah mangkok terbuat dari batu giok warna hijau mudah
dari dalam buntalannya. Sebentar ia melirik ke arah Yang Jing dan jendral Gan Bing silih berganti. Ia memang sengaja mengambil dua buah mangkok dari goa
Baigongdian, satu untuknya sendiri, sedangkan satunya lagi untuk Yang Jing.
TetapI ia menjadi bingung, karena jendral Gan Bing adalah orang yang lebih tua dari Yang Jing.
"Aya Lie Sian " jangan kuatir soal mangkok yang cocok untukku " coba
perhatikan apa yang kupegang ini?"
Seperti orang bermain sulap, jendral Gan Bing mengeluarkan sebuah mangkok
terbuat dari emas berbentuk burung hong. Mangkok itu seperti terlihat sudah tua
sekali, tetapi ukirannya sangat indah dan memiliki gaya yang hebat.
"Wow " sebuah mangkok yang hebat "!!"
"Harus kuakui, mangkok ini berharga sekali. Aku menemukannya di dalam goa,
tergeletak di dekat pancuran air. Aku menduga, sebelum aku berada di sini, ada
orang lain lagi yang pernah menghuni goa ini. Tetapi yang aneh, kalau ia masih
hidup, aku pasti sudah bertemu. Tetapi, apabila ia sudah mati, mengapa aku tidak menemukan jenazahnya?"
"Wah " kalau memikirkan soal sejarah mangkok itu, masakan istimewa ini akan
menjadi dingin dan tidak enak lagi untuk dinikmati."
Sambil berkata demikian, Lie Sian mengambil masakan itu dengan sumpitnya dan
diberikan kepada jendral Gan Bing. Biasanya ia selalu mengisi mangkok Yang Jing
terlebih dahulu, sebelum mangkoknya. Tetapi kali ini tidak demikian. Ia membiarkan saja Yang Jing yang seolah sedang menunggu. Rupanya Lie Sian tidak melakukan
kebiasaan di Baigongdian lagi. Yang Jing sekejab melirik ke arah Lie Sian,
kemudian ia hendak mengambil makanan. Dengan perlahan ia mengulurkan
sumpitnya, tetapi sebelum sumpit itu sampai, Sumpit di tangan Lie Sian sudah
mendahuluinya dan mengambil akar-akar jamur dan mengisi mangkok Yang Jing
sampai munjung.
"Sian-Er " masakanmu hebat " baru kali ini aku orang tua menikmati makanan
begini lezat."
Selagi mereka bertiga sedang menikmati makanan, tiba-tiba Yang Jing dan Lie Sian terkesiap, karena telinga mereka jelas mendengar orang memanggil-manggil nama
Yang Jing. Suara itu jelas suara seorang wanita.
"Jing Di ". Jing Di ". Apakah engkau mendengar suaraku?"
"Paman Gan, itu suara enciku Yang Mi."
Yang Jing melirik ke arah Lie Sian. Wajah Lie Sian menunjukkan roman sedih.
"Itu suara kekasih hatimu " bukan?""
Tiba-tiba, mereka mendengar suara orang tertawa terbahak-bahak. Suara ketawa
itu melengking-lengking karena digerakkan dengan arus tenaga khiekang yang
dasyat. "Ha " ha ". Ha ".ha ".. perempuan busuk, wanita pengkhianat " engkau layak
mampus di dasar sumur itu menyusul yang lain. Lie Chuang Mu " catat dalam
hatimu, siapa saja yang mengkhianati perjuangan pangeran mahkota Zhu Wen
Yang, hukumannya adalah kematian " Hiaaaat ".. craaas ". Bret!!!"
Terdengar seperti terpotongnya sebatang pohon, kemudian suara itu disusul
dengan jeritan nyaring dan sesosok tubuh meluncur dengan derasnya ke arah
sumur maut. "Aaaaahhh ?" Jing Di " enci menyusulmu adikku ". !!!"
Suara itu memiluhkan hati. Suara yang dirasa bernada penyesalan dan kesedihan
mendalam. Lie Sian dan Yang Jing seketika terkesiap. Mereka berdua berdiri


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hampir bersamaan, tetapi Lie Sian melesat mendahului Yang Jing, karena tangan
Yang Jing ditahan oleh jendral Gan Bing.
"Jing Er " "
Tianpin-Er menoleh ke arah jendral Gan. Jendral itu menggelengkan kepalanya.
"Biarlah Lie Sian yang menolong encimu " percayalah pada paman " "
Lie Sian tidak berani ayal, karena suara itu menyentuh perasaan hatinya yang
terdalam. Dengan mengepos semangatnya, ia melakukan sebuah jurus dari ilmu
ginkang Buyingzi yang disebut: Mo-de-mai-fu-yin-ying (menyergap bayangan iblis), tubuhnya berkelebat lenyap di balik halimun yang menutup lubang sumur. Dengan
mempergunakan dinding sumur ia melesat sambil menyambar tubuh Yang Mi yang
meluncur sangat deras bagaikan dilempar oleh kekuatan setan.
"Hiaaaat ".. kena ". !!!!"
Lie Sian berhasil menyambar tubuh Yang Mi yang pontang-panting menahan deras
luncuran akibat daya tarik bumi yang terpusat di sumur maut itu. Walaupun masih
dalam keadaan sadar, tidak urung wajah Yang Mi pucat pasih dan nafasnya
memburuh. Sambil merubah gerakannya menjadi "Kuo-zhan- yi, meng-ji- di-qiu"
(mengembangkan sayap, memukul bumi), Lie Sian memondong tubuh Yang Mi
melakukan gerakan berpusing yang luar-biasa cepat, sambil ujung kakinya menutul-
nutul dinding sumur. Terdengar suara:
"Cap " cap " cap "cap " cap " cap ". Cap " Huuuup!!"
Akhirnya Lie Sian berhasil mendarat dengan selamat walaupun, jarak Yang Mi
terjatuh dengan daya tarik perut bumi dan dipengaruhi oleh bobot tubuhnya
membuat Lie Sian harus menyelamatkan diri dengan cara menggelinding sambil
kemudian melempar kembali tubuh Yang Mi ke atas setinggi dua tombak, dan
diterima kembali dengan kedua kakinya sementara kedua tangannya menyangga
bumi. "Ayaaa " seorang pendekar wanita yang memiliki ilmu yang hebat " aku Zheng
Yang Mi patut berlutut mengucapkan terima kasih, karena inkong telah
mengembalikan selembar nyawaku."
Serta merta Yang Mi berlutut di depan Lie Sian yang tentu saja menjadi bingung dan kikuk.
"Enci Yang Mi " jangan begitu " aku Coa Lie Sian, tidak layak menerima itu."
"Coa Lie Sian " engkau Lie Sian " Lie Sian, dara perkasa yang telah mengisi hati Jing di, adikku, betulkah itu?"
Lie Sian tercengang mendengar perkataan Yang Mi. Sejenak ia tidak sanggup
berkata-kata, bingung dan bingung " sambil menarik nafas dalam-dalam, Lie Sian
memberanikan diri bertanya kepada wanita cantik yang tampak begitu agung.
"Enci Yang Mi " benarkah engkau kakak kandung tuyul " eeh " maksudku kakak
kandung Tianpin-Er?"
"Lie Sian " tentu saja benar " apakah Jing Di tidak pernah mengatakannya
kepadamu" Aduh " Lie Sian betapa cantiknya dirimu dan betapa mulianya hatimu
" pantas " pantas " pantas ". "
"Apanya yang pantas Enci " ?"
"Pantas adikku dibuat tidak bisa tidur nyenyak, tidak bisa menikmati hidup dengan tentram sebelum menemukan dirimu " hmm " pilihan adikku " benar-benar luar-biasa, tetapi " adikku, tanpa sepengetahuannya telah ditu ?"
Yang Mi tidak sempat melanjutkan kata-katanya karena, Lie Sian keburuh
memotong bicaranya.
"Iiih " Enci " ada-ada saja " Enci ssst " jangan keras-keras " !!!"
"Jadi she " mu itu Coa dan bernama Lie Sian ".?"
Lie Sian menjadi heran, karena ia melihat wajah Yang Mi seperti orang berduka,
dan matanya menerawang menembus dunia lain yang penuh dengan misteri.
Jiwanya menjerit keras:
"Oh " Thian " bagaimana aku dapat mengatakan rahasia ini kepada Yang Jing
dan Lie Sian."
"Lie Sian " bolehkah akau bertanya sesuatu kepadamu?"
"Silahkan Enci ?"
"Apakah kau " sungguh-sungguh mencintai adikku?"
Lie Sian adalah seorang dara yang masih murni hati dan jiwanya, tetapi ia juga
seorang yang keras hati. Ia tidak akan malu-malu mengatakan apa yang
sebenarnya berkecamuk dalam hatimu, apalagi perasaannya terhadap Yang Jing.
Walaupun selama ini, ia tidak pernah mengungkapkan perasaannya kepada
pemuda sakti itu, tetapi ia yakin Yang Jing mengetahuinya seperti ia mengetahui
perasaan pemuda itu kepadanya. Dengan sinar mata tajam dan jernih dan di
arahkan ke sepasang mata Yang Mi yang juga mencorong seperti orang ingin
melihat sesuatu dengan lebih jelas, Lie Sian menjawab sambil menganggukkan
kepalanya. "Enci, Lie Sian, gadis dusun dan bodoh ini memang mencintai Jing Koko dengan
sepenuh hati ?"
Lunglai seketika tubuh Yang Mi, sampai ia hampir tidak mampu berdiri lagi.
"Oh, Thian " apa dayaku " bagaimana ini?" Pikirannya terus bekerja mengatakan
hal-hal yang sama dan sulit untuk dimengerti.
"Lie Sian " apakah engkau yakin bahwa engkau she Coa " "
Lie Sian menjadi heran mendengar pertanyaan Yang Mi. Hatinya menjadi berdebar-
debar tidak karuan. Timbul pertanyaan dalam hatinya:
"Betulkah aku ini bukan she Coa, kalau bukan siapakah aku ini sebenarnya?"
Sebelum Lie Sian sempat menjawab, tiba-tiba melayang dua bayangan di depan
mereka berdua, siapa lagi kalau bukan jendral Gan Bing dan Tianpin-Er.
"Bukan " bukan she Coa " Nona Lie Sian bukan she Coa."
Bagaikan disambar geledek Lie Sian sampai mencelat ke arah dinding sumur
dengan posisi kepala lebih dahulu. Tubuhnya meluncur cepat sekali, karena pada
waktu itu secara tidak sadar Lie Sian mencelat dengan gerakan Tong-Yi-he-kuang-
Feng (menyatukan diri dengan angin).
"Sian Mei " !!!"
Terasa copot denyut nadi Yang Jing melihat Lie Sian meluncur ke arah dinding
sumur, tanpa membuang waktu, Yang Jing secepat kilat bereaksi dengan salah satu
ilmu delapan dewa yang disebut: Jiuguishen cheng ying zihe na xinling (Dewa
mabuk mengejar bayangan mengambil roh). Bagaikan bayangan oleng melesat
lebih cepat dari gerakan Lie Sian, tahu-tahu Yang Jing telah menahan arus luncuran Lie Sian dengan tangan kanannya, dan membiarkan kepala gadis itu menggedor
dadanya. "Sian Mei " tenanglah " mari kita meminta penjelasan jendral Gan Bing. Aku
yakin, jendral yang bijaksana itu tidak berkata sembarangan, pasti terdapat misteri besar di balik perkataannya."
"Sian Zhi (anak Sian) " maafkanlah paman. Paman terlalu terburuh mafsu
sehingga mengagetkanmu. Mari kita kembali ke goa, karena tiba saatnya rahasia ini harus kubeberkan di tempat ini, tempat yang tepat supaya nama mendiang jendral
besar Zheng Yen An dan pendekar sakti Sim Hong Long dapat dibersihkan. Inilah
tugasku ". !!!"
"Nona Yang Mi " sebelum aku memberi penjelasan, maukah kau melepaskan
sanggul rambutmu, dan biarlah rambutmu terurai bebas. Di balik dinding sebelah kiri terdapat pakaian wanita berwarna kuning, kenakanlah."
Walaupun Yang Mi diliputi oleh perasaan heran, ia menurut perkataan jendral tua
itu. Segera ia pergi ke balik balik dinding batu dimana ia menemukan satu stel
pakaian wanita warna kuning. Ia mengenakan pakaian itu, ukurannya tepat.
Kemudian ia melepaskan sanggulnya dan membiarkan rambutnya terurai bebas.
Beberapa saat kemudian ia telah muncul kembali menjadi seorang wanita yang
tidak asing lagi di mata Yang Jing.
"Aah " bukankah " ia seperti ". Seperti ".?""
Yang Jing tidak berani meneruskan perkataannya. Karena hatinya menjadi
berdebar-debar, karena ia teringat bahwa encinya Yang Mi memiliki saudara
kembar. "Jing Er " teruskan jangan ragu-ragu " seperti siapakah encimu ini?"
"Oh " thian "betulkah " ia seperti Gan Juen Ai Cici."
"Tepat sekali!!, memang ia mirip dengan Ai zhi, puteri angkatku, karena ia adalah saudara kembarnya."
"Aaaaah ". !!!!"
Semua yang berteriak "Aaah" hampir bersamaan. Yang Mi segera berlari mendekati
Yang Jing, ia memeluk Ynag Jing erat-erat "
"Jing di " perasaanku benar " huk "huk "huk " perasaanku mengatakan
bahwa Juen Ai yang mengangkat saudara denganmu itu adalah adik kembarku,
berarti ia betul-betul encimu " enci kandungmu sendiri " bukan enci angkat " oh
Thian " terima kasih " huk "huk " "
Yang Mi menangis tersedu-sedu di dada Yang Jing. Air-matanya membanjir seperti
bendungan jebol. Gunung es yang menyelimuti jiwanya sehingga menjadikannya
wanita yang kehilangan perasaan dan rela menjadi pengikut pangeran Zhu Wen
Yang agar dapat memiliki kesempatan membunuh musuh besarnya, Wang Hong
Sen. Tetapi ia tidak memiliki kesempatan itu, karena musuhnya itu memiliki
kesaktian yang tidak lumrah manusia.
"Dengarlah baik-baik ". " Jendral Gan Bing mulai bertutur.
DI jaman kekuasaan kaisar Jian Wen, terdapat tiga orang sakti yang mengangkat
saudara sehidup semati. Mereka adalah: Jendral besar Zheng Yen An, pendekar
sakti Sim Hong Long, dan pendekar sakti Wang Hong Sen. Mereka bertiga dikenal
sebagai pentolan dunia persilatan yang berilmu tinggi. Zheng Yen An menjadi
jendral karena selain ilmu silatnya tinggi, ia juga seorang arsitek perang yang hebat.
Pendekar sakti Sim Hong Long diangkat oleh dunia persilatan dari pelbagai
kalangan baik golongan hitam atau putih sebagai bengcu dan berhak memegang
Zhenli-zhengyi Xiangzheng (Lambang kebenaran dan keadilan dunia persilatan).
Sedangkan pendekar sakti Wang Hong Sen diangkat menjadi koksu negara. Tetapi
pengangkatan tiga saudara itu tidak berjalan sesuai dengan harapan Zheng Yen An
dan Sim Hong Long, karena didapati Wang Hong Sen memberi nasihat-nasihat
yang menyesatkan kepada kaisar, sehingga ia berlaku sewenang-wenang dan
banyak menyengsarakan rakyat. Wang Hong sen memang sejak semula tidak
menyukai jendral Yen An, karena kedekatan jendral ini dengan selir kaisar tua Zhu Yuan Ciang, yaitu Putri Fung. Seorang selir yang berasal dari Korea.
Wang Hong Sen membenci Putri Fung karena ia adalah orang Korea. Jendral
Zheng Yen An diam-diam melindungi putri Fung karena ia adalah ibu kandung
kaisar kita sekarang, kaisar Yongle. Secara diam-diam, Wang Hong Sen
mempengaruhi tokoh-tokoh atas dunia persilatan, termasuk ketua-ketua partai besar seperti Shaolinshi, Kunlunbai, Hoashanbai, Gobiebai, Taishanbai, dan lain-lain
dengan cara menfitnah. Wang Hong Sen pada waktu itu dikenal sebagai pendekar
sakti yang berjiwa patriot yang berhati bersih, sehingga perkataannya didengar oleh tokoh-tokoh persilatan.
Wang Hong Sen mengirim surat ke seluruh jajaran partai dan para pendekar yang
isinya menjelaskan bahwa jendral Zheng Yen An berencana untuk memberontak
dan membunuh kaisar Jian Wen. Cap kekaisaran yang menjadi lambang keabsahan
seorang kaisar telah lenyap dari istana dan disembunyikan oleh jendral Zheng Yen An. Bencu Sim Hong Long, demikian menurut surat Wang Hong sen,
bersengkongkol dengan jendral Zhen Yen An. Sebenarnya tujuan Wang Hong Sen
menghabisi hidup Sim Hong Long, karena ia menghendaki sebuah kitab kuno, yaitu:
Shen-Ta-Lek-Ling-Quan.
Seratus hari sebelum kaisar Jian Wen dijatuhkan oleh pamannya, Yong Le, di
Nanking, Wang Hong Sen mengundang dua saudara angkatnya ke puncak
Wudangshan untuk membicarakan situasi negara sehubungan dengan
pembrontakan yang disulut oleh paman kaisar Jian Wen, Yaitu: Zhu Di, kaisar
Yongle sekarang. Dua saudara angkat ini segera naik ke puncak Wudangshan.
Mereka berdua tidak menyadari bahwa beberapa jam setelah mereka naik ke
puncak Wudangshan, para datuk persilatan mengepung rumah jendral Zheng Yen
An. Istrinya yang sedang mengandung tua itu dikeroyok lebih dari enam datuk sesat dipimpin oleh seorang iblis wanita yang bernama Liang Cien Hauw, berjuluk Wan-du-wushu (wanita penyihir seribu racun). Kedua putri Zheng Yen An, Yang Mi dan
Yang Ai, dilarikan oleh inang pengasuh mereka kemudian diserahkan ke alam
tangan pendekar dari Emeishan. Sementara itu, ada perasaan tidak enak
mencekam hati kedua saudara angkat itu. Atas kesepakatan bersama, Zheng Yen
An meneruskan perjalanan ke Wudangshan, tetapi Sim Hong Long kembali ke
rumah jendral Zheng Yen An. Rumah Yen An telah dilalap api, mengakibatkan Sim
Hong Long menjadi panic. Segera ia mengerahkan khiekangnya memanggil nama
ibumu. Dalam keadaan sekarat, ibumu yang bersembunyi di kandang kuda berhasil
mengirim isyarat melalui gelomabg khiekang dari sisa kekuatannya kepada
pendekar Sim Hong Long. pendekar yang baik hati ini melesat cepat menuju ke
kandang kuda. Ia menemukan ibumu sedangkan melukis tattoo di bagian leher bayi
merah yagn abru saja dilahirkannya. Dengan satu jarinya yang berisi hawa sinkang terakhir ia melukis sebuah tatto seperti lima tahi lalat berwarna hitam kemerah-merahan dan membentuk Hong-Xin-Yue (bulan sabit merah). Akau tidak tahu
rahasia dibalik tatto itu. Tetapi aku mengetahui, sebelum ibumu menghembuskan
nafasnya, ia meminta Sim Hong Long menyerahkan anak ini kepada tukang penjaga
kuburan Zhang Sanfeng (Tio Sam Hong), yaitu Lie A Sang.
Sim Hong Long melarikan bayi laki-laki yang masih merah itu ke puncak
Wudangshan. Perasaannya menjadi tidak enak bila mengingat saudarannya, Zheng
Yen An yang mendaki puncak Wudangshan seorang diri. Ketika ia tiba di
Wudangshan, dengan cepat ia menemui penjaga kuburan dan menyerahkan bayi
laki-laki , putra Zheng Yen An, secara rahasia ke tangan Lie A Sang. Setelah ia
meninggalkan pesan-pesan rahasia kepada Lie A Sang, Sim Hong Long menyusul
suadara angkatnya di puncak lain di Wudangshan. Dari jauh ia melihat pertempuran sedang berlangsung antara jendral Zheng Yen An yang dikeroyok oleh datuk-datuk
persilatan. Walaupun ia dikeroyok oleh lebih dari empat-puluh datuk sesat, tetapi tidak ada tanda-tanda ia terdesak. Sim Hong Long juga melihat tempat itu dikepung oleh ratusan tentara kerajaan dan para pendekar yang dipimpin oleh ketua-ketua
partai. Melihat para datuk tampaknya mulai terdesak oleh serangan-serangan
jendral sakti itu, ketua shaolinbai Hong-Sin Taysu, guru Wan-Shou Hwesio (Paderi tangan seribu) salah satu dari Budi san mowang dan Sung San Taysu, melabrak
Yen An dibantu dengan Wang Hong Sen sendiri. Pendekar Sim Hong Long menjadi
murka, ia terjun ke dalam pertempuran, sehingga Wang Hong Sen dan Hong-Sin
Taysu dibuat kebat-kebit oleh serangan-serangan dasyat kedua pendekar sakti itu.
Wang Hong Sen melihat dengan jelas bahwa kedua bekas saudara angkatnya itu
tidak mungkin dikalahkan dengan mudah, ia melakukan siasat licik. Ia meminta
Wan-du-wushu (wanita penyihir seribu racun) menyebar racun ganas di sekitar
medan pertempuran. Asap beracun yang berwarna hitam itu membubung tinggi
seperti kabut, kedua pendekar itu harus membagi hawa saktinya, sebagian untuk
melawan keroyokan para datuk sesat dibantu oleh ketua-ketua partai persilatan
terutama ketua Shaolinbai yang paling lihai, Hong-Sin-Taysu. Dalam keadaan yang
paling kritis, secara mendadak Wang Hong Sen melancarkan dua ilmu
pamungkasnya: Qian-Long-Lijin-di (naga hijau menaklukan bumi) dan Kai-Kong-Qi-
Cuan-Hun (membuka hawa, membuang sukma). Zheng Yen An tidak pernah
menduga bahwa secara diam-diam Wang Hong Sen mempelajari ilmu iblis yang
paling ditakuti di dunia persilatan. Dua ilmu golongan hitam yang paling ganas.
Zheng Yen An yang hanya memapu mempergunakan tiga bagian dari tenaganya
menghadapi dua ilmu ini, akhirnya ambruk dengan darah berhamburan. Sebelum ia
menghembuskan nafasnya, ia meninggalkan pesan kepada Sim Hong Long perihal
bayinya laki-laki agar dijodohkan dengan cucu perempuan Sim Hong Long.
"Aah " jadi Jing Koko sudah ditunangkan dengan cucu perempuan pendekar Sim
Hong Long?"
Lie Sian bertanya dengan suara serak. Sementara itu Yang Jing menjadi pucat dan
jantungnya berdebar-debar gelisah ketika jendral Gan Bing menyebutkan bahwa
ayahnya telah menjodohkannya dengan cucu perempuan cucu pendekar sakti : Sim
Hong Long. Tetapi Jendral Gan Bing tidak menjawab pertanyaan Lie Sian, ia terus melanjutkan ceritanya.
Selain itu jendral Zheng Yen An juga menjelaskan bahwa cap lambang keabsahan
seorang kaisar telah disimpan di tempat rahasia untuk diserahkan kepada Zhu Di,
yaitu paman kaisar Jian Wen yang telah berhasil menumbangkan Jian Wen dari
kekuasaan. Tetapi, kaisar Yong Le akan selalu dianggap kaisar tidak sah dan palsu, sebelum ia dapat membuktikan dengan adanya cap kerajaan di tangannya " Cap
kerajaan itu dibuat pada masa kekaisaran Tiongkok yang pertama oleh seorang
penasihat agung yang bernama Li Si. Terbuat dari batu jade tua dengan tulisan:
Shou ming yu tian/Ji shou yong chang (Menerima mandat dari langit, panjang usia
dan makmur selamanya).
Ketua partai-partai besar menjadi terkejut ketika melihat Wang Hong Sen
menguasahi ilmu iblis yang pernah menumpahkan banyak darah kaum pendekar di
jaman dinanti Han. Hong-Sin-Taysu menjadi sadar bahwa ia telah termakan siasat
licik Wang Hong Sen sehingga turut menumpahkan darah jendral pembela rakyat
yang dicintai ole rakyat Tiongkok. Ia menjadi menyesal sehingga merobek jubahnya menjadi dua, setekah itu mengundurkan diri dari Shaolinbai dan mengasingkan diri.
Tetapi kabar terakhir, ia mati karena terbunuh oleh muridnya yang tertua: Wan-Shou Hwesio (Paderi tangan seribu).
Sementara itu, Sim Hong Long juga mengalami nasib yang sama. Ia dikeroyok oleh
banyak sekali pesilat-pesilata tangguh dari golongan sesat. Tetapi bagaimanapun
mereka mengeroyok pendekar ini, tidak ada satu pukulanpun dapat mendarat di
tubuhnya. Ia masih terlalu tangguh untuk para datuk sesat itu. Melihat ini, kembali Wang Hong Sen dibantu oleh wanita beracun: Wan-du-wushu (wanita penyihir
seribu racun) menerjang dasyat. Ia tidak segan-segan lagi menyerang Sim Hong
Long dengan ilmunya yang amat mengerikan: Qian-Long-Lijin-di (naga hijau
menaklukan bumi) dan Kai-Kong-Qi-Cuan-Hun (membuka hawa, membuang
sukma). Tetapi sungguh mengejutkan Wang Hong Sen, walaupun tenaga sakti Sim
Hong Long tersedot hampir habis oleh dua ilmu itu, namun tubuh pendekar ini
meliuk-liuk seperti karet yang lemas, tidak bertenaga, tetapi luar-biasa lentur, sehingga sukar dicandak. Diam-diam Sim Hong Long mencatat dalam hatinya dua
ilmu dasyat yang sukar dilawan dari Wang Hong Sen.
Wang Hong Sen menjadi marah sekali, ia memberikan tanda kepada wanita
beracun yang menjadi pembela setianya untuk menyerang Sim Hong Long dengan
racun "Da-po-sheng-jing-du" (racun pemecah syaraf). Sekali melihat warna dan bau bubuk di tangan wanita itu, Sim Hong Long segera sadar, ia sedang berhadapan
dengan ahli racun yang pandai. Tetapi karena Sim Hong Long memegang suling
Hai-xi-linjin, racun ganas itu tidak begitu ampuh lagi. Wang Hong Sen menjadi
bertambah murka melihat Sim Hong Long tetap sulit untuk dijatuhkan. Pertempuran
bertambah seru dan kelihatan Sim Hong Long bertambah segar karena pengaruh
ilmunya yang sudah mencapai titik yang sempurna: Khip-thih-Ying-quan. Sedang
pertempuran berjalan seru dan menegangkan, tiba-tiba wajah Sim Hong Long
menjadi pucat pasih. Apakah yang terjadi" Ia melihat menantunya yang sedang
mengandung beberapa bulan diseret oleh seseorang ke arah medan pertempuran.
Ia melihat seorang yang muka dan gerakannya seperti gorila menjambak rambut
anak perempuannya itu. Orang yang seperti gorila itu adalah Er-Kui, salah seorang dari Xi-Hai-San-Kui. Melihat ini Wang Hong Sen tertawa terbahak-bahak saking
senangnya. Ia mendesak pendekar itu untuk menyerahkan kitab Shen-Ta-Lek-Ling-
Quan. Tetapi Sim Hong Long mengatakan: biarpun Wang Hong Sen membunuh
menantu perempuannya yang ia tahu sedang mengandung keturunan keluarga Sim,
sekali-kali ia tidak akan pernah sudi menyerahkan kitab itu. Dengan wajah
menyeringai seperti wajah iblis sendiri, ia meminta Sim Hong Long memilih satu
diantara dua: menerima satu kali pukulan darinya tanpa menyerang, atau menantu


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

perempuannya yang dihancur-luluhkan dengan pukulan Wang Hong Sen. Akhirnya,
Sim Hong Long memilih untuk menerima satu kali pukulan.
Sungguh tidak dinyana oleh para pendekar dan ketua-ketua partai besar Wang
Hong Sen yang selama ini dikenal sebagai pendekar pembela kebenaran dan
berhati bersih melakukan hal yang sangat memalukan. Dan mereka menjadi lebih
terkejut, ketika Wang Hong Sen memukul Sim Hong Long dengan ilmu yang paling
mengerikan dan yang pernah menjadi momok dunia persilatan seratus tahun yang
lampau, yaitu: Rong-ling-Cui-Quan (Ilmu pukulan pelebur sukma). Wang Hong Sen
mengarahkan pukulan yang berisi ilmu Rong-ling-Cui-Quan (Ilmu pukulan pelebur
sukma) ke arah dada Sim Hong Long. Sim Hong Long jatuh terkapar dengan hampir
seluruh syaraf hancur luluh. Tubuhnya bersimbah darah, dan jatuh seperti seonggok daging yang tidak memiliki tulang-belulang lagi. SIm Hong Long tidak menyadari
setelah ia terpukul jatuh, tangan kiri Wang Hong Sen tanpa diketahui oleh siapapun, pada saat yang hampir bersamaan, juga menyerang uluh hati anak menantunya.
Perempuan yang sedang mengandung itu seketika jatuh lunglai seperti orang yang
sudah mati. "Mayat" Sim Hong Long dan anak perempuannya ditinggalkan begitu
saja oleh Wang Hong Sen dan pengikutnya. Para pendekar juga tidak dapat berbuat
apa-apa karena mereka telah menanda-tangani plakat yang berisi perintah kaisar
Jian Wen untuk membasmi pembrontak Zheng Yen An dan Bengcu Sim Hong
Lopng sampai ke akar-akarnya. Mereak juga pergi begitu saja. Sementara itu, hal
sangat mengerikan terjadi, mayat jendral Zheng Yen An dibacok sana-sini oleh
prajurit-prajurit kerajaan sehingga hampir tidak menyerupai mayat seorang anak
manusia lagi. Tetapi Tuhan masih maha murah, sebelum Sim Hong Long menghembus nafas
terakhirnya, ia melihat seorang sahabat sedang berjalan seorang diri menuju ke
arah dia tergeletak. Orang itu adalah Laksana Zheng He. Ia memeriksa anak
menantu Sim Hong Long, ternyata ibu yang malang itu sudah tidak dapat tertolong
lagi. Segera laksamana Zheng He menolong bayi yang masih dalam kandungannya
keluar sebelum orok itu kekurangan "Yang-qi" (oxigen) yang dapat mengakibatkan
sistem kerja otaknya rusak. Dengan keahliannya ia berhasil mengeluarkan bayi itu dari rahim ibunya. Seorang bayi perempuan, yang sehat. Ibu sang orok itu masih
sempat membuka matanya dan melihat anak perempuannya menangis. Ibu anak ini
menyebutkan sebuah nama sebelum ia terkulai roboh tidak bangun lagi, yaitu: Sim
Lie Sian. "Aaaah "..!!!!!"
Suara "aaaah" keras sekali dan dikeluarkan dari tiga mulut hampir bersamaan, yaitu mulut Yang Jing, Yang Mi dan Lie Sian. Seketiak Lie Sian dan Yang Jing tersenyum dengan wajah kemerahan tetapi dengan sinar mata yang aneh. Lie Sian sebaliknya,
ia mengucurkan air-mata sambil memanggil:
"ibu " kasihan kau " kucatat dalam hatiku siapa yang menganiaya dan
membinasakannya " kongkong " aku sungguh kongkongku yang gagah perkasa
dan sakti. Aku cucumu bersumpah untuk membalaskan sakti hatimu " akan
kubuktikan di dunia persilatan bahwa Kongkong adalah seorang pendekar yang
bersih hatinya."
"Sian Mei " jadi kau bukan she Coa melainkan she Sim " oh, Thian betapa lega
hatiku " " Seru Yang Mi sambil merangkul Lie Sian dan mencium pipi dara cantik-
jelita itu. Begitulah peristiwa yang mencoreng nama para pendekar dan menimbulkan
kesedihan dan penyesalan yang dalam di dunia persilatan. Bagaimanakah Yang Ai
dapat berubah menjadi Gan Juen Ai"
Pada waktu itu aku masih berpangkat panglima. Sudah sejak dari semula aku tidak
menyetujui pembasmian keluarga jendral Zheng Yen An dan kup berdarah untuk
membunuh atasanku. Secara diam-diam aku melindungi pendekar dari Emeishan
yang membawa dua anak kembar menuju ke puncak Hong-Yun-Zui- Jia (puncak
Awan Merah). Tetapi sungguh tidak terduga, begitu banyak para oendekar dan
patriot terhasut oleh fitnah yang dikarang oleh Wang Hong Sen, sehingga
pembersihan itu benar-benar dilakukan oleh mereka. Di tengah-tengah
berkecamuknya orang-orang yang haus darah itu, pendekar Emeishan ini menjadi
kalut, sehingga pada waktu ia melarikan diri, seorang di antara anak kembar itu
terlempar akibat pukulan seorang penjahat. Anak perempuan jatuh tepat di depan
kaki kuda yang sedang kutunggangi. Dengan segera kusambar anak perempuan
dan kusembunyikan di sebuah dusun. Anak itu kuserahkan kepada inang pengasuh
keluarga Gan yang sangat setia dan dapat dipercaya penuh. Sejak hari itu, anak
perempuan itu kuberi nama She Gan, seperti she keluargaku dan kuberi nama Juen
Ai. Jendral Gan Bing mengakiri ceritanya dengan mengatakan:
"Yang Mi " ketika aku bertemu denganmu pertama kali, pada saat engkau
mengaku bernama Lie Chuang Mu, aku sudah dapat menduga bahwa engkau
adalah saudara kembar putri angkatku: Gan Juen Ai, yang sebenarnya bernama:
Zheng Yen Ai. Dari bentuk tubuh dan gerak-gerikmu yang tidak berbeda jauh
dengan ibumu, aku sudah sadar betul bahwa engkau adalah keturunan jendral
Zheng Yen An yang sangat kukagumi jiwa kepahlawanannya."
"Jing Di " demikian juga, ketika engkau mampir di rumahku dan malakukan pibu.
Aku sudah mulai curiga " jangan-jangan engkau keturunan jendral Zheng Yen An,
sebab cara engkau bersilat, walaupun ilmumu berbeda dengan ilmu mendiang
ayahmu, tetapi cara engkau bersilat nyaris sama."
"Sedangkan engkau Sian-er, sangat mudah sekali mengenalimu sebagai cucu
pendekar besar Sim Hong Long " ha ". Ha ". Ha ".."
"Apakah itu paman?"
"Asalmu dari Tienshanbai, dan cucu ketua partai: Shi De Yuan. Ingat, laksamana
Zheng menitipkanmu di sana. Berarti engkau bukan cucu asli Shi De Yuan, tetapi
cucu terakhir keturunan keluarga Sim yang berhasil diselamatkan oleh laksamana
Zheng He dan disembunyikan di Tienshanbai. Dan Jangan lupa, engkaulah pewaris
tunggal Shen-Ta-Lek-Ling-quan dari kakekmu sendiri: Sim Hong Long ". Ha"ha"
ha"ha"dan ". Yang lebih penting lagi, Sim Lie Sian adalah tunangan Zheng
Yang Jing ".ha".ha".ha"h"sungguh menggembirakan ". Sungguh
menggembirakan ?"
"Sekarang, ada tiga tugas yang harus kita selesaikan dengan cepat. Pertama
mencari jalan keluar dari sumur maut ini. Kedua: Mencari cap kekaisaran untuk
diserahkan kepada kaisar Yongle sesuai dengan pesan jendral Zheng Yen An.
Ketiga: Menyelamatkan negara dari ancaman pembrontakan yang didukung oleh
banyak suku-suku liar."
"Masih ada sat u lagi paman "!!" Lie Sian langsung berseru dengan mata kocak.
"apa itu Sian-Er?"
"Mencari musuh-musuh keluarga Zheng dan Sim terutama: Wang Hong sen dan
Liang Cien Hauw yang berjuluk Wan-du-wushu."
Sejak hari itu, antar Lie Sian dan Yang Jing menjadi semakin dekat. Lie Sian juga sangat dekat dengan Yang Mi yang masih suka melamun sendirian, walaupun tidak
lagi menjadi gunung es seperti sebelum. Pada hari ketiga, pagi-pagi sekali, Yang Jing datang menghadap jendral Gan Bing.
"Paman, anak sesuatu yang hendak kutanyakan. Apakah Paman tidak terlalu lelah
pagi ini?"
"Jing Er " kebetulan engkau sudah bangun, paman sedang berpikir keras untuk
mencari jalan bagaimana keluar dari tempat ini secepatnya. Sekitar pagi buta tadi, paman melihat sinar-sinar obor beriringan seperti keluar dari benteng ini. Menurut perhitunganku, hari ini mereka menuju ke Peking untuk melakukan penyerangan
besar-besar. Ah"aku kuatir sekali " Aapakah Tong zhi " sanggup mengatasi
gelombang pembrontakan berskala besar ini?"
"Paman, Jing " juga sedang memikirkan jalan keluar yang mungkin. Tiga hari yang
lalu paman pernah berkata bahwa apabila kita untung, kita dapat menikmati daging ular, monyet , atau burung. Bukankah begitu paman."
"Benar " memang apakah hubungannya?"
"Biren (aku yang rendah) berpikir, kalau binatang-binatang itu dapat masuk, berarti mereka juga dapat keluar. Apakah paman berhasil menangkap mereka?"
"Dari empat kesempatan, hanya sekali paman berhasil menangkap seekor ular
kembang yang besar. Tentu saja ular itu akhirnya lari ke sini."
Jendral Gan Bing menunjuk pada perutnya sambil tersenyum.
"Paman, berarti sisanya telah keluar dari tempat ini bukan" Apakah paman ingat
kira-kira dimanakah mereka menghilang?"
Sejenak jendral Gan Bign berpikir keras.
"Ya .. benar " sungguh mengherankan?"
Sambil berpikir, jendral Gan Bing branjak keluar goa. Langkahnya menuju ke tempat di mana ribuan cacing-cacing raksasa keluar di waktu malam.
"Betul " betul " aneh " mengapa selama ini aku tidak berpikir. Betul Jing-Er,
mereka menghilang di sekitar tempat ini. Tetapi Jing Er (anak Jing) " paman sudah mengobrak-abrik tempat ini dan terus mencari lebih dari tiga bulan, tetapi tidak ada tanda-tanda jalan keluar yang kau maksudkan."
"Paman " satu lagi pertanyaan: bagaimana keadaan sumur ini ketika hujan deras
turun?" "Tidak ada masalah, kita tetap aman tanpa terganggu oleh air hujan betapapun
derasnya. Goa ini cukup aman dan hangat untuk tempat berlindung dan berteduh."
"Apakah paman pernah memikirkan ke mana mengalirnya air hujan itu."
"Plook"Plok ".!!!"
"Paman ada apakah" " Yang Jing keheranan melihat Jendral Gan Bing memukul
jidatnya sampai duakali sehingga menimbulkan suara yang cukup nyaring. Tianpin-
Er tersenyu geli karena ia melihat tanda telapak tangan jendral Gan persis di
jidatnya yang lebar.
"Aha " betapa bodohnya aku " mengapa aku tidak memperhatikan mengalirnya
air. Betul, selama lebih dari tiga bulan aku berada di sini mengapa sumur ini tidak pernah tergenang oleh air hujan " kemana larinya air itu" Walaupun ada hujan
dengan curah yang tinggi, tetap air hujan dapat menghilang dalam waktu yang
sangat cepat."
Mata Tianpin-Er bercahaya mendengar keterangan jendral Gan Bing.
BAB 28: GURITA CINCIN BIRU
Jendral Gan Bing bersama Tianpin-Er memeriksa secara teliti tanah di mana cacing-cacing raksasa itu muncul. Lebih dari dua kali giliran jaga mereka memeriksa batu-batu, tanah, dan celah-celah yang sekiranya ada jalan keluar yang dipakai oleh jenis binatang kera, burung, ular dan juga dipakai jalan terobos oleh air hujan.
"Jing-Er, paman sudah berkerja siang-malam selama lebih dari tiga bulan mencari
jalan keluar dari sumur ini, tetapi sungguh sangat disesalkan, paman tidak melihat tanda-tanda ke arah itu. Sumur ini berdinding batu gunung yang tebalnya sulit
diduga, dan sepertinya terpisah dari kehidupan manusia lainnya. Bagi paman,
terkubur di sumur ini selamanya, sekali-kali paman tidak akan menyesal, tetapi
paman sangat menguatirkan keslamatan kaisar. Bu Tong masih terlalu muda
mengerti dunia politik kotor dan jahat, sehingga paman tidak yakin Bu Tong dapat mengatasi serangan Zhu Wen Yang."
Yang Jing tidak begitu menaruh perhatian pada perkataan jendral Gan karena
matanya tertuju pada air yang mengalir dari celah-celah batu yang terletak di
tengah-tengah goa. Pikirannya seperti turut mengalir dengan aliran air. Ia mengikuti air itu mengalir dan begitu sampai di celah-celah batu yang berjarak kira-kira enam kaki dari asal air itu keluar, aliran air itu terputus. Kening Yang Jing berkernyit, karena air itu berhenti di celah batu yang dipakai oleh Lie Sian dan Yang Mi sebagai kamar mandi. Dan yang membuat Yang Jing heran adalah walaupun bergentong-gentong air telah dipakai oleh dua orang gadis itu untuk mandi, tetapi tidak ada tanda-tanda air menggenangi goa. Kemanakah air itu mengalir pergi"
Ia mendekati celah batu yang berdaun lebar. Batu itu berbentuk seperti dinding yang menjorok di tengah goa, sehingga apabila dilihat dari jauh sepertinya goa itu
berhenti sampai di situ saja. Tianpin-Er mendekati celah batu itu. Tangannya mulai mengetok-ngetok batu yang berbentuk dinding itu. Tetapi ia tidak mendengar
adanya perbedaan suara.
"Tidak mungkin air itu naik ke dinding " yang betul " air itu mengalir ke bawah
dinding batu ini. Apabila air itu mengalir " berarti terdapat suatu yang lebih rendah dari sumur ini. Tetapi, sumur ini berkedalaman lebih dari sembilan-ratus tujuh
sembilan kaki, apakah mungkin ada tempat yang lebih rendah dari sumur ini. Kalau itu betul, kemungkinan sumur ini terletak di atas sebuah gunung."
"Paman, gunung apakah yang terletak dekat teluk Bohai?"
"Bohai-shan!!! Gunung ini terjadinya disebabkan gerakan ekstrem arus hawa panas
dari dalam perut bumi. Jing Er, konon, ratusan tahun yang lalu menurut catatan
sejarah, tanah pegunungan dekat teluk Bohai mengalami penurunan dan
pergeseran struktur yang diakibatkan oleh arus hawa panas dari perut bumi yang
ditimbulkan oleh minyak panas di bawah tanah, yang disebut: Xin-Sheng-Dai
Shang-sheng Nuan-Liu (Cenozoic Thermal atau masa panas bumi yang menutup di
setiap 65-m tahun). Pergeseran tanah yang diakibatkan oleh panas bumi itu
membentuk sebuah gunung. "
"Aaaah " apakah sumur ini tercipta karena arus uap atau cairan panas yang
mengalir deras ke arah lautan, dan meninggalkan jejak seperti ini" Berarti ada celah atau lubang ke arah tempat yang lebih rendah dari sumur ini " apakah "!!!"
"Ayaaa " betul " ada celah atau lubang yang menuju ke arah lautan " besar "
benar " menuju ke lautan " aah " lautan."
"Jing Koko " coba kemari!!" Sekonyong-konyong Lie Sian berseru memanggil.
Yang Jing di kuti oleh Jendral Gan Bing melesat memasuki ruang di balik dinding
batu dimana Lie Sian sedang berdiri menghadap tembok seperti matanya dapat
melihat apa yang ada di balik dinding batu itu, sedangkan Yang Mi
memperhatikannya seperti orang pikun yang kebingungan.
"Sian Mei-mei " ada apa?"
"Ssst " Jing Di " sepertinya Sian Mei sedang memusatkan pendengarannya. Aku
tidak tahu apa yang ia dengar."
"Jing Koko " aku mendengar suara air yang menghantam dinding batu ini di
sebelah dalam secara terus-menerus, tetapi di kuti oleh daya sedot balik yang maha kuat. Dua gelombang dasyat itu saling kejar: yang satu menggempur sedangkan
yang satunya lagi menyedot. Kedua gelombang itu membuat daya gempur yang
tidak terukur kuatnya, sedangkan daya sedotnya ". Aaah ". Sukar dilukiskan. Aku
merasakan getaran-getaran bunyi yang bermuatan tenaga alam yang bukan main
hebat dan dasyatnya. Dan " sayub-sayub aku seperti mendengar suara air ". Ya
" air " bukan air mengalir tetapi seperti badai!!!!"
Segera Yang Jing berbuat hal yang sama. Ia menggerakkan hawa sakti Ba Quanzi
Shen (Delapan Lingkaran Dewa), yang disebut: Shen Ba-Zhuan-Zi De Zi-Tai (Posisi
delapan lingkaran Dewa). Ilmu yang telah mencapai puncak kesempurnaannya
ketika Yang Jing menguasahi sifat hawa sakti Xin-yin-liu-he-quan ini membuat
perasaan dan kekuatan bathin Yang Jing menjadi sangat peka. Posisi demikian
dinamakan mendekati: Zhui-fengli Min-Gan-Xing (puncak ketajaman kepekaan).
Beberapa saat kemudian, ia melompat mundur dengan dada sesak. Bibirnya
bergetar seperti ingin mengucapkan sesuatu, tetapi untuk beberapa saat ia tidak
mampu berujar. Dengan terpatah-patah akhirnya ia dapat berkata:
"Sian Mei " mundurlah dari dinding batu itu " sepertinya akan adai badai yang
amat-dasyat. Badai yang berasal air laut yang sedang murka!"
"Iiih ". Pantas " getarannya menimbulkan gelombang suara yang bukan main!!"
Lie Sian seketika mencelat mundur menjauhi dinding batu itu.
"Paman, rupanya akan terjadi badai yang bergerak dari arah Terusan Liaodong,
kemudian bermuara luar-biasa dasyat ke arah teluk Bohai. Di tempat ini, angin
badai yang berhembus dari Huang-Hai (Laut Kuning) bertemu dengan badai dari
Terusan Liaodong Hai-wan, mengakibatkan badai di teluk Bohai menjadi sangat
mengerikan."
"Jing Er, bagaimana engkau bisa memastikan adanya badai di lautan besar
terjadinya seperti itu?"
"Paman, menurut shifuku, di jaman kekaisaran mula-mula, terjadi malapetaka besar di rimba persilatan yang ditimbulkan oleh seorang manusia iblis yang berilmu tinggi.
Banjir darah terjadi di mana-mana. Sebulan sebelum peristiwa itu terjadi, shifuku yang tidak pernah kukenali wajahnya berujar, "
Tai Ping Yang memiliki anak, Huang-Hai
Huang-Hai berjumpa Liaodong Hai-wan
Huang-Hai membawa golok naga
Laiodong Hai-Wan menyandang pedang langit
Bohai tercerai berai ".
"Aku merasakan terdapat dua gelombang dasyat yang datang susul-menyusul dari
dua arah yang berlawanan. Yang satu lebih kuat dari yang lainnya, dan kemudian
menyatu, menjadi kekuatan dasyat dan rupanya menuju ke daerah teluk Bohai."
"Jing Di " apakah sebagian gelombang badai itu akan menghantam dinding batu
tebal itu?"
"Enci " sekarang masih belum, tetapi akan menghantam sumur ini. Melihat kondisi
sumur ini yang menurut analisaku lubang atas berada di atas sebuah gunung,
sedangkan kakinya berada beberapa kaki di bawah laut, badai itupun tidak akan
sanggup menghancurkan sumur batu ini karena letak dan ketebalannya. Jikalau itu
terjadi, benteng Zhu Wen Yang di teluk Bohai ini akan habis terpapras oleh
kekuatan dasyat gelombang pasang air laut, tetapi sumur ini akan tetap berdiri
kokoh." "Jing di " sebelum badai itu terjadi, apakah ada kemungkinan kita dapat berbuat
sesuatu terhadap dinding batu itu untuk mencari jalan keluar?"
"Apakah yang ada dalam pemikiran enci, sepertinya enci sedang menduga adanya
jalan keluar dari tempat ini?"
"Sepertinya Jing Di. Beberapa hari ini enci berpikir bahwa dari semua dinding batu yang mengelilingi sumur ini, kita tidak mungkin mendaki ke atas, karena Zhu Wen
Yang telah memoles dinding batu itu dengan minyak buaya yang licin. Sehingga
jalan keluar lewat atas , tidaklah mungkin. Sedangkan dinding dekat "tempat" mandi terdapat pancuran air tawar yang segar, seperti air sungai yang mengalir dari
sebuah hutan. Perlu kita ingat, teluk Bohai ini adalah perpanjangan tangan dari
Huang-Ho. Jadi " dinding batu yang menghadap ke lautan besar tidaklah setebal
dinding batu yang lain. Hal ini bisa terjadi karena fushi (Korosi karena chemical reaction dari air laut). Kalau kita bisa menjebol dinding batu yang menerima air dari Huang-Ho, maka kemungkinan ada jalan tembus menuju hutan dekat Huang-Hai
(Laut Kuning). Sedangkan di bawah tanah tempat kita berdiri sampai ke dinding
batu itu, terdapat lapisan lumpur yang tebal dan dalam. Lapisan lumpur itulah yang dipakai Jalan oleh cacing-cacing raksasa keluar-masuk ke tempat ini. Cacing-cacing itu adalah cacing laut, jadi lapisan lumpur itu mungkin sebagian terdiri dari lumpur sungai yang mengendap, tetapi juga bercampur dengan lumpur dari laut Kuning.
Jadi terdapat dua jalan keluar, pertama lewat lapisan lumpur; dan kedua menjebol dinding batu."
"Enci, kalau dinding batu itu jebol, maka hempasan angin yang membawa air laut
akan menghantam sumur ini. Jutaan kubik air akan seperti dilontarkan oleh tangan setan dan seketika dapat merenggut nyawa kita menghadap Giam-Lo-Ong " hi"
hi"hi"!!"
Lie Sian menyahut dengan kelakar yang mengandung analisa berpikir yang hebat.
"Ayaaa " Sian Mei " kau benar " air laut itu seketika akan membinasakan kita "
hmm " mengapa aku tidak memikirkan kemungkinan itu?"
"Ha "ha"ha" aku tahu " aku tahu " aku mengerti sekarang"mengapa selama
ini aku begitu goblok ". Ha"ha"ha"!!"
Mereka bertiga menjadi heran melihat jendral Gan Bing tertawa terpingkal-pingkal.
"Ada apakah paman" Apa yang paman mengerti?"" Yang Jing dengan setengah
heran bertanya.
"Ho " ho " ho " bagaimanapun juga pikiran sebagai jendral perang tetap melekat
dalam benakku. Jing-Er, apakah engkau pernah membaca kisah tentang jendral
Han Xin dari Huaiyin (Propinsi Jiangshu di jaman sekarang) yang dijebak di lubang ular oleh Xiao He Zong-Li (perdana mentri Xiao He) dan Nii Huang Lu (permaisuri
Lu). Dinasti Han nyaris lumat karena hilangnya jendral yang ahli strategi ini. Tetapi tiba-tiba dalam saat yang kritis bagi dinasti Han, jendral muncul dengan pasukan besar dan menghancurkan pembrontakan. Ha " ha ". Ha". Aku, Gan Bing, ".
Dalam darahku mengalir kesetiaan terhadap dinasti Ming yang dipimpin oleh
Huang-di Yongle (kaisar Yongle), aku " akan muncul seperti jendral Han Xin " ha
". Ha".. ha"..!!"
"Paman, bagaimanakah cara jendral Han Xin keluar dari lubang ular itu?"
"Dia ikut jadi ular " tentu saja ikut-ikut jadi ular " baru dia bisa keluar-masuk lubang ular seenak perutnya " ha " ha "ha". Bukankah ini lucu tetapi luar-biasa
pandai"!"
"Paman, bagaimana jendral itu bisa menjadi ular" Apakah ia penjelmaan siluman
ular?" Tanya Lie Sian terperanjat dan merinding bulu kuduknya.
"Bukan " bukan " bukan " bukan siluman ular " tetapi ia mempelajari cara dan
strategi ular-ular berbisa itu, mengapa sampai bisa masuk dan keluar lubang seperti sumur ini seenaknya, padahal ia sudah menyelidiki lebih dari tiga bulan dan " tidak melihat adanya tanda-tanda jalan keluar."


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aaah " aku mengerti sekarang " ayaaa " benar juga ". !!! Jendral itu sangat
hebat dan jendral Gan Bing juga hebat". Hi " hi " hi " mengelikan, tetapi luar-
biasa pandai."
Kini Lie Sian yang tertawa terpingkal-pingkal.
"Sian Mei " ii h ". Mengapa tertawa terpingkal-pingkal " apa yang lucu dan
bagaimana kita bisa keluar dari sumur ini?" Yang Mi sampai berdiri mlongo melihat jendral Gan Bing dan Lie Sian tertawa terpingkal-pingkal.
"Enci Yang Mi, tentu saja kita harus berubah menjadi cacing-cacing menjijikkan itu.
Baru kita bisa keluar-masuk sumur keparat ini seenaknya. Bukankah begitu paman
Gan Bing?"
"Ha " ha ". Ha ". Keturunan Sim Hong Long memang berotak hebat " betul-
betul, kita semua harus menjadi cacing-cacing raksasa itu.!"
Tianpin-Er tersenyum: "Mi Cici, kita perlu menemukan cara cacing-cacing itu masuk dan keluar dari sumur maut ini, tentu harus melalui terowongan lumpur di bawah
tanah ini yang menuju ke suatu tempat dekat antara Huang-Ho dan Huang-Hai (laut
kuning). Di Sumur ini ada cacing raksasa yang datang dan pergi seenaknya " ada
terowongan yang tertutup lumpur tebal ". Ada air yang mengalir bening dan segar
" dan air yang kita pakai begitu banyak, tetapi hilang begitu saja tanpa berbekas.
Jadi air itu juga datang seenaknya, dan pergi juga dengan seenak perutnya juga ; tentu saja kita bukan air " juga bukan sebangsa cacing yang bisa ngloyor keluar-masuk terowongan berlumpur, tetapi kita bisa memakai air dan cacing-cacing itu
untuk mengantarkan kita keluar dari sumur ini."
"Aha " pikiran empat orang dipadu menjadi satu " hasilnya " luar-biasa!!! Aku
jendral tua, benar-benar kagum melihat orang-orang muda seperti kalian yang
memiliki cara berpikir yang hebat " hebat " hebat " nah, sekarang tinggal
pelaksanaannya."
"Paman, kita harus melakukannya dengan cepat sebelum badai tiba. Malam ini,
sebelum bulan tertutup awan tebal ia akan bersinar terang. Saat itulah cacing-
cacing raksasa itu muncul. Begitu mereka muncul kita harus sudah berkumpul
disekitar tempat itu tanpa melakukan gerakan sama sekali. Aku akan menjebol
dinding batu itu. Begitu jebol, air yang dihantarkan oleh ombak laut akan masuk ke sumur ini dalam jumlah besar dan meluncur deras " tentu saja ke arah tempat
yang rendah " terowongan berlumpur itu. Saat itulah, cacing-cacing itu akan
kembali masuk saluran itu dengan gerakan yang cepat. Saat itulah kita turut "terjun"
dan membiarkan tubuh kita terbawa oleh cacing-cacing raksasa itu. Biarlah cacing raksasa itu membuka jalan berlumpur bagi kita."
"Iiih " !!!"
"Aaaah " mengerikan " !!!"
"Itulah jalan satu-satunya yang harus kita tempuh daripada binasa di tempat seperti ini."
Tianpin-Er berbicara dengan suara yang bergetar-getar menahan keharuan hatinya.
Ia dapat mengerti perasaan Yang Mi dan Lie Sian sebagai seorang gadis, terutama
Lie Sian yang sedikit banyak trauma karena "belaian" tangan-tangan halus, licin, berlendir yang telah menyelamatkan nyawanya dari kematian mengerikan.
Malam itu gelap-gulita. Lie Sian merapatkan tubuhnya lekat-lekat di bahu Yang Jing sebelah kanan. Tangannya yang halus itu menggenggam jari-jari Tianpin-Er seperti hendak mengalirkan perasaan hatinya.
"Jing Koko " apakah kita akan terpisahkan lagi oleh keadaan" Koko " aku " tidak
ingin itu terjadi lagi."
"Sian Mei " akupun juga tidak ingin itu terjadi lagi. Sangat sulit mencari jejakmu "
dan lagi engkau sangat pandai bermain petak-umpet dan larimu ". Aduh " minta
ampun " hei! Aku sampai lupa, tampaknya engkau sudah mempelajari Di-zhen-bo
dan Cha-yin-bo, itu berarti engkau sudah menguasahi Dua belas pintu menghimpun
hawa sakti. " itu " berarti " Sim Lie Sian sudah berhasil menemukan duabelas
sutera tulisan Shen-Du. Ha " ha ". Ha ".mata si Tuyul edan pasti tidak salah "
betulkan Mei-mei?"
"Biarpun aku tidak bicara " tuyul macam dirimu mana bisa tidak melihat " Koko "
itu kebetulan. Aku bersembunyi dari Bu-Di-San-Mowang di sebuah kubah yang
tertutup oleh lumut dan rumput-rumput liar. Aku menjadi heran ketika secara
kebetulan suling merahku membentur tubuh kubah itu, aku mendengar suara
dengung yang lembut. Ketika kuteliti dengan teliti, ternyata kubah itu adalah sebuah lonceng kuno raksasa, dan di tubuh lonceng bagian dalam, kutemukan duabelas
sutera tulisan Shen-Du. Kupelajari itu di dalam lonceng, karena penulisnya
menghendakiku berlatih di dalam lonceng. Beberapa hari setelah itu, begitu
kugerahkan hawa sakti dari ajaran duabelas sutra itu, terjadi ledakan yang luar-
biasa dasyat. Tubuh lonceng raksasa itu hancur berkeping-keping karea gelombang
hawa sakti Di-zhen-bo dan Cha-yin-bo yang kulancarkan. Begitulah Koko " iih "
mengapa matamu melotot seperti siluman " i ih " menyalah lagi."
"Sian Mei " coba gerakan dua hawa sakti itu perlahan-lahan ke arah tanganku.
Tambahkan tenagamu sedikit demi sedikit dan dobraklah tenaga sakti Ba Quanzi
Shen (Delapan Lingkaran Dewa) yang kulancarkan. Apakah kau sudah siap!"
"koko, jurus yang mana ?"
"Jangan menggerakkan Xuan-Li zhi-ming (Melodi kematian), tetapi Zhi-ming Shu-qin Zhen-dong Tian-tang (Harpa maut mengguncangkan nirwana)."
"Jing Koko " apakah " kau tidak keliru " bukankah itu jurus pamungkas dari
Shen-Ta-Lek-Ling-Quan" " Koko, tahukah engkau bahwa hawa sakti Di-zhen-bo
dan Cha-yin-bo bukan dasyatnya, aku tidak ingin terjadi apa-apa pada dirimu "
Koko " betulkah itu?"
"Sian Mei " jangan ragu-ragu karena Ba Quanzi Shen (Delapan Lingkaran Dewa)
dengan jurus yang dinamakan Shen-xi-ju-ba-zhi-zhu-diao (dewa memainkan
delapan melodi) dapat mengikuti Zhi-ming Shu-qin Zhen-dong Tian-tang dengan
baik. Mereka tidak akan saling menggempur, tetapi saling memanfaatkan. Kita
mainkan dengan pengerahkan tenaga sakti secara perlahan-lahan. Ayolah " Mei-
mei " !!!"
Sepasang pendekar yang dikenal dunia persilatan sebagai "Sepasang Bayangan
Dewa" ini mulai bersilat. Dua hawa mujijat Di-zhen-bo dan Cha-yin-bo yang sudah
melebur dan bersenyawa di dalam ilmu Shen-Ta-Lek-Ling-Quan membuat tubuh
dara sakti ini seperti bercak-bercak tangga nada yang seluruh gerakannya
menimbulkan suara seperti suara tiupan suling, tetapi di lain saat berubah seperti harpa, dan seterusnya. Di tengah-tengah kegelapan, arus hawa sakti yang
melingkar-lingkar itu kadang terlihat seperti sinar keputih-putihan, tetapi dalam sekejab berubah menjadi merah.
Tianpin-Er yang melihat Lie Sian sudah mulai bergerak, ia segera menyambutnya
dengan ilmu terdasyat dari delapan jurus Lingkaran Dewa yang disebut: Ba Quanzi
Shen. Mulailah ia memainkan ilmu terhalus dari Ba Quanzi Shen, tetapi memiliki titik lebur yang paling tinggi: menghantam di dalam, melebur segala sesuatu dari dalam tanpa merusak luarnya. Hawa sakti mujijat yang diselimuti oleh Neng-yuan (energi-maut) bergerak melingkar-lingkar membentuk bersitan-bersitan sinar kuning lembut.
"Sian Mei " sekarang "!!!!"
Begitu Yang Jing berseru memberi peringatan kepada Lie Sian, kedua bayangan
kedua sejoli itu mendadak melesat dengan kecepatan yang tidak terperihkan
menimbulkan suara seperti lengkingan-lengkingan seperti suara harpa dari tempat
yang jauh. Jendral Gan Bing dan Yang Mi yang melihat sinar-sinar yang menceruat saling
"peluk" dan "menelikung" menjadi terpesona.
"Hmm " pasangan pendekar sakti yang tiada duanya di Jianghu " ilmu yang
mereka peragakan adalah jenis ilmu silat yang paling langkah dan tidak pernah
terlihat lagi di dunia persilatan " aku yakin, subo Kim-Jiu-sin-niko (Nikouw sakti telapak emas) pun tidak akan sanggup melawan satu saja di antara mereka.
"Aduh " Thian, sepertinya aku melihat lagi dua orang sakti: Zheng Yen An dan Sim Hong Long hidup lagi. Yang Jing betul-betul tidak berbeda dengan ayahnya,
walaupun pembawaan Yang Jing lebih tenang dan halus, sedangkan jendral Zheng
Yen An, gagah perkasa dan agak kasar sifatnya. Tetapi dua-duanya membawa
wibawa yang sangat kuat. Sedangkan Sim Lie Sian, memiliki gaya bersilat yang
nyaris sama dengan pendekar sakti Sim Hong Long. Tampaknya, kedua orang ini
memiliki ilmu silat yang tingkat kesempurnaannya tidak di bawah jendral Zheng Yen An dan Sim Hong Long sendiri. Dapat kubayangkan betapa Hong Siang akan
sangat senang mendengar keturunan dua orang yang sangat dipercayanya itu
ternyata masih ada " dan berjiwa patriot sejati.!!!"
Disebut pibu tidak terlalu tepat, disebut main-main juga melenceng jauh dari
kenyataan. Dua hawa sakti itu bukan saling menghancurkan tetapi saling peluk,
membelai, dan menari-nari tetapi dengan kekuatan mujijat yang dan kecepatan
yang sulit untuk dilukiskan dengan kata-kata. Salin itu, keduanya memperlihat
tingkat seni bersilat yang luar-biasa tingginya. Shen-xi-ju-ba-zhi-zhu-diao (dewa memainkan delapan melodi) mengantarkan suara rendah, seperti senar-senar harpa
bagian atas, sedangkan Zhi-ming Shu-qin Zhen-dong Tian-tang (Harpa maut
mengguncangkan nirwana) menghantarkan bunyi yang kadang-kadang sedang,
tetapi dalam sekejab berubah tinggi-rendah dan meliuk-liuk seperti senar-senar
biola yang dipetik oleh seorang yang maha ahli. Setiap kali terjadi benturan,
terdengar bukan seperti letupan melainkan nada-nada suara yang terpecah-pecah
menjadi delapan jenis yang berbeda-beda. "Pertarungan" dua jenis ilmu tingkat
maha tinggi ini semakin luar-biasa ketika Lie Sian dan Yang Jing mulai
menggerakan tenaga sakti lebih dari setengah bagian. Tubuh mereka seketika
berubah menjadi gulungan sinar yang berpadu menjadi satu. Getaran Khie-sinkang
mencapai titik sentuh yang disebut Zui-gao Pin-li (frekwensi tinggi), yaitu bunyi tidak dapat lagi ditangkap oleh indra telinga, namun menggetarkan sukma. Karena
khiekang yang dilahirkan oleh kedua ilmu ini berisi sinkang, maka menceruat
kemana-mana kekuatan dasyat yang sanggup menghancurkan titik sasaran dalam
bentuk Zhi-ming Neng-liang(Energi yang berkekuatan luar-biasa dasyat).
Sepasang pendekar itu tidak menyadari betapa jendral Gan Bing dan Yang Mi
sampai mencelat ke sana kemari untuk mencari perlindungan dari seraut energi
maut yang mengguncangkan isi perut, dada, dan hawa sakti di dalam dian-tan
mereka seperti di aduk-aduk. Keduanya berusaha menutup telinga mereka, tetapi
getaran Zhi-ming Neng-liang tidak menyerang melalui telinga, tetapi melalui getaran apa saja yang ada di pusat hidup dalam diri mereka. Zhi-ming Neng-liang seperti
seekor naga gaib yang tidak memiliki tubuh tetapi terkandung pengaruh dan daya
serang tidak dapat ditahan. Karuan saja kedua orang, terutama jendral Gan Bing
menjadi menderita sekali dan hampir tidak tahan karena isis dadanya rasa mau
meledak. Dalam keadaan yang berbahaya itu, tiba-tiba Yang Mi mengeluarkan
jeritan nyaring dan dari telapak tangannya menyeruat uap berwarna kekuningan.
Inilah ilmu tunggal warisan dari pertapa sakti Kim-Jiu-sin-niko (Nikouw sakti telapak emas) yang disebut: Jin-shou mengji -di (tangan emas menggedor bumi). Pukulan
ini hebat bukan main ".
"Hiaaat ?" berhentilah kalian ". !!!!"
"Cuuus " blaar ". !!!!"
Lontaran ilmu pukulan Jin-shou mengji -di mengakibatkan Yang Jing dan Lie Sian
sadar bahwa tenaga yang mereka pergunakan telah mencapai titik yang sangat
berbahaya. Dengan cepat mereka menarik kembali ilmu dan tenaga mereka, tetapi
sepuluh bagian tidak dapat ditarik lagi karena keburuh pukulan Jin-shou mengji "di sudah mendarat dan menggempur dengan hebatnya.
"Enci " aah ". !!!!!"
Keduanya menjerit nyaring ketika melihat tubuh Yang Mi limbung seperti tubuh yang ditinggalkan tengkoraknya, dan dari mulut gadis perkasa ini, remang-remang Yang
Jing dapat melihat, ia memuntahkan darah segar dari mulutnya.
"Enci " enci ". Aduh " celaka ". Kita telah mencelakannya. Sian Mei coba
periksa keadaan Paman Gan, dan aku akan menolong Enci Mi secepatnya.
"Enci " maafkan adikmu yang tidak tahu diri ini " bagaimana keadaan Enci "
dimanakah yang terasa sakit?""
Yang Jing mengguncang-guncang tubuh Yang Mi yang seperti tanpa tengkorak dan
otot lagi itu. Dengan nafas terengah-engah, Yang Mi membuka matanya, dan dari
mulutnya yang berkelotan darah itu terlihat ia tersenyum.
"Jing Di " dadaku terguncang " tapi aku tidak apa-apa. Enci tahu, engkau tidak
bermaksud mencelakakan encimu dan paman Gan, tetapi main-mainmu dengan Lie
Sian membahayakan jiwa paman Gan. Untung kau dan Lie Sian segera sadar dan
dengan cepat menarik ilmu dan tenagamu walaupun tidak semuanya dapat kau tarik
kembali dan itulah yang akhirnya menghantam isi dadaku. Jing Di " kau dan Lie
Sian mewarisi ilmu-ilmu langkah yang dasyatnya bukan kepalang. Mungkin ayah
kita sendiri dan paman Sim Hong Long juga bukan tandingan kalian lagi, tetapi "
engkau harus pandai-pandai mempergunakan ilmu itu untuk maksud-maksud dan
tujuan yang baik. Encimu tidak apa-apa ". Paman Gan juga tidak apa-apa karena
ia keburu pingsan sebelum ilmu kalian menghancurkan isi dada dan otaknya.
Sedangkan aku, begitu melihat daya serang balik yang berlipat-lipat kekuatannya
dari ilmu Jin-shou mengji "di, segera aku menarik semua aliran hawa sakti,
sehingga keadaanku lemas, kosong, dan tidak memiliki energi sama sekali. Inilah
ilmu Shou-sou Ji-Rou (mengerutkan otot) warisan subo Kim-Jiu-sin-niko. Dengan ilmu ini aku selamat dari kematian walaupun isi dadaku sedikit terguncang."
"Shou-Suo Ji-Rou " menurut Zhongyue San-Laoshen, ilmu itu adalah ilmu simpanan pendekar sakti Sim Hong Long?"" "
"Benar Jing Di " ilmu ini memang ilmu simpanan pendekar Sim Hong Long yang
diwariskan kepada Subo. Karena ilmu inilah, walaupun tubuh pendekar itu sudah
dua-pertiga-bagian rusak, tetapi ia masih dapat bertahan hidup sampai laksamana
Zheng He menemukannya."
"Enci " ada hubungan apakah antara Sim Hong Long Taihiap dengan Kim-Jiu-sin-
niko?" "Jing Di " subo sebenarnya adalah " nenek Sim Lie Sian " yang rela memilih
hidup sebagai seorang pertapa daripada melihat suaminya mengangkat saudara
dengan Wang Hong Sen. Aku tidak tahu ada peristiwa apa antara keluarga subo
dengan Sim Hong Long. Menurut subo, ia menentang keras pengangkatan saudara
itu karena telah jauh-jauh hari sebelum ayah kita, Sim Hong Long shifu, dan Wang Hong Sen mengangkat saudara sehidup-semati, subo telah mengetahui bahwa
Wang Hong Sen berhati palsu dan berbahaya."
"Aaaah " jadi " Lie Sian adalah Sun-Ni ( cucu dalam) Kim-Jiu-sin-niko, dan
pendekar sakti Sim Hong Long itu adalah shifu enci juga."
"Benar " !!"
"Enci Mi-Mi " oh, Thian yang maha adil " benarkah itu" Betulkah subomu yang
berjuluk Kim-Jiu-sin-niko itu Zu-Mu (nenek) ku?"
Yang Mi tersenyum di tengah kegelapan setelah melihat Lie Sian dan jendral Gan
Bing tahu-tahu sudah berdiri di sampingnya.
"Sian Di-mei (adik ipar Sian) " aku berkata yang sebenarnya. Aku tidak
memberitahukan sebelumnya kepadamu karena Subo tidak ingin kelompok Wang
Hong Sen mencelakakan dirimu begitu mengetahui bahwa engkau keturunan
terakhir pendekar Sim Hong Long dan sekaligus cucu dalam Kim-Jiu-sin-niko. Subo
mengatakan, biarlah Lie Sian tinggal di tempat yang aman di Tienshanbai sampai
dewasa." "Mi Cici " aduh betapa inginnya aku berjumpa dengan Zhu-Mu " hmmm " akan
sangat berbahagia " Jing Koko, ternyata aku masih memiliki keluarga, aku tidak
sebatang kara..!!"
Tidak terasa berlinang-linang mata Lie Sian mendengar kenyataan ini. Ia dapat
merasakan betapa besar kasih orang-tua itu terhadapnya sehingga mau
menjauhkan dirinya hanya sekedar supaya cucunya ini terhindar dari ancaman
tangan musuh-musuhnya. Bahkan, nama aslinya saja sudah dihapus dari sejarah
hidupnya dan berganti dengan nama julukan yang dikenal di dunia persilatan
sebagai pederi wanita yang berilmu tinggi.
Malam semakin larut, kegelapan kini benar-benar berkuasa di dalam sumur maut
itu. Yang Mi, Lie Sian, dan Jendral Gan Bing berdiri berjajar di di dekat lokasi dimana cacing raksasa itu muncul. Mereka betul-betul seperti patung yang
menyeramkan karena dari sampai kaki mereka seperti bersilimut lumpur yang masih
basah. Dengan sengaja mereka melumpuri tubuh dengan lumpur, karena mereka
tidak menghendaki binatang yang seperti cacing raksasa itu dapat mencium
kahadiran mereka.
Sedangkan Tianpin-Er berdiri menghadap ke dinding batu sumur maut yang
diperkirakan berada di tebing curam dan menghadap persis ke arah Laut Kuning.
Dari matanya bergerak sinar seperti perak, dengan pandangan lurus ke arah dinding itu. Beberapa saat kemudian, Yang Jing mendengar kibasan-kibasan lembut dari
dalam tanah seperti tabir-tabir yang terbuat dari lumpur tebal terkuak. Dari dari tempat yang dipenuhi lumpur iut bergerak binatang besar yang menyerupai cacing,
perlahan tetapi kuat bukan main, sehingga lapisan lumpur yang tebal itu tidak kuasa menahan terjangan tubuh yang mengeluarkan lendir berwarna kebiruan yang licin.
Suara gerakan itu makin lama makin jelas.
"bleeep ". Bleeep ". Bleeepp"!!!"
Beberapa saat kemudian, begitu sinar bulan menerobos bibir sumur maut, binatang
itu menerobos keluar dan " dalam waktu sekejab ia telah muncul di permukaan
tanah sambil mengembangkan cacing-cacing raksasa yang bergerak-gerak seperti
seribu tangan yang menggapai-gapai ke arah bulan. Begitu binatang yang memiliki
tangan seperti cacing-cacing itu mengembang lebar bagai kelopak bunga teratai,
tiba-tiba Yang Jing mendesis.
"Ba ". Quan ". zi ". .Shen".. (8 lingkaran dewa) ?""!!!"
Mendadak Ia seperti bersilat dengan sebuah ilmu yang mengandung delapan sifat
dan kharakter yang berbeda-beda. Dari tubuhnya yang disaput oleh lumpur itu
menyeruak gelombang kekuatan sakti dan seketika lumpur-lumpur yang terlepas
bergerak menjadi delapan macam bentuk. Tiba-tiba terdengar suara menggaung
keluar dari sekujur tubuhnya yang berada dalam posisi naga sendekap. Bunyi
gaung dasyat itu segera diikuti dengan menyeruaknya kekuatan sakti yang
menghantam dinding batu sumur itu. Kejadian itu begitu cepat, sehingga binatang
yang sedang mengembangkan tangan-tangannya yang seperti cacing itu belum
sempat mereaksi, tahu-tahu sebagian besar tangannya telah berada dalam
cengkraman empat manusia. Ia berusaha berkutet, tetapi " belum sempat
maksudnya tercapai, mendadak " dinding batu sumur maut yang dihantam Yang
Jing itu runtuh dan bagaikan diterjang oleh badai pasang, tiba-tiba entah berapa kubik air menerjang sumur maut itu. Kontan binatang itu mungsret dan
membetotkan tubuhnya masuk ke dalam lorong yang penuh dengan lumpur dengan
kecepatn yang bukan main.
"Buuuuur ?" !!!!"
Bunyi air yang bergemuruh seperti jutaan binatang buas saling terjang tercurah ke dalam lorong yang tertutup lumpur itu. Binatang itu seperti ketakutan begitu
merasakan percikan air laut, maka dengan sekuat tenaganya ia meluncur ke dalam
lumpur seperti dikejar setan air sambil membawa empat manusia yang
bergelantungan.
"Sian Mei " Li Cici .. paman Gan Bing, rapatkan tubuh " serapat mungkin. Jangan
melawan jeratan binatang yang seperti ketakutan menghadapi air laut ini, biarlah ia membawa kita kemana ia mau ". !!!"
Yang Berseru sambil tangannya memeluk pinggang Lie Sian erat-erat seperti tidak
ingin melepaskannya lagi.
"Hiaaat ". Huuuuuup"..huuup"..huup"..huup"..!!!"
Mereka menahan nafas kuat-kuat begitu tubuhnya meluncur cepat sekali kebawah
sumur, makin lama makin dalam dan gelap luar-biasa. Diam-diam jendral Gan Bing
bersyukur telah makan Long-Gen-Mogu (Jamur akar naga) sebanyak-banyaknya
sebelum terjun ke dalam lorong lumpur ini. Karena berkat khasiat akar Long-Gen-
Mogu (Jamur akar naga), hawa murni dalam tubuhnya mengalir lebih cepat dan
kuat; dan lebih hebat lagi, tubuhnya tahan terhadap hawa dingin, padahal suhu
lumpur yang bercampur di lorong ini dingin bukan main.
"Ah " Sim Lie Sian benar-benar gadis yang pandai. Karena sarannya itulah semua
telah mengisi perut bukan dengan makanan yang lain, tetapi dengan akar Long-
Gen-Mogu (Jamur akar naga). Hmm " gadis hebat " gadis pandai.!!"
Jendral Gan Bing cerocos terus dalam hatinya memuji kewaspadaan dan
kepandaian Sim Lie Sian.


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Terowongan lumpur tidak diketahui pasti berapa kaki panjangnya, karena keempat
orang itu tidak mengukur panjangnya. Binatang itu dapat bergerak luar-biasa cepat ketika berada di dalam lumpur, sehingga air pasang yang menerjang sumur maut
belum sempat menyentuh tubuhnya, ia telah terlebih dahulu sampai di tempat luas
yang penuh dengan ". Air.
Begitu menembus air, empat orang itu baru merasakan terjangan air yang meluncur
mengejar binatang itu. Tidak ayal lagi, gelombang besar terjadi seperti angin puyuh meniup dari permukaan air. Air menerjang bergulung-gulung dan menghantam
bintang yang masih "memeluk" empat manusia.
Sungguh lihai, binatang itu bukannya menghindar, tetapi meluncur ke bawa air yang lebih dalam, sehingga gulungan air itu hanya menerjang bagian permukaan sambil
memuncrat air yang menghantam tebing.
Yang Jing segera membuka matanya. Pertama-tama ia melihat Lie Sian, Yang Mi,
dan jendral Gan Bing dalam posisi kepala di bawah persis di sampingnya, mereka
juga telah membuka mata. Begitu Yang Jing melihat binatang yang "memeluk"
mereka, seketika ia terkejut, karena binatang itu bukanlah cacing-cacing yang
berjumlah banyak, melainkan seekor gurita yang bukan main besarnya. Matanya
berwarna biru, dan sekujur tubuhnya penuh dengan lingkaran-lingkaran seperti
cincin berwarna biru. Kulit tubuhnya berwarna kekuningan. Ketika jendral Gan Bing melihat wujud binatang ini, ia memberi isyarat kepada Yang Jing dengan gerakan
tangan yang membentuk tulisan yang berbunyi:
"Lan-quan-zhang-yu " (gurita cincin biru atau Hapalochlaena lunulata) " "
Seketika ketiga orang lainnya menjadi terkejut dan agak kuatir karena Lan-quan-
zhang-yu dengan ukuran seperti yang ini besarnya tidak pernah tercatat dalam
sejarah. Gurita jenis ini paling berbahaya karena tubuhnya mengandung racun yang sangat jahat. Kini kedua mata binatang raksasa itu menatap empat orang yang
dipeluknya erat-erat. Mulutnya seperti menyeringai. Dengan perlahan, ia menarik
tubuh Lie Sian ke arah mulutnya, perlahan, tetapi gerakannya kuat.
Lie Sian tidak mandah begitu saja tubuhnya dicium oleh binatang itu. Segera ia
mencabut suling merahnya. Ia tidak takut racun binatang itu, kerena suling merah di tangannya membuatnya tahan racun. Sementara itu, Yang Jing, Yang Mi dan
jendral Gan Bing tidak tinggal diam. Dari empat arah mereka menyerang binatang
itu. Tangan Kiri Yang Jing yang memegang Hai-Shi-Linjin membuat gerakan
berputar sambil menusukkan suling aneh itu ke arah mulut binatang itu. Sedangkan Yang Mi menggedor kepala binatang itu disusul sodokan ujung kaki Gan Bing tepat
mengenahi mulut binatang itu. Karuan saja ia berkelejotan menahan sakit.
Lie Sian menyerang dengan cara yang berbeda, ia tidak mengarahkan suling ke
arah tubuh, tetapi dengan gerakan cepat sekali, walaupun masih terhalang oleh air, ia melakukan totokan-totokan ke arah pangkal belalai-belalai yang melilit mereka berempat. Di serang dengan cara demikian dengan cepat dan dalam waktu
bersamaan, membuat gurita itu kewalahan. Seperti binatang yang kesakitan ia
melepaskan mangsanya, kemudian ngloyor pergi menjauhi mereka.
Akhirnya dengan bersusah payah, mereka berhasil keluar dari dalam air. Tepat
seperti dugaan Yang Mi, mereka ternyata terdampar di hutan yang terletak di pantai dalam Laut Kuning yang masih di sekitar teluk Bohai.
"Cuwi, kita perlu membagi tugas " aku dengan Mi-Er (Anak Mi) segera menuju ke
ibukota Peking dengan menyamar untuk mengatur pasukan dari sayap kiri. Para
pembrontak pasti berpikir bahwa pasukan sayab kiri bukan ancaman lagi karena
kehilangan jendralnya. Sehingga mereka akan berkonstrasi pada sayap kanan yang
dipimpin oleh jendral Zhu Da. Pada saat mereka menyerbu sayap kanan itulah aku
dan pasukan sayap kiri akan menghantam balik pasukan pembrontak. Sedangkan,
Yang Jing dan Lie Sian perlu bergerak cepat untuk menghubungi Bu Tong agar
Pendekar Remaja 2 Angrek Tengah Malam Seri Pendekar Harum Karya Khu Lung Pukulan Naga Sakti 25
^