Pencarian

Kisah Sepasang Bayangan Dewa 9

Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan Bagian 9


mengurungkan niatnya menyerbu benteng E-liuyu Gong di teluk Bohai, dan
sekaligus mencegah para pendekar menyerbu benteng itu. Biarkan benteng itu
kosong!!!"
"Baiklah paman "!!!"
Ketika Yang Mi akan berpisah dengan Yang Jing, tiba-tiba ia berlari balik ke arah Yang Jing dan Lie Sian.
"Jing Di " Sian-di-mei " encimu memiliki dua-buah permintaan " berjanjilah
engkau akan memenuhinya?"
"Aah .. Mi Cici " mengapa perlu janji-janji segala. Semua permintaan enciku yang cantik jelita ini, di-mei (adik ipar)mu ini pasti akan berusaha memenuhinya."
"Janji " ?"
"Enci " aku berjanji " katakankah!!!"
"Jing-di " Di-Mei " apabila engkau bentrok dengan seorang misterius yang
berlengan tunggal, janganlah engkau mencelakainya. Bahkan, secara diam-diam
lindungilah dia ". !!"
"Enci!!! Apakah yang kau maksudkan pemuda misterius yang menyantroni kita di
hutan Jinxi?"
Yang Mi menganggukkan kepalanya.
"Mengapa enci" Bukankah ia murid orang yang telah menghancurkan keluarga kita
dan keluara Lie Sian?"
"Jing Di " aku mengenal dia dengan baik, dan tahu siapakah dia sesungguhnya. Ia
bukan musuh " bahkan ia berdiri di pihak kaum pendekar. Percayalah " dia
dikenal oleh kaum pendekar sebagai Rase Muka Seribu."
"Rase Muka Seribu ". ?""
"Jing Koko " seperti kita pernah mendengar julukan itu " di mana ya?""
"Benar Sian mei, kita pernah mendengar julukan itu disebut-sebut oleh Han Ren
Ming tosu , anak murid Lu Bing Couwsu dan Liang Ie Cinjin dari Kunlunshan."
"Ya " benar " i ih " otak tuyulmu masih tajam sekali!!!"
"Jadi Rase Muka Seribu itu adalah seorang pendekar yang bekerja untuk Zhu Wen
Yang." "Bukan Jing Di, ia benar murid Wang Hong Sen dan menjadi adik seperguruan
pangeran Zhu Wen Yang, tetapi sifat dan jiwa berbeda sekali, karena ia berasal dari kalangan pendekar yang berhati putih. Jika kalian bertemu dengannya, katakan
bahwa aku menuju ke kota raja Peking untuk membantu jendral Gan Bing."
"Baiklah Cici " aku pegang dengan teguh permintaan Cici. Terus apakah yang
kedua?" "Jing-Er " sebelum bertemu dengan Hongsiang, carilah dahulu cap kerajaan yang
petanya dilukis oleh ibu kita di lehermu, mintalah Di-Mei untuk menggambar ulang, kemudian ambillah cap kerajaan itu dan berikan kepada kaisar Yongle. Itulah pesan ayah " yang disampaikan melalui shifu Sim Hong Long. Apakah engkau sanggup?"
Setelah berkata demikian, Yang Mi berkelebat cepat menyusul jendral Gan Bing
menuju ke kota Raja Peking. Sedangkan Tianpin-Er dan Lie Sian berkelebat lenyap
bagaikan bayangan dewa ke arah yang berbeda.
Mari kita melihat peristiwa hebat yang sedang terjadi di sebuah hutan yang berjarak tigapuluh lie dari kotaraja Peking. Sebuah bayangan hitam berkelebat cepat menuju tengah hutan. Ia seperti tergesah-gesah sehingga menggerakkan ilmu ginkang
sepenuhnya. Matanya mencorong bagaikan mata harimau. Tangan kanannya
buntung sehingga meninggalkan lengan yang kosong berkibar-kibar dihempas oleh
angin. Mukanya tertutup oleh kulit ari binatang yang tpis sekali, sehingga mencetak bentuk wajahnya yang tampan dan gagah. Rambutnya yang panjang dibiarkan
terurai walaupun seutas tali merah berbentuk ronce melingkar di dahi sampai
belakang kepalanya.
Begitu sampai di tengah hutan ia segera menuju ke sebuah pohon besar yang
rindang, di mana menanti dua orang tosu.
"Jiwi laoshifu, maafkan biren (aku yang rendah) yang datang terlambat. Apakah Lu Bing Couwsu dan Liang Ie Cinjin dalam keadaan baik-baik?"
"Sahabat Jian-Mian-Hu-Li (rase muka seribu) " kami berdua sangat menguatirkan
keslamatan sicu, karena sicu berada di tengah srigala-srigala iblis yang berbahaya dan berkepandaian seperti setan " aaah " pinto sangat kuatir " pinto kuatir "
ayaa." "Jiwi laoshifu, biren mempertaruhkan nyawa yang tidak berharga ini demi
menghambakan diri kepada kebenaran dan keadilan. Biren tidak memandang bulu,
siapapun yang menjujung tinggi kebenaran adalah sahabat biren, tetapi yang
menghambakan diri pada kejahatan adalah musuh biren."
"Sicu, bagaimana perkembangan akhir-akhir ini?"
"JIwi Laoshifu, dua hal penting yang hendak biren sampaikan. Pertama: pangeran
Zhu Wen Yang segera menyerbu ibu kota Peking. Pasukan kerajaan dari sayap
kanan yang dipimpin oleh jendral Zhu Da akan dihancurkan terlebih dahulu prajurit-prajurit terlatih yang berasal suku-suku di luar tembok besar, yang terbesar adalah suku Mongol. Mereka akan dikonsentrasikan untuk menghancurkan kekuatan
jendral Zhu Da. Penyerangan ini memiliki kekuatan dua lapis, lapis pertama adalah pasukan dari suku-suku di luar tembok besar, lapis kedua adalah edengkot iblis
yang muncul dari arah Teluk Bohai, berjumlah paling sedikit enampuluh orang.
Mereka berkepentingan melenyapkan jendral Zhu Da, ayah-mertua kaisar Yongle,
untuk melumpuhkan sayap kanan kekuatan militer kota-raja. Mereka beranggapan
kekuatan sayap kiri yang dikomandoi oleh jendral Gan Bing praktis lumpuh karena
tidak ada arsitek perangnya."
"Sungguh berbahaya sekali!! Kemudian bagaimana sicu?"
"Sedangkan pasukan besar yang dipimpin oleh jendral Lin Jing Long akan
mengambil alih kekuasaan dari tangan kaisar Yongle dengan darah. Sedangkan
pangeran Zhu Wen Yang yang dibantu oleh shifuku Wang Hong Sen, nenek iblis
Liang Cien Hauw yang berjuluk Wan-du-wushu, dan Bu-di-san-mowang, akan
membinasakan kaisar dan para pendekar yang melindunginya."
"Aaah ". ". Celaka "celaka "siapakah yang sanggup melawan iblis-iblis itu.
Pinto tidak mengetahui di manakah si naga sakti lengan tunggal dan lihiap Hsing Li Fong, si Dewa pembabat rumput, dan pemuda sakti yang dikenal sebagai Tianpin-Er, pendekar bayangan Dewa. Mereka terpencar-pencar tanpa diketahui rimbanya."
"Laoshifu menyebutkan Naga Sakti lengan Tunggal?" Siapakah nama pendekar
itu?" "DIa bernama Shi De Hu, seeorang pendekar yang berilmu luar-biasa tinggi dari
Tienshanbai."
"Aaaah " De Hu "!!!"
Tidak terasa Jian-Mian-Hu-Li (Rase Muka Seribu) menghela-nafas panjang sambil
menyebutkan nama De Hu berulang-ulang.
Mereka bertiga tidak menyadari bahwa pertemuaan mereka diperhatikan dengan
seksama oleh sepasang mata. Yang sepasang mencorong bagaikan naga sakti
yang sedang mengincar mangsanya, sedangkan sepasang lainnya: jernih,
mengkilat, dan bercahaya tajam.
"Sicu, keadaan kotaraja berada dalam ancaman yang sangat berbahaya karena
Jendral Gan Bing yang dikenal sebagai arsitek perang yang hebat telah diculik, atau mungkin telah dibinasakan oleh pangeran Zhu Wen Yang. Di lain sisi, keslamatan
kaisar Yongle juga berada dalam keadaan seperti telur di ujung tanduk, karena kali ini yang meninginkan nyawanya adalah iblis-iblis yang memiliki kepandaian yang
sukar dicari tandingannya. Pinto dan ketua-ketua partai persilatan, sekalipun
digabung menjadi satu, juga tidak dapat menandingi mereka. Hanya Zhongyue San-
Laoshen yang dapat mengatasi mereka. Tetapi ketiga orang tua itu sudah cuci
tangan, dan menyerahkan tugas maha berat ini ke pundak Tianpin-Er, Shi De Hu,
dan Hsing Li Fong."
"Sicu, apakah yang kedua ?""
"Laoshifu " ternyata jendral sakti Zheng Yen An meninggalkan beberapa keturunan
" dan mereka telah muncul di dunia persilatan ".!!"
Begitu mendengar keterangan ini, ketua Kunlunbai dan sutenya, Lu Bing Couwsu
dan Liang Ie Cinjin, terkejut setengah mati. Wajahnya pucat dan sinar matanya
menyinarkan kesedihan yang luar-biasa.
"Ah " kesalahan kita para ketua partai persilatan dan para pendekar pada
umumnya " ternyata harus menghadapi akibatnya. Bangkai yang berada di dunia
persilatan akhirnya akan terkuak juga. Pinto sudah sadar bahwa keturunan jendral sakti Zheng Yen An yang namanya dilumpuri oleh kenistaan akibat fitnah yang
dilontarkan oleh si Singa Pencabut Nyawa, Wang Hong Sen, akhirnya menyeret
dunia persilatan melakukan penghakiaman secara tidak adil terhadapnya harus mau
menghadapi kesalahannya dengan jantan. Aya " berita ini sangat
menggembirakan tetapi sekaligus menyedihkan karena sekali lagi, dunia persilatan akan menghadapi kesulitan besar karena Wang Hong Sen pasti tidak akan tinggal
diam. Dia akan berusaha mengubur bau bangkai busuk dengan sekuat tenaganya."
Lu Bing Couwsu dan Liang Ie Cinjin menjadi sangat gundah walaupun sinar
matanya menyinarkan kegembiraan yang sulit ditafsirkan artinya.
Mendadak, sebuah benda berwarna hijau meluncur deras ke arah Jian-Mian-Hu-Li
(Rase Muka Seribu). Benda ringan itu meluncur seperti panah dengan kecepatan
fantastis. Dengan sigap Jian-Mian-Hu-Li (Rase Muka Seribu) menangkap benda itu
yang ternyata selembar daun.
"Wang Hong Sen agaknya mencium gerakanmu " berhati-hatilah " hatiku sedih "
tetapi aku tidak berdaya."
Begitu usai membaca tulisan pada selembar daun itu, tiba-tiba melayang seseorang dan tanpa tedeng aling-aling langsung menyerang Jian-Mian-Hu-Li (Rase Muka
Seribu) dengan dasyatnya. Gerakannya cepat sekali, sehingga mukanya tidak dapat
dikenal saking cepatnya ia bergerak. Sedangkan dari kedua tangannya, menyeruak
gumpalan-gumpalan hawa sakti yang bukan main hebatnya.
Melihat gelagat yang berbahaya, dengan spontan ketua Kunlunbai dan sutenya
turut menyerang orang itu. Tetapi walaupun dikerubuti tiga orang yang berilmu
tinggi, dengan seenaknya orang itu membagi-bagi pukulan dan tendangan seperti
seorang guru menghajar murid-muridnya yang tidak becus bersilat.
"Plaak " plaak " des " des ". !!!"
Begitu enaknya, pukulan tangannya yang terbuka itu menghajar muka dua tokoh
nomer satu dari Kunlun dan Si Rase Muka Seribu. Walaupun dua orang guru besar
dari Kunlun itu berusaha membalas serangan, tetapi serangannya selalu kandas di
tengah jalan, karena tahu-tahu tangan orang misterius itu sudah mampir terlebih
dahulu ke muka dan kepalanya. Tidak sampai tiga puluh jurus, kedua tokoh
Kunlunbai sudah muntah darah karena daya gempur dan pengaruh gelombang
pukulan hawa sakti orang itu.
"Tosu " tosu " tidak becus memainkan ilmu silat Kunlun yang sudah ratusan
tahun ". Masih punya muka menjadi ketua dan wakil ketua " sungguh
menjengkelkan " sungguh menggemaskan " patut dibinasakan. Bersiaplah ". !!!"
Begitu selesai berujar, orang itu segera melancarkan serangan yang hebatnya
bukan kepalang. Melihat keadaan yang sangat berbahaya, Jian-Mian-Hu-Li menjadi
nekad. "Jangan membunuh kedua laocianpwe itu " mereka adalah pejuang-pejuang yang
tenaganya dibutuhkan oleh bangsa dan negara " berhenti!!!"
Selesai berkata demikan, Jian-Mian-Hu-Li mengeluarkan senjata andalannya: pecut
Jit-kheng-tok-choa (ular pelangi tujuh racun). Pecut di tangan pemuda bertopeng ini dimainkan secara istimewa. Gerakan pecut itu bagaikan lidah-lidah api yang
memagut ke pelbagai arah. Tetapi orang itu hanya berdiri membelakangi , tanpa
menunjukkan ekpressi terkejut atau takut. Ia membiarkan saja pecut itu mendekat, dan begitu sudah mencapai jarak kurang dari satu dengan tubuhnya, tiba-tiba ia
melakukan gerakan seperti Lohan menggeliat, satu gerakan ilmu silat Lohan dari
biara Shaolin, tetapi dimainkan cara yang sederhana dan luar-biasa sekali
hebatnya. Sepertinya ia betul-betul ahli dalam ilmu ini.
"Hu " pecut yang tidak berguna "!!!"
Sekali renggut, pecut itu sudah berada di tangannya. Dan yang membuat tiga orang itu terkejut, pecut yang terkenal sukar diputuskan sekalipun dengan golok tajam, menjadi hangus terbakar di tangan kanan orang itu.
"Iiih " itu Fo-shao-xiang (Buddha membakar dupa) " siapakah orang itu" Ilmunya
sudah sempurna " jelas itu ilmu silat biara Shaolin yang dimainkan oleh seorang
yang betul-betul ahli."
Sepasang sejoli yang sedang memperhatikan jalannya pertempuran dari tempat
tersembunyi itu yang bukan lain adalah Shi De Hu dan Hsing Li Fong menjadi
sangat tertarik. Li Fong terperanjat ketika orang itu mempergunakan Fo-shao-xiang (Buddha membakar dupa) untuk menghancurkan pecut Jit-kheng-tok-choa (ular
pelangi tujuh racun).
Berhadapan dengan orang ini, si Rase Muka seribu tidak ubahnya seperti seekor
laron yang sedang berhadapan dengan api. Orang luar-biasa ini memakai jubah
longgar seperti potongan seorang hwesio tetapi berwarna hitam. Gerakan orang ini luar-biasa cepatnya, seperti bayangan setan yang menyambar-nyambar
mengeluarkan hawa maut yang mematikan.
Pada saat Rase Muka Seribu terheran-heran, orang itu tiba-tiba melayang ke
arahnya dengan kedua tangan terbuka. Dari jari-jarinya keluar suara mencicit
seperti tikus terjepit.
"Celaka ". !!!"
De Hu dan Li Fong berseru hampir berbareng sambil keduanya melayang sambil
menggerakan ilmunya.
"Plak ". Des".Blaaaar..!!!"
"Hmm " Shenlong-zhai-kongmen (Dewa Naga dalam kehampaan) dan -kai-
xinguan (Buddha membuka guci sakti)!! Ilmu dari Tienshan dan Si Guci Sakti, Wang Ming Mien " siapakah kalian!!!"
Orang itu mundur selangkah begitu tangannya bertemu dengan dengan tangan De
Hu dan Li Fong. Kedua pendekar sakti itu tidak menjawab, melainkan menatap
wajah orang itu yang tertutup dengan rambut putih yang awut-awutan seperti orang gila. Dengan mendengus seperti keledai, orang itu kemudian menerjang De Hu dan
Li Fong dengan dasyatnya. Kini ia tidak seperti main-main lagi, tetapi menyerang dengan pengerahan tenaga sakti sepenuhnya. Angin pukulannya menderu-deru
menyesakkan dada, dan menimbulkan rasa penih yang tidak tertahankan.
"Mei-mei " berhati-hatilah " ilmu orang ini bukan main hebatnya."
"Koko " aku yakin sumber ilmu orang ini tidak jauh dari biara Shaolin " tetapi
selain Zhongyue San Laoshen, tidak ada tingkatan tua yang dapat menguasahi
ilmu-ilmu biara itu sesempurna orang ini."
"penglihatan dan analisamu itu benar Mei-mei (dinda) " bagaimanapun juga kita
tidak bisa menggempurnya dengan gabungan ilmu-ilmu kita karena kita tidak
memiliki permusuhan apa-apa dengannya."
Segera De Hu dan Li FOng menyambut gempuran orang tua kosen itu. Segera
pertempuran dasyat terjadi antara orang misterius itu dengan dua pendekar sakti itu.
Ilmu orang itu memang hebat. Limapuluh jurus kemudian, mendadak " orang itu
berhenti menyerang " kedua telinganya ditutup dengan kedua tangannya. Ada
apa" Ternyata terdengar suara seperti seruling tetapi melengking-lengking tinggi.
Wajah orang itu berubah, seperti orang mengeluh karena duka yang teramat dalam,
ia melengking pilu mengikuti suara seperti suling itu dan meninggalkan Shi De hu dan Hsing Li Fong yang terheran-heran melihat tingkah-laku orang itu.
"Hu Koko " ia seperti orang yang kehilangan ingatan. Pikiran dan perasaannya
agaknya di kat dan dikendalikan oleh bunyi seperti seruling itu. Ilmunya hebat "
tidak di bawah tingkat Zhong-Yue- San Lao-Shen " tetapi seperti ada sesuatu yang tidak wajar terjadi dalam hidupnya " "
BAB 29: ORANG SAKTI YANG ANEH
"Siancai " siancai " kiranya si naga sakti lengan tunggal Shi taihiap dan lihiap Hsing Li Fong " syukur " syukur " kita dapat berjumpa dalam waktu yang sangat
tepat. Perkenalkan ini sahabat pinto " Jian-Mian-Hu-Li (Rase Muka Seribu)." Seru Lu Bing Couwsu dengan wajah gembira.
"Laoshifu Lu Bing Couwsu, maafkan kami berdua yang nguping pembicaraan
Laoshifu dengan saudara Jian-Mian-Hu-Li secara lancang tanpa diundang."
"Apakah sicu berdua baik-baik saja setelah beradu tenaga dengan orang tua kosen
yang penuh misteri itu?"
"Laoshifu " kami tidak menderita apa-apa " orang-tua itu sungguh sangat langka
ilmunya " begitu matang " dan memiliki hawa sakti yang sudah sulit diukur lagi
dalamnya " Apakah Laoshifu berdua mengenal siapakah orang tua itu karena
tampaknya ia marah dan berduka karena sebab-sebab tertentu terhadap shifu
berdua?" "Pinto tidak mengenalnya " tetapi " suaranya " suaranya " seperti tidak asing
bagi telinga pinto " aah " siapakah dia " ilmunya luar-biasa mujijat. Caranya
bergerak seperti para Laocianowe dari Zhongyue, dan amat mirip dengan gerak-
gerik Baipan Siansu. Aaah " sungguh memalukan dan membuat pinto berduka.
Semua yang diucapkan oleh Laocianpwe itu benar, pinto patut merasa malu
menjabat ketua partai sebesar Kunlunbai dengan kepandaian yang cetek . Pinto
gagal mempelajari ilmu-ilmu Kunlun yang sudah ratusan tahun usianya. Bahkan
harus pinto akui, mungkin tidak sampai sepuluh persen yang dapat pinto kuasai "..
siancai " siancai " orangtua sakti itu benar " pinto patut binasa ". ia benar "
pinto harus mencari seorang Kunlun sejati yang dapat mempelajari ilmu-ilmu
Kunlunbai, apabila tidak demikian riwayat kebesaran Kunlunbai akan segera punah
di tangan pinto yang tidak berkepandaian ini " aya " !!!"
Lu Bing Couwsu menarik nafas panjang-panjang, wajahnya berkerut-kerut
menyiratkan kesedihan mendalam. Sedangkan Liang Ie Cinjin menundukkan kepala
seperti orang merenungkan sesuatu.
"Suheng " jangan menyalahkan diri sendiri, karena keadaan ini shifu kita sendiri yang menghendaki. Apakah suheng masih ingat, setelah peristiwa terbunuhnya
jendral Zheng Yen An dan pendekar sakti Sim Hong Long, shifu pulang ke Kunlun
dengan keadaan yang tidak seperti biasanya. Tepat di depan pintu gerbang
perguruan, shifu merobek jubah ketua dan menggunduli rambutnya sendiri. Shifu
berkata: "Pinto menumpahkan darah orang yang tidak berdosa. Pinto mengotori
nama besar Kunlunbai. Bersekutu dengan puluhan datuk sesat dan si jahat Wang
Hong Sen, pinto turut mengeroyok dan membunuh kedua pahlawan yang dicintai
rakyat. Siapakah yang jahat" Pinto dan para ketua partai aliran putih atau " jendral Zheng Yen An dan pendekar sakti Sim Hong Long" Siancai " siancai " pinto
mnejerumuskan Kunlunbai dalam dosa yang maha besar " pinto tidak patut
menjabat ketua partai lagi " pinto patut binasa..!!!"
"Suheng " sejak saat itu, shifu kerap-kali bertingkah-laku aneh. Setiap hari berkata,
"Ilmu pinto tidak dapat dibandingkan seujung rambutpun dengan salah satu
pendekar sakti itu. Hanya melalui siasat licik Wang Hong Sen dan keroyokan para
tokoh-tokoh sakti saja kedua pendekar budiman itu dapat dibinasakan " oh "
sungguh sangat memalukan " sungguh memalukan. Pinto sebagai ketua partai
sebesar Kunlunbai, tetapi ilmu-ilmu sejati Kunlun hampir musnah gara-gara
kebodohan dan kepicikan pinto " sungguh menyesal " sungguh menyesal."
"Suheng, tidak terlalu lama setelah shifu mengeroyok jendral Zheng Yen An dan
pendekar sakti Sim Hong Long, shifu mengundurkan diri dari dunia persilatan dan
menyerahkan jabatan ketua partai kepadamu tanpa mewariskan ilmu-ilmu
Kunlunbai kepada kita. Ia menebus dosa di Jian-Shan (puncak pedang) sampai hari
ini. Tidak ada seorangpun mengetahui apakah shifu masih hidup atau sudah mati."
"Sute " pinto yakin shifu masih hidup, karena acapkali pinto merasakan shifu
mendatangi ruang kitab pada malam hari. Pinto yakin shifu masih hidup karena
hanya shifulah yang dapat menggunakan Zai-Jiu-zhu-Xiao-Shi (menghilang di balik
sembiln pilar) ketika mendatangi kamar kitab-kitab. Aku harus menemui shifu agar shifu mau mewariskan ilmu-ilmunya kepada Han San Tung, murid kita yang baru
berusia lima tahun tetapi bertulang bersih dan berbakat. Ah " sute " itu urusan
Kunlunbai, kita bisa selesaikan setelah urusan negara ini."
" Sicu " Jian-Mian-Hu-Li (Rase Muka Seribu), apakah sicu mengenal orang tua
sakti itu?"
"Sedikit sekali " ia seorang tokoh yang penuh rahasia. Dapat disebut salah satu
sesepuh dunia persilatan. Usianya sudah tua sekali " jauh lebih tua dari Laoshifu berdua " bahkan lebih tua dari tokoh tua persilatan saat ini. Laocianpwe itulah yang mengirimkan pesan kepada biren melalui goresan selembar daun. Biren mengenal
sedikit orang-tua yang penuh rahasia itu, kerena secara tidak langsung biren pernah menerima petunjuk-petunjuk beberapa ilmu darinya. Tentang siapakah dia, sungguh
menyesal biren tidak mengetahui sama sekali. Datang dan perginya bagaikan asap.


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tidak ada yang tahu dari aliran mana ilmu silatnya, karena gerakan yang dipakainya begitu seenaknya, sederhana, hampir-hampir tidak seperti gerakan silat, tetapi
dasyatnya bukan kepalang. Kakek inilah yang paling ditakuti oleh Wan-Shou
Heshou (Paderi Tangan seribu) seorang dari Budi-san-mowang. Begitu mencium
tanda-tanda kehadiran kakek ini, Wan Shou Heshou akan berusaha
menyembunyikan diri."
"Aya " kalau ia berdiri sebagai musuh, kita akan menghadapi persoalan yang sukar untuk diselesaikan dengan sederhana, karena kita berhadapan dengan seorang
lawan yang luar-biasa hebat."
Shi De Hu berkata dengan lirih sambil tangannya mengenggam erat-erat telapak
tangan Hsing Li Fong seolah ia sedang mengukur kekuatannya sendiri.
"Siancai " mari kita lupakan dulu perihal siapakah gerangan Laocianpwe yang sakti tetapi aneh itu. Keadaan negara membutuhkan pertolongan orang-orang pandai
dalam waktu cepat, kita hanya memiliki sedikit waktu untuk menyelamatkan
kekaisaran Ming. Tentu Shi Taihiap sudah mendengar keterangan sicu Jian-Mian-
Hu-Li (Rase Muka Seribu) betapa bala tentara Zhu Wen Yang sudah bergerak ke
berbagai sasaran yang berbeda-beda. Serangan rahasia, cepat dan mematikan di
arahkan ke kotaraja Peking. Serangan kali ini benar-benar telah dipersiapkan
dengan matang. Jendral Gan Bing telah dibereskan terlebih dahulu, dan dibawah ke teluk Bohai; akibatnya Pasukan Berkuda Panglima Gan Bu Tong yang dijuluki Jue-Mi Dang-Bing Shi-Gong-Jian (Pasukan Rahasia Panah Elmaut) akan terkonsentrasi
penuh ke teluk Bohai. Memang pinto mendengar panglima Gan Bu Tong memiliki
pasukan istimewa yang keberadaannya tidak menentu dan gerakannya tidak dapat
diduga. Pasukan ini memiliki strategi perang dan skill yang luar-biasa, karena terdiri dari pendekar-pendekar berilmu tinggi dan terlatih dengan ilmu perang secara hebat oleh tangan trampil panglima Gan yang dibantu oleh calon istrinya: Putri Namita.
Pasukan ini kabarnya tidak pernah gagal apabila bergerak. Pasukan rahasia ini
kabarnya disebut Long Dui-wu-yin-ying (Pasukan Naga Bayangan). Tetapi, apabila
Gan Bu Tong terpancing sehingga mengerahkan tenaga sepenuhnya ke arah teluk
Bohai, dalam waktu sekejab mereka akan tinggal nama saja, karena teluk Bohai
akan segera tergenang oleh badai laut Kuning. Ah " sungguh hebat pangeran
pembrontak itu " pinto tidak menyangka ia begitu pandai strategi perang !!"
Lu Bing Couwsu mengeluh seperti onta yang melahirkan anak. Wajahnya nampak
jauh lebih tua dari sebelumnya.
"Seandainya jendral besar Zheng Yen An dan saudara angkatnya pendekar sakti
Sim Hong Long masih hidup, tentu mereka akan dapat menyelesaikan kemelut ini
" aya " siancai " siancai " pinto sungguh malu, karena Kunlunbai juga terseret
sehingga turut menumpahkan darah jendral dan pendekar sakti yang bersih hatinya
itu " aya ". aya ".. !!!!"
"Lao shifu, sudahlah " mari kita memeras otak untuk menemukan cara yang terbaik
menyelamatkan negara dan jiwa kaisar Yongle dari tangan pembrontak-pembrontak
jahat itu."
"Siancai " sicu Jian-Mian-Hu-Li (Rase Muka Seribu) " benar. Menurut pendapat
pinto, keslamatan kaisar yang paling penting. Oleh sebab itu, apabila Shi Taihiap dan Hsing Lihiap tidak berkeberatan, pinto meminta, kiranya jiwi berdua dapat pergi ke kota raja untuk melindungi kaisar dari serangan para datuk-datuk iblis.
Kemungkinan besar, pangeran Zhu Wen Yang, Wang Hong Sen, dan Budi-san-
mowang sendiri berada dalam serangan ini. Apakah jiwi bersedia?"
"Jiwi Laoshifu, sebenarnya boanpwe sedang melakukan perjalanan ke arah Markas
Pangeran Zhu Wen Yang di Teluk Bohai karena boanpwe hendak menjumpai adik
boanpwe, Tianpin-Er, di sana. Tetapi mendengar keterangan dari Jian-Mian-Hu-Li,
rasanya boanpwe harus merubah haluan karena keslamatan kaisar Yongle berada
dalam bahaya. " hmm " pesan dari orang-tua misterius untuk Jian-Mian-Hu-Li,
menurutku bukanlah sekedar main-main " penyamaran Jian-Mian-Hu-Li sudah
terbongkar. Orang-tua itu pasti tokoh persilatan tingkat atas yang jati dirinya tidak mau dikenal oleh orang. Dari bobot ilmunya yang seperti itu, tidaklah mungkin ia berbuat iseng."
"De Hu " aaah " maksudku Shi Taihiap ?"
"Aah " Jian-Mian-Hu-Li, apakah kita pernah bertemu sehingga sicu dapat
mengetahui namaku" Rasanya suaramu ketika memanggil namaku tadi tidak terasa
asing di telingaku ?"?"
"Aah .. tidak " tidak " mungkin ini kali pertama kita bertemu " maafkan
kelancanganku memanggil nama besarmu begitu saja."
"Di-xiong (saudara) " nama besar adalah kosong " aku lebih suka dipanggil Shi
De Hu " tanpa embel-embel taihiap, karena nama itu pemberian shifuku ketika ia
menyelamatkan aku dari kematian pada saat ibu yang melahirkanku binasa di
tangan orang jahat. Bagiku nama Shi De Hu adalah sebuah mustika " pusaka "
wasiat " yang sangat berharga, warisan Shi De Yuan Ta Shifu, di mana
didalamnya terkandung amanat yang dibungkus dengan darah " ya " darah "
darah shifuku yang telah terbunuh secara menyedihkan. Selama Shi De Hu masih
hidup, Lan Wukui Chu Dunglin Si Iblis Biru harus bertanggung-jawab atas
tertumpahnya darah shifuku."
Sementara De Hu sedang berbicara dengan Si Rase Muka Seribu, Li Fong
menyentil ujung tangan De Hu dengan jari kelingkingnya seraya memberi isyarat.
De Hu menganggukan kepalanya sedikit menyatakan bahwa iapun mengerti.
"Hu Koko, agaknya kita tidak sendirian di hutan ini " tempat ini sudah dikepung
oleh ratusan pasukan pembrontak. Kira-kira lima li dari tempat ini, mereka telah bergerak dengan posisi Quan-Zi-Men (Gerbang melingkar), gerakan mereka cepat
dan sigap, pertanda, mereka bukan pasukan sembarangan."
"Hmm " Fong Mei " sudah semakin sempurna hawa sakti yang mengalir dalam
tubuhmu, sehingga dari jarak begitu jauh, jauh-jauh Fong Mei sudah dapat
mendengarnya. Tampaknya kita tidak perlu sungkan-sungkan lagi kali ini, karena
perang adalah perang " perang harus dibayar dengan darah " hmm " apa boleh
buat "!!"
Baru habis De Hu berkata demikian, sekonyong-konyong di tempat itu telah muncul
duabelas pendeta Lama berbaju merah, dua orang pertapa seperti bangsa Nepal,
Hoashan It-Mokiam, dan seorang lagi yang menjadi pemimpin pasukan ini: Bailei
Xin Bazhang. Dua pertapa bangsa Nepal itu tampaknya bukan orang sembarangan.
Sorot mata mereka masing-masing berpengaruh kuat. Yang kurus memakai jubah
putih, sedangkan yang tinggi besar mengenakan jubah hitam. Inilah dua pertapa
yang dikenal dengan julukan Tian-Shi -Xin-Mo (Malaikat berhati iblis): Abhyudita dan Abhinava. Masing-masing memegang tasbih yang berbeda warna. Bailei Xin
Bazhang berdiri persis di belakang kedua pertapa ini, sepertinya ia mencoba
menyembunyikan perasaan jerihnya terhadap Hsing Li Fong di belakang punggung
kedua pertapa yang diandalkan kesaktiannya. Tetapi walau bagaimanapun juga ia
tidak dapat menyembunyikan perasaan jerihnya pada saat pikirannya melayang
kembali kepada Honghua Laomo dan Toat Beng Laomo yang binasa dengan tubuh
hancur luluh dihantam gelombang pukulan gadis cantik-jelita yang berdiri dengan
mata mencorong seperti mata elang itu.
"Cuwi telah terkepung oleh dua-ratus lebih pasukan Tar-tar yang membantu
perjuangan pangeran mahkota Zhu Wen Yang merebut kekuasaan dari tangan
kaisar palsu Yongle. Apabila cuwi bersedia menyerah dan dengan sukarela
membantu perjuangan pangeran Zhu Wen Yang, maka nyawa cuwi akan diampuni
oleh yang mulia pangeran mahkota. Dan kau " murid Wang Thaikam yang durhaka
" mata-mata musuh yang tidak tahu malu " jangan kau pikir pangeran Zhu dan
gurumu tidak mengetahui pengkhianatanmu. Sejak dua-bulan yang lalu, gerakanmu
sudah diketahui oleh pangeran. Tetapi dengan sengaja pangeran membiarkanmu
bebas untuk dipakai alat penunjuk jalan yang membawa kami kepada pimpinan
sejati gerakan pendekar yang menjadi pelindung Yongle, si keparat. Tidak dinyana
" sungguh tidak dinyana ". Ha " ha " ha ". Ternyata jantung gerakan pendekar
dipimpin hanya oleh dua tosu bau dari Kunlunshan " sayang " sayang " nyawa
kalian bertiga tidak berharga di mata pangeran, sehingga harus dibinasakan.
Jangan bermimpi untuk dapat menyelamatkan Kaisar gadungan, Yongle. Semua
pertahanan sudah kami kuasahi. Pasukan jendral Gan Bing praktis sudah tidak ada
artinya lagi, karena jendralnya mungkin sudah menjadi isi perut cacing-cacing tanah di perut bumi Bohai. Sedangkan pasukan panglima Gan Bu Tong " he " he "
he" sebentar lagi akan berperang melawan amukan badai Laut Kuning "
sedangkan gerakan perlindungan kaisar yang diatur melalui pertemuan Zhongyue
segera lumpuh karena pemimpinnya sudah berada di tangan kami saat ini: Lu Bing
Couwsu dan Liang Ie Cinjin. Jikalau jiwi totiang tidak mau menyerah dan membantu pangeran mahkota, bukan saja hari ini akan binasa di tempat ini, tetapi juga "
Kunlunbai akan dibumi hanguskan. Inilah amanat dari pangeran mahkota yang cuwi
totiang perlu mengetahuinya.!!!"
Sekali lirik, Li Fong sudah mengetahui pasukan yang sudah dekat dan mengambil
jarak kurang dari tiga ratus tombak terdiri dari bangsa Tartar yang terkenal sebagai pasukan yang sangat kejam dan pandai berperang, bernyali harimau, dan tidak
mengenal arti takut.
"Hmm " Bailei Xin Bazhang, berani unjuk lidah " tetapi tidak berani perlihatkan
kepandaian " buntut diperlihatkan " kepala disembunyikan di balik ketiak orang-
orang asing. Apakah dengan mengandalkan pasukan asing, dua-belas kerbau
merah, dua kakek pikun, dan satunya lagi sepertinya pengemis kudisan yang
matanya jelalatan seperti Jai-hoa-cat , engkau dapat berbuat seenaknya saja di
Tionggoan " Huh " jangan bermimpi " hari ini engkau lagi sial, karena nonamu
sedang sebal hati " mungkin hatiku masih memiliki welas asih terhadap manusia
semacam dirimu, tetapi tanganku " mungkin tanganku tidak akan mengenal ampun
lagi. Ayo majulah " kerahkan semua tikus-tikus Tar-tar dan pasukan kokobelukmu
" !!!"
"He " he"he" Bailei Xin Bazhang, bagaimana kalau yang satu ini engkau
serahkan kepadaku, karena aku ahli menaklukan jenis yang seperti ini " he " he
" he" nona merah yang maha cantik, mari, bermain-main denganku barang
sejenak untuk berkenalan."
"Hoashan-It-Mokiam " berhati-hatilah, ia bukan wanita sembarangan " !!" Bisik
Bailei Xin Bazhang.
Hoashan-It-Mokiam yang terkenal gila perempuan ini sudah maju sebelum
menunggu persetujuan Bailei-Xin-Bazhang, karena ia sudah tidak dapat menahan
nafsunya. Tubuh dan wajah Hsing Li Fong yang mempesona, hampir tiada
bandingnya, mengguncangkan jiwanya sehingga membuat nafasnya setengah
terengah. Wajah yang sangat elok berhias hidung dan bibir yang luar-biasa
indahnya, sudah membuat laki-laki hamba nafsu ini mabok kepayang.
Dengan gaya yang dibuat-buat gagah, ia mengambil jarak lebih dekat dengan gadis
perkasa ini. Kira-kira terpaut tiga tombak dari Li Fong, Ci Hok berhenti, dan cuping hidungnya kembang kempis karena ia mencium bau harum khas seorang gadis
yang terpancar dari tubuh Li Fong. Kontan mata manusia berhati busuk ini menjadi merem-melek seperti kera naik berahi.
"Aduh " harumnya " bukan main " benar-benar wanita pilihan yang cocok
mendampingi Hoashan It-Mokiam."
Semakin lebar senyum Li Fong mendengar perkataan orang berambut awut-awutan
ini, tetapi sinar matanya berkilat seperti mengeluarkan barah api, putih kemilau.
Tetapi senyum Li Fong ini diterima secara salah oleh Tan Ci Hok. Ia bukannya
mundur, melainkan malah semakin berani. Ia mengira Li Fong menyukai
perkataannya. Li Fong bukannya marah melainkan tersenyum luar-biasa manis.
Giginya yang putih mengkilat berderet rapi itu terlihat sedikit, menambah daya
pesona. "Oh " begitukah" Majulah kalau memang engkau hendak mengajak nonamu
berkenalan " !!"
Dengan senyum yang luar-biasa manis, Li Fong berjalan santai mendekati
Hoashan-It-Mokiam. De Hu diam-diam sangat kuatir akan nasib orang yang
dipanggil Hoashan-It-Mokiam. Ia tahu betul, apabila Li Fong sudah tersenyum
sedemikian rupa, berarti ia dalam keadaan marah.
"Lao-kui (setan tua) berdoalah, karena sebentar lagi nonamu akan menolong jiwa
busukmu terlepas dari tubuh-tuamu yang berbau tidak sedap!!"
"Mokiam " berhati-hatilah " wanita ini sangat lihai dan berbahaya." Seru Bailei Xin Bazhang sekali lagi.
"Jangan kuatir, serahkan saja bidadari merah ini kepadaku."
Dengan bernafsu, Hoashan-It-Mokiam Tan Ci Hok sudah merangsek ke depan
dengan melayangkan totokan-totokan ke arah dada, paha, dan leher Li Fong
dengan cara yang sangat kurang-ajar sekali sambil tertawa terkekeh-kekeh.
"Gadis cantik " gadis cantik " he..he"he" sungguh sayang apabila kulitnya
sampai tergores pedang " he "he " hmm " harum " harum " membuat
jantungnya terasa ingin copot!!"
Melihat serangan kotor ini, rasa kasihan di dada De Hu sirna seketika, dan berubah menjadi kemarahan. Otomatis tenaga mujijat Shenlong-Qiangxing-Kongmen (Dewa
naga mendobrak pintu kehampaan) bangkit, membuat mata pemuda perkasa ini
bersinar bagaikan naga sakti. Dari lengan tunggalnya seperti diselimuti oleh sinar berwarna ungu muda. Inilah hawa sakti perpaduan ilmu pendekar besar Shi Kuang
Ming dan sang arsitek ilmu silat Zhang Sanfeng yang telah mencapi puncak
kehebatannya setelah sifat-sifat liarnya diubah menjadi hawa sakti yang luar-biasa oleh inti hawa Xin-yin-liu-he-quan sebagai perekat yang mengawinkan kedua ilmu
dasyat itu. Shi De Hu dan Hsing Li Fong telah berhasil melebur ilmu-ilmu sakti
mereka berdua pada puncak kedasyatannya di hutan bambu di tepi danau Qinghai.
Dengan bibir berkemik-kemik melayangkan ilmu semacam Song-Yin-Ju-Li
(mengirim suara dari jauh), De Hu berkata kepada Li Fong.
"Fong Mei-Mei " orang itu berilmu tinggi, tetapi jiwanya kotor " bantulah
Hoashanbai menjaga keharuman namanya " Yan-xin-kuo-tie-shou (sembunyikan
hati, ulurkan tangan besi)."
"Baiklah Hu Koko " Yan-xin-kuo-tie-shou."
Sambil mengelak dari totokan-totokan Hoashan It-Mokiam, Li Fong berdiri tegak
dengan sikap Jie-Di-Pu-Sa (Buddha mengelus bumi) sepertinya ia mau menyambut
totokan-totokan yang datang ke tiga jurusan itu dengan belaian. Sampai-sampai
Hoashan-It-Mokiam meleletkan lidah melihat keindahan gerakan yang semakin
menonjolkan kecantikannya. Tentu saja ia semakin girang karena mengira Li Fong
menyambut dengan senang hati bagian dada, paha, dan lehernya disentuh olehnya.
Hatinya berdegup dan nafasnya memburuh kencang menahan gejolak hatinya yang
tidak tertahankan. Seperti anjing yang dicekik nafsu berahi, Tan Ci Hok bergerak menyambut belaian lembut dan mempesona itu. Tetapi itu berlangsung hanya
beberapa detik lamanya, karena pada detik selanjutnya tiba-tiba ia mendengar
suara gesekan seperti batu tersayat oleh benda yang luar-biasa tajam mengarah
pada siku sebelah kirinya. Kejadiannnya berlangsung begitu cepat, ia ingin menarik serangannya dan mencoba menangkis, tetapi ia jauh kalah cepat, karena tahu-tahu:
"Cus " kreeek ".!!! Aduuuuhh "..!!!"
Ia mencelat dengan muka pucat pasih karena tangan kirinya tahu-tahu lumpuh
sebatas siku. Ketika ia melirik ke arah siku kirinya, ia melihat bekas dua telunjuk jari kecil tetapi menimbulkan bekas seperti dicetak oleh ahli tattoo terkemuka.
"Shou ". zhang ". fo ". xiao ".To (Jurus buddha memotong pohon To), ". Ada
hubungan apakah engkau dengan Pengemis Tangan Kilat, pangeran Hsing Yi Tung
"..?""!!!"
"Jangan menyebut-nyebut nama kongkongku dengan mulutmu yang kotor ".
Manusia semacam dirimu tidak memiliki harga, tidak memiliki bobot, jiwa dan tubuh sama-sama berbau busuk patut dilenyapkan dari Wulin " bersiaplah untuk
menanggung akibat dari perbuatanmu yang kutahu pasti banyak merusak kaum
wanita. Manusia jenis dirimulah inilah yang sangat kubenci " majulah !!!"
"Keparat " perempuan jahanam " rasakan Shou-qiang-zhang (telapak elmaut)."
Hoashan-It-Mokiam dengan murka menyerang Li Fong dengan ilmu pedang
tunggalnya sambil melancarkan pukulan beracun Shou-qiang-zhang. Ilmu orang
berambut jambrik ini memang tidak bisa dianggap enteng. Ilmu pedang Hoashanbai
benar-benar telah dikuasahi dengan matang dan semakin berbahaya karena ilmu ini
telah dicampur dengan ilmu-ilmu hitam dari berbagai aliran. Pedangnya
mengkeluarkan suara mencicit-cicit dan bergerak cepat membentuk hamparan sinar
hitam yang berbau amis. Hampir segala lini telah dibungkus rapat dengan sinar
pedangnya, sehingga seekor lalatpun akan sulit untuk melepaskan diri dari
kepungan pedang yang berubah berlapis-lapis saking cepatnya digerakkan.
"Lihai " lihai " dan ganas sekali!!!" Li Fong mendesis sambil mengelak dari
serangan. Melihat cara bersilat Hoashan-It-Mokiam, Bailei Xin Bazhang menjadi sedikit lega.
Karena jelas sekali Li Fong dibuat hampir tidak berdaya bahkan tidak sempat untuk membalas serangan. Tetapi mana bisa mata Bailei Xin Bazhang melihat apa yang
sedang dilakukan oleh Li Fong. Sama sekali Li Fong tidak terdesak, melainkan ia
sedang memainkan Lao Fo Yikai Yun (Buddha Tua menghalau awan). gerakan
tangan kanan seperti Buddha memberi berkat, sedangkan tangan kirinya di taruh di dadanya. Gerakannya sempoyongan seperti terdesak dan kewalahan.
Bailei Xin Bazhang tertawa terbahak-bahak.
"Mokiam " habisi gadis keparat itu " makin semakin cepat semakin baik.!!
"Oho " sayang kalau dihabisi begitu saja " sebentar ia akan menjadi milikku yang terkasih ". Ha"ha"ha" sungguh sangat beruntung aku hari ini!!!"
Tian-Shi -Xin-Mo (Malaikat berhati iblis) mendengus gusar mendengar ocehan
Hoashan-It-Mokiam.
"Manusia bodoh " tidak berguna dan layak mampus ". tidak tahu jiwanya berada
di ujung maut, masih ngoceh tidak karuan. Hmm " Abhinava, aku berani bertaruh
" tidak lebih dari sejurus lagi, manusia tidak tahu malu itu akan mampus!!"
Mata Abhinava berkilat-kilat menatap jalannya pertarungan. Hou jie (Jakun) pertapa Nepal ini bergerak naik-turun seperti orang tersihir.
"Siapa bilang sejurus " Abhyudita, coba lihat! Bukankah ia sedang memainkan Lao
Fo Yikai Yun (Buddha Tua menghalau awan). Babo " babo " luar-biasa sempurna
dan dasyat. Jauh lebih hebat dari si pengemis degil, Hsing Yi Tung. Iiih " mampus sudah pengemis berambut jambrik itu!!!"
Mata kedua pertapa Nepal itu memang lihai. Li Fong yang sedang memainkan Lao
Fo Yikai Yun terlihat seperti terkepung tidak berdaya. Tetapi, bagi mata kedua
pertapa Nepal itu, bukannya Li Fong yang terancam bahaya maut, melainkan Tan Ci
Hok. Yang lebih celaka, ia terancam kematian, tetapi tidak melihat, tidak menyadari, bahkan merasa berada di atas angin.
Tiba-tiba terdengar teriakan:
"Aha ".!!!! Teriakan keras itu berasal dari mulut pertapa Nepal itu hampir
bersamaan. Seruan "aha" itu seperti harmoni dengan gerakan Li Fong. Sebab mendadak di
tengah-tengah kepungan sinar pedang, Tan Ci Hok merasa hawa halus runcing
menusuk ke arah dadanya. Mula-mula berdiameter kecil saja seperti ujung sumpit,
tetapi dalam waktu cepat berubah menjadi gulungan tenaga sakti yang
menghempas seperti angin topan menyapu awan. Ia sangat panik saking
terkejutnya karena hempasan pukulan Li Fong seperti tangan setan yang
mengobrak-abrik isi dadanya. Karuan permainan pedangnya menjadi kacau balau
karena ia berusaha menutup dadanya dengan sabetan pedang. Tetapi " sebelum
pedang itu dapat berbuat sesuatu, hamparan pukulan Li Fong sudah mendarat di
dadanya yang mengakibatkan ia terjungkal dengan darah segar muncrat-muncrat.
"ayaaaa ". Huaaaaaak " ke..pa"rat" jahanam ". Huaaak!!!"
Keadaan Tan Ci Hok sangat mengerikan. Dengan sempoyongan ia berdiri, tangan
kanan yang memegang pedang terhunus itu bergetar hebat. Darah meleleh deras
dari mulutnya sehingga membasahi baju depannya. Matanya melotot seperti
menahan rasa sakit yang teramat sangat. Dengan nekad ia meraung keras sambil
menerjang Li Fong dengan dasyat:
"Xue-yao, Ling-kei (darah dituntut, jiwa diserahkan) ". Serahkan nyawamu !!!!"
Ujung pedangnya bergetar-getar membentuk serangan menusuk kemudian
melingkar-lingkar berupa sinar kehitaman, sedangkan tangan kirinya digerakkan


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sekuatnya membentuk cakar beruang. Serangan nekad ini luar-biasa berbahaya,
karena seantero kekuatannya dikerahkan dengan tidak mempedulikan lagi mati atau
hidupnya. Tujuannya hanya satu: membunuh atau terbunuh.
"Hmm " ingin menuntut darahku sambil menyerahkan nyawa. Jurus bunuh-diri
yang tidak bisa dianggap remeh " baik kuterima pemberian nyawamu." Li Fong
berpikir cepat begitu melihat Ci Hok bermaksud mengadu nyawa.
"Fo-tan-zi-po-huai-Yun (Selimut Buddha mengacau awan) " !!!"
Li Fong mendesis lirih sambil kembali tangan kirinya bergerak lurus ke depan dan tangan kanannya melingkari leher bagian belakang. Pedang meluncur ke arah
jantung dara perkasa ini, sedangkan tangan kirinya menyusul ke arah ubun-
ubunnya. Li Fong menatap serangan itu tanpa berkedip bahkan tidak bergeser dari
tempat di mana ia berdiri. Begitu jarak pedang itu terpisah hanya satu guratan
pedang dari dadanya, tiba-tiba tangan kirinya yang semula lurus ke depan bergerak seperti menyongsong turunnya langit. Gerakan tangan kiri ini kacau-balau tetapi
menimbulkan hawa panas yang bergulung-gulung. Seketika serangan Tan Ci Hok
terhenti di tengah jalan dan matanya tidak dapat dibuka karena arus gelombang
panas itu seperti sinar las listrik menyengat dari batas dadanya kemudian meluncur ke atas kepalanya. Karuan saja ia menjadi gelagapan dan tidak dapat meneruskan
serangan. Serangan bunuh-diri yang terhenti beberapa detik sudah cukup bagi Li
Fong untuk melayangkan jurus Fo-tan-zi-po-huai-Yun (Selimut Buddha mengacau
awan). Tangan kanannya yang melingkar di leher belakang tiba-tiba meluncur
dengan gerakan luar-biasa aneh. Entah apa yang terjadi tahu-tahu telapak tangan
dara perkasa itu sudah bersarang di sekitar pelipis Tan Ci Hok.
"Ayaaa " Fo-tan-zi-po-huai-Yun " aduh " mati aku ". Ilmu itu sungguh indah,
penuh rahasia dan kejutan, dan sangat dasyat daya serangnya " Babo"babo "
lihai sekali jurus itu " waaaaa " mampus sudah si Hoashan-It-Mokiam " sungguh
hebat " sungguh hebat " ha " ha". Ha" dara perkasa " dara perkasa " akan
sangat menyenangkan menjadi lawanku bertarung.!!"
Bersamaan dengan habisnya ucapan Abhyudita, salah seorang dari Tian-Shi -Xin-
Mo (Malaikat berhati iblis), tubuh Hoashan-It-Mokiam jatuh tersungkur di depan Li Fong tanpa sempat mengeluarkan jeritan. Di pelipis kirinya terlihat hamparan biru kemerahan.
"Wah " sudah mampus?" Baru beberapa gebrakan sudah mampus " pengemis
busuk tiada guna " ha"ha"ha" biar sekalian mampus saja. Mana bisa pengemis
buduk macam dirinya disejajarkan dengan jago sejati dari Hoashanbai. Ilmunya
secuilpun tidak dapat dibandingkan dengan si tua bangka Hong Ming Tosu. Ilmunya
Bu Yidong Tu (pedang tanpa gerak) sukar dipecahkan, gerakannya seperti siluman.
Seperti tidak bergerak, tetapi tahu-tahu sudah mencium leherku berkali-kali. Mana bisa pengemis degil ini disendengkan dengan si Hong Ming Tosu " lebih baik
mampus saja orang tiada guna seperti dirinya itu."
"Eeeh " gadis gila, bukankah kau baru saja memainkan Fo-tan-zi-po-huai-Yun
(Selimut Buddha mengacau awan), jurus ketujuh dari Lao Fo Yikai Yun (Buddha
Tua menghalau awan) " berani bertaruh mata Abhinava tidak pernah salah dalam
melihat " he " he "!!"
Li Fong tidak menjawab pertanyaan Abhinava, walaupun sedetik ia dibuat terkejut
melihat pertapa Nepal itu dapat mengenal ilmunya hanya sekali melihat saja. Li
Fong tidak menggubris Abhinava karena mata gadis perkasa ini sedang
memandang tajam ke arah Bailei Xin Bazhang yang sedang berbisik-bisik dengan
seorang panglima pasukan Tar-tar. Dari gerak-geriknya sepertinya ia sedang
mengatur siasat licik.
Setelah itu, panglima bangsa Tar-tar itu bersiut nyaring " dalam waktu sekelebatan kuda, pasukan Tar-tar itu yang berjumlah ratusan orang itu bergerak mendekat
dengan formasi Fan zhuan shan, gun dong hu (membalik gunung, menggulung
danau). Seperti bayang-bayang iblis, pasukan Tar-tar dengan senjata telanjang
bergerak cepat tanpa mengeluarkan teriakan atau sepatah-kata. Keadaan begitu
mencekam, sebab tidak sampai lima kelebatan kuda, lima pendekar itu sudah
terkepung dalam jarak yang relatif dekat.
"Formasi Fan zhuan shan, gun dong hu " aah " sute " kita tidak boleh binasa
semua di tempat ini! Harus ada yang selamat untuk menggalang gerakan pendekar
melindungi negara dari rongrongan bangsa asing yang membonceng kekuatan
pasukan pangeran Zhu Wen Yang." Laoshifu Lu Bing Couwsu tampak mengeluh.
Wajahnya diselimuti mendung.
"Suheng, hidup kita di tangan Thian " kalau Thian menghendaki kita binasa hari ini, di manapun kita berada, kita pasti binasa. Tetapi apabila Thian tidak
menghendakinya, bagaimanapun hebat formasi pasukan asing ini, tetap mereka
tidak akan sanggup merenggut nyawa kita." Liang Ie Cinjin berkata lirih dengan
mata yang mencorong tajam tanpa ada tanda-tanda ketakutan maupun putus-asa.
"Sute, pandangan dan imanmu jauh lebih kuat dari yang kumiliki. Jauh-jauh pinto
sudah mengetahui, sutelah yang lebih cocok menyandang ketua Kunlunbai daripada
pinto." "Jiwi Lao shifu, silahkan keluar dari tempat ini, cayhe akan mencoba membuka jalan darah!!"
"Jian-Mian-Hu-Li, jangan membuang nyawa sia-sia " kita semua perlu keluar
dengan selamat dari kepungan pasukan Tar-tar itu " pasti ada jalan keluar ".
Pasti ada pertolongan " siancai"siancai!"
Sementara itu, sehabis menamatkan riwayat hidup Hoashan It-Mokiam Tan Ci Hok,
Li Fong tersenyum sinis ke arah Bailei Xin Bazhang.
"Hmm " manusia rendah Bailei Xin Bazhang mau mengandalkan keroyokan
pasukan asing untuk melenyapkan kami berlima " hm " cobalah " kami
setapakpun tidak akan mundur " !!!"
"Eeit " eit ". Weleh " weleh " tahan dulu, tahan dulu " jangan menganggu
kesenangan Tian-Shi -Xin-Mo (Malaikat berhati iblis). Belum apa-apa " sudah
mulai menggerakkan pasukan " itu namanya goblok " ya " goblok ". !!!"
Pertapa Nepal berjubah hitam, Abhinava, sambil ngomel-ngomel dan mata melotot
mendekat ke arah Bailei Xin Bazhang.
"Biar kami bertanding dulu dengan gadis gila itu " Enak saja main serobot serang.
Apa kamu menganggap Tian-Shi -Xin-Mo (Malaikat berhati iblis) dua orang gila
yang sudah tidak becus apa-apa?""
"Tapi " tapi " Sadhu Abhinava (orang suci Abhinava) ". Bukan itu maksudnya, "
tetapi kita harus membereskan pentolan-pentolan pelindung kaisar Yongle secepat
mungkin, kemudian kita bergabung dengan pasukan lain menggempur pertahanan
pasukan jendral Zhu-Da di istana Peking, demikian perintah Wang Thaikam."
"Oho " oho " biarkan gadis gila itu bertarung melawanku dulu, sisanya " terserah apa maumu!!!"
"Bedebah " main serobot " biar dia melayaniku dengan ilmunya " !!" Abhyudita,
si iblis putih, menyeletuk dengan tarikan muka tidak senang."
"Enak saja " ia harus melawanku terlebih dahulu " ingin kulihat apakah ia
sanggup menahan ilmu: hiule Dhaakeko pa'aaR (Bahasa Nepal: Salju menutup
pegunungan) . Hei Nona " apakah engkau berani melawan salah satu di antara
kami berdua" Kalau memang engkau punya nyali pilih saja aku, Abhyudita " tetapi, apabila ilmumu tidak tiga tingkat di atas si Gembel Busuk, Hsing Yi Tung ". Hmmm
". Aku akan kecewa!!!!"
"Abhyudita " tahan sebentar, gadis itu harus mencoba ilmuku: aadile rukh Dhalyo
(Bahasa Nepal: Badai merontokkan daun-daun) terlebih dahulu " tapi " eeh Nona
muda, apakah ilmumu lebih tinggi dari si Gembel Busuk, Hsing Yi Tung?"
Panas perut Li Fong mendengar Kongkongnya di panggil si Gembel Busuk. Sekali
berkelebat, darah sakti berbaju merah ini sudah berdiri tegak berhadapan dengan
Tian-Shi -Xin-Mo (Malaikat berhati iblis), Abhyudita dan Abhinava.
"Tian-Shi-Xin-Mo, majulah kalian berdua " jangan dikira aku, cucu Hsing Yi Tung, yang kalian panggil si Gembel Busuk gentar menghadapi segala macam resi tua
dari Nepal. Risiharu guphaamaa basera tapassyaa garthe (Bahasa Nepal:
seharusnya seorang Resi tinggal di goa-goa pertapaan dan merenungkan
kebajikan), eeeh " kalian sebaliknya, justru membantu penjahat-penjahat bermoral rendah seperti Srigala tua Wang Hong Sen dan Bu-Di-San-Mowang. Majulah "!!!"
"Weleh "weleh " gadis sombong, sembarangan ngomong. Siapkah membantu
dan siapakah dibantu" Ho " ho " betulkah engkau menghendaki kami maju
berdua" Hmm " kalau engkau dapat melayani kami barang enampuluh jurus "
babo " babo " aku si tua bangka, matipun itu lebih menyenangkan ". Abhinava
ayolah!!!"
Sehabis berkata demikian, kedua pertapa itu sudah melayang ringan dengan
kecepatan yang bukan main. Gerakannnya membawa dua kekuatan yang berbeda
sifat. Dari arah samping kiri, Abhinava melayangkan ilmunya yang sangat terkenal di daerah Nepal, Tibet, sampai India, yaitu hiule Dhaakeko pa'aaR (Bahasa Nepal:
Salju menutup pegunungan). Tubuhnya seperti bumi yang berputar pada porosnya
cepat sekali sambil mengelilingi Abhyudita. Benar-benar hebat ilmu pertapa Nepal yang satu ini. Tubuh yang sedang berputar cepat itu dalam tempo singkat telah
terbungkus oleh salju bercampur es membentuk angin puting beliung, dingin, dan
membekuhkan segala hal. Gelombang angin dingin ini melebar mencapai diameter
limabelas kaki. Karuan saja, prajurit-prajurit yang kebetulan berdiri tidak jauh dari radius angin dingin itu seketika menjerit dan mati seketika dengan tubuh kaku
kebiruan. "Aaah ". Menjauh dari pertempuran !!!! Cepat " cepat ". !!!!"
Bailei Xin Bazhang berteriak-teriak dalam bahasa Tar-tar . Ia sendiri sudah mencelat ke belakang menjauhi pertempuran itu.
Sementara itu dari dalam angin dingin itu, Abhyudita juga tidak tinggal diam.
Ilmunya yang paling dasyat: : aadile rukh Dhalyo (Bahasa Nepal: Badai
merontokkan daun-daun). Dari arah tubuh yang dikelilingi oleh salju itu, menceruak sinar-sinar kuning mengkilat. Apa saja yang tersentuh sinar ini, akan rontok seperti terkelupas dari tempatnya.
Shi De Hu tertegun melihat ilmu aneh yang dilancarkan oleh kedua pertapa Nepal
itu. Sejenak jantungnya berdebar kencang. Ia merasakan kehebatan daya lebur
kedua ilmu sejati pertapa sakti itu. Sungguhpun demikian ia tidak berani turun
tangan sebelum melihat tanda-tanda Li Fong terancam bencana. Ia mengetahui
persis sifat Li Fong, oleh sebab itu ia berdiam diri, tetapi diam-diam ia telah
menggerakkan hawa mujijat Shenlong-Qiangxing-Kongmen (Dewa naga mendobrak
pintu kehampaan) lebih dari separohnya untuk menolong Li Fong apabila
dibutuhkan. Li Fong terkesiap, tetapi ia tidak berani ayal, segera ia memainkan ilmunya Fo Bo bao Feng Yu (Buddha menabur hujan badai), salah satu dari tiga ilmu pamungkas
Telapak Buddha. Kedua tangannya yang bertemu persis di depan dadanya
mengarah lurus ke langit. Sekedipan mata kemudian, Li Fong menundukkan
kepalanya seperti orang sedang memberi hormat kepada alam semesta.
Dan pada waktu itu, serangan kedua pertapa itu sudah berjarak satu tombak
dengan dirinya. Tiba-tiba, dengan gerakan tidak dapat di kuti dengan pandangan
mata, Li Fong sudah melayang menyongsong serangan itu dengan posisi tidak
berubah tetapi berputar cepat sekali. tubuhnya seperti Buddha melayang sambil
melingkar. "Hiaaaat "..!!!!!!"
Dari dalam gerakan yang seperti Buddha melayang sambil melingkar itu menyeruak
serangkum tenaga mujijat yang hampir tidak menimbulkan bunyi saking terpusatnya
hawa sakti dari ilmu ini. Tetapi begitu kedua tubuh ketiga orang ini sudah melebur menjadi satu, sekonyong-konyong terdengar bunyi benturan yang maha hebat di
udara. "BLAAAAAAARRRRRRRRRRRRR!!!!!!"
"Hiiiaaaaatt!!!" Terdengar suara kedua pertapa itu seperti menyambut.
Kembali terjadi benturan dua-kali lebih kuat dari yang pertapa
"BLAAAAAAARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!!!!!!"
Pohon-pohon tumbang bahkan ada yabng terbelah-belah. Potongan-potongan
sebesar kepala kerbau terlempar dan daya luncur yang luar-biasa hebat ke segala
penjuru mata angin. Tidak ampun lagi mereka yang ilmu silatnya setengah-setengah menjadi korban. Keadaan menjadi kacau balau.
"Aduh " aaah".aaah" ngok!!"
Jeritan kematian tidak dapat dihindarkan terjadi di kalangan prajurit Tar-tar.
"Aduh celaka " mereka menggerakkan ilmu siluman ?"". Minggii r "
menjauuuuh?" Seru seorang panglima perang Tar-tar.
Seperti ada tangan raksasa yang melayang jatuh dari langit dan menggempur bumi
dengan luar-biasa dasyat. Tanah di sekitarnya menjadi porak-poranda seperti
dihantam badai dari atas dan membentuk seperti corong tengkurap, lebar dan
dalam " inilah akibat dari pengerahan Fo Bo bao Feng Yu (Buddha menabur hujan
badai) yang sudah mencapai titik leburnya.
Beberapa saat kemudian, suasana menjadi sepi.
Semua yang berkumpul di tempat ini menjadi terkejut, karena tempat di mana terjadi pertempuran itu sudah berlubang besar. Ketika mereka melihat ke bawah, tampak Li Fong berdiri masih dengan posisi yang sama, tetapi pita merah yang mengikat
rambutnya terlepas entah kemana, sehingga rambut dara sakti ini terurai dan
berkibar-kibar. Pada dahinya terdepat tiga mutiara bening menetes perlahan, kedua pipinya merah seperti delima. Matanya mencorong tajam sekali membuat siapa saja
tidak tahan menatap sepasang mata indah itu. Dua tombak dari dirinya, Abhyudita
dan Abhinava berdiri berhadapan dengan sepasang mata mencorong bagaikan
mata harimau. Kedua wajahnya dibasahi oleh keringat.
"Ayaa"engkau cucu si Gembel Busuk, ternyata ilmu jauh lebih hebat dari dia!!"
"Aku tidak kecewa " aku tidak kecewa"!!"
Sehabis berkata demikian, kedua orang itu menahan kedua dadanya dan mukanya
tampak menahan nyeri yang hebat.
"Jiwi memiliki ilmu yang sangat hebat, boanpwe (aku yang rendah) kagum
".maafkan, apakah jiwi masih ingin melanjutkan pertempuran yang tiada guna ini?"
"Tiada guna " ha " ha " ha " engkau mengira pertempuran ini tiada guna" "
engkau keliru " engkau keliru bocah sakti " justru pertempuran inilah yang akan
menyempurnakan kedua ilmu-ilmu kami berdua."
"Maafkan, aku tidak mengerti!!!"
"He " he " he " engkau tidak mengerti " mungkin tiga atau empat tahun lagi
baru engkau akan mengerti. Sekarang kami pergi ".!"
"Abhinava tunggu sebentar!!" Seru Abhyudita sebelum si Iblis putih melayang pergi
"Aku mempunyai pesan: Berhati-hatilah dengan Budi-san-Wang " ilmu ketiga iblis
itu sudah meningkat jauh. Satu saja di antara mereka, sukar untuk dilawan. Di dunia ini, mungkin hanya si Singa Pencabut Nyawa Wang Hong Sen yang sanggup
melawan mereka. Tetapi apabila mereka maju bertiga, aku tidak yakin Wang Hong
Sen dapat mengatasinya " sekali lagi, berhati-hatilah."
Sehabis berkata demikian, kedua pertapa Nepal itu berlayang naik dan bermaksud
meninggalkan tempat itu dengan cepat. Tetapi belum sempat mereka pergi,
sekonyong-konyong dari dalam hutan terdengar suara melengking nyaring.
"Tahan langkahmu " Tian-Shi -Xin-Mo (Malaikat berhati iblis) "!!"
Suara itu nyaring mendirikan bulu roma, dingin, seperti burung hantu di tengah
malam. Beberapa saat kemudian, tempat itu dipenuhi oleh aroma bunga yang
tajam. "Budi San-Mowang "aaah"!!!!" Kedua pertapa Nepal terhenti langkahnya
Begitu mencium bau bunga itu, yang tidak lain adalah bunga Siang, Shi De Hu
seketika bereaksi. Hawa sakti berdesir-desir dengan dasyat dan cepat. Hawa
amarah memenuhi dadanya, yang mengakibatkan hampir saja hawa sakti
Shenlong-Qiangxing-Kongmen (Dewa naga mendobrak pintu kehampaan) menjadi
liar. Sinar mata pemuda ini mencorong sangat tajam bagaikan Naga Murka.
"Lan " Wu " Kui " (Iblis Halimun Biru) " pembunuh shifu ".!!!"
"Tian-Shi -Xin-Mo (Malaikat berhati iblis) " apakah engkau dua pertapa tidak tahu malu lagi, sudah berjanji kini akan mengingkarinya?" Bukankah engkau akan
bergabung dengan Budi San-Mowang apabila ada seorang jagao Tionggoan
berhasil menahan kedua ilmu gabungan itu" Bukankah hari ini engkau menjadi
pecundang gadis muda yang belum punya nama di Wulin" Ho " ho " kita akan
menjadi Budi Wu-Mowang (Lima Iblis Tanpa Tanding) dan bukan lagi Budi San-
Mowang." Suara kedua itu kasar, tetapi mengandung kekuatan khiekang dan sinkang yang
bukan main. Perbawanya hebat sekali, membuat jantung seperti digedor.
Tidak sampai seteguk the, tiba-tiba di tempat itu sudah berdiri tiga manusia yang luar-biasa perawakan dan penampilannya. Inilah:
BU-DI-SAN-MOWANG
Shi De Hu sudah tidak dapat bertahan lagi, hawa mujijat Shenlong-Qiangxing-
Kongmen sudah menguasahinya. Kini matanya benar-benar mencorong luar-biasa
tajam. Dengan mengerahkan tenaga sakti ini, ia bermaksud menyongsong ketiga
manusia iblis itu. Tetapi ia menjadi terkejut, karena ia tidak kuasa menggerakkan tubuhnya, bahkan hawa sakti Shenlong-Qiangxing-Kongmen seperti tunduk di
bawah pengaruh tangan yang menahan bahu kirinya yang buntung. Ketika ia
menoleh, ia melihat seorang pemuda berbaju putih sederhana dan seorang gadis
cantik-jelita berdiri persisi di belakangnya.
"Jing Di " Aaaah " kau!!"
BAB 30: BERTEMUNYA MUSUH BEBUYUTAN
De Hu dibuat terkejut bukan kepalang, karena ia melihat sorot mata Yang Jing
mencorong begitu tajam, dalam, dan penuh wibawa. Memiliki daya magis yang
begitu lembut sehingga gerakan Shenlong-Qiangxing-Kongmen yang meletup-letup
karena pengaruh hawa amarah di dadanya mendekam. Seperti naga sakti
mendekam di depan tuannya. Inilah luar-biasa, karena hampir tidak ada seorang
ahli silat dari manapun tercatat dalam sejarah dunia persilatan yang sanggup
menundukkan kehebatan Xing Long guan Shandong Quan (naga sakti membuka
goa), yang sangat ditakuti oleh mendiang Chu Jung, nenek moyang si Iblis Biru Chu Dung Lin, apalagi Shenlong-Qiangxing-Kongmen, ilmu silat maha tinggi ciptaan dua dedengkot Wulin: Zhang San Feng dan Shi Kuang Ming.
Sejenak De Hu tidak sanggup berkata apa-apa, hanya memandang Tianpin-Er
seperti orang tersihir. Akhirnya dengan menarik nafas panjang ia berkata:
"Jing Di " aku harus membinasakan Lan-Wu-Kui Chu Dung Lin " kalau tidak hari
ini kapan lagi, ini merupakan panggilan hidup dan kewajibanku sebagai murid
Tienshanbai " Jing Di ". Aku harus membuat perhitungan dengan iblis itu " harus
" harus "!!!!!"
"Hu Ko " aku mengerti perasaanmu. Tetapi " hendaklah jangan menggerahkan
ilmu kedua Taishifu (Maha Guru) Zhang San Feng dan Shi Kuang Ming berdasarkan
hawa amarah. Kedua ilmu yang telah digabungkan menjadi ilmu putih yang hebat
bukan main itu akan menjadi ilmu iblis yang mengerikan dan sulit untuk
ditanggulangi apabila kekuasaan angkara murka membelenggu jiwa dan pikiran Hu
Ko." "Jing Di " kau benar " aah aku sampai lupa pesan Lie Pek-pek soal ini. Terus
bagaimana aku bisa menempur iblis itu dengan hati tanpa dendam dan amarah?"
"Hu Ko jadikan Nengyuan sebagai Wu-chi Chiao-Yu (seorang komandan yang
ditempatkan di garis terdepan) untuk memimpin tenaga mujijat Shenlong-Qiangxing-
Kongmen ke puncak kehebatannya. Sembunyikan Nu-Huo (amarah) di balik Tao-
Chi (mencuri gerakan dari sesuatu yang tidak tampak), kedepankan Nengyuan yang
tersembunyi di dalam Chi yang tidak kelihatan, direntangkan menjadi energi maut
yang bergerak seperti Ts"ai-yin pu-yang (menangkap Ying mengisi kembali Yang) "
Inilah intisari Xin-yin-liu-he-quan. Dengan demikian, Nu-Huo tidak menguashi hati Hu Koko."
"Aha " engkau hebat adikku " aku mengerti maksudmu."
Sehabis berkata demikian, De Hu dengan sinar mata berkilat berseru:
"Lan Wukui Chu Dunglin ". ".. ".. ?" !!!!!
Suara De Hu yang dikerahkan khiekang yang luar-biasa dasyat langsung menusuk
pendengaran Si Iblis Biru yang sedang berdiri bagaikan iblis bangkit dari kubur.
Seketika ia melesat bagai kilat, dan tahu-tahu sudah berdiri di depan De Hu dengan sikap yang menakutkan.


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Bocah bosan hidup " siapakah kau " apakah kau memiliki sesuatu yang kau
andalkan, sehingga berani berkoar di depan Lan-Wu-Kui ?" !!
Suara Si Iblis biru ini benar-benar serem, dan orang dapat merasakan hawa
kematian tersiar seolah menjadi bayangan tetap dimana iblis ini berada. Tangan elmaut sudah terasa, begitu dingin dan menggiriskan hati. Mata yang bersinar biru tua dari balik cadar biru yang dipakainya membuat ia betul-betul seperti siluman yang membawa kematian.
"Lan-Wu-Kui dengarlah, Apakah engkau masih punya nyali untuk memburuh dan
membinasakan semua penerus pendekar sakti Shi Kuang Ming "..!!!"
suara De Hu dingin, datar, tetapi berwibawa.
"RUAAAAARRRRRR " pemuda keparat " berani benar engkau berbicara lancang
seperti itu!!!!"
Lan Wu Kui melolong seperti setan yang tertikam tengkuknya, memiluhkan, seperti
roh penasaran yang tersayat-sayat nasibnya.
"Ruuaaaarrr ".. sebelum kuhabisi nyawamu " !!!! sebelum kuhirup darahmu ". !!!!
katakan siapa dan dimana penerus Shi Kuang Ming?"
"Engkau telah membunuh shifuku, Shi De Yuan ". Kalau aku membiarkanmu tetap
hidup, aku, Shi De Hu tidak pantas menjadi manusia lagi. Akulah penerus pendekar Besar Shi Kuang Ming sekaligus maha guru Zhang San Feng ". Nah, lakukan apa
maumu?""
"Ha ". Ha " ha " huk "huk". Ruaaaaaaaaaaaaar ". Penerus Shi Kuang Ming
dan Zhang San Feng " bagus " bagus ". Mampuslah!!!!!" Dengan suara seperti
tangisan yang menggiriskan sanubari, Lan Wu Kui meraung marah.
Seketika arena itu dipenuhi dengan aroma bunga Siang tajam dan mengandung
daya pembius yang kuat ketika Lan Wu Kui mulai menggerakkan ilmunya. Jauh-jauh
para prajurit Tartar sudah mengetahu apa yang akan terjadi apabila si Iblis Biru ini beraksi. Entah sejak kapan mereka sudah mengenahkan penutup mulut dan telinga
dengan sebuah masker yang terbuat dari lapisan halus binatang laut sejenis ubur-
ubur yang dikeringkan.
Lan Wu Kui melesat sambil mengirimkan serangan yang dasyatnya bukan alang-
kepalang. Rupanya iblis ini telah memperdalam ilmunya selama ini sehingga
mencapai tingkat yang jauh sekali dibandingkan dengan tiga tahun yang lalu.
"Lan-Wu-Duan-Dong-Mai (Halimun biru mendobrak jalan darah) ". !!!!!!!
Ia melakukan gerakan yang aneh sekali, karena ia seperti membiarkan tubuhnya
digeluti oleh halimun biru yang jauh-jauh sudah menjadi selubung di seketar ia
berdiri. Dalam beberapa detik kemudian, terdengar suara seperti angin bertiup dari lubang kecil yang ke atas, tetapi tiba-tiba berbalik turun sambil mengirimkan
serangan yang hebat bukan main.
Terdengar suara "srat " srat " srat" yang susul-menyusul dengan daya pemusnah
yang sulit diduga kekuatannya. Terlihat halus, tetapi orang yang terserempet
hawanya saja, kulitnya tersayat-sayat dan mengeluarkan darah kebiru-biruan.
Melihat serangan telengas dan ganas ini, De Hu tidak berani ayal lagi, ia segera melakukan Cang-Long-Wo-Hu (Naga bersembunyi, harimau mendekam) sambil
mengerahkan ilmu Tienshan Mizong Quan (Jurus mengacau awan dari Tienshan).
Ilmu ini telah menjadi ciri khas yang membedakan Shi De Hu dengan enam
pendekar Tienshan lainnya. Tetapi tingkat dan keistimewaan ilmu ini sudah berubah jauh sekali dibandingkan dengan tiga tahun lalu.
"Sembunyikan Nu-Huo " kedepankan Nengyuan yang tersembunyi di dalam Chi "
seperti Ts"ai-yin pu-yang (menangkap Ying mengisi kembali Yang) ?"
De Hu setengah berbisik mengulang inti pokok Xin-yin-liu-he-quan, untuk
mengendalikan hawa mujijat yang berderas cepat, berlapis-lapis di sekitar Dian-tan terus menyeruat menyatu dalam satu wujud. Inilah hawa sakti dari ilmu Shenlong-Qiangxing-Kongmen yang telah mencapai puncak kehebatannya.
Dengan sigap De Hu menyambut serangan Lan-Wu-Kui dengan tangan kanan
terbuka. Lengan jubah panjang yang menutup tangan kirinya yang buntung
bergulung-gulung di udara mengeluarkan deburan-deburan suara yang
menghebohkan. Sedangkan tangan kanannya terbuka lebar menyambut serangan
lawannya. Tidak dapat dicegah lagi, terjadi pertemuan dua tenaga sakti.
"BLAAAAAAARRRR ". ".. PLAAK " PLAAAK " DEEEES!!!!!!"
Luar-biasa akibatnya, tempat disekitar pertempuran menjadi porak-poranda. Daun-
daun dan cabang-cabang pohon berhamburan kemana-mana tidak tahan menahan
benturan dua tenaga sakti itu. Lan-Wu-Kui terpelanting sampai dua tombak lebih
sedangkan De Hu terdorong dua langkah. Ia tidak terluka, tetapi isi dadanya
terguncang hebat. Diam-diam ia mengakui, Lan-Wu-Kui bukan sembarang orang.
Lan-Wu-Kui menatap De Hu dengan mata setengah terpejam. Ia terkejut melihat
pemuda buntung itu dapat menahan serangannya tanpa terluka sedikitpun bahkan
dapat membuatnya terpelanting. Ini hebat!!
"Hmm " sinkang dari Xing Long guan Shandong Quan (naga sakti membuka goa)
" Pemuda ini telah menguasahi ilmu silat Shi Kuang Ming. Babo " babo " babo
" Pemuda ini seperti penjelmaan Shi Kuang Ming sendiri ". Bangsat..!!!! Ia harus kulenyapkan " apabila tidak, ia akan menjadi duri yang berbahaya." Lan Wu Kui
berkata sendiri. Dengan geram ia menerjang lagi.
"LAN-WU JIE-XUE ". Halimun biru membekukan darah ".!!!!!!!!!"
Melihat serangan yang didahului oleh hempasan gelombang berwarna biru " dingin
" membekukan, De Hu tidak berani main-main, sebab sinar biru itu berwujud
benda-benda runcing yang memiliki daya serang yang menggiriskan.
"Xin-Long-Bai-Wei " naga sakti mengelebatkan ekor ".!!!" De Hu menyambut
sambil berkata lirih.
Kaki kiri De Hu menjulur lurus rata dengan tanah, sedangkan kaki kanannya ditekuk sedemikian rupa dengan jarak dua dim dari dahinya. Matanya mencorong penuh
hawa sakti. Dalam waktu sekedipan mata saja, Naga Sakti Lengan Tunggal ini
sudah melejit seperti seekor naga menangkap gulungan-gulungan es di puncak
Kunlun. "Plaaak ". Bleeees "hiaaaaaaaaaaaaaaaaaaatttt"..!!!!"
Kini pertempuran berubah menjadi ketat dan keduanya berubah menjadi bayangan
yang saling kejar, gigit, dorong, dan makin lama makin cepat. Benturan tenaga sakti tingkat tinggi beradu dan menimbulkan getaran-getaran yang dapat menghancurkan
apa saja yang dekat dengan medan pertempuran. Makin lama, mereka semakin
menjauh dari tempat itu.
Xin-Long-Bai-Wei yang terdiri dari tujuh Bing-Tuan dengan seratus satu satu jurus itu adalah sayap kiri Xing Long guan Shandong Quan (naga sakti membuka goa).
Pendekar besar Shi Kuang mIng tidak menyebut tujuh jurus tetapi tujuh bing-tuan
(semacam formasi perang yang dilakukan oleh banyak prajurit). Memang tepat,
kerena Gerakan De Hu lebih mirip dengan pasukan naga sakti yang melejit-lejit
dengan kekuatan serangan yang bukan alang-kepalang dasyatnya. Hebat bukan
main!! Tubuh De Hu sebentar kelihatan di udara, tetapi tiba-tiba menghilang dari hadapan mata karena daya lejitnya bukan main cepatnya. Tahu-tahu ia sudah
mendekam di tempat yang berbeda-beda sehingga sukar diduga kemana arah
serangan si Naga Sakti ini.
Sedangkan LAN-WU JIE-XUE yang dikerahkan oleh si Bilis Biru adalah sayap
kanan ilmu Lan Wu Po Huai Gu Ge (Halimun biru menghancurkan tulang). Akhir-
akhir ini, setelah menjadi salah satu pentolan Budi-San-Mowang, ia berlatih keras untuk menutup kelemahan-kelemahan yang ditinggalkan oleh Chu Jung serta
meningkatkan Xi-Sinkang (Sinkang yang berdaya sedop), sekaligus mewujudkan
motifnya untuk menjadi orang nomer satu mengalahkan kedua rekannya. Ia berhasil
membawa ilmu iblis yang pernah sangat ditakuti oleh kalangan persilatan ini pada tingkat pamungkas. Setiap tahun, ketiga iblis ini selalu mengadakan pibu untuk
mengukur kepandaian masing-masing. Hampir tiga hari tiga malam mereka
bertempur, hampir terlihat bahwa dalam hal tenaga sakti Sima Dekun unggul sedikit dibandingkan dengan Lan-Wu-Kui dan Wan-Shou Hwesio (Paderi tangan seribu).
Tetapi soal kecepatan dan keganasan ilmu, Lan-Wu-Kui masih setingkat lebih tinggi dari Sima Dekun dan Wan-Shou Hwesio (Paderi tangan seribu).
Tidak mengherankan, ketika dua ilmu ini bertemu seperti bertemunya naga sakti
dengan siluman ular dari puncak Chomolungma atau Sagarmatha. Dasyat,
mengerikan, dan mendirikan bulu-roma. Hawa beracun biru menderu-deru membuat
radius tiga tombak udara di sekitarnya seperti berada di istana pulau es. Memang ilmu ini diciptakan oleh dedengkot iblis, Chu Jung, di puncak Sagarmatha (Mount
Everest). Sebuah ilmu iblis yang terdiri dari sembilan Mi-Ma-Quan (Jurus Rahasia) dengan sembilan puluh empat jurus yang semuanya mengandung hawa maut yang
mematikan. Tujuh rahasia titik jalan darah maut menjadi incaran ilmu ini. Jangankan terkena langsung gempuran ilmu ini, tersengat hawanya saja, pesilat kelas atas
dapat seketika roboh binasa dengan darah membeku dan berubah menjadi biru tua.
Pertarungan maha dasyat ini membuat prajurit Tartar dan kaum pendekar semakin
mundur menjauh. Semua mata terbelalak menatap jalan pertempuran itu. De Hu
yang sedang memainkan Xin-Long-Bai-Wei bersilat begitu luar-biasa hebat.
Gempuran Lan-Wu-Jie-Xue seperti bertemu dengan moncong naga sakti yang
sekali telan amblas tidak berbekas. Seketika sepasang mata di balik topeng
tengkorak itu berkilat-kilat dan berubah menjadi semakin biru. Sebentar-bentar ia mendengus sambil melancarakan jurus demi jurus ilmu Lan-Wu-Jie-Xue.
"Huuui ". Hui ". Hui ".!!!" Terdengar lengkingan seperti tangisan iblis kubur
keluar dari kerongkongan si Iblis biru ini. Ini pertanda bahwa ia sudah marah sekali.
Hawa saktinya mulai tersalur merata di seluruh sendi-sendi gerakan silatnya. Ia
menambah kekuatan hawa sakti beracun lebih dari delapan per sembilan bagian.
Kini awan biru tua seluruhnya berkumpul di kedua lengan, dan kakinya.
"Hmm " Lan-Wu-Kui sepertinya menyimpan ilmu pamungkasnya " ia menunggu
saat yang tepat. Iblis ini semakin dasyat ilmunya dan semakin beracun saja. Sekali lengah, tamatlah riwayatku"!!" De Hu berpikir.
"Pendekar Tienshan, engkau harus mampus ". Darahmulah ynag akan
memuaskan arwah nenak moyang keluarga Chu " !!!!"
Sementara itu, Sima Dekun dan Wan-Shou Hwesio (Paderi tangan seribu) ngomel-
ngomel tidak karuan:
"Manusia gila " manusia edan " meladeni anak muda dalam situasi seperti ini.
Jika bertanding terus seperti ini, sampai tiga hari tiga malam juga tidak akan selesai karena jelas sekali kekuatan pemuda buntung itu tidak di bawah Dunglin."
"Wan Shou, kita tidak memiliki banyak waktu, si Tua itu sudah berangkat ke istana Peking, ayo kita habisi pemuda buntung itu. Suruh panglima tolol itu menyerbu
dengan pasukan."
Baru selesai berbicara, Sima Dekun dan Wan-shou Hwesio langsung menyerbu ke
medan pertempuran.
"Curang " !!!!" Li Fong dan Lie Sian menjerit hampir berbareng. Li Fong melesat
cepat sampai mengirimkan pukulan. Sedangkan Lie Sian langkahnya tertahan,
karena tangan Yang Jing sudah menahan bahunya, sehingga ia tidak jadi
menyerbu. "Lie Sian Mei-mei "tahan sebentar, coba lihat, pemuda yang bersenjata pecut itu
juga turut membantu Hu Ko."
"Hu Di " aku datang !!!!" Jian-Mian-Hu-Li (Rase Muka Seribu) dengan cepat turut
menyambut serangan Sima Dekun dan Wan-Shou Hwesio.
"Plaaak " Des "ougggggh!!!!"
Jian-Mian-Hu-Li (Rase Muka Seribu) yang kebetulan menyambut serangan Sima
Dekun, entah apa yang terjadi, sebelum serangan mendarat, tiba-tiba ia seperti
menghantam dinding karet yang tebal yang mengeluarkan daya tolak yang sepadan
dengan kekuatan gempuran yang ia lancarkan. Tidak dapat dicegah lagi tubuhnya
melayang seperti daun kering dengan darah muncrat-muncrat keluar dari mulutnya.
"Aaah ".!!!"
Isi dadanya tergempur hebat sekali oleh kekuatan balik yang timbul dari hawa sakti Sima Dekun yang luar-biasa dasyat. Sebelum semua orang tahu apa yang terjadi,
tahu-tahu sesosok tubuh melayang dan menyambut tubuh Jian-Mian-Hu-Li (Rase
Muka Seribu) yang meluncur deras ke arah batu besar yang terbungkus lumut
berwarna hitam.
"Aah " E-Qiangjie (jubah buaya) yang mujijat ". !!" Yang Jing berkata lirih sambil memeriksa keadaan Jian-Mian-Hu-Li."
"Isi dadanya terguncang sangat hebat " Hmmm " E-Qiangjie " apakah tokoh
nomer satu Budi-San-Mowang itu paman Sima Dekun" Sebab, menurut Kongkong
hanya paman Sima Dekun seorang yang berhasil menguasahi ilmu itu."
Yang Jing segera menotok jalan darah penting di sekitar dada Jian-Mian-Hu-Li.
Muka pemuda yang tertutup oleh topeng tipis itu tampak mengeluarkan keringat
sebesar kacang.
"Twako " bagaimana keadaanmu?"
"Tianpin-Er " terima kasih, kukira aku tidak apa-apa, hanya dadaku terasa sesak
akibat ilmu aneh Sima Dekun."
"Twako " apakah twako yang berjuluk Jian-Mian-Hu-Li?"
"Hmm ?" Jian-Mian-Hu-Li menganggukkan kepalanya.
"Twako " Enciku berpesan agar twako dapat menyusul enciku ke kota raja Peking,
ia berada bersama dengan Jendral Gan Bing."
"Tianpin-Er " siapakah encimu itu?"
"Twako mengenalnya sebagai Lie Chuang Mu ?"
Mendengar nama Lie Chuang Mu disebut, seketika Jian-Mian-Hu-Li bagnkit berdiri
sambil menatap Yang Jing lekat-lekat.
"Tianpin-Er, demi Thian " katakan, apakah dia masih hidup" Dimanakah kamu
bertemu" Bagaimanakah keadaannya" Ada hubungan apakah engkau dengan
dia?" Yang Jing tersenyum menghadapi hujan pertanyaan Jian-Mian-Hu-Li.
"Twako " ia sehat-sehat saja. Ia enci kandungku " twako pergilah ke istana
Peking, karena tenagamu dibutuhkan di sana."
"Tetapi aku tidak bisa membiarkan De Hu bertempur sendirian " !!!"
"Percayalah Hu Koko tidak akan kalah " !!!"
"Tianpin-Er " namamu bukan nama kosong " berhati-hatilah dengan suhengku
Zhu Wen Yang, karena ia menaruh dendam yang aneh terhadap dirimu. Aku pergi
dulu"!!!"
Kita mundur sepeminuman teh ke belakang. Li Fong menyambut serangan Wan-
Shou Hwesio dengan tangan kirinya sambil menggerakan salah jurus Telapak
Buddha yang disebut: Feng-Yun-Duan-Di (Angin dan awan merobek bumi).
Serangan ini sepertinya lembut, tetapi begitu berjumpa dengan sepasang tangan
yang berbuluh lebat, tangan paderi tangan seribu, akibatnya hebat sekali:
"Hiaaat ". BLAAAAAR "..!!!!"
Li Fong tidak berhenti di situ, ia juga menggerakkan tangan kanannya menghantam
gempuran Sima Dekun yang sudah meluncur dekat dengan punggung belakang De
Hu. "Manusia curang rasakan ". Hiaaaaaat ".. Des ".. ayaaaaaa!!!!!"
Dekun dan Wan-Shou Hwesio sama-sama terkejut, ketika seorang gadis luar-biasa
jelita berdiri tegak dengan sinar mata berbinar-binar mengeluarkan cahaya berkilat.
Wajah jelita itu berhiasa senyum yang bukan main manis dan indahnya membuat
Wan-Shou Hwesio yang gila nafsu itu bergetar-getar jiwanya.
"Phui " mengandalkan " Feng-Yun-Duan-Di (Angin dan awan merobek bumi)
ciptaan si Guci sakti Wang Ming Mien untuk menahan Budi-San-Mowang " ha"
ha"ha" tidak jelek " sungguh tidak jelek " he "he" sayang waktunya tidak
tepat!!!" "Dekun " jangan keburu-buruh " yang seperti ini, pinto tidak pernah berjumpa "
bagaimana pinto bisa membiarkannya lewat begitu saja?"
"Jangan banyak cerewet " nafsumu yang seperti kerbau gila ditahan dulu, urusan
kota-raja Peking jauh lebih penting, ayo ". Itu coba dengan seruling si tua sudah melengking-lengking memanggil!!!"
"Dunglin " lainkali dilanjutkan, ayo kita pergi!!!!"
"Babo " babo " keparat ". !!!!"
Begitu selesai berbicara, Budi-San-Mowang secara serempak menyerang De Hu
dengan kecepatan, gempuran, dan tenaga yang tiga kali lebih hebat dari serangan
solo si Iblis Biru. Li Fong menjerit.
"Hu Koko " PU-SHA-CHENG-LONG-BA-DI (Buddha menunggang naga menahan
bumi)".!!!"
Seketika De Hu mendekam dengan posisi tubuh sejajar dengan tanah, sedangkan
Li Fong berdiri dengan separoh kaki kirinya mengarah ke langit. Kedua tangannya
menjulur ke depan.
"PU-SHA-CHENG-LONG-BA-DI ?" !!!"
"SAN-MOWANG-ZHENG-DI (Tiga iblis menaklukan bumi ". !!!!"
Bumi seakan-akan terguncang begitu kedua ilmu yang dikerahkan oleh lima
manusia sakti bertemu. Terjadi ledakan yang luar-biasa dasyat.
"BLAAAAAARRRR "..!!!!!!!!!!!"
Seketika tempat itu dipenuhi oleh batu-batu yang bertebaran ke mana-mana dan
menimbulkan gulungan debu yang menjulang ke atas tingginya lebih dari tujuh kaki dari permukaan tanah. Beberapa saat kemudian, suasan menjadi sunyi "De Hu
dan Li Fong masih pada posisi yang sama, tetapi tampak kaki De Hu amblas ke
bumi sampai di atas lututnya dan tergeser mundur dua langkah. Sehingga tanah
tempat ia berdiri terdapat lobang memanjang. Sedangkan Budi-San-Mowang sudah
lenyap begitu pula dua pertapa Nepal.
De Hu menjadi panasaran, segera ia bergerak hendak mengejar
"Jangan lari " !!!"
"Hu Ko " tahan dulu, " !!"
"Perhatikan baik-baik, pasukan Tar-tar itu sudah mulai bergerak. Mereka bergerak dari belakang membentuk formasi Quan-Zi-Men (Gerbang melingkar). Sangat tidak
menguntungkan apabila kita berurusan dengan tiga iblis itu pada saat seperti ini.
Lihat, kini ratusan pasukan itu terbagi dalam dua-belas formasi masing-masing
dipimpin oleh seorang pendeta Lama berbaju merah. Tampaknya mereka
berkepentingan membinasakan dua orang Laocianpwe dari Kunlunbai yang menjadi
pemimpin gerakan para pendekar melindungi kaisar dan negara."
Yang Jing berbicara sambil matanya tidak berkedip memandang gerakan pasukan
Tar-tar. "Hu Suheng, kini mereka mulai menyerbu dengan formasi Shi"er-Tian-Men "
berbahaya " sekarang dapat dipastikan mereka berjumlah tigaratus-enampuluh
lebih." "Lie Sian shimei, kau sudah ditemukan kembali " gadis bengal!!!"
De Hu melihat Lie Sian sudah memegang Hongchi (suling merah berlubang
delapan). Suling pusaka pemberian Xiao Guihun dipegang di tangan kirinya. Tetapi jangan dipikir Lie Sian sembarangan memegang, sama sekali tidak demikian. Isi
dalam ilmu Shen-Ta-Lek-Ling-Quan yang disebut: Di-zhen-bo (sejenis gelombang
Seismic) dan Cha-yin-bo (semacam gelombang ultrasonic) sudah mendesir-desir
melalui delapan lubang Hongchi menimbulkan getaran-getaran halus yang bukan
main. "Sian Mei " jangan membunuh orang " !!"
"Jing Ko " ini perang " bagaimana aku tidak " ?"?"
"Sian Mei " !!"
Lie Sian menoleh ke arah Yang Jing. Hatinya berdebar, karena sorot mata Yang
Jing seperti menembus hatinya. Sinar mata yang berpengaruh kuat sekali dan
membawa ketetapn yang tidak dapat dibantah.
"Bagaimana kalau membuat orang-orang jahat itu tidak dapat berperang lagi?""
"Contohnya ?""
"Ya, lihat saja sebentar " aku janji tidak akan mengambil nyawa orang " tetapi aku akan mengirim orang-orang Tartar ini pulang dengan hormat " dengan hormat " hi
" hi " hi ".!!"
"Sian Mei " jangan main-main dengan nyawa orang "!!"
"Mana bisa nyawa orang dibuat mainan, melihat saja tidak pernah "!!"
Yang Jing tersenyum melihat Lie Sian cengar-cengir sambil matanya bersinar
menyimpan rahasia yang susah ditebak kemana jalan pikiran gadis sakti ini.
Tianpin-Er tahu betul, sekali tangan yang putih halus bagai sutra itu bergerak,


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

akibatnya akan sangat hebat. Ratusan orang ini akan dibuat malang-melintang dan
berserakan di mana-mana sebagai mayat-mayat yang masih utuh tubuhnya.
"Fong Sao-zi (kakak ipar Fong) " mari kita membuat orang-orang Tartar itu pulang dengan hormat " !!"
"Lie Sian " dara bengal " jangan main-main, aku tidak mengerti apa maksudmu?"
Lie Sian mendekati Li Fong dan memandangnya lekat-lekat. Dua dara cantik berdiri berhadapan, postur tubuhnya hampir sama. Yang berbaju merah: cantik, serius, dan membawa keagungan yang menghanyutkan. Sedangkan yang berbaju hijau, Lie
Sian: sangat cantik, terkesan kocak, agak galak, dan polos seperti kertas putih. De Hu dan Yang Jing memasang telinga tajam-tajam untuk mencoba mengetahui
rencana "jahat" apakah yang ada di balik gadis bengal itu pikir mereka.
Bibir yang merah basah dan berbentuk indah itu tidak bergerak. Tetapi sejenak
kemudian, Lie Sian dan Li Fong tertawa terbahak-bahak sampai Li Fong yang
biasanya serius itu dibuat tertawa lepas sambil memegang perutnya.
"hi " hi " hi " dasar gadis bengal " tetapi ". Hi " hi " itu baik juga ". Dan "
hi " hi " aku setuju, ayolah kita buat mereka pulang dengan hormat."
Ketika itu formasi Shi"er-Tian-Men di depan dan Quan-Zi-Men (Gerbang melingkar)
di belakang sudah terbentuk, sekonyong-konyong tampak kembali bayangan Budi-
San-Mowang kemudian melesat lenyap lagi bagai siluman-siluman kubur, begitu
juga Tian-Shi -Xin-Mo (Malaikat berhati iblis): Abhyudita dan Abhinava turut lenyap dari tempatnya.
"Bailei Xin Bazhang " binasakan mereka " kau dan pasukanmu ditunggu di kota
raja " kalau gagal, habisi nyawamu sendiri atau engkau menjadi santapan buaya-
buaya di teluk Bohai!!!"
Entah siapa yang berbicara itu, suaranya bermuatan khiekang yang luar-biasa
hebat. Pucat seketika wajah Bailei Xin Bazhang mendengar ucapan Budi-San-
Mowang. Tidak menunggu waktu lebih lama, ia segera melompat ke atas kudanya,
sambil memberi aba-aba dengan suara yang menggelegar:
"Serbu " binasakan mereka semua " jangan ada yang tersisa..!!!"
Bagaikan gemuruh air bah, pasukan Tar-tar yang gagah-berani, kejam tidak
mengenal ampun, dan sangat hebat di medan perang menyerbu dengan ganasnya.
Bagaikan srigala-srigala ganas yang melihat makanan empuk, mereka bergerak
rapi, tangkas, dengan formasi yang membingungkan. Duabelas titik menjadi target
serangan tigaratus enampuluh lebih pasukan yang terlatih oleh seorang arsitek
perang yang mumpuni.
Tetapi mereka sama-sekali tidak menyadari, kali ini, target serangan mereka tidak seempuk yang mereka bayangankan. Tujuh pendekar ini, memiliki kepandaian
tinggi, apalagi Tianpin-Er, Sim Lie Sian, Shi De Hu dan Hsing Li Fong. Sedangkan tiga pendekar lainnya, sudah berpengalaman soal medan perang, sehingga dengan
tidak gentar sedikitpun mereka menyambut serbuan pasukan liar itu dengan senjata terhunus.
Document Outline
BAB 7: ULAR YANG MULAI MEMPERLIHATKAN KEPALANYA
BAB 10: MENGUPAS RAHASIA NENGYUAN
BAB 11: ILMU RAHASIA AGAMA MENG
BAB 12: MENYADAP TIGA ILMU SIMPANAN ZHONGYUE SAN-LAOSHEN
Rahasia 180 Patung Mas 3 Elang Terbang Di Dataran Luas Karya Tjan Id Pendekar Gelandangan 5
^