Pendekar Sejagat 2

Pendekar Sejagat Seri Kesatria Baju Putih Karya Wen Rui Ai Bagian 2


at yang baik dan lurus, Xie An Zheng, dalam 7 jurus aku akan mengambil nyawamu!"
Xie An Zheng berkelana di dunia persilatan sudah puluhan tahun, dia tidak peduli Guo Ao Bai mengatakan apa pun, tapi kali ini dia melihat sorot mata Guo Ao Bai seperti kilat, hatinya merasa
tercekat, kemudian dia melihat Guo Ao Bai meloncat ke atas, tubuhnya menjadi seperti gulungan cahaya pedang, dan menyerang ke arahnya.
Begitu Xie An Zheng melihat Guo Ao Bai meloncat, dan tiba-tiba saja Guo Ao Bai sudah berada di hadapannya, Xie An Zheng terkejut, dia melemparkan kapaknya.
Kapaknya melayang di udara menyerang ke arah Guo Ao Bai, tapi tubuh Guo Ao Bai tiba-tiba turun, sehingga kapak Xie An Zheng tidak mengenai sasaran, karena serangan Xie An Zheng tidak tepat, segera dia ingin mengambil kapaknya kembali, tapi segera Guo Ao Bai menyerang dengan pedangnya, Xie An Zheng bergerak menghindari sampai 7 kali, terdengar Guo Ao Bai berkata, "jurus kedua." Secara berturut-turut ketujuh buah pedangnya dikeluarkan. Kembali Xie An Zheng mundur 7 langkah baru bisa menghindari serangan pedang itu, dan kapaknya sudah berhasil diambilnya, terdengar Guo Ao Bai berteriak, "jurus ketiga!"
Serangan tujuh buah pedang kembali dilancarkan, empat pedang menahan gerakan kapak, 3 pedang menyerang ke arah Xie An Zheng.
Xie An Zheng berhasil menghindari serangan 3 jurus dari Gui Ai Bai, tubuhnya tampak menempel ke tanah.
"Jurus keempat!" Guo Ao Bai memainkan pedangnya lagi. Beberapa kali Xie An Zheng harus berguling-guling di bawah baru bisa menghindari serangan tujuh pedang Guo Ao Bai, dan keadaan ini terlihat sangat memalukan, tiba-tiba Guo Ao Bai berteriak lagi, "jurus kelima!" terlihat bayangan pedang memenuhi udara, jurus yang dia mainkan adalah Qi Qi Si Shi Jiu Jian (7 x 7 = 49 jurus pedang).
Xie An Zheng berteriak, dia menahan dengan kapaknya. Karena digetarkan maka'kapak pun melayang. Guo Ao Bai berteriak lagi, "jurus keenam!" dia memainkan jurus 49 kali pedang,' semua jurus tidak dimainkan dalam satu arah.
Xie An Zheng bergeser di 49 tempat untuk menahan serangan,
dia berteriak, "kau telah memakai jurus Han Ying Bao Qi Chong Jian Fa, Guo Tian Ding adalah siapamu?" kata-katanya belum selesai, bayangan pedang berubah menjadi pedang sungguhan dan siap menusuk ke arah tenggorokan Xie An Zheng, kemudian pedang ditarik, cahaya pedang masih begitu terang, terdengar Guo Ao Bai dengan dingin berkata, "sekarang adalah jurus ketujuh, aku adalah putra dari Guo Tian Ding."
Sampai hampir mati pun Xie An Zheng tidak percaya, dia terus melihat ke arah Guo Ao Bai, dia tidak percaya bahwa dia akan mati di tangan seorang pemuda sebagai pendatang baru di dunia persilatan, akhirnya dia pun roboh.
Tiba-tiba bulan masuk ke balik tumpukan awan, di langit hanya ada awan hitam, awan tersebut menutupi langit dan juga bulan, semua menjadi gelap, tiba-tiba terdengar seperti suara laki-laki tapi juga seperti suara perempuan yang berteriiak, "pasang lampu!"
Suara itu kecil dan lembut tapi terdengar sangat jelas, orang-orang yang berada di lapangan tergetar mendengar suara itu, tiba-tiba muncul cahaya kuning, di depan markas Chang Xiao Bang dan dari balik kobaran api yang bergoyang terlihat ada seseorang yang mengenakan baju berwarna merah, dengan perlahan dia berjalan keluar.
Semua orang yang berada di lapangan melihat orang itu keluar, dengan penuh rasa hormat mereka berkata, "kami, murid-murid panji hitam memberikan hormat kepada ketua panji merah."
Harus diketahui bahwa dalam Chang Xiao Bang, kecuali kedudukan ketua, yang menjadi ketua panji mempunyai ilmu silat yang seimbang dengan ketua perkumpulan di dunia persilatan.
Guo Ao Bai tetap berdiri dengan tenang di antara bumi dan langit, dengan dingin dia melihat, ternyata orang yang datang ke hadapannya memakai baju berwarna merah, dandanannya terlihat sangat aneh, tubuhnya seperti Yin Yang (banci), bagian kiri tubuhnya didandan seperti seorang perempuan yang cantik dan genit, sedangkan sebelah kanan tubuhnya didandan seperti seorang
laki-laki dengan alis yang tebal dan kasar serta mata yang melotot, suaranya pun sulit dibedakan, apakah dia itu perempuan atau laki-laki, yang membuat orang sulit membedakannya juga adalah karena pada saat dia berjalan pantatnya bergoyang, hal ini membuat orang-orang menjadi kebingungan, ilmu silatnya bisa dibedakan, dia memiliki ilmu silat yang keras dan juga ilmu silat yang lembut. Dia selalu membuat kejahatan.
Dengan dingin Guo Ao Bao berkata, "apakah kau adalah ketua panji merah, Tie Jiao Jiao?"
Tie Jiao Jiao tertawa genit, membuat kepala orang menjadi gatal, "benar, bahkan ada yang memanggilku banci, karena aku memiliki benda milik laki-laki dan perempuan. Anak muda, kau sangat tampan, kemarilah, ibu ingin melihatmu."
Guo Ao Bai marah dan berkata, "Tie Jiao Jiao, di dunia persilatan kau sudah membunuh banyak pemuda dan para gadis, sekarang aku menginginkan kau mati di bawah pedangku untuk menyembahyangi arwah orang-orang yang sudah kau bunuh!"
"Tunggu!" dari markas Chang Xiao Bang muncul sederetan orang yang mengenakan baju berwarna putih, tidak terlihat bulan maupun bintang. Yang keluar adalah cahaya lilin yang aneh.
Seorang pemuda yang mengenakan baju berwarna putih seperti petir keluar, dengan sombong dia berkata, "beberapa hari yang lalu, ada seorang pak tua yang datang mengantarkan kemari annya, sekarang bagaimana denganmu?"
Guo Ao Bai dengan dingin menjawab, "apakah kau yang membunuh Tuan Ma?"
Pemuda itu tertawa terbahak-bahak, sambil menengadah melihat langit, dia berkata, "apakah pak tua itu datang dari Wisma Shi Jian" Dia hanya terkena satu kali tusukan saja."
Guo Ao Bai bertanya, "apakah kau adalah Ni Xiang Tian?"
Pemuda itu menghentikan tawanya, dia melihat ke arah Guo Ao Bai dan berkata, "aku adalah ketua panji putih, Ni Xiang Tian."
Guo Ao Bai tertawa dan berkata, "kau juga menggunakan pedang, kita bertarung dengan pedang, aku ingin kau membayar kematian Tuan Ma Er!"
Belum selesai dia bicara, dia sudah meloncat ke dalam kegelapan, dia menyerang Ni Xiang Tian dengan tujuh pedangnya.
Guo Ao Bai menyerang dengan jurus 7 x 7 = 49 jurus.
Pedang Ni Xiang Tian pun bergerak secepat kilat, digerakkan ke atas dan ke bawah, dia menyerang sebanyak 51 kali.
Tiba-tiba dari tangan kirinya keluar juga sebuah pedang panjang, kedua pedang dipakai secara bersamaan, dia menyerang sebanyak 98 kali, cahaya berkilauan, angin dari hembusan pedang sangat kencang, orang-orang di sana tidak dapat melihatnya dengan jelas, si banci Tie Jiao Jiao pun tidak menyangka Guo Ao Bai begitu mahir memainkan pedang.
Terdengar Ni Xiang Tian berkata, "ilmu pedang Qi Chang Tian Jian Fa milikmu sangat tinggi, kemampuanmu sudah melebihi Guo Tian Ding."
Guo Ao Bai berkata, "bila ayahku datang, kau pun belum tentu bisa menerima 3 kali serangannya."
Kata Ni Xiang Tian, "kau pun belum pernah melihat jurus pedangku."
Hanya dalam sekejap, di mana orang lain baru mengeluarkan 1 jurus dia sudah mengeluarkan 9 jurus, jurus itu sangat tepat dan cepat, tapi semua itu dilakukannya dengan tenang. Tangan kanan Guo Ao Bai memegang pedang panjang, begitu juga dengan tangan kirinya. Dengan jurus Qi Chang Tian, jurus itu seperti gelombang, datang satu susun demi satu susun, dia mencoba untuk mementahkannya.
Tiba-tiba Ni Xiang Tian meletakkan pedangnya, dengan arah horisontal dia menjepit pedang Guo Ao Bai yang berada di tangan kiri dan kanannya, dia mengeluarkan tenaga yang aneh, sepasang pedang Guo Ao Bai menempel di pedang Ni Xiang Tian, dan tidak
bisa dilepas lagi.
Selain mahir jurus Shan Dian Jian Fa (Jurus Pedang Kilat), Ni Xiang Tian pernah diajar oleh seorang biksu Kong Dong Pai, yang bernama Hua Yu. Biksu Hua Yu melihat saat Ni Xiang Tian masih muda tapi sudah sangat pintar, dia sangat sayang kepada Ni Xiang Tian, tapi Biksu Hua Yu pun sering merasakan adanya hawa pembunuh dalam diri Ni Xiang Tian, karena itu Biksu Hua Yu tidak pernah mengajarkan jurus pedang Hua Yu, dia hanya mengajarkan tenaga dalam Hua Yu. Biksu Hua Yu berharap Ni Xiang Tian dengan mempelajari tenaga dalam yang benar maka hatinya akan menjadi tenang kemudian dia akan berubah menjadi orang baik. Tidak disangka setelah Ni Xiang Tian menguasai Hua Qi Gong( tenaga dalam Hua ), dia terus meminta kepada Biksu Hua Yu agar mengajarkan Hua Yu Jian Fa, Biksu Hua Yu melihat Ni Xiang Tian serakah, dia pun menolaknya. Karena tidak mendapatkan keinginannya, dia takut Biksu Hua Yu akan mengajarkan jurus itu kepada orang lain, maka dia pun membunuh gurunya dengan jurus Shan Dian Jian, pedangnya menembus hingga ke jantungnya.
Hua Yu Qi Gong terkenal bisa menempel senjata lawan, begitu melihat pedang Guo Ao Bai menempel di pedangnya, segera dengan Hua Yu Qi Gong dia menyerang ke dada Guo Ao Bai yang terbuka.
Guo Ao Bai melihat pedangnya yang menempel, dengan tenang dia mengangkat pundaknya, sebuah pedang tiba-tiba terjatuh dari ketiak kanannya, dengan ketiaknya dia menjepit pegangan pedang, sekali dia bergerak, pedang sudah berada di tangannya lagi. Serangan Ni Xiang Tian hanya mengenai ujung pedang Guo Ao Bai.
Ni Xiang Tian terkejut, tapi dia berusaha menenangkan dirinya, telapak tangannya berobah menjadi jari, kedua jarinya menjepit ujung pedang ketiga.
Jurus ini sebenarnya sangat sulit tapi Ni Xiang Tian tetap bisa menerimanya.
Tiba-tiba Guo Ao Bai menggoyangkan pinggangnya, sebuah pedang terjatuh dari kakinya, dengan kaki, Guo Ao Bai mengangkat
pedang itu dan meloncat, dia menjepit dengan ketiak kirinya. Dengan tubuh dicondongkan ke depan, pedang dengan cepat ditusukkan ke arah Ni Xiang Tian.
Pedang keempat datang dengan tiba-tiba, hal ini membuat Ni Xiang Tian menjadi terpaku, sepasang tangannya harus melayani 3 buah pedang milik Guo Ao Bai, bila dia melepaskannya maka dia akan mati. Ingin menghindar pun tidak bisa, tiba-tiba Ni Xiang Tian berteriak, kedua kakinya berada di atas, dengan kedua kaki yang berada di tengah udara menjepit pedang keempat.
Jurus ini sangat berbahaya tetapi Ni Xiang Tian tetap bisa. melakukannya dan menerima jurus Guo Ao Bai.
Si banci, Tie Jiao Jiao yang melihat ilmu pedang Guo Ao Bai begitu lihai, hawa membunuhnya segera timbul, dia ingin mengambil kesempatan ini untuk membunuh Guo Ao Bai.
Tapi dia tidak segera berlari ke arah Guo Ao Bai, dia mengira Ni Xiang Tian masih bisa mengalahkan Guo Ao Bai.
Ternyata keadaannya tidak seperti itu.
Terlihat kilauan cahaya pedang.
Guo Ao Bai melipat pinggangya, sebuah pedang keluar lagi dari sarungnya, pedang dilemparkan ke wajah Guo Ao Bai, dia membuka mulutnya, pedang pun digigit olehnya, pedang ini diarahkan ke depan dan siap menusuk Ni Xiang Tian, ini adalah pedang kelima.
Dalam mimpi pun Ni Xiang Tian tidak menyangkanya, dia terkenal dengan jurus pedangnya, tapi dia tidak menyangka ada orang yang bisa menggunakan 5 buah pedang sekaligus, bila dia dengan jujur bertarung dan tidak menggunakan jurus Hua Yu Qi Gong untuk merampas pedang Guo Ao Bai, dia tidak akan kalah begitu cepat, pedang kelima sudah menusuk ke dada Ni Xiang Tian. Tampak Ni Xiang Tian kejang-kejang, kemudian dia berkata, "kau...kau bisa menggunakan 5 buah pedang." Guo Ao Bai melihatnya, dengan dingin dia menjawab, "aku bisa menggunakan 7 buah pedang."
Pedang itu dicabut dari tubuh Ni Xiang Tian, darah pun muncrat dari bekas tusukan itu, darah mengalir hingga ke ujung pedang, pedangnya sudah kembali lagi dan tampak berkilau. Dan Ni Xiang Tian pun segera ambruk.
Si banci Tie Jiao Jiao yang melihat Ni Xiang Tian mati tertusuk pedang, hatinya marah dan dengan 2 telapak tangannya dia menyerang Guo Ao Bai. Serangannya yang satu keras dan yang satu lembut, angin yang berasal dari kedua telapak tangannya mengikuti gerakan tubuhnya yang cepat ke arah Guo Ao Bai, sebenarnya Tie Jiao Jiao ingin membanti Ni Xiang Tian, tak disangka Ni Xiang Tian akan mati begitu cepat di tangan Guo Ao Bai, segera dia menyerang Guo Ao Bai dengan telapak tangannya, dia tidak memberi kesempatan kepada Guo Ao Bai untuk menarik nafas.
Tapi begitu Tie Jiao Jiao mendekat, Guo Ao Bai sudah mengetahu aksi dari Tie Jiao Jiao, segera dia mengangkat kakinya dan mayat Ni Xiang Tian pun ditendangnya hingga melayang dan menghalangi gerakan Tie Jiao Jiao.
Tie Jiao Jiao yang sudah berada di hadapan Guo Ao Bai dengan kekuatan penuh dia mengeluarkan telapaknya untuk menyerang Guo Ao Bai, dengan tiba-tiba saja dia melihat mayat Ni Xiang Tian melayang ke arahnya.
Belum melihat dengan sejelasnya, Ni Xiang Tian sudah berdiri di depannya, dia mengira Ni Xiang Tian hanya terluka dan belum mati, sekarang dia sudah sadar dan bersiap untuk bertarung kembali, Tie Jiao Jiao sempat terpaku, dia mencoba melihat lebih jelas lagi, ternyata yang menghampirinya adalah punggung Ni Xiang Tian terlebih dulu, dia iflgin menhentikan gerakannya tapi sudah tidak keburu,'.kedua telapaknya sudah memukul tubuh Ni Xiang Tian, walaupun Tie Jiao Jiao sempat menarik tenaganya sebagian, tapi tenaga ini tetap membuat darah dari mayat Ni Xiang Tian keluar dari lubang hidung, telinga, dan anggota tubuh lainnya. Bola mata pun keluar dari tempatnya.
Tie Jiao Jiao sadar dia telah salah menyerang, dia benar-benar sangat marah, dengan kedua tangan ditempelkannya ke mayat Ni
Xiang Tian, dia mendorong dan melemparkan mayat itu ke arah Guo Ao Bai.
Guo Ao Bai sudah menduga semua akan terjadi seperti ini, setelah Tie Jiao Jiao salah menyerang, dia pasti akan terkejut dan berhenti menyerang, tapi tidak disangka dia akan memukul mayat Ni Xiang Tian seperti itu, sekarang malah mendorong dan melemparkan mayat Ni Xiang Tian ke arahnya, gerakan ini membuat Guo Ao Bai menjadi terpaku.
Tapi dia hanya sempat bengong sebentar, segera dia mengeluarkan pedangnya, dia menusuk dua kali ke mayat itu, melewati dada dan menembus ke telapak tangan Tie Jiao Jiao.
Tiba-tiba Tie Jiao Jiao menarik telapak tangannya dan melayang ke atas, bayangan merah melewati mayat Ni Xiang Tian dan menyerang kedua tangan Guo Ao Bai.
Guo Ao Bai tidak sempat menarik pedangnya lagi, terpaksa dia melepaskan pedangnya.
Tie Jiao Jiao melihat Guo Ao Bai tidak memegang pedang, dia mengira serangannya sudah berhasil, dengan tenaga telapak tangannya yang satu keras dan yang satu lembut, mulai menyerang Guo Ao Bai.
Terlihat tangan Guo Ao Bai melambai, sepasang pedang kembali sudah berada di tangannya, kedua pedang itu menyerang Tie Jiao Jiao.
Tie Jiao Jiao yang melihat lawannya secara tiba-tiba memegang pedang, dia merasa sangat terkejut dan tidak berani memandang enteng kepada Guo Ao Bai lagi.
Sebenarnya bila sejak awal Tie Jiao Jiao dan Ni Xiang Tian bergabung melawan Guo Ao Bai, dia pasti akan kalah, bila mereka hanya satu lawan satu, Ni Xiang Tian akan kalah, begitu pula dengan si banci Tie Jiao Jiao.
Ye Chang Zhou yang berada di pinggir lapangan melihat keadaan berubah menjadi seperti itu, dengan diam-diam dia kembali ke
markas Chang Xiao Bang.
Tie Jiao Jiao yang masih bertarung semakin lama dia merasa tekanannya semakin berat, semua ini membuatnya merasa gentar.
Terlihat Guo Ao Bai seperti sudah menyatu dengan pedangnya lagi, dia sudah membuat lingkaran pedang, dan pedangnya pun tampak berputar di udara, kadang-kadang naik kadang-kadang turun, seperti capung yang sedang bermain di permukaan air. Kadang-kadang seperti air sungai dan laut, tiba-tiba putaran itu berhenti sebentar, cahaya pedang sudah memecahkan tembok.
Tie Jiao Jiao berteriak dan dengan cepat dia mencengkram pedang lawannya, saat itu dari tubuh Guo Ao Bai terlihat tiga pedang panjang yang melayang keluar dari sarungnya.
Yang membuat aneh adalah salah satu dari pedangnya terjatuh tepat di antara kedua kakinya, kakinya segera mengangkat pedang itu dan melayang ke atas.
Begitu Guo Ao Bai terbang, kedua tangan dan kedua pedang, kedua kaki dan kedua pedang, dia terbang dengan gerakan yang aneh, dia meluncur dengan empat buah pedang, meluncur ke arah Tie Jiao Jiao.
Perubahan ini hanya berlangsung sebentar, begitu Tie Jiao Jiao mencengkram pedang, dia melihat Guo Ao Bai membawa empat buah pedang terbang ke arahnya, satu-satunya cara untuk menghindar adalah dengan telapak Yin Yang, dia berusaha memecahkan serangan Guo Ao Bai, tapi dalam situasi yang sangat sulit seperti itu dia malah mencengkram pedang Guo Ao Bai, dan baru mengganti gerakan tangannya menjadi telapak, walaupun gerakannya sangat cepat tapi semua itu sudah tidak keburu, dia terjebak ke dalam perangkap Guo Ao Bai.
Tie Jiai Jiao tampak marah dan dia terburu-buru, terpaksa kedua tangan yang memegang pedang Guo Ao Bai dibalikkan ke arah Guo Ao Bai lagi.
Tie Jiao Jiao mengira Guo Ao Bai akan menarik pedangnya untuk
menjaga dirinya, tidak disangka Guo
Ao Bai dapat memainkan ketujuh pedangnya dengan sempurna, dan setiap pedang dimainkan dengan lincah terlihat Guo Ao Bai sangat bernafsu dan dia tetap menerjang Tie Jiao Jiao.
Tapi tangan kanan Guo Ao Bai sudah melayang, terdengar suara senjata yang beradu, sepasang pedang yang dipegang oleh Guo Ao Bai dan dengan kecepatan penuh meluncur ke arah Tie Jiao Jiao.
Tie Jiao Jiao ingin menghindari serangan ini tetapi semua sudah terlambat, tiga buah pedang akan menembus jantungnya, tiba-tiba dari atas langit terdengar teriakan elang, membawa angin yang lembab, dan dia pun mendarat, dia menyerang ke arah leher Guo
---ooo0dw0ooo---
BAB 6 Pedang Tercepat Fang Zhong Pin
Guo Ao Bai segera merasakan ada angin yang mendorongnya dengan kencang dan cepat. Segera dia membalikkan pedangnya, ada benda yang beradu dengan pedangnya, sehingga menimbulkan percikan api kecil, Guo Ao Bai melihat ternyata ada binatang yang besar naik ke udara, dia berkeliling di atas bersiap untuk menyerang Guo Ao Bai, ternyata itu adalah elang yang berwarna hitam kehijauan.
Elang itu menyerang begitu cepat dan lincah, semua ini membuat Guo Ao Bai terkejut, dia langsung siap siaga menghadapi kekuatan elang yang tidak berbeda jauh dari Tie Jiao Jiao.
Si banci Tie Jiao Jiao melihat elang raksasa itu, dia langsung tersenyum. Elang itu masih berputar-putar di atas, tiba-tiba ada suara seseorang yang memerintah, "anak Tie, kembalilah!"
Elang itu segera terbang ke depan markas Chang Xiao Bang, kedua sayapnya membawa angin kencang, membuat nyala lilin bergoyang-goyang, murid-murid Chang Xiao Bang yang ilmu
silatnya biasa-biasa saja, tidak bisa berdiri dengan tegak karena kencangnya kepakan sayap elang itu, kemudian elang itu turun dan hinggap dengan jinak di depan seseorang.
Guo Ao Bai sudah mengetahui bahwa cakar elang itu sangat kuat seperti besi dan tenaganya pun sangat besar, sepertinya elang raksasa itu sudah dilatih ilmu silat oleh seseorang, burungnya saja sudah begitu kuat, apalagi majikannya.
Guo Ao Bai melihat bahwa tuan dari elang itu adalah seorang pemuda, baju yang dikenakannya terlihat mewah. Sekarang langit dipenuhi dengan awan hitam, sepertinya hujan akan segera datang, tapi orang itu masih begitu tenang berdiri di tempatnya bila dibandingkan wajah Ni Xiang Tian dengan orang ini kalah jauh, di tengah kedua alisnya ada tahi lalat berwarna merah, kedua matanya seperti petir, sorot matanya tampak sedikit cabul, orang itu kelihatan sangat angkuh, dia tidak membawa senjata apa pun.
Guo Ao Bai ingin bertanya, tapi tiba-tiba semua murid Chang Xiao Bang berlutut, dan Ye Chang Zhou yang berada di sisi kanan menunduk, sepertinya kedudukan dia lebih rendah dibandingkan dengan pemuda itu.
Si banci Tie Jiao Jiao setelah melihat orang itu, langsung memberi hormat dan berkata, "ketua panji merah memberi hormat kepada ketua panji, hamba merasa berterima kasih karena Anda sudah menolong hamba dan hamba belum bisa membunuh musuh, hamba meminta maaf."
Guo Ao Bai baru ingat bahwa kedudukan orang itu berada di bawah ketua dan wakil ketua Chang Xiao Bang, dia adalah ketua panji, dijuluki Pedang Tercepat di Dunia, Fang Zhong Pin.
Terdengar Fang Zhong Pin berkata, "selama beberapa bulan ini Chang Xiao Bang berbuat hal yang memalukan, 3 bulan yang lalu ketua panji kuning dan ketua panji biru telah gagal merebut Xue He Tu di markas Biao Xue Hun, peristiwa ini benar-benar memalukan, beberapa hari yang lalu ada seorang pak tua dan 3 orang pemuda datang ke sini mewakili Wisma Shi Jian, dia sudah membunuh ketua
panji dan dua wakil, malam ini datang seorang anak kecil, dia sudah membunuh 3 orang terpenting dalam Chang Xiao Bang, apakah di Chang Xiao Bang sudah tidak ada orang lagi?"
Guo Ao Bai tertawa dingin, "kalian ingin menguasai dunia persilatan, kalian akan dihukum oleh Tuhan."
Fang Zhong Pin membalikkan badannya dan berkata, "diam!"
Guo Ao Bai yang dimarahi oleh Fang Zhong Pin, hatinya menjadi bergetar, dia tetap tertawa dan berkata, "siapa kau?"
Tiba-tiba Fang Zhong Pin tertawa lagi, kemudian dia berkata, "kau kira ilmu silatmu sangat tinggi."
Jawab Guo Ao Bai dengan sombong, "pedang selalu memiliki hawa, kebenaran selalu menang!"
Kata Fang Zhong Pin, "baiklah, aku akan lihat apakah kau akan menang sampai di batas mana!"
Belum habis dia berbicara, dia sudah seperti asap yang melayang. Guo Ao Bai memiliki 7 buah pedang. Dua pedangnya sudah menancap di badan Ni, sebuah pedangnya masih berada di tangan Tie Jiao Jiao, berarti hanya tersisa 4 buah pedang.
Tubuh Guo Ao Bai bergetar, 2 buah pedangnya sudah masuk ke dalam sarungnya. Dia hanya menyisakan 1 pedang. Dengan 7 jurus dia mulai menyerang Fang Zhong Pin.
Ujung pedang Guo Ao Bai hampir mengenai Fang Zhong Pin, tiba-tiba tampak sinar berkilau, Fang Zhong Pin berdiri dengan tegak. Tangannya tetap tidak memegang pedang, tapi pedang Guo Ao Bai sudah patah menjadi 2.
Kata Fang Zhong Pin dengan dingin, "aku memotong pedangmu dengan pedangku, mungkin kau tidak bisa melihat dengan jelas pedangku berada di mana?"
Guo Ao Bai merasa marah juga kaget, dia menyerang lagi dengan jurus 7x7 = 49, seperti hujan deras jurus itu mengurung Fang Zhong Pin.
Begitu ujung pedang Guo Ao Bai hampir mengenai Fang Zhong Pin, tiba-tiba tangan Fang Zhong Pin terlihat ada pedang yang berkilau. Terdengar lagi ada pedang yang patah. Pedang yang berada di tangan Guo Ao Bai patah lagi menjadi dua.
Dengan angkuh Fang Zhong Pin berkata, "apakah kau sudah melihat dengan jelas. Ini yang dinamakan Pedang Tercepat di Dunia."
Guo Ao Bai melihat tangan Fang Zhong Pin sama sekali tidak memegang pedang. Gup Ao Bai tidak bisa melihat di mana Fang Zhong Pin menyembunyikan pedangnya. Kali ini Guo Ao Bai benar-benar kaget, tapi kekerasan hatinya tidak bisa menerima kejadian ini begitu saja. Dia berteriak, dengan sepasang pedang yang masih tersisa, dia mengeluarkan dari sarungnya. Tapi begitu pedang dikeluarkan dari sarungnya, tiba-tiba tampak ada pedang berkilau lagi, kali ini terdengar 2 kali bunyi benda patah. Kedua pedang Guo Ao Bai patah dan Guo Ao Bai hanya bengong melihat Fang Zhong Pin, kemudian dia berkata, "ilmu pedangmu adalah ilmu di mana pedang disembunyikan di dalam tangan baju?" Fang Zhong Pin tertawa terbahak-bahak dan berkata, "betul, sekarang kau baru melihat dengan jelas!"
Lengan baju digulungnya, tampak pedang yang berkilau dan sedang bergerak menuju tenggorokan Guo Ao Bai.
Guo Ao Bai tidak menyangka Fang Zhong Pin yang tadi masih tertawa dengan santai, begitu membalikkan tangan sudah menyerang dia dengan ganas. Untung dia masih bisa menghindari serangan pedangnya.
Terdengar Fang Zhong Pin membentak, "baiklah!" Tetap dengan jurus pedang tadi, dia kembali menusuk.
Guo Ao Bai tidak sempat menghindar, dia hanya memejamkan mata menunggu kematian.
Dia merasa tenggorokannya dingin tapi tidak sakit. Mata Guo Ao Bai dibuka, terlihat Fang Zhong Pin sedang tertawa dengan menghina. Tangannya memegang pedang panjang yang tipis, kecil,
dan berkilau. Pedang itu diarahkan ke tenggorokannya.
Kata Fang Zhong Pin, " kau bisa menghindari seranganku sekali ini. Baiklah, aku ingin melihatmu mati secara perlahan-pahan. Sesudah kau mati, kau pasti tidak akan melupakan aku yang bernama Fang Zhong Pin."
Guo Ao Bai merasa ujung pedang Fang Zhong Pin terus bergerak. Bulu kuduknya menjadi merinding.
Fang Zhong Pin tertawa dan berkata, "apakah kau takut mati" Apakah kau ingin menyaksikan aku memotong dagingmu, aku tidak akan membiarkanmu mati begitu saja, aku akan menaruh garam di lukamu, seperti apa ya rasanya" Terus kau akan melihat dagingmu dibakar hingga matang kemudian dimakan, bagaimanakah rasamu?"
Keringat dingin Guo Ao Bai mulai menetes, tapi dia tetap berkata, "hei marga Fang, ilmu silatku memang lebih rendah darimu dan aku sudah tertangkap olehmu, terserah kau mau membunuh atau mencincangku, tidak perlu menakuti-nakutiku seperti anak kecil."
Fang Zhong Pin tertawa terbahak-bahak dan berkata, "asal kau mau berlutut kepadaku dan memanggilku kakak, aku akan membunuhmu dengan cepat dan tidak menyiksamu terlebih dulu."
Tiba-tiba ada suara seseorang yang ikut tertawa dan berkata, "dia benar-benar seorang laki-laki sejati, mengapa kau harus memaksanya?"
Fang Zhong Pin segera membentak dan bertanya, "siapa?"
60 orang Chang Xiao Bang yang berada di lapangan tidak tahu dari mana datangnya suara itu, mereka saling melihat tetap tidak ada orang yang dicurigai.
Tiba-tiba Fang Zhong Pin menarik kembali pedangnya. Begitu pedang ditarik, segera menghilang. Guo Ao Bai ingin menyerangnya tapi tangan Fang Zhong Pin sudah mencengkram nadi tangan Guo Ao Bai dan dengan suara keras dia berkata, "teman, kalau sudah datang, mengapa tidak keluar?"
Murid-murid Chang Xiao Bang yang berada di sebelah utara mendengar ada suara seseorang yang datang dari dalam gerombolan, mereka pun merasa kaget. Mereka saling mencari tapi entah siapa yang berbicara tadi. begitu melihat ketua panji melihat ke arah mereka, mereka pun gemeteran.
Fang Zhong Pin melihat mereka hanya terdiri dari 7-8 orang dan terlihat mereka sangat kaget, dan tidak berpura-pura. Dia ingin mengetahui lagi siapa sebenarnya yang bicara. Dengan wajah menghadap ke utara dia berkata lagi, "kawan, apakah kau datang ke sini karena Tuan Guo Ao Bai?"
Suara yang ramah datang dari arah selatan dan dengan tertawa dia menjawab, "benar, apakah Ketua Fang bisa melepaskan Guo Ao Bai?" '
Fang Zhong Pin melihat lagi ke arah selatan, ke arah murid-murid Chang Xiao Bang. Murid-murid yang dipandangi ini merasa kaget. Fang Zhong Pin berpikir orang yang datang pasti bergerak dari arah utara ke selatan, bisa dibayangkan tenaga dalam yang dimilikinya pasti sangat kuat. Dia berkata, "kawan, lebih baik kau keluar, aku akan menyerahkan Tuan Guo kepadamu."
Suaranya yang ramah seperti angin musim semi, tapi suara jawaban datang dari arah barat, "bila Ketua Fang berniat baik, lepaskanlah Tuan Guo, aku tidak perlu muncul di depanmu."
Fang Zhong Pin seperti kilat membalikkan badannya, di bagian barat hanya ada 3 orang Chang Xiao Bang. Mereka dengan kaget dilihat Fang Zhong Pin. Fang Zhong Pin dengan marah berkata, "bila kau tidak keluar, aku tidak akan melepaskan Tuan Guo!"
Suara yang ramah itu sama sekali tidak terpancing emosi, dia tertawa dan berkata lagi, "itu semua adalah isi hatimu, bila aku tidak keluar kau tidak akan melepaskannya, jika aku keluar, kau pasti membunuh Tuan Guo, apakah benar?"
Fang Zhong Pin tidak perlu mencari lagi. Dia tahu orang ini mempunyai tenaga dalam yang sangat kuat, mungkin orang itu masih berada di tempat jauh. Dengan cara seperti itu dia
mengelabui Fang Zhong Pin. Fang Zhong Pin tertawa dan berkata, "aku kira kau siapa, ternyata hanya seekor kura-kura yang hanya bisa bersembunyi di dalam rumahnya dan tidak berani keluar!"
Guo Ao Bai berusaha melepaskan diri tapi tangan Fang Zhong Pin seperti penjepit. Guo Ao Bai merasa nadinya dipegang dengan kencang dan tubuhnya pun kesemutan. Dia tahu Fang Zhong Pin sengaja membuat orang yang akan menolongnya keluar dari tempat persembunyian. Dia berteriak, "kawan, jangan hiraukan aku! Orang ini berilmu silat tinggi, kau tidak perlu keluar!"
Terdengar suara itu berhenti seperti berputar-putar di udara, kemudian berbunyi lagi, "Pendekar Muda Guo, kau tidak perlu merasa khawatir. Ketua Fang, pada saat yang tepat, aku pasti akan keluar. Kau tidak perlu terburu-buru dan jangan mendesak orang lain dengan kata-katamu!"
Fang Zhong Pin menengadah ke langit yang hitam, tidak ada siapa pun. Elang itu berkeroak. Guo Ao Bai tahu orang itu tidak akan pergi. Dia pun tahu ilmu silat Fang Zhong Pin sangat tinggi, dia takut orang itu akan dirugikan oleh Fang Zhong Pin. Dia membentak orang itu supaya pergi, "pergilah! Aku Guo Ao Bai, tidak perlu ditolong oleh siapa pun. Jangan terlibat di air keruh, pergilah!"
Suara itu berhenti sebentar, tiba-tiba seperti datang dari semua penjuru, orang itu berkata lagi dengan suaranya yang ramah membuat hati orang senang, "Pendekar Muda Guo, aku mengerti maksudmu tapi aku tidak akan pergi dan aku akan segera sampai di sana."
Kata-kata ini baru selesai tiba-tiba di depan markas Chang Xiao Bang, api yang berada dalam lampion-lampion yang dibawa atau digantung berjumlah 70-80, padam semua.
Segera murid-murid Chang Xiao Bang berteriak dan keadaan menjadi ribut, langit dan bumi tampak gelap gulita. Lilin mati, apa pun tidak terlihat.
Hati Fang Zhong Pin bergetar, dia segera mengambil keputusan, pertama dia akan membunuh Guo Ao Bai.
Baru saja dia berpikir seperti itu, tiba-tiba ada seseorang menabraknya dan masuk ke dalam pelukannya.
Fang Zhong Pin segera menusuk orang itu dengan pedangnya. Orang itu tidak berusaha untuk menghindar, malah terus menabraknya. Hati Fang Zhong Pin berpikir, "bila orang ini adalah orang yang tadi berbicara, mengapa ilmu silat begitu rendah" Dia sama sekali tidak bisa menghindar" Bila orang ini adalah murid Chang Xiao Bang, aku terlalu kejam membunuhnya?"
Karena dia berpikir seperti itu, gerakan tangannya menjadi lambat. Begitu cahaya pedang bergerak, orang itu sudah tahu yang menggerakan pedang adalah Fang Zhong Pin. Karena hanya Fang Zhong Pin baru bisa bergerak begitu cepat Halgm memainkan pedang. Orang itu terkejut dan berteriak, "ketua panji, ini aku."
Fang Zhong Pin mendengar suaranya, dia tahu itu adalah suara Tie Jiao Jiao. Tapi pedang sudah menusuk Tie Jiao Jiao, terpaksa Fang Zhong Pin menarik pedangnya. Pedang itu ditabrak oleh Tie Jiao Jiao hingga melengkung tapi tidak menusuk ke tubuh Tie Jiao Jiao.
Kecepatan Fang Zhong Pin bisa dibayangkan, tenaga dalam dikeluarkan dan ingin ditarik kembali semua bisa diatur seenaknya.
Kata Tie Jiao Jiao, "Ketua, ada yang menotokku dan mendorongku ke arah Ketua...."
Fang Zhong Pin memperhatikan Tie Jiao Jiao yang berada di kirinya, yang berada di sebelah kanan ada bayangan seseorang yang lewat. Bayangan orang itu dengan telapak tangannya memotong, tangan Fang Zhong Pin yang memegang Guo Ao Bai.
Fang Zhong Pin tahu jurus orang itu sangat cepat, dia tidak sempat berpikir lagi, segera mengeluarkan pedang dan menusuk ke orang itu.
Tapi bayangan orang itu sudah menghilang, tusukan Fang Zhong Pin juga tidak mengenai sasaran.
Fang Zhong Pin menusuk dengan pedangnya, kemudian dia
menarik pedangnya dan mencengkram dengan erat. Karena itu tangan Guo Ao Bai masih dipegang dengan kuat. Tiba-tiba terdengar suara elang berteriak dari langit.
Fang Zhong Pin tahu Guo Ao Bai tidak akan bisa lolos, hatinya mulai merasa tenang. Dia berteriak, "pasang lampu!"
Segera lampu dipasang, walaupun keadaan kacau, murid-murid Chang Xiao Bang dengan waktu yang singkat bisa menyalakan lampu dengan cepat.
Lampu dinyalakan, dengan teliti Fang Zhong Pin melihat ke sekelilingnya. Tangan yang dipegang olehnya ternyata adalah tangan Ye Chang Zhou, yang sudah ditotok.
Orang itu bisa mengeluarkan pedang dari lengan baju Fang Zhong Pin untuk menolong Guo Ao Bai dan menotok Ye Chang Zhou. Dan Fang Zhong Pin tidak merasakannya sama sekali.
Fang Zhong Pin melihat kepada elangnya, bulu-bulu elang berhamburan di mana-mana. Ternyata karena mata elang bisa melihat di dalam kegelapan maka dia bisa melihat kepergian orang itu. Burung itu menyerangnya dan dipaksa oleh orang itu turun dari langit. Untung orang itu tidak membunuh. Elang itu tahu keadaan yang terjadi dibawahnya, kalau tidak dia tidak akan diam terus di sana.
Orang itu dalam waktu singkat berada di depannya, mematikan api lilin sebanyak 70-80 buah, lalu menotok Tie Jiao Jiao dan juga Ye Chang Zhou kemudian menolong Guo Ao Bai. Tapi dia sama sekali tidak melukai orang-orangnya, siapakah orang itu"
Siapa yang mempunyai ilmu silat begitu lihai" Fang Zhong Pin tidak terpikir. Tiba-tiba ada suara tua dan penuh wibawa berkata, "kalau tidak salah, orang itu adalah seorang yang sangat pintar dari Jiang Nan, dia bernama Fang Zhen Mei!"
Fang Zhong Pin dengan hormat membalikkan badan dan berkata, "aku memberi hormat kepada ketua bagian."
---ooo0dw0ooo---
Dari markas Chang Xiao Bang dengan menunggang kuda yang berlari dengan cepat, bisa tiba dalam waktu beberapa jam. Sekarang adalah pagi yang hangat, Fang Zhen Mei sedang menunggang kuda. Dia merasa angin musim semi meniup tubuhnya dengan kencang, hatinya pun merasa girang. Dia sangat gembira karena dia telah berkenalan dengan seorang pendekar muda bernama Guo Ao Bai. Walaupun dia berhasil menolong Guo Ao Bai, tapi Guo Ao'Bai tetap bersikap angkuh. Fang Zhen Mei tetap saja menyukainya.
"Terima kasih karena kau telah menolongku, tapi kau jangan senang dulu, aku pasti akan membalas budi ini."
"Apakah aku yang telah menolongmu?"
"Kau yang telah menolongku, aku berhutang budi kepadamu. Suatu hari aku akan menolongmu dan waktu itu kita tidak akan saling berhutang lagi."
"Sebenarnya sekarang pun kau tidak mempunyai hutang apa-apa kepadaku."
"Siapa yang mengatakan semua ini?"
"Kataku, karena aku yang telah menolongmu. Aku merasa senang karena sudah menolongmu dan ini tidak percuma, kelak bila aku merasa ada kesulitan, atau kau tidak membutuhkan pertolonganku. Menolong sini menolong sana apa gunanya?"
"Kalau begitu kau menyesal telah menolongku?"
"Ha-.ha....."
"Ha...ha....apa artinya ini?" "Ha, ha itu artinya tertawa."
"Bila kau menyesal sudah menolongku, kau boleh ikuti denganku, aku tidak akan menolaknya."
"Sekarang aku merasa lelah, tidak ingin kembali ke sana."
Kata Guo Ao Bai, "kau menganggap enteng diriku" Kau kira aku
tidak bisa menolongmu?"
"Oh...oh...."
"Apa artinya oh..oh..?"
"Hai."
"Aku sudah mengerti, kau sengaja membuatku marah supaya aku tidak membalas budimu. Kau tenang saja aku pasti akan menolongmu satu kali. Begini saja, aku akan menganggapmu sebagai temanku."
"Terima kasih."
"Namaku Guo Ao Bai."
"Aku tahu."
"Namamu siapa?"
"Aku Fang Zhen Mei."
"Apa..." Kau adalah....."
---ooo0dw0ooo---
BAB 7 Pendekar Baju Hitam Wo Shi Shui
Feng Zhen Mei dan Guo Ao Bai sepanjang perjalanan terus mengobrol, tiba-tiba ada seekor kuda hitam yang lewat. Di atas kuda ada seorang penumpang laki-laki yang sedang tidur dengan keadaan telentang, kepalanya berada di pantat kuda, wajah ditutup oleh topi caping. Dia membiarkan kudanya berjalan seenaknya, dengan posisi yang mantap orang itu tidur di atas kudanya. Laki-laki berbaju hitam itu sedang bernyanyi, suaranya terdengar merdu tapi juga gagah. Fang Zhen
Mei tertawa, dia pun ikut bernyanyi.
Tiba-tiba laki-laki berbaju hitam itu meloncat dan duduk ke posisi
normal. Dia menghentikan kudanya. Dengan perlahan dia menurunkan topi capingnya. Ternyata laki-laki ini adalah pemuda yang beralis tebal dan bermata besar. Terdengar dia berkata, "akhirnya aku bisa bertemu denganmu."
Fang Zhen Mei tertawa dan bertanya, "apakah kau adalah pendekar Wo Shi Shui?"
Jawab laki-laki berbaju hitam itu, "bukankah kau sudah tahu siapa aku ini?"
Kata Fang Zhen Mei, "kau sengaja menungguku di sini."
Wo Shi Shui dengan dingin berkata, "benar, aku memang menunggumu untuk bertarung!"
Guo Ao Bai sangat terkejut. Nama Pendekar Wo Shi Shui sangat terkenal, baru bertemu dengannya sekarang dia langsung ingin bertarung dengan Fang Zhen Mei.
Kata Fang Zhen Mei, "sepertinya tidak ada alasan bagi kita untuk bertarung."
Kata Wo Shi Shui dengari suara berat, "tidak bisa!"
Kata Fang Zhen Mei, "kalau begitu hitung saja aku kalah, bagaimana" Karena aku bukan musuhmu."
Sorot mata Wo Shi Shui berubah menjadi gelap, segera dia berkata, "tidak! Kita harus bertarung, sampai salah satu hidup dan bisa pulang."
Guo Ao Bai yang berada di pinggir dengan nada marah berkata, "Wo Shi Shui, jangan mengira karena ilmu silatmu tinggi maka bisa berbuat seenaknya, biar aku yang mencoba bertarung denganmu!"
Wo Shi Shui memandang Guo Ao Bai dan bertanya, "siapa kau?"
Jawab Fang Zhen Mei, "inilah Tuan Muda Han Ying Bao, dia seorang pesilat berbakat, namanya Guo Ao Bai, Pendekar Guo."
Wo Shi Shui melihat Guo Ao Bai lalu dia berkata, "dia adalah pendekar berbakat, aku tidak mau membunuhnya."
Fang Zhen Mei menghela nafas dan bertanya, "apa disebabkan karena aku tidak berbakat, maka kau ingin membunuhku?"
Angin meniup pepohonan yang berada di hutan, tangkai pohon bergoyangan, bunga-bunga pun tampak bermekaran.
Wo Shi Shui berkata, "kau pun berbakat, tapi di antara kita berdua, hanya ada satu orang bisa hidup!"
Kata Fang Zhen Mei, "kalau begitu mengapa kau begitu ingin membunuhku?"
Wo Shi Shui terdiam kemudian berkata, "karena aku sudah berjanji dengan seseorang."
Tanya Fang Zhen Mei, "siapakah dia" Mengapa orang itu bisa membuatmu ingin membunuhku?"
Wo Shi Shui mengangkat kepalanya dan berkata, "kau tidak perlu bertanya lagi, hayolah kita bertarung untuk menentukan hidup dan mati!"
Kata Fang Zhen Mei sambil tertawa, "kalau begitu kita tidak perlu bertarung karena kondisimu sedang diancam oleh seseorang dan kau terpaksa ingin membunuhku, dengan begitu lebih baik aku diam dan menunggu kematianku."
Tiba-tiba Wo Shi Shui merasa melengong, sepi dan sedih. Kemudian dengan marah dia berkata, "Fang Zhen Mei, sewaktu berada di Wisma Shi Jian aku mencarimu, maksudnya adalah aku ingin bertarung denganmu, tapi aku takut Shi Tu ke 12 ikut campur, oleh karena itu aku mundur dari sana, kita memang tidak mempunyai dendam, akulah yang memaksamu bertarung, kalau kau tidak mau bertarung, aku tidak akan membunuh orang yang tidak mau bertarung, tapi di antara kita berdua harus ada satu yang hidup, lebih baik aku yang memilih mati.''
Darah Guo Ao Bai serasa bergejolak, dia membentak, "Wo Shi Shui, Fang Zhen Mei tidak mau bertarung denganmu, biarkan aku yang mewakili dia bertarung denganmu." Kedua tangan Guo Ao Bai sudah mencabut pedang, bayangan pedang seperti pohon di hutan
mengarah kepada Wo Shi Shui.
Tiba-tiba mata Wo Shi Shui menjadi terang. Dia tertawa dan berkata, "ternyata kau juga yang berada di markas Biao Xue Hun yang ingin merebut Xue He Tu. Aku pernah melihat ilmu pedangmu!" Sambil berbicara dia tidak mundur dari sana malah masuk ke dalam jala pedang itu, tapi kepalan tangan sudah dikeluarkan.
Guo Ao Bai merasa matanya silau, ternyata Wo Shi Shui sudah masuk ke dalam lingkaran pedangnya dan mulai menyerang. Ilmu pedang Guo Ao Bai sangat tinggi, tapi begitu ada kepalan tangan yang datang, dia tidak sempat menarik pedangnya, terpaksa dia meloncat mundur.
Dengan satu jurus saja sudah membuat Guo Ao Bai kewalahan, Wo Shi Shui membalikkan badan menghadap Fang Zhen Mei.
Fang Zhen Mei berkata, "Semua akulah yang akan menanggungnya, kau boleh mencariku!"
Kata Wo Shi Shui, "baiklah, aku terima jurusmu!"
Pada waktu itu, di belakahg mereka terdengar suara kuda berderap. Kuda yang berlari di atas tanah yang gersang dan kering, membuat debu tanah berhamburan ke mana-mana.
Kuda yang berada di depan ditunggangi oleh 2 orang, seorang anak laki-laki dan seorang perempuan dalam satu kuda. Yang laki-laki itu berumur sekitar 10 tahun lebih, terlihat sangat tampan tapi tidak dewasa. Yang perempuan kira-kira berumur 16 tahun, dari sorot matanya bisa dilihat sifat yang dimiliki olehnya adalah 'semaunya' dan dia terlihat pintar, sedang kuda yang lainnya di tunggangi oleh seorang laki-laki' setengah baya. Mereka sepertinya sedang ketakutan. Yang laki-laki tua berkeringat sampai membasahi bajunya. Yang perempuan juga berkeringat deras membuat rambutnya basah dan melekat di wajahnya.
Walaupun kedua orang ini masih berada di kejauhan, tapi Fang Zhen Mei dan yang lain bisa melihat orang yang datang itu. Kuda
yang berada di belakang, gadis dan laki-laki itu yang tiba-tiba berteriak dan terjatuh. Orang yang berada di kudanya pun terguling ke bawah.
Gadis itu segera menghentikan kudanya dan anak laki-laki itupun turun. Mereka berlari ke arah orang yang terjatuh. Waktu itu di jalan yang mereka lalui muncul 6-7 ekor kuda. Dengan tergesa-gesa mereka ingin mengejar. Suaranya begitu besar hingga mengejutkan orang.
Si gadis itu dengan cepat memapah laki-laki setengah baya itu dan ingin menaikkan laki-laki itu ke atas kudanya lagi. Laki-laki itu dengan nafas terengah-engah berkata, "Nona...Tuan Muda..., kalian pergi saja, jangan pedulikan...aku lagi."
Mulut laki-laki itu mulai mengeluarkan darah. Punggungnya terdapat luka sebesar mulut mangkuk. Luka itu masih terus mengeluarkan darah. Dia berkata lagi, "...kami Shen Si Wu Bao (marga Shen Lima Rasa), hidup dan mati pasti akan bersama...sekarang...Lao Da, Lao Er...Lao San...Lao Wu...sudah meninggal...untuk apa aku hidup...Nona...Tuan Muda...kami sudah...tidak bisa.. .menjaga kalian.. .kalian.. .pergilah.. .pergi.. .ke
Wisma Shi Jian...orang Chang Xiao Bang...sudah...hampir sampai...cepat..." Laki-laki itu kehabisan nafas.
Fang Zhen Mei dan yang lainnya segera memperhatikan apa yang terjadi. Karena Shen Shi Wu Bao adalah pengawal Wisma Shi Jian. Ilmu silat mereka sederajat dengan Yin Shi San Xiong' Mereka yang sekarang dia panggil nona dan tuan muda apakah mereka adalah putra putri Shi Tu ke 12"
Anak-anak Shi Tu ke 12 adalah yang bernama Shi Tu Qing Yan dan Shi Tu Tian Xin" Orang-orang yang berada di belakang yang terus mengejar dan ingin membunuh mereka, pasti orang-orang Chang Xiao Bang, perkumpulan terbesar di dunia persilatan. Anak masih sebesar itu pun akan dibunuh, benar-benar terlalu kejam.
Mereka sedang berpikir. Kuda yang mengejar mereka sudah mengurung adik dan kakak Shi Tu. Di atas kuda tampak seorang
laki-laki berkata, "anak kecil dan nona, cepat ikut aku pulang! Ada keramaian yang bisa ditonton."
Terdengar Shi Tu Tian Xin berkata, "kami boleh dibunuh tapi jangan menghina. Kalian coba bunuh saja aku, aku tidak akan tinggal diam." Pedang panjangnya sudah dikeluarkan. Pedang itu seperti ular yang baru keluar dari sarangnya, seakan siap menggigit orang itu.
Orang itu dengan senjatanya berupa palu besar berusaha menghindari serangan itu. Pedang Shi Tu Tian Xin sangat ringan. Tangannya tergetar oleh benturan palu besi dan terasa kesemutan. Tapi dia adalah anak yang pintar, satu jurus tidak mengenanya, dia tidak menyerang dengan terang-terangan. Dia membalikkan tangannya berusaha menusuk kaki lawannya yang berada di perut kuda.
Orang itu tidak menyangka bahwa dia akan diserang dengan cara seperti ini. Rasa sakit membuatnya berteriak lalu terjatuh dari atas kuda. Shi Tu Tian Xin ingin maju kembali untuk menyerangnya, ternyata sudah ada 2 orang Chang Xiao Bang yang datang menuju tempatnya dan mereka pun; mulai mengeluarkan golok. Tapi Shi Tu Qing Yan sudah maju menghadang mereka. Sebuah pisau berhasil melukai laki-laki itu. Mereka marah dan berkata, "perempuan centil, berani benar mencoba membunuh kami! Lihat jurus ini!" Mereka bertarung dengan Shi Tu Qing Yan.
Pertarungan terjadi 4 lawan 2, walaupun keturunan Shi Tu ke 12 tidak menyukai ilmu silat tapi karena mereka sangat pintar, mereka selalu berada di atas angin, apalagi Shi. Tu Qing Yan, dia benar-benar seperti walet terbang, terbang ke sana dan ke sini. Dalam sepuluh jurus berhasil melukai lagi laki-laki yang tadi.
Sekarang hanya tertinggal seorang Chang Xiao Bang yang belum terluka. Tiba-tiba ada suara berat membentak, "berhenti! Biar aku yang bertarung dengan mereka!"
Suara ini berat dan berwibawa. Membuat orang-orang berhenti bertarung. Kakak beradik Shi Tu juga membalikkan badan dan
melihat orang itu.
Kuda keenam yang datang adalah kuda yang tinggi besar, kuda itu berjalan dengan pelan. Seseorang turun dari kuda. Orang ini setengah baya. Warna wajahnya seperti besi, seluruh badannya dipenuhi dengan otot yang sangat kencang dan kuat. Bajunya seperti terbuat dari tembaga. Kepalan tangannya menonjol sebesar mangkuk, dia tampak hitam dan kasar, urat-uratnya bertonjolan. Begitu turun dari kuda, penanpilannya saja sudah membuat orang takut.
Angin dingin bertiup, awan putih pun lewat dengan cepat. Angin musim semi kadang-kadang juga terasa menakutkan.
Orang-orang Chang Xiao Bang dengan hormat mundur dan menjawab, "baik, wakil ketua Bang."
Wakil ketua Bang" Wakil ketua perkumpulan terbesar" Dia adalah si Kepalan Besi, Qu Lei.
Terdengar Shi Tu Qing Yan berkata, "siapa pun dia, di sini tidak akan bisa membuat keadaan ayahku terancam."
Shi Tu Tian Xin yang masih kecil tidak mengerti apa-apa. Tiba-tiba dia menyerang Qu Lei dengan pedang dan berkata, "kau mempunyai kepandaian apa" Berani mencari masalah dengan Wisma Shi Jian?"
Shi Tu Tian Xin menyerang Qu Lei dengan pedangnya, tapi Qu Lei seperti tidak merasakannya Kakak beradik Shi Tu tidak dipandang sama sekali. Dia hanya berkata, "cari mati saja!" Tiba-tiba dia sudah menyerang dengan kepalan tangannya. Hanya satu kali menyerang, kepalan tangan Qu Lei yang besar dengan tepat mengenai pedang Shi Tu Tian Xin. Pedang yang melayang dan menusuk kepalan tangan Qu Lei, telah menjadi hancur lebur.
Sebuah pedang yang begitu tajam tidak kuat menahan serangan kepalan tangan Qu Lei.
Shi Tu Tian Xin terkejut dan tidak sadar mundur satu langkah. Shi Tu Qing Yan dengan cepat maju dan berkata, "kami tahu kami


Pendekar Sejagat Seri Kesatria Baju Putih Karya Wen Rui Ai di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bukan lawanmu. Kecuali kau membunuh kami, kami tidak akan ikut pulang denganmu yang bertujuan mengancam ayahku."
Wajah Qu Lei sama sekali tidak ada ekspresi, dia tetap melihat ke depan dan berkata, "kalau begitu aku akan menuruti permintaanmu." Tiba-tiba dia mengeluarkan kepalan tangannya lagi.
Biarpun ilmu meringankan tubuh Shi Tu Qing Yan tinggi tapi tetap tidak bisa menahan kecepatan kepalan tangan Qu Lei. Terpaksa Shi Tu Oing Yan mengeluarkan jurus pedangnya. Begitu kepalan tangan sampai, pedang itu malah putus dan kepalan Qu Lei masih maju dengan kecepatan tinggi menuju dada Qing Yan.
Shi Tu Tian Xin sangat kaget. Shi Tu Qing Yan pun menutup mata menunggu kematian. Tiba-tiba dari langit ada sesosok baju putih yang berkelebat. Begitu dilihat dengan jelas lagi, Shi Tu Oing Yan sudah berpindah sejauh beberapa meter dari tempat tadi. Di depannya ada seorang yang tampak terpelajar mengenakan baju putih. Dia tampak santai, tangannya menuntun Shi Tu Tian Xin. Dia tertawa.
Satu lagi adalah pemuda beralis hitam dan bermata besar, berbaju hitam, dan seorang pemuda berbaju hijau yang tampak angkuh. Mereka berjalan pelan-pelan ke tempat Qu Lei.
Shi Tu Qing Yan melihat terus kepada mereka, pemuda berbaju putih tersenyum kepadanya. Shi Tu Qing Yan menjadi malu dan wajahnya memerah. Dengan suara kecil dia bertanya, "kau adalah...."
Begitu Fang Zhen Mei mendekat, Qu Lei tidak memukul dengan kepalan tangannya. Dengan cepat dia menarik kembali kepalan tangannya. Kedua matanya tetap memandang lurus ke depan dan berkata, "ilmu meringankan tubuh Tuan sangat hebat."
Kata Fang Zhen Mei, "tidak! Tidak! Wakil ketualah yang menarik kembali kepalan tangan."
Ou Lei berkata lagi, "Tuan mempunyai ilmu meringankan tubuh begitu cepat, apakah Tuan adalah si Baju Putih, orang berbakat
Fang Zhen Mei?"
Jawab Fang Zhen Mei tertawa, "aku tidak berbakat...."
Shi Tu Qing Yan berteriak, "kau adalah Paman Fang...." Dia pernah mendengar tentang si Orang Berbakat, Fang Zhen Mei. Ayahnya pun sangat akrab dengan dia. Selama ini Shi Tu Qing Yan tidak mengira bahwa orangnya masih muda dan mempunyai ilmu silat tinggi, semua dikiranya hanya dilebih-lebihkan. Yang bernama Fang Zhen Mei pasti seorang pesilat yang gagah dan umurnya setengah baya, yang baru bisa diakui oleh ayahnya sebagai saudara angkat. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa orang yang berada di depan matanya, begitu ramah dan terpelajar, adalah orang yang menggegerkan dunia persilatan. Kata Taman', kata ini sulit untuk disebutkan.
Qu Lei dengan dingin berkata, "ini adalah urusan antara Chang Xiao Bang dengan Wisma Shi Jian, lebih baik Tuan jangan ikut campur!"
Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "apakah kami hanya akan melihat orang yang terkenal di dunia persilatan membunuh orang muda di dunia persilatan dan kami sama sekali tidak boleh ikut campur" Orang seperti aku ini sangat aneh. Aku akan membuat keanehan lagi!"
Guo Ao Bai yang berada di pinggir marah dan berkata, "Qu Lei, aku ingin tahu apakah pedangku lebih tajam atau kepalan tanganmu lebih tajam?" Qu Lei membalikkan badan dan bertanya, "siapa kau?" "Han Ying Bao, Guo Ao Bai."
Qu Lei melihat Guo Ao Bai dan berkata, "tadi pagi aku mendengar kabar katanya ada yang membuat keributan di Chang Xiao Bang, apakah itu kau?"
Dengan tegas Guo Ao Bai menjawab, "betul, tidak salah!"
Qu Lei dengan suara berat berkata, "baiklah, aku akan menangkapmu dulu untuk dibawa pulang. Aku akan lihat bagaimana ketua menghukummu?" Matanya mengeluarkan hawa membunuh,
dia ingin membunuh, Guo Ao Bai hatinya bergetar.
Wo Shi Shui yang berada di pinggir tiba-tiba berkata, "nanti dulu." Qu Lei membalikkan badan melihat Wo Shi Shui. Dia berkata, "Kau juga berada di sini?"
Wo Shi Shui terdiam dan Qu Lei pun tertawa dingin, "Pendekar Wo Shi Shui, apakah kau pernah berjanji sesuatu kepada seseorang" Sekarang kau berada di sini, mengapa masih mau menunggu?"
Shi Tu Qing Yan yang cantik lupa bahwa dia berada dalam keadaan berbahaya karena dia telah dibuat bingung oleh 3 orang pendekar muda. Sebentar Fang Zhen Mei berbicara, sebentar Pendekar Wo Shi Shui, satu lagi ada Guo Ao Bai, mereka masih muda. Dengan aneh dia terus melihat 3 orang ini.
Terdengar Wo Shi Shui berkata, "tidak perlu kau beritahu, kata-kataku bisa dipegang!" Kemudian dia membalikkan tubuhnya dan berkata kepada Fang Zhen Mei, "sekarang kita bertarung untuk menentukan hidup dan mati. Bila kau menang aku akan memotong kepalaku untukmu. Bila aku menang, aku akan mengantar pulang kakak beradik Shi Tu dan membela Wisma Shi Jian membasmi Chang Xiao Bang untuk menyembayangi rohmu yang beraMa di langit."
Kakak beradik Shi Tu dibuat bingung oleh kata-kata Wo Shi Shui, bukankah tadi Wo Shi Shui dan Fang Zhen Mei secara bersamaan muncul" Mengapa sekarang mereka harus bertarung satu lawan satu" Kakak beradik Shi Tu merasa aneh. Fang Zhen Mei sendiri pun sebenarnya merasa aneh. Dia tahu bahwa Wo Shi Shui seperti diancam oleh seseorang dan terpaksa harus bertarung dengan Fang Zhen Mei. Sepertinya ini ada hubungan dengan Chang Xiao Bang dan Qu Lei. Tapi Wo Shi Shui terus mengatakan bahwa dia ingin membasmi Chang Xiao Bang, benar-benar membuat orang menjadi bingung.
Tanya Fang Zhen Mei, "kapan kita akan bertarung?"
Jawab Wo Shi Shui dengan tegas, "sekarang!" Angin berhembus
dengan kencang. Awan terus berubah. Baju putih Fang Zhen Mei melambai-lambai ditiup angin, dengan gagah dia berdiri. Baju hitam Wo Shi Shui seperti besi melambai dengan cepat. Dia maju selangkah dan berteriak, "mulai!" Dia sudah mulai menyerang.
Serangan kepalan tangan sepertinya jurus itu tidak ada yang aneh, tapi membawa angin yang besar. Cepat dan tepat, angin ini terus menyerang ke arah Fang Zhen Mei.
Fang Zhen Mei menarik nafas panjang, dia membalikkan serangan seperti tidak bertenaga.
Waktu itu Qu Lei diam-diam mulai menyerang kakak beradik Shi Tu.
Qu Lei bisa menyerang kakak beradik Shi Tu karena dia sudah mendengar sendiri kata-kata Wo Shi Shui. Siapa pun yang di antara mereka berdua, mereka pasti akan melarang dia menculik kakak beradik ini. Lebih baik sekarang dia membunuh mereka untuk menghindari kerepotan di kemudian hari.
Dia pun tahu Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui bertarung, ilmu silat mereka begitu tinggi, siapa pun tidak akan bisa datang untuk melerai mereka. Jika salah satu dari mereka datang untuk menolong, dia pasti akan mati di tangan lawan. Kakak beradik Shi Tu bukan keluarga mereka, tidak perlu karena urusan mereka mengorbankan nyawa sendiri.
Qu Lei pun tahu Shi Tu Qing Yan tidak akan bisa menerima serangannya dan dia masih ada waktu untuk membunuh Shi Tu Tian Xin. Guo Ao Bai berada di pinggir mereka, Guo Ao Bai bukan lawannya! Karena itu dengan tenang dia menyerang, begitu kepalan tangan dikeluarkan, suaranya seperti suara hujan dan guntur, juga seperti laut yang bergelora dan berdebur.
Begitu suara hujan dan guntur berbunyi, Fang Zhen Mei segera mengubah jurusnya, tubuhnya seperti bayangan, kelima jarinya seperti petir mencakar kepalan tangan kiri Qu Lei.
Tepat pada waktu itu juga Wo Shi Shui mengubah kepalan
tangannya menjadi pisau tangan dan dia menepis tangan kiri Qu Lei.
Sebenarnya Fang Zhen Mei pada saat mengubah jurus untuk menolong orang, jika Wo Shi Shui tetap menyerang, Fang Zhen Mei akan terbunuh saat itu juga. Tetapi pada waktu itu Wo Shi Shui pun ikut menolong Shi Tu Qing Yan dan tepat pada waktu itu juga Guo Ao Bai mengeluarkan pedang dan siap memotong tangan kanan Qu Lei.
Fang Zhen Mei mengeluarkan serangan sangat tenang dan tidak bersuara. Wo Shi Shui mengubah jurus secepat kilat. Hanya Guo Ao Bai pada sat mengeluarkan jurus pedang bersuara. Suara ini membuat Qu Lei segera waspada, tapi kepalan tangan kiri tetap menyerang ke arah Shi Tu Qing Yan. Tangan kanannya dilayangkan. Tangannya memukul pedang Guo Ao Bai. Pedang itu pun patah dan terbang melayang. Segera Guo Ao Bai memegang pinggangnya. Dia mencabut pedang dan dikeluarkannya, dia siap untuk menyerang lagi tapi keadaan sudah menjadi tenang. Dan dia tidak perlu menyerang lagi.
Waktu Qu Lei sedang bertarung dengan Guo Ao Bai, Fang Zhen Mei sudah mencengkram tangan kirinya. Qu Lei ingin menarik kembali tangannya tapi tenaga telapak Wo Shi Shui seperti pisau sudah memotong tangannya. Tangannya terputus dan terbang ke atas kemudian terjatuh ke bawah.
Fang Zhen Mei segera melonggarkan tangannya, Qu Lei mundur beberapa langkah. Keringat dingin dengan deras mngucur keluar. Dia melotot kepada mereka bertiga.
Fang Zhen Mei tidak menyangka Wo Shi Shui dan Guo Ao Bai bisa mengeluarkan jurus begitu dasyat.
Wo Shi Shui juga tidak menyangka Fang Zhen Mei dan Guo Ao Bai akan mengeluarkan serangan. Apalagi Guo Ao Bai, dalam mimpi pun dia tidak menyangka Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui akan membantunya.
Tiga orang pendekar telah bergabung dan menyerang secara
bersamaan, bagaimana Ou Lei bisa bertahan menghadapi mereka.
Dalam hidupnya dia sudah bertarung sebanyak 600 kali, dan dia belum pernah kalah. Sekarang hanya dalam satu jurus saja, tangan kirinya sudah putus.
Shi Tu bersaudara, apalagi Shi Tu Qing Yan seperti baru saja bermain sebentar di depan pintu dewa kematian. D;a bersiap menunggu maut menjemputnya tetapi orang yang berbaju hitam, putih dan hijau lewat di dekat mereka dan Qu Lei yang gagah pun sekarang hanya memiliki sebelah tangan.
Fang Zhen Mei dengan diam berdiri di tempatnya. Tiba-tiba dia menarik nafas dan berkata, "kau pulang dan beristirahat dulu!" Wo Shi Shui juga melihat ke arah Ou Lei dan berkata, "hari ini aku mematahkan sebelah tanganmu, ini sangat tidak adil. Tapi aku juga tidak mau membunuhmu. Pergilah!"
Qu Lei melihat keadaan dirinya dia merasa sedih dan juga marah. Tapi keadaan itu hanya sebentar, sekarang dia sudah tampak tenang kembali. Sikapnya kembali lagi ke asal. Sepertinya tangan yang terpotong tadi bukan tangannya tapi tangan milik orang lain. Kemudian dia melihat 3 orang musuhnya ini, segera dia mengangkat kaki dan pergi dari sana.
Fang Zhen Mei melihat Qu Lei sudah pergi, sisa murid Chang Xiao Bang yang tadi ikut mengejar pun sudah pada kabur. Mata Fang Zhen Mei melihat Wo Shi Shui, sorot mata Wo Shi Shui seperti sedang tertawa.
Tawanya seperti angin musim semi, hangat melewati bumi dan langit.
Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "pertarungan ini kita robah waktunya, bagaimana?"
"Mengapa?"
"Aku harus mengantar Nona Shi Tu kembali ke Wisma Shi Jian dulu. Masih ada hal yang belum ku selesaikan. Chang Xiao Bang dan Wisma Shi Jian pasti memulai perang. Bila Shi Tu ke 12 tidak
mempunyai Pedang Sakti Xue He, dia pasti akan kalah dari Ketua Zheng yang selalu menggunakan Chang Xiao Bang Qi Ji (Tujuh Pukulan Perkumpulan Selalu Tertawa)."
Kata Wo Shi Shui, "baiklah!" Tiba-tiba dia tertawa dan berkata, "sebenarnya aku pun masih memiliki banyak persoalan yang belum diselesaikan." Tawanya mengandung kesedihan, "besok pagi, di sini di waktu yang sama kita bertarung lagi, bagaimana?"
Jawab Fang Zhen Mei, "baiklah!" Tiba-tiba dia teringat sesuatu dan berkata, "aku ingin menanyakan satu hal kepadamu!"
"Katakanlah!"
"Apakah Pedang Sakti Xue He milik Wisma Shi Jian kau yang mencurinya?" tanya Fang Zhen Mei.
"Tidak!"
Dengan tegas Fang Zhen Mei berkata, "aku pun mengira bukan kau yang melakukannya!"
Kali ini malah Wo Shi Shui yang bertanya dengan aneh, "aku menjawab bukan, mengapa kau percaya begitu saja?"
Tanya Fang Zhen Mei, "bila aku tidak percaya, untuk apa aku bertanya kepadamu?"
Tiba-tiba mata Wo Shi Shui memancarkan cahaya, persahabatan menimbulkan perasaan hangat, kepercayaan yang diberikan pun terasa hangat.
Guo Ao Bai yang berdiri di pinggir, tiba-tiba merasa selama hidupnya yang hampir 20 tahun ini belum pernah dia merasakan hal seperti hari ini. Dia juga berkata, "kata-kata Fang Zhen Mei benar."
Wo Shi Shui melihatnya, kemudian berkata kepada Fang Zhen Mei, "besok kita bertemu lagi di sini!" Kemudian dia tertawa dengan t$wa senang, tawanya terlihat sangat kekanak-kanakan tapi terasa hangat.
Dia berkata, "kalau saja kita bertemu bukan di tempat dimana
kita harus bertarung, aku sangat ingin...." Dia melihat Fang Zhen Mei dan juga melihat Guo Ao Bai, dengan suara kecil dia berkata, "ingin bersahabat dengan kalian!"
---ooo0dw0ooo---
Matahari musim semi sudah terbit. Empat ekor kuda dengan cepat berlari melintasi jalan. Burung-burung berkicauan di pohon, di sana sini tampak penuh sesak oleh orang-orang, mengapa dunia ini begitu kejam"
Shi Tu Tian Xin berkuda di belakang Guo Ao Bai, dia tertarik dengan Guo Ao Bai, mungkin karena umurnya lebih dekat dengan Guo Ao Bai.
"Kakak Guo, senjatamu adalah pedang, aku pun seperti itu.Mengapa ilmuku tidak bisa sebagus ilmumu dan tidak secepat dirimu"''
"Tidak, ilmu pedangku bukan untuk dilihat dan dipamerkan. Jurus-jurus pedangku banyak, yang benar-benar disebut jurus pedang tapi banyak juga jurus yang bukan jurus pedang. Yang penting jurus-jurus pedangku bisa membuat orang merasa kebingungan dan tidak tahu mana yang benar dan mana yang palsu. Kemudian mereka akan tertusuk oleh pedangku tanpa sadar. Pedang dimainkan dengan cepat karena aku ingin dia pun bergerak dengan cepat."
"Aku pun menginginkan pedangku bergerak dengan cepat, tapi pedangku tidak mau cepat."
"Kau menginginkan pedangmu bergerak cepat, bila kau tidak melatihnya menjadi cepat, itu sama saja tidak berguna."
"Maksudmu?"
"Harus latihan!"
"Kecuali rajin berlatih, apakah ada cara lain yang membuat ilmu pedangku menjadi cepat?"
"Tidak ada!" Dengan tegas Guo Ao Bai menjawab. Dia berkata lagi, "sejak umur 4 tahun ayahku sudah mengajarkan ilmu pedang kepadaku. Setiap hari aku harus mencabut pedang dari sarungnya ribuan kali. Qi Chong Tian Jian Fa hanya ada 7 jurus. Yang lainnya adalah perubahan. Setiap hari satu jurus aku latih seribu kali. Hingga tahun lalu aku baru bisa menguasai ilmu pedang ini. Paling cepat menusuk terus menerus sebanyak 98 kali, bila kau rajin berlatih semua jurus akan sangat mematikan. Bila kau malas, maka semua jurus bisa dikalahkan!"
Shi Tu Tian Xin terpaku mendengarnya. Shi Tu Qing Yan yang berada di sebelah sana pun terus bertanya kepada Fang Zhen Mei, "mengapa ilmu silatmu begitu tinggi, apakah kau bisa mengajarkan kepadaku 1 atau 2 jurus?"
Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "kau harus meminta ayahmu mengajar semuanya kepadamu. Ilmu silatku jauh di bawah tingkat ayahmu."
"Aku tidak mau. Ilmu silat ayahku sangat monoton, aku tidak tertarik!"
"Kalau begitu, ilmu silatku akan lebih tidak menarik bagimu?"
"Tidak! Kau bohong. Kau sangat menarik, ilmu silatmu pun pasti akan menarik juga. Apakah kau membenciku sehingga tidak mau mengajariku?" Shi Tu Qing Yan terus memandang kepada Fang Zhen Mei.
Fang Zhen Mei melihat Shi Tu Qing Yan yang masih naif dan polos, tidak sengaja dia memegang dahinya dan menarik nafas. Dia hampir memutuskan bahwa dia sudah tua' dan dia berkata, "baiklah, aku mengajarimu satu jurus!"
Dengan senang Shi Tu Oing Yan meloncat dan turun dari kuda dan bertepuk tangan sambil tertawa, "baiklah, ajari aku sekarang! Ajari sekarang!"
"Baiklah. Kau dengar baik-baik, setiap hari di sebuah papan yang licin yang sudah diberi minyak yang banyak. Kakimu diikat dengan
pemberat 5 kilogram dan di telapak sepatu dipaku 11 biji Yang Mei (plum). Kemudian kau bolak balik berlari di papan itu, semakin cepat maka itu akan semakin baik. Satu hari kau harus berlatih selama satu jam dan tidak boleh berhenti juga tidak boleh terjatuh. Pertama, kau berlatih langkah-langkah ilmu silat, kedua, berlatih ilmu meringankan tubuh. Ketiga baru latihan pernafasan...." Dia melihat Shi Tu Qing Yan yang sedang melotot kepadanya. Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "benar kan kau tidak tertarik" Baiklah, bila kau tertarik, di atas kepalamu letakkan sebuah lilin. Pada saat kau berlari lilin itu tidak boleh jatuh. Nanti lilin itu akan dipasang api. Jika sedang berlari api lilin tidak boleh padam. Bila kau berlatih secara berturut-turut dalam 3 tahun kau bisa dan sama sekali tidak akan bersuara saat kau berlari."
Shi Tu Qing Yan berkata, "lebih baik berlari ada suara, kalau tidak bersuara akan mengagetkan orang."
---ooo0dw0ooo---
Di Wisma Shi Jian.
Empat ekor kuda dan penunggangnya hampir tiba di sana. Sudah ada murid Wisma Shi Jian yang melapor kepada ketua keempat, Tie Gong Yin Dan, Lu Yi Feng. Dia bersiap menyambut di luar pintu.
"Tuan Muda Fang dan Pendekar Muda Guo, akhirnya kalian kembali. Melihat kalian tidak pulang semalam, Ketua sangat risau. Hampir saja dia dan Kakak He, dan kakak ketiga Yin Yang pergi Chang Xiao Bang untuk mencari kalian."
Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "di tengah perjalanan kami bertemu dengan seorang kenalan, jadi kita jadi pulang agak terlambat, membuat ketua menjadi khawatir, aku benar-benar minta maaf!"
Lu Yi Feng tertawa dan berkata, "jangan berkata seperti itu. Tuan Fang karena masalah yang terjadi di wisma kami harus berlari ke sini dan ke sana, itu sudah cukup melelahkan. Malah kami yang
harus berterima kasih!"
Kata Fang Zhen Mei sambil tertawa, "orang yang sibuk berlari ke sini dan ke sana adalah Pendekar Guo. Dia sendiri masuk ke markas Chang Xiao Bang, dia berhasil membunuh beberapa orang ketua panji dan ketua lainnya. Kata-kata ini membuatku malu."
Tiba-tiba Guo Ao Bai berkata, "Kakak Fang, kau terlalu memujiku. Kau adalah orang yang dalam kurun waktu 300 tahun ini, satu-satunya pendekar yang belum pernah membunuh orang, dan tanganmu tidak pernah ternoda oleh darah. Dalam pertarungan kemarin, membuktikan bahwa hal ini bukan gosip."
Lu Yi Feng tertawa dan berkata, "kalian berdua masih muda dan terlalu merendahkan diri...cepatlah turun! Ketua sedang risau menunggu kepulangan kalian."
Terdengar Shi Tu Qing Yan dengan suara manja berkata, "Paman Lu, kau terus melayani orang-orang ini, kau sudah melupakan kami!"
Melihat kakak beradik Shi Tu, dia seperti terkejut, dengan cepat dia tawanya kembali dan berkata, "hai, Xiao Yan, Tian Xin, mengapa kalian bisa pulang bersama dengan Tuan Muda Fang dan Pendekar Muda Guo?"
Shi Tu Tian Xin dengan cepat menjawab, "tadinya kami ingin pergi ke markas Biao Qing Yun untuk mengunjugi Paman Yan, tapi di tengah perjalanan kami bertemu dengan orang-orang Chang Xiao Bang yang berniat menculik kami. Kami bertarung dengan mereka kemudian datang seseorang yang bermarga Lei, dia adalah wakil ketua Chang Xiao Bang. Begitu dia datang, kami tidak bertarung lagi. Paman Shen dan yang lainnya karena ingin melindungi kami, maka mereka semua mati."
Tanya Lu Yi Feng, "apakah orang itu adalah si Kepalan Besi, Qu Lei?"
Jawab Shi Tu Tian Xin, "benar. Kami bertarung sambil berlari. Dia sama sekali tidak mau bertarung, terakhir...kami bertemu dengan
Tuan Muda Fang, Pendekar Muda Guo dan satu lagi yang bernama Wo Shi Shui. Mereka berhasil memukulnya dan dia pun melarikan diri."
"Bagaimana Qu Lei keadaannya?"
"Dia sudah melarikan diri!"
Kata Shi Tu Qing Yan, "dia berhasil kabur dan tangannya pun putus sebelah."
Lu Yi Feng terkejut dan berkata, "apa?"
Dengan serius Shi Tu Tian Xin menjelaskan, "pertama, Pendekar Muda Guo menarik perhatiannya, kemudian Tuan Fang mencengkram tangannya dan Wo Shi Shui dalam sekali pukul, tangan Qu Lei langsung terputus."
Lu Yi Feng terpaku dan terkejut. Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "apakah sekarang kami bisa bertemu dengan ketua?"
Lu Yi Feng seperti baru terbangun dari mimpi. Dengan cepat dia berkata, "boleh, boleh! Kalian berdua masuklah dulu, aku akan mengantar anak Yan dan anak Xin mengganti pakaian dan segera menyusul ke sana."
---ooo0dw0ooo---
"Asal selamat," Shi Tu ke 12 mengerutkan alisnya yang putih dengan penuh rasa kekhawatiran. Dengan suara kecil dia berkata, "Adik Guo, kali ini kau pergi ke Chang Xiao Bang membuat musuh menjadi takut, ini perbuatan yang sangat mengagumkan, tapi bila terjadi sesuatu padamu, semua akan membuatku tidak memiliki muka bila bertemu dengan ayahmu."
"Untung saja kali ini ada ada Tuan Fang yang datang menolong. Kalau tidak aku sudah jatuh ke tangan Fang Zhong Pin."
"Demi wismaku, kalian berdua tidak takut akan bahaya yang menimpa kalian, ini benar-benar membuatku kaget." Shi Tu ke 12
melihat Guo Ao Bai. Dalam waktu semalam kesombongannya sudah berkurang dan sikapnya pun menjadi ramah. Fang Zhong Pin adalah si Pedang Kilat. Katanya dia memiliki pedang yang paling cepat di dunia persilatan. Orangnya masih muda tapi bakatnya sudah sangat menonjol, hanya sayang hatinya jahat, suka iri dan cepat marah. Tapi pedangnya bisa dikatakan nomor satu di dunia persilatan, sampai sekarang tidak ada yang bisa melebihi kemampuannya. Sedangkan Qu Lei, di dalam perkumpulan Chang Xiao Bang ilmu silatnya berada di bawah Zheng Bai Shui. Sekarang tangannya dipatahkan oleh kalian, sepertinya hubungan kita dengan Chang Xiao Bang adalah taraf bermusuhan. Hanya saja Pendekar Wo Shi Shui adalah keponakan Zheng Bai Shui. Di satu sisi dia ingin membunuhmu tapi di lain pihak dia pun ingin membasmi penjahat yang berada di Chang Xiao Bang, benar-benar sulit diterka."
Kata Fang Zhen Mei, "Kelihatannya karena terpaksa Wo Shi Shui ingin membunuhku. Mungkin dia pernah berjanji dengan seseorang... tapi pertarungan kan dilakukan besok, benar-benar membuatku berada di posisi sulit."
Shi Tu ke 12 menarik nafas dan berkata, "kalian berdua adalah pendekar muda, untuk apa bertarung" Jika kalian bisa menjadi teman, bukankah itu lebih baik" Hai, tapi bila Tuan Fang bertarung dengan Wo Shi Shui, dugaanku Tuan Fang lah yang akan menang.. .kalau bukan karena wismaku, kalian tidak akan menjadi seperti ini."
Fang Zhen Mei berkata, "tidak. Bila aku tidak membantu wisma ini, Wo Shi Shui tetap akau mencariku. Yang dia cari bukan Wisma Shi Jian melainkan aku!"
Guo Ao Bai juga berkata, "aku berharap hidup ini bisa berharga, bila hanya hidup di dalam kesepian, lebih baik mati."
Shi Tu ke 12 meminum tehnya. Dia melihat daun teh yang terapung di atas air tehnya, hijau, tipis, daun itu seperti sebuah perahu.
Dia berkata, "aku merasa semua ini ada hubungannya dengan Chang Xiao Bang dan Wisma Shi Jian...."
Tiba-tiba pintu didobrak oleh, seseorang yang berpakaian tidak rapi, dia masuk dan berteriak, "Ketua, Kakak, anak Yan dan anak Xin diculik."
Segera Shi Tu ke 12 berdiri. Dia memapah Lu Yi Deng dengan perhatian, dia berkata, "Adik Keempat, apakah kau terluka" Apakah lukamu berat?"
Dia ketua di sini, putra dan putrinya diculik. Dia belum bertanya dengan jelas dia malah menanyakan keadanan luka wakilnya, ini benar-benar sikap yang sangat baik.
Terdengar Lu Yi Feng dengan suara keras berkata, "tadi aku mengantar anak Yan dan anak Xin ke Qing Feng Ge (nama rumah), tiba-tiba ada sesorang yang berbaju hitam. Dia mengeluarkan jurus sangat cepat seperti kilat dan menyerangku. Dia juga membacok 3 orang murid Wisma Shi Jian hingga terluka kemudian menculik anak Yan dan anak Xin. Waktu aku akan mengejar, dia memukulku dengan sebuah batu. Begitu aku menerima batu itu, dia sudah menghilang."
Shi Tu ke 12 terdiam sebentar lalu bertanya, "apakah kau mengenali orang itu?"
Jawab Lu Yi Feng, "tidak. Tapi dia mengatakan bahwa dia adalah Wo Shi Shui."
Hati Shi Tu ke 12 bergetar dan berkata, "apa?" Lalu dia melihat ke arah Fang Zhen Mei.
Dengan suara kecil Fang Zhen Mei bertanya, "apakah memang dia?"
Shi Tu ke 12 bertanya kepada Lu Yi Feng lagi, "bagaimana keadaan murid-murid?"
Dia tetap memperhatikan keadaan orang lain. Lu Yi Feng dengan terengah-engah menjawab, "semua sudah mati." Guo Ao Bai marah dan berkata, "mengapa Wo Shi Shui melakukan semua ini?"
Lu Yi Feng mengeluarkan sebutir batu dan berkata, "di dalam
butiran batu ini ada sehelai kertas. Kakak, tulisan ini ditujukan untukmu." Shi Tu ke 12 menerima dan membuka kertas itu, tertulis:
"Ketua Shi Tu, Pedang Sakti Xue He, Shi Tu Qing Yan, dan Shi Tu Tian Xin, berada di tempatku dulu. Jika Tuan menginginkan pedang dan anak-anakmu, harap Ketua sendiri yang datang ke tempatku. Aku akan dengan senang hati menyambut kedatanganmu. Bila ada yang mengikutimu berarti kau sengaja mengajakku bertarung. Waktu itu juga pedang dan anak-anakmu akan kumusnahkan. Jangan mengatakan bahwa aku tidak mempunyai perasaan karena itu aku menasehati Kakak. Jangan langgar perjanjian malam ini supaya tidak menyesal di kemudian hari."
Yang tanda tangan adalah Zheng Bai Shui.
Lu Yi Feng bertanya kepada Shi Tu 12, "Kakak, apa isi surat itu?"
Shi Tu ke 12 melambaikan tangannya, dengan lesu dia berkata, "Adik Keempat, istirahatlah dulu. Biar aku yang mengurus masalah ini."
Shi Tu ke 12 duduk di kursinya dan dia meminum tehnya. Fang Zhen Mei sudah membaca surat ini. Sekarang Guo Ao Bai sedang membacanya, begitu selesai membaca dia langsung menggebrak meja dan berkata, "mana boleh seperti itu, Zheng Bai Shui benar-benar hina! Malam ini aku akan mencari dia untuk membalas dendam!"
Shi Tu ke 12 menarik nafas dan berkata, "jangan terbawa emosi." Dia membalikkan badan dan bertanya kepada Fang Zhen Mei, "Zheng Bai Shui mengaku secara terang-terangan bahwa dia mencuri Pedang Sakti Xue He, dia juga berani menyuruh orangnya masuk ke wismaku lalu menculik putra putriku, dia bermaksud memberikan sendiri undangannya. Bila dia bisa menyandera atau membunuhku, Wisma Shi Jian pasti tidak perlu bertarung lagi tapi semua ini berati kita kalah sebelum bertarung dulu. Dia terlalu menganggap enteng Wisma Shi Jian. Kecuali aku dan Bu Le, mereka sudah siap sehidup semati dengan Wisma Shi Jian. Dia mengundangku ke sana. Bila aku membawa orang dia pasti mengira
aku takut kepadanya, apalagi nyawa anak-anakku akan terancam. Bila aku tidak pergi, maka aku akan ditertawakan oleh semua orang. Nyawa anak Yan dan anak Xin tidak akan terjamin. Malam ini aku harus pergi ke Chang Xiao Bang. Walaupun Chang Xiao Bang adalah kandang harimau dan sarang naga, aku sudah siap. Aku berharap bila terjadi sesuatu padaku, aku mohon Tuan Fang melarang si hitam dan yang lainnya jangan mengorbankan nyawa dengan sia-sia dan jangan gegabah bergerak sendiri. Aku juga berharap Pendekar Muda Guo bisa membantu Bu Le, meminta keadilan di dunia persilatan ini."
Kata Fang Zhen Mei, "Ketua, Anda jangan sendiri menghadapi keadaan yang berbahaya ini. Chang Xiao Bang hanya menentukan satu oiang yang boleh pergi ke sana. Tapi dia tidak menunjuk orang yang harus pergi. Aku bisa mewakili Ketua pergi ke Chang Xiao Bang."
Kata Shi Tu ke 12 dengan singkat, "tidak! Ini adalah permasalahan Wisma Shi Jian. Harus orang-orang wisma sendiri yang melaksanakan semua ini. Kami sudah merepotkan kalian berdua. Kecuali aku, dalam perkumpulan Wisma Shi Jian ini sepertinya tidak ada orang yang bisa bersaing dengan Zheng Bai Shui karena itu aku yang harus pergi!"
Segera Fang Zhen Mei berkata, "Ketua ada pepatah begini 'di dunia kita berteman, apa artinya teman" Dua orang teman diancam pisau, kita menganggap tidak apa-apa' apa artinya?"
Shi Tu ke 12 berpikir, "Ini..."
Kata Fang Zhen Mei, "Ketua tidak perlu banyak berpikir, kalau ketua memandang remeh kepadaku, aku segera pergi dari sini. Kelak akupun tidak akan menginjak Wisma Shi Jian lagi. Malam ini aku akan pergi ke Chang Xiao Bang, aku yang akan mewakilimu. Karena bila Wisma Shi Jian tidak ada ketua, dia tidak akan bisa apa-apa, seperti naga yang tidak mempunyai kepala. Aku Fang Zhen Mei, tidak ada yang harus kupikirkan, pada saat bertarung dengan Zheng Bai Shui aku tidak ada beban apa pun!"
Shi Tu ke 12 tidak bisa menjawab, "ini...hai...."
Tiba-tiba dia teringat sesuatu dan berkata, "Tuan Muda Fang, ilmu silatmu tinggi, kau adalah orang yang pantas pergi ke sana tapi Tuan Muda Fang, jangan lupa besok kau akan bertarung dengan Wo Shi Shui. Kalau tidak beristirahat dengan cukup, ini akan cukup menyulitkan."
Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "malam ini aku ingin mencari apakah Wo Shi Shui adalah orang yang berwajah dua" Kalau betul dia orang seperti itu, besok aku akan bertarung dengannya secara bebas. Kalau dia bukan orang seperti seperti itu, besok aku tidak bisa bertarung dengannya. Karena itu urusan pribadiku, aku pun harus pergi ke Chang Xiao Bang. Keahlian apa yang tidak dimiliki Fang Zhen Mei" Yang ada hanya keberanian. Jika Ketua menolak lagi, aku akan menganggap Ketua meremehkanku."
Shi Tu ke 12 masih berpikir dan berkata, "ini tidak boleh...."
Tiba-tiba Guo Ao Bai berkata, "menjaga keadilan, wajib dilakukan semua orang. Kalau Ketua terus menolak, ini benar-benar membuat orang marah. Jika ilmu silatku berada di atas Kakak Fang, aku juga akan mewakili Ketua pergi ke sana. Sekarang ilmu silatku hanya seperti ini, kalau aku yang pergi akan mencelakai putra putrimu dan juga akan mencelakai Kakak Fang. Aku mohon Ketua jangan ragu-ragu lagi."
Akhirnya Shi Tu ke 12 berkata, "baiklah. Aku berharap Tuan Muda beristirahat dulu. Sesudah makan malam, baru pergi ke Chang Xiao Bang. Bila malam ini kita bisa menepati janji kepada mereka, itu sudah cukup."
Kata Fang Zhen Mei, "aku merasa hal ini sudah dekat dengan mata. Menolong orang seperti menolong api, lebih baik sekarang juga pergi."
Shi Tu ke 12 tetap mempertahankan kata-katanya, "sekarang sudah siang, Tuan Muda pergi ke Chang Xiao Bang pun masih terlalu pagi. Aku akan menyiapkan sayur dan arak untukmu, supaya kau lebih berani menghadapi Chang Xiao Bang."
Fang Zhen Mei melihat ke langit, akhirnya dia berkata, "Baiklah!"
---ooo0dw0ooo---
BAB 8 Ketua Chang Xiao Bang
Di Chang Xiao Bang.
Dalam markas Chang Xiao Bang.
Di halaman markas para pengawal sebaris demi sebaris menjaga Chang Xiao Bang, tetapi di dalam ruangan sangat sepi sepertinya tidak ada satu orang pun di sana.
Tapi...tidak. Ada seseorang, ada satu orang.
Orang ini mengenakan baju putih yang panjang, berdiri di tengah-tengah halaman. Matahari menyinari tubuhnya tampak seperti cahaya bulan. Sepertinya dia tidak takut kepada panasnya matahari, tapi dia pun menyukai gelap. Sinar matahari membuat bayangannya menjadi panjang.
Orang ini meletakkan tangan di belakang badannya. Dia seperti memandang langit juga melihat bumi tapi juga seperti tidak melihat apa pun. Dia memandang semua yang ada di sekelilingnya. Misalnya ada seorang penjaga Chang Xiao Bang yang mengantuk sewaktu piket, hukumannya adalah jari kelingkingnya dipotong. Seperti sekarang di halaman tampak sebuah pohon tua yang tumbang kemudian ditanam sebuah pohon kecil di tempat itu.
Dia sedang berpikir, Chang Xiao Bang sudah berkecimpung selama puluhan tahun di dunia persilatan dan selalu menepati apa yang dikatakan, termasuk terhadap orang-orangnya sendiri, dia harus sama kejam dan sama galaknya. Dengan begitu anak buahnya baru bisa takut dan tunduk kepadanya, seperti penjaga yang sudah dipotong jarinya jika sedang piket dia pasti tidak akan tertidur lagi. Orang lain juga tidak akan berani tidur sewaktu piket jaga.
Sambil berpikir, dia merasa sangat senang. Dia membalikkan badan dan tertawa. Terlihatlah orang ini kurang lebih berumur 50 tahun, jenggot hitamnya panjang mencapai dada, sehelai kain terikat di kepalanya dan tertiup angin seperti bendera yang sedang berkibar. kemudian wajahnya dengan cepat berubah menjadi berat lagi karena dia teringat akan Wisma Shi Jian. Begitu teringat Wisma Shi Jian, hatinya menjadi tidak tenang.
Sekarang di dunia persilatan, satu-satunya yang bisa melawan Chang Xiao Bang adalah Wisma Shi Jian dan Biao Feng Yun. Tapi Biao Feng Yun letaknya sangat jauh dari sini, mereka tidak merupakan ancaman bagi Chang Xiao Bang. Hanya Wisma Shi Jian yang letaknya berada di kota Chang An dan Shi Tu ke 12 adalah seorang yang berwibawa dan ternama di dunia persilatan, hal ini sudah berlangsung selama beberapa tahun Anggota Chang Xiao Bang semakin banyak tapi Wisma Shi Jian pun semakin kuat dan besar. Hal ini bisa mengancam posisi Chang Xiao Bang karena itu Wisma Shi Jian harus dimusnahkan, sesudah musnah Chang Xiao Bang baru bisa menguasai dunia persilatan.
Orang ini berpikir terus, tiba-tiba dia berkata, "Qu Lei?"
Tiba-tiba dari belakangnya datang seseorang. Dia seperti sebuah paku besar, terpaku di tanah dan memberi hormat, "aku menghadap Ketua!"
Zheng Bai Shui tidak membalikkan badan tapi kedua alisnya mengerut kemudian berkata, "apakah tangan kirimu putus?"
Dengan hormat Qu Lei menjawab, "betul!" Tapi dalam hati dia merasa kaget. Bagaimana ketua Zheng bisa mengetahui tangan kirinya putus meskipun dia berada di belakangnya.
Tanya Zheng Bai Shui, "semua perbuatan siapa?" Dengan marah Qu Lei menjawab, "Fang Zhen Mei, Wo Shi Shui dan Guo Ao Bai."
Tanya Zheng Bai Shui, "mereka mengeroyokmu seorang diri" Tidak mungkin."
Jawab Ou Lei dengan marah, "bukan! Mereka bertiga tidak
berjanji menyerang bersama-sama tetapi mereka sama-sama mengeluarkan serangan serentak. Guo Ao Bai mengalihkan perhatianku, Fang Zhen Mei mencengkram tanganku dan Wo Shi Shui satu kali mengeluarkan telapak...."
Zheng Bai Shui segera membalikkan badan. Kedua matanya seperti mengeluarkan api. Walaupun Qu Lei sudah lama berkelana, melihat keadaan Ketua Zheng seperti itu dia merasa kaget. Terdengar Zheng Bai Shui bertanya, "apakah Wo Shi Shui juga berani melukaimu?"
Qu Lei berkata, "Dia masih mengatakan kepada Feng Zhen Mei bahwa dia akan memusnahkan Chang Xiao Bang!"
Sepertinya tulang-tulang Zheng Bai Shui berderak, kedua matanya mengeluarkan api kemarahan, tapi itu hanya sebentar, api itu sudah menghilang. Dia berkata lagi, "tidak apa-apa, orang seperti mereka pasti ingin menjadi pahlawan, mereka pasti tidak akan menepati janji. Besok dia akan bertarung dengan Fang Zhen Mei, pasti dia tidak akan kembali hidup-hidup."
Qu Lei terpaku dan bertanya, "Ketua tahu dari mana bahwa Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui akan bertarung?"
Zheng Bai Shui dengan santai berkata, "bagaiman dengan orang yang akan kau tangkap?"
Qu Lei segera berkata, "aku harus mati untuk ini, karena...."
Zheng Bai Shui tertawa dan berkata, "kau tidak perlu menjelaskannya lagi, aku sudah tahu semuanya. Putra putri Shi Tu ke 12 sudah berada dipenjara di Tie Xue Tang (nama tempat). Malam ini Shi Tu ke 12 dan Fang Zhen Mei akan datang mengantarkan kematian mereka!"
Qu Lei merasa aneh, dia berkata, "Ketua, bukankah putra putri Shi Tu ke 12 baru diantar pulang oleh Fang Zhen Mei ke Wisma Shi Jian" Mengapa sekarang...."
Dengan dingin Zheng Bai Shui berkata, "kau kira Wisma Shi Jian adalah tempat paling aman bagi Shi Tu ke12?"
Qu Lei baru mengerti dan tertawa, "ternyata ini semua karena dia. Kali ini jasanya sangat besar. Pak tua itu sungguh kasihan, dia masih tidak tahu."
Tiba-tiba di luar ada suara yang berkata, "Fang Zhong Pin ingin bertemu dengan Ketua Bang!"
Belum Zheng Bai Shui menjawab. Terlihat seorang berbaju putih melayang masuk. Begitu melihat Qu Lei, dia terkejut dan berkata, "Wakil ketua, tanganmu kenapa...."
Qu Lei dengan cepat menjawab, "selama setahun aku terus membunuh burung, kali ini burung mematuk mataku, jangan katakan lagi!"
Tiba-tiba Zheng Bai Shui bertanya, "selama beberapa hari ini, orang-orang yang datang dari Wisma Shi Jian dan Han Ying Bao sudah berhasil membunuh berapa orang Chang Xiao Bang?"
Jawab Fang Zhong Pin, "menurut penyelidikan, Ma Er sudah membunuh ketua panji hijau, Sun Yu Tang, ketua panji putih, Zhao Kun, ketua panji merah Shen Si. Guo Ao Bai berhasil membunuh panji biru, Xiu Chao Yuan, ketua panji hitam, Xie An Zheng, dan ketua panji putih Ni Xiang Tian. Masih ada murid-murid Chang Xiao Bang sebanyak 70 orang lebih, murid panji putih pun ada yang mati dan terluka."
Zheng Bai Shui berkata, "Musuh yang datang hanya satu tapi dia berhasil membunuh dan melukai banyak orang kita, apa tanggung jawabmu?"
Fang Zhong Pin menunduk dan menjawab, "betul, aku harus mati. Kalau bukan karena Fang Zhen Mei yang datang menolong, Guo Ao Bai pasti sudah mati di tanganku."
Zheng Bai Shui berkata, "bila bukan kau yang kalah di tangan Fang Zhen Mei, aku sudah menuruti peraturan Chang Xiao Bang yaitu menghukummu."
Hati Fang Zhong Pin bergetar. Zheng Bai Shui berkata lagi kepada Qu Lei, "dalam radius ratusan kilometer dekat sini apakah
ada perkumpulan yang tidak menurut kepada kita" Dan apakah ada perkumpulan yang mendukung Wisma Shi Jian" Coba katakan!"
Kata Qu Lei, "Mereka adalah Han Ying Bao, Han Bi Lou dan markas Biao Qing Yun."
Kata Zheng Bai Shui, "teruskan!"
Qu Lei berkata lagi, "di bagian timur adalah Han Ying Bao. Ketua Bao nya adalah Guo Tian Ding. Ilmu pedang Qi Chong Tian Jian Fa sudah sangat sempurna.
Kemampuannya melebihi semua orang yang menguasai ilmu pedang ini. Setiap kali Wisma Shi Jian berada dalam kesulitan, Han Ying Bao -pasti akan membantu dengan sekuat tenaga. Setiap kali Han Yirig Bao berada dalam kesulitan, Wisma Shi Jian juga akan menyuruh orang untuk membantu mereka. Jika ingin memusnahkan Wisma Shi Jian, harus memusnahkan Han Ying Bao terlebih dahulu."
Zheng Bai Shui dengan santai berkata, "baik." Kata Qu Lei lagi, "yang berada sebelah selatan adalah Han Bi Lou. Kelihatannya Han Bi Lou seperti rumah biasa, tapi kemampuannya sangat kuat. Yang mengurus rumah ini adalah Ou Yang Sao Yue. Dia seorang perempuan dan dia pun seorang pendekar perempuan. Dia melindungi semua pelacur lemah.. Dia adalah teman baik Shi Tu ke 12. walaupun mereka jarang saling berkunjung tapi mereka selalu saling mendukung. Kedua anak angkat putri Gong Sun Yue Lan dan Gon Sun Yu Lan, sangat cantik dan terpelajar. Walaupun dalam bidang sastra dan ilmu silat mereka sama-sama mahir, teman baik Gong Sun Yue Lan adalah Wo Shi Shui...."
Setelah menceritakan ini, wajah Qu Lei tampak marah sekali.
Kata Zheng Bai Shui, "teruskan!"
Kata Qu Lei, "di sebelah utara adalah markas Biao Qing Yun. markas Biao Qing Yun adalah antara satu cabang dari merkas Biao Feng Yun. Cabang lainnya adalah markas Biao Fei Yun dan markas Biao Chi Yun. Kedua markas Biao ini sudah kita musnahkan, yang tersisa hanya markas Biao Qing Yun. Ketua Biao Yan Yi Ding,
dijuluki Jin Bian Wu Di (Pecut Emas Tidak Terkalahkan). Dia tinggal bersama dengan ketua Biao Fei Yun yang sudah kita hancurkan, dia bernama Xue Zheng Ying dijuluki Fei Yun Shi Ba Zhang (Pukulan 18 Telapak Awan Terbang). Dan anak satu-satunya yang tersisa dari ketua markas Biao Chi Yun adalah Jiang Qing Feng dijuluki Xue Hua Shen Jian (Pedang Sakti Bunga Es). Di antara mereka bertiga, Jiang Qing Feng memiliki ilmu silatnya yang paling tinggi. Bila ketiga orang itu bergabung, kekuatan Biao Qing Yun sangat sulit untuk dimusnahkan. Apalagi Yan Yi Ding dengan Shi Tu ke 12 berteman baik. Jika di wisma terjadi sesuatu maka markas Biao Qing Yun pasti akan datang untuk membantu. Kami sudah menghancurkan markas Biao Fei Yun dan markas Biao Chi Yun secara berturut-turut. Xue Zheng Yin dan Jiang Qing Feng sudah lama ingin berbalik menyerang Chang Xiao Bang, karena itu jika ingin menguasai Zhong Yuan (Tionggoan) harus memusnahkan markas Biao Qing Yun, Han Bi Lao, dan Han Ying Bao."
Kata Zheng Bai Shui, "betul, sekarang adalah waktunya untuk menghancurkan mereka."
Qu Lei dan Fang Zhong Pin bergetar. Zheng Bai Shui dengan dingin berkata, "kita sudah menyiapkan semua rencana ini sejak lama. Sekarang adalah waktunya untuk bergerak. Tiga tempat yang menghalangi rancana ini, harus dimusnahkan. Guo Ao Bai datang terlebih dulu membunuh orang-orang kita, sekarang kita akan menghancurkan sarangnya. Di Han Ying Bao, semua yang berada di sana harus dibunuh. Ayam dan anjing pun tidak boleh tertinggal. Wo Shi Shui sudah memutuskan tanganmu. Kau bunuh orang yang paling dia cintai, kita musnahkan Wisma Shi Jian dan bertarung dengan kantor Biao Feng Yun."
Tiba-tiba Zheng Bai Shui tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Wo Shi Shui besok akan bertarung dengan Fang Zhen Mei, malam ini dia pasti berada di Han Bi Lao. Hari baru terang, dia pasti sudah berangkat. Kejadiannya akan berlangsung seperti itu. Qu Lei, sekarang kau bawa pasukan ke Han Ying Bao, bunuh semua orang di sana dan jangan tertinggal apa pun di sana. Fang Zhong Pin, kau
bawa iorang musnahkan markas Biao Qing Yun. Kemudian kalian berdua, begitu Wo Shi Shui meninggalkan Han Bi Lao, kalian bergabung untuk musnahkan Han Bi Lao."
Qu Lei, Fang Zhong Pin dengan senang hati menjawab, "kami menurut perintah Ketua!"
Zheng Bai Shui tertawa panjang and berkata, "malam ini aku akan menunggu Shi Tu ke 12 atau Fang Zhen Mei, Wisma Shi Jian tidak bisa kehilangan mereka. Apalagi Shi Tu ke 12 tidak bisa kehilangan Fang Zhen Mei yang sudah seperti tangan kanannya. Siapa pun yang datang ke sini, bisa datang tapi tidak bisa pulang." Qu Lei dan Fang Zhong Pin bersama-sama berkata, "Chang Xiao Bang nomor satu di dunia persilatan dan akan menguasai dunia persilatan."
Diiringi tawa Zheng Bai Shui, Qu Lei dan Fang Zhong Pin mundur dari hadapan Zheng Bai Shui. Begitu berhenti tertawa, Zheng Bai Shui bertanya kepada Ou Lei, "apakah tangan kirimu masih terasa sakit?"
Qu Lei menjawab, "terima kasih atas perhatian Ketua. Asal ada musuh yang bisa kubunuh dan ada hal yang harus kukerjakan, aku pasti akan melupakan sakitnya!"
Zheng Bai Shui tertawa dan berkata, "baiklah kalau begitu! Kau memang selalu kuat." Kemudian dengan sombong Zheng Bai Shui berkata, "dalam satu hari kita harus bisa menghancurkan Han Ying Bao, merusak Han Bi Lao, memusnahkan markas Biao Qing Yun, membunuh Wo Shi Shui, cingcang Fang Zhen Mei, memotong tangan Shi Tu ke 12, menghancurkan Wisma Shi Jian. Aku akan menguasai dunia persilatan dengan segera. Dan aku adalah pemimpin dunia ini. Ha...ha...ha...." Suaranya seperti setan yang keluar malam, bergaung hingga ke mana-mana.
---ooo0dw0ooo---
BAB 9 Datang ke Chang Xiao Bang
Malam jam 12, bulan terang seperti air. pada malam hari dimusim semi semua tampak begitu indah. Tapi malam ini begitu sepi.
Di markas Chang Xiao Bang yang megah, di atas atap sepi dan tidak terdengar suara apa pun. Kucing pun tidak ada apalagi penjaga. Tiba-tiba ada seseorang yang berbaju putih dengan tenang dan diam lewat di sana. Dia berlari, kemudian setelah menentukan arah dan posisi dia berhenti sejenak. Orang ini tak lain adalah Fang Zhen Mei.
Dari sarang yang penuh macan dan naga, di atap markas Chang Xiao Bang dia melihat ke atas langit. Bulan terang seperti air. angin berhembus membuat awan bergerak, semua ini benar-benar indah. Dia melihat ke bawah, halaman sangat sepi dan sunyi. Fang Zhen Mei melihat ke atas langit. Dia menarik nafas dan berpikir ini adalah malam yang paling tidak menyenangkan. Tiba-tiba ada angin yang berasal dari suara senjata datang dan terdengar, "lihat pedangku.'*. Senjata itu sudah memecahkan angin menuju ke arahnya.
Fang Zhen Mei membalikkan badan untuk melihat. Terlihat di bawah sinar bulan, pedang panjang yang dimainkan dengan lancar seperti air terjun, terus menyerang ke pundak kirinya. Ilmu pedang orang itu sangat bagus, cepat dan gerakannya pun bagus. Fang Zhen Mei menarik nafas. Di dunia persilatan, dia jarang melihat orang yang begitu bagus memainkan pedang. Orang itu kemudian menarik pedangnya tapi tidak bisa, malah dia ditarik oleh Fang Zhen Mei naik ke atas atap ternyata pedangnya telah di cengkram oleh lawannya.
Sinar bulan seperti air, seperti air danau terus menyebar begitu lembut dan ringan. Fang Zhen Mei melihat di depannya ada seseorang yang memakai baju hitam dan memainkan pedang, dia adalah seorang perempuan yang cantik.
Gadis itu dengan ringan naik ke atas atap. Wajahnya takut, kedua matanya seperti air, mengeluarkan sorot kaget. Kulit yang
putih seperti salju, bahkan lebih putih daripada salju. Tapi itu pun tidak bisa menyaingi salju karena di dalam putih yang seperti salju ada sedikit warna merah. Tangannya yang putih memegang pedang, karena terlalu kencang, tangannya tampak gemetar. Fang Zhen Mei menarik nafas, tangannya pun dilonggarkan. Dan gadis itu kemudian menarik pedangnya, hampir terjengkang ke belakang. Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "apakah Anda adalah Nona Zheng?"
Gadis itu sama sekali tidak " menyangka orang yang berada di depannya akan bersikap sikapnya begitu ramah, tubuhnya sehat dan masih muda pula. Orang itu tersenyum melihat dia. Hatinya bergetar, wajahnya memerah. Segera dia pura-pura bersikap sinis dan berkata, "siapa dirimu yang berani bertanya?"
Kata-kata ini membuktikan bahwa dia adalah Zheng Dan Feng. Fang Zhen Mei tertawa dan berkata, "di Chang Xiao Bang tidak sembarangan orang boleh masuk" Nona begitu cantik, di dunia ini siapa yang tidak akan iri kepadamu" Kecantikan Nona tidak ada duanya di Chang Xiao Bang?"
Kata-katanya begitu memuji kecantikan Zheng Dan Feng, menjadikan Zheng Dan Feng sangat senang mendengarnya tapi dia tetap berpura-pura sinis dan berkata, "kata-kata yang manis, kau adalah orang yang tidak tahu malu! Kau Shi Tu ke 12 atau Fang Zhen Mei?"
"Menurutmu, aku siapa?"
"Aku sengaja menunggu di sini, menunggu kedatangan kalian."
Dengan aneh Fang Zhen Mei berkata, "Oh?"
Kata Zheng Dan Feng lagi, "kau jangan turun, ayahku sudah memasang perangkap jala di bawah, kau bukan tandingan ayahku, cepat kembalilah! Kalau tidak, kau tidak akan mempunyai kesempatan lagi!"
Kata Fang Zhen Mei sambil tertawa, "ilmu silat ayahmu tinggi begitu pula dengan cita-citanya, aku tidak berani bersaing dengan
beliau tapi kali ini aku datang untuk menolong orang. Aku tidak memikirkan keselamatanku. Aku sudah tahu ayahmu memasang perangkap di sekitar sini. Apakah aku akan selamat itu sudah diatur oleh Tuhan!''
Zheng Dan Feng dengan marah berkata, "tidak bisa! Malam ini sengaja aku menunggu di sini untuk menunggu kedatangan Shi Tu ke 12 atau kau. Aku ingin kalian kembali, aku juga tahu bagaimana kelakuan ayah, semua orang membencinya. Aku pun tahu orang-orang Wisma Shi Jian adalah orang yang menjaga kebenaran dan keadilan di dunia persilatan, karena itu aku tidak ingin kalian terbunuh dengan sia-sia di sini. Baiklah, silahkan kembali. Masalah putra putri Shi Tu ke 12, aku akan mencari cara menolong mereka. Sedangkan Pedang Sakti Xue He bisa kucuri. Aku akan mengembalikannya kepada kalian."
Kata Fang Zhen Mei, "Nona Zheng, terima kasih atas kebaikanmu. Walaupun kau hidup di Chang Xiao Bang, tapi kau sangat mengetahui kebenaran, ini membuatku kagum. Tapi masalahnya kau tidak bisa membantu kami. Coba kau pikir, dengan ketelitian Ketua Zheng, apakah kau bisa menolong putra putri Shi Tu ke 12 lolos dari mata Ketua Zheng" Dengan kepintaran ayahmu menjaga Pedang Sakti Xue He, apakah kau sanggup mencurinya" Ketua Zheng tidak mempunyai perasaan, bila kau sudah berbuat hal yang dianggapnya salah, kau juga tidak akan luput dari kemarahan beliau. Apakah kau akan melakukan perbuatan yang sangat tidak berarti ini" Aku pikir bila dilakukan oleh orang lain seperti malah tidak akan ada beban dan malah lebih pantas."
Kata-kata ini benar-benar masuk ke hati Zheng Dan Feng. Membuat Zheng Dan Feng ingin menangis. Dia berkata, "aku tidak mau tahu,', apakah ayah berani membunuhku" Dia berlatih ilmu silat hingga hampir menjadi gila, dia ingin menguasai dunia persilatan. Ibuku yang memberi nasehati pun sudah tidak didengar. Suatu kali ibuku berpura-pura menjadi pembunuh, tidak disangka dia selalu bersikap waspada dan ibuku pun akhirnya terbunuh. Sejak itu ayah memang merasa menyesal, tapi hatinya tetap ingin
menguasai dunia persilatan, dan tidak berkurang sedikitpun.
Ayahku memang baik kepadaku, apa pun keinginanku pasti dia akan mengabulkannya. Apakah dia akan tega membunuhku" Sedang aku adalah putrinya!"
Fang Zhen Mei menarik nafas. Dalam angin malam itu dengan suara yang kecil dia berkata, "karena kau adalah putrinya, kami malah lebih tidak ingin bila kau sampai bermusuhan dengan ayahmu. Keruwetan yang terjadi di dunia persilatan mana boleh mengganggu hubungan antara anak dan ayah" Demi kebenaran membasmi erang yang ada hubungannya dengan kita adalah sangat dipuji. Tapi jika orang yang berada di sisi masih sanggup, untuk apa harus membunuh orang yang memiliki hubungan darah" Aku pikir bila ada Ketua Shi Tu ke 12 di sini, dia pasti akan mengambil keputusan sama seperti keputusanku."
Akhirnya Zheng Dan Feng menangis. Angin malam yang dingin, badannya gemetar, punggungnya menghadap ke arah Fang Zhen Mei.
Fang Zhen Mei tampak ragu tapi dia tetap berjalan ke arah Zheng Dan Feng dan berkata, "Nona Dan Feng, putra putri Shi Tu ke 12 berada di penjara mana" Apakah aku boleh mengetahuinya?"
Zheng Dan Feng terus menangis. Setelah lama dia baru berhenti menangis dan berkata, "mereka berada di sebelah timur, melewati kolam, melewati jembatan kecil. Ada 7 rumah kecil yang letaknya paling ujung adalah Tie Xue Tang. Ayah memenjarakan mereka di sana. Sepertinya Pedang Sakti Xue He pun berada di sana."
"Terima kasih untuk informasinya." Kemudian dia menepuk pundak Zheng Dan Feng dan berkata, "jaga dirimu." Dia sudah melayang ke arah timur.
Zheng Dan Feng membalikkan kepala. Di bawah sinar bulan, mata yang dipenuhi dengan air mata, membuatnya bertambah cantik. Dengan suara gemetar dia berkata, "Tuan Muda, jaga dirimu!"
Tapi Fang Zhen Mei sudah menghilang.
---ooo0dw0ooo---
BAB 10 Han Ying Bao Bulan masih sama, malam musim semi pun sama dengan malam yang lainnya. Tapi ada tempat yang tidak sama dan terlihat penuh dengan hawa pembunuhan. Bulan masih terlihat di antara gunung seperti berwarna hijau muda. Awan pun ikut menjadi hijau, membuat perasaan membunuh yang tebal.
Gunung yang satu menyambung dengan gunung yang lain. Puncak gunung diliputi oleh salju berwarna putih. Walaupun sekarang sudah memasuki musim semi tapi salju di Ying Zhao Yan (nama tempat) selama 4 musim berturut-turut tidak pernah mencair. Batu yang berbentuk aneh tergeletak di mana-mana.
Di Ying Zhao Yan (Batu Elang Ketakutan) bila tidak berhati-hati akan terjatuh ke dalam jurang yang curam. Orang-orang yang lewat di sana merasa khawatir, begitu pun dengan elang. Tapi dengan ilmu pedang Qi Chong Tian Jian Fa yang menggegerkan dunia persilatan, Han Ying Bao berkedudukan di sana.


Pendekar Sejagat Seri Kesatria Baju Putih Karya Wen Rui Ai di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Beberapa tahun ini banyak perkumpulan jahat yang ingin menyerang Han Ying Bao, tetapi karena tempat itu berbahaya, letaknya berada di tengah-tengah gunung. Yang bisa mencapai ke sana pun belum tentu bisa melawan orang-orang Han Ying Bao.
Ketua Han Ying Bao, Guo Tian Ding bersifat gampang marah dan keras. Sekarang dia sedang berpikir, semakin dipikir dia merasa semakin senang. Han Ying Bao sudah berdiri selama 25 tahun, perkumpulan ini sudah memiliki dasar. Qi Chong Tian Jian Fa ( Jurus Tujuh Cara Pedang Terbang )sudah dia latih dengan sempurna dan dia telah menciptakan lagi 2 jurus Chong Jian Fa, karena itu jurus andalannya berubah menjadi Jiu Chong Tian Jian Fa (Jurus Sembilan Cara Pedang Langit), bagaimanapun musuh yang datang
pasti bisa dikalahkannya.
Putranya yang bernama Guo Ao Bai tidak mengecewakannya. Di dalam perkumpulan Han Ying Bao yang berjumlah 317 orang, tua atau muda semua bisa ilmu silat. Tapi yang menguasai Qi Chong Tian Jian Fa hanya Guo Ao Bai saja. Kelihatannya Guo Ao Bai pun akan segera menguasai Jiu Chong Tian Jian Fa dengan cepat.
Guo Tian Ding merasa walaupun dia sudah tua tapi Guo Ao Bai tidak pernah mengecewakan dia, hal ini membuatnya tidak merasa bersalah kepada ibu Guo Ao Bai yang sudah meninggal.
Dia mengingat umurnya yang sudah lewat setengah abad. Istrinya sudah meninggal terlebih dulu, mungkin dalam waktu dekat dia juga harus mengundurkan diri dari dunia persilatan dan memulai hidup tenang selama beberapa tahun di dunia ini.
Sebenarnya Guo Tian Ding adalah orang yang mempunyai cita-cita tinggi tapi selama beberapa tahun ini dia sudah berniat untuk mengundurkan diri dari dunia persilatan, dia sendiri pun tidak bisa menjelaskan alasannya. Yang paling membuatnya senang adalah selama puluhan tahun berkelana di dunia persilatan, dia sudah memiliki nama dan juga mempunyai teman seperti Shi Tu ke 12, dan yang lainnya. Hidup ini tidak sia-sia, tiba-tiba dia teringat kepada anak yang keras kepala dan pintar itu. Sedang apa dia di Wisma Shi Jian" Merpati pos yang datang dari Wisma Shi Jian mengabarkan bahwa saat ini masalah yang menyulitkan sedang terjadi di sana, apakah Guo Ao Bai bisa membantu mereka memecahkan masalah itu" Walau bagaimana pun dia berharap dengan kepergian Guo Ao Bai ke sana sambil melihat-lihat bagaimana keadaan dunia luar, apalagi ada Shi Tu ke 12, teman lamanya ini tidak akan merugikan anaknya, dia sangat mempercayai Shi Tu ke 12. Malah dia merasa malu, karena kabar yang dibawa oleh merpati pos, Shi Tu ke 12 berharap dia sendiri yang datang ke Wisma Shi Jian, tapi dia malah menyuruh anaknya turun gunung, semua ini dia lakukan karena dia menginginkan Guo Ao Bai banyak melihat keadaan luar dan menambah pengalamannya, tetapi setelah dipikir-pikir kembali, dia sungguh egois. Dia merasa malu kepada
teman lamanya. Tapi dia berusaha menenangkan dirinya, karena selama beberapa tahun ini, Chang Xiao Bang benar-benar telah berbuat kurang aajar, hal yang disampaikan oleh merpati pos pasti menyangkut tentang Chang Xiao Bang. Guo Tian Ding yakin Wisma Shi Jian pasti bisa menahan serangan Chang Xiao Bang karena di dalam pikiran Guo Tian Ding, Chang Xiao Bang adalah sebuah perkumpulan sesat dan juga rapuh, dengan mudah Wisma Shi Jian bisa mengalahkan mereka, Guo Tian Ding menganggap Shi Tu ke 12 terlalu membesar-besarkan masalah sehingga memusingkan dirinya.
Chang Xiao Bang tidak sehebat yang dibicarakan oleh orang. Perkumpulan yang menjadi besar dan telah berdiri lama, dia sendiri melihat semua, melihat perkumpulan seperti itu berdiri dan juga musnah. Pada akhinya yang jahat tetap tidak bisa mengalahkan yang benar. Chang Xiao Bang hanya satu dari sekian banyak perkumpulan.
Apalagi beberapa puluhan tahun lalu dia pernah berlatih cakar harimau. Karena selama musim semi dia kedinginan maka penyakit rematiknya pun kambuh lagi. Dia tidak bisa meninggalkan Han Ying Bao, maka dia tidak bisa pergi ke Wisma Shi Jian. Karena dia merasa banyak alasan yang membuatnya tersenyum. Tangan kirinya memegang alat untuk merokok. Tangan kanan memegang 2 lempengan besi. Dengan tenang dan nyaman dia berbaring. Dari asap rokok yang mengepul, dia seperti melihat kehidupannya yang dulu, seperti yang baru saja lewat.
"Lapor Ketua!'' Tiba-tiba ada suara yang membuatnya terbangun dari lamunannya. Dengan cepat dia berdiri, ternyata ada murid Han Ying Bao yang melapor. Guo Tian Ding segera memarahi dirinya sendiri mengapa dia sangat terkejut. Dia bertanya, "ada apa?"
"Lapor Ketua, di kaki gunung datang 3 orang yang meminta ingin bertemu dengan Ketua!"
"Siapa mereka?"
"Wakil ketua Chang Xiao Bang, Qu Lei, ketua panji hitam dan Ye
Chang Zhou."
Guo Tian Ding tertawa dingin, "ada apa mereka datang kemari" Apakah mereka pantas bertemu dengan Guo Tian Ding?"
"Lapor Ketua. Mereka mengatakan bahwa ketua harus menemui mereka!"
"Apa"!"
"Karena mereka bertiga membawa satu orang lagi."
"Siapa orang itu?"
"Kata yang marga Qu, orang itu adalah...adalah Tuan Muda Guo."
"Apa"!"
"Mereka berkata seperti itu."
"Apakah kau melihat sendiri bahwa orang itu adalah Tuan Muda"
"Tidak, aku tidak bisa melihatnya! Kepalanya ditutup, tangannya pun diikat di belakang, sepertinya dia ditotok."
"Mengapa Shi Tu ke 12 membiarkan mereka menangkap anak Bai?" Guo Tian Ding merasa aneh, tapi dia sangat menyayangi anaknya, membuat dia tergesa-gesa bergerak. Segera dia memerintahkan anak buahnya itu, "suruh mereka masuk!"
Mereka berempat seperti ikan yang berenang masuk ke dalam ruangan, dengan cepat mereka berdiri di hadapan Guo Tian Ding. Bila mereka ingin menyerang ke Han Ying Bao sepertinya masuk ke gunung Ying Zhou Yan pun akan mendapat kesulitan.
Tapi karena ada perintah dari atasan, maka mereka berempat dalam waktu singkat sudah berada di markas Han Ying Bao dan berada di tengah-tengah ruangan itu.
Guo Tian Ding sangat mengkhawatirkan keadaan putranya, dia melihat putranya ditutup oleh kain hitam. Kedua tangannya diikat di belakang, dia pun ditotok. Hatinya terasa sakit melihat keadaan
putranya, dia marah dan berkata, "kalian apakan putraku?"
Dengan dingin Qu Lei berkata, "putramu telah berbuat kejahatan!"
Guo Tian Ding menenangkan hatinya dan bertanya, "dia telah melakukan kejahatan apa?"
Jawab Qu Lei, "putramu mengumpulkan murid-murid Wisma Shi Jian kemudian menyerang Chang Xiao Bang dan membunuh murid-murid Chang Xiao Bang 60-70 orang. Ketua Ni, Ketua Xie dan Xiu pun dibunuh oleh anakmu. Ketua Guo, bagaimana kau bertanggung jawab terhadap semua ini?"
Sebenarnya Guo Tian Ding ingin marah, tapi melihat putranya berada di tangan mereka, terpaksa dia menahan diri dan berkata, "aku sudah mendengar hal ini, aku akan menghukum dia sesuai dengan aturan dunia persilatan!"
Kata Qu Lei dengan dingin, "putramu berhasil ditangkap oleh kami tapi kami tidak segera membunuhnya karena kami masih melihat muka Ketua Guo. Sekarang kami mengembalikan putramu tapi Ketua Guo, kau juga harus membayar semua ini kepada Chang Xiao Bang, kami minta keadilan."
Dengan tegas Guo Tian Ding menjawab, "baiklah."
Qu Lei berkata kepada Wan Man Tang, "kita ada jaminan dari-kata-kata Ketua Guo, kita bisa melepaskan orang ini!"
Jawab Wan Man Tang, "baik!" Dia membuka totok nadi Guo Ao Bai dan mendorong Guo Ao Bai ke arah Guo Tian Ding dan berkata, "sana!"
Guo Tian Ding melihat Wan Man Tang membuka totok nadi Guo Ao Bai, tapi Guo Ao Bai tidak langsung menyerang mereka, ini bukan sifat asli Guo Ao Bai. Dia merasa sedikit ragu, tapi dia segera berpikir mungkin Guo Ao Bai mengalami kesulitan dan tidak bisa melawan mereka. Pada waktu itu karena didorong Guo Ao Bai, dia berjalan dengan sempoyongan rriendekat ayahnya. Tangan kanan Guo Tian Ding memegang alat pengisap rokok, sedangkan tangan
kirinya sedang memegang lempengan besi. Dia mendengar Guo Ao Bai berteriak, "ayah!"
Panggilan ini membuat hati Guo Tian Ding seperti diiris pisau. Ini adalah panggilan dari putranya.
Guo Ao Bai jatuh ke tangan Chang Xiao Bang, dia pasti mengalami banyak kesulitan. Karena dia sendiri yang menyuruh Guo Ao Bai turun gunung maka bisa terjadi hal seperti itu. Guo Tian Ding dengan tangan kanannya berusaha memapah Guo Ao Bai. Dia ingin menghibur Guo Ao Bai tapi orang yang tangannya diikat di belakang itu sudah terbuka ikatannya. Guo Tian Ding terkejut ternyata orang itu hanya memiliki telapak dan tidak memiliki jari. Jari itu terpotong bukan karena dipotong oleh senjata tapi karena berlatih ilmu silat. Ini bukan telapak Guo Ao Bai!
Guo. Tian Ding terkejut, tapi dia sudah tidak sempat bereaksi, orang itu sudah mendekat. Dia mengeluarkan serangannya. Kedua tangannya sudah menusuk dan mengarah ke tulang rusuk Guo Tian Ding juga memotong suara Guo Tian Ding yang dengan penuh perasaan memanggil putranya, "anak Ba
Golok Halilintar 9 Istana Pulau Es Karya Kho Ping Hoo Pendekar Cacad 17
^