Pukulan Naga Sakti 14

Pukulan Naga Sakti Karya Khu Lung Bagian 14


antara putaran pergelangan tangannya dia menyambut datangnya
802 toya besi dari nenek dengan jurus Tay san yaa teng (bukit tay san
menindih kepala).
Bersamaan waktunya tangan kirinya sudah melepaskan pukulan
itu berubah menjadi jurus Kim liong tham jiu (naga emas
mementangkan cakar) menyongsong datangnya peluru baja Thi tan
kim wan yang dilepaskan Yu Ceng hui.
Lalu setelah berhasil menangkap peluru baja tadi dia
mengayunkan pula benda mana kemuka untuk menghajar
datangnya cahaya emas yang tiba belakangan. Dikala peluru baja
disambit balik, Thi Eng khi menarik pula tangan kirinya ke depan
dada, kebetulan serangan pedang dari pencuri sakti Go Jit
menyambar datang.
Dengan jurus Pin kong cho im (memburu sinar menangkap
bayangan) dia jepit tubuh pedang tersebut dengan jepitan kedua jari
tangannya. Secara beruntun Thi Eng khi telah mempergunakan
empat macam kepandaian untuk menghadapi empat macam situasi
yang sama sekali berbeda, untuk diceritakan memang terasa
panjang, padahal kenyataannya terjadi dalam waktu yang singkat.
Mula mula terdengar Pek leng siancu So Bwe leng menjerit
melengking, lalu ia berteriak :
"Engkoh Eng, kau bakal menyesal ".."
Sesosok bayangan tubuh terhajar sampai terpental sejauh
beberapa kaki dari posisi semula. Setelah itu, peluru baja Thi tan kim
wan yang disambit balik itu menghajar peluru baja Thi tan kim wan
yang kedua dan mementalkannya sejauh satu kaki lebih dari tempat
semula. Akibatnya timbul hujan bunga emas yang kebetulan
menyongsong tubuh Thi tan kim wan Yu Ceng hwi sendiri, tentu saja
jagoan itu tak ingin membiarkan senjata makan tuan, ia terdesak
hebat dan buru buru menghindarkan diri dari ancaman tersebut.
Sebaliknya pencuri sakti Go Jit yang pedang pendeknya kena
dijepit jari tangan lawan betul betul mati kutu, walaupun dia telah
803 mengerahkan segenap tenaga yang dimilikinya, muka dan tengkuk
sampai merah membara, namun senjatanya sama sekali tak
bergeming. Yang paling hebat adalah toya baja yang dilancarkan si nenek,
toya tersebut berhasil tertusuk telak oleh pedang emas Thian liong
kim kiam milik Thi Eng khi, sehingga ujung pedang mana
menembusi toya dan tersumbul setengah hun keluar.
Si nenek itu sendiri ibarat kecapung yang menempel di tonggak
batu, bukan saja tak mampu menggerakkan toyanya, mau ditarik
balikpun tak bertenaga lagi. Thi Eng khi sendiri, walaupun dalam
waktu yang hampir bersamaan harus menghadapi beberapa jago
persilatan, ia masih kelihatan tenang dan biasa, sama sekali tak
nampak ngotot atau kepayahan.
Thi tan kim wan Yu Ceng hui sebetulnya ada rencana untuk
melakukan terjangan lagi begitu lolos dari ancaman peluru Thi tan
kim wan miliknya, namun setelah menyaksikan kejadian yang berada
di depan mata, ia menjadi ketakutan setengah mati, buru buru
tubuhnya mundur terus menjauhi tempat tersebut, tentu saja diapun
tak berani melancarkan tubrukan lagi ".
Sebab berdasarkan pengalamannya, dia sudah melihat kalau
kepandaian silat yang dimiliki Thi Eng khi sangat lihay, bahkan mati
hidup si nenek maupun pencuri sakti Go Jit sudah berada di bawah
kekuasaan Thi Eng khi, terserah apa yang bakal dilakukan pemuda
itu terhadapnya.
Betul, ilmu Thi tan kim wan yang dimilikinya sangat ampuh,
namun Yu Ceng hui pun sadar, sekalipun dia maju membantu, hal
mana hanya akan sia sia belaka. Ditambah lagi dia melihat peluru
baja Thi tan kim wan miliknya yang dihajar pental oleh Thi Eng khi
tadi sudah berubah bentuknya menjadi kueh baja, tak heran kalau
peluru mautnya tak sampai meledak ditangan anak muda tersebut
tadi. Rupanya oleh karena tenaga dalam yang dimiliki Thi Eng khi
kelewat sempurna, sewaktu peluru Thi tan kim wan itu jatuh ke
804 tangannya tadi, tanpa terasa sudah kena tertekan oleh kekuatannya
hingga berubah bentuk, tak heran jika peluru mana tak sanggup
menimbulkan daya ledaknya yang hebat dan mematikan.
Perlu diketahui, peluru Thi tan kim wan dari Yu Ceng hui tersebut
bukan terbuat dari besi biasa, melainkan terbuat dari serbuk baja
yang sangat lembut, daya kemampuannya sangat besar dan bukan
sembarangan orang dapat menghadapinya.
Bila orang biasa yang melakukan penahanan terhadap serangan
tersebut, asal benda mana meledak niscaya sang korban akan
tewas. Menurut sejarah pengalaman dari Thi tan kim wan Yu Ceng hui,
belum pernah ada orang yang mampu mematahkan serangan peluru
Thi tan kim wan miliknya, paling banter mereka hanya bisa
meloloskan diri dari ancaman bahaya maut.
Oleh sebab itu, setelah ia menyaksikan peluru sakti Thi tan kim
wannya hancur menjadi begitu rupa, kontan hatinya keder dan ia tak
berani sembarangan berkutik lagi.
Dalam pada itu, Pek leng siancu So Bwe leng yang terkapar di
tanah telah menggeliat dan memanggil dengan suara lirih :
"Engkoh Eng".."
Dia mengangkat tangannya, mengangkat teratai emas Jit kiau
kim lian tersebut seperti hendak dilemparkan ke muka tapi lantaran
luka yang dideritanya kelewat parah, tak ada tenaga yang bisa
digunakan, tangannya yang baru terangkat kembali terkulai, teratai
emas Jit kiau kim lian itupun tergelinding ke samping.
Ternyata perginya Pek leng siancu So Bwe leng tadi hanya
bertujuan untuk memancing tumbuhnya kembali rasa cinta pemuda
tersebut kepadanya, asal pemuda itu menyusulnya maka dia akan
mencari kesempatan untuk minta maaf kepadanya.
Siapa tahu jalan pikiran Thi Eng khi sama sekali berbeda dengan
jalan pemikirannya, ia sama sekali tidak menganggap gadis itu
805 sebagai Pek leng siancu So Bwe leng pribadi, malah ia begitu tega
melancarkan bacokan ke tubuhnya.
Semestinya serangan tersebut tak akan sampai membuat Pek
leng siancu So Bwe leng menderita luka parah. Dengan kemampuan
yang dimiliki Pek leng siancu So Bwe leng sekarang, kendatipun ia
tak sanggup menerima serangan yang dilepaskan dengan tenaga
enam bagian ini, namun untuk menghindari yang berat dan mencari
luka yang ringan bukanlah suatu pekerjaan yang sulit baginya.
Jadi dengan perkataan lain, Pek leng siancu So Bwe leng
memang sengaja menerima pukulan dari Thi Eng khi tersebut karena
dia mempunyai maksud tertentu. Oleh sebab itu, ketika Pek leng
siancu So Bwe leng sudah mencelat keudara dan tak melihat
pemuda itu menyusulnya, malah sebaliknya menambahi dengan
sebuah pukulan yang mematikan lagi, dia lantas menarik kesimpulan
kalau Thi Eng khi memang sudah tidak menaruh perasaan lagi
kepadanya, malah bisa jadi dalam hatinya sudah tiada lagi dirinya.
Begitu ingatan tersebut muncul, Pek leng siancu So Bwe leng
segera merasa hidupnya menjadi hambar, ia kecewa dan putus asa,
dalam waktu singkat timbullah niatnya untuk mengakhiri hidupnya.
Maka bukan saja dia tidak melepaskan pukulan untuk
melancarkan serangan balasan, atau mencoba berkelit kesamping,
sebaliknya dia malah membuyarkan tenaga dalamnya dan
menyambut serangan dari Thi Eng khi tersebut.
Kontan saja hawa murninya buyar dan ia jatuh tak sadarkan diri.
Menanti gadis itu sadar kembali, jaraknya dengan kematian sudah
tak jauh, tipis sekali harapan baginya untuk pulih dalam keadaan
sehat seperti semula.
Namun dalam benak Pek leng siancu So Bwe leng justeru terjadi
lagi perubahan sebesar seratus delapan puluh derajat, dia merasa
kematian semacam ini sama sekali tak ada harganya, terlalu tidak
beralasan, lagi pula yang membuatnya rela mati adalah ia mencintai
Thi Eng khi dengan bersungguh hati, kalau dia harus mati dalam
806 keadaan demikian bukankah Engkoh Eng nya bakal menyesal
sepanjang masa"
Sayang sekali hal itu disadari kelewat terlambat, kini nasi sudah
menjadi bubur, tenaga untuk menyerahkan teratai emas Jit kiau kim
lian ke tangan Thi Eng khi pun sudah tidak dimiliki lagi. Kepalanya
terkulai dan ia jatuh tak sadarkan diri lagi.
Teratai emas Jit kiau kim lian itu menggelinding disisi tubuhnya.
Thi tan kim wan Yu Ceng hui bertindak cepat, dia segera
membalikkan badan dan menerjang kearah teratai emas tersebut.
Thi Eng khi segera mengerahkan tenaga dalamnya ke lengan, lalu
menggetarkan tubuh si nenek dan pencuri sakti Go Jit sampai
mencelat sejauh beberapa langkah, setelah itu dengan mengerahkan
ilmu Hu kong keng im ia menyerobot kemuka dan menyambar
teratai emas tersebut lebih dahulu.
Thi tan kim wan Yu Ceng hui hanya merasakan pandangan
matanya kabur, tahu tahu teratai emas Jit kiau kim lian tersebut
telah jatuh ke tangan Thi Eng khi. Kenyataan mana kontan saja
menggidikkan hatinya, segulung hawa dingin sempat menembusi
tubuhnya kemana mana.
Sudah barang tentu ia tak berani merebut mestika itu lagi,
dengan cepat tubuhnya mundur sejauh beberapa kaki ke belakang,
kemudian ditatapnya Thi Eng khi dengan termangu mangu.
Sementara itu, Pek leng siancu So Bwe leng yang berada dalam
keadaan tak sadar kembali bergumam :
"Engkoh Eng".! Aku tak akan menyalahkan dirimu "."
Suaranya rendah dan lemah, boleh dibilang ucapan mana tak
sempat ditumpahkan keluar, andaikata Thi Eng khi tidak memiliki
tenaga dalam yang sempurna, sulit baginya untuk menangkap
gumaman tersebut.
Orang bilang ucapan yang dikatakan orang yang hampir mati
biasanya bukan kata bohong. Thi Eng khi merasa dadanya bagaikan
807 dihantam dengan martil berat, kepalanya menjadi pening dan
mukanya berubah pucat pias, dengan terkejut bentaknya :
"Kau benar benar adalah adik Leng?"
Sepasang tangannya bekerja cepat, dalam waktu yang singkat, ia
menotok tiga puluh enam buah jalan darah penting di tubuh Pek
leng siancu So Bwe leng untuk sementara waktu dia cegah
menjalarnya luka itu. Kemudian dari sakunya dia mengeluarkan pil
Kim khong giok lok wan dan menjejalkan tiga butir ke mulut gadis
tersebut. Ilmu pertabiban yang dimiliknya sekarang sudah amat lihay,
meskipun ia tahu kalau Kim khong giok lok wan tak bisa
menyembuhkan luka pukulan, tapi justru memiliki kasiat untuk
menunda saat kematian seseorang.
Itulah sebabnya dia tak segan menggunakan obat mujarab itu
untuk mempertahankan selembar jiwanya lebih dulu, kemudian baru
diusahakan pertolongannya.
Dibawah totokan dan pemberian obat mujarab dari Thi Eng khi,
Pek leng siancu So Bwe leng behasil menghembuskan napas
panjang, bahkan kesadarannya telah pulih kembali.
Betul sorot matanya sayu tapi penuh dengan perasaan cinta yang
amat tebal. Buru buru Thi Eng khi memeluk gadis itu dan
merangkulnya kencang kencang. Dalam pada itu, Thi tan kim wan
Yu Ceng hui sekalian bertiga sedang berkumpul jadi satu dan
berbisik bisik, agaknya sedang merundingkan cara untuk
menghadapi kejadian yang ada di depan mata.
Pek leng siancu So Bwe leng yang bersandar dalam pelukan Thi
Eng khi berbisik lagi lirih :
"Engkoh Eng, aku tak mengerti apa sebabnya kau begitu
membenci diriku ?""
Thi Eng khi berusaha menenangkan hatinya, dia tidak segera
menjawab pertanyaan dari Pek leng siancu So Bwe leng, melainkan
meraba ke belakang telinga gadis itu. Sebab dia teringat kalau So
808 Bwe leng gadungan mengenakan topeng kulit manusia, maka dia
ingin melalui cara itu untuk membedakan palsu dan aslinya.
Jilid 25 Ketika tangannya meraba di belakang telinga Pek leng siancu So
Bwe leng, terasa olehnya kulit disana halus dan lembut ternyata
tidak menunjukkan pertanda kalau mengenakan topeng kulit
manusia Bukti itu membuat sang pemuda tak bisa menahan diri lagi,
segera dipeluknya Pek leng siancu So Bwe leng kencang kencang
dan serunya dengan amat pedih :
"Adik Leng! Oooh..... kau benar benar adik Leng! Kau benar
benar adalah adik Leng!"
Tiba tiba dia mendekap tubuh Pek leng siancu So Bwe leng
kencang kencang, setelah itu serunya sambil menangis tersedu sedu
: "Oooh Thian! Sebetulnya aku Thi Eng khi telah melakukan
perbuatan apa ......?"
Sementara itu kesadaran Pek leng siancu So Bwe leng telah
menjadi terang kembali, dari nada pembicaraan Thi Eng khi, diapun
mendengar kalau anak muda itu telah menaruh kesalahan paham
terhadapnya, diam diam ia menjadi menyesal, ia merasa gurauan
yang dilakukannya selama ini sesungguhnya kelewat batas.
Kalau nasi sudah menjadi bubur, menyesal pun tak ada gunanya,
sekarang apa yang bisa digunakan olehnya hanya memberitahukan
kepada pemuda itu bahwasannya dia benar benar Pek leng siancu
So Bwe leng pribadi.
Sambil menggerakkan tubuhnya, ia pun berbisik :
"Engkoh Eng, peluklah aku erat erat!"
Thi Eng khi segera memeluk Pek leng siancu So Bwe leng
kencang kencang ....
809 Kembali Pek leng siancu So Bwe leng berkata :
"Engkoh Eng, pada mulanya apakah kau mengira aku bukan adik
Leng mu ....?"
Thi Eng khi menggelengkan kepalanya berulang kali, sahutnya
dengan wajah bingung :
"Aku tidak tahu!"
Apa yang sebenarnya dimaksudkan dengan perkataan itu" Dia
sendiripun tidak tahu, sebab ia sudah tidak mempunyai rasa percaya
lagi pada alam sekitarnya.
"Engkoh Eng, tempelkan telingamu kemari!" bisik Pek leng siancu
So Bwe leng kemudian sambil menyusupkan badannya ke dalam
pelukan hangat Thi Eng khi. Anak muda itu segera menunduk.
"Perkataan apa yang hendak kau katakan?" sahutnya.
Pek leng siancu So Bwe leng mendongakkan kepalanya, tapi
sebelum berbicara mukanya sudah merah lebih dulu. Thi Eng khi
mengira itulah pertanda saat terakhir gadis itu sudah tiba, buru buru
ia menempelkan telapak tangannya ke atas dada So Bwe leng,
kemudian menyalurkan hawa murninya kedalam tubuh gadis itu.
Setelah itulah ia baru bertanya :
"Apa yang hendak kau katakan?"


Pukulan Naga Sakti Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pek leng siancu So Bwe leng memejamkan matanya seperti lagi
mengenang kembali kejadian lama, setelah itu dia baru tersenyum
dan berkata dengan nada malu malu :
"Suatu hari ..... suatu tengah malam, di ..... dibawah sinar
rembulan, aku .... aku telah mencubit sekali pa....pahamu .... masih
..... masih ingat ...."
Thi Eng khi menjadi amat pedih hatinya sesudah mendengar
perkataan itu, tanpa terasa dua titik air mata jatuh berlinang
membasahi pipinya. Padahal sekalipun So Bwe leng tidak
810 mengungkap kejadian itu, ia sudah percaya kalau gadis yang berada
dalam pelukannya adalah Pek leng siancu So Bwe leng yang asli.
Apalagi setelah gadis itu menyinggung kembali kenangan manis
yang pernah mereka alami bersama dulu, anak muda tersebut tak
sanggup mengendalikan diri lagi, ia benar benar amat terharu.
Tatkala titik air mata jatuh bercucuran membasahi wajah So Bwe
leng, dengan terkesiap gadis itu menengadah.
"Engkoh Eng, kau menangis?" tegurnya.
Thi Eng khi segera berpaling kearah lain, diam diam ia menyeka
air matanya, kemudian sambil tertawa paksa ujarnya :
"Adik Leng, kau jangan sembarangan bicara, siapa bilang aku
sedang menangis?"
"Engkoh Eng, jangan membohongi aku, aku mengerti hidupku tak
lama lagi..."
Ucapan gadis tersebut diutarakan dengan nada datar, tenang dan
sama sekali tanpa emosi. Sesungguhnya luka yang diderita Pek leng
siancu So Bwe leng sekarang bukannya sama sekali tak tertolong
lagi, seandainya Thi Eng khi masih mempunyai sebutir pil Toh mia
kim wan dari Thian liong pay, niscaya jiwa gadis itu akan tertolong.
Namun sisa empat butir Toh mia kim wan yang dimiliki Thi Eng
khi sudah habis terpakai, meskipun ilmu pertabibannya lihay dan di
dunia ini masih terdapat bahan obat obatan lainnya yang dapat
menyembuhkan luka parah yang diderita Pek leng siancu So Bwe
leng, namun nyawa Pek leng siancu So Bwe leng sekarang sudah
berada di ujung tanduk, lagipula bahan obat obatan tersebut sukar
diperolah, kenyataan tersebut membuat anak muda itu menjadi
kehabisan daya.
Teringat soal obat obatan, Thi Eng khi segera teringat kembali
dengan gua pertapaan dari Cu sim ci cu Thio Biau liong, bukankah
disana tersedia berbagai macam obat obatan mujarab" Siapa tahu
selembar nyawa So Bwe leng masih ada harapan untuk
811 diselamatkan"
Berpikir sampai disitu, Thi Eng khi ingin sekali kalau bisa segera
sampai di gua pertapaan Thio Biau liong. Cepat ia menunduk dan
berbisik kepada gadis itu :
"Adik Leng, aku akan mengajakmu menuju ke suatu tempat,
disana lukamu itu pasti akan sembuh!"
Habis berkata, dia membopong tubuh si nona dan siap menuruni
tanah perbukitan itu. Sudah barang tentu Thi tan kim wan Yu Ceng
hui sekalian tidak rela membiarkan Thi Eng khi pergi dari situ dengan
membawa teratai emas Jit kiau kim lian tersebut, meski mereka tahu
bukan tandingan anak muda tersebut, namun prinsip mati demi
harta mendorong mereka untuk berbuat nekad.
Serentak ketiga orang itu menampilkan diri dan menghadang
jalan pergi Thi Eng khi.
"Bocah keparat, tinggalkan teratai emas Jit kiau kim lian itu lebih
dulu sebelum meninggalkan tempat ini!" bentak nenek itu keras
keras. Dalam pada itu, semua pikiran dan perhatian Thi Eng khi telah
dicurahkan seratus persen diatas tubuh Pek leng siancu So Bwe
leng, berbicara soal tenaga dalamnya, meski dia harus membopong
So Bwe leng, juga tak akan pandang sebelah matapun terhadap
ketiga orang musuhnya.
Akan tetapi, bagaimanapun juga suatu pertarungan
membutuhkan waktu, dia enggan membuang waktu dengan
percuma, maka timbullah niatnya untuk serahkan teratai emas Jit
kiau kim lian tersebut kepada mereka bertiga, daripada
menimbulkan keributan yang tak perlu.
Sebagai pemuda yang berjiwa besar, ia tidak kelewat menaruh
pandangan serius terhadap benda yang ada di dunia ini. Selain
daripada itu, dia pun mempunyai suatu pikiran sendiri, selama
gunung nan hijau, dia tak kuatir tiada kayu bakar.
812 Dalam anggapannya menyelamatkan jiwa So Bwe leng jauh lebih
penting artinya daripada kehilangan sebuah teratai emas Jit kiau kim
lian, apalagi seandainya gara gara peristiwa itu menyebabkan si
nona ketimpa musibah, bukankah kejadian ini akan membuatnya
menyesal sepanjang masa"
Toh hari ini teratai emas itu diserahkan kepada mereka, besok ia
masih mempunyai kesempatan untuk merebutnya kembali.
Pemikiran semacam ini bukan baru sekali melintas dalam
benaknya, berapa tahun berselang, dikala ia meninggalkan lukisan
para jago di perkampungan Ki hian san ceng, dimana kemudian
lukisan tersebut direbut oleh Huan im sin ang, anak muda ini pun
berpendapat demikian.
Begitu keputusan diambil, dia lantas mengambil teratai emas Jit
kiau kim lian tersebut dan siap diangsurkan kepada musuh, yang
kurang hanya maksud tersebut belum diutarakan. Mendadak So Bwe
leng yang berada dalam pelukannya berpekik :
"Jangan ...."
Karena ucapan tersebut diutarakan kelewat buru buru, dia
merasa hawa murni dalam dadanya bergolak, tak ampun darah
segar mengucur keluar lewat ujung bibirnya sementara orangnya
sudah jatuh tak sadarkan diri ....
Thi Eng khi paling memahami watak So Bwe leng, ia tak berani
menentang keinginannya, maka tangan yang sudah diulurkan ke
depan segera ditarik kembali, sepasang matanya yang tajam
menggidikkan pun dialihkan ke wajah tiga orang lawannya.
Sikap penuh kewibawaan dari pemuda itu kontan mengejutkan
ketiga orang lawannya sampai sampai mereka tertegun dan bergidik,
tanpa disadari masing masing orang mundur selangkah ke belakang.
Thi Eng khi segera menghimpun tenaganya bersiap siaga, seakan
akan tidak menganggap kehadiran mereka, ia menerjang pergi dari
situ dengan langkah lebar.
813 Ternyata Thi tan kim wan Yu Ceng hui sekalian bertiga tak berani
turun tangan menghadang jalan perginya. Dalam waktu singkat Thi
Eng khi sudah berada beberapa kaki jauhnya dari tempat semula.
Pada saat itulah, dari depan sana meluncur datang sesosok
bayangan manusia dengan kecepatan tinggi tatkala orang itu
menyaksikan Pek leng siancu So Bwe leng yang berada dalam
bopongan Thi Eng khi, mendadak ia menghentikan gerakan
tubuhnya dan segera menghadang jalan pergi anak muda itu.
"Omitohud!" seru orang itu, "harap sicu segera membaringkan
nona itu keatas tanah!"
Thi Eng khi mengalihkan sorot matanya ke depan, ternyata
pendatang tersebut adalah seorang nikou tua yang berwajah segar,
ketika itu dengan wajah tak senang hati ia menatap Pek leng siancu
So Bwe leng yang berada dalam pelukannya dengan pandangan
tajam. Kebetulan pula Pek leng siancu So Bwe leng sedang berada
dalam keadaan tak sadarkan diri, darah kental meleleh menodai
ujung bibirnya, keadaan yang sangat mengenaskan itu kontan saja
menimbulkan kobaran hawa amarah dalam dada nikou tua itu.
"Nona So yang berada dalam pelukanmu itu terluka ditangan
siapa?" segera tegurnya dingin.
Tentu saja pertanyaan itu ditujukan kepada Thi Eng khi, akan
tetapi Thi tan kim wan Yu Ceng hui segera memburu kemuka, dia
menjura lebih dulu kepada nikou tua itu, lalu berseru :
"Sinni, tepat sekali kedatanganmu, nona ini terluka ditangan
bocah keparat tersebut."
Nikou itu segera berpaling kembali kearah Thi Eng khi, setelah itu
bentaknya : "Betulkah apa yang diucapkan Yu sicu itu?"
Kalau didengar dari nada pembicaraan mereka, tampaknya nikou
tua itu sudah lama kenal dengan Thi tan kim wan Yu Ceng hui.
814 Sebenarnya Thi Eng khi tergesa gesa hendak berlalu dari situ karena
dia kuatir luka yang diderita Pek leng siancu So Bwe leng bertambah
buruk, namun mendongkol juga hatinya setelah mendengar teguran
tersebut, dia segera berseru :
"Kalau nona So memang terluka ditanganku, mau apa kau?"
Nikou tua itu sama sekali tidak menyangka kalau Thi Eng khi
bakal menjawab dengan ucapan sekasar itu, untuk sesaat dia
menjadi tertegun. Tapi sejenak kemudian sambil tertawa keras
lantaran gusar, serunya :
"Aku tahu kepandaian silat yang sauhiap miliki sangat lihay,
apalagi begitu turun tangan lantas bisa melukai parah orang lain,
biarlah pinni yang tak tahu diri mohon beberapa petunjuk darimu!"
"Apa salahnya jika kalian berempat maju bersama?" jengek Thi
Eng khi dengan kening berkerut, "akan kusambut kalian semua!"
Ia menganggap nikou tua itu sebagai anggota komplotan dari Thi
tan kim wan sekalian, sebab itu sikapnya terhadap si nikou tua
sedikitpun tidak sungkan sungkan. Nikou tua itu merupakan seorang
tokoh silat yang berkedudukan tinggi, belum pernah ada orang
bersikap begitu kurang ajar kepadanya, sambil tertawa dingin ia
lantas berseru :
"Besar amat caramu berbicara, sayang kau telah salah melihat
orang, pinni tak akan sungkan sungkan lagi kepadamu."
Seusai berkata, segera bentaknya :
"Cepat baringkan nona So keatas tanah, kemudian datang
menyambut kematianmu!"
"Membaringkan nona So ke atas tanah atau tidak merupakan
urusan pribadiku sendiri, bila kau ingin turun tangan, silahkan saja
segera turun tangan!"
Nikou tua itu benar benar dibikin gusar hingga sepasang alis
matanya berkenyit, sepasang telapak tangannya disiapkan, begitu
melangkah kemuka, dengan jurus Yau koh thian bun (mengetuk
pintu langit dari jauh) ia melepaskan sebuah serangan dahsyat.
815 Segulung angin pukulan yang maha dahsyat langsung menerjang
kearah batok kepala Thi Eng khi.
"Sebuah serangan yang bagus!" seru Thi Eng khi.
Lengan kanannya diayunkan pula ke depan, dengan jurus Tiu
juang wang gwat (mendorong jendela melihat rembulan) telapak
tangannya didorong keatas melepaskan pula sebuah pukulan.
Berhubung Thi Eng khi harus membopong tubuh seseorang
dalam pelukannya, maka dia bermaksud untuk menyelesaikan
pertarungan itu secepatnya, tak heran kalau begitu turun tangan, dia
telah menggunakan tenaganya sebesar delapan bagian.
Begitu sepasang telapak tangan saling bertemu, terjadilah
ledakan keras yang menimbulkan desingan angin berpusing yang
membumbung tinggi ke angkasa. Akibatnya nikou tua itu terdorong
mundur sejauh lima langkah, sebaliknya Thi Eng khi sama sekali
tidak bergeming.
Tak terlukiskan rasa kaget nikou tua itu menghadapi kenyataan
yang berada di depan mata, tanpa terasa tegurnya :
"Siapa kau?"
"Aku adalah Thi Eng khi, ciangbunjin dari Thian liong pay!"
Nikou tua itu nampak agak tertegun, keningnya kembali berkerut
kencang ...... Kebetulan So Bwe leng yang berada dalam bopongan Thi Eng khi
sadar kembali dari pingsannya setelah terkena pengaruh benturan
angin pukulan kedua orang itu, sambil menengadah memandang
wajah pemuda itu, serunya :
"Engkoh Eng, kau sedang bertarung melawan siapa?"
"Dengan seorang nikou tua yang tak tahu diri."
Pek leng siancu So Bwe leng segera berpaling, begitu melihat
wajah nikou tua itu, segera jeritnya tertahan :
"Oooh suhu.... suhu!"
816 Jeritan So Bwe leng itu segera membangkitkan semangat nikou
tua itu untuk melindungi muridnya, tanpa menggubris kelihayan dari
Thi Eng khi lagi, ia menubruk kembali dari arah depan sambil
serunya penuh kegusaran :
"Jika kau tidak menurunkan kembali anak Leng, pinni akan
beradu jiwa denganmu!"
Walaupun ia tidak memperhatikan hubungan antara Thi Eng khi
dengan So Bwe leng namun Thi Eng khi sudah tahu kalau nikou tua
yang berada di hadapannya adalah guru gadis itu, tentu saja dia
segan untuk melanjutkan pertarungan itu.
Dengan menggunakan ilmu gerakan tubuh Hu kong keng im,
dengan cekatan si anak muda itu menghindarkan diri dari ancaman
nikou tua tersebut, buru buru serunya :
"Locianpwe, kau salah paham, harap dengarkan dulu penjelasan
boanpwe ....!"
Bersamaan itu pula, Pek leng siancu So Bwe leng juga berteriak
keras : "Suhu! Oooh.... suhu! Engkoh Eng adalah orang sendiri, kau tak
boleh melukainya."
Sekarang nikou tua itu baru percaya kalau ia sudah menaruh
prasangka jelek terhadap pemuda tersebut, padahal kejadian mana
hanya suatu kesalahan paham belaka, serentak dia menarik kembali
serangannya sambil mundur ke belakang.
"Sesungguhnya apa yang telah terjadi?" Tanyanya kemudian
kebingungan. So Bwe leng tidak langsung menjawab pertanyaan gurunya,
melainkan berbisik kepada Thi Eng khi :
"Cepat mohon maaf kepada guruku!"
"Siapa sih gurumu ini?"
"Kau belum pernah mendengar tentang Sam ku sinni?"
817 "Oooh....! Rupanya dia orang tua!" Thi Eng khi manggut manggut
dengan wajah serius.
Perlu diketahui, Sam ku sinni dan Sim ji sinni disebut orang
sebagai Siang hiap sinni (sepasang pendekar nikou), kedudukannya
amat tinggi didalam dunia persilatan, selama ini Thi Eng khi hanya
pernah mendengar namanya, tak kenal orangnya, itulah sebabnya ia
telah bersikap kurang sopan terhadapnya tadi.
Dengan cepat, ia maju kedepan dengan langkah lebar, masih
tetap membopong tubuh Pek leng siancu So Bwe leng, dengan
wajah merah padam karena jengah, serunya kepada Sam ku sinni :
"Berhubung boanpwe sangat menguatirkan keselamatan dari adik
Leng hingga perasaan tegang menyelimuti diriku, akibatnya
boanpwe telah bersikap kurang hormat kepada sinni barusan. Harap
locianpwe sudi memandang diatas wajah adik Leng dan memaafkan
kesalahanku tadi."
Sam ku sinni memperhatikan Thi Eng khi beberapa saat lamanya,
mendadak ia menghela napas panjang.


Pukulan Naga Sakti Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aaai...., ombak belakang sungai Tiangkang mendorong ombak
didepannya, orang baru memang harus menggantikan orang lama,
sauhiap! Sempurna amat tenaga dalammu!"
Kemudian sambil mengulurkan tangannya menyambut tubuh Pek
leng siancu So Bwe leng, ia menambahkan :
"Sebenarnya apa yang terjadi" Sungguh bikin sinni kebingungan
setengah mati."
Di bawah persetujuan Pek leng siancu So Bwe leng, Thi Eng khi
segera menuturkan apa yang barusan terjadi hingga dia salah
melukai gadis tersebut, sebagai akhir kata dia menambahkan :
"Setelah boanpwe salah melukai adik Leng, sebenarnya aku
bermaksud berangkat meninggalkan tempat ini untuk mengobati
lukanya, tak nyana locianpwe telah datang."
818 Tiba tiba Sam ku sinni memperhatikan sekejap teratai emas Jit
kiau kim lian yang berada di tangan Thi Eng khi lalu ujarnya :
"Tak usap kuatir sauhiap, luka anak Leng serahkan saja kepada
pinni ....!"
"Omitohud," bayangan manusia kembali berkelebat lewat, Ci
kong taysu dari Siau lim si beserta ke lima orang sutenya telah
melayang datang ke tengah arena. Begitu menyaksikan kehadiran
Sam ku sinni di sana, Ci kong taysu segera merangkap tangannya
memberi hormat seraya berkata :
"Terima kasih banyak atas kebaikan budi sinni dan Thi
ciangbunjin yang telah membantu partai kami untuk merebut
kembali teratai emas Jit kiau kim lian!"
Sembari berkata sepasang matanya yang lembut dan halus
dialihkan ke atas teratai emas Jit kiau kim lian yang berada dalam
genggaman Thi Eng khi ....
Dalam pada itu, Thi tan kim wan Yu Ceng hui sekalian entah
sejak kapan telah ngeloyor pergi secara diam diam.
"Ucapan taysu kelewat serius," Thi Eng khi membalas hormat
sambil tertawa. "Teratai emas Jit kiau kim lian berada di sini, harap
taysu sudi menerimanya kembali."
Dengan membawa teratai emas Jit kiau kim lian tersebut, ia
berjalan menghampiri Ci kong taysu. Dengan serius pula, Ci kong
taysu menyambut benda mestika tadi. Ci wan taysu yang berada di
belakangnya segera menyelinap kedepan dan menerima pula
mestika itu dari tangan ketuanya. Ci tin taysu, Ci san taysu, Ci bi
taysu dan Ci sin taysu serentak berdiri diempat penjuru dan
melindungi Ci wan taysu.
Ci wan taysu yang membawa teratai emas Jit kiau kim lian tak
dapat memberi hormat kepada Thi Eng khi untuk menyampaikan
rasa terima kasihnya, akan tetapi air matanya telah jatuh bercucuran
karena terharu....
819 Perlu diketahui, teratai emas Jit kiau kim lian hilang sewaktu
berada di tangannya, bila benda mestika ini tidak berhasil ditemukan
kembali, maka dia akan menjadi orang yang paling berdosa dalam
perguruannya, bisa dibayangkan betapa terharu dan terima kasihnya
pendeta ini terhadap Thi Eng khi.
Namun, kalau berbicara yang sesungguhnya, teratai emas Jit kiau
kim lian itu berhasil dirampas oleh Pek leng siancu So Bwe leng dari
tangan pencuri sakti Go Jit hingga jasa yang sebetulnya tidak berada
di tangan Thi Eng khi.
Di bawah sorot mata para pendeta dari Siau lim si yang diliputi
rasa haru dan terima kasih, Thi Eng khi merasa amat tak tenang
hatinya. Selembar wajahnya turut berubah menjadi merah padam
karena jengah, buru buru ia berseru :
"Berbicara sebetulnya, teratai emas Jit kiau kim lian partai anda
sebetulnya direbut kembali oleh Pek leng siancu So Bwe leng, murid
dari Sinni ini, sedang aku sendiri sama sekali tidak membuat pahala
apa-apa." Seusai berkata, ia lantas memperkenalkan Pek leng siancu So
Bwe leng kepada Ci kong taysu. Setelah mendengar penjelasan Thi
Eng khi, Ci kong taysu serta kelima orang sutenya bersama sama
mengalihkan sorot matanya ke wajah Pek leng siancu So Bwe leng.
Luka yang diderita Pek leng siancu So Bwe leng sangat parah,
waktu itu dia sedang bersandar dalam pelukan Sam ku sinni dengan
napas yang sangat lemah, kematian sudah berada di ambang pintu.
Ci kong taysu sekalian merupakan jago jago persilatan yang
berilmu tinggi, dalam sekilas pandangan saja mereka dapat melihat
kalau keselamatan jiwa Pek leng siancu So Bwe leng berada di ujung
tanduk, tak terlukiskan rasa kaget mereka serentak menegur :
"Apakah nona So menderita luka parah?"
Sam ku sinni menghela napas panjang :
"Aaaai.... isi perut muridku sudah bergeser dari tempatnya,
nadinya sudah putus sebagian, kecuali .... aaai."
820 Agaknya dia merasa kurang leluasa untuk melanjutkan perkataan
selanjutnya, maka setelah menghela napas dia menghentikan
perkataan selanjutnya.
Tujuan Thi Eng khi semula adalah mengajak Pek leng siancu So
Bwe leng menuju ke gua pertapaan Cu sim ci cu Thio Biau liong
untuk beradu nasib. Setelah terjadi peristiwa mana banyak waktu
sudah terbuang lagi dengan percuma, maka begitu Sam ku sinni
menyinggung kembali, dia semakin gelisah lagi, buru buru ia
meminta gadis tersebut dari bopongan gurunya.
Namun Sam ku sinni segera menggelengkan kepalanya sembari
berkata : "Bocah ini mengenaskan sekali nasibnya, biarkanlah dia berbaring
dalam pelukanku dengan tenang!"
"Tapi boanpwe hendak menghantar adik Leng menuju ke bukit
Bu gi san untuk mencari penyembuhan harap locianpwe suka
menyerahkan kembali adik Leng kepada boanpwe!" seru Thi Eng khi
lagi dengan gelisah.
"Apakah kau hendak mencari Sim ji sinni?"
"Tidak, boanpwe mempunyai tujuan tempat lain!"
"Tahukah kau berapa jauhkah jarak dari tempat ini sampai ke
bukit Bu gi san?"
Thi Eng khi agak tertegun setelah mendengar perkataan itu,
sahutnya kemudian :
"Sekarang jaraknya ribuan li dari sini, boanpwe percaya suatu
ketika pasti akan sampai juga di tempat tujuan."
"Apakah anak Leng bisa selamat dari hari ini?" kembali Sam ku
sinni bertanya.
Thi Eng khi merasa hatinya gugup sekali, dengan perasaan
bingung dan tanpa berpikir panjang lagi, dia berseru :
821 "Boanpwe akan berusaha dengan sekuat tenaga mungkin
perjalananku akan lebih cepat dua jam lagi!"
Thi Eng khi berbicara menurut kemampuan yang dimilikinya,
namun setelah masuk ke telinga orang, mereka segera
memperlihatkan perasaan tidak percaya. Perlu diketahui, bagi orang
awam biasa jarak sejauh ribuan li hanya bisa dicapai setelah
melakukan perjalanan selama setengah bulan lamanya. Bagi jago
lihay dari dunia persilatan, kendatipun sudah mengerahkan segenap
tenaga dalam yang dimilikinya, paling tidak mereka pun
membutuhkan waktu selama empat lima hari.
Bukankah ucapan dari Thi Eng khi barusan kelewat dibesar
besarkan" Sam ku sinni adalah satu satunya orang yang sama sekali
tdiak memperlihatkan rasa kaget atau tercengang, dengan sikap
yang amat tenang, dia berkata :
"Pinni sudah mengetahui kalau tenaga dalam yang sauhiap miliki
sangat tangguh, bahkan boleh dibilang merupakan tokoh yang
termasyur dalam dunia persilatan, ditambah pula ilmu gerakan Hu
kong keng im dari Bu im sin hong Kian Kim siang, pinni percaya
percaya kau memiliki kecepatan gerak seperti apa yang kau
ucapkan, namun sayangnya nyawa anak Leng sukar untuk
diperpanjang dua jam lagi. Kendatipun kau bisa menempuh
perjalanan dengan kecepatan luar biasa, juga tak ada kegunaannya
dalam persoalan ini!"
Sam ku sinni tak malu disebut jagoan lihay masa kini, hanya
dalam sekali bentrokan saja, ia sudah mengetahui sampai
dimanakah taraf tenaga dalam yang dimiliki Thi Eng khi, bahkan dari
gerakan tubuhnya, ia pun dapat melihat kalau ilmu gerakan tubuh
yang dipakai pemuda tersebut adalah Hu kong keng im, ajaran Bu
im sin hong Kian Kim siang.
Begitu ucapan tersebut diutarakan, serentak semua orang dibikin
amat terperanjat. Bahkan Thi Eng khi sendiripun merasa sangat
kagum sekali atas ketajaman matanya untuk menilai kepandaian
yang digunakan. Karena tidak bisa menjawab, maka diapun
membungkam. 822 Sementara itu, paras muka ketua Siau lim si Ci kong taysu telah
berubah beberapa kali, akhirnya dengan wajah serius dia berkata :
"Sinni cianpwe, untuk sementara waktu boanpwe ingin mohon
diri lebih dahulu!"
"Silahkan taysu!" sahut Sam ku sinni sambil tersenyum. Ci kong
taysu segera mengebaskan ujung bajunya, lalu kepada Ci wan taysu
sekalian berlima, ia berseru :
"Sute berlima, kemarilah! Aku ada persoalan yang hendak
dirundingkan dengan dirimu!"
Enam orang pendeta itu melayang turun meninggalkan bukit
tersebut dan akhirnya lenyap di balik hutan sana. Sepeninggal ke
enam orang pendeta itu, dengan perasaan yang tak tenang Thi Eng
khi segera berkata :
"Locianpwe, bagaimanakah pendapatmu tentang luka yang
diderita adik Leng ?" Barusan, bukankah kau orang tua mengatakan
kalau urusan itu akan kau tanggung?"
"Bila kesempatan tidak tersedia, pinni pun tak bisa berbuat apa
apa, untuk menolong anak Leng, kita harus melihat dulu kebesaran
jiwa ketua Siau lim si."
Thi Eng khi termenung beberapa saat lamanya, kemudian dengan
kening berkerut, ia menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Sungguh menyesal, boanpwe tidak dapat memahami maksud
dari ucapan locianpwe itu."
"Apa yang pinni ucapkan adalah suatu kenyataan, sebentar kau
bakal tahu sendiri."
Karena nikou tua itu sudah berkata begitu, Thi Eng khi agak
sungkan untuk bertanya lebih jauh, namun setelah ditunggunya
selama sepertanak nasi lamanya, selain merasa membuang waktu
dengan percuma, tiada sesuatu apa pun yang terjadi.
Ia tak habis mengerti penantian semacam ini bisa memberi
bantuan apa terhadap keselamatan Pek leng siancu So Bwe leng"
823 Thi Eng khi menjadi gelisah sekali seperti semut dalam kuali
panas, dia berjalan bolak balik tanpa tujuan, main berjalan makin
cepat hingga seperti orang gila saja. Beberapa kali dia ingin
mengerahkan ilmu tenaga dalamnya untuk menyadap pembicaraan
Ci kong taysu sekalian, dia ingin mencari tahu persoalan apakah
yang sedang mereka rundingkan, apa sebabnya dia belum juga
kembali "."
Akan tetapi, sebagai manusia yang jujur, dia merasa
perbuatannya itu memalukan sekali, sehingga dia menahan diri dan
tak berani melakukan perbuatan tersebut. Sementara itu, paras
muka Sam ku sinni juga diliputi oleh kemurungan, tiada hentinya dia
menengok ke bawah bukit sana.
Setengah harian lamanya kembali sudah lewat. Thi Eng khi sudah
hampair gila saking gelisahnya, mendadak serunya dengan suara
lantang : "Boanpwe tak dapat menunggu lebih lama lagi, lebih baik kita
membawa adik Leng pergi ke bukit Bu gi san saja!"
Tiba tiba sikap murung yang semula menyelimuti wajah Sam ku
sinni segera berubah menjadi cerah kembali, serunya cepat :
"Coba kau lihat, bukankah mereka telah kembali" Lagipula wajah
mereka nampak amat saleh, sudah pasti nyawa anak Leng bakal
tertolong."
Belum selesai dia berkata Ci kong tasyu ketua dari Siau lim si
dengan membawa kelima orang sutenya telah muncul kembali disitu.
Dengan sekuat tenaga Thi Eng khi segera berusaha menahan diri.
Dengan wajah amat serius, Ci kong taysu tersenyum, sesudah
merangkap tanganya di depan dada ia berkata :
"Pinceng mewakili ratusan anggota Siau lim si cabang Phu thian
mohon kepada sinni , Thi ciangbunjin dan nona So berkunjung ke
kuil kami, kami akan berusaha untuk mengobati luka yang diderita
nona So!" 824 Dengan perasaan terkejut, Thi Eng khi membelalakkan matanya
lebar lebar saking tercengangnya, dia sampai lupa memberi hormat,
serunya keras keras :
"Maksud taysu, kau dapat menyembuhkan luka yang diderita
nona So .... ?"
"Dalam kuil kami terdapat sebutir pil yang bernama Tay tham
wan," Ci kong taysu menerangkan, "kami bersedia menghadiahkan
pil mestika itu untuk nona So sebagai rasa terima kasih kami atas
kebaikan hati nona So yang telah merebut kembali teratai emas Jit
kiau kim lian tersebut."
Thi Eng khi tahu kalau pil Tay tham wan dari Siau lim si
merupakan salah satu pil mestika di kolong langit, khasiatnya hampir
sejajar dengan pil Toh mia kim wan dari Thian liong pay. Maka
sambil menghembuskan napas panjang ujarnya :
"Mengapa taysu tidak mengatakan sejak tadi?"
Ucapan tersebut diutarakan dalam keadaan cemas dan sama
sekali tidak bermaksud apa-apa, namun paras muka Ci kong taysu
segera berubah menjadi merah padam, sikapnya agak tersipu sipu.
Sambil tertawa Sam ku sinni berkata :
"Pil Tay tham wan dari Siau lim si sudah dibuat pada ratusan
tahun berselang, konon turun temurun hingga sekarang pil mestika
itu hanya sisa tiga butir saja, sedangkan dalam kuil Siau lim si
cabang Phu thian hanya memiliki sebutir saja, harap Thi sauhiap
jangan salah paham."
"Omitohud," buru buru Ci kong taysu merangkap tangannya
memberi hormat, "dalam kuil kami memang cuma mempunyai
sebutir Tay tham wan, pil tersebut tersimpan dalam teratai emas Jit
kiau kim lian, harap sinni suka membawa nona So menuju ke kuil
kami dan menerima pil mestika itu."
Thi Eng khi masih ingin bertanya lebih jauh, bukankah teratai
emas Jit kiau kim lian berada di sini" Mengapa tidak segera diberikan
kepadanya" Namun Sam ku sinni sudah keburu memberi tanda
825 dengan kerdipan mata, maka dia pun mengurungkan pertanyaan
tersebut. Sam ku sinni segera membopong tubuh So Bwe leng kemudian
berkata : "Taysu rela menghadiahkan mestika kuil kalian untuk
menyelamatkan jiwa anak Leng, pinni merasa berterima kasih sekali
atas kebaikan kalian itu .... "
Ujung bajunya berkibar, dengan membopong Pek leng siancu So
Bwe leng, dia segera menuruni tanah perbukitan itu lebih dulu.


Pukulan Naga Sakti Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Orang persilatan yang menerima budi, biasanya mereka tak pernah
mengutarakan rasa terima kasihnya dengan kata kata, melainkan
menyimpannya dalam batin. Oleh karena itu, wajah mereka sama
sekali tidak menunjukkan perubahan apa-apa.
Begitulah, serentak mereka kembali ke kuil Siau lim si dan
membaringkan Pek leng siancu So Bwe leng dalam ruangan. Dalam
ruang tengah Tay hiong poo tian, kuil Siau lim si segera
diselenggarakan upacara besar membuka teratai. Sekarang Thi Eng
khi baru tahu apa sebabnya teratai emas Jit kiau kim lian itu tidak
dibuka sembarangan tempat, ternyata mereka begitu taat dengan
segala adat istiadat dan peraturan yang berlaku.
Diam diam anak muda itu menyesal juga akan perbuatannya
yang bertindak tanpa berpikir panjang. Sesudah bersembayangan
didepan meja pemujaan, Ci kong taysu dengan membawa teratai
emas Jit kiau kim lian tersebut berjalan menuju ke sebuah ruang
kecil yang sementara waktu diberikan untuk Pek leng siancu So Bwe
leng. Ruang kamar itu tidak besar, kecuali Sam ku sinni dan Thi Eng
khi yang berada dalam kamar tersebut, hanya Ci kong taysu yang
masuk pula ke dalam ruangan. Ci wan taysu, Ci tin taysu, Ci bi taysu
dan Ci san taysu berdiri di luar ruangan sambil bersiap siaga
menghadapi segala kemungkinan yang tak diinginkan.
826 Dalam pada itu, Pek leng siancu So Bwe leng telah pulih kembali
kesadarannya, memandang wajah Ci kong taysu dengan suara
rendah dan lemah, katanya kepada Thi eng khi :
"Engkoh Eng, apakah hwesio tua ini khusus datang untuk
mendoakan arwahku" Aku .... aku ..... aku tak akan menyalahkan
kau .... kau tak usah sedih, enci Tin pasti akan bersikap baik
kepadamu!"
Rupanya dia telah salah paham dan mengira Ci kong taysu
diundang untuk membacakan doa pemberangkatan arwahnya
kealam baka. Kecut rasanya perasaan Thi Eng khi setelah
mendengar perkataan itu, sambil menggenggam tangan Pek leng
siancu kencang kencang, serunya :
"Adik Leng, harap kau jangan sembarangan berbicara, taysu ini
datang untuk menyembuhkan lukamu!"
Sesungguhnya Pek leng siancu So Bwe leng pun tak ingin mati
dengan begitu saja, semangatnya segera berkobar setelah
mendengar perkataan itu, serunya dengan wajah berseri :
"Sungguhkah itu?"
"Harap li sicu tenangkan hatimu," ujar Ci kong taysu pula serius,
"pinceng khusus datang kemari untuk menghantar obat bagimu!"
Sembari berkata, jari kelingking tangan kirinya yang memegang
dasar teratai emas itu mendadak ditekannya ke dasar teratai dengan
tenaga Kim kong cinya yang sakti hingga melesak sedalam lima hun,
sementara tangan kanannya pelan pelan menekan diatas keempat
lebar putik teratai itu kebawah, kemudian mengembalikan lagi
keempat lebar putik teratai tadi ke posisi semula.
Cara semacam itu dilakukan sebanyak tiga kali, akhirnya dia baru
menggengam teratai emas tersebut erat erat menggunakan jari
kelingking menekan lagi dasar teratai dengan ilmu kim kiong cinya
hingga melesak sedalam lima hun lagi.
"Kraaakkk..... !" diiringi bunyi nyaring, putik teratai emas itu
mendadak merekah dan terbelah.
827 "Omitohud!" Ci kong tasyu segera berbisik , "harap siau sicu
membuka mulut lebar lebar!"
Sembari berkata dia mengarahkan bagian teratai emas yang
merekah tadi kearah mulur Pek leng siancu So Bwe leng, kemudian
hawa murninya dikerahkan kedepan, serentetan cahaya putih
langsung meluncur keluar dari balik putik bunga dan menyusup
kemulut si nona.
Akan tetapi Ci kong taysu yang menyaksikan benda yang
meluncur keluar ternyata adalah cahaya putih, dia segera merasakan
sesuatu yang tak beres, dengan cepat teriaknya :
"Aduh celaka!"
Saking kagetnya, dia menjadi gugup dan kelabakan setengah
mati, untuk sesaat dia tak tahu apa yang harus dilakukan. Thi Eng
khi memiliki pengetahuan ilmu pertabiban yang sangat lihay,
pengetahuannya tentang obat obatan jauh melebihi orang lain,
sudah barang tentu dia pun mengetahui seharusnya berwarna
apakah pil Tay tham wan tersebut.
Begitu menyaksikan cahaya putih yang memancar keluar dari
balik putik teratai, ia segera menyadari apa gerangan yang telah
terjadi. Sebagai seorang jagoan yang berilmu tinggi dan bermata
tajam, sebelum Ci kong taysu sempat menjerit kaget, telapak
tangannya sudah diayunkan kedepan menghadang didepan mulut So
Bwe leng. Walaupun cahaya putih itu meluncur keluar dengan kecepatan
luar biasa, nyatanya toh terlambat setindak, benda itu segera
menusuk di atas telapak tangan Thi Eng khi, tanpa sempat melukai
Pek leng siancu So Bwe leng.
Thi Eng khi segera kesakitan sampai keningnya berkerut,
ternyata cahaya putih itu merupakan sebatang paku pendek
sepanjang satu inci yang terbuat dari besi baja, mempunyai
kegunaan khusus untuk mematahkan perlindungan hawa khikang
orang, hebatnya bukan kepalang.
828 Akan tetapi, anak muda tersebut tak sempat menggubris luka
yang dideritanya lagi, dia segera maju ke depan, tangan kanannya
menyambar ke muka dan mencengkeram bahu Ci kong taysu,
bentaknya keras keras :
"Hwesio gundul, sungguh keji hatimu, kalau kau tidak bersedia
memberikan pil Tay tham wan tersebut, yaa sudahlah! Mengapa kau
begitu tega hendak mencelakai jiwanya?"
Dengan tenaga sebesar lima bagian dia segera menekan bahu
pendeta tersebut, membuat Ci kong taysu tak sanggup menahan diri
dan mundur sejauh tiga langkah.
"Kraaak... " persendian tulangnya berbunyi nyaring dan terlepas
dari engselnya, kontan saja Ci kong taysu menjerit kesakitan.
Bagaimanapun juga dia memang tak malu menjadi ketua kuil Siau
lim si cabang Phu thian, setelah menjerit keras, ia segera
mengendalikan diri dengan sekuat tenaga, ujarnya dengan suara
lembur : "Harap sauhiap jangan salah paham, pinceng sama sekali tak
berniat mencelakai orang!"
Sesungguhnya tindakan yang dilakukan oleh Thi Eng khi itu
hanya terdorong perasaan hatinya yang amat gelisah, padahal dia
cukup memahami perasaan orang. Dengan cepat dia merasa kalau
tindakannya kelewat gegabah, dengan cepat ia cengkeram lengan Ci
kong taysu dan mendorongnya ke depan, tulang yang terlepas dari
engselnya tadi dengan cepat tersambung kembali.
Kemudian sambil melejit ke depan pintu dan menghadang jalan
pergi orang, serunya :
"Aku berharap taysu suka memberi keadilan buat kami!"
Ci kong taysu merasa kebingungan setengah mati, peristiwa
tersebut benar benar diluar dugaannya sehingga untuk sesaat dia
tak tahu apa yang mesti diucapkan. Sementara itu, Ci wan taysu
yang berada di luar pintu telah melompat mendekat sesudah
mendengar suara ribut ribut didalam kamar, segera tegurnya :
"Thi ciangbunjin, ada sesuatu yang tak beres?"
829 "Hmmm, lebih baik tanyakan sendiri kepada hongtiang kalian!"
sahut Thi Eng khi dingin.
Dia menyingkir ke samping dan memberi jalan lewat buat Ci wan
taysu memasuki ruangan. Begitu masuk kedalam ruangan Ci wan
taysu segera dapat merasakan suasana yang tak beres disitu,
terkesiap hatinya, dengan perasaan tak habis mengerti, dia menegur
: "Hongtiang......"
Ci kong taysu mengulapkan tangannya mencegah dia berbicara
lebih jauh, tukasnya :
"Undang keempat sute masuk kedalam kemari!"
Thi Eng khi memang tak memandang sebelah matapun terhadap
pendeta pendeta dari Siau lim si, sambil tertawa dingin, ia berseru :
"Suruh saja mereka masuk semua, memang lebih baik begitu!"
Ia membiarkan keempat pendeta yang berada di luar kamar itu
masuk kedalam ruangan, sedang dia sendiri tetap berjaga di depan
pintu. Dengan perasaan bimbang dan tak habis mengerti, Ci kong
taysu segera menuturkan semua peristiwa yang telah terjadi. Ci wan
taysu sekalian berlima menjadi tertegun, jelas mereka nampak
terkejut sekali.
Seandainya mereka berlima benar benar tidak mengetahui duduk
persoalan yang sesungguhnya, memang sulit menyuruh mereka
memperlihatkan sikap yang bersamaan. Pengalaman Thi Eng khi
dalam dunia persilatan masih amat cetek, dia tak dapat menemukan
hal tersebut secara jitu, berbeda dengan sekali dengan Sam ku sinni
yang sudah banyak pengalaman. Begitu melihat paras muka
kawanan pendeta tersebut, ia segera tahu kalau mereka memang
benar benar tidak mengetahui akan kejadian yang sebenarnya.
Kepad Thi Eng khi, segera ujarnya :
"Asal anak Leng sehat walfiat, Thi sauhiap juga tak perlu
mengumbar emosi, budi atau dendam suatu ketika toh akan menjadi
jelas dengan sendirinya, lebih baik tenangkan dulu hatimu sekarang,
emosi tidak akan membantu duduk persoalan!"
830 Thi Eng khi sendiri sesungguhnya adalah seorang yang amat
cerdik, dorongan emosi lah yang membuatnya terburu napsu, maka
begitu pikirannya menjadi tenang, ia lantas berjalan kembali ke sisi
Pek leng siancu So Bwe leng, sementara paku kecil tadi masih tetap
menancap diatas telapak tangannya.
Dalam kenyataan, Thi Eng dibikin sibuk oleh berapa kejadian
yang kemudian menyusul, tentu saja ia tak sempat untuk mencabut
paku itu. Memandang paku kecil yang menancap diatas telapak
tangannya, Thi Eng khi segera berkata kepada Sam ku sinni :
"Apakah locianpwe kenal dengan paku ini?"
Dia segera mengerahkan tenaga untuk mencabut paku kecil itu
lalu disentilkan kearah Sam ku sinni. Sam ku sinni menyambutnya
dan diperiksa sebentar kemudian, dengan kening berkerut dia
berkata : "Benar ini adalah Pek hou toan hun ting (paku terima putik
pemutus sukma) dari Tiang pek lojin So Sen pak!"
Sembari berkata dia lantas menyerahkan paku kecil itu ketangan
Ci kong taysu sekalian. Ci kong taysu sekalian memeriksanya
beberapa saat, lalu menyerahkan kembali paku Pek hou toan hun
ting tersebut kepada Sam ku sinni katanya :
"Pinceng pernah mendengar namun belum pernah melihatnya,
harap sinni suka memberi petunjuk!"
"Walaupun paku Pek hou toan hun ting merupakan benda milik
Tiang pek lojin So tayhiap, namun sejak ia termashur sampai diluar
perbatasan, tak pernah kudengar ia pernah memakainya lagi, entah
bagaimana keadaan yang sesungguhnya?"
Thi Eng khi merasa amat tak sabar ketika menyaksikan mereka
hanya memperbincangkan soal paku Pek hou toan hun ting belaka,
seakan akan keselamatan Pek leng siancu So Bwe leng sudah
dilupakan sama sekali.
Mendadak satu ingatan melintas dalam benaknya, dia segera
berpikir : 831 "Jangan jangan pil Tay tham wan tersebut sudah dicuri oleh
pencuri sakti Go Jit."
Makin dipikir dia merasa semakin masuk diakal, maka sembari
menjura kepada Sam ku sinni, katanya :
"Harap locianpwe sudi merawat adik Leng, boanpwe akan pergi
dulu, sebentar akan balik lagi kemari."
Dengan suatu gerakan cepat, dia melompat keluar dari ruangan
meninggalkan kuil Siau lim si. Dalam perjalanan pemuda itu
berpendapat untuk bisa menemukan jejak Pencuri sakti Go Jit, satu
satunya jalan adalah mencari ke rumah sinenek tersebut, maka dia
pun berangkat ke rumah nenek tersebut.
Keadaan rumah itu masih tetap seperti sedia kala, setiap benda
yang ada disitu tiada yang berubah, akan tetapi dalam ruangan itu
tak nampak sesosok bayangan manusia. Sambil tertawa getir, Thi
Eng khi segera berpikir :
"Betapa bodohnya orang itu, tak mungkin dia akan kembali lagi
kemari, mengapa aku tidak berpikir sampai ke situ" Pikun, bodoh,
aku benar benar bodoh!"
Untuk sesaat dia tak punya pegangan lagi, ia tidak tahu harus
pergi kemanakah untuk mencari pencuri sakti Go Jit" Ia menjadi
sangsi untuk beberapa saat lamanya, kemudian sambil mendepak
depakan kakinya ke tanah dia bergumam :
"Setelah berhasil, mereka pasti melarikan diri, bila kulakukan
pengejaran, siapa tahu kalau akan berhasil menyusul mereka?"
Baru saja akan meninggalkan rumah kosong itu, mendadak dari
luar pintu terdengar suara seseorang menegur dengan nada yang
merdu : "Sun popo, kau orang tua berada di rumah?"
Ketika Thi Eng khi merasa suara tersebut sekan akan pernah
didengarnya, dengan cepat dia menyelinap ke samping untuk
menyembunyikan diri. Menyusul kemudian terdengar ada orang
membuka pintu dan masuk kedalam, bahkan terdengar pula suara
seorang bocah sedang berkata :
832 "Ibu! Rumah ini tiada orang lain, kita tak usah masuk kedalam
...." Mendadak Thi Eng khi teringat akan seseorang, tampaknya orang
itu adalah Kwik toanio dan putranya. Sebenarnya dia hendak maju
untuk menyongsong, namun tiba tiba pikirnya lagi :
"Sebenarnya manusia macam apakah ibu dan anak itu" Mengapa
mereka kenal dengan Sun popo?"
Karena curiga, dia segera merubah niatnya semula. Dalam pada
itu, Kwik toanio sudah masuk ke dalam rumah sambil melangkah
kedalam, ia masih bergumam :
"Mendapat titipan orang merupakan suatu perbuatan amal, kita
harus bertanggung jawab. Nak, inilah prinsip hidup seorang
manusia, bukankah aku pernah mengatakan hal ini denganmu?"
Lama sekali Kwik Yun tetap membungkam, tampaknya ia tidak
setuju dengan apa yang diucapkan ibunya. Terdengar Kwik toanio
berkata lagi : "Bukankah di hari hari biasa Sun popo amat menyukai dirimu"
Mengapa kau tidak mempunyai niat untuk membalas budi?"
Kwik Yun menjadi gelisah sekali, sahutnya cepat cepat :
"Hmmm, siapa yang kesudian berhubungan dengan manusia
seperti itu" Hmmm..... seandainya ibu tidak bilang, setelah belajar
silat maka tiada orang yang akan mengganggu kita, aku mah tak
akan sudi menggubris dirinya."
"Apalagi orang yang titip pesan kepada kita itu, Huuuuhh....
gerak geriknya mencurigakan, sudah pasti diapun bukan orang baikbaik!"
Kwik toanio menghela napas panjang.


Pukulan Naga Sakti Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aaai..... kalau toh orang yang dicari tak berhasil ditemukan,
lebih baik kita pergi saja!"
833 Begitu mendengar mereka akan pergi, Thi Eng khi tak sempat
banyak berpikir lagi, dia segera menyelinap keluar dari tempat
persembunyiannya dan berseru :
"Entah ada persoalan penting apakah kalian Ibu dan anak berdua
datang kemari mencari Sun popo?"
Kwik toanio dan putranya sama sekali tidak menyangka kalau Thi
Eng khi bakal muncul dari balik kamar, kedua duanya merasa amat
terperanjat sekali, untuk setengah harian lamanya mereka sampai
tak sanggup mengucapkan sepatah katapun.
Beberapa saat kemudianm perempuan itu baru berseru tertahan :
"Ooooh, rupanya Thi siangkong!"
Kwik Yun juga segera menegur dengan suara ketus :
"Oooph, engkau pun kenal dengan Sun popo?"
Thi Eng khi tidak terbiasa berbicara bohong, maka dengan
berterus terang katanya :
"Aku tidak kenal dia, tapi aku memang datang kemari untuk
mencari dirinya."
"Ada urusan apa kau datang mencarinya?"
Nada suaranya amat tidak bersahabat, bahkan kedengaran sekali
kalau dia tidak memandang sebelah mata pun terhadap Thi Eng khi.
Ditinjau dari sini, Thi Eng khi dapat melihat kalau bocah itu tidak
percaya terhadap Sun popo maupun terhadap sahabat sahabatnya,
ketidak sungkanan dari bocah itu terhadap dirinya pun kemungkinan
besar disebabkan ia telah salah menduganya sebagai teman Sun
popo. Thi Eng khi berpikir lagi, kalau toh mereka kenal dengan Sun
popo, siapa tahu dari mulut kedua orang ini bisa ditemukan suatu
titik terang yang bisa dipakai untuk pelacakan"
Maka dia mengambil keputusan dalam hatinya untuk melakukan
suatu penyelidikan. Maka secara ringkas dia lantas mengisahkan apa
834 yang telah terjadi di kuil Siau lim si sehingga terpaksa ia datang ke
rumah itu .... Belum habis dia berkata, Kwik yun sudah tak tahan dan berseru :
"Ibu! Benarkah kita hendak membantu mereka?"
Dengan diutarakannya perkataan itu maka tak bisa disangkal lagi
bahwasannya kedatangan mereka ada sangkut pautnya dengan
persoalan ini. Thi Eng khi merasakan hatinya bergetar keras, namun
ia tak berani mengemukakan perasaan itu, dengan penuh
pengharapan ia menantikan keputusan dari Kwik toanio.
Kwik toanio menghela napas panjang, kemudian berkata :
"Aaai....! Terlepas bagaimanakah watak Sun popo, yang jelas ia
sering membantu kami berdua untuk mengatasi kesulitan ekonomi
yang kita hadapi, ia selalu melindungi dan menyayangi kami, aku tak
dapat melupakan budi kebaikan orang dan menghianatinya, harap
Thi siangkong dapat memahami kesulitan ini."
Thi Eng khi merasakan hatinya dingin separuh, ia tak sanggup
menyalahkan perempuan itu, sebab apa yang dikatakan memang
masuk diakal. Sebab kesetiaan kawan merupakan sesuatu yang
patut dikagumi oleh setiap umat persilatan, tentu saja Thi Eng khi
tak dapat hanya memikirkan kepentingan sendiri.
Selain itu, dia sebagai ketua dari suatu partai besar tak ingin
turun tangan terhadap perempuan dan memaksanya untuk
membeberkan suatu berita. Di saat Thi Eng khi masih serba salah
dibuatnya, mendadak tampak Kwik Yun berkata dengan wajah
bimbang : "Ibu! Bila kita membantu orang jahat, bukankah kitapun akan
menjadi orang jahat" Ibu! Bukankah seringkali kau menerangkan
bahwa kita harus bisa membedakan mana yang benar dan mana
yang salah. Ananda benar benar tidak habis mengerti, dalam
keadaan yang bagaimanakah kita harus membedakan mana yang
benar dan mana yang salah" Dan disaat apa pula kita tidak
seharusnya membedakan mana yang benar dan mana yang salah?"
835 Lega juga perasaan Thi Eng khi sesudah mendengar pertanyaan
itu, diam diam pekiknya "Sebuah pernyataan yang bagus sekali!"
Sebaliknya Kwik toanio menjadi tertegun tak sanggup
mengucapkan sepatah katapun.
"Ayo ibu, jawablah, apakah ananda telah salah bertanya lagi?"
desak Kwik Yun.
Setelah ragu ragu sejenak, akhirnya dengan wajah serius, Kwik
toanio berkata :
"Nak, pertanyaanmu memang tak salah, ibulah yang tak dapat
membedakan mana yang benar dan mana yang salah!"
Kemudian dengan kepala tertunduk, ujarnya lebih jauh dengan
suara amat sedih :
"Tapi kita pun tak dapat mengingkari janji, apalagi menunjukkan
sikap ketidak setia kawanan!"
"Di hari hari biasa Toanio sering mendapat bantuan dan
perhatian dari Sun popo, bila hari ini kau melakukan pula sedikit
pekerjaan baginya, hal mana merupakan suatu tindakan yan lumrah,
aku memang tidak bisa berkata apa-apa lagi," sambung Thi Eng khi
kemudian, berbicara sampai disitu, wajahnya segera diliputi rasa
murung dan sedih.
"Ananda tidak habis mengerti!" sela Kwik Yun bingung.
Tampaknya ia masih tetap tidak habis mengerti oleh nasehat
yang pernah diterima dari ibunya tempo hari. Melihat sikap putranya,
Kwik toanio merasakan hatinya diliputi oleh kabut kemurungan,
contoh salah semacam ini, kuatirnya akan mendidik bocah itu
menjadi manusia yang tak bisa membedakan mana yang baik dan
mana yang jahat, mana yang benar dan mana yang keliru.
Pada dasarnya, dia memang seorang perempuan yang bisa
mengambil keputusan dengan cepat, begitu ingatan tersebut
melintas dalam benaknya, dengan kening berkerut dia lantas
termenung. 836 Pikir punya pikir akhirnya peluh dingin jatuh bercucuran
membasahi seluruh tubuhnya, diam diam ia berpikir di hati :
"Oooh, sungguh memalukan, membedakan mana yang benar dan
mana yang salah merupakan dasar dari sikap hidup seorang
manusia, bila aku tak bisa membedakan mana yang betul dan mana
yang salah sekarang, apa pula artinya memegang janji atau
kesetiaan kawan" Tindakanku ini benar benar merupakan suatu
tindakan yang tidak bisa dibenarkan, untung bocah tersebut berkata
demikian, kalau tidak bukankah aku akan menjadi seorang manusia
yang sangat berdosa."
Berpikir sampai di situ, dia lantas membelai bahu Kwik Yun dan
berkata dengan nada menyesal :
"Nak, ucapanmu memang benar, ibu memang tak boleh
mempersoalkan sedikit budi yang pernah kuterima lantas menjadi
seorang manusia yang tak bisa membedakan mana yang benar dan
mana yang salah."
Lalu denga wajah rikuh ujarnya pula kepada Thi Eng khi :
"Thi siangkong, kau tak akan menertawakan diriku bukan!"
"Aaaai... perkataan macam apakah itu?" seru Thi Eng khi dengan
wajah serius, "perempuan yang cerdas bijaksana seperti toanio pada
hakekatnya jarang sekali kujumpai di dunia ini."
Kwik toanio yang menyaksikan hari sudah hampir gelap segera
menghela napas, katanya :
"Saat ini Sun popo sedang berada dirumahku, menunggu kamu
ibu dan anak pulang ke situ!"
"Hanya dia seorang diri?" tanya Thi Eng khi dengan wajah
tegang. "Tidak, masih ada seorang lelaki tua yang berwajah suram, orang
itu berada bersamanya di rumah."
"Kalau begitu orang itu pasti si pencuri sakti Go Jit, kebetulan aku
memang sedang mencari dia, terima kasih toanio."
837 Dengan langkah cepat dia segera memburu keluar dari pintu
ruangan tersebut. Melihat anak muda itu hendak pergi, buru buru
Kwik toanio berseru :
"Thi siangkong, jangan pergi dulu, aku masih ada persoalan
hendak disampaikan kepadamu."
Thi Eng khi segera berhenti di depan pintu, lalu serunya :
"Toanio, kau masih ada persoalan apalagi" Sekarang aku sedang
buru buru hendak mencari si pencuri sakti Go Jit untuk menyelidiki
masalah pil Tay tham wan dari Siau lim si, pil tersebut kubutuhkan
untuk menolong nyawa nona So."
"Tadi aku datang kemari dengan alasan hendak mencari Sun
popo, sesungguhnya hal itu cuma alasan belaka, yang benar kami
datang untuk mengambil sebuah benda milik Sun popo, seandainya
pil Tay tham wan itu disimpan disitu, bukankah Thi siangkong tak
usah repot repot lagi?"
Dengan cepat Thi Eng khi mengundurkan diri kembali ke dalam
ruangan, serunya dengan girang :
"Terletak dimanakah benda yang hendak toanio ambil itu"
Bolehkah aku memeriksanya lebih dulu?"
Kwik toanio segera menuding kearah sebuah keranjang bobrok
yang tergantung di atas dinding itu, sahutnya :
"Keranjang itulah yang hendak kuambil."
Tatkala Thi Eng khi menyaksikan keranjang itu penuh dengan
debu, seolah olah tak pernah dijamah orang, bahkan tergantung di
tempat yang menyolok, dia merasa tak mungkin pil Tay tham wan
itu disimpan di situ. Itulah sebabnya dia menjadi sangsi dan tidak
segera mengambil keranjang yang dimaksud.
Terdengar Kwik toanio berkata lagi :
"Dari pembicaraan Sun popo dengan kakek tersebut, kudengar
mereka menaruh perhatian yang serius terhadap keranjang tersebut,
itulah sebabnya aku bisa berpendapat demikian. Thi siangkong, apa
salahnya jika kau periksa dulu isinya?"
838 "Perkataan toanio memang ada benarnya juga!"
Baru saja dia hendak melompat kedepan mengambil keranjang
tersebut, mendadak dari luar pintu telah menyerbu masuk sesosok
bayangan manusia. Begitu menerjang masuk kedalam, ia segera
menghantam tubuh Kwik toanio sambil dampratnya dengan gusar :
"Perempuan rendah yang tak tahu budi, ternyata dugaanku tak
salah, kau telah menghianati Lo nio!"
Kwik toa nio tidak mengerti ilmu silat, bagaimana mungkin dia
sanggup menahan serangan dahsyat dari jago lihay macam Sun
popo" Berada dalam keadaan demikian, Thi Eng khi lebih
mengutamakan menolong orang, tanpa menggubris keranjang
tersebut lagi, ia sambar tangan Kwik toanio dengan tangan kirinya
dan menyeretnya ke tepi dinding, sementara telapak tangan
kanannya menyambut datanganya ancaman lawan dengan jurus
Wan hong tiau yang (burung menghadap matahari).
Bagaimana mungkin tenaga pukulan dari Sun popo bisa
menandangi kemampuan dari Thi Eng khi"
"Blaaammmm.....!" ditengah bentrokan keras yang memekikkan
telinga, tubuh nenek itu tergetar keras sampai kuda kudanya
tergempur, nyaris ia jatuh terjerambab keatas tanah. Pada saat
bersamaan itulah, tampak sesosok bayangan manusia menerjang
kearah keranjang tersebut.
Padahal waktu itu, Thi Eng khi sedang beradu pukulan, tentu saja
ia tak berkesempatan lagi untuk mengurusi pendatang tersebut.
Sekilas pandangan saja, Thi Eng khi dapat mengenali orang itu
sebagai si pencuri sakti Go Jit, segera teriaknya :
"Bagus sekali kedatanganmu, aku memang sedang mencarimu!"
Dengan suatu lompatan cepat dia menubrik kearah tubuh si
pencuri sakti Go Jit. Sambil tertawa dingin, Sun popo segera berseru
: "Perempuan rendah, mampus kau hari ini!"
839 Nenek itu tahu kalau kepandaiannya tak sanggup menandingi Thi
Eng khi, tapi dia tahu kalau serangannya ini pasti akan memaksa
pemuda itu memberikan pertolongannya, maka serangan yang
dilancarkan kali ini tidak mempergunakan ilmu pukulan melainkan
mengayunkan toyanya menghantam kepala Kwik toanio.
Serangan toya tersebut sedemikian dahsyatnya hingga membawa
desingan angin serangan yang mengerikan. Dengan perasaan
terkejut, Kwik Yun segera menjerit :
"Ibu!"
Dia segera menubruk ke atas tubuh Kwik toanio. Thi Eng khi
merasa si pencuri sakti Go Jit pasti tak akan lolos dari serangannya
itu, siapa tahu usaha mana dibikin berantakan oleh serangan toya
dari Sun popo, tentu saja ia tak bisa membiarkan ibu dan anak dua
orang itu mati lantaran dia, apalagi dengan mata kepala sendiri ia
menyaksikan kedua orang itu terancam mara bahaya.
Terdesak oleh keadaan, dia segera menghentikan gerakan
tubuhnya, dengan jurus Thian ong tou ta (Raja langit menyungging
pagoda) sebuah pukulan dilepaskan untuk mementalkan toya Sun
popo dan menyelamatkan jiwa Kwik toanio berdua.
Sementara tubuhnya turut menyusul pula kemuka menghadang
dihadapan Kwik toanio berdua, dengan sorot mata yang tajam dia
mengawasi Sun popo dan pencuri sakti Gio Jit tanpa berkelip.
Posisi yang mereka berdua tempati sekarang justru merupakan
sudut posisi yang teramat sulit bagi Thi Eng khi. Bila Thi Eng khi
hendak menghadapi Sun popo, maka pencuri sakti Go Jit akan
mempunyai kesempatan untuk melarikan diri lewat pintu.
Sebaliknya bila Thi Eng khi siap menghadapi pencuri sakti Go Jit,
maka Kwik toanio berdua niscaya akan terluka di ujung toya Sun
popo. Sesungguhnya Thi Eng khi memiliki kemampuan untuk
membinasakan mereka berdua tapi ia tak berani sembarangan
bergerak. 840 Sebab baik jiwa Kwik toanio berdua maupun keranjang yang
berisi pil Tay tham wan, kedua duanya sama pentingnya bagi sianak
muda itu.... Sebaliknya pencuri sakti dan Sun popo juga tak berani
sembarangan turun tangan karena mereka cukup mengetahui
kelihayan dari Thi Eng khi. Maka ketiga orang itu membentuk suatu
posisi yang berimbang, untuk sesaat kedua belah pihak tak berani
sembarangan berkutik, mereka hanya saling menatap sambil
berusaha mencari kesempatan untuk bertindak lebih dulu ....
Pada saat itulah dari luar pintu mendadak muncul seseorang.
Sebenarnya dia ingin masuk, akan tetapi setelah menyaksikan
keadaan dalam ruangan tersebut, dengan cepat dia mundur lagi ke
luar ruangan, kemudian serunya sambil tertawa terbahak bahak.
"Haahhh.... haaahhhh...... haaahhhh...... tadi kalian berdua
menyingkirkan lohu dengan akal, sekarang justru terjatuh ketangan
bocah keparat ini, kejadian tersebut benar benar membuat lohu
merasa gembira sekali!"
"Harap saudara Yu jangan salah paham," pencuri sakti Go Jit
segera berseru sambil tertawa getir, "kita sama sama merupakan
orang yang bekerja untuk Tee kun ....."
Jilid 26 Belum habis dia berkata, Thi tan kim wan Yu Ceng hui telah


Pukulan Naga Sakti Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berteriak keras :
"Saudara Yu, saudara Yu ?", hmmm, kau anggap sebutan
saudara Yu boleh kau gunakan seenaknya" Sewaktu lohu termashur
di kolong langit, dalam dunia persilatan belum ada namamu."
Kemudian setelah mendengus berat, ujarnya lagi :
"Barusan lohu telah berkunjung ke kuil Siau lim sim, sudah
kuketahui kalau pil Tay tham wan yang disimpan dalam teratai emas
Jit kiau kim lian tersebut sudah diambil oleh kalian manusia manusia
penghianat sahabat dan pencari pahala yang tak tahu malu. Akupun
841 tahu bahwa kalian telah mengganti pil itu dengan sebatang paku Pek
hou toan hun ting milik Tiang pek lojin, kini kenyataan sudah berada
di depan mata, apalagi yang hendak kalian ucapkan?"
Dengan diutarakannya perkataan itu, bukan saja ia telah mencaci
maki si pencuri sakti Go Jit, bahkan ucapan mana seolah olah khusus
ditujukan kepada Thi Eng khi, agar Thi Eng khi turun tangan
membunuh pencuri sakti Go Jit untuk melampiaskan rasa
mendongkolnya. Diam diam pencuri sakti Go Jit mengeluh, serunya kemudian :
"Yu cianpwe, jangan marah dulu, kesemuanya ini sudah diatur
oleh Tee kun sendiri, kau jangan menyalahkan aku berbuat
demikian."
Thi tan kim wan Yu Ceng hui yang berada di luar pintu kembali
tertawa dingin.
"Heeehhh..... heeehhhh..... heeehhhh..... Sun popo saja diikut
sertakan dalam rencana ini, apakah lohu tak mampu melebihi dirinya
....?" Jelas dia makin marah lagi dibuatnya. Buru buru Sun popo
menjelaskan : "Rencana bagus ini diatur sendiri oleh Tee kun, dikemudian hari
saudara Yu pasti akan menjadi tahu dengan sendirinya, harap kau
sudi membantu kami untuk meloloskan diri dari kesulitan di depan
mata, kemudian kami baru akan berterima kasih kepadamu,
bagaimana?"
Thi tan kim wan Yu Ceng hui adalah seorang manusia yang amat
licik, walaupun dalam hati kecilnya, dia bermaksud membantu
mereka untuk meloloskan diri dari ancaman mara bahaya, akan
tetapi di luaran dia tetap membungkam, bahkan menjawabpun
segan. Tentu saja sikap semacam ini membuat pencuri sakti Go Jit dan
Sun popo menjadi sangat tak tenang. Sebaliknya Thi Eng khi juga
sedang memutar otak untuk mencari jalan penyelesaian sebaik
842 baiknya. Mendadak terdengar pencuri sakti Go Jit berseru dengan
tegang : "Saudara Yu..... Yu cianpwe, kau sudah pergi?"
"Kenapa aku harus pergi?" jawab Thi tan kim wan Yu Ceng hui
dengan suara sedingin es, "aku hendak menunggu untuk
menyelesaikan urusan terakhir kalian!"
Pencuri sakti Go Jit dan Sun popo saling bertukar pandangan
sekejap, berhubung dalam hati kecil mereka sudah ada kesepakatan,
maka Thi Eng khi yang berada di hadapan mereka pun tidak tahu
kalau kedua orang lawannya sudah saling bertukar pendapat.
Terdengar pencuri sakti Go Jit berkata dengan suara lantang :
"Pil Tay tham wan berada dalam keranjang ini, kami akan segera
menyerahkannya kepadamu, sekarang tentunya kau boleh berlega
hati bukan ....?"
Dia siap berbuat demikian, tentu saja dibalik kesemuanya itu
karena mempunyai tujuan lain, diantaranya :
Pertama, tentu saja ingin memancing perhatian dari Thi Eng khi,
dia ingin memberitahukan kepada Thi Eng khi bahwasannya pil Tay
tham wan tersebut benar benar berada dalam keranjang itu hingga
Thi Eng khi mengalihkan sasarannya dengan melepaskan diri mereka
berdua. Kedua, tentu saja dia bermaksud membalas dendam terhadap Thi
tan kim wan Yu Ceng hui, dengan niat mengalihkan bencana
tersebut kepadanya ....
Tergerak juga perasaan Thi Eng khi, betul juga, dia segera
mengalihkan segenap perhatiannya ke atas keranjang tersebut,
sementara tenaga dalamnya dipersiapkan untuk menghadapi segala
kemungkinan yang tidak diinginkan ....
Akan tetapi Thi tan kim wan Yu Ceng hui yang berada di luar
pintu bukan manusia sembarangan, sudah barang tentu dia dapat
menebak maksud dan tujuan orang untuk melimpahkan bencana
kepadanya. Maka sambil tertawa dingin, katanya :
843 "Lemparkan dulu keranjang tersebut ke depan pintu setelah lohu
periksa barangnya baru akan berunding lagi dengan kalian."
Tangan kiri dengan kelima jari tangannya dipentang lebar lebar,
masing masing digunakan untuk menjepit empat biji peluru emas Thi
tan kim wan, tindakannya itu bukan dimaksudkan untuk
menyelamatkan mereka dari mara bahaya, sebaliknya
mempersiapkan diri untuk dirinya melarikan diri nanti.
Si pencuri sakti Go Jit sengaja berkerut kening, lalu dengan
perasaan apa boleh buat berkata :
"Baiklah, aku akan menuruti perkataanmu itu!"
Dia lantas mengayunkan tangannya dan melemparkan keranjang
tersebut keluar pintu. Berbareng itu juga ia membentak keras :
"Mundur!"
Telapak tangannya dibalik, menghajar ke dinding.....
"Blaaammm!" sebuah lubang besar segera ternganga diatas dinding
ruangan tersebut. Bersama sama Sun popo, pencuri sakti Go Jit
segera melompat keluar dari dinding ruangan dan melarikan diri.
Sementara itu Thi Eng khi sudah mengerahkan tenaga dalamnya
sambil mempersiapkan diri, begitu dilihatnya pencuri sakti
melemparkan keranjang tersebut ke depan, dia segera membentak
keras : "Kemari!"
Telapak tangan kanannya membentuk suatu gerakan tipuan,
segulung hawa sakti tak berwujud segera menggulung keatas
keranjang tersebut. Sementara tubuhnya sendiri masih berdiri tak
berkutik disamping badan Kwik toanio berdua.
Sebenarnya keranjang itu dilemparkan si pencuri sakti dengan
sepenuh tenaga, gerak luncurnya selain cepat juga amat kuat, dalam
perkiraan pencuri sakti itu andaikata Thi Eng khi ingin mendapatkan
keranjang tersebut, paling tidak dia harus menubruk ke depan.
844 Di samping itu, diapun dapat berpikir bila Thi Eng khi
menguatirkan keselamatan dari Kwik toanio berdua, untuk
sementara waktu, bisa jadi dia tidak akan mengejar keranjang yang
dilemparkan ke depan itu.
Itulah sebabnya dia lantas menyuruh Sun popo menjebol dinding
dan melarikan diri, maksudnya agar Thi Eng khi tak usah
menguatirkan datangnya ancaman dari belakang, dengan begitu
anak muda tersebut tentu akan menubruk keranjang itu dengan
perasaan lega. Andaikata apa yang direncanakan itu menjadi kenyataan, maka
siasat sekali timpuk dua ekor burungnya akan mendatangkan hasil
yang diharapkan. Siapa sangka tenaga dalam yang dimiliki Thi Eng
khi terlampau hebat, sekalipun tanpa bergerak, dengan
mengandalkan gapaian tangan kananya saja, dia mampu menghisap
keranjang tersebut ketangannya tanpa harus bersusah payah
mencari gara gara dengan manusia seperti Thi tan kim wan Yu Ceng
hui. Kenyataan tersebut, sudah barang tentu saja sama sekali diluar
dugaan pencuri sakti Go Jit. Namun justru karena Thi Eng khi harus
mencabangkan pikirannya untuk menghisap keranjang tersebut,
maka anak muda itu tak sempat menghalangi mereka berdua untuk
melarikan diri. Dalam pandangan mereka, hal ini sudah merupakan
suatu keberuntungan dibalik ketidak beruntungan.
Oleh karena itu, setelah lolos dari dalam rumah, bagaikan ikan
yang terlepas dari jaring, segera melarikan diri menuju ke luar kota.
Setelah berlarian sekian lama, akhirnya mereka membelok masuk ke
dalam sebuah hutan bambu yang lebat.
Dari bagian akar sebatang bambu, Sun popo berhasil membuka
sebuah pintu rahasia yang tampaknya memang telah dipersiapkan
jauh sebelumnya ....
"Mari kita bersembunyi dulu disini, setelah mara bahaya lewat
kita baru berbicara lagi," usul Sun popo.
845 Pencuri sakti Go Jit manggut manggut.
"Begitu pun boleh juga, kau silahkan masuk dulu!"
Sun popo berjalan menuju ke samping pintu kecil, sebelum
masuk mendadak ia berhenti sambil bertanya :
"Saudara Go, benarkah kau telah melemparkan pil Tay tham wan
itu kepada Thi tan kim wan lo Yu?"
"Kau anggap aku begitu bodoh?" sahut pencuri sakti Go Jit sambil
tertawa terkekeh kekeh dengan bangga.
"Tapi aku tidak melihat kau mengambil keluar pil Tay tham wan
tersebut dari keranjang!"
Pencuri sakti Go Jit tertawa terbahak bahak dengan gembira.
"Haaahhh..... haaahhhhhh.... haaahhhhh..... itulah sebabnya aku
terkenal sebagai pencuri sakti dalam dunia persilatan ...."
Mendadak ia berhenti berbicara, lalu sambil membalikkan badan
bentaknya keras keras :
"Siapa di situ?"
Thi tan kim wan Yu Ceng hui melangkah keluar dari dalam hutan
dengan langkah lebar, serunya sambil tertawa seram :
"Heeehhhh..... heeehhhh...... heehhhhh..... pencuri kecil sia sia
belaka usahamu selama ini, tenaga iwekang yang dimiliki bocah itu
kelewat hebat, dia telah mempergunakan ilmu menghisap barang
untuk menghisap keranjang tersebut di tengah jalan dan hasilnya
keranjang tersebut kosong melompong. Hmmm... kau anggap lohu
tidak tahu akan siasat licikmu itu?"
Setelah berhenti sebentar, dengan wajah membesi dia
mengayunkan tangan kanannya dimana empat biji peluru besinya
telah dipersiapkan, kemudian membentak nyaring.
"Bawa kemari!"
846 Berbicara soal kepandaian silat, dengan tenaga gabungan dari si
pencuri sakti Go Jit serta Sun popo, sebenarnya tidak sulit bagi
mereka berdua untuk memukul mundur Thi tan kim wan Yu Ceng
hui, akan tetapi mereka tahu bahwa peluru sakti yang kini sudah
dipersiapkan lawan tak boleh dianggap remeh.
Sebagaimana diketahui, peluru sakti Thi tan kim wan dari Yu
Ceng hui diisi dengan bahan peledak yang daya penghancurnya
mencapai dua kaki persegi, peluru tersebut khusus dipakai untuk
mematahkan pertahanan hawa khikang orang, yang paling lihay
diantaranya adalah sejenis bubuk beracun yang larut bila terkena
angin. Barang siapa yang mengendus bubuk beracun itu, kecuali makan
pil penawar buatannya, kalau tidak jangan harap bisa hidup lebih
jauh. Didesak dalam keadaan seperti ini, pencuri sakti Go Jit segera
memberi tanda kepada Sun popo sambil serunya :
"Mari kita bekerja sama membereskan dia!"
Siapa tahu Sun popo segan menempuh bahaya, bukan maju dia
malahan mundur sejauh beberapa kaki sambil menyahut :
"Kalian berdua sama sama adalah sahabatku, berdiri sebagai
rekan persilatan, aku tak akan memihak kepada siapapun!"
Dalam bahaya menghianati teman, sikap yang diambil nenek
tersebut benar benar diluar dugaan. Pencuri sakti Go Jit terhitung
pula seorang jago kawakan dalam dunia persilatan, ia sendiri pun
sering kali mencelakai orang dengan menggunakan siasat licik,
namun dia yakin bahwa dirinya tak akan sudi mengucapkan kata
kata semacam itu dalam keadaan begini.
Kontan saja sepasang matanya melotot besar karena
mendongkol, tapi kemudian setelah menghela napas panjang,
katanya : "Aaaai, nampaknya aku si pencuri tua benar benar sudah buta
sepasang mataku!"
"Heeehhhh.... heeehhhh...... heeehhhhh...... matamu memang
benar benar sudah buta," jengek Yu Ceng hui sambil tertawa dingin,
847 "kau anggap si nenek manusia macam apa" Hanya mengandalkan
dua puluh empat butir mutiara saja kau sudah ingin membeli nyawa
si nenek!"
"Dua puluh empat butir mutiara itu merupakan benda mestika
yang tak ternilai harganya, tidak gampang lohu mendapatkan benda
tersebut, tahukah kau sudah berapa banyak nyawa jago persilatan
yang melayang gara gara benda itu?"
"Huuuhh..... besarnya baru sebuah kelengkeng, berapa sih
nilainya?" jengek Sun popo sinis, "sekalipun besarnya melebihi telur
ayam, paling paling juga hanya sebuah benda mati saja, apakah
nilainya bisa lebih berharga daripada nyawa manusia?"
"Bagus sekali!" Thi tan kim wan Yu Ceng hui membentak keras.
"Asal Sun popo bersedia menjaga peraturan dunia persilatan,
dikemudian hari lohu pasti akan memberi muka pula kepadamu."
"Terima kasih saudara Yu, aku si nenek akan berangkat
selangkah lebih dahulu!"
Seusai berkata dia segera melejit ke udara dan meluncur keluar
dari hutan bambu itu, tak selang berapa saat kemudian bayangan
tubuhnya telah lenyap tak berbekas. Sekali lagi Thi tan kim wan Yu
Ceng hui membentak keras :
"Kini Sun popo sudah tahu diri dan melarikan diri, nah pencuri
kecil, mengapa kau tidak serahkan pil Tay tham wan tersebut
kepadaku" Apakah hendak menanti sampai lohu turun tangan
sendiri?" Seraya berkata, tangan kirinya segera disusupkan kembali keatas
pinggangnya, senjata Thi tan kim wan yang diandalkan itu agaknya
sudah disimpan kembali.
"Hmm, untuk menghadapi seorang pencuri kecil, biar lohu
pergunakan sepasang telapak tangan saja, toh itupun lebih dari
cukup," jengeknya sinis.
848 Dicemooh seperti itu, pencuri sakti Go Jit tak sanggup menahan
diri lagi, dia segera meloloskan pedang pendeknya kemudian sambil
menggetarkan pergelangan tangannya ia melepaskan sebuah
tusukan kilat ke tubuh Thi tan kim wan Yu Ceng hui.
"Tidak usah ngomong besar dulu, lihat pedang!" hardiknya.
"Hei, pencuri kecil," Thi tan kim wan Yu Ceng hui tersenyum,
"aku lihat serangan pedangmu itu memang sudah mencapai dua
bagian kesempurnaan".!"
Sembari berkata, telapak tangan kirinya menyambar ke muka
dengan jurus Hun im po gwat (memisah awan menyingkap
rembulan), dari pukulan ia merubah serangannya menjadi totokan
jari, lalu berbalik mencengkeram urat nadi pada pergelangan tangan
pencuri sakti Go Jit yang menggenggam pedang.
Sementara telapak tangan kanannya dengan jurus Tui san tian
hay (mendorong bukit membendung samudera) melepaskan sebuah
pukulan dahsyat menyapu ke pinggang lawan. Serangan kiri


Pukulan Naga Sakti Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sebenarnya hanya gerak tipuan belaka, serangan yang
sesungguhnya justru berada pada telapak tangan kanannya.
Pedang pendek yang dipergunakan pencuri sakti Go Jit sekarang
sesungguhnya merupakan pedang Hi cong po kiam yang termasuk
salah satu senjata ampuh dalam dunia hanya dengan sebuah
getaran pedang saja ia telah berhasil mematahkan serangan yang
dilancarkan Thi tan kim wan Yu Ceng hui dengan tangan kirinya.
Namun serangan dahsyat yang dilepaskan dengan tangan
kanannya itu sangat dahsyat. Pencuri sakti Go Jit mengerti bahwa
sulit baginya untuk membendung ancaman itu, andaikata dia
menyambut dengan kekerasan, sudah pasti ia sendiri bakal terluka,
maka dengan mengerahkan San tian biau hong (hembusan angin
sambaran petir) suatu ilmu meringankan tubuh tingkat tinggi ia
mengegos lima langkah ke samping kiri.
Begitu mundur pencuri sakti Go Jit segera menerjang maju
kembali, pedang Hi cong po kiamnya berputar kencang menciptakan
849 bayangan tajam yang memenuhi angkasa, mengimbangi gerakan
tubuh san tian biau hong nya, dia malang melintang kian kemari
sambil melepaskan serangkaian ancaman dahsyat ....
Thi tan kim wan Yu Ceng hui mendengus dingin, dia tetap berdiri
tegak di tempat semula, terhadap bayangan pedang yang
menyelimuti angkasa boleh dibilang ia berlagak tidak melihat.
Selama ini dia hanya menjaga perubahan gerak dari musuhnya
sambil menghimpun tenaga siap melepaskan pukulan maut.
Sesungguhnya ilmu meringankan tubuh yang dimiliki pencuri
sakti Go Jit sekarang terhitung salah satu kepandaian yang hebat
bahkan keampuhan ilmu San tian biau hong tersebut hanya sedikit
dibawah kelihayan ilmu Hu kong keng im dari Bu im sin hong Kian
Kim siang. Tak heran kalau Thi tan kim wan Yu Ceng hui tak sanggup
menandingi kehebatannya. Walaupun dalam hal ilmu meringankan
tubuh Thi tan kim wan Yu Ceng hui tak mampu melebihi pencuri
sakti Go Jit namun pukulannya tetap berat dan mantap, ditambah
lagi dia memang sudah terlatih untuk bertarung secara mantap,
sepasang matanya yang tajam dengan seksama mengikuti setiap
gerakan lawan, agaknya ia memakai taktik dengan tenang
mengatasi gerak.
Lama kelamaan gelisah juga pencuri sakti Go Jit setelah
menyaksikan pertahanan dari Thi tan kim wan Yu Ceng hui sangat
ketat dan kokoh, akan tetapi keadaannya sekarang ibarat
menunggang di punggung harimau, mau turun tak bisa, tetap duduk
pun sungkan. Dalam keadaan demikian, terpaksa dia mengubah gerakan
tubuhnya menjadi gerakan Thian gwa hui hong (pelangi terbang dari
luar angkasa), setelah berputar satu lingkaran, pedang pendeknya
merendah kebawah lalu menusuk ke wajah Thi tan kim wan.
Menghadapi ancaman itu, Thi tan kim wan Yu Ceng hui miringkan
kepalanya ke samping untuk meloloskan diri dari sergapan pencuri
sakti, tangan kanannya segera menghadang lengan kiri si pencuri
850 sakti itu sementara tangan kirinya menyambar ke atas dengan jurus
Yap teh tau to (mencuri buah tho di bawah daun).
Dengan cepat kedua orang itu melangsungkan suatu pertarungan
jarak dekat yang sangat ramai, cahaya pedang bayangan telapak
tangan saling bergumul menjadi satu. Makin bertarung kedua orang
itu bergerak makin cepat, tak selang berapa saat kemudian tampak
bayangan manusia berkelebat lewat, begitu terpisah kedua orang itu
segera bergumul kembali dan saling bertarung dengan serunya.
Di tengah berlangsungnya pertempuran yang amat seru itu, tiba
tiba terdengar suara tertawa dingin disusul dengusan tertahan,
berbareng itu pula dua sosok bayangan manusia yang sedang
bertarung sengit itu tahu tahu saling berpisah. Tampak Thi tan kim
wan Yu Ceng hui melintangkan sepasang telapak tangannya di
depan dada, ia berdiri di tempat tanpa menderita luka sedikit pun
jua, Sebaliknya pencuri sakti Go Jit harus mundur sejauh tujuh
langkah lebih sebelum dapat berdiri tegak. Lengan kanannya yang
menggenggam pedang kini terkulai lemas, baru saja tubuhnya
berhenti bergerak, pedang pendek yang berada di tangannya sudah
terlepas dan menancap di tanah.
Rupanya sebuah pukulan dahsyat dari Thi tan kim wan Yu Ceng
hui telah melukai tangan kanannya. Dengan langkah lebar Thi tan
kim wan Yu Ceng hui menghampiri si pencuri sakti Go Jit, lalu
bentaknya keras keras :
"Bawa kemari!"
Sebelum terluka tadi pencuri sakti Go Jit sudah bukan tandingan
Thi tan kim wan, apalagi saat ini, namun sampai matipun dia enggan
menyerah kalah, mendengar ucapan itu dia segera balik bertanya :
"Apanya yang bawa kemari?"
"Tay tham wan!" Thi tan kim wan Yu Ceng hui tertawa dingin.
Mendadak tangannya berkelebat lewat dan melepaskan sebuah
totokan kilat keatas tubuh pencuri sakti Go Jit. Totokan tersebut
851 dilancarkan secara tiba tiba dan menggunakan kecepatan yang luar
biasa, ternyata pencuri sakti Go Jit tak sanggup menghindarkan diri,
dia segera terkena totokan, sambil mendengus tertahan tubuhnya
segera roboh terkapar di tanah.
Secara kasar Thi tan kim wan membalikkan tubuh pencuri sakti
Go Jit kemudian menggeledah seluruh saku bajunya, akhirnya dia
berhasil menemukan sebuah botol kecil berwarna putih, dari dalam
botol itu dia mengeluarkan sebutir pil berwarna merah. Setelah
diendus sebentar, dengan kening berkerut tegurnya :
"Obat apakah itu?"
Walaupun jalan darah pencuri sakti Go Jit sudah tertotok
sehingga dia kehilangan kekuatan untuk melawan namun
kesadarannya masih tetap utuh, ia bisa berbicara bisa pula
mendengar. Akan tetapi saat ini dia hanya menggigit bibirnya
kencang kencang, bukan cuma membungkam saja, bahkan
wajahnya menunjukkan senyuman dingin yang sinis dan penuh
ejekan. Dengan mendongkol bercampur marah Thi tan kim wan Yu Ceng
hui segera melepas sebuah pukulan dahsyat di samping tubuhnya
membuat pasir dan debu beterbangan di angkasa. Kontan saja
seluruh badan pencuri sakti Go Jit menjadi kotor karena terkena
pasir dan debu.
"Keparat, jika kau tak mau berbicara lagi, terpaksa lohu akan
menggunakan ilmu pemisah otot untuk menyiksa dirimu!" akhirnya
dia mengancam dengan geram.
"Bukankah Tay tham wan itu sudah berada ditanganmu, apa
yang harus kukatakan lagi?" sahut pencuri sakti Go Jit dingin.
"Apakah pil ini adalah pil Tay tham wan yang asli" Mengapa sama
sekali tidak terendus bau harumnya?"
Pencuri sakti Go Jit segera tertawa terbahak bahak, dia
bermaksud mempermainkan lawannya untuk melampiaskan rasa
mangkel dalam hatinya, dia berkata :
852 "Baik, kau maupun aku belum pernah melihat bagaimanakah
bentuk pil Tay tham wan yang asli, mana yang asli dan mana yang
palsu, siapa yang tahu" Jika kau memang bernyali datang saja
sendiri ke kuil Siau lim si dan tanyakan kepada hwesio hwesio itu!"
Ucapan tersebut segera membungkamkan Thi tan kim wan Yu
Ceng hui sampai beberapa saat lamanya dia tak sanggup
mengucapkan sepatah katapun. Akhirnya dengan mendongkol dan
geram, dia mendamprat :
"Bajingan, kau memang pantas mampus!"
Sambil mengambil pil Tay tham wan tersebut, wajahnya nampak
tersipu sipu".
Tiba tiba pencuri sakti Go Jit berguman seorang diri :
"Pengetahuan untuk membedakan sejenis obat saja tak punya,
hmmm, kalau sampai memperoleh sebutir Tay tham wan yang palsu,
itu baru lucu namanya "."
"Bangsat, kau tak usah mengejek lohu, bisa kumampusi dirimu!"
teriak Yu Ceng hui marah.
Pencuri sakti Go Jit segera tertawa dingin.
"Heeehhh".. heehhhh?" heehhhh?" sebenarnya gampang
sekali bila kau ingin mengetahui asli atau tidaknya obat Tay tham
wan tersebut "."
Berbicara sampai di tengah jalan mendadak ia berhenti,
kemudian sambil memandang kearah Thi tan kim wan dia hanya
tertawa dingin tiada hentinya ".
Mencorong sinar tajam dari balik mata Thi tan kim wan Yu Ceng
hui, segera serunya:
"Asal kau dapat membuktikan asli atau tidaknya pil Tay tham wan
in, lohu bersedia pula mengampuni selembar jiwamu."
Pencuri sakti Go Jit berlagak seolah olah serius, katanya
kemudian : 853 "Silahkan kau menghamtan lohu satu kali lagi, tinggalkan
segulung hembusan napas bagiku, kemudian berikan pil Tay tham
wan tersebut kepadaku, asal aku bisa sembuh kembali, terbukti
kalau obat itu asli, sebaliknya kalau aku tak sembuh, maka terbukti
kalau obat itu palsu!"
Mula mula Thi tan kim wan Yu Ceng hui agak tertegun kemudian
tangannya langsung melayang menampar wajah pencuri sakti itu
beberapa kali, teriaknya :
"Sialan, kau anggap aku tidak mengerti dengan caramu itu?"
Pencuri sakti Go Jit tak mau mengalah, kembali serunya dengan
tertawa dingin :
"Lohu toh bersedia mengorbankan selembar jiwaku, masa kau
tak rela mengorbankan sebutir pil palsu?"
Thi tan kim wan Yu Ceng hui benar benar dibikin menangis tak
bisa tertawa pun tak dapat oleh perkataan itu, rasa bencinya
terhadap orang ini boleh dibilang sudah merasuk sampai ke tulang
sumsum, akan tetapi dia tak bisa berbuat banyak.
Cuma saja, kalau didengar dari maksud kebalikan perkataan itu,
dia dapat mendengar kalau kemungkinan besar pil Tay tham wan itu
tidak mungkin palsu. Setelah termenung beberapa saat, ia masih
juga belum merasa lega hati, maka dengan suara menggeledek
bentaknya : "Lebih baik kau tak usah bergurau dengan lohu, ketahuilah
nyawamu itu sesungguhnya tidak ada nilainya sama sekali, lohu pun
tak akan membiarkan kau mampus dengan puas."
Sambil berkata, dia lantas memperlihatkan gerakan seperti
hendak menggunakan ilmu pemisah otot untuk menghadapi pencuri
sakti Go Jit. Berada dalam keadaan seperti ini, pencuri sakti Go Jit
baru berkata dengan wajah serius :
"Tidak sulit bila kau menginginkan aku berbicara sejujurnya tapi
kau harus memberi jaminan dulu kalau selembar nyawaku kau
ampuni." Thi tan kim wan Yu Ceng hui segera tertawa terbahak bahak.
854 "Haaahhhh..... haaahhhh..... haaahhhh..... jaminan macam
apakah yang kau hendaki?"
Pencuri sakti Go Jit termenung dan berpikir beberapa saat
lamanya, lalu menyahut :
"Kau harus mengangkat sumpah dulu dihadapan langit sebelum
lohu bersedia mempercayai perkataanmu itu."
Sambil tertawa dingin Thi tan kim wan Yu Ceng hui mengangkat
sumpah yang mengutuk dirinya sendiri bila mengingkari janji. Saat
itulah pencuri sakti Go Jit baru berkata dengan serius :
"Tay tham wan adalah sebutir obat yang dibuat pada ratusan
tahun berselang, andaikata tiada cara penyimpanan yang istimewa,
mungkin sari obatnya sudah punah semenjak dulu dan menjadi
sebutir benda yang tak berguna. Orang persilatan pun tak akan
menghargai sekali kehebatan obat itu."
Begitu buka suara dia lantas menguraikan teori yang menjurus
soal pengetahuan, mau tak mau hal ini membuat Thi tan kim wan Yu
Ceng hui harus percaya. Diam diam pencuri sakti Go Jit tertawa
dingin, sambungnya lebih jauh :
"Oleh sebab itu, setelah pil Tay tham wan itu selesai dibuat maka
benda itupun dibungkus lapisan luarnya dengan empedu katak
berusia seribu tahun agar daya kerja obatnya tetap utuh, itulah
sebabnya bau harum obat itu tidak terendus. Jika kau tidak percaya,
silahkan saja untuk segera mencoba sendiri!"
"Bagaimana caranya untuk mencoba?"
"Heeehhhh".. heeehhhh".. heeehhh".. cara yang sedemikian
sederhananya pun tak bisa kau pikirkan, buat apa kau melakukan
perjalanan dalam dunia persilatan dan berlagak sebagai seorang
enghiong?" jengek pencuri sakti sambil tertawa dingin.
Thi tan kim wan Yu Ceng hui memang lemah dibidang sastra,
terpaksa dia harus menggunakan kekerasan untuk mempertahankan
kewibawaan sendiri. Dengan sepasang mata melotot besar, segera
bentaknya keras keras :
855 "Bila kau tidak menjelaskan perkataanmu itu, jangan salahkan
kalau lohu akan menarik kembali sumpahku tadi."
"Huuuh, goblokmu tampaknya tak ketolongan lagi," ejek si
pencuri sakti Go Jit dengan nada sinis, "asal kau pergunakan
sebatang jarum dan menusuknya sampai berlubang, bukankah bau
obat itu akan segera tersiar keluar".?"
Diam diam Thi tan kim wan Yu Ceng huo memaki kebodohannya
sendiri : "Aku memang benar benar tolol! Masa cara yang begini
sederhana pun tak bisa kutemukan."
Dia kuatir setelah obat itu berlubang inti sarinya akan hilang, pil
tersebut akan kehilangan daya gunanya, maka dia mempercayai saja
ucapan dari pencuri sakti Go Jit dan tidak melakukan pembuktian.
Padahal asal dia benar benar menusuk obat itu untuk melakukan
pembuktian maka bualan dari si pencuri sakti Go Jit pasti akan
terbongkar semua.
Dengan rasa puas dan gembira Thi tan kim wan Yu Ceng hui
menyimpan pil Tay tham wan itu kedalam sakunya, lalu dari sakunya
dia mengeluarkan sebutir pil kecil berwarna kuning kemudian sambil
menekannya sampai merekah mendadak benda tersebut
dilemparkan ke sisi tubuh pencuri sakti Go Jit, katanya sambil
tertawa seram :
"Heeehhh..... heeehhhh..... heehhhh ... jika lohu sampai
memberikan kematian yang memuaskan bagimu, aku tak akan
dipanggil sebagai Thi tan kim wan lagi!"
Sambil tertawa tergelak gelak, dia segera beranjak pergi
meninggalkan tempat itu. Mendadak pil berwarna kuning emas itu
meledak dan menyemburkan segulung asap kuning. Dengan kecewa
pencuri sakti Go Jit berteriak keras :
"Bajingan keparat, sampai matipun lohu tetap akan mengejar
nyawa anjingmu itu!"
Dengan jurus sin liong sip sue (naga sakti menghisap air) tadi,
bukan saja Thi Eng khi berhasil memunahkan tenaga sambitan dari
856 pencuri sakti Go Jit, bahkan dengan mengandalkan tenaga dalamnya


Pukulan Naga Sakti Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang sempurna ia berhasil pula menghisap keranjang tersebut
hingga berganti arah dan meluncur kearahnya.
Demontrasi kepandaian saktinya ini kontan saja membuat Kwik
toanio dan putranya berdiri membelalak dengan mulut ternganga
lebar, mereka mengira Thi Eng khi sedang mendemontrasikan ilmu
sihir. Sampai setengah harian lamanya mereka masih saja berdiri
termangu mangu seperti patung.
Thi Eng khi juga malas mengejar jago jago tersebut setelah
berhasil menghisap keranjang itu, dia lantas menyingkap kain
penutupnya dan mencari pil itu. Tapi dengan cepat paras mukanya
berubah hebat, buru buru ia membongkar seluruh isi keranjang itu
dan dicari dengan seksama, nyatanya pil Tay tham wan yang dicari
sama sekali tidak ditemukan.
Dengan perasan mendongkol akhirnya dia membentak keras :
"Pencuri tua itu telah bermain setan dengan kita semua, kita
sudah ditipunya mentah mentah!"
Kwik toanio merasa menyesal sekali, dia hanya bisa
menundukkan kepalanya rendah rendah. Melihat itu, Thi Eng khi
berkata sambil menghela napas :
"Kalian berdua tak usah bersedih hati, dalam hal ini kalian tak
bersalah, sedang pengalamanku pun terlalu cetek sehingga
gampang ditipu orang. Sekarang harap kalian berdua segera
berangkat ke kuil Siau lim si untuk mengungsi sementara waktu, aku
akan menyusul mereka."
Selesai berkata, dengan mengerahkan ilmu meringankan
tubuhnya dia mengejar keluar rumah. Sementara itu, malam telah
menjelang tiba, ditambah lagi awan tebal menyelimuti angkasa,
langit tiada bintang, tiada rembulan, suasana di luar kota hanya
diliputi oleh kegelapan.
Kendatipun ilmu gerakan tubuh Hu kong keng im yang dimiliki Thi
Eng khi sudah mencapai puncak kesempurnaan, akan tetapi
857 berhubung dia telah salah arah maka tiada sesuatu hasil yang
berhasil ditemukan.
Semenjak meninggalkan kuil Siau lim si hingga sekarang, satu
jam sudah lewat dengan cepat, berarti bila setengah jam kemudian
ia gagal menemukan pencuri sakti Go Jit dan mendapatkan kembali
pil Tay tham wan itu, sulit rasanya untuk menyelamatkan Pek leng
siancu So Bwe leng dari ancaman bahaya maut.
Dengan mengerahkan segenap tenaga dalam yang dimilikinya dia
segera berputar di sekeliling kota Phu thian tanpa tujuan. Mula mula
disekitar kota kemudian makin lama semakin jauh dan mengembang
terus keluar, akhirnya dia memeriksa sampai di tepi hutan bambu.
Waktu itu pencuri sakti tergeletak disana, sedang merintih dan
mengerang kesakitan akibat serangan kabut beracun dari Thi tan
kim wan melalui pil berwarna kuningnya. Tatkala Thi Eng khi
mendengar suara rintihan berasal dari dalam hutan bambu, dia
segera menerobos masuk ke dalam. Segera terlihat olehnya pencuri
sakti Go Jit sudah tersiksa hingga tak mirip manusia lagi. Cepat
pemuda itu menempelkan telapak tangannya ke atas jalan darah Jit
kan hiat di dada pencuri sakti itu dan menyalurkan hawa murninya.
Tak selang berapa saat kemudian, pelan pelan pencuri sakti Go
Jit sadar kembali dari pingsannya. Melihat orang itu sudah sadar,
buru buru Thi Eng khi bertanya :
"Dimanakah pil Tay tham wan itu?"
Berhubung dia menyaksikan pencuri sakti Go Jit sudah terluka
maka diapun menduga pil Tay tham wan itu sudah pasti telah
dirampas orang lain, itulah sebabnya dia mengajukan pertanyaan
tersebut. "Aku terkena racun keji dari Thi tan kim wan, aku tak bisa hidup
lagi "." Pencuri sakti Go Jit hanya mengucapkan beberapa patah
kata itu, kemudian kepalanya terkulai dan kembali jatuh tak
sadarkan diri. 858 Jawaban yang tidak mirip jawaban tersebut dengan cepat
menimbulkan setitik harapan dalam hati Thi Eng khi, kini didalam
sakunya tersedia pil Kim khong giok lok wan, sebutir pil yang
sanggup mengusir pelbagai serangan beracun. Maka tanpa sangsi
lagi dia menjejalkan sebutir pil Kim khong giok lok wan tersebut ke
mulut pencuri sakti Go Jit, kemudian ditambah pula saluran hawa
murninya lewat jalan darah Jit kan hiat, tak selang berapa lama
kemudian semua racun yang mengeram dalam tubuh Go Jit telah
tersapu lenyap, sedang orangnya segera tersadar kembali dari
pingsannya. Ketika mengetahui bahwa orang yang menyelamatkan jiwanya
tak lain adalah Thi Eng khi, pencuri sakti Go Jit menjadi malu sekali
hingga tak berani mengangkat kepalanya. Lama, lama kemudian dia
baru menghela napas panjang, ujarnya :
"Sauhiap tanpa mengingat ulah lohu dulu ternyata bersedia
menyelamatkan selembar jiwaku, peristiwa ini sungguh membuat
lohu merasa malu sekali "."
Melihat ucapan tersebut diutarakan dengan jujur dan tulus, Thi
Eng khi jadi agak rikuh untuk mendamprat lagi, maka ujarnya
kemudian sambil tertawa :
"Waktu begitu penting sekali artinya, harap beritahu kepadaku
kemanakah Thi tan kim wan telah pergi, aku harus merebut kembali
pil Tay tham wan tersebut dari tangannya. Sebab jika sampai
terlambat, aku tak akan berhasil menyelamatkan jiwa sahabatku."
Paras muka pencuri sakti Go Jit berubah beberapa kali, kemudian
ujarnya dengan serius :
"Berhargakah temanmu itu sehingga kau harus menggunakan pil
Tay tham wan untuk menyelamatkan jiwanya?"
Didengar dari ucapannya itu seakan akan dia tidak percaya kalau
Thi Eng khi bersedia mengorbankan sebutir pil Tay tham wan hanya
digunakan untuk menolong nyawa orang lain. Thi Eng khi agak
tertegun, lalu serunya :
"Bukankah obat mujarab yang ada di dunia ini bertujuan untuk
dipakai menolong sesama manusia" Kalau toh pil Tay tham wan
adalah benda untuk menolong manusia, mengapa kita mesti sayang
859 untuk mempergunakannya" Jika lotiang yang kebetulan menderita
luka parah dan luka tersebut hanya bisa disembuhkan dengan Tay
tham wan, sedang kebetulan pil tersebut berada di tanganku, sudah
pasti aku bersedia mengorbankan pula pil Tay tham wan itu untuk
menyelamatkan jiwa lotiang."
Perkataan itu diucapkan dengan sungguh sungguh, tegas dan
sejujurnya, membuat siapa pun merasakan hatinya terharu jadinya.
Pencuri sakti Go Jit benar benar merasa menyesal sekali, menyesal
bercampur malu, ujarnya kemudian :
"Bolehkah aku tahu pil mujarab apakah yang telah digunakan
sauhiap untuk menyelamatkan jiwaku tadi?"
Thi Eng khi tidak terbiasa berbohong, maka jawabnya dengan
terus terang : "Aku menggunakan pil Kim khong giok lok wan."
Pengetahuan yang dimiliki pencuri sakti Go Jit cukup luas,
mendengar nama itu, ia segera berteriak dengan suara kaget
bercampur tercengang :
"Sauhiap, kau maksudkan pil Kim khong giok lok wan
peninggalan dari Thio locianpwe?"
Tampaknya dia seperti kurang percaya dengan pendengaran
sendiri. Sambil tertawa Thi Eng khi mengeluarkan botolnya dan
berkata : "Bila lotiang menganggap sebutir obat masih tak cukup, aku
bersedia memberi sebutir lagi."
Belum pernah pencuri sakti Go Jit menjumpai orang yang berjiwa
begini besar, kontan saja hatinya semakin menyesal dan malu,
dalam keadaan begini tentu saja dia tak berani mempunyai pikiran
kemaruk. Maka sambil menggoyangkan tangannya berulang kali, dia
berseru : "Ooh, cukup, cukup, sudah cukup! Sebutir saja sudah cukup bagi
lohu seumur hidup, terima kasih atas kebaikan sauhiap."
Perlu diketahui, Kim khong giok lok wan adalah sejenis obat
mujarab yang berkasiat luar biasa, bila seseorang telah menelan pil
860 tersebut maka dalam sepuluh tahun mendatang dia tak perlu kuatir
terkena obat beracun lagi.
Sementara itu, Thi Eng khi ingin buru buru menyusul Thi tan kim
wan Yu Ceng hui dan merampas kembali pil Tay tham wan tersebut,
dengan agak gelisah kembali serunya :
"Lotiang, harap kau suka memberitahukan kepadaku kemanakah
perginya Thi tan kim wan" Aku akan berterima kasih sekali
kepadamu."
Sebenarnya pencuri sakti Go Jit bukan seorang manusia jahat, dia
adalah seorang jago persilatan yang amat setia kawan. Dia bisa
secara diam diam menyusun rencana untuk mencuri pil Tay tham
wan, sesungguhnya hal ini dikarenakan ia mendapat pesan dari
seorang temannya untuk menolong seseorang.
Ketika ia menerima budi kebaikan dari Thi Eng khi, lalu
menyaksikan pula kegagahan dari pemuda tersebut, sifat baiknya
segera muncul kembali, mendadak katanya :
"Sauhiap, kau tak usah pergi mencari Thi tan kim wan Yu Ceng
hui lagi, biar siau loji yang menghadiahkan sebutir pil Tay tham wan
untukmu ".!"
"Sebenarnya kau mempunyai berapa butir pil Tay tham wan sih?"
seru Thi Eng khi tertegun.
Pencuri sakti Go Jit tertawa :
"Di dalam teratai emas Jit kiau kim lian hanya terdapat sebutir pil
Tay tham wan, tapi barang yang sudah berada di tanganku, bila aku
tak rela menyerahkan sendiri, jangan harap ada orang yang berhasil
merampasnya dari tanganku. Nah, pil ini aku telah memberikannya
kepadamu, harap sauhiap suka menerimanya."
Dia lantas menutupi telinga kanannya dengan tangan, setelah itu
mengerahkan tenaga dalamnya menepuk dari telinga yang lain "..
"Pluuuk!" dari dalam lubang telinganya segera melompat keluar
segumpal kapas, ketika kapas itu dibuka maka tampak sebutir pil
861 berwarna merah kekuning kuningan. Dengan cepat pil tersebut
diangsurkan ke hadapan si anak muda tersebut"..
Peristiwa ini benar benar diluar dugaan, untuk sesaat lamanya
Thi Eng khi merasa terkejut bercampur gembira, dia benar benar
tidak menyangka akan terjadinya peristiwa seperti ini.
Perlu diketahui, ilmu mencopet yang dibutuhkan adalah
kecepatan gerak serta kecepatan beraksi. Oleh sebab itu, seseorang
yang ingin termashur sebagai pencopet, selain harus memiliki akal
yang cerdas, diapun mesti lincah dan gesit.
Go Jit termashur sebagai pencuri sakti di kolong langit, sudah
barang tentu kecerdasan otaknya sukar ditandingi oleh siapapun.
Sebagai seorang pencuri sakti, diapun harus dibekali dengan
pengetahuan yang luas, di hari hari biasa, ia selalu menaruh
perhatian khusus terhadap pelbagai bentuk benda mestika yang
berada di dunia ini. Karenanya terhadap bentuk pil Tay tham wan,
besar kecilnya, bobotnya, warnanya, serta bau obatnya boleh
dibilang dia memiliki pengetahuan amat mendalam. Tentu saja
diantaranya dia harus memahami caranya membuka teratai emas Jit
kiau kim lian. Semenjak pencuri sakti Go Jit mendapat perintah untuk bekerja
sama dengan Thi tan kim wan Yu Ceng hui untuk mencuri Jit kiau
kim lian milik kuil Siau lim si cabang Phu thian, waktu itu ia sudah
timbul niatnya untuk mengangkangi sendiri pil tersebut. Maka untuk
melengkapi rencananya ini, dia telah mempersiapkan sebutir pil
palsu yang akan digunakan untuk menipu orang lain, termasuk
diantaranya Hian im Tee kun pribadi.
Oleh sebab itu, setelah dia mendapatkan Jit kia
Seruling Samber Nyawa 1 Balada Pendekar Kelana Karya Tabib Gila Kisah Sepasang Rajawali 15
^