Panji Sakti 13

Panji Sakti Karya Khu Lung Bagian 13


berunding lagi," sahut swat san Lojin.
650 "Kalau begitu " ucapan ouw yang seng Tek terputus, karena
melihat Ling Ling berlari-lari ke dalam.
"Lapor Lapor " serunya sambil menghampiri Thian san Lolo.
"Guru, murid harus melapor"
"Engkau ingin melaporkan apa?"
"Tadi ketika murid jalan-jalan di luar, mendadak mendengar
suara yang amat halus." Ling Ling memberitahukan.
"Suara, apa itu," tanya Thian san Lolo.
"Suara orang," sahut Ling Ling.
"Siapa orang itu?" tanya swat san LoJin tegang.
"Aku masih mengenali suara itu, lagi pula orang itu pun
memberitahukan bahwa dia adalah pendekar misterius "
"Apa?" swat san LoJin tertegun, begitu pula Thian san Lolo dan
lainnya. "Dia berbicara denganmu?" tanya Thian san Lolo.
"ya." Ling Ling mengangguk
"Dia menggunakan ilmu menyampaikan suara, menyuruh Ling
Ling melapor ke dalam, bahwa pihak Kiu Thian mo Kiong telah
menambah kekuatan."
"Kiu Thian mo Kiong telah menambah kekuatan?" Thian san Lolo
mengerutkan kening.
"Ling Ling,jelaskanlah"
"Kiu Thian mo Cun mengundang beberapa tokoh tua dari
golongan sesat, mereka adalah Kai si Mo ong, Im si Lo Mo, Pek Hoat
Lo Thai dan Im san Lak yau" ujar Ling Ling dan menambahkan,
"Pendekar misterius menyuruh Ling Ling melaporkan ini, dan dia
pun menyuruh Ling Ling menyampaikan pesannya "
"Apa pesannya?" tanya ouw yang seng Tek.
"Pesannya yakni kita jangan menyerbu ke Kiu Thian mo
Kiong,"jawab Ling Ling.
"Itu itu sungguh di luar dugaan," ujar swat san Lo Jin.
"Tokoh-tokoh tua sesat itu sudah hampir tujuh puluh tahun
mengasingkan diri, tapi kini justru muncul membantu Kiu Thian mo
Cun. Kita harus bagaimana?"
"Tentunya jangan menyerbu ke Kiu Thian mo Kiong." sahut Cian
Tak suseng. "Tapi kita harus bersiap-siap, mungkin tidak lama lagi pihak Kiu
Thian mo Cun akan menyerbu ke mari."
651 "Kita bakal celaka kalau mereka menyerbu ke mari," ujar swat
san LoJin sambil mengeleng-gelengkan kepala.
"Sebab kepandaian tokoh-tokoh tua sesat itu amat tinggi, kita
tidak bisa melawan mereka."
"Memang." se Khi manggut-manggut.
"Kepandaianku masih kalah setingkat dibandingkan dengan
kepandaian mereka. Kalau aku ditambah Liok Tay Gan danBu siang
seng, barulah bisa bertanding seimbang dengan Kai si Mo ong."
"Aku dan Thian san Lolo seimbang dengan Im si Lo Mo,"
sambung swat san LoJin,
"Itu berarti tiga lawan satu"
"Heran?" gumam se Pit Han mendadak
"Kenapa pendekar misterius itu tidak bertemu langsung dengan
kita" Bukankah kita bisa berunding bersama?"
"Iya Kenapa dia tidak mau bertemu langsung dengan kita?" ouw
yang seng Tek menggaruk-garuk kepala.
"Mungkin belum waktunya. Kalau sudah waktunya dia pasti
menemui kita," sahut Cian Tok suseng.
"Terus terang, hanya dia yang mampu melawan Kiu Thian mo
Cun, kita lawan yang lain," ujar swat san LoJin.
"Menurutku, pendekar misterius itu pasti punya rencana sendiri.
Maka dia tidak mau menemui kita," ujar se Pit Ha n, kemudian
bergumam lagi, "Sebenarnya siapa dia" Kenapa mukanya harus ditutup dengan
kain?" "Sama seperti Kiu Thian mo Cun, bukankah Kiu Thian mo Cun
juga memakai kedok iblis?" sahut Cian Tak suseng sambil
tersenyum. "Mungkin pendekar misterius itu ingin menyaingi Kiu Thian mo
Cun." "Tidak mungkin begitu" se Pit Han mengernyitkan kening.
"Aku yakin pendekar misterius itu kenal kita, dia menutup
mukanya dengan kain agar kita tidak mengenalinya, Oh ya,
bagaimana suaranya?"
"Kakak se bertanya padaku?" tanya Ling Ling.
"ya" se Pit Han mengangguk
"Hanya engkau yang pernah mendengar suaranya."
"Suaranya seperti suara anak muda, tapi berubah parau dan
serak," jawab Ling Ling memberitahukan.
652 "Tapi aku yakin dia bukan orang tua, sebab tadi dia masih
memanggilku nona."
"Heran?" ouw yang seng Tek menggaruk-garuk kepala.
"Kalau aku bertemu dia, aku pasti berusaha membuka kain
penutup mukanya itu."
"Pengemis busuk" tegur cian Tak suseng.
"Kepandaianmu masih rendah, sebelum engkau mendekatinya,
engkau pasti sudah terpental."
"Eh" Engkau " Wajah ouw yang seng Tek kemerah-merahan.
"Aku tidak menghinamu." Cian Tak suseng tersenyum.
"Apakah engkau mampu membunuhjin Pin mo Kun, Ling Ming
Cun cia dan Ngo Tak Ceng Kun hanya dalam satu jurus?"
"Benar." ouw yang seng Tek tertawa gelak
"Kalau aku dikeroyok mereka bertiga, mungkin aku yang kalah"
"Maka engkau jangan berkata seperti tadi lagi" Cian Tak suseng
tersenyum "Racun tua" ouw yang seng Tek masih tertawa.
"Aku tadi cuma bercanda."
"Kini pendekar misterius itu telah berpesan begitu pada kita,
maka kita pun harus bersabar, tidak usah menyerbu ke Kiu Thian mo
Kiong," ujar swat san LoJin.
"Oleh karena itu, perundingan kita cukup sampai di sini."
Se Pit Han yang duluan meninggalkan ruang itu, langsung
menuju halaman belakang Markas Kay Pang tersebut, lalu duduk di
bawah pohon sambil melamun.
Timbul pula suara harapan dalam benaknya, yakni berharap
pendekar misterius itu Pek Giok Liong, Ia tahu itu tidak mungkin,
tapi tetap berharap.
Tiba-tiba terdengar suara langkah, gadis itu segera menoleh,
ternyata Cian Tak suseng sedang menghampirinya.
"Cian Tak lo cianpwee" panggil se Pit Han.
"Nona se" Cian Tak suseng berdiri di hadapannya.
"Kenapa engkau duduk melamun di sini?"
"Aku ?" se Pit Han menundukkan kepala.
"Engkau teringat pada Pek Giok Liong?" cian Tak suseng
menatapnya. "Ya." se Pit Han mengangguk perlahan.
"Aku aku tidak bisa melupakannya begitu saja."
653 "Tapi Pek Giok Liong telah mati setahun lebih " Cian Tak suseng
menarik nafas panjang.
"Cian Tak lo cianpwee, aku berharap" se Pit Han tidak
melanjutkan ucapannya melainkan menggeleng-gelengkan kepala.
"Apa yang engkau harapkan?"
"Aku berharap pendekar misterius itu Pek Giok Liong."
"Oh?" Cian Tak suseng menatapnya dalam-dalam.
"Kenapa bisa timbul harapan itu?"
"Menurut Ling Ling, pendekar misterius itu masih muda. Lagi
pula dia selalu memakai topi rumput lebar dan menutup mukanya
dengan kain putih. Kenapa dia harus menutup mukanya dengan
kain" Tentunya ada sebab musababnya," jawab se Pit Han.
"Aku yakin kita mengenalnya, maka dia muncul dengan muka
ditutupi kain putih itu"
"Mungkin klta mengenalnya, namun" cian Tak suseng menarik
nafas lagi. "Tidak mungkin dia Pek Giok Liong. Kalau dia Pek Giok Liong,
kenapa tidak mau menemui kita dan harus pula menutup mukanya
dengan kain?"
"Kalau tidak salah, muka Pek Giok Liong juga terhantam pukulan
Hek sim Tak Ciang, maka kemungkinan besar mukanya telah rusak,
sehingga dia muncul harus menutup mukanya dengan kain."
"Tapi dia telah terpukul kejurang, bagaimana mungkin dia masih
hidup?" ujar cian Tok suseng.
"Si Kim Kong telah mencari mayatnya di dasar jurang itu, tapi
tidak ada. oleh karena itu, aku berkesimpulan bahwa adik Liong
masih hidup, bahkan berhasil pula mempelajari suatu ilmu tinggi."
"Nona se, janganlah terlampau berharap" cian Tak suseng
menggeleng-gelengkan kepala, kemudian menambahkan,
"Tapi aku pun berharap pendekar misterius itu Pek Giok Liong."
"Kalau bertemu dengannya, aku pasti mengenalinya, karena aku
tahu jelas bagaimana sikapnya dan gerak geriknya."
"Tapi dia sama sekali tidak mau memunculkan diri di
hadapanmu, bagaimana mungkin engkau bisa melihatnya?"
"Aku yakin dia masih akan muncul, maka aku harus mengajari
Ling Ling suatu akal, agar pendekar misterius itu memperlihatkan
dirinya." "Nona se" Cian Tak suseng menggelengkan kepala,
654 "Itu tidak gampang, lagipula engkau tidak tahu kapan pendekar
misterius itu akan memberi pesan pada Ling Ling."
"Apa salahnya aku coba?" ujar se Pit Han sambil tersenyum
getir. "Namun itu cuma merupakan suatu harapan. Bagaimana
mungkin pendekar misterius itu Pek Giok Liong?"
"Engkau boleh berharap, tapi jangan terlampau yakin" Cian Tak
suseng merasa kasihan dan simpati pada gadis itu, tapi ia tidak bisa
membuka rahasia tentang pendekar misterius itu.
"Oh ya Cian Tak lo cianpwee, apakah lo cianpwee bisa
mengobati semacam penyakit?" tanya se Pit Han mendadak
"Kalau berkaitan dengan racun, tentunya aku bisa
mengobatinya," sahut Cian Tak suseng
"Kenapa engkau bertanya itu, apakah dirimu mengidap suatu
penyakit yang berkaitan dengan racun?"
"sama sekali tidak. Maaf lo cianpwee" ucap se Pit Han.
"Kalau orang mempelajari suatu ilmu, lalu ilmu itu membuat
orang itu mati syahwat, apakah lo cianpwee bisa mengobatinya?"
"Aku tidak bisa,"jawab Cian Tak suseng jujur.
"Nona se, siapa orang itu?"
"Aku boleh memberitahukan pada lo cianpwee, tapi lo cianpwee
harus tutup mulut. Bagaimana?" se Pit Han serius.
"Baik, aku berjanji" Cian Tak suseng mengangguk
"Dia adalah adik kembar Pek Giok Liong."
"Pek Giok Houw?"
"ya."
"Kenapa dia?"
"Dia ingin menuntut balas kakak Liong, maka mengambil
keputusan untuk belajar Bu Kek sin Kang dan semua ilmu yang ada
di dalam Kitab Ajaib- sebelumnya kami telah memberitahukannya
bagaimana akibatnya nanti, namun dia tetap berkeras mau belajar
ilmu-ilmu itu. Kini dia telah mati syahwat.Justru tak terduga sama
sekali, dia bertemu Ling Ling "
"Maksudmu Ling Ling amat mencintainya?"
"Betul."
"Bu Kek sin Kang dan ilmu yang di Kitab Ajaib" gumam Cian Tak
suseng "Ilmu-ilmu itu membuat orang mati syahwat?"
"Tidak salah" se Pit Han menarik nafas panjang
655 "Aku amat kasihan pada mereka, kalau Ling Ling tahu akan hal
itu, entah apa jadinya?"
"Ling Ling sama sekali tidak tahu tentang itu?" tanya Cian Tak
suseng "Sama sekali tidak tahu." se Pit Han menggeleng-gelengkan
kepala. "Adik Houw telah berpesan pada kami semua,Jangan
memberitahukan pada Ling Ling dan gurunya, sebab khawatir akan
menimbulkan hal-hal yang tak diinginkan."
"Kalau begitu, kapan Giok Houw akan berterus terang pada Ling
Ling?" "Setelah Kiu Thian mo Cun dibasmi, adik Houw akan berterus
terang pada Ling Ling."
"Aaakh " keluh Cian Tak suseng.
"Sungguh kasihan mereka berdua itu"
Kiu Thian mo Cun, Kai si Mo ong, Pek Hoat Lo Thai, Im si Lo Mo,
Im san Luk yau, Thian Ti siang Mo, Ngo Kui, Cit Ti sat, Cit Ciat,
Thian sat, Thian suan, ji Kie Sin Kun dan Kiu Mo Li sedang berunding
di ruang dalam. Wajah mereka tampak serius, pertanda mereka
sedang merundingkan sesuatu yang amat penting.
"Aku pikir sudah waktunya kita menyerbu markas Pusat Kay
Pang" ujar Kiu Thian mo Cun.
"Bagaimana pendapat kalian?"
"Kini kekuatan kita sudah lebih dari cukup, maka memang sudah
waktunya kita menyerbu ke Markas Pusat Kay Pang itu," ujar Cit Ciat
Sin Kun. "Bagaimana menurut engkau, Kai si Mo ong?" tanya Kiu
Thian mo Cun. "Prinsipku cuma membantu, kapan mau menyerbu ke Markas
Kay Pang, aku pasti setuju."
"Lebih cepat lebih baik," sambung Pek Hoat Lo Thai.
"Jadi aku tidak usah terus terikat di sini."
"Benar," sahut Im si Lo Mo
"Kami pun setuju." sela Im san Lak yau.
"Menurut pendapatku, untuk sementara ini kita masih tidak perlu
menyerbu ke sana secara besar-besaran" ujar Thian mo
"Engkau punya usul?" tanya Kiu Thian mo Cun.
"Aku memang punya usul." Thian mo mengangguk.
"Beritahukaniah usulmu itu" Kiu Thian mo Cun menatapnya.
656 "Mo Cun memilih beberapa orang untuk menyelidiki ke sekitar
Markas Pusat Kay Pang itu, kemudian menyebarkan racun ganas di
sana. Tentunya racun itu akan terbawa angin ke dalam markas itu "
"Ha ha ha" Kiu Thian mo Cun tertawa gelak
"Engkau memang cerdik Dengan cara itu, semua orang yang ada
didalam markas itu pasti terkena racun, setelah itu barulah kita
menyerbu ke sana. Maksudmu begitu kan?"
"Betul, Mo Cun." Thian mo mengangguk.
"Kalau begitu, aku harus memilih beberapa orang untuk ke
sana." Kiu Thian mo Cun mulai menatap mereka satu persatu, lalu


Panji Sakti Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memanggil. "Cit Ciat, Thian sat, Thian sua n, Ti Kie, Ngo Kui dan cit
Ti sat "Kami siap menerima perintah" sahut mereka serentak sambil
bangkit berdiri
"Nanti tengah malam, kalian berangkat ke Markas Pusat Kay
Pang untuk menyebarkan bubuk racun sebelumnya kalian harus
makan obat pemunahnya, setelah itu barulah kalian berangkat."
"Ya," sahut mereka serentak sambil memberi hormat.
"Sekarang kalian boleh kembali ke tempat masing-masing," ujar
Kiu Thian mo Cun.
"Terima kasih, Mo Cun" Mereka semua bangkit berdiri, memberi
hormat pada Kiu Thian mo Cun dan kembali ke tempat masingmasing.
Malam harinya, Cit Ciat Sin Kun mengadakan pengontrolan lagi.
Ia berharap Pek Giok Liong akan mengirimkan suara padanya. Ketika
ia hampir mendekati pos pertama, di situ ia mendengar suara yang
amat halus. "Ada berita penting untukku?"
"Nanti tengah malam, Kiu Thian mo Cun mengutus kami
bersama Ngo Kui dan cit Ti sat ke Markas Pusat Kay Pang untuk
menyebarkan bubuk racun. Ngo Kui dan cit Ti sat amat kejam, harap
Pek Siauhiap membunuh mereka."
"Baiklah, terima kasih"
Menjelang tengah malam, tampak belasan orang berada diruang
dalam, Kiu Thian mo Cun duduk di kursi kebesarannya.
"Mo Cun" ujar Cit Ciat Sin Kun.
"Kami sudah siap berangkat ke Markas Pusat Kay Pang."
"Ng" Kiu Thian mo Cun manggut-manggut.
657 "Thian Mo, berikan mereka masing-masing sebutir pil anti racun"
"Ya, Mo Cun." Thian mo segera memberi mereka masing-masing
sebutir pil anti racun.
"Kalian harus makan obat itu dulu" pesan Kiu Thian mo Cun.
"Ya" sahut mereka serentak sambil makan obat tersebut.
"Ti Mo Berikan mereka masing-masing sekantong bubuk racun"
Kiu Thian mo Cun memberi perintah pada Ti mo
"ya, Mo Cun." Ti mo melaksanakan perintah
"Mo Cun" ujar Kai si Mo ong mendadak-
"Itu perbuatan pengecut. Bukankah lebih baik kita secara terangterangan
menyerbu ke sana?"
"Setelah mereka menyebarkan racun itu, barulah kita menyerbu
ke sana secara terang-terangan," sahut Kiu Thian mo Cun.
"Kita mengadu otak dengan mereka, maka tiada istilah pengecut
dalam hal tersebut."
"Mo Cun berkepandaian yang amat tinggi, kenapa harus
menggunakan racun?" Pek Hoat Lo Thai menatapnya.
"Kalian harus tahu, racun itu tidak akan mematikan mereka, tapi
cuma membuat mereka kehilangan tenaga." Kiu Thian mo Cun
memberitahukan,
"Itu pun perbuatan tak terpuji, boleh dikatakan licik," sahut Im si
Lo Mo "He he he" Kiu Thian mo Cun tertawa terkekeh-kekeh.
"Apakah kalian pendekar sejati" Tujuh puluh tahun yang lampau,
bukankah kalian juga sering membunuh" Kenapa sekarang kalian
malah berani menasehatiku" guru-guru kalian masih tidak berani
menasehatiku, maka lebih baik kalian diam"
"Mo Cun kenal guru kami?" tanya Im san Lak ya u mendadak.
"Tentu kenal. Kalau tidak, bagaimana mungkin aku tahu kalian
harus tunduk pada lencanaku?" sahut Kiu Thian mo Cun dan
menambahkan, "Guru kalian adalah Tang shia (si sesat Dari Timur), kan?"
Im san Lak yau terkejut, sebab tiada seorang bu limpun yang
mengetahui julukan guru mereka, namun Kiu Thian mo cun
mengetahuinya, apakah benar dia Kiu Thian mo Cun"
"Aku pun kenal guru Kai si Mo ong, Pek Hoat Lo Thai dan Im siLo
Mo, tidak lain adalah si shia (si sesat Dari Barat), Lamshia (si sesat
Dari selatan) dan pak shia (si sesat Dari utara). Tidak salah kan?"
ujar Kiu Thian mo Cun dan melanjutkan,
658 "Nama mereka berempat sejajar dengan nama Mei Kuei Ling
cu?" Kai si Mo ong, Pek Hoat Lo Thai dan Im si Lo Mo terperanjat
bukan main, karena Kiu Thian mo Cun mengetahui julukan guru
mereka. Kalau begitu, orang berkedok iblis itu benar Kiu Thian mo
Cun. "Maka kalian " tambah Kiu Thian mo Cun dengan suara dingin-
"Jangan macam-macam di hadapanku guru-guru kalian pernah
bertanding denganku, dan maju semua, tapi mereka cuma kuat
bertahan sampai seratus jurus, setelah itu, mereka berempat roboh
di tanganku"
"Haah?" Mulut mereka ternganga lebar. Pantas guru mereka
memberi amanat, apabila melihat lencana Kiu Thian mo Cun, mereka
harus tunduk "Ngo Kui, Cit Ti sat, kalian semua boleh berangkat sekarang" Kiu
Thian mo Cun memberi perintah
"ya, Mo Cun." Mereka menjura, lalu berangkat.
Di tengah jalan, mendadak mereka mendengar suara tawa yang
amat menusuk telinga, tentunya amat mengejutkan Ngo Kui dan cit
Ti sat. "Siapa?" bentak Taa Tauw Kui (setan Kepala Besar).
Tiada sahutan, namun suara tawa itu masih terus bergema,
maka membuat mereka bersiap-siap menghadapi segala
kemungkinan. "Hei Cepat keluar" bentak Ti sat gusar,
"Jangan bersembunyi "
Mendadak melayang turun sosok bayangan, memakai topi
rumput lebar dan mukanya ditutup dengan kain putih.
"Pendekar misterius."
"Hah" Pendekar misterius"
Mereka kaget, sementara Cit Ciat, Thian sat, Thian suan dan Ti
Kie Sin Kun pun berpura-pura terkejut.
"Engkau pendekar misterius?" Cit Ciat Sin Kun menudingnya.
"Ha ha ha" Pendekar misterius tertawa gelak
"Aku muncul, kalian pasti mati"
"Pendekar misterius, jangan sombong" bentak Toa Tauw Kui.
"Malam ini engkau yang mampus"
"Hmm" dengus pendekar misterius dingin
659 "Kalian boleh maju semua, dalam sepuluh jurus kalian pasti
mati" "Baiklah" Toa Tauw Kui manggut-manggut.
"Mari kita serang dia"
seketika juga Ngo Kui dan cit Ti sat menyerang pendekar
misterius dengan jurus maut. Cit Ciat, Thian sat, Thian suan dan Ti
Kie Sin Kun juga ikut menyerang.
Pek Giok Liong tertawa panjang sambil berkelit secepat kilat. Tak
terasa Ngo Kui dan Cit Ti sat telah menyerangnya lima jurus, namun
pendekar misterius itu masih tertawa panjang sambil berkelit ke
sana ke mari. Hal itu membuat Ngo Kui dan cit Ti sat, penasaran sekali,
mereka saling memandang dengan suatu syarat. Mendadak mereka
merogoh ke dalam baju, ternyata mereka mengambil bubuk racun
yang ada di dalam kantong, secepat kilat mereka menghamburkan
bubuk racun itu ke arah pendekar misterius.
Betapa terkejutnya Cit Ciat, Thian sat, Thian suan dan Ti Kie Sin
Kun, bahkan saking terkejutnya mereka berdiri terpaku di tempat.
"Hmm" dengus pendekar misterius dingin
"Racun itu tak berarti bagiku"
Ia membiarkan bubuk racun itu berhambur ke arah badannya
Ngo Kui dan cit Ti sat girang bukan main, mereka yakin pendekar
misterius itu akan kehilangan tenaganya.
"He he he" Taa Tauw Kui tertawa terkekeh.
"Pendekar misterius Engkau telah terkena bubuk racun,
tenagamu pasti hilang"
"Ha ha ha" Pendekar misterius tertawa gelak
"Kini sudah saatnya kalian mati"
Tiba-tiba pendekar misterius berkelebat ke sana ke mari,
seketika juga terdengar suara jeritan yang menyayat hati
"Aaakh"
"Aaaakh"
Dalam waktu yang begitu singkat, Ngo Kui dan cit Ti sat telah
tergeletak tak bernyawa lagi.
"Pek Siauhiap" Cit Ciat Sin Kun terbelalak
"Aku kebal terhadap racun ganas apa pun." Pendekar misterius
memberitahukan.
"Oooh" Cit Ciat Sin Kun manggut-manggut.
"Pek Siauhiap, kami"
660 "Maaf" ucap pendekar misterius.
"Aku harus melukai kalian sampai parah sekali. Kalau tidak, Kiu
Thian mo Cun pasti bercuriga"
"Ya." Cit Ciat Sin Kun mengangguk
Pendekar misterius segera mengibaskan tangannya, Cit Ciat,
Thian sat, Thian suan dan Ti Kie Sin Kun pun menjerit seketika
dengan mulut memuntahkan darah segar.
"Maaf" ucap pendekar misterius
"Ti...tidak apa-apa" ujar Cit Ciat Sin Kun lemah
"Kalau kami tidak terluka parah, Kiu Thian mo Cun pasti
bercuriga, terutama Thian Ti siang mo"
"Kalian harus mengarang cerita bohong, bahwa aku telah
terkena bubuk racun itu. Kalau tidak kalian pasti telah dibunuh."
"ya."
"Dan juga " tambah pendekar misterius.
"Aku tidak bisa berikan kalian obat, itu agar tidak menimbulkan
kecurigaan Kiu Thian mo cun, lagi pula kalian pun boleh beristirahat
karena terluka parah, maka Kiu Thian mo Cun tidak akan memberi
perintah lagi pada kalian."
"Tapi bukankah aku tidak bisa memberi berita lagi ?"
"Itu tidak jadi masalah, sebab setelah kejadian ini, Kiu Thian mo
Cun pasti menyerbu ke Markas Pusat Kay Pang." usai berkata begitu,
pendekar misterius pun melesat pergi secepat kilat.
Cit Ciat, Thian sat, Thian suan dan Ti Kie Sin Kun melangkah ke
dalam Kiu Thian mo Kiong dengan badan sempoyongan, mulut
mereka masih mengalirkan darah segar, akhirnya mereka terkulai.
Pada waktu bersamaan, muncul Kiu Thian mo Cun, Thian Ti
siang mo, Kai si Mo ong, Pek Hoat Lo Thai, Im si Lo Mo, Im san Lak
yau dan Kiu Mo Li
"Apa yang telah terjadi?" tanya Kiu Thian mo Cun mengguntur.
"Kami kami bertemu pendekar misterius ," sahut Cit Ciat Sin Kun
dengan muka pucat pias, dan memuntahkan darah segar. "uaakh "
"Pendekar misterius?" Kiu Thian mo Cun tampak murka sekali.
"Di mana Ngo Kui dan cit Ti sat?"
"Mereka mereka telah mati" sahut Cit Ciat Sin Kun.
"Apa?" sekujur badan Kiu Thian mo Cun bergemetar saking
gusarnya. "Mereka telah dibunuh pendekar misterius itu?"
"ya." Cit Ciat Sin Kun mengangguk
661 "Tapi dia juga terkena bubuk racun yang kami hamburkan ke
arahnya" "Dia langsung kabur." tambah Thian sat Sin Kun, kemudian
memuntahkan darah segar. "Uakhh "
"Kalau tenaga dalamnya tidak berkurang, kami pun pasti telah
mati," sambung Thian suan Sin Kun.
"Kai si Mo ong, kalian boleh kembali ke kamar" ujar Kiu Thian mo
Cun pada Kai si Mo ong, Pek Hoat Lo Thai, Im si Lo Mo dan Im san
Lak yau. "Ya, Mo Cun." Mereka menjura lalu segera meninggalkan tempat
itu. "Kiu Mo Li, kalian bawa mereka ke kamar" Kiu Thian mo Cun
memberi perintah
"Ya" sahut Kiu Mo Li. Mereka lalu memapah Cit Ciat, Thian sat,
Thian suan dan Ti Kie Sin Kun ke dalam.
"Thian Ti siang mo, kok kalian masih berdiri di sini?" tanya Kiu
Thian mo Cun karena melihat Thian Ti siang mo masih belum
beranjak dari situ.
"Maaf, kami ingin bicara sejenak dengan mo Cun?" jawab Thian
mo sambil memberi hormat.
"Tentang kejadian itu?" Kiu Thian mo Cun menatap mereka.
"Ya," Thian mo mengangguk.-
"Ada sesuatu terganjel dalam hati kalian mengenai kejadian itu?"
tanya Kiu Thian mo Cun serius.
"Betul, Mo Cun." Thian mo mengangguk lagi.
"Utarakanlah"
"Kejadian di yang wie Kiong, mereka berempat tidak mati, kali ini
mereka pun cuma terluka parah "
"Engkau mencurigakan sesuatu?"
"ya, sebab aku masih merasa heran, kenapa pendekar misterius
itu bisa tahu mereka mau berangkat ke Markas Pusat Kay Pang?"
"Maksudmu ada mata-mata di dalam Kiu Thian mo Kiong?"
"Aku memang bercuriga begitu"
"Cit Ciat, Thian sat, Thian suan dan Ti Kie Sin Kun itu?"
"Betul." Thian mo mengerutkan kening.
"Sebab cuma Ngo Kui dan cit Ti sat yang mati, kenapa mereka
hanya terluka?"
662 "Mereka telah bilang, pendekar misterius itu terkena bubuk
racun yang mereka bawa itu, sehingga membuat tenaga dalam
pendekar misterius jadi berkurang, maka dia segera kabur."
"Itu kata mereka" ujar Thian mo
"Oleh karena itu, aku punya usul."
"Apa usulmu?"
"Mo Cun harus memeriksa luka-luka mereka, betulkah mereka
terluka parah atau cuma berpura-pura."
"Ng" Kiu Thian mo Cun manggut-manggut.
"Baiklah Mari Kita ke kamar mereka, aku akan memeriksa
mereka secara seksama"
Kiu Thian mo Cun dan Thian Ti siang mo segera menuju kamar
tersebut. Cit Ciat, Thian sat, Thian suan dan Ti Kie Sin Kun berbaring
di tempat tidur sambil merintih-rintih.
"Mo Cun " ucap Cit Ciat Sin Kun ketika melihat Kiu Thian mo Cun
menghampirinya.
"Maaf, kami kami tidak kuat bangun untuk memberi hormat."
"Tidak apa-apa." Kiu Thian mo Cun menatap mereka satu
persatu. "Aku dan Thian Ti siang mo ke mari untuk memeriksa luka
kalian." "Terima kasih, Mo Cun" ucap Cit Ciat Sin Kun.
Kiu Thian mo Cun mulai memeriksa Cit Ciat Sin Kun, Thian Ti
siang Mo juga ikut memeriksa Thian sat, Thian suan dengan sikap
penuh perhatian.


Panji Sakti Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Akan tetapi, Cit Ciat Sin Kun dan lainnya sudah tahu, bahwa Kiu
Thian mo Cun dan Thian Ti siang mo mulai bercuriga terhadap
mereka berempat. Kalau Pek Giok Liong tidak melukai mereka
hingga begitu parah, tentunya
"Kalian betul-betul terluka parah, harus segera makan obat" ujar
Kiu Thian mo Cun.
"Kalian berempat harus beristirahat tiga bulan, barulah bisa
sembuh luka kalian itu."
"Terima kasih" ucap Cit Ciat Sin Kun.
"Kalian beristirahatlah" ujar Thian Ti siang Mopada Thian Sat,
Thian Suan dan Ti Kie Sin Kun.
"Terima kasih" ucap mereka bertiga serentak
Kiu Thian mo Cun dan Thian Ti siang mo meninggalkan kamar
itu, kening Thian Ti sia Mo tampak berkerut-kerut.
663 "Memang parah sekali luka dalam mereka itu," ujarnya Thian mo
"Kalau mereka tidak memiliki Iwee kang tinggi, nyawa mereka
sudah melayang."
"Benar." Kiu Thian mo Cun manggut-manggut.
"Karena itu, aku yakin mereka tidak bersekongkol dengan
pendekar misterius."
"ya" sahut Thian mo "Maaf, aku telah mencurigai mereka"
"Tidak apa-apa," ujar Kiu Thian mo Cun dan bertanya,
"Kalian punya usul apa setelah kejadian itu?"
"Begini" Ti Mo tampak serius"untuk mengetahui pendekar
misterius itu terkena bubuk racun itu atau tidak. Mo Cun harus
memerintah belasan orang berkepandaian tinggi membantai para
murid Kay Pang di beberapa tempat. Kalau pendekar misterius itu
tidak muncul, berarti Iwee kangnya memang telah hilang. Di
samping itu, juga memancing emosi pihak Kay Pang pusat, agar
mereka menyerbu ke mari."
"Bagus Bagus" Kiu Thian mo Cun tertawa gelak
"Usulmu memang luar biasa"
Bagian ke 64: Pembantaian.
Para murid Kay Pang yang di beberapa tempat, mulai mengalami
bencana, mereka di bunuh oleh orang-orang berkepandaian tinggi
dari golongan hitam, sudah puluhan murid Kay Pang terbunuh,
sehingga membuat Tetua dan Ketua Kay Pang gusar sekali.
"Siapa yang perintahkan mereka membantai para murid Kay
Pang?" wajah ouw yang seng Tek merah padam saking murkanya.
"Paman pengemis, aku menduga itu pasti perintah dari Kiu Thian
mo Cun," sahut se Pit Han.
"Kalau begitu, kita harus segera menyerang Kiu Thian mo Kiang,
membuat perhitungan dengan Kiu Thian mo Cun"
"Sabar, pengemis bau" ujar se Khi
"Kita harus berpikir dengan kepala dingin, jangan cepat emosi"
"Bukan cuma emosi, kemarahanku telah meledak" sahut ouw
yang seng Tek dengan nafas memburu saking marahnya.
"Aku yakin" ujar se Pit Han dan melanjutkan,
"Kiu Thian mo Cun bertindak begitu, tidak lain untuk memancing
kita, agar menyerbu ke sana."
"Begitu" Swat San LoJin manggut-manggut
664 "Aku pun berpendapat begitu-"
"Lalu kita harus bagaimana?" ouw yang seng Tek berjalan
mondar-mandir. "Apakah kita harus membiarkan mereka terus membantai para
murid Kay Pang?"
"Beri perintah pada semua pimpinan cabang, untuk sementara
ini mereka harus bersembunyi," sahut Thian san Lolo.
"Itu" ouw yang seng Tek berpikir lama sekali, setelah itu ia
mengangguk dan berkata pada Ketua Kay Pang.
"Cepat laksanakan perintah itu" katanya.
"ya" Ketua Kay Pang segera pergi.
"Aaakh.." Keluh ouw yang seng Tek
"Sudah puluhan murid Kay Pang terbunuh "
"Kalau sudah waktunya, kami pasti membantai pihak Kiu Thian
mo Kiong juga," ujar Thian san Lolo.
"Tapi kapan?" ouw yang seng Tek menggeleng-gelengkan
kepala. "Kita bersabar dan terus bersabar, akhirnya murid-murid Kay
Pang yang jadi korban."
"Karena telah bersabar, maka harus bersabar lagi" ujar Cian Tak
Suseng. "Oh ya" swat san LoJin teringat sesuatu.
"Belum lama ini pendekar misterius itu membunuh Ngo Kui dan
cit Ti sat, itu berarti kekuatan Kiu Thian mo Kiong jadi berkurang.
Tapi kenapa pendekar misterius itu menghilang lagi?"
"Itu memang mengherankan." se Khi menggeleng-gelengkan
kepala. "Mungkin," sela cian Tak suseng.
"Dia pun tidak berani menyerang Kiu Thian mo Kiong, sebab
banyak jebakan maut di sana. oleh karena itu, dia menunggu
mereka keluar dari Mo Kiong itu, barulah membunuh mereka."
"Kepandaiannya begitu tinggi, kenapa harus takut ke Kiu Thian
mo Kiong?" Pek Giok Houw mengernyitkan kening.
"Dia tidak takut," ujar Cian Tak suseng.
"Melainkan berpikir panjang. Kita harus tahu, walau memiliki
kepandaian tinggi, kalau sudah masuk kedalam jebakan, kepandaian
tinggi itu pun sudah tiada gunanya."
"Aku kurang percaya," sahut Pek Giok Houw
"Giok Houw" Cian Tok suseng tersenyum.
665 "Seandainya engkau masuk ke sebuah jebakan berupa kolam
yang amat dalam, dinding-dinding kolam itu pun licin sekali, nah,
apa yang harus engkau lakukan?"
"Berusaha melompat ke atas," jawab Pek Giok Houw.
"Seandainya bagian atas telah tertutup?" Cian Tok suseng
menatapnya. "Aku akan menghancurkan dinding kolam itu dengan pukulan,"
sahut Pek Giok Houw.
"Apa yang akan terjadi kalau dinding kolam itu terbuat dari baja
yang amat tebal?" tanya Cian Tok suseng lagi.
"Aku" Pek Giok Houw tergagap.
"Lalu mendadak dinding kiri kanan kolam itu bergerak merapat,
sedangkan engkau berdiri di tengah-tengah, apa akan terjadi?" cian
Tok suseng melirik ouw yang seng Tek
"Tentunya aku pasti mati terjepit,"jawab Pek cjiok Houw sambil
menundukkan kepala.
"Kiu Thian mo Kiong telah dilengkapi dengan berbagai jebakan
maut, kalau kita menyerang ke sana, sama juga mengantar diri
untuk mati. Maka sebelum kita melakukan penyerangan ke sana,
pikirkanlah baik-baik dan seksama jangan sampai mati sia-sia di
sana," ujar cian Tok suseng.
"Benar" swat san Lo Jin manggut-manggut.
"Pihak Kiu Thian mo Kiong tidak menyerbu ke mari, kita pun
tidak menyerang ke sana, jadi bagaimana selanjutnya?" ouw yang
seng Tek menggeleng-gelengkan kepala-
"Apakah masing-masing pihak terus menerus saling menunggu?"
"Pengemis bau" Se Khi tertawa.
"Engkau harus tahu, Kiu Thian mo Cun tidak akan sesabar kita,
percayalah"
"Maksudmu?" tanya ouw yang Seng Tek.
"Dia ingin membasmi kita, tentunya tidak dapat bersabar lama
untuk menunggu kita menyerang ke sana. Aku yakin tidak lama lagi
mereka pasti menyerbu ke mari. Maka kita harus bersiap-siap
menyambut serangan mereka." jawab se Khi.
"Betul." Swat San LoJin manggut- manggut dan menambahkan,
"Kita harus memperhitungkan kekuatan mereka dengan
kekuatan kita Kekuatan mereka terdiri dari Kiu Thian mo Cun, Thian
Ti Siang Mo, Kai Si Mo ong, Pek Hoat Lo Thai, Im Si Lo Mo, Im San
Lak yau, Kiu Mo Li dan puluhan orang-orang berkepandaian tinggi
666 dari golongan hitam. sedangkan dari pihak kita yakni Pek Giok
Houw, Thian San Lolo, Cian Tak Suseng, Se Khi, Se Pit Han, Thian
Koh Sing, Thian Kang Sing, Si Kim Kong, lima pelindung pulau. Giok
Cing, Giok Ling, Pat Kiam, Thiat Jiau Kou Hun, Hek Ai Lan, Ling Ling
dan aku. Kalau dihitung jumlah orang-orang dari pihak kita memang
lebih banyak, tapi pihak sana rata-rata berkepandaian yang amat
tinggi. Seandainya terjadi pertarungan, akibatnya tidak dapat
dibayangkan."
"Cepat atau lambat pasti terjadi," ujar Thian San Lolo dan
menambahkan, "Terhadap Kai Si Mo ong, Pek Hoat Lo Thai, Im Si Lo Mo dan Im
San Lak yau, itu harus dua lawan satu. Kalau tidak, kita pasti kalah,
sebab kepandaian mereka tinggi sekali."
"Pek Giok Houw melawan Kiu Thian mo Cun, aku masih ragu" Se
Pit Han menarik nafas panjang.
"Kakak Han" Pek Giok Houw tersenyum getir.
"Pokoknya aku akan mati bersama Kiu Thian Mo Cun."
"Kakak Houw " seru Ling Ling tak tertahan sambil menatapnya
cemas. "Ling Ling " Pek Giok Houw menggeleng-gelengkan kepala.
"Heeei" teriak ouw yang seng Tek mendadak sambil melototi
swat san Lojin.
"Kenapa barusan engkau tidak menyebut namaku dan Ketua Kay
Pang" Apakah kami tidak masuk hitungan?"
"Kalian berdua pemeran utama, tentunya aku tidak perlu
menyebut nama kalian berdua," sahut swat san LoJin sambil
tertawa. "Aku justru masih merasa heran, kenapa pendekar misterius itu
muncul dan hilang mendadak, lagipula kenapa dia tidak mau
bergabung dengan kita?" ujar se Pit Han bergumam.
"Alangkah baiknya kalau dia bergabung dengan kita" sahut swat
san LoJin, dan ia pun bergumam.
"Tapi dia berada di mana sekarang?"
Padahal sesungguhnya, Pek Giok Liong sudah tahu tentang
pembantaian tersebut. Tapi ia tidak mau turun tangan memhunuh
para pembunuh itu, sebab ia dapat menerka tujuan Kiu Thian mo
Cun, tidak lain ingin mengetahui dirinya terkena racun atau tidak,
juga ingin memancing emosi pihak Kay Pang. Kalau ia membunuh
para pembunuh itu, pertanda dirinya tidak terkena racun, Ia tidak
667 memunculkan diri membunuh mereka, tentunya membuat Kiu Thian
mo Cun yakin bahwa dirinya telah terkena racun, oleh karena itu,
kemungkinan besar pihak Kiu Thian mo Kiong akan menyerang ke
Markas Pusat Kay Pang.
Pek Giok Houw duduk di bawah pohon, tampak seakan sedang
memikirkan sesuatu, karena keningnya terus berkerut-kerut.
"Kakak Houw " Muncul Ling Ling menghampirinya.
"Kok melamun di situ?"
"Ling Ling " Pek Giok Houw memandangnya.
"Sedang memikirkan apa sih. Kakak Houw?" tanya Ling Ling
sambil duduk di sisinya.
"Aku sedang berpikir, kapan akan terjadi pertarungan itu," jawab
Pek Giok Houw. "Aku harus membunuh Kiu Thian mo Cun."
"Kakak Houw, aku aku jadi takut." Ling Ling menggenggam
tangannya erat-erat.
"Takut apa?"
"Seandainya engkau yang terbunuh, aku aku pun tidak bisa
hidup," "Ling Ling" Pek Giok Houw menatapnya sambil tersenyum getir-
"Jangan berkata begitu seandainya aku mati, engkau harus
hidup" "Tidak" Mata Ling Ling mulai basah-
"Pokoknya harus aku ikut mati"
"Ling Ling "
"Kakak Houw" Ling Ling terisak-
"Beberapa malam ini, aku sering bermimpi buruk"
"Ling Ling, itu karena pikiranmu kacau," ujar Pek Giok Houw
Lembut. "Janganlah engkau banyak berpikir"
"Kakak Houw, aku aku takut" Ling Ling memeluknya erat-erat.
"Aku tidak mau kehilanganmu"
Sementara Se Pit Han juga duduk termangu di dalam kamar,
sepasang matanya terus menatap lurus ke depan.
"Nona" Giok cing mendekatinya.
"Jangan terus melamun, itu akan mengganggu kesehatanmu"
"Giok Cing" se Pit Han menatapnya.
668 "Bagaimana menurut pandanganmu mengenai pendekar
misterius?"
"Dia memang misterius dan berkepandaian amat tinggi," jawab
Giok Cing. "Bagaimana dugaanmu tentang dia?" tanya se Pit Han.
"Maksud Nona?" Giok Cing tercengang.
"Menurut dugaanmu kira-kira siapa dia?"
"Nona" Giok Cing mengernyitkan kening.
"Aku tidak pernah bertemu dengannya, maka tidak bisa
menduga siapa dia"
"Apa sebabnya dia menutup mukanya dengan kain" Kenapa dia
tidak mau bergabung dengan kita dan tidak mau menemui kita?"
"Mungkin dia ingin bergerak sendiri"
"Menurutku, tidaklah begitu," ujar se Pit Han sambil
mengerutkan kening.
"Dia pasti kenal kita, kita pun mengenalnya, oleh karena itu, dia
tidak mau bergabung maupun menemui kita. Dia khawatir kita
mengenalinya, kalau bukan karena itu, kenapa dia menitip pesan
pada Ling Ling dengan ilmu menyampaikan suara" Bukankah dia
bisa langsung menemui swat san LoJin?"
"Tapi swat san LoJin, Thian san Lolo dan Ling Ling pernah
melihatnya, hanya mereka sama sekali tidak tahu siapa dia."
"Engkau harus tahu, mereka tidak begitu dekat dengan adik
Liong, jadi merasa sama sekali tidak tahu jelas bagaimana sikap dan
gerak-gerik adik Liong "
"Nona menduga pendekar misterius itu Pek Giok Liong?" tanya
cilik Cing terbelalak.
"Ya." se Pit Han mengangguk
"Nona" Giok Cing menggeleng-gelengkan kepala
"Pek Giok Liong sudah mati setahun lebih, maka tidak mungkin
pendekar misterius itu Pek Giok Liong."
"Kalau pendekar misterius itu orang lain, kenapa dia harus
menutup mukanya dengan kain?"
"Itu " cilik Cing mengernyitkan kening.
"Pendekar misterius itu menutup mukanya dengan kain,
tentunya punya suatu sebab." ujar se Pit Han.
"Mungkin mukanya telah cacat."
"oh?" Giok Cing menatap se Pit Han sambil menarik nafas
panjang.

Panji Sakti Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

669 "Nona terlampau memikirkan Pek Giok Liong "
"Terus terang, aku tidak percaya nasibnya begitu buruk, mati
secara mengenaskan dan tanpa kuburan."
"Nona " Giok Cing menggeleng-gelengkan kepala.
"Giok Cing, maukah engkau membantuku?" tanya se Pit Han
mendadak "Katakanlah Nona, apa yang dapat kubantu?"jawab Giok Cing
dan merasa heran, kenapa se Pit Han minta bantuannya
"Aku ingin pergi cari pendekar misterius itu"
"Apa?" Giok Cing terbelalak,
"Itu itu tidak boleh."
"Giok Cing "
"Kalau Nona pergi, aku pasti bunuh diri," ujar Giok Cing
sungguh-sungguh.
"Sebab ketika mau berangkat, tocu telah berpesan padaku dan
Giok Ling, harus baik-baik menjaga Nona "
"Aku pergi tidak akan lama, lagi pula "
"Tidak bisa" potong Giok Cing.
"Kalau Nona pergi, aku dan Giok Ling pasti bunuh diri."
"Betul," sahut Giok Ling yang baru masuk ke kamar.
"Kalau Nona berkeras mau pergi, kami berdua pasti bunuh diri."
"Kalian" Se Pit Han menarik nafas panjang.
"Kalian berdua sama sekali tidak merasa kasihan padaku."
"Nona" ujar Giok Ling.
"Tidak usah sedig, pendekar misterius pasti akan muncul."
"Betul," sambung Giok Cing.
"Dia telah membunuh Ngo Kui dan cit Ti Sat, otomatis Kiu Thian
mo Cun tidak akan melepaskannya."
"Oh ya" Tiba-tiba Se Pit Han teringat sesuatu.
"Pendekar misterius itu cuma membunuh orang-orang dari Kiu
Thian mo Kiong, itu berarti dia punya dendam pada Kiu Thian mo
Cun" "Maksud Nona pendekar itu Pek Giok Liong?" tanya Giok Ling.
"ya." Se Pit Han mengangguk.
"Aku yakin pendekar misterius itu Pek Giok Liong."
"Itu" Giok Ling berpikir keras, kemudian manggut-manggut.
"Nona, kalau dipikirkan secara mendalam, memang masuk akal
pendekar misterius itu Pek Giok Liong. Dia menutup mukanya
670 dengan kain dan tidak mau menemui Nona, aku duga wajahnya
pasti ada masalah-"
"Benar." se Pit Han manggut-manggut dan tampak bersemangat.
"Aku pun yakin wajahnya telah rusak, maka dia merasa malu
bertemu kita."
"Masuk akal," ujar Giok Cing.
"Sebab ketika mengobati Pek Giok Houw, dia cuma bicara
dengan Ling Ling, bahkan dengan ilmu menyampaikan suara, Itu
berarti dia tidak menghendaki swat san Lo Jin mendengar suaranya..
khawatir swat san Lo lin mengenali suaranya."
"Kalau benar begitu, adik Liong sungguh salah" se Pit Han
menarik nafas panjang.
"Walau wajahnya rusak, aku aku tetap mencintainya."
"Nona" Giok Ling menatapnya.
"Sekarang wajah Pek Giok Liong rusak tidak karuan, apakah
Nona masih mencintainya?"
"Tentu" se Pit Han mengangguk
"Tidak merasa jijik?" tanya Giok Ling lagi.
"Sama sekali tidak," jawab se Pit Han pasti.
"Ha ha ha" Terdengar suara tawa di luar. se Pit Han, Giok Cing
dan Giok Ling seoera menoleh, mereka melihat Cian Tak suseng
berdiri di dekat pintu.
"cian Tak lo cianpwee" panggil se Pit Han.
"Silakan masuk"
"Tidakkah mengganggu percakapan kalian?" tanya Cian Tak
suseng serius sambil menatap se Pit Han dalam-dalam.
"Masih bilang begitu," sahut Giok Cing cemberut.
"Cian Tak lo cianpwee pasti telah mendengar pembicaraan
kami." "Tidak salah" Cian Tok suseng tertawa sambil melangkah ke
dalam lalu duduk.
"Kalian bertiga sama-sama menduga bahwa pendekar misterius
itu Pek Giok Liong yang telah mati itu?"
"Kami menduga begitu, pertanda Pek Giok Liong belum mati,"
ujar Giok Ling.
" Kalau dipikir-pikir dan di renungkan, memang masuk akal
pendekar misterius itu Pek Giok Liong, sebab dia begitu menaruh
perhatian pada pihak kita."
671 "Betul." se Pit Han mengangguk dan tampak semakin
bersemangat, "Oh ya" wajah Cian Tok suseng tampak serius.
"Aku ingin bicara empat mata denganmu"
"Kalau begitu " se Pit Han memandang Giok Cing dan Giok Ling.
"Nona, kami ke depan saja," ujar Giok Cing, lalu segera
mengajak Giok Ling meninggalkan kamar itu.
"Cian Tok lo cianpwee mau bicara apa denganku?" tanya se Pit
Han heran, "Sebelum aku mulai bicara, engkau harus bersumpah dulu,"
sahut Cian Tok suseng.
"Aku harus bersumpah apa?" tanya se Pit Han.
"Engkau harus bersumpah, tidak akan memberitahukan apa yang
kukatakan pada siapa pun," jawab Cian Tok suseng.
"Baiklah" se Pit Han bersumpah, setelah itu ia menatap Cian Tok
suseng. "Aku sudah bersumpah, silakan lo cianpwee katakan"
"Ngmm" Cian Tok Suseng manggut-manggut.
"Nona se, tahukah engkau siapa yang menyuruhku bergabung
dengan Partai Kay Pang?"
"Jadi.." se Pit Han tercengang. "Lo cianpwee bergabung di sini
bukan atas kehendak sendiri, melainkan disuruh orang?"
"Engkau tahu kan" setelah Pek Giok Liong berhasil membalas
dendam kedua orang tuanya, aku pun kembali ke tempatku dan
sama sekali tidak mencampuri segala urusan rimba persilatan lagi.
Maka apa yang telah menimpa diri Pek Giok Liong, aku tidak
mengetahuinya "Lanjut Cian Tak suseng.
"Akan tetapi, pada suatu hari ketika aku sedang asyik meniup
seruling di pinggir kali, mendadak muncul seseorang "
"Siapa orang itu?"
Cian Tak suseng tidak menjawab, melainkan melanjutkan
penuturannya sambil menatap se Pit Han.
"Orang itu memakai topi rumput lebar dan menutup mukanya
dengan kain putih "
"Pendekar misterius" seru se Pit Han tertahan.
"ya." Cian Tak suseng mengangguk
"Orang itu memang pendekar misterius, dia mengaku dirinya
utusan Kiu Thian mo Cun "
"Hah" Apa?" se Pit Han terbelalak
672 "Dia mengaku dirinya utusan Kiu Thian mo Cun?"
"Benar, kemudian dia pun menceritakan keadaan rimba
persilatan yang telah dikuasai Kiu Thian mo Cun, bahkan juga
memberitahukan tentang Pek Giok Liong yang terpukul ke jurang
oleh Kiu Thian mo Cun, itu sungguh mengejutkanku."
"oh?" se Pit Han mengernyitkan kening.
"Dia menemuiku dengan maksud menarik diriku untuk
bergabung dengan Kiu Thian mo Kiong "
"Tapi lo cianpwee kok malah bergabung di sini?"
"Aku menolak untuk bergabung dengan Kiu Thian mo Kiong. Dia
terus mendesakku, tapi aku tetap menolak-Bahkan aku pun
mengancam, apabila dia menggunakan kekerasan, aku akan bunuh
diri" "Bagaimana dia setelah lo cianpwee mengancam begitu?"
"Dia memang masih mendesak, dia pun mengatakan akan
memaksaku. Nah, aku segera mengambil pil racun. Tetapi ketika
baru mau kumasukkan ke dalam mulut, mendadak tangannya
bergerak dan tanganku pun jadi ngilu "
"Setelah itu mendadak dia tertawa, lalu mengeluarkan suatu
benda dan diperlihatkan padaku."
"Benda apa itu?"
"Jit Goat seng sim Ki."
"Apa?" se Pit Han tertegun.
"Panji Hati suci Matahari Bulan?"
"ya." Cian Tok suseng mengangguk
"Dia pun menyuruhku berjanji, tidak akan memberitahukan pada
siapa pun. Karena aku merasa kasihan dan simpati padamu, maka
aku harus memberitahukan padamu agar kamu bisa tenang."
"Jadi " Mata se Pit Han berbinar-binar
"Pedekar misterius itu benar adik Liong?"
"Benar." cian Tok suseng mengangguk
"Karena tadi engkau bilang, walau wajahnya rusak, namun
engkau tetap mencintainya oleh karena itu, aku pun harus berterus
terang. Dia memang Pek Giok Liong. Dia tidak mati terpukul Hek Sim
Tok ciang, tetapi sebaliknya malah menemukan kitab pelajaran silat
yang amat tinggi, hanya saja wajahnya telah rusak"
"Dia memperlihatkan wajahnya pada lo cianpwee?"
"Tidak. Dia cuma menyuruhku agar bergabung dengan partai
Kay Pang, sebab aku kenal racun."
673 "Lo cianpwee, terima kasih"
"Nona se, kini kepandaiannya bertambah tinggi." cian Tak
suseng memberitahukan.
"Apabila bertemu dia kelak, engkau harus berusaha menahannya
Karena kalau dia telah melesat pergi, sudah sulit mengejarnya."
"Aku pasti ingat itu"
"Pokoknya engkau harus berusaha menahannya dengan cara
apa pun, jangan sampai dia pergi"
"Kapan dia akan memunculkan diri?"
"Manakala Kiu Thian mo Cun memunculkan diri, dia pun pasti
memunculkan diri," jawab Cian Tak suseng.
"Kini yang mampu menandingi kepandaian Kiu Thian mo Cun,
hanyalah dia"
"Dia menemukan ilmu silat apa?"
"Aku tidak tahu" Cian Tak suseng menatapnya.
"Nona se, aku harap engkau jangan memberitahukan pada siapa
pun yang penting engkau sudah tahu sekarang, sebab aku telah
melanggar janji."
"Lo cianpwee tidak usah cemas" se Pit Han tersenyum.
"Aku telah bersumpah tadi, tidak mungkin aku akan melanggar
sumpahku sendiri"
"Syukurlah" Cian Tak suseng manggut-manggut.
"oleh karena itu, engkau pun harus membantuku "
"Membantu dalam hal apa?"
"Mencegah agar pihak kita jangan menyerbu Kiu Thian mo
Kiong, dia yang berpesan begitu padaku, karena banyak jebakan
maut di Kiu Thian mo Kiong."
"Ng" se Pit Han mengangguk dan bertanya,
"Dia tidak tahu Pek Giok Houw adalah adik kembarnya?"
"Dia tidak tahu."
"Aaakh " keluh se Pit Han.
"Sungguh kasihan Pek Giok Houw"
Bagian ke 65: Menantang
Kiu Thian mo Cun dan lainnya duduk di ruang dalam,
kelihatannya mereka sedang membahas sesuatu, Hal itu dapat
dilihat dari wajah Thian Ti Siang Mo dan lainnya, sebab mereka
tampak serius sekali.
674 "Kini para murid Partai Kay Pang telah menyembunyikan diri,
mereka takut dibantai oleh pihak kita. Selama pembantaian itu,
pendekar misterius sama sekali tidak muncul, untuk membunuh
pihak kita, pertanda dia memang telah terkena bubuk racun pelemah
Iwee kang."
"Mo Cun" tanya Thian mo mendadak.
"Berapa lama orang yang terkena bubuk racun itu akan pulih
Iwee kangnya?"
"Pendekar misterius itu amat dalam Iwee kangnya, mungkin dua
bulan kemudian, Iwee kangnya akan pulih seperti semula," jawab
Kiu Thian mo Cun memberitahukan.
"Kalau begitu" Ujar Thian mo setelah berpikir sejenak.
"Mumpung Iwee kang pendekar misterius itu masih belum pulih,
alangkah baiknya.... "
"Kita serbu Markas Pusat Kay Pang?" tanya Kiu Thian mo Cun.
"Ya." Thlan mo mengangguk.
"Aku memang bermaksud begitu. Setelah itu, barulah kita
menghadapi pendekar misterius itu."
"Ngmm" Kiu Thian mo Cun manggut-manggut, kemudian
bertanya pada Kai Si Mo ong.
"Bagaimana menurutmu?"
"Menurut aku, lebih baik kita tantang langsung pada mereka"
sahut Kai Si Mo ong.
"Menantang langsung pada mereka?"
"Ya." Kai Si Mo ong mengangguk.
"Kita tantang pihak Kay Pang bertarung secara terbuka di suatu
tempat, jadi tidak perlu menelan banyak korban."
"Aku setuju," sahut Pek Hoat Lo Thai.
"Memang lebih baik begitu," sambung Im Si Lo Mo.
"Kami berenam saudara pun setuju begitu," sela Im San Lak
Yau. "Thian Ti Siang mo, bagaimana menurut kalian berdua?" Kiu
Thian mo Cun menatap mereka.
"Memang tidak ada salahnya kita menantang mereka," jawab
Thian mo. "Tapi di mana kita mengambil tempat untuk bertarung?"
"Bagaimana kalau di kaki Gunung Kah Lan San yang tak jauh
dari sini?" tanya Thian Mo mengusulkan.
"Boleh juga." Kiu Thian mo Cun manggut-manggut.
675 "Kita dirikan sebuah panggung di sana untuk adu silat, jadi kita
pun harus memperhitungkan kekuatan pihak Kay Pang."
"Betul, Mo Cun." Thian mo mengangguk.
"Pihak Kay Pang terdiri dari ouw Yang Seng Tek, Ketua Kay Pang
dan pihak Pulau Pelangi."
"Engkau tahu jelas siapa-siapa pihak Pulau Pelangi itu?" tanya
Kiu Thian mo Cun.
"Tahu." Thian mo mengangguk sekaligus memberitahukan, -Se
Pit Han, Se Khi, Thian Koh sing, Thian Kang sing, si Kim Kong, lima
pelindung, sepasang pengawal dan Pat Kiam, ditambah swat san Lo
Jin, Thian san Lolo, Hek Siau Liong dan Ling Ling"
"Masih ada satu orang" sambung Ti Mo
"yakni Hek Ai Lan, ibu Hek Siau Liong."


Panji Sakti Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Berarti mereka berjumlah dua puluh delapan orang, sedangkan
kita cuma dua puluh satu orang " ujar Kiu Thian mo Cun.
"Mo Cun melawan Pek Giok Liong." Thian mo memberitahukan.
"Kami berdua melawan Thian Koh sing dan Thian Kang sing. Kiu
Mo Li melawan Pat Kiam, Kai si Mo ong melawan swat san LoJin dan
Thian san Lolo, Pek Hoat Lo Thai dan Im si Lo Mo melawan si Kim
Kong, sedangkan Im san Lak yau melawan Lima pelindung dan
lainnya, pihak kita pasti menang."
"Benar." Kiu Thian mo Cun tertawa gelak
"Setelah kita menaklukkan Partai Kay Pang dan pihak Pulau
Pelangi, maka rimba persilatan akan menjadi milik Kiu Thian mo
Kiong." "Hahaha"Thian Ti siang Mojuga ikut tertawa.
"Kai si Mo ong, bagaimana menurut kalian?" tanya Kiu Thian mo
Cun karena melihat mereka diam saja.
"Kami setuju," sahut mereka serentak
"Baiklah" Kiu Thian mo Cun manggut-manggut.
"Sekarang kalian boleh kembali ke kamar."
"Terima kasih, Mo Cun" ucap mereka lalu segera pergi ke kamar.
"Kiu Mo Li, kalian pun boleh ke kamar," ujar Kiu Thian mo Cun.
"Terima kasih, Mo Cun" Kiu Mo Li segera berlenggang ke kamar.
Kini hanya tinggal Thian Ti siang Mo, maka Kiu Thian mo Cun
pun berkata dengan suara rendah.
"Aku akan menulis surat tantangan, kalian antar surat
tantanganku ke Markas Pusat Kay Pang"
"ya, Mo Cun" sahut Thian Ti siang Mo
676 "Thian Ti siang Mo" Kiu Thian mo Cun tertawa.
"Tahukah kalian apa yang kupikirkan sekarang?"
"Tahu." Thian mo mengangguk.
"Mo Cun ingin membunuh mereka semua."
"Benar." Kiu Thian mo Cun manggut-manggut.
"Kalau mereka sudah berkumpul, tidak sulit bagi kita untuk
membunuh mereka."
"Betul," sahut Ti Mo sambil tersenyum licik,
"Mo Cun, sebelumnya kita harus menyebarkan racun di tempat
itu." "Aku memang telah berpikir begitu, dan juga kita pun harus
memerintah tujuh partai besar untuk hadir" ujar Kiu Thian mo Cun.
"Tujuan mo Cun?" tanya Thian mo-
"Aku akan menyuruh mereka membunuh para murid Kay pang"
Kiu Thian mo Cun cun.
"Jadi nanti kalian muncul duluan, aku belakangan."
"Bagus." Thian mo tertawa.
"Mo Cun, aku khawatir Kai si Mo ong dan lainnya tidak akan
bersungguh-sungguh membantu kita, maka aku usulkan, sebelum
berangkat untuk bertanding, kita ajak mereka minum dulu " ujar Ti
Mo- Oooh Aku sudah tahu maksudmu." Kiu Thian mo Cun manggutmanggut.
"Supaya diam-diam kalian akan menaruh racun ke dalam
minuman merekakan?"
"ya." Ti Mo mengangguk
"Itu agar mereka bersungguh-sungguh membantu kita" Kiu
Thian mo Cun tertawa-
"Memang harus begitu, bahkan aku pun akan perintahkan
mereka agar membunuh pihak Pulau Pelangi"
"Betul" Ti Mo tertawa gelak
"Baiklah. Kalian berdua tunggu sebentar, aku akan menulis surat
tantangan untuk Partai Kay Pang"
Kemunculan Thian Ti siang Mo di Markas Pusat Kay Pang, itu
sungguh mengejutkan. Namun mereka datang sebagai utusan Kiu
Thian mo Cun, tentunya disambut dengan baik, dan Ketua Kay Pang
pun mempersilahkan mereka duduk.
"Terima kasih" ucap Thian mo angkuh.
677 "Ada apa Kiu Thian mo Cun mengutus kalian ke mari?" tanya Kay
Pang "Untuk mengantar surat tantangannya" sahut Thian mo sambil
menyerahkan sepucuk surat pada Ketua Kay Pang
Ketua Kay Pang menerima surat itu dan sekaligus membacanya,
setelah itu diberikan pada ouw yang seng Tek. surat itu berbunyi
demikian. Partai Pengemis:
Kami pihak Kiu Thian mo Kiong menantang kalian pibu (Adu
silat) pada pek gwe cap ngo (Tanggal lima belas bulan delapan)
pagi, di kaki gunung Kah Lan. Terima kasih
Tertanda: Kiu Thian mo Cun
Usai membaca itu, ouw yang seng Tek lalu menyerahkan pada
swat san Lojin. setelah membaca surat tantangan itu, swat san LoJin
manggut-manggut.
"Thian Ti siang Mo" ujarnya
"Beritahukaniah pada Kiu Thian mo Cun, bahwa kami terima
tantangannya"
"Baik" Thian mo mengangguk
"Oh ya, tujuh partai besar juga hadir untuk menyaksikan pibu
itu" "Bagus" swat san LoJin tertawa
"Biar tujuh partai besar jadi saksi dalam pibu itu."
"Maaf" ucap Thian mo
"Kami mau pamit"
"Antar utusan Kiu Thian mo Cun" seru Ketua Kay Pang.
Setelah Thian Ti siang Mo pergi, suasana di ruang itu pun
menjadi ramai, tetapi swat san LoJin segera menyuruh mereka
tenang. "Kita semua harus tenang, mari kita rundingkan bersama"
"Lo cianpwee telah menyanggupinya, maka kita jangan mundur"
ujar Ketua Kay Pang.
"Benar-" swat san LoJin manggut-manggut.
"Aku khawatir" se Khi mengerutkan kening.
"Mereka akan memasang jebakan di tempat itu."
678 "Cuma tinggal dua hari, pihak Kiu Thian mo Kiong tidak sempat
pasang jebakan," ujar Thian san Lolo.
"Lebih baik aku menyuruh beberapa orang untuk mengawasi
kaki gunung Kah Lan. Kalau melihat orang dari pihak Kiu Thian mo
Kiong, mereka harus segera pulang melapor. Bagaimana?" tanya
Ketua Kay Pang.
"Memang lebih baik begitu," sahut swat san Lo Jin.
Ketua Kay Pang segera memerintah empat orang untuk
mengawasi tempat itu, sementara se Pit Han tampak mengernyitkan
kening. "Pihak Kiu Thian mo Kiong memang tidak punya waktu untuk
membuat jebakan, tapi mereka pasti sempat menyebarkan racun di
sekitar tempat itu." ujar se Pit Han dan menambahkan,
"Maka kita harus siap untuk itu"
"Sebelum berangkat, kita semua harus makan obat anti racun,"
sahut Cian Tok suseng sambil tersenyum.
"Nona se, jangan mencemaskan itu"
"Racun tua" ujar se Khi
"Apakah obatmu itu sungguh-sungguh manjur" Kalau tidak
manjur, klta semua pasti celaka."
"Ha ha ha" Cian Tok suseng tertawa.
"Julukanku pelajar seribu racun, kalau obat anti racunku tidak
manjur, julukanku pun, boleh dihapus"
"Jangan tersinggung. Racun tua" se Khi tersenyum
"Aku tahu bahwa engkau pakar racun, maka aku sengaja berkata
begitu" "Aku tidak tersinggung, sebaliknya malah berterima kasih
padamu mengingatkanku," ujar Cian Tok suseng.
"Sekarang " sela swat san LoJin lantang.
"Mari klta membahas tentang pibu itu"
"Pihak Kiu Thian mo Kiong yang berkepandaian tinggi berjumlah
dua puluh satu orang. kita berjumlah dua puluh delapan orang. Nah,
bagaimana cara kita bertanding dengan mereka?" ujar ouw yang
seng Tek. "Kalau satu lawan satu, pihak kita pasti kalah," sahut swat san
LoJin dan melanjutkan,
"Maka harus kita atur dua lawan satu, itu pun belum tentu kita
akan menang."
"Benar," ujar Thian san Lolo.
679 "Jadi bagaimana kalau begitu siang sing yakni Thian Koh sing
dan Thian Kang sing melawan Thian Ti siang Mo, aku dan swat san
LoJin melawan Kai si Mo ong. Pat Kiam melawan Kiu Mo Li, Hok Mo
Kim Kong dan cuh yau Kim Kong melawan Pek Hoat, Cuah Kui Kim
Kong dan cam Kuai Kim Kong melawan Im si Lo Mo, lima pelindung,
ThiatJiau Kou Hun, sepasang pengawal dan se Khi melawan Im San
Lak yau. Apakah kalian setuju?"
"Setuju," sahut swat san LoJin dan ouw yang seng Tek serentak.
"Aku kurang setuju," sahut cian Tok suseng.
"Racun tua" ouw yang seng Tek menatapnya.
"Kenapa engkau tidak setuju?"
"Karena namaku tidak disebut." Cian Tok Suseng menggelenggelengkan
kepala. "Apakah aku di sana cuma makan angin dan menonton?"
"Tugasmu mengawasi pihak Kiu Thian mo cun, tentunya
mengenai racun. Nah, bukankah engkau tidak makan angin dan
menonton lagi?" sahut ouw yang seng Tek sambil tertawa.
"Lalu apa tugasku?" tanya se Pit Han.
"Engkau dan Ling Ling harus bersiap-siap"Jawab Cian Tok
suseng. "Apabila terjadi sesuatu di luar dugaan, kalian berdua harus
segera turun tangan membantu"
"Baiklah" se Pit Han mengangguk.
"Cara bertanding harus diadakan tujuh babak. Babak terakhir
Pek Giok Houw melawan Kiu Thian mo Cun," ujar swat san LoJin.
"Aku yakin dalam enam babak itu, pihak kita pasti kalah"
"Kalau begitu, percuma kita bertanding dengan mereka?" Pek
Giok Houw mengernyitkan kening.
"Kita harus menggunakan siasat," sahut se Khi serius.
"Pertandingan enam babak itu harus dibatasi dengan jumlah
jurus, misalnya batas lima puluh jurus. Maksudku harus ada yang
seri, jadi kita masih punya harapan untuk menang."
"Bagaimana seandainya pihak Kiu Thian mo Kiong tidak setuju?"
tanya ouw yang seng Tek mendadak-
"Itu berarti akan terjadi pertarungan mati-matian" sahut swat
san LoJin. "Aku yakin" sela se Pit Han.
"Pibu cuma merupakan suatu alasan, sesungguhnya Kiu Thian
mo Cun sudah siap membunuh kita semua."
680 "oh?" swat san LoJin mengernyitkan kening.
"Kalau begitu"
"Apa boleh buat" Thian san Lolo menatapnya.
"Kita harus bertarung mati-matian melawan mereka"
"Itu sudah pasti." Pek Giok Houw menyelak
"Aku ingin menuntut balas pada Kiu Thian Mo Cun, tentunya
kami berdua harus bertarung hingga ada yang mati."
"Kakak Houw" Ling Ling tampak cemas sekali
"Ling Ling" Pek Giok Houw menatapnya sambil menarik nafas.
"Engkau tidak perlu mencemaskan diriku, mati atau hidup itu
sudah ditakdirkan."
"Aaakh " Keluh Ling Ling, kemudian mendadak ia berseru,
"Mudah-mudahan Pendekar misterius akan muncul di saat itu"
"Benar," sahut swat san LoJin bersemangat.
"Aku yakin dia pasti muncul, sebab dia telah membunuh Ngo Kui
dan cit Ti sat, maka itu kesempatan baginya untuk membasmi pihak
Kiu Thian mo Kiong."
"Tidak salah," sambung Thian san Lolo. Nenek tua itu pun
tampak bersemangat sekali.
"Terus terang, kalau aku dan swat san LoJin berdua maju
bersama melawan pendekar misterius itu, aku yakin kami cuma
mampu bertahan sampai sepuluh jurus saja."
"Yang benar?" ouw yang seng Tek tidak percaya.
"Bagaimana mungkin aku mau merendahkan diri sendiri?" Thian
san Lolo melotot.
"Bukankah aku telah menceritakan, bahwa kami berdua pernah
menyerangnya dengan Iwee kang" Engkau harus tahu, bahwa pada
waktu itu aku telah mengerahkan Iwee kang ku hingga sepuluh
bagian. Begitu pula swat San LoJin, dan mendadak sekujur
badannya memancarkan cahaya putih dan seketika juga kami
berdua terpental jatuh duduk di lantai."
"Benar." Tiba-tiba Ling Ling tertawa geli-
"Guruku dan swat san LoJin tidak mampu bangkit berdiri, terus
duduk di lantai dengan mata terbelalak"
"Heran?" gumam ouw yang seng Tek
"Sebetulnya ilmu apa yang dimiliki pendekar misterius itu"1 Kok
badannya bisa memancarkan cahaya putih?"
"Sekujur badan memancarkan cahaya putih?" Mendadak se Pit
Han teringat sesuatu.
681 "Apakah itu adalah ilmu "
"Ilmu apa?" tanya swat san LoJin cepat
"Jit Ciat Seng Sim Sin Kang (Tenaga Sakti Hati Suci Matahari
Bulan)" sahut Se Pit Han.
"Tapi yang memiliki ilmu itu cuma seng sim Tayhiap, dan tidak
pernah diwariskan pada generasi penerus. Lagi pula pada masa itu,
seng sim Tayhiap masih belum mencapai sampai tingkat itu"
"Kok engkau tahu?" tanya swat san LoJin heran.
"Kakekku pernah menceritakan padaku,"jawab sePit Han dan
diam-diam ia bergirang, karena Pek Giok Liong memperoleh ilmu itu.
"Tidak salah," sela se Khi
"Tapi pada masa itu, sekujur badan seng sim Tayhiap masih
belum bisa memancarkan cahaya putih."
"Kalau begitu, berarti pendekar misterius mampu mengalahkan
Kiu Thian mo cun?" ujar ouw yang seng Tek seakan bertanya.
"Itu mudah-mudahan" sahut se Khi.
"Sebab Kiu Thian mo Cun memiliki Hek sim sin Kang dan Hek
sim Tok Ciang yang amat dahsyat. Kalau Hek sim (Hati Hitam)
bertemu seng sim (Hati suci), aku yakin seng sim pasti menang."
"Benar" swat san Lo Jin manggut-manggut.
"Tapi" ouw yang seng Tek menggeleng-gelengkan kepala.
"Setelah membunuh Ngo Kui dan cit Ti sat, pendekar misterius
itu pun menghilang. Bagaimana mungkin dia akan muncul di tempat
pibu itu?"
"Percayalah" Cian Tok suseng serius.
"Dia pasti muncul, sebab aku yakin dia menghendaki
kemunculan Kiu Thian mo Cun. oleh karena itu, begitu Kiu Thian mo
Cun muncul, dia pasti muncul."


Panji Sakti Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kok begitu yakin?" se Khi menatapnya tajam.
"Sebab ketika Ngo Kui, Cit Ti sat dan lainnya meninggalkan mo
Kiong, dia pun memunculkan diri untuk membunuh mereka. Dia
tidak mau menyerang ke Kiu Thian mo Kiong, tentunya karena
banyak jebakan maut di sana."
"Benar Benar" ouw Yang seng Tek manggut-manggut.
"Heran?" gumam se Khi mendadak
"Tidak mungkin pendekar misterius itu seng sim Tayhiap
sebetulnya siapa pendekar misterius itu?"
682 "Se Tua sementara ini kita tidak perlu memikirkan siapa dia,
yang penting dia harus muncul tepat pada waktunya," sahut ouw
yang seng Tek "Ngmm" se Khi manggut-manggut.
"Mulai sekarang, kita harus banyak istirahat" ucap swat san
LoJin, tapi langsung dipotong oleh Thian san Lolo.
"Bukan banyak istirahat, melainkan harus banyak berlatih
mempersiapkan diri untuk pibu itu," ujar Thian san Lolo.
"Engkau memang sudah tua sehingga otak pun jadi beku, sama
sekali tidak bisa berpikir"
"Eeeh ?" Wajah swat san LoJin kemerah-merahan.
"Baiklah Mari kita mulai berlatih"
"Aku mau ke kamar dulu," ujar se Pit Han sambil melangkah ke
kamarnya, Cian Tok suseng segera menyusulnya.
"Nona se Dia pasti muncul di tempat pibu itu, maka engkau
harus berusaha menahannya agar dia tidak bisa pergi"
"ya." se Pit Han mengangguk
"Terima kasih, lo cianpwee"
Sementara itu, di bawah pohon tampak duduk dua orang,
mereka Pek Giok Houw dan Ling Ling.
"Kakak Houw" Ling Ling menatapnya dengan wajah murung.
"Dua hari lagi engkau akan bertarung dengan Kiu Thian mo Cun,
aku aku takut sekali "
"Engkau tidak usah takut," sahut Pek Giok Houw sambil
tersenyum lembut.
"Aku pasti dapat membunuhnya."
"Kakak Houw, jangan menghibur diriku" Mata Ling Ling mulai
basah "Tapi yah sudahlah"
"Ling Ling" Pek Giok Houw mengernyitkan kening.
"Kenapa engkau mengucapkan begitu?"
"Kakak Houw mati, aku pun harus pasti mati,"jawab Ling Ling
sambil tersenyum dan mulai tampak tenang. Mungkin karena ia telah
mengambil keputusan untuk mati bersama Pek Giok Houw.
"Ling Ling " Pek Giok Houw menggenggam tangan Ling Ling
erat-erat. "Aku aku amat terharu, engkau sedemikian mencintaiku, namun
diriku" 683 "Kenapa dirimu. Kakak Houw?" tan a Ling Ling karena Pek Giok
Houw tidak melanjutkan ucapannya.
"Karena karena aku harus bertarung dengan Kiu Thian mo Cun."
Pek Giok Houw tidak berani berterus terang padanya, ia tidak mau
menimbulkan masalah lain.
"Pertarungan mati hidup"
"Aku tidak cemas lagi." Ling Ling tersenyum.
"Sebab kalau Kakak Houw mati, aku harus ikut mati "
Bagian ke 66 Pertarungan Mati Hidup
Sebelum berangkat ke tempat pertarungan itu, terlebih dahulu
Kiu Thian mo Cun mengadakan acara minum-minum, Ia mengangkat
minumannya seraya tertawa dan berkata, "Mari kita minum Ha ha ha
Kita pasti menang"
Thian Ti siang mo, Kai si Mo ong, Pek Hoat Lo Thai, Im si Lo Mo,
Im san Lak yau dan lainnya segera mengangkat minuman masingmasing.
"Demi kemenangan kita" ucap Thian mo sambil meneguk
minumannya, begitu pula yang lain.
"Ha ha ha" Kiu Thian mo Cun tertawa gelak seusai meneguk
minumannya.. "Mulai besok, seluruh rimba persilatan akan menjadi milik kita.
oleh karena itu, aku harap Kai si mo ong, Pek Hoat Lo Thai, Im si Lo
Mo dan Im san Lak yau bersungguh-sungguh membantu"
"Tapi kami tidak mau sembarangan membunuh," sahut Kai si Mo
ong. " Aku justru menghendaki kalian membunuh mereka," ujar Kiu
Thian mo Cun dingin
"Kita cuma pibu, kenapa harus membunuh mereka?" tanya Pek
Hoat Lo Thai kurang senang.
"Kalau kita tidak membunuh mereka, bagaimana mungkin kita
dapat menguasai seluruh rimba persilatan?" Kiu Thian mo Cun
menatap mereka tajam,
"Oleh karena itu, aku harap kalian bantu dengan sungguhsungguh"
"Mo Cun" sahut Im san Lo Mo
"Kami cuma pibu dengan mereka, kami sama sekali tidak berniat
membunuh" 684 "Ha ha ha" Kiu Thian mo Cun tertawa.
"Tapi kalian harus ingat satu hal, minuman yang kalian teguk
barusan telah dicampuri racun. Kalau kalian tidak membunuh
mereka begitu aku memberi perintah, aku pun tidak akan
memberikan kalian obat pemunah racun itu."
"Haaah ?" Betapa terkejutnya Kai si Mo ong dan lainnya.
"Kenapa Mo Cun berbuat begitu?" tanya Pek Hoat Lo Thai.
"Itu sama juga memaksa kami melanggar sumpah."
"Sumpah?" Kiu Thian mo Cun tertawa-
"Kalian dari golongan sesat, maka tidak usah menepati sumpah"
"Mo Cun " Kai si Mo ong ingin mengatakan sesuatu, namun
kemudian dibatalkannya
"Hmm" dengus Kiu Thian mo Cun.
"Engkau jangan macam-macam, lebih baik kalian menuruti
perintahku Kalau tidak, kalian pasti mati"
Kai si Mo ong dan lainnya menundukkan kepala, mereka
terpaksa menurut karena diri mereka telah terkena racun
"Kalian semua dengar baik-baik," ujar Kiu Thian mo Cun lantang.
"Pibu cuma merupakan alasan, sesungguhnya tujuan kita adalah
membunuh mereka semua. Begitu ada perintah dariku, kalian harus
sebera membunuh mereka, aku akan membunuh Hek Siau Liong"
"ya" sahut mereka semua.
"Tentunya mereka menghendaki suatu cara dalam pibu itu,
kalian setuju saja, tidak perlu berdebat dengan mereka" pesan Kiu
Thian mo Cun. "Ya" sahut mereka serentak
"Kalian boleh berangkat sekarang, aku akan menyusul" ujar Kiu
Thian mo Cun dan menambahkan,
"Aku sudah mengutus beberapa orang di sana untuk menyambut
tujuh partai besar dan partai pengemis, nah Berangkatlah kalian"
Partai Siau Lim sudah tiba di kaki gunung tempat pibu itu,
menyusul adalah partai Butong, Gobi, Hwa san, Khong Tong, Kun
Lun dan Tiam Cong. Tak seberapa lama kemudian, muncullah Partai
Pengemis bersama pihak Pulau Pelangi.
Pihak Kiu Thian mo Kiong yang diutus Kiu Thian mo Cun segera
menyambut mereka, sekaligus menunjukkan tempat mereka.
685 Sebelum berangkat. Partai Pengemis dan pihak Pulau Pelangi
telah makan obat anti racun, maka mereka sudah tidak takut akan
racun lagi. Memang, di mana tempat yang ditunjuk itu telah ditaburi
semacam racun, orang-orang utusan Kiu Thian mo Cun yang
menaburkan racun tersebut.
Di tengah-tengah lapangan itu berdiri sebuah panggung, tidak
begitu tinggi tapi cukup besar dan terdapat sebuah meja.
"Kok Kiu Thian mo Cun dan lainnya belum datang?" tanya ouw
yang seng Tek pada swat san LoJin.
"Mungkin sebentar lagi," ujar swat san Lo Jin.
"Dia yang menyelenggarakan pibu ini, seharusnya mereka
datang duluan" ujar Thian san Lolo.
"Itu tidak jadi masalah," sela Cian Tok suseng.
"yang jelas dia tidak pasang jebakan di sini, tapi tempat kita
berdiri ini telah ditaburi semacam racun pelemah Iwee kang."
"Kalau begitu" Air muka ouw Yang seng Tek berubah
"Ha ha" Cian Tok suseng justru tidak menyangka.
"Aku telah bergabung dengan pihak Kay Pang jadi racun itu pun
tiada gunanya"
"Untung engkau bergabung dengan kami, kalau tidak" Thian san
Lolo menarik nafas panjang.
"Racun tua" she Ki tersenyum.
"Tidak percuma julukanmu Pelajar Seribu. Racun, hari ini telah
membuktikan kehebatannya."
"se tua" Cian Tok suseng tertawa.
"Kepandaianku memang tidak bisa melawan kepandaianmu, tapi
kalau aku ingin membunuhmu dengan racun, itu gampang sekali"
"Untung kita bukan musuh." she Kijuga tertawa.
Mendadak mereka mendengar suara musik yang amat merdu,
tak lama muncullah rombongan Kiu Thian mo Cun. Thian Ti siang
mo berjalan di depan, disusul oleh Kai si Mo ong, Pek Hoat Lo Thai,
Im san Lo Mo dan Im san Lak yau. Di belakang mereka adalah Kiu
Mo Li. yang paling menarik perhatian adalah Kiu Mo Li, sebab
mereka memakai gaun panjang tapi tipis sekali- Mereka melangkah
lemah gemulai dengan mata mengerling genit ke sana ke mari,
wajah Cap Pwee Lo Han langsung memerah ketika melihat wanitawanita
itu. "Gila" ouw yang seng Tek menggeleng-gelengkan kepala
686 "Untung aku sudah tua, kalau masih muda, celakalah diriku"
"Terangsang ya?" goda she Ki
"Boleh saja engkau melawan mereka sambil mencuci mata"
"Ha ha" ouw yang seng Tek tertawa gelak"
"Kalau aku masih muda, mungkin akan terangsang, tapi kini
sudah tidak, karena aku sudah tua."
"Kok tidak tampak Kiu Thian mo Cun?" tanya swat san LoJin.
"Mungkin," sahut Thian san Lolo.
"Dia belum mau memunculkan dirinya, atau sedang mengatur
suatu rencana busuk"
"Kita semua harus berhati-hati" pesan swat san LoJin,
Sementara Thian mo melangkah ke panggung, ia meloncat ke
atas, lalu menjura keempat penjuru.
"Partai Pengemis dan pihak Pulau Pelangi yang telah bergabung,
hari ini Kiu Thian mo Kiong menyelenggarakan pibu, harap para
ketua tujuh partai manjadi saksi"
Thian mo memandang ke arah partai Pengemis, kemudian
tersenyum seraya melanjutkan,
"Apakah pihak partai Pengemis punya usul?"
"Kami punya usul," sahut Ketua Kay Pang, mendadak ia
meloncat ke atas panggung itu.
"Ketua Kay Pang punya usul apa?" tanya Thian mo
"Bagaimana cara pibu ini?" tanya Ketua Kay Pang.
"Tentunya harus bertanding beberapa babak- Bagaimana
menurut Ketua Kay Pang?" Thian Mo menatapnya.
"Bagi tujuh babak, setiap babak dibatasi sampai lima puluh jurus
saja," sahut Ketua Kay Pang.
"Kalah atau menang cuma batas lima puluh jurus?"
"ya."
"Tiada yang kalah dan menang dalam limapuluh jurus, itu berarti
seri?" "Betul."
"Baiklah" Thian mo mengangguk dan segera mengumumkan
peraturan pibu tersebut, kemudian menambahkan,
"Kami setuju"
"Berhubung kepandaian Kai si Mo ong, Pek Hoat Lo Thai, Im san
Lo mo dan Im san Lak yau amat tinggi, maka harus dua lawan satu-
Bagaimana?" tanya Ketua Kay Pang mendadak
"Itu " Thian mo berpikir sejenak, kemudian mengangguk
687 "Baiklah, kami setuju babak pertama pihak kami yang maju
adalah Kai si Mo ong."
Usai berkata begitu, Thian Mopun meloncat turun lalu kembali ke
tempatnya dan berbisik-bisik nada Kai si mo ong.
"Engkau maju duluan yakni satu lawan dua."
"ya." Kai si Mo ong mengangguk dan langsung meloncat ke atas
panggung, lalu menjura ke arah partai Kay Pang.
"Aku Kai si Mo ong menantang pihak Kay Pang"
Seketika juga swat san LoJin dan Thian san Lolo meloncat ke
panggung, mereka lalu menjura pada Kai si Mo ong.
"Sudah tujuh puluh tahun lebih kita tidak bertemu, Mo ong baikbaik
saja?" tanya swat san LoJin.
"Aku masih hidup dan sehat," sahut Kai si Mo ong sambil tertawa
"Itu berarti aku baik-baik saja"
"Mo ong, kita bertanding hanya dengan batas lima puluh jurus"
Thian san Lolo memberitahukan.
"Aku sudah tahu." Kai si Mo ong tersenyum.
"Oh ya, kalian berdua sudah akur ya?"
"Kami " Wajah Thian san Lolo kemerah merahan.
"Mo ong, mari kita mulai"
"Baiklah." Kai si Mo ong mengangguk.
Mulailah mereka bertanding, makin lama makin seru. Akan
tetapi, swat san LoJin dan Thian san Lolo jarang menyerang, mereka
berdua cuma bertahan. Kai si Mo ong tahu maksud tujuannya, maka
ia terus menyerang.
Pada jurus kelima puluh, swat san LoJin dan Thian san Lobo
terpental tiga meter, begitu pula Kai si Mo ong.
"Kalian mampu bertahan sampai lima puluh jurus, lagi pula kita
sama-sama terpental tiga meter, maka kita seri dalam pertandingan
ini." ujar Kai si mo ong.
"Terima kasih, Mo ong" ucap swat san LoJin.
Thian mo meloncat ke panggung, ia memandang mereka, lalu
mengumumkan dengan suara lantang.
"Babak pertama seri"
Kai si Mo ong meloncat turun, begitu pula swat san LoJin dan
Thian san Lolo.
"Kini adalah babak kedua" seru Thian mo
"Pek Hoat Lo Thai dipersilakan naik ke panggung"
688 Pek Hoat Lo Thai segera meloncat ke panggung, Thian Mopun
meloncat turun dan kembali ke tempat.
"Siapa yang akan melawanku?" tanya Pek Hoat Lo Thai sambil
menjura ke arah Partai Pengemis.
"Kami berdua akan melawan cianpwee" Meloncat ke panggung
dua orang, yakni Hok.Mo Kim Kong dan cuh Yau Kim Kong.
"oooh" Pek Hoat Lo Thai manggut-manggut.
"Arhat Penakluk Iblis dan Arhat Pembasmi siluman dari Cai Hong
to, selamat bertemu"


Panji Sakti Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Selamat bertemu, cianpwee" sahut Hok .Mo Kim Kong.
"Maaf, kami berdua melawan cianpwee"
"Seperti tadi, kita bertanding hanya lima puluh jurus" sahut Pek
Hoat Lo Thai. "ya." Hok .Mo Kim Kong mengangguk-
"Nah, kalian berdua boleh mulai menyerang" ujar Pek Hoat Lo
Thai. "Maaf" ucap Hok .Mo dan cuh yau Kim Kong serentak, dan
sekaligus menyerang Pek Hoat LoThai.
Pertarungan yang amat seru pun mulai berlangsung. Pada jurus
kelima puluh, kedua Kim Kong itu terpental tiga meter, sedangkan
Pek Hoat Lo Thai pun terhuyung-huyung ke belakang tujuh langkah,
berarti seri lagi pertandingan babak kedua itu.
"Terima kasih cianpwee telah mengalah pada kami" ucap Hok
.Mo Kim Kong setulus hati.
Thian mo meloncat ke panggung, ia menatap tajam pada Pek
Hoat Lo Thai, lalu mengumumkan dengan suara lantang,
"Pertandingan babak kedua juga seri. Babak ketiga yang maju
adalah Kiu.Mo Li, harap Kiu mo Li segera naik ke panggung"
Kiu.Mo Li tidak meloncat, melainkan melangkah lemah gemulai
menuju panggung, setelah dekat, barulah mereka meloncat dengan
gaya yang mempesonakan. Babak ketiga ini paling menarik
perhatian, sebab KiuMo Li itu amat cantik, lagi pula mereka memakai
gaun panjang yang sangat tipis, sehingga lekuk badan yang seksi
tertampak jelas.
"Kami sembilan kakak beradik menantang pihak Kay Pang itu,
mau bertanding di panggung ini atau di ranjang, kami siap" ujar Toa
Mo Li dengan suara merdu.
Terdengar tawa geli di sana sini, tetapi Kiu Mo Li tidak merasa
malu, sebaliknya malah bergaya seperti peragawati jaman sekarang.
689 "Kami Pat Kiam melawan kalian" seru Pat Kiam dan langsung
meloncat ke tanggung, lalu menjura pada Kiu Mo Li.
"Waduh" Toa Mo Li tertawa cekikikan.
"Kalian Pat Kiam kok ganteng-ganteng amat" Rasanya kami tidak
tega melukai kalian."
"Jangan banyak omong, mari kita bertanding" sahut Pat Kiam
serentak. "Eeeh?" Toa mo Li tertawa genit.
"Kok kalian galak amat sih" Aku merasa takut nih."
"Hm" dengus Pat Kiam.
"Kalian disebut Pat Kiam, tentunya ahli ilmu pedang. Bagaimana
kita bertanding dengan pedang saja?"
"Baik," Pat Kiam sebera menghunus medang masing-masing.
Akan tetapi, Kiu Mo Li cuma berdiri diam saja, tentunya
mengherankan Pat Kiam.
"Mana senjata kalian?"
"Ada" sahut Toa Mo Li. "Adik,adik, mari kita cabut pedang kita"
sembilan wanita iblis itu segera menyingkap ujung gaun masingmasing,
sehingga paha yang putih mulus itu tertampak jelas.
Pat Kiam seaera membuang muka, itu membuat sembilan wanita
iblis itu tertawa cekikikan. Ternyata pedang mereka dililitkan di
pinggul, semuanya merupakan pedang lemas.
"Nah" Toa Mo Li tersenyum manis.
"Kami sudah mencabut pedang, mari kita mulai bertanding"
"Hanya batas lima puluh jurus"
"Kok cepat, kami tidak akan merasa puas" sahut Toa Mo Li
sambil tertawa genit.
"Setelah kita bertanding di panggung, kita juga bertanding di
tempat tidur ya?"
"Mari kita serang" teriak se Kiam Hong, seketika juga pedang Pat
Kiam berkelebat,
"ouuuh" seru Toa Mo Li.
"Ganas amat sih" Kalau kami terluka bagaimana?"
Sembilan wanita iblis menangkis, kemudian mereka pun balas
menyerang, dan sekaligus membentuk formasi Mo Li Kiam Tin
(Barisan Pedang wanita Iblis). Bukan main indahnya formasi itu,
sembilan wanita iblis itu tampak seakan sedang menari dengan
pedang, kaki diangkat, paha pun kelihatan. Manakala mengayunkan
690 pedang, sepasang payudara pun bergoyang-goyang, itu merupakan
pemandangan yang amat menyedapkan mata para penonton.
"Pat Kiam tidak mampu melawan Kiu Mo Li," ujar ouw yang seng
Tek sambil menggeleng-gelengkan kepala.
"Mereka pasti terangsang" sahut se Khi dan menarik nafas
panjang. "Aaakh " keluh swat san LoJin.
"Aku harus berterima kasih pada Kai si Mo ong, sesungguhnya
pada jurus kelima puluh itu, dia bisa membunuh kami berdua,
namun dia tidak melakukannya."
"Tidak salah," sambung Hok Mo Kim Kong.
"Kalau Pek Hoat Lo Thai mau membunuh kami berdua, kami
berdua pun sudah tergeletak jadi mayat."
"Walau mereka dari golongan sesat, tapi hati mereka tidak
begitu jahat," ujar Thian san Lolo.
Sementara pertandingan di panggung semakin seru dan
mengasyikkan, sebab sembilan wanita iblis itu menyerang dengan
jurus yang amat merangsang, sehingga membuat Pat Kiam betulbetul
kewalahan. "Cepat bentuk cat Hong Kiam Tin (barisan Pedang Pelangi)" seru
se Kiam Hong. Tak lama, tampaklah berkelebat sinar pedang yang membentuk
pelangi, sembilan wanita iblis itu terdesak mundur, mendadak Toa
mo Li berseru. " Cepat gunakan jurus Mo Li Ciau sin (Wanita Iblis
Menelentangkan Tubuh) " sembilan wanita iblis itu menjatuhkan diri
telentang di lantai panggung. Pat Kiam terheran-heran, apa lagi
ketika menyaksikan tubuh sembilan wanita iblis itu menggeliat begitu
merangsang, sehingga membuat mereka terbelalak dan terangsang.
Sembilan wanita iblis itu bergerak cepat mengayunkan pedang
masing-masing dan terdengarlah suara, sreet sreet sreet Ikat
pinggang Pat Kiam putus, seketika juga celana mereka merosot ke
bawah, terlihatlah celana dalam mereka.
"Wuaah" seru Toa Mo Li sambil tertawa yang kini telah bangkit
berdiri "Gede amat"
Betapa malunya Pat Kiam, mereka segera menarik celana
masing-masing dan memandang Kian mo Li dengan mata berapi-api.
"Jangan gusar" Toa Mo Li tertawa genit.
691 "Kami cuma memutuskan tali pengikat itu. seandainya kami mau
membunuh kalian, tentunya kalian telah menjadi mayat."
"Lebih baik kalian bunuh kami" sahut se Kiam Hong.
"Kalian masih begitu muda, tidak baik cepat-cepat mati," sahut
Toa Mo Li sambil tersenyum.
"Kiu Mo Li, kami mengaku kalah" Pat Kiam seoera meloncat
turun, "Maaf, maaf" ucap Toa Mo Li sambil menjura ke arah partai
Pengemis. "Kami telah memenangkan babak ini?"
Sementara Pat Kiam mendekati se Pit Han, wajah mereka pun
tampak muram sekali.
"Nona Kami kami telah membuat malu Pulau Pelangi"
"Itu tidak apa-apa." se Pit Han tersenyum lembut.
"Memang tidak gampang melawan Kiu Mo Li. Walau mereka
genit, namun hati mereka masih baik"
"Nona, lebih baik kami bunuh diri" ujar se Kiam Hong.
"Jangan bodoh" kata se Pit Han serius.
"Kalau kalian berani bunuh diri, aku pun akan bunuh diri pula"
"Nona"
Pada waktu bersamaan, mendadak muncul puluhan orang
berkepandaian tinggi dari golongan hitam. Kemunculan mereka
sungguh mengejutkan partai Pengemis, karena mereka langsung
mengepung para murid Kay Pang itu.
"Celaka" se Pit Han mengernyitkan kening.
Tepat pada saat itu, terdengar pula suara tawa yang amat
panjang dan kedengaran seram sekali.
Melayang turun seseorang di atas panggung, orang itu memakai
jubah bersulam iblis, dan memakai kedok iblis juga.
"Kiu Thian mo Cun"
"Kiu Thian mo Cun"
Gemparlah suasana seketika. Memang tidak salah, orang itu Kiu
Thian mo Cun. "Bagus Bagus" ujarnya dengan suara mengguntur.
"Partai Pengemis dan pihak Cai Hong To telah berkumpul di sini
semua Kalian orang-orang dari golongan hitam yang baru muncul,
cepatlah habiskan para murid Kay Pang"
"Ya, Mo Cun" sahut orang-orang dari golongan hitam, dan
mereka mulai menyerang para murid Kay Pang.
692 "Lawan mereka" seru Ketua Kay Pang.
"Tujuh partai dengar perintah, bantu mereka membunuh para
murid Kay Pang" Kiu Thian Mo Cun memberi perintah,
"Kai si Mo ong, Pek Hoat Lo Thai, Im si Lo mo, Im san Lak yau
dan Thian Ti siang mo Kalian harus membunuh pihak Pulau Pelangi"
Begitu perintah tersebut diturunkan, kacaulah keadaan di tempat
itu, bahkan pihak Pulau Pelangi sudah mulai terlibat pertarungan.
"Mo Cun Hari ini engkau harus mampus" Pek Giok Houw
langsung meloncat ke panggung.
"Bocah" Kiu Thian,mo cun tertawa gelak
"Aku memang ingin membunuhmu, bersiap-siaplah untuk
mampus" Kiu Thian mo Cun langsung menyerangnya dengan Han Im
Ciang, Pek Giok Houw menangkis dengan Bu Kek Ciang, sehingga
terjadilah pertarungan hebat di antara mereka.
Yang paling kacau adalah pertarungan orang-orang golongan
hitam dengan para murid Kay Pang, sebab tujuh partai besar itu
mulai turut campur, mereka menyerang para murid Kay Pang, tapi
kemudian balik menyerang pihak golongan hitam, setelah itu
menyerang para murid Kay Pang lagi. Tujuh partai besar itu
menyerang ke sana ke mari, akan tetapi, sudah banyak murid Kay
Pang yang terbunuh.
Yang tidak tampak dalam pertarungan itu adalah se Pit Han dan
cian Tok suseng, mereka berdua berdiri berdekatan.
"Pek Giok Houw masih sanggup bertahan, tapi kalau Kiu Thian
mo Cun mengeluarkan Hek sim sin Kang, celakalah Pek Giok Houw,"
ujar Cian Tok suseng.
"Heran" Kenapa dia belum muncul" Keadaan sudah gawat
begini" sahut se Pit Han cemas, yang dimaksudkan dia adalah Pek
Giok Liong. "Mungkin sebentar lagi dia akan muncul," ujar cian Tok suseng.
Sementara pertarungan antara Pek Giok Houw dengan Kiu Thian
mo Cun semakin seru, dahsyat dan menegangkan.
"Ha ha ha" Kiu Thian mo Cun tertawa.
"Bocah, kini saatnya engkau mampus"
"Engkau yang harus mampus" sahut Pek Giok Houw.
"Bocah, berhati-hatilah" bentak Kiu Thian mo Cun sambil
menyerang, ia pun mulai mengerahkan Hek sim sin Kangnya.
693 Pek Giok Houw menangkis, sekaligus mengerahkan Bu Kek sin
Kangnya sampai pada puncaknya
Mendadak, terdengar suara bentakan yang amat keras dan
tajam, memekakkan dan sangat menusuk telinga
"Berhentiii"
Orang yang sedang bertarung itu langsung berhenti, karena
saking terkejut oleh suara bentakan yang menggetarkan jantung itu.
Sekonyong-konyong dari jauh meluncur sebuah benda bagaikan
meteor ke arah meja yang di atas panggung.
Taaak!! Benda itu menancap di meja itu.
"Haah " seketika juga terdengar seruan kaget di sana sini.
"jit Goat seng sim Ki "
"Jit Goat seng sim Ki "
Kiu Thian mo Cun dan Pek Giok Houw pun berhenti bertarung,
mereka berdua memandang ke arah panji Hati suci Matahari Bulan
itu. Yang paling gembira adalah se Pit Han dan Cian Tok suseng,
mereka yakin sebentar lagi Pek Giok Liong pasti muncul, se Khi dan
lainnya berdiri terbengong-bengong di tempat, bahkan mereka pun
saling pandang memandang.
Tiba-tiba dari jauh meluncur datang sosok bayangan, begitu
cepat sehingga menyilaukan mata. Tak lama sosok bayangan itu
sudah berada di atas panggung, ternyata orang yang memakai topi
rumput lebar dan memakai kain penutup muka.
"Pendekar misterius" seru para ketua tujuh partai.
"Pendekar misterius " Mulut swat san Lo Jin dan Thian san Lolo
tercengang lebar.
"Pendekar misterius" Thian Ti siang mo terbelalak.
"Pendekar misterius"Jit Goat seng sim Ki?" Kai si Mo ong, Pek
Hoat Lo Thai dan lainnya berdiri mematung di tempat.
"Engkaukah pendekar misterius?" tanya Kiu Thian mo Cun sambil
menatap orang itu dengan tajam.
"Itu adalah julukanku, sebetulnya aku adalah seng sim Tayhiap"
sahut Pek Giok Liong, yang tentunya amat mengejutkan semua
orang. "Engkau seng sim Tayhiap?" Kiu Thian mo Cun tertawa.
"Tidak mungkin seng sim Tayhiap masih hidup,"
"Engkau bisa hidup hingga sekarang, kenapa aku tidak?"
"He he" Kiu Thian mo Cun tertawa terkekeh.
694 "Engkau jangan menyamar sebagai seng sim Tayhiap"
"Engkau pun jangan menyamar sebagai Kiu Thian mo Cun" sahut
Pek Giok Liong sambil tertawa dingin.
"Aku Kiu Thian Mo Cun"
"Aku seng sim Tayhiap"
"Pendekar misterius" Kiu Thian mo Cun menudingnya
"Engkau jangan cari mati di sini, sebab engkau telah terkena
racun pelemah Iwee kang malam itu"
"Ha ha ha" Pendekar misterius tertawa gelak
"Engkau kira aku begitu gampang terkena racun itu" Hm Malam
itu engkau perintahkan Ngo Kui. Cit Ti sat, Cit Ciat dan lainnya ke
Markas Pusat Kay Pang untuk menyebarkan racun, maka aku
menghadang mereka di tengah jalan, sekaligus membunuh Ngo Kui,
Cit Ti sat dan melukai Cit Giat "
"Jadi engkau cuma pura-pura terkena racun itu?"
"Tidak salah" sahut pendekar misterius.
"Setelah itu, engkau pun mengutus pihak golongan hitam
membantai para murid Kay Pang, engkau ingin membuktikan apakah
aku terkena racun itu atau tidak" Kalau aku terkena racun, tentunya
tidak akan muncul Nah, aku sengaja tidak muncul agar engkau yakin
bahwa aku terkena racun, maka engkau menantang partai Pengemis


Panji Sakti Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sekarang aku ada kesempatan, mo Kiongmu itu banyak jebakan
maut, aku tidak mau ke sana"
"Pendekar misterius" tanya Kiu Thian mo Gun membentak.
"Sebenarnya siapa engkau?"
"Aku seng sim Tayhiap"
"Baik" Kiu Thian mo Gun manggut-manggut.
"Siapa engkau, aku tidak usah tahu Pokoknya hari ini engkau
harus mampus di tanganku"
"Mo Cun" Pendekar misterius tertawa gelak-
"Engkaulah yang pasti mati hari ini"
"Lihat serangan" bentak Kiu Thian mo Gun sambil menyerang
dengan Han Im Ciang.
Pendekar misterius segera menangkis dengan Tat mo Giang. Kiu
Thian mo Gun terkejut menyaksikan itu.
"Pukulan apa itu?"
"Tat Mo Ciang"
"Hmm" dengus Kiu Thian mo Gun. Mendadak ia menyerang
pendekar misterius kembali dengan Han Im Giang lagi.
695 Pendekar misterius tetap menangkis dan balas menyerang
dengan Tat mo ciang. Ketua Partai Siau Lim segera mencurahkan
perhatiannya pada pukulan Tat Mo Ciang itu.
Berselang beberapa saat kemudian, pendekar misterius
menangkis dengan Butong Hian Thian sin ciang, seketika juga Ketua
Partai Butong mencurah kan perhatiannya pada pukulan tersebut.
"Pukulan apa itu?" tanya Kiu Thian mo Cun.
"Butong Hian Thian sin ciang" sahut pendekar misterius.
"Nah, sekarang aku akan menyerangmu dengan Gobi Bu siang
sin ciang, Hwa san Thay Yang ciang dan Khong Tong Bie Lek Ciang"
Kiu Thian mo Cun agak kewalahan juga menghadapi seranganserangan
itu, tiba-tiba ia melompat mundur.
"Pendekar misterius, engkau memang hebat" ujar Kiu Thian mo
Cun sambil tertawa.
"Tapi kini saatnya engkau mampus"
Kiu Thian mo Cun mulai mengerahkan Hek sim sin Kangnya.
Menyaksikan itu, pendekar misterius pun mulai mengerahkan jit Goat
seng sim sin Kang. sekujur badan Kiu Thian mo Cun mulai
memancarkan cahaya hitam, sedangkan sekujur badan pendekar
misterius memancarkan cahaya putih.
"Tidak salah" ujar se Khi
"Itu adalah Jit Goat seng sim sin Kang."
"Kalau begitu" swat san Lo jin mengerutkan kening.
"Pendekar misterius itu seng sim Tahyiap?"
"Entah" se Khi menggelengkan kepala.
Mendadak terdengar pekikan yang amat keras. Kiu Thian mo
Cun memekik sekaligus menyerang pendekar misterius dengan jurus
Hek sim Cong Thian (Hati Hitam Menembus Langit).
Pendekar misterius pun memekik nyaring, dan segera menangkis
dengan jurus jit seng Goat Lok (Matahari Terbit Bulan Tenggelam).
Tarrrr.. Terdengar benturan keras, namun kedua orang itu tetap
berdiri tegak di tempat, hanya panggung itu tampak bergoyanggoyang.
"Sambut lagi seranganku ini" bentak Kiu Thian mo Cun, ia
menyerang lagi dengan jurus Hek sim Bu to (Hati Hitam Tiada
Perasaan). Pendekar misterius menangkis dengan jurusjit Goat Lun Cuan
(Matahari Bulan Berputar).
Daar.. Terdengar lagi suara benturan keras.
696 Kiu Thian mo cun segera menyerang bertubi-tubi dengan jurus
Hek sim Bi In (Hati Hitam Tanpa bayangan) dan Hek sim Tui Hun
(Hati Hitam Mengejar sukma).
Pendekar misterius menangkis dengan jurus seng sim Bu Piam
(Hati suci Tiada Batas) dan seng sim Bu shia (Hati suci Tiada sesat).
"Daar.. Daar" Terdengar dua kali suara benturan keras.
Kiu Thian mo Cun termundur-mundur lima langkah, pendekar
misterius pun termundur lima langkah pula.
Keadaan mulai tegang mencekam, para penonton terbelalak
dengan hati berdebar-debar. Begitu pula se Pit Han dan lainnya.
"Pendekar misterius, sungguh hebat Jit cioat Seng Sim Sin Kang
mu" ujar Kiu Thian mo Cun.
"Hek sim sin Kang mu hebat sekali" sahut pendekar misterius.
"Kali ini adalah jurang penentuan" ujar Kiu Thian mo Cun dan
mulai menggerak-gerakan sepasang tangannya.
Sebaliknya pendekar misterius malah berdiri tegak sambil
memandang ke atas, namun cahaya putih yang terpancar dari
sekujur badannya semakin menyilaukan mata.
"Sambut seranganku ini" seru Kiu Thian mo Cun sambil
menyerang dengan jurus yang paling ampuh, yakni Hek sim Ban Tok
Kuih Cong (Hati Hitam dan Racun Bersatu Padu), itu memang
merupakan jurus yang paling ampuh dan dahsyat.
"Hiyaaattt" pekik pendekar misterius nyaring, Ia menangkis
serangan itu dengan jurus Jit Goat seng sim Kuih To (Hati suci
Matahari Bulan Mencapai Kesempurnaan), itu adalah jurus terampuh
dan terdahsyat dalam pukulan jit Goat seng sim Ciang Hoat (Pukulan
sakti Hati suci Matahari Bulan).
Daar.. Blaam ..Terdengar suara benturan yang amat keras
memekakkan telinga, seketika juga panggung itu pun roboh
"Aaakh?" Jerit Kiu Thian mo Cun.
Sedangkan pendekar misterius termundur-mundur sampai tujuh
langkah. Ia terus menatap Kiu Thian mo Cun yang telah terkulai itu.
cahaya hitam telah sirna sama sekali, kini badan Kiu Thian mo Cun
malah mengeluarkan asap hitam, Ia merintih menyayat hati dan
menggeliat. Berselang sesaat, badannya tak bergerak lagi.
Setelah itu, terjadilah hal yang amat mengerikan, karena sekujur
badan Kiu Thian mo Cun meleleh. Ternyata tangkisan pendekar
misterius membuat Hek sim Tok Ciang itu berbalik menyerang
697 dirinya sendiri, sehingga menyebabkannya mati secara mengenaskan
dan mengerikan.
Mendadak pendekar misterius melesat ke arah Thian Ti siang mo
dan seketika juga terdengar dua kali jeritan yang menyayat hati.
Thian Ti siang mo terkulai dan nafas mereka pun putus seketika.
Bayangan putih berkelebat ke arah sembilan wanita iblis, tanpa
ampun lagi Kiu Mo Li itu terkulai, tapi tidak mati.
"Kalian tidak begitu jahat, maka kuampuni nyawa kalian," ujar
pendekar misterius.
"Tapi kepandaian kalian telah musnah. Mulai sekarang, kalian
harus menjadi wanita baik-baik"
"Terima kasih, Tayhiap" ucap sembilan wanita iblis itu. sungguh
mengherankan, setelah kepandaian mereka musnah, sikap mereka
pun tidak genit lagi, bahkan ketika menyaksikan gaun yang
dipakainya begitu tipis, mereka pun tampak merasa malu sekali.
Kai si Mo ong, Pek Hoat Lo Thai, Im si Lo Mo dan Im san Lak yau
menghampiri pendekar misterius, mereka segera menjura dengan
hormat. "Kami memberi hormat pada Tayhiap" ucap mereka serentak.
"Hm" dengus pendekar misterius.
"Ternyata kalian masih ingat akan amanat guru masing-masing.
Kalian tidak begitu jahat, lagi pula sudah mengasingkan diri tujuh
puluh tahun lebih, karena lencana Kiu Thian mo Cun, maka kalian
terpaksa bergabung dengan Kiu Thian mo Cun itu. Aku mengampuni
kalian." "Terima kasih, Tayhiap Tapi " Kai si Mo ong menundukkan
kepala. "Tayhiap" seru cit Giat Sin Kun, yang bersama lainnya muncul
mendadak di tempat tersebut.
"oh, cit Giat" Pendekar misterius manggut-manggut.
"Mereka terminum racun, kini Kiu Thian mo Gun telah mati,
maka mereka.. " Git Giat Sin Kun memberitahukan.
"Tidak apa-apa." Pendekar misterius segera memberikan Kai si
Mo ong dan lainnya masing-masing dua butir pil.
"Makanlah obat pemunah racun itu"
"Terima kasih, Tayhiap" ucap mereka serentak, lalu menelan
obat pemunah racun tersebut.
"Kini Kiu Thian mo Gun telah mati, rimba persilatan pun pasti
aman dan damai Tujuh partai besar pun bebas, maka" "
698 "Adik Liong " Mendadak se Pit Han merangkulnya erat-erat
"Engkau tidak boleh pergi"
"Nona siapa?"
"Adik Liong, aku tahu engkau adalah Pek Giok Liong."
"Apa?" Pek Giok Houw terbelalak
"Kakak Liong?"
"Adik Liong, dia Pek Giok Houw, adik kembarmu." se Pit Han
memberitahukan.
"Maaf Aku bukan Pek Giok Liong, aku adalah" "
"Ketua" cian Tok suseng menghampirinya.
"Nona se amat mencintaimu, dia tahu wajahmu telah rusak, tapi
dia tetap mencintaimu. Kasihanilah dia Kalau engkau pergi, aku
yakin dia pasti mati."
"cian Tok suseng" bentak Pek Giok Liong.
"Kenapa engkau membuka rahasia diriku?"
"Kalau Ketua mau menghukum mati diriku juga tidak apa-apa.
Terus terang aku tidak tega melihat Nona se terus menderita
memikirkanmu," ujar cian Tok suseng.
"omitohud" Ketua Siau Lim mendekati Pek Giok Liong.
"Pek Siauhiap, tiga tetua titip pesan untukmu."
"oh?"
"Tiga tetua bilang, Pek Siau hiap jangan melawan takdir, karena
jodoh Pek Siauhiap adalah Nona se" Ketua Siau Lim
memberitahukan.
"Tapi" Pek Giok Liong menarik nafas panjang.
"Heiii" ouw yang seng Tek melompat ke hadapan Pek Giok Liong,
"Saudara kecil, jadi engkau Pek Giok Liong?"
"ya." Pek Giok Liong mengangguk
"Kenapa mukamu harus ditutup dengan kain putih" Takut masuk
angin ya?" ouw yang seng Tek bergurau
"Mukaku telah rusak" Pek Giok Liong menarik nafas panjang.
"Kita jangan bicara di sini" sela swat san LoJin.
"Lebih baik kita kembali ke Markas Pusat Kay Pang, kita bicara di
sana" "Betul Betul" ouw yang seng Tek tertawa gelak
"Pit Han Engkau harus terus merangkulnya sampai ke Markas
Pusat Kay Pang. Jangan sampai dia kabur"
"Paman pengemis " wajah se Pit Han kemerah-merahan.
699 "Aku bicara sejujurnya. Kalau dia melesat pergi, tiada seorang
pun yang mampu mengejarnya."
"Tidak salah" sahut swat san LoJin sambil tertawa terbahakbahak
"Pit Han Hati-hati Jangan sampai terlepas"
Perlahan-lahan Pek Giok Liong melepaskan kain yang menutup
mukanya Begitu kain itu dilepaskan, seketika juga terdengar suara
seruan kaget. "
"Kakak Han" Pek Giok Liong menarik nafas panjang.
"Mukaku sudah jadi begini macam, bagaimana mungkin aku
berani menemuimu?"
"Adik Liong" Mata se Pit Han bersimbah air. Muka Pek Giok Liong
memang menjijikkan, benjol-benjol merah seperti sakit kusta.
"Aku aku tetap mencintaimu "
"Kakak Liong" panggil Pek Giok Houw.
"Kakak Han amat mencintaimu."
"Adik Houw Ling Ling pun amat mencintaimu, bukankah dia telah
berjanji akan sehidup semati denganmu?"
"Eeeh?" Ling Ling terbelalak.
"Kok Kakak Liong tahu sih?"
"Aku mendengar percakapan kalian dari tempat yang jauh" Pek
Giok Liong tersenyum, namun senyumannya sungguh menakutkan,
lantaran mukanya rusak tidak karuan.
"Ketua" Cian Tok suseng menatapnya.
"Bolehkah aku memeriksa mukamu?"
"Tentu boleh" sahut Pek Giok Liong.
"Cian Tok lo cianpwee" tanya Se Pit Han penuh harap
"Muka adik Liong masih bisa disembuhkan?"
"Mudah-mudahan" jawab Cian Tok suseng dan mulai memeriksa
muka Pek Giok Liong, lama sekali barulah ia menarik nafas panjang.
"Bagaimana?" tanya se Pit Han.
"Aku aku tidak mampu menyembuhkannya." Cian Tok suseng
menggeleng-gelengkan kepala.
"Kenapa?"
"Ada dua jenis racun di muka Pek Giok Liong, yakni racun Hek
Sim dan racun ular yang amat ganas, Itu berarti Pek Giok Liong
pernah tergigit oleh racun ular itu." Cian Tok suseng menjelaskan.
700 "Jadi racun ular itu memusnahkan racun Hek sim sampai ke kulit
muka, sehingga membuat muka Pek Giok Liong jadi begitu "
"Jadi " Wajah se Pit Han tampak murung.
"yah, sudahlah Itu tidak jadi masalah bagiku."
"Ada Ada Ada" Mendadak cian Tok suseng berjingkrakjingkrakan.
"Ada apa?" tanya ouw yang seng Tek heran.
"Ketua Mana obat yang engkau bawa itu?" tanya cian Tok
suseng mendadak
"Nih" Pek Giok Liong menyerahkan botol yang berisi obat
tersebut pada cian Tok suseng.
Cian Tok suseng mengendus-endus obat tersebut, dan setelah
membuka tutup botol itu, wajahnya pun tampak berseri.
"Mungkin obat ini dapat menyembuhkan mukamu," ujarnya.
"Percuma," sahut Pek Giok Liong.
"Aku telah makan obat itu, tapi mukaku tetap begini-"
"Aku punya cara," ujar cian Tok suseng serius.
"Yakni menghancurkan obat ini, kemudian mencampurkannya
dengan semacam getah agar bisa menempel. Nah, poleskan pada
mukamu Mudah-mudahan mukamu bisa sembuh"
Cian Tok suseng segera mengerjakannya, lalu memoleskan obat
itu ke muka Pek Giok Liong, sekaligus membalutnya.
"Cukup satu jam, berhasil atau tidak kita pasti mengetahuinya,"
ujar cian Tok suseng.
"Kalau tidak berhasil, seumur hidup wajah Pek Giok Liong tetap
begitu" Satu jam termasuk waktu yang amat cepat berlalu, tapi kalau
menunggu, itu rasanya lama sekali.
Semua orang menunggu dengan hati berdebar-debar, terutama
se Pit Pek Giok Liong, satu jam kemudian, cian Tok suseng mulai
membuka balutan itu, puluhan pasang mata mengarah pada wajah
Pek Giok Liong.
"Haah ?" seru mereka serentak setelah kain pembalut itu dibuka.
"Adik Liong " Dengan air mata berderai-derai saking gembiranya,
se Pit Han merangkul Pek Giok Liong erat-erat.
"Adik Liong, mukamu telah sembuh"
"oh?" Pek Giok Liong segera mengusap-ngusap mukanya, begitu
halus membuatnya girang bukan main.


Panji Sakti Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

701 Mendadak ouw yang seng Tek membawa sebuah baskom yang
berisi air, ia menghampiri Pek Giok Liong sambil tertawa gelak,
"Karena tidak ada cermin, maka pakailah ini" ujarnya.
"Terima kasih. Tetua Kay Pang" ucap Pek Giok Liong dan segera
memandang ke dalam baskom. Tampak seraut wajah yang amat
tampan, itu adalah wajah Pek Giok Liong.
"Haaah ?"
"Kakak Liong" Pek Giok Houw tersenyum sambil memandang
wajah kakak kembarnya.
"Kita seperti pinang dibelah dua, hanya saja aku agak pendek"
"Wuah" seru Ling Ling tak tertahan,
"Sulit dibedakan, tapi Kakak Houw lebih pendek "
"Ling Ling" Pek Giok Houw menatapnya dengan wajah muram.
"Kiu Thian mo Cun telah mati, maka aku pun harus berterus
terang padamu, aku harus segera meninggalkanmu"
"Apa?" Wajah Ling Ling langsung berubah pucat pias.
"Kenapa ?"
"Kakak Han, tolong beritahukan padanya" Pek Giok Houw
menundukkan kepala.
"Ling Ling "se Pit Han seoera menceritakan tentang itu, lalu
menambahkan. "Oleh karena itu, dia dia jadi mati syahwat."
"Haah?" Ling Ling terbelalak, namun kemudian tersenyum,
"Itu tidak apa-apa, yang penting aku tetap bersamanya. Aku
merasa bahagia walau tidak tidak"
"Ling Ling itu mana mungkin?" Pek Giok Houw menggelenggelengkan
kepala. "Kakak Houw, walau engkau mati syahwat, bagiku tidakjadi
masalah yang penting aku bisa senantiasa mendampingimu"
"Bagus Bagus" ujar Pek Giok Liong.
"Cinta yang suci murni memang harus begitu."
"Seperti Kakak Han mencintaimu," sahut Ling Ling. Pek Giok
Liong tersenyum, lalu mendadak ia berkata pada Pek Giok Houw.
"Adik cepatlah engkau duduk bersila"
"Kakak Liong, kenapa ?" tanya Pek cilik Houw.
"Aku akan menyembuhkan syahwatmu," sahut Pek Giok Liong
sambil tersenyum.
702 "Engkau belajar Bu Kek sin Kang dan ilmu-ilmu dari Kitab Ajaib
itu, akhirnya jadi begini. Tapi engkau tidak perlu cemas, dalam
waktu satu jam, aku pasti bisa menyembuhkanmu."
"Kakak Liong, be...benarkah itu?" Pek Giok Houw kurang
percaya, namun sudah punya setitik harapan.
"Tentu benar. Bagaimana mungkin aku bercanda" Aku akan
menyembuhkanmu dengan jit Goat seng sim sin Kang." Pek Giok
Liong memberitahukan.
Pek Giok Houw segera duduk bersila, Pek Giok Liong juga duduk
bersila di hadapannya, lalu mengerahkan jit cioat seng sim sin Kang,
sehingga sekujur badannya memancarkan cahaya putih.
Ia menaruh sepasang telapak tangannya di dada Pek Giok Houw,
tak lama sekujur badan Pek Giok Houw pun mengucurkan keringat-
Berselang beberapa saat kemudian, badan Pek Giok Houw mulai
bercahaya Semua orang menahan nafas menyaksikannya. Tepat satu jam,
Pek Giok Liong menarik kembali Iwee kangnya dan sekaligus
membuyarkannya "Adik Houw" ujarnya sambil berdiri
"Aku yakin engkau sudah normal"
"Terima kasih. Kakak Liong" ucap Pek Giok Houw, namun ia
tidak bangkit berdiri, masih tetap duduk bersila-
"Kakak Houw, kenapa engkau masih belum mau bangun sih?"
tanya Ling Ling heran.
"Ayolah Bangun"
"Sudah bangun, maka aku tidak berani bangkit berdiri" sahut Pek
Giok Houw dengan wajah agak kemerah-merahan.
"Apanya yang bangun?" Ling Ling menatapnya.
"Anunya," sahut ouw yang seng Tek sambil tertawa gelak
"Ha a h ?" Wajah Ling Ling langsung memerah
"Adik Houw" Pek Giok Liong memberitahukan.
"Tarik nafasmu dalam-dalam"
"ya." Pek Giok Houw segera menarik nafasnya dalam-dalam,
berselang sesaat, barulah ia bangkit berdiri
"Kakak Liong, terima kasih "
"Kita berdua saudara kembar, kok mengucapkan terima kasih?"
Pek Giok Liong tersenyum.
"Nah semua urusan telah beres, kalian punya rencana apa?"
tanya Swat San LoJin mendadak
703 "Kakak Liong, kita ke Pulau Pelangi dulu ya?" ujar se Pit Han.
"Kita bikin kejutan."
"Baiklah" Pek Giok Liong mengangguk.
"Kejutan?" swat san LoJin tertawa
"Akan ada dua pasang pengantin di Cai Hong to. Maka aku harus
ikut" "Aku bagaimana?" tanya Thian San Lolo.
"Kalian berdua boleh berbulan madu di sana" sahut cian Tok
suseng sambil tertawa gelak
"Eh" Engkau mau kutendang ya?" Wajah swat san LoJin
kemerah-merahan.
"Aku juga ikut ah" sela ouw yang seng Tek mendadak
"Aku ingin minum sampai mabuk tujuh hari tujuh malam "
Setelah Kiu Thian mo Cun mati, rimba persilatan pun menjadi
tenang, Cit Ciat, Thian sat, Thian suan dan Ti Kie Sin Kun pergi
mengasingkan diri sedangkan Kai si Mo ong, Pek Hoat Lo Thai, Im
san Lo mo dan Im san Lak yau kembali ke tempat masing-masing.
Bagaimana dengan sembilan wanita iblis itu" Ternyata mereka telah
hidup sebagai wanita baik-baik,
Pek Giok Liong, Pek Giok Houw dan lainnya menuju Pulau
Pelangi, tentunya merekapun melangsungkan pernikahan di sana.
setelah itu, Pek Giok Liong menyerahkan ciok Lau san Cung pada
Pek Giok Houw. Ia dan se pit Han lalu berangkat ke yan san, tempat
yang amat indah di mana Pek Giok Liong menemukan kerangka seng
sim tayhiap. Mereka berdua hidup mengasingkan diri di tempat yang
indah bagaikan sorga itu. sejak itu pula Pek Giok Liong dan se Pit
Han tidak mencampuri urusan rimba persilatan lagi
TAMAT Petualang Asmara 4 Pukulan Naga Sakti Karya Khu Lung Lencana Pembunuh Naga 12
^