Pencarian

Anak Harimau 15

Anak Harimau Karya Siau Siau Bagian 15


"Ibuku memanggil ayahmu sebagai engkoh Khong tay,
sedang ayahmu menyebut adik Sin kepada ibuku, pada
waktu itu aku dapat melihat dengan jelas dari mimik wajah mereka, betapa tulus dan lurusnya sikap mereka, tak
ubahnya seperti saudara kandung sendiri.."
"Yaa, benar." sela Lan See giok dengan perasaan haru,
"ketika ayah memerintahkan siaute mengirim kotak kecil tersebut kemari, berulang kali ayah berpesan kepadaku
bahwa bibi adalah orang yang paling dikaguminya,
meskipun dia bukan bibi kandungku, namun ayah
memerintahkan kepadaku agar selalu menganggapnya
sebagai bibi kandung sepanjang masa."
Siau cian memandang sekejap ke arah pemuda itu
dengan perasaan berterima kasih, lalu terusnya:
http://kangzusi.com/
"Apa yang mereka bicarakan sebenarnya tak sempat
kudengar dengan jelas, hanya setelah pulang ke rumah, aku ribut dengan ibuku, dan saat itulah dengan air mata
berlinang ibu baru memberitahukan kepadaku bahwa
sebenarnya dia tidak sepantasnya kawin dengan ayahku Ciu Ki san.
"Ayahku berasal dari keluarga pembesar dan muak
dengan suasana pemerintahan waktu itu sehingga akhirnya
dia pergi ke bukit Kun-lun dan belajar silat di situ, dalam suatu kesempatan ia telah menyelamatkan ibu dari suatu
musibah.."
"Kepandaian silat yang dimiliki bibi sangat hebat, waktu itu jarang ada yang mampu menandinginya.." kata See giok dengan perasaan tidak mengerti.
Sebelum pemuda itu menyelesaikan kata-katanya, Siau
cian telah menjelaskan:
"Masalahnya bukan soal kemampuan yang hebat atau
bukan, ketika ibu sedang menginap di sebuah rumah
penginapan, Pek Im hong si bajingan laknat itu telah
mencampurkan bubuk pembingung sukma di dalam
hidangan yang dipesan ibu, akibatnya dalam keadaan tak
sadar ibu dibawa oleh manusia laknat itu ke dalam sebuah kuil, ketika ibu mendusin ia mendengar ada suara
pertempuran sedang berlangsung di halaman kuil dan
kedengaran pula jeritan-jeritan ngeri, sedang ibu sendiri menjadi malu sampai merah padam mukanya setelah
mengetahui keadaan sendiri yang terikat di atas kursi
wanita Cantik .." .
Biarpun Lan See giok merasa gusar, tak urung ia
bertanya juga "Apa sih yang di namakan kursi wanita cantik itu?"
http://kangzusi.com/
Setelah mengungkap soal "Kursi wanita Cantik", sebenarnya Siau cian merasa agak menyesal, apalagi setelah mendengar pertanyaan tersebut ia menjadi tersipu-sipu
dibuatnya, dengan perasaan malu bercampur mendongkol
segera serunya:
"Siapa yang tahu benda apakah itu, kau ini bagaimana sih" masa bertanya sampai ke dasar-dasarnya?"
Dari sikap si nona yang tersipu-sipu dan mengomel, Lan
See giok segera sadar kalau "kursi wanita cantik" tentu termasuk sebuah benda yang tak baik, maka buru-buru dia
mengiakan sambil bertanya lebih jauh:
"Bagaimana akhirnya?"
Siau cian tertawa jengah dan melanjutkan:
"Pada saat itulah dari belakang jendela melayang masuk sesosok bayangan manusia, orang itu adalah seorang
pendekar setengah umur yang berwajah gagah dan lurus, ia segera menolong ibu, bahkan mencarikan pakaian serta
senjata ibu."
"Atas peristiwa ini, semua pendeta cabul yang berada di dalam kuil itu dibantai ibu sampai punah, hanya seorang
yang berhasil kabur yakni Pek In hong si manusia jadah itu, untuk mencari jejak si manusia jadah ini ibu sudah
mengarungi samudra menelusuri ujung jagad untuk
menemukannya, sungguh tak nyana akhirnya berhasil
ditemukan dalam kapal perangnya Lim lo pah."
Ketika berbicara sampai di situ, nona tersebut menatap
sang pemuda lekat-lekat, kemudian tanyanya lagi:
"Tahukah kau, siapakah pendekar setengah umur yang
berwajah gagah ini?"
http://kangzusi.com/
"Aku tahu, dia adalah empek Ciu!" buru-buru pemuda itu menyahut dengan cepat.
Siau cian menghela napas sedih:
"Sungguh tak disangka ketika aku berusia tiga tahun, ayah jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia.."
Menyaksikan kepedihan yang menyelimuti wajah Siau cian
waktu itu, meski Lan See giok ingin bertanya lebih jauh, namun untuk menghindari nona itu dicekam kepedihan ia
tak berani bertanya lebih jauh.
Kedua orang itu termenung dan saling membungkam,
lama kemudian Siau cian baru menengok keluar jendela
dan bangkit berdiri seraya berkata:
"Aaah.. aku harus menanak nasi dulu."
Maka bersama sang pemuda, mereka masuk ke dapur
untuk mempersiapkan hidangan, kesibukan membuat
perasaan mereka berdua menjadi cerah kembali.
Ketika bersantap kemudian, suasanapun telah pulih
kembali seperti sedia kala, ada suara tertawa ada pula suara gurauan.
Ketika selesai bersantap malam, malampun sudah tiba,
suasana mulai diliputi kegelapan, Lan See giok segera
mengunci pintu rumah, sedang Siau cian menyulut lilin.
Dalam suasana begini, tanpa terasa kedua orang itu
saling berpandangan sekejap, sedang dalam hati kecil
mereka tumbuh suatu perasaan gembira yang sukar
dilukiskan dengan kata-kata.
Perasaan demikian ini belum pernah mereka berdua
alami sebelumnya.
Siau cian merasakan hatinya berdebar dan pipinya
memerah.. http://kangzusi.com/
Begitu pula dengan Lan See giok, dia merasakan pipinya
memerah dan detak jantungnya semakin bertambah cepat ..
Siau cian tak berani memperhatikan pandangan mata
adik Gioknya yang memukau hati itu lagi, ia tertunduk
malu dan sambil membawa lilin berjalan masuk ke dalam
kamar tidur sendiri.
Diam-diam gadis itu agak terkejut juga melihat sang
pemuda mengikuti dibelakangnya, ia benar-benar merasa
agak gugup dan baru kini ia betul-betul dapat merasakan
bahwa suasana begini mirip sekali dengan kamar pengantin sepasang pengantin baru.
Ketika Lan See giok menyaksikan keadaan enci Cian-nya
yang bermuka merah, tersipu-sipu dan tak tahu apa yang
mesti dilakukan itu, mendadak timbul jiwa kelelakian di
dalam hatinya. Wajahnya yang tampan seketika terasa memerah dan
panas, dengan senyum dikulum dia awasi gadis itu agak
termangu, agak tertegun.
Siau cian yang sudah gugup semakin bertambah tegang,
tersipu-sipu ia memandang wajah sang pemuda yang
memerah, kemudian pelan-pelan mundur ke belakang..
Namun di dalam keadaan begini, dia seolah-olah
menjadi seorang yang kehilangan ilmu silat, sepasang
kakinya terasa lemas tak berkekuatan, lututnya amat lemah seakan-akan tertotok jalan darahnya .
Selangkah demi selangkah Lan See giok mendekati Siau
cian, senyuman hangat masih menghiasi bibirnya, sambil
mengawasi bibir si nona yang merah merekah, ia sambut
lilin merah itu dari tangannya.
http://kangzusi.com/
Perasaan tegang yang mencekam Siau cian mencapai
pada puncaknya, tiba-tiba ia bertanya dengan gugup dan
gelisah: "Adik Giok .. mau.. mau apa kau?"
Lan See giok meletakkan lilin merah itu ke meja, lalu
berpaling sambil melemparkan
senyuman misterius, digenggamnya tangan si nona kemudian menariknya ke
arah pembaringan..
Siau cian semakin gelagapan, peluh telah bercucuran
membasahi tubuhnya, kembali dia berseru:
"Adik Giok.. tidak boleh.. tidak boleh berbuat begitu..
sebentar ibu akan kembali.."
Lan See giok tahu kalau encinya salah paham, tapi tiba-
tiba saja timbul akalnya untuk menakut-nakuti gadis
tersebut, maka ia segera berlagak tertawa nyaring:
"Haaaahhh.. haaaahh.. haaaahh.. bibi telah berpesan kepada siaute .."
"Ibu berpesan apa kepadamu?" tukas Siau cian dengan tubuh gemetar dan semakin gelagapan.
Sekali lagi Lan See giok tertawa misterius kemudian
bisiknya lirih:
"Bibi suruh siaute tak usah takut untuk.. untuk
menciummu .."
Selembar pipi Siau cian semakin memerah, tentu saja ia
tak percaya dengan ucapan pemuda itu.
Baru saja dia hendak mendorong pemuda itu, tahu-tahu
pinggangnya yang ramping telah dipeluk erat-erat oleh sang pemuda.
http://kangzusi.com/
Dengan demikian, seluruh tubuhnya terjatuh ke dalam
pelukan Lan See giok kini.
Tak terlukiskan rasa kaget Siau cian, segera jeritnya:
"Jangan.. jangan.. adik Giok.."
Ketika Lan See giok memeluk si nona ke dalam
rangkulannya tadi, perasaan cinta yang terpendam dalam
hatinya selama ini kontan saja meledak, tindakan yang
semula dilakukan hanya bermaksud gurauan, sekarang
berubah menjadi tindakan yang benar-benar.
Bersamaan waktunya Siau cian berteriak tadi, Lan See
giok telah menggeserkan bibirnya dan mencium bibir si
nona yang kecil mungil dan merah menantang itu.
Siau cian merintih, semula dia agak mendongkol, tapi di
saat bibir sang pemuda telah menempel di atas bibirnya, ia segera merasakan kenyamanan dan kehangatan yang tak
terlukiskan dengan kata-kata menjalar ke seluruh tubuhnya.
Dia menjadi mabuk, ia pun menjadi tenang kembali,
dengan lembut dan penuh kepasrahan ia sambut ciuman
sang pemuda yang sebenarnya sangat dicintainya ini.
Sebetulnya Lan See giok sudah pernah mencium Si Cay
soat, tapi ketika ia mencium Ciu Siau cian saat ini,
perasaannya yang diterima ternyata jauh berbeda.
Ia dapat merasakan tubuh Siau cian gemetar keras,
jantungnya berdebar-debar dan wajahnya merah padam
seperti buah apel..
Mendadak.. Air mata yang terasa asin menyusup ke dalam bibir Lan
See giok, pemuda itu menjadi terperanjat dan segera
mendongakkan kepalanya, ia saksikan gadis itu masih
http://kangzusi.com/
memejamkan matanya, sementara air mata berlinang
membasahi pipinya.
Siau cian menubruk ke dalam pelukan pemuda itu
kemudian menangis tersedu.
"Enci Cian, maafkanlah aku.." buru-buru Lan See giok minta maaf.
Tidak sampai si anak muda itu menyelesaikan kata-
katanya, Siau Cian telah membenamkan kepalanya ke
dalam pelukan anak muda itu, kemudian sambil
menggeleng sahutnya jengah:
"Tidak.. aku kelewat gembira."
Kejut dan gembira menyelimuti perasaan Lan See giok,
ia memeluk tubuh si nona makin erat, bahkan serunya
penuh kegembiraan:
"Enci Cian, aku benar-benar kelewat gembira!"
Kembali mereka berdua saling berpelukan erat sambil
membaringkan diri di atas ranjang, mereka saling
mendengarkan detak jantung masing-masing, semua rasa
cinta dan kangen terlampiaskan di dalam pelukan itu.
Setelah melewati suasana hening beberapa saat lamanya,
mendadak Siau cian menghela napas panjang kemudian
berbisik dengan sedih:
"Sekarang, kita begini gembira, mungkin
inilah perlambang dari suatu ketidak baikan untuk kita berdua!"
Lan See giok segera berkerut kening dan melepaskan
pelukan gadis tersebut, kemudian tanyanya dengan tidak
mengerti: "Mengapa enci Cian?"
http://kangzusi.com/
Dengan termangu-mangu Siau cian mengawasi lidah api
yang membara di sudut lilin, kemudian menggeleng tanpa
mengucapkan sepatah katapun jua.
Tergerak perasaan Lan See giok, kembali ia mendesak:
"Apakah kau teringat akan kepergian kita ke Wan san?"
Siau cian mengangguk sementara air mata nya kembali
jatuh bercucuran dengan deras.
Sekalipun Lan See giok telah membayangkan juga
pelbagai kesulitan yang bakal ditemuinya dalam perjalanan menuju pulau Wan san, tapi demi dendam kesumat
kematian ayahnya, demi menyelamatkan gurunya dari
kesulitan seperti apa yang diucapkan si naga sakti pembalik sungai, biar naik ke bukit golok atau terjun ke kuali minyak mendidih, ia tak akan gentar.
Maka sambil membelai rambut si nona, ia berkata
lembut: "Apakah kau menguatirkan tentang kehebatan Lam hay
lokoay dan Si to cinjin sekalian?"
Sekali lagi Siau cian mengangguk, dengan mulut
membungkam, Lan See giok tertawa paksa, segera
hiburnya: "Dalam hal ini, siaute telah memikirkannya secara baik-baik, apabila kemampuanku tak sanggup menandingi Hay
gwa sam koay (tiga manusia aneh dari luar lautan), tak
mungkin suhu menyuruh aku ke situ setahun setelah
kejadian.."
"Tapi ke tiga manusia aneh itu berkumpul semua di Wan san!" keluh Siau cian sebelum anak muda itu menyelesaikan kata-katanya.
Lan See giok segera menggeleng sambil tersenyum:
http://kangzusi.com/
"Berbicara soal kepandaian silat serta tingkat kedudukan tiga manusia aneh dari luar lautan, mustahil mereka bertiga akan bergabung untuk menghadapi seorang angkatan muda
seperti aku!"
"Sekalipun demikian, kau toh tak boleh begitu yakin"
omel Siau cian tidak senang hati, "andaikata mereka tak melanggar aturan dan selalu menepati peraturan yang telah ditentukan, mengapa para jago persilatan menyebut mereka sebagai "tiga manusia aneh" dan bukannya menyebut Sam hiap atau tiga pendekar?"
Lan See giok segera tertegun oleh ucapan ini, ia tak
mampu menjawab lagi.
Kembali Siau cian berkata:
"Gembong-gembong iblis tua itu hampir semuanya
berhati kejam, membunuh orang tanpa berkedip, tidak tahu soal peraturan dan tidak mengenal perasaan, begitu ia tak mampu menandingimu, tentu saja mereka tak akan
memperdulikan soal tingkat kedudukan atau nama besar
lagi." . Dengan kening berkerut Lan See giok membungkam diri,
ia tahu dengan kemampuan yang dimilikinya sekarang, tak
mungkin dia seorang diri mampu menandingi ke tiga
manusia aneh tersebut sekaligus, bilamana perlu dia harus berusaha menghadapinya dengan akal.
Tiba-tiba.. berkilat sepasang matanya sambil mengamati
gadis itu, cepat-cepat serunya:
"Aaaah, enci Cian, aku punya akal!"
Ia segera bangkit berdiri dan cepat merogoh ke dalam
sakunya untuk mengeluarkan botol porselen kecil itu.
http://kangzusi.com/
"Oooh, rupanya kau ingin melipatkan tenaga dalammu
dengan andalkan Leng sik giok ji ini?" seru Siau clan menjadi paham.


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Anak muda itu mengangguk tanpa ragu.
"Satu satunya kelemahan yang masih terdapat pada
diriku adalah ketidak mampuan-ku untuk menandingi
kesempurnaan tenaga dalam ketiga manusia aneh itu,
sekarang aku harus menambah kesempurnaan tenaga
dalamku dengan bantuan Leng sik giok ji ini!"
Sewaktu tutup botol itu dibuka, bau harum semerbak
segera memancar ke seluruh ruangan.
"Adik Giok, kau tak boleh melupakan ucapan ibu." seru Siau cian memperingatkan. "katanya orang muda tak boleh kelewat banyak minum Leng sik giok ji!"
"Aaaah, itu kan alasan dari bibi untuk menghalangi kita menghambur-hamburkan Leng sik giok ji dengan percuma."
kata sang pemuda sambil tertawa hambar.
Selesai berkata, dia segera menuang seluruh isi cairan itu ke dalam mulutnya.
Dengan perasaan tegang Siau cian mengawasi perbuatan
pemuda itu, ia tak tahu akibat apakah yang akan di alami Lan See giok setelah meneguk begitu banyak Leng sik giok ji.
Cairan yang harum itu dengan cepat mengalir masuk ke
dalam perut Lan See giok, hawa dingin bagaikan es segera mencekam perutnya, sambil menyerahkan botol kecil, tadi
ke tangan Siau cian, ia berkata seraya tertawa:
"Enci Cian, paling tidak di dalam botol itu masih tersisa satu dua tetes, gunakanlah jari kelingkingmu untuk
mengeluarkan cairan tersebut dan cepatlah kau makan."
http://kangzusi.com/
Siau cian tahu bahwa Leng sik giok ji merupakan benda
mestika yang amat langka di dunia ini, biar cuma setetes namun kalau di buang terlalu sayang, karenanya dia
menuju ke meja dan menuangkan air teh ke dalam botol
tadi, kemudian setelah dikocok lantas diteguk sampai habis.
Begitu Leng sik giok ji mengalir ke dalam perut, Siau
cian baru terperanjat, ia merasa cairan mestika tersebut ternyata masih tebal, ini membuat tubuhnya gemetar keras.
Hawa dingin yang luar biasa menyebar ke seluruh
tubuhnya dan merasuk sampai ke jari-jari kakinya, dari
keadaan tersebut bisa diduga kalau paling tidak ada sepuluh tetes yang telah berpindah ke dalam perutnya.
Kenyataan tersebut membuat si nona menjadi gelagapan,
buru-buru ia bertanya:
"Adik Giok, benarkah kau telah meneguk habis isi cairan tersebut..?"
Dari sikap si nona yang gugup, Lan See giok tahu kalau
ada yang tidak beres, maka sahutnya dengan serius:
"Benar, aku telah meneguknya sampai habis, paling
banter isi botol itu tinggal setetes!"
"Tidak, tidak mungkin," Siau-cian semakin tegang,
"berdasarkan kekentalan dalam air, paling tidak masih tersisa sepuluh tetes."
Lan See giok menjadi kebingungan, sampai lama
kemudian ia baru memahami akan sesuatu, katanya
kemudian.. "Yaa, siaute teringat sekarang, mungkin cairan giok ji itu sudah tersimpan kelewat lama sehingga dasarnya mulai
mengerak itulah sebabnya ketika diguyur air teh panas,
http://kangzusi.com/
cairan itu pun mencair sehingga tak heran, kalau air itu mengental.."
Pucat pias selembar wajah Siau cian, apa lagi bila
teringat akan peringatan dari ibunya.
"Adik Giok, apa yang mesti cici lakukan sekarang?"
tanyanya gelagapan.
Lan See giok tertawa riang.
"Coba kau lihat wajahmu begitu tegang, padahal Leng sik giok ji adalah benda mestika yang amat langka, semakin banyak yang diteguk akan semakin baik pula, jangan kau
ingat terus peringatan dari bibi, ayo cepat naik ke
pembaringan dan bersemedi, asal beberapa kali kau atur
pernapasanmu niscaya tenaga dalam Wan san popo pun tak
akan mampu menandingimu!"
Siau cian setengah percaya setengah tidak, tapi diapun
gelisah bercampur mendongkol, kini dia tidak menguatirkan lagi bagaimana reaksi dari adik Gioknya, tapi justru
menguatirkan keadaan sendiri..
Cepat-cepat dia melepaskan sepatunya dan naik ke
pembaringan untuk bersemedi.
Lan See giok pun segera memejamkan mata dan
mengatur napas untuk menghisap sari Giok ji yang berada
di dalam tubuhnya.
Pikiran dan perasaan Siau cian waktu itu benar-benar
sangat kalut, sampai lama sekali hatinya belum juga dapat tenang, dia merasa hawa dingin yang semula mencekam
pusarnya kini berubah menjadi panas, aliran hawa panas
yang membara itu menyebar ke seluruh badan dan
membuat perasaan semakin bertambah gelisah.
http://kangzusi.com/
Dihati kecilnya dia selalu dihantui oleh peringatan
ibunya, tak heran kalau gadis tersebut tak mampu
menghisap sari giok ji itu ke dalam pusarnya.
Diam-diam ia membuka matanya dan melirik sekejap
Lan See giok yang duduk bersemedi di sisinya:
Tapi begitu melihat ia menjadi amat terkejut sehingga
hampir saja bersuara.
Nampak olehnya, pemuda itu duduk bersila sambil
memejamkan mata, namun diatas bahunya lamat-lamat
muncul sekilas cahaya lingkaran berwarna kuning emas
yang menyelimuti tubuhnya, dia tahu bisa jadi itulah yang disebut Hud kong sin kang (ilmu Sakti cahaya Buddha)
Ia pernah mendengar ibu dan si naga sakti pembalik
sungai membicarakan soal Hud kong sinkang tersebut,
konon dengan watak yang baik dan kecerdasan yang luar
biasa, orang akan berhasil melatih ilmu tadi di dalam
sepuluh tahun, namun jika ingin berlatih hingga mencapai taraf pemunculan sinar tadi dari tubuhnya, maka orang itu mesti berlatih tekun selama sepuluh tahun lagi.
Namun kenyataannya sekarang, Lan See giok hanya
berlatih Hud kong sinkang selama satu tahun lebih, tapi
kemampuan yang di capai telah luar biasa sekali, dari sini dapat diketahui bahwa kecepatannya menguasai ilmu
tersebut benar-benar luar biasa.
Tapi setelah berpikir lebih jauh, diapun menjadi paham,
keberhasilan Lan See giok mencapai tingkatan tersebut
tentulah di sebabkan ia telah berulang kali minum Leng sik giok ji.
Teringat soal Leng sik-giok-ji, Siau cian segera tersadar kembali bahwa dia harus segera mengatur pernapasan dan
membawa sari mestika itu ke seluruh bagian tubuhnya.
http://kangzusi.com/
Sayang keadaan sudah terlambat, baru saja dia hendak
mengatur napas, hawa panas yang membara sudah terlanjur
menyebar rata di seluruh tubuhnya, napasnya menjadi
memburu dan pusarnya bagaikan dibakar, malah semua
persendian tulangnya bagaikan ditusuk-tusuk dengan jarum tajam.
Tak terlukiskan rasa terkejut Siau cian menghadapi
kenyataan ini, peluh mulai bercucuran amat deras, dia tahu apa yang di peringatkan ibunya benar-benar telah menimpa dia, tak heran kalau gadis itu semakin bertambah gugup.
Dia ingin memanggil adik Giok, tapi sewaktu membuka
matanya, ditemukan lingkaran cahaya yang muncul dibahu
pemuda itu kian lama kian bertambah besar, kekuatan
cahayanya pun semakin bertambah kuat, malah lingkaran
cahaya tadi semakin bergeser ke bawah.
Pemandangan yang terpampang di depan matanya ini
membuat si nona merasa terkejut bercampur gembira, tapi
penderitaan yang dirasakan olehnya juga makin menghebat.
Dalam keadaan begini dia semakin tak berani memanggil
pemuda itu, ia tahu tenaga dalam adik Gioknya sedang
mmemperoleh kemajuan yang luar biasa.
Selang berapa saat kemudian..
Lingkaran cahaya dituduh Lan See-giok telah bergeser
sampai di iga, selisihnya dengan jarak permukaan
pembaringan tinggal lima inci.
Tapi aliran hawa panas yang mengelilingi tubuh Siau
cian justru telah berubah menjadi api yang membara.
Akhirnya dia benar-benar tak sanggup menahan diri lagi,
dengan napas tersengkal-sengkal ia roboh terguling diatas pembaringan.
http://kangzusi.com/
Kebetulan juga Lan See-giok telah menyelesaikan
latihannya waktu itu, ketika melihat keadaan tersebut,
pemuda itu segera menjerit kaget.
"Aaaah.. Enci Cian! Kau.."
Sambil berseru cepat-cepat dia memeluk tubuh Siau-cian
ke dalam rangkulannya.
Waktu itu Siau-cian memejamkan matanya dengan bibir
terbuka, wajahnya merah padam seperti bara api.
Lan See-giok benar-benar amat terkejut, jangan-jangan
encinya mengalami keadaan yang disebut jalan api menuju
neraka" Berpikir sampai disini, telapak tangannya di tempelkan
di atas dadanya dengan segera lalu menyalurkan hawa
murninya, ternyata jalan darah Sim-ki-hiat tidak terhambat, lantas..
Setelah dipikirkan sejenak, dengan cepat pemuda itu
menjadi sadar, sudah pasti encinya tak mampu menggiring
sari Leng-sik-giok-ji ke dalam pusar tepat pada saatnya.
Dengan penuh perhatian iapun bertanya:
"Enci Cian, bagaimana rasanya sekarang?"
Siau Cian yang berada dalam keadaan setengah sadar itu
hanya merasakan tubuhnya bagaikan terbakar api,
mukanya merah padam dan perasaannya goyah, bahkan
suatu ingatan aneh muncul dari hati kecilnya..
Ketika mendengar suara panggilan pemuda itu, ia
membuka matanya dengan lemah dan memancarkan sinar
aneh dari balik matanya itu..
Lan See-giok segera terangsang oleh keadaan tersebut,
timbul setitik kehangatan dan kemesraan dari hatinya,
meski sorot mata gadis itu sangat aneh, namun baginya
http://kangzusi.com/
penuh mengandung pancingan dan daya rangsangan yang
luar biasa. Tak kuasa lagi dia menundukkan kepalanya dan berbisik
di sisi telinga gadis itu.
"Enci Cian. . . . ."
Bersamaan waktunya, tanpa disadari tangan kanannya
mulai meraba sepasang payudara si nona yang montok dan
padat berisi itu kemudian meremas-remasnya dengan penuh
bernapsu. Gemetar keras sekujur badan Siau Cian, ia segera
memperdengarkan rintihan penuh kenikmatan, malah
sepasang matanya kembali dibuka sambil memancarkan
sinar aneh. Dari balik tubuhnya yang montok itu lamat-lamat timbul
suatu keinginan yang mendorongnya membayangkan hal-
hal yang erotik, dia seperti berharap kepada pemuda itu
untuk mengambil tindakan kekerasan lebih jauh atas
tubuhnya. Dalam keadaan begini, Siau Cian hanya bisa mengerdipkan matanya, membuka bibirnya yang mungil
dan tiada hentinya memanggil adik Giok. . .
Dengan termangu-mangu Lan See-giok mengawasi
wajah si nona yang merangsang hawa napsunya itu, makin
dipandang berahinya semakin membara, tiba-tiba muncul
segulung api napsu yang luar biasa dari pusarnya, tak dapat ditahan lagi dia mencium bibir gadis itu dengan penuh
bernapsu. Siau Cian tidak pasif saja, diapun balas merangkul anak
muda itu serta memeluknya erat-erat.
http://kangzusi.com/
Ciuman, tak dapat memuaskan harapan yang tumbuh di
dasar hati kecilnya..
Lan See-giok seperti mendapat ijin, seperti mmemperoleh dorongan, rintihan dan rangsangan dari si
nona yang begitu menggiurkan hati membuat pemuda kita
tak sanggup menahan diri lagi. . .
Jiwa asli kelakiannya segera muncul dan menguasai
seluruh pikiran serta perasaannya, dia mulai bertindak tak sopan lagi, terutama sekali tangannya.
Kini bukan hanya payudara si nona saja yang
digerayangi dan diremas-remas, bahkan tangan itu bergeser semakin ke bawah dan akhirnya meraba-raba dan membelai
hutan bakau yang lebat dengan gundukan tanah yang
mempesona hati itu.
Cahaya lilin yang semula menerangi ruangan mendadak
menjadi padam. Lalu di tengah kegelapan kedengaran suara pakaian
dilepas dan suara gemerisik yang lirih..
Lan See-giok, sejak lahir hingga kini baru pertama
kalinya melangkah ke dalam kehidupan manusia dewasa,
untuk pertama kalinya dia merasakan kenikmatan hidup.
Rangsangan, rayuan dan tehnik bermain sama sekali
belum ia kuasai.
Dia hanya tahu meraba, menggerayang, meremas dan ..
Sebaliknya Ciu Siau-cian yang cantik, lembut dan halus
hanya memejamkan mata sambil menggigit bibir, bahkan
berulang kali memperdengarkan suara rintihan yang lirih
dan mendebarkan hati.
http://kangzusi.com/
Bagaikan gunung berapi yang meletus, seperti hujan
badai di musim panas, atau bendungan yang dijebol air
bah.. segalanya tak terbendung lagi.
Perahu besar akhirnya memasuki mulut pelabuhan
dengan lembut dan perlahan, melayani samudra yang
tenang dan dalam..
Siau Cian meronta penuh kelemahan, kemudian
memperdengarkan rintihan kesakitan yang membaur
dengan kenikmatan..
Lan See-giok yang gagah perkasa akhirnya keok dan
lunglai kembali, menyusul diapun sadar apa yang telah
diperbuat. Enci Cian yang cantik dan lemah, akhirnya dilalap
secara kasar dan brutal..
Entah berapa lama sudah lewat..
Dengan penuh berhati-hati Lan See-giok memeluk gadis
itu, membetulkan rambutnya yang kusut dan membesut
keringat yang membasahi kening serta jidatnya.
Lalu dengan wajah menyesal ia mencium pipi, bibir dan
wajah si nona..
Siau cian, berbaring tenang di dalam pelukan See-giok,
matanya masih terpejam, bibirnya masih terbuka dan
pipinya masih merah membara bagaikan api.
Napasnya masih tersengkal-sengkal seperti kuda yang
baru berlarian kencang, bau harum mengembus keluar dan
menerpa wajah kekasihnya..
Membayangkan kembali pengalaman manis yang baru
dialaminya, See-giok merasa tak terkirakan gembiranya,
puas dan bahagia.
http://kangzusi.com/
Namun bila teringat rintihan kesakitan dan goyangan
pinggul enci Cian yang berusaha menghindar kian kemari,


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tanpa terasa ia menempelkan bibirnya disisi telinga Siau cian dan berbisik lirih:
"Enci Cian. . ."
Siau cian tidak berkata apa-apa, hanya dua baris air mata jatuh berlinang membasahi pipinya.
Lan See giok menjadi gugup setelah menyaksikan
kejadian ini, buru-buru dia berseru:
"Enci Cian, semuanya ini siaute-lah yang salah ."
Siau cian tahu apa yang telah terjadi, maka sahutnya
dengan air mata bercucuran:
"Tidak, kau tak bisa disalahkan, takdirlah yang
menentukan segala-galanya."
Mendadak Lan See giok teringat kembali akan
pembicaraan Siau cian dengan Hu yong siancu pada malam
itu, tergerak hatinya dengan segera, cepat-cepat ia berbisik:
"Enci Cian, rasa cinta siaute kepadamu.."
"Aku tahu.." tukas Siau cian sebelum pemuda itu menyelesaikan kata-katanya.
Belum selesai ucapan mana, ia sudah menjatuhkan diri
ke dalam pelukan Lan See giok dan menangis semakin
keras. Lan See-giok tidak berani berkata apa-apa lagi, dia hanya membelai gadis itu dengan penuh kasih sayang, perempuan
inilah yang pertama kali memasuki lubuk hati serta
lembaran hidupnya..
Tatkala ia mendengar pembicaraan dari enci Cian dan
bibi Wan nya malam itu, hampir saja dia putus asa, tapi
http://kangzusi.com/
sekarang, enci Cian telah mempersembahkan kesucian
tubuhnya kepadanya.
Berpikir sampai di situ, tanpa terasa lagi dia memeluk
tubuh Siau cian semakin kencang.
Dia pun masih ingat ketika tahun berselang datang
menghantar kotak kecil itu, Enci Cian dianggap sebagai
bidadari dari kahyangan, dewi yang suci dan anggun dalam lubuk hatinya, waktu itu ia pernah bersumpah, asal dapat menggenggam tangannya saja, ia sudah merasa amat puas.
Tapi sekarang, Enci Cian telah menjadi istrinya, mulai
malam ini mereka akan hidup berdampingan terus
sepanjang masa dan tak pernah akan berpisah lagi.
Memikirkan hal-hal yang menggirangkan hati ini, tanpa
terasa lagi ia tertawa tergelak, Siau cian yang masih
berbaring dalam pelukan See giok segera mengangkat
kepalanya dan menegur agak tersipu-sipu:
"Apa sih yang kau tertawakan?"
Tergerak hati Lan See giok, cepat dia memeluk gadis itu
dan berkata lembut:
"Aku ingin kita punya anak dengan cepat!"
Merah jengah selembar wajah Siau cian dengan seketika,
cepat dia mengomel:
"Huuuh, tak tahu malu .."
Namun di dalam benaknya, ia benar-benar membayangkan seorang bocah yang gemuk dan menawan
hati. Siau cian segera membenamkan kepalanya ke dalam
pelukan See giok dan tertawa bahagia, andaikata ia benar-benar punya anak, kehidupan mereka tentu akan lebih
bahagia. http://kangzusi.com/
Lan See giok memandang sekejap kearah enci Ciannya,
kemudian memperhatikan pula tubuhnya yang masih
berada dalam keadaan bugil itu, sekulum senyuman segera
tersungging, ia tak sanggup menahan rangsangan napsu
birahinya lagi dan ingin ..
Serta merta pemuda itu memeluk tubuh si nona serta
membalikkan badannya hingga tidur terlentang .
Siau cian memejamkan matanya rapat-rapat, dia tahu
hujan badai akan melanda datang sekali lagi.
Namun ketika Lan See giok menyaksikan titik-titik noda
darah yang membasahi seprei hatinya jadi terperanjat dan paras mukanya berubah hebat, cepat-cepat dia menarik
selimut serta ditutupkan ke atas badan enci Cian.
Ia dapat mendengar debaran jantungnya belum pernah
berdetak sehebat ini, dia tahu kali ini dia sungguh-sungguh telah melakukan suatu perbuatan yang besar..
Ketika ia membaringkan kembali tubuhnya dengan
tegang, Ciu Siau cian telah tertidur karena lelah.
Lambat laun Lan See giok berhasil menenangkan
kembali hatinya, sebab ia menjumpai gadis itu tertidur amat nyenyak.
Dan akhirnya diapun tersenyum tenteram.
Pada saat itulah, mendadak .
Sesosok bayangan manusia berkelebat lewat di luar
jendela dan melayang ke luar halaman.
Tak terlukiskan rasa terkejut Lan See giok, peluh dingin sampai jatuh bercucuran saking kagetnya.
Dia yakin si pendatang tersebut pastilah seorang jago
silat kelas satu yang sempurna ilmu meringankan tubuhnya,
http://kangzusi.com/
kalau tidak mana mungkin kehadirannya tidak diketahui
sama sekali"
Terutama sekali dari gerakan tubuhnya yang begitu
enteng dan lincah ketika melayang keluar dari halaman.
semakin membuktikan kalau orang itu bukan manusia
sembarangan di dalam dunia persilatan.
Dia yakin orang itu pasti sudah melihat atau
mendengarkan perbuatan yang dia lakukan bersama enci
Cian. Berpikir akan hal tersebut, ia menjadi semakin gelisah,
tidak tenang. Maka secara diam-diam dia melompat turun dari
pembaringan, buru-buru mengenakan pakaian, keluar dari
kamar dan mempersiapkan sepasang telapak tangannya di
depan dada untuk menjaga segala kemungkinan yang tidak
diinginkan. Tiba di halaman depan, tubuhnya segera menyelinap dan
melompat ke luar halaman. Namun suasana di sekeliling
tempat itu sangat hening dan tak nampak sosok bayangan
manusiapun, yang ada Cuma suara hembusan angin serta
air telaga yang memecah di tepian. Namun berdasarkan
suara hembusan angin yang terbawa orang itu dia yakin
orang tadi tentu sedang kabur ke arah utara.
Maka dia segera mengebaskan ujung baju kanannya dan
mengejar kearah utara dengan kecepatan bagaikan
hembusan angin.
Hingga tiba di luar dusun dan menelusuri padang
rumput, ternyata tak sesosok bayangan manusiapun yang
nampak. http://kangzusi.com/
Ia mencoba melompat naik ke atas pohon dan dari situ
memperhatikan seputar sana. namun suasana tetap hening
dan tak nampak siapa saja.
Hal ini membuat Lan See giok keheranan, siapakah
orang itu"
Jangan-jangan orang itu adalah adik Soat atau Oh Li cu"
Tapi pikiran lain kembali melintas lewat tak mungkin
kedua orang gadis itu memiliki ilmu meringankan tubuh
yang begini sempurna..
Tiba-tiba satu ingatan melintas di dalam benaknya..
Berkilat sinar matanya, dengan wajah berubah hebat ia
berseru tertahan, kemudian dengan mengerahkan ilmu
meringankan tubuhnya secepat petir pemuda itu balik
kembali ke rumah ..
Ia tahu, gara-gara bertindak gegabah alhasil sudah
termakan siasat "memancing harimau turun gunung" dari lawan, padahal Siau cian sedang tertidur nyenyak waktu itu niscaya jiwanya terancam bahaya maut.
Ketika tiba di halaman depan, ia menjerit kaget dan
benar-benar termangu dibuatnya.
Ternyata pintu kamar yang semula terkunci, entah sejak
kapan telah dibuka orang.
Setelah berhasil menenteramkan hatinya. pemuda itu
membentak keras dan menerjang masuk ke dalam kamar..
Tapi apa yang kemudian terlihat membuat pemuda itu
berdiri kaku dengan wajah pucat pias, bagaikan disambar
guntur tengah hari bolong. dia maju dengan sempoyongan
kemudian jatuhkan diri berlutut ke atas tanah.
Hu yong siancu dengan wajah yang tenang dan alis mata
berkernyit telah berdiri di depan pembaringan, dia sedang
http://kangzusi.com/
mengawasi Siau cian yang masih tertidur nyenyak itu tanpa berkata-kata.
Mungkin karena bentakan See giok yang menggelegar
tadi, Siau cian yang masih tertidur nyenyak segera
terbangun dari tidurnya.
Begitu melihat ibunya telah berdiri di depan pembaringan, Siau cian menjadi malu bercampur menyesal,
dalam gugupnya ia segera memeluk ibunya sambil
menangis tersedu-sedu.
Hu yong siancu hanya bisa merangkul putrinya sambil
membelai rambutnya yang kusut dengan penuh kasih
sayang, ia tak tahu haruskah menghibur ataukah
mengumpatnya. Kemudian ia berpaling ke arah See giok yang masih
berlutut dan serunya dengan suara ramah.
"Anak Giok, bangunlah.."
Tapi See giok masih tetap berlutut di tanah sambil
berbisik dengan suara, malu dan gemetar.
"Anak Giok memang manusia tak tahu diri, silahkan bibi memberi hukuman kepada ku."
"Aaai, anak Giok. inilah kehendak Thian, bibi tak akan menyalahkan kalian berdua." Hu yong siancu menghela napas sedih.
Belum selesai dia berkata, Siau cian sambil menangis
terisak telah berseru.
"Ibu, anak Cian tidak suka dengan adik Giok, aku
hendak mencukur rambut dan menjadi nikou di kuil Kwan
im an!" Berubah paras muka Lan See giok, saking gelisahnya
titik air mata sampai jatuh berlinang.
http://kangzusi.com/
Tapi Hu yong siancu malah tertawa, sebab dia tahu
putrinya sedang bohong. maka hiburnya kemudian:
"Anak Cian, kau tidak usah berbicara yang bukan-bukan, bukankah kau sendiripun telah mengakui bahwa kejadian
ini merupakan kehendak dari takdir?"
Siau cian tertegun, ia tak mengerti kenapa ibunya bisa
tahu akan perkataannya itu.
Sebaliknya See giok segera menyadari bahwa apa yang
telah diperbuatnya tadi telah disaksikan semua oleh bibinya, kontan saja wajahnya berubah menjadi merah padam
saking jengahnya.
Setelah menghibur putrinya, kembali Hu yong siancu
berkata kepada Lan See giok.
"Anak Giok, cepatlah bangun, bibi masih ada urusan
penting yang hendak dibicarakan denganmu, jika kau tak
mau bangun lagi. bibi akan marah lo . . .!"
See giok tak berani berlutut lagi, terpaksa dia mengiakan dan segera bangkit berdiri, kemudian dengan kepala masih tertunduk ia menyingkir ke samping, sekejappun ia tak
berani menatap wajah bibi ini . . . .
ooo0dw0ooo BAB 31 Melihat Lan See giok telah bangkit berdiri, Hu yong
siancu kembali berkata ke pada putrinya:
"Anak Cian, kaupun cepatlah bangun, aku akan siapkan sedikit hidangan untuk kita semua, selesai bersantap nanti, masih ada urusan penting yang akan kita lakukan"
Selesai berkata, ia lantas beranjak keluar dari kamarnya.
http://kangzusi.com/
Lan See giok benar-benar tidak habis mengerti, tanpa
terasa dia melirik sekejap kearah si nona.
Waktu itu Siau cian yang masih bersembunyi dibalik
selimut sedang memandang ke arahnya dengan wajah
tersipu-sipu, ketika ibunya sudah lenyap dibalik pintu, ia segera menggapai si anak muda itu agar mendekatinya.
Lan See giok mengerti dan melirik sekejap kearah dapur
dengan hati-hati, kemudian cepat-cepat mendekati nona
tersebut. Tidak sampai Lan See-giok mendekat, Siau cian telah
berbisik dengan gelisah.
"Kapan sih ibu kembali?"
Lan See giok menggeleng dengan bimbang.
"Siaute sendiripun tidak tahu sejak kapan bibi pulang kemari, menanti kurasakan ada orang di luar jendela, bibi telah melompat keluar dari halaman, menanti kususul
keluar dan kembali lagi, ia telah berada di dalam kamarmu lebih dulu."
Teringat hal-hal yang menjengahkan, kembali paras
muka Siau cian berubah menjadi merah padam, segera
omelnya. "Semuanya ini gara-garamu, coba kalau kau tidak
memberi Leng sik giok ji begitu banyak kepadaku ."
"Tapi, mana aku tahu ." See giok segera membantah.
Siau cian segera mengulapkan tangannya berulang kali
mencegah pemuda itu berkata lebih jauh.
"Sudah, sudahlah, ayo kau cepat keluar!"
Berhubung Hu-yong siancu sama sekali tidak menegur
mereka atas terjadinya peristiwa itu, perasaan tegang dan
http://kangzusi.com/
tak tenang yang semula mencekam perasaan See giok
sekarang telah menjadi tenang kembali, melihat Siau cian mengusirnya, dia malah duduk di tepi pembaringan sambil
tertawa cengar cengir.
Tak heran kalau Siau cian dibuat semakin jengah sampai
pipinya memerah seperti kepiting rebus .
Pada saat itulah dari dapur kedengaran suara Hu yong
siancu sedang berteriak:
"Anak Giok. ayo bawa keluar hidangan ini!"
Cepat-cepat Lan See giok bangkit berdiri dan lari keluar dari dalam kamar.
Melihat wajah See giok yang tegang, Siau cian segera
tertawa cekikikan dengan gembira.
Gadis itu cepat-cepat mengenakan kembali pakaiannya,
membayangkan kembali kemesraan yang baru dialami serta
wajah adik giok yang kebodoh-bodohan, tanpa terasa dia
menggeleng dengan wajah jengah.
Namun, sekulum senyuman manis toh sempat menghiasi
wajahnya yang makin cerah.
Disaat ia sedang membereskan rambutnya yang kusut,
See giok telah muncul kembali membawa hidangan.
Bertemu dengan pemuda tersebut, timbul perasaan manis
dan hangat dihati kecil Siau cian, ia melemparkan sekulum senyuman mesrah kepadanya sambil berpikir dihati.
Mungkin beginilah rasanya sepasang pengantin baru.
Sebaliknya See giok segera melemparkan sebuah
kerlingan mata ke arahnya.
Melihat ibunya muncul sambil membawa air teh,
terburu-buru Siau cian menundukkan kepalanya kembali.


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

http://kangzusi.com/
Hu yong siancu adalah perempuan yang sudah
berpengalaman, sejak tadi ia telah mengetahui dengan jelas sikap kedua orang muda mudi itu, hanya saja dia berlagak seolah tidak melihat.
Walau begitu hatinya merasa sangat gembira dan
bahagia, malah kegembiraannya tidak berada di bawah See
giok maupun Siau cian, sebab apa yang dikuatirkan bila
putrinya enggan memenuhi pengharapannya, kini tak
mungkin akan terjadi lagi, tak heran kalau hatinya merasa amat lega.
Terutama sekali sesudah menyaksikan kemesraan dari
muda mudi itu, membuatnya teringat kembali akan engkoh
Khong tay dan enci Hoanya dimasa lalu. Akhirnya ia
berhasil juga melimpahkan rasa cintanya kepada engkoh
Khong tay. Biarpun ia pribadi tak pernah memperoleh kebahagian.
ia tak bisa hidup berdampingan sampai tua dengan Lan
Khong tay, namun setelah putrinya kawin dengan satu-
satunya yang ia miliki, sedikit banyak kejadian ini akan menutupi kekosongan dalam hati kecil nya.
Sementara dia masih termenung, Siau cian telah
menerima cawan air teh itu dari tangan nya.
Mereka bertigapun mengambil tempat duduk dan
menikmati hidangan masing-masing dengan mulut bungkam. Sebelum Hu yong siancu berbicara lebih dulu, baik See
giok maupun Siau cian tak berani bertanya kepadanya
mengapa dia pulang secara tiba-tiba.
Saban kali See giok melirik ke arah Siau cian, Siau cian pun diam-diam melirik ibunya, mereka berdua bersama-sama bersantap namun tak tahu bagaimana rasanya.
http://kangzusi.com/
Padahal Hu yong siancu sudah dapat membaca perasaan
kedua orang itu, maka dengan suara dalam iapun bertanya:
"Apakah kalian berdua merasa kepulanganku kali ini
terlalu mendadak?"
See giok dan Siau cian saling bertukar pandangan
sekejap lalu menundukkan kepalanya melanjutkan santapan
mereka. tak seorangpun diantara mereka berani mengemukakan pendapatnya.
Hu-yong siancu memandang sekejap ke arah kedua
orang itu, kemudian ia berkata.
"Sekarang kalian berdua cepatlah bersantap. selesai makan kita harus segera berangkat ke dusun nelayan untuk mencari Thio lo enghiong"
Mendengar ucapan ini. See giok dan Siau cian bersama
sama mendongakkan kepalanya sambil berseru keheranan.
"Apa yang telah terjadi."
Hu yong siancu menunggu sampai mereka berdua selesai
bersantap, kemudian dengan tenang ia baru berkata:
"Ada orang telah berjumpa dengan Oh Tin San"
Mencorong sinar tajam dari balik mata See giok setelah
mendengar perkataan itu, buru-buru dia bertanya:
"Bibi, dimanakah hal ini terjadi?"
Sambil berkata ia segera bangkit dari tempat duduknya.
Hu yong siancu memandang sekejap ke arah See Giok.
kemudian katanya dengan tenang.
"Anak Giok, duduklah lebih dulu, dengarkan ucapanku hingga selesai sebelum berangkat".
http://kangzusi.com/
Sekuat tenaga See giok mengendalikan kegelisahan
hatinya dan duduk kembali.
Sedangkan Siau cian sambil membelalakkan matanya
lebar-lebar mengawasi ibunya dengan terkejut.
"Apakah kalian mengira aku sedang pergi ke kuil kwan-im-an?" tanya Hu yong siancu kemudian,
Ia berhenti sejenak dan memandang See-giok serta Siau
cian yang tak berani banyak berbicara itu, kemudian
terusnya. "Kali ini aku pergi ke Leng ong bong, itu ingin berdoa kepada arwah engkoh Khong tay serta enci Yan
hoa, memohon perlindungan mereka agar usaha anak Giok
berangkat ke Wan san kali ini bisa terhindar dari mara
bahaya dan berhasil membalas dendam atas sakit hatinya."
Belum selesai ia berkata, air mata telah bercucuran di
wajah Siau cian sedangkan Lan See giok menangis terisak.
Pelan-pelan Hu yong siancu membesut air mata yang
membasahi pipinya, lalu se telah memandang termangu ke
tempat ke jauhan. ia berkata lebih jauh.
"Mungkin arwah mereka mendapat tahu, bersamaan
dengan selesainya doaku itu tiba-tiba dari luar hutan sana berkumandang suara ujung baju yang terhembus angin,
berdasarkan suara hembusan angin yang terdengar orang itu hanya memiliki dasar ilmu meringankan tubuh yang biasa
saja. Padahal waktu itu sudah menjelang magrib. maka
akupun mengejarnya sampai di luar hutan, dari kejauhan
kutemukan bayangan tubuh orang itu sangat kukenal,
menanti kukejar semakin dekat, baru kuketahui ternyata dia adalah putra Thio loenghiong, Thio Toa-keng adanya."
Mendengar sampai disini, Lan See-giok segera teringat
ketika mengunjungi dusun nelayan tadi, dia memang tidak
berjumpa dengan Thio Toa keng.
http://kangzusi.com/
Sementara itu Hu yong siancu telah, berkata lebih jauh:
"Sewaktu bertemu aku. wajah Thio Tay keng yang
semula gelisah seketika berubah menjadi amat gembira. ia memberitahu kepadaku, ketika dalam perjalanan pulang
dari Cian nia. ketika lewat sungai Sin hoo, secara kebetulan ia jumpai selembar wajah manusia yang kurus sedang
menongol dari balik jendela. Waktu itu Toa keng tidak
begitu memperhatikan, namun ketika kakek tadi menarik
kepalanya kembali setelah memeriksa keadaan cuaca, Tay
keng baru melihat dengan jelas bahwa dia adalah seorang
kakek bermata liar dan kehilangan sebuah telinganya. "
Sebelum Hu yong siancu menyelesaikan kata katanya.
See giok telah menimbrung, "tidak salah lagi. orang itu
adalah manusia bengis Oh Tin san"
Hu yong siancu manggut-manggut, sahutnya:
"Meskipun Thio Tay keng belum pernah jumpa dengan
Oh Tin san, namun ia pernah mendengar ayahnya
membicarakan tentang manusia laknat tersebut. seketika
tergerak hatinya hingga secara diam-diam menguntit
dibelakangnya. waktu perahu sampai di kota Siong tho,
matahari belum turun gunung tapi perahu itu tidak
meneruskan perjalanannya lagi."
Thio Tay keng sadar kalau ada hal-hal yang tak beres,
maka ia buru-buru berangkat pulang dan hendak
menyampaikan berita ini secepatnya kepada ayahnya .
Dengan wajah berkerut karena tak mengerti, Siau cian
tiba-tiba menyela.
"Menurut wajah yang dilukiskan Thio Tay keng,
seharusnya orang itu adalah Oh Tin san, tapi mengapa Oh
Tin san tidak langsung kembali ke benteng Wi-lim poo
http://kangzusi.com/
sebaliknya secara diam-diam memasuki sungai Sin hoo dan
berlabuh di sebuah kota kecil?"
"Justru disinilah letak kecurigaan itu.,"
Berkilat sinar mata See giok, agaknya dia seperti teringat akan sesuatu, tanpa terasa ujarnya dengan gelisah.
"Bibi, Oh Tin san sengaja berlabuh di kota kecil itu mungkin karena dia hendak berkunjung ke Leng ong bong
sekali lagi sebelum kembali ke benteng Wi lim po."
"Atas. dasar apa kau berkata demikian?" tanya Hu yong siancu.
"Setelah mencuri sepasang pedang dari muka peti mati Leng ong. Oh Tin sang kena dihadang oleh suhu hingga
akhirnya melarikan diri, atas terjadinya peristiwa ini dia tentu merasa tak puas, padahal benda mestika yang berada di dalam kuburan itu amat banyak dan sudah terlihat semua oleh nya, siapa tahu kalau dia hendak manfaatkan
kesempatan ini untuk menelusurinya sekali lagi.!
Tidak sampai si anak muda itu menyelesaikan kata-
katanya, Hu-yong siancu telah menukas lagi:
"Mungkin saja hal ini merupakan salah satu alasan. tapi menurut dugaanku. tujuan nya yang terutama adalah
hendak membalas dendam."
"Membalas dendam" Dia hendak membalas dendam
kepada siapa?", tanya See-giok dan Siau-cian hampir bersamaan waktu.
"Pertama adalah si naga sakti pembalik sungai Thio loenghiong, kemudian adalah kita."
Mendengar kata-kata tersebut, Lan See giok segera
tertawa tergelak penuh amarah:
http://kangzusi.com/
"Haaahhh.haaahh.haaahhh.kalau
ia berani berbuat begitu, berarti perbuatannya itu bagai kunang-kunang
menubruk api. cuma mencari kematian buat diri sendiri!"
Melihat gejolak emosi yang mencekam anak muda itu,
cepat-cepat Hu yong siancu mengingatkan.
"Anak Giok, Oh Tin-san adalah seorang manusia licik yang berhati busuk dan berbahaya, bila ia berani datang
mencariku berarti dia yakin kalau kepandaian silat yang
dimilikinya mampu mengungguli kita, kalau tidak, tak nanti dia akan datang untuk mencari penyakit buat diri sendiri", Lan See giok tidak mampu mengendalikan lagi kobaran
hawa amarahnya lagi. ia segera berteriak keras.
"Kita tak usah menunggu sampai ia datang mencari kita.
sekarang juga ayo kita mencarinya ."
Selesai berkata ia lantas melompat bangun dari tempat
duduknya, Hu yong siancu memandang sekejap kegelapan
malam di luar pintu sana, lalu sambil bangkit berdiri
katanya. "Sekarang kentongan kedua sudah lewat mari kita
berangkat"
Mereka bertiga segera mengunci semua pintu dan
jendela, kemudian melayang keluar dari halaman rumah.
Begitu melompat ke atas dan menggunakan tenaganya.
tiba-tiba Siau cian berkerut kening.
Hu yong siancu dapat menyaksikan hal tersebut dengan
jelas, maka dia sengaja berseru kepada See giok.
"Anak Giok, jalanlah bersama sama enci Cian mu"
Selesai berkata dia lantas mengebaskan ujung bajunya
dan bagaikan segulung asap tubuhnya menelusuri tanggul
telaga menuju ke arah utara.
http://kangzusi.com/
Pada waktu itu sebenarnya Lan See giok sedang diliputi
oleh amarah yang meluap luap, kalau dapat ia hendak
menuju ke Siong tho tin secepatnya, namun setelah
mendengar pesan dari bibinya, tanpa terasa ia berpaling.
Tapi apa yang kemudian terlihat segera membuat paras
mukanya berubah hebat, kobaran amarah yang semula
mencekam seluruh perasaannya turut lenyap pula tak
berbekas. Ia menemukan siau cian sedang memegangi perutnya
sambil berkerut kening, sementara sorot matanya sedang
mengawasinya dengan pandangan tersipu sipu, agaknya ia
sedang mengomel kepadanya.
Dengan perasaan terkejut cepat-cepat dia memburu ke
depan dan merangkul tubuh Siau cian. kemudian dengan
perasaan gelisah bercampur kuatir dia berbisik.
"Enci Cian. kenapa kau-?"
Hangat juga perasaan Siau cian melihat kecemasan si
anak muda itu, dengan wajah jengah dia menggeleng seraya menjawab.
"Tidak apa-apa, aku cuma merasa agak."
Lan See giok merasa amat gelisah, cemas dan sayang.
semua perasaan tersebut berkecamuk di dalam dadanya.
sewaktu menjumpai bibinya sudah pergi tak berbekas, ia
segera berkata dengan gelisah.
"Enci Cian, biar siaute memayangmu saja sambil
melanjutkan perjalanan"
Sekali lagi Siau cian merasakan hatinya menjadi hangat,
dia tidak menampik lagi dan mengikuti kehendak pemuda
itu, bersama sama mengerahkan ilmu meringankan tubuh
sambil meneruskan perjalanan.
http://kangzusi.com/
Sepanjang perjalanan, mereka berdua hanya merasakan
angin menderu deru di sisi telinga, pemandangan yang
dilewati hanya terlintas begitu saja. Kecepatan gerak tubuh mereka benar-benar ibarat sambaran kilat.
Dalam perjalanan, Siau cian segera menoleh kearah
kekasihnya dengan pandangan terkejut bercampur keheranan. ia dapat merasakan bahwa ilmu meringankan
tubuh yang dimiliki si anak muda tersebut, paling tidak
telah maju beberapa lipat, ia yakin tenaga dalam yang
dimiliki pemuda tersebut pasti memperoleh pula kemajuan
yang amat pesat.
Sebaliknya Lan See giok pun merasa terkejut bercampur
keheranan atas kecepatan gerak tubuhnya, kemampuan
tersebut pada hakekatnya sudah melampaui puncak
kesempurnaan. karenanya dibalik perasaan gusar dan
gelisah yang mencekam perasaannya, terlintas pula
perasaan gembira yang meluap luap.
Suasana di luar dusun sangat gelap, selain angin malam
yang berhembus kencang. di langit hanya terdapat beberapa titik bintang yang berkedip kedip.
Lambat laun mereka jumpai sesosok bayangan manusia
sedang berlarian di depan situ. lalu sekejap mata kemudian bayangan tadi sudah tersusul.
Dalam sekilas pandangan saja, Siau cian dapat
mengenali bayangan manusia itu sebagai ibunya Hu yong
Siancu. Hu yong siancu sendiripun diam-diam merasa terkejut
setelah menyaksikan gerakan tubuh See giok yang begitu
cepat, pikirnya dihati.
"Hebat benar bocah ini, kemajuan yang dicapai bocah ini benar-benar luar biasa pesatnya."
http://kangzusi.com/
Setelah berhasil menyusul bibinya, Lan See giok mulai
memperlambat gerakan tubuhnya. tiga sosok bayangan
manusia, bagaikan tiga gulung asap ringan berkelebat ke
depan dengan menelusuri sepanjang tanggul telaga tak lama kemudian bayangan dusun nelayan telah muncul secara
lamat-lamat di kejauhan sana.
"Bibi" ujar See giok kemudian, "apakah kita akan pergi ke rumah kediaman Thio lo-enghiong?"
"Yaa, tentu saja. lebih baik kita mengajaknya untuk berangkat bersama sama."
Sementara pembicaraan berlangsung, mereka telah tiba
di depan dusun nelayan itu.
Gerak tubuh merekapun semakin diperlambat. See-giok
juga mulai mengendorkan cekalannya atas Siau cian.
Ketika tiba dirumah kediaman si naga sakti pembalik
sungai, ditemukan suasana gelap mencekam seluruh
bangunan, keadaan pun teramat hening.
Dengan cepat mereka bertiga dapat merasakan ada hal
yang tidak beres, dengan kemampuan yang dimiliki si naga sakti pembalik sungai serta Si Cay-soat. biar sedang tertidur nyenyakpun seharusnya mereka dapat menangkap suara
desiran ujung baju mereka bertiga yang sedang melayang
tiba. Namun kenyataannya sekarang, sama sekali tiada reaksi
dari pihak mereka .
Hu-yong siancu segera berkerut kening. kemudian


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sesudah sengaja mendehem keras dia melompat naik lebih
dulu ke atas atap rumah.
Lan See-giok dan Siau cian segera menyusul pula di
belakangnya. Namun dengan cepat mereka jumpai jendela
http://kangzusi.com/
dan pintu kamar yang dihuni si naga sakti pembalik sungai dan Si Cay soat berada di dalam keadaan tertutup rapat.
"Anak Giok. bisa jadi Oh Tin san telah datang kemari."
bisik Hu yong siancu dengan wajah gelisah.
Hawa napsu membunuh dengan cepat menyelimuti
seluruh wajah Lan See giok dia menggertak gigi kencang-
kencang, sementara matanya yang tajam mengawasi
sekeliling tempat itu dengan seksama.
Tiba-tiba. Dari arah barat laut di depan sana lamat-lamat ia
mendengar suara bentakan manusia yang keras.
Disusul kemudian terjadi bentrokan nyaring yang
memekikkan telinga. tampaknya ada orang sedang beradu
pukulan. Mendengar suara tersebut dengan kening berkerut dan
sorot mata berkilat See giok mendongakkan kepalanya dan
berpekik nyaring,
Suara pekikan tersebut amat keras sehingga suaranya
membumbung tinggi ke angkasa dan menyebar ke empat
penjuru. Bersamaan dengan
menggemanya suara pekikan tersebut, tubuhnya segera melejit setinggi berapa kaki, lalu bagaikan seekor burung rajawali raksasa dia menerjang ke arah mana berasalnya suara bentakan tadi.
Hu-yong siancu amat terkejut, buru-buru dia berseru
kepada Ciu Siau cian:
"Anak Cian, mari kita susul ke sana, tampaknya Thio lo enghiong telah bentrok dengan seseorang."
http://kangzusi.com/
Di dalam pembicaraan tersebut, dia sudah menarik
tangan Siau-cian dan menyusul di belakang anak muda
tersebut. Bersamaan waktunya dengan keberangkatan kedua
orang itu. dari arah barat laut sana segera berkumandang pula suara pekikan panjang yang keras,
Mendengar pekikan ini, Siau-cian lantas berkata kepada
Hu yong siancu:
"Ibu tidak bakal salah lagi, adik Soat telah berpekik dari situ memberi tanda ke pada kita."
Sementara pembicaraan berlangsung, dari kegelapan
diarah barat laut situ tiba-tiba bergema suara gelak tertawa yang amat keras, "Haaaahhh.haaaahhh.haahhh. si naga Sakti pembalik sungai, banyak tahun berselang kita selalu seimbang dan tiada yang lebih unggul atau kalah, hari ini .
haaahhh .haaahhh . tidak kau sangka bukan bahwa
seranganku barusan mampu menghajarmu sampai mundur
sejauh enam langkah . haahhh . . . haahhh . . . "
Belum selesai gelak tertawa itu bergema, Si naga sakti
pembalik sungai telah kedengaran membentak penuh
amarah. "Oh Tin san, kau tak usah berlagak di sini, malam ini adalah hari naasmu, ayo sambutlah sekali lagi seranganku ini."
Bersama dengan selesainya teriakan mana, suatu ledakan
nyaring kembali berkumandang di angkasa
Lan See giok yang meleset ke depan dengan kecepatan
tinggi kini sudah tiba ditempat tujuan, ia jumpai diantara sawah yang mengering debu dan pasir beterbangan di
angkasa, lalu tampak sesosok bayangan manusia mundur ke
belakang dengan langkah sempoyongan.
http://kangzusi.com/
"Huaakkkk"
Orang itu muntahkan darah segar, dan ternyata dia tak
lain adalah si naga Sakti pembalik sungai,
Dari balik debu yang beterbangan, mendadak menggema
lagi suara bentakan keras:
"Tua bangka celaka, serahkan nyawamu"
Dalam bentakan tersebut. Oh Tin san si kakek bermuka
kuda, berjubah abu-abu, bermata sesat dan bertelinga
tunggal itu sudah menerkam ke depan, telapak tangan
kanannya diangkat secara tiba-tiba lalu dibacokkan ke atas tubuh si naga sakti pembalik sungai yang sudah jatuh
terduduk di tanah,
Untunglah disaat yang amat kritis bergema suara
bentakan nyaring, lalu bayangan merah berkelebat lewat,
sekilas cahaya tajam yang menyilaukan mata melejit di
udara. Ternyata Si Cay soat dengan pedang Jit hoa kiamnya
telah melepaskan bacokan kilat ke depan tubuh Oh Tin san serangan tersebut amat cepat dan melebihi sambaran petir.
Dengan perasaan terkejut Oh Tin san segera menarik
kembali langkahnya sambil mundur sejauh satu kaki
sementara sepasang mata sesatnya mengawasi wajah Si Cay
soat dengan perasaan terkejut bercampur keheranan.
Siau thi gou yang berdiri di sisi arena tak mau berdiam
diri saja. ia segera berteriak pula.
"Bajingan bermata sesat bertelinga tunggal, kau tidak usah berlagak sok di depan kami, tunggu saja sampai
kedatangan engkoh Giokku. tanggung kau bakal mampus
seketika!" Baru selesai ucapan itu diutarakan Lan See giok
http://kangzusi.com/
telah melayang turun dari tengah udara sambil membentak
keras. "Oh Tin san serahkan nyawamu."
Ditengah bentakan keras sebuah pukulan tangan kanan
yang disertai tenaga sebesar sepuluh bagian sudah siap
dilontarkan ke depan. Pada saat itulah.
"Anak Giok, jangan kau bunuh dirinya terlebih dulu" Hu yong siancu berteriak keras. namun ketika ia selesai berkata telapak tangan kanan Lan See giok sudah terlanjur
dibacokkan ke muka.
Dalam keadaan begitu, buru-buru pemuda itu menarik
kembali tenaga pukulannya sebesar delapan bagian.
"Blaaammmm. "
Ditengah suara ledakan keras yang menggetarkan bumi
dan mencekam perasaan orang itu, pasir beterbangan ke
empat penjuru, pusaran angin menyebar kemana mana.
suara jeritan kaget bergema dari sana sini.
Bayangan manusia berkelebat lewat, Hu yong siancu
serta Siau cian telah menyusul tiba dan langsung
menghampiri si naga sakti pembalik sungai yang masih
duduk bersemedi di tanah.
Dalam pada itu. Lan See giok telah berdiri dengan
kening berkerut dan mata bersinar tajam. diatas wajahnya yang hijau membesi penuh dilapisi hawa napsu membunuh
yang membara, selangkah demi langkah dia bergerak maju
ke depan menghampiri Oh Tin san yang sementara itu
sudah mundur sejauh dua kaki,
"Oh Tin san" serunya penuh perasaan dendam. "kau bajingan laknat. manusia bedebah yang terkutuk dan tak
tahu malu, bila malam ini siauya tak mampu mencincang
http://kangzusi.com/
tubuh mu sehingga hancur berkeping-keping tak akan bisa
kuhibur arwah ayahku dalam baka"
Sebenarnya si manusia bengis bertelinga tunggal Oh Tin
san sudah dibikin terkejut sampai termangu oleh suara
ledakan yang memekikkan telinga tadi, apalagi setelah
menyaksikan liang sebesar berapa kaki di depan matanya
serta hawa napsu membunuh yang menyelimuti wajah Lan
See giok, pada hakekatnya dia tak mampu melarikan diri
lagi. sukma terasa mau lepas dari tubuh dan peluh dingin membasahi sekujur badannya.
Dipihak lain Hu yong siancu telah mengeluarkan sebutir
pil mestika yang dijejalkan ke mulut si naga sakti pembalik sungai kemudian memerintahkan kepada Siau cian, Cay
soat dan Thi gou untuk melindungi keselamatannya.
Sesudah itu dia baru membalikkan badan dan melangkah
ke tengah arena. Dijumpai olehnya dengan segera bahwa
dibelakang tubuh Oh Tin san yang sementara itu sudah
berdiri memucat seperti mayat berdiri tiga orang manusia, dua orang tosu berbaju merah dan seorang lelaki kekar yang berwajah bengis.
Kedua orang tosu tua berbaju merah itu, sama-sama
menyoren pedang dipunggungnya, seorang berwajah
kuning dan bertubuh kurus, sedang yang lain beralis
gundul, bermata cekung ke dalam, dalam sekilas pandangan saja dapat diketahui bahwa mereka berdua bukan termasuk
orang-orang baik.
Sebaliknya lelaki kekar itu, berpakaian ringkas berwarna coklat, dia membawa senjata kaitan pelindung tangan, alis mata yang tebal, matanya besar dan kulit tubuhnya kuning kehitam hitaman, manusia inipun tidak mirip orang baik-baik.
http://kangzusi.com/
Dengan suatu pandangan cepat Hu yong siancu
memperhatikan sekejap seluruh arena, segera diketahui
olehnya bahwa Say kui hui, istri Oh Tin san tidak nampak hadir di situ.
Maka kepada See giok yang berdiri di depan Oh Tin san,
ia berkata dengan suara dalam:
"Anak Giok, biarlah dia memberi penjelasan lebih dulu sebelum membunuhnya."
Mendengar ucapan ini, Lan See giok segera berhenti
bergerak, namun sorot matanya yang memandang Oh Tin
San nampak memancarkan sinar berapi api.
Dalam pada itu, Oh Tin San pun sadar bahwa sulit
baginya untuk lolos dari kematian hari ini, biarpun begitu, ia tetap berharap bisa lolos dari musibah ini, pikirnya, asal bisa kabur kembali ke benteng Wi lim poo, maka dia tak
usah ketakutan lagi.
Dalam keadaan demikian, ia mulai menyesal tindakannya yang kurang cermat, ia menyesal mengapa
tidak pulang ke Wi lim poo lebih dulu untuk mencari bala bantuan sebelum datang menuntut balas.
Tapi nasi sudah menjadi bubur, disesalkan pun tiada
gunanya, terpaksa dia harus menenangkan pikirannya, lalu sambil menatap wajah Hu yong siancu, tegurnya dingin:
"Apa yang ingin kalian ketahui dariku?"
Hu yong siancu segera tertawa dingin, ujarnya dengan
suara dalam, "Oh Tin san, kau tidak usah berlagak pilon lagi, apa yang pernah kau lakukan tentu saja hanya kau
seorang yang tahu?"
Dalam pada itu, si lelaki kekar dan kedua orang tosu tua berbaju merah itu sudah diliputi hawa kegusaran yang
http://kangzusi.com/
membara, mendadak mereka beranjak dan berjalan menuju
ke sisi tubuh Oh Tin san .
Oh Tin San melirik sekejap kearah ketiga manusia itu,
sekilas senyuman licik segera menghiasi wajahnya yang
pucat, dengan cepat dia menggeleng seraya berseru.
"Selama hidup, belum pernah aku melakukan perbuatan yang takut diketahui orang."
"Anjing tua" umpat See giok dengan napsu membunuh makin membara, teriaknya kemudian, "jika kau enggan membicarakan ke luar, siauya akan segera mencincang
tubuhmu sehingga hancur berkeping keping ."
Ditengah seruan mana, tubuhnya langsung menerjang ke
depan. Disaat Lan See giok menerjang ke depan inilah, dua
orang tosu tua serta seorang lelaki kekar yang berdiri
dibelakang Oh Tin san telah membentak bersama sama,
lalu sambil meloloskan senjata masing-masing serentak
mereka menyerang anak muda itu.
Lan See giok tertawa dingin, serunya penuh perasaan
dendam: "Bajingan tengik, kawanan tikus busuk, pingin mampus rupanya kalian semua."
Tubuhnya berputar kencang secepat kilat, jari tangan
kanannya serta merta disentilkan ke arah depan.
Beberapa kali dengusan tertahan bergema memecahkan
keheningan, tahu-tahu jalan darah dari si tosu tua dan lelaki kekar itu sudah tertotok semua.
Mereka bertiga sama-sama tertotok pada posisi senjata
lagi diangkat ke udara dan mata melotot, mulut melongo,
http://kangzusi.com/
tubuh mereka menjadi kaku semua hingga sedikit pun. tak
mampu berkutik lagi.
Oh Tin san segera merasakan bahwa kesempatan baik
tak boleh disia siakan dengan begitu saja, tanpa
mengucapkan sepatah katapun, ia membalikkan badan dan
langsung kabur kearah utara.
"Anjing tua, kembali kau." bentak Lan See giok keras-keras.
Dalam bentakan itu, tubuhnya bagaikan segulung asap
melesat ke tengah udara dan melayang turun dihadapan Oh
Tin san, kemudian ujung baju kanannya dengan tehnik
"lembut" melepaskan sebuah kebutan ke tubuh lawan.
Oh Tin san segera menjerit kaget, ia merasakan
timbulnya segulung kekuatan yang maha dahsyat mendorong tubuhnya balik kembali ke tempat semula.
bagaikan sebuah bola saja, tak ampun lagi tubuhnya
menggelinding balik ke posisi semula.
Akibat dari gelindingan ini, hidung dan muka Oh Tin
san selain membengkak besar pun dilapisi oleh lumpur dan debu, ia merasa dunia seperti berputar kencang, pandangan matanya berkunang kunang, dan tubuhnya jadi lemas
seolah-olah, tidak berkekuatan lagi. mimpi pun dia tak
pernah menyangka, biarpun dia sudah berlatih selama satu tahun di pulau Wan san dan ilmu silatnya telah
mendapatkan kemajuan yang pesat. namun sama sekali tak
terduga tenaga dalam yang dimiliki Lan See giok justru
telah mencapai kemajuan yang luar biasa.
Duduk terpekur diatas
tanah, dia hanya bisa menggelengkan kepalanya berulangkali sambil menghembuskan napas panjang dengan wajah penuh
kebencian dan napsu membunuh yang membara, dia awasi
wajah Lan See giok tanpa berkedip.
http://kangzusi.com/
Hu yong siancu segera berkerut kening kemudian
bentaknya penuh kegusaran.
"Oh Tin San, ayo cepat katakan, dengan cara
bagaimanakah kau berhasil mendapat tahu kalau Lan
tayhiap bersembunyi dalam kuburan Leng ong bong,
bagaimana caramu memasuki kuburan dan membunuh Lan
tay-hiap. Kenapa pula kau totok jalan darah kematian si
makhluk bertanduk tunggal Si Yu gi" Kuanjurkan
kepadamu lebih baik jawab saja dengan sejujurnya, aku
yakin Lan See giok tentu tak akan menyiksamu sebelum
menghabisi nyawamu, kalau tidak ."
"Kalau tidak kenapa?" teriak Oh Tin san sambil berpaling dan memandang kearah Hu yong siancu dengan
penuh kegusaran.
"Akan kusuruh kau rasakan bagaimana lihaynya ilmu
memisah otot melepas tulang", seru See giok dengan cepat.
Oh Tin san tertawa dingin, sorot matanya yang sesat
sengaja memandang sekejap ke arah kedua orang tosu tua
dan lelaki kekar yang tertotok jalan darahnya itu, kemudian mengancam:
"Kau si bocah keparat tidak usah berbangga dulu, tak ada gunanya kau bunuh Oh Tin san. ketahuilah murid-murid
kesayangan dari Lam hay koay kiat dan Si to cinjin telah kau totok jalan darahnya malam ini, itu berarti kau sudah ditetapkan bakal mampus,"
Mendengar ucapan tersebut, Lan See giok jadi teringat
kembali dengan gurunya yang hingga kini masih belum
ketahuan bagaimana nasibnya, kobaran napsu membunuh
sekali lagi menyelimuti wajahnya.


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ia segera mendongakkan kepalanya dan tertawa seram
serunya keras-keras:
http://kangzusi.com/
"Jangan lagi baru jalan darahnya yang di totok sekalipun menghabisi nyawa mereka, apa yang mesti siauya takuti?".
Dalam pembicaraan mana, tubuhnya melompat ke
depan kedua tosu tua serta lelaki kekar itu, kemudian
sambil mementangkan kelima jari tangan kanannya dia
melepaskan serangkaian serangan.
Dimana bayangan berkelebat lewat, "plaak, plaak,
plaak!" diiringi suara benturan yang keras, tiga kali jeritan ngeri yang memilukan hati berkumandang memecahkan
keheningan Darah segar segera berceceran di mana-mana, dalam
sekali ayunan tangan saja pemuda tersebut telah menghabisi nyawa ke tiga manusia tersebut.
Lan See giok sama sekali tidak mencoba untuk
menghindar, tak ampun lagi sekujur badannya terkena
semburan darah lawan hingga keadaannya menjadi
menakutkan sekali dan membuat berdirinya bulu kuduk
orang. Hu yong siancu sekalian serta Si naga Sakti pembalik
sungai yang segera membuka matanya setelah mendengar
jeritan tadi, diam-diam merasa amat terkejut oleh kejadian tersebut, paras muka mereka berubah amat hebat.
Sebaliknya Oh Tin San yang duduk di atas tanah tidak
menyangka kalau Lan See giok tidak takut atas ke tiga
manusia aneh dari luar lautan, saking takutnya dia sampai terbelalak dengan mulut melongo, wajahnya pucat pias,
sementara butiran keringat sebesar kacang kedelai jatuh
bercucuran tiada henti nya.
Selesai menghabisi nyawa kedua tosu tua dan lelaki
kekar tadi, sekali lagi Lan See giok mendongakkan
http://kangzusi.com/
kepalanya sambil tertawa seram, dia mendesak ke arah Oh
Tin san lebih jauh, kemudian hardiknya:
"Bajingan bertelinga tunggal, jika kau berani membohong lagi, siauya akan segera mengutungi lenganmu
lebih dulu."
Oh Tin san tahu bahwa kesadaran Lan See giok sudah
mendekati kalap, dengan ketakutan setengah mati buru-
buru sahutnya dengan suara gemetar:
"Baik, aku akan berbicara ... aku akan berbicara."
Sementara itu. Dua sosok bayangan tubuh kecil muncul dari arah dusun
nelayan dan bergerak mendekat dengan kecepatan bagaikan
sambaran kilat, menyusul kemudian, terdengar Oh Li cu
berteriak keras:
"Adik Giok, tunggu sebentar, adik Giok,. tunggu
sebentar."
Dalam teriakan itu, Tok Nio-cu serta Oh Li cu telah
melayang turun ke dalam arena.
Menyaksikan Oh Tin san yang duduk ketakutan di atas
tanah, Oh Li cu sama sekali tidak menghentikan gerakan
tubuhnya: dia langsung menubruk ke muka, kemudian
berteriak sambil menangis tersedu sedu:
"Ayah. oooh, ayah."
Lan See giok amat gusar menjumpai sikap nona itu,
mendadak dia membentak nyaring:
"Minggir kau dari sini ."
Ditengah bentakan keras, tiba-tiba tubuhnya berputar
sambil melepaskan sebuah bacokan keras ke tubuh Oh Li cu yang sedang menerjang tiba itu .
http://kangzusi.com/
Agaknya Oh Li cu sama sekali tidak menyangka kalau si
anak muda tersebut bakal melancarkan serangan ke
arahnya, diiringi jeritan lengking, tubuhnya segera
tergulung oleh tenaga serangan yang maha dahsyat itu.
Hu yong siancu, Tok Nio-cu, Si Cay soat serta Ciu Siau
cian sama-sama menjerit kaget sembari menyusul ke depan.
Tatkala tubuh Oh Li-cu melayang turun ke atas tanah, Ho
yong siancu segera bertindak cepat dengan menyambut
tubuhnya. "Ooooh. bibi!" gadis itu segera berteriak sambil menangis, kemudian menjatuhkan diri ke dalam pelukan
Hu yong siancu sembari menangis terisak.
Tok Nio-cu, Si Cay soat dan Ciu Siau cian baru merasa
lega setelah melihat Oh-Li cu tidak menderita luka apapun, perasaan tegang yang semula mencekam, kini pun semakin
mengendor. Mendadak Oh Tin San yang duduk diatas tanah itu
memancarkan sinar bengis dari balik matanya, tanpa
mengucapkan sepatah katapun ia melompat bangun,
kemudian menggunakan kesempatan di saat Lan See giok
sedang mengawasi Oh Li-cu dengan pandangan sedih, dia
mengayunkan telapak
tangannya sambil menyerang
punggung pemuda tersebut dengan sebuah serangan
mematikan. Mendengar desingan angin tajam menyambar
tiba, Lan See giok menyadari akan datangnya bahaya,. tiba-tiba dia membalikkan badan sambil membentak keras:
"Anjing keparat, kepingin mampus rupanya kau!"
Dengan telapak tangan menggantikan pedang, secepat
kilat dia bendung datangnya ancaman tersebut, kemudian
melanjutkan dengan bacokan ke tangan kanan lawan
http://kangzusi.com/
Pada waktu itu, Oh Tin san sadar bahwa dia pasti
mampus, karenanya timbul niatnya untuk beradu jiwa
dengan lawan. Maka dari itu, ketika dilihatnya Lan See giok
mengangkat telapak tangannya untuk membendung datangnya ancaman tersebut, dengan cepat dia mengerahkan tenaga dalamnya mencapai sepuluh bagian,
lalu ditebaskan ke muka.
Lan See giok tertawa dingin, telapak tangan bajanya
membabat lebih jauh ke muka dan.
"Krassss!"
Diiringi desingan tajam yang menggidikkan hati,Oh Tin
San menjerit kesakitan, tahu-tahu lengan kanannya sudah
terpapas kutung menjadi dua bagian, percikan darah
segarpun memancar hingga kemana mana .
Pucat pias selembar wajah Oh Tin San, dengan
sempoyongan dia mundur beberapa langkah dari posisi
semula, lalu jatuh terduduk kembali ke atas tanah.
Menyaksikan peristiwa ini, Oh Li cu menangis semakin
keras, hatinya benar-benar merasa amat pedih.
Sedangkan Lan See giok dengan kening berkerut dan
mata memerah seperti bara api selangkah demi selangkah
maju terus mendekati Oh Tin san, jari-jari tangan kanannya masih terpentang lebar siap melepaskan serangan berikut.
Kemudian setelah itu tiba-tiba dia berteriak penuh
perasaan dendam:
"Oh Tin San, mau bicara tidak?"
Oh Li cu merasa sangat tidak tega menjumpai Oh Tin
San duduk bermandikan darah sambil menunjukkan
http://kangzusi.com/
keadaan yang amat menderita itu, sambil menangis terisak, serunya keras-keras:
"Ayah .ayolah cepat bicara, cepatlah kau katakan, uuuhh
.uuuhhh.uuuh."
Kalau orang sudah hampir mati, biasanya hatinya
menjadi lemah, demikian pula halnya dengan Oh Tin San.
Dia menghela napas sedih kemudian mengangguk penuh
penderitaan, katanya kemudian dengan napas terengah
engah: "Baik, akan kukatakan, akan kukatakan."
Mendengar kesediaan lawan, Hu yong siancu sekalian
bersama sama maju ke depan dan mengelilingi orang itu,
tinggal Siau thi gou seorang masih tetap berdiri di samping si naga Sakti pembalik Sungai untuk melindungi
keselamatan jiwanya.
Melihat Oh Tin san telah bersedia menjawab, Lan See
giokpun menyentilkan jari tangan nya ke tengah udara serta menghentikan aliran darah dari lengan Oh Tin san yang
terluka. Setelah mengatur napas sebentar untuk menghilangkan
napasnya yang terengah, Oh Tin San mendongakkan
kepalanya dan memandang sekejap kearah Oh Li cu
kemudian berkata:
"Anak Cu, sekarang kau sudah berada bersama sama
Tok Nio-cu dari Pek hoo cay, ini berarti kaupun sudah tahu bahwa
kau sebetulnya bukan putri kandungku, bagaimanapun juga aku toh pernah melepaskan budi
pemeliharaan selama belasan tahun kepada mu, maka
kuharap sebelum ajalku tiba, sanggupilah sebuah permintaanku ."
http://kangzusi.com/
Oh Li cu sendiripun tahu bahwa tipis harapan bagi Oh
Tin San untuk hidup lebih lanjut hari ini, teringat selama hidupnya dia selalu menyebut ayah kepada orang ini,
sedikit banyak masih tersisa pula perasaan yang mendalam dengannya, karena itu ia mengangguk sambil menangis.
Oh Tin san menarik napas panjang-panjang, lalu
memandang sekejap ke arah Oh Li cu dengan pandangan
gembira di samping menderita, lalu setelah menundukkan
kepala nya dia melanjutkan:
"Aku tidak mempunyai permintaan yang terlalu muluk
kepadamu, aku hanya berharap setelah mati nanti, kuburlah jenasahku di dalam tanah ."
Mendengar permintaan ini, Oh Li cu tak dapat menahan
rasa sedihnya lagi, dia menangis semakin menjadi jadi,
sembari menutupi wajahnya dengan kedua belah tangan,
serunya sambil tersedu.
"Adik Giok, kau harus menyanggupi permintaanku
untuk berbuat begitu ."
Pelan-pelan Oh Tin san mendongakkan kepalanya dan
memandang kearah Lan See giok dengan penuh kebencian,
sekulum senyuman licik segera tersungging di ujung
bibirnya dan ujarnya dengan dingin:
"Kau tak usah bertanya kepadanya, dengan kedudukan
Si Yu gi sebagai penyebab kejadian ini pun dia masih
berhak dikubur dalam peti mati yang bobrok, apakah dia
benar-benar akan tega membiarkan jenasahku terbengkalai
di tepi jalan dengan begitu saja?"
Hu yong siancu dan Lan See giok yang mendengar
ucapan tersebut sama-sama merasakan hatinya bergetar
keras. Dengan cepat Hu yang siancu berseru:
http://kangzusi.com/
"Kau maksudkan orang yang membinasakan Lan
tayhiap adalah si makhluk bertanduk tunggal Si Yu gi?"
Secara licik Oh Tin san menggelengkan kepalanya,
kemudian menjawab singkat:
"Bukan!"
"Lantas siapa?" dengan perasaan terkejut bercampur gusar Lan See giok berseru.
Oh Tin san tertawa dingin, kemudian jengeknya sinis:
"Akulah yang melakukan!".
Lan See giok teramat sedih, hawa napsu membunuhnya
dengan cepat menyelimuti seluruh wajahnya, penuh rasa
geram dia berteriak keras-keras:
"Bajingan terkutuk, jadi kau yang telah membunuh
ayahku" Bajingan tengik, akan kubunuh kau."
Dalam teriakan tersebut, tubuhnya segera mendesak
maju ke muka sambil mengangkat telapak tangan kanannya
siap melepaskan serangan mematikan.
"Anak Giok." Hu yong siancu segera berseru dengan suara gemetar.
Mendengar teriakan mana, Lan See giok segera
menghentikan langkahnya, dia tahu bibi Wan menyuruh
dia untuk menahan rasa sedih dan dendam yang membara
dalam dadanya untuk mencari tahu duduknya persoalan
hingga jelas. Maka dengan mata yang berapi api, diawasinya Oh Tin
San tanpa berkedip, kemudian bentaknya keras:
"Ayo cepat bicara!"
Berhubung rasa sakit yang dideritanya pada lengan yang
kutung sudah jauh mereda, sikap si manusia bengis
http://kangzusi.com/
bertelinga tunggal Oh Tin San kembali berubah menjadi
beringas dan mengerikan
Setelah tertawa dingin, ujarnya, dengan sinis:
"Lan See giok, kau tidak usah berlagak sok lebih dulu, aku tahu hari ini aku bakal mampus, tapi saat
kematianmupun sudah tak akan jauh lagi, ketahuilah kau
telah menghabisi nyawa ketiga orang murid dari tiga
manusia gagah dari luar lautan, mereka tidak akan
melepaskanmu dengan begitu saja."
Belum selesai perkataan tersebut diutarakan, Lan See
giok telah mendongakkan kepala nya sambil tertawa seram:
"Heeehh.heeehh.heeehh.sepasang hidupnya tiga manusia aneh dari luar lautan selalu mengganggu dunia persilatan, melakukan kejahatan dimana mana dan dosa-nya sudah
menumpuk-numpuk, terhadap manusia laknat macam
mereka, setiap anggota persilatan siap untuk melenyapkan orang-orang tersebut dari muka bumi. Jangan lagi dibilang ketiga manusia aneh itu tak akan melepaskan siauya,
sekalipun mereka bertiga melepaskan siauya pun, siauya tak akan melepaskan mereka dengan begitu saja."
Mendengar perkataan mana, Oh Tin San segera
menengok kearah Lan See giok dengan pandangan sinis,
sekulum senyuman dingin pun menghiasi wajah kudanya.
Sekali lagi Lan See giok dibikin naik darah, sikap lawan membuat ia bertambah geram, rasa ingin menangpun
terpancing ke luar, maka dengan suara menggeledek dia
membentak: "Kau anggap aku tak berani melenyapkan mereka dari
muka bumi . "
Bersamaan dengan selesainya seruan itu, tiba-tiba dia
membalikkan badan, sepasang lengannya diputar satu
http://kangzusi.com/
lingkaran kemudian dilontarkan ke arah sebuah batu besar yang berada tiga kaki di hadapannya sana, tenaga sakti Hud kong sinkang yang maha dahsyat pun segera meluncur ke


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

depan . Sesudah berulang kali minum Leng sik giok ji, kemudian
ditambah pula dia telah melakukan senggama dengan Siau
cian, membuat tenaga dalamnya bukan saja berlipat ganda, bahkan gabungan hawa yang dan im yang diterima dalam
tubuhnya membuat kemampuan pemuda ini benar-benar
telah mencapai puncaknya.
Bersamaan dengan ayunan telapak tangan anak muda
tersebut, tampak sekilas cahaya berkelebat lewat kemudian berubah menjadi segulung hawa putih yang melesat ke arah batuan cadas tadi secepat sambaran petir .
"Blaaammmm!"
Suatu ledakan yang benar-benar memekikkan telinga
berkumandang memecahkan keheningan.
Batu dan pasir segera beterbangan di angkasa, kabut dan
debu memancar ke empat penjuru, suasana terasa amat
mengerikan. Sampai lama sekali suara ledakan itu, masih terasa
menggaung di angkasa, bintang dan rembulan di angkasa
bagaikan turut punah .
Dikejauhan sana, batuan beterbangan dan rontok ke
tanah bagaikan hujan gerimis, di sana sini muncul percikan bunga api akibat gesekan antara batu dengan batu yang
saling beterbangan .
Oh Tin san tertegun seketika, Hu yong siancu sekalian
juga tertegun, malah Lan See giok sendiripun sampai berdiri termangu.
http://kangzusi.com/
Sebaliknya si naga sakti pembalik sungai yang masih
duduk bersila diatas tanah hanya bisa membelalakkan
matanya lebar-lebar, ia sungguh tak percaya dengan apa
yang terlihat di depan mata sekarang, di samping itu diapun menjadi paham apa sebabnya To Seng-cu berpesan agar
Lan see giok berangkat ke Wan san setahun kemudian:
Akhirnya Oh Tin san yang pertama tama menghela
napas sedih, dengan wajah yang lemas dan putus asa
katanya kemudian:
"Aaaaai, nampaknya apa yang mereka rencanakan
memang sulit untuk diwujudkan sebagai kenyataan ."
"Rencana siapa?" tegur See giok dengan suara dalam.
Oh Tin san segera sadar kalau dia telah salah berbicara, maka, sambil tertawa dingin serunya.
"Ucapan itu bukan termasuk persoalan yang wajib
kujawab kepadamu ."
"Kalau memang begitu, mengapa tidak kau sebutkan
bagaimana caramu menemukan ayahku bersembunyi di
dalam kuburan kuno tersebut?" teriak See giok penuh amarah.
"Jika kau bertanya dengan sikap yang begitu kasar, aku akan menjawab tak tahu"
Berkilat sepasang mata Lan See giok, dia maju dua
langkah ke muka dan siap menotok kembali jalan darah di
tubuh Oh Ti san,
Mendadak terdengar Oh Li cu menjerit dengan suara
yang sangat memilukan hati:
"Cepatlah kau katakan, kau tak usah mencari penyakit buat diri sendiri!"
http://kangzusi.com/
Oh Tin san memandang sekejap kearah Lan See giok
yang sedang menghentikan langkahnya setelah mendengar
perkataan itu, dia tahu bersikap keras kepala hanya mencari penderitaan bagi diri sendiri.
Menyadari akan hal tersebut, dia menghela napas sedih,
kemudian ujarnya dengan suara dalam:
"Tadi, aku mengatakan bahwa Pek toh oh-cu si Makhluk bertanduk tunggal Si Yu gi sebagai biang keladinya
peristiwa ini karena tengah hari tersebut secara kebetulan saja kujumpai gerak gerik Si Yu gi yang sangat
mencurigakan, ketika kukuntit gerak geriknya maka
kutemukan akhirnya tempat persembunyian dari Lan
Khong tay."
Mendengar keterangan ini, Hu yong siancu serta Lan See
giok benar-benar amat mendendam kepada Si Yu gi,
ternyata semua peristiwa berdarah ini memang bersumber
pada dirinya seorang.
Setelah termenung dan berpikir beberapa saat, Oh Tin
san berkata lebih jauh:
"Semenjak kami lima manusia cacad dari tiga telaga
memperoleh kabar tentang ditemukannya jejak dari Hu
yang siancu Han lihiap, siang malam tiada hentinya aku
selalu melakukan pelacakan di sekitar tempat tersebut.
"Hari itu, aku sedang beristirahat di luar hutan siong dekat kuburan Leng ong bong, mendadak kujumpai si
makhluk bertanduk tunggal Si Yu gi dengan membawa
sebuah sekop sedang melayang masuk ke dalam hutan
tersebut. Karena curiga, secara diam-diam kukuntit jejaknya itu,
tapi agar jejakku tidak diketahui Si Yu gi, maka aku tak berani menguntit terlampau dekat, karenanya setelah dia
http://kangzusi.com/
masuk ke dalam Ong bong, aku tidak mengetahui ke mana
perginya Si Yu gi tersebut.
Waktu itu aku menjadi amat gelisah sehingga segera
melompat naik ke atas sebatang pohon besar untuk
memeriksa keadaan di sekeliling tempat itu, namun
bayangan tubuh Si Yu gi seolah-olah lenyap ditelan bumi, lama sekali tak berhasil kutemukan jejaknya, karenanya
akupun berkesimpulan bahwa Si Yu gi masih tetap berada
di dalam kompleks tanah pekuburan ini.
Karena itulah secara diam-diam aku duduk di atas
ranting pohon sambil menunggu, sampai matahari condong
ke barat belum juga kutemukan Si makhluk bertanduk
tunggal Si Yu gi menampakkan diri lagi.
Dan pada saat itulah, tiba-tiba kudengar suara
gemerincingan nyaring berkumandang dari balik kuburan...
Mendengar sampai di situ Lan See giok tahu bahwa
suara itu berasal dari suara rantai pintu rahasia yang sedang dibuka oleh ayahnya, selain itu diapun menyimpulkan
bahwa Si Yu gi sedang memasuki lorong rahasia barunya
sambil secara diam-diam meneruskan galiannya.
Setelah berhenti sejenak untuk menarik napas, Oh Tin
San berkata lebih lanjut:
"...waktu itu aku merasa sangat keheranan, tapi
bersamaan dengan berhentinya suara gemerincingan
tersebut, tiba-tiba dari sebelah kiri kuburan besar itu muncul seorang lelaki setengah umur yang memakai jubah panjang
berwarna kuning.
Seluruh rambut orang itu telah beruban, dia memakai
ikat kepala berwarna biru, hanya dikarenakan dia berdiri membelakangiku, maka tidak kuketahui siapakah dia.
http://kangzusi.com/
Menanti orang itu membalikkan badannya, aku baru
merasa terkejut sehingga hampir saja terjatuh dari atas
dahan pohon, ternyata orang itu berwajah tampan dengan
kumis menghiasi atas bibirnya, hehh... hehhh... hehh...
rupanya orang ini bukan lain adalah Lan Khong tay yang
selama banyak tahun ini menyembunyikan diri,
Tak terlukiskan perasaanku waktu itu, selain kaget juga
gembiranya bukan kepalang, di dalam keadaan begini aku
sudah melupakan Si Yu gi yang memasuki kuburan tersebut
tadi, namun dari keadaan Lan Khong tay yang baru berusia empat puluh tahun, namun dalam sepuluh tahun saja
rambutnya telah beruban semua, dapat disimpulkan bahwa
dalam hatinya tersimpan banyak masalah yang memusingkan kepalanya .... "
Berbicara sampai di situ, Oh Tin San berhenti sejenak
seraya memandang sekejap ke seluruh arena ....
Si Cay soat, Siau cian, Oh Li cu maupun Tok Nio-cu
semuanya lagi mendengarkan dengan seksama .....
Si naga Sakti pembalik sungai sedang membelalakkan
matanya pula mendengarkan penuturan tersebut.
Demikian juga keadaan siau thi gou, matanya melotot
besar sekali ....
See giok berdiri dengan air mata berlinang membasahi
pipinya, bibir yang terkatup kencang nampak membentuk
satu lingkaran busur ....
Sedangkan Hu yong siancu mendongakkan kepalanya
memandang kegelapan di angkasa, sedang butiran air mata
satu demi satu bercucuran keluar tiada habisnya, bibir yang pucat pias tak bisa menahan gemetar yang berlangsung
tiada hentinya. Maka Oh Tin san pun berkata lebih jauh:
http://kangzusi.com/
"Waktu itu aku sadar bahwa kepandaian yang kumiliki masih bukan tandingan Lan Khong tay, karena itu aku tak
berani berisik apalagi menimbulkan suara, sampai Lan
Khong tay sudah melangkah keluar dari hutan siong, aku
baru berani melayang turun dari tempat persembunyianku,
Ketika kudekati kuburan tersebut, baru kujumpai
dibagian belakangnya terdapat sebuah pintu, tapi aku tak berani memasukinya secara gegabah, sebab aku tahu istri
Lan Khong tay, Ki lu lihiap Ong Yan hoa juga termasuk
seorang jago silat yang berilmu silat sangat hebat...
Sampai aku memasuki kuburan itu secara diam-diam,
baru kujumpai dalam kuburan ini selain sebuah lentera
diatas meja, ternyata tidak kujumpai siapapun ...
Pada saat itulah, tiba-tiba dari arah pintu kuburan
berkumandang datang suara ujung baju yang terhembus
angin. Aku menjadi amat terperanjat dan cepat-cepat menyembunyikan diri di bawah meja, kemudian kulihat
ada seseorang melayang datang, ternyata dia adalah si gurdi emas peluru perak Lan Khong tay yang barusan keluar
kuburan. Lan Khong tay masuk dengan tergesa gesa sehingga
sama sekali tidak memperhatikan jika aku lagi bersembunyi di bawah meja, dia lalu menuju ke atas meja besar untuk
mengambil senjata gurdi emasnya, aku merasa inilah
kesempatan terbaik untuk bertindak, maka secepat kilat
kulepaskan sebuah pukulan dahsyat yang ternyata persis
bersarang di pusarnya.,.."
Mendengar sampai di sini, air mata bercampur darah
bercucuran ke luar dari balik mata Lan See giok, sambil
menggertak gigi pelan-pelan ia menghampiri Oh Tin San
lagi, kesepuluh jari tangannya yang di pentangkan lebar-
http://kangzusi.com/
lebar kedengaran berbunyi gemerutukan nyaring. Sebaliknya Hu yong siancu masih tetap mengangkat
kepalanya sambil memandang kegelapan malam, sambil
menahan rasa sedih di hatinya, ia berkata lirih:
"Teruskan ceritamu itu ......
Oh Tin San memandang sekejap wajah See giok yang
semakin mendekati tubuhnya itu, dengan wajah memucat
dan menggertak gigi keras-keras, dia meneruskan:
"Seketika itu juga Lan khong-tay mendengus tertahan dan
mundur tiga langkah dengan sempoyongan, memanfaatkan peluang emas ini, kusarangkan sebuah
pukulan lagi ke arahnya, dan kali ini persis menghajar
dadanya..."
Belum selesai dia berkata, tiba-tiba terdengar Lan See
giok berteriak keras, dia muntahkan darah segar dan
tubuhnya roboh terjengkang ke atas tanah, namun
bersamaan waktunya dia melontarkan pula sepasang
telapak tangannya ke depan.
Suatu ledakan keras segera berkumandang memecahkan
keheningan, percikan darah memancar ke mana-mana,
hancuran daging beterbangan diangkasa tubuh Oh Tin San
telah terhembus oleh angin serangan itu hingga meluncur
sejauh puluhan kaki lebih dari tempat semula.
Semua orang menjadi terkejut dan buru-buru menghampiri Lan See giok yang jatuh pingsan itu, hanya
Hu yong siancu seorang masih tetap berdiri tak bergerak
sambil mengawasi angkasa.
Tampaknya si naga Sakti pembalik sungai telah berhasil
pula mengendalikan luka yang dideritanya, bersama Siau
thi gou, mereka memburu pula ke depan.
http://kangzusi.com/
Siau cian, Cay soat dan Oh Li cu bertiga bersama sama
membangunkan See giok dari atas tanah, ada yang
memanggil engkoh Giok ada pula yang menjerit adik Giok,
suasana menjadi kalut tidak karuan .....
Walaupun si naga Sakti pembalik sungai belum pernah
bersua muka dengan Tok Nio-cu, agaknya diapun sudah
mengetahui akan asal usul perempuan ini, dengan suara
lemah katanya kemudian:
"Nona Be, harap kau segera memukul jalan darah Mia
bun hiat di tubuh Lan siauhiap keras-keras!"
Selesai berkata, dia meneruskan langkahnya mendekati
Hu yong siancu yang masih berdiri termangu.
Pada dasarnya pengalaman yang dimiliki Tok Nio-cu
memang amat luas, dia tak lebih cuma dibikin bingung oleh isak tangis Siau cian bertiga saja, setelah mendengar
peringatan dari si naga sakti pembalik sungai, serta merta dia menarik Siau thi gou dan Oh Li cu agar menjauh ....
Setelah itu perempuan tersebut berjongkok di sisi
pemuda tadi dan mengerahkan tenaga dalamnya untuk
memukul jalan darah Mia bun hiat di tubuh pemuda
tersebut. Tapi Lan See giok masih tetap memejam kan matanya
rapat-rapat, sama sekali tak ada gejala dia telah mendusin.
Tok Nio-cu tidak tahu kalau Lan See giok telah berhasil
melatih ilmu memindahkan jalan darah, melihat pemuda
tersebut belum juga menunjukkan suatu gejala akan
mendusin saking gelisahnya dia sampai bermandikan
keringat dingin.
Pada saat itulah, tiba-tiba terdengar si naga sakti
pembalik sungai berteriak kaget "Aaaah. nona Cian kau cepat kemari!"
http://kangzusi.com/
Siau-cian segera menerjang ke depan dengan kecepatan
tinggi, dijumpai ibunya masih memandang ke atas dengan
sorot mata kaku. tampaknya perempuan inipun sudah jatuh
tak sadarkan diri,
Dengan perasaan gugup gadis itu segera menjerit keras.
"Oooh ibu...!
Diiringi isak tangis yang ramai, ia memeluk tubuh Hu


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yong siancu erat-erat.
Menyusul kemudian bayangan marah berkelebat lewat Si
Cay soat telah menerjang pula ke depan, dengan cepat nona ini menotok jalan darah Jin-tiong-hiat di hidung Hu-yong siancu disusul menabok jalan darah Mia-bun hiat nya,
Hu-yong siancu segera menghembuskan napas panjang
dan sadar kembali dari pingsannya, ia tertunduk sedih, air matapun bercucuran membasahi wajahnya, dibimbing oleh
Siau-cian, pelan-pelan ia duduk diatas tanah.
Dalam suasana yang serba kalut inilah. tiba-tiba....
Suara pekikan nyaring berkumandang dari balik dusun
situ, kemudian tampak sesosok bayangan manusia dengan
kecepatan luar biasa meluncur datang, kearah mana
beberapa orang itu sedang berdiri,
Si naga sakti pembalik sungai yang menyaksikan
peristiwa tersebut menjadi amat terkejut. dia tahu
pendatang bukan seorang jago silat biasa, maka dengan
perasaan cemas, bercampur gelisah dia berseru keras.
"Cepat, cepat kalian sadarkan kembali See giok.. cepatan sedikit...."
Baik Tok Nio-cu maupun Oh Li-cu, mereka sudah
melihat betapa gawatnya situasi yang dihadapi, namun
meski kedua orang itu sudah berusaha untuk menguruti
http://kangzusi.com/
jalan darah di tubuh See giok, anak muda tersebut belum
juga sadarkan diri.
Di dalam kekalutan, akhirnya Si Cay-soat menyadari apa
gerangan yang telah terjadi sekali, lagi dia melayang turun di sisi See giok, kemudian secara beruntun dia melancarkan lima buah serangan berantai.
Barulah setelah termakan kelima pukulan itu, See-giok
menjerit keras dan sekali lagi memuntahkan darah segar.
Dalam pada itu. Siau-cian telah membimbing ibunya
duduk bersila diatas tanah, ketika melihat jelas wajah si pendatang itu. tanpa terasa dia menjerit kaget:
"Aaaah. Say nyoo-hui yang telah datang!"
Tok Nio-cu dan Oh Li cu sama-sama merasa terkejut.
namun kepandaian silat yang dimiliki kedua orang ini
masih terlalu cetek sehingga ketajaman mata mereka belum dapat melihat dengan jelas apakah orang ini adalah Say
Nyoo-hui sungguh atau bukan.
Bahkan si naga sakti pembalik sungai serta Si Cay soat
pun belum mampu melihat dengan jelas paras muka si
pendatang itu, berbeda sekali dengan Siau cian yang telah minum Leng sik giok ji dalam jumlah banyak, tenaga
dalamnya telah memperoleh kemajuan yang amat pesat."
Tidak heran kalau beberapa orang itu masih menyangsikan kebenaran dari ucapan Siau-cian.
oooOde-wiOooo BAB 32 Gerakan tubuh si pendatang itu benar-benar sangat
cepat, di dalam waktu singkat dia sudah berhenti dua kaki
http://kangzusi.com/
dihadapan orang-orang tersebut, benar juga, ternyata orang itu adalah Say Nyoo hui, istri Oh Tin san.
Diam-diam si naga sakti pembalik sungai sekali ini
merasa terkejut, sudah setahun lamanya Say Nyoo hui
berdiam di pulau Wan san. kenyataannya tenaga dalam
yang dia miliki telah peroleh kemajuan yang demikian
pesat. hal tersebut kontan saja meningkatkan kewaspadaan dari beberapa orang itu
Say nyoo hui masih tetap mengenakan pakaian merah
dengan celana panjang, di pinggangnya memakai ikat
pinggang kembang kembang, sedangkan dipunggungnya
menggembol sepasang golok burung hong yang diberi pita
merah dan hijau pula.
Baru saja berdiri tegak, perempuan
itu segera menyunggingkan senyuman dingin diatas wajahnya yang
penuh berkeriput itu, kemudian dengan angkuh dia
memandang sekejap seluruh arena.
"Hmmm, tidak heran kalau lonio menubruk tempat
kosong. rupanya kalian manusia-manusia yang hampir
mampus telah berkumpul semua disini" jengeknya dingin.
Oh Li cu yang melihat kemunculan Say-nyoo hui tak
tahan lagi segera berseru.
"Ibu, anak Cu berada disini-."
Belum habis seruan itu, Tok Nio-cu dengan kening
berkerut dan mata melotot besar telah melangkah maju ke
depan menghampiri Say Nyoo hui. tubuhnya kelihatan
gemetar keras, Semenjak melihat raut wajah Tok Nio-cu, Say Nyoo hui
sudah merasakan keadaan tak beres, namun dia percaya
kepandaian silat yang dimilikinya sekarang amat hebat,
http://kangzusi.com/
karena itu kehadiran Tok Nio-cu sama sekali tak dipandang sebelah matapun olehnya.
Akan tetapi setelah di jumpai batok kepala yang hancur
lebur diatas tanah serta tiga sosok mayat dari kedua tosu dan seorang lelaki kekar itu, paras mukanya kontan berubah hebat,
Ketika Oh Li cu melihat Tok Nio-cu sama sekali tidak
berbicara bahkan meneruskan langkahnya mendekati
lawan, dia tahu dengan segera bahwa orang yang
menghabisi nyawa Ibu kandungnya dulu bisa jadi adalah
Say nyoo hui ini,
Berpikir demikian, hatinya menjadi sakit, dendam,
menyesal dan malu. berbagai perasaan yang berkecamuk
menjadi satu di dalam benaknya, tak dapat dibendung lagi air matanya segera jatuh bercucuran membasahi wajahnya.
Sementara itu. Say nyoo hui Gi Ci hoa telah berhasil
menguasai diri dengan cepat, wajahnya berubah menjadi
menyeringai amat mengerikan. Setelah memandang sekejap
kearah Hu yong siancu dan Lan See giok yang masih duduk
bersila diatas tanah, ia berseru keras.
"Siapa ... siapakah yang telah membunuh anak murid Si to cinjin serta Lam hay-koay-kiat?"
Suasana tetap hening. semua orang memandang kearah
Say-nyoo hui dengan pandangan sinis dan tak kedengaran
sedikit suara pun yang memberi jawaban.
Menyaksikan hal ini. Say nyoo hui semakin gusar lagi.
dia mengira semua orang sudah menaruh perasaan takut
kepadanya, ditambah lagi kehadiran Hu yong siancu dan
Lan See giok yang masih bersila diatas tanah, disangkanya mereka berdua telah terluka ditangan tosu tua tersebut, hal
http://kangzusi.com/
mana membuat dia semakin tidak memandang sebelah
matapun terhadap beberapa orang itu.
Dengan kening berkerut diapun berpaling ke arah Tok
Nio-cu. kemudian bentaknya keras-keras.
"Siapa kau" Apakah kau ingin mencari kematian buat
diri sendiri.?"
Waktu itu Tok Nio-cu telah mempersiapkan dua buah
pukulan dengan disertai tenaga penuh yang siap dilontarkan ke tubuh Say nyoo hui...ia telah bertekad untuk menghabisi nyawa si pembunuh ibunya ini dalam serangan mana.
Maka menghadapi pertanyaan lawan, ia tertawa dingin
seraya serunya dengan penuh kebencian..
"Siapakah aku. aku yakin kau sudah mengetahui dengan jelas, bayangkan saja piausu Be Yu liang serta Mao Kim go dari Juan tiong, maka kau akan segera tahu siapakah diriku yang sebenarnya."
Berubah hebat paras muka Say nyoo hui atas jawaban
ini, sambil membentak nyaring tiba-tiba ia memutar
sepasang pergelangan tangannya,
Dua cahaya tajam berkelebat lewat dan tahu-tahu
berubah menjadi segulung bukit golok yang langsung
menerjang ke tubuh Tok Nio-cu..
Oh Li cu menjadi amat terkejut melihat kejadian ini,
saking kagetnya dia sampai menjerit lengking.
Ditengah bentakan nyaring kembali tampak cahaya
merah berkelebat lewat, diantara kilatan sinar pedang, Cay Soat telah menerjang pula ke depan dengan kecepatan luar biasa.
Tampaknya Tok Nio-cu sama sekali tidak menyangka
kalau Say nyoo hui akan melepaskan serangannya secara
http://kangzusi.com/
tiba-tiba, tubuhnya segera berkelebat mundur sejauh lima langkah kemudian tangannya diayunkan berulang kali ...
"Sreeeet. sreeeet!?"
Dua batang panah pendek langsung melesat ke udara
dan menembusi bayangan golok
"Traaaang, traaaangg- !"
Panah-panah pendek itu seketika terpental ke udara. tapi Si Cay soat telah keburu menyambar tiba dengan jurus
"membantai hong mencabut bulu" pedang Jit hoa kiam nya secepat petir membabat masuk ke balik bayangan golok
yang membukit itu.
Sesungguhnya Say Nyoo hui berniat membunuh Tok
Nio-cu dengan suatu serangan kilat, siapa tahu dari tengah jalan muncul seorang Thia Kau kim yang menghalangi
niatnya. Tahu-tahu saja dia merasa cahaya pedang lawan
berkelebat lewat, hawa desiran dingin sudah muncul di
depan mata. Dalam hati kecil nya diapun berpekik,
"Aduuuh celaka...."
Serta merta, dia menghentikan gerak terjangannya ke
depan sambil menarik kembali sepasang goloknya, namun
gerak serangan pedang lawan terlampau cepat, ia sudah tak sempat lagi untuk menghindar kan diri -
"Triing. traaang, triing, traanggg- -"
Letupan bunga api memercik ke udara, sepasang golok
tersebut sudah terpapas kutung menjadi empat bagian.
Merasakan genggamannya menjadi enteng, Say nyoo hui
merasa terkejut lalu sambil menjerit lengking melompat
http://kangzusi.com/
mundur sejauh dua kaki, diawasinya Si Cay soat yang
berdiri sambil melintangkan pedangnya itu dengan
pandangan tertegun.
Si Cay soat balas menatap Say nyoo hui, lalu setelah
tertawa dingin ejeknya sinis.
"Lebih baik buang saja gagang golokmu itu dan
berduellah secara jantan melawan Gui hujin, coba kalau
diantara kalian tidak terjalin hubungan dendam kesumat
sedalam lautan, nona tak akan melepaskan dirimu dengan
begitu saja!"
Selesai berkata, dia menarik kembali pedangnya dan
mengundurkan diri ke posisi semula.
Berada di dalam posisi demikian Say Nyoo hui menjadi
nekad, satu ingatan jahat pun muncul dalam benaknya,
sekali tangan nya digetarkan. gagang golok itu, segera
menancap di tanah, lalu tanpa banyak berbicara dia
mendesak Tok Nio-cu.
Tiba-tiba...........
Sekujur badan Say nyoo hui gemetar keras. wajahnya
sekali lagi berubah, dengan pandangan kaget bercampur
ngeri diawasinya sebuah kutungan lengan yang tergeletak
tak jauh dibelakang Tok Nio-cu, kemudian sambil
menghentikan gerakan tubuhnya, ia bertanya agak gemetar.
"Lengan...lengan siapakah itu?"
"Punya dia!" jawab Siau thi gou cepat sambil menunjuk dengan moncong bibirnya.
Yang ditunjuk adalah sebutir batok kepala manusia
bermuka pucat yang masih melototkan mata sesatnya,
kepala itu tergeletak berapa kaki dari sisi arena.
http://kangzusi.com/
Sekilas pandangan saja Say nyoo hui sudah tahu batok
kepala siapakah itu, kontan saja dia menjerit lengking.
"Bajingan keparat, aku akan beradu jiwa dengan kalian semua!"
Ditengah jeritan tersebut, tubuhnya menerjang ke muka,
telapak tangan kanan nya secepat petir dibacokkan ke tubuh Tok Nio-cu.
Dalam pada itu, Tok Nio cu sudah bertekad hendak
membalas dendam, tanpa memikirkan keselamatan diri, ia
tangkis tangan kanan lawan dengan lengan kirinya,
kemudian tangan
kanannya, dilontarkan
ke muka menghantam dada Say nyoo hui.
Bagaikan orang kalap yang sudah kehilangan pikiran,
Say-nyoo-hui tertawa seram, tubuhnya berputar secepat
kilat, tangan kirinya membentuk gerakan tipuan sementara telapak tangan kanannya langsung menghajar iga kiri Tok
Nio-cu. Menghadapi ancaman tersebut, Tok Nio cu sangat
terkejut. ia sadar tak sempat lagi baginya untuk menghindar
"Duuuuukk!"
Tubuhnya seketika terasa sakit bagaikan disayat sayat,
tubuhnya telah terhajar telak oleh sodokan tangan kanan
musuh. Dalam keadaan demikian. Tok Nio cu memaksakan diri
untuk menarik napas panjang, lalu ia bertekuk pinggang
dan menundukkan kepalanya ke bawah .....
"Sreeeet -!"
Sebatang panah beracun secepat petir menyambar ke
depan. Say Nyoo hui tentu saja tak mengira kalau
musuhnya adalah Tok Nio-cu yang amat termasyhur itu. ia
http://kangzusi.com/
menjerit kesakitan, panah beracun tahu-tahu sudah
menancap diatas dada kanannya,
Bersamaan dengan kejadian itu. Tok Nio maupun Say
Nyoo hui sama-sama roboh terjengkang ke atas tanah.
Semua peristiwa ini berlangsung dalam waktu singkat, lagi pula selisih jarak diantara kedua belah pihak begitu dekat, pada hakekatnya tiada kesempatan lagi bagi Siau cian. Cay Soat maupun Oh Li cu untuk memberikan bantuan.
Sedangkan si naga sakti pembalik sungai baru sembuh
dari lukanya, dia belum berkemampuan untuk turun
tangan, sebaliknya Hu yong siancu dan See giok masih
bersemedi. Melihat cicinya roboh terkapar diatas tanah berbarengan
dengan robohnya ibu angkatnya. Oh Li cu segera menjerit
sambil menangis, cepat ia menubruk ke muka.
Kebetulan sekali pada saat yang bersamaan See giok
telah selesai dengan semedinya, ketika membuka matanya,
satu ingatan segera melintas di dalam benaknya, yakni
pembantaian keji seorang nenek di depan ruangan Pek ho
cay. Maka dengan perasaan terkejut diapun membentak
keras. "Ayo kembali !"
Dalam bentakan mana, dengan posisi masih duduk ia
menerjang kearah Oh Li cu.
Tapi sayang berhubung jaraknya terlalu dekat, Oh Li cu
telah membopong jenasah Tok Nio-cu,
Say Nyoo hui yang setengah badan sebelah kanannya
sudah menjadi kaku menjadi amat geram ketika dilihatnya
Oh Li cu membopong tubuh Tok Nio-cu tanpa
http://kangzusi.com/
memperdulikan dirinya. hal ini menimbulkan hawa napsu
membunuh dalam benaknya.
Diiringi bentakan keras, secepat kilat tangan kirinya
mencengkeram wajah Oh Li cu.
Sebenarnya Lan See giok telah menerjang tiba waktunya
itu. namun berhubung dia kuatir melukai Oh Li cu sehingga merasa kurang leluasa untuk mengeluarkan ilmu thi siu yau khong atau pukulan tangan kosongnya,
Di dalam keadaan yang gugup. pemuda itu segera
membentak keras, dengan jari telunjuk dan jari tengahnya menyentil ke depan keras-keras-Segulung desingan angin jari yang sangat kuat langsung


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menghajar batok kepala Say Nyoo hui.
"Plaakkk..!"
Diiringi jerit kesakitan yang memilukan hati, batok
kepalanya segera hancur berantakan dan isi benaknya
berceceran kemana mana, dalam keadaan kepala yang
hancur Say Nyoo hui roboh terjengkang ke belakang dan
menghembuskan napas yang penghabisan.
Tapi cengkeraman tangan kirinya ke atas wajah Oh Li cu
tetap menyambar ke depan. Hanya saja disebabkan
tubuhnya terjengkang hingga sambaran jari tangannya itu
hanya menghasilkan tiga buah garis darah diatas pipi kanan gadis tersebut. "
Walaupun demikian Oh Li cu sempat dibikin terkejut
sampai menjerit tertahan, tubuh nya cepat-cepat melejit ke udara. tapi isi benak Say nyoo hui yang putih kemerah
merahan sempat menyembur diatas tubuh nya.
http://kangzusi.com/
Begitu terkesima dan terkesiapnya nona ini. sampai-
sampai dia tak sadar kalau darah segar telah mengucur
keluar dari luka diatas wajah itu.
Dalam pada itu, Hu yong siancu telah selesai mengatur
pernapasan. bersama Siau cian dan Cay soat sekalian buru-buru mereka lari mendekat.
Lan See giok yang bermata tajam. dalam sekilas
pandangan saja dia sudah melihat dengan jelas tiga buah
jalur luka yang dalam diatas pipi Oh Li cu. oleh sebab itu ketika Oh Li cu melayang turun kembali ke atas tanah.
buru-buru dia memayang tubuhnya.
Kemudian diambilnya sebuah sapu tangan berwarna
putih dan cepat-cepat diusapkan diatas pipi Oh Li cu yang berdarah itu.
Oh Li cu seperti agak terkejut dan gugup oleh sikap si
anak muda itu, sedangkan Siau cian dan Cay soat segera
merasa amat cemburu, hanya Hu yong siancu seorang yang
agak berubah wajahnya setelah menyaksikan peristiwa itu.
kemudian berseru kaget
"Aaah. nona Be sudah terluka!"
Seraya berkata. dengan wajah gelisah dan penuh
perhatian dia turut memayang tubuh Oh Li cu.
Baru sekarang Siau cian dan Cay soat mengetahui
dengan jelas apa yang telah terjadi, buru-buru mereka
menyusul ke depan, sedang dihati kecilnya timbul perasaan malu gugup dan gelisah.
Lan See giok menyeka luka di wajah Oh Li cu itu
berulang kali, tapi darah masih juga bercucuran keluar
dengan deras, tampaknya luka yang dideritanya cukup
parah. dengan suara gelisah dia lantas berpaling seraya
berkata. http://kangzusi.com/
"Siapa yang membawa obat luka?"
"Obat ada dirumah. aku tidak membawanya serta."
jawab si naga sakti pembalik sungai cepat, tanpa membuang waktu lagi Hu Yong siancu segera berseru keras,
"Anak Giok, kau cepat bopong nona Be dan pulang ke
rumah.-!" Lan See giok tidak banyak berbicara lagi, dia segera
membopong tubuh Oh Li cu.
Sementara Itu perasaan Oh Li cu benar-benar sedih dan
hancur. dia menangis terus tiada hentinya, air mata
bersama darah bercucuran tiada hentinya:
"Oooh bibi.. bagaimana dengan Jenasah ciciku...?"
keluhnya kepada Hu yong siancu.
Mendengar perkataan tersebut. Hu yong siancu ikut
merasa sedih, sambil menahan cucuran air matanya ia
menyahut: "Kau tak usah kuatir, akan kuperintahkan kedua orang adikmu untuk menggotongnya pulang.."
Baru selesai dia berkata. Lan See giok sudah melejit ke
udara bagaikan segulung hembusan asap ringan, tahu-tahu
tubuhnya sudah berada sejauh puluhan kaki dari tempat
semula. "Saudara cilik" si naga sakti pembalik sungai segera berteriak keras "Perintahkan ke tiga orang putraku agar membawa sekop datang kemari!"
Biarpun Lan See giok mendengar teriakan tersebut,
namun dia tidak menjawab. sebab tubuhnya sudah
memasuki hutan di sisi dusun sana
Oh Li-cu yang berbaring di dalam pelukan See giok
mengucurkan air mata tiada henti nya, dalam sekejap mata
http://kangzusi.com/
itulah dia merasa dirinya adalah manusia yang bernasib
paling jelek di dunia ini.
Ibu yang selama ini disayang dan dicintainya, ternyata
tak lebih hanya musuh besar pembunuh ibu kandungnya.
ayah yang selama ini selalu memperhatikannya,tak lain
cuma seorang pentolan pencoleng yang berhati kejam dan
licik. Dan sekarang, baru saja bertemu kembali dengan enci
kandungnya, tahu-tahu dia ditinggalkan seorang diri di
dunia ini, bukankah kesemuanya itu sudah cukup
membuktikan bahwa dia adalah manusia yang bernasib
paling jelek di dunia ini"
Dan detik ini, untuk pertama kalinya dia berbaring di
dalam pelukan kekasih hatinya, namun wajahnya yang
cantik justru telah bertambah tiga buah luka memanjang
yang berdarah, Encinya yang selama ini merencanakan perkawinannya
telah tewas, wajahnya yang selama ini dianggap cantik dan tak kalah dengan kecantikan Siau cian maupun Cay soat,
kini pun telah bertambah dengan tiga buah luka
memanjang. Padahal dia sudah tahu dengan jelas. biar pun dia sendiri sangat mencintai See giok. namun See giok tak pernah
mencintainya, apalagi berencana mengawininya dan hidup
sampai tua nanti.
Kesemuanya ini ditambah lagi dengan luka codet di
wajahnya, mungkin pemuda pujaan hatinya itu tak akan
memandang sekejap lagi ke arahnya.
Sementara dia masih melamun. Lan See -giok telah
melayang turun didalam pagar rumah si naga sakti
pembalik sungai.
http://kangzusi.com/
Baru saja See giok melayang turun, dia sudah menoleh
Bukit Pemakan Manusia 13 Kuda Putih Karya Okt Jodoh Si Mata Keranjang 1
^