Pencarian

Kisah Sepasang Bayangan Dewa 1

Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan Bagian 1


8 JURUS LINGKARAN DEWA
EPISODE II: KISAH SEPASANG BAYANGAN DEWA Karya : Pahlawan
Bab 1: Liuyu Gong Mengancam Dunia Kangouw
"De Kun " Sima De Kun " manusia keparat jahanam, lidahmu perlu di kat dengan
tujuh ekor kuda " janji setahun pibu lagi " hari ini sudah setahun lebih satu hari "
ayo keluar, jangan main pengecut segala, kecuali engkau sudah mampus jadi
santapan buaya ". Ayo!!!!!!!!!!!!
Teriakan itu menggema begitu panjang dari dalam sumur buaya dan tidak putus-
putusnya . Suaranya serak menyeramkan dan getarannya sampai terasa jauh di
atas sumur maut itu.
"De Kun "..!!!!! engkau harus merasakan ilmuku yang baru, kujamin ilmumu E-
Qiangjie (jubah buaya) dan Weixian sou Dixian (lingkaran merontokkan bumi) itu
tidak akan tahan menghadapinya " ayo keluar ". Jahanam " pengecut " anak
kura-kura!!"
"Ha"ha"ha"Wan-Shou Hwesio (Paderi tangan seribu) manusia sombong, jangan
tekebur lebih dulu dan jangan dipikir aku si manusia cacat makan tidur melulu
selama enam bulan ".ha..ha"ha"ilmu E-Qiangjie dan Weixian sou Dixian sudah
mencapai titik puncak yang sukar dilawan oleh ilmu apapun juga .. bahkan Shi"er
Hongxue Xin Bazhang (Duabelas telapak darah) milikmu sekalipun tidak akan
sanggup lagi bertahan lebih dari limaratus jurus ". Ha"ha"ha".. Saat ini aku
tidak bisa turun ke dasar sumur lagi, engkau juga tidak bisa naik ke tempat ini
kecuali "."
Wansho Hwesio menunggu keterangan lanjut Sima Dekun dengan penuh harap,
tetapi yang ditunggu seolah-olah sudah menghilang lenyap seperti ditelan bumi.
"Keparat sombong " jangan bermimpi ilmu kura-kuramu itu sanggup menahan
Shi"er Hongxue Xin Bazhang yang sudah kulatih dan kusempurnakan. Biarpun
bekas guruku, Hong-Sin Taysu dari Shaolin, hidup lagi, ia juga tidak akan sanggup menahan getaran mujijat ilmuku " ayo, katakan cepat ". Kecuali apa?"?"?"
"Kecuali engkau mau menjanjikan sesuatu bagiku, aku akan dengan rela hati
mengangkatmu keluar dari rumah tahanan Hongsin Hosiang hari ini juga.
Sanggupkah engkau?"?"
"Menjanjikan apa?"
"Mau bekerja sama menggempur musuh-musuhku dan menguasahi dunia persilatan
dibawah pimpinan Sima De Kun sebagai kuncu sejati?"
"Hmm"menguasahi dunia persilatan " boleh juga " tetapi bagaimana dengan
diriku?" "Tentang dirimu " he..he"he"he" dendammu terhadap Shaolinbai tentu saja
akan terbalas. Kita habisi Sung-San Taysu dan kau bisa menjadi ketuanya. Apakah
kau rela Sung-San Taysu hidup tentram sedangkan kau sebagai suhengnya harus
terkurung di tempat gelap gulita di dasar sumur keparat ini! Sudah berapa tahun
engkau mengekang nafsu cabulmu yang tidak pernah terpuaskan itu, pakah engkau
bisa bertahan lagi menahan gelora nafsu yang kau sering sebut memetik surga
melayang ke nirwana "ha..ha"ha"."
"De Kun " kau manusia licik yang banyak akalnya. Baik aku terima permintaanmu
dan aku hwesio gila tidak pernah menjilat lidah sendiri. Tapi, aku tetap menagih janji mengadu ilmu denganmu hari ini, kecuali engkau takut."
"Ming Hong " Hung Kiau " lemparkan tali yang kau pegang itu ke sumur!"
"Shifu" kau bilang manusia ini sangat berbahaya " apa kata-katanya bisa
dipegang?"
"Goblok!!! Dia memang berbahaya karena selain ilmu silatnya tidak dibawahku, ia
juga sangat ganas " namun, sekali ia berjanji, ia akan penuhi janjinya walaupun
harus mati. Ayo cepat lemparkan tali itu dan jangan banyak bicara apabila
berhadapan dengannya, karena aku sendiri tidak bisa menyelamatkan jiwamu
apabila ia marah dan menghendaki jiwamu!!"
Pucatlah wajah Xue Jia Qiongmo (satrawan tampan berhati iblis) Coa Ming Hong
dan Chu Hung Kiau mendengar keganasan dan kelihaian Wan-Shou Hwesio
(Paderi tangan seribu). Tidak ayal lagi mereka segera melemparkan tali yang
panjangnya luar-biasa itu ke dalam sumur buaya. Begitu tali itu sudah sampai di
dasar jurang, kedua orang itu memegangnya erat siap menarik untuk menolong.
Namun setelah ditunggu sekian lama, mereka tidak merasakan adanya beban berat
dan talinya tetap kendur bahkan tidak bergoyang sedikitpun.
"Shifu " orang itu tidak mau naik!!"
"Goblok " diam dan jangan banyak bicara kataku!!!"
Begitu Sima De Kun habis mengeluarkan dampratannya, tiba-tiba berdesir angin
dingin yang luar-biasa tajamnya menyeruak keluar dari lubang sumur. Seketika
kedua anak muda itu merasakan adanya hawa maut membahana di sekitar mereka
berdiri. Hanya sekejab kemudian, melesatlah sesosok bayangan dan tiba-tiba sudah berdiri di depan mereka bertiga. Sesosok tubuh tinggi kurus dengan rambut
dibiarkan terurai panjang dan riap-riapan. Brewoknya memenuhi mukanya, sehingga
multunya tidak kelihatan. Tubuhnya telanjang bulat tanpa sehelai benangpun, kotor, seperti seekor buaya baru keluar dari lumpur. Sorot matanya tajam menusuk,
bengis dan bergerak liar. Usianya sudah tua, tetapi tubuh dan wajahnya tidak ada tanda-tanda keriput karena dimakan usia.
"De Kun " De Kun " akhirnya aku dan kau bisa kembali muncul di dunia Kangouw
" ha..ha"ha"betapa akan gemetarnya biara Shaolin mendengar aku sudah
bebas " Amitabha " siapakah dua manusia bosan hidup yang berani menatapku
sedemikian rupa?"
"Boanpwe berdua, Ming Hong dan Hung Kiau " "
"Tidak cepat berlutut dan berterima kasih karena jiwa kalian selamat menunggu
apalagi." Segera kedua pemuda itu berlutut dengan muka membentur lantai sebanyak tiga
kali. "Hmm" pergilah sediakan aku sepasang jubah berwarna kuning, makanan yang
lezat, arak yang baik dan satu lagi " nanti habis bertanding dengan De Kun akan
kuberitahu. Jangan satupun ada yang ketinggalan."
"Wan-Shou " mari kita minum arak dan makan kenyang dulu baru mulai pibu." Kata
Sima De-Kun. Tidak beberapa lama mereka berdua menyantap makanan yang berjumlah banyak
dengan arak Dari daerah Kanglam yang keras dan tua. Nafsu makan Hwesio ini
luar-biasa. Ia bisa menghabiskan separoh kambing bakar dan lima kati arak.
"Wan-shou " mari kita pergi puncak bukit utara itu." Tidak menunggu jawaban lagi, Sima De-Kun sudah melesat ke arah utara dengan kecepatan seperti terbang.
Tetapi, Wan-Shou Hwesio juga bergerak sama-sama cepat tetapi dengan deru
kekuatan yang lebih besar. Gerakan tubuhnya meninggalkan hempasan angin
dasyat sehingga semua barang yang ada di atas meja melayang tidak menetu
arahnya. Hembasan angin begitu dasyatnya, sehingga Xue Jia Qiongmo dan Chu
Hung Kiau yang sedang berdiri di dekat pintu sampai terlempar tunggang-langgang.
"Aduh " ia betul-betul penjelmaan iblis sendiri. Kiau Heng mari kita melihat jalannya pibu antara dua manusia sakti itu." Kedua pemuda ini sudah memiliki ilmu silat yang dapat dikatakan tinggi, namun mereka ketinggalan terlalu jauh dari kedua dedngkot iblis itu, sehingga begitu sampai di puncak bukit Utara mereka sudah melihat kedua iblis itu sedang bertempur dengan sangat hebatnya. Mereka hanya mampu berdiri
dengan jarak limaratus tombak karena getaran hawa sinkang kedua datuk itu
menghempas begitu kuatnya.
Apa saja yang terkena sentuhan kedua tangan Wan-Shou Hwesio yang berwarna
merah darah, akan menjadi hancur-luluh tidak berbentuk wujud lagi. Ia bertempur
seperti dewa bertangan duabelas, kemana saja tubuh Sima De-Kun berkelebat,
selalu bertemu dengan sepasang tangannya. Sebuah batu sebesar gajah menjadi
luluh-lantak terkena gempuran sepasang tangan itu karena Sima De-Kun tiba-tiba
berkelebat seperti siluman menghindari pukulan maut itu. Yang luar-biasa hebatnya, begitu Sima De-Kun terkena pukulan Shi"er Hongxue Xin Bazhang (Duabelas
telapak darah), tubuhnya melayang bagai daun kering dan jatuh sehingga
menimbulkan suara hebat, namun ia sudah kembali bangkit dengan kondisi lebih
kuat dan lebih segar. Dan sambil tertawa-tawa ia melabrak lagi Wan-Shou Hwesio
dengan Weixian sou Dixian (lingkaran merontokkan bumi).
"Gempurlah sesuka hatimu " tetapi jangan mimpi ilmumu yang seperti kerupuk itu
sanggup menembus E-Qiangjie (jubah buaya) yang mujijat. Ha"ha"ha".segar
rasanya hawa Shi"er Hongxue Xin Bazhang. Sekarang " tahanlah Wan-Shou
Hwesio dengan Weixian sou Dixian (lingkaran merontokkan bumi)."
"Hiaaaaaaaaaaaat ".Blaaaaaaaaaaaaaaaaarr!"
Wan-Shou Hwesio terjungkal tergempur hawa pukulan maut ini yang entah dengan
cara bagaimana, tahu-tahu sudah menggedor isi perutnya. Tubuhnya sampai
terlempar begitu rupa.
"Buuumm?"?"" Tubuhnya jatuh sehingga menimbulkan suara yang
memekakkan telinga.
"Ha " ha".ha" kerahkan seluruh kekuatan Ilmu merontokan buah dada perawan
itu?" Betapa terkejutnya Sima De-Kun ketika melihat Wan-Shou Hwesio sudah berdiri
kembali dengan kondisi tubuh berubah menjadi hijau tua seluruhnya. Dari sorot
mata, kulit, sampai kuku-kukunya berubah menjadi hijau tua.
"Qian-Long Lijin-di (Naga Hijau menaklukan bumi) " kau "sudah menguasahi ilmu
itu?"?" Kata Sima De-Kun tidak percaya.
"Ha " ha..ha"ha" De-Kun engkau tahu juga tentang Qian-Long Lijin-di " mari
kita lihat lagi mana yang lebih unggul antara dirimu dan diriku."
Bertempurlah dua orang sakti ini dengan melancarkan ilmu-ilmu yang dasyatnya
tidak terperihkan. Karena keduanya memiliki ilmu mujijat yang sudah punah dari
dunai persilatan ratusan tahun yang lampau, pertempuran itu menjadi seimbang dan memakan waktu yang panjang. Sudah lewat tiga hari tiga malam mereka bertempur
dengan dasyatnya. Tidak ada tanda-tanda salah satu kehabisan tenaga, bahkan
semakin lama menjadi semakin dasyat dan semakin hebat tenaga singkang mereka.
Semakin kena pukulan, semakin kuat hwa sinkang yang terkumpul dalam Diantan.
Sepertinya, kedua ilmu itu menyerap gerak arus Chi dari getaran pukulan-pukulan
yang mereka terima. Setelah tiga hari tiga malam, akhirnya mereka menjadi bosan
sendiri. "De-Kun " sudahlah, engkau tidak akan bisa menjatuhkan aku dan akupun sulit
menjatuhkan dirimu. Sudhlah aku sudah puas " !!"
"Ho ..ho "ho"aku tahu penyakitmu sudah kambuh lagi, baiklah "pergilah kemana
kau suka malam ini.!!"
Begitu selesai berbicara kedua datuk itu telah melayang pergi begitu cepatnya.
Angin yang berhembus di musim dingin terutama di waktu malam, membuat orang
lebih senang tinggal di rumah sambil menutup diri dengan selimut-selimut tebal.
Para penduduk dusun sudah sore hari menutup diri untuk sekedar melarikan diri
dari cekikan angin musim dingin. Sedangkan orang-orang yang berkantong tebal
masih sibuk mempersiapkan kegembiraan malam dengan pesta pora. Tempat-
tempat pelesir tetap ramai dikunjungi oleh hartawan iseng atau penjudi-penjudi yang mencoba mencari keuntungan dengan seribu impian dan angan-angan menjadi
jutawan dalam waktu semalam.
Di tengah-tengah kegelapan malam yang mencekam itu nampak sesosok bayangan
tinggi kurus melayang bagai siluman menuju tempat pelesir terbesar di pesisir
pantai Bohai. Tidak menimbulkan suara ataupun bekas-bekas tapak kaki. Ia tidak
melewati pintu masuk yang biasa dipakai oleh pengunjung, tetapi ia menutuk atap
dengan satu jari dan membuat lubang untuk melihat ke dalam. Satu kamar demi
satu kamar ia kunjungi untuk melihat penghuninya.
"Sialan " tidak ada satupun yang memenuhi seleraku. Hm " coba kulihat yang
rumah paling indah di pojok selatan itu!"
Bayangannya betul-betul seperti siluman berkelebat dan dalam waktu sekejab
sudah hilang begitu saja.
"Wow " hmmm " yang baju kuning itu memiliki tubuh yang mulus indah dengan
buah dada menonjol sangat mempesona. Yang berbaju merah itu, aduh " cantik
menarik dengan tarikan dagu lancip menandakan seorang wanita yang kuat dalam
hal begituan. Yang berbaju biru itu. Hui "ck"ck"ck" pahanya ptuih
menggiurkan. Sedangkan yang berpakaian hijau itu seperti wanita pemalu, tetapi "
hmm " berani aku mempertaruhkan kepala ia yang paling hebat dalam melayani
laki-laki gagah seperti aku ini."
Ia melihat empat wanita yang sedang melayani tamunya yang masih mudah,
tampan, dan kelihatnnya anak orang berpangkat. Pakaiannya indah dengan
penutup kepala yang biasa dipakai para pangeran muda di kotaraja.
Wan-Shou Hwesio segera melayang turun dan tiba-tiba saja ia sudah berdiri di
hadapan mereka. Tanpa banyak berbicara, tangannya melayang ke arah si pemuda
perlente itu. Dan entah apa yang ia lakukan, tiba-tiba saja si pemuda duduk di
tempatnya tanpa bergerak dan masih dalam posisi tersenyum. Empat wanita itu
mau menjerit, tetapi tangan yang kurus panjang itu sudah berkelebat sangat cepat menotok mereka. Dan dalam waktu sekejab, empat wanita pelacur itu sudah
dibawah lari secepat terbang tanpa menimbulkan bekas.
Malam itu, tempat pelacuran Huang-Hua Tian (Surga bunga kuning) geger besar,
karena putra kesayangan pembesar kota, Huang Cin An, diketemukan mati tanpa
sebab-sebab yang jelas berikut raibnya empat kembang Huan-Hua Tian. Beredar
rumor di kota pesisir Bohai, putra Huang Cin An itu mati karena tidak kuat menahan pesona empat wanita yang memang terkenal sangat menggiurkan.
Wan-Shou Hwesio membawa keempat wanita pelacur itu ke dalam sebuah kamar
yang disediakan untuknya di Lembah Buaya. Entah menggunakan obat bius atau
semcam ilmu hitam tertentu, empat wanita itu dibuat menjadi binal dan dengan
menggebu-nggebu melayani nafsu cabul iblis tua ini yang sudah ditahan-tahan
sekian puluh-tahun lamanya. Ibarat seekor singa yang kelaparan dilepas dari
sarangnya, begitu juga Hwesio sesat ini, jiwanya yang sudah di kat oleh keingingan birahi yang tidak lumrah itu menjadi binal begitu terlepas dari kurungannya. Empat wanita itu sambil tertawa cekikan melayani dengan cara-cara yang sangat
memalukan. Sebentar saja mereka terlelap dalam permainan nafsu yang menyala-
nyala luar-biasa. Tawa cekikan dan deru nafas yang memburuh memenuhi ruangan
kamar itu. Dari jendela kamar yang dibiarkan terbuka itu tampak Wan-Shou Hwesio
mempermainkan empat wanita cantik itu. Kedua tangannya secara silih berganti
meremas-remas buah dada perempuan muda itu dan mempermainkan dengan
lidahnya. Sangat rakus. Hubungan yang diluar batas normal dilakukan oleh empat
wanita dan satu laki-laki. Permainan nafsu itu mencapai satu taraf yang benar-benar memuakkan, tetapi lama manusia itu tidak menghiraukan lagi batas-batas
keagungan hubungan antara wanita dan laki-laki. Menjelang pagi hari, tibat-tiba
terdengar jeritan menyayat hati keluar dari kamar tersebut. Suara cekikikan tidak terdengar lagi, yang terdengar adalah suara jeritan mengerikan kemudian diam, dan suasana menjadi sunyi. Hweisio iblis itu terlihat tertidur diantara empat wanita yang masih telanjang bulat. Empat wanita yang sudah dibuat mabok untuk memuaskan
nafsu binatangnya yang tidak pernah terpuaskan, kini menggeletak dengan
keadaan yang sangat mengerikan. Sekujur tubuhnya yang malam hari tadi masih
tampak montok dan menggiurkan, kini terbujur malang melintang dalam keadaan
mengkerut dan keriput-keriput seperti isi dalamnya telah dihisap dengan kekuatan yang maha dasyat. Inilah ilmu iblis dari Wan-Shou Hwesio yang mengakibatkan ia
berurusan dengan Biara Shaolin dan akhirnya mendapat hukuman buang didalam
sumur buaya itu oleh gurunya sendiri, Hongsin Taysu. Pada masa mudanya ia
banyak menculik dan memperkosa wanita baik masih gadis atau sudah menjadi istri
orang. Tidak peduli wanita itu sedang menyusui atau sedang mengandung, asal ia
sudah mau, ia akan berusaha mendapatkannya. Bukan hanya itu, ia melakukan
hubungan sex secara sadis dan brutal, setelah ia merasa puas, wanita yang
menjadi kurbannya dihisap sari kewanitaannya dengan ilmu iblis yang ia pelajari dari seorang paderi dari Nepal untuk menguatkan sinkangnya.
Pagi hari sebelum semua orang pada bangun Wan-Shou Hwesio seperti
melemparkan sesuatu dari kamarnya dan meluncur ke jurang lembah buaya yang
penuh dengan binatang melata itu. Ya, tubuh ke empat wanita itu dilempar begitu
saja untuk menjadi santapan buaya-buaya ganas.
Beberapa bulan kemudian, dunia persilatan menjadi geger dengan mengganasnya
tiga manusia iblis yang berilmu luar-biasa tingginya. Tidak ada seorangpun yang
sanggup menghadapi ilmu tiga iblis ini, sehingga dunia kangouw menjuluki tiga iblis ini sebagai Bu-di San-Mowang (Tiga Raja Iblis tanpa Tanding). Mereka yang terdiri dari Sima De-Kun, Wan-Shou Hwesio dan Lan Wu-gui Chu Donglin menjadi momok
dunia persilatan yang sangat ditakuti. Banyak cabang-cabang persilatan seperti:
Pek Lian Kauw, Koshanbai, Ngo Lain kauw dan masih banyak lagi dengan sukarela
bergabung dengan E-Liuyu Gong (Istana Lembah Buaya). Tidak lama kemudian
muncul ah sebuah partai rahasia yang bersarang di Lembah Buaya yang disebut E-
Liuyu Gong telah mengguncangkan dunia persilatan dengan keganasannya yang
diluar-batas kemanusiaan lagi. Semua golongan yang tidak mau tunduk akan
dibinasakan dengan cara yang sangat sadis dan tidak kenal ampun lagi. Issue yang beredar di dunia persilatan akhir-akhir ini menyebutkan Tiau-yang-sin-kauw
(kelompok Mokauw) yang diketuai oleh Cingpai Kauwcu juga akan segera
bergabung dengan E-Liuyu Gong. Kelompok terakhir yang disebut ini sangat
misterius dan terdiri dari banyak sekali orang pandai. Apabila rumor dunia kangouw ini sungguh-sungguh benar, maka E-Liuyu Gong akan betul-betul merajai dunia
persilatan. ^^^^^^^^^ "Hoashan San Laojin " hari ini kalian harus menyerahkan suling itu dengan
sukarela atau binasa di tangan kami " sudah jelas kepandaian kami bertiga jauh
lebih tinggi daripada kepandaian kalian, buat apa masih tegar tengkuk dengan mau mengungkungi suling itu."
"Mokauw San Xin Anying (Tiga Bayangan Sakti dari Mokauw) " buat apa kami
orang tua takut mati " ha..ha"ha"mati bagi kami bukan soal. Yang menjadi soal
besar apabila kami sudi menaklukkan diri pada Bu-di San-Mowang seperti orang-
orang Mokauw yang sudah tidak punya pendirian lagi mau menjilat kaki tiga
manusia durjana itu."
"Keparat"!!! Jangan omong sembarangan " Tiau-yang-sin-kauw (kelompok
Mokauw) tidak pernah mengumumkan bergabung dengan E-Liuyu Gong. Kami tidak
memiliki hubungan atau sangkut-paut dengan E-Liuyu Gong."
"Jika tidak demikian mengapa menginginkan suling pusaka Hoashanbai" Bukankah
E-Liuyu Gong menghendaki suling itu untuk maksud-maksud yang jahat" Ha"
ha".ha".kami memang sudah tua, tetapi telinga dan bathin kami tidaklah buta."
"Keparat " mulut usil perlu dihajar sampai mampus "hiaaaaaaaaaaaaaatttttt!"
Dengan kemarahan yang meluap-luap Mokauw San Xin Anying melabrak Hoashan
San Laojin dengan nafsu membunuh. Mereka yang sudah berada dibawah angin
menjadi bulan-bulanan pukulan-pukulan sakti aliran Mokauw. Dari sekujur tubuhnya meleleh darah bahkan dari mulut dan mata mereka juga mengalir darah segar.
Keadaan Tiga orang tua Hoashan itu sudah sangat payah sekali. Sungguhpun
demikian, mereka tetap melawan sambil tertawa-tawa.
"Jing Koko" coba lihat tiga kura-kura itu dengan tidak tahu malu banyak bertingkah di depan tiga Hohan yang tidak mau melawan dengan sungguh-sungguh. Coba
lihat, kalau tiga Hohan itu mengeluarkan ilmunya, kujamin mereka akan segera lari terkencing-kencing. Cingpai Kauwcu akan dibuat malu tersipu-sipu melihat Mokauw
San Dia-Bie (Tiga kura-kura gila dari Mokauw) menaruh tahi di muka kauwcunya
sendiri." Mendengar ocehan seorang gadis yang tidak karu-karuan itu kontan Mokauw San
Xin Anying tiba-tiba menghentikan serangannya dan melayang dengan cepat ke
arah gadis yang bicara ngaco-belo itu.


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Gadis gila bosan hidup " bicara tidak karu-karuan dan nyinggung-nyinggung nama
Kauwcu lagi " cepat enyah dari sini atau kubuat kau pergi tanpa kaki dan tangan
lagi!!!" Seru Song Tohan, orang tertua dari mereka.
"Sian mei " tiga kura-kura ini ingin meniup suling, sehingga datang jauh-jauh mau main paksa-paksaan. Bagaimana kalau kau menunjukkan bagaimana bermain
suling dengan baik?"
"Hi "hi"hi "akuuuuuuuuur " ayo tiga kura-kura nonamu akan memperlihatkan
bagaimana bermain suling dengan baik daripada merampas suling seperti orang
gila." Tiga orang itu sudah tidak bisa menahan kemarahannya lagi, maka dengan
kecepatan kilat mereka bertiga secara berbareng mengirimkan pukulan ke arah ulu-
hati si gadis. Serangan ini ada unsur ganas dan telengas sekali. Namun yang
diserang tidak bergeser dari tempatnya. Dengan seenaknya ia mengeluarkan
sulingnya yang berwarna merah darah. Dan sekali bergerak, ia telah membuat tiga
orang itu mencelat karena tahu-tahu ujung suling merah itu telah bersarang di pipi mereka satu-satu menimbulkan rasa nyeri yang hebat.
"He"he"barangsiapa bermain api akan hangus terbakar, dan barangsiapa
bermain pukulan akan terkena pukulan juga."
"Keparat"!!!
Kini tiga orang ini tidak main-main lagi, dengan sangat marah mereka menyerang
dengan maksud membunuh. Lie Sian, segera menyambut serangan mereka dengan
gerakan seenaknya saja. Ia bergerak dengan langkah-langkah ajaib Chin Shi Lu
(Jalan batu dan tulang) yang diajarkan Tianpin Er kepadanya. Langkah-langkahnya
sangat sederhana, tetapi tiga orang itu tidak dapat menyentuh ujung bajunya
sekalipun. Semakin cepat mereka menyerang, semakin bingung mereka melihat
gerakan gadis itu. Tidak terasa keringat mulai membasahi tubuh mereka.
"Belum cukupkah" Gerakan kura-kura tua sudah mulai lambat, dan nafas kalian
sudah memburuh " istirahatlah di rumah sambil bermain dengan cucu daripada
mencoba main rampas dengan Tiga hohan dari Hoashanbai itu."
Pucat seketika wajah mereka mendengar olok-olok Lie Sian yang sangat
menyinggung perasaan mereka sebagai jago dari Mokauw yang sudah puluhan
tahun malang-melintang di dunia kangouw tanp tandingan yang berarti. Sungguh
tidak nyana, nama besar mereka hari ini dibuat hancur berantakan oleh seorang
dara muda yang tidak mereka kenal sama sekali. Ilmu silatnya pun tidak bisa
mereka duga dari aliran mana, tetapi sangat mujijat.
"Sekarang giliranku " bersiaplah "."
Belum habis Lie Sian berbicara, tubuhnya tiba-tiba berkelebat hilang dari hadapan mereka. Sebelum mereka tahu apa yang sesungguhnya terjadi, sekonyong-konyong
mereka menjerit kesakitan karena kumis mereka tiba-tiba ditarik oleh sebuah tangan jahil dari arah yang berbeda-beda dan dengan kecepatan yang tidak terperihkan.
Tiga orang itu menjadi kalang- kabut, akhirnya mereka menghunus pedang mereka
sambil melompat jauh kebelakang untuk menyingkirkan diri dari serangan gadis itu.
"Si iii iii ng ".siii ng".siiiing?"
Tiga orang itu kini mencabut pedangnya masing-masing yang mengeluarkan sinar
kehijauan. EPISODE II, BAB 2: Qian-Long Lijin-di (Naga Hijau menaklukan bumi) dan Kai-
Kongqi Cuan-Hun(Membuka hawa, membuang sukma)
"Gadis keparat!! Hari ini jikalau Mokauw San Xin Anying tidak dapat menguliti
kulitmu dan menghirup darahmu lebih baik kami kau bunuh atau membunuh diri
sendiri " gadis siluman " harus segera dibasmi"!!"
Ketiga orang itu kini menggerakkan pedangnya dengan hebatnya. Kilatan pedang
yang dimainkan secara serempak dengan ilmu Xin-Shen Kaidong (barisan rahib
sakti), bukan sesuatu yang bisa dibuat main-main. Xin-Shen Kaidong yang
diciptakan oleh Cingpai Kauwcu memang khusus dimainkan oleh tiga orang
berdasarkan ilmu khas Tiau-yang-sin-kauw yang disebut ilmu matahari. Hebatnya
bukan main. Tiga pedang itu berkelebat dari enam penjuru, dan tiap-tiap ujung
pedang mengarah pada titik mematikan dalam tubuh Lie Sian. Keistimewaan ilmu
teletak pada serangan segitiga yang bergulung-gulung menimbulkan kilatan-kilatan pedang yang sulit ditahan ataupun diserang. Gulungan sinarnya pedang yang
digerakkan sedemikian rupa sehingga menciptakan sinar putih yang menyilaukan
mata. Ini justru menjadi kesalahan besar yang dibuat oleh Mokauw San Xin Anying, sebab semakin cepat dan kuat mereka menggerakkan pedang, maka semakin keras
gelombang hawa sakti yang dipancarkan. Hal ini menjadi makanan empuk Shen Ta
Lek Ling Quan. Walaupun Lie Sian belum mau menggunakan ilmu ini, namun
karena hawa sakti ilmu ini sudah menyatu dengan seluruh sendi kekuatan dalam
dirinya, maka begitu diserang dengan cara demikian, secara otomatishawa sakti
ilmu ini bergerak. Dengan enaknya ia bergerak mengikuti gelombang hawa sakti
yang menekan dirinya seperti burung yang menari-nari seiring dengan kicau burung-burung di sekitarnya. Semakin cepat hawa pedang itu membahan, semakin cepat
pula ia bergerak dan semakin hebat kekuatan Khiekang yang mengatur getaran-
getaran hawa sakti yang sambar-menyambar dari ketiga pedang itu. Ketiga orang
itu menjadi kalut begitu melihat cara Lie Sian bersilat. Keringat dingin mengucur membasahi tubuh mereka. Gerakan suling merah itu tidak pernah bersentuhan
dengan pedang, tetapi aneh setiap gerakan pedang yang diterpa oleh sambaran
suling itu menjadi tidak terarah dan kacau-balau.
Duapuluh jurus kemudian, jarak antara Lie Sian dengan mereka ada satu setengah
meter. Tiba-tiba ujung suling dara ini bergerak laksana kilat menyambar mengarah pada jalan darah tiong-cu-hiat yang letaknya di belakang leher Son Tohan. Detik
selanjutnya mengarah pada kin-ceng-hiat pada pundak kanan Ciang Kang, sutenya.
Dan hampir bersamaan sulingnya tiba-tiba sudah mengarah pada hong-hu-hiat
dibelakang pundak, punggung bawah Tong Mu Sung, orang ketiga Mokauw San Xin
Anying, kemudian ditutup dengan gerakan satu jurus yang bermuatan sinkang
sangat lembut mengarah pada sin-teng-hiat di kedua pergelangan tangan ketiga
orang itu. Mokauw San Xin Anying sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Kepala
mereka menjadi pening, dan keputus-asaan tampak menghias wajah-wajah mereka
begitu jelas. Ketiga orang itu tidak menduga dalam waktu begitu singkat, suling
merah di tangan dara itu sudah membuat mereka tidak berdaya dan jatuh lemas.
"Cuwi bertiga jangan menganggap perbuatanku ini adalah sikap kekurangan-ajaran
terhadap orang tua!!" Seru Li Sian sambil membebaskan totokannya.
"Sudahlah " Mokauw San Xin Anying sudah tamat riwayatnya " ternyata kami
telah menjadi kambing-kambing tua yang telah kehilangan tanduk " tidak
kusangka, riwayat Mokauw San Xin Anying habis hanya ditangan seorang dara
muda " ah"betapa menyedihkan " Mokauw San Xin Anying tidak punya muka
dan nyali untuk hidup lama di dunia kangouw!."
Selesai Song Tohan mengucapkan kata-kata itu, dengan cepat ia dan kedua
sutenya, Ciang Kang Tek dan Tong Mu Sung, menggerakkan pedang ke leher
mereka untuk membunuh diri. Pedang yang digerakkan dalam jarak begitu dekat,
siapa yang bisa mencegah keputusan ketiga orang itu. Lie Sian menjadi kaget tidak kepalang tetapi tidak berdaya untuk menolongnya, sedangkan Hoashan San Laojin
hanya mampu terperanga melihat kilatan pedang ke arah leher mereka masing-
masing. "Ting "ting ".ting"praang ". !!!"
Alangkah terkejutnya Mokauw San Xin Anying ketika pedang-pedang mereka dibuat
terlempar jauh hanya dengan tiga biji kacang tanah yang dilempar oleh pemuda
bercaping petani yang berdiri kira-kira enam tombak dari tempat pertempuran. Tiga biji kacang itu meluncur dengan kecepatan dan tenaga yang tidak masuk akal.
Hoashan San Laojin menjadi sangat terkejut melihat ada seseorang yang memiliki
kepandaian begitu rupa. Hanya dengan tigabiji kacang, telah dapat menggagalkan
kilatan pedang pada jarak yang begitu jauh sedangkan gerakan pedang itu sangat
dekat dengan leher mereka masing-masing.
Tangannya menjadi bergetar hebat hanya karena sentilan kecil sebuah biji kacang.
Belum lenyap rasa terkejutnya, hati mereka dibuat tercenung oleh ujar-ujar kitab Tao-Te Ching dari mulut pemuda itu juga.
"Tao sesungguhnya kosong, namun kalau dipakai ia tidak akan pernah kering
Sangat dalam, seperti cikal-bakal dari sepuluh ribu hal
Tumpulkanlah ujung-ujung yang runcing
Lepaskanlah ikatan-ikatan
Padamkan kemarahan
Biarlah roda-roda hidupmu bergerak hanya seiring dengan lorong-lorong yang sama Kegelapan yang nampak, seolah-olah itu ada."
Dalam hati mereka menjadi sangat terheran-heran.
"Siapakah pemuda itu" Hawa saktinya luar-biasa tinggi dan dalamnya. Hanya
seorang yang memiliki kepandaian yang maha tinggi yang mampu berbuat seperti
itu. Siapakah dia, masih sangat muda, tetapi sorot matanya begitu tajam dan
mengeluarkan wibawa yang sangat kuat. Ah " gadis ini saja ternyata kepandaian
ratusan kali lebih tinggi dari kami, apalagi pemuda itu, tampaknya ia memiliki
kepandaian lebih tinggi lagi. Sungguh sulit untuk bisa dimengerti."
"Sangat pengecut dan kerdil apabila ingin melarikan diri dari kenyataan dan
menghilangkan muka dengan cara bunuh-diri. Bukan tindakan seorang kuncu sejati,
sungguh patut disayangkan." Kata Yang Jing lirih, tetapi terdengar begitu jelas di telinga Mokauw San Xin Anying. Suara itu seperti air dingin yang menghapus
semua kesombongan dalam diri tiga orang ini.
"Ai h ". Siapakah gerangan anak muda itu, gerakan dan tenaganya sungguh
menakjubkan. Yang wanita memiliki gerakan seperti bayangan dewa, sedangkan
gerakan pemuda itu entah seperti apa jadinya." Kata seorang dari Hoashan San
Laojin dengan lirih.
Song Tohan segera berkata, "Mokauw San Xin Anying " tidak tahu diri, punya mata
tetapi tidak melihat, punya telinga tidak mendengar. Gunung Taishan menjulang di depannya, tetapi masih tetap mau unjuk kekuatan " sungguh tidak tahu diri. Nona, terima kasih untuk petunjuk yang kau berikan."
"Cuwi bertiga maafkan aku orang muda telah berlaku kurang-ajar terhadap orang
yang lebih tua. Aku dan kawanku itu tidak tega melihat tiga orang tua gagah dari Hoashan terancam bahaya, sehingga memaksa kami turun tangan, sekali lagi
maafkan kami."
Lie Sian dengan jujur dan terus-terang meminta maaf, namun sekaligus menegur
secara halus ketelengasan dan kekejaman mereka terhadap Hoashan San Laojin.
Andaikata ia dan Yang Jing tidak lewat jalanan ini secara kebetulan, nyawa
Hoashan San Laojin sudah tidak akan dapat ditolong lagi.
"Hmm"kami sudah dikalahkan " sudahlah " kalau boleh kami tahu siapakah
nona dan orang muda itu?"
"Cukup cuwi kenal sebagai Tianpin Er." Sahud Lie Sian.
"Tianpin Er " Tianpin Er " Sute mari kita pergi." Sambil bergumam menyebut
nama Tianpin Er seperti mau mencatatnya dalam hati, ketiga orang dari Tiau-yang-
sin-kauw (Mokauw) melompat pergi dengan tergesah-gesah.
"Ha " ha"ha" baru kali ini aku melihat orang Tiau-yang-sin-kauw lari terbirit-birit seperti diterjang badai " ha"ha"ha". Betapa puas hatiku. Kesombongan
mereka akhirnya runtuh juga hari ini. Ah ?"..!!" Belum habis kata-katanya, Kim
Sian Lao telah meuntahkan darah segar cukup banyak. Mukanya berubah pucat
pasih menahan nyeri yang hebat dalam dadanya.
Yang Jing dan Lie Sian segera mendekati Hoashan San Laojin yang keadaannya
sudah sangat parah. Mereka sudah terlalu banyak mengeluarkan darah, sehingga
pucat pasih dan lemah.
"Cuwi Laocianpwe, bolehkah aku yang muda melihat luka-luka?"
"Anak muda, terima kasih atas pertolongannya. Jangan pedulikan keadaan kami
bertiga, kami tahu sudah tidak mungkin untuk disembuhkan. Aku dan saudara-
saudaraku sangat bersyukur bisa menjumpai sicu berdua sebelum ajal menjemput."
"Paman, bertahanlah " biarkanlah aku mencoba menolong para paman." Kata
Yang Jing dengan sopan.
"Anak muda, kalau tidak salah namamu Tianpin Er " hmm sungguh menarik nama
itu" bolehkah aku tahu siapakah jiwi berdua sebenarnya dan dari perguruan
mana?" "Paman, bonpwe berasal dari Wudangshan, cucu " eeh" Lie A Sang."
"Cucu salah satu dari Wulin Sanshi (Tiga kesatri dunia persilatan) yang telah
menghilang dari dunia persilatan " Oh, Thian" terima kasih Engkau
menghantarkan orang yang tepat kepada kami. Dan siapakah nona?"
"Paman, namaku Coa Lie Sian, cucu luar Shi De Yuan dari Tienshanbai."
"Aya " siancai " siancai " siancai " keturunan pendekar Sakti Shi Kuang Ming."
Seru Kim Sian Lao, orang pertama Hoashan San Laojin.
"Cuwi " aku dan dua saudaraku tidak mungkin bisa hidup lama lagi, kami bertiga
telah mengambil keputusan untuk tinggal di kaki gunung ini sampai kematian
menjemput kami. Asal tidak menggerakan sinkang, kurasa kami masih bisa
bertahan hidup sepuluh bulan atau setahun. Maukah cuwi berdua menolong kami?"
"Paman, kami berdua akan dengan sekuat tenaga dan jiwa akan mencoba
menolong paman bertiga."
"Kami mengambil keputusan menyerahkan suling yang mengeluarkan cahaya
kuning lembut ini kepadamu. Sejauh ini kami tidak mengetahui ada rahasia apa
dibalik suling ini sehingga sampai orang-orang Tiau-yang-sin-kauw (Mokauw)
bernafsu untuk memilikinya. Sudah banyak sekali tokoh-tokoh persilatan mencoba
merebut suling ini dari tangan Cin Sin Taysu, seorang sakti yang mengepalai ruang perpustkaan negara di kota raja Beijing. Ketika keadaan Cin Sin Shifu hampir binasa sehabis bertempur melawan Bu-di San-Mowang (Tiga Raja Iblis tanpa Tanding), ia
melarikan diri dan terjerumus ke dalam sebuah lubang di tepi sungai Yang Tze
dekat Yibin, sehingga Bu-di San-Mowang (Tiga Raja Iblis tanpa Tanding) tidak bisa menemukan jejaknya. Kami yang kebetulan sedang berada di dekat Yibin sempat
menolongnya keluar dari lubang itu. Sebelum putus nyawanya, ia menyerahkan
suling ini kepada kami dengan pesan agar kami menyimpan seperti kami menjaga
jiwa kami sendiri. Semenjak hari itu suling ini menjadi pusaka di Hoashanbai.
Namun, berita ini cepat tersiar di dunia kangouw, sehingga Hoashanpbai banyak
menghadpi kesulitan gara-gara suling ini. Lian Ho Tosu, ciangbunjin Hoashanbai
akhirnya meminta kami membawa suling ini ke tempat lain. Cin Sin Taysu tidak
mengatakan adanya rahasia sdibalik suling ini. Sekarang tugas kami sudah selesai, sekarang jiwi berdua kiranya bersedia menolong kami untuk menerima suling ini dan menyelidiki rahasia apa yang tersembunyi dibalik suling ini."
Yang Jing menerima suling yang disodorkan oleh Kim Sian Lao dengan hati
bertanya-tanya. Setelah itu ia melihat ketiga orang itu duduk bersila dengan mata ditutup rapat. Sadarlah Yang Jing dan Lie Sian bahwa ketiga orang itu menghendaki mereka segera berlalu agar mereka bisa menentukan kemana mereka dapat hidup.
Setelah menghormat sebanyak tiga kali dihadapan Hoashan San Laojin, mereka
segera berlalu dari tempat itu. Yang Jing menimang-nimang suling bersinar kuning itu.
"Hmm " Sian mei, ini sungguh sangat mengherankan. Disebut suling, tetapi
kenapa lubangnya Cuma ada tiga. Sungguh aneh " bentuknya juga tidak dapat
disebut suling. Sangat ringan, tetapi luar-biasa kuatnya " sungguh mengejutkan
kekuatannya. Coba lihat Sian Mei, begitu kusalurkan hawa panas, ia sepertinya
memiliki tempat untuk menampung hawa panas pula, sehingga hawa singkang yang
kusalurkan tidak terhalang, bahkan tersalur dengan sempurna. Wah " ini bisa
menjadi senjata pusaka yang sangat hebat apabila dipakai oleh seorang yang
berilmu tinggi."
"Jing Koko " aku kepingin tahu bagaimana suaranya, coba kutiup?"
Begitu bibir yang luar-biasa indah dan manisnya itu menempel pada ujung suling,
terdengar suara aneh keluar dari suling itu. Bukannya suara suling yang merdu yang dikeluarkan, tetapi seperti nada-nada aneh yang tidak sempurna.
"Ah " bentuknya aneh, pengaruhnya aneh, suaranya juga aneh " suling macam
ini Jing Ko?"
"Sian Mei " tungguh sebentar, sepertinya suling ini memiliki warna dan bahan yang sama dengan Hai she linjin (ular laut berisisik emas) yang diberikan Adgerel
kepadaku. Coba kita periksa."
Lie Sian sangat tertarik sekali, karena ia juga sepertinya melihat bahwa Hai she linjin yang biasa dipakai berlatih ilmu pedang oleh Yang Jing memiliki bentuk,
bahan, dan warna yang sama dengan suling ini. Segera Yang Jing mengeluarkan
bungkusan kuning mangkak dari saku bajunya. Begitu dibuka, tampak sekali, kedua
bendu itu memiliki bentuk yang sama. Yang disebut suling itu tampaknya seperti
kepalanya, sedangkan yang Hai she linjin seperti ekornya. Keduanya menjadi
sangat terheran-heran.
"Aih" ini kebetulan atau " sesungguhnya Hai she linjin adalah bagian dari suling ini" " sungguh sulit untuk dapat dipercaya. Yang satunya selalu berada di tangan orang sesakti Cin Sin Taysu, sedangkan yang satunya lagi selalu berada di tangan kepala suku kecil desa Taiyangmiao di Mongolia Dalam " sungguh aneh "aneh
sekali?" "Jing Koko " coba lihat, bagian bawa suling ini ada sebuah garis melingkar, dan
lingkarannya lebih kecil dari bagian atasnya. Aku akan mencoba memasukkan ujung
bagian atas Hai she linjin ke dalam bagian bawah suling ini."
"Jlaap ".!" Terdengar suara seperti dua bauh benda saling mengunci satu dengan
lainnya. Begitu kepala dan ekor dipersatukan,tampak suling itu kini mengeluarkan cahaya tipis berwarna hijau yang menyelimuti sisik-sisik keemasan suling itu.
"Jing Koko " lihat " ini baru suling yang lengkap dengan enam bahkan tujuh
lubang. Enam di atas, dan satu lagi di bawah. Aduh " sangat aneh bentuknya "
tetapi harus kuakui sangat indah walaupun tidak seindah Hongchi (suling merah)
pemberian kakek angkatku. Jing Koko " coba kutiup sekali lagi?"
Segera Lie Sian meniup suling itu dengan lagu "Jueju Jiang bi niao yu bai" (Birunya sungai, putih mulus seekor burung). Suling itu mengeluarkan suara yang sangat
indah bahkan ajaib. Suaranya memiliki kekuatan hidup yang merasuk ke jiwa orang
yang mendengarnya. Tidak terasa Lie Sian mengerahkan ilmu Shen Tak Lek Ling
Quan sambil terus memainkan lagu ini. Ia bisa merasakan gerakan arus Chi di
sekitar tempat ia berdiri, dan dengan sangat mudahnya ia mengatur semua gerakan
hawa sakti itu menurut kemauannya.
Ketika ia selesai meniup suling itu, ia memandang Yang Jing yang sedang bingung.
Ia bukan kebingungan karena pengaruh suara suling itu, tetapi ia melihat sesuatu yang samar-samar timbul kemudian menghilang dari tubuh suling itu.
"Jing Koko, ada apa" Kenapa engkau memandangku seperti itu?"
"Sian Mei " aku melihat sesuatu yang aneh pada tubuh suling itu ketika engkau
mulai menggerahkan Shen Tak Lek Ling Quan. Coba kulihat, suling ini sungguh "
sungguh aneh sekali."
Begitu Yang Jing menerima suling itu, ia segera berseru, "Sian Mei perhatikan
dengan baik suling ini!"
Yang Jing segera memainkan jurus terdasyat yang ia miliki, Ba Quanzi Shen
(Delapan Lingkaran Dewa). Suling itu mengeluarkan delapan ragam bunyi yang
aneh dan menderu-deru. Juga kilatan sinarnya berubah-ubah seperti mengikuti
delapan sifat dan karakter ilmu Ba Quangzi Shen.
"Jing Ko " samar-samar aku melihat sebaris tulisan pada permukaan suling dekat
dengan enam lubangnya, tetapi tidak bisa dibaca!" Seru Lie Sian.
Yang Jing menjadi penasaran. Kini ia menggerakkan seantero tenaganya. Luar-
biasa sekali! Tiba-tiba Yang Jing mengarahkan suling itu ke arah sebuah batu
gunung berwarna hitam perlahan, tetapi dengan tigaperempat tenaganya. Tidak
terdengar apa-apa ketika suling itu menyentuh batu gunung itu kecuali suara
mencicit seperti tikut kecepit. Berapa saat kemudian, Lie Sian mendekati batu itu, dengan ujung suling merahnya ia menyentuh batu itu, dan
"Cuusss"."
Dengan sangat mudah suling itu amblas ke dalam membentuk lubang berdiameter
sama dengan sulingnya. Begitu Lie Sian menarik sulingnya, ternyata isi batu sudah berubah menjadi serbuk halus walaupun permukaan batu tetap sama keras dan
tidak ada tanda-tanda retak.
"Hmm " suling ini dapat menerima delapan sifat kekuatan dasyat Ba Quangzi Shen
berkali-lipat jauh lebih baik daripada sebuah pedang atau ranting bercabang
delapan " sungguh sebuah barang yang luar-biasa. Sian Mei " apakah yang kau
rasakan ketika memainkan Shen Ta Lek Lingquan dengan mempergunakan suling


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ini?" "Sungguh mengherankan Jing Ko, ketika aku memainkan jurus Shen Ta Lek Xi ling
Quan (Jurus Dewa memukul lonceng kematian), suling ini dapat menyalurkan
kekuatan sinkang dan khiekang mematikan dengan begitu baik."
Sepasang pendekat muda itu menjadi sangat kagum terhadap suling itu. Ringan
sekali, indah suaranya, tetapi kuat sekali sehingga enak untuk dipakai sebagai
senjata. Sedang asyiknya mereka memikirkan suling itu, tiba-tiba Yang Jing yang memiliki
kepekaan yang luar-biasa tingginya itu, menahan langkah Lie Sian.
"Sian Mei, ada orang yang berilmu sangat tinggi sedang bergerak ke arah kita.
Hawa saktinya sudah sangat tinggi sekali, entah siapakah orang ini."
Lie Sian tidak melihat siapa-siapa di situ. "Jing Ko, aku tidak melihat adanya orang lain di tempat ini?" Yang Jing tidak menjawab, tiba-tiba ia membungkuk ke arah
matahari terbenam sambil berkata:
"Boanpwe merasa sangat tidak berharga menyambut kedatangan laocianpwe?"
Katanya lirih, tetapi datang terdengar dari tempat jauh.
"Tianpin Er " Tianpin Er" ternyata kepandaianmu jauh melampaui apa yang
pinceng duga ". Amithaba ?"" Orang itu menjawab dengan lirih pula tepat di telinga Yang Jing.
Yang Jing merasakan betapa lembut dan jernihnya suara itu. Ia sadar, ia
berhadapan dengan orang yang memiliki ilmu yang sudah mencapai tarap yang
sukar diukur. Semakin lembut dan jernih suara yang dikirim dengan khiekang,
berarti semakin tinggi sinkang orang itu. Benar juga, belum sempat Lie Sian dapat melihat bayangan orang yang dimaksudkan oleh Yang Jing, tiba-tiba ia sudah
mendengar suara lembut dari belakangnya.
"Amithaba " amithaba " dua pendekar muda yang berilmu tinggi dan berhati
bersih, sungguh membuat pinceng sangat kagum."
Yang Jing dan Lie Sian melihat seorang hwesio yang berusia sudah lanjut tetapi
berwajah bersih, matanya mencorong lembut tanda ilmunya sudah masak dan
sempurna. Senyumnya begitu lembut seperti ingin memberi kedamaian bagi semua
orang yang dijumpainya. Tubuhnya tinggi kurus dengan alis lebat berwarna putih.
Jenggotnya sudah putih semua dibiarkan terurai bebas.
"Apakah boanpwe sedang berhadapan dengan Sung-San Taysu, ketua Shaolinshi?"
"Amithaba " mata sicu sungguh awas, pinceng memang Sung-San Taysu."
"Teecu, Zheng Yang Jing dan Coa Lie Sian, merasa sangat terhormat dapat
berjumpa dengan taysu di tempat ini. Apakah Taysu mempunyai pesan-pesan dan
nasihat-nasihat untuk kami yang muda dan miskin pengalaman ini, teecu berdua
siap mendengarnya."
Diam-diam hwesio ini sangat menyukai sikap rendah-hati yang diperlihatkan oleh
Yang Jing, dan ia dapat melihat dengan jelas keluhuran jiwa dua orang muda yang
berdiri sambil membungkuk di hadapannya. Ia tersenyum senang melihat
kesopanan dua anak muda ini.
"Zheng sicu dan Coa guniang " sicu memegang Wulin Zhenli-zhengyi Xiangzheng
(Lambang kebenaran dan keadilan dunia persilatan) yang pernah dipegang oleh
Zhao Kuang Ying untuk mendirikan dinasti Sung. Dengan benda mustika yang
dibuat dari Hai she linjin (ular laut berisisik emas) dalam bentuk suling, ia ingin mempersatukan seluruh Tiongkok. Dibuat menjadi suling untuk menyuarakan
kebenaran, sedangkan kekuatannya suling itu adalah lambang keadilan. Artinya
Tiongkok akan dapat dipersatukan menjadi kuat apabila pemimpin dapat
menjalankan kebenaran dan keadilan. Beberapa puluh tahun kemudian Wulin
Zhenli-zhengyi Xiangzheng dipegang oleh seorang pendekar sakti yang bernama
Sim Hong-Long. Ia malang-melintang di dunia persilatan dengan senjata suling itu untuk menegakkan kebenaran dan keadilan bagi dunia persilatan. Kemudian dunia
persilatan yang didukung partai-partai besar sepakat mengangkat Sim Hong-Long
menjadi Bengcu. Namun sungguh patut disayangkan, tujuh tahun setelah ia
diangkat menjadi bengcu, ia menemui kebinasaan di tangan seorang tokoh dari
dunia hitam yang berkepandaian luar-biasa hebatnya, Wan Hong Sen namanya.
Dalam soal ilmu silat, sebenarnya keduanya seimbang, bahkan Sim Hong-Long
lebih tinggi setingkat dengan Wan Hong Sen. Tetapi karena Wan Hong Sen
menguasahi ilmu Qian-Long Lijin-di (Naga Hijau menaklukan bumi) dan Kai-Kongqi
Cuan-Hun(Membuka hawa, membuang sukma), Sim Hong-Long tidak dapat
melukai musuhnya, bahkan semakin diserang dengan pukulan maut, sepertinya
semua sinkang dalam diri Sim Hong-Long berpindah ke dalam diri Wan Hong-Sen.
Semenjak saat itu Wulin Zhenli-zhengyi Xiangzheng dikuasahi oleh dunia hitam,
sepertinya dunia persilatan dipimpin dan dikontrol oleh golongan hitam. Kegelapan meliputi dunia wulin waktu itu, karena tidak ada seorang pendekarpun yang tahan
menghadapi Wan Hong-Sen. Konon, setelah Wan Hong-Sen menghilang dari dunia
persilatan, Wulin Zhenli-zhengyi Xiangzheng juga turut lenyap."
"Tianpin Er " pinceng sudah mendengar, seorang murid murtad dari Shaolinshi
yang telah dihukum penjara di sumur maut, di lembah buaya, oleh shifu Hong-Sin
Taysu, yang bernama Wan-Shou Hwesio, telah menguasahi salah satu dari ilmu
Wan Hong-Sen, yaitu Qian-Long Lijin-di (Naga Hijau menaklukan bumi). Dia adalah
murid pertama dari shifuku, toasuheng pinceng sendiri. Ilmunya sangat tinggi,
pinceng sendiri tidak berdaya menghadapinya. Lebih-lebih setelah ia menguasahi
ilmu Qian-Long Lijin-di (Naga Hijau menaklukan bumi), sungguh sulit mencari
seorang pendekar yang dapat mengalahkannya. Ia telah mengganas dengan
melakukan pemerkosaan dan pembunuhan di luar batas-batas kemanusiaan lagi.
Pinceng kuatir sekali " jangan-jangan dunia persilatan akan segera dilanda
malapetaka lagi."
"Taysu, apakah taysu juga mengetahui pewaris ilmu Kai-Kongqi Cuan-
Hun(Membuka hawa, membuang sukma)?" tanya Yang Jing.
"Pinceng belum mendapatkan kabar tentang orang lain yang menguasahi ilmu Kai-
Kongqi Cuan-Hun(Membuka hawa, membuang sukma). Konon ilmu ini lebih ganas
dan lebih lihai dari Qian-Long Lijin-di. Jikalau ilmu ini muncul lagi, niscaya dunia kangouw akan segera bergolak kembali. Celaka " sungguh celaka"!!"
"Taysu, apakah hubungan kemunculan kedua ilmu iblis itu dengan Wulin Zhenli-
zhengyi Xiangzheng?"
"Sebelum Sim Hong-Long bertarung dengan Wan Hong-Sen, ia sudah mempelajari
ciri-ciri Qian-Long Lijin-di (Naga Hijau menaklukan bumi) dan Kai-Kongqi Cuan-Hun.
Ia meninggalkan sebaris kalimat sebagai kesimpulan dari hasil penyelidikannya
tentang sifat-sifat kedua ilmu itu. Ia tidak berhasil menciptakan ilmu penangkal kedua ilmu iblis itu, tetapi ia berhasil menyelami sifat-sifatnya. Sungguh patut disayangkan, hasil pemikirannya yang ditulis dalam sebaris kalimat sebagai
kesimpulan penelitiannya lenyap bersamaan dengan hilangnya Wulin Zhenli-
zhengyi Xiangzheng. Pinceng menduga, ia telah menulis kalimat pendek itu pada
tubuh suling Wulin Zhenli-zhengyi Xiangzheng."
"Aah " sungguh sangat aneh. Apakah taysu menghendaki suling ini untuk
diperiksa?"
"Tianpin Er, pinceng sudah tua " ilmu dan hawa sakti pinceng tidak setinggi
pendekar sakti Sim Hong-Long. Pinceng tidak yakin akan dapat memecahkan
menguak catatan terakhir pendekar besar itu. Pinceng sudah lama mengikuti sepak
terjang sicu, dan pinceng sudah melihat gerakan hawa sakti dan kemampuan sicu
dalam hal menyelami pokok-pokok semua ilmu silat. Pinceng memiliki keyakinan,
siculah yang dapat menguak catatan terakhir pendekar besar Sim Hong-Long.
Kiranya sudah kehendak Thian Wulin Zhenli-zhengyi Xiangzheng berada di tangan
sicu. Tugas pinceng untuk menceritakan sejarah suling itu dan pergolakkan dunia
persilatan sudah pinceng laksanakan, sekarang giliran sicu yang menyelidiki suling itu untuk menyelami dua ilmu iblis yang satunya sudah muncul dan yang satunya
lagi pasti segera muncul juga. Jikalau sicu ingin mencari tempat untuk merenung
dan mempelajari sifat kedua ilmu iblis itu setelah berhasil mendapatkan catatan
pendekar Sim Hong-Long, biara Shaolin terbuak untuk sicu berdua. Nah, sebelum
pinceng pergi " pinceng ingin bermain-main barang sepuluh jurus dengan sicu,
marilah "."
EPISODE II BAB 3: ILMU PEDANG TANPA GERAK DARI HOASHANBAI
"Taysu, teecu yang muda mohon petunjuk." Setelah berkata demikian, Yang Jing
berjalan perlahan untuk maju lebih dekat dengan Sung-San Taysu, kira-kira lima
tombak. Sung-San Taysu diam-diam sangat kagum melihat ketenangan Yang Jing. Jauh-
jauh ia sudah bisa meraba bahwa anak muda yang dipanggil Tianpin Er oleh tokoh-
tokoh besar dunia persilatan ini bukanlah sebangsa anak muda biasa. Dari sorot
matanya yang memancarkan sinar lembut, jernih, dan mengkilat seperti perak ini
saja sudah cukup membuat ketua Shaolinshi ini mengetahui kedalaman "isi" si Anak Gurun. Tanpa sungkan lagi ia sudah mengambil keputusan untuk memainkan jurus
yang paling istimewa peninggalan Ta-Mo Cosu yang disebut Qi-tian Ying-tu (Kilat
Pedang membelah langit). Ilmu ini pernah menggetarkan dunia wulin beberapa
puluh-tahun yang lampau ketika gurunya masih malang-melintang sebagai
pendekar puda. Daya serangnya sangat cepat dan membawa kekuatan dasyat
sehingga disebut sebagai pedang kilat. Gelombang interval serangannya cenderung
membentuk gerakan sentrifugal, sehingga mampu membetot dan sekaligus
memporak-porandakannya. Sifat serangan yang demikian inilah maka ilmu disebut
membelah langit.
Dengan sebuah ranting kering, Sung-Shan Taysu mulai memainkan ilmu ini.
Yang Jing segera mengambil ranting kering juga. Dengan cermat ia memperhatikan
ilmu Ying-tu Qi-tian dimainkan oleh ketua biara Shaolin. Ia dapat merasakan hawa sakti yang bergerak lembut mengikuti gerakan ranting. Sejenak Yang Jing tercekat merasakan daya serang yang luar-biasa hebatnya. Hawa murni yang mengikuti
gerakan ranting itu begitu terarah, terfocus sangat sempurna, sehingga tidak ada secuilpun hawa murni yang tercecer ke arah lain. Tingkat seperti ini jarang dapat dikuasahi oleh seorang ahli silat. Karena itulah daya gempur ranting kering itu luar-biasa hebatnya. Ying-tu Qi-tian yang diciptakan berdasarkan ilmu kinematika kuno, yaitu suatu ilmu gerak tanpa mengarah kepada suatu gerakan tubuh tertentu,
perkembangan jurus dan daya serangnya sangat cepat, kuat dan tidak terduga-
duga arahnya, sebab ilmu ini dapat mengubah arah serangan beberapa detik
sebelum serangan pertama mengarah pada titik yang dituju. luar-biasa hebat. Ujung ranting itu seperti memiliki mata yang terus bergerak mengejar bagaikan bayangan.
Yang Jing mengamati perkembangan, daya serang, kelebihan dan kekurangan ilmu
ini dengan cermat. Segera ia mengambil keputusan untuk mencoba pemahamannya
tentang kunci gerak diam dan gerak bergerak menurut Qi xing (tujuh bintang).
Kemanapun ranting di tangan Sung-San Taysu menyerang, Yang Jing sepertinya
tidak bergerak, namun tidak bisa disentuh ataupun didekati, sepertinya tubuhnya
turut bergerak seiring dengan ilmu Ying-tu Qi-tian (Kilat Pedang membelah langit).
Sung-San Taysu menjadi terkejut dan tercengang-cengang melihat cara Yang Jing
meladeninya. Ia tidak bisa menyentuh ujung baju anak muda ini sekalipun, bahkan
bagitu Yang Jing balas menyerang ia menjadi kalang-kabut karena serangannya
mengarah kepada titik-titik terlemah dari ilmunya. Di dalam penglihatannya ranting di tangan Yang Jing berubah menjadi puluhan yang bergerak menyerangnya dari
pelbagai jurusan yang berbeda. Bukan hanya itu, Sung-San Taysu merasakan
betapa hebatnya tenaga sakti anak muda ini.
"Amithaba " amithaba ". Ilmu yang sangat mujijat " belum pernah pinceng
melihat ilmu yang seperti ini. Perubahan jurusnya tidak beraturan. Kadang-kadang diam, sepertinya tidak bergerak sama sekali, tetapi begitu diserang, ranting di
tangan pinceng tidak bisa menyentuhnya, ketika balas menyerang, kecepatannya
tidak bisa dilihat dan didengar, tahu-tahu sudah tiba di titik-titik terlemah. Ini yang disebut hebat. Hmm " Tianpin Er "Tianpin Er " kemampuanmu jauh melampaui
yang pinceng perkirakan."
Pada jurus yang kesepuluh, Sung-San Taysu melancarkan serangan penutup yang
menjadi inti ilmu Qi-tian Ying-tu (Kilat Pedang membelah langit). Ranting di
tangannya bergerak-gerak seperti ilmu kipas mengacau lautan, sedangkan tangan
kirinya mengirimkan pukulan-pukulan mirip gerakan Feng-Yun Wen-Xue (Ilmu
sastra angin dan awan). Yang Jing diserang dari berbagai jurusan dengan luar-
biasa cepat dan hebatnya. Angin yang menderu-deru menyeruak dari tangan kiri
ketua Shaolinshi ini, sedangkan tangan kanannya selain menlancarkan totokan-
totokan, sekaligus juga mengirim tusukan dan tebasan-tebasan yang luar-biasa
lihai. Yang Jing tetap diam tidak bergerak sambil menantikan datangnya serangan-
serangan itu. Sementara itu Lie Sian yang melihat jalannya pibu tidak terasa meremas-remas
suling merahnya, kelihatannya tangannya juga ikut gatal. Ini penyakit orang-orang kangouw, begitu melihat lawan tangguh segera tangan dan kakinya ikut gatal ingin juga mengukur ketinggian dan kedalaman ilmunya sendiri. Wajahnya sebentar
tegang, tetapi juga sebentar tampak terkagum-kagum.
"Aduh " ilmu hwesio itu sangat hebat, tetapi Jing Ko tampak tidak terpengaruh
dengan kehebatan ilmu itu. Semakin cepat dan hebat ia diserang, tuyul sakti itu
sungguh-sungguh tidak bisa disentuh. Aduh apakah ilmuku Waikexue Xikuang
Banqian Shengyin sanggup meladeni ilmu hwesio kosen ini?"
Tiba-tiba ia melihat Yang Jing mengubah cara bersilatnya dengan cepat. Sekarang
ia tidak diam lagi melainkan bergerak. Tubuhnya secara mendadak tampak berubah
menjadi empat orang, dan dengan sangat hebatnya empat bayangan manusia itu
memapaki serangan Sung-San Taysu. Tidak ayal lagi Taysu ini buruh-buruh
menggerakkan tubuh dengan sangat cepat pula untuk mengikuti dan mengimbangi
gerakan Yang Jing, tangan dan kakinya seolah-olah berubah menjadi banyak sekali
saking cepatnya ia bergerak. Kini tidak dapat dicegah lagi serangan-serangan
dasyat saling berbenturan antara satu dengan lainnya. Kedua ranting yang saling
membentur menciptakan suara seperti beradunya dua pedang berkarat yang tidak
kelihatan. "Traang " trang". Cuuus".Blaar".."
Inilah benturan tenaga sakti yang bukan main dasyatnya. Tubuh dua orang itu
bergetar begitu kedua tenaga sakti bertemu. Tubuh mereka berdua kini melebur
menjadi satu bayangan dan makin lama menjadi semakin rapat, dan sekonyong-
konyong ". Sung San Taysu berseru nyaring:
"Tianpin Er ". Cukuplah!!!!"
Keduanya meloncat ke belakang untuk menjauh dari benturan tenaga sakti yang
masih bergerak di sekitar tempat pibu. Tampak beberapa tetes keringat membasahi
dahi ketua Shaolinshi ini, walaupun tidak terlihat nafasnya memburuh. Sedangkan
Yang Jing segera menundukkan kepala dengan sikap menghormat sekali.
"Sung-san Taysu " maafkanlah boapwe apabila bersikap tidak menghormat
terhadap shifu."
"Amithaba " kemampuan sicu benar-benar diluar dugaan pinceng " hebat "
hebat!!" "Sung San shifu " terlalu mengalah, teecu sungguh tidak tahu diri dan mencari
kematian karena berani melayani shifu " maafkan.!"
"Zheng Sicu, ilmu terakhir mirip dengan Fen Gei Gong (memisahkan tubuh), sebuah
ilmu langkah yang dapat membuat tubuhnya tampak berjumlah lebih dari tiga. Ilmu
khas laksamana Zheng He. Apakah Zheng sicu pernah memiliki hubungan khusus
dengan laksamana sakti itu?"
"Teecu hanya pernah pibu dengan Laksamana Zheng seperti yang Sun-San Shifu
lakukan terhadap diri teecu. Teecu pernah melihat dan merasakan ilmu itu, dan
teecu belajar memahaminya dengan cermat."
"Amithaba " sicu ternyata memiliki kemampuan wu-xue Lijie Xishou Hexin
(Pemahaman dan peresapan sari ilmu silat) yang pernah dimiliki oleh Tamo Cosu
sendiri ". maukah sicu membuka mata pinceng untuk meneliti letak kekuatan dan
kelemahan ilmu yang pinceng pakai barusan yaitu Qi-tian Ying-tu (Kilat Pedang
membelah langit)" Jangan kepalang tanggung sicu, buatlah mata pinceng yang
sudah lamur ini terbuka makin lebar. "
"Tapi shifu " mana teecu berani menunjukkan kebodohan di depan shifu?"
"Tianpin Er, pinceng sudah melewati tujuh pintu "keakuan", "keakuan" yang pinceng miliki sudah matang, dan hari ini, atau sepeminuman teh yang lalu mulai
meninggalkan tubuh pinceng yang mulai lapuk ini. Pinceng dapat belajar hal baru
dari orang muda seperti sicu, termasuk ilmu silat. Bukan usia atau pengalaman yang menentukan tinggi atau rendahnya ilmu seseorang, melainkan akal-budi. Lao Tze
pernah mengatakan, "siapapun yang ingin mengerti, ia harus mengerti keseluruhan, maka ia akan mengerti bagian-bagiannya."
"Sung-San shifu sungguh orang yang bijaksana dan berjiwa sangat agung, boanpwe
mengikuti permintaan Shifu menunjukkan kebodohan boanpwe sambil memohon
petunjuk yang berharga."
Segera Yang Jing yang telah menguasahi inti sejati segala ilmu silat dari buku Wulin Xinwen Jishi, hasil analisa manusia maha pandai, Lie Bing Zhie, mulai
memcurahkan pengertiannya terhadap ilmu silat yang barusan ia lawan. Gerakan
rantingnya lebih sederhana dari yang dimainkan oleh Sung-San Taysu, tetapi
memiliki kesempurnaan yang tidak pernah disangka oleh ketua Shaolinshi itu
sendiri. Intisari ilmu Qi-tian Ying-tu (Kilat Pedang membelah langit) diperlihatkan dengan mengabaikan segala gerakan kembangan, dan lebih mengutamakan
keseimbangan di antara kecepatan, ketepatan/kejituan, dan kekuatan. Permainanya
lebih sederhana, namun justru di dalam kesederhanaan inilah terletak kedasyatan
ilmu Qi-tian Ying-tu (Kilat Pedang membelah langit) ini. Ying-tu Qi-tian seluruhnya berjumlah tujuhpuluh sembilan jurus, dan Yang Jing memainkannya dengan
lengkap. Sung-San Taysu berdiri takjub melihat ilmunya sendiri dimainkan Yang Jing dengan cara yang berbeda, tetapi harus ia akui memiliki kesempurnaan dan kehebatan yang tidak terduga-duga.
"Sian Mei " coba gunakan Waikexue Xikuang Banqian Shengyin (membedah arus,
memindahkan suara) untuk menaklukan ilmu ini."
Tidak menunggu terlalu lama bagi Lie Sian untuk memenuhi permintaan Yang Jing.
Ia memang sudah gatal-gatal tangannya karena ingin sekali menjajal kehebatan Qi-
tianYing-tu . Dengan suling merah di tangan kanannya ia mulai menyerang Yang
Jing. Qi-tian Ying-tu yang diciptakan berdasarkan ilmu kinematika kuno
menekankan empat unsur pokok: kecepatan, kelenturan, kejituan, dan kekuatan.
Dalam tingkat yang sudah sangat tinggi, ilmu ini nyaris tidak menimbulkan suara, karena seluruh kekuatan hawa sakti terpusat pada titik-titik serang yang dituju tanpa memboroskan hawa sakti di tempat lain. Sehingga dapat dibayangkan betapa
hebatnya daya serang ilmu ini karena terfocusnya poros hawa sakti pada satu titik.
Yang Jing memainkan ilmu ini nyaris seperti seorang ahli yang dapat
menyembunyikan empat unsur pokok itu di balik kesederhanaan gerakannya.
Namun begitu diserang, ilmu ini akan berkembang sedemikian hebat seperti naga
sakti yang terusik tidurnya. Sekali rantingnya bergerak, ia akan menyerang secara bergulung-gulung dan susul-menyusul seperti kilat membelah langit. Sedangkan
Waikexue Xikuang Banqian Shengyin sebaliknya, ia seperti kucing yang dapat
menunggang pada semua gerakan ilmu yang mengandung khiekang dan sinkang
yang bergerak. Selama ia tidak diserang, ia akan diam seperti tidur. Tetapi begitu ada sedikit gerakan kedua unsur itu, maka ilmu ini segera akan menangkapnya dan
ingin mengusahi gerakan itu dibawah kontrolnya.
Sung-San Taysu yang menyaksikan bertemunya dua ilmu sejati dalam sebuah pibu,
membuat jantungnya seperti berhenti karena ia melihat betapa luar-biasanya Qi-
tianYing-tu . Dalam hatinya, ia betul-betul mengakui Tianpin Er sebagai arsitek ilmu silat yang sukar diketahui sampai dimana kedalaman ilmunya.
"Amithaba " telah lahir seorang arsitek ilmu silat yang luar-biasa di dunia
kangouw"semoga Thian yang maha kasih melindunginya agar tidak berjalan dalam
jalan yang sesat " amithaba " amithaba." Demikian Sung-San Taysu berkata lirih.
"Siancai " siancai " Qi-tian Ying-tu yang sungguh hebat " dan satunya lagi ilmu
langka yang pinto tidak pernah lihat sebelumnya " aduh orang-orang muda yang
hebat, pinto jadi ingin mencoba juga."
Belum habis suaranya, sekonyong-konyong Yang Jing dan Lie Sian merasakan
dorongan angin lembut tetapi kuat, sehingga membuat mereka sejenak
menghentikan uji-coba dua ilmu tingkat tinggi itu. Dan di situ berdiri seorang tosu yang usianya sedikit lebih tua dari Sung-San Taysu.
"Oh " sahabatku Bu Yidong Tu (si pedang tanpa gerak) Hong Ming Tosu, dari
Hoashanbai juga ketarik angin sehingga muncul juga dari bukit pedang, tempat


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pertapaannya ". Amithaba."
"Sung-San sahabatku, kita yang sudah tua ternyata juga tidak bisa menutup mata
dan telinga melihat dunia Wulin dikacau-balaukan oleh iblis-iblis tua yang tidak tahu diri itu. Pinto mendengar tiga ilmu yang menjadi musuh dunia persilatan sudah
muncul lagi dan satunya tampaknya juga segera unjuk gigi " siancai "siancai "
pinto menjadi sangat kuatir! Kalau empat manusia iblis itu menggabungkan ilmunya, tokoh bulim manakah yang sanggup mengatasinya" Ah " pinto yang sudah tua,
kenapa tidak bisa menikmati sisa hidup yang tinggal sejengkal saja dengan tenang dan damai " kenapa pinto harus mengangkat pedang lagi?"
Siapakah Bu Yidong Tu, Hong Ming tosu ini" Tosu yang satu ini berada dalam satu
angkatan dengan Sung-San Taysu, seorang tokoh Hoashanbai yang sudah
mengasingkan diri. Beberapa puluh tahun yang lampau, ia adalah seorang
pendekar pedang yang tidak pernah menemukan tanding. Ilmu pedangnya yang
disebut Bu yidong Tu benar-benar sulit dicari bandingnya di kolong langit. Disebut ilmu pedang tanpa gerak, karena musuh tidak mengetahui kapan pedang itu
digerakkan, tiba-tiba saja sudah tiba di tempat-tempat berbahaya tanpa diketahui.
Tidak seorang jago pedang dari manapun sanggup bertahan lebih dari limapuluh
jurus menghadapi ilmu pedangnya. Tokoh ini dianggap sebagai mahaguru
Hoashanbai, tetapi ia tidak pernah ikut campur urusan Hoashanbai. Tidak pernah
mengangkat murid, karena ia tidak pernah menjumpai satu orangpun yang dapat
dianggap berbakat mewarisi Bu Yidong Tu.
"Hong Ming Toyu, kita berdua memiliki perasaan dan kekuatiran yang sama, Bu-di
San-Mowang (Tiga Raja Iblis tanpa Tanding) dengan ilmu-ilmu iblisnya merupakan
ancaman yang berbahaya bagi dunia kangouw dan ketentraman dunia. Lan Wu Po
Huai Gu Ge, lan wu shen ling na qu lai (Halimun biru menghancurkan tulang,
halimun biru merogoh sukma), E-Qiangjie (jubah buaya) yang mujijat, Qian-Long
Lijin-di (Naga Hijau menaklukan bumi), dan satunya lagi yang belum muncul adalah Kai-Kongqi Cuan-Hun (Membuka hawa, membuang sukma) benar-benar ilmu
siluman yang sangat ganas dan sukar dilawan. Setiap orang yang menguasahi
salah satu dari ilmu itu jiwa dan sukmanya telah diikat oleh kekuatan iblis sehingga berubah menjadi sangat kejam, bisa membunuh kurbannya tanpa mengenal ampun
dan dengan cara-cara yang sangat mengerikan. ". Amithaba " apakah ini yang
membuat toyu keluar dari Bukit Pedang?"
"Sung-San " sebelum pinto melihat ada orang yang dapat dijadikan andalan,
terpaksa kita yang tua-tua mau-tidak mau harus menunjukkan kebodohan lagi.
Selentingan pinto juga mendengar munculnya Naga Sakti Berlengan Tunggal, Shi
De Hu dan pasangannya Hsing Li Fong. Keduanya menjadi pewaris-pewaris tokoh-
tokoh sakti. Sepak-terjangnya menggegerkan dunia kangouw. Demikian juga pinto
mendengar adanya pewaris Qicao Mowang dengan Shen Qi Cao Quan (dewa
membabat rumput)nya juga telah terdengar santer. Ada juga seorang pendekar
muda dari kalangan istana, kalau tidak salah namanya disebut orang sebagai
Bayangan Pedang, Gan Bu Tong. Sungguhpun demikian, pinto belum pernah
bertemu seorangpun di antara mereka. Pinto juga sangat tertarik dengan cerita yang beredar di kalangan kangouw tentang seorang dara muda yang menjadi ahli waris
Shen Ta Lek Ling Quan, dan kabarnya tidak diketahui nasibnya ketika terlempar di jurang maut dekat Baigongdian bersama tokoh muda belia yang dikenal dengan
panggilan Tianpin Er. Apabila pinto dapat bertemu dengan mereka dan melihat
dengan mata-kepala sendiri ilmu mereka, mungkin pinto tidak akan sampai
meninggalkan Bukit Pedang. Siancai " pinto sudah melihat kedasyatan dan
keganasan Qian-Long Lijin-di (Naga Hijau menaklukan bumi), dan Kai-Kongqi Cuan-
Hun (Membuka hawa, membuang sukma) " sepanjang sejarah wulin, tidak
seorang pendekarpun sanggup mengatasi kedua ilmu ini termasuk pendekar sakti
Sim Hong-Long."
"Hong Ming Toyu, saat ini kita sedang berhadapan dengan dua orang di antara
sekian nama yang Toyu sebutkan, ini dia Tianpin Er dan Coa Lie Sian guniang
pewaris Shen Tak Lek Ling Quan?"
"Apakah Tianpin Er itu muridmu Taysu" Cara dia memainkan Qi-tian Ying-tu sangat
luar-biasa."
"Ha " ha" ha" kalau mau dikatakan mana murid mana guru, pincenglah yang
seharusnya menjadi muridnya."
"Sahabatku benarkah itu" Dan bagaimana ia bisa memainkan Qi-tian Ying-tu begitu
sempurna?"
"Toyu, jangan meloncat karena terkejut kalau pinceng katakan."
Hong Ming Tosu menjadi sangat tertarik. Ia tahu betul sahabatnya dari Shaolinshi ini tidak pernah berkata yang bukan-bukan, sehingga apa yang dikatakan itulah yang
sesungguhnya. Ia menunggu lanjutan kata-kata Sung-San taysu dengan penuh
perhatian. "Hong Ming Toyu, Tianpin Er memang masih sangat muda, tetapi hawa sakti di
dalam dirinya seperti sudah terlatih berpuluh-puluh tahun lamanya. Hawa sakti kita berdua apabila digabung, juga belum tentu dapat mengimbanginya."
"Aah " !!"
Hong Ming Tosu menantap Yang Jing dari rambut sampai ke ujung kaki seolah-olah
sedang memeriksa ayam sabung. Ketika sampai pada sorot mata Yang Jing, ia
melihat mata itu bersinar lembut tetapi penuh dengan kekuatan dan pengaruh yang
sangat kuat. Sorot mata yang membuat orang yang dipandangnya mau tidak mau
menjadi tunduk.
"Dan yang lebih hebat, Toyu, Tiapin Er memiliki kemampuan Lijie Xishou Hexin wu-
xue (Pemahaman dan peresapan sari ilmu silat) yang pernah dimiliki oleh Tamo
Cosu ratusan tahun yang lalu."
Mendengar ini mau tidak mau Hong Ming Tosu melompat dari tempatnya saking
terkejutnya. "Aya " pinto harus mencobanya dengan Bu Yidong Tu (si pedang tanpa gerak),
tidak baik ilmu ini pinto bawa ke liang kubur."
Sehabis berkata demikian, ia mendekati Yang Jing yang lagi berkata serius dengan Lie Sian soal uji ilmu yang barusan mereka lakukan.
"Tianpin Er Sicu, maukah kau melayani pinto barang seratus jurus " hitung-hitung untuk melemaskan otot-otot pinto yang sudah mulai lapuk ini?"
"Laocianpwe, mana boanpwe berani."
"Zheng sicu, layanilah sahabat baik pinceng ini untuk saling mengenal." Seru SungSan Taysu.
"Laocianpwe, baiklah kita berolah-raga barang sebentar, semoga ini tidak berarti boanpwe bersikap tekebur memperlihatkan kebodohan."
Tidak menunggu terlalu lama, Hong Ming Tosu segera melayang berhadapan
dengan Yang Jing dengan jarak tidak kurang dari dua tombak. Sebuah pedang yang
bersinar kuning sudah berada di tangannya. Pedang itu jelas sekali merupakan
pedang pusaka yang sangat indah dan dasyat. Walaupun pedang ini selama di
tangan Hong Ming Tosu tidak pernah menghirup darah manusia, tetapi dengan
pedang ini, tosu tua ini telah membuat tokoh-tokoh bulim mandi keringat dingin
karena tidak berdaya menghadapi pedang yang tidak pernah kelihatan gerakannya
dan tahu-tahu sudah sampai pada titik-titik kematian lawannya.
Tanpa ragu-ragu,Yang Jing segera mengeluarkan suling bersisik emas yang disebut
Wulin Zhenli-zhengyi Xiangzheng. Ketika ia melihat pedang di tangan Tosu itu
mencorong lurus kedepan tanpa membuat gerakan apapun, ia segera berdiri
dengan posisi siap memainkan gerak diam dan gerak bergerak menurut Qi xing
(tujuh bintang). Keduanya diam tetapi sorot mata mereka saling menatap dengan
luar-biasa tajamnya. Entah siapa yang memulai membuka serangan, karena tidak
tampak kedua senjata itu bergerak, namun terdengar suara logam saling
berbenturan dengan desingan-desingan tipis-tajam yang sambung-menyambung
hampir tiada hentinya. Begitu suara itu hilang, mereka ternyata tetap pada posisi semula. Pertandingan yang kelihatannya tidak ada artinya apa-apa, tetapi bagi
Sung-San Taysu dan Coa Lie Sian yang melihat dengan sorot mata seorang ahli,
mereka dapat mengikuti pibu dengan hati yang berdebar-debar tegang.
Entah sampai pada jurus berapa, tiba-tiba kedua tubuh orang itu membumbung
tinggi ke atas dengan posisi pedang tetap diam, namun suara desingan dan
benturan pedang semakin nyaring dan menyayat-nyayat sangat hebatnya.
"Amithaba " amithaba " dua ilmu yang sama-sama cepat bagaikan kilat
menyambar dan membawa muatan tenaga sakti yang sangat tinggi dapat bertemu
hari ini. Toyu " hari ini engkau baru menemukan tandingan. Dan tampaknya,
Tianpin Er sama-sekali tidak dibawah angin " sungguh sangat perkasa bocah ini."
Keringat berketel-ketel membasahi dahi dan pelipis Hong Ming Tosu, tetapi yang
aneh, ia nampak gembira dan sangat bahagia. Dan yang lebih aneh lagi, kini Yang
Jing juga memainkan ilmu yang sama dengan yang dimainkan oleh Hong Ming
Tosu. Yang Jing sangat mudah menguasahi Bu Yidong Tu (si pedang tanpa gerak),
karena memiliki prinsip-prinsip yang sama dengan gerak diam dan gerak bergerak
menurut Qi xing (tujuh bintang). Perbedaannya hanya pada kelenturan dan
kebebasan. Prinsip gerak diam dan gerak bergerak menurut Qi Xing memiliki
kelenturan dan kebebasan yang mutlak artinya, dalam diamnya ia mampu
menembus sesuatu yang bergerak, betapapun cepatnya hal itu bergerak. Dan di
dalam gerak bergerak terkandung kebebasan yang tidak terbatas. Yang Jing
menjadi bebas untuk menggunakan gerak apapun, karena gerakan ini
sesungguhnya sudah berada di dalam benda lain yang bergerak betapapun cepat.
Karena ia sudah berada di dalam, otomatis ia memiliki gerakan yang ratusan kali
lebih cepat dari percepatan benda lain yang bergerak. Oleh sebab itu tidak
mengherankan kalau tahu-tahu ujung pedang atau suling di tangan Yang Jing
sudah "mampir" lebih dulu di tempat-tempat yang ia mau sebelum lawannya
mengerti apa-apa.
Pada saat Yang Jing dengan Lijie Xishou Hexin wu-xue dapat menyelami ilmu Bu
Yidong Tu , maka secara otomatis ia memainkan ilmu ini dengan pemahamnya
yang ajaib soalgerak diam dan gerak bergerak menurut QI Xing. Karuan saja Hong
Ming Tosu dibuat tercengang-cengang, karena hanya dalam waktu yang singkat,
Tianpin Er sudah dapat memecahkan bahkan menyelami ilmu dengan sempurna.
Pada saat-saat terakhir, tiba-tiba Hong Ming Tosu melengking nyaring, dan
sekonyong-konyong tubuhnya melesat keatas dengan kedua tangan dikembangkan
seperti elang. Dan secepat kilat, tubuhnya tiba-tiba meluncur ke arah Yang Jing
dengan ujung pedang lurus ke depan, dan tangan melentang ke belakang.
Benturan dan desingan kedua senjata yang berbenturan menimbulkan suara yang
sangat menyakitkan gendang telinga. Lagi, kedua senjata di tangan kedua orang itu tidak bergerak sama-sekali, namun serpihan-serpihan daun dalam bentuk kecil
beterbangan ke mana-mana seperti diiris-iris oleh ribuan pedang tajam.
"Laocianpwe, boanpwe menyerah kalah ". Terima kasih untuk pelajarannya."
Yang Jing sudah melayang keluar dari medan pibu dan diikuti pula oleh Hong Ming
Tosu. "Siancai " siancai " siancai ". Limapuluh tahun Bu Yidong Tu malang-melintang
di dunia kangouw, hari ini harus menyerah di tangan si Anak Gurun yang ajaib "
ha"ha"ha". Akhirnya sebelum pinto tutup mata di liang kubur, Bu Yidong Tu
sudah ada yang mewarisi sehingga ilmu ini tidak musnah. Tianpin Er " ajarkanlah
Bu Yidong Tu kepada nona Coa, karena ia juga berbakat menguasahi ilmu ini."
"Terima kasih Hong Laocianpwe " mulai hari ini teecu akan mengajarkannya
kepada Lie Sian Mei-mei."
"Hong Shifu, teecu Coa Lie Sian mengucapkan terima kasih."
Sambil berkata demikian kedua anak muda itu berlutut di hadapan kedua tokoh tua
yang kosen itu. Mereka berdua mengangguk-anggukan kepalanya, karena senang
melihat kerendahan hati Yang Jing dan Lie Sian.
"Tianpin Er dan Coa Lie Sian, sebelum pinto dan Sung-San Taysu pergi, pinto ingin memberitahukan beberapa hal. Pertama, kami mengambil keputusan untuk kembali
ke tempat pertapaan kami sambil meminjam Wulin Zhenli-zhengyi Xiangzheng
untuk kami teliti kemudian segera mencari dirimu untuk memberitahukan catatan
pendekar sakti Sim Hong-Long. Kedua, pinto minta tolong kalian berdua untuk
menyelesaikan masalah yang terjadi antara Hoashanbai dan Shaolinbai sebelum
terjadi pertumpahan darah. Ada golongan jahat yang mencoba mengadu domba
Hoashanbai dan Shaolinbai supaya kedua saling menghancurkan. Celakanya,
kedua belah pihak terpengaruh oleh siasat adu domba itu. Ketiga, sampaikan
kekuatiran kami berdua kepada Si Naga Sakti berlengan Tunggal, Shi De Hu dan
Nona Hsing Li Fong, si Dewa pembabat Rumput Shi Xinlong dan Nona Gan Juen
Ai, pendekar Bayangan Pedang, Gan Bu Tong. Keempat, seandainya sicu harus
menghadapi ilmu E-Qiangjie (jubah buaya) yang mujijat, Qian-Long Lijin-di (Naga
Hijau menaklukan bumi), dan satunya lagi yang belum muncul adalah Kai-Kongqi
Cuan-Hun (Membuka hawa, membuang sukma) sebelum kami berhasil menguak
catatan dari suling ini, cobalah menggunakan ilmu yang memiliki sifat menluluh-
lantakkan di dalam dengan tidak merusak bagian luar. Pinto duga di sekitar itulah kunci menaklukan ilmu siluman itu."
"Pinceng dan Hong Ming Toyu telah mengamil keputusan untuk menaruh tugas
maha berat ini pada pundak sicu berdua " selamat tinggal"..!" Kedua orang sakti
itu melayang lenyap menuju ke sebuah gunung dekat dengan biara Shaolin.
EPISODE II BAB 4: MENUNTUT KEADILAN DENGAN DARAH
Waktu itu tengah malam dan hujan lebat turun membasahi Kota Huayin, sebelah
timur kota besar Xi"an, propinsi Shaanxi. Serombongan murid-murid Hoashanbai lari tergopoh-gopoh ke arah sebuah kuil tua yang dikenal orang sebagai Yuquan Yuan
(Kuil Pualam Musim semi) untuk mencari tempat berteduh. Rombongan yang terdiri
lebih dari enampuluh orang itu rata-rata memilki gerakan gesit dan langkah-
langkahnya sangat ringan, menandakan mereka adalah ahli-ahli silat yang terlatih baik. Mereka memasuki kuil tanpa mengeluarkan suara. Dari raut wajah mereka
tampak bahwa mereka memiliki rasa penasaran yang ditahan-tahan dan dibarengi
dengan kemarahan yang seolah-olah ingin membakar jantung mereka sendiri.
Sesampainya di dalam kuil, segera mereka menyalahkan api unggun di tengah-
tengah ruangan kuil kosong itu. Seorang tosu yang rupanya menjadi kepala dari
rombongan ini tampak duduk bersila. Wajahnya keruh, dan sebentar-sebentar
tangannya meraba-raba gagang pedangnya.
"Huh " sungguh penasaran ". Sungguh penasaran ". Shaolinbai telah menghina
Hoashanbai. Sudah ratusan tahun dua perguruan saling hidup rukun dan saling
membantu dalam urusan dunia kangouw, kini mereka merasa lebih kuat dari kita
dan menjadi sombong. Dengan seenaknya mau menaruh pantatnya ke muka
Hoashanbai."
Tosu yang tinggi besar ini berkata sambil menekan lantai kuil dengan telapak
tangannya. Wajahnya merah padam menahan kemarahan. Lantai kuil menjadi
melesak membentuk lima jari tangannya. Inilah demonstrasi tenaga sinkang yang
sudah mencapai tingkat tinggi. Tosu ini dijuluki orang persilatan sebagai Baixin Tosu (Tosu hati putih), karena kepolosan dan kejujurannya. Ilmunya tidak berada di
bawah ketua Hoashanbai, Lam Bun To. Tubuhnya tinggi besar, dan suaranya besar
menggelegar. "Lui Kong Sute " katakan dengan jelas, dengan cara bagaimana duapuluh tujuh
anak murid Hoashanbai itu dibinasakan?"
"Suheng " mereka binasa dengan kepala remuk dihantam oleh pukulan telapak
tangan Buddha dari Shaolinbai. Dan sebagian lagi dadanya hangus terkena hawa
sakti Sembilan Bayangan Lohan, juga ilmu khas Shaolinshi."
"Penasaran ". Penasaran ".kita harus menuntut keadilan dengan darah, lain cara
dirasa sudah tidak ada lagi!!!"
Suasana menjadi sunyi senyap sehingga menimbulkan perasaan was-was yang
tidak enak sekali. Masing-masing mengambil sikap diam dan duduk siulan untuk
mengumpulkan tenaga. Selagi mereka duduk diam dengan perasaan tegang,
karena sebentar lagi mereka akan bersama-sama menggempur Shaolinshi dengan
taruhan nyawa, tiba-tiba dari arah luar terdengar suara keras yang dikerahkan
dengan sinkang yang bukan main kuatnya.
"Para tosu dan murid-murid Hoashanbai yang telah mengambil jalan sesat "
keluarlah!!!! Kami para murid Shaolinshi hendak menuntut keadilan dengan darah
atas pembunuhan-pembunuhan kejih yang kalian lakukan " keluarlah, atau kami
membakar kuil tua ini!!!!!"
Betapa terkejutnya Baisin Tosu dan Lui Kong Tosu mendengar tuduhan-tuduhan
yang disampaikan oleh orang-orang dari Shaolinshi itu. Dengan kemarahan meluap-
luap mereka berdua segera melayang keluar sambil menghunus pedangnya.
"Hwesio keparat " sejak kapan kalian begini lihai memutar-balikkan kenyataan.
Siapakah yang membunuh dan siapakah yang terbunuh. Apakah kalian sudah
berubah menjadi pengecut-pengecut hina-dina " pintolah yang harus berkata,
"menuntut keadilan dengan darah" Ya " dengan darah " darah tebusan atas
duapuluh tujuh saudara-saudara kami yang kalian bunuh tanpa alasan ". Keparat
" jahanam!!!"
"Julukanmu perlu diubah menjadi Heixin Tosu (tosu hati hitam) " bukanlah
duapuluh lima murid Shaolin telah dibokong dari belakang dan dibinasakan tanpa
ampun dengan Hoashan dianxue (jenis totokan yang mengarah kepada bagian
syaraf kematian), dan lainnya tersayat-sayat secara mengerikan karena tebasan
Hoashan It Kiamsut pada saat mereka mendaki Baichi Xia dan Laojun Li. Hmm "
sungguh patut disayangkan hubungan baik antara Shaolinshi dan Hoashanbai sejak
jaman nenek-moyang kini dirusak oleh manusia-manusia jahat seperti kalian.
Pinceng tidak bisa tinggal diam, sebab apabila kejahatan dibiarkan terus tanpa
hukuman, kejahatan akan terus hidup dan berkembang. Amithaba " amithaba "
pinceng sekali-kali tidak akan membiarkan kejahatan yang memakan kurban
manusia tidak berdosa dibiarkan berlalu begitu saja" hari ini pinceng harus
menuntut keadilan dengan darah?".harus!!"
"Siancai " siancai, para keledai gundul dari Shaolin kini berani menunjukkan
kesombongan, sudah melempar batu, berani menyembunyikan tangan lagi. Sudah
jelas orang Shaolinbai membunuh-bunuhi duapuluh tujuh murid Hoashanbai dengan
Telapak tangan Buddha dan Sembilan bayangan Lohan, kini datang-datang
menuduh kami yang membunuh para murid Shaolinshi. Sungguh para durjana yang
pandai bersilat lidah. Jangan banyak berbicara lagi, mari kita selesai urusan ini dengan pedang!"
Setelah berkata demikian, Baisin Tosu dan Lui Kong Tosu segera memimpin
serangan dasyat ke arah rombongan Shaolinbai dengan kebencian yang seakan
sudah tidak dapat dibendung lagi.
"Tosu-tosu sesat, hari ini harus dibasmi dari muka bumi " mari, kita binasakan
tosu-tosu berhati iblis itu!"
Maka tidak dapat dicegah lagi pertempuran sengit pecah di malam buta yang
disaksikan oleh Derus hujan yang sangat deras. Ilmu pedang Hoashanbai disambut
dengan barisan toya yang kuat dari Shaolinbai. Sedangkan Baisin Tosu sedang
dihadang oleh seorang hwesio kosen, Huangjin xin Heshou (Paderi berhati emas).
Sedangkan Lui Kong Tosu harus berhadapan dengan Gangshou Heshou (Paderi
bertangan besi) yang lihai bukan main. Kurban-kurban dikedua belah pihak mulai
berjatuhan. Darah bercampur dengan air membasahi halaman depan Yuquan Yuan.
Sungguh patut disayangkan, kedua perguruan yang dikenal sebagai tempat orang-
orang suci melatih diri dengan ilmu dan disiplin yang tinggi, kini saling berhadapan sebagai musuh-musuh yang harus dibinasakan. Mereka semua berubah menjadi
iblis-iblis yang haus darah. Semua ilmu yang mereka pelajari dipergunakan sebagai senjata untuk saling membinasakan. Sekali lagi, kemarahan yang meledak-ledak
bisa membawa sesorang jatuh dalam kejahatan. Mata hati dibutakan, sehingga ia


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tidak bisa melihat kebenaran lagi. Yang terbersit dalam pikirannya adalah
bagaimana menghabisi orang-orang yang dianggap musuh dengan cara sekejih-
kejihnya. Kemarahan menghanguskan cinta-kasih, kemarahkan memporak-
porandakan naluri kemanusiaan, dan sekali lagi, kemarahan membuang surga
memilih neraka.
Banyak orang menganggap menekan nafsu dengan cara merenung dan menjauhi
sumber nafsu. Betulkah itu" Sepanjang sejarah kehidupan manusia, teori semacam
ini dirasa sudah lapuk, karena nafsu yang dikekang, bukannya menurun
intensitasnya, sebaliknya ia bertambah kuat. Semakin dikekang, ditindas, atau pun dijauhi, semakin ia menjadi perkasa dan makin dekat. Karena nafsu itu sudah
berada di dalam hati, perasaan asali dari manusia yang tidak sempurna, bukan
berasal dari luar dirinya. Demikian juga dengan nafsu amarah, ia muncul sebagai
imbas dari nafsu-nafsu yang selama ini tertindas, terkekang, ataupun dicoba untuk dijauhi.
Sudah ada puluhan orang yang mandi darah, dan beberapa nyawa melayang
secara sia-sia. Sungguhpun demikian, kedua kelompok ini tidak ada tanda-tanda
untuk menyudahi pertikaian berdarah, bahkan pertempuran sudah hampir mencapai
puncaknya. Keempat orang yang paling kosen, masing-masing sudah
menlancarkan ilmu-ilmu simpanannya dengan tujuan terbunuh atau membunuh.
Namun, rupanya Tuhan masih tidak menghendaki manusia-manusia yang telah
dibutakan oleh nafsu amarah itu saling menyembelih sebelum permasalahan dibuat
jelas, karena sekonyong-konyong muncul dua orang pengemis yang langsung
mendorogn orang-orang yang sedang bertempur itu dengan kekuatan yang maha
dasyat. Tidak dapat dicegah, orang-orang itu mencelat kesana-kemari seperti
diterjang badai-topan.
"He " he " he " cucuku, lihatlah pendeta-pendeta suci itu berubah menjadi
orang-orang yang haus darah " tidak makan daging, tetapi menghirup darah
manusia " sungguh mengerikan."
Kedua kelompok itu sangat terkejut ketika diterpah oleh dorongan hawa sakti yang luar-biasa kuatnya, sehingga dapat membuat mereka semua terlepar jauh dalam
waktu sekejab saja. Dapat dibayangkan betapa murkanya mereka ketika
mengetahui yang berbuat hanya dua orang gembel.
"Gembel-gembel bosan hidup " enyahlah dari tempat ini, atau jiwamu melayang
juga!" "Amithaba " siancai "siancai " bukanlah seharusnya hwesio dan tosu yang
mengucapkan kata-kata ini dengan penuh welas asih" Tetapi malam ini kami, dua
gembel yang harus berkata, "amithaba " siancai " siancai " darah dan nyawa
melayang dimakan oleh hwesio dan tosu yang sudah kehilangan pikiran sehat dan
jernih." Betapa malunya kedua kelompok ini mendengar apa yang dikatakan pengemis
gembel di depan mereka sambil cengar-cengir.
"Kongkong " kenapa tadi malam kongkong memukul tumitku dengan tongkat?"
"Enak saja menuduhku memukul tumitmu " buktinya apa bahwa aku memukul
tumitmu tadi malam, ayo sebutkan!!"
"Kongkong sudah lempar batu, pakai sembunyi tangan segala. Buktinya gampang
sekali " karena kongkong memegang tongkat!!! He " he " he".sekarang mau
menyangkal?"
"Huh " dasar anak bodoh, jadi karena kongkongmu memegang tongkat, maka
engkau menuduh kongkonglah yang memukul tumitmu. He"he"he"teori yang
tekebur dan lepus " kalau teori itu benar, maka semua yang memegang tongkat
harus dituduh memukul tumitmu?"
Si pengemis satunya hanya garuk-grauk kepala saja.
"Tapi " ciri-ciri dan bekas luka pada tumitku sama persis dengan tanda-tanda yang ada pada tongkat kongkong " habis siapa lagi?"
"He"he"he"cupet "cupet"dan tekebur. Kalau engkau mencari keadilan dengan
teori cupet dan tekebur itu, maka tidak ada lagi kebenaran dan keadilan di muka
bumi ini. Sekarang " tadi malam ada orang memukul kepalaku dengan sepatu
rumput. Keesokkan harinya, aku melihat engkaulah yang memakai sepatu rumput,
kalau aku punya teori goblok dan cupet sepertimu, dengan mudah sekali akau bisa
menuduhmu. Tetapi aku tidak mau, karena apabila aku menuduhmu tanpa
menggunakan ini (Sambil menunjuk kepala bagian otaknya), si pelempar sepatu
rumput yang asli akan tertawa terpingkal-pingkal karena tipu muslihatnya ternyata berlaku."
"Kalau begitu itu namanya apa kongkong?"
"Itu namanya "Kemalasan", malam berpikir, maka dengan seenaknya menuduh.
Menuduh itu gampang, tetapi membuktikan tuduhan itu benar, bukan soal hanya
mengangkat pedang " he"he"he"orang-orang malas, ayo pakai otakmu, dan
buktikan bahwa tuduhan itu benar. Jangan "jangan " engkau justru membantu si
pembunuh asli untuk menggantikan tugasnya membunuh."
Betapa terkejutnya Baixin Tosu, Lui Kong Tosu, Huangjin xin Heshou, dan
Gangshou Heshou mendengar perkataan-perkataan dua pengemis itu. Wajah
mereka menjadi pucat pasih, sebab apabila perkataan itu benar " ini sungguh-
sungguh benjana yang sangat memalukan.
"Kongkong " apakah sembilan bayangan Lohan hanya dimiliki oleh orang-orang
dari biara Shaolin" Apakah Hoashan dianxue hanya dimiliki oleh orang
Hoashanbai?"
"Oh " tidak-tidak cucuku. Akupun bisa memainkan ilmu itu."
"Kongkong bisa memainkan ilmu itu walaupun kongkong bukan dari Shaolinshi
ataupun Hoashanbai?"
"He" he"he" jangan bodoh cucuku, dunia ini luas dan langit itu tinggi. Kalau aku memang bisa memainkan ilmu-ilmu itu, apakah engkau akan menuduh akulah si
pembunuh itu ho "ho"ho"ho" jangan tekebur!! Lihatlah dan perhatikan ilmu apa
yang kumainkan ini"
Pengemis bercaping lebar itu tiba-tiba menggerakan tubuhnya begitu luar-biasa dan bersilat dengan memainkan jurus-jurus yang tampak gagak perkasa. Tubuhnya
sebentar nampak dan sebentar hilang. Permainannya cepat, kuat, dan sangat
sempurna. "Amithaba " itu jurus-jurus Sembilan Bayangan Lohan."
Begitu selesai pengemis itu memainkan Sembilan bayangan Lohan, segera ia ganti
memainkan ilmu silat yang gerakannya seperti menotok. Yang luar-biasa, ilmu ini
sekali bergerak menyeruak ke duabelas syaraf kematian. Sedangkan tangan kirinya
memainkan ilmu pedang yang bukan main lihainya.
"Siancai " siancai " tangan kanan memainkan Hoashan dianxue, sedangkan
tangan kirinya Hoashan It Kiamsut. Dua ilmu rahasia dari Hoashanbai dimainkan
secara bersamaan dengan cara begitu dasyat. Siapakah orang ini?"
"Berhenti "!!! Tanpa dikomando keempat orang kosen dari kedua kelompok tiba-
tiba sudah melayang di hadapan dua orang pengemis itu.
"Siapakah sicu sekalian " apakah maksud sicu berbuat demikian?"
"Jiwi totiang dan laoshifu " maafkanlah kami orang muda mencampuri urusan jiwi.
Kami terdorong oleh rasa sayang, rela mengorbankan nyawa untuk melerai
pertumpahan darah yang sia-sia ini."
"Pertumpahan yang sia-sia" Apakah maksud sicu?"
"Ha" ha"ha" jangan mendengar omongan gembel edan itu " sudah jelas orang-
orang Hoashanbai yang membunuh-bunuhi banyak murid Shaolinshi, mau tunggu
apalagi" Apakah akan menuntut keadilan dengan berdiam diri" Hei " gembel
tengik, apakah engkau memiliki nyawa rangkap sehingga berani berdiri di tengah-
tengah harimau yang sedang berkelahi."
Kedua pengemis itu sudah melihat empat sosok bayangan yang melesat dengan
sangat ringannya di hadapan mereka. Empat orang itu terdiri dari seorang hwesio
setengah tua, seorang kakek berambut riap-riapan, dan dua orang pemuda tengik:
Chu Hung Kiau dan Xue Jia Qiongmo (satrawan tampan berhati iblis).
"Mantan jendral Li Jinglong selamat bertemu kembali. Jadi sekarang dari menyamar sebagai Bupun Ongya yang gagal melakukan pembrontakan, kini menyamar
sebagai Shaolin Hwesio untuk mengadu domba Hoashanbai dan Shaolinbai.
Apalagi dibantu oleh dua manusia busuk seperti Hung Kiau dan Xue Jia Qiongmo.
Kejahatanmu sudah bertumpuk-tumpuk, entah apa yang layak menimpa dirimu,
yang jelas kejahatan tidak boleh dibiarkan berlalu begitu saja, ia akan tumbuh
sayap, berkembang-biak makin hebat, dan kebaikkan akan tidak ada nilainya lagi."
"Gembel bangsat, siapakah kau berani omong sembarangan di hadapanku?"
"Aku orang lama yang sudah kau kenal dengan panggilan Tianpin Er dan nona ini
juga sudah kau kenal dengan baik, Coa Lie Sian Lihiap."
Saking terkejutnya, ketiga orang itu melompat ke belakang kecuali si orangtua
berambut riap-riapan.
"Kau " kau "masih hidup"!"
"Thian masih menghendaki aku bertemu dengan jiwi, aha " sangat tidak terduga-
duga " apakah jiwi senang sekali bertemu kembali denganku?" Sambil berkata
demikian Yang Jing dan Lie Sian membuka caping gembel busuk yang lebar.
"Senang sekali nenekmu!! Hari ini kebetulan, kami akan segera menamatkan
riwayatmu!!" Xue Jia Qiongmo melotot marah sekali, tetapi masih ada rasa gentar
untuk menyerang Tianpin Er.
"Li Goanswe, jangan memberi hati sama bocah keparat ini, mari kita habisi nyawa
busuknya!!!"
Sebelum mereka bertiga bertindak menyerang, tiba-tiba terdengar bentakan keras
sekali yang keluar dari mulut Baixin Tosu.
"Manusia "manusai busuk, jadi kalianlah yang membunuh duapuluh tujuh murid
Hoashanbai dan menghabisi duapuluh lima pendekar Shaolin untuk mengadu
domba?" "Ha " ha".ha"itu hanya sekedar siasat perang, apa salahnya" Terus terang
akulah yang membunuh duapuluh tujuh murid-murid kelas teri dari Hoashanbai
dengan Telapak Tangan Buddha dan menyergap sebagian lagi dengan sembilan
bayangan Lohan " ha"ha"ha"ha"bukanlah itu strategi perang yang hebat.
Itulah siasat yang disebut Meminjam tangan menduduki tahta."
"Jendral pecundang, jangan bermimpi siasatmu sudah berhasil. Kami orang-orang
Hoashanbai dan Shaolinbai tidak mudah dikelabui siasat tengik semacam itu."
"Ha"ha"ha"sok pintar, tetapi lebih dungu dari keledai. Coba lihat siapa yang
membunuh puluhan anak murid Hoashanbai dan siapa yang membelah dada dan
memecahkan kepala puluhan murid-murid Shaolinbai" Lihat mayat-mayat mereka
bergelimpangan dan masih hangat".ha"ha"ha"apa kau masih mau berkata,
"orang Hoashanbai dan Shaolinbai lebih pintar dari keledai " ha"ha".ha".!"
Meledaklah suara orang banyak dari berbagai penjuru.
Pucatlah wajah-wajah para tosu dan hwesio dari kedua perguruan besar itu. Dan
mereka sangat terkejut ketika menyadari bahwa mereka semua sudah terkurung
oleh ratusan tentara pembrontak dari berbagai jurusan dengan senjata lengkap.
"Apabila tidak ada dua tikus usil yang turut campur, niscaya kalian semua sudah
saling bunuh, sehingga kami akan dengan sangat mudah menghabisi nyawanya!"
"Manusia binatang " jika kau yang membunuh orang-orang Hoashanbai, siapa pula
yang membunuh pendekar-pendekar Shaolin?"
"Ha"ha".kalian calon bangkai ". Tetapi tidak apalah tahu soal ini, supaya
arwahmu tidak menjadi penasaran. Dengarlah, yang membunuh orang-orang
Shaolin memang orang asli dari Hoashanbai, supek kalian sendiri yang dikenal
sebagai Hoashan It Mokiam (Iblis Pedang Tunggal dari Hoashanbai)."
Tidak terasa dua tosu itu mundur tiga langkah mendengar nama Hoashan It Mokian
disebutkan. "Dia bukan orang Hoashanbai lagi karena sudah dipecat oleh kakek guru kami!"
Baixin Tosu berteriak sambil melirik ke orang-tua yang berambut riap-riapan. Namun tampak jelas ada kegelisahan mewarnai wajahnya.
"Tikus " tikus kecil Hoashanbai berani berlagak di hadapanku, ayo sini maju sedikit lagi " segera kukirim jiwamu ke hadapan Giamlo Ong!"
"Para Hoashan Toyu, biarlah kami dari Shaolinshi yang mengurus pembunuh
saudara-saudara kami." Tanpa banyak cakap lagi Huangjin xin Heshou, dan
Gangshou Heshou segera mengirimkan serangan-serangan maut yang hebat
sekali. "Keledai " keledai gundul bosan hidup!"
Segera Hoashan It Mokiam menyambut serangan kedua orang hwesio itu juga
dengan serangan yang hebat pula. Tidak ayal lagi pertempuran mati-hidup antara
Hwesio-hwesio kosen dari Shaolinbai melawan dedengkot ilmu silat Hoashan yang
murtad. Ilmu orang tua berambut jambrik ini ternyata masih lebih tinggi dari dua orang Hwesio itu. Serangan-serangannya berhawa maut dan semuanya apabila
terkena akan membawa luka-parah bahkan kematian. Sungguhpun demikian,
tidaklah mudah mengalahkan Huangjin xin dan Gangshou Heshou, karena mereka
berdua ini termasuk orang-orang pandai di Shaolinbai.
Sementara itu Baixin dan Lui Kong Tosu juga sudah merangsek ke arah Li Jinglong.
Namun sekali sampok, kedua tosu itu dibuat mencelat ke belakang.
"Ha"ha"ha"gurumu sendiri, Hongxin Tojin, belum tentu dapat mengalahkan aku,
apalagi kroco macam dirimu " ha"ha"!" Sambil mengejek, mantan jendral ini
menyerang dua orang ini dengan ilmunya yang terkenal sangat mengerihkan Yun
Xue Liao Linghun (awan salju merogoh sukma). Inilah ilmu maut yang telah banyak
memakan kurban jiwa para pendekar. Segera uap seputih salju bergulung-gulung
keluar dari kedua telapak tangannya. Sekali tersentuh oleh dorongan maut upa putih yang mengandung racun ular putih yang sangat jahat, kontan isi perut dan dada
kedua Tosu itu membeku. Kedua tosu berada dalam saat yang kritis sekali, karena
mendadak kepala mereka pusing, dan mereka hanya melihat datangnya serangan
hebat mengarah dada dan leher mereka masing-masing. Sadar bahwa hidup
mereka tidak bisa ditolong lagi, kedua orang ini menjadi nekad. Dengan
mengarahkan pedangnya kedepan, mereka menerjang dengan jurus Qinghu tou
liaoxin (melupakan kepala mengambil hati) " jurus bunuh-diri tetapi sekaligus
membunuh lawan. Terkesiap juga Li Jinglong melihat kenekadan kedua tosu itu.
Tetapi ia justru menambah kekuatan ilmunya, dan sambil terus tersenyum mengejek
ia melesat dengan sangat cepatnya ke arah mereka.
"Hei " jendral tengik tanpa pasukan ". Perlahan dulu, nonamu mau punya urusan
denganmu!!"
"Traaaaaang ?"". Dessssssss!!!"
"Aya ?"!!"
Betapa terkejutnya Li Jinglong ketika sebuah tangan putih halus sudah memapak
serangannya dan sekaligus menyampok dua pedang tosu itu dengan suling merah
di tangannya. Ketika ia mendongakkan kepalanya, ia melihat seorang gadis luar-
biasa cantiknya berdiri di depannya sambil cengar-cengir menjengkelkan.
Pakaiannya yang seperti gembel itu sangat kontras dengan kulit tubuhnya yang
putih mulus. "Hi "hi " hi" sudah tua, lelah, dan loyo " jangan keburuh nafsu, nanti penyakit
jantungmu kumat lagi ".nanti bukan kepalamu yang digunduli, malah-malah "
lehernya jadi gundul"!"
"Gadis liar " siluman tengik " hari ini kan kuhirup darahmu". Kukorek
jantungmu!!!!!"
Dengan kemarahan yang meluap-luap, Li Jinglong menyerang Lie sian. Yang
diserang cuman tertawa hahahihi sambil memegang suling merah itu lurus ke
depan. Kelihatannya tidak bergerak, tetapi tahu-tahu sudah menghajar perut,
hidung, pipi dan bagian-bagian yang membuat lawan terkial-kial saking geli, sakit, dan kesemutan di sana-sini.
Li Jinglong menjadi amat sangat murka diperlakukan seperti orang pesakitan oleh
gadis cantik ini. Ilmunya Yun Xue Liao Linghun (awan salju merogoh sukma)
menjadimati kutu, karena sebelum ia menggerakkan sinkangnya, tahu-tahu
suling"nakal" itu sudah mampir di bagian diantan kontan hawa saktinya berhenti
bergerak. Ia mencoba berkali-kali, tetapi hasilnya sama saja. Matanya menjadi
jelalatan seperti maling ketemu pencopet. Inginnya mengikuti gerakan suling merah itu, tetapi ia hanya melihat suling merah diam tidak bergerak sama-sekali. Diam-diam ia menjadi kalut, keringat dingin mulai membasahi leher dan jidatnya.
Sedangkan Baixin dan Lui Kong Tosu menjadi terheran-heran melihat ilmu silat
yang dimainkan oleh Lie Sian.
"Sute" bukankah itu Bu Yidong Tu yang dimiliki oleh supek Hong Ming Tosu"
Apakah gadis ini murid tunggalnya" Aduh lihai sekali " masih sangat muda, tetapi sudah menguasahi ilmu langka yang paling sukar dipelajari di Hoashanbai."
"Jendral bau " mau terus bertempur atau sudah kapok dan siap menyerah" Kalau
menyerah "nonamu bisa mengampuni, tetapi harus berkata: "Aku anak kura-kura
" aku anak kura-kura tidak berani kurang-ajar lagi terhadap Hoashanbai dan
Shaolinbai."
Melihat gelagat Li Jinglong dipermainkan oleh gadis muda yang kecantikannya
membuat dua pemuda bajul jungkir-balik, Hung Kiau dan Xue Jia Qiongmo, tiba-tiba turut menerjang maju. Dengan sangat curang dan kurang-ajar, mereka menyerang
bagian-bagian yang sangat pribadi pada diri seorang wanita.
"Hmm " pemuda buaya kurang-akar, hari ini nonamu tidak akan membiarkan
kejahatanmu terus merajalela!"
Lie Sian yang sudah marah sekali itu membiarkan serangan dua pemuda itu
berjarak kira-kira dua dim dari bagian tubuhnya yang paling pribadi, tetapi tiba-tiba, kedua pemuda itu menjerit nyaring.
"Aughhhhhhhhhhhhh ". "
Dan bersamaan dengan suara itu, tubuh mereka berdua ambruk dengan kedua
tangannya hangus dihantam oleh hawa sakti ilmu Huo Jiu Liu Quan (enam jurus
rajawali api). Bukan hanya sampai di situ, Lie Sian sekonyong-konyong
menyusulkan serangan selanjutnya yang membuat kedua tangan yang hangus
menjadi hancur luluh karena serangan suling merahnya. Tubuh kedua pemuda itu
limbung, kemudian jatuh dengan suara merintih-rintih. Muka mereka menjadi merah
padam karena pengaruh hawa Liu Quan Huo Jiu (enam jurus rajawali api).
Sementara itu, Hoashan It Mokiam membuat Huangjin xin dan Gangshou Heshou
tidak berdaya. Pada saat ia akan menghabisi kedua hwesio itu, serangannya
terhenti karena ia mendengar jeritan yang keluar dari mulut Hung Kiau dan Xue Jia Qiongmo. Segera ia meninggalkan kedua orang itu, kemudian tiba-tiba ia melayang
menyambar dua pemuda busuk itu.
"Hmm " lihai juga gadis cantik ini!"
"Mokiam " hati-hatilah " ia sangat lihai!" Kata Li Jinglong.
Mana mau orang tua berambut jambrik ini mendengar omongan Jinglong, malah ia
menganggap Jinglong yang goblok.
"Hei gadis edan " ayo menyerah dan pergi menjadi muridku, baru jiwamu akan
bisa selamat." Katanya sambil menatap Lie Sian dari ujung kaki sampai ujung
rambutnya. Tubuh Lie Sian yang indah itu habis dilalap oleh sinar matanya yang
jelas-jelas memancarkan birahi yang tidak lumrah.
Seram dan bergedik Lie Sian melihat sinar mata yang berminyak itu. Cepat-cepat ia menggerahkan sinkangnya untuk menahan perasaannya yang tiba-tiba merasa
terancam. Bagaimanapun juga Lie sian tetap seorang gadis yang suci bersih.
Menghadapi sinar mata yang penuh nafsu birahi, iajadi gugup dan tubuhnya sedikit gemetar karena ngerinya. Begitu ia sudah kuat menahan perasaannya, segera ia


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menatap iblis tua itu dengan berani.
"Hoashan It Mokiam " makin tua, makin gila " jangan menatap aku dengan mata
srigala yang tidak tahu malu itu " aku merasa sangat jijik!"
"Ho "ho"ho" ayo cepat berlutut dan mengangkatku menjadi guru, baru aku bisa
mengampuni jiwamu."
"Hi " hi" iblis tua tidak tahu malu, ilmumu itu sudah tidak murni Hoashan It kiam, sudah banyak bercampur dengan ilmu-ilmu picisan lainnya. Mana mampu engkau
menghadapi ilmu asli Hoashanbai."
"Biarpun ketua Hoashanbai sendiri, belum tentu bisa bertahan barang seratus jurus menghadapi calon shifumu " ayo, cepat berlutut, aku sudah tidak sabar lagi, akan kuajar menikmati pengalaman surga yang tidak pernah kau impikan sebelumnya.
Engkau pasti puas! Biarpun tubuhku sudah agak tua, tetapi kekuatanku masih lebih hebat dari sepuluh orang muda!!!" Tidak terasa ia meneteskan air liur begitu
matanya melihat bagian-bagian yang menjadi kebanggaan seorang wanita.
Jakunnya naik turun dan lidahnya sedikit-dikit keluar seperti anjing lagi birahi.
"Kalau engkau orang tua bau tengik bisa membuat kakiku mundur setombak, aku
akan dengan senang hati menjadi muridmu."
"Bagus!!!"
Belum habis kata-katanya ia sudah menyerang sepasang buah yang mulai ranum di
dada Lie Sian, sedangkan tangan kirinya mencoba mengelus dagunya. Jenis
serangan yang tidak tahu malu dan sangat kurang ajar. Tetapi ia menjadi sangat
terkejut dan segera menggelinding sejauh dua tombak, ketika tahu-tahu suling
merah di tangan gadis itu, entah kapan sudah sampai di jalan bagian dekat
lehernya. "Iiih " Bu Yidong Tu" siapakah kau" Apa hubunganmu dengan Hong Ming Tosu?"
"Baru sejurus sudah pucat mukamu " kau tanya apa hubunganku dengan Hong
Ming Tosu " tanya sendiri sama orangnya" mau kupanggilkan?"
"Apa" Dia berada di sini" Hong Ming Tosu berada di sini" ". Jinglong, bawa
pasukan dan mari kita segera pergi!"
Segera ia melesat pergi dengan cepat meninggalkan tempat itu. Li Jinglong
bersama dengan dua pemuda bajul itu juga melangkah pergi dengan cepat.
EPISODE II, BAB 5: BAYANGAN DEWA
Sungguh diluar dugaaan, begitu Lin Jinglong meninggalkan tempat itu, serentak
pasukan yang terdiri dari orang-orang utara tembok besar mulai bergerak cepat
menyerang. Gemuruh derap kaki mereka dengan senjata lengkap meluruk bagai
srigala berebut mangsa.
"Sungguh celaka,kita semua terjebak di sekitar kuil dan semua jalur keluar telah ditutup oleh banyaknya pasukan pembrontak. Tidak ada pilihan kecuali menyambut
serbuan mereka. Cuwi dari Shaolinbai, mari kita menebus kesalahan kita masing-
masing dengan saling bahu-membahu membuka jalan darah untuk keluar dari
tempat ini. Musuh terlampau banyak. Jikalau kita tidak bisa keluar dengan jalan
darah, maka tamatlah riwayat kita dengan hati penasaran karena rahasia
perselisihan diantara kita tidak bisa diberitakan kepada dua perguruan." Baixin Tosu bereseru dengan suara nyaring.
"Hoashan Toyu, kami sehati dengan toyu, mari ?"!!"
Sehabis mengambil keputusan bersama, orang-orang Hoashanbai dan Shaolinbai
bergabung menyambut serangan ratusan prajurit pembrontak. Perang yang tidak
seimbang ini pecah di tengah-tengah dirus hujan yang luar-biasa lebatnya. Patut
diberi acungan jempol, setiap orang dari mereka ternyata bukan lawan yang empuk
bagi prajurit-prajurit itu karena mereka terdiri dari ahli-ahli silat yang terlatih cukup.
Satu orang dikeroyok oleh sepuluh lebih pasukan.
"Sian Mei " jangan membunuh orang " cukup lumpuhkan mereka."
"Jing Ko, aku mengerti " akan kukontrol gerakan dan tenagaku sehingga tidak
sampai membunuh mereka, tetapi mengutungi tangan dan kaki serta
menghancurkan gigi-gigi mereka boleh khan twako " emangnya Lie Sian ini
kuntilanak yang haus darah?"
Mulailah dua orang ini membagi-bagi pukulan ke sana kemari. Dua orang ini
berkelebat-kelebat seperti bayangan yang tidak diketahui darimana muncul dan
perginya. Dan hebatnya, setiap kibasan kedua tangan mereka, membuat enam
sampai sepuluh prajurit menjadi terlempar menghantam teman-teman sendiri. Ada
yang patah kaki dan tangannya, ada remuk lutut kaki, sikut, bahkan gigi-gigi
mereka. Yang paling sial adalah mereka yang bertemu dengan Lie Sian, kedua
tangan gadis cantik ini ternyata lebih menakutkan dari gerakan Yang Jing, karena setiap kibasan tangannya membuat prajurit-prajurit itu tidak bisa bangun lagi, karena rata-rata tulang rusuk mereka menjadi patah-patah. Ulah sepasang pendekar muda
ini membuat geger di tengah-tengah prajurit-prajurit itu. Mereka berteriak-teriak memanggil pertolongan lebih banyak untuk mengertubuti dua orang ini, tetapi
berapapun besar jumlah yang datang, bayangan sepasang orang muda itu
membuat para prajurit menjadi gentar dan mulai mundur menjauhi mereka.
"Bayangan Dewa " bayangan dewa " silumankah kedua orang itu " hih ". !!!!"
Mereka berteriak-teriak dengan ucapan yang sama. Maka sebentar saja tersiar di
tengah-tengah perang kecil sebuah kisah sepasang bayangan dewa yang membuat
para prajurit kocar-kacir tidak tentu arah lagi.
Tetapi karena jumlah mereka teramat banyak, begitu tergempur duapuluh orang
muncul pula duapuluh yang lain. Keadaan seperti ini terjadi silih berganti dan susul menyusul. Jia terjadi keadaannya seperti ini, kemungkinan sampai menjelang pagi, perang tidak akan pernah selesai. Mayat sudah berserakan di mana-mana akibat
amukan para murid-murid Hoashanbai dan Shaolinbai yang ingin membalas
dendam. Tetapi lama-kelamaan mereka menjadi lelah juga. Mulailah pedang, golok,
atau senjata lainnya melukai mereka satu demi satu. Luka-luka itu menjadi-jadi
karena dirus air hujan seolah turut membuka luka-luka itu semakin parah. Mulailah berjatuhan kurban di antara mereka. Situasi ini juga terlihat oleh Yang Jing dan Lie Sian, tetapi mereka tidak bisa terlalu banyak membantu karena jumlah prajurit
pembrontak itu bukan main besar jumlahnya. Sepertinya tidak pernah habis
jumlahnya. Di tengah-tengah suasana yang kecau-balau inilah tiba-tiba dari arah selatan kuil terdengar suara derap kaki kuda yang bergemuruh. Pasukan berkuda yang
berjumlah besar itu langsung menyerbu pasukan pembrontak. Seorang pemuda
berkaki buntung memimpin penyerbuan ini dengan gagah berani. Gerakannya luar-
biasa cepat, sebentar saja tubuhnya yang melejit-lejit itu sudah memporak-
porandakan pertahanan pasukan pembrontak. Pedang di tangannya bagaikan
bayangan setan yang tidak mengenal ampun. Kemana saja pedang itu berkelebat,
pasti terdengar jeritan menyayat hati karena bersamaan dengan itu kalau tidak tiga atau lima orang prajurit tumbang dengan tubuh mandi darah, berkelejotan kemudian binasa. Sekonyong-konyong dari arah utara terdengar suara mengguntur:
"Pasukan berkuda jendral Gan Bing datang " para prajuritku untuk sementara kita
munduuuuuuuuuuuuurr?"?"?"?"?"..!!!!" Itulah suara Li Jinglong yang
dikerahkan dengan khiekang.
Dalam waktu sekejab saja, semua pasukan pembrontak sudah menghilang beserta
mayat teman-temannya juga turut menghilang.
"Tong Koko " terima kasih engkau segera datang."
"Jing Di " oh Tuhan syukurlah .. ternyata engkau masih hidup."
Panglima muda Gan Bu Tong segera turun mendekap Yang Jing kuat-kuat, "Jing Di
" ternyata engkau selamat " Namita akan sangat bergembira mendengar kabar
bahwa engkau masih hidup. Ia masih dicekam oleh perasaan sedih yang mendalam
Kisah Si Bangau Putih 13 Kisah Pedang Di Sungai Es Pengemis Berbisa Karya Liang Ie Shen Pendekar Satu Jurus 10
^