Pencarian

Kisah Sepasang Bayangan Dewa 2

Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan Bagian 2


ketika engkau dan Coa Lie Sian lihiap terlempar ke dalam jurang. Ia yang sudah
menganggap engkau sebagai adiknya sendiri, merasa sangat kehilangan. Saat ini ia masih tinggal bersama Sin Zhitou Yaowang (Raja obat jari sakti), ayah angkat
sekaligus shifunya untuk mengusahakan penyembuhan nona Lin Sui Lan."
"Tong Ko " mengapa engkau tiba-tiba muncul di sini?"
"Jing Di, gerakan pasukan pembrontak kini semakin besar dan kuat karena adanya
seorang pemimpin baru. Kabarnya ia masih sangat muda dan ilmu silatnya sukar
diukur tingginya. Selain itu, pasukan pembrontak juga memperoleh dukungan kuat
dari Bu-di San-Mowang (Tiga Raja Iblis tanpa Tanding), tiga iblis yang
menggegerkan dunia kangouw."
Ketika mereka sedang bercakap-cakap, mendadak muncul dua orang murid
Hoashanbai dan Shaolinbai dengan tubuh mandi darah.
"Baixin dan Lui Kong shifu " celaka " sungguh celaka " aduh?" Belum sempat
ia menghabiskan kata-katanya tubuhnya sudah ambruk dan pingsan. Tampak luka
halus menghitam di bagian dada, dan memar di bagian bawah ketiak. Demikian juga
orang yang satunya, kelihatannya anak murid Shaolinshi. Keadaannya jauh lebih
parah, bagian dada dan lehernya terdapat empat titik-titik berwarna biru kehitaman, sedangkan di bagian perut terdalam luka bundar seperti tersodok ujung benda
tumpul berbentuk lingkaran.
"bagian dada leher terkena Yi Yang Zhi (totokan satu jari), sedangkan memar di
bawah ketiak akibat pukulan Xiang Long Xue Zhang (Pukulan salju penakluk naga).
Hmm " bagian perut murid Shaolin ini terkena Xiang Mo Zhang Fa (Tongkat
penakluk iblis), sedangkan bagian dada dan leher akibat pukulan Yun Shou Shi Ba
Zhang (Delapan belas pukulan tangan awan) " siapakah si penyerang " rupanya
ia sengaja tidak menghabisi nyawa kedua murid dari dua partai berbeda " apakah
maksudnya?"
Yang Jing segera berdiri sambil berpikir dalam setelah memeriksa luka-luka kedua orang tersebut. Reaksi yang lain ketika mendengar luka-luka kedua murid yang
diakibatkan oleh ilmu-ilmu kelas wahid yang disebutkan oleh Yang Jing menjadi
sangat terkejut.
"Sicu, betulkah luka-luka murid Hoashanbai dan murid kami ini diakibatkan oleh
ilmu-ilmu yang barusan sicu sebutkan tadi?"
"Benar, Huangjin xin laoshifu, boanpwe melihat tanda-tandanya dengan jelas. Dan
satu lagi, pukulan itu dikerahkan dengan pembagian hawa sakti yang sudah
mencapai tingkat tinggi sekali, sehingga pukulannya sekalipun telak, namun tidak menghabisi nyawa kedua orang itu saat itu juga, tetapi sesaat setelah mereka
sadar, segera jiwanya akan segera melayang tanpa seorangpun bisa menolongnya
lagi. Berarti si penyerang benar-benar memiliki ilmu yang sudah sempurna."
"Menurut sicu, apakah yang harus pinceng lakukan?"
"Laoshifu, si penyerang menghendaki kedua orang ini dapat kembali ke
perguruannya sebelum mereka binasa sekedar untuk mengguncangkan keduabelah
pihak. Apabila dilihat dari tanda-tandanya, mereka akan sadar kemudian segera
mati tanpa dapat berbicara sesuatu apapun. Namun ada beberapa celah yang si
penyerang melupakannya, yaitu seharusnya kurban tidak boleh mengeluarkan
banyak darah, karena begitu darah dikeluarkan dalam jumlah tertentu, itu justru
sedikit memperpanjang umur kedua orang yang malang ini. Kalau Laoshifu tidak
berkeberatan, boanpwe akan mencoba mempercepat sadarnya mereka, dan pada
saat boanpwe menyalurkan hawa sakti, silahkan laoshifu bertanya hal-hal yang
sangat penting kepadanya."
"Silahkan sicu."
Segera Yang Jing mengerahkan sinkang ke arah murid Shaolin yang mengeluarkan
banyak darah. Begitu ia mengerahkan sinkang menurut Qian Kun (gerakan alam
semesta), orang itu mulai membuka matanya. Darahnya meleleh deras dari
mulutnya. Keadaannya betul-betul sangat parah.
"Tung Hai " katakan kepada pinceng, apakah yang terjadi?"
Orang yang dipanggil Tunghai oleh Huangjin Xin Heshou segera membuka
mulutnya yang berlumpuran darah, "Shifu " orang itu " akan me " musnahkan "
Hoashanbai dan shaolin "Aaahh." Hanya itu yang bisa diucapkan setelah itu
tubuhnya lunglai dan nyawanya melayang. Begitu juga orang yang satunya lagi,
baru ia sadar sedikit, tiba-tiba menyemburkan darah segar dari mulutnya, kemudian diam untuk tidak bangun lagi selamanya.
"Amithaba " amithaba " sungguh sangat kejam!!"
"Baixin dan Lui Kong Tosu, agaknya Hoashanbai dan Shaolinbai akan segera
menghadapi malapetaka, pinceng tidak tahu siapakah musuh kita sesungguhnya,
namun dari keterangan Zheng Sicu, agaknya yang menyatroni dua perguruan ini
adalah orang-orang yang berkepandaian tinggi sekali. Pinceng harus segera pulang ke Shaolinshi."
"Sahabat-sahabatku, pinto juga segera pulang untuk memberi khabar ke
Hoashanbai."
"Loashifu " Baixin totiang " bisa tunggu sebentar " bolehkah boanpwe bertanya
sesuatu?" "Silahkan Zheng sicu?" Jawab Huangjin Xin Heshou.
"Apakah di antara murid Shaolin ada yang sudah menguasahi Qi-tian Ying-tu (Kilat Pedang membelah langit)?"
"Amithaba " sicu mengetahui juga salah satu ilmu tertinggi di Shaolinbai.. Tidak seorangpun saat ini sicu, kecuali: Sung-shan Taysu dan shigung pinceng, Hongti
siansu, yang sudah mengasingkan diri di sebuah kamar rahasia di Shaolinshi."
"Sian Mei, apakah kau bersedia menemani Baixin Totiang ke Hoashanbai,
sedangkan aku akan menemani Huangjin Xin shifu ke Shaolinshi?"
"Jing twako, aku " aku " ingin pergi bersama Jing Ko ke Shaolinshi " aku ?"?"
Bu Tong yang mengetahui perasaan Lie Sian, segera bertanya kepada Yang Jing.
"Jing Di, bolehlah aku saja yang pergi ke Hoashanbai .. bagaimana?"
"Huangjin Xin Laoshifu dan Baixin Totiang, kamiakan menyusul ke Shaolinshi dan
Hoashanbai."
"Zheng sicu, pinceng sangattertarik ingin mengenal sicu lebih dalam, ingin belajar kenal dengan ilmu-ilmu biara Shaolin yang sicu kenal" sampai jumpa di
Shaolinshi."
"Zheng sicu, apakah engkau murid tunggal supek Hong Ming Tosu?"
"Bolehlah dianggap demikian walaupun boanpwe belajar hanya setengah hari dari
Hong Ming Laoshifu " "
Setelah saling berkata begitu, kedua rombongan itu segera mengambil jalannya
masing-masing danmeninggalkan Yuquan Yuan (Kuil Pualam Musim semi) di kota
Huanyin itu. "Tong Ko, maukah twako melayaniku berlatih beberapa ratus jurus terutama dengan
ilmu: Lohan shouzhang quan (Ilmu sakti telapak Lohan), Feiqiu Sangyun (terbang di atas awan), Yingzi Shen shuangjian (pedang bayangan dewa)."
"Jing Di, engkau sungguh adikku tetapi juga shifuku yang baik dan kekagumi.
Engkau pasti hendak memberi petunjuk-petunjuk lagi."
"Twako, aku tetap Jing Di (adik Jing), dan kalian, Tong Ko dan cici Namita adalah seperti kakak-kakakku sendiri yang baik " marilah twako!"
"Baiklah " Awas serangan ". !!"
Segera Bu Tong mengerahkan Feiqiu Sangyun (terbang di atas awan) untuk
mengirimkan serangan dasyat dari ilmu Yingzi Shen shuangjian (pedang bayangan
dewa). "Luar-biasa twako ". Maju sangat pesat."
Kedua pendekar segera saling menyerang dengan luar-biasa cepat dan dasyatnya.
Ilmu Feiqiu Sangyun (terbang di atas awan) yang diciptakan khusus untuk orang
berkaki tunggal memang sangat istimewa. Tubuh Bu Tong melejit-lejit begitu cepat seperti menghilang saja, dan itu dibarengi dengan ilmu pedang yang gerakannya
tidak kalah cepat dengan gerakan tubuhnya juga dibarengi dengan suara mendesir
luar-biasa tajam menyengat, sedangkan tangan kirinya memainkan ilmu Lohan
shouzhang quan (Ilmu sakti telapak Lohan).
Diam-diam Lie Sian sangat kagum melihat kelihaian, kecepatan, dan kedasyatan
ilmu yang dimainkan oleh Gan Bu Tong.
"Jing twako betul-betul arsitek ilmu silat yang tidak ada duanya. Panglima Gan Bu Tong dicetak menjadi manusia bayangan yang sangat lihai " betul-betul tuyul sakti yang dapat menjadi guru jempolan."
"Tong Ko, sudah cukup " istirahatlah " sekarang perhatikan tiga ilmu yang
kumainkan sebentar lagi. Ilmu ini dinamakan: Kong Ming Jiao Yingzi (Bayangan kaki kosong) " dengan ilmu ini, twako bisa memainkan ilmu silat seperti orang berkaki lengkap, tetapi sesungguhnya yang satunya kosong. Kosong, namun berisi, berisi
tetapi kosong. Ilmu kedua: San Yang Qian Kun (perobahan alam semesta tiga
matahari), yang terdiri dari delapanpuluh tujuh gerakan. Sesuai dengan sifat
matahari yang memberi terang, tetapi juga memberi gelap. Dinamakan tiga
matahari, karena terdiri dari enam sisi positip, dan enam sisi negatip. Dan yang ketiga disebut: Da Gou bang Fa (Ilmu Tongkat penggebuk anjing). Inilah teorinya."
Yang Jing menerangkan teori tiga ilmu silat yang dikhususkan untuk orang yang
berkaki satu. Walaupun dirus hujan terus turun tiada hentinya, Bu Tong
menghafalkan teori tiga ilmu silat itu dengan tekun. Karena ia berotak cemerlang, dalam waktu setengah hari, teori tiga ilmu silat itu sudah dikuasahinya di luar-kepala.
"Tong Ko, di luar kuil hujan deras terus turun, inilah saat yang baik untuk melatih tiga ilmu itu. Perhatikanlah dengan baik."
Segera Yang Jing mengikat kaki kirinya dengan selendang hijau yang melilit
pinggang Lie Sian, dan menggaet sebuah kayu yang menyerupahi tongkat. Di
bawah dirus hujan yang lebat, dan matahari masih belum memperlihatkan sinarnya,
ia memainkan ilmu ini. Bu Tong dan Lie Sian memperhatikan dengan seksama. Bu
Tong di buat sangat gembira melihat tiga ilmu yang dimainkan oleh Yang Jing.
Sangat hebat dan mendebarkan!!!"
"Tong Ko kini giliranmu!!"
Gan Bu Tong segera melatih teori ilmu silat yang sudah ia hafal diluar kepala. Mula-mula agak sulit baginya, tetapi Yang Jing dan Lie Sian secara silih-berganti
menemani dia berlatih, akhirnya pagi harinya, ia sudah dapat memainkan ketiga
ilmu itu dengan cukup baik.
"Tong Ko, aku sengaja menyimpan tiga ilmu itu untuk Gan Twako dan Da Gou bang
Fa (Ilmu Tongkat penggebuk anjing) untuk Cici Namita. Aku mendengar dari dua
orang Loacianpwe dari Shaolinshi dan Hoashanbai soal munculnya Bu-di San-
Mowang (Tiga Raja Iblis tanpa Tanding) dan tampak yang satunya lagi konon lebih
hebat lagi dari Bu-di-san mowang sudah muncul. Kuduga orang yang melukai murid
Hoashanbai dan Shaolinbai adalah iblis ini. Hawa saktinya bisa diatur sedemikian rupa menurut kemauannya, itu menandakan ilmunya bukan kepalang hebatnya. Ia
menguasahi ilmu yang sangat jahat, tetapi juga sangat hebat yang disebut Kai-
Kongqi Cuan-Hun (Membuka hawa, membuang sukma). Kuduga, pengikutnyaiblis
yang satu ini akan muncul di Shaolinshi, sedangkan pengikut Bu-di San-Mowang
(Tiga Raja Iblis tanpa Tanding) akan muncul di Hoashanbai. Hmm " seandainya
De Hu Koko, Cici Li Fong, dan Xin Long Twako berada di sini, kita akan cukup kuat menghadapi mereka. Gan Twako " seandainya Tong Ko dapat segera menguasahi
tiga ilmu yang barusan kita latih bersama sekitar tujuh-puluh-lima bagian sempurna, aku tidak akan merasa kuatir lagi untuk kepergian Tong Ko ke Hoashanbai."
"Jing Di, perjalanan dari sini ke Hoashanbai paling cepat memakan waktu tiga hari.
Selama tiga hari itu, aku akan berlatih siang dan malam untuk mencoba
menguasahi tiga ilmu itu setidaknya delapanpuluh bagian atau lebih."
"Tigahari" Ah " kalau begitu cukup waktu bagi Twako untuk berlatih. Aku yakin,
dengan tingkat twako saat ini, tidaklah sukar melatih ilmu itu dengan baik dalam waktu tiga hari. Kalau begitu kita harus segera berpisah Tong Ko, bagaimana
dengan pasukan-pasukan yang masih berada di dalam hutan?"
"Jing Di, pasukan-pasukan itu seperti bayanganku sendiri. Mereka tidak kelihatan seperti pasukan, karena mereka saling berpencaran, tetapi pada waktu aku
membutuhkan, tidak kurang dari sepeminuman teh mereka akan segera berkumpul
dalam jumlah sesuai dengan yang kubutuhkan. Saat ini mereka berada pada posisi
masing-masing yang tidak akan diketahui oleh orang lain, karena mereka seperti
rakyat biasa yang menyatu dengan rakyat. Tidak ada tanda-tanda bahwa mereka
adalah pasukan khusus dari Peng-Poh-Siang-Si (Kementrian Angkatan Perang)
Jendral Gan Bing."
"Koko, engkau seorangpanglima yang sangat pandai " koko, apakah aku boleh
memohon satu permintaan?"
"Jing Di, kenapa engkau masih sungkan dengan aku sebagai kakakmu?"
"Tong Ko " tahanlah sedikit pedangmu supaya tidak terlalu ganas terhadap musuh.
Aku mengerti perang adalah perang, tetapi mereka tetap sebagai manusia. Bunuh-
membunuh pada waktu perang memang tidak bisa dihindarkan lagi, tetapi jangan
terlampau ganas Tong Ko?"
"Jing Di, hatimu sungguh lembut dan mulia. Aku akan berusaha keras untuk
melakukannya."
"Tong Ko, kalau menghilangkan tangan, kaki, telinga, gigi, mata-mata kurang-ajar, boleh-boleh aja Tong Ko biar kapok tuh pembrontak-pembrontak yang membuat
rakyat menderita." Seru Lie Sian bersemangat sambil melirik menggoda ke arah
Yang Jing. "Ha"ha"ha" adik Lie Sian ternyata sangat bersemangat " ha"ha"ha"betapa
senangnya."
Sebelum hari menjelang sarapan pagi, mereka sudah meninggalkan Yuquan Yuan
(Kuil Pualam Musim semi), Gan Bu Tong menuju ke Hoashan, sedangkan Yang
Jing dan Lie Sian menuju Song-Shan (gunung Song), sebelah utara puncak Shaosi,
propinsi Henan.
EPISODE II, BAB 6: PERTEMPURAN DI KUIL ZHONGYUE
Yang Jing dan Lie Sian melakukan perjalanan cepat menuju biara Shaolin. Dua hari kemudian sampailah mereka di kota besar Zhengzhou, jaraknya kira-kira dua jam
dari kaki Songshan. Biara Shaolin yang terletak di dekat desa Dengfeng masih
terasa sangat jauh dari kota Zhengzhou. Karena sudah sangat lapar, Lie Sian minta mampir di rumah makan Yintui De Chusi Guan (Rumah Makan Pensiunan Koki)
yang terletak di dekat pasar kota. Tidak terlalu besar rumah makan itu, tetapi
pengunjung banyak. Beberapa orang harus antri dulu di depan pintu untuk
mendapatkan meja. Yang Jing dan Lie Sian berdiri di bagian paling belakang.
Dengan sabar mereka menunggu giliran untuk mendapatkan meja. Pada hari itu
kota Zhengzhou sangatlah ramai, banyak pengunjung dari pelbagai daerah sedang
berdatangan dengan maksud untuk mendengar perdebatan antar tiga kepercayaan
besar yang berada dan berkembang di tempat yang sama, yaitu gunung Song.
Perdebatan tentang Kebaikan abadi dan Keharmonian sejati antar tokoh-tokoh
besar dari aliran Khong Hu Cu, agama To, dan kepercayaan Buddha Zen dari
Shaolin akan berlangsung di kuil Zhongyue, sebuah kuil dari agama To.
Tidak beberapa lama kemudian, Yang Jing dan Lie Sian akhirnya mendapatkan
sebuah meja dekat jendela timur. Mereka memesan tiga jenis makanan. Harus
diakui bahwa masakan Yintui De Chusi Guan (Rumah Makan Pensiunan Koki) ini
sangatlah lezat, karena koki-kokinya adalah bekas koki istana kaisar yang telah
pensiun, kemudian bersama-sama mendirikan rumah makan ini. Hampir setiap hari
Yintui De Chusi Guan dikunjungi orang dari berbagai macam kalangan, mulai para
pembesar sampai petani miskin, karena masing-masing sangat ketagihan masakan
dari tempat ini.
"Jing Ko, makanan-makanan ini sangat sedap pasti dimasak oleh koki-koki
jempolan. Coba rasakan Hua Jiao Tu Ding (Daging kelinci masak lada Sichuan ) "
ai" betul-betul membuat lidahku menari-nari " hi "hi"hi"lihat mulutmu menjadi
cemot karena Chen Pi Niu Rou (Daging pedas dengan kulit jerut)."
"Sian Mei " dibanding dengan masakan koki jurang Baigongdian, masakan ini
masih tidak seberapa."
"Tentu saja, karena koki jurang Baigongdian masak khusus untuk si Tuyul sakti,
Tianpin Er, yang suka masakan Si Chuan Kao Ya (Bebek panggang Sichuan)
masak jamur merah bercampur kotoran katak hijau " hi " hi " iya khan?"
"Sssst " Sian Mei, jangan keras-keras menyebutkan yang satu itu " kedengaran
orang lain yang sedang makan. Bisa-bisa nafsu makan mereka hilang dan kita
mendapatkan kesulitan. Aku berkata sebenarnya, masakanmu yang diramu
berdasarkan catatan-catatan resep rahasia istana kaisar yang di simpan di goa
Baigongdian lebih lezat dari masakan koki-koki di restaurant ini. Dan juga,
pengetahuanmu soal masak-memasak saat ini dapat dikatakan sejajar dengan koki
istana kaisar yang paling jempolan sekalipun. Memang benar, apabila mengingat Si Chuan Kao Ya ramuan tanganmu, Sian Mei, membuatku ingin menikmati lagi. Apa
tidak lebih baik kita pergi ke hutan besar di kaki Songshan, pasti banyak bebek, kelinci, ayam liar yang dapat kau ubah menjadi masakan yang luar-biasa lezatnya."
"Ah " Jing Ko terlalu memuji."
Ujar Lie Sian. Nampak ia sangat gembira mendengar pujian Yang Jing soal
masakannya.Sebentar saja ia teringat bagaimana ia menghafal tidak kurang dari
duaribu enam ratus resep dari catatan koki-koki istana kaisar yang paling rahasia di goa Baigongdian. Ia masih ingat betapa dalam keadaan jemu dan kesepian karena
menunggu Yang Jing siulan berhari-hari pada saat melatih peredaran hawa sakti
menurut Ba Quanzi Shen (Delapan Lingkaran Dewa), ia menghabiskan waktu untuk
menghafal resep-resp itu, sehingga ia bukan saja dapat menghafal di luar kepala, tetapi juga dapat menghidangkan masakan yang luar-biasa lezatnya dari burung-burung liar atau bebek liar yang di dapat di bibir jurang. Pernah suatu kali, ketika Yang Jing memasuki siulan di hari ketiga, terpaksa ia harus mengulang lagi gara-gara mencium masakan bebek liar yang dipanggang Lie Sian di depan ruang tempat
ia siulan. Kontan ia melompat keluar untuk mencari tahu sumber bau sedap itu. Ia menjadi bingung terlolong-lolong ketika mengecap makanan yang dimasak oleh Lie
Sian. Bumbu-bumbu yang banyak mengisi dapur pribadi kaisar Yongle itu diramu
menjadi makanan yang selama hidup Yang Jing tidak pernah merasakan
kelezatannya."
Sementara itu dari antara pengunjung restaurant yang duduk di bagian tengah,
sedang terjadi percakapan serius yang dilakukan dengan lirih. Meja yang terdiri dari lima orang kangouw itu sedang mendengarkan penjelasan seorang setengah tua
yang dipanggil Han Ren Ming.
"Han Suheng, apakah engkau yakin berita yang diterima dari si Rase Muka Seribu
pasti benar?"
"Huang Sute, shifu sendiri menganggap berita yang disampaikan tokoh sekaliber si Rase Muka Seribu dapat dipercaya kebenarannya. Selama puluhan tahun Shifu
bersahabat dengan pendekar ini, tidak satupun berita yang ia bawa meleset dari
kenyataan yang sebenarnya."
"Han Suheng, jangan keras-keras " shifu tidak ingin pertemuan suci di kuil
Zhongyue dikotori oleh orang-orang jahat. Diam-diam shifu Lu Bing Couwsu dan
supek Liang Ie Cinjin akan hadir dengan cara membaur dengan pengunjung biasa."
"Sian Mei " dapatkah engkau mendengar pembicaraan para pendekar Kunlunbai
itu" Mereka membicarakan sesuatu ynag akan terjadi di kuil Zhongyue."
"Jing ko, aku dapat mendengar dengan jelas." Kata Lie Sian tanpa menggerakkan
bibir, tetapi dengan menggunakan kekuatan khiekang mengirim suara tepat di
telinga Yang Jing seperti yang Yang Jing lakukan terhadapnya.
Han Ren Ming tosu melanjutkan keterangannya, "Menurut Rase Seribu Muka,
tokoh-tokoh rahasia dari Wudangshan, Shaolinbai, Taishanbai, dan Tiau-yang-sin-
kauw (kelompok Mokauw) akan muncul di kuil Zhongyue."
"Han toasuheng, siapakah yang dimaksud dengan tokoh-tokoh rahasia itu?" tanya
seorang yang termuda.
"Kabarnya, tokoh-tokoh rahasia yang sudah mengasingkan diri di puncak
Wudangshan, yang puluhan tahun yang lampau dijuluki orang persilatan sebagai
Wulin Sanshi (Tiga kesatria dunia persilatan) akan muncul di situ. Kemudian tokoh Shaolinbai yang dijuluki Baipan Siansu (Dewa Baju Putih) yang meninggalkan biara Shaolin kemudian bertapa di Goa Damo Cosu juga tiba-tiba meninggalkan
pertapaannya untuk datang ke Zhongyue. Kembali menurut si Rase Seribu Muka,
tokoh dongeng yang berjuluk Bu Yingzi Laoshen (Dewa tua tanpa bayangan) yang
menghilang di Songshan diperkirakan juga akan muncul secara diam-diam. Entah
apa tujuan pertemuan tiga agama besar itu sehingga menarik hati para tokoh-tokoh persilatan yang puluhan tahun sudah tidak pernah menggubris urusan rimba
persilatan termasuk shifu dan supek kita."
"Sian Mei, sepertinya kakekku juga akan muncul dalam pertemuan itu. Siapakah si
Rase Seribu Muka itu" Bagaimana ia bisa mendapatkan informasi begitu rupa"
Sebab apa pertemuan itu dianggap penting oleh tokoh-tokoh itu sehingga
Kongkongku pun kayaknya juga tertarik sekali untuk hadir" " Sian Mei, bagaimana


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kalau kita melihat-lihat keramaian itu terlebih dahulu sebelum menuju ke biara
Shaolin?" Sebelum Lie Sian menjawab pertanyaan Yang Jing, dari pintu luar tampak masuk
seorang pemuda berapakaian sastrawan. Wajahnya sangat tampan dengan mata
terang dan alis hitam menghias wajahnya seperti sepasang pedang pusaka yang
diukir begitu sempurna. Perawakannya tinggi dan gagah. Di tangan kiri tampak
sebuah kipas dengan lukisan seekor naga dan burung Hong. Senyumnya sangat
menawan hati terlukis gagah dan segar karena kumis yang tipis halus menghias
antara hidung dan bibirnya. Ia mengambil tempat duduk tepat di tengah ruangan. Ia hanya memesan semangkok bakmi dan daging panggang saus tiram juga setengah
kati arak Tiociu yang terkenal sangat mahal.
Selang beberapa saat masuk pula seorang hwesio yang berpakaian seperti
buzhang (menteri negara). Diatas kepalanya yang gundul itu terdapat guan (seperti topi pembesar penting sebuah negara) yang berwarna merah dengan ronce-ronce
terbuat dari emas murni. Wajahnya yang bundar dengan bola mata yang selalu
bergerak itu memberi kesan cerdik tetapi juga lihai. Di daerah Utara ia dijuluki Bailei Xin Bazhang(Si tangan Geledek), pendeta Lhama berjubah merah. Menyusul di
samping hwesio ini seorang pendeta Lhama baju merah, Sakhya Yongsang, di kuti
oleh dua orang kakek yang luar-biasa perwujudannya. Yang satu buntung kedua
kakinya sebatas dengkul, sedang satunya lagi buntung kedua tangannya sebatas
siku, Hunghua Laomo dan Bohai Toatbeng Laomo. Yang tidak berlengan
menggendong yang tidak berkaki. Tidak ketinggalan seorang pengemis setengah
tua yang berwajah angker dan dingin, Heishou Gaiwang (Raja pengemis tangan
Hitam). "Sian Mei, teman-teman lamamu muncul juga di situ. Hati-hati dengan si sastrawan tampan itu, karena aku mendengar alunan nafasnya rata dan berisi kekuatan
sinkang golongan putih yang halus, kemungkinan ia seorang yang berkepandaian
tinggi. Kita tenang-tenang saja, kerena mereka tidak akan mengenal kita. Kita tetap menyamar seperti biasa. Wajahmu yang seperti gadis kudisan dan tampangku
seperti petani gelandangan, mana mereka menaruh perhatian."
Lima tokoh hitam yang kosen itu mengambil duduk di meja besar berjarak dua meja
dari tempat Yang jing dan Lie Sian. Mereka memesan makanan yang cukup banyak
dan makan tanpa berbicara, Cuma pandangan mereka menyapu para pengunjung
restaurant dengan tajam dan tidak bersahabat.
Selang sepeminuman teh lamanya, masuklah dua orang berambut putih dengan
wajah-wajah buruk memasuki restaurant itu. Yang laki-laki memakai jubah panjang
dengan rambut dibiarkan terurai, sedangkan yang wanita bermuka pucat dan buruk
sekali wajahnya. Tidak tampak mereka memegang senjata, walaupun jelas sekali
mereka adalah orang-orang kangouw.
Hampir keselak Yang Jing dan Lie Sian melihat kedua tampang dua orang berambut
putih yang baru masuk itu. Orang muda itu memainkan matanya sambil tersenyum
sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dengan roman muka sedikit geli. Kedua
orang berambut putih itu hanya memesan dua jenis makanan dengan satu kati arak
Hunan. Dengan tenang dan santai mereka menikmati hidangan. Dari sudut mata
yang tertutup caping, mereka mengawasi lima tokoh hitam itu dengan pandangan
tajam. "Koko, tanganku sudah gatal-gatal " ingin sekali putih kubinasakan manusia sesat itu."
"Mei-mei, kita tahan perasaan kita. Tampaknya mereka satu tujuan dengan kita,
yaitu kuil Zhongyue " Hmm "semakin tertarik hatiku untuk melihat pertemuan
agama itu mengapa dapat menarik perhatian begitu banyak orang-orang sakti dari
segala penjuru."
"Sian Mei, ayo makan lebih cepat; lebih baik kita mengikuti perjalanan sepasang
manusia berambut putih ini, sepertinya mereka lebih mengenal jalan dari kita. Aku yakin, mereka akan meninggalkan tempat ini setelah lima tokoh sesat itu pergi."
"Jing Ko, aku sependapat " i h"hati-hati kumis palsumu itu terlepas karena minyak makanan " kenapa sih kita harus menyamar" Khan enak tidak perlu begitu Jing
Ko." "Sian Mei, dengan berdandan seperti ini kita lebih bebas bergerak. Lagipula kamu itu terlalu cantik, sehingga akan menimbulkan banyak kesukaran."
Sambil mendekatkan mukanya ke muka Yang Jing, Lie Sian berbisik lirih,"Jing Ko,
betulkah aku ini cantik?"
"Sian Mei " iya, memangnya engkau jelek" Ii h " kenapa mukamu jadi merah
seperti udang direbus kayak anak gadis saja?"
"Jing Ko " kalau bukan anak gadis, habis aku ini apa?"
"Ha "ha"ha"dengan menyamar perawan tua kudisan seperti ini, mana ada orang
berani mengatakan engkau cantik" Sudah ayo cepat itu mereka sudah mulai
meninggalkan ruangan ini. Sst " Sian mei, lihat itu pasangan aneh yang baru
datang. Yang laki tampangnya seperti pengemis berpenyakitan, sedangkan yang
perempuan seperti tukang masak yang lagi bingung."
Lie Sian tidak terasa menahan rasa geli sehingga tanpa sengaja ia tertawa lirih.
Untung ia masih menahan tertawanya sehingga nampak serak dan tidak enak
didengar. Si sastrawan sebentar menoleh kepadanya, namun karena wajah Lie Sian
yang tidak sedap dipandang tidak menarik perhatiannya lagi. Ia kembali asyik
dengan makanannya.
"Jing Ko, walaupun mereka berusaha menutup diri dengan dengan berbagai macam
cara, jangan harap dapat lolos dari mata dua tikus dari Baigongdian yang sudah
tidak asing dengan ilmu samar-menyamar."
"Sian Mei, anggaplah kita tidak tahu siapakah pasangan yang baru masuk itu.
Anggap saja mata tikus kita ini sedang kelilipan sehingga tidak bisa melihat lagi."
Lie Sian mengangguk sambil tersenyum. Wajahnya betul-betul jelek sekali ketika
tersenyum. Pemuda sastrawan itu yang pertama keluar, kemudian selang agak lama baru
kelima tokoh kosen itu juga meninggalkan tempat itu. Begitu sampai di luar kota, tampak mereka melakukan perjalanan cepat dengan menggunakan ginkang yang
sudah mencapai taraf yang tinggi sekali. Gerakan mereka seperti siluman yang
saling susul menyusul seperti berlomba. Sastrawan itu seperti berjalan biasa saja, tetapi sebentar saja tubuhnya sudah hilang dari pandangan mata. Sedangkan orang
aneh berambut putih mengikuti lima orang kosen itu seperti bayangan iblis yang
berkelebat-kelebat begitu cepat. Gerakan mereka tidak dapat di kuti oleh mata lima orang kosen itu. Dua rombongan ini tidak sadar, di belakang mereka juga sedang
mengikuti sepasang bayangan dengan ginkang yang sudah tinggi pula. Terjadilah
kejar-mengejar yang tidak diketahui oleh rombongan pertama, sedangkan dua
orang berambut putih ini juga tidak sadar bahwa mereka juga di kuti oleh sepasang pengemis busuk. Tampaknya dua pengemis busuk ini selain memiliki urusan
dengan lima tokoh golongan hitam itu, mereka tampaknya juga mencurigai
sepasang manusia buruk berambut putih itu.
"Sian Mei, perhatikan si Sastrawan tampan tadi. Walaupun kelihatannya berjalan
santai, tetapi ia sudah melesat jauh sekali. Ginkangnya seperti aliran Bunga Persik, tetapi sinkangnya seperti sinkang aliran Shaolin yang sudah sangat tinggi sekali.
Siapakah dia itu" Lihai sekali."
Sesungguhnya apa yang akan terjadi di kuil Zhongyue" Mengapa pertemuan tokoh-
tokoh rahasia dari tiga unsur agama yang berbeda itu mengadakan pertemuan yang
menarik perhatian orang-orang kangouw"
Kuil Zhongyue di kaki Songshan terletak sekitar empat kilometer dari desa
Dengfeng, hampir berdekatan dengan biara Shaolin. Sebuah kuil besar yang konon
didirikan oleh seorang yang berilmu setara dengan Damo Cousu yang bernama Li
Xian. Kuil besar ini memiliki bagian-bagian yang sangat rahasia. Orang harus
melewati pintu gerbang Zhonghua untuk bisa memasuki kuil in. Di bagian agak
dalam terdapat pavilion Yaocan dan pavilion Nirwana. Dulunya orang akan diterima di dua tempat ini dulu sebelum diijinkan memasuki Altar Besar untuk bersembayang.
Terdapat lorong-lorong perenungan yang disebut Tao Penjaga Nirwana, Tao maha
lembut dan sebuah altar besar. Pada waktu kisah ini terjadi, kuil Zhongyue diketuai oleh seorang tokoh sakti yang jarang dapat dilihat orang kemunculannya di dunia
luar. Ia dijuluki Huanying Ti Shensheng (Manusia setengah Dewa bertubuh semu).
Tidak ada orang yang mengenal nama aslinya. Dijuluki tubuh semu, karena ilmu
silatnya yang sudah sulit diukur tinggi dan dalamnya. Tubuhnya seolah-olah
berubah menjadi uap sehingga begitu disentuh, lawannya seperti menyentuh uap
yang tidak berwujud. Beredar sebuah dongeng di dunia Wulin bahwa tokoh ini
pernah mengukur kepandaian dengan Bu Yingzi Laoshen (Dewa tua tanpa
bayangan) dan Baipan Siansu (Dewa Baju Putih) di puncak Songshan.
Kesudahannya, ketiga tokoh dongeng tiba-tiba menghilang dari dunia pesilatan.
Ketika para pendekar yang ingin mengetahui akhir dari maha pibu itu, mereka tidak mendapati apa-apa di puncak Songshan kecuali sebuah tulisan yang terpahat oleh
jari-jari ketiga tokoh dongeng itu yang berbunyi:
Bu Zhihui, Bu Jishu. Zhen Zhihui, zhen jishu
Artinya, tidak berpengetahuan adalah tidak berkepandaian. Pengetahuan sejati
adalah kepandaian yang sesungguhnya. Sampai hari ini tidak ada seorangpun yang
sanggup menjelaskan maksud dan isi ungkapan yang terpahat di atas batu hijau
yang berusia ribuan tahun. Batu itu luar-biasa keras dan selalu mengeluarkan sinar hijau ketika mandi sinar bulan. Sungguhpun demikian, jari ketiga tokoh sakti itu membuat batu itu menjadi seperti benda lunak yang tidak kuat menahan kekuatan
satu jari mereka saja.
Tiga hari lagi adalah tahun kelimabelas setelah maha pibu di puncak Songshan.
Desas-desus yang beredar di Wulin, ketiga tokoh dongeng itu akan muncul dan
diikuti oleh Wulin Sanshi (Tiga kesatria dunia persilatan), dan ketua Tiau-yang-sin-kauw (Mokauw) Sin Hong Kauwcu. Mengapa keempat tokoh itu turut muncul" Ini
tidak mengherankan, karena mereka berempat pernah menjadi saksi mata maha
pibu dari ketiga tokoh sakti itu.
Di halaman depan Tao Maha Lembut suasana nampak sepi. Tidak ada bayangan
manusia pun yang nampak. Pelataran depan ini terlihat berwibawa dan membawa
jutaan misteri yang tidak pernah terungkap. Entah berapa peristiwa bersejarah yang pernah terjadi di tempat ini, setidaknya beberapa kaisar dari berbagai dinasti
mengunjungi kuil ini untuk meminta nasihat bagaimana menjalankan pemerintahan
yang baik dan berhasil. Di tempat ini pula setiap lima tahun sekali, ketiga tokoh dongeng itu muncul untuk bertukar-pikiran tentang ilmu silat dan agama tanpa
diketahui oleh siapapun. Pertemuan ini sudah terjadi beberapa kali hanya untuk
menemukan jawaban dari
Apakah Kebaikan abadi dan Keharmonian sejati itu"
Sudah berkali-kali mereka bertiga mencoba memecahkan jawaban atas pertanyaan
itu, tetapi samapi saat ini mereka belum memperoleh jawaban yang dapat
memuaskan. Karena merasa penasaran ketiga tokoh aneh itu mengambil keputusan
barangsiapa yang bisa menjawab pertanyaan itu, mereka akan menghadiahkan
sebuah pedang yang dibuat dari batu bulan berwarna hijau. Sebuah pedang yang
memiliki sinar hijau. Pedang itu pendek saja seperti pedang betina, tetapi memiliki ketajaman yang luar-biasa. Iasanggup memapras baja dengan sangat mudahnya.
Dari sinarnya saja, pedang tersebut dapat mengatasi segala macam jenis senjata
yang berada di dunia persilatan pada waktu itu. Pedang itu ditempah oleh hawa
sakti ketiga manusia itu. Gagangnya dibuat melalui gempuran hawa sakti Huanying
Ti Shensheng, bagian tengahnya dibentuk melalui polesan tangan Bu Yingzi
Laoshen, sedangkan ujungnya yang berbentuk ekor naga dibuat melalui pancaran
hawa maut Baipan Siansu. Sehingga dapat dikatakan pedang itu merupakan
perwujudan gabungan tiga hawa sakti dari tiga manusia setengah dewa itu.
Kira-kira sepemanakan nasi lamanya, mulailah berdatangan rombongan orang yang
kebanyakan terdiri dari jago-jago silat dan tokoh-tokoh agama terkemuka. Terdapat lima orang hwesio dari Shaolinshi, delapan pendekar Wudangbai, hampir duapuluh
lima orang tosu-tosu Bailianbai, tiga orang tokoh Mokauw, dan masih banyak lagi.
Nampak diantara mereka Han Ren Ming tosu bersama dengan keempat sutenya
dari Kunlunbai juga sudah berada di situ. Begitu waktu sudah mendekati malam,
dan hawa dingin sudah mulai menyusup-nyusup ke tulang, para pengunjung juga
semakin banyak. Yang mengherankan, secara tidak sadar mereka terpisah menjadi
tiga golongan. Dari aliran seperti Wudang, shaolin, Hoashan, Kunlun, dan aliran
lainnya berkumpul menjadi satu kutub. Orang Bailianbai, hunghuabai, Henshanbai,
dan beberap golongan lagi membentuk kutub sendiri. Sedangkan kutub ketiga
adalah orang-orang dari kelompok Mokauw.
Tengah malam, tiba-tiba terdengar geger di tengah-tengah kelompok qingbai
(golongan bersih)
"Bagaimana kerbau-kerbau gundul dari Shaolin bisa mengganas di tempat ini
dengan cara membunuhi sebagian orang Wudang dan Kunlun?" Seru Han Ren
Ming Tosu dari Kunlunbai dengan kemarahan yang ditahan-tahan. "Apakah
Shaolinbai sudah begitu licik ingin menguasahi Lushi yue mo (pedang batu bulan
hijau) dengan cara-cara iblis?"
"Kami tidak merasa melakukan itu! Apa buktinya bahwa orang Shaolin yang
melakukan pembunuhan itu?"
Dengan kemarahan yang hampir tidak bisa ditahan, segera Han Ren Ming tosu
meminta Ma Lai Tek, seorang murid Wudang, dan sutenya Huang Bu Lam
membawa empat mayat di hadapan orang-orang Shaolinbai.
"Ini buktinya!!" Katanya sambil tangannya memukul sebuah batu gunung sehingga
batu itu hancur berantakan terhempas hawa sakti dari kepalan tangannya.
Segera lima orang hwesio dari Shaolin yang dikepalai oleh Hao Ming Hwesio
memeriksa empat mayat itu.
"Amithaba "amithaba " binasa karena Yi Yang Zhi (totokan satu jari) dibagian
dada dan leher. Sedangkan yang lainnya dibinasakan dengan Xiang Long Xue
Zhang (Pukulan salju penakluk naga). Hmm " ilmu-ilmu Shaolin tingkat atas."
"Han Ren Ming Toyu, pinceng harus mengakui mereka dibinasakan dengan ilmu-
ilmu Shaolin tingkat atas. Sampai saat ini hanya Sungshan Taysu dan para supek
tingkat atas saja yang menguasahi ilmu-ilmu itu " pinceng dan para sute yang hadir di kuil ini tidak ada satupun yang menguasahi kedua ilmu sakti itu."
Han Ren Ming Tosu bukan seorang yang gampang dipengaruhi oleh situasi. Ia
dikenal sebagai tosu yang berpikir panjang sebelum bertindak. Kali ini ia tampak mengerutkan alisnya, wajahnya muram, dan sinar kemarahan tampak jelas berkilat-kilat membakar kedua matanya.
"Hmm " ilmu-ilmu Shaolin tingkat atas " tetapi yang jelas pembunuhnya muncul
dari kalangan Shaolin. Kalau pinto diminta memimpin para sute ke tempat ini untuk ikut diskusi soal agama kemudian ada yang mati dibinasakan oleh ilmu Shaolin,
apakah pinto harus berdiam diri saja" Siancai " siancai " pinto harus meminta
pertanggungan jawab dari Shaolin bukan kepada orang lain!!"
Wajah Han Ren Ming Tosu yang selama ini dikenal sabar dan panjang pikir, kini
berubah keras karena hawa kemarahan sudah membakar begitu hebat, sampai-
sampai giginya gemeretuk.
"Han Toyu " hendaknya toyu mau meneliti dulu, dan pinceng dengan para sute
juga tidak akan tinggal diam nama Shaolinshi akan dirusak oleh orang lain."
"Ho " ho "ho"kerbau-kerbau gundul sudah pandai bersilat lidah, sudah
melempar batu kini berupaya menyembunyikan tangan-tangan jahatnya. Bagimana
kami berlima bisa berpangku tangan melihat ketidak adilan terjadi di kuil suci ini?"
Tiba-tiba entah kapan datangnya, Bailei Xin Bazhang(Si tangan Geledek yang
berpakaian seperti buzhang (menteri negara) tahu-tahu sudah berdiri berhadapan
dengan Hao Ming Hwesio. Dibelakangnya terdapat pendeta Sakhya Yongsang,
Hunghua Laomo dan Bohai Toatbeng Laomo dan Heishou Gaiwang (Raja pengemis
tangan Hitam). Mereka berdiri sejajar dan membelakangi orang-orang Wudang dan
Kunlun, seolah-olah tampil membelah dan berdiri di pihak mereka.
"Cuwi ini siapa, mengapa tiba-tiba muncul dan menuduh Shaolin melakukan
kejahatan tanpa melihat dengan jelas bukti-bukti dan duduk perkaranya, pinceng
sungguh tidak bisa mengerti!"
"Hwesio berhati kotor dan berjiwa binatang, berani benar engkau berbicara soal
bukti. Empat mayat sudah menggeletak di depan matamu dengan luka-luka pukulan
khas Shaolin, bagaimana kalian berbicara soal bukti segala!!! Hwesio-hwesio palsu patut dibinasakan!! Ayo kawan-kawan dari Wudang dan Kunlun, kita basmi hwesio-hwesio jahat ini!"
Han Reming Tosu dan para sutenya di kuti oleh enam murid Wudangbai
terpengaruh oleh omongan dan hasutan Bailei Xin Bazhang. Tanpa banyak cakap
lagi mereka segera melesat ingin membinasakan lima orang hwesio Shaolin itu.
Tidak ayal lagi pecahlah pertarungan mati-matian antara lima orang dari Shaolin
dikeroyok oleh tiga tosu kosen dari Kunlun dan enam orang pesilat tangguh dari
Wudangbai. Sungguhpun demikian tidaklah mudah mengalahkan lima hwesio
Shaolin itu, karena mereka juga melawan dengan mati-matian untuk
mempertahankan nyawa mereka. Ilmu silat Hao Ming hwesio termasuk tingkat tiga
di Shaolinshi sehingga dapat dibayangkan kehebatan dan kedasyatan setiap
gerakan dan pukulannya. Pertahanannya sukar ditembus lawan, sedangkan
pukulan dan tendangan membawa angin menderu, sehingga begitu beradu dengan
pukulan Han Ren Ming Tosu, lawannya tergetar dan surut langkahnya. Dari sini saja kelihatan bahwa Hao Ming Hwesio memiliki ilmu silat yang lebih tinggi dari tosu
Kunlunbai itu. Sedangkan para sutenya melawan dengan toya pendek sambil
memainkan ilmu toya Laofo xili (Buddha tua bermain buah Li). Walaupun dikeroyok
sembilan pesilat tangguh, lima hwesio Shaolin dapat meladeni dengan mantap dan
tidak ada tanda-tanda kalah.
"Amithaba " keledai-keledai Shaolin ingin pamer kekuatan. Pembunuh kejih harus
segera dibasmi sampai tuntas. Kawan "kawan dari Kunlun dan Wudang, pinceng
membantu membasmi pembunuh-pembunuh kejih!"
Sekali bergerak Bailei Xin Bazhang meransek ke tengah pertempuran sambil
membagi-bagi pukulan geledek yang sangat hebat. Karuan saja Hao Ming hwesio
dan keempat sutenya dibuat pontang-panting menghadapi hawa maut pukulan Pek
Lek Jiu. Hao Ming menjadi nekad, "Daripada mati konyol, lebih baik kuhadapi keras lawan keras." Begitu pikirnya. Segera ia memapaki serangan Bailei Xin Bazhang
dengan Yi Yang Xinbazhang.
"Yi yang xinbazhang "kentut busuk " ilmu yang tidak ada gunanya bagiku " ayo
keluarkan Yi Yang Zhi dan Xiang Long Xue Zhang yang telah kau pakai
membinasakan kawan-kawanku dari Kunlunbai dan Wudangbai ha"ha".ha".ilmu
silat kentut "mana ada nilainya di hadapanku!"!!!"
"Lama jahat penyebar racun " lidah dan hatimu tidak lebih dari pengantin iblis. Hari ini pinceng lebih baik mati sebagai orang gagah yang bersih daripada menelan
bulat-bulat telur busuk yang kalian muntahkan di muka para toyu dari Kunlunbai dan sahabat dari Wudangbai. Pinceng yakin ada skenario jahat di balik semua ini
dengan tujuan mengadu domba perguruan-perguruan besar golongan putih."
Hao Ming hwesio dan sutenya sudah mengambil keputusan binasa bagi kebersihan
nama Shaolinshi sebagai perkumpulan bersih dan bebas dari segala bentuk
kejahatan. Segera mereka bersatu-padu menerjang Bailei Xin Bazhang. Diam-diam
Han Ren Ming tosu dan sutenya menjadi terheran-heran begitu melihat bahwa
mereka tetap tidak mau memainkan Yi Yang Zhi dan Xiang Long Xue Zhang
walaupun sudah terdesak hebat dan darah sudah mulai meleleh deras dari mulut
mereka karena luka dalam.
Selagi kelima hwesio itu terdesak dengan hebatnya, tiba-tiba dari arah pintu selatan mencuat hawa pukulan dengan kekuatan yang tidak terperihkan.
"Maafkan kami ". Blaaar!!!!!!"
Sepuluh pengeroyok termasuk Bailei Xin Bazhang terlempar empat sampai lima
tombak bahkan ada beberapa yang tumpah darah terdorong oleh rangsekan hawa
sakti sepasang pendekar berambut putih dan berwajah buruk yang secara tiba-tiba
muncul dan turut campur urusan besar ini.
"Para toyu dari Kunlunshan dan sahabat dari Wudangshan " kalian telah terpedaya
oleh permainkan adu-domba iblis-iblis dari E-Liuyu Gong (Istana Lembah Buaya).
Apakah para toyu mengetahui siapakah pendeta Lhama yang berjuluk Bailei Xin
Bazhang ini" Ini dia salah satu pemimpin pembrontak yang telah menjadi salah
seorang anjing pembunuh Bu-di San-Mowang (Tiga Raja Iblis tanpa Tanding).
Saudara-saudara pendekar Wudangshan, tahukah kalian siapakah empat orang
yang berdiri di belakang pendeta Lhama ini" Mereka adalah: Sakhya Yongsang,


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Honghua Laomo, Bohai Toatbeng Laomo, dan Heishou Gaiwang (Raja pengemis
tangan Hitam), datuk-datuk sesat yang menumpahkan banyak darah kaum
pendekar. Apakah mereka ini teman-teman cuwi untuk diajak bersengkongkol
membunuh sahabat-sahabat dari Shaolinshi" ". E-Liuyu Gong ".E-Liuyu Gong"
mau menguasahi dunia kangouw dengan akal-akal licik " Hmm " jangan harap
bisa berbuat seenaknya dihadapanku!"
Betapa terkejutnya Han Ren Ming tosu dan pendekar-pendekar Wudang mendengar
keterangan orang berambut riap-riapan yang sudah berwarna putih semuanya.
Otomatis mereka memandang para hwesio dari Shaolinshi yanghampir menjadi
korban kebodohan mereka dengan perasaan malu dan bersalah.
"Dua tikus busuk mencari mampus " jangan banyak mulut, terimalah ini ".!!!"
"Des ".. ough "."
Bailei Xin Bazhang terlempar seperti daun kering begitu pukulan pek lek Jiu nya
bertemu dengan tangan kanan dengan jari-jari terbuka dari laki-laki berambut putih itu.
"siapakah kau" Ada urusan apa sehingga engkau memusuhi E-Liuyu Gong (Istana
Lembah Buaya)?"
"Hmm ". Aku tidak memiliki urusan dengan E-Liuyu Gong (Istana Lembah Buaya),
walaupun aku membenci perkumpulan iblis itu. Kedatanganku ke tempat ini juga
tidak urusan dengan kuil Zhongyue. Aku datang hanya untuk menagih hutang
nyawa dari manusia-manusia iblis seperti dirimu dan keempat konco-koncomu!"
Suara orang ini dingin dan terkesan menyeramkan. Terkandung kesedihan dan
dendam kesumat yang mendalam begitu ia mendengus.
"Hutang nyawa bagaimana" Bertemu saja baru kali ini!"
"Aku menagih hutang nyawa adikku dan shimeiku yang binasa di tangan kalian dan
iblis-iblis lain yang juga tidak akan kubiarkan hidup lama di dunia ini. Bersiaplah!"
"Manusia sombong dan bosan hidup, jangan harap engkau dapat menjual lagak di
hadapan pembesar negeri semacam diriku!"
Lhama berjubah merah ini kembali merangsek sambil mengerahkan seluruh
tenaganya. Kini ia menyerang dengan lebih hati-hati. Orang aneh itu hanya
mendengus sambil menyambut serangan berbahaya dari lawannya dengan
seenaknya saja. Betapapun hebat serangan Lhama itu, si orang aneh tetap tidak
bisa disentuh bahkan hawa pukulan orang ini saja telah membuat Bailei Xin
Bazhang panas dingin dan menjadi sempoyongan. Melihat keadaan yang tidak
menguntungkan ini, Heishou Gaiwang (Raja pengemis tangan Hitam) segera turut
menyerang. Pengemis berwajah dingin ini memiliki ilmu yang setingakt lebih tinggi dari Bailei Xin Bazhang. Dengan ilmu pukulan tangan hitamnya, ia banyak menjagoi lembah hijau. Ilmu silat heishou (tangan hitam) yang terdiri dari enampuluh delapan jurus ini sangat hebat, karena ilmu ini sebenarnya bersumber dari Xiang Long Xue Zhang (Pukulan salju penakluk naga) dari Shaolinbai yang telah dicampur dengan
ilmu racun dan jurus-jurus kejih dari India. Hebatnya bukan main dan sekaligus
sangat ganas. Orang ini tidak membiarkan dirinya dicecar oleh dua orang kosen itu begitu saja.
Sekonyong-konyong ia mengeluarkan lengan satunya dari balik jubahnya. Sebuah
lengan kiri yang tidak bertulang dan tidak berdaging, lengan jubah itu kosong.
Namun ia menggunakan lengan kosong itu sebagai kebutan yang mengeluarkan
suara meledak-ledak memekakan telinga. Setiap pukulan dari dua orang itu dibuat
berhenti di tengah jalan karena jalan darah dekat siku mereka sudah terancam
terlebih dahulu sebelum pukulan mereka sempat mengenahi sasaran. Ada
semacam sinar biru bergulung-gulung mencuat dari lengan yang kosong itu.
Diserang dengan cara demikian, Bailei Xin Bazhang dan Heishou Gaiwang menjadi
kalang-kabut menghindarkan diri. Kepandaian orang aneh ini sangat luar-
biasa,begitu ia diserang secara otomatis lengan kosongnya bereaksi ganda, artinya diserang sekali, berbalik menyerang tempat-tempat yang tidak terlindung dan lemah sebanyak dua kali. Diserang delapan kali, lengan itu akan memberondong balik
sebanyak enambelas kali, begitu seterusnya. Karuan saja kedua manusia sesat itu
menjadi keteter dan hanya bisa melindungi diri. Rupanya orang ini ingin
membinasakan kedua orang itu, sehingga serangannya kini semakin berbahaya
karena disertai desiran-desiran sinkang dan khiekang yang sangat hebat. Dalam
waktu sekejab saja, kedua orang itu sudah tidak berdaya. Dada mereka sudah
sesak dan mata menjadi berkunang-kunang karena sambaran hawa sakti dari
tangan kanan orang itu sudah tidak sanggup mereka tahan lebih lama lagi.
Melihat keadaan kedua temannya yang terancam kebinasaan, segera Sakhya
Yongsang berseru dengan suara mengguntur:
"Rebahlah kau"!!!!!"
Ada sebuah kekuatan gaib yang kuat sekali dan memaksa orang berambut putih itu
bertekuk-lutut. Ia berusaha bertahan, tetapi kedua lututnya tidak mau menuruti
perintahnya lagi. Tubuhnya menjadi lemas seolah-olah urat-uratnya telah
dilumpuhkan dari dalam. Tetapi itu terjadi hanya beberapa detik lamanya, karena
tibat-tiba orang ini mengeluarkan lengkingan seperti suara naga ingin keluar dari goa pertapaannya. Lengkingan itu bermuatan khiekang yang sudah tinggi sekali,
sehingga isi dada Sakhya Yongsang menjadi goncang.
"Hei orang asing ". Engkau betul-betul mencari kematian dengan cara-cara yang
mengerihkan ..."
Tiba-tiba ia mengubah cara bersilatnya, bibirnya berkemak-kemik dan terdengar
suara lirih dari mulut Sakhya Yongsang
"Sam-pa ka-ke du-pa-shik-pa sho-lang (gerakan kosong membuka golok)
?"?"?""!!!"
Inilah ilmu silat golok yang bukan berdasarkan ilmu gerak, kecepatan, dan tenaga melainkan mantra-mantra gaib. Dengan ilmu ini tubuh pendeta itu berada dalam
kekosongan dan begitu dipakai menyerang berubah menjadi jurus-jurus golok yang
tidak tampak atau gaib yang menghasilkan desingan-desingan gaib yang sangat
tajam dan mendirikan bulu roma.
Orang itu dengan tenang memapaki serangan gaib itu dengan lengan kosongnya.
Tetapi betapa terkejutnya ketika semua sasaran ternyata kosong. Betapapun hebat
ia menyerang, tetapi sepertinya ia menghantam uap yang tidak memiliki isi apa-apa.
Di lain pihak begitu ia diserang, tiba-tiba bagian yang seperti uap itu berubah
mendadak menjadi runcing menembus daya dorong ilmu orang itu.
Sementara itu, Bailei Xin Bazhang, Heishou Gaiwang, dan Honghua Laomo yang
berpasangan dengan Bohai Toat beng Laomo yang memperhatikan pertarungan itu
tibat-tiba mengambil inisiatif menyerang berbareng selagi si orang aneh itu
kebingungan menghadapi ilmu iblis Sakhya Yongsang. Keempat manusai iblis
secara berbareng meluruk orang itu dengan serangan dasyat.
Tetapi sebelum maksudnya kesampaian, si wanita berambut putih dan berwajah
buruk sekali itu menerjang ke arah empat orang itu dengan kedua tangan terbuka.
"Manusia "manusia hina-dina yang patut dibasmi ". Blaaaaaaaaaaaaaarrrr!!"
Keempat orang itu sangat terkejut melihat ada serangkum hawa dingin yang luar-
biasa kuatnya menerjang dada mereka secara bersamaan. Begitu mereka
menyambut serangan wanita itu, mereka terpental dengan punggung jatuh terlebih
dahulu. Yang lebih parah lagi Honghua Laomo dan Toat beng laomo, mereka jatuh
terjerambab dengan kepala lebih dahulu menghantam lantai. Dan belum sempat
mereka memperbaiki posisi, wanita itu sudah menerjang lagi dengan serangan
kedua yang lebih hebat lagi. Sepasang tangan dan kakinya bergerak seperti menari-nari di angkasa. Tangan yang putih halus itu seperti tangan pematung yang sedang mengukir patung yang bermutu tinggi. Setiap gerakan memukul, menusuk,
memapras, mengkikis, dan mendorong selalu diikuti dengan bunyi seperti
beradunya dua benda keras yang dipukulkan secara bersamaan dan pakaian wanita
buruk itu berkibar-kibar bagai tertiup angin puyuh. Beberapa detik kemudian
terdengar suara memiluhkan hati yang keluar dari mulut Honghua Laomo dan Toat
Beng Laomo. Entah apa yang terjadi, kedua datuk sesat itu sudah duduk kembali
dengan tubuh masih utuh, mata terbuka, tetapi tidak nampak tanda-tanda mereka
bernafas. Dan begitu Bailei Xin Bazhang menyentuh kedua orang itu, tiba-tiba ia
bergedik ngeri juga karena ternyata tubuh kedua orang itu seperti menjadi serpihan-serpihan daging kering yang berhamburan kemana-mana ketika tertiup angin.
"Si"a..pakah kau?" Tanya Bailei Xin Bazhang dengan nada gentar dan ketakutan.
"Tidak perlu tahu siapa aku, yang penting engkau harus membayar nyawa kedua
adik kami!" Kata wanita itu dengan nada dingin menggiriskan. Matanya menatap
kedua manusia iblis itu dengan sorotan tajam bagai sembilu. Tiba-tiba wanita itu mencelat tinggi, dan turun dengan gerakan seperti orang memutar gilingan gandum.
Tanah di bawahnya berhamburan membentuk lubang besar seperti disapu bersih
oleh tangan yang tidak nampak. Kedua tangannya seolah-olah mau meletakkan
kedua orang itu dalam sebauh penggilingan. Kedua manusia iblis menjadi tidak
berdaya sama-sekali, karena kekuatan mereka untuk melepaskan diri dari himpitan
ilmu wanita itu tidak berhasil. Pada detik berikutnya, wanita itu mengeluarkan suara nyaring dan dengan tangan merentang seperti sayap elang dikepak. Dan " kedua
orang merasakan seluruh isi dalam tubuhnya seperti diaduk, diputar, ditusuk-tusuk tidak karuan, muka mereka menjadi pucat pasih dan nampak rasa ketakutan yang
hebat melanda jiwa mereka. Pada saat-saat yang berbahaya itulah sekonyong-
konyong menceruat sinar putih dari arah kerumunan orang dan dibarengi
melayanglah sesosok bayangan dengan ringan sekali dan langsung menahan
serangan maha dasyat dari ilmu wanita aneh itu.
"Juss?"?"des..des"blaaaaaaaaaaaaaarr!!!!!!!!"
Hebat sekali pertemuan dua tenaga raksasa itu sehingga dinding di sekitar tempat itu menjadi retak delapan bagian.
"Sabar dulu nona " segala urusan bisa diatasi dengan berunding."
Ternyata seorang pemuda berpakaian siucai dengan kipas di tangan kiri telah
berdiri di tempat itu. Wajahnya yang tampan luar-biasa itu tersenyum sabar
menghadapi wanita aneh itu. Dan anehnya, Bailei Xin Bazhang dan Heishou
Gaiwang tampak menundukkan kepala seperti orang ketakutan berhadapan dengan
pemuda tampan ini.
"TIdak lekas angkat kaki dari tempat ini, menunggu apa lagi!" Kata pemuda itu
dengan lemah-lembut dan terdengar sabar sekali, walaupun kalimat yang
dipergunakan sangat menusuk. Tanpa banyak cakap, kedua orang itu disusul oleh
Sakhya Yongsang yang merasa kebetulan memiliki alasan untuk menghindari orang
aneh yang berilmu tinggi sekali itu.
BAB 7: ULAR YANG MULAI MEMPERLIHATKAN KEPALANYA
"Hmm " Ular berbisa menggigit sana-sini. Menyembunyikan bisahnya, menutup
kepalanya. Kini si ular mulai memperlihatkan kepalanya, merasa diri sudah kuat,
tidak ada sesuatu yang ditakuti lagi " hmm ingin mengumbar bisah, menggeliat di
antara mayat-mayat. Namun sayang si nona buruk rupa sudah lama mencium bau
bangkai dibalik baju siucai."
"Nona salah menyebut orang, bukan ular berbisah melainkan Naga Perkasa yang
sudah waktunya menguasahi dunia persilatan. Aku muncul di tempat ini hanya
dengan dua tujuan: pertama, memohon tiga laocianpwe membantu perjuangan
kami. Kedua, tentu saja karena aku pantas mewarisi Pedang Awan Hijau (Luyun Tu)
ciptaan ketiga laocianpwe itu."
Mata wanita buruk rupa itu berkilat-kilat menyambar siucai yang berbicara
seenaknya di depannya. Hawa sakti mendesir-desir bergerak menyelubungi kedua
lengannya yang tampak putih halus itu. Sebentar ia melirik ke arah laki-laki
berambut putih yang sangat hebat ilmunya itu. Si laki-laki sedang menatap siucai itu dengan pandangan yang mencorong seperti sepasang mata naga membara.
"Siucai berhati ular busuk! Ada hubungan apa antara dirimu dengan Bu-di San-
Mowang (Tiga Raja Iblis tanpa Tanding) sehingga engkau melindungi penjahat-
penjahat tengik seperti Bailei Xin Bazhang , Heishou Gaiwang, dan pendeta sesat
Sakhya Yongsang?"
"He"he"he"manusia buruk rupa seperti dirimu ternyata berpandangan luas "
Cuma sayang sebutanmu untuk diriku tidak tepat. Bu-di san-Mowang adalah
pembantu-pembantu utamaku, tentu saja aku melindungi seluruh penghuni E-Liuyu
Gong (Istana Lembah Buaya). Aku tidak kenal siapa dirimu, sehingga aku tidak bisa mengira-ngira apakah engkau cukup pantas mengenal diriku."
Sambil berkata demikian, siucai tampan ini sedikit membusungkan dadanya sambil
mengipas-ngipas kepalanya. Melihat tingkahnya yang congkak ini, salah seorang
pendekar dari perguruan Taishanbai tidak dapat menahan kemarahannya
mendengar omongan sombong seperti itu. Pendekar Taishan yang dikenal di dunia
Jianghu sebagai Golok Tiga Jurus Sia Kok Sin segera melayang berhadapan
dengan siucai tampan ini.
"Betul-betul manusia berjiwa ular bermulut beo, ngomong seenak udelnya seolah-
olah semua yang hadir di sini sudah tidak memiliki telinga lagi. Segera pergi dan jangan mengacau pertemuan suci di kuil ini!"
"Ho"ho"ho" Si Golok Tiga Jurus Sia Kok Sin juga sudah muncul di kuil ini.
Kurasa, dirimupun masih jauh dari memenuhi syarat untuk mengenal diriku "
sudah " sudah pergi sana, siapa mau golok tiga jurusmu."
Marahlah Sia Kok Sin diperlakukan seperti ini oleh orang yang tidak dikenal di dunia Jianghu. Mukanya seketika berubah merah. Ia tidak bisa membiarkan orang
menghina ilmu golok ciptaan leluhur Taishanbai yang sudah mengangkat namanya
lebih dari sepuluh tahun di Wulin.
"Manusia gila patut dihajar!!"
Segera ia mengirimkan serangan dengan ilmu golok tiga jurus yang hebat. Ilmu
golok ciptaan pendekar besar Chen Ming San, leluhur Taishanbai ini bukan main
lihainya. Walaupun terdiri hanya tiga jurus, tetapi setiap jurusnya memiliki tujuhpuluh delapan gerakan. Ilmu golok yang didasarkan pada sari ilmu pedang Yingyang
sinkiam ini sangat hebat, apalagi dimainkan oleh seorang ahli seperti Sia Kok Sin.
"Hmm " tidak jelek"tidak jelek " bahkan harus kukatakan ilmu golok yang hebat
" ha..ha"ha"keluarkan "keluarkan jurus-jurusnya, aku ingin tahu sampai di
mana kehebatannya!"
Dengan jurus-jurus yang sederhana, siucai tampan ini melayani Tiga Jurus Ilmu
Golok Taishanbai. Sangat luar-biasa pertarungan ini. Harus diakui, ilmu golok yang merupakan gubahan ilmu pedang YingYang sinkiam ini mengandung rahasia
gerakan yang sulit dipecahkan ahli pedang manapun. Namun siucai itu sepertinya
mengetahu terlebih dahulu kemana gerakan golok itu dari satu gerakan kepada
gerakan lainnya. Sehingga, pagi-pagi sebelum golok itu mengena sasarannya, ia
sudah terlebih dahulu bergerak berlawanan dengan arah tujuan mata golok.
Keadaan ini berlangsung terus-menerus, seperti seorang ahli sedang memberi
petunjuk kepada muridnya yang baru belajar. Sia Kok Sin diam-diam menjadi keder
melihat cara siucai tampan ini meladeni tiga jurus ilmu goloknya. Dari penasran
berubah menjadi kemarahan, sehingga tidak ayal lagi ia mengeluarkan semua jurus
ilmu goloknya. Sungguhpun demikian kedudukan tetap sama, bahkan si isucai
memang sengaja memancing ia mengeluarkan seluruh jurus rahasia ilmu golok
Tienshanbainya.
Selang beberapa saat tiba-tiba semua ahli silat dibuat tercengang-cengang karena kini siucai tampan itu memainkan tiga Jurus ilmu golok dengan gerakan yang
duakali lebih hebat dan empatkali lebih cepat dibandingkan dengan cara Sia Kok
Sin memainkan ilmu ini. Karuan saja Sia Kok Sin menjadi keteter dan termangu-
mangu menyadari ia diserang dengan tiga jurus ilmu goloknya. Bahkan ia mengeluh
karena serangan-serangan si siucai ternyata jauh lebih mahir dari gurunya sendiri.
Keringat dingin mulai menetes membasahi jdatnya. Matanya menjadi redup dan
sayu karena silau melihat gerakan kipas si siucai yang bukan main hebat, kuat, dan cepatnya.
"Amithaba " amithaba " Ying-Yang Mi Jishu (hikmat mengupas rahasia ying-
yang)." Tiba-tiba terdengar suara lembut yang bergerak menyatu dengan suara
angin mendesir. Entah siapa yang berbicara. Suaranya sangat lembut dan lirih
tetapi terdengar begitu jelas oleh semua orang yang hadir. Semua orang otomatis
melirik ke arah kiri dan kanan, tetapi mereka tidak mendapati orang yang berucap seperti itu. Diam-diam bulu kuduk sebagian orang itu beremang dan pikirannya
membayangkan hal yang aneh-aneh.
"Iii h "suara apa itu, seperti bisikan arwah dari bawah bumi "tinggi sekali, tetapi sangat lembut " lirih sekali, tetapi terdengar sangat jelas " jangan-jangan tiga manusia Dewa itu sudah berada di sini." Seorang dari perguruan Emeishan berbisik-bisik.
"Aah " tiga laocianpwe telah mencapai tingkat ilmu yang sudah tidak lumrah lagi "
dari tempat yang begitu jauh beliau-beliau sudah dapat mendengar gerakan Ying-
Yang Mi Jishu, ilmu khas Buzhishi Laogong (Orang tua tak berkepandaian) dari
pulau bunga persik yang hidup ratusan tahun yang lampau. Bagaimana pemuda ini
bisa mewarisinya?" Kata dua orang tua yang berpakaian pertapa dari tengah-tengah kerumunan orang banyak.
"Sian Mei, siucai itu lihai dan berbahaya sekali. Dengan Ying-Yang Mi Jishu, kurasa siucai lihai menghendaki jago Taishanbai itu menguras ilmu goloknya yang memang
hebat untuk dipelajari sendiri. Apakah kau tahu bagaimana menghadapi ilmu
demikian?"
"Jing Ko, apakah bedanya Ying-Yang Mi Jishu dengan wu-xue Lijie Xishou Hexin
(Pemahaman dan peresapan sari ilmu silat) milikmu?"
"Hmm " pertanyaan yang menarik untuk dipikirkan. Coba lihat, kelanjutan dari
peristiwa ini tampaknya tidak lama lagi jago Taishanbai itu segera ditundukkan
dengan ilmunya sendiri oleh siucai itu, pertanyaanmu aku kujawab setelah selesai peristiwa besar di kuil ini."
Dua pasang pengemis tua-muda dengan pakaian putih mangkak berkemik-kemik
menggerakkan bibir mereka, tetapi tidak terdengar suaranya. Memang mereka
berbicara hanya untuk didengar oleh mereka berdua. Siapalagi kalau bukan Tianpin Er dan Coa Lie Sian yang suka menyamar sebagai pengemis kudisan, sehingga
tidak menarik perhatian.
"Sudahlah " Cuma tiga jurus ilmu golok begitu saja, apanya yang hebat!"
Sambil berkata demikian, tiba-tiba siucai itu mengirimkan serangan yang luar-biasa hebatnya ke arah tenggorokan Sia Kok Sin. Uap putih bergulung-gulung menceruat
dari telapak tangannya.
"Pergilah menghadap Giam Lo Ong "..!"
"Siancai "siancai " Bai Yun Moshu (Ilmu Sihir awan putih) ciptaan Buzhishi
Laogong (Orang tua tak berkepandaian) dipakai untuk membunuh orang " aah ".
Siancai." Kembali suara lembut yang menyatu dengan semilir angin mengaung
begitu jelas membuat semua orang menjadi seperti berhenti bernafas.
"Bai Yun Moshu (Ilmu sihir awan putih)".ah".!" Sia Kok Sin menjerit karena sangat terkejut melihat serangan pukulan dengan menggunakan ilmu Taishanbai yang
paling rahasia. Ia menjadi pucat pasih, karena sadar ia tidak mungkin dapat
menghindarkan diri dari serangan ilmu yang luar-biasa dasyatnya itu.
"Hmm "betul-betul ular yang berhati kejam ".. Des "!!"
Serangan itu gagal di tengah jalan, karena sekonyong-konyong orang aneh yang
berambut putih sudah menggerakan lengan jubahnya yang kosong untuk
menangkis serangan ilmu Bai Yun Moshu sambil mengirimkan dorongan hawa sakti
ke arah pundak pemuda kosen itu. Dalam waktu begitu cepat, dua tenaga sakti
yang bukan main hebatnya bertemu di udara.
Siucai itu mundur satu langkah ketika terkena dorongan hawa sakti orang aneh itu.
"Wow " hawa sakti Xing long guan shandong quan (naga sakti membuka goa)!!
Siapakah kau?"
"Mengenahi siapa aku, itu tidak penting " yang lebih penting, aku tidak rela
manusia berhati ular seperti dirimu merusak pertemuan suci di kuil ini."
"Jangan terlalu sombong dan merasa sudah menang sobat, bagiku Xing long guan
shandong quan (naga sakti membuka goa) bukan termasuk ilmu yang kutakuti.
Majulah, keluarkan ilmumu"!!"
Orang aneh itu hanya mendengus dan sekali melompat ia sudah berdiri berjarak
dua kaki dari siucai itu. Namun, sebelum ia bergerak menyerang si siucai itu, tiba-tiba ia mendengar suara yang sangat ia kenal berbisik di dekat telinga kirinya.
"Hu Koko, aku adikmu, Yang Jing " Jangan koko memainkan Xing long guan
shandong quan untuk menghadapi orang itu, karena ia sengaja memancing tokoh-
tokoh lihai mengeluarkan ilmunya, kemudian dengan Ying-Yang Mi Jishu ia
bertujuan menyadap ilmu-ilmu itu bagi kepentingannya."
Mata orang aneh itu tiba-tiba jelalatan, dan tiba-tiba ia tertawa terbahak-bahak seperti orang gila.


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ha "ha"ha"adikku "adikku ternyata engkau masih hidup " ha..ha"ha"
betapa bahagianya hatiku. Fong Mei " dia dan shimei ternyata masih hidup "
ha..ha"ha"ha."
Di hadapan orang banyak, orang aneh itu melayang begitu cepat ke arah wanita
buruk rupa dan merangkulnya dengan air-mata bercucuran.
"Hu koko, ada apa" Kenapa engkau segembira ini?"
"Fong Mei, mungkin kita bisa menutup diri dari pengamatan orang lain, tetapi mata si Tianpin Er itu ternyata sangat lihai, sehingga jauh-jauh ia sudah mengenal kita."
"Koko " koko ngomong apa"tidak karuan, ayo jelaskan apakah maksudmu
menyebut Tianpin Er yang sudah mati, tentu saj orang mati matanya sangat lihai."
"Fong Mei, mari ikut aku"!!"
Tanpa memperdulikan si siucai lihai itu, orang aneh itu segera mengandeng tangan si wanita buruk dan dalam waktu sekejab sudah hilang dari hadapan orang banyak.
Ketika sampai di ruangan belakang tidak jauh dari pintu Tao Maha Lembut, ia
berhenti. "Jing Di, dimanakah kau?"
"Hu Koko, apa" Jing Di berada di sekitar sini?" Wanita buruk itu mengguncang-
guncang tubuh laki-laki itu karena tidak percaya apa yang barusan ia ucapkan. Si laki-laki berambut putih riap-riapan itu hanya tersenyum sambil mengganggukkan
kepalanya. "Hu Koko " Fong Cici " aku berada di atas pohon sedang melihat tontonan."
Belum habis suara Yang Jing, kedua orang aneh itu sudah melayang seperti burung
dan tahu-tahu sudah "hinggap" begitu rupa di hadapan Yang Jing dan Lie Sian.
"Jing Di " Sian Mei "!!!!!!!!"
Tidak terasa wanita buruk rupa yang ternyata Hsing Li Fong itu menjerit dan
memeluk kedua orang yang sangat dikasihinya itu dengan air-mata bercucuran.
"Hi " hi"hi"Fong Cici, aku hampir keselak ketika melihat De Hu suheng dan Cici
masuk Yintui De Chusi Guan (Rumah Makan Pensiunan Koki) di kota Zhengzhou.
Penyamarannya sangat bagus tetapi masih tidak bisa menyembunyikan sepasang
mata Cici yang indah bagai bintang itu. Mana ada wanita kulit mukanya begitu kasar dan buruk tetapi miliki bentuk mata yang begitu indah " hi"hi"hi"!!!"
"Eeh "dara nakal, jadi jauh-jauh kamu sudah mengetahui penyamaran Cicimu
tetapi diam saja dan tidak mau menegur. Adik macam apa itu" Cici dan Suhengnya
sudah dibakar dendam sehingga menjadi seperti iblis haus darah".eeeh yang
dikira sudah mati, diam saja begitu bertemu "sekarang kalau Cicimu tidak bisa
melampiaskan kemendongkolan hati jangan panggil lagi aku Hsing Li Fong. Ayo
cabut sulingmu dan layani Cicimu ini barang seribu jurus."
"Fong mei, sabar dulu " keadaan kita memang buruk, tapi coba perhatikan dua
pengemis kudisan di hadapan kita. Ha"ha"ha" ilmu menyamar yang hebat ".
Pantesan kita tidak bisa mengenal mereka begitu bertemu di restauran itu. Fong
Mei, kita lepas dulu topeng kita."
Begitu mereka melepas topeng dan rambut putih yang terurai itu, Yang Jing dan Lie Sian sangat kagum melihat wajah dua orang itu. De Hu tampak begitu tampan dan
gagah perkasa. Postur tubuhnya yang tinggi tegap itu membuat dia tampak
berwibawa. Wajahnya yang tampan itu sudah berhias kumis tipis sehingga ia
tampak semakin tampan dan gagah. Sedangkan Hisng Li Fong benar-benar
seorang wanita yang kecantikannya sangat menyilaukan mata. Cahaya keagungan
terpancar dari wajahnya. Matanya, terlebih-lebih, begitu cemerlang. Lie Sian sampai melongo memandang wajah cantik itu.
"Fong Cici, aduh ". Cici luar-biasa cantiknya ". seperti bidadari " cantik sekali, pantesan De Hu suheng sampai jungkir balik, dan tidak bisa tidur siang malam dan kehilangan nafsu makan apabila tidak melihat cici. Apabila aku seorang laki-laki, aku tidak akan mundur setampak pun untuk bersaing dengan Hu suheng
memperebutkan dirimu."
"Sian Mei " kamu selalu membuat Cicimu ini merasa tersanjung dan bahagia "
sekerang ganti aku yang ingin melihat wajah aslimu."
"Ah " Cici, memalukan diriku saja, mana aku dapat dibandingkan dengan Cici
segala." "Ayolah " aku ingin tahu wajah seorang dara perkasa seperti dirimu."
Lie Sian segera membuka penyamarannya, dan dalam waktu sekejab pengemis
kudisan itu sudah berubah menjadi seorang dara yang memiliki kecantikan alami,
begitu polos, tampak riang, dan sangat mempesona. Matanya bersinar tajam yang
membentuk perpaduan yang sempurna dengan bentuk hidungnya. Bibirnya menjadi
pusat kecantikan diri Lie Sian karena selain warnanya yang merah dadu, juga
berbentuk indah sekali. Tampak segar dan selalu hidup.
"Sian Mei " kamu seorang dara yang luar-biasa cantiknya " cicimu sangat kagum.
Baru kali ini aku menjumpai seorang dara yang secantik dirimu. Dalam banyak hal, cicimu ini tidak bisa dibandingkan dengan dirimu."
"Ah "Cici. Mari kita tanya sama De Hu Suheng."
"Hu suheng, cantik mana shimeimu ini dengan Li Fong Cici?"
"Ha"ha".ha".ha"tentu saja sama-sama cantik, tetapi Cicimu tentu saja masih
lebih cantik "ha..ha..ha?"
"Idiiih suheng muji-muji ciciku " tidak tahu malu."
"Loh " aku khan Cuma menjawab pertanyaanmu! Coba tanya Jing Di kalau tidak
percaya." "Nah "nah"kalian mulai lagi " sudah-sudah aku tutup mata dan telinga, dan tentu
saja tidak bisa menjawab mana yang lebih cantik."
Yang Jing segera menutup mata dan telinga, sehingga walaupun Lie Sian dan Li
Fong sudah begitu dekat dengan dirinya, ia tetap tidak membuka matanya. Lie Sian entah sadar atau tidak, tiba-tiba ia menjejak-jejakan kedua kakinya seperti orang kesal.
"Jing Di, ilmumu sudah semakin hebat sehingga dari jarak sejauh ini, engkau sudah mampu melihat dengan jelas apa yang terjadi di pelataran itu."
"Hu koko coba perhatikan, kini tiga jago dari Shaolin sedang menghadapi siucai
sakti itu. Apakah Hu koko tahu siapakah dia itu sesungguhnya?"
"Sesungguhnya ia tokoh yang baru muncul di Wulin. Aku belum tahu persis
siapakah dia dan darimana asalnya. Namun, ilmunya kurasa sangat dasyat, karena
Bu-di san-Mowang sendiri merasa segan dan tunduk kepadanya. Dengar-
dengarnya, orang muda inilah yang menjadi orang yang dijunjung tinggi di kalangan pembrontak yang memiliki pasukan semakin besar dan kuat. Aku juga mendengar
dari Gan Bu Tong, E-Liuyu Gong (Istana Lembah Buaya) telah diciptakan olehnya
menjadi sebuah benteng yang sangat berbahaya karena penuh dengan jebakan
dan senjata-senjata rahasia yang tersembunyi hampir di setiap tempat. Menurut
Gan dixiong, seekor kelincipun akan terpanggang hidup-hidup di tempat itu."
"Jing Di mari kita mendekat ke tempat itu dengan tetap menyamar seperti ini. Aku mendengar Lie pek-pek juga akan datang."
Bagaikan empat bayangan Dewa, empat manusia sakti ini melesat masuk ke
pelataran kuil dan segera menyatu dengan banyak orang.
Sementara itu siucai kosen itu sedang berhadapan dengan Hao Ming hwesio sudah
berhadapan dengan siucai kosen itu.
"Amithaba, sicu sangat hebat " pinceng juga ingin berkenalan dengan Ying-Yang
Mi Jishu yang hebat."
Segera Hao Ming Hwesio menyerang siucai itu Yi Yang Xinbazhang. Siucai lihai
tampak tidak bersmangat melayani si hwesio. Ia hanya mengibas-ngibaskan
kipasnya begitu serangan Hao Ming sudah sangat dekat dengan tubuhnya.
Sepertinya ia sengaja mempermainkan murid tingkat tiga dari biara Shaolin ini.
"Yi Yang Xinbazhang yang kau miliki banyak kelemahan dan tidak ada gunanya.
Akupun sudah bosan melayaninya." Sehabis berkata demikian, ia memberondong
hwesio itu dengan ilmu yang sama tetapi dengan gerak serangan dan tenaga sakti
yang luar-biasa dasyat.
Hao Ming hwesio tampaknya sudah menduga bahwa ia akan menghadapi ilmunya
sendiri, dan ia sudah mengambil keputusan untuk memainkan ilmunya ini sampai
titik darah penghabisan. Melihat kenekadan hwesio ini, si siucai menjadi jengkel, dan sekonyong-konyong ia merubah cara bersilatnya. Kipasnya ia selipkan di
punggungnya, dan bersamaan dengan itu ia merangsek Hao Ming dengan dua
tangan yang memainkan ilmu silat yang berbeda. Tangan kirinya memberi satu jari
dan menyerang dengan totokan-totokan maut yang mengarah kepada titik "titik
jalan darah mematikan. Sedangkan tangan kanannya melakukan gerakan-gerakan
yang menimbulkan semburan hawa bergulung-gulung yang dingin sekali.
"Han twasuheng, ia memainkan Yi Yang Zhi (totokan satu jari) dan Xiang Long Xue
Zhang (Pukulan salju penakluk naga) ". Awaaasss!" Keempat sutenya terkejut
setengah mati begitu melihat suhengnya diberondong dengan ilmu-ilmu dasyat dari
biara Shaolin. Dengan tidak menunggu perintah, keempatnya segera terjun
membantu twasuhengnya.
"Ha"ha"ha".ha".kerbau-kerbau gundul tiada guna " pergilah menyusul
saudara-saudaramu yang mungkin saat ini sudah tinggal abu bersamaan dengan
musnahnya biara Shaolin oleh api. Pahlawan-pahlawan dari E-Liuyu Gong (Istana
Lembah Buaya) yang dipimpin oleh Bu-di san-Mowang datang memberi hukuman
yang setimpal kepada biara Shaolin yang telah turut menggagalkan serangan
tentara rakyat di dekat Baigongdian Ha..ha"ha"ha"nah sekarang tinggal kalian
berlima yang hendak kukirim menyusul yang lain."
Mendadak ia melakukan gerakan seperti seekor naga mencengkram bumi, dan
belum habis lima orang hwesio itu berpikir, tubuh siucai itu bagaikan naga siluman sudah sangat dekat dengan dada mereka. Dan sebelum pukulan maut itu mendarat,
mereka sudah merasakan deburan hawa maut yang luar-biasa panasnya. Namun
betapa terkejutnya siucai ini, ketika secara mendadak ia tidak bisa melanjutkan
serangan. Tubuhnya seperti terpatri di bumi tempat ia berpijak. Ia menjadi tidak percaya ada orang sanggup menghentikan salah satu ilmu terdasyat yang ia miliki.
"Sicu " jangan mengumbar nafsu iblis di tempat suci ini " tariklah kembali Qian-
Long Lijin-di (Naga Hijau menaklukan bumi), atau sicu akan terbakar oleh ilmu itu sendiri.!!!"
Tiba-tiba semua orang melihat di tempat itu telah duduk bersila tiga orang dengan keadaan yang sangat luar-biasa. Tiap-tiap orang sudah berusia sangat lanjut sekali, sehingga rambut dan jengotnya sudah berwarna putih semua. Seorang seperti tosu
yang berpakaian putih dan kelihatan sudah lapuk, seorang lagi memakai baju
pendeta Buddha tetapi rambutnya dibiarkan terurai panjang, seorang lagi berkepala gundul, tinggi kurus. Mereka duduk bersila dengan mata tertutup oleh alis yang
panjang dan sudah putih seperti salju. Inilah tiga manusia dewa yang sudah
memiliki kepandaian yang tidak lumrah manusia lagi saking tinggi dan dalamnya. Di belakang tiga manusia dewa ini nampak berdiri empat orang lagi yang semuanya
juga sudah tua. Lie A Sang, Gan Soan Lie, dan Wangyu, dan Sin Hong Kauwcu
ketua Mokauw yang tidak pernah dilihat oleh dunia persilatan. Dunia wulin hanya
mengetahui sepak terjangnya, tetapi ia jarang menampakkan dirinya secara
langsung. Semua yang hadir di situ merasakan perasaan berbeda ketika tiga manusia dewa
itu muncul di tengah-tengah mereka. Terasa ada suatu kekuatan, perbawa, dan
pengaruh yang membuat mereka mau tidak mau menjadi segan dan tunduk.
Walaupun mata mereka bertiga masih tertutup tetapi seolah-olah mata bathin
mereka dapat melihat setiap keadaan, gerakan, dan perubahan di sekitarnya. Tidak terdengar atau terlihat mereka bernafas, bukan seperti orang mati karena kulit
mereka bersih dan wajah mereka bersinar lembut, terang seperti bayi. Suasana
sejenak menjadi sepi, bahkan setiap orang seperti bernafas saja sangat hati-hati.
Sementara itu orang banyak sudah pada berdiri mengelilingi pelataran kuil yang
besar itu. Kebanyakan mereka ingin melihat tiga manusia setengah Dewa yang
keberadaannya hanya dikenal dari dongeng saja. Huanying Ti Shensheng (Manusia
setengah Dewa bertubuh semu) duduk bersila persis di depan pintu yang mengarah
ke tempat utama kuil Zhongyue. Tubuhnya sedang, kurus dan rambut dan
jenggotnya yang putih bagai salju dibiarkan terurai. Matanya tertutup dan tidak
bergerak seperti patung. Entah sejak kapan ia berada di situ, karena ia tiba-tiba saja muncul bersamaan dengan dua orang sahabatnya.
Salah satu dari Wulin Sanshi (Tiga kesatria dunia persilatan), Wangyu, tampil ke depan. Kakek sakti yang berwajah tampan ini melayang seperti kapas di tengah-tengah pelataran kuil. Dengan suara lembut tetapi dapat dirasakan kedasyatan
sinkangnya, ia mulai berbicara.
"Cuwi sekalian, atas nama tiga Laocianpwe, biren (aku yang rendah) menjelaskan,
pertama-tama: biara Shaolin masih tetap ada sampai sekarang, bahkan tidak satu
jiwapun melayang karena tiga laocianpwe tidak menghendaki pertumpahan darah di
tempat suci seperti biara Shaolin. Kedua, tujuan tayhwee ini adalah untuk meminta pendapat cuwi sekalian tentang apakah yang disebut kebaikan sejati dan
keharmonian sejati. Apakah sudah jelas" Cuwi dilarang mempergunakan kekuatan
untuk melukai yang lain atau menumpahkan darah di kuil ini."
"Aku punya usulan." Tiba-tiba si siucai berbicara.
"Silahkan sicu." Kata Kakek Wang Yu dengan lembut.
"Apabila terdapat pendapat yang sama-sama memiliki dasar kebenaran, walaupun
belum tentu dianggap sebagai sebuah kebenaran oleh pihak lain, aku mengusulkan
untuk dilakukan Tigapuluh jurus Pibu untuk menentukan kebenaran pendapat itu
dengan jiwanya. Bagiku kebenaran adalah kebenaran, dan kebenaran itu sangat
relatif. Tidak ada seorang satu kuncu pun di sepanjang sejarah yang berani
mengatakan hanya ada satu kebenaran dibalik misteri kebaikan sejati dan
keharmonian sejati. Untuk pibu ini harus ada juri yang memiliki kepandaian tinggi, tentu saja juri tidak boleh terjun dalam pibu atau ikut campur tangan apapun yang terjadi. Dan layak menjadi juri itu tentu saja ketiga Laocianpwe."
Kakek Wang Yu tersenyum mendengar usulan yang terdengar ganjil dan ada unsur
menyelipak tujuan tersembunyi yang disertai sebuah akal-bulus untuk mencapai
sebuah tujuan. Ia memandang ketiga rekannya, dan mereka bertiga tampak
menganggukkan kepala.
Kelompok dari Bailianbai yang maju lebih dahulu. Seorang tosu setengah tua, yang dipanggil Shemao Yu Ji (Musang berbulu ayam) karena kelicikannya yang selalu
dipoles dengan bahasa agama dan tingkah yang kelihatan suci. Tokoh Bailianbai
yang satu ini sangat berbahaya, karena selain ilmu silatnya tinggi, juga memiliki cara-cara licik untuk mencapai kemenangan.
"Jiwi Laocianpwe, boanpwe berpendapat kebaikan sejati itu ada apabila orang dapat membebaskan rakyat dari cengkraman pemerintah lalim. Jadi kebaikan harus
dimulai dari kalangan pejabat pemerintah terlebih dahulu, baru semua orang dapat mengerti dan menikmati apa yang disebut kebaikan sejati. Sedangkan yang disebut
keharmonisan sejati adalah apabila orang dapat menyalurkan gelombang Ying dan
Yang, jantan dan betina di dalam dirinya dengan bebas sesuai dengan kehendak
hatinya." "Ya, benar " pemerintahan kaisar Yongle itu lalim dan tidak sah. Kebenaran sejati memang harus bersangkut-paut langsung dengan politik, sebab pada roda politik
itulah bergerak kebenaran sejati. Kebenaran akan menjadi sebuah teori lapuk
apabila orang-orang gagah masih menutup mata melihat rakyat diperbudak oleh
pemerintah Yongle yang lalim."
Seorang wanita cantik dengan tata-rias yang mencolok berbicara dengan
membusungkan dadanya yang montok dan tidak tertutup oleh pakaian dalam.
Bajunya yang berwarna merah itu mencetak tubuhnya begitu rupa sehingga
membuat mata banyak laki-laki memandang seolah ingin melahap dirinya.
Sekuntum bunga merah tampak menghias rambut di atas telinganya sebelah kiri.
Harus di akui ia seorang wanita yang cantik, walaupun semua orang tahu
pandangan matanya terkesan cabul dan genit. Wanita cantik dari Honghuabai ini
dikenal dunia kangouw sebagai Hongxin Moli (Iblis cantik berhati merah).
Pandangan Bailianbai ini didukung oleh golongan Honghuabai, hek gaibang
(Perkumpulan pengemis hitam), dan tentu saja E-Liuyu Gong (Istana Lembah
Buaya). Orang-orang Hoashanbai tidak sependapat dengan mereka. Sima Cinlong,
seorang pendekar muda dari Hoashanbai yang terkenal dengan julukan Jiuwei
Xinmo (Pedang sakti berekor sembilan) mengatakan:
"Kami dari Hoashabai tidak sependapat dengan pandangan dari Bailianbai,
Honghuabai, dan E-Liuyu Gong (Istana Lembah Buaya). Kebenaran sejati tidak ada
sangkut-pautnya dengannya politik. Dunia politik memiliki norma-norma
kebenarannya sendiri, demikian juga dengan kebenaran hukum. Tetapi semua itu
bukan kebenaran sejati, karena kebenaran semacam itu dibuat dan bisa diperbaiki
oleh manusia sendiri. Sedangkan kebenaran sejati bersifat kekal dan sempurna.
Kebenaran semacam ini bukan object dari sebuah perubahan, bukan bersifat
alternatif, tidak relatif, tetapi absolut. Menurut Hoashanbai yang disebut kebaikan sejati itu apabila orang sudah dapat menyelami taonya yang sejati, baru mereka
dapat melihat kebaikan dan menjalankan kebaikan sejati. Tao tidak kelihatan, tidak berpribadi, dan tidak berubah. Manusialah yang perlu berubah dan menyesuaikan
diri dengan Taonya. Sedangkan keharmonian sejati ada apabila taonya dapat
selaras dengan arus Chi yang mengikat diri manusia yang selalu ingin bergerak
berlawanan dengan chi di sekitarnya, mengakibatkan rusaknya keharmonian sejati.
Mungkin sebagian orang berkata bahwa itu sudah harmoni, namun sesungguhnya
itu bukan keharmonian sejati, melainkan keharmonian yang di dorong oleh Aku nya
yang ingin menggaet semua unsur menjadi satu unsur dengan dirinya.
Sesungguhnya ia berjalan berlawanan dengan Chi bahkan taonya sendiri yang ingin
menjadi harmoni dengan chi di sekitarnya. Akibatnya timbulah berbagai macam
masalah kehidupan seperti sakit hati, sombong, dendam, dan sebagainya.
Pendapat dari Hoashanbai ini banyak mendapat dukungan dari Kunlunbai,
Wudangbai dan juga Gobiebai."
Mata ketiga manusia Dewa itu tampak bergerak perlahan, dan sejenak terbuka
hampir bersamaan. Walaupun terbuka sebentar, tetapi semua orang melihat mata
ketiga orang itu bersinar begitu cemerlang, lembut, dan memiliki daya yang begitu kuat dan berpengaruh. Mereka memandang Sima Cinlong dengan tatapan lembut
dan penuh arti. Suasana menjadi begitu sepi.
"Sicu, pinto suka dengan pandanganmu soal kebenaran dan keharmonian sejati itu.
Walaupun pinto belum melihat jelas apakah kebenaran dan keharmonian sejati itu,
namun pinto melihat sedikit sinar terang dari perkataan sicu. Kemarilah sicu ?"
Tidak ada seorangpun yang mendengar perkataan itu, hanya mereka menjadi
terheran-heran ketika pendekar muda Hoashanbai itu berjalan mendekati seorang
yang seperti tosu yang berpakaian putih dan kelihatan sudah lapuk. Orang-orang
menduga orang tua inilah yang dikenal sebagai Huanying Ti Shensheng (Manusia
setengah Dewa bertubuh semu).
"Sicu, bukanlah engkau dari Hoashanbai yang dikenal dengan julukan Jiuwei Xinmo
(Pedang sakti berekor sembilan)?"
Sima Cinlong hanya menganggukkan kepala karena ia merasakan suatu kekuatan
yang membuat ia tidak bisa mengeluarkan suara.
"Dengarlah baik-baik dan ingatlah apa yang pinto katakan kepadamu. Arahkanlah
seluruh pancaindramu ke pusat Diantan, dan biarkanlah arus hawa sakti di tubuhmu bergerak ke segala arah. "
"Sekarang ingatlah ini."
"Sian Mei, ilmu tosu itu sudah mencapai titik lebur yang sangat mujijat. Bahkan
gerakan suaranya hanya sayup-sayup dapat ditangkap dengan Waikexue Xikuang
Banqian Shengyin (membedah arus, memindahkan suara). Sungguh kesaktian yang
tiada bandingnya lagi. Sian Mei, coba pusatkan arus tenaga Shen Talek Ling quan
ke arah tosu dewa itu."
Lie Sian segera mengerahkan gelombang sakti ilmu Shen Ta Lek Ling Quan yang
mujijat. Alisnya berkerut dan mukanya seperti terbungkus sinar kuning yang samar-samar. De Hu dan Li Fong yang mendengar ucapan kedua anak muda itu dan
melihat perubahan pada diri Lie Sian menjadi sangat kagum.
"Sian Mei, apakah engkau mendengar sesuatu dari mereka?"
Lie Sian tidak menjawab, tetapi begitu Yang Jing, De Hu, dan Li Fong berpaling ke arah Lie Sian, betapa terkejtunya mereka ketika melihat Lie Sian seolah bergerak dengan sesuatu yang tidak kelihatan sedang menerjang hawa sakti Shen Ta Lek
Ling Quan. Yang Jing segera sadar bahwa kakek sakti yang berpakaian seperti
Hwesio dengan rambut terurai panjang itu sedang mencegah Lie Sian mencampuri
urusan Huanying Ti Shensheng.
"Nona, biarlah Huanying Ti Shensheng membagikan ilmunya barang sedikit kepada
pendekar muda itu. Percayalah tidak ada yang perlu dikuatirkan. Pinceng Bu Yingzi Laoshen (Dewa tua tanpa bayangan) menjamin keslamatan pendekar muda dari
Hoashan itu."
"Laocianpwe, maafkan boanpwe yang tidak paham."
"Jing Ko, aku dapat menembus benteng khiekang yang mengelilingi Huanying Ti
Shensheng dan pendekar Hoashan itu, tetapi tiba-tiba ada gelombang khiekang
lainnya yang dengan sangat halus menyelimuti Shen Ta Lek Ling Quan."


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Sian Mei, maafkan aku yang terlalu sembrono sehingga membuat dirimu ditegor
oleh Bu Yingzi Laoshen Bu Yingzi Laoshen."
Sima Cinlong bersila hanya dalam waktu sangat singkat di depan Huanying Ti
Shensheng. Tidak sampai lima hitungan kentongan istana kaisar, tampak ia sudah
berdiri dan meninggalkan tempat itu sambil terus mengingat hal-hal yang dibisikkan orang sakti itu kepadanya. Bersama dengan seluruh rombongan dari Hoashanbai, ia
meninggalkan kuil zhongyue.
Sehabis perginya pendekar Hoashan itu, si siucai tiba-tiba sudah melayang di
tengah pelataran. Wajahnya menyinarkan ketidak puasan dan kemarahan yang di
tahan-tahan. "Sungguh tidak adil " penasaran " penasaran. Apa yang dilakukan atau
diucapkan oleh tikus kecil dari Hoashanbai itu tidak memiliki keistimewaan apa-apa, sehingga ia patut diperlakukan seperti itu. Aku tidak tahu apa-apa tentang segala sesuatu yang dibisikkan oleh Laocianpwe Huanying Ti Shensheng, namun aku
dapat merasakan bahwa ia mendapatkan semacam ilmu."
"Sicu " Laocianpwe bertiga sedang mencari makna kebenaran dan keharmonian
sejati, dan tidak ada sangkut-paut dengan rasa adil atau tidak adil. Jikalau beliau menganggap yang diungkapkan oleh sicu Sima Cinlong memiliki kebenaran yang
sedang mereka cari, maka mereka juga tidak begitu pelit sehingga orang muda
yang bijaksana itu pulang dengan tangan kosong. Sekarang menurut sicu sendiri
apakah yang disebut kebenaran dan keharmonian sejati itu?" Kata Kakek Wang Yu
dengan nada penuh kesabaran.
Siucai itu menatap tajam ketiga manusia Dewa yang masih duduk sambil menutup
mata mereka. Dengan demikian setiap perkataan yang menjawab pertanyaan
mereka tidak akan terlepas begitu saja dari kuping mereka. Siucai dengan
tersenyum mengejek memberikan pandangan yang bertentangan kaidah-kaidah
kebenaran yang dimengerti cerdik-pandai pada waktu itu. Ia mengatakan:
"Menurutku, kebaikkan sejati bermuara dan mengalir dari dan ke arah tiga jurusan.
Pertama, dari dirinya sendiri, kedua orang-tua, dan ketiga dunia. Orang perlu
mengklaim bahwa dirinya itu benar. Segala sifat dan tindakan yang lahir dan muncul dari diri sendiri itu murni dan benar sejauh ia yakin bahwa itu benar. Inilah yang disebut cikal-bakal dari segala kebenaran. Seorang bayi akan menangis kalau ia
ingin menangis karena merasa sakit, lapar, dan sebagainya. Siapakah yang dapat
mempersalahkan bahwa tangisan itu sama sekali tidak benar" Keras atau pelan
suara tangisan bayi itu, tangisan itu tetap sebagai kebenaran absolut yang tidak bisa dibantah kebenarannya. Seperti halnya kedatanganku ke tempat ini adalah ingin
meminta pedang buatan tiga jiwi laoqianpwe yang disebut Pedang Awan Hijau
(Luyun Tu). Menurut diriku ini adalah kebenaran, karena lahir secara murni dari
dalam hatiku sendiri, dan aku yakin bahwa ini benar. Demikian juga karena Luyun
Tu dibuat dengan menggunakan kekuatan dan kepandaian oleh ketiga Laoqianpwe,
maka akupun akan berusaha mendapatkannya dengan cara yang sama, yaitu
dengan kekuatan dan kepandaian yang kumiliki. Inilah yang saya sebut
keharmonian atau kesejajaran."
Seorang tokoh Wudangbai yang bernama Kam Liau Kun sangat penasaran dengan
perkataan Zhu Wen Yang.
"Sicu, boanpwe Kam Liau Kun dari Wudangbai tidak sependapat dengan pikiran
sicu. Itu sama sekali jauh dari kebenaran. Semua kebenaran yang hakekatnya
bersumber dari diri si Aku, tidak dapat disebut kebenaran lagi. Apalagi kebenaran itu sudah dikekang oleh keinginan, dan keinginan itu melahirkan hawa nafsu. Segala
bentuk hawa nafsu tidak melahirkan kebenaran apapun kecuali kejahatan dan
angkara murka. Sicu menginginkan Luyun Tu, itu juga cita-cita semua orang yang
hadir di sini. Apabila setiap orang membawa kebenarannya sendiri-sendiri, manakah yang disebut kebenaran sejati" Sedangkan yang sicu kemukakaan soal
keharmonian yang disejajarkan dengan kekuatan dan kepandaian, sekali-kali
boanpwe tidak sependapat, karena apabila keharmonian semacam itu ditrapkan di
dunia, maka akan berlaku hukum rimba mana yang kuat itu yang menang dan
berkuasa."
"Ha " ha"ha"saudara Kam dari Wudangbai berbicara terlalu naif dan penuh
dengan angan-angan agama yang tidak mungkin dicapai oleh siapapun manusia di
dunia yang tidak pernah bebas dari keinginan. Aku ingin bertanya,"siapakah
manusia dari segala jaman yang tidak punya keinginan" Bahkan Kong Hu Cu,
Damo Cousu, sang Buddha bahkan Kwan Im Powsat sendiri tidak pernah bebas
dari keinginan. Keinginan untuk menolong, mengasihi, memberkati, memberi jalan,
dan sebagainya, itu semua termasuk keinginan. Aku bahkan semakin yakin
berdasarkan omongan saudara Kam, semua kebenaran harus dikawinkan dengan
keinginan, apabila tidak kebenaran itu adalah kebenaran yang sudah mati. Menurut saudara Kam, manusia manakah yang bebas dari keinginan?"
Pucatlah wajah Kam Liau Kun mendengar omongan si siucai, ia menjadi gugup dan
tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Mukanya sebentar merah sebentar pucat,
kemudian dengan terpaksa ia mengundurkan diri.
Semua orang menjadi tercenung dan mengakui omongan pemuda sastrawan itu
sulit untuk dapat dibantah, walaupun dalam hati mereka tahu kebenaran yang
diungkapkan sastrawan itu adalah kebenaran yang berpusat pada diri sendiri. Alis ketiga manusia setengah dewa itu terangkat dan tampak berpikir keras. Beberapa
detik kemudian mereka seperti sejiwa sepikir, secara bersamaan menggeleng-
gelengkan kepalanya. Namun mereka diam saja bahkan mata mereka tetap tertutup
rapat. "Hua" ha"ha".ha".itu kebenaran dan keharmonian seenak perutnya sendiri,
alias kebenaran kentut dan keharmonian kentut busuk ".ha"ha"ha"ha"
sungguh lucu, ada orang memiliki anggapan seperti itu."
Sekonyong-konyong seorang pengemis dengan pakaian tidak karu-karuan dan
kotor sekali muncul dan berhadapan langsung dengan si siucai. Mukanya kotor dan
baunya tidak terlalu harum. Rambutnya kotor tidak terurus, dan nampak sinar
kesedihan terpancar dari pelupuk matanya.
"pengemis busuk bosan hidup "."
Pengemis itu diam saja begitu diserang oleh siucai lihai ini. Namun begitu serangan itu satu dim jaraknya dari tubuhnya, secara tiba-tiba ia bergerak sembarangan saja, tahu-tahu kelima jarinya yang kotor itu sudah hampir menyentuh urat syaraf
kematian pada leher siucai itu.
"Ai h ". Zhuazhu yu Xinshe (Ular sakti merebut mustika) ".Xinshe Gai (Pengemis
Ular Sakti)!!" Seru pemuda sastrawan ini sambil melancarkan serangan dengan
jurus berbeda. Kembali si pengemis tidak mempergunakan gerakan ilmu silat
tertentu, tetapi begitu serangan siucai itu sudah sangat dekat, tiba-tiba dengan kecepatan kilat, ia sudah mengejar si pemuda dengan ilmu kacau-balau tetapi
sangat hebat akibatnya.
Melihat keadaan demikian, tiba-tiba si siucai menyerangnya dengan kedua telapak
tangan seperti Buddha. Dari telapak tangannya tiba-tiba bergelora hawa sakti yang dasyatnya bukan kepalang. Tampak pasir tanah berhamburan seperti diterjang
badai, dan sebagian tiang-tiang penghias pelataran itu hancur berkeping-keping
dilanda pukulan maha hebat itu.
"Aah"Ilmu Telapak Tangan Buddha tingkat yang sudah sempurna sekali "!" Li
Fong berseru lirih. "Siapakah pemuda sastrawan ini, ilmunya beraneka ragam dan
rata-rata sangat dasyat."
"Fong Cici, ingat, sastrawan ini menguasahi Ying-Yang Mi Jishu (hikmat mengupas
rahasia ying-yang). Kemungkinan ia telah berhasil mengeruk ilmu-ilmu dasyat dari orang-orang yang diajak pibu olehnya, sari gerakannya telah dikuasahinya dengan
sempurna, kemudian secara diam-diam melatih dan menyelidiki sifat-sifat bagian
dalam ilmu-ilmu itu."
"Aha " jadi dengan Ying-Yang Mi Jishu (hikmat mengupas rahasia ying-yang) ia
mempelajari sari gerakan dan ilmu silat lawan, tetapi tidak bisa menjiwai dan
menguasahi isi dalamnya, sehingga ia seperti sudah menguasahi ilmu silat lawan
dalam waktu sekejab, tetapi memiliki sifat-sifat dan kharakter yang berbeda dari ilmu aslinya. Kalu begitu ia bisa menguasahi rahasia gerakan Xing long guan shandong
quan (naga sakti membuka goa), tetapi tidak bisa menguasahi isi atau dagingnya.
Sedangkan Xing long guan shandong quan intinya bukan terletak pada gerakannya
tetapi pada isi dalamnya."
"Tetapi Hu Koko, tidak mustahil karena sifat-sifat gerakan teknis Xing long guan shandong quan sudah dikuasahi, ia dalam waktu dekat dapat juga menguasahi isi
dalamnya, karena Xing long guan shandong quan bersangkut-paut erat dengan
gerakannya yang seperti naga mendekam itu." Kata Yang Jing.
Sementara itu, Xinshe Gai dibuat kalang-kabut menghadapi ilmu Talapak Tangan
Buddha yang dasyat. Namun dengan sangat gesitnya, ia meliuk-liuk menghindari
adu kekuatan dengan pemuda itu. Hal ini membuat si siucai menjadi jengkel,
dengan kemarahan yang sudah mencapi ubun-ubun, tiba-tiba ia merangsek dengan
ilmu telapak tangan Buddha di tangan kiri, dan pada saat yang sama tangan
kanannya menggempur dengan hawa sakti Sembilan Bayangan Lohan. Hebatnya
bukan main. Sampai-sampai orang-orang yang berdiri paling dekat dengan pibu itu
mencelat bagaikan daun kering diterjang badai, dan tidak sedikit orang yang
dadanya hancur-lebur dan sebagian luka-luka parah. Dalam waktu sekejab,
penonton sudah tinggal sebagian kecil saja, karena sebagian besar sudah
melarikan diri menyembunyikan diri di balik pohon-pohon besar dari jarak yang
cukup jauh. Xinshe Gai sudah tidak bisa bertahan lebih lama lagi menghadapi gempuran anak
muda sakti ini. Darah sudah melelh membasahi mulutnya. Sungguhpun demikian ia
masih terkekeh-kekeh melayani anak muda itu sambil sekali-kali mengeluarkan
perkataan yang membuat sastrawan muda itu semakin marah.
"Pengemis busuk " kali ini engkau tidak akan bisa bertahan hidup menghadapi
ini!?""
Tiba-tiba tubuhnya mendekam seperti seekor naga mengcengkram bumi; matanya
mencorong menakutkan dan tersiar hawa maut pada raut wajahnya. Bumi menjadi
bergetar beberapa kaki jaraknya. Dan, dalam waktu sekejab mata, tubuhnya sudah
melesat melakukan gerakan yang cepatnya bagai meteor jatuh.
Seorang tosu tua yang masih berdiri di bekas orang-orang banyak berkerumun, tiba-tiba mendekap tangan sutenya sambil mendesis:
"Qian-Long Lijin-di (Naga Hijau menaklukan bumi) ".ilmu yang maha sakti dan
merusak segala sesuatu "siancai ".siancai ".dunia wulin akan kembali bergolak
dengan munculnya pemuda iblis ini."
"Ayaaaaah " ilmu siluman Qian-LongLijin-Di ".tamatlah riwayat pengemis degil
kali ini."
Xinshe Gai sudah mengambil keputusan nekad untuk binasa sebagai pendekar,
segera memapak ilmu iblis maha dasyat itu dengan kedua tangan terbuka. Tetapi
tiba-tiba tubuhnya seperti melayang jauh meninggalkan medan pertempuran, dan
pada saat ia menoleh ia melihat seorang pemuda bergerak seperti belut masuk ke
dalam gelombang maut Qian-Long Linjin-Di, sedangkan dirinya berada dalam
gendongan seorang pemuda berambut putih gondrong berlengan satu.
Siapakah yang menerobos gelombang hawa maut ilmu siluman itu" Bukan orang
lain tetapi Yang Jing sendiri. Ia seperti bayangan dewa yang bergerak serasi
dengan gerakan ilmu sastrawan kosen itu. Sastrawan itu sangat terkejut ketika
melihat seorang pengemis tiba-tiba sudah berada di pusat arus gerakan Naga Hijau menaklukan bumi. Gerakannya seperti belut dan mengikuti semua gerakan dan
desakan gelombang ilmunya sendiri. Ia berusaha melemparkan pengemis itu keluar
dari gelombang ilmunya, tetapi smekin ia menambah kekuatan dan kecepatan,
semacam kuat dan cepat pula tubh pengemis ini meliuk-liuk. Sehingga jangankan
memporak-porandakan pertahanan pengemis ini, menyentuh ujung bajunya saja
hampir-hampir tidak bisa dilakukan, karena begitu diserang, secara aneh dan ajaib tubuh pengemis itu berubah seperti ulat yang dapat ditekuk-tekuk sesuka hati.
Begitu elastis dan ringan sekali.
Hampir ia tidak bisa mempercayai pemandangan aneh seperti ini kalau ia tidak
melihat dengan mata kepalanya sendiri. Dan ia menjadi lebih terkejut ketika melihat pengemis itu tiba-tiba merubah gerakannya.
BAB 8: PEWARIS TUNGGAL WANG HONG SEN
"Bu linghun, bu po "jishu shouzhu (bukan roh bukan jiwa"menghitung gerakan),
jiejin Shen huan linghun (dorongan dewa melingkar sukma), menaklukan jinjiu
guihun (kekuatan siluman), mengatur jinjiu xing (bintang sakti)."
Begitu Yang Jing memainkan Shen Yu Xing Quan (jurus Dewa mengatur bintang), si
sastrawan merasakan arus hawa saktinya terseret keluar bukan menurut apa yang
ia maui, tetapi bergerak liar. Dan celakanya, semua hawa maut ilmu Naga Hijau
menaklukan bumi itu seperti diatur oleh kedua tangan Yang Jing yang masih
bergerak seperti belut harmoni dengan gerakan dan hawa ilmunya. Dan lebih celaka lagi, hawa sakti itu dilempar-lemparkan keluar ke udara sehingga lumer secara sia-sia. Ia menjadi marah sekali, dan dengan gerakan yang luar-biasa dasyatnya, ia
menarik masuk ilmunya dan dengan tiba-tiba mendorongnya keluar secara
mendadak sehingga tubuh Yang Jing seperti tersedot tibat-tiba, dan mendadak
terlempar dengan keras menjauhi sastrawan itu. Dan pada detik yang begitu cepat, tiba-tiba pemuda sastrawan itu melengking dengan suara yang tinggi sekali, dan
dalam waktu sekejab tubuhnya bergerak lurus berputar-putar begitu dasyat, dan
".terdengar suara:
"BLAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRR!!!!"
Debu membubung setinggi enam tombak ke angkasa dan tanah di pelataran itu
melesak sedalam dua kali tinggi orang dewasa. Bersamaan dengan suara ledakan
dasyat, tubuh siucai itu berkelebat laksana kilat, dan dalam waktu sekejab saja
bayangannya sudah tidak kelihatan lagi. Sayup-sayup terdengar lengkingan nyaring dari tempat jauh.
"Sobat kau hebat!! Aku Zhu Wen Yang masih menyimpan rasa penasaran " tapi
aku tidak memiliki waktu yang cukup untuk melanjutkan pertempuran, karena saat
ini aku sudah mendapat kan apa yang aku inginkan hari ini, yaitu: Luyun Tu atau
Lushi Yue Mo (Pedang Batu Bulan Hijau). Tidak lama lagi kami berempat, aku dan
Bu-Di-San-Mowang (Tiga iblis tanpa tanding) akan segera menguasahi dunia
persilatan " ha"ha"ha"ha"!"
Suaranya akhirnya hilang di balik gunung, dan kemudian suasana menjadi sunyi-
senyap. Yang Jing membiarkan siucai itu pergi karena ia merasa tidak memiliki
permusuhan dengannya.Tiga manusia Dewa yang sudah dikunci oleh perkataan si
Sastrawan tidak bisa ikut campur tangan sama sekali. Mereka masih tetap pada
posisi semula, dan anehnya, tidak ada secuilpun debu dapat hinggap pada tubuh
atau rambut mereka. Tempat di mana mereka duduk bersila tetap bersih mengkilat.
Ini menjadi pertanda bahwa tiga manusia ini sama sakali tidak terpengaruh oleh ilmu siluman sastrawan muda itu.
Yang Jing masih berdiri di situ sebagai pengemis kudisan sehingga Wulin Sanshi
tidak bisa mengenalnya. Ia melihat juga kongkongnya Lie A Sang, dan nenek cantik Gan Soan Lie, kakek Wangyu, beserta Sin Hong Kauwcu ketua Mokauw sudah
berdiri di depan tiga manusia dewa itu. Terdengar kakek Lie A Sang berkata:
"Cuwi Laocianpwe, Pedang Awan Hijau (Luyun Tu) sudah tidak berada di
tempatnya, boanpwe melihat sekelebatan si siucai itu telah menyambarnya pada
saat ia melayangkan ilmu iblisnya."
"Sicu Lie A Sang, kami sudah melihatnya " namun siucai itu sungguh sangat lihai, jauh-jauh ia telah mengunci kami bertiga dengan perkataannya, sehingga kami tidak bisa ikut mencampuri urusan pibu tadi. Sudahlah "lanjutkan diskusi tentang
kebenaran dan keharmonian sejati itu. Hal ini jauh lebih penting dari Luyun Tu,
karena kami sudah menemukan orang yang dapat mengambilnya kembali."
Ketiga orang itu seolah tidak peduli soal Luyun Tu atau biasa disebut oleh orang-orang Wulin sebagai Lushi Yue Mo (Pedang Batu Bulan Hijau), karena pedang ini
sudah menjadi salah satu pusaka dunia persilatan yang sangat diimpikan oleh jago-jago ilmu pedang.
"Hu Koko ". Fong Cici ". Dimanakah Lie Sian?"
Yang Jing yang tidak ingin dirinya dikenal oleh kakeknya di depan orang banyak,
segera kembali berkumpul dengan De Hu. Dia menjadi terkejut ketika tidak
mendapati Lie Sian di tengah-tengah mereka. Bagaikan kucing yang terbakar
ekornya, Yang Jing secara mendadak melompat tinggi tepat di puncak menara kuil.
Matanya mencorong tajam mengeluarkan sebersit sinar perak yang menembus
kegelapan malam. Tetapi ia menjadi kuatir karena tidak melihat atau mendengar
gerakan Lie Sian. Ada sesuatu yang tidak enak mengalir di lubuk hatinya.
"Apakah yang terjadi dengan Sian Mei" Mengapa tiba-tiba menghilang" Jangan-
jangan ia menjadi penasaran terhadap sastrawan lihai yang bernama Zhu Wen
Yang itu sehingga segera mengejar setelah mengetahui ia melarikan diri. Apakah ia melihat sesuatu yang sangat penting sehingga mendadak melesat pergi dan
menghilang begitu saja?"
"Jing Di, apakah engkau melihat bayangan Sian Shimei" Aku tadi melihat ia melesat pergi dengan sangat cepat bersamaan dengan menghilangnya sastrawan lihai itu ke
arah Selatan. Gerakan Sian shimei sudah begitu cepat, sehingga aku dan Fong Mei
tidak sempat mengejar, karena tiba-tiab ia sudah melesat jauh bagaikan bayangan.
Apakah yang kau kuatirkan?"
"Hu koko, soal kepandaian, Lie Sian sudah sulit dicari tandingannya, namun ia
masih belum mengetahui bagaimana harus menghadapi Ying-Yang Ming Jishu,
Qian-Long-Lijin-di (naga hijau menaklukan bumi). Dan aku juga berani menduga,
orang inilah pewaris tunggal Wan Hong Sen, manusia sakti pencipta Qian-Long-
Lijin-di dan Kai-Kong-Qi-Cuan-Hun(membuka hawa, membuang sukma), sebuah
ilmu iblis yang tidak pernah kulihat sebelumnya. Ketika aku bertempur dengannya, ia baru mengerahkan sepertiga kekuatan Qian-Long-Lijin-di. Itu saja sudah begitu dasyat dan bersifat destructive sekali. Menurut Sung-San Taysu, ketua Shaolinbai dan Hong Ming Tosu, tokoh sakti dari Hoashanbai, ilmu Kai-kong-qi-cuan-hun lebih dasyat dari Qian-Long-Lijin-Di. Dan keadaan menjadi semakin berbahaya apabila
Sima Dekun dengan ilmunya E-Qiangjie (jubah buaya) dan dua rekannya yang
berjuluk Bu-Di-San-Mowang (Tiga iblis tanpa tanding) menyatu dengan dia . Hmmm
"dunia persilatan sedang menghadapi persoalan maha besar dan menakutkan.
Aku bisa menduga bahwa tujuan tayhwee yang diadakan oleh tiga laocianpwe ini
agaknya mengarah pada pembicaraan tentang bagaimana menyelesaikan urusan
dunia persilatan."
Yang Jing menjadi gelisah sekali, tetapi ia masih menahan diri untuk tidak
meninggalkan kuil Zhongyue sebelum urusan menjadi terang. Selain daripada itu, ia ingin menjumpai kakeknya dan dua orang tua penghuni istana Gurun Pasir itu.
Walaupun hatinya menjadi tidak tenang, ia mengambil keputusan untuk mengikuti
pertemuan agama ini sampai tuntas.
Diskusi agama sudah mencapai persoalan filsafat agama yang dalam-dalam tetapi
juga dipenuhi oleh banyak ragam teori, sehingga sangat tidak menarik untuk di kuti.
Dalam pada itu, Lie A Sang sedang menatap dirinya dengan tajam seolah-olah ia
sudah mengetahui bahwa dirinya yang menyamar sebagai pengemis kudisan sudah
dapat dibuka kedoknya oleh kakeknya. Ia menjadi tidak sabar untuk mengikuti terus tayhwee itu, segera ia mengambil keputusan untuk meninggalkan tempat.
Ketika ia hendak beranjak pergi, dari tempat agak jauh ia mendengar gerakan dua
orang dengan kecepatan yang fantastis sedang menuju ke arah kuil. Nafas dua
orang itu beralur begitu rata, menandakan mereka berilmu tinggi. Kira-kira berjarak limapuluh tombak, Yang Jing segera mengetahui bahwa mereka berdua adalah
Sung-San Taysu dan Hong Ming Tosu.
"Tianpin Er mengucapkan selamat bertemu kembali dengan kedua Laocianpwe."
Katanya lirih. "Tianpin Er" tunggu " kami ingin bicara sebentar." Bersamaan dengan selesainya
mereka berbicara, kedua orang-tua sakti sudah berdiri tepat di hadapan Yang Jing.
"Jing Er " mari ikut kami menghadap tiga laocianpwe."
"Ah " jiwi Laoshifu, teecu harus segera pergi mencari Lie Sian, teecu kuatir ia
mengejar si sastrawan lihai itu."
"Jing Er " Lie Sian pasti bisa menjadi diri, jangan terlalu kuatir soal dia. Lebih baik kita segera menghadap tiga orang Tua itu untuk membahas situasi Wulin akhir-akhir ini, karena pinto rasa sudah sangat berbahaya." Ujar Hong Ming Tosu.
"Jiwi Laoshifu tunggu sebentar. Jiwi Shifu menghendaki teecu menyampaikan
harapan shifu kepada Naga Sakti lengan tunggal Shi De Hu dan nona Hsing Li
Fong. Inilah kakak angkat teecu, Shi De Hu dan yang ini calon kakak ipar teecu,
Nona Hsing Li Fong."
"Omitohud "siancai "siancai "Thian maha kasih, sehingga bisa bertemu dengan
hampir semua pendekar muda kecuali si Bayangan Pedang Gan Bu Tong untuk
membicarakan urusan besar dunia persilatan bersama tiga Laocianpwe itu. Pinto
dan Sung-San Taysu juga sudah berjumpa dengan Shen Qi Cao Quan (dewa
pembabat Rumput) Shi Xinlong dan Nona Gan Juen Ai yang juga sedang menuju ke
tempat ini. "


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ketika mereka akan menghadap tiga manusia dewa itu, langkah mereka terhenti
karena diskusi soal kebenaran dan keharmonian sejati belum ada tanda-tanda akan
berakhir. Tiga orang tua itu tampak diam bagai patung tanpa membuka matanya
sedikitpun. Namun dari wajah ketiganya tampak lesu dan kurang bersemangat
mendengar pendapat-pendapat para ahli agama yang sarat dengan teori-teori yang
muluk-muluk dan sulit dimengerti arah dan tujuannya. Beberapa kali tampak mereka menarik nafas panjang-panjang.
Suasana menjadi sepi manakala pembicaraan itu tidak mencapai titik-titik terang
yang memuaskan. Semua menjadi diam dan memasang telinga dan mata untuk
menunggu reaksi dari ketiga manusia sakti itu. Namun reaksi ketiganya tidak
kunjung tiba. "Bu Yingzi Laoshen (Dewa Tua Tanpa Bayangan) ". Baipan Siansu (Dewa Baju
Putih), mungkin sudah menjadi kehendak Thian, kita bertiga meninggalkan dunia ini tanpa menemukan arti misteri tentang kebenaran dan keharmonian sejati yang
sudah kita renungkan bertahun-tahun lamanya ". Ah " sungguh sangat
memilukan hati kenyataan ini." Perkataan yang mengandung keluhan ini keluar dari mulut Huangying Ti Shensheng (Manusia setengah Dewa bertubuh semu).
"Amithaba " amithaba " Huangying sahabatku, pinceng juga sangat penasaran "
apakah memang di dunia ini tidak ada satu pun yang dapat menembus misteri yang
menyelubungi dua unsur kesejatian di balik kebenaran dan keharmonian "
amithaba " amithaba." Baipan Siansu berkata-kata sambil menggeleng-gelengkan
kepalanya yang tidak berambut itu. Alisnya yang panjang terurai itu melambai-
lambai tertiup angin.
"Aya " penasaran "sungguh penasaran "selagi dunia Wulin mulai dikacau-
balaukan si iblis tua Wan Hong Sen yang sudah menurunkan ilmu-ilmunya kepada
seorang pewaris yang berbakat bagus, Zhu Wen Yang. Sedangkan kita bertiga
masih kehilangan mustika kebenaran dan keharmonian yang menjadi kunci XIN YI
LIU HE QUAN (Enam Jurus Menyatukan Hati dan Pikiran) yang sudah kita tekuni
bertahun-tahun lamanya" aya "sungguh penasaran." Bu Yingzi Laoshen (Dewa
Tua Tanpa Bayangan) menarik nafas dalam-dalam sepertinya ingin melemparkan
gunung batu yang sekonyong-konyong menghimpit bathinnya.
Setelah mengucapkan perkataan demikian, secara mendadak sekali tiga orang itu
berkelebat cepat bagaikan uap. Seolah-olah tubuh mereka menghilang begitu saja
dari hadapan banyak orang. Bagi mata biasa, ketiga manusia dewa itu sirna begitu saja, namun bagi orang-orang yang sudah mencapai titik puncak dalam ilmunya,
Kitab Pusaka 5 Raja Naga 7 Bintang Karya Khu Lung Pendekar Sakti 8
^