Pencarian

Kisah Sepasang Bayangan Dewa 4

Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan Bagian 4


tertiup angin senja. Tentu saja, Cinlong menjadi sadar dan menghentikan
ucapannya. Ia menjadi terheran-heran, mengapa ia mengucapkan hampir tiga
bagian ilmu simpanan Huanying Ti Shensheng (Manusia setengah Dewa bertubuh
semu). Sebuah ilmu yang dapat membuat tubuh kakek sakti itu seperti hilang dari
pandangan mata karena kekuatan hawa sakti yang bekerja di dalam sistem gerak di
dalam tubuhnya. Seolah-olah ia memiliki tubuh semu, karena lawan dibuat tidak
sanggup menyentuhnya.
Tubuh Sakhya Yongsang terlempar seperti karung dan jatuh menghantam sebuah
pohon yang berjarak enam tombak dari posisi dia berdiri.
"aduh ". bangsat ". Cindil".clurut".tikus"keparat busuk, siapakah yang berani
campur tangan menganggu urusanku?"
"Sakhya Yongsang, pendeta sesat ". Manusia curang ".. Lagi-lagi engkau
menyebar maut di tanah Tionggoan " hari ini nonamu benar-benar sudah
kehilangan kesabaran melihat kejahatanmu. Majulah " jangan harap engkau dapat
menggunakan ilmu sihirmu terhadapku!!"
"Aya ". Pendekar Bayangan Dewa, Coa Lie Sian, "..!!" Sakhya Yongsang, Bailei
Xin Bazhang dan Heishou Gaiwang hampir berbarengan berseru.
"Wanita keparat ". lagi-lagi engkau usil urusan orang. Kukorek jantungmu,
kucungkil mataku".dan".dan".kuhirup darahmu..!!!!!"
Sakhya Yongsang menjadi murka, karena usahanya yang hampir berhasil
menyadap ilmu tiga orang sakti yang sudah diimpi-impikan sekian lama menjadi
pudar. Dengan gigi gemeretak, ia mengeram keras menyerang dengan ilmunya
yang paling dasyat: Kang-tshup khe-wa sem (Badai salju menjungkir balikkan jiwa)
"Mampuslah kau kali ini "..hiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaattttt!!!"
Merasakan hawa dingin yang lauar-biasa, Lie Sian segera memapakinya dengan
Huo Jiu Liu Quan (enam jurus rajawali api).
"Jreeeeeeeees ?"blaaar!!!"
Sakhya Yongsang merasakan dadanya seperti diterpa oleh sengatan api yang
panasnya bukan kepalang. Dalam waktu sekejab, ilmu inti saljunya menjadi
kehilangan sengat.
"Hi"hi"hi"hi"pendeta sesat, lebih pulang saja ke Tibet, berlutut dan mohon
ampun ke Sakhya Yesse yang namanya telah kau palsukan. Ilmumu sudah tidak
bisa maju lagi "dan kau menjadi putus-asa. Karena itu berdaya-upaya mencuri ilmu orang lain ".hi"hi"hi"tali kali ini engkau lagi sial, bertemu manusia usil seperti diriku."
Sambil berkata demikian, Lie Sian mulai memainkan Waikexue Xikuang Banqian
Shengyin (membedah arus, memindahkan suara) yang diajarkan Tianpin Er kepada
dara sakti ini. Sakhya Yongsang yang bersilat sambil mengeluarkan bentakan-
bentakan nyaring yang disertai arus ilmu hitam yang jahat, mulai berlaku hati-hati.
Perpaduan ilmu hitam dan arus tenaga sakti yang mengandung kekuatan iblis ini, ia merangsek dengan hebatnya. Semua orang yang menyaksikan pertarungan ini
menjadi bergetar semangatnya.
Cinlong betapapun ingin menyaksikan pertarungan itu menjadi tidak kuat, segera ia duduk bersila dan mencoba mengerahkan sinkangnya dalam upaya menanggulangi
bentakan-bentakan ilmu hitam yang benar-benar mengoncangkan bathinnya.
Hungkiau dan Ming Hong sejak tadi-tadi bersembunyi di belakang tubuh Hoashan It-
mo-kiam sambil menutup mata dan telinganya dengan sebuah sapu tangan merah
terbuat dari kulit buaya. Apabila Lie Sian tidak menguasahi Shen-ta-lek-ling-quan, sudah tadi-tadi ia roboh termakan ilmu pendeta Lama kosen ini.
Namun Waikexue Xikuang Banqian Shengyin (membedah arus, memindahkan
suara) adalah ilmu mujijat yang bergerak mengikuti aliran Khiekang dan sinkang dari lawannya. Semakin hebat lawan mempergunakan paduan hawa sinkang dan
gelombang khiekang, akan semakin dasyat ilmu ini mengikutinya. Suling merah di
tangan kanannya seperti bergerak mempermainkan gelombang hawa iblis dan
membentuk alunan musik naik-turun seperti auman binatang kubur di tengah
malam. Karena Sakhya Yongsang menggunakan hawa iblis dalam sinkangnya dan
gelombang sihir aliran hitam, maka Waikexue Xikuang Banqian Shengyin yang
"menerkam" arus dan gelombang itu menjadi seperti musik pengering maut yang
terdengar sangat mengerikan.
Sakhya Yongsang menjadi pucat pasih, ketika dirus kekuatan Waikexue Xikuang
Banqian Shengyin mulai menguasahi pusat tenaga murni dalam diantan, sehingga
mengguncangkan hati dan pikirannya. Mukanya berubah sangat mengerikan,
karena ia merasakan tekanan hawa sakti yang memilin-milin ilmunya menjadi
seperti naga menggeliat yang meremas-remas isi hawa sakti dalam dirinya.
Nafasnya memburuh seperti binatang buas yang kesakitan.
"Plaaak "..hui ing".aaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh!!!"
Karena sudah putus-asa, ia mengepos seluruh kekuatan khiekang dan sinkangnya
dan mengaum dengan suara sekeras-kerasnya. Inilah kesalahannya. Begitu ia
mencurahkan sinkangn seanteronya ke dalam gelombang khiekang, Waikexue
Xikuang Banqian Shengyin menjadi semakin hebat menerkam gelombang khiekang
itu, dan "Breeettt"!!!"
Terdengar seperti gendang robek, dan setelah itu tubuh Sakhya Yongsang
terlempar dengan darah muncrat deras dari mulut dan telinganya. Wajahnya
berubah sangat mengerihkan, matanya berubah merah dan melotot jalang. Melihat
ini, Heishou Gaiwang (Raja pengemis tangan Hitam) segera menyerang dengan
pukulan tangan pasir hitam yang sangat berbahaya. Hawa beracun yang menyertai
pukulannya dapat merobohkan lawan sebelum menyentuhnya. Lie Sian merasakan
bahwa Heishou Gaiwang tidak boleh dibuat main-main, segera ia berdiri tegak
dengan suling lurus ke depan. Begitu serangan pengemis tangan hitam sudah
berjarak satu dim, entah dengan cara bagaimana, pengemis itu sudah merasakan
ujung suling merah telah lebih dahulu menyerang di tujuh titik kematian dalam
dirinya. Ia sangat terkejut, karena ia tidak melihat gerakan suling itu, tahu-tahu ujungnya sudah mengancam dirinya. Lie Sian berdiri tegak dengan suling lurus ke
depan, inilah Bu Yidong Tu (ilmu pedang pedang tanpa gerak).
"He"wanita siluman, engkau pandai memainkan Bu Yidong Tu " maka tidak ada
pilihan lagi, walaupun engkau sangat molek dan cantik jelita ". Namun harus
dibinasakan hari ini juga. Hiaaattttttttt ?".!!!!!"
Lie Sian melirik ke arah Hoashan It Mokiam yang menyerangnya dengan ilmu-ilmu
putih yang hebat. Sedangkan dari arah yang berlawanan, ia deserang dengan
ganasnya oleh Sakhya Yongsang, dan di lain arah Heishou Gaiwang merangsek
dengan pukulan beracun yang sangat berbahaya. Sekali ia terkena pukulan itu,
akan celakalah. Juga, tiba-tiba, bailei xin bazhang(si Tangan Geledek),
menghujaninya dengan pukulan tangan geledek dari segala jurusan. Pukulan itu
menderu-deru dekat kepalanya. Kini Lie Sian dikeroyok oleh empat orang sakti yang telah menjadi tokoh-tokoh besar Jianghu pada masa itu dan hampir sulit
menemukan tanding. Menghadapi keroyokan datuk-datuk hitam ini, Lie Sian
memainkan Bu Yidong Tu di tangan kirinya, dan pada saat yang sama ia juga
memainkan Waikexue Xikuang Banqian Shengyin (membedah arus, memindahkan
suara) kembali. Serangan dara sakti bukan main hebatnya. Tidak satu orang pun
mampu mendekatinya lebih dari setengah tombak jaraknya. Daya mujijat ilmu
Waikexue Xikuang Banqian Shengyin sukar dibendung karena ilmu ini seperti
malaikat yang selalu mengikat, memilin, dan menekuk-nekuk pusat hawa sakti yang
menyeruat dari tubuh lawannya. Sedangkan Bu-yidong-tu bagaikan siluman yang
tahu-tahu sudah mampir di bagian-bagian lemah tubuh lawannya. Dengan nakal, Lie
Sian membagi-bagi ujung suling di tangan kirinya ke arah pipi, leher, telinga, mata, dan tidak luput bagian lubang hidung lawannya. Hal ini dapat terjadi, karena
Waikexue Xikuang Banqian Shengyin telah membuat lawannya tidak berdaya.
Karuan saja mereka menjadi sangat sibuk, murka, dan sekaligus tidak berdaya.
"Hi...hi....kerbau-kerbau bau, musang-musang gila, ayo"hi...hi...hi.... manusia"
manusia curang ".tidak tahu malu, hari ini nonamu perlu memberi pelajaran telak
yang tidak dapat kalian lupakan seumur hidupmu. Bersiaplah ".!!!"
BAB 13: DUABELAS SUTERA TULISAN SHEN-DU
Sementara Lie Sian bertarung seru melawan empat orang sakti itu, diam-diam
Hongxin Moli, sambil menutup telinganya dengan selembar kulit beruang yang tebal, ia membawa Cinlong ke arah yang menjauh Teluk Bohai. Hoashan It Mokiam
sekilas melirik ke arah wanita itu, karena sejak bertemu, manusia berhati kotor ini memiliki hasrat yang ditahan-tahan terhadap Hongxin Moli. Begitu wanita itu
menyingkir, ia juga meninggalkan medan pertempuran dan melesat cepat ke arah
larinya wanita itu.
Lie Sian melihat bagaimana Cinlong dilarikan oleh Hongxin Moli, tetapi ia tidak
terlalu mengambil peduli, karena ia merasa malu melihat sikap pemuda itu terhadap Hongxin Moli. Ia berpikir Cinlong tidak lebih daripada pemuda yang mudah jatuh
oleh kecantikan seorang wanita.
Sementara itu, Sakhya Yongsang, Bailei Xin Bazhang dan Heishou Gaiwang mulai
mengeluarkan ilmu-ilmunya. Yang paling berbahaya adalah pendeta Lama berjubah
merah itu. Dengan segenap kekuatannya, ia mulai lagi menggerakkan ilmunya yang
disebut (dalam bahasa Tibet): Kang-tshup khe-wa sem (Badai salju menjungkir
balikkan jiwa) yang tadi dilancarkan seperempat bagian saja. Dari mulutnya ia
mengerahkan kekuatan ilmu sihir hitamnya dengan mantra-mantra khusus.
Sementara itu, pada saat yang sama, ia mulai memainkan jurus-jurus aneh. Mula-
mula perlahan, dan beberapa detik kemudian berupa cepat sekali. Sekonyong-
konyong,tubuhnya sudah melesat tinggi dan kemudian menukik dengan kedua
tangan terbuka mengarah dara perkasa itu. Lie Sian seperti diterjang oleh badai
salju yang luar-biasa hebatnya. Udara di sekitar tempat itu seketika berubah
menjadi dingin membeku. Lie Sian masih mengingat perkataan Yang Jing pada saat
berdiskusi soal ilmu silat di Goa Baigongdian, Yang Jing menyebutkan bahwa ilmu
ini sangat berbahaya. Dengan lingkaran ilmu gaib, Sakhya Yongsang berupaya
mengikat jiwa lawannya pada saat lawan ingin keluar dari terjangan bongkahan-
bongkahan es yang diakibatkan oleh ilmu ini sehingga sang kurban tidak tahu apa
yang terjadi tahu-tahu jiwanya melayang.
Segera Lie Sian memapaki ilmu dasyat ini dengan Waikexue Xikuang Banqian
Shengyin (membedah arus, memindahkan suara). Bongkahan-bongkahan es itu
dihempaskan oleh kibasan suling merahnya yang mengeluarkan gelombang hawa
sakti yang bergulung-gulung, sehingga bongkahan es itu bergerak naik-turun seperti tangga nada. Indah " bergelora"namun sebentar kemudian, dengan suara
nyaring dara sakti ini menghempaskan bongkahan es itu ke arah tiga lawannya.
Akibatnya , "Ayaaa?"?""..blaarrrr!!"
Tiga tokoh kosen itu tercerai-berai dan saling tubruk tidak kuasa menahan serangan balik yang dasyatnya tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Heishou
Gaiwang memuntahkan darah segar dari mulutnya.
Sakhya Yongsang menjadi makin penasaran. Dengan tidak peduli keadaan kedua
temannya, ia sudah menerjang kembali. Kedua tangannya bergerak seperti berjajar-
jajar dan berubah menjadi banyak jumlahnya. Yang kanan bergerak seperti ribuan
ular ganas dan dilepas dengan daya gempur yang sanggup meluluh-lantakkan batu
karang sekalipun. Sedangkan tangan kirinya bergerak seperti menulis huruf-huruf
Tibet kuno yang kacau-balau. Inilah ilmu rahasia dari Tibet yang disebut (dalam
bahasa Tibet): Nyi Sang-wa tam-thru (menjerat rahasia meterai). Lie Sian bergedik juga melihat ilmu ini. Pernah ia melihat Yang Jing bertempur dengan ilmu ini. Pada waktu itu Yang Jing menggunakan Hongchi Chuangdi (suling merah membelah
bumi) yang dipadukan dengan Daowang Buzhuo Thianshi Ying (Raja Pedang
Menyergap Bayangan Bidadari). Hongchi Chuangdi adalah ilmunya sendiri yang
dipakai oleh Yang Jing, itu tidak masalah baginya. Tetapi ia tidak menguasahi
Daowang Buzhuo Thianshi Ying.
Selagi Lie Sian mengambil waktu itu berpikir, tiba-tiba ia sudah merasakan desiran angin yang tajam bagai sembilu menyeruak dari balik kekacau-balauan itu, sebab
dari gerakan menulis itu terbentuk sinar biru-hijau yang ketajamannya melebihi
pedang pusaka. Segera Lie Sian memainkan Hongchi Chuangdi yang dipadukan
dengan Liu Quan Huo Jiu (enam jurus rajawali api). Tubuhya bergerak pesat
laksana rajawali yang mengembangkan sayapnya. Terdengar suara angin menderu
ketika Lie Sian melompat tinggi sambil mengembangkan kedua tangannya. Dengan
ginkang istimewa yang disebut Buyingci, ilmu pendekar aneh dari Tienshan (yang
disebut Liu Quan Huo Jiu) itu menjadikan tubuh Lie Sian seperti rajawali terbang secepat angin, karena Buyingci adalah suatu ilmu yang menggabungkan kecepatan
dan keringanan tubuh. Karuan saja, Sakhya Yongsang menjadi silau oleh kecepatan
gerak Lie Sian yang fantastis. Gerakannya yang terlihat seperti bayangan saja sulit dibentdung oleh tiga orang itu, sehingga dara perkasa ini dapat membagi-bagi
pukulan suling dan telapak tangannya yang berisi Huo Jiu (rajawali api) ke bagian-bagian tubuh musuhnya yang berdekatan dengan jalan darah Shi-ma-bi
(kelumpuhan). Tetapi, Sakhya Yongsang dan dua kawannya adalah tokoh-tokoh
kelas tinggi di dunia persilatan. Pengalaman bertempur mereka sudah jauh
melampaui pengalaman Lie Sian. Hal inilah yang membuat mereka masih bisa
bertahan dengan baik walaupun tidak berdaya melancarkan serangan balasan ke
arah gadis perkasa ini. Buyingci membuat tubuh gadis ini berkelebat-klebat luar-
biasa cepatnya, sehingga tubuhnya benar-benar seperti bayangan yang sulit sekali dilihat ke arah mana geraknya. Sedangkan suling merah di tangan kirinya
menggiriskan hati merkea, mengapa tidak" Arus hawa sakti akibat ilmu Shen-Ta-
Lek-Ling-Quan sudah mendarah daging. Begitu ia berurusan dengan sinkang dan
khiekang, secara otomatis hawa sakti itu juga turut bergerak. Acapkali ia
bersembunyi di balik suara suling yang mendengung. Hal inilah yang membuat
Sakhya Yongsang tidak berani melancarkan ilmu sihirnya, karena dari awal-awal ia sudah merasakan adanya hawa sakti yang maha dasyat menyeruak dan segera
menekan ilmu hitamnya.
Merasakan kedasyatan ilmu silat Lie Sian, Bailei Xin Bazhang menjadi kuatir sekali.
Ia sudah merasakan etapa hebat ilmu Hsing Li Fong, bahkan ia nyaris binasa di
tangan pendekar wantita itu, kini, ia merasakan kembali tangan maut seorang gadis lain yang masih muda belia. Hatinya kecut, penasaran, tetapi juga sangat kuatir
sekali. Masih terbayang di pelupuk matanya, Hong-hua-Lomo dan Toatbeng Lomo
mati dengan cara yang mengerikan di tangan Hsing Li Fong yang tampak putih dan
halus. Tubuh mereka menjadi serpihan-serpihan daging kering yang berhamburan
begitu terkena kedasyatan ilmu gadis itu. Kini, ia juga melihat betapa dasyatnya daya serang gadis muda ini. Dari seluruh tubuh gadis muda ini, dirasakan adanya
gerakan hawa sakti yang membuat nafasnya sesak, dan getaran khiekang yang
terpancar dalam setiap gerakannya membuat jantungnya berdebar-debar dan sakit
sekali. Rasa gentar dan jeri mulai merongrong jiwanya. Keadaan seperti ini
membuat Bailei Xin Bazhang menjadi nekad. Sambil menyerang sekuat-kuatnya, ia
berseru: "Binasakan gadis siluman ini ". Kehadirannya di Wulin akan menjadi ancaman
berbahaya bagi perjuangan E-Liuyu Gong " serbu dari seluruh lini!!!!"
Bailei Xin Bazhang mudah untuk berbicara, tetapi sangat sulit untuk melaksanakan.
Ia tidak tahu bahwa Lie Sian adalah gadis gemblengan manusia aneh dari
Tienshan. Bahkan akhir-akhir ini pengetahuannya tentang ilmu silat berkembang
pesat sekali melalui pembentukan tangan sakti Tianpin-Er. Begitu ia diserbu dengan kekuatan gabungan tiga tokoh kosen ini, ia tidak menjadi gentar, sebaliknya diam-diam ia mulai memainkan jurus ke delapan dari Shen-Ta-Lek-Ling-Quan yang luar-
biasa dasyatnya. Jurus yang dinamakan: Huang-ying Fu-she-bo, Pao-chu Ci-gong-
zhen (Menyambut gelombang langit, membuang getaran neraka). Jurus ini
sesungguhnya adalah melancarkan radiasi gelombang khiekang, yang dibarengi
oleh getaran-getaran mujijat yang bersifat menghisap seperti magnet seluruh unsur gelombang hawa sakti di sekitarnya. Begitu Lie Sian melesat menyambut serangan
gabungan itu sambil melancarkan ilmunya, sungguh " ketiga orang itu tidak melihat sesuatu yang dasyat dari serangan Lie Sian, namun begitu bayangan gadis ini
sudah berjarak setengah kaki, tiba-tiba mereka merasakan sengatan hawa sakti
seperti tangan siluman, yang mendadak sudah menjebol kantong-kantong sinkang
menggetarkan pusat gerak hawa sakti di delapan tempat terpenting.
"Siuuuuuuuuuuuuuuuuuut?".Juuss?"Auuuuuuugh!"
Sakhya Yongsang tidak dapat melanjutkan serangannya, karena mendadak ia
limbung dan tubuhnya terguncang sangat hebat. Dari mulut dan hidungnya mengalir
darah segar. Ia langsung jatuh seperti sesosok tubuh yang dicopoti tulang-
tulangnya. Nafasnya begerak lemah dan satu-satu. Bailei Xin Bazhang langsung
terjungkal untuk tidak bangun lagi karena guncangan hebat yang memporak-
porandakan pertahanan hawa sakti di dalam tubuhnya. Keadaan yang langsung
pingsan inilah yang menyelamatkan jiwanya dari maut, karena Huang-ying Fu-she-
bo, Pao-chu Ci-gong-zhen segera berhenti pengaruhnya begitu gerakan hawa sakti
yang menghasilkan gelombang dalam tubuh Bailei Xin Bazhang berhenti.
Sedangkan, Heishou Gaiwang yang sebelumnya sudah terluka, tidak ampun lagi,
tubuhnya melayang seperti daun kering dan jatuh dalam keadaan putus nyawanya.
Coa Lie Sian berdiri tegak, hatinya sedikit menyesal karena serangannya membuat
salah satu di antara tiga orang itu binasa. Sejenak ia melihat-lihat kedua tangannya, ia juga turut merasa jerih melihat kedasyatan Shen-Ta-Lek-Ling-Quan.
"Shen-Ta-Lek-Ling-Quan " Shen-Ta-Lek-Ling-Quan ". Halus, indah, tetapi "
aah"sungguh dasyat akibatnya. Aku harus berhati-hati menggunakan ilmu ini.
Betul perkataan shifu Tienshan guai gu lao (orang tua aneh dari Tienshan), Shen-
Ta-Lek-Ling-Quan seperti puteri raja yang cantik, halus, dan agung, namun dibalik itu semua tersimpan kharakter yang sangat kuat dan dasyat. Oh "pantas, seluruh
ahli wushu memperebutkan ilmu ini. Entah sudah berapa banyak nyawa melayang
karena perebutan ilmu ini. Bahkan Tienshanbai sampai hancur-lebur, kongkong
binasa, juga karena Shen-Ta-Lek-Ling-Quan."
Lie Sian merenungkan akibat Shen-Ta-Lek-Ling-Quan begitu khusuk. Dahinya yang
berbentuk indah itu berkernyit. Terdapat rona kesedihan bergerak seperti awan
yang menghias wajahnya yang cantik jelita itu. Ia terkenang kepada delapan
pendekar Tienshan yang binasa, hanya tersisa dua orang saja, yaitu Shi Xinlong
dan Shi De Hu. Akhirnya ia menarik nafas panjang.
"Tienshanbai perlu dibangun kembali, setelah musuh-musuh perguruan diringkus
untuk memberi pertanggungan jawab. Hmm "."
Tiba-tiba, air muka Lie sian berubah keras, dan hidungnya kembang kempis. Ia
seperti membau sesuatu yang mengguncangkan jiwanya. "hmm"seperti bau bunga
siang. Apakah Lan Wu Gui berada di sekitar tempat ini?" Perasaan Lie Sian
mengatakan, iblis biru itu tidak jauh dari hutan ini. "Kalau ia berada di tempat ini, berarti dua orang lagi juga berada di tempat dan saat yang sama. BU-DI-SAN-MOWANG berkeliaran di hutan ini, apakah sesungguhnya yang mereka cari" Aku
harus menghindar lebih dahulu, karena aku perlu memulihkan hawa saktiku terlebih dahulu." Lie Sian segera berkelbat bersembunyi di tempat yang aman tidak jauh dari tempatnya.
Beberapa saat kemudian, ia mendengar bunyi lengkingan seperti iblis kubur yang
panjang. "Benar saja, itu lengkingan Lang Wu Gui " ilmunya sudah mencapai
tingkat yang sulit diukur lagi. Getaran khiekang yang maha dasyat sudah dapat
kurasakan dari tempat yang begini jauh. Hui" itu mereka sudah tiba di tempat ini.
Gerakan mereka seperti angin yang membawa kematian."
Bagitu samapi di tempat bekas pertempuran, ketiga tokoh iblis itu berdiri diam, tidak bergerak untuk beberapa saat. Lie Sian yang bersembunyi tidak berani gegabah.
Dengan Shen-Ta-Lek-Ling-Quan mudah saja ia mengatur nafasnya, sehingga,
walaupun masih sadar, tetapi gerak nafasnya seperti berhenti. Dapat dibayangkan, apabila bukan Lie sian yang bersembunyi, niscaya tiga iblis itu akan dapat
mengetahui tempat persembunyiannya.
Tiga iblis itu memeriksa Sakhya Yongsang, Bailei Xin Bazhang, dan Heishou
Gaiwang. Tiba-tiba hampir bersamaan mereka mendengus:
"Mereka menjadi kurban serangan ilmu Shen-ta-lek-ling-quan ". Huaaaarrrr
".siapa pewaris ilmu ciptaan Shen-Du itu?" Dengan gerengan yang bermuatan
khiekang, Lan Wu Gui berbicara keras. Suaranya yang dalam dan nyaring seperti
iblis kubur terdengar sangat menggiriskan hati.
"Pewaris Shen-ta-lek-ling-quan sudah muncul di Jianghu, kita harus berhasil
menemukan orang itu untuk diminta keterangan soal kitab asli Shen-ta-lek-ling-quan atau kalau tidak kita harus membinasakannya." Kini, Sima De Kun yang berbicara.
Iblis yang berpostur luar-biasa ini memiliki sinar mata yang mengerikan saking tajam dan buasnya. Seperti sinar mata orang yang tidak normal otaknya. Kedua tangan


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan kakinya buntung sebatas siku dan dengkul, rambutnya sudah putih semua da
mukanya dipenuhi dengan kumis dan jenggot yang begitu panjang hampir
menyamai panjang rambutnya. Alisnya juga menggantung putih panjang
Lie Sian sebagai gadis yang masih muda, merasa ngeri juga melihat perwujudan
Budi-san-mowang. Ada kesan seram memancar kuat dari perwujudan mereka.
Dengan cara yang istimewa, Sima De Kun berhasil menyadarkan Sakhya Yongsang
dan Bailei Xin Bazhang. Begitu sadar, Sima-Dekun langsung bertanya kepada
Sakhya Yongsang:
"Apakah kalain melihat seorang pemuda dari Hoashanbai yang baru turun dari
Songshan, namanya Sima Cinlong?"
Bergetar hati Sakhya Yongsang mendengar pertanyaan ini. "Apakah Budi-San-
Mowang juga menghendaki ilmu Zhongyue San-Laoshen?" Demikian ia berpikir.
"Ia dibawa lari oleh Hongxin Moli ke arah hutan berlawanan dengan arah pantai
Bohai." Belum selesai pendeta Lama ini berbicara, Budi-San-Mowang sudah melesat bagai
meteor hilang dari tempat itu.
"Apakah yang mereka cari dan inginkan dari Sima Cin Long" Apakah mereka
berpikir, tiga Laocianpwe dari kuil Zhongyue itu telah mewariskan teori Xin-yin-liu-he-quan kepadanya" Aha " pasti begitulah mungkin keadaannya. Pasti si
sastrawan tengik itulah yang membawa berita busuk di Jianghu tentang Xin-yin-liu-he-quan. Berita Shen-ta-lek-ling-quan agak mulai redah sebelum mereka melihat
ilmu ini muncul lagi di Wulin, kini sudah ilmu lain yang menjadi incara mereka."
Sementara itu, Hongxin Moli tidak menyadari bawah dirinya sedang dikuntit oleh
Hoashan It Mokiam. Ketika ia menaruh Cinlong di atas rumput-rumput hijau di dalam sebuah hutan, entah mengapa tiba-tiba di hatinya bersemi perasaan kagum, segan,
dan hormat terhadap Cinlong. Dengan sungguh-sungguh ia hendak memberikan
obat pemunah asap pembius syaraf. Segera Cinlong menelan tiga pil berwarna
merah darah yang dilolohkan dengan penuh kasih sayang oleh Hongxin Moli. Pada
saat itulah Hoashan It Mokiam sudah tiba di hadapan mereka. Ia memaksa Hongxin
Moli memuaskan hasrat berahinya yang menyala-menyala melihat tubuh wanita itu
yang hanya tertutup sebuah pakaian tipis bagian atasnya. Entah mengapa, Hongxin
Moli merasa tidak suka dan jijik. Ia biasanya akan dengan gembira mempermainkan
mangsanya, tetapi hari ini, setelah bertemu dengan Cinlong, ia merasa dirinya
bukan untuk orang lain lagi. Tetapi wanita ini tidak berdaya menghadapi kekuatan Hoashan It Mokiam, tidak ayal lagi baju bagian atasnya mulai terkoyak-koyak.
Melihat bagian dada Hongxin Moli yang merupakan daya traik istimewa dari wanita
ini, karena memang harus diakui sangat indah, menonjol begitu menantang, dan
tampak ranum, membuat nafsu binatang tokoh sesat dari Hoashanbai ini menjadi
tidak terkendali lagi. Maka, ia bermaksud memperkosa Hongxin Moli.
Cinlong yang melihat keadaan ini tidak bisa membiarkannya. Beberapa kali ia
memandang ke arah Hongxin Moli, mata wanita seolah meminta pertolongannya.
Dan ia melihat ketika tubuh Hoashan It Mokiam mulai menindih dirinya sambil
melorotkan celananya dengan tergesa-gesa, ia melihat air-mata berderai
membasahi pipi wanita ini. Karena didorong oleh perasaan kasihan yang dalam,
segera Cinlong menyerang Hoashan It Mokiam dengan hebatnya. Sambil melempar
jubah luarnya ke arah Hongxin Moli, ia menyerang dengan ilmu baru yang mulai
sedikit-sedikit dilatihnya dalam perjalanan turun dari SongShan. Hoashan It Mokiam menjadi terkejut begitu melihat perubahan serangan Cinlong yang jauh berbeda dari ilmu Hoashanbai yang sudah ia kenal dengan baik. Day serang ilmu ini, walaupu
belum matang, tetapi luar-biasa hebatnya. Ia menjadi keteter dan terdesak hebat
sekali. Tetapi pada jurus ke tiga puluh, Cinlong tidak dapat melanjutkan serangan selanjutnya, karena ia memang belum menguasahi ilmu itu dengan baik. Ia hanya
dapat mengulang-ngulang. Melihat keadaan ini, Hongxin Moli maju dan ikut
mengeroyok Hoashan It Mokiam. Cinlong kita harus dapat melarikan diri dari
cengkraman iblis ini, bisiknya. Mereka akhirnya melarikan diri dari serangan
Hoashan It Mokiam. Namun sungguh tidak disangka, ketika hampir berhasil
melarikan diri, tiba-tiab Moli mendengar suara yang sangat ia kenal dan bau badan yang tidak asing baginya, Budi San Mowang.
Dengan ketakutan dan tergesa-gesa, Hongxin Moli menyembunyikan Cinlong di
bawah sebuah kubah yang entah terbuat dari apa. Ia tidak berpikir benda apakah
itu, dengan cekatan ia mendorong Cinlong yang sudah luka-luka oleh Hoashan It
Mokiam, masuk ke dalam kubah itu.
"Cinlong, jangan pedulikan tentang aku, aku hanya seorang wanita kotor .... hina-dina, namun ijinkanlah aku menolong dirimu ....aku ...aku ..... "
Hongxin Moli tidak mempunyai kekuatan untuk meneruskan kata-katanya, karena
pada saat itu ia mencium bau bunga siang, yang berarti tiga manusia iblis itu sudah sangat dekat. Segera ia meninggalkan tempat di mana Cinlong bersembunyi.
Hongxin Moli menyembunyikan diri dengan cara merendam tubuhnya dari kaki
sampai ujung rambutnya ke dalam sungai yang dipenuhi oleh teratai merah berdaun
lebar. Ia tidak mempedulikan air hutan yang tampak hijau dan dinginnya luar-biasa.
Dengan cara demikian, ia terhindar dari penciuman dan mata tiga iblis sakti itu.
Wan-Shou Hwesio (Paderi tangan seribu) mengeluarkan gerengan bermuatan
khiekang tinggi, sehingga andaikata Hongxin Moli tidak menyembunyikan diri dalam air itu, niscaya ia akan terjungkal karena daya magis Saicu Hokang. Sedangkan
Sima Dekun mengeluarkan siulan tinggi nyaring menusuk-nusuk anak telinga. Inilah Sho-gui-gencu-ling(Tiupan iblis perenggut nyawa). Kembali, Hongxin Moli terhindar dari kematian karena ilmu iblis pembawa maut ini belum pernah gagal. Belum lagi
Lan-wu-gui, setiap jubah biru itu bergerak, halimun setebal kabut dingin
pegunungan Kunlun bergulung-gulung menutup ruas-ruas jalan disekitarnya.
Halimun yang bercampur racun bunga Siang yang dapat membekukan darah
walaupun kurban masih berjarak tujuh tombak bukan main berbahayanya.
Karena tidak dapat menemukan Sima Cinlong, Bu-di-san-mowang mengamuk di
tempat itu. Bumi seakan-akan digulung oleh tiga kekuatan iblis yang sedang murka.
Tanah, batu-batu, dan pohon-pohon di sekitar tempat itu hancur dan terlempar ke
mana-mana. Apakah yang mereka ingini dari Sima cinlong" Bukan lain adalah
rahasia: Xin-yin-liu-he-quan (Enam jurus menyatukan hati dan pikiran). Issue yang beredar di Jianghu saat itu, teori ilmu mujijat ini telah diwariskan kepada Cinlong.
Dapat disebut Sima Cinlong adalah sebuah kitab hidup.
Begitu Bu-di-san-mowang meninggalkan tempat itu, dalam keadaan basah kuyub,
Hongxin Moli mengajak Cinlong melarikan diri menuju arah yang berlawanan
dengan tiga iblis itu. Namun, belum mereka bergerak melarikan diri, sekonyong-
konyong Hongxin Moli menarik Cinlong ke dalam sungai. Dengan bahasa isyarat,
wanita ini mengajak Cinlong merendam seluruh tubuhya sambil membiarkan
tubuhnya terbawa oleh arus sungai. Sesaat setelah mereka menghilang, tiga
manusia iblis itu, ternyata sudah balik lagi ke tempat itu. Lie Sian yang melihat gelagat, segera melesat menuju ke tempat persembunyian Sima Cinlong, di bawah
kubah besar yang tidak kelihatan dari luar.
Kubah itu ternyata adalah sebuah lonceng yang berukuran besar sekali, terbuat dari baja yang sudah karatan di makan usia. Dari luar, lonceng ini tidak kelihatan seperti lonceng karena seluruh permukaannya sudah karatan dan tertutup tanah yang
tebal. Di atas permukaan tanah yang membungkus lonceng itu ditumbuhi oleh
rumput-rumput liar. Hongxin Moli yang mengenal tempat itu secara tidak sengaja
melihat sebuah lubang sebesar setengah tubuh manusia tertutup oleh lapisan
tananam perdu yang tebal sekali. Ketika Lie Sian bersembunyi di tempat ini, secara tidak sengaja sulingnya membentur lapisan lonceng itu sehingga menimbulkan
sebuah dengung yang lembut sekali. Bagi telinga biasa, dengung ini tidak akan
terdengar, bahkan oleh ahli silat tingkat tinggi sekalipun. Tetapi karena ilmu Shen-ta-lek-ling-quan yang telah menyatu dengan seluruh unsur di dalam tubuh Lie Sian, gadis ini dapat mendengar getaran suara yang paling lembut sekalipun. Lie Sian
menjadi tertarik untuk meneliti kubah itu, karena secara logika tidaklah mungkin tanah liat biasa dapat menghasilkan getaran suara jikalau terbentur ujung sulingnya.
Di dalam lonceng ini, Lie Sian menemukan duabelas sutera tulisan Shen-Du yang
dikabarkan hilang. Lie Sian menjadi sangat terkejut dan girang. Bagaimana tidak
girang, selama ini, ia mendalami Shen-ta-lek-ling-quan yang digubah oleh Xunzi
berdasarkan duapuluh sutera peninggalan Shendu. Sebagaimana telah dijelaskan di
bagian awal cerita ini, Shen-Du menuliskan tigapuluh-dua sutera yang ternyata
adalah semacam ilmu silat dasyat pada permukaan dalam sebuah lonceng besar di
kuil Buddha Juesheng. Tidak diketahui disebabkan oleh apa, ternyata di dalam
lonceng itu, hanya didapati duapuluh sutera saja, sedangkan yang duabelas lainnya tidak berada di situ. Tokoh-tokoh persilatan banyak yang binasa karena saling
memperebutkan ilmu Shen-ta-lek-ling-quan hasil gubahan Xunzi yang berdasarkan
dua-puluh sutera.
Di dalam lonceng kuno itu, Lie Sian merenungkan dua-belas sutera yang
menjelaskan cara-cara meditasi menghimpun Di-zhen-bo (sejenis gelombang
Seismic) dan Cha-yin-bo (semacam gelombang ultrasonic) menghadap sang
Buddha. Dua belas pintu menghimpun hawa sakti jenis ini dilatih dengan tekun
tempat itu. Di dalam lonceng besar jelas berisi tulisan tangan Shen-Du sendiri:
Duabelas sutera ini tidak ada gunanya dipelajari tanpa terlebih dahulu menguasahi Dewa Memukul lonceng. Duabelas sutera ini ditulis tepisah dari duapuluh sutera lainnya agar dapat dipelajari oleh yang berjodoh saja. Jangan melatih duabelas sutera ini di luar lonceng.
Tiga hari setelah ia selesai bertlatih, Lie Sian mulai mempraktekan Shen-ta-lek-ling-quan dengan hawa sakti Di-zhen-bo dan Cha-yin-bo. Selesai ia berlatih, ia
bermaksud untuk duduk bersilah menghimpun tenaga yang banyak terkuras habis,
tiba-tiba ia merasakan lonceng itu bergetar hebat, secepat kilat, Lie Sian meloncat keluar dari tempat itu. Dapat dibayangkan betapa terkejutnya ia, ternyata lonceng yang terbuat dari sejenis besi kuno itu hancur lebur. Lie Sian tidak terasa meleletkan lidahnya melihat hasil Shen-ta-lek-ling-quan dengan Di-zhen-bo dan Cha-yin-bo.
Hongxin Moli dan Sima Cinlong dengan menggunakan batang ilalang untuk
pernafasan, terus bergerak mengikuti arus sungai yang membawa mereka
bukannya keluar dari hutan,melainkan semakin membawa mereka ke dalam hutan-
hutan liar yang hampir tidak pernah di datangi oleh manusia. Begitu merasa sudah jauh dari ancaman tercandak oleh Bu-di-san-mowang, Hongxin moli menyeret tubuh
Cinlong yang sudah tidak sadarkan diri karena terlalu banyak mengeluarkan darah
dari ke tepi sungai. Dengan bersusah-payah, akhirnya wanita ini dapat membawa
Cinlong ketempat yang aman. Dengan penuh kasih sayang ia merawat pemuda itu
dengan tanpa memikirkan kesehatannya sendiri. Delapan hari kemudian, di waktu
siang, Cinlong mulai sadar. Ia merasakan tubuhnya sakit.
Ia melihat dirinya berbaring di atas rumput kering yang tebal di dalam gubuk darurat dengan berselimutkan kulit harimau yang dikeringkan dengan bahan kimia yang
berbau harum. Memang Hongxin Moli memiliki keahlian khusus meramu getah
pohon, kulit, akar-akaran dan banyak lain bahan menjadi hua-xue-shi (Formula
kimiawi) yang dapat dipergunakan sebagai obat-obatan dan sebagainya. Cinlong
melihat sebuah mangkok terbuat dari kulit buah Dong-gua (sejenis blonceng) yang
dibelah menjadi dua bagian. Masih terlihat sisa bubur dari buah-buahan hutan. Hati Cinlong menjadi berdebar-debar: "Dimanakah aku saat ini" Dan " bau apakah ini,
sepertinya aku pernah mencium bau harum khas seperti ini?" Hatinya semakin
berdebar-debar, karena bau harum ini mengingatkannya kepada seorang wanita
yang hampir saja menyeretnya jatuh dalam perbuatan yang hina-dina, Hongxin Moli.
Pada saat ia mencoba mencari sumber bau harum itu, matanya tiba-tiba terpaku
pada sesosok tubuh molek dengan wajah ayu berbaring agak jauh dari tempat ia
berbaring. Hampir saja ia melompat bangun saking terkejutnya, namun ia tidak
memiliki kekuatan untuk menggerakan tubuhnya. Ia menjadi heran karena wajah
wanita itu nampak pucat dan terlihat jelas ia kelelahan sehingga jatuh tertidur dalam posisi setengah duduk. Pakaian luar Cinlong yang diberikan kepada wanita itu
masih melekat di tubuhnya.
"Tempat macam apakah ini" Seperti hutan liar." Setelah ia mengingat-ingat,
sadarlah Cinlong bahwa ia telah melarikan diri dari jangkauan Bu-di-san-mowang
melalui jalan air. Di dalam air itu rupanya ia jatuh pingsan karena kehilangan banyak darah dan luka dalam yang disebabkan pukulan Hoashan It-mokiam. Cinlong
berusaha sekuat tenaga untuk bangkit berdiri. Betapa sangat terharu hatinya begitu ia menyibakkan selimut harimau itu, luka-luka di sekujur tubuhnya telah terbalut rapi dengan kain berwarna merah.
"Ah..bukankah ini kain dari baju Hongxin Moli?" Bukan hanya itu, luka dalam yang kelihatan membiru di bagian dada sebelah atas juga dibungkus dengan semacam
pembalut, juga dari kain baju wanita itu. Bau ramu-ramuan membuat pernafasan
Cinlong segar dan lapang. "apakah dia juga yang melakukan semua ini"
Pengetahuan dan kemampuan yang luar-biasa bernilainya. Ah"Hongxin Moli kah
yang melakukan semua ini?"
Cinlong menjadi merah jengah apabila teringat apa yang hampir terjadi antara
dirinya dengan wanita itu. Tanpa disadarinya, Cinlong menhela nafas dalam-dalam
sambil berkata lirih:
"Sayang,seorang wanita yang cantik jelita dan memiliki pengetahuan dan
kemampuan begini bernilai dapat menjad ibudak nafsu "hmm"sungguh patut
disayangkan " jikalau tidak begitu keadaannya, ia akan menjadi pendekar wanita
yang dipuja oleh banyak orang di Wulin."
Ucapan Cinlong walaupun sangat perlahan, tetapi sudah cukup membuat Hongxin
Moli terbangun. Begitu terbangun, ia segera berlari ke arah Cinlong berbaring.
"Cinlong " Cinlong , syukurlah akhirnya engkau sadar juga."
Dengan tubuh sempoyongan, ia mendekati pemuda itu dan dengan cekatan, ia
memeriksa denyut nadi, memeriksa luka-luka, dan mengganti bubuk-bubuk obat
dengan yang baru. Semua itu dilakukannya tanpa mengeluarkan suara dan kepala
tertunduk. Cinlong menatap wajah cantik itu lekat-lekat. Ia melihat seraut wajah yang polos, tanpa hiasan atau bahan-bahan kecantikan. Yagn mengejutkan Cinlong,
tarikan wajah dan sinar mata Hongxin Moli terlihat sangat berbeda dengan keadaan waktu pertama kali berjumpa. Rambutnya hanya di kat seuntai akar pohon.
"Mo " (Cinlong hampir saja memanggil wanita ini moli atau iblis wanita) oh"maaf, nona, kalau aku boleh tahu, sudah berapa lamakah akau berbaring tidak sadarkan
diri?" "Cinlong"engkau banyak mengeluarkan darah, dan terluka dalam yang hebat
akibat pukulan tangan kiri Hoashan It-mokiam. Sabetan-sabetan pedangnya di
tangan kanannya meninggalkan luka-luka beracun. Pedang iblis itu mengandung
racun kalajengking hijau yang dapat menghancurkan sel-sel darah merah. Oleh
sebab itu, engkau tidak sadarkan diri selama delapan hari."
"Delapan hari?"" Cinlong menjadi sangat terkejut " ia hanya dapat memandang
wajah Hongxin Moli dengan tatapan yang sukar ditafsirkan artinya.
"Nona, tempat apakah ini?"
"aku tidak tahu persis, sepertinya hutan liar dan lebat yang rupanya tidak pernah didatangi oleh manusia."
Cinlong merenung seperti memikirkan sesuatu yang sulit sehingga dahinya
berkernyit membentuk garis vertical yang dahi teriris pisau tajam. "Aku pingsan
selama delapan hari dan berada terus-menerus di gubuk darurat ini di dalam
sebuah hutan liar. Dan "oh, Tuhan,Hongxin moli terlihat kurus dan pucat seperti
kurang tidur " ah"jangan-jangan ia merawatku siang-malam dengan tanpa
memikirkan keadaan dirinya." Cinlong menatap wajah ayu yang begitu dekat itu
lekat-lekat. Berbagai macam perasaan bergelora di hati Cinlong. "Aku tidakpeduli, macam apakah wanita ini, tetapi bagiku ia memiliki hati seperti emas murni."
Dengan tulus, akhirnya Cinlong berkata, "Nona, sungguh mulia hatimu." Suasanya
menjadi sunyi-senyap, yang terdengar hanya elahan nafas mereka berdua. Hongxin
Moli tidak memberikan reaksi terhadap perkataan Cinlong, ia terus bekerja dengan ramuan obat buatannya. Cinlong merasakan betapa jari-jari lentik dan halus dari
wanita itu menyentuh badannya, membuat ia merasakan sesuatu yang aneh
berkecamuk dalam hatinya. Ada perasaan jengah, ada perasaan malu, tetapi juga
lamat-lamat ia merasakan adanya getaran lainnya yang membuat ia ingin terus
diperlakukan seperti itu. Perasaan yang disebut: bahagia. Ketika Hongxin Moli
merawat luka-luka di bagian dadanya, kembali Cinlong memperhatikan wajah jelita
yang terpampang bebas di depannya itu. Hati kecilnya mengagumi kecantikan yang
bersinar begitu indah dari wajah yang terlihat sedih dan lelah itu. Namun,
pemandang indah itu tiba-tiba sirna begitu saja, karena Cinlong melihat butiran-
butiran mutiara bening jatuh dari pelupuk mata wanita itu. Cinlong menjadi tercekat begitu menyadari bahwa Hongxin Moli menangis
"Nona, mengapa engkau menangis?"
"Aku tidak apa-apa." Sahut Hongxin tanpa berhenti menyelesaikan luka terakhir.
CInlong menjadi tidak enak hati. Entah mengapa, perasaannya turut teremas-remas
begitu melihat Hongxin menangis.
"Nona, apakah engkau juga sakit" Adakah aku menyakiti hatimu?"
Kini, Hongxin Moli menatap Cinlong, air-matanya semakin penuh membasahi
pelupuk matanya yang berbentuk luar-biasa indahnya itu. Bibirnya setengah mewek
menahan seduh-sedan yang hampir meletus dari mulutnya.
"Cinlong, aku tidak apa-apa. Aku gembira engkau sudah berangsur-angsur sembuh.
Jangan pedulikan diriku,aku hanyalah seorang wanita yang telah menjadi budak
nafsu, seorang wanita yang tidak berharga untuk dipikirkan."
Bergetar hati Cinlong mendengar perkataan itu. Kalimat pertama sudah pernah ia
dengar ketika Hongxin Moli mendorongnya masuk sebuah kubah agar ia terhindar
dari sergapan Bu-di-San-mowang. Dengan tidak merasa jijik, ia rela
menyembunyikan dirinya ke dalam kubangan air-sungai hutan yagn dinginnya
menusuk tulang. Tetapi kalimat terakhir "ya, kalimat terakhir adalah kalimat yang ia ucapkan pertama-kali setelah ia siuman. Cinlong menjadi menyesal, ternyata
Hongxin Moli sempat mendengar omongannya walaupun sangat lirih keluar dari
mulutnya. "Nona"maafkan aku."
"Tidak kenapa Cinlong, memang begitulah kenyataannya. Tetapi ". Apakah sudah
tertutup kesempatan bagiku untuk sekedar menjadi seperti kuda Chi?"
"Moli ?" Karena tercekat dengan perkataannya sendiri yang kini dipergunakan oleh Hongxin Moli, membuat Cinlong tanpa sadar memanggilnya seperti itu.
"Memang betul Cinlong, aku memang Moli (iblis betina) " seorang iblis dari segala nafsu kotor "ya, nafsu kotor. Aku kotor, sedangkan engkau suci bersih "aku
wanita kotor"aku iblis betina"!!"
"Bu"bu"kan itu maksudku, nona " dengarkanlah aku barang sebentar."
Cinlong ingin mengungkapkan penyesalannya, tetapi Hongxin Moli sudah tidak kuat
lagi menahan gelora kesedihan yang menekan jiwanya begitu dalam, sehingga
dengan menangis tersedu-sedu ia berlari meninggalkan Cinlong ke arah hutan di
sebelah Timur. Sejak ia mendengar suara Cinlong yang baru sadar dari pingsannya, entah mengapa hatinya terasa teriris-iris. Biasanya ia tidak ambil pusing soal orang mengerling dirinya dengan sorot mata yang penuh nafsu berahi, dan ia juga bangga dipandang seperti itu. Ia juga tidak peduli orang berpikir bahwa dia adalah seorang wanita cabul yang hina-dina. Namun sungguh aneh, begitu Cinlong yang
mengatakan penilaian itu, hatinya menjadi sakit. Kepedihan yang menembus ulu-
hatinya yang membuat dirinya merasa merana, kotor, dan lebih hina dari seekor
musang. Sudah sejak tadi ia menahan-nahan kegetiran hatinya, namun ia mencoba
bertahan karena luka-luka CInlong perlu segera dirawat. Tetapi luka itu menjadi
meradang ketika Cinlong memanggilnya dengan panggilan "moli?tau iblis betina
sebanyak dua kali. Memang terasa aneh, entah sudah berapa lama ia sangat
membanggakan julukan itu, tetapi sejak berjumpa dengan Cinlong, sebutan itu
berubah menjadi sembiluh yang menusuk sanubarinya.
Dengan tangisan yang memiluhkan hati, Hongxin Moli beralri terus ke dalam hutan
sebelah Timur. Di bawah sebuah pohon yang agak rindang, ia menangis sejadi-
jadinya. "Aku memang iblis betina " iblis cabul " kotor dan hina dina. Sedangkan kau
adalah seorang yang mulia, suci bersih, seorang pendekar yang dipuja oleh banyak orang. Sedangkan aku" Aku hanyalah seorang wanita yang telah terjerumus ke
dalam jurang nista yang menjadi budak nafsu "oh"tidak".tidaaaaaaaaakk!!!"
Hongxin Moli yang sedang menumpahkan perasaannya seorang diri di dalam hutan
tidak menyadari, Hoashan It-mokiam yang berambut riap-riapan itu sudah berdiri di belakangnya kurang dari setombak jaraknya. Kakek cabul ini sangat penasaran
terhadap Hongxin Moli. Ia tidak dapat melupakan begitu yang berhasil memeluk
wanita itu, ia masih merasakan betapa panas dan lembut kulitnya. Keharuman
tubuhnya membuatnya naluri laki-lakinya terus mencari-cari, sehingga ia merasakan harumnya tubuh wanita cantik itu masih melekat segar pada penciumannya.
Perasaan ini membuat nafsunya semakin berkobar bagai api yang membakar
birahinya. Betapa sangat senangnya, akhirnya, ia dapat menemukan wanita yang
sangat ia rindukan sedang berada seorang diri di hutan sunyi.
"Ha"ha"ha"dasar jodoh, kemanapun dipisahkan, akhirnya bertemu juga di
tempat yang begini cock dan romantis." Kata-katanya sambil menahan air-liur yang nyaris menetes bagai air-liur anjing kepingin kawin.
"Kau ". Manusia keparat dan tidak tahu malu. Daripada menjadi barang
permainanmu, lebih baik mati. Hiaaaaaaaaatt!!!!"
Hongxin Moli dari terkejut berubah menjadi kemarahan yang meluap-luap. Dengan
nekad ia menyerang tanpa mempedulikan keslamatannya lagi. Memang kasihan
wanita ini. Setelah berjumpa dengan Cinlong, terjadi perubahan besar dalam hal
menilai diri sendiri. Perasaan tidak berharga dan hina menjadi satu-satunya
perasaan yang paling kuat pada saat itu. Hal ini mendorongnya berlaku nekad dan
ada unsur ingin mengakhiri hidupnya dengan cara bertarung. Tetapi sungguh patut
dikasihani, tingkat kepandaian Hoashan It-mokiam berada jauh di atasnya, sehingga setelah duapuluh jurus, ia mulai terdesak. Tangan kurang ajar kakek itu dengan
bebas bekerja menowel bagian-bagian pribadi dengan rakusnya. Pada jurus ke


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

duapuluh lima, kakek cabul itu berhasil menotok jalan darah di dekat pinggangnya membuatnya jatuh tidak berdaya.
"He"he".he". hari ini juga kita akan menjadi sepasang pengantin. Kita akan
saling memadu kasih tanpa ada tangan jahil yang mengganggu kenikmatan birahi
itu. Aduh " betapa mulus dan halusnya tubuhmu. Terlebih-lebih buah segar yang
berdiri menantang untuk disentuh "diusap "dibelai. Aduh sayangku ". Dengan
senang hati aku mengusapnya, mengecupnya "hmm"betapa harumnya."
Hoashan It-mokiam bagaikan kesetanan ketika ia mencium keharuman tubuh
Hongxin Moli yang khas itu, dengan sangat tergesa-gesa dan kasar ia menarik baju wanita malang itu. Dan bagaikan singa yang haus birahi, ia menerkam tubuh itu dan menjilat-jilat mulai dari bagian ujung kaki dan terus merayap ke atas.
"Tan Ci Hok manusia terkutuk ". Aku bersumpah sebelum aku dapat
membinasakanmu, aku tidak patut disebut manusia lagi. Hiaaat?""!!!"
Mendidih darah Cinlong saking marahnya begitu sampai di tempat itu, Hoashan It-
mokiam hampir berhasil memperkosa Hongxin Moli. Keadaan wanita itu sungguh
mengenaskan, bukan saja pakaiannya tercabik-cabik sehingga tiga perempat
telanjang, tetapi bagian-bagian tertentu di pahanya menjadi merah dan biru akibat gigitan kakek cabul yang terbakar birahi begitu hebat.
"Hongxin "pakailah selimut ini." Cinlong melempar selimut kulit harimau itu ke arah Hongxin Moli, sambil menyerang kakek itu sejadi-jadinya.
"Pemuda kurang-ajar yang tiada guna. Dengan ilmu Hoashanbai yang begini cetek
beraninya menyerang diriku. Mampuslah ".!!!"
Kembali Cinlong menjadi bulan-bulanan kakek cabul ini. Darah mengucur kembali
tepat di bagian luka-luka yang masih belum sembuh benar. Sakitnya bukan
kepalang, tetapi dengan tidak mengenal menyerah, Cinlong terus merangsek kakek
itu. Hongxin Moli menjadi sangat kuatir melihat keadaan Cinlong, segera ia
mengambil bubuk obat dari saku bajunya, ia berhasil membebaskan diri dari totokan Hoashan It-mokiam. Segera ia menyambar pedangnya, dan ingin menyerang untuk
membantu Cinlong. Tetapi baru selangkah ia bertindak, tubuhnya limbung, dan
kemudian jatuh tersungkur. Cinlong yang sempat melirik ke arahnya, menjadi
terkejut. Sambil berteriak seperti harimau luka, "Hongxin"..Hongxin"..!!!" Ia tidak mempedulikan betapa Hoashan It-mokiam dengan tangan terbuka melancarkan
serangan maut dengan pukulan yang disebut: Shou-qiang-zhang (telapak elmaut).
Sejenis pukulan maut yang berisi racun ular-hitam. Sekali dapat dilukai oleh pukulan ini, tidak lebih dari setengah daharan waktu, orang itu akan binasa dengan tubuh seperti hangus terbakar.
Cinlong yang tidak mengetahui dirinya berada dalam ancaman maut yang sangat
mengerikan, terus menubruk Hongxin Moli.
"Hongxin "hongxin".kau kenapa" Hongxin"!" ketika ia berhasil memeluk tubuh
Hongxin Moli yang limbung itu, saat itulah pukulan telapak elmaut sudah berjarak dua dim dari kepalanya.
"Mampuslah".!!!"
"Desssss"..!!"
Bukannya Cinlong yang terlempar binasa, melainkan Hoashan It-mokiam terlempar
empat tombak dengan tubuh bergetar hebat dan nafas sesak ketika sebuah tangan
tahu-tahu menagkis Shou-qiang-zhang dengan pengerahan hawa sakti yang bukan
main hebatnya. "Keparat "jahanam"setan macam apakah yang berani mencampuri urusan
Hoashan It-mokiam!!!" Bentaknya dengan sorot mata menakutkan.
"Hmm"manusia hina-dina semacam dirimu masih punya nyali menggunakan nama
Hoashanbai untuk berbuat jahat. Manusia sejenis kau ini yang paling kubenci. Di
mataku, kau tidak lebih dari seorang Zhai-hua-Cai (Penjahat pemetik bunga) yang
hina-dina."
Seorang laki-laki angker, berlengan tunggal, telah berdiri dengan mata mencorong bagaikan mata rajawali murka menatap ke arah kakek cabul itu. Sebatang pedang
berwarna merah darah sudah terhunus, si Dewa Pembabat Rumput Shi Xinlong. Di
samping Xinlong berdiri seorang dara jelita berbaju kuning: Gan Juen Ai. Wajahnya yang bagaikan rembulan bersinar cerah itu tampak segar dan cantik rupawan. Ia
sedang memperhatikan Cinlong yang gelisah dan agak panik melihat keadaan
Hongxin Moli yang lumpuh tidak berdaya.
"Hongxin "kau kenapa ".Hongxin ".!" Cinlong mengguncang-guncang tubuh
Hongxin Moli. Wanita malang itu membuka matanya, "Cinlong larilah ". Jangan
pikirkan diriku " aku sudah cukup bahagia dapat berada di sampingmu barang
delapan hari. Aku merasa hidupku sedikit memiliki nilai, walaupun hanya singkat
saja. Setelah kau sadar, aku juga sadar bahwa aku wanita kotor " Cinlong larilah"
selamatkanlah dirimu dari tangan Kakek iblis itu."
"Hongxin "jangan kau berkata begitu, tidak mungkin aku lari sementara engkau
menderita begini rupa."
Hongxin Moli tersenyum, dan adasinar kebahagiaan terpancardari pelupuk matanya.
"Cinlong, mengapa kau memanggilku Hongxin, mengapa tidak Moli?"
"Hongxin, bagiku engkau adalah seorang wanita yang berhati merah. Berani
berkurban demi seorang manusia yang tidak kenal budi seperti diriku. Hongxin "
maafkanlah kata-kataku yang menyakiti hatimu."
"Namaku bukan Hongxin, tetapi Hong Yin.
Belum habis Hong Yin menyelesaikan kata-katanya, Juen Ai datang menghampiri
mereka. Dengan halus, dara perkasa ini berkata:
"Saudara, bawalah istrimu menyelamatkan diri ke tempat yang aman, biarlah kami
berdua membereskan tikus busuk itu."
"Lihiap, terimakasih atas pertolongannya. Aku, Sima Cinlong, tidak akan pernah
melupakannya."
Juen Ai hanya mengangguk, kemudian meninggalkan mereka berdua.
"Hong Yin, kita harus secepatnya meninggalkan tempat ini. Bolehkan aku
memondong tubuhmu?"
"Cinlong, kau sendiri terluka parah, bagaimana mampu menggendong tubuh si iblis
betina seperti diriku?"
"Ssst " Hong Yin, jangan berkata seperti itu lagi. Aku masih memiliki sedikit tenaga, kita kembali ke gubuk di dalam hutan itu. Apakah kau keberatan aku
menggendongmu?"
Hong Yin nampak merah jengah wajahnya, tetapi ia gagal menyembunyikan
perasaan bahagia yang tiba-tiba menyelinap didalam hati. Ia hanya dapat
mengangguk perlahan.
Pergilah Cinlong dengan tersaruk-saruk kembali ke gubuk di dalam hutan sebelah
barat. Hatinya entah mengapa merasa sangat suka menggendong tubuh wanita
yang berjuluk Iblis betina berhati merah itu. Diam-diam ia juga terkejut, ternyata dari tubuh Hong Yin lamat-lamat tercium bau harum yang khas sekali, lembut, dan
sangat menyenangkan. Orang mungkin tidak dapat merasakan keharuman itu
sebelum dekat sekali dengan wanita itu.
BAB 14: KILAT PEDANG HONG-SINKIAM
Pemuda ini menghentikan langkahnya sejenak, kemudian menatap Juen Ai dalam-
dalam seolah ingin mengucapkan terima kasih.
"Lihiap, Sima CinLong telah berhutang budi, aku perlu mengetahui nama Lihiap dan Taihiap yang menolong kami. Aku tahu lihiap tidak ingin dikenal, tetapi kiranya
permohonan Sima Cinlong kali ini dapat dikabulkan."
Juen Ai dibuat kagum melihat sikap Cinlong yang terus-terang dan terkesan gagah-
perkasa. "Sima toako, temanku yang sedang bertempur itu, di Jianghu, dikenal dengan
julukan Dewa Pembabat Rumput, Shi XinLong,; sedangkan aku " aku hanyalah
sebutir kerikil kecil di Wulin yang tidak dikenal namanya, Gan Juen Ai."
"Gan Lihiap sebelum kami pergi, aku minta" biarlah si jahanam itu dibiarkan hidup beberapa waktu, karena aku dan dia ini yang akan menuntut perhitungan
dengannya di kemudian hari. Lagipula, ia bekas orang Hoashanbai, dan aku juga
dari Hoashanbai, maka aku berkewajiban mewakili shifu memberikan hukuman
kepadanya. Sampai jumpa Lihiap."
Juen Ai menganggukan kepalanya sambil tersenyum. Sementara itu Hoasan-It-
Mokiam dengan kemarahan meluap-luap menerjang sambil menggerakkan
pedangnya hebat sekali. Ilmunya memang tidak bisa dibilang enteng atau cetek
karena daya serangnya kuat dan dasyat. Xin Long dalam beberapa detik dibuat
terkejut diserang begitu rupa oleh orang berambut riap-riapan ini. Jurus-jurus
simpanan Hoashanbai tingkat tinggi tidak bisa dibuat main-main, apalagi ilmu orang ini tidak berada tingkat ilmu ketua Hoashanbai , Lian Ho Tosu, sendiri.
Lewat tigapuluh jurus kemudian, Hoashan-It-Mokiam yang dibuat terkejut dan
kalang kabut. Pedang sinar merah di tangan Xinlong berklebat-klebat cepat tidak
dapat di kuti oleh mata. Bagaimana ia tidak menjadi terkejut, karena selama
berkelana di Wulin, hanya Bu-Yi-Dong-Tu satu-satunya kiamhoat yang paling ia
takuti. Sungguh tidak dinyana hari ini, jiwanya betul-betul dibuat bergetar
menghadapi ilmu pedang yang begitu mujijat. Gerakannya tidak dapat diduga dan
sambarannya cepat bukan main. Ia merasakan pengaruh dan kekuatan ilmu pedang
dari lawannya kali ini jauh melampaui ilmunya sendiri. Ia menjadi bergedik dan
keringat dingin mulai mengucur membasahi jidatnya, hatinya resah dan perasaan
gentar melilit dalam jiwanya luar-biasa hebat. Pada gerakan selanjutnya:
"Sreeeeeeeeeeeet?".ough?"!!"
"Bret"bret"bret"aaaaaaaaaaaaaahhh!!"
Hanya dalam tempo dua detik kemudian, punggung, kepala, pangkal lengan, paha,
pipi, dan leher sebelah kanan tergores-gores oleh kilatan merah yang bagaikan
siluman mengancam jiwanya. Hoashan-It-Mokiam tidak menyadari bahwa ia sedang
berhadapan dengan rajanya ilmu pedang pada waktu itu, ilmu pedang membabat
rumput, mana dapat ia bertahan menghadapi ilmu ini. Pada jurus ke-tigapuluh tujuh, ia sudah mandi darah dan kehilangan kekuataan, tubuhnya mulai limbung. Hal ini
terjadi bukan saja ia tidak dapat bertahan menghadapi serangan XinLong, tetapi
sudah pada jurus-jurus awal, ia melihat sesuatu yang luar-biasa dan mujijat dari ilmu pedang merah itu. Nyalinya menjadi ciut dan rasa gentar sudah mengikat jiwanya
begitu rupa. Inilah salah sifat dari manusia, apabila ia berhadapan dengan orang yan ia pandang lebih rendah, lebih bodoh, lebih miskin dari dirinya, maka ia mengangkat dirinya seperti seorang tuan. Tidak segan menganiaya bahkan tidak mengherankan apabila
ia mudah membunuh. Nafsunya akan merajalelah tidak terkendali. Kekuatan
kegelapan menindih jiwanya, dalam tempao sekejab ia akan berubah menjadi budak
iblis untuk mengumbar hawa nafsu. Tetapi, apabila ia berhadapan dengan orang
yang lebih kuat, ia akan menjadi pengecut. Nyalinya akan terbang bagaikan burung pamakan bangkai melihat mayat yang hendak disantapnya tiba-tiba bergerak.
XinLong yang paling benci melihat manusia jenis Hoashan-It-Mokiam sudah
mengambil keputusan untuk melenyapkan manusia busuk ini dari muka bumi.
Dengan menambah setengah jurus ilmu pedangnya, pedang merah menderu
bagaikan siluman haus darah membabat dengan kecepatn maha-tinggi ke arah
leher. Hoashan-It-Mokiam pucat pasih dan tubuhnya bergetar hebat sekali.
Pedangnya yang berusaha menangkis kilatan pedang merah itu terpental dan
putus-putus menjadi empat bagian.
"Aaaah"mati aku"!!!!"
Ia berseru ketakutan sambil melemparkan diri jauh-jauh. Tetapi sungguh sial
baginya, pedang merah itu bukannya menjauh tetapi semakin dekat mengincar
bagian lehernya. Pada detik itu, ia sudah mengerti jiwa akan melayang, maka ia
berlaku nekad, dengan tidak mempedulikan hidupnya lagi, ia balik menyerang
dengan segenpa kekuatannya bagaiakan seekor beruang yang terluka.
"Lebih baik kau juga menemaniku menghadap Giam-Lo-
Ong?"".hiaaaaaaaaatt!!!!"
Pada saat yang paling berbahaya bagi keslamatan Hoanshan-It-Mokiam, dari arah
belakang ia mendengar jeritan Juen Ai:
"Koko, awas di belakangmu!!!!!!....iiih"..manusia-manusia curang?"!!!"
"Yun Xue Liao Linghun (awan salju merogoh sukma) ".. Ai mei, awas ?"!!!"
Dalam kagetnya, XinLong membatalkan serangan mautnya, dan secepat kilat ia
menangkis datangnya gelombang serangan dari tiga jurusan yang berbeda-beda.
"Des".des"des"..!!!"
"Babo".babo"..babo".manusia-manusia curang menyebar maut,
aha".kebetulan, hari ini tiga clurut yang muncul, tidak usah dicari sudah sudi
menghantar jiwa."
"Manusia buntung dari Tienshan, benar " hari ini jiwa clurutmu yang harus
dibinasakan, baru kemudian, satu-persatu dari keturunan Shi Kuang Ming harus
dihabisi untuk memenangkan penasaran dari arwah nenek-moyang keluarga Chu.!"
"Mokiam, mari kita habisi keturunanan si jahanam, Shi Kuang Ming, pendekar busuk dari TienShan!!!"
"Yun Xie Chuo Hengte (Awan Salju menghentikan pemburu)".!"
"Yun Xue Liao Linghun (awan salju merogoh sukma) "..!"
"Yun Xie Huan Fen (Awan salju mengikat sukma)".!"
Tiga ilmu maut yang adalah bagian penting dari Lan Wu Po Huai Gu Ge, lan wu
shen ling na qu lai (Halimun biru menghancurkan tulang, halimun biru merogoh
sukma), ilmu khas dari pentolan-pentolan keluarga Chu yang terkenal sulit dilawan.
Dari tiga serangan kali ini, Yun Xue Liao Linghun (awan salju merogoh sukma)
menduduki derajat yang tertinggi dari segi kedasyatan dan keganasannya. Chu
Donglam, kakek yang bermata biru, kurus seperti tengkorak itu, melabrak XinLong
dengan ilmu ini. Segera awan putih tebal yang berbau racun bunga siang yang
diramu menjadi satu dengan racun ular putih yang bersifat membekukan darah
memenuhi arena pertempuran itu. Sementara itu, Hoashan-It-Mokiam yang sudah
kehilangan nyali, tidak berani mengambil resiko kehilangan nyawa dengan
mengerubuti pendekar sakti itu, segera, dengan dibantu tongkatnya, ia ngloyor
meninggalkan tempat itu.
Shi XinLong melayani musuh perguruannya ini dengan tenang. Ilmunya Shen Qi
Cao Quan (dewa membabat rumput) dimainkan dengan pedang mustika Hong Sin
Kiam (Pedang Sakti sinar merah) mengeluarkan wibawa hebat. Awan putih beracun
yang mengelilingi tempat itu tidak cukup kuat mengatasi perbawa Hong Sin Kiam
yang berisi hawa mujijat Shen Qi Cao Quan. Hanya dalam waktu relatif singkat
kekuatan awan putih yang dapat membekukan darah itu dibuat sirna tidak berbekas
lagi. Chu DongLam menjadi kaget juga melihat kehebatan XinLong, segera ia juga
menambah daya gempur Yun Xue Liao Linghun, kini awan putih itu mencuat-cuat
dasyat dari kedua telapak tangannya. Daun-daun menjadi layu, dan buah-buah liar
yang banyak tumbuh di sekitar tempat itu menjadi rontok, terentuh hamparan ilmu
ganas yang satu ini. XinLong tidak berani ayal, segera ia memainkan ilmunya
dengan kekuatan sepenuhnya. Maka terjadilah pertempuran yang luar-biasa
dasyatnya. Shen QI Cao Quan yang memiliki dua sifat: keras dan lembut itu
menderu-deru dan merayu-rayu silih berganti, tetapi setiap kilatan sinar merahnya membuat sekitarnya menjadi porak-poranda seperti tersayat-sayat jutaan pedang
iblis yang sedang mengamuk.
Chu CiaLiang dan Chu CiaSin, anak kembar si iblis biru, kini memiliki ilmu-ilmu yang semakin matang dan dasyat. Mereka tidak dapat dikatakan berada di bawah tingkat
Chu DongLam, walaupun iblis tua ini adalah pamannya sendiri. Lan Wu Gui, si iblis halimun biru, telah menggembleng kedua anaknya dengan disiplin tinggi bahkan
dengan tangan dingin. Serangan keduanya, betul-betul sulit dicari tandingannya di Wulin. Maka tidak mengherankan, XinLong menjadi sibuk luar-biasa, bahkan ia
sadar, kali ini adalah pertempuran mati-hidup yang sulit diramal siapakah yang
menemui kebinasaannya. Dari tiga jurusan, XinLong sudah merasakan betapa
hebatnya serangan-serangan itu. Maka, ia mengambil keputusan memainkan jurus-
jurus pamungkas ilmu Shen Qi Cao Quan. XinLong berseru nyaring sambil
menggerakkan Hong Sin Kiam dengan kecepatan yang tidak terperihkan:
"Hiaaaaaaaaaaaattt "..Fong Yun Bo di (angin dan awan menguliti tanah)"..!!"
Sungguh luar-biasa ".sungguh dasyat ". Ketiga orang kosen itu mau tidak mau
harus mencelat ke belakang untuk menyelamatkan dirinya dari hamparan sinar
merah yang tiba-tiba menyerang sambil mengeluarkan suara seperti beruang
meraung, dan begitu dekat kilatan-kilatan sinar merah itu berubah menjadi ujung-
ujung pedang yang tajam luar-biasa. Tanah tempat XinLong berdiri terpapras seperti sedimen tanah yang berlapis-lapis dan membentuk layer-layer tumpang tindih
seperti baru saja dikikis oleh benda yang luar-biasa tajamnya.
Keringat dingin mengucur membasahi dahi mereka bertiga. Tetapi itu bukannya
membuat mereka gentar, sebaliknya membuat hawa kemarahan semakin
membakar jiwa mereka.
"Liang Di (adik Liang) ".gunakan Lan wu guan yingzi (halimun biru membuka
bayangan) ?"!!!!"
Kini, kedua anak kembar itu menyerang dengan kedua tangan terbuka; sedangkan
dari mulut mereka menyemburkan asap biru tua yang berbau wangi sekali. XinLong
melihat sepasang tangan kedua orang itu bergerak perlahan saja membentuk
bayangan yang berjejer-jejer kejar mengejar dan makin lama semakin cepat
kemudian di kuti dengan gerakan berganda yang susul-menyusul, sedangkan asap
biru yang ditiup dari mulut mereka makin lama makin tebal saja. XinLong berdiri
lurus dengan bagian samping tubuhnya mengarah ke barat-laut. Tangan kirinya
terentang jauh ke depan dengan Hong-Sinkiam terhunus membentuk garis lurus
dengan tangannya. Sedangkan lengan kanannya yang kosong berkibar-kibar
mengikuti gerakan rambutnya yang panjang. Kedua matanya mencorong tajam ke
arah datangnya serangan itu dan membawa perbawa yang kuat sekali. Ia
mengambil keputusan untuk mengeluarkan Jurus ke delapan dari ilmu Shen Qi Cao
Quan yang disebut: Long-chi-zhuben (naga memusnahkan akar bambu). Jurus ini
hanya terdiri dari tiga bagian saja dengan delapan belas gerakan, tetapi
kedasyatannya sukar dilukiskan.
"Siluman buntung " hari ini kami bertiga akan membinasakan hidupmu, mengorek
jantungmu keluar untuk kami bahwa ke makam nenek moyang kami. Ha".ha"
ha"ha".bersiaplah:
"Hiaaaaaaaaaaatt?"LAN WU GUAN"..YINGZI?"?".!!!!!!!"
XinLong tidak berani ayal, segera ia memainkan Long-chi-zhuben. Dengan pedang
yang terentang ke samping, ia berkelebat menyongsong serangan. Tubuhnya
bergerak seperti bayangan, seolah perlahan saja, tetapi tahu-tahu, ia sudah berada tepat di depan kedua manusia kembar itu. Lengan kanannya berubah menjadi
semacam kebutan yang menghalau halimun biru tua, kembali, gerakannya
perlahan, tetapi dalam jarak kurang dari setengah depa, kedua manusia itu sudah
merasakan hembusan angin kuat yang membuat mulut mereka juga berhenti
meniup. Dengan kemarahan yang meluap, mereka menambah tanaga pada kedua
lengannya. Tubuhnya digegos begitu rupa sehinga sebentar kelihatan, tetapi di lain saat hilang dari hadapan mata.
"Si ng".blaarr".braaaaaaaaaaaaaasssss ?"blaaaaaar?"!!!!!"
Chu Donglam tersenyum-senyum sadis melihat kedua kemenakannya kini
mendesak XinLong dengan hebatnya. Hawa maut keluar dari matanya yang
sekonyong-konyong berubah menjadi biru tua.
"Mampuslah kau kali ini".!!!!
Memang dari pertempuran itu kelihatan XinLong terdesak hebat sekali, tetapi
sebenarnya memang demikianlah sifat jurus Long-chi-zhuben (naga memusnahkan
akar bambu). Sempoyongan seperti bambu yang tertiup angin. Tetapi, pada saat
selanjutnya, sekonyong-konyong Hong Sinkiam nylonong begitu saja menembus
daya serangan dan pertahanan musuhnya seperti seekor naga yang menyusup ke
celah-celah akar tanaman bambu.
"Aduh"..mati aku"!!!!"
Karuan saja, Chu Cia Sin dan adiknya, Chu Cia Liang menjadi gelagapan. Sungguh
celaka! Dalam tempo sekejab mata, ujung pedang Hong Sinkiam tahu-tahu sudah
bersarang di jantung Chu Cia Liang, dan dalam waktu yang hampir bersamaan
bagian dekat paru-paru Chu Cia Sin robek dan darahnya muncrat-muncrat.


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Celaka"..!!!! Siluman buntung".keparat!!!!"
Chu Donglam menjadi beringas melihat darah muncrat-muncrat dari tubuh kedua
putra si Iblis Halimun Biru. Dengan nekad ia menerjang dengan mengerahkan
ilmunya yang terakhir yang disebut: Shuai-hun-qiang-jingling (membuang nyawa
mengambil roh). Sebuah jurus yang sangat ganas dengan tujuan membunuh
lawannya dengan tanpa mempedulikan hidupnya lagi. Tetapi ini sungguh serangan
bunuh diri, karena jurus Long-chi-zhuben (naga memusnahkan akar bambu) sedang
bergerak ke bagian jurus terakhir pada saat ia menyerang. Secara otomatis, Hong
Sinkiam di tangan Xinlong bergerak menyambut serangan ini dengan pengerahkan
sifat dan tenaga ilmu itu sendiri yang bergerak seperti naga murka.
"Hiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa?".bret"bret".bret".bret"..Aaaahhhhhh!"
Sungguh mengerikan!! Tubuh Chu Donglam hampir terpisah-pisah menjadi empat
bagian. "Bruukkk!!!"
Tubuh kurus kering itu ambruk dalam keadaan yang mengenaskan. Darahnya yang
berwarna kebiruan itu membasahi sekujur tubuhnya.
"Long Koko".Long Koko"..!!!"
Juen Ai yang melihat peristiwa ini menjadi ngeri dan bergedik. XinLong tampak
masih berdiri dengan Hong SinKiam terentang lurus, wajahnya terciprat darah
sehingga melahirkan pemandangan yang sangat menggiriskan hati siapapun juga.
XinLong menjadi sadar kembali ketika Juen Ai memeluk dirinya.
"Long koko".Long Koko".sadarlah?"
XinLong nampak menghela nafas panjang, matanya menjadi redup dan nampak ia
meneteskan air-mata.
"Shifu, teccu telah membinasakan salah-satu dari musuh Tienshanbai, kiranya shifu dan para sute dapat sedikit tenang. Ai mei-mei,mari kita segera meninggalkan
tempat ini. Kita urungkan rencana kita menuju ke puncak Songshan, karena
pertemuan di kuil Zhongyue mungkin sudah selesai. Tampaknya mereka yang
terlibat dalam pertemuan di kuil itu turun gunung membentuk enam kelompok
pendekar. Lebih baik kita mencari tahu hasil pertemuan itu, mari!!"
Namun belum sempat mereka bergerak meninggalkan tempat itu, sepasang
pendekar itu dibuat terkejut bukan kepalang, karena tempat itu sudah dikepung oleh paling tidak empatpuluh pasukan pembrontakyang dipimpin oleh Sakhya Yongsang
dan Bailei Xin Bazhang. Di belakang mereka berdiri berjajar duabelas pendeta
Lama jubah merah. Dilihat dari cara mereka memegang tasbi, kelihatan mereka
adalah pendeta Lama yang memiliki kepandaian tinggi. Pasukan pembrontak
mengepung tempat itu dari jarak yang tidak begitu dekat, sehingga kedatangan
mereka tidak sempat tertangkap oleh pendengaran XinLong yang memusatkan diri
dalam menempur tiga toakh sakti tadi.
Bailei Xin Bazhang yang menjadi pemimpin pasukan menatap XinLong dengan
marah. Dengan suara yang menggereng besar, ia berkata:
"Babo"babo".babo".manusia buntung bosan hidup!! Apakah engkau tahu tiga
orang yang telah kau binasakan itu?"
"Hmm" anjing-anjing pembrontak!!! Siapa takut " tentu saja aku tahu, tiga
manusia hina itu adalah keluarga si Iblis Halimun Biru, salah seorang dari Budi-San-Mowang!!"
"Keparat " !!! berarti ada dua kemungkinan: pertama, engkau memang manusia
bosan hidup atau engkau pemuda gila yang tidak mengenal siapa Budi-San-
Mowang!!" "Sudah, jangan banyak cakap, aku tidak sudi bersilat lidah dengan segala jenis
pembrontak semacam dirimu. Majulah, aku, Shi XinLong tidak akan mundur
setapakpun!!"
"Manusia gila, mati tinggal menunggu waktu masih bisa menyombongkan diri. Ha"
ha"ha"ha"Tawan puteri jendral keparat Gan Bing, dan binasakan manusia
buntung ini!!"
Seperti bayangan iblis merah, mendadak duabelas pendeta Lama itu sudah
menyerbu XinLong dengan serangan bergelombang yang bukan main dasyatnya.
"Ai Mei, minggirlah sejenak, biar kuhadapi mereka ini!"
XinLong segera menghunus kembali Hong-Sinkiam. Pedang merah berkelebat lebih
cepat dari gerakan duabelas pendeta Lama itu. Dalam waktu dua detik saja,
duabelas pendeta itu dibuat terkejut melihat kelihaian pedang merah di tangan
XinLong. Segera salah seorang di antara mereka bersiut nyaring, dan serempak
duabelas orang itu membentuk barisan yang terdiri dari dua lapis. Barisan terdepan bergerak saling berlawanan dengan barisan lapis kedua. Dua lapis Tin ini bergerak luar-biasa cepatnya membentuk serangan angin "badai yang susul-menyusul.
Begitu Xinlong mencoba menggempur saru sisi dari barisan ini, maka serentak dan
susul-menyusul bagaikan air-bah, sisi lain dari Tin ini menggempurnya. XinLong
menjadi terdesak hebat sekali, karena serangan yang keluar dari barisan ini luar-biasa dasyat dan terus menerus tiada hentinya. Seluruh sendi pertahanan dan
sumber daya serang XinLong dipadamkan dengan sangat mudahnya. Keadaan ini
membuat XinLong mulai pusing kepala, matanya agak setengah nanar. Di matanya,
barisan itu sudah berubah menjadi bayangan merah yang tidak mungkin lagi
dibendung daya serangannya yang memberondong dari segala jurusan makin lama
makin cepat dan dasyat.
Melihat keadaan yang mengkuatirkan bagi XinLong, Juen Ai mengambil keputusan
nekad membantu. Segera ia menghunus pedangnya, dan segera bergerak untuk
membobolkan barisan itu. Tetapi belum ia dapat mengerjakan niatnya lebih jauh,
tiba-tiba dari arah belakang, sepasang lengan telah memeluk pinggangnya erat-erat.
"Ai h".!!"
Bagikan disengat oleh Kalajengking, secara otomatis naluri kewanitaannya bereaksi cepat sekali. Ia merontah dan berusaha menyerang dengan ilmu silatnya. Namun,
sepasang lengan itu ternyata jauh lebih lihai dari gerakannya. Rangkulannya sangat kuat, sehingga betapapun Juen Ai meronta, ia semakin tidak berdaya.
"Lepaskan aku keparat "!!! Aiih".apa yang kau lakukan!!!"
Juen Ai menjadi gemetar ketakutan, dan buluh kuduknya meremang. Sepasang
lengan itu ternyata sangat kuat sekali, bahkan tubuhnya seolah-olah menjadi satu dan mepet begitu rapat dengan tubuhya sendiri. Saking takutnya, Juen Ai sampai
tidak bisa mengeluarkan suara untuk menjerit. Pada detik selanjutnya, ia betul-betul kehilangan kemampuan untuk mengeluarkan suara. Jiwanya dicekam oleh
ketakutan yang tidak lumrah. Terlebih-lebih, orang itu sekonyong-konyong mencium punggung dan lehernya sampai mengeluarkan bunyi:
"Cup ". Cup".!!"
Juen Ai menjadi lemas saking takutnya. Begitu orang itu melepaskan rangkulannya, Juen Ai sudah jatuh terduduk dengan wajah yang pucat pasih. Tetapi itu hanya
berlangsung cepat, karena ia segera sadar. Segera ia menggunakan pedangnya,
dan menyerang orang itu kalang-kabut.
"Kalau bukan engkau yang mampus".akulah yang mampus!!!"
Serangnya Juen Ai bukan main hebatnya, karena ia memainkan Hongmo Quan
(pedang pelangi) yang sudah disempurnakan oleh Yang Jing. Tetapi yang diserang
tetap berdiri dengan tenanga sambil cengar-cengir menggoda.
"Aduh galaknya " kiamhoat yang bagus"wuii"jurus yang indah sekali".ah,
apakah ini yang disebut: Hongmo Fentian (pedang pelangi mengacau angkasa)"
".dan yang ini, aku berani bertaruh pasti: Hongmo-Bo-Wu (pedang pelangi
merobek halimun) "."
Juen Ai menjadi semakin penasaran, karena semua jurusnya dapat ditebak dengan
baik oleh orang itu bahkan nama-namanya disebutkan dengan tepat. Cara bersilat
orang itu santai, tetapi dengan enak dan ringan dapat menghindari setiap serangan ilmu pedang Juen Ai.
"Aduh, hebat!!! Aku menyerah ".aiit ".Gan Cici "tarik pedangmu, aku, Coa Lie
Sian, menyerah kalah".!!!"
Juen Ai memandang orang itu. Dan ia baru melihat bahwa yang ia seerang kalang-
kabut itu adalah seorang dara yang berwajah cantik sekali. Ia menjadi sangat
terkejut begitu mengenal siapa yang ia serang mati-matian itu:
"Kau".kau"..kau"..hantu ". Ah"kau Lie Sian!!!"
Lie Sian tersenyum manis setengah mengoda:
"Juen Ai cici " aku rohnya Coa Lie Sian yang diutus rohnya Zheng Yang Jing yang
telah menjadi roh gentayangan untuk mengejar Cici, karena Cici tidak pernah
sembayang untuk arwah kami berdua di Diangongdian, bahkan tidak membalas
sakit hati kami berdua ".hi"hi"hi".aku"kini"menjadi roh gentayangan".hi"
hi." Menggigil Juen Ai mendengar ini. Mukanya menjadi pucat pasih, ia jatuh terduduk, dan wajahnya penuh air-mata.
"Sian Mei "maafkan aku ".maafkanlah aku ".!"
Mendengar ini, Lie Sian tertawa terpingkal-pingkal sambil melompat-lompat seperti anak kecil.
"Gan Cici ". Maaf".maaf".maaf".aku menggodamu secara keterlaluan. Ini aku
memang Coa Lie Sian!"
"Aduh Lie Sian ".Lie Sian ".ternyata kau masih hidup ".aduh mengapa
menggoda Cicimu ini begitu rupa. Awas kau ".dara bengal !!!"
Lie Sian berlari dan segera mendekap Lie Sian dengan air-mata berucucuran.
"Lie Sian".lie Sian betapa bahagianya hatiku. XinLong Koko akan sangata bahagia
sekali. Ia dirundung oleh kesedihan yang berlarut-larut setelah yakin Jing Di dan kau binasa di Baigongdian. Jiwanya dirasuk oleh dendam dan kesedihan. Ia merasa
gagal melindungimu "dan merasa bersalah terhadap rohnya kakekmu. Di mana
Jing Di sekarang" Bagaimanakah keadaannya?"
"Cici, nanti akan kuceritakan semua, sekarang, aku harus membantu Long-heng!"
Lie Sian seperti berjalan biasa mendekati barisan itu, tetapi tahu-tahu duabelas pendeta Lama dibuat terlempar sana-sini dan keadaan menjadi kecau-balau.
"Pendeta-pendeta sesat, budak nafsu, pergilah?"..!!"
"Plak"plak"plak"des "..ai?"aduh"..celaka!!!"
Duabelas pendeta itu rata-rata mukanya menjadi merah seperti dijilat oleh api
membara. Mereka tercium oleh dasyatnya ilmu rajawali Api di tangan Lie Sian.
BAB 15: PANGLIMA PEDANG BAYANGAN
"Si"a..pakah"kau?"
Salah seorang dari pendeta itu menatap Lie Sian sambil megnggosok-gosok pipinya
yang merah kehitam-hitaman seolah-olah tidak mempercayai pemandangan di
depan matanya."
"Dara siluman".!!!!! Lagi-lagi kau mencampuri urusan pemerintah".!!"
Bailei Xin Bazhang membentak, tetapi langkahnya bukannya maju ke depan
melainkan surut tiga langkah begitu melihat Lie Sian berdiri di situ.
"Hmm"besar juga sumbarmu"!!"
Lie Sian tidak menggubris mereka, dengan tersenyum simpul, ia mendekati Shi
XinLong. "Long tai shixiong (Kakak seperguruan Long), ". Kita jumpa lagi. Ayo kita gebuk
barisan keledai-keledai gundul yang hanya bisa bikin kepala pusing. Kita bagi-bagi dua getokan pada masing-masing kepala keledai-keledai itu!"
"Sian Shimei "..oh, Thian".betul engkau Sian shimeiku ".ha"ha"ha"ha"
ayo"ayo"aku juga sudah dibuat pusing oleh bau keringat mereka, biar ujung
pedangku ini menggetok kepala mereka dan menendang mereka keluar dari
Tionggoan agar tidak bikin pusing rakyat ha".ha"..ha".ayo keluarkan barisan
bebek itu tadi!!"
XinLong menjadi gembira begitu melihat munculnya adik seperguruan yang sangat
ia kasihi. Duabelas pendeta jubah merah itu segera mengepung kembali. Kini Lie Sian dan
XinLong berada di tengah-tengah kepungan. Dara jelita ini hanya cengar-cengir
tidak peduli. "Barisan keledai gundul,mana ada harganya dipamerkan di Tionggoan. Jauh-jauh
dari Tibet, Cuma mau pamer barisan semacam ini, puiih". Sungguh keledai
bermuka badak. Hmm" kalau nonamu tidak memberi pelajaran pahit, kalian akan
masih punya nyali untuk membuat kerusuhan di Tionggoan. Ayo Long-Ko, kita beri
pelajaran pahit buat mereka."
Belum habis ia berkata, suling merah sudah berkelebat empat kali.
"tak"tak"tak"tak"tak"tak".!!!!"
Entah dengan gerakan bagaimana, dan kapan bergeraknya, enam orang yang
paling dekat tidak dapat melihat sama sekali, tahu-tahu di atas kepala mereka
masing sudah terdapat dua benjolan sebesar telor bebek yang berwarna merah
hitam. Sakitnya bukan main, membuat mereka berkoar-koar persis keledai yang
terbakar ekornya.
"Gadis siluman ".celaka".keparat ".anak setan"!!!" Mereka memaki-maki sejadi-
jadinya. Enam orang lainnya, juga mengalami nasib yang sama, tetapi dengan kondisi yang
lebih mengenaskan. XinLong yang lagi gembira ini menjadi semakin lihai. Dengan
tertawa-tawa, ia menggerakkan pedangnya hebat sekali. Inilah jurus Jian-shen-
zhuo-di (Dewa pedang membabat bianglala). Karuan saja, enam orang pendeta
berjubah merah itu mencelat lintang-pukang dengan bekas luka yang mengucur
banyak darah dari kepala bagian atas. Permainan mereka menjadi kacau-balau dan
rusak berantakan dan dalam tempo singkat menjadi buyar. Belum sempat mereka
memperbaiki posisi, mendadak, sebuah sinar merah gilang-gemilang membagi-bagi
getokan pada kepala mereka masing-masing, Saking kerasnya getokan itu sehingga
menimbulkan suara yang cukup nyaring:
"Tak"tak"tok"pletok".aduh".aduh".keparat".wanita siluman"..!!!"
Kini duabelas pendeta itu ambruk semua sambil menggosok-gosok kepala masing-
masing yang menjadi bengkak-bengkak karena ulah Lie Sian.
"Untung hari ini nonamu lagi bergembira, apabila tidak, bukan dua benjolan yang
kalian terima, melainkan dua lubang di jantung. Lebih baik kembali ke Tibet, banyak sembahyang dan menempuh jalan hidup yang baik daripada menjadi musuh bagi
bangsa Han."
Yang paling terkejut melihat munculnya Lie Sian di tengah-tengah arena itu adalah Sakhya Yongsang dan Bailei Xin Bazhang. Kedua tokoh ini sudah merasakan
kelihaian dan kedasyatan suling merah dan sepasang tangan yang kecil dan putih
halus itu. Ada rasa gentar melingkupi hati mereka. Terlebih-lebih melihat barisan duabelas pendeta Lama yang selama ini sulit dipecahkan, ternyata menjadi
mlempem begitu berhadapan dengan dua pendekar ini. Tanpa menunggu waktu
lebih lama lagi, tiba-tiba Bailei Xin Bazhang berseru memberi aba-aba kepada
pasukan pembrontak yang semenjak tadi sudah siap menyerbu.
"Serbu ". Bunuh tiga manusia bosan hidup " bunuh!!!"
Bagikan gemuruh air bah, empat-puluh lebih pasukan yang terlatih baik dan dibantu oleh duabelas pendeta Lama yang kembali bangkit nyalinya, menyerbu tiga
pendekar itu. Panah-panah beracun mendesing dengan kecepatan yang fantastis
ke arah mereka.
"Sian Shimei " musuh terlampau banyak, mari kita membuka jalan darah untuk
keluar dari kepungan."
"Tai Shixiong, bawahlah Juen Ai cici keluar lebih dahulu, aku menyusul di belakang."
"Sian shimei, hati-hati " pasukan ini terlatih dengan sangat baik oleh seorang
arsitek perang dan silat, yang bernama pangeran Zhu Wen Yang. Rata-rata mereka
berkepandaian tinggi. "
"Aku akan berhati-hati, Long Ko."
"Ai Mei " mari kita mencoba keluar dari kepungan."
Hong Sinkiam di tangan XinLong benar-benar berubah menjadi siluman merah yang
haus darah. Setiap sebetan selalu membawa korban yang luas. Jangankan
tersentuh pedang, tersengat oleh hawanya saja, kontan para pasukan itu akan
bersimbah darah. Tetapi pasukan yang dibantu oleh para Lama dan dua tokoh
kosen seperti Sakhya Yongsang dan Bailei Xin Bazhang, sangat sulit diatasi oleh
XinLong betapapun hebat ilmu pedangnya. Pasukan khusus itu dengan berani dan
cekatan menyergap setiap lubang yang memungkinkannya dapat melarikan diri.
Sementara itu, ia harus membantu Juen Ai yang sudah mandi keringat dan lelah
menghadapi serangan yang bagaikan hujan itu.
"Long koko, rasanya aku tidak kuat lagi " larilah koko, selamatkan dirimu".!"
"Ai mei, jangan patah semangat, sementara pedang masih di tangan, kita harus
dapat melawan " ayo, kita menerobos ke arah pasukan yang di sebelah utara itu!"
Dengan mengepos semangat, Juen Ai menerobos kepungan pasukan itu mengikuti
jejak XinLong. "Serbu "bunuh"jangan membiarkan dua tikus ini melarikan diri!!!!"
Pasukan itu berteriak-teriak sambil terus merangsek ke arah Juen Ai.
Sungguh keadaan tidak menguntungkan dan berbahaya sekali, karena secara tiba-
tiba dari arah utara justru muncul pasukan berkuda yang berjumlah jauh lebih
banyak dari pasukan yang ada. Pasukan berkuda ini bersenjata panah dan pedang
menyerbu bagaikan srigala-srigala kelaparan melihat mangsa yang sudah mulai
tidak berdaya. Sambil berteriak-teriak nyaring, pasukan berkuda ini langsung
menyerbu tiga pendekar ini.
"Jangan beri ampun "bunuh di tempat".bunuh!!!"
Melihat ini, Xinlong menjadi murka, dengan seruan nyaring yang menggetarkan jiwa, ia menggerakkan pedangnya.
"Srigala"srigala"biadab,majulah?""!!!!!"
Tidak tanggung-tanggung lagi, ia mainkan jurus mujijat dari Ilmu pedang pembabat rumput: Long-chi-zhuben (naga memusnahkan akar bambu).
"Hiaaaaaattt"..aahhhh?"aaahhhhhhh!!!!"
Sebentar saja terdengar jeritan-jeritan yang menyayat hati. Sebetan pedang merah itu membuat isi perut banyak pasukan tercerai-berai. Darah muncrat-muncrat di
mana-mana, tetapi XinLong tidak berhenti menggerakkan pedangnya. Ia betul-betul
murka, dan mengambil keputusan akan melenyapkan prajurit-prajurit Benteng Teluk
Bohai. Pada detik-detik yang paling berbahaya bagi pasukan berkuda itu, Sakhya
Yongsang yang enggan berhadapan dengan Lie Sian mengarahkan pedang
pendeknya dan menyerbu ke arah XinLong.
"Sakhya Yongsang, pendeta keparat "dimana-mana menyebar kejahatan!!"
"Ha"ha"ha"singa buntung, sudah ditakdirkan menjadi calon mayat di tempat,
tetapi masih berani berkoar sombong ".ha"ha"ha"ayo majulah!!!"
XinLong yang kuatir keadaan Juen Ai segera tidak membuang waktu lagi
menyerang Sakhya Yongsang sehebat-hebatnya. Hong SinKiam di tangan XinLong
memang sukar dilawan. Ilmu pedang Pembabat Rumput memang rajanya ilmu
pedang waktu itu. Hawa sebetan, tusukan, dan sinarnya bergerak luar-biasa aneh
dan sangat hebat. Sakhya Yongsang dibuat silau oleh gerak kilat ilmu pedang ini.
Dari jarak tiga dim, pendeta Lama yang kosen ini sudah dapat merasakan hawa
dingin yang luar-biasa tajamnya. Diam-diam ia mengakui, dalam keadaan biasa, ia
tidak akan sanggup melawan pendekar berlengan satu ini. Dengan gerakan satu
tangan, ia memberi tanda kepada duabelas sutenya untuk membantu.
Diluruk oleh tigabelas pendeta Lama yang rata-rata berilmu tinggi, sedikit-demi
sedikit, Xinlong mulai terdesak.
"Mampuslah ?"des".!!
Sakhya Yongsang yang melihat XinLong yang mulai gelisah tidak menyia-nyiakan
kesempatan, dengan kejih menlontarkan ilmu Nyi Sang-wa tam-thru (menjerat
rahasia meterai) ke arah perut XinLong .
"Blaaaaaaaaaar ". Ough".!!!"
XinLong terjungkal dan memuntahkan darah segar. Tubuhnya limbung! Pada saat
itulah, lima orang pasukan menyerbu. XinLong sadar, dirinya dalam keadaan


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berbahaya. Hong Sinkiam yang tetap digenggam di tangan kirinya, tampak lunglai,
dan pada posisi ujung pedang mengarah ke tanah. Namun XinLong adalah seorang
pendekar gemblengan, seorang naga sakti yang tidak mengenal artinya takut mati.
Begitu lima pasukan itu sudah sangat dekat dengan dirinya, tibat-tiba pedang
bergerak laksana kilat yang menggelegar di angkasa raya,
"Oookkkk?""ooook"..ooook".!!!
tahu-tahu, dari leher lima prajurit itu menguncur darah sambil mengeluarkan suara mengorok, lima prajurit itu jatuh berkalang tanah dengan leher hampir putus.
"Keparat ".!!"
Sakhya Yongsang menjadi sangat penasaran dan murka. Dengan mata berapi-api,
bersama-sama dengan duabelas orang sutenya, ia menyerang XinLong dengan
ilmunya yang ampuh: Kang-tshup khe-wa sem (Badai salju menjungkir balikkan
jiwa). "Pendeta keparat, hari ini aku bersumpah memberi pelajaran yang tidak akan
pernaha kau lupakan seumur hidupmu. Hmm" !!!"
"Tai Shixiong, cepat bawalah Ai Cici menjauh dari tempat ini, serahkan pendeta
sesat tak tahu diri ini kepadaku."
Lie Sian tahu-tahu melayang ke arah XinLong. Dengan tahan kirinya yang berisi
Cha-yin-bo (semacam gelombang ultrasonic), ia menyambut Kang-tshup khe-wa
sem (Badai salju menjungkir balikkan jiwa).
"Blaaar ".!!!!"
"Pendeta sesat, hari ini nonamu akan bertindak lebih keras. Terimalah".!!"
Lie Sian dalam marahnya melihat suhengnya terluka, melepas jurus kedua dari
Shen-Tak-Lek-Ling-Quan yang disebut: Xuan-Lii zhi-ming (Melodi kematian). Jurus
kedua dari ilmu ini sangat berbeda isi dan kehebatannya setelah Lie Sian
menguasahi Di-zhen-bo (sejenis gelombang Seismic) dan Cha-yin-bo (semacam
gelombang ultrasonic). Karena sifat shen-tak-lek-ling-quan adalah bergerak selaras dengan getaran sinkang dan khiekang lawannya, maka tidak ayal lagi ilmu Kang-tshup khe-wa sem milik Sakhya Yongsang justru menjadi titik pijak Shen-Tak-Leng-
Ling-quan untuk menghantam balik dengan daya tembus yang tidak mungkin lagi
dibendung. "Ngeng"..swiiiiirrr?"!!!!!"
Sakhya Yongsang terlempar seperti seekor gajah yang diserang seribu tawon kecil.
Sorban yang biasa menutup kepalanya terlepas, dan terlihat darah segar mengalir
dari kedua telinga dan matanya.
"Kau".kau".kau"..ilmu siluman?"
Sakhya Yongsang menjadi pucat pasih dan tidak percaya dengan pandangan
matanya. Kedua telinganya dalam waktu sekejab telah rusak dan terluka berat
bagian dalammnya, sedangkan kedua matanya juga sakit tidak tertahankan. Ia
menggereng-gereng, tetapi tidak memiliki cara untuk melepaskan diri dari derita
hebat terutama dari daerah sekitas mata dan telinga.
"Coa Lie Sian, si iblis betina kejam"bunuh saja aku".ayo bunuh ".ayo bunuh!!!"
"Kau pendeta busuk!!! Mengatai aku kejam, bagaiman dengan perbuatanmu sendiri
yang bersengkongkol dengan orang jahat bahkan tingkah lakumu tidak ubahnya
seperti iblis sendiri. Di Tibet, engkau berbuat kejahatan dan memalsukan pendeta suci Shakya Yesse untuk merusak namanya, di Tionggoan, engkau kembali berbuat
jahat " Sudah tiga kali aku bertemu muka denganmu, tidak satu kalipun aku
melihat perbuatan itu dikatakan baik dan mulia. Kukira kehilangan pendengaran dan rusak penglihatanmu sudah selayaknya kau terima, agar kau bisa melek hati dan
kembali ke jalan yang benar. Nah, pergilah "aku tidak sudi mengambil nyawa
tikusmu!!! Namun dengarlah, nanti ketika aku bertemu kembali denganmu dan
mendapati dirimu berbuat jahat di Tionggoan, aku bersumpah akan
membinasakanmu!!!!"
Sakhya Yongsang meraung-raung sambil berlari-lari tidak karuan. Pkirannya
menjadi kacau, dan jiwanya sangat sakit dan sekaligus penasaran. Bagaimana
mungkin ilmunya yang sudah ia latih puluhan tahun menjadi rontok dan tidak
memiliki daya sama sekali ketika bersentuhan dengan tangan kiri gadis muda ini.
Mengapa inti tenaga sakti gadis siluman ini meningkat begitu dasyat dalam
beberapa hari saja?"?"
Dengan mengeluarkan jerit seperti rintihan, pendeta ini melesat pergi meninggalkan duabelas sutenya. Sayup-sayup terdengar rintihannya seperti iblis berkabung,
makin lama makin jauh, akhirnya suaranya tenggelam di kegelapan senja. Duabelas
sutenya menjadi terheran-heran melihat kelakuan suhengnya. Tidak satupun di
antara mereka mengetahui bahwa Sakhya Yongsang menderita luka yang tidak
dapat disembuhkan lagi. Fungsi pendengarannya hancur lebur karena daya getar
mujijat jurus Xuan-Lii zhi-ming, berikut kedua syaraf penglihatannya rusak lima-perdelapan bagian. Sehingga, walaupun ia tetap bisa melihat, namun sudah tidak
berfungsi secara baik lagi. Dengan demikian, ia kehilangan kemampuan
menggunakan ilmu hitamnya.
Sementara itu XinLong berusaha membuka jalan darah karena melihat Juen Ai
sudah mulai lemah daya tempurnya.
"Ai mei-mei ".kau harus bisa keluar dari tempat ini. Aku akan menerjang ke depan, tetapi engkau harus segera melarikan diri ke arah selatan."
"Long Ko " engkau sudah terluka bagian dalam, dan tampaknya bukan luka biasa,
karena darah yang keluar berwarna keruh. Engkau terkena pukulan beracun, Long
Ko. Aku tidak bisa meninggalkanmu begitu saja" tidak"koko".mari kita melarikan
diri bersama. Sian Mei pasti bisa menolong dirinya sendiri."
"Ai Mei " kali ini engkau harus mendengarkanku, segera kubuka jalan darah dan Ai Mei harus melarikan diri dari tempat ini menuju ke selatan. Ayo ".!!!"
Segera XinLong memainkan Hong SinKiam untuk membuka jalan darah ke depan,
sambil terus berlari, ia mendesak Juen Ai segera meninggalkan tempat berbahaya
ini. Tetapi sungguh tidak dinyana, dari arah selatan ternyata sudah dikepung oleh ratusan pasukan berkuda yang berdiri berjajar-jajar dalam posisi siap tempur.
XinLong menjadi gelisah sekali, ia berpikir percumalah mencoba melarikan diri dari tempat yang sudah dikurung rapat oleh pasukan pembrontak.
"Ai Mei " jangan bergeser dari tempat di mana aku berada, keadaan sudah sangat
berbahaya sekali. Kita sudah berada dalam kepungan lebih dari duaratus pasukan
pembrontak. Kalau kita memang harus mati, marilah kita mati sebagai sepasang
pahlawan bagi Tionggoan. Kalau Thian menginjinkan kita tetap bisa hidup, kita
harus bertekad membantu perjuangan teman-teman pendekar lainnya
untukmengusir pasukan asing ini keluar dari Tionggoan. Ai Mei mungkin inilah saat yang baik bagiku untuk memberitahukan sesuatuhal kepadamu. Aku berharap, kau
tidak menjadi tersinggung"berjanjlah Ai Mei bahwa kau tidak akan marah dan
tersinggun mendengar perkataan manusia cacat seperti diriku ini."
"Long Koko" berbicaralah "mana aku bisa tersinggung, percayalah.."
"Ai Mei, sejak aku berjumpa denganmu di Lembah Buaya teluk Bohai, aku" aku"
telah lancang manruh cintaku kepadamu, ya"aku..aku"mencintaimu".!!"
"Koko "!!"
Juen Ai menangis penuh haru dan bahagia mendengar pengakuan XinLong. Ia tidak
bisa berkata apa-apa dalam waktu sejenak. Hatinya, walaupun sudah merasa
XinLong mencintainya, tetapi dalam saat hidup matinya terancam dalam medan
perang ini, justru pengakuan itu keluar dari mulut XinLong dan itu sangat
mengejutkannya. Seolah-olah pengakuan itu akan menjadi pernyataan cinta
seorang yang akan mati. Juen Ai tidak memperdulikan pasukan pembrontak yang
terus menyerang mereka. XinLong sambil berkata, ia tetap menggerakkan Hong
SinKiam tanpa mengendurkan daya tempurnya sama-sekali. Juen Ai memeluk bahu
bahu XinLong erat-erat.
"Koko " aku juga rela mati sebagai pahlawan di sampingmu. Koko ?"
Juen Ai tersenyum dengan air-mata berderai-derai. Wajahnya yang terciprat oleh
darah itu memancarkan kebahagiaan yang sangat dalam.
"Koko, kalau engkau harus mati di sini, Juen Ai juga tidak mau hidup lagi."
XinLong memeluk Juen Ai dengan tangan kirinya yang masih tetap menggenggam
Hong SinKiam yang terhunus. Setelah itu, dengan melindungi gadis itu dengan
lengan buntungnya, ia terus menyerang pasukan itu dengan dasyat dan beraninya.
Demikian juga Juen Ai, ia tidak merasa kuatir soal mati atau hidup lagi, di samping XinLong ia juga mengamuk dengan beraninya.
Banyak pasukan yang menjadi korban sebetan pedang sepasang pendekar gagah-
perkasa ini. Tetapi musuh yang merangsek mereka bukannya semakin surut tetapi
justru semakin banyak. Kini mereka menjaga jarak. Pasukan berkuda yang
bersenjata panah beracun yang paling menggiriskan dua pendekar ini. Desingan-
desingan anak panah, entah berapa jumlahnya, meluncur dengan dasyat ke arah
hampir seluruh bagian tubuh mereka.
"Ai Mei, berlindung di sebelah kananku "awas".!!!"
"siut"siuuuuut"siuut...!!!"
"Criii ng"..crii ing".cri iii ing".!!"
"Aaahh"..Ai Mei".paha kananku terkena anak panah!!!Hmm"..pasukan ini
sungguh terlatih sangat baik ".sangat berbahaya".berbahaya"hiaaaaaaatttttttt!!!!"
XinLong yang sudah terkena anak panah di paha bagian kanan, bukannya patah
semangat ataupun mundur, tetapi semakin berani menerjang ke arah pasukan
berkuda itu. Tubuhnya melesat sana-sini sambil mengendong Juen Ai dengan
lengan buntungnya. Hong SinKaim berkelbat-klebat menggiriskan nyali para
pasukan. "Jangan mundur ".serang dengan tombak dan anak panah sekaligus, ia sudah
terluka parah"!!!"
Kepala pasukan berteriak-teriak memberi komando, sehingga XinLong mulai main
mundur, karena tenaganya sudah mulai habis terkuras. Racun yang bersarang di
dadanya membuatnya susah bernafas klancara, sedangkan racun dari anak panah
itu ternyata bekerja lebih cepat lagi. Ia merasakan kakai kanannya sudah sangat
sulit digerakkan lagi.
"Ai Mei "larilah "larilah".!!!"
"Koko"bagaimanapun juga, aku tidak akan meninggalkan Long Ko sendirian dan
menjadi korban keganasan pasukan itu. Tidak koko".!!!"
Dengan nafas terengah-engah, XinLong berdiri sambil merangkul Juen Ai di sebelah kanan. Ujung Hong sinkiam melesak sedalam dua dim di dalam tanah. Sorot mata
XinLong bersinar tajam menusuk, giginya gemeretak. Ia memusatkan pikirannya
pada sebuah jurus ilmu pedang pembabat rumput yang disebut: Ren-tu-ge-di (Ujung
Pedang membelah tanah). Ia menunggu pasukan tombak yang berjumlah lebih dari
duapuluh orang menyerbu ke arahnya. Begitu mereka sudah berjarak lima kaki,
tibat-tiba, tubuh XinLong yang mengendong Juen Ai berputar-putar bagai kitiran,
dan beberapa detik kemudian melesat turun dengan ujung pedang mengarah ke
bumi. Tiba-tiba terdengar suara gaduh yang luar-biasa dan di kuti oleh jeritan
mengerikan yang keluar dari mulut pasukan tombak itu.
"Hiaaaaaaaattt ?"blaar"blaarrrr?"!!"
Bumi seolah-olah diporak-porandakan oleh tangan yang tidak kelihatan. Ujung
pedang Hongsinkiam seolah-olah menusuk kepala naga yang bersembunyi di dalam
tanah, sehingga naga itu menggeliat membuka lapisan tanah di sekitarnya.
"Aaahhhhh"aahhh"aah".!!"
Jeritan panjang itu rupanya adalah jeritan kematian dari sekian banyak pasukan
berkuda. Bersamaan dengan dengan suara gaduh yang ditimbulkan oleh jurus Ren-
Tu-Ge-Di, mendadak dari arah belakang pasukan berkuda terjadi kekacauan yang
sangat dasyat. Terdengar sebetan-sebetan senjata dan anak panah yang
digerakkan dengan cara-cara yang sangat istimewa.
"aduh celaka "pasukan darimana itu, jumlahnya sangat banyak, dan
kemunculannya seperti pasukan ninja, cepat "dasyat"dan tanpa menimbulkan
suara. Aduh celaka, pasukan ini seperti pasukan khusus panglima muda Gan Bu
Tong.!!" Pemimpin pasukan pembrontak yang bernama Yibasan, seorang berbangsa Khitan
yang terkenal berani mati dan pandai berperang, tiba-tiba berseru nyaring untuk
memberi aba-aba kepada pasukannya:
"Mundur ". Mundur ".awas serangan Jue-Mi Dang-Bing Shi-Gong-Jian (Pasukan
Rahasia Panah Elmaut) si bangsat Gan Bu Tong!!!"
Memang hebat sekali pasukan yang baru datang ini. Entah dari mana, tiba-tiba di
situ sudah bermunculan bayangan-bayang orang yang berjumlah hampir sama
dengan jumlah pasukan pembrontak. Rata-rata berpakaian hitam-hitam dengan
kepala juga mengenakan topi perang berwarna hitam yang ringkas, seperti seutas
tali hitam yang di katkan. Mereka tidak mengeluarkan suara sedikitpun, tahu-tahu menghantam pasukan itu dengan serangan-serangan yang mematikan dan cepat.
Gerakan mereka seperti gerakan ahli silat yang tidak rendah tingkatnya. Yang paling hebat dari serangan tiba-tiba itu adalah strategi menyerangnya. Setiap lima pasukan berkuda, ternyata dihadapi oleh dua orang. Yang tanpa tedeng aling-aling langsung membinasakan prajurit-prajurit pembrontak itu.
Benar juga, dari tengah-tengah pasukan itu tampak seorang pemuda yang juga
mengenakan pakaian hitam-hitam. Kakinya buntung, tetapi ginkangnya sangat
istimewa sekali. Ia bergerak melejit-lejit sepertinya tidak menginjak tanah. Pedang di tangan kanannya bergerak luar-biasa sekali. Pasukan pembrontak itu dibuat kocar-kacir dalam waktu sekejab. Mereka hanya mampu berteriak-teriak sambil berusaha
melarikan diri:
"Panglima Pedang Bayangan " Panglima Pedang Bayangan ". Panglima Pedang
Bayangan ".larii iii i!!!"
Sementara itu, XinLong sudah ambruk kehabisan tenaga dan kehilangan banyak
darah karena luka-lukanya. Namun ia masih sadar,bahkan Hong Sinkiam tetap
dipegangnya erat-erat seperti jiwanya sendiri.
"Ai Mei mei, ada pasukan khusus yang membantu kita. Lihat itu, panglima muda
yang gagah perkasa berkelbat-klebat bagai bayangan, dan pedangnya bergerak
begitu rupa bagai pedang tanpa bayangan. Aahhh"itu Gan Bu Tong"ha"ha"
ha"ilmunya semakin hebat, ginkangnya juga sulit dicari tandingannya pada jaman
ini "Ai Mei"kita masih diberi kesempatan untuk hidup lebih lama".ha"ha"ha"
Mana Sian Shimei "aah"!!"
XinLong tiba-tiba jatuh dan tidak sadarkan diri, mukanya berubah pucat sekali.
"Long koko".Long Koko".koko"!!!"
Juen Ai menguncang-guncang tubuh XinLong, tetapi pendekar sakti itu diam kaku
dan pernafasannya hampir tidak terdengar lagi.
"Koko, kalau kau mati, aku tidakmau hidup lagi "koko"Long Koko"!!"
Juen Ai menangis sejadi-jadinya, ia tidak mempedulikan lagi perang di sekitarnya.
Bahkan ia tidak sadar, seorang prajurit dengan pedang terhunus mendekatinya
perlahan-lahan. Mata prajurit itu tampak liar menatapnya. Begitu berjarak kurang dari setombak, ia menyabetkan pedangnya ke arah leher XinLong.
"Mampuslah".!!"
"Traang ".plak-plak"des!!"
Tubuh prajurit itu mencelat bagai daun kering di sambar pukulan rajawali api dari tangan kiri Lie Sian. Dadanya hangus dan mati seketika. Lie Sian sudah berdiri di situ, agak setengah berjongkok, memeriksa keadaan XinLong. Di samping Lie Sian
berdiri Puteri Namita dengan baju hitam-hitam, sehingga kontras dengan warna
kulitnya yang putih bersih. Wajahnya agung bagai puteri kerajaan. Bau harum segar yang selalu keluar dari tubuhnya itu membuat Juen Ai tersadar.
"Namita "kaukah itu" Di manakah Bu Tong Koko?"
"Ai mei-mei "sebentar ia akan kemari! Sian Mei"bagaimana keadaannya?"
"Cici "nadinya hampir tidak dapat kurasakan, sepertinya racun sudah menjalar
dekat di jantungnya."
"Coba kuperiksa!!!"
Dengan teliti dan cekatan, putri angkat Sin Zhitou Yaowang (Raja obat jari sakti) yang terkasih, ini memeriksa keadaan XinLong. Mukanya menunjukkan kegelisahan
" ia menekan sana-sini, dan dengan ilmu totok satu jari, ia menotok delapan titik darah terpenting. Keringat membasahi dahinya. Melihat ini, Juen Ai menjadi sangat gelisah.
"Namita".Namita".katakan terus terang, bagaimana keadaannya?"
"Ai mei ". Tenanglah, hidup manusia ada dalam tangan Thian yang empunya
jiwa!!" Juen Ai menolehke belakanga danmelihat orang yang memeluknya dengan penuh
kasih sayang, panglima Gan Bu Tong. Wajahnya yang tampan dan berhias kumis
tipis, memandang adiknya dengan rasa iba dan kasih sayang yang dalam.
"Tong Ko "kalau Long Ko mati, adikmu ini tidak mau hidup lagi "Tong Ko mintalah
Namita menolong Xin Long."
Kira-kira sepemanakan nasi lamanya, Puteri Namita berdiri, wajahnya lesu dan ada titik-titik air-mat membasahi pipinya.
"Namita " bagaimana keadaannya?" Katakanlah "katakanlah".!!!"
Juen Ai dengan setengah menjerit mengguncang-guncang pundak puteri Namita.
Namita tiba-tiba memeluk Juen Ai erat-erat.
"Ai mei".kuatkan hatimu "hadapilah kenyataan dengan baik. XinLong koko sangat
sulit untuk dapat ditolong lagi. Detak jantungnya sudah berhenti karena racun yang bersarang di dadanya. Aku tidak bisa menolongnya, bahkan ayahku, Sin Zhitou
Yaowang, juga tidak mungkin bisa menolongnya lagi."
"Namita".katakan, siapakah yang bisa menolong Long Ko?""
Namita memandang Juen Ai dengan perasaan kasihan. Dengan memeluk erat
sekali, Namita berbisik:
"Shi Taihiap sudah meninggalkan kita "ia sudah mati beberapa saat yang lalu."
"Aaaahhhhhh?"?"
Juen Ai jatuh pingsan di pelukan Namita.
BAB 16: WANG YI-XUE-JIA (AHLI MEDIS SHE WANG)
"Namita Mei-mei (dinda Namita), apakah tidak ada tanda-tanda kehidupan sama-
sekali" Betulkah Shi XinLong Toako sudah meninggal" Cobalah periksa sekali lagi."
Pendekar Bayangan Pedang Gan Bu Tong meminta Putri Namita sekali lagi
memeriksa XinLong lebih teliti. Putri rupawan ini memang seorang tabib yang
sangat pandai karena seluruh kepandaian ayah angkatnya Sin Zhitou Yaowang
(Raja obat jari sakti) telah diturunkan kepadanya. Ia hampir tidak pernah gagal
mengobati orang sakit bagaimanapun parah keadaannya. Tetapi kali ini, ia tidak
berhasil menolong XinLong, karena ketika ia memeriksa denyut nadi XinLong
memang sudah tidak dapat dirasakan lagi olehnya. Sungguh pun demikian, dengan
sabar dan teliti, ia memeriksa lagi keadaan XinLong. Kali ini ia menggunakan jarum-jarum emas di tempat-tempat tertentu untuk mengetahui reaksi gerakan darah
dalam tubuh XinLong. Betapapun ia menusukan jarum-jarum halus itu, tidak ada
tanda-tanda darah yang terpompa dari jantung. Akhirnya dengan lesu ia berdiri
menatap Bu Tong,
"Koko, aku tidak merasakan adanya tanda-tanda kehidupan dalam tubuh Shi
XinLong Taihiap. Aku berani mengatakan, ia sudah meninggal, walaupun tubuhnya
masih terasa sedikit hangat. Koko, maafkan aku "aku terlambat menolongnya."
"Mei-mei, itu bukan salahmu " memang Thian menghendaki demikian apa yang
dapat kita perbuat" Cuma, aku merasa sangat kasihan kepada adikku, Gan Juen Ai.
Ia baru saja memperoleh pengganti Shi De Hu taihiap di dalam hatinya dengan
kehadiran Shi XinLong. Aku percaya, kepada XinLonglah, adikku benar-benar
menambatkan hati dan cintanya. Tetapi " mengapa ".?"?"
Bu Tong tidak sanggup melanjutkan kata-katanya, kerongkongannya tersendat, dan
nampak air-matanya menetes deras dari pipi pria yang tidak mengenal arti takut ini.
"Mei-mei, aku takut Juen Ai tidak dapat mengatasi perasaan hatinya. Aku mengenal betul wataknya, selain gagah perkasa " ia juga tidak takut mati"aku sangat kuatir sekali."
"Long ko"betulkah engkau meninggalkan aku dan De Hu koko sendirian"
Bukankah engkau berjanji untuk bertemu kembali di Tienshanbai, dan engkau
berjanji untuk membangunnya kembali, mengapa jadi begini?"?"?"
Lie Sian menangis dengan sedihnya, tetapi matanya mencorong seperti mata
harimau yang sedang murka. Tiba-tiba ia berdiri, wajahnya menengadah ke atas
dan tangannya dikepal begitu rupa.


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Xin Long Tai shixiong, shimeimu akan membalas sakit hatimu "dan akan
kuteruskan amanat dan cita-citamu. Musuh-musuh Tienshanbai dan para pengikut
Budi-San-mowang akan kubuat menjadi seperti ini:
Sekonyong-konyong Lie Sian menjerit nyaring sekali, suaranya sampai
berkumandang jauh menembus hutan. Dan ". Tangan kirinya bergerak seperti
orang mengelus alam semesta dengan mesranya, sedangkan tangan kanan yang
menggenggam suling merah bergerak membentuk kurva-kurva yang makin lama
makin melebar. Beberapa detik kemudian, ia mencelat lenyap meninggalkan tempat
itu. "Oh Thian, ilmu Lie Sian Lihiap telah mencapai taraf yang sudah sukar diukur lagi tingginya. Jantungku seolah-olah berhenti berdetak dan sinkang di dalam tubuhku
tidak dapat digerakkan lagi ketika ia melancarkan jurusnya tadi. Mei-mei".mei-
mei".aduh celaka!!!"
Cepat Bu Tong menyambut tubuh puteri Namita yang tiba-tiba lunglai seperti pohon runtuh. Dan begitu ia menoleh ke arah beberapa prajurit yang masih tinggal di situ, tidak ada seorangpun yang kelihatan berdiri tegak, semuanya rebah berbagai posisi dalam keadaan pingsan.
Cepat Bu Tong mengurut urat nadi Puteri Namita.
"Aahhh".Tong Ko, Coa Lihiap tampaknya marah sekali " ilmu apa itu tadi,
membuat sinkang dalam tubuhku melonjak-lonjak dan menghantam balik diriku
sendiri. Untung aku tidak mereaksi melawan kekuatan mujijat yang tidak tampak itu, apabila aku sedikit saja melawan, jiwaku niscaya sudah melayang sejak tadi. Aduh Koko"Coa Lihiap tampaknya akan melabrak markas besar pangeran zhu Wen
Yang di Teluk Bohai, itu akan berbahaya sekali."
Bu Tong tidak segera menjawab perkataan Puteri Namita, matanya tertuju ke arah
pohon-pohon dan dua batu besar yang tadi diserang secara langsung oleh Lie Sian.
Matanya seolah-olah tidak percaya terhadap apa yang lihat sendiri.
"Oh Thian, betulkah itu ". Mei-mei coba lihat pohon-pohon dan dua batu di sana
itu?" Puteri Namita melihat ke arah yang ditunjuk oleh Gan Bu Tong.
"Aduh " sangat mengerihkan".!!!"
Apakah sesungguhnya yang mereka lihat" Ternyata pohon-pohon dan dua batu
besar yang menjadi sasaran kemarahan Lie Sian, telah menjadi serpihan-serpihan
kecil dan berhamburan ketika diterpa oleh angin senja.
"Mei-mei " sesungguhnya yang benar-benar menjadi shifuku itu adalah Pendekar
Bayangan Dewa, Zheng Yang Jing, yang lebih dikenal di Wulin sebagai: Tianpin-Er; sedangkan Coa Lie Sian Lihiap adalah orang yang paling dekat dengannya. Dan
aku dapat merasakan, sesungguhnya keduanya itu saling mencinta, walaupun tidak
pernah diutarakan. Hubungan mereka kadang-kadang seperti adik dan kakak,
kadang seperti shiko dan shimei, kadang seperti shifu dan muridnya; tetapi tidak jarang tampak seperti sepasang kekasih. Dari cara memandang, atau cara bersikap, kelihatan sekali. Dua-duanya memiliki ilmu silat yang sangat dasyat. Aku tidak
mengetahui secara pasti sampai di mana kedalaman ilmu silat Tianpin-Er, sangat
sulit untuk diukur atau dianalisa, sedangkan ilmu Coa Lie Sian lihiap barusan itu, adalah ilmu yang sudah mencapai taraf yang luar-biasa tingginya. Mei-mei, kita
perlu bergerak menuju ke Teluk Bohai, mudah-mudah kedatangan kita dan pasukan
rahasia tepat pada waktunya Coa Lihiap bergerak."
Sementara mereka dibuat bingung dan takjub sekaligus kuatir oleh Coa Lie Sian,
Gan Juen Ai mulai tersadara dari pingsannya. Sungguh kasihan dara ini, mukanya
menjadi sayu kehilangan cahaya, rambutnya awut-awutan. Matanya menerawang
ke atas, seperti melamun. Gerakannya menjadi lambat. Wajahnya diselimuti oleh
kedukaan yang tidak akan bisa dihibur oleh hal apapun.
"Long koko ".Long Koko".kalau engkau mati, aku juga tidak mau hidup lebih lama
lagi "Long Koko "bukankah engkau berjanji akan selalu berhati-hati ".Long Ko"
kasihan kau, demi aku yang berkepandaian cetek ini, engkau mengorbankan
nyawamu " koko".aku tidak mau hidup lagi."
"Ai Mei"Ai Mei"kasihan kau."
Bu Tong memeluk adiknya erat-erat, demikian juga Namita. Tetapi Juen Ai tampak
diam " matanya menatap tubuh XinLong, kemudian ia bergerak berdiri, dan
perlahan-lahan mendekati tubuh XinLong. Ia memeluk tubuh itu, dan membasahi
wajah XinLong dengan airmatanya.
"XinLong Koko, aku akan menemanimu " menemani tubuhmu sampai maut
mempertemukan kita kembali. Bu Tong Koko "Cici Namita "aku akan membawa
tubuh XinLong koko ke dalam hutan sebelah selatan itu, aku ingin sendirian
bersama dengannya "terima kasih untuk kasih sayang Tong Ko dan Cici Mita. Aku
tidak apa-apa, jangan kuatir, aku tidak akan mengambil keputusan pendek, tetapi ku harap Tong Ko dan Cici mengerti perasaanku. Aku ingin berdua saja dengannya "
Hati Budha Tangan Berbisa 15 Elang Pemburu Karya Gu Long Kisah Para Pendekar Pulau Es 8
^