Pendekar Sejagat 4

Pendekar Sejagat Seri Kesatria Baju Putih Karya Wen Rui Ai Bagian 4


n juga sangat menurut dan setia kepada biksu ria itu. Begitu Wu Ming Lao Seng telah menurunkan semua ilmunya kepada Zheng Bai Shui, dengan jurus Chang Xiao QI Jie dia juga membunuh Wu Ming Lao Seng. Setelah mendengarkan cerita ini, dalam pikiranmu terpeta bagaimana?"
Mata Huo Wu Yang memelototi Fang Zhen Mei dan berkata, "Aku sudah mengerti maksudmu...."
"Kau sudah mengerti apa?"
"Kau berusaha mengadu domba kami, sepertinya tidak akan ada gunanya," dengan tertawa Huo Wu Yang berkata lagi, "Hari ini adalah hari kesmatianmu."
Fang Zhen Mei tertawa dan menghela nafas, "benar-benar keras kepala."
Dengan pelan Huo Wu Yang berkata, "kau sudah menolong orang ini dan tenagamu sudah terkuras, kau tidak akan pulih dalam waktu singkat, karena itu kau mengulur waktu dengan cara menceritakan kisah ini."
Fang Zhen Mei sepertinya tidak bisa tertawa lagi, dia berkata, "Teruskan ucapanmu."
Dengan dingin Huo Wy Yang berkata, "Tidak akan kuteruskan."
Fang Zhen Mei mengangkat kepalanya dan bertanya, "Mengapa?"
Wajah Huo Wu Yang berubah menjadi hijau, dia berkata, "Karena aku segera akan membunuhmu."
Karena kaget Shi Tu Qing Yan dan Shi Tu Tian Xin terpaku, segera Shi Tu Qing Yan berteriak, "Paman Fang kau sudah pulih seperti semula!"
Tawa Huo Wu Yang seperti setan malam dan berkata, "Aku tahu kau hanya membutuhkan waktu yang lamanya seperti makan nasi, agar kau bisa pulih seperti sedia kala, sekarang bila Kau mempunyai tenaga untuk menghancurkan batu, aku akan segera pergi dari sini, aku tidak akan menunggu hingga kau mati."
Fang Zhen Mei menghela nafas dan memejamkan matanya. Huo Wu Yang tertawa terbahak-bahak dan dia siap akan menendang.
Tiba-tiba terlihat kilau pedang ada di tenggorokan Huo Wu Yang. Kaki Huo Wu Yang sudah mengangkat dan menendang pedang panjang itu.
Jiang Qing Feng yang berada di bawah berteriak, "Demi diriku dia menghabiskan tenaga dalamnya, sampai mati pun aku tidak akan mengijinkan kau membunuhnya!" Dengan kepalan tangannya dia memukul Huo Wu Yang.
Shi Tu Qing Yang pun berteriak, "Paman Fang, aku tidak akan menyalahkanmu karena membiarkan setan ini menghina kami!"
Huo Wu Yang tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Tenaga belalang ingin menahan laju kereta?"
Kedua kaki dia sudah melayang, tapi di tengah udara kakinya tersandung oleh tangan kiri Jiang Qing Feng. Dengan sekuat tenaga Huo Wu Yang mendorong Jiang Qing Feng. Terdengar Jiang Qing Feng berteriak. Tulang tangannya patah, kemudian dia mengangkat Jiang Qing Feng dan melemparkannya, tepat mengenai
Shi Tu Qing Yan yang sedang berjalan ke arahnya. Sehingga
mereka berdua jatuh bersamaan.
Shi Tu Tian Xin berada di bawah segera menarik tangan yang sejak tadi diinjak oleh Huo Wu Yang. Dia segera mendekati Fang Zhen Mei dia ingin membawa Fang Zhen Mei lari dari sana.
Fang Zhen Mei dengan lemah menarik nafas.
Shi Tu Tian Xin belum sempat memegang Fang Zhen Mei, Huo Wu Yang sudah menendang Jiang Qing Feng dan Shi Tu Qing Yan dengan sebelah kakinya. Kaki yang satu menendang Shi Tu Tian Xin dan terlempar sejauh beberapa meter kemudian jatuh berdebum.
Huo Wu Yang tertawa seperti orang gila dan berkata, "Marga Fang, akuilah kekalahanmu!"
Kedua kakinya sudah siap menendang kepala Fang Zhen Mei, tiba-tiba terdengar suara orang yang marah membentak, "Marga Huo, mampuslah kau!"
Kepalan tangan sudah dilayangkan.
---ooo0dw0ooo---
Wo Shi Shui terus menerus berlari hingga sampai di Han Bi Lou. Hari sudah pagi.
Tapi pada saat Wo Shi Shui tiba di sana, hatinya terasa sakit. Han Bi Lou benar-benar sudah hancur lebur, hanya tinggal reruntuhan. Wo Shi Shui menahan kepedihan hatinya, seperti orang gila dia terus berlari ke belakang Han Bi Lou.
Sepanjang jalan, dia melihat banyak mayat para gadis yang bergelimpangan. Ada yang setengah telanjang, ada yang bajunya sobek, orang melihatnya pun tidak akan tega. Di antara mayat-mayat itu ada juga mayat anak buah Chang Xiao Bang.
Hati Wo Shi Shui terasa sakit seperti terbakar api. dia naik ke loteng. Dia melihat mayat Gong Sun You Lan yang telanjang.
Wo Shi Shui sangat kaget, marah, sedih, dan bengong. Dengan
tirai dia menutupi Gong Sun You Lan. Dia melihat di bawah ada 3 huruf "Fang Zhong Pin."
Tiga huruf ini ditulis dengan darah. Ini pasti tulisan Gong Sun You Lan pada waktu dia sedang sekarat.
Wo Shi Shui mengangguk. Dengan sedih dan sakit hati dia berkata, "Kakak You Lan, kau tenang saja, aku akan membalaskan dendammu!"
Tiba-tiba dia teringat sesuatu. Dia berlari lagi ke atas atap. Dia melihat mayat Ou Yang Sao Yue yang terbaring. Dia mati tapi matanya tidak tertutup.
Wo Shi Shui berteriak, "Yue Lan, Yue Lan!" Dia membuka pintu dan menyibakkan tirai. Dia terpaku dan bengong. Orang yang dia cintai mati seperti Gong Sun You Lan. Di sisi ada 2 haruf yang ditulis dengan darah, Qu Lei'.
Wo Shi Shui dengan bengong melihat dan terus melihat, melihat dan melihat lagi.... Qu Lei!
Dengan perlahan Wo Shi Shui membungkus mayat Gong Sun Yue Lan dengan tirai. Dengan penuh kasih sayang dan lembut dia mencium rambut Gong Sun Yue Lan. Dengan suara yang kecil dia berbicara, seperti air hujan yang tidak berhenti. Langit mulai gelap, tapi suara ini tidak berhenti.
Qu Lei! Tiba-tiba Wo Shi Shui berdiri dan seperti orang gila berteriak, "Aku harus balas dendam! Balas dendam! Balas dendam! Qu Lei! Dengan kepalan tanganku ini, aku akan menghancurkan kepalanmu dan juga kepalamu! Aku akan membasmi Chang Xiao Bang!"
Wo Shi Shui seperti orang gila, keluar dari Han Bi Lou. Dia melewati tangga kayu, tangga itu roboh. Dia melewati tiang kayu, tiang itu pun sudah runtuh. Melewati kamar peristirahatan, kamar itu pun sudah hancur. Melewati tangga batu, tangga batu itu pun sudah terbelah.
Sewaktu Wo Shi Shui berlari keluar dari Han Bi Lou, dia melihat ada seseorang yang berbaju hijau yang tertinggal di Han Bi Lou. Dia sedang melepas perhiasaan dari para perempuan Han Bi Lou yang sudah mati dan dia memasukkan semuanya ke dalam kantongnya sendiri.
Wo Shi Shui seperti seekor harimau marah, tapi dia segera terdiam dan melihat semua perbuatan orang itu.
Karena di sisi orang berbaju hijau itu masih ada sekitar 4-5 orang yang juga berbaju hijau. Mereka pun melakukan hal yang sama.
Orang berbaju hijau itu melihat Wo Shi Shui, dan seketika itu mereka menjadi bengong.
Wo Shi Shui dengan satu kata per satu kata bertanya, "Kalian siapa?"
Orang berbaju hijau itu dengan bangga dan tertawa menjawab, "Chang Xiao Bang, panji hijau, ketua Chen Guan Cai, dijuluki Jala Langit."
Wo Shi Shui berteriak, "Aku beritahu kepada kalian, namaku adalah Wo Shi Shui!"
Kata 'Shui' yang terakhir berubah menjadi teriakan seperti orang gila. Sebelum orang-orang berbaju hijau itu sadar, Wo Shi Shui sudah seperti seekor harimau dengan marah menerjang.
Biasanya si Jala Langit, Chen Guan Cai masih bisa bertahan beberapa jurus dengan Wo Shi Shui, sifatnya selalu ingin mengambil keuntungan dari keadaan yang terjepit, tidak disangka hari ini dia bertemu dengan Wo Shi Shui. Dia belum tahu apa yang terjadi, perutnya sudah terkena pukulan.
FENG! "Auw..!" Karena merasa sakit Chen Guan membungkukkan badannya, air liurnya terus keluar.
Murid-murid Chang Xiao Bang yang berbaju hijau segera marah dan mengeluarkan golok.
Orang pertama mencabut golok, kepalanya segera pecah.
Orang kedua mencabut golok, segera ikut roboh. Orang ketiga mencabut golok, wajahnya langsung hancur.
Orang keempat mencabut golok, golok belum keluar, tulang dadanya sudah hancur.
Orang kelima, dia tidak mencabut golok, tapi 'mencabut' kaki kabur dari sana. Baru 3 langkah berlari, tulang punggungnya pun patah.
Begitu orang kelima roboh, si Jala Langit baru bisa melihat Wo Shi Shui. Dia memperhatikan Wo Shi Shui sepertinya dia pernah melihatnya. Kemudian terdengar suara PENG, Wo Shi Shui memukul lagi.
Chen Guan Cai berteriak dan dia berjongkok langsung muntah darah.
Wo Shi Shui mencengkaram tangannya dan berteriak, "Siapa yang membunuh ketua Han Bi Lou?"
"Dia...adalah...Fang, Ketua...Fang."
Sekali lagi terdengar suara PENG.
Tulang Chen Guan Cai benar-benar dipukul hingga lembek, keringat sebesar biji kacang jatuh bertetesan di wajahnya.
"Siapa yang memimpin kalian ke sini membunuh orang?"
"Dia adalah...Qu..Qu..wakil ketua...Qu Lei."
PENG terdengar lagi suara pukulan.
Chen Guan Cai mengeluarkan air liur dan darah keluar dari hidungnya. Tidak ada makanan yang bisa dimuntahkan lagi.
"Sekarang mereka berada di mana" Ada di mana?"
"Mereka... sudah.. .kembali.. .kembali.. .ke.. .Chang Xiao Bang."
Dengan marah Wo Shi Shui membentak, "Aku akan mencari mereka sekarang." Dia ingin melepaskan Chen Guan Cai tapi dia
langsung teringat sesuatu. Dia menjepit leher Chen Guan Cai dan berkata, "Kenapa kalian masih berani berada di sini?"
Chen Guan Cai ingin menjelaskan tapi karena lehernya dijepit terlalu kencang membuat mata Chen Guan Cai membelalak. Wo Shi Shui segera melonggarkan pegangannya dan berteriak, "Cepat katakan! Kalian di sini sedang melakukan apa?"
"Menunggu...orang suci...Chang Xiao Bang...Huo."
"Siapa yang disebut Orang Suci Huo?"
"Huo...Wu...Yong...yang kita...sembah." Kepala Wo Shi Shui segera menjadi dingin.
"Huo Wu Yang pergi ke mana" Apa yang akan dilakukan?"
"Aku.. tidak.. tahu, sepertinya.. sepertinya, dia akan membunuh.. .Fang.. .Fang. .Zhen. ..Mei.. .semua.. .sudah.. .k uceritakan... aku berharap.. Pendekar.. tidak.. tidak.. akan.. membunuhku. aku....mohon...mohon...."
Wo Shi Shui dengan kepala dingin berpikir, "Sebelum aku ke sini, Fang Zhen Mei mengatakan dia ingin menolong Jiang Qing Feng dengan tenaga dalamnya. Bila sekarang Huo Wu Yang sedang menuju ke sana dan menyerang Fang Zhen Mei, dia berada dalam keadaan bahaya."
Segera Wo Shi Shui menenteng si Jala Langit, Chen Guan Cai. Dengan dingin dia berkata, "Sekarang aku akan pergi ke sana. Kalau semua kata-katamu benar, aku akan mengampunimu!" Dengan sekuat tenaga dia berlari ke arah Wisma Shi Jian.
Dia berlari dengan kencang, dia melihat Fang Zhen Mei sedang duduk bersila di bawah, ada seseorang yang sedang menendang Jiang Qing Feng, Shi Tu Qing Yang, dan Shi Tu Tian Xin. Sekarang sepasang kakinya menendang kepala Fang Zhen Mei dan orang itu sedang tertawa sinis, "Fang Zhen Mei, akuilah kekalahanmu!"
Begitu melihat tendangan orang itu, dia segera tahu bahwa orang ini dijuluki dengan si Kaki Utara, Huo Wu Yang. Segera dia
berteriak dengan sekuat tenaga, "Marga Huo! Mampuslah kau!" Dia melempar Chen Guan Cai. Dengan cepat menyerang dengan kepalan tangannya dan berteriak, "Aku datang!"
Huo Wu Yang melihat serangannya begitu cepat. Hatinya bergetar, sepasang kakinya diayunkan menendang kepada Wo Shi Shui.
Wo Shi Shui melihat kedua kaki ini begitu hebat dan ganas. Kepalan berikutnya keluar lagi.
PING, PING. Kaki dan kepalan tangan saling beradu dan mereka berdua turun ke bawah.
Huo Wu Yang terpental beberapa meter, Wo Shi Shui pun mengalami kejadian yang sama. ,
Mereka berdua saling pandang dengan marah dan saling melotot.
"Siapa kau?"
"Namaku Wo Shi Shui."
"Kau adalah Wo Shi Shui?"
"Betul, aku adalah Wo Shi Shui."
"Apakah kau tahu Wo Shi Shui?"
"Aku tahu. Sekarang kau adalah Huo Wu Yang hidup, sebentar lagi kau akan menjadi Huo Wu Yang mati!"
"Baiklah, Kepalan Selatan dan Kaki Utara akan bertarung untuk mempertaruhkan hidup dan mati."
"Itu sudah jelas. Kau ingin lari pun tidak akan bisa."
"Baiklah, kalau hari ini aku tidak bisa membunuhmu, aku bukan marga Huo."
"Aku akan memberitahumu sebuah rahasia. Apakah kau ingin mendengarkannya?"
"Mengenai apa?"
"Sebenarnya kau bukan bermarga Huo. Waktu ibumu melahirkanmu, dia melihat kau merangkak ke sini dan ke sana, karena itu dia mengubah margamu menjadi Wang, bernama Ba Dan (Wang Ba Dan biasa untuk memarahi orang yang kurang ajar)."
Wo Shi. Shui sengaja mengatakannya seperti itu. Biasanya pada saat pesilat tangguh sedang bertarung tidak boleh marah. Begitu marah maka dia akan dengan mudah dikalahkan oleh lawannya. Wo Shi Shui sangat berpengalaman, dia mengerti hal ini. Dia sendiri pun sedang sedih dan hampir menjadi gila. Dia sudah tidak bisa menguasai diri. Hanya bisa berkata dengan cara seperti ini membuat Huo Wu Yang marah. Pertarungan ini baru bisa seimbang.
Kata-katanya belum selesai, Huo Wu Yang berteriak dengan sekuat tenaga, kemudian menendang.
Kata-kata Wo Shi Shui ternyata membuahkan hasil.
Tapi begitu kaki Huo Wu Yang menyerang, dia tidak akan berhenti. Kalau tidak menendang orang itu hingga roboh, dia tidak akan berhenti. Karena itu orang kalangan dunia persilatan banyak yang tidak bisa menerima serangan tendangan kakinya yang bertubi-tubi itu.
Wo Shi Shui juga sama, dia tidak bisa menerima tendangan ini.
Tapi dia mempunyai cara.
Dia tidak mundur, juga tidak menyambut. Dia sama sekali tidak menyambut serangan itu.
Tidak menyambut, tapi berbalik menyerang!
Kepalan tangan Wo Shi Shui sangat cepat dan tepat. Bila kau sudah melihat dia mengeluarkan kepalan gerakannya lebih cepat daripada yang bisa kau lihat. Walaupun bisa melihat kecepatannya, tapi kau tidak akan bisa mengimbangi kecepatan tangannya, tidak ada orang yang mempunyai tenaga sebesar dia. Kau ingin menghindar kemanapun, kepalan tangannya tetap akan
mengenalmu. Di dunia ini yang bisa menerima kepalan tangan Wo Shi Shui bisa dihitung dengan jari.
Huo Wu Yang sendiri tidak bisa! Tapi dia juga mempunyai cara!
Satu-satunya cara adalah, sebelum kepalan tangan Huo Wu Yang mengenai dia, dia harus menendang Wo Shi Shui hingga roboh.
PING, PING, PING, PING
PING, PING, PING, PING
4 kali tendangan mengenai Wo Shi Shui.
4 kali pukulan mengenai Hub Wu Yang.
Dua orang turun, berdiri, meloncat dan mengeluarkan serangan.
PING, PING PENG, PENG Wo Shi Shui terkena tendangan sebanyak 2 kali. Huo Wu Yang pun terkena pukulan 2 kali.
Mereka berdua terjatuh. Mulut Wo Shi Shui mengeluarkan darah, hidung Huo Wu Yang pun mengeluarkan darah banyak.
Mereka berdua saling pandang dan bersiap-siap untuk serangan ketiga.
Pukulan yang akan menentukan hidup dan mati. Jiang Qing Feng, Shi Tu Qing Yang, dan Shi Tu Tian Xin melihat kejadian itu hingga terbengong-bengong. Mereka lupa berdiri.
Ketegangan membuat hati Shi Tu Tian Xin seakan-akan hampir meloncat keluar dari mulut. Tiba-tiba ada orang yang memanggil dia, "Adik kecil."
Shi- Tu Tian Xin terkejut, dia melihat ada seseorang berbaju hijau sedang melihat ke arahnya. Shi Tu Tian Xin kesal, dia marah, "Kau ribut apa" Mengagetkan orang saja!"
Oran berbaju hijau itu tertawa dan berkata, "Adik kecil, maaf bila aku mengejutkanmu, apakah kau bisa menolongku?"
Shi Tu Tian Xin merasa aneh dan bertanya, "Bagaimana aku bisa menolongmu" Siapa namamu?"
Dengan suara kecil Chen Guan Cai menjawab, "Namaku adalah Chen Guan Cai."
Shi Tu Tian Xin berkata, "Apa" Chen Guan Cai (guan cai=peti mati)?"
"Adik kecil, apakah kau tidak lihat bahwa aku sedang ditotok, tolong buka totokanku ini, itu sudah cukup," Chen Guan Cai terus meminta.
Shi Tu Tian Xin tampak berpikir sebentar, kemudian dia berkata, "Aku ingat kau datang bersama dengan Paman Wo Shi Shui, mengapa Paman Wo bisa menotok nadimu" Kau pasti bukan orang baik-baik, aku tidak mau membuka totokmu."
Chen Guan Cai terus meminta dia berkata lagi, "Adik kecil, kau sudah salah paham kepadaku, aku bukan orang Chang Xiao Bang yang jahat, kau lihat sendiri kan, aku lah yang membawa Paman Wo Shi Shui ke sini untuk menolong Paman Fang, karena Pendekar Wo melihat ada musuh dia menjadi sangat marah, tidak sengaja dia sudah menotok nadiku, aku benar-benar malang."
Shi Tu Tian Xin bertanya lagi, "Betulkan semua itu" Kalau begitu aku akan tanya dulu kepada kakakku."
Chen Guan Cai sangat pintar dengan cara licik dia melihat Shi Tu Tian Xin mulai goyah pendiriannya, dia merasa senang, kemudian dia berkata lagi, "Adik kecil, mengapa masalah kecil seperti ini harus ditanyakan dulu kepada kakakmu" Adik kecil, bila kau melepaskan aku, bila aku membuat keributan, aku pun tidak akan bisa melawanmu."
Shi Tu Tian Xin tertawa dan berkata, "Kau memang bukan lawanku, mendengar perkataanmu tadi aku akan membuka totokmu, di sebelah mana tempat yang ditotok?"
Chen Guan Cai sangat senang dia berkata lagi, "Adik kecil, asal kau membuka nadi Chen Xue dan Tian Qu Xue dengan tepukan, itu sudah cukup."
Shi Tu Tian Xin mengikuti perintah Chen Guan Cai si Jala Langit, sekarang totokan sudah terbuka dan dia langsung meloncat ke langit, dia menggerakkan tangannya, dengan tertawa dingin dia berkata, "Terima kasih." Tiba-tiba dia mengeluarkan serangan dan memukul ke dada Shi Tu Tian Xin, Shi Tu Tian Xin terlontar jauh kemudian pingsan.
Shi Tu Qing Yang mendengar ada suara aneh, dia melihat Shi Tu Tian Xin membuka totokan Chen Guan Cai, dia ingin berusaha untuk mencegahnya tapi terlihat Chen Guan Cai sudah meloncat ke atas dan berhasil melukai Shi Tu Tian Xin. Shi Tu Oing Yang sangat menyayangi adiknya, segera dia berlari menghampiri Shi Tu Tian Xin.
Jiang Qing Feng sudah waspMa, terlihat si Jala Langit, Chen Guan Cai berlari ke arah Wo Shi Shui dan Huo Wu Yang, sambil menahan rasa sakit Jiang Qing Feng dengan tangan kanannya yang sakit menghalangi Chen Guan Cai.
Chen Guan Cai adalah ketua panji hijau di Chang Xiao Bang, ilmunya sangat tinggi, karena tadi bertemu dengan Wo Shi Shui yang sedang emosi, dia kalah dan menjadi sasaran kemarahan Wo Shi Shui, sekarang dia sudah terlepas dari kesulitan, walaupun tubuhnya masih terasa sakit, kaki dan tangannya terasa pegal linu, tapi ilmu silatnya tetap kuat. Hadangan dari Jiang Qing Feng tidak berhasil menghalangi langkahnya, sekarang Chen Guan Cai berada di belakang Wo Shi Shui, tiba-tiba tangannya melingkari pinggang Wo Shi Shui dan melemparkan sebuah jala besar, seluruh tubuh Wo Shi Shui sehingga benar-benar terkurung.
Karena Wo Shi Shui sedang berkonsentrasi penuh menghadapi Huo Wu Yang, dia tidak menyangka bisa ada sebuah jala menutupi tubuhnya, dia benar-benar terkurung.
Wo Shi Shui sangat marah, dia melambaikan tangan berusaha
merobek jala itu!
Jala itu terbuat dari Tian Zhu Can Si (Laba-laba Langit Berbenang Ulat Sutra), sekalipun dipotong oleh pedang atau pisau pun tidak akan putus, tapi karena Wo Shi Shui sangat marah, dia berhasil juga merobek jala itu.
Tapi-Wo Shi Shui sebelum berhasil melepaskan diri dari jala itu, Huo Wu Yang sudah dekat dengannya, kedua kakinya yang kuat sudah menendang dengan kekuatan penuh ke arahnya.
Tendangan kematian dimulai.
Wo Shi Shui tidak bisa menghindari tendangan itu lagi.
Kaki Huo Wu Yang yang hampir mengenai Wo Shi Shui tiba-tiba terhalang oleh baju putih yang melambai, seseorang telah melindungi Wo Shi Shui.
Sepasang kaki Huo Wu Yang menendang ke dada orang itu, gerakannya cepat seperti kilat, serangan ini tidak dapat ditahan, tapi gerakan orang itu lebih cepat lagi, dia berhasil mencengkram kaki Huo Wu Yang dan melemparkannya.
Huo Wu Yang membalikkan badannya dan turun dengan marah sambil melihat siapa yang berani melakukan semua itu kepadanya.
Orang itu tersenyum dan dengan tenang dia melihat ke arah Huo Wu Yang, ternyata orang itu tak lain adalah Fang Zhen Mei.
Tenaga Fang Zhen Mei sudah pulih kembali.
Huo Wu Yang sangat marah dan mendekatinya.
Wo Shi Shui berhasil keluar dari jala itu, dengan sorot mata marah dia mencari keberadaan Chen Guan Cai, tapi Chen Guan Cai begitu melihat Fang Zhen Mei menolong Wo Shi Shui, dia sudah melarikan diri entah ke mana.
Wo Shi Shui berteriak panjang dan dia menyerang Huo Wu Yang kembali.
Tiba-tiba Fang Zhen Mei menghalangi perbuatannya dan berkata,
"Kali ini biarkan aku yang melayaninya.''
Wo Shi Shui masih melotot, akhirnya dia menjawab, "Baiklah!"
Saat itu Huo Wu Yang telah menendang dengan delapan kali tendangan berantai, dia mengarah Fang Zhen Mei!
Fang Zhen Mei sudah mempunyai dua pilihan dalam menghadapi Huo Wu Yang, yang pertama adalah balik menyerang dan melukai Huo Wu Yang, kedua adalah mundur, menghindar dari serangannya yang kuat, sekarang yang menjadi masalah adalah bila hanya menghindar dari Huo Wu Yang dia tidak akan memiliki kesempatan untuk menyerang, karena bila Huo Wu Yang melakukan serangan tidak akan berhenti hingga lawannya roboh, karena itu dia lebih memilih cara kedua, dia meloncat ke belakang sejauh 4 meter untuk menghindari tendangan beruntun dari Huo Wu Yang, kemudian Fang Zhen Mei berkata, "Huo Wu Yang, apakah kau akan terus diperalat oleh Zheng Bai Shui?"
Baru saja Fang Zhen Mei menyebutkanl2 kata, Huo Wu Yang sudah mengeluarkan 26 tendangan.
Fang Zhen Mei seperti kilat, terus mundur, dia terus menasihati Huo Wu Yang tapi tidak berhasil, dia mundur hingga ke atas gunung.
Fang Zhen Mei berteriak, "Huo Wu Yang, aku tidak akan melukaimu, berhentilah!" Kali ini Fang Zhen
Mei hanya mengeluarkan 8 kata tapi tendangan Huo Wu Yang sudah bergerak sebanyak 36 kali, lagi-lagi Fang Zhen Mei mundur, kesempatan untuk bicara sekarang sudah tidak ada! Dia terus menghadapi Huo Wu Yang yang terus menyerangnya, waktu untuk mebalikkan tubuhnya pun tidak ada, karena itu dia memutuskan untuk naik ke atas gunung.
Fang Zhen Mei tidak berusaha untuk membalas.
Sekarang adalah siang hari.
Di tengah gunung.
Wo Shi Shui, Jiang Cjing Feng, dan Shi Tu Qing Yan yang menggendong Shi Tu Tian Xin ikut naik ke atas gunung, serangan Huo Wu Yang tidak berkurang sedikit pun malah terlihat serangannya lebih galak lagi, dia seperti setan galak yang menyerang manusia, dia terus menggunakan sepasang kakinya.
Fang Zhen Mei masih berusaha untuk menghindar, keringat sudah membasahi bajunya.
Wajah Huo Wu Yang pun bersimbah dengan keringat, dia tetap menyerang dengan ganas, bila Fang Zhen Mei tidak berhati-hati dia bisa mati karena tendangan itu.
Tapi Fang Zhen Mei tetap tidak membalas serangan itu.
Jiang Qing Feng berteriak, "Tuan Muda Feng, terhadap orang seperti itu harus melakukan perlawanan supaya bisa terlepas darinya?"
Fang Zhen Mei mundur sejauh puluhan meter, sambil mundur dia berkata, "Huo Wu Yang kau adalah seorang yang pintar, tapi Huo Wu Yang, kepintaranmu harus digunakan pada tempatnya, kau tetap tidak mau sadar, kelak kau tidak akan menjadi orang yang berguna!"
Jiang Qing Feng terlihat sangat gelisah, setelah memeriksa luka Shi Tu Tian Xin, Wo Shi Shui berkata kepada Shi Tu Qing Yan, "Aku akan mengobati luka adikmu dulu, lukanya cukup berat, pukulan telapak tadi sudah melukai organ dalamnya, aku yang membawa orang itu ke sini, karena itu aku yang harus bertanggung jawab, aku akan mengeluarkan racun di dalam tubuhnya, dan mengobati akibat dari pukulan tadi, sekarang tolong lindungi aku, Tuan Jiang, tolong kau lihat keadaan di sana, jangan biarkan Huo Wu Yang menipu Fang Zhen Mei, bila keadaan sangat berbahaya, cepatlah kembali ke sini, sebisa-bisanya aku tidak akan menghabiskan seluruh tenagaku sehingga aku bisa membantu Tuan Fang."
Fang Zhen Mei dan Huo Wu Yang sudah jauh puluhan meter dari tempat mereka, Jiang Qing Feng segera menyusul agar bisa melihat keadaan di sana.
Baju Huo Wu Yang dan Fang Zhen Mei sudah basah oleh keringat, tapi Huo Wu Yang tetap menyerang dengan gencar.
Mereka sudah berada di puncak gunung, punggung Fang Zhen Mei menghadap ke gunung, sepertinya dia tidak sadar dengan keadaan ini, dia mundur hingga ke tempat teratas.
Tapi Huo Wu Yang sangat jelas melihatnya.
Gunung itu tidak begitu tinggi, tapi jurang itu dalamnya ada ratusan meter, batu di gunung itu pun banyak yang terjal, bila terus memaksa Fang Zhen Mei mundur hingga ke puncak, Fang Zhen Mei bisa jatuh ke dalam jurang yang terjal, dan Fang Zhen Mei pasti akan langsung mati seketika.
Huo Wu Yang berteriak, tubuhnya berada di atas tapi sepasang kakinya menendang ke kiri dan ke kanan membentuk kincir angin, bergerak sangat cepat seperti roda, dia terus menendang Fang Zhen Mei.
Fang Zhen Mei masih terus mundur, punggungnya tetap menghadap ke jurang, jaraknya dengan jurang itu tinggal puluhan meter lagi, begitu kaki Huo Wu Yang mendarat ke tanah, dengan kakinya dia kembali menyapu Fang Zhen Mei.
Fang Zhen Mei meloncat Huo Wu Yang mengikutinya, sepasang kakinya masih terus menendang ke arah Fang Zhen Mei.
Fang Zhen Mei menghela nafas, dia meloncat ke belakang beberapa meter.
Huo Wu Yang sangat senang, dia terus mengejar, menendang ke kiri dan ke kanan, mengarah ke kepala Fang Zhen Mei.
Fang Zhen Mei masih berusaha menghindar, dia mundur satu langkah lagi maka dia akan langsung masuk jurang.
Fang Zhen Mei sepertinya masih tidak menyadari keadaan itu.
Huo Wu Yang merasa niatnya ini akan segera terlaksana, hatinya merasa sangat gembira, sekarang kakinya kembali menyerang Fang Zhen Mei.
Jiang Qing Feng yang berhasil menyusul mereka, dia merasa kelelahan dan nafasnya pun terengah-engah, begitu melihat keadaan mereka, ah! Fang Zhen Mei sudah berada di sisi jurang, tapi Fang Zhen Mei sendiri sepertinya tidak menyadari keadaan ini. Jiang Qing Feng benar-benar terkejut, dia berteriak, "Pendekar Fang, hati-hati di belakangmu adalah?"
Tapi semua ini sudah terlambat! Begitu sebelah kaki Huo Wu Yang menendang, Fang Zhen Mei kembali mundur satu langkah.
Fang Zhen Mei merasa tubuhnya menjadi ringan, dia jatuh ke dalam jurang!
Hal ini benar-benar sangat berbahaya. Sewaktu Fang Zhen Mei terjatuh, kedua ujung kakinya dikaitkan dengan erat ke sebuah batu yang berada di sisi jurang, kaitan kakinya ternyata masih kuat menahan berat tubuhnya dan dia pun tidak jatuh ke dasar jurang, tapi sekarang ini posisinya adalah kepala berada di bawah sedangkan kakinya masih mengait di sisi jurang, dia benar-benar dalam keadaan tergantung.
Waktu itu terdengar suara teriakan, ternyata Huo Wu Yang ingin segera memenangkan pertarungan, sewaktu dia menendang dia mengeluarkan segenap tenaganya, tubuhnya menjadi tidak seimbang, Fang Zhen Mei terjatuh ke dalam jurang disusul oleh Huo Wu Yang.
Tapi Fang Zhen Mei dengan ujung kedua kakinya telah mengait batu yang berada di sisi jurang, akhirnya dia tidak terjatuh ke dalam jurang.
Terlihat Huo Wu Yang akan terjun ke dasar jurang, Huo Wu Yang sudah menarik tenaga kakinya,
See YanTjinDjin 193 tenaganya terasa sangat berat, dia akan jatuh ke dalam jurang.
Tapi Huo Wu Yang masih sanggup berdiri di sisi jurang, dia berdiri dengan jarak tepat satu kaki dari sisi jurang. Huo Wu Yang ingin menyaksikan kematian Fang Zhen Mei, tapi dia baru sadar
tempat di mana dia berdiri tanahnya rapuh dan terus berjatuhan, otomatis dia pun terjatuh.
Dia lupa seharusnya dia tidak boleh berdiri di mulut jurang, tanah tempat dia berdiri begitu rawan mana bisa menahan berat tubuhnya yang besar.
Huo Wu Yang berteriak, dia sudah terjatuh ke bawah jurang, itu semua terjadi hanya dalam waktu yang begitu singkat.
Kaki Fang Zhen Mei masih mengait di sisi jurang, dia baru saja ingin meloncat ke atas, tiba-tiba dia melihat Huo Wu Yang terjatuh ke jurang dengan posisi kaki turun terlebih dahulu disusul kepalanya.
Segera Fang Zhen Mei mengambil keputusan dan berteriak, "Aku akan memegangmu." Dengan cepat kepala Huo Wu Yang yang melewati pundak Fang Zhen Mei dan terjatuh, Fang Zhen Mei mengeluarkan tangannya, menarik tangan Huo Wu Yang, tangannya berhasil dipegang.
Tapi dengan begitu bobot Fang Zhen Mei bertambah, tanah di mulut jurang masih berjatuhan, ternyata tanah ini tidak sanggup menahan beban 2 orang, tiba-tiba Fang Zhen Mei berteriak, "Naik!"
Tangannya mengangkat dan kakinya pun diayunkan, dia melempar Huo Wu Yang ke atas jurang, kemudian dia pun menyusul dengan mengayunkan dirinya ke atas jurang.
Jantung Jiang Qing Feng seperti akan keluar dari tempatnya!
Huo Wu Yang sepertinya baru berpesiar sebentar di depan pintu neraka, dia terlihat masih shok, dia tidak bisa mengatakan apa pun jantungnya masih berdegup dengan kencang.
Fang Zhen Mei menghela nafas beberapa kali, kemudian dia tertawa dan berkata, "Kau tidak apa-apa bukan?"
Huo Wu Yang melihat Fang Zhen Mei kemudian dia berlutut.
Fang Zhen Mei segera memapahnya bangun dan berkata, "Jangan berbuat seperti itu."
Wajah Huo Wu Yang tertempel tanah, dia menarik nafas dan berkata, "Aku ingin membunuhmu, tapi kau malah menolongku. Aku...."
Fang Zhen Mei ingin menghiburnya dengan beberapa kata, Fang Zhen Mei sama sekali tidak menyangka kalau tiba-tiba Huo Wu Yang mengangkat kedua kakinya, dia siap menendang Fang Zhen Mei.
Kali ini orang seperti Fang Zhen Mei pun tidak menyangkanya sama sekali, Huo Wu Yang membalas budi dengan cara begitu!
Karena semua ini terjadi begitu tiba-tiba, di belakang Fang Zhen Mei adalah jurang, dia sudah tidak bisa mundur lagi.
Jiang Qing Feng yang berada dipinggir melihat dengan begitu jelas, gerakan Huo Wu Yang yang cepat dan tiba-tiba, dia tidak bisa menolong Fang Zhen Mei.
PENG, PENG. Tendangan sebanyak dua kali mengenai dada Fang Zhen Mei.
Sebelum tendangan ini mengenai dadanya, Fang Zhen Mei sudah mengumpulkan seluruh tenaganya ke bagian dadanya, dia siap menerima tendangan itu! Masalahnya Fang Zhen Mei tidak bisa meminjam tenaga tendangan Huo Wu Yang untuk mundur dan menghilangkan tenaga tendangan itu karena di belakangnya adalah jurang.
Terpaksa Fang Zhen Mei menahan tendangan itu!
Begitu menerima dua tendangan ini, tubuh Fang Zhen Mei goyah, darahnya bergejolak, tapi dia berusaha menahannya dia masih berdiri dengan tegak, tapi sudut bibirnya sudah mengeluarkan darah.
Kali ini Fang Zhen Mei benar-benar marah, kedua telapak tangannya dirapatkan!
Karena satu tendangannya berhasil, Huo Wu Yang sangat senang, dia mengira di dunia ini tidak ada yang bisa menahan tendangannya, walaupun Fang Zhen Mei tidak mati, tapi dia akan
tertendang dan masuk ke dalam jurang, tak disangka Fang Zhen Mei masih bisa berdiri tegak, dia benar-benar sangat terkejut, kedua kakinya sudah dijepit, kemudian didorong ke depan, Huo Wu Yang terlempar beberapa meter jauhnya.
Fang Zhen Mei marah dan berkata, "Aku tidak menyangka kau adalah orang seperti ini, begitu picik!"
Walaupun Fang Zhen Mei sangat marah tapi dia tetap tidak mau membunuh Huo Wu Yang, dia hanya melempar Huo Wu Yang ke tempat jauh, tapi tenaga yang dikeluarkan oleh Fang Zhen Mei sangat kuat, Huo Wu Yang hanya melihat sekelilingnya bergerak dengan cepat, ingin berhenti pun sudah tidak bisa, dia akan terjatuh dengan keras.
Tiba-tiba di tengah udara dia berhenti.
Fang Zhen Mei pun terpaku.
Terlihat dari dada Huo Wu Yang keluar sepotong pedang yang berlumur darah, Huo Wu Yang tertusuk pedang. Huo Wu Yang sangat marah tidak percaya dan kecewa, dengan sedih dia melihat pedang di dadanya.
Fang Zhen Mei berteriak, "Tuan Jiang, kau...."
Tangan Jiang Qing Feng tetap memegang pedang dan tertawa dengan dingin, "Kau adalah orang picik yang tidak mempunyai perasaan, untuk apa kau hidup di dunia ini?"
Fang Zhen Mei menarik nafas kemudian mengangkat kepalanya, kemudian berteriak, "Hati-hati?"
Wajah Huo Wu Yang menjelang kematiannya terlihat penuh dengan dendam, tiba-tiba dia menendang kakinya ke belakang.
Fang Zhen Mei ingin menolong tapi sudah terlambat karena posisi Jiang Qing Feng yang sedang menusuk Huo Wu Yang, dia tidak melepaskan pegangan pedangnya. Dia salah tidak melepaskan pegangan pedangnya, Huo Wu Yang terkenal dengan gerakan kedua kakinya yang cepat dan tidak bisa dihindari, tendangan
sebanyak dua kali membuat tulang rusuk Jiang Qing Feng langsung patah seketika dan menusuk ke paru-parunya, kemudian dia pun terlontar ke tempat jauh. Jiang Qing Feng menghembuskan nafas terakhirnya.
Jiang Qing Feng berhasil ditendang oleh Huo Wu Yang, dia sendiri pun berada dalam keadaan yang tidak menguntungkan, karena hingga mati Jiang Qing Feng tetap memegang pedangnya dengan erat, orang tertendang hingga melayang, pedangnya pun ikut terlontar, dada Huo Wu Yang seperti keluar panah darah, walaupun Huo Wu Yang berusaha bertahan, tapi dia tetap limbung.
Fang Zhen Mei dengan cepat menghampirinya dan berkata, "Cepat tutup nadi-nadimu, kalau tidak kau akan kehilangan banyak darah dan kau akan mati!"
Huo Wu Yang dengan wajah seram menatap Fang Zhen Mei dia berkata, "Tidak perlu....aku tidak akan tertolong. Fang.. .Zhen.. .Mei.. .aku.. .mengaku.. .kalah.. .kak akku...akan membalas dendam kepadamu."
Setelah bicara seperti itu dia pun roboh, nafasnya pun berhenti.
Matahari yang akan terbenam tampak begitu bulat, Fang Zhen Mei melihat langit yang begitu luas, hatinya terasa berat dan juga kosong.
---ooo0dw0ooo---
Matahari mulai terbenam. Sore akan segera tiba, awan tampak berwarna merah, memenuhi langit, seperti darah encer dan kental yang menyusun di atas atap Wisma Shi Jian.
Awan merah memenuhi Wisma Shi Jian yang kuno dan megah, juga menyinari sejarah ratusan tahun Wisma Shi Jian yang berdiri dengan kokoh yang sudah ratusan kali mengalami perang, tapi dia tetap berdiri dengan bangga. Awan pun sepertinya ikut merasa sedih, dia seperti menyanyikan lagu duka.
"Hari ini siapa yang menjaga jalan masuk ke Wisma Shi Jian?"
"Dia adalah Yin Yang Hei," jawab Lu Ying Feng. "Baiklah, sekarang ketua panji biru berada di mana?" Qu Lei dengan dingin bertanya.
"Hamba ada di sini," si Mayat Kering, Qu Li Ren menjawab.
"Pergilah kau ke sana, bereskan orang yang menjaga di sana "
"Siap!"
---ooo0dw0ooo---
BAB 15 Menerjang Wisma


Pendekar Sejagat Seri Kesatria Baju Putih Karya Wen Rui Ai di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ketua ketiga Wisma Shi Jian yaitu si Kepalan Sakti Lei Shan, Yin Yang Hei, dengan termenung menatap langit dengan awan yang berwarna merah dan juga awan hitam yang ditutupi oleh awan merah, sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu.
Dia adalah si Kepalan Sakti Lei Shan, Yin Yang Hei, biasanya jarang diam dan berpikir seperti sekarang, dia bertemperamen cepat marah, jarang mempunyai waktu untuk diam dan duduk dengan tenang, karena sifatnya yang selalu terburu-buru maka itu dari pagi hingga malam dia tidak mempunyai waktu untuk diam beristirahat.
Tapi hari ini entah mengapa, tiba-tiba dia teringat dengan masa lalunya, pada saat hujan badai, di Wisma Shi Jian, Ketua Shi Tu ke 12 selalu mendidiknya, membuatnya dengan tenang belajar ilmu silat dan menjadi ternama di dunia persilatan, dia teringat dengan kehidupan masa lalunya yang menyedihkan, begitu dia lahir dia sudah dibuang oleh orang tuanya dia tinggal di tempat kumuh yang gelap, badannya kurus dan lemah. Kemudian ada seorang tuan muda yang kaya dan melihatnya, kemudian mendidiknya, mengajarinya ilmu silat, membantunya berkelana di dunia persilatan. Orang yang membantunya itu tak lain adalah Lao Da nya, ketua wisma yang sangat dihormati oleh orang-orang, Shi Tu
ke 12. Dengan sebenarnya Shi Tu ke 12, He Bu Le, dan dia menjadi saudara angkat, disusul Lu Ying Feng masuk ke Wisma Shi Jian, lalu Ma Er dan Yin Jie Ya. Dia teringat dengan perubahan-perubahan yang terjadi selama beberapa tahun ini di dunia persilatan, mereka berenam bersama-sama membunuh lawannya, mereka tidak pernah merasa takut Mereka tidak pernah berpisah. Tapi keadaan sekarang membuatnya merasa sedih, orang yang selama ini selalu bersama dan cocok dengannya, telah mati terbunuh di Chang Xiao Bang.
Dia ingin segera pergi ke Chang Xiao Bang untuk membalaskan dendam Ma Er.
Dia tahu Shi Tu ke 12 dan He Bu Le pasti tidak akan mengyinkannya, beberapa tahun ini Yin Yang Hei tahu dia selalu berbuat sesuatu dengan tergesa-gesa dan mulutnya pun tidak bisa direm bila sudah bicara, karena itu kata-katanya selalu membuat orang-orang merasa sakit hati. Sehingga masalah pun berubah menjadi rumit, hal ini membuat kakak tertuanya, dan kakak keduanya selalu bersusah payah membereskan masalahnya, semua ini mereka lakukan untuk melindungi dirinya. Tapi karena mereka sudah berkawan selama 22 tahun, kesalahan ini akan terlupakan bersama berlalunya angin.
Tapi ada satu-satunya angin yang tidak bisa hilang, angin macam apakah itu"
Yin Yang Hei menatap matahari terbenam, dia sulit mendapatkan jawabannya.
Persahabatan. Persahabatan membuat hidupnya menjadi lebih berarti, dia melihat langit yang luas, sinar matahari yang terbenam membuatnya merasa silau, seperti darah yang bercampur dengan awan, bulan mulai muncul, tapi belum berbentuk bulat, dia masih bersembunyi di langit yang biru, ada seekor burung yang terbang, sepertinya burung itu tertinggal dari kawan-kawannya, dia berteriak sambil terbang melewati langit sore, juga bulan yang akan segera
muncul, burung itu terbang ke arah matahari yang terbenam.
Dia menatap langit, mata Yin Yang Hei mulai basah, orang-orang hanya tahu sifatnya yang keras, perasaannya pun pasti seperti itu, keras. Tidak disangka dia pun bisa bingung. Dia menertawai dirinya sendiri.
Waktu itu dia mendengar sada suara aneh, suara itu adalah suara orang terjatuh,dan roboh, walaupun suara itu jaraknya sangat jauh, tapi dia bisa mendengarnya, dengan cepat dia mencari sumber suara itu, dia bergerak seperti seekor cheetah.
Selama puluhan tahun ini tidak ada yang bisa memburu cheetah yang sedang marah ini.
Setelah dia menemukan sumber keributan itu, ternyata itu adalah suara 6 orang yang roboh.
Begitu Yin Yang Hei melihat, ternyata ada seseorang yang berbaju biru, bentuknya seperti mayat kering, kesepuluh jarinya penuh dengan darah. Dia sedang tertawa, di bawahnya tampak 6 orang murid Wisma Shi Jian yang roboh, tubuh mereka terdapat 5 lubang jari, darah masih keluar dari lubang itu.
Waktu itu sudah ada 7-8 orang murid-murid Wisma Shi Jian yang datang untuk membantu, wajah mereka tampak marah dan mereka siap mengayunkan golok masing-masing, ada yang berteriak, "Cepat beri tanda bahaya!"
Dengan dingin Yin Yang Hei berkata, "Tidak perlu, biar aku yang mengurus semua ini!"
Begitu murid-murid Wisma Shi Jian melihat Yin Yang Hei mereka langsung menjadi tenang, Selama mereka ikut Yin Yang Hei menjaga Wisma Shi Jian, belum pernah melihat ada orang yang tidak bisa dibereskan oleh Yin Yang Hei.
Bila ada ketua ketiga, semua masalah akan beres!
Dengan dingin Yin Yang Hei melihat mayat murid-murid Wisma Shi Jian yang bergelimpangan, dia bertanya, "Apakah kau berlatih
ilmu setan?"
Si Mayat Kering, Qu Li Ren segera tertawa dan menjawab, "Ternyata kau sudah tahu, lebih baik sekarang kau bunuh diri saja di depanku."
Yin Yang Hei bertanya lagi, "Apakah mereka dibunuh olehmu?"
Si Mayat Kering, Ou Li Ren tertawa da menjawab, "Benar, aku membunuh 3 orang, sedangkan yang 3 lagi tidak tahu diri berani melawanku, lalu kubunuhjuga menurutku, melawan atau tidak, toh hasilnya sama saja, mereka akan mati."
Kata Yin Yang Hei, "Bagus!"
Qu Li Ren terpaku dan bertanya, "Bagus apanya?"
"Karena kau sendiri pun akan mati!" Dia sudah memukul dengan kepalan tangannya.
Jarak mereka hanya beberapa meter, kepalan tangan sudah digerakan, Qu Li Ren merasa ada angin kencang, dia menundukkan kepalanya, pukulan itu mengenai dinding di belakangnya, dinding itu berlubang dan batu pun tampak hancur.
Qu Li Ren sangat terkejut, seumur hidupnya belum pernah dia melihat kepalan tangan yang begitu kuat, dia ingin mundur dari sana tapi semua sudah terlambat. Yin Yang Hei seperti seekor cheetah mengamuk dan akan membunuhnya.
Qu Li Ren segera meloncat dan melayang keluar tembok, tapi Yin Yang Hei sempat menarik kakinya, membuat Qu Li Ren kembali lagi ke tempat semula, dia terkena satu kali pukulan.
Tenaga yang mengenainya terasa meledak di dalam perutnya, si Mayat Kering, dari mulut, telinga, dan hidung Qi Li Ren mengeluarkan darah, dia mati seketika.
Begitu dilepaskan mayat Qu Li Ren terlempar dan jatuh di luar tembok Wisma Shi Jian. Tanya seseorang, "Ketua Ketiga, mengapa tidak menangkapnya hidup-hidup" Biar kita bisa menanyakan dia diperintahkan oleh siapa datang ke Wisma Shi Jian."
Kata Yin Yang Hei, "Siapa pun yang menyuruhnya, bila dia membunuh anak buah Wisma Shi Jian, dia harus mati dan tidak perlu ditanya lagi."
Matahari terbenam, dinding yang tinggi, rumput liar tumbuh di mana-mana, matahari sore menyinari Wisma Shi Jian yang kuno dan megah, semua menjadikan wisma itu terlihat misterius, tapi juga tampak anggun dan suci. Orang-orang pun tidak berani menyerang ke sana.
---ooo0dw0ooo---
Qu Lei dan Fang Zhong Pin melihat Qu Li Ren memanjat dinding tembok yang tinggi, kemudian dalam waktu yang singkat terlihat dia terjatuh kembali....
Si Mayat Kering, Qu Li Ren jatuh terbanting, seperti seekor anjing.
Qu Lei marah dan berkata, "Kelihatannya ilmu silat Yin Yang Hei sangat kuat."
Fang Zhong Pin tertawa dan berkata, "biarpun ilmu silatnya lebih tinggi, pun percuma, Tuan Lu, maaf jadi merepotkanmu ke sana."
Lu Ying Feng menjawab, "Siap!
---ooo0dw0ooo---
Yin Yang Hei menatap matahari terbenam, dia kembali terdiam, tidak mengatakan apa pun, tiba-tiba di bawah dinding yang tinggi terdengar ada orang yang bicara, Yin Yang Hei mngerutkan dahi dan bertanya, "Apakah Tuan Muda Fang sudah kembali?"
Jawab seorang murid Wisma Shi Jian dengan hormat, "Bukan, yang datang adalah ketua keempat, Lu Ying Feng dan ada 3 orang lainnya yang tidak kami kenal."
Kata Yin Yang Hei, "Oh!"
Si Panah Besi dan Peluru Perak, Lu Ying Feng naik tangga dan masuk, begitu melihat Yin Yang Hei dia segera tertawa dan memanggil, "Kakak Ketiga."
"Lao Si, ada apa?"
Lu Ying Feng mendekat dan menjawab, "Mereka bertiga berasal dari Perkumpulan Qing Zheng, mereka ingin merundingkan suatu rahasia dengan kita."
Yin Yang Hei melihat ketiga orang itu, yang pertama masuk terlihat kuat dan gagah, sikapnya tenang. Yang kedua terlihat sangat santai, dan sedikit sombong. Orang yang ketiga, tidak mirip laki-laki dan juga tidak mirip perempuan. Setelah Yin Yang Hei menatap dengan tatapan selidik, dia berkata, "Kalau bukan hal yang penting, jangan membuatku pusing."
Dengan suara kecil Lu Ying Feng berkata, "Mereka benar-benar ada perlu, katanya semua ini ada hubungannya dengan Pedang Sakti Xue He."
"Baiklah, kita bicarakan sekarang."
Kata Lu Ying Feng sambil tertawa, "Karena ini sangat rahasia, lebih baik kita bicara di hutan Tao (semacam bunga)."
"Baiklah!"
Di depan Wisma Shi Jian adalah kebun Tao yang luas. Terllihat di sana sini adalah hamparan berwarna merah muda, di sebuah pohon Tao tampak sebuah tunas berwarna hijau, kebun Tao itu luasnya ada puluhan kilometer persegi, bila musim semi tiba, semua bunga Tao akan mekar, bila bunga Tao mekar di dekat sungai, kelihatannya air sungai pun berubah menjadi merah muda, bila mekar di gunung, maka gunung itu pun akan terlihat menjadi merah muda.
---ooo0dw0ooo---
Yin Yang Hei mengenakan baju berwarna hitam seperti besi yang
kokoh, berjalan di hutan Tao Hua yang bunganya sedang mekar.
Matahari terbenam, sinarnya tertinggal di ufuk barat. Berpuluh bunga Tao diam dan menunggu di bawah matahari yang akan tenggelam, seperti sedang menikmati saat dia akan mekar setiap menit dan setiap saat.
Tampak sebagian bunga sudah gugur, dengan ringan terjatuh dari pohonnya dan mengenai bahu Yin Yang Hei.
Yin Yang Hei segera merasa ada dua jari yang mengambil bunga Tao yang gugur itu dan dia tertawa kepada Lu Ying Feng, "Tak disangka, hari ini Tao Hua akan jatuh ke pundakku."
Lu Ying Feng tidak membalas tawanya, dengan dingin dia berkata, "Tak disangka orang yang hitam dan jelek seperti dirimu bisa juga memegang Tao Hua!"
Yin Yang Hei terpaku, di belakangnya terasa ada satu tenaga Yin dan satu tenaga Yang yang menyerangnya. Ketua panji merah, Ties Jiao Jiao yang adalah setengah laki-laki dan perempuan sudah menyerangnya.
Yin Yang Hei yang merasa, segera dia membalikkan badan untuk menyambut serangan itu, karena hal ini terjadi begitu tiba-tiba, tenaga yang dikeluarkan Yin Yang Hei tidak sepenuhnya, akhirnya dia tergetar dan mundur satu langkah.
Yin Yang Hei membalikkan badan dengan marah dia berkata, "Boleh juga, coba kau _ menyambut seranganku."
Dia maju selangkah, jurus Kepalan Sakti Lei Shan dikeluarkan.
Seperti langit yang dihiasi dengan guntur berbunyi dua kali, tenaga kepalan tangannya menerjang Tie Jiao Jiao.
Tie Jiao Jiao terkejut, dia mengeluarkan keahliannya dengan sepenuh hati.
PENG. Terdengar bunyi yang sangat keras, Tie Jiao Jiao digetarkan oleh
tenaga itu, dia melayang beberapa meter jauhnya, kemudian dia terjatuh dengan posisi duduk.
Yin Yang Hei tertawa dan berkata kepada Lu Yin Feng, "Kau tertipu, mengapa bisa membawa orang-orang seperti itu ke sini?"
Lu Yin Feng menjawab dengan tertawa, "Benar, aku sudah salah membawa mereka ke sini."
Kemudian dengan gerakan yang tidak diduga-duga cepat dia mencabut pisau belati, dan menusukkannya di tulang rusuk Yin Yang Hei, seluruh mata pisau itu masuk ke tubuh Lu Yin Feng.
Yin Yang Hei berteriak, dalam mimpi pun dia tidak menyangkanya sama sekali, bahwa Lu Ying Feng akan mengkhianatinya, dia mundur beberapa langkah, dengan suara serak dia berkata, "Kau...kau...."
Di belakangnya segara ada sunar pedang tampak berkilauan, pedang bergerak secepat kilat menusuk Yin Yang Hei kembali.
Ini adalah gerakan Fang Zhong Pin.
Tapi sambil menahan rasa sakit, Yin Yang Hei masih bisa menghindari tusukan ini.
Muka Lu Ying Feng memancarkan hawa membunuh, dua pisau belatinya dicabut.
Qu Lei mendekat, dia langsung memukul.
PENG, PENG. Punggung Yin Yang Hei menjadi gepeng dan dia terlempar jauh, menabrak pohon Tao Hua. Baju hitam yang berwarna besi penuh dengan darah, di bawah pohon pun tampak darah yang mengalir, sekali lagi Yin Yang Hei terlempar dan menabrak pohon Tao Hua, terlihat darah yang menempel di pohon itu dan tampak berkilat.
Tubuh Yin Yang Hei gemetar, dia memberontak, kemudian dia membalikkan kepala, darah sudah memenuhi bajunya yang berwarna hitam. Tao Hua berguguran ke atas tubuhnya, Tao Hua
berguguran karena Yin Yang Hei menabrak pohonnya, sekarang Tao Hua dengan ringan melayang lepas dari pohonnya, semua itu tampak seperti salju, walaupun Tao Hua indah tapi bunga yang gugur tetaplah bunga gugur, tak lama bunga pun akan layu.
---ooo0dw0ooo---
Bunga layu seperti matahari terbenam, walaupun matahari terbenam tapi semua itu terlihat sangat indah, tapi malam yang gelap akan segera datang, Shi Tu ke 12 duduk sendiri di halaman yang luas, dia sedang berpikir dan dahinya tampak berkerut. Lipatan kekhawatiran di dahinya bertambah lagi.
Shi Tu ke 12 teringat pada temannya, saudaranya. Begitu memikirkan mereka, dia merasa sangat senang. Yang dia miliki hanya saudara dan teman, karena dia orang-orangn ini rela mati, demi orang-orang itu pula dia melakukan semua hal untuk kepentingan mereka, walaupun entah hari ini matahari akan terbenam atau tidak, tapi dia tetap akan berkilau.
Malam sudah tiba, di sekeliling'Wisma Shi Jian sangat sunyi. Malam ini suasana sangat aneh, sepi dan sunyi. Suara serangga pun tidak terdengar di halaman, hanya terdengar suara daun yang dihembus angin, bulan berada di atas langit. Orang berada di halaman.
Di kedua sisi kursi Shi Tu ke 12 ada dua orang murid Shi Tu ke 12 yang berbaju putih, mereka mengenakan baju berwarna putih, mereka tampak gagah dan tampan. Mereka duduk dengan diam di sisi orang tua itu. Mereka kagum dan hormat kepada orang tua ini.
Dan pak tua yang rambutnya mulai memutih itu masih tampak sedang berpikir. Memikirkan saudaranya, teman-temannya.
Seperti tuan rumah Han Bi Lou, Ou Yang San Yue, ketua Biao Qing Yun, Hu Yan Yi Ding, ketua Han Ying Bao, Guo Tian Ding, si Pedang Sakti, Jiang Qing Feng, si Kaki Seribu Terbang, Cui Yi Zhi, Naga Melewati Sungai, Yang Ku Wei, dan Kipas Terbang, Shen Fei
Fei. Mereka adalah teman seperjuangan, tapi sayang saudara angkatnya, Tuan Ma Er, demi dirinya, mati di Chang Xiao Bang,
Bila kembali mengingat hal ini hatinya merasa sedih, bulan mulai terbentuk di kegelapan malam, dan bayangan-bayangan yang nampak seperti perangkap yang dipasang, menyerang orang-orang.Tapi pak tua yang kesepian dan sombong ini tidak akan pernah tunduk apalagi dia mempunyai teman baik seperti Fang Zhen Mei, Pendekar Muda Guo Ao Bai...Tiba-tiba ada terdengar suara langkah, terdengar seorang pemuda sedang tertawa kepadanya dan berkata, "Paman, maaf aku ganggu sebentar?"
Shi Tu ke 12 tidak membalikkan kepalanya, setelah tertawa dia berkata, "Keponakan Guo, kau tidak perlu merasa sungkan, duduklah di sini."
Guo Ao Bai sambil tertawa dia duduk dan berkata, "Tadi aku mengobrol dengan Pendekar He, aku baru tahu Pendekar He adalah tetua yang menguasai ilmu yang sangat tinggi, dia baru mengeluarkan sebuah jurus pisau, aku baru mengerti apa yang disebut dengan Yi Dao Duan Hun (pisau pemutus nyawa), kelihatannya Qi Chong Tian Jian Fa yang kumiliki masih kalah jauh dengan jurus beliau...."
Shi Tu ke 12 memotong kata-katanya dan berkata, "Keponakan Guo, mengapa kau begitu rendah hati" Ilmu silat Adik He memang sudah mencapai tingkat tinggi. Sewaktu dia masih muda dia memang sudah terkenal, tapi bila dibandingkan dengan Keponakan Guo, dia masih kalah jauh...."
Guo Ao Bai juga tertawa dan berkata, "Aku ingat ayah pernah bercerita kepadaku, semenjak Pendekar He mulai berkelana di dunia persilatan, memasuki tahun ketiga, dia sudah berhadapan banyak penjahat yang berada di golongan hitam, pesilat golok nomor satu Hong Bi Ming yang dijuluki Jue Xin Tian Mo Dao (Setan Golok Langit Pemutus Hati) sempat bertarung dengannya, akhirnya mereka bertarung sebanyak 300 jurus, Pendekar He hanya menyerang satu jurus, dalam satu jurus dia bisa mengalahkan lawannya, benar-benar sangat hebat, hebat sekali!"
Kata Shi Tu ke 12, "Benar, waktu aku baru bertemu dengannya, dia berada dijalan San Gan. Waktu itu di sana ada 3 orang penjahat, yang pertama ada Yu Yu Tian, yang kedua ada Yu Fei Tian, dan yang ketiga adalah Yu Guan Tian. Mereka bertiga sedang berbuat kekacauan, namun tak ada seorang pun yang berani memprotes atau melawan mereka. Tapi Pendekar He malah mendatangi mereka, dia tidak gentar sedikit pun walau waktu itu lawannya adalah tiga orang yang lihai, namun Adik He sangat yakin dengan kelincahannya, dia sanggup menghadapi mereka hingga 300 jurus tanpa mengalami kekalahan sedikit pun. Waktu itu kebetulan aku lewat di sana dan menghentikan pertarungan itu."
Kata Guo Ao Bai sambil tertawa, "Pendekar He sangat berpengalaman, sangat pintar, dan banyak akal. Aku sudah mendengarnya sejak dulu. Menurut cerita ayah, Pendekar Yin Yang Hei juga adalah pesilat tangguh dan terkenal tapi selama ini kami selalu tidak sempat mengobrol, apakah dia...."
Shi Tu ke 12 tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Adik Yin Yang sifatnya memang keras, mungkin Keponakan Guo sudah mengetahuinya. Sifatnya memang seperti itu. Kepalan Sakti Lei Shan miliknya benar-benar dahsyat?"
"Oh, apakah semua itu benar?" Dalam gelapnya langit dan bumi dan sinar bulan tidak bias menembusnya. Di halaman sangat sepi. Di luar dinding tembok yang tinggi tiba-tiba ada suara yang dingin.
Tidak ada angin, pohon pun tidak bergoyang, rumput pun tidak bergerak sama sekali. Sunyi dan sangat sepi.
Guo Ao Bai melihat kepada Shi Tu ke 12. Dengan suara keras Shi Tu ke 12 berkata, "Siapa dan berasal dari mana" Pesilat tangguh sudah masuk ke wismaku, aku belum melihat bahkan belum mempersilakannya masuk, mohon maaf!"
Tidak ada yang menjawab.
Tiba-tiba dari luar tambok, melayang 2 benda panjang yang berwarna hitam. Lemparan yang kencang dan melayang ke arah Shi Tu ke 12.
Mata Shi Tu 12 berkilau, baju panjangnya yang berwarna putih tampak melambai. Dua benda itu sudah disambar oleh lengan bajunya.
Di bawah sinar bulan, Shi Tu ke 12 melihat benda itu dengan teliti. Dua buah benda yang berwarna hitam dan panjang, ternyata itu adalah 2 buah tangan orang. Tangan itu memegang baju hitam berwarna seperti besi, hitam dan kurus, tapi kedua tangan ini masih meneteskan darah dan sepertinya baru dipotong.
Bukankah itu adalah tangan Yin Yang Hei" Terdengar suara dari luar yang dingin dan sadis, dan berkata, "Si Kepalan Sakti Lei Shan pun berakhir nasibnya seperti ini, apa yang harus ditakuti dari Pedang Sakti Xue He?"
Air mata Shi Tu ke 12 sudah menetes. Dia hanya terpaku melihat sepasang tangan hitam ini.
Begitu Guo Ao Bai melihat tangan ini, dia marah dan berteriak, "Tikus dari mana" Cepat keluar!"
Di luar pagar ada suara tawa dingin dan berkata, "kau pernah dikalahkan olehku, kau masih mengaku pahlawan?"
Begitu mendengar suara ini, ternyata itu adalah musuh yang Guo Ao Bai sangat benci dan musuh yang dalam tidurnya pun tidak pernah akan terlupakan. Dia berteriak, "Fang Zhong Pin."
Dia tahu ilmu silat Guo Ao Bai berada di bawahnya tapi dia tetap bersemangat. Guo Ao Bai tertawa dingin dan berkata, "Fang Zhong Pin, aku memang pernah kalah darimu dan kekalahan ini aku terima dengan rela. Tapi hari ini kau berani masuk ke Wisma Shi Jian. Aku, Guo Ao Bai, tetap akan bertarung denganmu. Bila kau tidak mati, aku tidak akan membiarkannya!*'
Guo Ao Bai benar-benar seorang pendekar muda yang menonjol. Dia dengan jujur berani mengakui kekalahannya tetapi dia tetap ingin melawan Fang Zhong Pin. Shi Tu ke 12 menahan kesedihannya dan dengan tangan menghalangi keinginan Guo Ao Bai. Dia terbatuk dan berkata, "Teman yang berada di luar pagar,
adik ketigaku, Yin Yang Hei memiliki ilmu silat begitu tinggi, sepasang kepalan besinya dini sak oleh kalian. Sekarang dia berada di mana" Aku harap kalian bisa melepaskannya. Dia terluka berat jangan membunuhnya, berilah dia kesempatan, aku akan merasa sangat berterima kasih." Sesudah mengatakan hal itu, Shi Tu ke 12 tidak berkata apa-apa lagi.
Terdengar dari luar dinding tembok ada suara seseorang yang berwibawa, dan berkata, "Kau inginkan dia" Boleh, aku akan memberikannya kepadamu!"
Terdengar suara PENG, ada seorang berbaju hitam melayang masuk dan terjatuh di hadapannya. Shi Tu ke 12 terkejut dan secara refleks dia meloncat. Terlihat punggung orang yang berbaju hitam itu hancur, tubuhnya bermandikan darah. Shi Tu ke 12 membalikkan tubuh orang itu. Terlihat orang itu mati dengan mengenaskan, sampai mati pun dia tidak menutup matanya. Antara perut dan dada ditusuk hingga menimbulkan 2 lubang besar. Kedua tangannya terpotong, dia sudah mati.
Shi Tu ke 12 berdiri di bawah sinar bulan. Sinar bulan membuat bayangan badannya menjadi pendek dan menutupi mayat Yin Yang Hei. Hanya Shi Tu ke 12 yang bisa melihat wajah dan mata Yin Yang Hei yang sakit hati karena tertipu, antara kaget dari tidak percaya.
Tubuh Shi Tu ke 12 gemetar.
Dari luar tembok, terdengar suara tawa, masih terdengar dengan jelas, mereka benar-benar seperti sudah gila.
Guo Ao Bai marah dan akan bergerak, dia berkata, "Orang jahat yang tidak tahu malu, mereka berani membunuh Pendekar Yin Yang. Jika berani keluarlah dan bertarung denganku!" "
Ada suara tawa yang lain bercampur dengan suara tawa yang pertama. Tawa mereka seperti setan yang keluar di malam hari membuat pohon dan rumput yang berada di halaman ikut bergerak. Sambil tertawa dia berkata, "Kalian dengar, orang itu masih tidak tahu diri, masih berani berteriak-teriak. Ayo, kita berikan kepala ayahnya supaya dia bisa melihatnya."
HUO, terdengar suara benda yang terbang. Kali ini yang menyambut benda melayang itu adalah Guo Ao Bai. Segera matanya membelalak kaget dan terbengong-bengong karena ternyata benda itu adalah kepala ayahnya, Guo Tian Ding.
Sepasang tangan Guo Ao Bai tampak gemetar, dia tidak sanggup memegang kepala orang itu. Akhirnya kepala itu jatuh terguling dari tangannya. Rasa sakit dan sedih membuat Guo Ao Bai mencakar rambutnya sendiri dan juga menjambaknya.
Dua suara itu terdengar sangat senang dan tertawa sekeras-kerasnya. Shi Tu 12 melihat kepala Guo Tian Ding. Hatinya seperti diiris pisau. Dengan suara berat dia berkata, "Kalian melakukan apa kepada Han Ying Bao?"
Suara yang berwibawa itu berhenti tertawa dan berkata, "Sebenarnya bukan Han Ying Bao saja yang kami gasak, masih ada Han Bi Lou, markas Biao Qing Yun. Sekarang mereka sudah tidak bisa menolongmu lagi. Temanmu Guo Tian Ding yang berada di Han Ying Bao, Ou Yang Sao Yue dari Han Bi Lou, kakak beradik Jing Jian, Gong Sun Yue Lan dan Gong Sun You Lan. markas Biao Qing Yun, Jin Bian Wu Di dan Hu Yan Yi Ding. markas Biao Fei Yun, Xue Zheng Yin. markas Biao Chi Yun, Jiang Qing Feng. Perkumpulan Dan Feng, si Kapas Terbang, Shen Fei Fei. Perkumpulan Kong Dong, si Kaki Seribu Terbang, Cui Yi Zhi. markas Biao Feng Yun, Naga Melewat Sungai, Yang Ku Wei dan keluarga mereka sudah menunggumu di jalan kematian."
Setelah mengatakan semua itu, suara tawa mereka semakin lama semakin keras. Suara orang-orang pun semakin banyak. Suara itu datang dari luar tembok yang tinggi, seperti air bah dan juga seperti suara binatang buas datang menerjang wisma itu.
Tubuh Shi Tu ke 12 seperti bertambah gemetar tapi bila mendengar dengan benar baru diketahui bahwa dia bukan gemetar melainkan tulang-tulangnya berderak. Dia sedang mengumpulkan tenaga. Sekali mengeluarkan tenaga itu, maka kekuatannya akan seperti sungai seperti gelombang laut, tidak akan ada yang bisa menahan gelombang kekuatan ini.
---ooo0dw0ooo---
Fang Zhen Mei sudah tiba di kaki gunung. Dia segera bertemu Shi Tu Qing Yan yang sedang celingak celinguk melihat ke sana sini. Hari sudah gelap. Angin malam menghembusi Shi Tu Qing Yan yang saat itu seperti seekor walet putih yang terbang di dalam hembusan angin. Melihat Fang Zhen Mei segera dia tertawa.
"Paman...kau benar-benar kembali. Pendekar Wo Shi Shui mengatakan bahwa orang itu bukan lawanmu...aku sangat khawatir. Paman apakan orang itu?"
Fang Zhen Mei melihat Shi Tu Qing Yan, melihat kelembutannya yang seperti angin malam. Matanya penuh dengan tawa tapi Fang Zhen Mei tetap menarik nafas dan berkata, "Jangan bicarakan itu lagi. Mana Wo Shi Shui" Bagaimana keadaan adikmu?"
Mata Shi Tu Qing Yan segera memerah dan menjawab, "Menurut Pendekar Wo Shi Shui karena tenaga dalam adik tidak terlalu dalam, nyawanya hampir malayang karena dipukul oleh Chen Guan Cai. Untung Pendekar Wo Shi Shui segera mengobatinya dan itu juga merupakan suatu kebetulan. Chen Guan Cai tadinya berhasil dipukul dan ditotok dengan waktu yang cukup lama, yang dia inginkan hanya bertarung dengan Wo Shi Shui. Karena itu dia tidak memukul dengan seluruh kekuatannya. Tidak masalah besar bagi adikku...hanya saja dia terlalu ceroboh dengan melepaskan orang jahat dan dia tidak meminta ijin kepadaku terlebih dulu...."
Fang Zhen Mei menghiburnya dan berkata, "Asalkan dia tidak mati, yang lain pasrahkan saja. Wo Shi Shui berada di mana?"
Shi Tu Qing Yan menghapus air matanya dan menjawab, "Dia berada di bawah gunung. Pendekar Wo sudah mengeluarkan racun yang berada di dalam tubuh adik. Menurut Pendekar Wo paling sedikit membutuhkan beberapa jam baru dia bisa pulih kembali."
Kata Fang Zhen Mei sambi tertawa, "Bila sudah memulai pengobatan harus meneruskan, bila dia merasa lelah akan
kugantikan. Kami berdua akan secara bergiliran mengobati adikmu."
Shi Tu Qing Yan dengan khawatir mengatakan, "Apakah terjadi sesuatu di wisma Shi Jian?"
"Bila adikmu sudah agak sembuh, aku akan mengantarkan kalian pulang dan Pedang Sakti Xue He akan kukembalikan kepada ayahmu. Sekarang Chang Xiao Bang sedang melakukan tindakan bermacam-macam, kapanpun bisa terjadi pertarungan berdarah. Bila tidak ada Pedang Sakti Xue He, ketua Wisma Shi Jian akan berada dalam bahaya..."
---ooo0dw0ooo---
Tulang-tulang Shi Tu ke 12 terus berderak. Dari tawa yang terdengar sepertinya di luar wisma ada banyak orang, paling sedikit mungkin ada 300-400 orang yang berbaju merah, hijau, biru, hitam dan putih. Mereka sudah berdiri di atas tembok dinding dan mengacung-acungkan senjata sambil berteriak. Mereka benar-benar terlihat ganas.
Shi Tu ke 12 melihat keadaan itu. Ada seorang laki-laki yang sangat gagah berdiri di atas tembok pagar. Angin menghembusi bajunya. Baju itu melambai tertiup angin benar-benar seperti seorang monster yang membuat orang menjadi takut. Yang berdiri di pinggirnya adalah seorang pemuda berbaju merah, sikapnya santai, wajahnya tampan. Matanya terlihat sangat cabul dan sombong. Dia memimpin banyak orang datang ke sana dan terlihat sangat berlagak.
Qu Lei melihat Shi Tu ke 12 dan tertawa, "Bagaimana dengan ke 41 orang prajuritmu yang menjaga wisma ini" Sekarang mereka berada di mana" Nih semua aku kembalikan kepada ketua wisma."
Terdengar suara yang benda dilempar. Sebanyak 40 lebih mayat sudah dilempar ke halaman dan bertumpuk menjadi satu. Mereka semua sudah mati. Terlihat cara kematian mereka sangat mengenaskan membuat orang tidak tega melihatnya. Dua kepalan
tangan Shi Tu ke 12 terus berbunyi, dia menahan amarahnya.
Fang Zhong Pin tertawa seperti orang gila dan berkata, "Sekarang semua penjaga wisma sudah mati semua. Secara diam-diam kami sudah mengambil alih wismamu, tapi dasar kau memang sudah pikun masih belum tahu keadaan ini. Jangan harap ke 52 orangmu bisa menolongmu sekarang ini. Mereka semua sudah dibunuh oleh murid-murid Chang Xiao Bang yang berjumlah 300 orang lebih. Ha...ha...ha...."
Qu Lei tertawa lebih gila lagi, "Apakah kau merasa aneh" Mengapa kami bisa diam-diam masuk ke sini dan tidak diketahui olehmu" Tenang saja aku akan membuatmu mati dengan tenang! Ini adalah rahasia yang akan kau bawa sampai mati, dan rahasia ini tidak akan tertebak olehmu. Sekarang di luar pagar sudah ada 460 orang yang sedang menunggumu. Aku ingin lihat dengan cara apa kau bisa keluar dari kepungan kami?"
Tawa Fang Zhong Pin terdengar aneh dan dia berkata, "Kami masih tahu asistenmu yang paling kuat yaitu Yi Dao Duan Huan, He Bu Le, berada^di luar kota untuk melatih murid-murid Wisma Shi Jian bagian kelompok elang. Dia tidak akan pulang dalam waktu dekat ini. Begitu dia kembali ke wisma, dia akan segera membereskan mayatmu. Dia pun tidak perlu terburu-buru melakukan semua itu sebab kami akan menunggunya karena sesudah membunuhmu, dia adalah sasaran berikutnya."
Kata Qu Lei lagi, "Shi Tu ke 12, jangan berharap kau bisa keluar dari sini, kecuali 464 orang Chang Xiao Bang, masih ada 74 orang pemanah yang sedang menunggumu!"
Shi Tu ke 12 hanya terpaku di halaman wisma yang luas. Sinar bulan menyinari badannya, bayangannya tampak pendek. Angin malam yang dingin terus menghembusi dirinya, membuat pak tua itu sangat bingung dan juga sedih. Dalam keadaan seperti itu Shi Tu ke 12 tidak perlu bertarung lagi karena, dia pasti akan kalah.
Bila Shi Tu ke 12 kalah, bukankah Wisma Shi Jian pun akan segera hancur"
Shi Tu ke 12 tidak bergerak. Dia menundukkan kepalanya seperti sedang menunggu sesuatu"apakah dia sedang menunggu kematian yang akan dating menjemputnya"
Di dalam hembusan angin dingin itu, Qu Lei mengerutkan dahi dan memerintah, "Pemanah! Siapkan panah!"
Di malam yang sepi itu, tidak terdengar ada suara sedikit pun hanya terdengar suara Qu Lei. Qu Lei melihat Fang Zhong Pin. Mata Fang Zhong Pin mengeluarkan sorot ingin membunuh. Dia membentak, "tujuh puluh empat orang pemanah mengapa belum muncul mendengar perintahku?"
Tidak ada yang menjawab Qu Lei dan Fang Zhong Pin saling memandang. Wajah mereka berubah. Tiba-tiba terdengar keributan kecil tapi hanya berlangsung sebentar. Di atas tembok muncul 60-70 orang pemanah. Mereka mengarah pada Shi Tu ke 12 dan Guo Ao Bai serta 2 orang murid Wisma Shi Jian yang tersisa.
Semua panah mengarah pada mereka. Meskipun Shi Tu ke 12 mempunyai kepandaian yang luar biasa, tapi dia juga tidak akan bisa menghindari semua panah itu. Shi Tu ke 12 terlihat waspada tapi juga seperti yang sudah putus asa. Dia ingin meminta mati.
Fang Zhong Pin tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Shi Tu ke 12, semua ini adalah murid-murid
Chang Xiao Bang yang berada di bawah pimpinan panji hijau. Mereka berumlah 74 orang pemanah, mereka semua adalah pemanah jitu, mereka tidak pernah meleset dalam menembak panah. Sekarang pun bila kau mempunyai sayap, akan sulit untuk terbang.
Qu Lei dengan dingin memerintahkan, "panah!"
Shi Tu ke 12 sepertinya akan mati di bawah hujan panah ini.
---ooo0dw0ooo---
Zheng Bai Shui menatap langit. Dia berpesan kepada satu-
satunya orang yang bersamanya yaitu Hei Sha (Pasir Hitam), Mu Shan Lu, "Sepertinya sekarang Qu Lei dan yang lainnya sedang bertarung dengan Shi Tu ke 12."
Mu Shan Lu menjilat Zheng Bai Shui dan berkata, "Ya, ya, kekuatan Chang Xiao Bang sangat hebat. Bila Pak tua Shi Tu ke 12 berani bertarung dengan wakil ketua Chang Xiao Bang berarti dia hanya akan mengantarkan nyawanya saja."
Zheng Bai Shui marah dan berkata, "jangan sembarangan bicara! Siapa itu Shi Tu ke 12 dari Wisma Shi Jian" Bila dia adalah orang yang mmiliki ilmu silat tidak tinggi, aku tidak akan mencuri Pedang Sakti Xue He. Aku juga tidak perlu menghabisi Han Bi Lou, Han Ying Bao, markas Biao Qing Yun, lalu Wisma Shi Jian. Ini benar-benar sangat merepotkan. Walaupun Pedang Sakti Xue He tidak berada di tangan Shi Tu ke 12, belum tentu Qu Lei bisa mengalahkannya?"
Mu Shan Lu terkejut dengan cepat dia berkata, "Betul, betul, Shi Tu ke 12 tidak bisa dianggap sebelah mata. Kecuali Qu Lei masih adat Fang Zhong Pin, mungkin dia bisa?"
Zheng Bai Shui berkata, "Betul bila Qu Lei dan Fang Zhong Pin bergabung, mungkin mereka bisa mengalahkan Shi Tu ke 12. Tapi di Wisma Shi Jian masih ada Yi Dao Duan Hu, He Bu Le, mungkin Tie Jiao Jiao bisa meladeninya. Masih ada Yen Jie Ya dan Kepalan Sakti Lei Shan, Yin Yang Hei. Dia akan dihadang oleh
Chen Guan Cai dan Zhao Liao Fen dan yang penting kita mempunyai bidak catur andalan"Lu Ying Feng. Orang-orang Wisma Shi Jian bukan lawan Ou Li Ren dan Shang Bu Yun."
Hei Sha, Mu Shan Lu tersenyum dan berkata, "Betul, bila ada mereka Ketua tidak perlu turun tangan. Wisma Shi Jian dengan mudah jatuh ke tangan Anda."
Dengan dingin Zheng Bai Shui bertanya, "Siapa yang mengatakan aku tidak perlu ke sana?"
Mu Shan Lu terkejut dan berkata, "Anda...ada apa.. .kenapa...."
Jawab Zheng Bai Shui, "Sekali Chang Xiao Bang bertarung harus
menang. Walaupun Qu Lei dan Fang Zhong Pin sudah berada dalam posisi menang tapi mereka belum tentu menang. Bila aku tidak pergi ke sana, mereka akan merasa hidup, mati, mulia, dan hina, semua bercampur menjadi satu. Kalau secara kebetulan mereka gagal, maka aku akan datang membantu mereka. Ini sebabnya jalan kita terbagi dua."
Mu Shan Lu baru mengerti strategi Zheng Bai Shui dan tertawa, "Ketua sangat pintar dan bisa menyusun taktik dengan sangat bagus. Kalau begitu, anak buah yang tersisa di sini sebanyak 80 orang, apakah aku harus membawa mereka ke sana?"
"Tidak perlu, kau pun tidak perlu ke sana. Kau jaga Chang Xiao Bang saja."
Mu Shan Lu kaget dan bertanya, "Tapi...Ketua apakah ketua yang akan pergi sendiri...."
Zheng Bai Shui tertawa dan menjawab, "Betul, aku akan pergi sendiri."
Tiba-tiba Zheng Bai Shui berteriak, Mu Shan Lu tergetar hingga tidak bisa berdiri. Dengan sombong Zheng Bai Shui berkata, "Lihat dengan jelas, orang yang bisa bertarung denganku sebanyak kurang lebih 300 jurus, sekarang sudah tidak banyak lagi maka itu aku harus pergi ke sana!"
Mu Shan Lu menjawab, "Betul, betul."
---ooo0dw0ooo---
Fang Zhong Pin tertawa seperti orang gila. Qu Lei dengan dingin memerintah, "Lepaskan panah!" Walaupun Shi Tu ke 12 berilmu silat tinggi, tapi dia juga tidak akan bisa menahan 74 buah panah.
Terlihat Shi Tu 12 akan mati di bawah panah-panah itu. Tapi..."
Tidak ada panah, sebuah panah pun tidak ada.
Bahkan suara kentut pun tidak ada.
Wajah Qu Lei tampak berubah, tiba-tiba dengan ringan Shi Tu ke 12 berkata, "lepaskan panah!"
Wajah Qu Lei seperti disiram dengan air es. Dia benar-benar sangat kaget.
Fang Zhong Pin berteriak, "Hati-hati!"
Tujuh puluh empat panah itu bukan diarahkan kepada Shi Tu ke 12 melainkan ke arah Qu Lei dan kawan-kawannya.
---ooo0dw0ooo---
BAB 16 Naga, Harimau, Elang, dan Merpati
Perubahan besar sudah terjadi. Di lapangan itu kecuali Qu Lei, Fang Zhong Pin, Tie Jiao Jiao, Chen Guan Cai, Zhao Liao Fen, Shang Bu Yun dan yang lainnya, mereka masing-masing terkena satu panah. Sisa panah sebanyak 68 panah, mengenai 68 orang, 42 orang segera terpanah hingga mati, 26 orang terluka.
Wajah Qu Lei terlihat lebih jelek dbandingkan dengan wajah.orang mati.
Kemudian dia melihat 74 orang pemanahnya. Mereka dilempar masuk ke halaman. Tenggorokan mereka terputus, sepertinya mereka diserang dari belakang dan tidak bisa melawan lagi dan leher mereka digorok.
Fang Zhong Pin melihat Shi Tu ke 12 sedang tersenyum. Muncul wajah seorang pemimpin yang menghadapi beribu-ribu pasukan tapi terlihat tetap tenang dan teratur mengatur mereka. Fang Zhong Pin merasa panas dingin.
Kemudian seorang murid yang berada di pinggir Shi Tu ke 12 dengan pelan keluar dari sisi Shi Tu ke 12 dan berkata, "Pemanah kalian berhasil ditaklukan oleh kelompok elang dari wisma kami. Di luar ada 52 orang dan di dalam ada 41 orang, tapi semua itu hanya
penjaga wisma saja. Pasukan kami yang sebenarnya ada 4 kelompok. Kelompok pertama, kelompok elang memiliki tangung jawab menjaga keamanan di luar dan di dalam wisma. Kelompok kedua adalah kelompok merpati, tugas mereka adalah menyelidiki dan memberi kabar. Kelompok ketiga adalah kelompok harimau, mereka mewakili ketua wisma melakukan semua hal di dunia persilatan. Kelompok keempat adalah kelompok naga, mereka jarang keluar kecuali bila wisma mengalami kesulitan, keahlian mereka adalah membunuh....''
Wajah Qu Lei dan Fang Zhong Pin menjadi pucat.
"Aku diperintahkan untuk memberitahu kalian, orang-orang kalian yang berada di luar sudah dikepung oleh kelompok elang dan yang berada di dalam wisma, kelompok naga sudah memasang perangkap. Walaupun kalian bisa keluar, tapi di luar sana kalian sudah dikelilingi oleh kelompok harimau...."
Rasa terkejut membuat mulut Guo Ao Bai ternganga. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa Wisma Shi Jian adalah begitu kuat, dia benar-benar tidak mengetahuinya. Wisma Shi Jian adalah wisma yang terkenal. Wisma ini berdiri bersama-sama dengan Chang Xiao Bang dan markas Biao Feng Yun, kekuatan Wisma Shi Jian pasti tidak biasa, kalau tidak mungkin wisma ini sudah tertelan oleh angin badai dan gelombang besar.
"Orang yang kalian kirim sudah membunuh 52 orang Wisma Shi Jian. Sekarang mereka dicegah oleh kelompok merpati dan mereka sudah dibunuh. Tapi kau tenang saja, sekarang anak buah perkumpulan kalian masih tersisa 150 orang.
Guo Ao Bai merasa lebih aneh lagi, dia tidak menyangka murid Wisma Shi Jian ini walau masih begitu muda tapi perkataan dan penampilannya sangat tenang, teratur, dan sangat berwibawa.
"Ou Lei, Fang Zhong Pin, mengaku lah kalah. Wisma Shi Jian bukan tempat untuk kalian berbuat seenaknya. Mengaku sajalah, dan tanggalkan senjata kalian. Yang menanggalkan senjata, tidak akan kami bunuh."
Wajah Qu Lei seperti warna hati babi. Dia marah dan berteriak, "Hentikan omong kosongmu!"
Fang Zhong Pin melihat orang itu lalu bertanya, "Siapa kau!" ;
Murid itu balik bertanya, "Siapa aku?"
Dia melepas topeng kulit dari' wajahnya. Topeng itu dirias dengan begitu sempurna dan ahli. Dia adalah Yi Dao Duan Hun, He Bu Le.
Fang Zhong Pin dengan gugup berkata, "Bukankah kau...kau sedang keluar kota untuk melatih kelompok elang...?"
Wajari He Bu Le sangat kasar tapi selalu tersenyum. Dia melihat ke arah Shi Tu ke 12. Dengan tenang Shi Tu ke 12 menjawab, "Dia adalah wakil ketua Wisma Shi Jian. Dia yang membereskan semua masalah besar. Mana mungkin dia pergi jauh dari wisma ini?"
Fang Zhong Pin merasa aneh dan berkata, "Kalau...."
He Bu Le tertawa dan berkata, "Tempat latihan murid-murid kelompok elang berada di tempat rahasia di bawah tanah tetapi tetap berada di Wisma Shi Jian. Kecuali ketua dan aku, orang lain tidak akan ada yang tahu."
Wajah' Fang Zhong Pin sudah pucat dan tidak bisa mengatakan apa-apa lagi.
Tiba-tiba di halaman ada yang berteriak, "Ketua, Kakak Kedua, celaka, Chang Xiao Bang sudah menyerang."
Shi Tu ke 12 membalikkan kepala, ternyata dia adalah si Ketapel Besi Peluru Perak, Lu Ying Feng dengan terengah-engah berlari masuk. Begitu melihat Shi Tu ke 12, dia segera berkata, "Ternyata kalian berada di sini, kita harus melawan mereka!"
Shi Tu ke 12 tersenyum dan berkata, "Adik Lu, jangan emosi, keadaan sudah bisa dikendalikan. Wisma sudah bisa diurus, tidak perlu tergesa-gesa."
Wajah Lu Ying Feng terlihat senang dan dia tiba-tiba berkata,
"Ketua, aku ingin melaporkan sesuatu!"
Shi Tu ke 12 mengerutkan dahi dan bertanya, "Apa yang akan kau laporkan sekarang ini?"
Jawab Lu Ying Feng dengan tergesa-gesa, "Hal ini sangat penting, ada hubungannya dengan Kakak Ketiga-
Shi Tu 12 mengangguk dan berkata, "Kemarilah!"
Dengan hormat Lu Ying Feng mendekat dan menjawab, "Ya!"
Dia berjalan menuju Shi Tu ke 12, tidak ada yang melihat kalau tangannya memegang 2 buah pisau pendek yang tajam, setiap saat dia bisa menikam jantung Shi Tu ke 12.
---ooo0dw0ooo---
Zheng Bai Shui memakai baju putih. Dia berjalan di gunung. Awan berada di atas kepala dan seperti terbang, bulan seperti tidak tenang. Dia berusaha bersembunyi di balik awan yang terus berlari.
Bulan, bintang, angin kencang, orang pun berjalan dengan cepat seperti terbang seperti meluncur di padang rumput. Dia adalah ketua Chang Xiao Bang" Zheng Bai Shui.
Sambil berjalan Zheng Bai Shui berpikir.
"Asalkan bisa menghancurkan Wisma Shi Jian, Chang Xiao Bang akan menjadi nomor satu di dunia persilatan. Hanya ada satu yang tertinggal dan itu adalah markas Biao Feng Yun. Tujuan berikutnya adalah menghancurkan markas Biao Feng Yun.
Dia terus berjalan. Tempat di mana dia berjalan sekarang sudah sangat dekat dengan Wisma Shi Jian. Sesudah melewati gunung ini, akan terlihat Wisma Shi Jian. Di depannya adalah hamparan rumput-rumput yang tinggi dan lebat. Rumput-rumput ini setinggi orang. Bergoyang-goyang di bawah sinar bulan dengan tidak tenang seperti mengeluh dan merasa tidak senang.
Zheng Bai Shui sedang berpikir, "Pertarungan antara Fang Zhen
Mei dan Wo Shi Shui entah berlangsung sampai bagaimana" Mengapa Wo Shi Shui tidak ada kabar sedikit pun" Kali ini siapa pun yang masih hidup, Huo Wu Yong, Wo Shi Shui atau Fang Zhen Mei, aku akan membuat mereka saling bunuh. Orang yang tersisa biar aku sendiri yang akan membereskannya. Perjanjian antara aku dan Wo Shi Shui selalu membuat pihaknya dirugikan, walaupun Huo Wu Yong mampu atau tidak bisa membunuh Fang Zhen Mei, siapa pun yang tersisa, akhirnya harus bertarung dengan Wo Shi Shui....''
Sesudah berpikir seperti itu, Zheng Bai Shui menjadi sangat percaya diri. Dengan kedua tangannya dia menyibakkan rumput-rumput yang tinggi itu. Di bawah sinar bulan, baju putihnya terlihat dengan jelas. Dengan cepat dia berjalan di antara semak-semak itu. Karena rumput sangat tinggi dan lebat, dia tidak bisa melihat lurus ke depan. Kecuali suara rumput yang dia injak, dunia yang lain sepertinya sangat sepi.
Zheng Bai Shui tetap tenggelam dalam pikirannya, "Sekarang Qu Lei dan Shi Tu ke 12 pasti sedang bertarung. Siapa pun yang menang, mereka akan merasa lelah, dan aku akan mengambil keuntungan ini. Kalau tujuan ini terlalu awal tercapai aku malah harus bertarung dengan Shi Tu ke 12. Sebelum Qu Lei dan Fang Zhong Pin bertarung, menurut laporan mata-mata, Fang Zhen Mei dan Wo Shi Shui belum kembali ke Wisma Shi Jian. Kalau mereka berdua tidak berada di sana, dan Shi Tu ke 12 tidak mempunyai Pedang Sakti Xue H. Fang Zhong Pin dan Qu Lei akan lebih mudah mengalahkan Shi Tu ke 12."
Memikirkan semua itu Zheng Bai Shui menjadi sangat riang. Di bawah sinar bulan dengan tangan menyibak rumput setinggi orang dia terus berjalan. Di sekeliling sana rumput sangat tinggi dan lebat. Tiba-tiba di bawah rumput ada wajah seseorang yang sedang melihatnya dengan dingin.
---ooo0dw0ooo---
Bab 17 Senjata Rahasia yang Misterius
Wajah ini dia tidak kenal. Dingin, muda, penuh kekuatan, pintar, seperti tidak mempunyai perasaan tapi bila diteliti dengan benar, masih ada setitik sinar kebaikan di wajah itu.
Sekarang, wajah ini seperti seekor ular beracun melihat dia.
Pemuda ini mengenakan baju berwarna hitam, tiba-tiba dia melambaikan tangannya.
Zheng Bai Shui tidak mengenali orang itu.
Begitu Zheng Bai Shui menyibak rumput dan melihat orang itu, dia melambaikan tangan, tiba-tiba dari seluruh penjuru keluar beberapa ratus senjata seperti lalat terbang menuju ke arahnya!
Sebenarnya pemuda itu melepaskan senjata rahasia dari depan, tapi senjata itu bisa menyebar dari semua penjuru. Tentu dia adalah seorangg pesilat yang menggunakan senjata rahasia. Orang yang mempunyai keahlian senjata rahasia begitu hebat hanya yang berasal dari keluarga Tang. Hanya nyonya Besar Tang bisa menguasai senjata rahasia yang begitu hebat.
Zheng Bai Shui terpaku.
Senjata rahasia itu seperti kilat datang menyerangnya. Kalau Zheng Bai Shui menghindar ke kiri, dia pasti melepaskankan senjata ke sebelah kiri bila dia menghindar ke kanan maka dia tetap akan terkena. Bila dia mundur, hal serupa akan dialaminya, begitu juga bila dia ke depan dia akan bernasib sama. Bila dia berbaring untuk menghindar, senjata rahasia seperti lalat yang jumlahnya ratusan tetap akan mengarah ke bawah. Tubuhnya akan berlubang.
Bila dia orang biasa, tidak akan bisa lolos dari semua senjata rahasia itu tapi dia adalah ketua perkumpulan terbesar Chang Xiao Bang, Zheng Bai Shui.
Walaupun Zheng Bai Shui terkejut dan marah tapi dia tetap dengan tenang menghadapi semua itu. Dengan lengan baju dia mengibaskannya. Jurus pertama dari Chang Xiao Qi Ji yaitu jurus
Dong Hai Shui Yun Xiu (Lengan baju seperti awan di laut timur) sudah dikeluarkan olehnya.
Di dunia ini siapa yang bisa memaksa Zheng Bai Shui mengeluarkan salah satu dari jurus Chang Xiao Qi Ji, pasti dia adalah orang yang berilmu silat tinggi tapi kali ini Zheng Bai Shui mengeluarkan jurus Dong Hai Shui Yun Xiu hanya bisa bertahan dari serangan senjata rahasia, membuat orang tidak percaya dengan semua ini. Zheng Bai Shui tidak percaya bahwa di dunia persilatan ada pesilat yang begitu mahir menggunakan senjata rahasia dan dia adalah seorang yang masih muda umurnya. .
Senjata rahasia memenuhi langit, hanya tampak berkilau sebentar. Semua sudah menancap di lengan baju Zheng Bai Shui yang besar itu.
Bulan berada di tengah-tengah, langit berwarna hitam. Orang itu melihat Zheng Bai Shui tidak terkena senjatanya, dia pun segera menghilang.


Pendekar Sejagat Seri Kesatria Baju Putih Karya Wen Rui Ai di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Semua kembali menjadi sunyi dan sepi. Hati Zheng Bai Shui terasa dingin. Begitu lengan bajunya diturunkan, di bawah terdengar suara DING, DING, DING, sejumlah senjata rahasia seperti lalat berjatuhan. Senjata itu seperti lalat hidup dan kepalanya terpasang besi lancip. Sekarang semua senjata berhasil digetarkan oleh tenaga dalam Zheng Bai Shui dan lalat-lalat itu pun mati.
Zheng Bai Shui belum pernah mendengar atau melihat di dunia persilatan ini ada orang yang bisa menggunakan senjata rahasia semacam itu.
Rumput lebih tinggi dari tinggi badan orang. Zheng Bai Shui segera jongkok. Tiga kali jongkok kemudian 3 kali meloncat, seperti seekor kelinci. Dia sudah meloncat beberapa puluh meter. Dia berdiri dan tidak bergerak, dia tidak tahu siapa orang tadi" Apakah dia masih berada di sini" Berapa orangkah lawannya" Apakah mereka sedang menunggu kesempatan baik untuk menyerang Zheng Bai Shui lagi"
Tapi bulan pun tidak bisa memberikan jawaban.
---ooo0dw0ooo---
Lu Ying Feng mendekati Shi Tu ke 12, dengan suara kecil dia berkata, "Kakak Ketiga Hei...." Shi Tu ke 12 mengerutkan dahi dan berkata, "Apa?" Kata Lu Ying Feng, "Kakak Ketiga Hei, dia sudah...." Shi Tu ke 12 berkata sambil menggelengkan kepala, "Aku tidak bisa mendengar dengan jelas."
Ketepel Besi Peluru Perak, Lu Ying Feng segera menempelkan mulutnya di telinga Shi Tu ke 12,. tiba-tiba dia berkata, "Yin Yang Fei sudah menunggumu di kuburan!"
Sekali mendengar badan Shi Tu ke 12 bergetar dan alisnya pun terangkat.
Kedua tangan Lu Ying Feng sudah bergerak. Dua buah pisau belati secepat kilat dicabut. Sewaktu tangan Lu Ying Feng diputar, sepasang tangan Shi Tu ke 12 seperti baja bergerak lebih cepat dibandingkan kilat. Dia sudah mencengkram pundak Lu Ying Feng.
DING, DANG! Dua buah pisau belati terjatuh ke bawah.
Lu Ying Feng membentak, segera dia sudah menerjang ke belakang.
Shi Tu ke 12 tertawa dingin. Dengan tenaga yang sangat kuat, sepasang tangan Lu Ying Feng dipaksa untuk berbalik ke depan. Rasa sakit menusuk hingga ke jantung, dia sama sekali tidak bisa bergerak.
Wajah Lu Ying Feng langsung pucat, dia berteriak, "Ketua, hamba minta maaf! Tolong aku!"
Shi Tu ke 12 membalikkan tangan Lu Ying Feng dengan paksa dan berkata, "Ying Feng, apa yang kau lakukan?"
Lu Ying Feng sangat terkejut, hingga rohnya pun seperti sudah
tidak berada di tubuhnya. Dia meminta ampun, "Ketua, tolong selidiki dulu! Mana mungkin aku ingin membunuh Ketua"...Ketua sudah salah paham, salah paham...." -
Shi Tu ke 12 mengangkat alinyas dan membentak, "Diam! Kau dijuluki sebagai Ketapel Besi Peluru Perak, julukan itu kau dapat sesudah kau bergabung dengan Wisma Shi Jian dan kau pun dihormati oleh orang-orang, sebelum kau bergabung dengan Wisma Shi Jian, kau
hanya seorang penjahat yang terkenal di dunia persilatan. Tidak disangka selama beberapa tahun ini sifatmu masih belum berubah. Sewaktu di Hua Shan kau hampir dibunuh oleh Guo Tian ping dengan lempengan besinya. Aku berbaik hati menolongmu, tidak disangka kau adalah orang yang tidak bisa membalas budi...."
Wajah Lu Ying Feng memerah kemudian berubah menjadi pucat dan dia membela diri, "Tidak, Ketua...."
Shi Tu ke 12 tertawa dengan sedih dan berkata, "Jangan memanggilku ketua lagi, aku sudah tidak mempunyai hak untuk menjadi ketuamu. Wisma Shi Jian juga tidak membutuhkan orang sepertimu lagi. Aku selalu merasa aneh, mengapa Pedang Sakti Xue He bisa menghilang dari Wisma Shi Jian" Kalau bukan karena Wo Shi Shui yang mencuri apakah Zheng Bai Shui datang sendiri untuk mencurinya" Kalau bukan, ini semua pasti perbuatan orang dalam Wisma Shi Jian. Aku sudah curiga kepadamu, kau mengkhianati teman hanya untuk mencari sebuah nama. perbuatanmu sangat memalukan...."
Tubuh Lu Ying Feng gemetar. Dia terus berkata, "Bukan begitu, bukan...."
Shi Tu ke 12 berkata sambil menarik nafas, "Ying Feng, kau adalah seorang laki-laki, kau berani melakukan semua itu maka kau harus berani mengakuinya. Tadi aku sudah memeriksa luka Yin Yang Hei, lukanya akibat ditusuk dengan pisau yang kau bawa sekarang. Dia mati pun tidak mau menutup matanya karena orang yang membunuhnya adalah kawannya sendiri. Kalau bukan kau, lalu
siapa lagi" Lihat pisau yang dipegang olehmu, masih ada bekas darah. Ying Feng, kau terlalu kejam!"
Lu Ying Feng berteriak, tiba-tiba dia menendang, dan sasarannya adalah dada Shi Tu ke 12.
Kedua alis Shi Tu ke 12 terangkat, dia marah dan membentak, "Ying Feng, kau sudah tidak bisa sadar, jangan salahkan aku bila melakukan semua ini!"
Dengan tenaga yang kuat, Lu Ying Feng merasakan tangannya sangat sakit dan sambungan tulang sudah keluar dari bongkolnya. Tendangannya sudah tidak bertenaga lagi.
Qu Lei segera marah dan membentak, "Serang!" Badannya bergerak seperti harimau. Tiba-tiba dia meloncat ke hadapan Shi Tu ke 12.
Semua perhatian orang tertuju pada Qu Lei, Fang Zhong Pin, dan si banci Tie Jiao Jiao. Bergerak ke kiri dan kanan, secepat kilat menyerang Shi Tu ke 12.
Qu Lei masih belum bergerak, Fang Zhong Pin sudah mendekati Shi Tu ke 12, sekali mengibaskan tangan, pedang seperti kilat menyerangnya.
Pedang hampir menusuk Shi Tu ke 12. tiba-tiba He Bu Le sudah berada di depan dan dengan pisau dia menahan serangan pedang cepat Fang Zhong Pin.
Dan bersamaan waktu ini, badan Tie Jiao Jiao seperti setan mendekati Shi Tu ke 12 tapi dia segera berhenti karena Qu Lei dari belakang sudah datang terlebih dulu. Dengan kepalan tangannya dia menyerang Shi Tu ke 12.
Serangan Qu Lei membuat perhatian orang tertuju padanya tapi yang mengeluarkan serangan sebenarnya adalah Fang Zhong Pin dan Tie Jiao Jiao. Begitu Fang Zhong Pin menyerang, Tie Jiao Jiao tiba-tiba berhenti dan yang menyerang adalah Qu Lei.
Begitu kepalan tangan Qu Lei keluar, Chen Guan Cai dan Zhao
Liao Fen secara bersama-sama menyerang Shi Tu ke 12.
Di lapangan terjadi pertarungan seperti roda kereta. "Bunuh Shi Tu 12', baru merebut wisma, mereka bergerak begitu kompak.
Tapi apakah Wisma Shi Jian akan begitu mudah mempersilakan orang masuk ke sana"
Si Jala langit Chen Guan Cai sudah menyerang dan Qu Lei sudah mengeluarkan kepalan siap memukul Shi Tu ke 12.
Tapi Shi Tu ke 12 dengari tenang masih berdiri dengan tegak di tempat tadi.
Angin berasal dari kepalan seperti hujan lebat terus menyerang Shi Tu ke 12. Sewaktu kepalan tangan Qu Lei hampir mengenai Shi Tu ke 12, Shi Tu ke 12 mendorong dan membentak, "Pergi kau!" Lu Ying Feng seperti layang-layang yang putus dari benangnya, melayang terbang dan terjatuh keluar.
Lu Ying Feng jatuh tepat ke arah Qu Lei datang! Kepalan Qu Lei melayang, kedua tangan Lu Ying Feng yang sudah hampir putus tidak bisa bergerak dengan lincah. Sekarang mana bisa Lu Ying Feng menyambut kepalan itu" Lu Ying Feng berteriak, "Jangan pukul, ini aku...."
Tapi begitu Qu Lei melihat Lu Ying Feng yang melayang ke arahnya, dia tidak menghindar lagi karena bila tenaga kepalan itu ditarik, maka Shi Tu ke 12 akan mengambil, kesempatan ini. Qu Lei tidak mau menghilangkan kesempatan untuk memukul, dia terpaksa kehilangan Lu Ying Feng. kehilangan satu Lu Ying Feng, itu tidak apa-apa. Terdengar bunyi PING. Kepalan Ou Lei tepat mengenai Lu Ying Feng. Lu Ying Feng patut dikasihani, dia tidak kuat menahan pukulan ini. Dadanya segera melesak kedalam dan dia muntah darah!
Meski kepalan Ou Lei masih menempel di dada Lu Ying Feng. Dia terus menerjang Shi Tu ke 12.
Tadi maksud Qu Lei tidak terwujud karena tiba-tiba di antara mereka muncul Lu Ying Feng. Melalui tenaga kepalan dia
menyalurkan tenaganya ke tubuh Lu Ying Feng, ditujukan ke arah Shi Tu ke 12. Shi Tu 12 tidak bisa menghindar. Tenaga Ou Lei sangat besar, apakah Shi Tu ke 12 sanggup menyambut pukulan itu" PING!
Tenaga kepalan Qu Lei yang disalurkan melalui tubuh Lu Ying Feng, kemudian menerjang Shi Tu 12.
Shi Tu ke 12 tetap tidak bergeming, tapi wajahnya sudah tidak tersenyum.
Pukulan Qu Lei tepat mengenai sasaran, tapi dia melihat Shi Tu ke 12 tidak roboh. Dia ingin menarik kembali kepalannya, tapi Shi Tu ke 12 tiba-tiba memukul mayat Lu Ying Feng.
Qu Lei ingin menarik kepalan tangannya kembali tapi terlambat. Dia hanya merasakan tepukan ringan dari Shi Tu ke 12 tapi akibatnya seperti ada tenaga gunung dan laut yang menindihnya. Melalui mayat dan kepalan masuk ke dalam tubuhnya.
PING. Qu Lei tergetar dan badannya melayang puluhan meter jauhnya. Dia hanya merasa langit seperti terbalik. Wajahnya tampak pucat, dia menekan jantungnya. Dia tidak bisa bicara apa-apa lagi karena dia sudah terpelanting jatuh.
Mayat Lu Ying Feng terkena pukulan ini sehingga membuat jasad ini bergetar dengan kencang hingga biji mata pun keluar dari tempatnya. Jasad itu terpelanting. Begitu jatuh sudah tidak berbentuk lagi.
Shi Tu ke 12 tetap dengan tenang berdiri di tempat tadi tapi batu tempat dia berpijak sudah hancur lebur. Mungkin ini dikarenakan tenaga Qu Lei memukul Shi Tu ke 12 dan dia menyalurkan tenaga itu ke bawah batu hingga menjadi hancur.
Dapatkah terbayangkan seperti apa tenaga Qu Lei"
Guo Ao Bai terkejut, dia ingin memapah Shi Tu ke 12 tapi Shi Tu ke 12 melambaikan tangan menolaknya. Dia tertawa dingin dan berkata, "Tenaga yang kuat...kuat....'' Dia tidak bisa meneruskan kata-katanya lagi.
Guo Ao Bai kembali untuk melihat Qu Lei yang diam. Tiba-tiba Qu Lei berteriak, "Baik?"
Belum habis perkataannya, dia sudah muntah darah. Darah seperti panah keluar dengan kencang dari tubuhnya. Bersamaan waktu itu, Tie Jiao Jiao, Chen Guan Cai, dan Zhao Liao Fen dengan suara keras menyerang Shi Tu ke 12.
Zhao Liao Fen mengambil pasir hitam dan melemparkannya ke arah Shi Tu ke 12.
Guo Ao Bai dengan dua tangarinya dan 7 buah pedang sudah mencegat Zhao Liao Fen dan mulai menyerang.
Chen Guan Cai mengambil kesempatan ini, dia yang menyerang Shi Tu ke 12, tiba-tiba di sisi Shi Tu ke 12 ada seorang murid yang mengenakan baju berwarna putih. Dia mengelap wajahnya dengan tangan.
Muncul seraut wajah yang gagah dan berumur setengah baya. Dia adalah salah satu adik angkat Shi Tu ke 12 yang bermarga Yin.
Terdengar Yin Jue Ya membentak, "Penjahat kau hanya mengantar nyawamu ke sini!"
Kedua tangannya digetarkan. Pedang dan golok sudah meghadang di depan Chen Guan Cai, pertarungan tidak dapat dihindari lagi dan mereka pun bertarung
Hanya Tie Jiao Jiao yang sampai di depan Shi Tu ke 12, dengan sepasang tangan, yang satu bertenaga Yin dan yang satu lagi bertenaga Yang, kedua tangan yang saling berbeda tenaga ini sudah dilancarkan.
Qu Lei yang telah digetarkan dan terbang melayang beberapa meter, pada saat yang hampir bersamaan seperti anak panah dilepaskan kembali melancarkan sebuah pukulan.
Shi Tu ke 12 membalikkan badannya, dua buah telapak tangan dengan ringan menempel di telapak tangan Tie Jiao Jiao, namun hanya dalam waktu yang singkat, wajah Tie Jiao Jiao sudah
berubah, dia merasakan kedua tenaga yang berlawanannya masuk dan merambat melalui kedua tangannya, yang satu tenaga Yin dan yang satu adalah tenaga Yang. Setelah kedua tenaga itu masuk ke tubuh Shi Tu ke 12 tiba-tiba saja tenaga itu menghilang seperti tenggelam ke dalam lautan.
Sewaktu Tie Jiao Jiao masih dalam keadaan terkejut, dia merasa tenaga dari kiri mengandung tenaga Yin menghilang tapi di sebelah kanan mengandung tenaga Yang merambat masuk, Shi Tu ke 12 sudah membalikkan tenaga yang berada dalam tubuhnya dan berbalik menyerang dirinya.
Tenaga yang saling berlawanan ini membuat Tie Jiao Jiao terkejut, namun semua ini sudah terlambat. Pukulan ini adalah pukulan yang sangat mematikan.
Tie Jiao Jiao merasakan tubuh, darah, dan nafasnya bergejolak, tak lama setelah itu dia memuntahkan darah segar, raut wajanya berubah mengerikan lalu roboh.
Kejadian ini hanya berlangsung beberapa saat saja. kedua telapak tangan saling menempel, wajah Tie Jiao Jiao berubah 4 kali, dari pucat menjadi hijau lalu berubah menjadi merah hati kemudian menjadi ungu dan terakhir berubah menjadi hitam. Warna terakhir ini adalah warna kematian.
Berhasil melumpuhkan Tie Jia Jiao, kedua telapak Shi Tu ke 12 belum sempat ditarik kembali namun kepalan besi milik Qu Lei sudah menghantamnya.
"BLang!"
Qu Lei menghantam dada Shi Tu ke 12, tapi dia merasa seperti memukul sebuah kayu busuk. Dan waktu itu telapak tangan Shi Tu ke 12 menepuk ringan bagian belakang Qu Lei namun suara yang terdengar seperti benturan besi dengan batu.
Tepungan telapak Shi Tu ke 12 belum dikeluarkan, Qu Lei sudah jatuh terpental ke belakang, kemudian dia mengeluarkan suara yang membuat orang terkejut.
"Mundur!"
Qu Lei adalah orang pertama yang mundur, jalan mundur yang dia lalui penuh dengan darah sendiri yang keluar dari mulutnya.
Shi Tu ke 12 kembali ke tempatnya, wajahnya pucat dan dari mulutnya mengalir darah. Dia tidak mengejar Qu Lei, namun dia berkata, " Kepalan tangannya sungguh lihai."
---ooo0dw0ooo---
Bulan tidak bersuara.
Zheng Bai Shui masih ada di balik semak-semak, tidak bisa maju juga tidak bisa mundur. Sebenarnya dia tidak mengetahui bahwa sudah datang beberapa orang, dia tidak mengerahui senjata rahasia apa saja yang dimiliki oleh lawannya, namun dia mengetahui dengan jelas jika dia tidak hati-hati maka dia akan terbunuh.
Yang dia ketahui dengan lebih jelas lagi adalah waktu berlalu terasa sangat lama, tapi lawannya tetap tidak bersuara. Di tempat lain di Wisma Shi Jian, pertarungan pun pasti berlangsung dalam waktu yang lama.
Apakah Qu Lei bisa merebut Wisma Shi Jian dengan lancar"
Tapi dia malah terperangkap di sini.
Langit dan bumi tidak bersuara, bulan pun seperti dingin tidak memiliki perasaan.
Apakah orang yang akan menyerang dia hanya sendiri" Orang itu sudah menyerangnya namun tidak berhasil, tapi apakah orang itu sudah melarikan diri atau belum"
Zheng Bai Shui sangat cemas, tapi dia sudah mengambil keputusan untuk menunggu sebentar lagi lalu dia akan keluar dari semak-semak ini.
Dia tidak percaya, seorang pemuda yang tidak mempunyai nama bisa mengurung seorang ketua Chang Xiao Bang, yang lebih tidak
dapat dipercaya adalah orang itu adalah musuh Chang Xiao Bang.
---ooo0dw0ooo---
Sewaktu Ou Lei menyerang Shi Tu ke 12, Fang Zhong Pin sedang bertarung dengan He Bu Le, Yi Dao Hun. He Bu Le memengang sebilah pisau yang sangat tipis, setipis kertas. Dengan pisau tipisnya dia sanggup menahan pedang Fang Zhong Pin yang kecil dan panjang. Mereka berdua segera bertarung dengan sengit.
Terdengar suara senjata saling beradu, gerakan mereka sangat cepat, bayangan pedang dan pisau sudah menutupi bayangan mereka sendiri.
Begitu Ou Lei menyerang Shi Tu ke 12 untuk kedua kalinya, mereka tiba-tiba berhenti menyerang. Mereka sudah bertarung melewati jurus pedang yang ke 1.276 dan jurus pisau yang ke 1.276.
Wajah mereka tidak merah dan nafas mereka pun sama sekali tidak terengah-engah.
Tiba-tiba Fang Zhong Pin melemparkan pedang panjangnya.
Tiba-tiba Fang Zhong Pin melemparkan pedangnya. Gerakan ini membuat Han Bu Le merasa aneh. Dengan gerakan yang sangat cepat Fang Zhong Pin sudah menyerang, menggantikan pedang dengan mengunakan telapak tangannya sendiri.
"Zhang Jian!" (Pedang Tangan) .
Jurus pedang yang sangat cepat dan tepat seperti angin.
He Bu Le sangat terkejut karena pisaunya terlempar akibat benturan senjata.
Senjata yang dipakai oleh Fang Zhong Pin sekarang adalah Zhang Jian. Dengan tertawa sinis dia berkata, "Kau tertipu, sebenarnya jurus yang aku kuasai adalah Zhang Jian."
Pedangnya kembali menyerang.
He Bu Le sudah tidak ada jalan mundur lagi.
Tiba-tiba sekelebat cahaya pisau muncul, terdengar suara logam beradu.
Tangan Fang Zhong Pin sudah melayang ke udara.
Dengan gerakan cepat Fang Zhong Pin mundur, dia memegangi tangannya yang sudah putus. Dengan muka pucat dan rasa terkejut dia melihat tangan kanan He Bu Le.
Tangan kanan He Bu Le sangat licin seperti sebilah pisau. Dengan tersenyum He Bu Le berkata, "Kau juga salah, ilmu andalanku adalah Pisau Tangan."
Fang Zhong Pin berteriak, "Mundur!
---ooo0dw0ooo---
Bulan bersinar dengan terang, sepertinya bulan ingin mencuci bersih semua bau darah di dunia ini, tapi di sini sudah tidak ada lagi bau darah, bila ada pun pasti sudah bersih.
Seperti Shi Tu Tian Xin yang sedang membersihkan darah dengan lengan bajunya saat ini.
Tubuh Shi Tu Tian Xin masih terasa sangat lemah. Dia hanya bisa membuka matanya dan melihat Wo Shi Shui, ketika dia ingin buka mulut Wo Shi Shui berkata, "Jika kau ingin membuka mulut kau tidak boleh mengucapkan terima kasih. Chen Guan Cai adalah orang yang aku bawa dari Chang Xiao Bang, dia sudah memukulmu, tentu saja sekarang aku harus menyembuhkan dirimu dulu. Aku sangat tidak suka dengan kata-kata terima kasih, maaf, senang bertemu denganmu, dan lain-lainnya. Walaupun ada niat baik atau tidak, bagiku itu semua sama saja."
Fang Zhen Mei melihat Shi Tu Tian Xin dan berkata, "Jangan begitu, jika ada orang bersungguh-sungguh ingin berterima kasih padamu, bagaimanapun, kau tidak bisa menjahit mulut setiap orang."
Kata Wo Shi Shui, "Benar juga."
Shi Tu .Qing Yan tidak tahan lagi, dia pun ikut tertawa.
Dia melihat salah satu pesilat tangguh di dunia ini memiliki sifat yang aneh-aneh.
Tapi meskipun bersifat aneh dia bukan orang jahat, mempunyai sedikit rasa humor.
Pastinya Fang Zhen Mei memiliki sifat seperti itu.
Tiba-tiba Wo Shi Shui berkata lagi, "Baiklah sekarang kau sudah tidak apa-apa lagi, sekarang aku harus pergi ke Chang Xiao Bang untuk menyelesaikan hutang piutangku dulu dengan Zheng Bai Shui."
Fang Shen Mei ingin mengatakan sesuatu tapi Wo Shi Shui mencegahnya dan berkata, "Kau jangan pergi bersama denganku, aku" sudah membuat janji dengan Zheng Bai Shui untuk membunuhmu jika kau ikut denganku maka kau akan membuatku sulit. Antarlah mereka pulang ke Wisma Shi Jian, aku akan pergi ke Chang Xiao Bang sendiri, apalagi sekarang Pedang Sakti belum diantarkan kepada Shi Tu ke 12. Hal ini sangat penting, siapa pun yang ikut denganku berarti orang itu adalah musuhku."
Fang Shen Mei melihat wajah Wo Shi Shui yang keras, akhirnya dia menarik nafas dan berkata. "Kalau begitu, adakah cara lainnya?"
---ooo0dw0ooo---
Qu Lei dan Fang Chong Pin berteriak mundur tetapi tidak bersama-sama, bila didengar oleh orangorang Chang Xiao Bang ini benar-benar sangat mengagetkan
Guo Ao Bai memapah Zhao Liao Fen.
Yen Jue Ya memapah Chen Guan Cai
Qu Lei mundur dengan cepat, Fang Chong Pin juga mundur hingga ke tembok. Tiba-tiba di belakang Qu Lei ada sebuah pohon
besar dan dari dalam pohon itu keluar sepasang tangan yang memeluk Ou Lei, di sisi pohon lainnya tiba-tiba keluar tangan untuk membantu memegangi Qu Lei.
Ternyata pohon-pohon itu adalah pohon tiruan yang didalamnya kosong.
Kelompok naga dari Wisma Shi Jian ternyata sudah bersiap-siap dan bersembunyi di halaman.
Fang Zhong Pin melihat kondisi itu, dia ingin menolong Qu Lei tapi dia merasa kakinya ada hawa pisau yang dibawa oleh angin, segera dia melompat untuk menghindari pisau itu, namun setelah itu dari arah kebun bunga melayang puluhan pisau terbang yang mengarah ke kakinya.
Fang Zhong Pin merasa kaget dan marah, dia segera berteriak, "Semua mundur dan bunuh yang menghalangi!''
Dia bertarung sambil mundur untuk melarikan diri dari Wisma Shi Jian.
Keadaan Qu Lei sudah terjepit oleh 3 orang, walaupun sudah terluka parah dan tangannya tinggal sebelah, dia masih mengeluarkan teriakan seperti harimau terluka. Siku tangannya masih berbahaya, dia masih sempat menyikut dada "pohon" hingga berlubang,orang itu terpaksa melepaskan pegangannya.
Begitu terlepas dia segera dia memukul kepala orang yang ada di sebelah kanannya sampai pecah. Orang yang berada di sebelah kirinya 1 hanya bisa tertegun karena kaget, dia tidak sadar bahwa kepalan tangan itu sedang mengarah ke kepalanya akhirnya kepala orang itu pun pecah.
Qu Lei merasa pandangannya menjadi kabur, Fang Chong Pin cepat-cepat melarikan diri dari Wisma Shi Jian.
Kelompok Chang Xiao Bang mengalami kekacauan, ada yang melarikan diri, ada yang berteriak, dan ada juga yang sambil berteriak sambil mundur. Beberapa orang melemparkan senjata rahasia dan ada juga yang mengangkat tangannya. Hanya ketua
panji hijau Chang Xiao Bang, Elang Sakti Zhong Yuan, Shang Bu Yun masih seperti seorang laki-laki sejati, dia masih memimpin 200 orang anak buah Chang Xiao Bang untuk menyerang ke halaman. Suasana lebih ramai lagi.
Terdengar suara He Bu Le berteriak, "Kelompok Elang, Naga, Harimau serang semuanya!!''
Pertarungan sengit sedang berjalan, pertarungan ini cukup untuk mengubah keadaan dunia persilatan, pertarungan terbesar di dunia persilatan sedang terjadi.
---ooo0dw0ooo---
BAB 18 Wo Shi Shui kembali ke Chang Xiao Bang
Di depan markas perkumpulan terbesar yaitu Chang Xiao Bang, tiba-tiba muncul sebuah bayangan seseorang yang masuk. Bayangan itu terlihat dari jauh namun perawakannya yang besar dan tegap membuat orang merasa segan.
Orang-orang yang berjaga di Chang Xiao Bang pun terkejut dengan kedatangan bayangan itu. Dalam sekejap sudah 4 orang yang mencegat bayangan itu untuk masuk lebih dalam lagi.
Orang berbaju hitam itu terpaksa berhenti melangkah. Sorot matanya tajam seperti pisau menatap orang-orang yang mencegatnya.
Salah satu dari orang Chang Xiao Bang itu bertanya, "Siapa kau?"
"Wo Shi Shui."
"Wo Shi Shui?"
"Benar, aku Wo Shi Shui."
"Untuk apa kau datang kemari?"
"Suruh ketua kalian keluar!"
"Apakah kau pernah bertemu dengan ketua kami?"
"Kalian tidak pantas menghalangiku seperti ini. Kalian masing-masing memakai tombak, kayu pemukul, trisula E Mei, dan yang satu lagi memakai Pena Hakim. Kelihatanya saja senjata itu bermacam-macam namun sebenarnya senjata kalian itu tidak ada gunanya.
"Apa?" empat orang murid Chang Xiao Bang serentak berteriak.
Dengan dingin Wo Shi Shui berkata, "Kau yang memakai senjata E Mei, sebenarnya kau sedang merasa ingin tidur dan di dalam hatimu tentu saja kau merasa sangat marah karena waktu tidurmu kuganggu. Apakah dengan pikiran seperti itu kau dapat berkonsentrasi dan apakah kau bisa menang dariku?"
Orang yang bersenjata trisula itu menundukkan kepalanya dalam-dalam dan terdiam.
Wo Shi Shui kemudian mengalihkan pandangannya ke orang yang bersenjata Pena Hakim, dan dengan dingin berkata, "Kau yang memakai Pena Hakim, dengan melihat senjata yang kau gunakan tentunya kau adalah Yan Ling Dao, tapi karena kau datang dengan terburu-buru untuk mencegatku dengan sembarangan mengambil senjata orang lain. Senjata yang kau ambil secara sembarangan tentunya kau tidak mahir menggunakannya. Bertarung bukan dengan menggunakan senjata sendiri apakah kau bisa memenangkan pertarungan?"
Orang yang memegang senjata Pena hanya terbengong-bengong di sana dan dua tidak dapat menjawab.
Pandangan Wo Shi Shui kembali berpindah ke orang yang bersenjata tombak, dengan nada yang dingin pula dia berkata, "Kau juga, kau memegang senjata tombak sepanjang 3 meter, semua temanmu memegang jenis senjata yang pendek, bagaimana kau bisa menyerangku tanpa melukai teman-temanmu sendiri" Jika tidak memiliki percaya diri yang tinggi, bagaiman kau bisa menang dalam pertarungan ini?"
Orang yang bersenjata tombak itu pun hanya bisa terdiam tidak bisa membantah.
Mata Wo Shi Shui menatap orang yang terakhir. Orang yang ditatap oleh Wo Shi Shui merasa hatinya tergetar tapi dia menguatkan diri dan berteriak, "Jangan hiraukan kata-kata orang ini hayo kita serang dia!"
Dalam sekejap keempat senjata itu menyerang ke arah Wo Shi Shui.
Wo Shi Shui marah tapi juga ingin tertawa, dia berkata, "Kau tidak mempunyai kesalahan, kau adalah orang yang paling kuat di antara kalian berempat, tapi begitu kau tertekan kau merasa hatimu kacau, kakimu pun tidak bisa berdiri dengan tegak. Sebelum kau menyerang kau sudah merasa ketakutan dulu, mana bisa kau menahan seranganku ini?"
Kata-kata itu belum selesai diucapkan, keempat orang ini sudah tubuhnya melayang dan terbanting lalu tidak dapat bangun lagi.
Keempat orang ini roboh, tapi dengan segera 10 orang lebih sudah berlarian menuju tempatnya. Wo Shi Shui berkata dengan marah, "Siapa yang menghalangiku, dia akan mati, yang aku cari adalah ketua kalian."
Tiba-tiba seseorang yang mengenakan baju merah datang dengan kecepatan seperti kilat. Murid-murid Chang Xiao Bang segera memanggil orang ini, "Ketua Mu!"
Orang itu telah sampai di depan Wo Shi Shui, orang itu mengamatinya sebentar dan berkata, "Aku kira siapa yang datang mengunjungi Chang Xiao Bang ternyata hanya anak kecil. Hai anak kecil, kembalilah kepada ibumu untuk menyusu. Aku adalah pembunuh hitam, Mu Shan Lan dan kau harus tahu itu."
Wo Shi Shui dengan pandangan dingin tapi tidak menjawab. Mu Shan Lu merasa tidak suka ketika dia diamati oleh Wo Shi Shui. Hatinya sangat marah dan dia bertanya, "Siapa kau?"
Dengan dingin Wo Shi Shui menjawab, "Kau tahu arti nama Wo
Shi Shui!" (Wo=aku, shi=adalah, shui=siapa). Sesudah mendengar nama ini Mu Shan Lu tertawa terbahak-bahak. Dia berkata kepada murid-murid Chang Xiao Bang yang lain, "Di dunia ini ada nama yang begitu aneh dan kurang ajar, seperti cmahirkan oleh seekor anjing saja. Namanya adalah Wo Shi Shui. Dia sendiri pun tidak tahu siapa dirinya" Ha..ha...."
Murid-murid Chang Xiao Bang yang berada di pinggirnya juga ikut tertawa. Tapi baru saja tertawa sebentar suara Mu Shan Lu menjadi serak. Tawa murid-murid Chang Xiao Bang yang lain pun berhenti!
Karena Mu Shan Lu tidak bisa tertawa. Wo Shi Shui sudah mengeluarkan kepalan i tangannya dan memukul. Mu Shan Lu merasa kepalan Wo Shi Shui semakin besar dan besar, kemudian mendekatinya dan dia pun terkena pukulan ini. Delapan1 gigi dan darah bersamaan menyembur keluar.
Mu Shan Lu roboh ke bawah, dengan marah dan benci dia berteriak, "Kurang ajar! Bunuh dia!"
Segera puluhan murid Chang Xiao Bang datang lagi. Mereka mencabut golok, mencabut pedang, mengeluarkan panah dan mengurung Wo Shi Shui.
Terdengar Wo Shi Shui dengan marah berteriak, "Baiklah, kalian adalah kaki tangan Zheng Bai Shui dan sudah menghancurkan Han Ying Bao, merusak kantor Biao Qing Yun dan Han Bi Lou. Kalian sudah melakukan perbuatan yang tidak manusiawi. Aku akan membunuh kalian sampai habis baru bertemu dengan Zheng Bai Shui."
Darah muncrat, orang bergerak, suara teriakan sudah terdengar.
---ooo0dw0ooo---
Di Wisma Shi Jian.
Suara bertarung sudah berakhir.
Pendekar mengeluarkan darah. Laki-laki sejati juga mengeluarkan darah. Beg
Pendekar Cacad 7 Golok Halilintar Karya Khu Lung Bara Naga 11
^