Lambang Naga Panji Naga Sakti 9

Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen Bagian 9


i perusahaan Hauw Wie Piauw kiok
ini langsung kembali kekantornya.
661 Pui Cong Yan, Liem Toa Lek serta Nyioo Su Jan masih
menanti kedatangannya di ruang tengah.
Kwan Tiong Gak langsung berjalan masuk kedalam
ruangan. Melihat munculnya sang Cong Piauw-tauw
segera serunya ;
"Toako, Giok Liong sekalian sudah mempersiapkan
kereta, menanti Toako telah datang, kita segera
berangkat."
Tapi dengan cepat Kwan Tiong Gak ulapkan
tangannya. "Suruh mereka turunkan pelan pelan itu malam ini kita
tidak jadi berangkat."
"Toako sudah berubah pikiran?"
Kwan Tiang Gak tertawa getir. lambat lambat ia
berjalan kesisi tungku api dan duduk.
"Sie Tok say adalah seorang pembesar budiman."
katanya. "Susah buat kita untuk berjumpa dengan
pembesar budiman semacam dia, setelah Siauw heng
bicarakan beberapa saat dengan dirinya, tak tahan aku
terpaksa, ikut campur dalam urusannya."
"Ikut urusan apa?"
"Urusan peta rahasia pengangon kambing Sie ToK-say
telah menyerahkan peta rahasia, tersebut kepada siau
heng dan aku telah mengadakan perjanjian dengan para
662 jago, besok malam akan membuka perjamuan di tepi
telaga She Yang Auw hutan pohon Liauw untuk
menyelesaikan persoalan ini."
"Cong Piauw tauw, bukankah dia ini mencari repot
buat diri sendiri?" tanya Nyioo Su Jan.
Air muka Kwan Tiang Gak berubah jadi amat serius.
"Manusia, kadang kadang lebih baik mencari sedikit
hal yang merepotkan."
Sinar matanya dialihkan keatas wajah Lim Toa Lek dan
sambungnya lebih lanjut, "Toa Lek, hal ini harus
merepotkan diri mu."
"Hamba menanti perintah." dengan cepat Lim Toa Lek
berseru. "Besok pagi adalah tanggal satu tahun baru, semua
rumah makan pada tutup dan beristirahat,
mempersiapkan sayur serta arak bukan Suatu urusan
yang gampang, aku rasa pihak koki harus bekerja
lembur." "Ooobw". ". urusan itu gampang sekali."
"Baik! Aku telah berjanji akan berjumpa dengan
mereka pada kentongan pertama, karena itu sebelum
kentongan pertama, kau harus mempersiapkan empat
meja perjamuan yang diatur didalam hutan pohon Liauw
tepi telaga Shen Yang Auw."
663 "Harap Cong Piauw tauw berlega hati, hamba tak akan
salah bekerja."
"Toa to!" tiba tiba Poei Ceng Yan berseru.
"Siapa saja yang kau undang dalam perjamuan besok
malam?""
Kwan Tiong Gak termenung sebentar, kemudian
jawabnya, " Kemarin malam mereka menyelundup masuk
kedalam istana Tok Say, siapakah orang orang itu siauw
heng tidak berhasil menemui nya dengan jelas, tapi
dapat kuketahui ke Giok Lang tidah termasuk
diantaranya. yang jelas orang orang itu terdiri dari jago
jago lihay Bu Lim."
"Apakah Toako bermaksud menghadiri pertemuan itu
seorang diri?"
"Kali ini aku hendak minta bantuan kalian. Su Jan, Toa
Hauw. Giok Long sekalian semua ikut"."
Ia merandek sejenak lalu terusnya ;
"Sekarang kita harus beristirahat semua, Besok sore
kita akan mengatur rencana."
Semalam lewat dengan cepatnya, ketika sore harinva
telah menjelang datang Kwan Tiong Gak pun mulai
mengatur tugas untuk masing masing anak buahnya
664 Ketika malam hari kembali menjelang para jago jago
secara beriring bersama sama berangkat kedalam hutan
pohon Liuw ditepi telaga She Yan Auw.
Sejak tadi Liem Toa Lek sudah menanti didalam hutan,
ditepi telaga Shen Yang Auw yang sunyi terdapatlah
empat meja perjamuan yang sudah diatur sangat rapih.
Walaupun malam ini adalah suatu malam yang bersih
dan terang, tapi hawa dingin sangat menusuk badan,
bintang bertaburan di angkasa menambah sunyinya
suasana. Perlahan lahan Kwan Tiong Gak tarik napas panjang
panjang. "Sekarang sudah jam berapa?"
"Hampir kentongan pertama," sahut Liem Toa Lek
cepat. "Coba pasanglah lentera dan perintahkan para koki
untuk mempersiapkan sayur dan hidangkan diatas meja
perjamuan."
"Semuanya telah siap. tak akan kacaukan urusan."
Bicara sampai disitu orang she Liem ini lantas
berpaling pada dua orang pembantunya
"Pasang lampu dan naikkan lentera."
665 Cahaya api nampak berkilat, sebentar saja delapan
buah lentera sudah digantungkan diempat penjuru
diujung pohon liuw api tungku berkobar kobar, dua
orang koki-memasang wajan dan mulai melakukan
kerjanya. Seketika bau harum tersebar menusuk hidung
membuat napsu bersantap menyerang dihati setiap
orang. dengan membawa enam orang, dua orang koki dan
empat orang pembantu yang cakap untuk membereskan
semua urusan. Walaupun jumlah orang sangat sedikit tapi setiap
orang cakap dan pandai bekerja, dalam sekejap mata
lampu sudah dipasang dan mangkuk serta sumpit sudah
dihidangkan diatas meja.
Kwan Tiong Gak dengan memakai seperangkat
pakaian ketat berwarna Hitam dengan jubah terbuat dari
kulit macan berdiri disebelah Timur menantikan
kehadiran tetamunya Poei Ceng Yan serta Nyioo Su Jan
berdiri berjajar dibelakangnya.
Sedangkan Thio Toa Hauw, Lie Giok Liong serta Lie
Can masing masing membawa dua orang pembantu
berjaga disudut sudut yang berbeda.
Belum lama sayur dan arak dihidangkan mendadak
terdengar suara gelak tertawa seseorang berkumandang
datang. 666 "Kwan heng, kau sungguh pandai, melakukan sesuatu
yang aneh dan menarik. ditengah hawa dingin yang
menusuk badan ternyata kau hendak menjamu tetamu
didalam hutan pohon Liuw diatas permukaan salju yang
dingin menusuk badan ini Siauwte sudah menjelajahi
hampir tiga belas keresidenan di daerah Selatan tapi baru
saja pertama kali ini menghadiri perjamuan macam
begini." Sembari berkata muncullah seorang pemuda, dia
bukan lain adalah si Hoa Hoa Kong cu, Ke Giok Lang.
Dia, tetap memakai jubah biru dengan topi model
siangkong, tangannya mencekal sebuah kipas dan
berjalan mendekat dengan langkah tenang.
Sebelum sempat Kwan Tiong Gak buka suara, Nyioo
Su Jin telah buru buru menyambut, ujarnya sembari
menjura, "Nyioo Su Jan mewakili Cong Piauw-tauw
menyambut kedatangan tetamu terhormat, silahkan Ke
Kongcu ambil tempat duduk."
Dengan pandangan dingin Ke Giok Lang memandang
sekejap kearah Nyioo Su Jan, lalu tanpa mengucapkan
sepatah katapun ambil tempat duduk dan tak bergerak
lagi. Mengikuti dari belakang Ke Giok Lang meluncur
datang segulung angin angin berbau harum, seorang
dara berpakaian ketat warna hijau dengan celana
berwarna hijau ikat kepala warna hijau serta menyoreng
sebilah pedang laksana kilat melewati Nyioo Su Jan dan
duduk tepat dihadapan Ke Giok Long.
667 Dibawah sorotan sinar lentera, dapat dilihat dara
berbaju hijau itu mempunyai paras muka yang sangat
cantik dengan sepasang mata yang jeli serta bibir yang
kecil mungil. Agaknya Ke Giok Long merasa tidak puas atas
tindakan Kwan Tiong Gak yang tidak menyambut sendiri
kehadirannya, tanpa memperdulikan diri orang she Kwan
lagi ujarnya kepada dara berbaju hijau itu, "Sejak dulu
pertemuan tidak bakal ada pertemuan ysng baik,
biasanya perjamuan selalu diadakan diatas loteng yang
indah atau ruangan yang megah. Lain halnya dengan
perjamuan yang diadakan malam ini ditengah hutan yang
dingin dan terpencil, kalau ditinjau keadaan sekitar sini
seharusnya perjamuan ini disebut sebagai perjamuan
Pah Ong!" "Ke Kongcu," timbrung Nyioo Su Jen lambat lambat,
"perjamuan yang di adakan Cong Piauw tiauw di malam
ini disebut perjamuan Ciang Thaykong memancing ikan,
siapa yang mau hadir sama halnya kena terpancing . ."
"Hm, sudah lama kudengar orang orang perusahaan
Hauw Piauw kiok pandai berbicara ternyata ucapan ini
sedikitpun tak salah." jengek Ke Giok Lang sambil
tertawa, "Ke Kongcu terlalu memuji, padahal dalam kenyataan
kalau di bicarakan siapa yang pandai bicara aku orang
she Nyioo masih tertinggal apabila dibandingkan dengan
diri Ke Kongcu."
668 Sreeet".! Ke Ciok Lang membentangkan kipasnya dan
mulai menggoyangkan benda tersebut kendati berada
ditengah cuaca yang sangat dingin, katanya sambil
tertawa "Aku orang she Ke memang suka banyak bicara, tak
aneh kalau kau pun sukar menutup mulut. Tapi disini
terdapat pula seorang gadis perawan, istilahmu
memancing ikan, benar benar terlalu menghina dirinya,
kau sepatutnya memperoleh tamparan keras."
Baru saja ia menyelesaikan kata-katanya mendadak
gadis berbaju hijau itu meloncat bangun dan laksana kilat
mengirim sebuah serangan,
Nyioo Su Jan tidak menyangka kalau dara berbaju
hijau itu bisa melancarkan serangan mendadak bahkan
serangannya tepat dan cepat, untuk menyingkir tak
sempat lagi, tidak ampun pipi kirinya kena ditampar satu
kali, saking kerasnya bukan saja wajah jadi merah
membengkak bahkan tertera pula bekas lima telapak.
Sewaktu turun tangan gerakan yang dilakukan dara
berbaju hijau itu sangat cepat-waktu menarik kembali
tangannya pun luar biasa cepatnya tidak menanti Nyioo
Su Jao melancarkan serangan balasan ia sudah mundur
kembali ketempatnya semula.
Nyioo Su Jan mundur dua langkah sambil memegangi
pipi kirinya dan berdiri termangu mangu disana, bukan
saja ia dibuat terperanjat atas kecepatan gerak dara
berbaju hijau itu bahkan Iapun merasa bingung apa yang
harus dilakukan pada saat ini.
669 Terdengar Ke Giok Lang tertawa terkgelak.
" Hahahaha". sungguh tepat sekali tamparan ini!
Tidak terlalu perlahanpun tidak terlalu berat, bukan saja
telah menghukum mulutnya yang dipentang seenak
sendiri bahkan tidak sampai melukai perasaan, lebih laik
cepat cepatlah kau mencari kesempatan untuk
mengundurkan diri!"
Jelas dua patah perkataan terakhir sengaja ditujukan
kepada diri Nyioo Su Jan.
Nyioo Su Jan adalah seorang jago yang banyak
pengalaman dan terlatih, ia tahu apabila di sebabkan
dirinya kena di tampar dan mencari gara gara dalam
keadaan seperti ini perjamuan yang di selenggarakan
oleh Cong Piauw tauw pasti akan mengalami kekacauan
oleh sebab itu tetap bersabar diri.
Pada saat itulah dengan langkah lebar Pui Ceng Yan
berjalan mendekat serunya, "Su Jan, tak perlu kita ribut
dalam Keadaan seperti ini. Legi pula seorang lelaki sejati
tidak usah banyak mencari urusan dengan kaum wanita.
Kau mundurlah untuk beristirahat, biarlah aku yang
melayani Ke-Kongcu serta nona ini."
Nyioo Su Jan menghela napas, perlahan lahan ia
mengundurkan diri kebelakang.
Setelah orang she Nyioo mengundurkan diri, Pui Ceng
Yan baru alihkan sinar matanya kearah dara berbaju
hijau itu ujarnya dingin, "Gerakan nona sewaktu turun
670 tangan sungguh cepat sekali, aku orang she Pui merasa
kagum"."
"Saudara ini adalah Hu Cong Piuw tauw dari
perusahaan ekspedisi Hauw Wie Piauw kok," tukas Ke
Giok Lang memperkenalkan. "Orang orang menyebut
dirinya sebagai si "Thiat Ciang Kiem Huan" atau telapak
besi berselang emas, ilmu telapak Thiat Sang Ciang nya
telah berhasil dilatih hingga mencapai tarap menghancur
lumatkan batu nisan."
"Ooouw". Ke Kongcn terlalu memuji kepandaian cakar
ayam dari cayhe, hal ini membuat siauwte merasa amat


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

malu." Ke Giok Long tersenyum, perlahan-lahan Ia berpaling
dan ujarnya, "Poci Ao Cong Piauw tauw, kenalkah kau
dengan nona ini?"
"Aku orang sha Poei jarang sekali berkenalan dengan
kaum wanita, maaf aku tidak mengenalnya."
"Tidak mengenalnya memang sangat tepat sekali
dalam penggunaan katamu, sekali-pun kau tidak kenal
siapakah nona ini, toh kau kenal bukan dengan ayahnya
si Pancingan sakti Hoo Tong?""
"Jadi dia adalah Hoo Lian Hoa, nona Hoo?" seru Poci
Ceng Yan tertegun, "Sedikitpun tidak salah, dia bukan
lain adalah nona Hoa. Hoo Lian Hoa yang dicari kesana
kemari oleh Tui Hong Hiap atau pendekar pengejar angin
Cing Lok San!"
671 "Maaf, maaf". cayhe pernah berjumpa satu kali
dengan ayahmu." kata orang she Poei lagi seraya
menjura. Hoo Lin Hoa tertawa hambar.
"Kawan ayahku sangat banyak, orang yang pernah
berjumpa sekali dengan beliau sudah tak bisa dihitung
lagi dengan jari."
Ketenggor batunya Poei Ceng Yan terpaksa
mendehem perlahan.
"Si pendekar pengejar angin Cing Jieya pernah
berjumpa dengan diriku beberapa hari berselang."
katanya perlahan. "Dengan menempuh hujan salju ia
melakukan perjalanan kesana kemari untuk mencari
kabar berita dari nona, entah dia sudah menjumpai diri
nona belum?"
"Paman Cing Jie siok sudah kujumpui."
"Apakah nona tidak pulang bersama sama dirinya?"
"Soal ini adalah urusan kami pribadi, tak usah orang
ikut merasa khawatir." tegur Hoo Lian Hoa dengan alis
berkerut. Mendengar jawaban yang hambar Pui Ceng Yan
tertawa pahit. "Nona, ayahmu si pancingan sakti Hoo Tong Adalah
seorang jago yang tersohor dikolong langit. "."
672 "Ayahku punya nama besar didalam kolong langit atau
tidak, apa sangkut pautnya dengan dirimu?" tukas dara
she Hoo itu dingin.
"Aku sangat mengagumi ayahmu."
"Kau sangat kagum dengan ayahku, pergilah mencari
ayahku, apa sangkut pautnya dengan diriku?"
Diam diam Tui Ceng Yan salurkan hawa murninya
melakukan persiapan, kemudian ambil menghela napas
panjang katanya, "Cayhe ikut merasa sedih dan
menyesal atas perbuatan diri nona"."
"Apa yang perlu kau sesali" apa yang perlu kau
sedihkan?""
"Aku merasa menyesal karena nona tidak tahu diri dan
tidak bisa membedakan mana orang baik mana orang
jahat. Didalam dunia persilatan Ke Kongcu mempunyai
sebuah sebutan entah tahukah nona akan hal ini?"
"Bukankah Hoa Hoa Kongcu?"
"Sedikitpun tidak salah, setelah kau tahu siapakah
dirinya, kenapa kau masih hantarkan diri kemulut
macan?" Mendengar perkataan itu Hoo Lian Hoa jadi amat
gusar. 673 "Kurang ajar, kau orang melihat Sam-kok
mengucurkan air mata, merasa risau bagi orang orang
kuno"."
"Sekalipun nona tidak mau mendengarkan cayhe pun
akan selesaikan perkataanku, hal Inipun merupakan hal
yang membuat cayhe mewakili ayahmu merasa sedih,
terang terang kau nona tahu bahwa dirimu sedang
mengantarkan diri kemulut mscan, kenapa kau justru
memilih jalan tersebut" Bukankah perbuatanmu ini akan
menghancurkan nama baik ayahmu?"."
Ke Giok Lang yang selama ini tidak banyak bicara
mendadak menukas, "Pui Hui Cong Piauw tauw, apakah
kau masih belum merasa puas" Seseorang kadang kala
harus mengetahui batas batas diri dalam pembicaraan."
Selagi Pui Ceng Yan siap beradu bicara mendadak
tampak dua orang berjalan datang mendekati meja
perjamuan tersebut.
Orang pertama adalah seorang lelaki berbaju hitam
yang berusia empat puluh tahunan, ditangannya
menyekal sebuah bantalan berbentuk panjang.
Orang kedua adalah seorang pengemis dengan
pakaian compang camping serta rambut awut awutan,
dia adalah si Naga Langit Pouw Cing.
Lelaki berbaju hitam itu memandang sekejap kearah
Kwan Tiong Gak lalu mencari tempat duduk sendiri.
674 Ssdangkan si Naga Langit Pouw Cing menyapu
sekejap keempat penjuru lalu serunya, "Sungguh aneh
sekali, kenapa yang datang tidak banyak?"
Puei Ceng Yan segera maju menghampirinya.
"Dari pihak Kay Pang apakah hanya kau seorang?"
"Urusan ini tiada sangkut pautnya dengan pihak Kay
Pang urusan ini adalah urusan aku orang she Pouw
pribadi." "Kalau begitu silahkan duduk."
"Selamanya aku sipengemis cilik tak perlu orang
menyapa, Poei Hu Cong Piauw tauw pun tak usah repot
repot terhadap diriku" Karena sipengemis sudah berkata
demikian Poei Ceng Yan pun segera putar badan menjura
kearah lelaki berbaju hitam itu.
"Kawan, dapatkah kau sebutkan siapakah namamu7"
"Kau sedang bertanya kepada diri cayhe?" tanya lelaki
berbaju hitam itu sambil meletakkan buntalannya.
"Sedikitpun tidak salah!"
"Cayhe she Kouw, soalnya namaku kurang enak
didengar maka lebih baik tak usah kukatakan saja."
Sebelum Poei Ceng Yan sempat mengucapkan
sesuatu, seorang kakek tua berbaju serba merah secara
675 diam diam tanpa menimbulkan sedikit suarapun sambil
duduk disebuah kursi.
Orang itu memakai pakaian yang sangat istimewa
seluruh tubuhnya memakai baju berwarna darah, dia
bukan lain adalah sidewa api Ban Cauw adanya.
"Ooouw".! saudarapun ikut hadir?" tegur Poci Ceng
Yan segera. "Kalau bukan dikarenakan peta pengangon kambing
serta perusahaan Hauw Wie Piauw kiok yang
mengundang, belum tentu bisa mengundang loohu hadir
ditempat ini."
Jawaban dari Ban Cau amat dingin sekali.
Poei Ceng Yan tetawa hambar.
"Jago lihay yang ikut hadir pada malam ini sangst
banyak sekali lebih baik Ban heng jangan terlalu tinggi
menaruh harapan."
Ban Cau mandengus dingin, sinar mata nya berputar
tiada hentinya disekeliling tempat itu, entah apa yang
sedang ia cari.
Pada saat itu, diatas empat buah meja tamu, kecuali
diduduki Giok Lang aerta Go Lian Hoa dalam sate meja,
disisinya Si Dewa Api Ban Cau, si naga langit Pouw Cing
serta lelaki she Kouw itu masing masing menempati
sebuah meja tersendiri, dengan demikian empat meja
perjamuan ditempati oleh lima orang.
676 Orang she Ouw itu walaupun belum lama datang,
tetapi ia paling tidak sabaran, sambil tertawa dingin
mendadak serunya, "Siapakah yaag menjadi tuan rumah
dalam pertemuan kali ini?"
Kwan Tiong Gak yang selama ini berdiri Menonton
disamping segera menjawab lantang, "Cayhe adanya,
entah saudara ada petunjuk apa?"
"Kau orangkah yang bernama Kwan Tiong Gak. Cong
Piauw tauw dari perusahaan Hauw Wie Piauw kiok?"
" Sedikitpun tidak salah, entah siapakah nama
saudara?" "Tadi sudah siauwte katakan bahwa namaku sangat
tidak enak didengar, kalau Cong Piauw tauw ingin
bertanya juga, terpaksa siauwte harus mengutarakannya
keluar".,"."
Setelah mendehem berat terusnya, "Siauwte bernama
Kouw Put Cian." (Put Cian artinya tidak lengkap).
"Oooooow"., kiranya si "Koei So Si Hun" atau si
tangan setan pencabut nyawa Kouw Put Cian." seru
Kwan Tiong Gak sambil tertawa hambar.
Kouw Put Cian segera tersenyum.
"Tadi sudah siauwte katakan kalau nama serta
sehutanku sangat tidak enak didengar, tapi kau Kwan
677 Ciong Piauw tauw ingin tahu juga, terpaksa cayhe
utarakan keluar"."
"Tidak mengapa, tidak mengapa, aku orang she Kwan
paling tidak pantang terhadapi sebutan apapun juga."
"Aku dengar orang berkata, pertemuan didalam hutan
pohon liaw ini akan diselengarakan pada kentongan
pertama?" "Sedikitpun tidak salah "
"Sekarang sudah jam berapa?"
"Hampir mendekati kentongan kedua!"
"Kwan Cong Piauw tauw mengundang kami datang ke
hutan sesunyi ini apakah hanya untuk bersantap belaka?"
"Tentu saja ada urusin lain!"
"Baik! waktunya sudah tiba. Kwan Cong Piauw
tauwpun boleh segera berbicara!"
Perlahan lahan Kwan Tiong Gak mengangguk.
"Kita sudah menunggu sangat lama, kawan kawan
yang tak bisa salahkan kami tidak menepati janji"."
Dari dalam sakunya ia mengambil keluar pengangon
kambing itu dan dengan langkah lebar berjalan
kehadapan Kouw Put Cian, sambil berhenti katanya lebih
lanjut, "Ditengah malam sedingin ini cuwi berdatangan
678 kemari, aku rasa semuanya tentu dikarenakan peta
pengangon kambing ini,"."
"Sedikitpun tidak salah" tukas Kouw Put Cian. "Entah
Kwan heng siap hendak menyelesaikan masalah peta
pengangon kambing ini dengan cara bagaimana?"
"Peta lukisan ini"."
Terdengar suara langkah manusia berkumandang
datang memotong perkataan Kwan Tiong Gak yang
belum selesai diucapkan.
Ketika semua orang berpalirg, terlihatlah dua orang
toosu dengan seorang paderi telah berjalan datang
dengan langkah lebar.
Walaupun kedua orang toosu itu sama memakai baju
berwarna hijau, tapi orang yang berada disebelah kiri
sudah berusia empat puluh tahunan sedang yang berada
disebelah kanan baru berusia dua puluh tahunan
dipunggung masing-masing tersoreng sebilah pedang.
Sedangkan paderi tersebut memakai jubah hweesio
berwarna abu abu, usianya diantara tiga puluh tiga, tiga
puluh empat dengan badan yang putih bersih,
kelihatannya sangat halus dan terpelajar. Ia bertangan
kosong tidak membawa senjata tajam apapun.
Ke Giok Lang, Kouw Put Cian, Ban Cau, Pouw Cing
serta Kwan Tiong Gak sekalian mengalihkan sinar
matanya keatas wajah sang paderi serta kedua orang
toosu itu. 679 Pada saat beberapa orang itu sedang memperhatikan
kehadiran sang paderi serta dua orang toosu itu, seorang
pemuda berbaju warna biru dengan kepala tertunduk
diam-diam berjalan kesisi meja Pouw Cing dan duduk
disana tanpa menimbulkan suara sedikitpun.
Gerakan lincah dan ringan apabila perhatian semua
orang dicurahkan atas hadirnya beberapa orang lain,
maka tidak seorangpun yang memperhatikan munculnya
pemuda ini. Pada saat itulah terdengar Kie Giok Lang tertawa
hambar. "Selamat berjumpa, selamat berjumpa, tidak disangka
Han Im Toosiang yang memiliki nama tersohor juga ikut
hadir kemari."
Toosu berusia setengah baya itu berpaling sekejap
kearah Ke Giok Leng lalu sapanya, "Ke Kongcu, selamat
berjumpa."
"Kolong langit sangat luas, tidak disangka bisa
bertemu muka disini."
Ham In Toojien tidak berbicara lagi, dengan membawa
toosu muda itu mereka ambil tempat duduk semeja
dengan Ban Cau.
Kedua orang itu duduk dengan sejajar, hal ini
menunjukkan kalau bukan guru dan murid.
680 Sebaliknya si paderi berbaju abu abu itu putar
matanya dan langsung berjalan kesisi Kouw Put Cian
untuk duduk semeja dengan dirinya.
Orang ini memiliki wajah yang kaku, mukanya hamkar
sama sekali tidak terlintas senyuman maupun rasa gusar,
sekalipun orang lain mengejek dan menyindir dirinya
setelah melihat air muka yang putih itu kebanyakan akan
membungkam sendiri.
Agaknya Poei Ceng Yan serta Nyioo Su Jan sama ingin
menghampiri tetamu itu, tapi dapat di cegah oleh Kwan
Tiong Gak. Kursi dimana paderi berbaju abu-aba duduk terpaut


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sangat dekat dengan Kouw Put Cian, hal ini membuat
orang she Kouw itu mau tak mau harus mempertinggi
kewaspadaannya, sepasang mata tiada hentinya
memperhatikan gerak gerik paderi itu,
Pada saat itulah kembali Kwan Tiong Gak mengalihkan
sinar matanya keempat penjuru, mendadak ia tertawa
tergelak dan serunya, "Mungkin masih ada kawan yang
belum datang, tapi waktu sudah lewat aku orang she
Kwan pun tak akan menanti lagi"
Perlahan lahan dia meletaksn peta pengangon
kambing itu keatas meja kemudian sambungnya, "Aku
orang she Kwan mencari sesuap nasi dengan bekerja
sebagai pengawal barang tetamu keluar uang kami tiada
alasan harus jual nyawa buat orang."
681 "Tapi bukankah barang kawalan itu sudah tiba
ditempat tujuan kota Kay Hong" tukas Kee Giok Lang tiba
tiba. "Sepanjang perjalanan, kawan-kawan Bu lim yang
melakukan pengejaran sama sekali tidak turun tangan,
hal ini sudah memberi muka buat kalian perusahaan
Hauw Wie Piauw kiok untuk tancap kaki, tidak disangka
kau Kwan Tiong Piauw tauw terlalu banyak urusan,
setelah cuci tangan tidak mau pulang kedesa sebaliknya
malah melibatkan diri kedalam urusan ini."
"Pada mulanya, sewaktu perusahaan Hauw Wie Piauw
kiok kami menerima tawaran ini, kami benar benar tidak
tahu kalau di antara barang kawalan tersebut terdapat
pula sebuah peta pengangon kambing, tidak di sangka
pendengaran kalian lebih tajam dan berhasil mengetahui
berita, ini. Walaupun sepanjang perjalanan terjadi
banyak perubahan untung sekali urusan tidak sampai
berubah makin besar".,"
"Kwan Kong Piauw tauw," tukas Kouw Put Cian
dengan suara dingin, "kami datang kemari bukan untuk
mendengarkan kisah yang telah terjadi tempo dulu,
dimalam tahun baru yang demikian dingin kami datang
ke hutan sunyi ini untuk mendengarkan Kwan Cong
Piauw tauw secara bagaimana anda menyelesaikan
masalah mengenai peta Pengangon kambing ini."
"Untuk menyelesaikan masalah peta pengangon
kambing cayhe menemui berbagai kesulitan, entah
bagaimana pendapat dari saudara?" balik tanyanya.
Mendadak Ke Giong Lang bangun berdiri.
682 "Kwan Cong Piauw tauw, cayhe berharap Kwan Cong
Piauw tauw suka membantu aku orang she Ke
membuktikan tentang satu hal."
"Aku paham, silahkan kau utarakan keluar!"
"Pemilik sebenarnya dari peta pengangon kambing ini
apakah benar telah setuju untuk hadiahkan peta rahasia
ini kepada aku orang she Ke?"
"Sedikitpun tidak salah, memang pernah terjadi
peristiwa semacam ini."
"Menurut keadaan yang seharusnya, bukankah peta
rahasia pengangon kambing ini adalah milik aku orang
she Ke?" "Sedikitpun tidak salah."
"Kalau memang demikian bagaimana kalau Kwan heng
serahkan dahulu peta rahasia penganon kambing ini
kepada aku orang she Ke?"
Belum sempat Kwan Tiong Gak memberi jawaban, si
Naga Langit Poaw Cing telah menimbrung dari samping,
"Sakalipun terhitung Kwan Cong Piauw-tauw setuju
untuk serahkan peta rahasia pengangon kambing itu
kepadamu, belum tentu benda tersebut sudah menjadi
milikmu." "Dapatkah aku orang she Ke melindungi peta rahasia
pengangon kambing itu, hal tersebut merupakan urusan
683 pribadi aku orang she Ke sendiri, tak perlu kau
sipengemis cilik ikut merasa kuatir"
"Tapi sipengemis cilik hendak merebutnya."
"Tidak salah, kau boleh rebut dan semua jago yang
hadir disini boleh ikut merebut. Persoalannya sekarang
justru terletak psda mampukah kalian merebutnya-,"
"Kita bisa Coba saat ini Juga,"
"Sudah".sudahlah".kalian tak usah ribut terlebih
dulu," tukas Kwan Tiong Gak melerai. "Cayhe tak akan
menyerahkan peta rahasia pengangon kambing ini
kepada siapa pun juga."
"Kwan heng" seru Ke Giok Lang dengan nada kurang
puas. "Baru saja kau telah mengakui kalau peta rahasia
tersebut sudah menjadi milik siauwte, dengan alasan apa
kau tidak suka menyerahkan benda itu kepeda diriku . .
," Air muka Kwan Tiong Gak kontan berubah jadi hebat.
"Ke kongcu!" serunya lantang. "Kau tidak usah
berdebat coba mencari menang sendiri, sewaktu peta
rahasia pengangon kambing direbut orang kita berapa
disatu tempat, dalam hatipun kau paham perbuatan itu
bukan hasil permainan setan dari perusahaan Hauw
Piauw kiok Kami,"
Mendadak Han In Tootiang bangun berdiri.
684 "Kwan Piauw tauw, Ke Kongcu. semua kejadian itu
sudah berlalu. Sekarang kami hanya ingin mengetahui
secara bagaimana Kwan heng akan menyelesaikan
masalah mengenai peta rahasia pengangon kambing ini,"
serunya. "Baik!" Kwan Tiong Gak mengangguk, "Akupun tidak
ingin berbicara panjang lebar lagi, aku si orang she Kwan
sangat berharap Cuwi sudi memberi muka kepadaku
dengan sementara, melepaskan niat untuk mendapatkan
peta rahasia pengangon kambing tersebut."
"Jadi peta rahasia tersebut untuk sementara akan
disimpan dalam saku kau Kwan Tiong Gak, bukan
begitu?" kata Kouw Put Cian dingin.
"Benar, hanya saja sebelum Cap Go meh nanti cayhe
pasti akan memberikan satu penyelesaian yang bagus
untuk saudara saudara sekalian, waktu itu kalian mau
rebut mau rampas dengan cara apapun aku tidak mau
tahu".disamping itu kalianpUn harus tahu aku bukan
bermaksud hendak mengangkangi benda itu."
"Heee". .heee ". heee . . , . kalau kami tidak setuju
dengan caramu ini, kau mau apa?"" jengek si Dewa api
Ban Cau sambil tertawa dingin.
"Barang siapa saja yang tidak suka memberi muka
buat aku orang she Kwan. terpaksa silahkan turun
tangan untuk coba merampasnya."
Seketika suasana didalam hutan pohon Liuw jadi sunyi
senyap tak kedengaran sedikit suarapun.
685 Lama".lama sekali mendadak terdengar suara gelak
tertawa yang keras memecahkan kesunyian,
"Haaa". haaa". haaa".jadi maksud Kwan Cong
Piauw tauw mengundang kami datang kemari hanya
suruh kami mendengarkan sepatah kata ini saja?"
Orang yang berbicara bokan Lain adalah Kouw Pun
Cian. Kembali Kwan Tiong Gak tertawa hambar.
"Hal ini sih bukan, aku orang she Kwan sama sekali
tiada maksud untuk mengangkanginya."
"Padahal Kwan Cong Piauw tauw tak perlu memiliki
niat untuk mengangkangi benda itu!" seru Ke Giok Lang
pula lambat lambat. "Asalkan diteliti selama sepuluh
sampai setengah bulan, kau sudah cukup mampu untuk
mengingat rahasia dari lukisan tersebut"
Belum selesai ia berkata Kwan Tiong Gak telah
menukas sembari menggeleng.
"Mungkin bagi kau Ke Kongcu mempunyai
kemampuan untak berbuat demikian, tapi aku orang she
Kwan sama sekali tiada berkepandaian untuk mengingat
ingat apa yang telah kulihatnya."
"Sekalipun terhitung apa yang Kwan Cong Piauw-tauw
katakan adalah suatu pernyataan jujur, hal itu pun tak
bisa membuktikan sesuatu apapun, gambar rahasia
686 tersebut kini sudah berada di tangan Kwan Cong Piauw
tauw, kau tidak usah susah susah men cari seorang
pelukis jempolan untuk menjiplak lukisan itu, asalkan
tidak ketinggalan sedikit pun lukisan itu, bukankah
dikolong langit segera akan muncul "dua buah lukisan
pengangon kambing?"
"Ke Kong cu sungguh pandai sekali kau carikan jalan
keluar bagi aku orang she Kwan." kata Kwan Tiong Gak
sambil tersenyum." Tapi orang she Kwan sudah tahu
maksudmu yang sebenarnya hanyalah ingin
memanaskan suasana disini, agar semua orang tidak
menaruh kepercayaan kepada diriku lagi"."
Tapi Ke Giok Lang kembali tertawa hambar.
"Orang orang yang hadir dalam kalangan saat ini rata
rata merupakan jago jago berpengalaman yang telah
mengalami berbagai serta taupan, benar atau tidaknya
mereka bisa membuktikan sendiri dengan pikiran serta
penglihatan mereka, apa gunanya aku Orang she Ke
berusaha memanasi suasana di didalam kalangan?"
"Ke Kongcu," ujar Kwan Ttong Gak kemudian setelah
termenung berpikir sebentar "Jikalau kau begitu tidak
mempercayai aku orang she Kwan, entah kau Ke Kongcu
mempunyai cara apa yang hebat"
"Keadaan situasi hari ini sudah jelas tertera." kata Ke
Giok Lang sambil tertawa "perduli siapapun mereka ingin
mengangkangi peta rahasia pengangon kambing ini dan
dimilikinya buat diri sendiri, oleh karena itu sebelum
orang itu berhasil mendapatkan benda ini maka ia harus
687 minta persetujuan dahulu dari para jago yang lain.
Tentang soal ini saudara Kwan Cong Piauw tauw bisa
melihat dan memahami sendiri bukan."
" Orang yang datang pada saat ini amat banyak,
bagaimanapun juga persoalan harus diselesaikan satu
persatu. Kau Ke Kongcu paling banyak memiliki usul dan
pendapat, cayhe sangat berharap bisa bicarakan dulu
persoalan ini dengan dirimu hingga jelas."
"Jadi maksud Kwan Cong Piauw tauw kau siap hendak
bergebrak terlebih dahulu dengan diri siauwte?"
"Cayhe sama sekali tiada bermaksud menantang Ke
Kongcu untuk bergebrak, hanya urusan bagaimanapun
juga harus ada jalan penyelesaiannya, dan aku rasa Ke
Kongcu adalah kesulitan yang paling utama."
Ke Giok Lang termenung berpikir sebentar kemudian
ia mengangguk "Baiklah, kalau Kwan Cong piauw tauw bisa
memperoleh persetujuan dari para jago yang hadir disini
untuk sementara menyimpan peta rahasia itu dalam saku
Kwan Cong piauw tauw, urusan diantara kita berdua
dibicarakan lebih gampang lagi."
Pada saat itulah, mendadak Han Im Too tiang
meloncat bangun.
"Kwan Cong Piauw!?" serunya lantang. "Pinto ada
beberapa patah kata hendak minta petunjuk dari dirimu."
688 "Silahkan Tootiang berkata."
"Pinto ingin mengutarakan dulu maksud kedatangan
kami kesini sama sekali tidak membawa niat untuk
mendapatkan peta rahasia pengangon kambing tersebut,
tapi pinto-sekalipun tidak bisa mentah mentah melihat
peta rahasia itu terjatuh ketangan seseorang yang tidak
bertanggung jawab."
Mendengar ucapan itu si Dewa api Ban Ciu tertawa
dingin. "Tootiang kau sungguh lihay, dengan satu gala
membalikkan sebuah perahu, siapakah kau maksudkan
orang yang bertanggung jawab dan mana pula yang kau
maksudkan sebagai orang orang tidak bertanggung
jawab" "Sekali itu dalam hati pinto sudah punya pegangan,
tak perlu kuutarakan secara terbuka"
"Mungkin didalam pandangan Han Im Tootiang ako Ke
Giok Lang adalah manusia yang termasuk tidak
tertanggung jawab bukan begitu?" jengek sang Hoo Hoa
kongcu sambil tersenyum.
Han In tootiang tertawa hambar ia tidak bicara lagi.
Sitoosu muda yang duduk disisi Han In tootiang.
selama ini selalu memandang ke atas Ke Giok Lang serta
si Dewa Api Ban Ciu dengan sinar mata berkilat, kendati
begitu mulutnya tetap membungkam dalam seribubahasa.
689 Perlahan lahan Kwan Tiong Gak menggulung kembali
peta pengangon kambing itu dan disimpan kembali
kedalam saku, ujarnya sambil tertawa
"Orang orang yang hadir disini sekalipun tidak
membawa maksud untuk merebut peta rahasia ini,
merekapun bercita cita bisa mendapatkan peta rahasia
itu untuk dilindungi keselamatannya, kalau sekali salah
mengambil penyelesaian suatu pertarungan berdarah tak
akan terhindar, saudara saudara sekalian merupakan
jago jago kenamaan dari Bu lim, setiap orang memiliki
kepandaian andalan yang hebat. Bilamana sampai
meletus benar benar suara pertarungan, bukan saja akan
jauh korban bahkan akan ditertawakan pula oleh orang
orang Bu lim oleh karena itu siauwte berharap Cu wi bisa
sedikit bersabar".,"
"Jadi maksudmu kau inginkan agar kami bisa melihat
kau seorang mengangkang peta pengangon kambing itu
tanpa berkutik dan bersuara?" tukas Pouw Put Cian
dingin. Pada saat itulah mendadak mnncul seorang lelaki
berpakaian singkat warna biru menyoreng golok dan
memakai topi pelindung hawa dingin terbuat dari kulit


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

macan berjalan mendaki dengan langkah lebar.
Dibelakang lelaki mengikuti pula seorang lelaki
memakai topi kulit, berbaju kulit serta bercelana kulit.
Jilid 18 690 DENGAN sepasang mata Kwan Tiong Gak yang tajam,
dalam sekali pandangan saja ia dapat melihat
menemukan apabila wajah lelaki tersebut telah dipolesi
dengan obat penyamar, walaupun begitu sama sekali tak
berhasil menutupi wajah aslinya.
Ia bukan lain adalah Jen Pek To pengawal pribadi Sie
Tok Say. Tak usah melihat jelas lagi siapakah orarsg yang
berada dibelakangaya, sudah cukup bagi Kwan Tioag Gak
untuk mengetahui siapakah itu tanpa terasa lagi hatinya
sedikit terkesiap.
Setelah berusaha menenangkan hatinya Kwan Tiong
Gak segera ulapkan lengannya.
"Kalian berdua datang terlambat, silahkan dnduk
dipinggir sebelah sana ". "serunya
Ia mempersilahkan kedua orang itu duduk disatu meja
dengan si naga Langit Pouw Cing.
Jen Pek To segera mengangguk.
"Cayhe sekalian sama sekali tiada bermaksud merebut
peta rahasia pengangon kambing, tersebut, kedatangan
kami hanya ingin menonton keramaian belaka,"
Dangan langkah lebar ia segera berjalan menuju
kemeja yang diduduki oleh si naga Langit Pouw Clng.
691 Sepasang sinar mota Pouw Cing berputar, ia
memandang sekejap kcarah Jen Pek To kemudian
memandang pula si lelaki berpakaian kulit yang
menurunkan topinya rendah rendah itu.
Sementara itu Kwan Tiong Gak telah mendehem dan
meneruskan kembali kata-katanya, "Saat ini waktu telah
menandakan hampir kentongan kedua, orang yang tidak
hadir mungkin tak akan hadir lagi dan aku rasa saudara
saudara sekalianpun sudah mengerti maksudku, aku
orang She Kwan masih tetap dengan perkataan semula
aku berharap kalian suka memberi muka kepadaku.
Kalau ada diantara kalian yang tidak ingin memberi muka
terpaksa penyelesaian hanya ada satu jalan yaitu
bergebrak melawan diriku."
Selesai berkata, sinar matanya berputar menyapu
sekejap seluruh kalangan dan menanti reaksi telanjutnya
dari jago jago tersebut. Ketika tidak didengarnya ada
suara reaksi diantara para jago, perlahan lahan Jie Giok
Heng bangun berdiri, ujarnya, "Han Im Too heng, peta
lukisan pengangon kambing berada ditangan Kwan Cong
Piauw tauw, entah bagaimana menurut pendapat
tootiang?""
"Kwan Tiong Gak adalah seorang jago tersohor
dikolong langit masa kini, disimpan dalam sakunya pinto
rasa sangat tepat sekali, tentu saja pinto lebih berharap
apabila peta pengangon kambing itu bisa dibakar
didepan umum sehingga tidak menimbulkan keonaran
dan tenangkan kembali suasana"."
692 "Mau dibakar" Oooouw". sungguh sayang sekali" seru
Ke Giok Lang sambil tertawa dingin "Apalagi kecuali aku
orang she Ke sendiri, orang lain tidak berhak untuk
membakar benda tersebut."
Mendengar kebulatan tekad sang Hoa hoa Kongcu,
Kwan Tiong Gak menghela napas panjang.
"Ke Kongcu, tidak mendapatkan peta lukisan
pengangon kambingpun kau sama saja bisa menjagoi
seluruh Bu Lim dangan gelarmu sebagai si Hoa hoa
Kongcu"."
"Urusan ada urutan depan dan akhir, urusan kita nanti
dibicarakan akhir saja." potong Ke Giok Lang sambil
ulapkan tangannya.
Sembari berkata ia berjalan mendekati Han Im
Totiang. Han Im Totiang tetap dnduk ditempatnya semula,
tetapi sang Toosu yang lebih muda tak bisa
mengendalikan emosinya lagi mendadak ia bangun
berdiri dan menghadang perJalanan selanjutnya dari Ke
Giok Lang. "Mau apa!!?" bentaknya keras.
Ke Giok Lang silangkan tangan kirinya didepan dada,
tangan kanan diangkat siap menyambut datangnya
serangan, sembari bersiap siap tanyanya kepada Han Im
Totiang. "Siapakth dia?" Hen Im Totiang tersenyum.
693 "Seorang siauw sute dari pinto, baru saja terjunkan
diri kedalam dunia Kangouw dan mencari pengalaman
dengan mengikuti pinto."
"Siapakah sebutan sutemu ini?"
"Ia belum masuk menjadi toosu, karena itu tetap
menggunakan nama aslinya."
"Kalau begitu kenapa ia memakai pakaian toosu?"
jengek Ke Giok Lang sambil tertawa dingin.
Agaknya Han Im Tootiang sangat gembira untuk
menjelaskan persoalan ini, sambil tersenyum sahutnya,
"Sewaktu ia belajar ilmu silat digunung Bu Tong telah
terbiasa baginya mengenakan pakaian Toosu, karena itu
sewaktu turun gunung berkelana ia tidak sempat
berganti pakaian biasa."
"Apakah totiang ingin agar sutemu bisa menjajal
kepandaian dengan aku orang she Ke "
"Ia sudah belajar ilmu silat selama puluhan tahun
lamanya dan belum pernah bergebrak barang sekalipun
dengan orang lain. Dalam pertarungan pertama harus
menghadapi manusia lihay seperti Ke Kongcu, hal ini
boleh dihitung sebagai rejekinya."
jelas dalam perkataan tersebut ia ingin agar sutenya
bisa menjajal kepandaian.
Sebelum Ke Giok Lang menjawab, mendadak
terdengar suara tertawa merdu berkumandang datang
694 "Giok Lang cepat menyingkir, untuk menghajar toosu
cilik ini tak perlu kau turun tangan sendiri."
Hoo Lian Hoa dengan gerakan yang sebat menerjang
maju kedepan. Karena gadis itu sudah maju maka Ke-Giok Lang pun
mundur selangkah kebelakang.
"Perguruan Bu tong paling lihay dalam ilmu pedang,
kau harus berhati hati."
"Aku mengerti!" Hoo Lian Hoa mengangguk.
Sreett".pedangnya segera diloloskan dari sarung dan
mengambil posisi menyerang, katanya lagi.
"Toosu cilik, ayolah turun tangan!" Toosu muda itu
tertegun. "Kau hendak bergebrak melawan diriku?" tanyanya
gugup. "Benar! Apakah kau merasa takut?"
"Lelaki sejati tak akan bergebrak melawan wanita, aku
tidak sudi bergebrak melawan dirimu," seru Toojien
muda itu sambil mundur dua langkah kebelakang.
Hoo Lian Hoa tersenyum, mendadak pedangnya
berkelebat kedepan membabat tubuh toosu muda itu.
695 Tusukan pedang itu dilancarkan dengan kecepatan
bagaikan kilat, dalam keadaan tidak bersiap sedia hampir
hampir saja sang toojien muda kena tertusuk.
Melihat kejadian itu Han Im tootiang jadi sangat
terperanjat segera serunya.
"Sute, hati hati pihak lawan menantang kau untuk
bergebrak sungguh sungguh bukan sedang berlatih
pedang seperti biasa?"
"ya "
"Toosu cilik" seru Hoo Lian Hoa pula-sambil
tersenyum, "kalau kau tidak turun tangan lagi, jangan
salahkan aku akan melukai dirimu."
Ditengah pembicaraan tersebut pedangnya berturutturut
melancarkan serangan berantai, jurus pertama
lebih cepat dari jurus selanjutnya.
Dibawah desakan pedang Hoo Lian Hoa Ing gencar
dan berantai, mau tak mau toojien muda tersebut
terpaksa harus menggerakan pedangnya balas
menyerang. Ke Giok Lang ssrta Han Im Totiang mencurahkan
seluruh perhatiannya ketengah pertaruangan tersebut,
yang satu takut Hoa lian Hoa tidak takut menahan jurus
jurus serangan dahsyat dari pihak Bu-tong Pai sedang
yang lain takut siauw suteenya yang baru turun tangan
untuk pertama kalinya menderita kerugian besar.
696 Dalam sekejap mata kedua orang itu sudah saling
bergebrak hampir melebihi empat puluh jurus lebih,
posisi tatap seimbang tak ada yang menang dan tak ada
yang kalah. Kecuali orang-orang yang datang terdahulu dimana
dapat mengikuti pembicaraan antara Pui Ceng Yang serta
Ke Giok Lang, orang-orang yang datang terlambat rata
rata tidak tahu asal usul dari dara berbaju hijau ini,
mereka hanya merasa sang gadis yang tak di ketahui
namanya ini benar-benar luar biasa. ia bisa menahan
serangan ilmu pedang aliran Butong Pay dari toosu cilik
tersebut boleh di kata merupakan suatu kejadian yang
luar biasa. Setelah kedua orang itu saling bergerak melampaui
empat puluh jurus, dan Im Totiang pun mulai merasa
kebenaran, tanpa terasa ia semakin mencurahkan
seluruh perhatiannya ketengah kalangan.
Sementara itu diam diam Pui Ceng Yan berbisik
kepada diri Nyioo Su Jan ujarnya.
" Su Jan, kalau kita tinjau situasi malam ini aku rasa
sukar untuk diselesaikan secara baik-baik, diam-diam kau
berilah kabar kepada
Lok Liong serta Lim Piauw tauw untuk mengadaksn
persiapan, semisalnya terjadi pertarungan masal,
merekapun bisa memberi bantuan secepatnya"
Nyioo Su Jan mengangguk, diam diam ia berlalu untuk
mengatur persiapan seperlunya.
697 Dalam mana pertarungan yang sedang berlangsung
ditengah kalangan semakin lama berlangsung semakin
sengit, mereka berdua mulai mengeluarkan jurus jurus
simpanan untuk saling berebut kemenangan buat dari
sendiri. Mendadak Kwee Cong Gak melangkah maju dua
tindak kedepan, tangan kanannya berkelebat meloloskan
goloknya dari sarung.
"Berhenti!" bentaknya keras.
Dimana golok emasnya berkelebat. .Trang! trang!
Ditengah suara bantrokan keras kedua bilah pedang
yang sedang saling bergebrak telah kena ditangkis oleh
babatan golok tersebut.
Hoo Lian Hoa serta toojien muda itu sama sama
mundur selangkah kebelakang, dua pasang mata
bersama sama dialihkan keatas wajah Kwan Tiong Gak
dan menandangnya dengan tertegun, jelas mereka
sangat tidak puas dengan tindakan Cong Piauw tanw dari
perusahaan Ekspedisi Hauw Wie Piauw kiok sendiri.
Kwan Tiong Gak mendehem perlahan kemudian
ujarnya, "Kepandaian silat kalian berdua seimbang, kalau
diteruskan sekalipun dua hari dua malam belum tentu
bisa diputuskan siapa kalah, Maksud kedatangan kalian
kemari adalah hendak memperebutkan peta rahasia
pengangon kambing dan kini benda tersebut berada
didalam sakuku, siapa yang merasa tidak puas silahksn
turun tangan aku orang she Kwan."
698 Mendengar ucapan itu Ke Giok Lang tertawa dingin.
"Kau Kwan Cong Piauw tauw pun merupakan seorang
jsgo yang melakukan perjalanan baik keselatan maupun
ke Utara, orang-orang kangouw pada menghormati dan
mengalah pada perusahaan ekspedisi Hauw Wie Piauwlok
kalian, hal ini belum tentu disebabkan karena jeri
terhadap golok emas dari orang she Kwan, perbuatan
saudara saat Ini melintangkan golok merebut pusaka
bukankah sama artinya menghianati kawan-kawan Bu
lim"."
"Ke Kongcu sungguh tajam ucapanmu bagaikan
pisau." seru Kwan Tiong Gak dengan nada dingin. "Aku
orang she Kwan mengakui diriku bukan tandinganmu
dalam hal berdebat, untung saja sebelumnya aku sudah
menerangkan terlebih dahulu dan seluruh jago yang
hadir disini dapat mendengarnya degan mata telinga
sendiri, aku tidak ingin berebut mulut dengan Ke Kongcu,
bilamana kau percaya bisa merebut peta rahasia
pengangon kambing ini dari tanganku, silahkan turun
tangan untuk merebutnya."
Air muka Ke Giok Lang kontan berubah hebat.
"Kwan heng begitu berkeras kepala dan ingin mencari
menang sendiri aku orang she Ke benar benar merasa
tidak puas."
Kipas di tangan kanannya segera ditiup lalu menotok
kedepan dada Kwan Tiong Gak sedang tangan kirinya
secepat kilat merebut peta pengangon kambing tersebut.
699 Kwan Tiong Gak segera ayunkan, tangan kanannya,
angin serangan menderu deru, golok emas itu seketika
menciptakan selapis cahaya keemas emasan yang
menyilaukan mata.
Mendadak Ke Giok Lang enjotkan badannya mundur
tujuh depa kebelakang, serunya lantang.
"Tunggu sebentar!"
Waktu itu Kwan Tiong Gak sedang mempersiapkan
serangan balasan, mendengar teriakan tersebut ia segera


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berhenti. "Ke Kongcu masih ingin mengucapkan-apa lagi?"
"Soal ini tiada sangkut pautnya dengan Kwan Cong
Piauw- tauw"." sinar matanya berputar dan menyapu
sakejap kearah para jago, kemudian lanjutnya.
"Kedatangan Cu wi sekalian kemari mungkin
dikarenakan peta pengangon kambing ini, barang siapa
diantara kalian yang ada maksud untuk bekerja sama
dengan aku orang she Ke untuk merebut, lukisan
tersebut, maka ia di anggap punya satu bagian terhadap
lukisan itu, Kalau Cu wi ingin duduk berpeluk tangan
sambil menonton harimau bertarung dan ingin menanti
setelah aku serta Kwan Cong Piauw tauw sama sama
lelah kemudian baru turun tangan merebut lukisan
tersebut, maka pikiran kalian ini hanya sia sia belaka,
karena aku Ke Giok Lang tak akan tertipu."
700 Dalam hati Kwan Tong Gak benar benar tiada
bermaksud dengan, sekalipun begitu ia taK bisa
mengutarakan maksudnya ini secara terus terang.
Tampak suasana didalam kalangan diliputi kesunyian
yang menanggapi perkataan Ke Giok Lang barusan.
Melibat hal tersebut Kwan Tiong Gak tertawa hambar.
"Ke Kongcu, kelihatannya orang lain masih memberi
muka kepadaku dan hanya saudara seorang yang
bertujuan dalam merebut peta rahasia ini." jengeknya.
"Tutup mulut!" bentak Ke Giok Lang dengan nada
gusar. "Aku Ke Giok Lang rela menahan diri dari pada
mamberi peluang yang bagus buat orang lain."
Selesai mengucapkAn Perkataan itu mendadak ia putar
badan dan berjalan kembali ke tempat duduknya.
Tindakannya ini bukan saja berada diluar dugaan
Kwan Tiong Gak bahkan membuat semua jago jadi
tertegun. "Sungguh hebat orang ini." pikir Kwan Tiong Gak
dalam hatinya. "Ia bisa maju bisa mundur tanpa
dikendalikan oleh emosi, benar benar manusia luar
biasa." Karena berpikir demikian, iapun segera Berkata,
"jikalau diantara Cu wi tak ada lagi yang ingin turun
tangan merebutnya, hal ini berarti kalian ada maksud
701 memberi muka Untuk aku orang she Kwan disini siauwte
mengucapkan banyak terima kasih terlebih pahulu."
"Tunggu sebentar ." mendadak terdengar -seorang
berseru dengan nada dingin.
Ketika para jago mengalihkan sinar matanya, maka
tampaklah orang yang berusan bersuara bukan lain
adalah Kouw Put Cian
"Kawan Kouw, apakah kau bersiap siap ingin memberi
petunjuk?" ".," tanya Kwan Tiong Gak.
"jangan terburu napsu, siauwte hendak mengeluarkan
senjata dahulu."
Sembari berkata tangan kanannya segera melepaskan
buntalannya yang diletakkan di-atas meja itu.
Dengan cepat muncullah sebuah senjata yang
berbentuk aneh bagaikan lengan pemuda, benda itu lucu
tapi mengerikan.
"O OO". senjata tangan setan " Thiat Koei So.
"Sedikitpun tidak salah, ada beberapa orang jago
kenamaan pernah terluka dibawah serangan senjata
tangan setanku ini"
"Kalau semisalnya aku orang she Kwan pun terpaksa
harus terluka ditangan senjata tangan setanmu, hal ini
hanya bisa salahkan kepandaian silat aku orang she
Kwan tidak becus."
702 "Masih ada satu urusan lagi cayhe ingin
memberitahukan kepadamu," kata Kouw Put Cian lagi
sembari bangun berdiri.
"Urusan apa?"
"Didalam senjata tangan setan sisuwte ini tersembunyi
senjata rahasia, sewaktu bertempur bisa terlepas untuk
melukai orang."
"Oooow, ".jadi seperti senjata kipas dari Ke Kongcu?"
"Permainan setan setiap orang bisa menggubah
menurut selera masing masing dari setiap permainan
mempunyai keistimewaan yang terbatas," ujar Kouw Put
Cian dingin. "Kini perkataan cayhe sudah selesai
diutarakan Kwan Cong Piauw tauw segera turun tangan."
"Saudara memiliki kepandaian simpanan macam
apapun silahkan dikeluarkan semua, dan kau tak usah
kuatirkan keselamatan dari aku orang she Kwan."
Setelah turun kegelanggang Kouw Put Cian tidak
berbicara lagi, senjata tangan setannya menyerang dada
Kwan Tiong Gak dengan jurus "Kie Tiam Tauw" atau
Ayam Emas mengangguk kepala. Senjata rahasia yang
tersembunyi didalam senjata tajam merupakan jarum
lembut yang mengandung racun keji, senjata senjata
rahasia tersebut sering kali meluncur keluar sewaktu
berada di tengah tengah pertarungan sehingga membuat
orang tidak bersiap sedia.
703 Karena mengerti akan hal ini Kwan Tiong Gak tidak
berani berlaku gegabah terhadap lawannya, golok
emasnya menangkis datangnya serangan tangan setan
lawan. Dibawah sorotan sinar lentera, tampaklah cahaya
keperak perakan meluncur kedepan, sebatang jarum
beracun telah meloncat keluar dari balik senjata tangan
setan. Kwan Tiong Gak sama sekali tidak menyangka, pihak
lawan bisa melolosan senjata rahasia dalam serangan
pertama, beruntung ia sudah mengadakan persiapan,
goloknya buru buru ditarik kembali dan berkelebat
kesamping untuk menghindar.
"Hati hati"." bentak Kouw Put Cian dingin.
Senjata tangan setannya segera diayunkan kedepan,
dari jari tengah serta telunjuk kembali meluncur keluar
sebatang jarum beracun.
Kembali Kwan Tiong Gak dibikin tertegun ia tidak
menyangka pihak lawan bisa melepaskan senjata
rahasianya secara beruntun dalam pertarungan pertama
terutama sekali dalam jarak yang begitu dekat.
Sekalipun Kwan Tiong Gak sudah mengadakan
persiapan, tak urung dibikin kelabakan juga oleh
serangan tak terduga ini.
Dengan demikian Kouw Put Cian berhasil merebut
posisi yang lebih baik untuk meluncurkan serangan,
704 tangan kirinya bekerja sama dengan senjata tangan
setan ditangan kanannya melancarkan serangan berantai
yang gencar dan hebat.
Tetapi Kwan Tiong Gak bukan manusia sembarangan,
ia bisa getarkan seluruh kolong langit tentu saja memiliki
kepandaian silat yang luar biasa, ditengah berkelebatnya
cahaya jarum beracun permainan golok emasnya tibatiba
berubah. Ditengah berkelebatnya cahaya tajam serta desiran
angin dingin dalam tiga jurus serentak ia berhasil
merebut kembali posisi bagus, hal ini disebabkan ia
andalkan senjata tangan setan serta jarum beracunnya,
kini kena dipunahkan kembali oleh tiga jurus serangan
golok lawan, hatinya jadi terkesiap, diam diam pikirnya
dalam hati. "Kwan Tiong Gak ternyata benar benar seorang jago
yang luar biasa hebatnya."
Kwan Tiong Gak yang telah merasakan kelihayan
jarum beracun yang tersembunyi di dalam senjata
tangan setannya tidak berani berlaku gegabah lagi, ia
tidak tahu berapa banyak jarum beracun yang
tersembunyi di dalam senjata tangan setannya itu, kalau
sampai membiarkan ia melepaskan seluruh jarum itu,
dalam jarak sedemikian dekatnya akan merepotkan
dirinya dalam menghindar berkelit serta menangkis.
Setelah muncul rasa was-was golok emasnya diputar
semakin dahsyat merebut posisi Tiong Kong dan
705 mendesak terus kedepan di bawah lingkungan desiran
angin tajam! Dengan demikian senjata tangan setan Kouw Put Cian
kena didesak keluar kalangan oleh permainan golok
emas tersebut, dan Kwan Tiong Gak pun berhasil
lepaskan diri dari kurungan senjata lawan, sekalipun
Kouw Put Cian ingin melepaskan jarum jarum
beracunpun susah dilaksanakan.
Nama Kwan Tiong Gak tersohor diseluruh kalangan
dunia persilatan, jago jago di kalangan Hek-to maupun
Pek to sama sama melonjor mati dirinya, tentu saja golok
emasnya ini mempunnyai jurus jurus serangan dahsyat
dan susah ditahan, serta sekantong senjata rahasia
genta emasnya. Tetapi yang paling utama adalah kebijaksanaannya
tidak sembarangan turun tangan terhadap orang lain.
Setelah senjata tangan setan Kouw Put Cian terdesak
keluar kalangan, Kwan Tiong Gak tidak usah
menguatirkan serangan jarum beracunnya lagi
kesempatan bagus bagi dirinya untuk melancarkan
serangan balasan, tiap kali diabaikan dengan begitu saja
kendati tekanan berat masih meluncur terus tiada
hentinya. Pada saat itulah semua jago yang menonton jalannya
pertarungan dapat melihat bila mana Kwan Tiong Gak
tidak turun tangan keji dan tak ingin melukai lawannya.
706 Kouw Put Cian merasakan tekanan golok lawan makin
lama semakin besar dan semakin kuat, senjata tangan
setannya hanya, bisa digunakan untuk menangkis belaka,
hal ini membuat hatinya jadi gelisah.
Diam diam hawa murninya disalurkan mengelilingi
seluruh badan, ditengah suara Bentakan keras dengan
sekuat tenaga ia melancarkan serangan balasan.
"Trang! Trang! Trang" Ditengah suara bentrokan
nyaring, senjata tangan setan serta golok emas telah
saling baradu sebanyak tiga Kali.
Tiga serangan Kouw Put Cian tidak berhasil juga
mendatangkan hasil yang diharapkan, pertahanan golok
dari Kwan Tiong Gak benar benar amat ketat membuat
orang she Kouw itu tidak memperoleh kesempatan untuk
melepaskan jarum jarum beracunnya kembali.
Pada saat inilah Kouw Put Cian benar-benar
memahami kalau kepandaian silatnya masih ketinggalan
sangat jauh dibandingkan dengan pihak lawan kalau
tidak mencari peluang untuk mengundurkan diri maka ini
hari ia pasti akan menderita kerugian besar.
Karena berpikir demikkn dengan cepat badannya
mundur tiga depa kebelakang sembari membentak keras.
"Tahan!"
"Apakah Kouw-heng ada petunjuk?" tanya Kwan Tiong
Gak sambil menarik kembali serangannya.
707 "Kepandaian silat Kwan Cong piauw-tanw benar benar
luar biasa cayhe mengaku bukan tandingan."
"Terima kasih atas kesudianmu untuk mengalah,"
sahut Kwan Tiong Gak sambil tersenyum.
"Perduli bagaimanakah nama siauw tauw te dalam
dunia Kangouw. selamanya aku paling mengagumi jago
jago yang memiliki kepandandaian ilmu silat lihay, cayhe
mengaku bukan tandingan dan rela mengaku kalah,"
kata Kouw Put Cian sambil menarik kembali-senjatanya.
"Inilah tindakan seorang enghiong hoo-han dan lelaki
sejati." Koaw Pui Cian segera menjura. "Setelah siauwte
mengerti bukan tandingan Kwan Ciong Piaw tauw, tentu
saja tidak berani mengharapkan untuk mendapatkan
peta rahasia pengaugon kambing lagi. disini cayhe
mohon diri terlebih dahulu."
Buru buru Kwan Tiong Gak memberi hormat.
Kouw Put Cian segera putar badan dan berlalu dengan
langkah lebar. Orang ini benar benar jujur dan lapang dada, setelah
mengaku kalah ia lantas berlalu dengan cepat, dalam
sekejap mata bayangan tubuhnya sudah lenyap tak
berbekas. 708 Menanti bayangan punggung Kouw Put Cian sudah
lenyap dari pandangan, Kwan wiong Gak baru menyapu
seluruh kalangan sembari berkata.
"Masih ada siapa lagi yang merasa tidak puas dengan
cara penyelesaiannya siauwte dalam masalah peta
rahasia pengangom kambing ini, silahkan maju untuk
berbicara."
Tampak hweesio berwajah adem serta hambar itu
perlahan lahan bangun berdiri.
"Pinceng ingin menanyakan satu urusan."
Agaknya Kwan Tiong Gak tidak menyangka hweesio
itu buka suara dalam keadaan itu, ia agak tertegun
dibuatnya. "Taysu ingin membicarakan soal apa silahkan
diutarakan, asal cayhe tahu tentu akan kujawab
sejujurnya, hanya saja setelah Taysu bertanya aku orang
she Kwan pun ada urusan hendak ditanyakan kepada diri
Taysu" Si paderi itu tertawa hambar.
"Pinceng jadi orang tidak terbuka, apa yang saudara
ingin tanyakan belum tentu dapat pinceng jawab
seluruhnya"
Mendengar perkataan itu Kwan Tiong Gak segera
tertawa terbahak bahak.
709

Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Sampai waktunya kita bicarakan lagi menurut
keadaan," jawabnya singkat.
"Kwan Cong tiauw tauw," ujar hweesio itu lagi sambil
tertawa hambar," sudah sepatutnya bagi orang orang
yang tak bisa menangkan dirimu segera putar badan
angkat kaki. semisalnya ada orang yang bisa menangkan
diri Kwan Cong Piauw tau, apa yang hendak kau lakukan
" Kwan Tiong Gak termenung sebentar, lalu jawabnya;
"Tentu saja aku orang she Kwan mengaku kalah."
"Hal itu sudah tentu, dihadapan umum, setelah Kwan
Cong Piauw tauw dikalahkan kalau tidak mengaku kalah
apa yang kau utarakan. Yang Pinceng maksudkan adalah
peta rahasia pengangon kambing itu, apakah kau segera
menyerahkan lukisan itu kepada si pemenang"!"
"Sungguh bagus sekali pertanyaan ini," kata Kwan
Tiong Gak sambil tertawa dan mengangguk.
Setelah merandek sejenak, ia balik bertanya, "Thaysu
berasal dari mana" siapakah gelarmu?"
"Pinceng datang dari kuil, maaf gelarku susah untuk
diutarakan."
"Kuil dikolong langit banyak tak terhingga, bahkan
berada diatas beberapa laksa, seharusnya kuil Thaysu
punya nama sebutan."
710 "Tadi pinceng sudah katakan banyak persoalan belum
tentu pinceng beri jawabannya."
"Baik!, cayhe ingin bertanya sebuah pertanyaan lagi,
apakah Thaysu punya hubungan dengan pihak kuil Siauw
lim si?" Si hweesio berbaju abu abu itu segera tawa dingin;
"Perbuatan pinceng akan kutanggung sendiri, hal ini
tidak ada sangkut pautnya dengan tempat asalku!"
"Kalau begitu cayhepun bisa memberi keterangan buat
thaysu orang yang berhasil mengalahkan aku orang she
Kwan berilmu tentu bisa dapatkan peta rahasia
pengangon kambing ini."
"Lalu secara bagaimana baru bisa merebutnya."
"Merebut benda tersebut dari tangan aku orang she
Kwan." "Kalau ada orang yang berhasil merebut lukisan itu
dari tanganku, bagaimana penjelasannya?"
"Setelah berhasil merebutnya maka ia harus punya
kepandaian untuk membawanya pergi."
"Ooow".sekarang pinceng paham sudah." kata sang
paderi tersebut sembari mengangguk.
"maksud Kwan Cong Piauw tauw adalah bilamana ada
orang berhasil merebut peta rahasia pengangon
711 kambing, maka bukan saja ia harus menghadapi Kwan
sicu seorang bahkan seluruh anggaota perusahaan Hauw
Wie Piauw Kiok?"
"Asal usul thaysu sendiripun tak mau di beritahukan
kepada cayhe, maaf cayhepun tak bisa menerangkan
persoalan ini lebih jelas. Thaysu boleh berpikir sendiri!"
"Thaysu!" tiba tiba Ke Giok Liong menimbrung. "Aku
orang she Ke bisa memberi tahukan pula tentang satu
hal kepadamu, kecuali seluruh kekuatan perusahaan
Hauw Wie Piauw Kiok, masih ada aku serta semua jago
yang hadir disini?"
Dengan pandangan dingin paderi tersebut melirik
sekejap kearah Ke Giok Lang, kemudian tanpa
mengucapkan sepatah katapun ia duduk kembali ke
tempat semula. Perbuatan kukoay dari hweesio ini di-mana ia sukar
menyebut gelar serta asal usulnya sudah cukup membuat
orang marasa diluar dugaan ditambah pula mendadak ia
duduk kembali ke tempatnya semula hal ini semakin
membuat orang kebingungan lagi.
Karena sikap yang aneh serta watak yang hadir dalam
kalangan. Sambil memandang paderi yang duduk kembali
ketempatnya semula, Kwan Tiong Gak berseru lantang,
"Kalau Cu wi tidak mau bicara hal ini berarti suka
memberi muka kepada aku orang she Kwan. ditengah
malam buta kalian sudah sudi menghadiri pertemuan ini,
712 sebagai rasa terima kasih aku orang she Kwan akan
menjamu diri kalian dengan secawan arak."
Dengan langkah lebar ia berjalan kembali
ketempatnya semula dan memungut secawan araknya.
Mendadak, "Praaak ".,,!" diiringi suara bentrokan
keras, cawan arak yang berada didepan Kwan Tiong Gak
hancur berkeping keping, arak segera muncrat memnuhi
seluruh meja. Ketika itu kebetulan Kwan Tiong Gak sedang
tundukkan kepala untuk memungut cawan sendiri karena
itu tak diketahui oleh nya dari manakah munculnya
benda yang menghancurkan cawan araknya.
Tanpa terasa air mukanya berubah hebat.
Tetapi bagaimanapun juga dia adalah seorang jago
yang banyak pengalaman serta banyak menemui
kejadian kejadian aneh. setelah termenung sebentar
sambil tertawa segera serunya, "Suatu kepandaian yang
bagus! suatu kepandaian yang dahsyat!"
Bersama dengan suara pujian itu sepassng matanya
dengan tajam menyapu sekejap seluruh kalangan.
Kiranya dengan pengalaman yang dimiliki Kwan Tiong
Gak, ia berhasil menduga siapakah yang barusan turun
tangan terhadap dirinya.
Sepasang matanya yang tajam dengan cermat
memperhatikan keadaan disekeliling tempat itu, tapi
713 dengan cepat ia merasa bahwa posisi setiap orang
disekeliling tempat itu tidak merupakan posisi yang tepat
untuk melepaskan senjata rahasia.
Karena tilak berhasil menjumpai orangnya terpaksa
Kwan Tiong Gak berseru lantang;
"Kawan dari mana yang barusan turun tangan
menghancurkan cawan arak dari aku orang she Kwan"
Terima kasih atas budi saudara yang tidak sampai
melukai aku orang untuk itu aku orang she Kwan
mengucapkan banyak terima kasih."
Kembali sinar matanya dengan tajam menyapu
seluruh kalangan, tapi sekali lagi ia gagal mendapatkan
orang yang turun tangan terhadap dirinya itu.
Ketika itulah mendadak Ke Giok Lang bangun berdiri
dan mohon diri.
"Kwan Cong Piauw tauw," serunya "Peta rahasia
pengangon kambing adalah barang milikku, jikalau Kwan
heng memang tidak akan serahkan kepadaku untuk
sementara biar lah berada ditempatmu dahulu siauwte
hendak mohon diri terlebih dahulu."
"Ke Kongcu, apakah kau rela berlalu begini saja," seru
Kwan Tiong Gak sambil tertawa hambar.
"Ada urusan apa?" dengan cepat Ke Giok Lang
berhenti, 714 "Apabila ini hari kita tidak berhasil mendapatkan suatu
penyelesaian mengenai masalah peta rahasia pengangon
kambing ini, aku rasa kalian akan menjumpai kesulitan
didalam pencarian terhadap aku orang she Kwan"."
"Oooouw. , ".jadi Kwan heng mau kelangit?"
"Siauwte akan berebut peta rahasia ini lagi dengan Cu
wi sekalian dikota Kay Hong, kemungkinan besar aku
akan membawa peta ini kembali ke ibu kota"."
Setelah merandek sejenak, terusnya, "Maka dari itu
apabila Cu wi ada maksud hendak merebut lukisan
rahasia ini dari tanganku, malam inilah merupakan
peluang yang paling baik buat kalian untuk turun tangan,
atau paling sedikit kita bisa memperoleh cara
penyelesaian yang disetujui semua pihak."
Sinar mata Ke Giok Lang berputar menyapu sekejap
sekililing tempat itu, bibirnya bergerak seperti mau
mengucapkan sesuatu tapi segera dibatalkan kembali.
Kiranya ia berpendapat bahwa diantara para jago yang
hadir dalam kalangan tentu ada orang yang merasa tidak
puas dan bangun berdiri menegur, mengambil
kesempatan tersebut ia akan menghasut dan membakar
hati semua orang agar masalah kecil berkembang jadi
masalah besar, ketika itulah ia akan berusaha
menyimpan tenaga sebagai gempuran yang terakhir.
Siapa sangka suasana tetap sunyi senyap tak
kedengaran seorangpun yang membantah agaknya
715 mereka semua pada setuju dengan tindakan Kwan Tiong
Gak. Melihat tak ada yang ambil komentar, sekali lagi Kwan
Tiong Gak menyapu seluruh kalangan, ujarnya sambil
tersenyum. "Cu wi sekalian sudi memberi muka kepada aku orang
she Kwan, cayhe merasa sangat berterima kasih, tapi
jikalau aku orang she Kwan dengan demikian saja
mendapatkan peta rahasia pengangon kambing ini,
kendati diluaran Cu wi tidak bicara dalam hati tentu
merasa tidak puas."
"Betul!" jawab si Dewa api Ban Cau dengan cepat.
"Nama besar Kwan Cong Piauw tauw telah menggetarkan
seluruh dunia persilatan dan dikagumi oleh setiap orang.
kalau kau tak sudi mendemontrasikan sedikit kepandaian
agar dapat menambah pengetahuan kami, tentu saja
kami merasa sangat tidak puas."
"Baiklah!" ujar Kwan Tiong Gak kemudian setelah
termenung berpikir sebentar.
"Aku orang she Kwan pun tidak ingin terjadi suatu
pertumpahan darah yang menimbulkan korban, terpaksa
aku akan mendemontrasikan sedikit kejelekan, apabila
diantara kalian ada yang merasa punya pegangan untuk
mengalahkan diriku, nanti kita saling bergebrak kembali."
Mendadak terdengar Han Im Tootiang Menimbrung ;
716 "Permainan golok Kwan Cong Piauw-tauw sudah kami
lihat barusan, kepandaian tersebut benar benar dahsyat
dan dengan mudah sekali bisa memaksa sanjata tangan
setan Kouw sicu terdesak keluar kalangan tapi Pinto
sudah lama mendengar akan kehebatan permainan
senjata rahasia Kiem Ling Piauw dari Kwan Cong Piauw
tauw, bagaimana kalau kau sedikit mendemontrasikan
agar kami bisa menambah sedikit pengetahuan?"
"Permintaan dari Tootiang akan aku orang she Kwan
penuhi." Ia merandek sejenak, setelah ditunggunya beberapa
saat tidak juga terdengar seseorang menimbrung, ia baru
jalan ketengah kalangan diantara empat buah meja
perjamuan itu. ujarnya lanjut.
"Cu wi sekalian tidak ada yang menimbrung, cayhe
rasa kalian sudah setuju semua-dengan usul Han Im
Tootiang ini baik lah aku orang she Kwan akan segera
mempapar-kan sedikit kejelekan."
Mendadak ia meloncat ketengah udara, dua rentetan
cahaya emas setelah meluncur dari genggamannya.
Ditengah suara bentrokan keras, bunyi genta
berdering memenuhi seluruh angkasa. Ternyata tangan
kiri serta tangan kanan ssgera berbareng telah
melepaskan bebareng senjata rahasia Kiem Leng Piauw
sangga saling beradu ditengah udara dan mengakibatkan
berderingnya bunyi-bunyi genta tersebut.
717 Melihat bagaimana kedua batang senjata rahasia
genta emas itu saling berbenturan satu sama lainnya,
tanpa terasa Ban Cau tertawa dingin, selagi ia siap
hendak mengejek permainan tersebut mendadak Kwan
Tiong tak menggerakkan kembali sepasang telapak
tangannya. Angin tajam berdesir, puluhan batang senjata rahasia
Piauw geata emas segera berterbangan memenuhi
angkasa, Dua batang senjata rahasia piauw genta mas
yang dilepaskan pertama kali tadi setelah saling
membentur ditengah udara segera meluncur jatuh
kebawah. tapi kini kembali kedua batang senjata rahasia
tersebut terpental ketengah udara terbentur oleh senjata
senjata rahasia Piauw genta emas yang dilepaskan
kemudian. Tak seorangpun diantara mereka berhasil menemukan
Kwan Tiong Gak menggunakan cara apakah untuk
melepaskan senjata rahasia itu, mereka hanya
mendengar suara deringan bunyi genta bergema tiada
hentinya diseluruh kalangan.
Kalau didengar sepintas lalu masih tidak terasa apa
apa, tetapi kalau didengarkan lebih seksama lagi maka
terasalah bunyi genta itu bagaikan serangkaian irama
lagu yang amat merdu.
Demontrasi ini benar benar merupakan suatu
kepandaian yang jarang ditemui dikolong langit, sebagian
besar para jago yang hadir dalam kalangan sama sama
merasa bahwa kepandaian tersebut susah ditemu oleh
mereka. 718 Terdengar Kwan Tiong Gak bersuit nyaring, mendadak
ia pentangkan lengannya meloncat setinggi dua tombak
menabrak diantara deringan suara genta, kemudian
ditengah perputaran sang badan ia sudah melayang
kembali keatas permukaan tanah.
Tampak sepasang tangannya kembali di-ayunkan
kedepan dua rentetan cahaya emas kembali meluncur
keluar. "Traaang".! Traang"." ditengah suara bentrokan
keras, genta emas yang berada ditengah udara kembali
saling berbenturan satu sama lainnya kemudian dua
batang menjadi satu rombongan dengan sangat teratur


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terjatuh kembali kedalam tangan Kwan Tiong Gak.
Ilmu silat seperti ini boleh terhitung sebagai suatu
kepandaian yang jarang ditemukan dalam Bulim, seketika
itu juga membuat semua jago silat yang hadir dalam
kalangan jadi terpesona dan memuji.
Setelah menerima kedua belas batang senjata rahasia
genta emasnya, dengan wajah tidak merah napas tidak
terengah engah ujarnya, "Sedikit permainan cakar ayam
tak bisa dikatakan kejadian yang patut dibanggakan,
entah apalah saudara saudara sekalian yang hendak
memberi petunjuk?""
Walaupun Ke Giok Lang tidak berbicara diluaran,
tetapi dalam hati merasa amat kagum dengan permainan
Kwan Tiong Gak barusan, pikirnya ;
719 "Datuk tidak melatih melepaskan senjata rahasia
hingga mencapai taraf sedemikian tinggi, sungguh bukan
suatu pekerjaan yang gampang."
Ketika Kwan Tiong Gak tidak mendengar suara
jawaban dari seorang manusiapun ia juga berpikir dalam
hatinya ; "Orang orang ini rata rata merupakan Kang ouw yang
sudah lama berkelana, kenapa mereka tidak berhasil
memahami maksudku yang sebetulnya" Kalau mereka
pastikan diri akan berlaku pura pura, terpaksa aku harus
berterus terang."
Karena berpikir demikian iapun segera berkata, "Cu wi
sudah melihat permainan cakar ayam dari aku orang she
Kwan, kalau merasa puas harap Cuwi sekalian suka
memberi muka kepada aku orang she Kwan."
Mendadak Ke Giok Lang bangun berdiri "Permainan
senjata rahasia dari Kwan Cong piauw tauw benar benar
luar biasa, tapi masih belum cukup untuk menggetarkan
aku orang she Ke serta melepaskan niatku untuk
mendapatkan benda tersebut. Orang budiman tidak suka
melakukan pekerjaan gelap aku akan menerangkan
terlebih dahulu secara terus terang aku Ke Giok Lang
sudah bulatkan tekad untuk memperoleh kembali peta
rahasia pengangon kambing itu kendati harus membayar
dengan suatu nilai yang mahalpun kalau kau Kwan Cong
Piaw tauw tidak sayang untuk berberontak dengan diriku,
maka masing masing pihak akan menggunakan cara
tersendiri untuk memenuhi harapan tersebut, aku akan
720 mengganggu kantor kantor cabang perusahaanmu yang
ada diberbagai keresidenan."
Bicara sampai disitu, ia berpaling dan serunya.
"Lian Hoa, mari kita pergi!"
Dengan langkah lebar ia segera berlalu. Tidak usah
diragukan lagi jelas Ke Giok Lang sudah menerangkan
sikapnya dalam menghadapi masalah ini, kalau urusan
dilanjutkan maka ia akan turun tangan dengan cara
apapun juga. Ke Giok Lang bicara terlalu tajam, hal ini melanggar
perasaan halus dari orang orang perusahaan Kauw Wie
Piauw kiok. Pui Ceng Yan serta Nyioo Su Jan diam diam
berunding sendiri dan bersiap siap menghaJang jalan
pergi dari Ke Giok Lang.
Oleh karena ini sewaktu Ke Giok Lang bangun berdiri,
Nyioo Su Jan serta Pai Ceng Yan segera menyambut
kedatangannya. Melihat hal itu Kwan Tiong Gak kerutkan dahinya serta
ulapan tangannya mencegah.
"Ceng Yan, kita tak boleh bersikap kurang ajar,
cepatlah kalian menyingkir dan beri jalan buat Ke Kongcu
" Pui Ceng Yan serta Nyioo Su Jan mengiakan, mereka
berdua bersama sama mundur kebelakang, sedang Ke
721 Giok Lang dengan membawa Hoo Lian Hoa pun segera
berlalu dengan langkah lebar.
Setelah Ke Giok Lang berlalu. Han Im totiangpun
perlahan-lahan bangun berdiri.
"Kwan sicu." ujarnya sambil tertawa. "Pertemuan
malam inipun seharusnya diakhiri sampai disini. Pinto
mohon diri terlebih dahulu."
Dengan membawa serta sutenya ia segera berlalu dari
sana. "Tootiang silahkan berangkat, harap suka memaafkan
cayhe tak bisa menghantar," kata Kwan Tiong Gak
sembari menjura.
Kemudian disusul si Dewa api Ban Cat gerta si paderi
berjubah abu abu itupun bangun berdiri segera berlalu
tanpa berpamitan.
Dalam sekejap mata seluruh jago sudah bubar dan
berlalu dari tempat pertemuan.
Sinar mata Kwan Tiong Gak berputar, ia temukan
orang yang masih berada ditengah kalangan kecuali Jen
Pek To serta seorang temannya masih ada sang pemuda
berbaju biru itu tetap duduk ditempat semula tanpa
berkutik sama sekali.
Agaknya Kwan Tiong Gak sudah bisa menebak
siapakah teman dari Jek Pek To itu, dengan langkah
lambat ia segera berjalan mendekati sang pemuda
722 berbaju biru itu, ujarnya seraya menjura, "Kawan, kau
tidak mau berlalu tentunya masih ada petunjuk peunjuk
kepada aku orang she Kwan bukan?"
Dengan cepat pemuda baju biru itu mengegos,
agaknya ia berniat menghindarkan diri dari bentrokan
mata dengan Kwan Tiong Gak.
Setelah mendengar ucapan itu mendadak sang
pemuda segera berdiri dan berlalu dari sana dengan
langkah lebar. "Kawan, kau berasal dari mana" Dapatkah kau orang
tinggalkan nama besar?" teriak Kwan Tiong Gak lantang.
Pemuda berbaju biru itu tetap tidak menjawab, ia
semakin mempercepat langkahnya kedepan, dalam
sekejap mata bayangan tubuhnya sudah lenyap tak
berbekas. Memandang bayangan punggung sang pemuda
berbaju biru yang lenyap dari pandangan. Kwan Tiong
Gak menghela napas panjang.
"Saudara Pui, apakah kan kenal dengan orang ini?"
"Tidak kenal." dengan cepat Pui Ceng menggeleng.
"Gerak gerik orang ini sangat aneh, kawan atau lawan
kita susah untuk dibedakan."
"Benar selama ini ia tidak pernah melakukan suatu
gerak gerik apapun."
723 "Juga tidak pernah berbicara sekejap-pun," sambung
Kwan Tiong Gak cepat.
Bicara sampai disitu ia putar badan berjalan
kehadapan Jen Pek To, tegurnya dengan suara berat,
"Jen heng, kau sungguh bernyali besar berani membawa
Sie Tok say thayjien datang kemari menempuh bahaya."
Belum sempat Jen Pek To menjaga si lelaki yang
berada disisinya sudah berebut menjawab, "Jangan
salahkan Pek To, aku sendiri yang paksa dia membawa
aku datang kemari,"
Mendadak ia tersenyum dan terusnya, "Sungguh tajam
penglihatanmu, untuk menyamar saja aku sudah
membuang banyak waktu, tidak disangka sekali pandang
kau berhasil mengetahui rahasia penyamaranku."
Orang ini bukan lain adalah penyaruan dari Sie Si
Cong, Tok say dari empat keresidenan besar.
Air muka Kwan Tiong Gak berubah amat serius,
katanya perlahan, "Thayjien, tempat ini adalah tempat
gelanggang jual nyawa, setiap saat bisa terjadi satu
pertarungan sengit yang membahayakan jiwa manusia,
tubuh thayjien yang berharga mana boleh datang kemari
untuk menempuh bahaya. sedikit banyak thayjien tak
tahu diri."
"Oooouuw sudah banyak tahun tak ada orang yang
berani berkata demikian dengan diriku." seru Sie Si Cong
sambil tersenyum.
724 Kwan Tiong Gak seketika jadi tertegun, segera
teringat olehnya kalau orang yang sedang ia bicara
sebenarnya adalah seorang pembesar tinggi kelas wahid
yang menjabat sebagai Gubernur Jenderal serta
menguasai pucuk pimpinan ketenteraan, beberapa patah
kata yang di ucapkan memang sedikit keterlaluan.
Buru buru dia menjura, "Thayjien, siauw beng"."
"Kwan heng, aku tidak menyalahkan dirimu," tukas Sie
Si Cong sambil menggeleng dan tertawa. "Hanya saja
aku rasa penyaruanku ini belum tentu bisa diketahui oleh
mereka." "Aaii". ,! Thayjien, dalam sekali pandang saja cayhe
berhasil menemukan penyaruanmu, asal orang yang
pernah berjumpa dengan dirimu serta menperhatikan
lebih teliti lagi maka mereka segera mengenal dirimu,
sebenarnya siauw beng hendak mengikat mereka dengan
suatu perjanjian, tetapi melihat thayjien ikut hadir aku
tak bisa membiarkan mereka berada disini terlalu lama
lagi, terpaksa kubiarkan mereka bubar."
"Merusak rencana bagusmu, aku merasa menyesal
dan minta maaf."
"Soal perjanjian hanya suatu majalah Kecil,
keselamatan thayjien merupakan masalah yang amat
besar. Harap thayjien suka mendengarkan perkataan dari
siauw heng dan lain kali jangan sekali kali menempuh
bahaya lagi"
725 "Aku mengerti." sahut Sie Si Cong sambil tersenyum.
"Lain kali aku tentu akan bertindak lebih berhati hati"."
Ia mendehem sebentar, kemudian terusnya, "Ada
suatu urusan hendak kuberitahukan kepadamu, soal peta
rahasia pangangon kambing tersebut telah aku bicarakan
dengan besanku Liuw thayjien"."
"Lalu apa yang dikatakan Liuw thayjien?"
"Dia minta aku yang memutuskan persoalan ini. "."
"Kalau begitu bagus sekali, harap thayjien suka
menerima kembali peta rahasia pengangon kambing ini."
Tapi dengan cepat Sie Si Cong telah menggeleng
"Aku ingin menghadiahkan peta rahasia pengangon
kambing ini untukmu," kata nya sambil tertawa,
"Hadiahkan kepadaku?" tanya Kwan Tiong Gak agak
tertegun. "Tidak salah, aku pikir kalau peta rahasia ini
menunjukkan sesuatu tempat penyimpanan harta karun,
aku merasa harta karun tersebut tiada guna bagiku, lain
halnya kalau harta karun ini kau yang berhasil dapatkan,
kau bisa menggunakannya sebagai modal untuk
membuka sepuluh buah kantor cabang serta memperluas
usahamu." 726 "Dia begitu paham terhadap keadaanku. hhmmm
keterangan ini berhasil ia dapatkan dari Jen Pek To,"
segera pikir Kwan Tiong Gak dalam benaknya.
Karena berpikir demikian tanpa terasa sudah berpaling
kearah Jen Pek To. Kembali Sie Si Cong tersenyum. " Hal
inipun tak bisa disalahkan diri Pek To, kalau bukan aku
yang desak dirinya terus menerus, tentu saja ia tak
berani memberitahukan hal tersebut kepadaku."
"Thayjien salah tafsir, siauw beng sama sekali tidak
bermaksud menyalahkan diri Jen-heng."
"Kalau begitu sangat bagus. . , ." ia tersenyum dan
ujarnya lebih lanjut, "Jikalau di dalam peta rahasia
pengangon kambing itu tercatat pelbagai ilmu silat, buat
diriku pun tiada berguna, oleh karena itu setelah
kupikirkan tiga kali akhirnya aku mengambil keputusan
untuk hadiahkan peta rahasia pengangon kambing ini
kepadamu, inilah baru tepat pedang mustika
sepantasnya untuk pendekar sejati."
Kwan Tiong Gak tidak langsung menerima pemberian
itu, ia termenung sebentar, kemudian katanya, "Maksud
Baik thayjin biarlah siauw-beng terima dalam hati saja,
terus terang saja siauw beng tidak berani menerima
pemberian berharga dari thayjien ini."
Mendengar penolakan itu agaknya Sia Si Cong merasa
sedikit berada diluar dugaan ini berseru tertahan.
727 "0oouw". kelihatannya dibalik kejadian ini masih
terselip rahasia lain, kau duduklah! kita bicarakan
persoalan ini perlahan lahan."
Kwan Tiong Gak menurut dan segera duduk
diseberangnya. "Thayjin silahkan berbicara!"
"Kenapa begitu banyak jago kangouw yang hendak
merebut peta rahasia pengangon kambing ini" "
"Karena dalam pandangan orang orang Bu lim, peta
rahasia pengangon kambing ini adalah sebuah benda
pusaka yang sangat berharga. kecuali tersimpan
sejumlah harta karun yang tak ternilai harganya,
tersembunyi pula serangkaian ilmu silat yang luar biasa "
"Jikalau benar orang orang Bu lim menyukainya
kenapa kau tidak suka menerima pemberianku ini?"
"Bukannya siauw beng tidak suka, tapi aku tak bisa
mengingkari janjiku terhadap para enghiong hoohan
yang ada dikolong langit, tadi sudah kukatakan bahwa
aku tiada maksud untuk mengangkangi benda tersebut,
kalau sekarang thayjien berikan benda pusaka ini
kepadaku, bukankah aku akan menjadi seorang manusia
yang tidak bisa dipercaya" "
"0ooo". begitu" Sie Si Cong tersenyum, "Tetapi Pun
say tetap menjumpai perasaan yang aneh serta susah
mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah
728 peta rahasia ini, entah apa yang harus aku lakukan pada


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

saat ini."
"Menurut pendapat siauw beng, benda ini tidak
mendatangkan keuntungan bagi si-pemiliknya, biarkan
benda itu tetap dikolong langit akhirnya akan
mendatangkan bencana bagi umat manusia!"
"Jadi maksudmu melenyapkannya.?"
"Sedikitpun tidak salah, harus dilenyapkan dengan
demikian bisa terhindar berbagai kesulitan serta
kerepotan,"
Sie Si Cong termenung, beberapa saat kemudian
katanya. "Pun say rasa setelah kita musnahkan benda ini maka
dikemudian hari akan muncul dua persoalan, masalah ini
tak bisa diselesaikan dengan sebaiknya. Apakah orang
lain akan percaya kalau peta rahasia tersebut benar
benar dimusnahkan" Apakah orang itu mau menerima
kenyataan begitu saja" Kwan heng apakah berani kau
menjamin setelah peta rahasia itu dimusnahkan maka
orang-orang Bu lim tak akan menyelundup masuk
kedalam istana untuk mendatangkan kerepotan lagi?"
"Soal ini", soal ini"." Kwan Tiong Gak kelihatan dibikin
agak tertegun. "Ditambah pula orang itu meninggalkan harta karun
serta ilmu silat adalah bertujuan agar benda tersebut
bisa digunakan dalam dunia," sambung Sie Si Cong lebih
729 lanjut, "kalau kita musnahkan peta rahasia ini, bukan kah
sama halnya kita sudah menyia-nyiakan hasil kerja orang
itu yang dengan susah payah membuat peta tersebut?"
"Asal. , . .! perkataan thayjien sedikit pun tidak salah?"
Kwan Tiong Gak menghela napas panjang. "Tetapi
mempertahankan peta rahasia ini sama halnya menanam
bibit bencana buat kemudian hari, barang siapa yang
memperoleh peta rahasia ini tak bisa hidup dengan hati
tentram." "Kalau didengar memang sangat beralasan ucapanmu
itu, padahal dalam kenyataan sama sekali tidak
mengena"."
Mendengar perkataan tersebut Kwan Tiong Gak
merasa tidak puas.
"Thayjien, dapatkah kau menunjukkan alasan
alasannya?" serunya cepat.
Sie Si Cong tersenyum.
"Aku ingin tahu benda apa yang ada di kolong langit
tak perlu dapat perlindungan" dari gunung serta sungai
sepanjang laksaan li sampai gubuk serta pagar kebun
siapa yang-tidak melindunginya, kalau peta rahasia
Pengangon kambing ini benar benar adalah sebuah peta
pusaka tentu saja ada orang yang hendak merebutnya,
dan aku rasa utusan ini merupakan kejadian yang lumrah
justru kalau peta pusaka ini tak ada yang mau
menggubris atau merebutnya ini baru merupakan suatu
730 berita yang mengherankan bukankah begitu" "
Kwan Tiong Gak merasa apa yang dicapkan memang
sangat cengli, hanya saja- ada beberapa bagian yang
terlalu dipaksakan. setelah termenung sebentar, katanya.
"Pendapat thayjien menang benar, tapi dalam
kenyataan masalah peta pusaka ini sedikit agak berbeda
dengan apa yang kau katakan."
"Dibagian yang mana kau katakan tidak sama" "
"Karena peta rahasia ini tercantum serangkaian ilmu
silat yang lihay pun luar biasa."
"Maka dari Itu semakin tak boleh dibakar lagi"."
Ia merandek sejenak, kemudian tambahnya.
"Jikalau kau sudah bulatkan tekad untuk
memusnahkannya lebih baik undang juga beberapa
orang jago lihay untuk ikut menyaksikan, dengan adanya
beberapa pasang mata yang ikut menyaksikan berarti
ada pula beberapa orang yang menjadi saksimu."
Bicara sampat disitu ia lantas berpaling kearah Jen Pek
To, serunya. "Pek To mari kita pergi?"
Ia bangun terlebih dahulu dan berlalu dari sana
dengan langkah lebar.
731 Jilid 19 BURU BURU Kwan Tiong Gak lintangkan tangan
menghadang. "Thayjien, harap kau suka mengijinkan siaw heng
untuk mengutus beberapa orang piauwsu untuk
menghantar diri thayjien."
"Haa". haaaa". walaupun aku tidak memiliki
kepandaian silat seperti yang dimiliki Kwan Cong Piauw
tauw, tetapi aku memiliki kepandaian silat seperti yang
dimiliki semangat tidak jeri terhadap segala ancaman
bahaya, tidak perlu merepotkan dirimu lagi".
"Thayjien," seru Kwsn Tiong Gak kembali setelah
tertegun beberapa saat lamanya "Bagaimana kalau
berhenti sebentar dan dengarkan sepatah dua patah kata
siauw heng?"
Tanpa berpaling lagi jawab Sie Si Cong, "Jangan kau
ungkap soal peta rahasia pengangon kambing lagi, tadi
sudah kukatakan bahwa barang berharga itu
kuhadiahkan untukmu dan tak bisa kuterima lagi,
bagaimana kau hendak menyelesaikan masalah tersebut
itu urusan pribadimu sendiri."
Selesai berkata tanpa berhenti lagi ia terus berjalan
dan lenyap dibalik hutan.
732 Menanti Sie Si Cong serta Jen Pak To telah berlalu,
Kwan Ciong Gak segera berbisik.
"Saudara Poei, bawahlah Giok Long serta Toa Lek
mengikuti dari belakang Sio thayjien sembari diam diam
melindungi keselamatannya, kalau terjadi sesuatu
peristiwa barulah kirim kabar kepadaku."
Poei Ceng Yan mengiakan dengan membawa Liem Toa
Lek berdua mengintil dari belakang Sie Si Cong.
Setelah ketiga orang itu berlalu, Nyioo Su Jan berjalan
mendekati Cong Piauw tauw ya sembari bertanya, "Cong
Piauw tauw kau bermaksud hendak menyelesaikan
masalah peta rahasia ini dengan cara bagaimana?""
"Aku telah berubah pendapat"
"Kau hendak berbuat bagaimana?"
Kwan Tiong Gak mendongak ke atas dan termenung
sebentar, lalu jawabnya lambat lambat, "Aku bermaksud
untuk kumpulkan seluruh jago yang kita miliki dari
perusahaan Hiaw Wie Piauw kiok kemudian sekuat
tenaga berusaha mendapatkan harta karun yang
terpendam menurut catatan diatas peta rahasia ini aku
pikir jumlahnya harta itu tentu ternilai harganya".
"Setelah menemukannya, Cong Piauw tauw
bermaksud hendak menyelesaikan soal ini secara
bagaimana?"
733 "Barang siapa yang ikut serta dalam gerakan ini akan
memperoleh jumlah enak menikmati hidupnya sampai
akhir hayat, tapi tidak boleh terlalu banyak, sedang
sisanya kita sumbangkan untuk rakyat jelata atau untuk
membantu bencana yang menimpa."
"Agaknya Cong Piauw tauw benar ada maksud
mengakhiri usaha perusahaan ekspedisi Hauw Wie piauw
kiok kita?"
"Su Jan." ujar Kwan Tiong Gak sambil tertawa getir
"Kita sudah berhasil merebut sedikit nama didalam dunia
persilatan, sekalipun sungguh sungguh hendak gulung
tikarpun bukan Suatu masalah yang gampang."
Ia merandek untuk menghela napas panjang,
kemudian tambahnya, "Sie thayjien adalah seorang
pembesar budiman, ia bersemangat jantan berpikiran
lurus dan merupakan seorang pembesar dengan sifat
yang mulia. dalam masa ini kalau bisa muncul beberapa
orang pembesar negeri lagi semacam Sie thayjien, maka
rakyat akan hidup sentosa serta gembira, tetapi dia
adalah seorang pembesar tinggi, banyak urusan tak bisa
ia lakukan sendiri."
"Maksud Cong Piauw tauw, Sie thayjien memberikan
peta rahasia pengangon kambing itu kepadamu adalah
bermaksud agar kau wakili dirinya menemukan gudang
harta tersebut?"
"Dia adalah seorang pembasar negeri kelas satu dalam
pemerintahan saat ini, perkataan serta sikapnya tentu
saja harus kita pikirkan sendiri."
734 "Cong Piauw tauw, aku rasa peta rahasia pengangon
kambing itu susah dipertahankan menurut pendapat
hamba lebih baik kita serahkan kembali kepada Sie
thayjien, asalkan kita tak membawa peta rahasia
pengangon kambing itu maka kawan kawan dunia
persilatan tentu suka menjual muka untuk kita"
Kwan Tiong Gak tidak menjawab, ia segera berpaling
kepada diri Ih Cun.
"Suruhlah mereka berikan barang barang dan kita
segera Kembali kekantor pemerintahannya."
"Terima perintah," dengan cepat Ih Cun menjura.
"Su Jan, mari kita berangkat terlebih dahulu!"
Nyioo Su Jan mempercepat langkahnya berjalan
sejajar dengan Kwan Tiong Gak sambil bertanya, "Harta
karun yang termuat didalam peta rahasia pengangon
kambing hanya merupakan suatu berita saja didalam
dunia persilatan, benarkah dikolong langit ada kejadian
seperti ini masih susah di duga. Cong Piauw tauw demi
persoalan yang sama sekali tiada suatu patokan yang
bisa dipegang apa gunanya kau mengikat tali
permusuhan dengan orang orang Kang ouw"."
"Pada setengah jam barselang akapun pernah berpikir
demikian."
"Jadi Cong Piauw tauw mempunyai pandangan lain"
735 Kwan Tiong Gak mengangguk. "Tempo dulu sewaktu
aku mendirikan perusahaan Expedisi Hauw Wie Piauw
Kiok, dengan seorang diri kuterjang keutara malang
melintang ke Selatan dengan tujuan menanamkan
fondasi yang kuat buat perusahaan kita, dan kini
perusahaan Hauw Wie Piauw Kiok telah memiliki
berpuluh puluh kantor cabang diperbagai tempat, jumlah
Piauw su sudah melebihi seratus orang didaerah utara
maupun selatan terhitung sebagai sebuah perusahaan
Piauw kiok yang terbesar, kalau membicarakan soal
nama kita sudah harus merasa puas.
Tapi,pikiranku saat ini kosong melompong. sedikitpun
tiada bedanya ketika aku masih berkelana didalam dunia
persilatan, tahukah kau apa sebabnya?"
"Sepuluh kantor, seratus orang Piauw su serta ribuan
pembantu telah menggantungkan nafKah hidup mereka
pada perusahaan kita-ini berarti menambah berat beban
Cong Piauw tauw"
"Hal itu bukan merupakan alasan yang terutama."
tukas Kwan Tiong Gak sambil menggeleng. "Dagangan
perusahaan Piauw kiok kita sangat baik sekalipun
memelihara beberapa orang lagipun bukan suatu
masalah yang rumit, orang kangouw yang berani
mengganggu barang kawalan kitapun tidak banyak,
terhadap persoalan ini aku hanya membuang waktu
dengan percuma saja. Jerih payah kita selama banyak
tahun ini sudah mengumpulkan banyak sekali pun kita
harus berhenti dan membagikan harta untuk semua
orang pun masih cukup buat kita untuk hidup sepuluh
delapan tahun lagi."
736 "Jikalau demikian adanya. Cong Piauw tauw tentu
mempunyai kesulitan lain."
"Sekalipun tidak salah, orang-orang kang Ouw
semuanya memanggil aku dengan sebutan Cong Piauw
tauw, hal ini dikarenakan perusahaan Hauw Wie Piauw
kiok kita makin besar dan luas, nama Kwan Cong Piauw
tauw pun makin hari makin nyaring. Tetapi bagi diriku
sendiri sebutan ini sama sekali tidak Mendatangkan
kegembiraan buat diriku bahan sebaliknya mendatangkan
rasa rikuh karena seolah olah tujuanku hanya mengejar
nama serta harta belaka."
"Ehmm".tentang soal ini hamba paham," Nyioo Su
Jan mengangguk.
"Kau sungguh sungguh paham?"
"Hamba percaya benar benar paham."
"Kalau begita bagus sekali, sekarang coba kau
katakan, biarlah aku mendengarkan uraianmu itu,"
"Bakat setia kepandaian silat Cong Piauw ta?w sangat
sempurna, tapi dalam soal harta serta nama telah tak
bisa memuaskan hatimu."
"Ucapanmu memang benar tapi salah! teruskan!" kata
Kwan Tiong Gak dengan sepasang alis berkerut.
"Cong Piauw-tauw ingin meninggalkan suatu
kenangan yang mendalam dikolong langit ini."
737 Mendengar perkataan tersebut Kwan Tong Gak
mendongak tertawa terbahak-bahak.
"Su Jan, dugaanmn sudah hampir benar hanya aku
tidak berpikir seperti apa yang kau ucapkan barusan aku
hanya ingin melakukan beberapa pekerjaan yang
menguntungkan bagi umat manusia, agar meninggalkan
sedikit kenangan dihati orang orang kemudian hari,
dengan demikian hidupku kali ini pun tak terhitung sia sia
belaka." "Maka dari itu secara mendadak Cong Piauw tauw
hendak berubah niat dan ingin meminjam kekuatan
Hauw Wie Piauw kiok untuk menemukan letak harta
karun tersebut kemudian menyebarkan benda berharga
itu kepada rakyat jelata?"
"Benar." Kwan Ttong Gik mengangguk "Aku pikir


Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan berbuat demikian jauh lebih menguntungkan dan
lebih mulia dari pada setiap hari berkelana didalam dunia
persilatan hanya dikarenakan mengejar harta serta nama
belaka." "Perkataan Cong Piauw tauw sedikitpun tidak salah,
kalau Cong Piauw merasa bahwa aku orang she Nyioo
masih bisa di butuhkan cayhe rela mengikuti jejakmu."
"Bagus sekali justru aku hendak meminjam
tanganmu."
738 Sembari berkejap kedua orang itu meneruskan
perjalanannya, tidak terasa lagi mereka telah tiba
dikantor cabang parusahaan Hauw Wie kiok.
Belum lama mereka berdua duduk di-ruangan tengah
Pui Ceng Yan serta Lim Toa Lek sekalipun telah tiba pula
dalam kantor, "Toako." ujar Poei Ceng Yan sembari menjura.
"Siauwte sekalian telah melihat Sie thayjien tiba didalam
istananya dengan selamat."
"Bagus sekali, semua orang sudah sibuk satu malaman
penuh, sekarang pergilah beristirahat semua, besok pagi
aku masih ada urusan hendak dirundingkan dengan
kalian." "Toako, bukankah malam ini juga kita akan berangkat
pulang ke Utara,"
"kuda kuda sudah dibari makan kenyang. pelana
segera dipasang begitu ada perintah" sambung Liem Toa
Lek. Kwan Tiong Gak tersenyum.
"Kau suruhlah aku telah mengubah rencana untuk
sementara tidak akan berangkat"
"Aiaaa".,". .!" Poei Cong Yan berseru tertawa
"Toako, selama banyak tahun siauwte baru untuk
pertama kalinya melihat bagaimana lihaynya permainan
739 senjata rahasia Kiem Ling Piauw mu dan untuk pertama
kalinya pula mendengar toako berkata demikian."
"Benar. saudara Siauwte telah mengubah rencana
semula, sewaktu kalian pergi menghantar Sie thayjien
tadi." "Toako" seru Pui Ceng Yan kemudian, Setelah
termenung sebentar "Kau hendak mengubah rencanamu
secara bagaimana" dapatkah diutarakan agar Siauwte
ikut mengerti?"
"Tentu saja boleh."
"Bagaimana dengan, perusahaan Piauw kiok kita?"
"Untuk sementara berhenti bekerja."
"Toako, menurut keadaan pada tahun berselang
sebelum tutup tahun merupakan saat saat paling repot
buat kita, tahun baru ini kita sudah ada setengah tahun
lamanya kita beristirahat, dan kebanyakan dagangan
datang pada pemulaan tahun ini, toako kita tak akan bisa
menolak datangnya permintaan permintaan yang makin
meningkat ini!"
Kwan Tiong Gak termenung sebentar kemudian
mengangguk. "Perkataanmu sedikitpnu tidak salah, maka dari itu
saudara kau akan lebih repot lagi."
740 "Toako bersikap, sangat baik terhadap siapa pun
piauwsu yang ada dalam perusahaan pun semuanya
bersedia mengorbankan jiwa demi Toako, mau suruh
siauwte terjang lautan api naik kegunung golok, tak akan
ku tolak asal ada perintah dari dari toako,"
"Cepatlah kau kembali kekantor pusat dan instruksikan
seluruh kantor cabang untuk sementara jangan
menerima pesanan pesanan bagi mereka yang telah
diterima pesanan berusaha antuk dibatalkan,"
"Kalau tidak berhasil dibatalkan?"
"Terpaksa kita harus pikul sendiri!"
"Jika kudengarkan nada psmbicaraan toako, agaknya
sudah ambil keputusan untuk membubarkan perusahaan
Hauw Wie Piauw kiok kita?"
"Aaaai". saudara perusahaan Hauw Wie piauw kiok
kita sudah berkembang sampai batas batasnya, kalau
kita bekerja teruspun teetap akan seperti ini. Pepatah
mengatakan. genting tak akan pecah kalau tidak terjatuh
dari atas, panglima tak akan binasa kalau tidak maju
perang, kalau perusahaan kita teruskan pada suatu hari
merek emas kita akan dihancurkan orang, dari pada
terjadi peristiwa semacam ini lebih baik sekarang juga
kita mengundurkan diri terlebih dahulu dengan demikian
Kita masih bisa mempertahankan sedikit nama baik."
Agaknya Poei Ceng Yan masih merasa tidak setuju
dengan cara kerja Kwan Tiong Gak ini, tapi ia tidak
banyak bicara lagi, setelah termenung sejenak katanya,
741 "Baiklah, kalau memang toako sudah mengambil
keputussn demikian siauwte pun tak akan banyak
berbicara lagi, entah kenapa siauwte boleh berangkat?"
"Tentu saja, lebih cepat lebih baik."
"Baik! Sekarang juga siauwte akan berangkat, Toa Lek
suruh orang siapkan kuda buat diriku"."
"Tidak perlu begitu tergesa gesa" cegah Kwan Tiong
Gak sambil tertawa. "Ini hari adalah permulaan tahun,
berangkatlah setelah lewat ini hari, lagi pula aku masih
ada urusan lain yang hendak dirundingkan dengan
dirimu." "Toako masih ada urusan apa" kalau kita tinjau dari
nada pembicaraan Toako agaknya urusan sangat
mendesak tinggal satu atau tanggal dua hanya terpaut
satu hari sedikit-pun tidak perbedaan."
Mendengar ucapan itu Kwan Tiong Gak tertawa
terbahak bahak.
"Haaa ". haaaa".dalam hatimu lagi mangkel sekali
kendati tak kau utarakan aku bisa melihatnya sangat
jelas, hubungan persahabatan kita selama banyak
tahun"."
"Toako kau jangan salah paham," tukas Poei Ceng Yan
cepat. "Sekalipun siauwte merasa mangkelpun tak akan
merasa benci terhadap toako, hanya ssja"."
742 "Aku paham". Kwan Tiong Gak tersenyum. "Hal ini
hanya bisa salahkan aku tak menerangkan perkataanku
sejelas jelasnya."
"Kalau Toako suka menerangkan perkataanmu, hal ini
jauh lebih baik lagi"."
"Hal ini merupakan perubahan pandangan seseorang.
Saudara, apa yang diucapkan Sie thayjien kemarin
malam apakah Cuwi sudah mendengar?"
"Sudah mendengar "
"Kita berhasil memiliki kepandaian silat bagaimana pun
juga tak bila bekerja sebagai pengawal barang sepanjang
hidup, apa lagi kita telah berhasil mengumpulkan banyak
uang sekalipun perusahaan dibubarkan masih cukup
untuk membiayai penghidupan kita selanjutnya. Kita
harus menggunakan masa hidup selanjutnya ini untuk
melakukan perbuatan yang menguntungkan bagi umat
manusia." "Toako bersiap sedia hendak melakukan apa?"
"Mengikuti peta rahasia ini mencari sampai dapat
harta karun yang terpendam kemudian menggunakan
benda benda berharga itu untuk menolong sesama
manusia yang menderita di kolong langit."
Poei Ceng Yan termenung sejenak, katanya, "Siauwte
merasa setuju dengan maksud mulia Toako hendak
menolong sesama manusia, tapi dengan berbuat
demikian kita mengikat tali permusuhan dengan Bu lim."
743 "Tentang soal itu aku tahu, maka dari itu aku hendak
menghentikan semua kegiatan perusahaan kita dari pada
mereka menimpahkan hawa amarah tersebut pada
perusahaan kita dan melukai pelancong serta pedagang
yang sama sekali tak terlibat dalam hal ini."
"Burung lewit meninggalkan suara, manusia mati
meninggalkan nama, dengan berbuat demikian nama
besar Toako akan tetap tercatat dihati semua orang
selama ratusan tahun lamanya, hal ini tentu saja
membanggakan diri kita. Tetapi Toako tidak berpikir
bagaimana dengan penghidupan selanjutnya dari beribu
ribu anggota perusahaan apa bila kita tutup semua
kantor cabang perusahaan Hauw Wie Piauw kok" apakah
kau hendak mengorbankan diri mereka?"
"Akupun tahu urusan ini tidak gampang untuk
menyelesaikannya, maka dari itu aku minta saudara suka
bekerja secara terpisah membereskan kesulitan ini, aku
pikir paling lambat tiga bulan, seluruh kantor cabang
harus ditutup semua, aku segera kembali keibu kota
untuk kirim kabar dengan burung merpati sedang kau
dari sini langsung berangkat kepelbagai kantor cabang
untuk memberi perintah jangan menerima pesanan lagi,
beruntung dalam kantor cabang masih tersimpan
sejumlah uang, suruhlah tiap Piauw su yang bertanggung
jawab dalam kantor cabangnya membagikan uang secara
merata dan bubarkan seluruh anggota agar mereka
mencari nafkah hidup lain"."
"Jikalau mereka tidak mau bubar?" tanya Pui Ceng
Yan. 744 "Mereka harus dibubarkan, perjalanan kita kali ini
untuk mencari harta bukan seperti pengawal barang
kawalan biasa. orang-orang yang kita hadapi adalah jago
jago lihay Bu lim kelas wahid, apakah tidak sayang
mengorbankan jiwa dengan percuma?"
"Perkataan toako sedikitpun tidak salah, siauwie
segera akan terangkat"."
"Beristirahatlah malam ini, besok pagi baru
berangkat."
"Baiklah perjalananku kali ini mungkin akan
membutuhkan waktu selama dua bulan lebih. setelah
urusan selesai aku segera kembali kekantor pusat untuk
menjumpai toako."
"Tak usah, setelah urusan selesai kembalilah kekota
Ka Hong, aku pun segera akan berangkat kemari."
Setelah rencana disusul mereka pergi beristirahat.
Keesokan harinya pagi pagi sekali Pui Ceng Yan sudah
berangkat melakukan perjalanan.
Setelah menghantar Pui Ceng Yan berangkat. Kwan
Tiong Gakpun menyerahkan beberapa pesan kepada diri
Liem Toa Lek, "Setelah aku pergi, kau harus berhati hati,
jikalau Sie thayjien kirim orang mencari aku katakan saja
aku telah berangkat ke ibu kota, paling lambat tiga bulan
lagi akan tiba kembali kemari, waktu itu aku bisa pergi
menjumpai dirinya diistana."
745 "Hamba akan mengingat-ingat," Liem Toa Lek segera
menjura. "Tanda merek perusahaan Hauw Wie-piauw kiok yang
ada didepan pintupun boleh diturunkan, mulai sekarang
tak usah menerima pesanan lagi."
"Hamba akan, segera perintahkan mereka untuk
melaksakannya."
Kwan Tiong Gak tertawa.
"Untuk sementara waktu orang-orang yang ada dikota
Kay Hong tak perlu dibubarkan dulu, setelah tiba di ibu
kota aku akan pilih beberapa orang Piauwsu
berkepandaian tinggi untuk datang lebih dahulu ke kota
Kay Hong dan membantu urusanmu di sini."
Bicara sampai disini ia alihkan sinar matanya ke arah
Nyioo Su Jan serta Lie Giok Liong terusnya, "Su Jan, kau
serta Giok Liong dan Ih Cun tetap berdiam disini, tak
usah pulang kekantor pusat lagi."
"Kami turut perintah," ketiga orang itu bersama sana
menjura. Setelah meloncat naik keatas kudanya Kwan Tiong
Gak melarikan binatang tersebut kedepan untuk
melakukan perjalanan.
746 Menanti bayangan punggung dari Cong Piauw
tauwnya telah lenyap dari pandangan senua orang baru
kembali keruangan tengah,
Liem Toa Lek segera menjura ke arah Nyioo Su Jan
sembari berkata, "Nyioo heng, membicarakan soal
pengalaman kecerdikan kau jauh lebih hebat dari
siauwte, sejak Cong Piauw tauw berlalu harap urusan
disini bisa diputusi oleh Nyioo heng."
"Soal ini. .soal ini"."
"Nyioo heng tak perlu merendah lagi. siauwte akan
mendengarkan semua perintah mu."
Buru-buru Nyioo Su Jan menjura.
"Jikalau demikian adanya, siauwte akan menurut
saja"."
Ia merandek sejenak, demikian terusnya, "Cong Piauw
tauw serta Hu Cong Piauw tauw te
Kisah Pendekar Bongkok 9 Amanat Marga Karya Khu Lung Pendekar Panji Sakti 18
^