Pencarian

Anak Harimau 18

Anak Harimau Karya Siau Siau Bagian 18


bahwa kedatangan Lan See giok sekalian mempunyai
maksud dan tujuan yang kurang baik, ia segera melotot den menegur penuh amarah.
"Kalian termasuk golongan mana" Apa maksud, kalian
kemari" Ayo cepat berterus terang, kalau tidak. hmmm,.
jangan salahkan aku si ikan hiu berekor panjang Gan Bu
liong akan bertindak kejam dan tidak berperasaan!"
Siau thi gou tertawa terbahak bahak, ejeknya sinis,
"Oooh, rupanya kau adalah se ekor panjang Gan tak
berguna.." Haaahhh... haaaahhh... haaaahhh....kalau begitu bagus sekali .."
Perlu diketahui, nama si Hiu berekor panjang Gan Bu-
liong, jika diambil arti menurut kata ucapannya maka bisa diartikan lain.
Tak heran kalau si ikan hiu berekor panjang naik darah,
sebelum Siau thi gou menyelesaikan perkataannya, ia sudah membentak keras. .
"Bajingan cilik, mulutmu jahat......"
Didalam bentakan mana, tubuhnya menerjang ke muka,
telapak tangannya yang kurus langsung dibacokkan ke atas tubuh siau thi gou...
Sudah sejak tadi Si Cay soat tak sabar menanti, kalau
bisa dia ingin membereskan sepasang lelaki perempuan
setengah umur ini secepatnya.
Melihat si ikan hiu berekor panjang telah menyerang
dengan tenaga penuh, dia takut Siau thi gou tak tahu lihay dan menyambut ancaman tersebut secara gegabah.
http://kangzusi.com/
Maka sambil membentak keras dia putar pergelangan
tangannya sambil meloloskan pedang, dimana cahaya tajam
berkelebat lewat, pedangnya telah membacok pergelangan
tangan kanan lawan, Nyonya setengah umur itu bermata
cukup jeli, tiba-tiba dia meloloskan pedang sambil
membentak pula, cahaya tajam berkilauan pedangnya
langsung menusuk ke bahu Si Cay soat.
Siau cian tak mau ambil diam, sambil membentak dia
putar pergelangan tangannya sambil menerjang dan
meloloskan pedang, didalam waktu singkat pedangnya telah menyongsong serangan pedang dari nyonya tersebut.
Ditengah bentakan yang amat nyaring, gerakan tubuh
dari ke empat orang itu dilakukan semua dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat, membuat siapa saja merasakan
pandangan matanya menjadi kabur....
Si ikan hiu berekor panjang segera kena di desak oleh Si Cay soat sehingga tubuhnya mundur sejauh tiga kaki....
Sedangkan nyonya berbaju perlente itu di paksa pula
oleh tiga buah serangan berantai dari Siau cian hingga
kalang kabut tak keruan...
Begitu bentrokan lewat, masing-masing pihak serentak
menghentikan pula serangannya.
Si ikan hiu berekor panjang dan nyonya muda
berpakaian perlente itu, sama-sama dibikin tertegun, dengan pandangan kaget bercampur tercengang mereka awasi Lan
See-giok sekalian dengan wajah termangu, mereka sadar
orang-orang yang berada dihadapannya sekarang sudah
pasti bukan seorang jago persilatan biasa .
Sementara itu Hu-yong siancu dan Naga sakti pembalik
sungai telah menduga kala si ikan hiu berekor panjang dan
http://kangzusi.com/
nyonya berbaju perlente itu tentu murid Wan-san popo,
bahkan mereka berdua pasti sepasang suami istri,
Tapi berhubung pihak lawan tidak mengenali dia dan
naga sakti pembalik sungai maka merekapun segan untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka.
Tapi berdasarkan bentrokan yang dilakukan si ikan hiu
berekor panjang dengan Lan See- giok. dapat diketahui
meski tenaga dalam mereka boleh dibilang terhitung jagoan kelas satu, namun masih selisih jauh bila dibandingkan
dengan kemampuan Lan See giok.
Tiba-tiba terdengar nyonya berbaju perlente itu berseru
sambil tertawa dingin.
"Sejak aku Huan Giok lien terjun ke dunia ramai, selama puluhan tahun belakangan ini belum pernah bertemu
dengan lawan tandingan. Hmmm....! Hari ini kau mampu
mendesakku sehingga mundur sejauh berapa langkah, ingin
kulihat sampai di manakah kelihaianmu yang sesungguhnya!"
Sembari berkata keningnya segera berkerut dan hawa
napsu membunuh menyelinap di wajahnya, sambil
mengawasi Siau cian lekat-lekat, selangkah demi selangkah dia maju ke depan.
Lan See giok tertawa dingin. ejeknya:
"Huuuh, dasar orang lautan yang berpengetahuan picik dan tekebur sendiri, tentu saja kau tak akan tahu kalau di luar langit masih ada langit, diatas manusia masih ada
manusia lain."
Mendengar perkataan itu Huan Giok lien menghentikan
langkahnya sambil berpaling kearah Lan See giok, tegurnya penuh amarah.
http://kangzusi.com/
"Kau bilang aku Huan Giok lien bukan tandingnya"
Biarpun Lan See giok kalau ilmu pedang yang dimiliki
Huan Giok lien bagus, tapi bila dibandingkan Siau cian
masih kalah setingkat, karenanya dia manggut-manggut.
"Asal kau dapat mengungguli satu atau setengah gerakan saja dari enci Cian, kami segera akan mengundurkan diri
dari kepulauan Wan San ...."
Si ikan hiu berekor panjang Gan Bu liong sangat
mengandalkan kekuatan dibelakang punggungnya, Wan
San popo adalah gurunya. karena itu dia tertawa penuh
amarah setelah mendengar ucapan tersebut, teriaknya
kemudian. "Selama puluhan tahun ini. pulau dewa Wan san tak
pernah diintip siapa saja. tapi sekarang kalian berani
mendatangi kepulauan kami seenaknya sendiri, dosa kalian tak bisa diampuni lagi, kamu anggap masih dapat
mengundurkan diri dari sini dalam keadaan hidup " .?"
Sambil berkata sekali lagi dia mendongakkan kepalanya
dan tertawa seram.
Siau thi gou melotot besar, tiba-tiba dia membentak.
"Kau tidak menginginkan aku hidup" ,Hmmm. kalau begitu akan kucabut dulu jiwamu."
Ditengah bentakan keras tubuhnya menerjang ke muka,
tiba-tiba saja dia mengeluarkan ilmu Liong hou jit si-nya yang sangat ampuh itu...
Didalam waktu singkat bayangan tangan menyelimuti
angkasa. ditengah deruan angin serangan yang dahsyat ia
desak si ikan hiu berekor panjang habis habisan.
Tampaknya si ikan hiu berekor panjang tidak menyangka
kalau serangan yang di lancarkan bocah berkulit hitam itu
http://kangzusi.com/
begitu cepat dan dahsyat, belum habis gelak tertawanya
berkumandang, selapis bayangan pukulan telah meluncur
datang dengan amat cepat sehingga pada hakekatnya tak
nampak setitik lubang kelemahan pun.
Dalam kagetnya ia membentak keras, sepasang telapak
tangannya direntangkan ke samping dengan mempergunakan tenaga dalam sebesar sepuluh bagian. dia
berharap dengan mengandalkan tenaga dalamnya yang
sempurna berhasil mengungguli musuhnya tersebut dengan
suatu sistim pertarungan keras lawan keras.
"Blaamm, blaammm!"
Dalam dua kali benturan keras, sepasang bahu dekat
persendian tulang tangan si ikan hiu berekor panjang sudah terkena masing-masing satu pukulan.
Ditengah dengusan tertahan, tubuhnya mundur beberapa
langkah dengan sempoyongan.
Huan Giok lien amat terkejut, sambil menjerit kaget
cepat-cepat ia menubruk ke depan, sambil memayang tubuh
si ikan hiu berekor panjang tersebut.
Nampak bahu kiri dan lengan kanan si ikan hiu berekor
panjang terkulai lemas ke bawah, wajahnya pucat pasi,
wajahnya mandi dengan keringat, tapi ia masih tetap
menggertak gigi sambil menahan rasa sakit, dipandangnya
wajah Siau thi gou dengan penuh kebencian - -
Menjumpai musuhnya masih mampu berdiri tegak tanpa
mengerang kesakitan kendatipun secara beruntun sudah
termakan empat kali pukulan. Siau thi gou segera
mengacungkan ibu jarinya sambil memuji.
"Kau si ikan hiu berekor panjang ternyata sanggup
menerima empat buah pukulan naga dan harimau ku tanpa
mengerang kesakitan, aku Thi-gou benar-benar mengagumi
http://kangzusi.com/
dirimu sebagai seorang lelaki sejati, biar kemampuanmu tak becus tapi aku tetap kagum kepadamu ."
Ketika mendengar nama ilmu pukulan naga dan
harimau, Huan Giok-lien segera terbelalak dengan wajah
kaget, mulutnya melongo dan lama sekali tak mampu
mengucapkan sepatah katapun.
Demikian pula dengan si ikan hiu berekor panjang,
untuk beberapa saat ia berdiri tertegun dengan wajah amat terkejut.
Hu yong siancu sekalian lantas tahu pasti ada hal-hal
yang tidak beres, tanpa terasa mereka saling bertukar
pandangan sekejap dan masing-masing berusaha untuk
mengetahui kabar berita tentang To Seng-cu.
Menyaksikan lawannya cuma berdiri membungkam
dengan wajah melongo. dengan suara dingin Siau-thi-gou
berseru kembali.
"Bagaimana" Apakah kalian merasa tidak puas?"
Setelah berhasil menenangkan pikirannya. Huan Giok-
lien bertanya agak gugup.
"Kau ....adalah......murid To Seng Cu locianpwe" "
Tidak sampai Hu yong siancu menjawab. Siau thi gou
Sudah maju selangkah ke depan sambil menepuk dada,
tegurnya penuh rasa geram...
"Kenapa" Kau anggap aku tak pantas menjadi murid
guruku?" Hu yong siancu kuatir Siau thi gou membuat gara-gara
sehingga persoalan jadi kacau, tiba-tiba serunya dengan
suara dalam. "Anak Gou, kembali"
http://kangzusi.com/
Tentu saja Siau thi gou tidak berani membangkang
perintah bibinya sesudah melotot sekejap ke arah Huan
Giok lien, dia membalikkan badan dan segera mengundurkan diri.
Sementara itu ketika si ikan hiu berekor panjang dan
Huan Giok lien menyaksikan perempuan yang cantik dan
anggun itu memanggil murid To seng-cu tersebut sebagai
"anak Gou". kedua orang itu semakin tertegun lagi saking kagetnya tapi merekapun belum pernah mendengar dari
suhu mereka Wan san popo bahwasanya To Sang cu masih
mempunyai seorang adik seperguruan yang cantik dan
anggun, lalu siapakah dia"
Tanpa terasa dengan sorot mata kaget bercampur
tercengang kedua orang itu mengawasi wajah Hu yong
siancu tanpa berkedip
Naga sakti pembalik sungai segera merasa bahwa
kesempatan baik tak boleh dibuang percuma, dia harus
menggertak musuhnya agar bisa diperoleh kabar yang
dibutuhkan. Maka setelah mendehem pelan dia mengelus jenggotnya
dia berkata sambil tersenyum
"Kalau didengar dari cara pembicaraan kalian berdua, tampaknya kalian adalah murid-murid popo. sekarang
baiklah kuperkenalkan dulu beberapa orang ini kepada
kalian." Si ikan hiu berekor panjang Gan Bu liong amat
membenci Lan See giok sekalian akibat luka yang
dideritanya, sebelum si naga sakti pembalik sungai
menyelesaikan kata-katanya. sambil menahan rasa sakit
yang luar biasa ia lantas berteriak,
"Kau ini manusia apa" Siapa suruh kau banyak mulut?"
http://kangzusi.com/
Lan See giok jadi gusar sekali, tiba-tiba dia mengayunkan tangannya siap melancarkan sebuah sentilan ke depan ...
Hu yong siancu kuatir urusan jadi terbengkalai, buru-
buru cegahnya dengan suara dalam.
"Anak Giok, tahan"
Lan See giok melotot ke arah si ikan hiu berekor
panjang, lalu serunya gusar.
"Kau tak usah kurang ajar dan berlagak jumawa,
kukatakan kepadamu. bila ku ingin merenggut nyawamu,
maka hal ini hanya ku lakukan dengan sebuah sentilan jari saja."
Sambil berkata dia menyentilkan jari tangan kanannya ke
arah sebatang bambu yang berada beberapa kaki dari
tempat mereka berada. .
Segulung desingan tajam meluncur ke depan membelah
angkasa dan langsung menghantam pohon bambu yang
besarnya se lengan manusia itu.
"Kraaakkkkk!"
Diiringi suara yang sangat keras, bambu itu patah
menjadi dua dan segera roboh ke atas tanah dengan
menimbulkan suara yang memekikkan telinga.
Kali ini ikan hiu berekor panjang dan Huan Giok lien
benar-benar termangu karena terkejut, ilmu sentilan jari semacam ini hanya pernah mereka dengar dari cerita
gurunya. Wan san popo dan belum pernah disaksikan
dengan mata kepala sendiri, menurut keadaan sekarang,
pengetahuan mereka berdua memang amat cetek dan tidak
tahu kalau di luar langit masih ada langit, di atas manusia masih ada manusia lain.
http://kangzusi.com/
Sementara itu pada jarak delapan sembilan kaki di sisi
arena telah berkumpul dua puluhan laki perempuan berbaju indah, menurut kesimpulan dari pakaian yang mereka
kenakan, orang-orang itu, tentunya para dayang dan
pelayan si ikan hiu berekor panjang serta Huan Giok lien.
Biarpun paras orang-orang itu berubah hebat, namun tak
seorangpun diantara mereka yang menjerit kaget atau
berbisik bisik membicarakan kejadian tersebut.
Tahu kalau kebengisan dan keangkuhan si ikan hiu
berekor panjang telah memudar, naga sakti pembalik sungai baru tertawa terbahak bahak sambil memperkenalkan diri
"Aku berdiam di telaga Phoa yang she Thio bernama
Lok heng, orang persilatan menyebut sebagai si naga sakti pembalik sungai...."
Belum selesai mereka berkata paras muka Si ikan hiu
berekor panjang dan Huan Giok lien kembali telah berubah hebat, kedua orang itu merasa amat keheranan, menurut
Oh Tin san, si naga sakti pembalik sungai adalah musuh
bebuyutan dari Wi Lim poo mengapa ia bisa berada satu
rombongan dengan orang-orang Wi Lim poo."
Terdengar si naga sakti pembalik sungai berkata lebih
jauh.

Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Dia adalah Hu yong siancu Han Lihiap ...."
Mendengar nama tersebut, saking kagetnya hampir saja
si ikan Hiu berekor panjang lupa dengan rasa sakit di bahu dan tulang lengannya, sekali lagi paras mukanya berubah, dia tak mengira Hu yong siancu yang namanya termasyhur
dalam dunia persilatan sejak puluhan tahun berselang
ternyata masih tetap berwujud sebagai seorang wanita
berwajah cantik,
http://kangzusi.com/
Huan Giok lien jadi kurang percaya, mengapa tokoh dari
golongan lurus yang termasyhur namanya di dunia ini bisa berkomplot dengan Oh Tin san"
Sementara itu naga sakti pembalik sungai masih
memperkenalkan terus.
"....sedang nona ini adalah satu satunya putri kesayangan Han lihiap. bernama Ciu Siau cian...."
Huan Giok lien mengamati wajah Siau cian dengan
seksama, lalu berpikir.
"Tak heran kalau ilmu pedangnya begitu sempurna,
rupanya dia mempunyai seorang ibu yang nama besarnya
telah menggetarkan seluruh dunia persilatan, tentu saja
ilmu pedang putrinya tak akan sejelek ibunya ...
Sementara masih termenung, Naga sakti pembalik sungai
telah berkata lebih jauh .
"..... nona ini adalah satu satunya murid perempuan To Seng cu locianpwe, Si Cay soat...."
Lalu sambil menuding Lan See giok katanya lagi.
"Sedang dia adalah putra tunggal si gurdi emas peluru perak Lan tayhiap, juga merupakan pewaris ilmu silat To
Seng cu Cia locianpwe yang bernama Lan See giok."
Untuk pertama kalinya Huan Giok lien memperhatikan
wajah Lan See giok, seketika itu juga ia terpikat oleh
ketampanan wajahnya. ia tidak percaya kalau dalam dunia
ini bisa terdapat pemuda yang begitu tampan.
Maka setelah mendengar kalau Lan See giok adalah
putra Lan Khong tay yang tersohor dimasa lalu, tanpa
terasa ia teringat kembali akan kisah romantis Lan Khong tay dengan Hu yong siancu.
http://kangzusi.com/
Karenanya dia seperti memahami akan sesuatu, sorot
matanya yang tajam berulang kali dialihkan dari wajah Hu-yong siancu ke wajah Lan See giok, seakan akan dia hendak mencari persamaan dari wajah ke dua orang ini, apakah
diantara mereka berdua memang terjalin hubungan sebagai
ibu dan anak. Hu-yong siancu sudah cukup berpengalaman dalam hal
semacam ini dia mempunyai perasaan yang tajam sekali,
terutama atas sorot mata orang lain yang aneh
Kontan saja selembar wajahnya menjadi merah padam
karena pandangan tersebut.
Naga sakti pembalik sungai segera berkerut menyaksikan
kejadian itu sehingga dia lupa untuk memperkenalkan Siau thi gou
Padahal Siau thi gou sudah tak sabar menanti sedari tadi, tapi ia pun merasa kurang leluasa untuk mengumbar napsu
karena itu setelah mendehem pelan katanya.
"Thio loko, masih ada aku?"
Segera si naga sakti pembalik sungai teringat akan Siau
thi gou, sambil tertawa tergelak. segera serunya.
"Saudara berdua. biar kuperkenalkan seorang lagi
kepada kalian berdua"
Sambil, menuding ke arah Siau thi gou yang telah
memasang gaya, dia berkata lebih jauh sambil tertawa.
"Dia adalah murid pertama yang diterima oleh To Seng cu locianpwe sebelum yang lain. bila berbicara menurut
urutan perguruan, maka Lan See giok masih pantas
memanggil toa suheng kepadanya..."
http://kangzusi.com/
"Ooh, tidak-tidak, engkoh Gioklah yang pantas menjadi toa suheng" cepat-cepat Siau thi gou membantah sambal menggoyang kaki tangannya berulang kali.
Oleh perkataan ini, meski semua orang tak sampai
tertawa kegelian. namun suasana tegang yang semula,
mencekam arenapun menjadi jauh lebih berkurang,
Naga sakti pembalik sungai berkata kemudian lebih jauh:
"Setelah kau dengar perkenalanku ini, tentunya
kalianpun sudah dapat menduga apa maksud kedatangan
kami bukan"
Huan Giok lien segera manggut-manggut, "Yaa, menurut perkenalan lo enghiong, tentunya kedatangan kalian untuk menjemput To seng cu untuk diajak pulang bukan?"! Dari ucapan "menjemput" Hu yong siancu sekalian segera berkesimpulan bahwa To Seng cu selain berada di pulau
Wan san saat ini, keselamatan jiwanyapun tidak terancam.
Maka dengan wajah terkejut bercampur gembira ia
mengangguk berulang kali.
"Betul, kami memang datang untuk mengajak dia orang tua pulang ke rumah."
Tanpa sangsi Huan Giok-lien segera berseru.
"Bagus sekali, mari ku ajak kalian menjumpainya"
Oleh jawaban ini, Hu yong siancu sekalian menjadi
setengah percaya setengah tidak, semuanya jadi tertegun
Tampaknya mereka tidak menyangka kalau masalahnya
dapat berubah secepat ini, karenanya mereka saling
berpandangan sekejap seakan akan tak percaya kalau
kejadian ini merupakan suatu kenyataan.
Dalam pada itu Huan Giok lien telah berbisik sesuatu
kepada si ikan hiu berekor panjang, tapi si ikan hiu berekor
http://kangzusi.com/
panjang seperti kurang setuju, sampai akhirnya Huan Giok lien melotot dengan kening berkerut, dia baru melotot
sekejap kearah Lan See giok sekalian dengan penuh
kebencian lalu membalikkan badan dan menuju ke
rombongan pelayan.
Setelah kepergian si ikan hiu berekor panjang, Huan
Giok lien baru membalikkan badan menengok Lan See giok
sambil bertanya.
"Kalian membawa perahu?"
"Perahu kami ada didekat situ, mari ikut aku" jawab si naga sakti pembalik sungai.
Dengan perasaan penuh pengharapan dan gembira,
berangkatlah semua orang mana ke perahu di tepi pantai..
Lan See giok juga merasa gembira, setelah semua orang
berada diatas perahu tanpa tertahankan lagi dia berpaling kearah Huan Giok lien sambil bertanya.
"Tolong tanya kau hendak membawa kami pergi kemana
sekarang...?"
Sikap Huan Giok lien tenang tanpa sikap permusuhan,
sebelum pemuda itu menyelesaikan katanya ia telah
menukas. "Aku she Huan bernama Giok lien, Huan adalah nama
marga dari Huan li hoo yang tersohor dimana-mana,
sedang Giok berarti kemala."
Lan See giok cukup mengetahui maksud hatinya tanpa
terasa dengan wajah memerah, buru-buru dia minta maaf.
"Maaf Huan lihiap, tolong tanya..."
Kembali Huan Giok Lien menggoyangkan tangannya
sambil tertawa. "Sebutan Huan lihiap tidak berani kuterima, sebab dewasa ini orang yang pantas disebut sebagai seorang
http://kangzusi.com/
"lihiap" didalam dunia persilatan cuma Han locianpwe seorang. yang lain sama sekali tak berhak mendapatkan
predikat tersebut."
Hu yong siancu adalah orang yang pandai, memanfaatkan itu ia segera menyela sambil tersenyum,
"Aaah, mana, mana, nona Lien kelewat memuji!"
Panggilan "nona Lien" tersebut seketika membuat wajah Huan Giok lien jadi merah dadu dan berseri seri, dia benar-benar merasakan kegembiraan yang tak terkirakan.
Siau cian dan Cay soat yang memegang dayung, kontan
saja saling berpandangan sambil mencibirkan bibir setelah melihat wajah Huan Giok lien yang berseri itu .
Tapi. oleh karena Hu yong siancu yang menggunakan
sebutan tersebut. maka tak ada yang berani mengejek atau menggoda, apa lagi pihak lawan toh sebagai penunjuk jalan untuk bertemu dengan To Seng-cu- "
Memanfaatkan kesempatan dikala Huan Giok lien
sedang gembira, Hu yong siancu segera mendesak lebih
jauh. "Nona Lien sekarang kita hendak pergi ke mana?" .
Sambil berusaha untuk mengendalikan rasa gembiranya
yang meluap, sahut Huan Giok lien.
"Boanpwe mengajak cianpwe sekalian pergi ke istana
Tiang siu kiong...."
Lan See giok ingin mengetahui kabar tentang gurunya
secepat mungkin, dengan suara datar ia segera menyela.
"Apakah guruku berada di dalam istana Tiang Siu
kiong?" http://kangzusi.com/
Huan giok lien menggelengkan kepalanya berulang kali,
sesudah tertawa genit sahutnya.
"Tidak. To Seng-cu locianpwe tidak berada dalam istana Tiang siu kiong.., "
Berkilat sorot mata Lan See giok, wajahnya berubah
hebat, tanpa terasa ia menegur dengan suara dalam.
"Lantas mengapa kau ajak kami pergi ke istana Tiang siu kiong. . ,"!"
Oleh sorot mata Lan See giok yang begitu tajam
bagaikan sembilu ini, Huan Giok lim jadi terperanjat
sampai tubuhnya menggigil, untuk beberapa saat dia tak
tahu bagaimana mesti menjawab pertanyaan tersebut,
Hu yong siancu yang menjumpai paras muka Cay soat
serta Siau thi gou turut berubah semua, dia kuatir tindakan mereka yang gegabah akan mempengaruhi situasi yang
sedang mereka hadapi, maka, cepat-cepat ia menyela sambil tertawa,
"Nona Lien, tahukah kau To Seng-cu locianpwe berada dimana sekarang?"
"Boanpwe tidak tahu." agak gugup Huan Giok lien menggelengkan kepalanya.
Lan See giok merasa sangat kecewa, kekecewaan itu
segera berubah menjadi kobaran hawa amarah. tanpa terasa bentaknya.
"Lalu siapa yang tahu..".
Bentakannya yang menggeledek ini segera menggetarkan
perasaan Huan Giok lien sehingga wajahnya berubah
menjadi pucat pasi, telinganya mendengung keras dan
sekali lagi dibikin terperanjat.
http://kangzusi.com/
Hu Yong siancu cukup memahami perasaan gelisah yang
mencekam Lan See-giok saat ini. dia tidak menegurnya,
tapi kepada Huan Giok-lien berkata dengan suara datar,
"Tahukah nona Lien. siapa yang mengetahui jejak Cia locianpwe berada dimana sekarang?"
Tampaknya Huan Giok lien mulai menyesal karena
tidak menurut peringatan dari ikan hiu berekor panjang
dengan menghantar sendiri rombongan tersebut menuju
istana Tiang-siu kiong, kini dia berdiri di ujung sampan dengan posisi terjepit, mau mencoba kabur lewat air pun
sudah tak mungkin lagi sekarang.
Karena itu dengan alis mata berkernyit dia menengok
kearah Hu yong siancu, kemudian menjawab.
"Kabar berita To Seng cu locianpwe yang sebenarnya
hanya diketahui oleh guruku beserta Cinjin dan Koay kiat."
Dengan lembut Hu yong siancu manggut-manggut. lalu
bertanya lebih jauh.
"Apakah gurumu berada dalam istana Tiang siu kiong..."
Sekali lagi Huan Giok lien manggut-manggut.
"Benar dia berada di pulau besar itu"
Sambil berkata jari tangannya segera menuding kearah
pulau besar dibagian tengah.
Siau cian dan Cay soat turut mendongakkan kepalanya
memandang ke muka, pulau besar itu diliputi kegelapan,
paling dekat pun jaraknya masih berapa li, karena itu
mereka mendayung lebih kuat lagi sehingga sampan
tersebut melesat ke depan dengan kecepatan bagaikan anak panah terlepas dari busurnya.
http://kangzusi.com/
Naga sakti pembalik sungai paling menguatirkan bila tiga manusia aneh dari luar lautan berada di pulau tersebut. tiba-tiba selanya pula.
"Apakah Si to cinjin dan Hay lam koay kiat dua orang locianpwe sudah pulang ke rumah masing-masing."
"Belum, mereka masih berada di istana guruku"
Naga sakti pembalik sungai segera berkerut kening dan
memandang sekejap ke arah Hu yong siancu dengan gelisah
bercampur murung.
Biarpun Hu yong siancu merasa gelisah didalam hati,
namun di luar wajahnya
Masih tetap bersikap tenang, kembali dia tersenyum
seraya bertanya:
"Nona Lien, pernahkah kau bertemu muka dengan To
Seng-cu locianpwe ...."
Kembali Huan Giok lien menggeleng:
"Oleh karena boanpwe berdiam di pulau lain, sebelum mendapat perintah suhu, boanpwe tak berani mendatangi,
istana Thian siu kiong dengan sembarangan, itulah
sebabnya belum pernah bersua dengan To Seng-cu
locianpwe."
"Kali ini kau mengajak kami ke situ, apakah popo tak akan memarahimu?" sengaja Hu yong siancu bertanya lagi keheranan.
"Tidak" Huan Giok lien menjawab tanpa ragu, "satu bulan berselang suhu telah berpesan, bila ada orang yang datang untuk menjemput To Seng cu locianpwe, perduli
jumlahnya banyak atau sedikit, tua atau muda, segera
mereka harus diajak pergi ke istana Tiang siu kiong..."
http://kangzusi.com/
Diam-diam Hu yong siancu sekalian merasa terkejut,
mereka tidak tahu apa sebabnya Wan san popo bisa tahu
bakal ada orang yang datang menyelidiki jejak To Seng cu locianpwe"
Sementara itu, si naga Sakti pembalik sungai telah
bertanya pula dengan pikiran murung:
"Nona Lien, bagaimana sih hasil perundingan dari To Seng cu locianpwe dengan suhumu sekalian" Akhirnya
mereka telah menyekap To Seng cu locianpwe dimana"
Masa nona Lien sama sekali tidak tahu?"
"Boanpwe benar-benar tidak tahu" jawab Huan Giok lien, sambil menggeleng tanpa ragu.
Berbicara sampai disini, dengan kening berkerut ia
termenung sebentar, tiba-tiba tanyanya dengan nada aneh:
"Kalian benar-benar datang dari Wi lim poo?"
Hu Yong siancu dan Lan See giok sekalian mengangguk
bersama sama. Dengan wajah tidak mengerti Huan Giok lien segera
berseru: "Oh Tin San toako dan enci Ci hoa merupakan orang
yang turut berunding disini, mereka semua tahu tentang
tempat yang dipakai untuk menyekap To Seng cu
locianpwe, sewaktu kemari apakah kalian tidak bertanya
kepada mereka?"
Mendengar ucapan mana, Hu yong siancu dan Lan See
giok merasa mendongkol campur menyesal, sewaktu bersua
dengan Oh Tin san suami istri tempo hari, mereka hanya
tahu membalas dendam dan lupa menanyakan keadaan di
luar lautan, setelah di singgung kembali oleh.... Huan Giok sekarang, mereka baru merasa menyesal kali...
http://kangzusi.com/
Tapi persoalan apakah yang direncanakan dan
dirundingkan Oh Tin San suami istri beberapa orang itu
merasa persoalan ini perlu diketahui dengan secepatnya.
Maka Hu yong siancu segera, bertanya:
"Nona Lien, tahukah kau persoalan yang dibicarakan Oh pocu suami istri ?"
"Sayang boanpwe tidak ikut hadir dalam perundingan
tersebut, sehingga tidak tahu persoalan apakah yang sedang mereka bicarakan.." sahut Huan Giok lien dengan nada
permintaan maaf.
Tapi ketika berbicara sampai di situ, seperti teringat akan sesuatu, dengan gembira terusnya lagi:
"Aaaah, boanpwe dapat mengingat kembali sekarang,
siau sumoayku Gi Hui hong mengetahui kejadian ini
dengan amat

Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

jelas, sebab sewaktu perundingan dilangsungkan dia melayani suhu di samping suhu pun
paling suka dengannya."
Mendengar jawaban ini semua orang kembali merasa
kecewa dan gelisah, karena siau sumoay Gi Hui hong yang
dimaksud Huan Giok lien, biar pun sepanjang hari
mendampingi Wan san popo, sudah pasti mereka tak
mungkin pergi menjumpainya lebih dulu dan minta
kepadanya untuk memberitahukan tempat penyekapan
terhadap To Seng cu kepada mereka semua.
Melihat paras muka Hu yong siancu dan Lan See giok
semua menunjukkan wajah murung dan kesal, seperti
hatinya diliputi kekuatiran, cepat-cepat Huan Giok lien
menghibur: "Biarpun demikian... menurut boanpwe yang mendapat
kabar dari sumber berita yang dapat dipercaya, To Seng-cu locianpwe bukan disekap oleh suhu di suatu tempat,
http://kangzusi.com/
melainkan Cia locianpwe sendirilah yang bersedia tinggal di suatu tempat untuk mengasingkan diri."
Lan See giok kembali menghela napas dan gelisah,
dengan cepat dia menyela:
"Dimanakah tempat untuk mengasingkan diri itu?"
Setelah ditegur oleh Lan See giok tadi, sampai sekarang
Huan Giok lien masih mendongkol, melihat ada
kesempatan untuk membalas, cepat dia menarik muka
sambil menegur: "Kau ini memang kebangetan sekali.
bukankah sudah ku bilang aku tidak tahu, kalau tahu
mengapa tidak kuberitahukan kepadamu?".
Sewaktu mengucapkan perkataan tersebut pada mukanya, dia memang menarik muka, tapi makin lama
wajahnya semakin cerah dan akhirnya dia tak bisa menahan diri lagi untuk tertawa cekikikan, Sebenarnya Lan See giok hendak mengumbar hawa amarah nya, tapi setelah
menjumpai nona itu tertawa, dia malah merasa rikuh
dengan sendirinya.
Selama ini, Siau cian dan Cay soat sambil mendayung
perahu, mereka tak hentinya, mengawasi keadaan kedua
orang itu, sewaktu melihat sikap Huan Giok lien yang
sengaja mengambek, tanpa terasa mereka saling berpandangan sambil tertawa lalu mencibir sinis.
Naga sakti pembalik sungai ada maksud untuk mencari
sedikit kabar dari mulut Huan Giok lien, agar Lan See giok mempunyai persiapan sebelumnya, sambil tersenyum tiba-tiba bertanya:
"Nona Lien, Si to cinjin dan Hay lam koay kiat belum pulang juga sampai kini, apa yang telah mereka kerjakan
untuk mengisi, kekosongan selama setahun lebih ini?"
http://kangzusi.com/
Agaknya Huan Giok lien dapat menebak pula maksud
hati Naga sakti pembalik sungai, sahutnya sambil tertawa hambar:
"Saban hari mereka tiga orang tua. selalu minum teh, main catur dan melatih murid jika dilihat dari cara mereka memberi petunjuk dan mendidik para suheng dalam latihan
ilmu silat, bisa jadi kesemuanya itu dipersiapkan untuk
menghadapi saudara Lan ini,"
Sambil tersenyum dia mengerling sekejap, agaknya
sedang mengerling ke arah Lan See giok dengan angkuh
pemuda itu mendengus, sekulum senyuman dingin
menghiasi wajahnya bagi pandangannya, Hay gwaa Sam
koaypun tak dipandang sebelah matapun, apalagi anak
murid mereka bertiga" .
Menjumpai sikap angkuh anak muda itu, diam-diam
Huan Giok lien merasa mendongkol., serunya kemudian
sambil tertawa dingin:
"Saudara-saudara seperguruanku yang berada di istana Tiang siu kiong, tidak sebodoh aku Huan Giok lien, mereka tak ada yang tidak becus macam diriku ini."
Satu ingatan segera melintas dalam benak Hu yong
siancu, sambil tersenyum ia segera bertanya:
"Nona Lien, murid siapa saja yang berada di dalam
istana Tiang siu kiong?"
Tampaknya Huan Giok lien ada maksud untuk
memanasi hati Lan See giok, dia mengerling sekejap ke
arah pemuda tersebut lalu sahutnya rada angkuh:
"Jangan dibicarakan soal saudara-saudara seperguruanku yang lain, cukup kita ambil contoh adik seperguruanku
yang paling kecil Gi Hui hong, selain wajahnya cantik jelita bak bidadari dari kahyangan, tubuh yang tinggi semampai,
http://kangzusi.com/
terutama sekali bila ia pergunakan ilmu pedang Peng pok
leng hiang kiamnya, belum pernah ada orang yang mampu
menandinginya, bahkan tiga jago dari Hay lam yang
menyerang bersama dan empat jago dari pulau Si to yang
maju berbareng, tiada seorangpun berhasil meraih
kemenangan..."
Lan See giok yang mendengar hal ini segera berkerut
kening, kemudian tertawa hambar.
Melihat Lan See giok tidak terpengaruh oleh kata
katanya, Huan Giok lien kembali berteriak dengan
mendongkol: "Kukatakan kepadamu, kau bukan tandingannya, kau
tak akan mengunggulinya, sekali pun kau sanggup
mengalahkan dia, belum tentu dia akan menurut
kemauanmu!"
Lan See giok, Siau cian dan Cay soat yang
mendengarkan ucapan tersebut segera saling berpandangan
sekejap kemudian sambil tertawa geli menggelengkan
kepala kepalanya berulang kali, dalam hati mereka seakan akan sedang mengejek:
"Huuuh, siapa suruh kau mengatakan begini" Memangnya aku bakal tertarik?"
Baru saja Huan Giok lien hendak berkat lebih jauh,
sampan sudah merapat di pantai.
Semua orang lantas turun dari perahu dan mengikuti
dibelakang Huan Giok lien menuju ke tengah pulau.
Sepanjang jalan mereka lalui batuan karang yang
berbentuk aneh dengan aneka pohon dan rumput setinggi
lutut, angin gunung yang berhembus lewat dan menggoyangkan dedaunan, membuat suasana terasa terang
dan menyeramkan.
http://kangzusi.com/
Tanpa terasa mereka jadi teringat sebutan si ikan hiu
berekor panjang atas pulau Wan san yang dikatakan sebagai pulau dewata mau tertawa rasanya karena geli.
Sementara itu Siau thi gou yang melihat keadaan pulau
tersebut segera bertanya dengan gelisah:
"Hei, jarak sampai di istana Tiang siu kiong masih
berapa jauh?"
Huan Giok lien tahu kalau Siau thi go sedang bertanya
kepadanya maka jawabnya hambar.
"Jaraknya masih ada tujuh delapan lebih.."
"Kalau begitu. mengapa kita tidak menempuh perjalanan lebih cepat lagi?" seru Siau thi gou lagi.
Maka semua orang mengerahkan ilmu meringankan
tubuh masing-masing dan meluncur ke tengah pulau.
Hu yong siancu dan naga sakti pembalik sungai mesti
tahu kalau Lan See giok sekalian tidak memandang sebelah matapun terhadap ke tiga manusia aneh dari luar lautan itu namun dia tahu, hal ini tak lebih cuma sikap "anak harimau yang tidak takut persoalan apapun."
Sebaliknya dia dan naga sakti pembalik sungai yang
sudah berpengalaman luas didalam dunia persilatan cukup
tahu akan kelihaian musuh, karena itu semakin mendekati
tujuan perasaan mereka semakin bertambah gelisah.
Dalam perjalanan yang begitu cepat, tiada hentinya
mereka berdua mengawasi beberapa orang bocah muda itu,
mereka tidak tahu apakah nasib baik atau buruk yang akan menimpa mereka setibanya di istana Tiang siu kiong nanti"
Setelah menembusi hutan yang lebat dan melewati
sebuah tebing yang tinggi, beratus-ratus kaki di depan
mereka muncul sebuah bayangan hitam yang luas, hanya
http://kangzusi.com/
karena jaraknya terlalu jauh, semua orang tak dapat melihat dengan jelas..
Tiba-tiba Huan Giok lien berseru tertahan dan segera
menghentikan tubuhnya dengan cepat.
Dengan perasaan tidak mengerti semua orang turut
menghentikan. langkahnya dan menengok kearah Huan
Giok lien dengan pandangan kaget bercampur tercengang.
Hu yong siancu tahu kalau ada hal-hal yang tidak beres,
segera bisiknya lirih:
"Nona Lien, adakah sesuatu yang tidak beres?"
Dengan pandangan ragu dia menuding arah gerombolan
hitam di kejauhan sana, lalu berkata:- "Disitulah letak istana Tiang siu kiong, biasanya tempat itu terang
benderang bermandikan cahaya, tapi aneh benar malam ini
mengapa tak nampak cahaya lampu dan dicekam
kegelapan?"
Dengan kening berkerut Lan See giok mengerahkan
tenaga dalamnya untuk memandang ke depan, lalu sambil
mendengus dingin serunya dengan gemas: "Hmm, sungguh tak dinyana ketiga makhluk tua itu sudah lama menunggu
kedatangan kita."
Sekali lagi Hu yong siancu sekalian rasakan hatinya
bergetar dengan wajah berubah, biarpun mereka sudah
mengerahkan ketajaman matanya untuk memandang,
namun yang terlihat tak lebih cuma bayangan bangunan
yang lamat-lamat, Diam-diam Huan Giok lien merasa
terkejut, ditatapnya Lan See giok dengan pandangan
tertegun, dia tak percaya kalau anak muda tersebut dapat melihat kalau gurunya Wan San popo, Lam hay koay kiat
dan Si to Cinjin telah lama menantikan kedatangan mereka di istana.
http://kangzusi.com/
Andaikata benar demikian, bukankah ini menunjukkan
kalau tenaga dalam yang dimiliki pemuda tampan berbaju
biru sudah mencapai tingkatan kesempurnaan yang luar
biasa" ooo0dw0ooo BAB 37 TAPI ingatan lain segera melintas kembali di dalam
benaknya, dari keberanian mereka mendatangi pulau Wan
san untuk menantang gurunya berduel, bila tanpa didukung oleh kemampuan yang yakin bisa mengungguli gurunya
bertiga, mustahil mereka berani datang mencari gara-gara.
Berpikir sampai di sini, pandangan memandang rendah
pada musuh yang semula mencekam pikiran dan
perasaannya, seketika tersapu lenyap hingga tak berbekas.
Mendadak terdengar Siau thi gou berteriak keras dengan
penuh amarah. "Kalau memang ketiga makhluk tua itu sudah menunggu kematian di situ, mengapa kita tidak segera berangkat ke depan?"
Suasana malam semakin kelam, keheningan mencekam
seluruh jagad, ditambah pula teriakan Siau thi gou penuh mengandung hawa murni yang kuat, teriakan tersebut
kontan saja terbawa sampai sejauh beberapa li dan
terdengar jelas oleh ketiga manusia aneh di luar lautan yang cuma berdiri kurang lebih seratus kaki di depan situ.
Maka dengan suara dalam Hu yong siancu segera
menegur: "Thi gou, jangan berbicara yang bukan-bukan...."
http://kangzusi.com/
Belum habis dia berkata, dari kejauhan sana telah
berkumandang datang suara tertawa dingin yang menggidikkan hati, membuat siapapun yang mendengar
suara itu segera bergidik dan berdiri semua bulu kuduknya.
Diam-diam semua orang merasa terkejut dan serentak
mengalihkan pandangan matanya ke depan, menurut berita
yang tersiar dalam dunia persilatan, konon ilmu silat yang dimiliki tiga manusia aneh di luar lautan sangat hebat, dari gelak tertawa yang menyeramkan barusan terbukti sudah
bahwa ucapan itu memang bukan kosong belaka.
Mendadak tampak Lan See giok berkerut kening, sambil
melotot dengan sinar mata tajam, kemudian dia
mendongakkan kepala dan tertawa terbahak bahak.
Suara tertawanya seperti suara genta yang berdentang
memecahkan keheningan, suara nya menggaung sampai
bermil-mil jauhnya dan membumbung di angkasa, seketika
itu juga gelak tertawa yang mengerikan tadi terbungkam
sama sekali. Dari beberapa orang yang berada di belakang Lan See
giok, Huan Giok lien yang pertama tama tak mampu
menahan diri, di susul kemudian oleh naga sakti pembalik sungai, malah Hu yong siancu serta Siau thi gou pun mulai merasakan hawa darah di dalam dadanya bergolak amat
keras. Dengan perasaan terkejut Hu yong siancu segera berseru:
"Anak Giok, cepat berhenti!"
Lan See giok yang seluruh wajahnya diliputi hawa
membunuh segera menghentikan gelak tertawanya setelah
mendengar seruan itu, tapi di dalam dadanya masih terselip perasaan kesal dan mangkel yang tak terkirakan.
http://kangzusi.com/
"Anak Giok, kenapa kau berbuat begitu bodoh?" tegur Hu yang siancu kemudian dengan suara berat. "musuh
tangguh sudah di depan mata, suasana amat kritis, mengapa kau malah menghambur hamburkan tenaga dalam dengan
percuma sehingga merugikan diri sendiri?"
Sementara berbicara, sisa tertawa keras yang mengalun
di angkasa telah menyebar sampai ke tempat kejauhan,
bahkan orang-orang yang berada di ratusan buah kapal
perang di tengah lautan pun merasa terperanjat oleh gelak tertawa tersebut.
Sekilas perasaan menyesal segera menghiasi wajah Lan
See giok yang hijau membesi, namun dari pusarnya dia
masih merasakan juga dorongan hawa murni yang begitu
kuat hendak meletus keluar.
Mendadak terdengar Siau cian berseru tertahan:
"Aaah, ketiga manusia aneh itu telah datang."
Dengan perasaan terkejut semua orang berpaling, benar
juga dari balik kegelapan lebih kurang puluhan kaki di
depan sana, nampak tiga sosok bayangan manusia dengan
memancarkan enam buah mata yang bersinar tajam,
bagaikan tiga ekor kelelawar raksasa meluncur datang
dengan segera. Dibelakang ketiga sosok bayangan manusia itu, pada
jarak dua tiga puluh kaki menyusul pula sejumlah bayangan manusia yang ber-gerak datang dengan kecepatan tinggi
Lan See giok yang bermata tajam, dalam sekilas
pandangan saja dapat melihat bahwa orang yang berada


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dipaling depan adalah Wan san popo.
Wan san pogo berwajah merah cerah dengan rambut
berwarna perak, sepasang matanya memancarkan sinar
tajam yang menggidikkan, dia memakai baju yang lebar
http://kangzusi.com/
dengan membawa sebuah tongkat besi, sebesar lengan
bocah yang beratnya paling tidak satu dua ratus kati. Saat itu Wajahnya penuh diliputi perasaan terkejut, kaget, seram dan gusar ....Orang yang di sebelah kiri adalah Sito Cinjin yang berperawakan kurus kering.
Sito Cinjin mengenakan kopiah pendeta yang disertai
jubah pat kwa yang lebar, sepasang pedang tersoren di
punggung, pada bagian dagunya dihiasi jenggot kambing
yang telah memutih, sorot matanya yang tajam tak
ubahnya, seperti dua bilah pedang tajam.
Sebaliknya orang yang berada di sebelah kanan adalah
Lam hay koay kiat, manusia yang pernah mendatangi
puncak Giok li hong dibukit Hoa san tempo hari untuk
mengundang kedatangan To Seng cu ke pulau Wan San.
Lam hay lo cay mempunyai alis mata yang tebal dengan
wajah persegi lebar, dalam kejut dan gusarnya dia nampak menyeramkan sekali .....
Tapi setelah mengetahui dengan pasti wajah beberapa
orang itu, sepasang matanya yang tajam segera dialihkan ke wajah Siau thi gou, Cay soat dan See giok secara
bergantian. Sedang Lan See giok mengawasi lawannya, tiga manusia aneh dari luar lautan itu sudah menghentikan
gerakan tubuh mereka lima kaki dihadapan semua orang,
sambil tertawa seram mereka awasi musuh-musuhnya tanpa
berkedip, sikapnya angkuh dan amat juma-wa.
Huan Giok lien yang bertemu dengan Wan San popo
segera berseru lirih: "Suhu.,."
Ia menubruk ke depan, pertama tama berlutut lebih dulu
untuk memberi hormat pada Wan san popo, kemudian baru
memberi hormat pula kepada Lo koay dan Cinjin. Wan San
popo sama sekali tidak memandang sekejappun kearah
http://kangzusi.com/
Huan Giok lien, mengebaskan ujung bajunya dia berseru
dengan gusar: "Berdiri dibelakang sana !"
Sesudah memberi hormat buru-buru Giok lien berseru:
"Suhu, pemuda berbaju biru dan gadis berbaju merah dan bocah bermata besar berkulit hitam itulah murid-murid To Seng-cu locianpwe.."
"Aku sudah tahu". tukas Wan san popo kurang sabar,
"lam hay susiokmu telah mengatakan kepadaku."
Tampaknya Huan Giok lien sempat dibuat kalut pikiran
dan perasaannya oleh tertawa Lan See giok yang amat keras dengan suara gemetar kembali dia berkata:
"Suhu, dia ......"
Belum sampai Huan Giok lien menyelesaikan kata
katanya, Wan San popo sudah melotot besar sambil
membentak. "Enyah kau dari situ; cerewet amat kau!"
"Tidak suhu ...." kembali Huan Giok lien berseru gemetar, "mereka datang dari telaga Phoa yang...."
Mendengar ucapan mana, Wan san popo beserta Lam
hay lo koay dan Si to cinjin segera mengalihkan sorot
matanya dan memandang sekejap ke arah lautan di
sekeliling situ.
Dalam pada itu, rombongan manusia yang mengikuti di
belakang ketiga manusia aneh itu sudah berdatangan semua dan berdiri lima kaki di belakang ketiga orang tersebut
dengan sorot mata yang tajam mereka mengawasi Hu yong
siancu sekalian tanpa ber-kedip.
Biarpun Lan See giok merasa amat gusar dan kalau bisa
ingin segera mengajukan pertanyaan kepada mereka bertiga agar di tunjukkan tempat untuk menyekap gurunya tapi
http://kangzusi.com/
dengan kehadiran Hu yong siancu di situ, mau tak mau dia mesti menahan diri untuk menantikan tindakan yang
diambil bibinya.
Ditatapnya pula kawanan manusia yang berdiri
dibelakang ketiga manusia aneh tersebut, diantara mereka terdapat perempuan tua dan muda, tampaknya mereka
tidak mirip kawanan jago biasa.
Yang terutama menarik perhatiannya adalah munculnya
seorang bocah perempuan berbaju hijau yang menggembol
pedang dari rombongan
orang-orang tersebut dan mendekati Wan san popo.
Gadis itu memakai baju hijau, berambut panjang, mata
besar. alis mata melentik, bibirnya merah dan berusia antara sebelas dua belas tahun, ia nampak masih amat binal.
Berjumpa dengan gadis cilik itu, Lan giok teringat pula
dengan cerita Huan Giok lien tentang adik seperguruannya yang kecil Gi Hui hong, siapa yang bisa mengunggulinya,
maka diapun akan menuruti perkataan orang itu.
Sementara dia masih berdiri termangu, terdengar Huan
Giok lien telah melapor maksud kedatangan Hu yong
siancu sekalian kepada gurunya, paras muka ke tiga
manusia aneh itu segera semakin berubah, makin berubah
semakin tak sedap dipandang.
Gadis cilik berbaju hijau itu maju ke depan tiba-tiba dan mengawasi Cay soat dan Siau cian dengan sepasang mata
yang bersinar. Tiba-tiba dihampirinya Wan san popo kemudian sambil
menuding kearah Cay soat dan Siau cian dia berseru polos:
"Suhu, anak Hong ingin bertanding ilmu pedang dengan kedua orang cici itu"
http://kangzusi.com/
Agaknya pikiran dan perasaan Wan san popo waktu itu
amat buruk, dia segera melotot besar sambil membentak:
"Minggir jauh-jauh dari sini!"
Ditegur begitu kasar oleh gurunya. gadis berbaju hijau itu kelihatan tertegun, kemudian matanya menjadi merah,
sedang kawanan laki perempuan yang ada beberapa kaki di
belakang situ menjadi ketakutan sampai wajah mereka
berubah menjadi pucat pias, mereka yang berniat hendak
memperlihatkan kebolehannya juga segera mengurungkan
niatnya. Hu yong siancu berdiri dengan wajah serius, sewaktu
menjumpai sikap buas, garang dari ketiga manusia aneh
tadi, kening-nya telah berkerut kencang, ia sadar suatu
pertarungan sengit tak bisa dihindari malam ini.
Tapi dia tak ingin kehilangan sopan santun nya sebelum
pertarungan di mulai, karena bagaimanapun juga, Tiga
manusia aneh dari luar lautan tetap merupakan tokoh-tokoh tua di dalam dunia persilatan.
Sementara itu ke tiga manusia aneh sudah selesai
mendengarkan laporan Huan Giok lien, Wan san popo
yang pertama tama menengok ke arah Hu yong siancu lebih
dulu, kemudian setelah tertawa dingin serunya:
"Jadi kau adalah Hu yong siancu yang mengunggulkan
diri sebagai pendekar yang tiada tandingannya di air
maupun di daratan. "
Mendengar kata-kata yang begitu kasar, timbul perasaan
tak senang di hati kecil Hu yong siancu.
Biarpun begitu dia memberi hormat juga sambil berkata
merendah: http://kangzusi.com/
"Ahli waris Thian san pay, Han Sin wan datang
menjumpai popo..."
Wan san popo tidak membiarkan Hu yong siancu
menyelesaikan perkataannya, dia
tertawa mengejek kemudian selanya:
"Hei budak ingusan, rupanya kau ingin menggunakan
nama Thian san pay untuk menakut nakuti aku..,?"
Mendengar sampai di sini, amarah yang dikendalikan
sejak tadi oleh Lan See giok segera meletus, dengan kening berkerut dia siap mengumbar amarahnya.
Tapi Hu yong siancu telah tertawa hambar dan berkata
dengan suara dalam:
"Popo terlalu banyak curiga, dalam memberi hormat
kepada seorang cianpwe, sudah sepantasnya, menyebutkan
pula asal perguruannya ...." .
Wan san popo tertawa bangga, rasa mangkelnya juga
jauh berkurang, tidak sampai Hu yong siancu menyelesaikan perkataannya, dia manggut-manggut dan
berpaling kepada naga Sakti pembalik sungai sambil
menegur: "Apakah kau adalah si setan air tua bangkotan naga sakti pembalik sungai yang selama ini malang melintang di telaga Phoa yang?"
Ucapan yang kasar ini membuat amarah Naga sakti
pembalik sungai meledak pula, tapi berhubung Hu yong
siancu selalu mengalah, maka diapun tak berani
mengumbar amarahnya pula.
Dengan wajah hijau membesi ujarnya kemudian dengan
suara yang berat dan dalam
http://kangzusi.com/
"Popo, kau sudah tua kenapa mulutmu justru tak tahu aturan. hmmm, terhadap manusia yang tak tahu diri
selamanya aku ogah menjawab"
Api kegusaran kembali membara di dalam dada Wan san
popo, mata nya segera mendelik besar dan bentaknya.
"Bajingan cilik, kau berani kurang ajar kepadaku"
Hmmm, sudah banyak tahun aku tidak melakukan
pembunuhan. hari ini kuperintahkan kepadamu untuk
menghabisi sendiri nyawamu itu. kalau tidak, jangan
salahkan kalau aku akan bertindak keji selain membunuh
diri mu, semua nelayan dari kampung nelayan mu juga tak
akan kulepaskan seorangpun"
Ucapan yang kasar dan tak berperi-kemanusiaan ini
kontan saja menggusarkan Hu yong siancu sekalian, tubuh
mereka sampai gemetar keras menahan emosi.
Naga Sakti pembalik sungai segera mendongakkan
kepalanya dan tertawa tergelak serunya lantang.
"Aku dengar Wan San popo adalah manusia berhati
sekeji ular berbisa, selama ini aku tidak percaya, tapi setelah bertemu kali ini. aku baru yakin bahwa kekejaman popo
justru sepuluh kali lipat dari pada racun ular berbisa.
Hmmm, yang bakal bunuh diri hari ini bukan aku, tapi
justru kau si nenek siluman yang sudah banyak
menanggung dosa."
Saking gusarnya paras muka Wan San popo berubah
menjadi hijau membesi, sambil berpaling ke arah Huan
Giok lien, tiba-tiba ia menuding si naga sakti pembalik
sungai sambil membentak keras.
"Maju sana, dalam sepuluh gebrakan kau harus sudah
memenggal kepalanya dan menghadap ku!"
http://kangzusi.com/
Si Cay soat yang diburu napsu amarah sudah tak sabar
lagi semenjak tadi. tiba-tiba ia membentak keras sambil
menerjang ke muka. dimana pergelangan tangannya
berputar, cahaya tajam secepat sambaran kilat telah
memancar di angkasa.
Ketika Si to cinjin yang berdiri tenang di sisi arena
melihat Si Cay soat meloloskan pedang Jit hoa kiamnya,
berkilat sepasang mata orang tersebut, sekilas perasaan iri dan rakus segera menghiasi wajahnya yang kurus kering.
Si Cay soat berdiri ditengah arena, kemudian sambil
menuding ke arah Wan san popo ejeknya sinis.
"Sudahlah, kau tak usah menyuruh muridmu yang turun ke arena, lebih baik kau munculkan sendiri saja,"
Wan san popo amat gusar. dengan mata melotot, besar
bentaknya keras-keras.
"Perempuan rendah, kau anggap aku tak berani
melakukan pembunuhan atas dirimu"
Dengan cepat dia merentangkan tongkat bajanya
ditengah dada ....
Siau cian kuatir Cay soat tak mampu menandingi
musuhnya yang tangguh itu, sambil membentak keras dia
melompat pula ke arena sambil berseru.
"Adik Soat, nanti dulu, biar cici yang mencoba untuk bertarung melawan si nenek siluman ini lebih dahulu."
Sambil berkata dia melayang turun di samping Si Cay
soat dan memutar pergelangan tangannya, cahaya emas
berkilauan, pedang Gwat hoa kiam telah diloloskan dari
sarung. http://kangzusi.com/
Sekali lagi Si to cinjin dibuat silau oleh ketajaman
pedang Gwat hoa kiam ditangan Siau cian, sekali lagi ia
tertegun, tapi sifat rakusnya semakin kentara lagi.
Melihat Siau cian, dan Cay soat, dengan ketakutan Huan
Giok lien segera berseru.
"Suhu, mereka berdua adalah murid-murid To Seng cu
locianpwe---"
Semakin terang sinar tajam yang memancar keluar dari
balik mata Si to cinjin, buru-buru dia berseru kepada Wan San popo dengan suara dalam.
"Lo toaci, dulu Cia Keng sudah pernah bilang bahwa
angkatan muda yang bakal muncul disini akan mampu
melampaui kemampuan kita tiga pendekar dari luar lautan, aku pikir mungkin bocah-bocah busuk inilah yang
dimaksudkan, coba lihat, mereka cuma budak busuk dan
bocah ingusan belaka .... !!
Sambil berkata dia berpaling pula memandang sekejap
kearah Lam hay lokoay yang tampaknya masih termenung.
Si Cay soat serta Siau cian memang berniat untuk
menjajal kemampuan dari tiga manusia aneh tersebut.
sambil menuding ke arah Si to cinjin, kedua gadis itu segera membentak.
*Hmmm, apa itu budak ingusan bocah busuk" Jika kau si
tosu siluman merasa tidak puas, ayo silahkan maju dan
bertarung dengan nonamu berdua-.."
Mendengar tantangan
yang persis seperti yang dikehendaki. Si to Cinjin segera pura-pura marah dan
mendongakkan kepalanya sambil tertawa tergelak,
Waktu itu sepasang mata Wan san popo telah berkilat
tajam dan wajahnya berubah hebat. tampaknya dia sudah
http://kangzusi.com/
melihat kalau kedatangan beberapa orang pemuda tersebut
mempunyai tujuan yang tidak menguntungkan.
Pada mulanya dia selalu menganggap janji To Seng cu
hanya bermaksud untuk mengulur waktu belaka. tapi kini
orang-orang yang dimaksudkan telah berdatangan semua,
sudah barang tentu kepandaiannya mereka pasti luar biasa sekali.
Terutama sekali kawanan budak dan bocah ingusan
tersebut. buka mulut mengumpatnya sebagai nenek
siluman, tutup mulut memakinya pula sebagai nenek
siluman. Kalau dibilang mereka masih muda tak tahu urusan
malah lebih tepat, kalau di bilang mereka tak memandang
sebelah mata pun terhadap tiga manusia aneh dari luar
lautan, Berpendapat demikian, tanpa terasa dia berpaling dan
memandang sekejap kearah Lam hay lo koay yang berdiri


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan wajah sedih dan murung.
Sikap rekannya yang sangat aneh tersebut dengan cepat
makin mempertebal keyakinannya bahwa apa yang diduga
memang benar Sementara itu Siau cian dan Cay soat yang berdiri
ditengah arena dengan pedang terhunus telah membentak
lagi keras-keras.
"Tosu siluman, tutup mulutmu yang bau itu, kalau
dibandingkan dengan adik Giok ku. tenaga dalam yang kau
miliki itu masih ketinggalan jauh sekali. "
Mendadak Si to cinjin menghentikan gelak tertawanya,
dengan sepasang mata yang melotot besar seperti lampu
lentera kecil dia tertawa seram dan menatap Cay soat dan
http://kangzusi.com/
Siau cian tanpa berkedip, agaknya dia sudah benar-benar
marah. Karena urusan sudah berkembang menjadi begini rupa
Hu yong siancu serta naga sakti pembalik sungai segera
menarik kembali sikap merendah mereka, mereka tak mau
memperdulikan soal sopan santun lagi sehingga meruntuhkan semangat Lan See giok sekalian, lebih baik
biarkan saja mereka memperlihatkan kebolehan ilmu silat
yang dimilikinya.
Dalam pada itu Si to cinjin memandang sekejap ke arah
Cay soat dan Siau cian dengan wajib menyeringai seram.
sepasang pergelangan tangannya segera diputar dan ia
segera meloloskan sepasang pedangnya yang tersoren di
punggung dan berseru dengan suara menyeramkan.
"Sepasang pedang toya mu ini sudah puluhan tahun
lamanya tak pernah diberi darah, baiklah, biar malam ini dia mencicipi darah kalian yang segar itu ...."
Dengan menyilangkan sepasang pedangnya di depan
dada dengan ujung pedang menghadap ke bawah, pelan-
pelan dia melangkah masuk ke dalam arena,
Hu yong Siancu serta naga sakti pembalik sungai merasa
kuatir dan cemas kembali setelah melihat Si to cinjin
hendak turun tangan, bagaimanapun juga pihak lawan
merupakan seorang gembong iblis yang termasyhur di luar
lautan. Yang membuat kedua orang itu gelisah ucapan orang-
orang persilatan yang mengatakan tentang kehebatan ilmu
silat ke tiga manusia aneh itu, namun tiada yang tahu
sampai dimanakah kehebatan mereka yang sebenarnya.
http://kangzusi.com/
Terutama sekali Si to cinjin yang termasyhur karena ilmu pedangnya, tapi angkatan belakangan tak ada yang tahu
berasal dari aliran manakah ilmu pedangnya tersebut.
Dalam pada itu kawanan manusia yang berdiri
dibelakang ketiga manusia aneh itu sudah berdiri tenang
dan memusatkan pikirannya mengawasi arena, kejut dan
girang menghiasi wajah orang-orang tersebut.
Yang membuat mereka terkejut adalah keberanian kedua
orang gadis cantik yang belum berusia dua puluhan tahun
itu untuk menantang Si to cinjin bertarung.
Yang membuat mereka gembira adalah semenjak
menjadi murid ke tiga manusia aneh itu, belum pernah
mereka jumpai ketiga gembong iblis tersebut mendemonstrasikan kehebatannya, malam ini mereka telah
mendapatkan kesempatan untuk memenuhi keinginan
tersebut. tentu saja setiap orang merasa gembira.
Naga sakti pembalik sungai memandang ke arah Si to
cinjin yang berwajah menyeramkan itu dengan wajah
gelisah bercampur cemas, terutama sekali tiap langkah kaki tosu tersebut selalu menimbulkan suara gemerisik yang
meninggalkan bekas kaki sedalam berapa inci, dari sini
dapat diketahui bahwa tenaga dalam yang dimilikinya
sudah mencapai tingkatan yang luar biasa.
Tapi Lam See giok yang berdiri di samping Hu yong
siancu justru menganggap Si to cin-jin ada maksud hendak memamerkan tenaga dalamnya. dia merasa hal semacam
ini tak ada harganya untuk diperlihatkan terus.
Sebaliknya Si Cay soat dan Siau cian yang melihat
keadaan ini diam-diam merasa terkejut, biar begitu
senyuman dingin yang sinis masih tetap menghiasi bibir
mereka. http://kangzusi.com/
Naga sakti pembalik sungai benar-benar merasa sangat
gelisah, sampai sekarang dia masih belum mengetahui
dengan jelas sampai dimanakah taraf ilmu pedang yang
dimiliki ke dua orang nona yang berdiri angkuh di tengah arena tersebut.
Mendadak berkilat sepasang mata Hu yong siancu, dia
seperti teringat akan sesuatu, dengan wajah serius katanya tiba-tiba.
"Anak Cian, kalian menghadapi cinjin nanti, jangan
sekali kali kalian celakai jiwanya.."
Si to cinjin teramat gusar setelah mendengar perkataan
itu. sebelum Hu yong siancu menyelesaikan perkataannya,
dan di saat pikiran Cay soat serta Siau cian masih
bercabang. dia telah membentak dengan suara keras.
"Betul-betul bikin hatiku marah sekali...."
Tubuhnya bergerak ke depan, secepat kilat pedangnya
menusuk dada Siau-cian dan Cay soat.
Seruan tertahan dan jeritan kaget bergema di angkasa,
bayangan manusia berkelebat lewat. Cay soat dan Siau cian telak memisahkan diri ke kedua belah sisi. nyaris sekali mereka termakan oleh serangan Si to cinjin yang teramat
cepat itu. Belum pernah kawanan lelaki perempuan yang berdiri
tak jauh dari situ menyaksikan ilmu pedang begitu cepat
dan hebat, tanpa terasa lagi mereka berteriak memuji.
Sebaliknya Hu yong siancu, Siau thi gou dan naga sakti
pembalik sungai jadi terperanjat hingga paras muka mereka berubah hebat.
Ilmu pedang yang dimiliki Si to cinjin memang sudah
termasyhur akan keampuhannya, terbukti sekarang bahwa
http://kangzusi.com/
serangan pedangnya memang amat cepat, lagi pula
sekaligus mengancam dua sasaran yang berbeda dalam
waktu yang bersamaan.
Untuk pertama kalinya sekulum senyuman yang cerah
dan sukar dicernakan dengan kata-kata menghiasi wajah
Lan See giok yang hijau membesi lantaran marah,
sebaliknya Cay soat dan Siau cian berlagak kaget
bercampur ketakutan, kemudian tertawa nakal.
Rupanya posisi yang mereka lakukan sekarang, tak lain
merupakan posisi pembukaan dari ilmu sepasang pedang
berangkai satu.
Hanya Si to cinjin seorang yang masih berdiri tertegun
dengan wajah memerah, tapi dengan cepat ia mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak,
suara tertawa itu penuh mengandung nada amarah, kaget,
ngeri dan malu.
Sebab didalam serangan pedangnya tadi, dia telah
pergunakan jurus. "Guntur menggelegar petir menyambar."
yang merupakan jurus tangguh hasil ciptaannya selama ini.
Wan san popo yang melihat kejadian ini serta merta
mengalihkan toya besinya dengan perasaan gelisah,
diliriknya sekejap Lam-hay-lo koay yang nampak murung
itu dengan pandangan tak tenang seolah-olah ia sedang
berkata. Tampaknya ucapan Cia Keng memang benar-
benar akan menjadi kenyataan.
Si bocah perempuan Gi Hui hong dan Huan Giok lien
yang berdiri tak jauh di sisi Wan san popo pun agaknya
dapat melihat kalau keadaan kurang beres bagi pihaknya.
cuma mereka tetap membungkam dalam seribu bahasa
Hanya kawanan laki dan perempuan yang berdiri di
belakang Wan san popo saja yang tidak mengetahui
http://kangzusi.com/
keadaan sebenarnya, sebab mereka tak melihat sikap gelisah dan tak tenang dari ketiga manusia aneh dari luar lautan itu.
Dalam pada itu Si to cinjin telah ber-henti tertawa,
sambil mengawasi Siau cian berdua, serunya dengan penuh
perasaan benci.
"Setahun berselang aku pernah berkata kepada Cia Keng, bila dalam masa hidupku masih ada orang yang mampu
mengungguli satu atau setengah jurus saja dari toya, maka pinto segera akan menggorok leher untuk bunuh diri."
Ketika mendengar perkataan itu, paras muka Wan san
popo dan Lam hay lo koay segera turut berubah pula
menjadi sangat tak sedap dipandang.
Tampaknya Siau cian dan Cay soat sudah mempunyai
kepercayaan pada kemampuan sendiri, mereka tertawa
wajar, lalu ujarnya:
"Mati atau tidak, itu urusan pribadimu sendiri, yang jelas kami akan melaksanakan perintah untuk tidak mencabut
nyawamu itu"
Sekali lagi Si to cinjin dibuat amat gusar sampai sepasang matanya berubah menjadi merah darah, diiringi bentakan
keras. dia melepaskan sebuah tusukan lagi ke depan....
Tapi baru saja pedangnya digerakkan. Cay soat den Siau
cian telah menggerakkan pula pedangnya bersama sama
untuk saling melancarkan tusukan secara bersilang.
Buru-buru Si to cinjin menggerbakkan pedangnya untuk
menyongsong datangnya ancaman ini, tapi pada saat itu
juga secara tiba-tiba ia merasakan hatinya tidak tenang, hawa murninya bergolak keras dan gerakan pedangnya
menjadi lamban semua gerakan serangan yang digunakan
http://kangzusi.com/
seakan akan tak dapat dilakukan lagi sesuai dengan
kehendak hati. Kejadian tersebut kontan saja membuat ia merasa amat
terperanjat, ditengah pertarungan dia mencoba untuk
melakukan pemeriksaan ke sekeliling situ ia segera
menemukan kalau sepasang pedang ke dua gadis itu telah
melakukan gerakan berputar bagaikan hembusan angin
yang menggencetnya dari atas dan bawah, begitu bertepatan gerakan mereka sehingga setiap tusukan selalu tertuju ke jalan darah penting di sekujur badannya,
Diiringi bentakan nyaring mendadak Cay soat dan Siau
cian merubah gerak serangan-nya. dalam waktu singkat
serangannya berubah menjadi segumpal cahaya tujuh
warna yang segera menyelimuti sekujur tubuh mereka
berdua, Dibalik cahaya yang gemerlapan inilah kembali
berkumandang suara bentakan keras pada saat yang
bersamaan tiba-tiba muncul lima buah bunga pedang perak
yang menyilaukan mata.
Menyusul serentetan suara dentingan nyaring yang
memekikkan telinga. cahaya tujuh warna tadi mengembang
semakin besar dan menyebar kemana mana, setelah itu
bergema jerit kesakitan yang penuh dicekam rasa kaget dan ngeri.
Desingan pedang berhenti secara tiba-tiba cahaya tujuh
warnapun lenyap tak berbekas sesosok bayangan manusia
meluncur turun ke bawah.
Cay soat dan Siau cian melayang mundur sejauh dua
kaki sambil menyilangkan pedangnya di depan dada.
Keadaan Si to cinjin waktu itu mengenaskan sekali,
rambutnya sudah kusut, kopiahnya putus menjadi dua
http://kangzusi.com/
jubah yang dipakai pun sudah robek sebagian sehingga
keadaannya amat mengenaskan hati.
Wajahnya yang pucat kini berubah menjadi pucat pias
seperti kertas, sorot matanya berkedip kedip, peluh sebesar kacang kedelai membasahi jidatnya dengan pandangan
terkejut bercampur ngeri dia memandang sekejap kearah
Cay soat dan Siau cian. kemudian seperti teringat akan
sesuatu, tanpa terasa dia mendongakkan kepalanya sambil
tertawa tergelak.
Suara tertawanya amat mengerikan seperti lolongan
serigala sehingga mendirikan bulu kuduk siapa saja yang
melihatnya, Kawanan laki perempuan yang berada di belakang
barisan pun ikut tertegun dengar wajah terkesiap, sekarang mereka baru tahu apa sebabnya ke tiga manusia aneh
tersebut tidak memerintahkan mereka untuk menyambut
musuh-musuh yang datang.
Paras muka Wan san popo turut berubah menjadi sangat
mengerikan, sepasang matanya memancarkan sinar tajam
yang meng-gidikkan hati. dalam detik-detik itulah dia
seperti sudah dicekam oleh hawa napsu membunuh yang
amat keji. Sebaliknya Lam hay lo koay melototkan sepasang
matanya bulat-bulat, bibirnya bergerak dan giginya saling beradu keras tampaknya diapun sedang mengambil suatu
keputusan yang amat keji,
Hu yong siancu serta naga sakti pembalik sungai juga
sudah merasakan kalau situasi telah berubah menjadi sangat buruk dengan kekalahan yang di derita Si to cinjin.
kemungkinan besar Wan san popo serta Lam hay lokoay
sudah terdesak untuk mengumbar hawa napsu membunuhnya. http://kangzusi.com/
Andaikata tiga manusia aneh tersebut menerjang
bersama secara kalap, maka kemampuan yang dimiliki Cay
soat serta Siau cian hanya cukup untuk melindungi diri.
sedang Lan See giok seorang diripun masih mampu
mengungguli lawan. hanya mereka berdua serta Siau thi
gou saja yang tak memiliki keyakinan untuk berhasil.
Mendadak Si-to-cinjin menghentikan gelak tertawanya,
kemudian membentak dengan suara keras,
"Serahkan nyawamu-?"
Sepasang pedangnya dilontarkan ke depan segulung
desingan angin serangan disertai kilatan cahaya tajam,
secara bersama sama meluncur ke depan dan menyambar
tubuh Cay Soat serta Siau cian.
Berhubung peristiwa itu dilakukan secara tiba-tiba lagi
pula dengan kecepatan luar biasa, sebelum jeritan kaget
sempat terucap dari mulut Hu yong siancu sekalian, cahaya pedang telah tiba di depan dada Cay soat berdua.
Untung sekali posisi Cay soat dan Siau cian saat itu


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

merupakan posisi ilmu Siang kiam ciau hui yang
merupakan bagian dari Tong kong kiam hoat, maka begitu
serangan dilancarkan, Si to cinjin, kedua orang itu serentak melayang ke samping secara memisahkan diri,
Namun cahaya pedang kelewat cepat. baru saja kedua
orang itu melayang sejauh dua depa, pedang lawan sudah
menyambar lewat diatas bahu mereka.
"Sreeeeet, sreeeeet--."
Diiringi dua kali desingan tajam. dua bilah pedang telah meluncur sejauh berapa ratus kaki disertai seruan tertahan dua orang gadis tersebut.,..
http://kangzusi.com/
Hu-yong siancu dan Lan Se giok berempat sama-sama
berseru kaget kemudian menerjang kearah Cay soat dan
Siau cian. Ternyata kedua orang gadis itu sudah kena didesak oleh
hawa sakti yang memancar keluar dari sepasang pedang
lawan hingga berakibat bahu dan pakaian mereka robek.
Semua orang baru agak lega setelah tahu kalau luka yang
diderita kedua orang gadis itu sangat ringan.
Dalam pada itu Lan See giok telah membentak penuh
amarah, dengan cepat ia menerjang kehadapan Si-to cinjin kemudian
mengayunkan telapak tangan kanannya melepaskan sebuah bacokan kilat
Segulung angin pukulan yang sangat dahsyat langsung
menghantam tubuh Si-to cinjin yang masih berdiri tak
berkutik dengan mata melotot dan gigi saling beradu.
"Blaaaammm-"
Benturan keras menggelegar, Si-to
cinjin tanpa menggetarkan sedikit suarapun dan tanpa merubah
posisinya mencelat sejauh tujuh delapan kaki lebih dari
posisi semula. Dengan perasaan terkejut Lan See giok berdiri termangu.
ia tidak habis mengerti apa sebabnya Si to cinjin sama sekali tidak melawan serangan yang dilepaskan itu"
Tapi dengan cepat anak muda itu menjadi sadar,
rupanya disaat melontarkan sepasang pedangnya tadi, Si to cinjin telah mengerahkan segenap tenaga dalam yang
dimilikinya, oleh-sebab itu semenjak tadi. pula Si to cinjin telah tewas karena kehabisan tenaga.
Mendadak bergema lagi suara bentakan keras yang
sangat memekikkan telinga, Lam hay lo koay dengan wajah
http://kangzusi.com/
yang kalap telah menerjang kehadapan Lan See giok,
sepasang telapak tangannya yang besar bagaikan kipas
secara langsung dibacokkan ke tulang iga dibagian dada
Lan See giok. Melihat datangnya ancaman tersebut Lan See giok
tertawa seram, dia menggeserkan badannya ke samping
untuk melepaskan diri dari ancaman. kemudian telapak
tangan kanannya sekuat tenaga didorong ke depan untuk
menyongsong datangnya ancaman tersebut.
"Blaaammm.. "
Sepasang telapak tangan mereka segera saling beradu
satu sama lainnya sehingga menimbulkan suara benturan
yang sangat memekikkan telinga.
Desingan angin tajam yang berpusing menyebar ke
empat penjuru dengan membawa kabut dan debu yang
tebal, ditengah debu yang beterbangan diangkasa inilah
kedua orang tersebut sama-sama berpisah dengan langkah
sempoyongan, "Bajingan muda, serahkan nyawamu!" jerit Wan san popo pula dengan suara melengking
Ditengah suara lengkingan yang memekik-kan telinga,
bagaikan harimau betina yang kalap dia memutar toya
bajanya dengan jurus "bukit Tay san menindih kepala"
dihan-tamkan ke atas kepala Lan See giok yang sedang
mundur dengan sempoyongan,
Semua orang yang menyaksikan kejadian tersebut
menjadi terkejut dan tertegun.
Hu yong siancu bermata paling tajam, sambil
membentak pedangnya diloloskan keluar karena menyambut serangan sudah tak mungkin lagi. maka dia
menirukan cara Si to cinjin melontarkan pedangnya tadi.
http://kangzusi.com/
tangan nya segera diayunkan sekuat tenaga, pedang Hu
yong kiam tersebut diiringi desingan angin tajam langsung menyambar batok kepala Wan san popo.
Cay-soat dan Siau-cian turut menjerit kaget, serentak
mereka melompat pula ke depan menyusul dibelakang
pedang Hu yong kiam yang sedang meluncur.
Tampaknya Wan san popo sudah pernah mendengar
Lam hay lo koay membicarakan soal Lan See giok,
karenanya sejak permulaan tadi dia sudah mengawasi anak
muda itu secara khusus. Ketika dilihatnya ada kesempatan yang sangat baik, ia segera mempergunakannya untuk
melancarkan sergapan.
Tapi mimpipun dia tak mengira kalau serangan pedang
Hu yong siancu bisa datang sedemikian cepat, cahaya
pedang baru berkelebat lewat, tahu-tahu sudah mengancam
di depan mata, dengan hati terkejut buru-buru ia memutar toyanya sambil menghantam pedang Hu yong kiam
tersebut. "Traaangg.."
Pedang Hu yong kiam tersebut kena tertangkis sehingga
mencelat sejauh ratusan kaki di depan sana.
Disaat gerak tubuh Wan san popo agak terhambat inilah,
Cay soat dan Siau cian telah mengurung Wan san popo
dibalik cahaya pedang tujuh warna mereka yang amat
tajam. Siau thi gou sadar bahwa kepandaian silatnya masih
belum mampu dipakai untuk menghadapi ketiga manusia
aneh tersebut karenanya dia segera berlarian ke muka untuk mengejar pedang Hu yong kiam yang terlempar sejauh
ratusan kaki itu,
http://kangzusi.com/
Hu yong siancu dan naga sakti pembalik sungai telah
menghimpun tenaga dalam mereka ke dalam telapak tangan
sambil ber-siap sedia menghadapi segala kemungkinan,
mereka berdua kuatir kawanan laki perempuan yang berdiri dikejauhan itu datang melancarkan serbuan serentak.
Sementara itu Lan See giok dan Lam hay lo hay sudah
bangkit tegak kembali. mereka sedang menghimpun tenaga
dalamnya sambil pelan-pelan berjalan mendekat.
Terutama sekali Lan See giok dengan sorot mata yang
tajam dia mengawasi Lam hay lo koay lekat-lekat, teringat bagaimana orang itu mendatangi puncak Giok-li-hong
untuk mengundang gurunya datang ke pulau Wan san,
kalau bisa dia ingin menghabisi nyawa pihak lawan dalam
satu kali pukulan saja.
Sebaliknya Lam hay-lo-koay telah menduga semenjak
pertama kali bertemu dengan Lan See-giok di puncak Giok
li-hong tempo hari bahwa di kemudian hari pemuda
tersebut akan menjadi seorang tokoh sakti dalam dunia
persilatan. ternyata apa yang diduganya memang sangat
tepat. Dalam sekilas pandangan saja. Lam hay lo koay sudah
mengetahui bahwa diantara orang-orang yang hadir saat
itu. Lan See giok lah yang memiliki tenaga dalam paling
sempurna, asal ia berhasil membunuh Lan See-giok, maka
yang lain tak perlu dirisaukan lagi,
Atas pandangan inilah dia berdiri termenung saja selama
ini hingga kesempatan yang dinantikan telah tiba.
Akhirnya dia berkesimpulan. bahwa dengan menggunakan segenap tenaga pukulan yang dimilikinya, ia
baru akan berhasil membunuh Lan See-giok.
http://kangzusi.com/
Tapi hasil dari bentrokan tadi menunjukkan bahwa
masing-masing pihak malah tergetar mundur sejauh berapa
langkah dengan kekuatan seimbang hal inilah yang
membuatnya sangat terkejut dan pikirannya jadi kacau,
Maka kali ini dia telah menghimpun seluruh kekuatan
yang dimilikinya, dia bertekad hendak menghabisi .nyawa
musuh dalam serangan berikut ini.
Mendadak kedua belah pihak sama-sama membentak
keras, baik Lam hay lo-koay maupun Lan Se giok sama-
sama telah berjongkok sambil memutar tanganya lalu di
dorong bersama ke depan.
"Blammmm-- ."
Suatu ledakan keras sekali lagi bergema memecahkan
keheningan, debu dan pasir beterbangan di angkasa, ranting dan pohon banyak yang bertumbangan, keadaan waktu itu
sungguh nampak menggidikkan hati.
Baik Lan See giok maupun Lam hay lokoay sama-sama
telah menggunakan segenap tenaga dalam yang dimilikinya
untuk memantekkan kuda-kuda masing-masing di tempat
semula. biarpun sepasang bahu bergoncang keras. kaki
mereka sudah melesak sedalam setengah depa ke dalam
tanah, namun mereka enggan mundur selangkahpun dari
posisi semula. Tapi akhirnya toh kedua orang itu sama-sama terdorong
mundur sejauh beberapa langkah..
Lam hay-lo koay benar-benar dibikin terperanjat, dia tak menyangka dengan usia yang begitu muda ternyata Lan
See-giok berhasil memiliki tenaga dalam setaraf dengan
kemampuan yang dimilikinya. hampir saja dia tak mau
percaya. http://kangzusi.com/
Sebaliknya Lan See giok yang terdesak mundur segera
merasakan gejolak yang amat kuat dari hawa murni yang
berada dalam pusarnya bahkan gejolak itu kian lama kian
bertambah kuat yang membuatnya tak bisa menahan diri
lagi untuk menghambur-kannya keluar tubuh ..
Begitu berdiri tegak, tanpa berganti napas lagi Lan See-
giok telah mengebaskan tangan kanannya ke depan, lalu
sambil melompat maju sejauh lima depa, bentaknya keras-
keras. "Sambutlah sebuah pukulanku lagi ...."
Belum habis berkata, sepasang telapak tangannya telah
didorong keluar bersama sama..
Segulung angin pukulan yang amat dahsyat langsung
menggulung tubuh Lam hay lo koay yang baru saja berhasil berdiri tegak.
Lam hay lo koay betul-betul sangat terkejut. dia sama
sekali tak menyangka kalau hawa murni yang dimiliki Lan
See giok dapat pulih kembali sedemikian cepatnya.
Dalam kagetnya, sekali lagi ia membentak keras,
sepasang telapak tangannya bersama sama didorong ke
muka untuk menyongsong datangnya ancaman lawan.
"Blaaammmm ..
Benturan keras menggema diikuti batu dan pasir yang
beterbangan, Lam hay-lo koay mundur terus ke belakang
dengan sempoyongan meski sepasang tangannya masih
diputar terus. Sebaliknya kaki kanan Lan See giok mundur setengah
langkah saja, kemudian ia mendesak lagi ke depan.
Biarpun dia maju dengan langkah lembut. wajahnya
hijau membesi diliputi hawa napsu membunuh, hawa Sakti
http://kangzusi.com/
Hud kong sinkang telah dihimpun dalam lengannya,
gejolak hawa murni yang menggelora dalam pusar nya
membuat pemuda itu melakukan gerakan mendekati
setengah kalap ....
Tapi dalam hatinya dia selalu ingat baik-baik perkataan
Huan Giok lien tadi, yaitu selain tiga manusia aneh dan
siau sumoay nya. orang lain tak akan tahu dimana guru nya To Seng cu disekap.
Maka sambil mendesak maju ke depan, dia tatap wajah
Lam hay lokoay yang pucat pias itu lekat-lekat. kemudian serunya dengan penuh rasa geram.
"Dulu, gara-gara kedatanganmu, kau telah menipu suhu turun gunung dan berkunjung ke pulau Wan san. satu tahun lamanya tanpa kabar berita. sekarang cepat kau katakan
dimanakah suhuku kalian sekap, kalau tidak ..... Hmmmm.
. . . " Waktu itu Lam hay lo koay tak mampu berdiri tegak dan nyaris jatuh tertunduk ke atas tanah, mendengar
perkataan itu, dia lantas mendongakkan kepalanya dan
tertawa seram: Suara tertawanya amat mengerikan dan penuh diliputi
kesedihan yang luar biasa, nada suaranya tak jauh berbeda seperti suara tertawa Si to cinjin sebelum menemui ajalnya tadi.
Kemudian sambil menatap wajah Lan See giok yang
hijau membesi, ia berseru dengan penuh kebencian:
"Bocah keparat, dalam hidupmu kali ini, jangan harap kau dapat bersua lagi dengan Cia Keng si anjing tua itu..."
Baru berbicara sampai di situ. Lan See giok sudah
mendesak maju ke depan sambil membentak keras,
sepasang telapak tangan-nya yang telah disertai tenaga Hud-
http://kangzusi.com/
kong sinkang. langsung dihantamkan ke depan dada
makhluk tua itu.
Tenaga dalam yang dimiliki Lan See-giok sekarang, pada
hakekatnya masih lebih tinggi daripada gurunya sendiri,
bisa di bayangkan betapa dahsyatnya serangan yang
dilancarkan dengan segenap kekuatan yang dimiliki-nya itu.
Begitu sepasang telapak tangannya di dorong ke depan
gejolak hawa murni di dalam pusarnya mengikuti tenaga
Hud kong sinkang yang penuh, serta merta meluncur keluar dari balik tangannya.
Segumpal kabut putih yang lamat-lamat disertai kilauan
cahaya tajam dengan membawa suara ledakan yang keras
menghantam ke tubuh musuh.
"Blaaammmm...."
Ditengah ledakan keras, batu dan pasir beterbangan
diangkasa. diantaranya terselip juga hancuran daging dan darah..
Lam hay lokoay si manusia iblis yang telah membunuh
orang tanpa berkedip, kini telah menyusul Si to cinjin
kembali ke alam baka dan tak pernah akan mampu melaku-
kan kejahatan lagi.
Kawanan laki perempuan yang berdiri di kejauhan sana.
entah semenjak kapan telah mengundurkan diri sejauh
puluhan kaki dari posisi semula. wajah mereka memucat
nyali mereka pecah. rasa kaget dan terkesiap menyelimuti perasaan setiap orang.
Sesudah berhasil membunuh Lam hay lo koay,
tampaknya amarah yang berkobar dalam dada Lan See giok
belum juga mereda, dia berpaling. dilihatnya Siau cian dan Cay soat masih bertarung sengit melawan Wan san popo,
http://kangzusi.com/
bahkan dengan jelas dia melihat kalau tenaga dalam yang
dimiliki Cay soat sudah tidak mampu menghadapi keadaan.


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Maka dengan suara yang keras dia mem-bentak,
"Kalian berdua segera minggir---"
Didalam bentakan tersebut dia melepaskan senjata gurdi
emasnya yang melilit di pinggang dengan sebuah sentakan
cepat. di antara cahaya emas yang berkilauan, senjata
tersebut tahu-tahu sudah disiapkan.
Bersamaan waktunya, Cay soat dan Siau cian segera
mengundurkan diri sejauh dua kaki dari tempat semula,
Wan san popo sudah melihat dengan jelas akan
kehebatan dari ilmu pedang Tong-kong-kiam hoat. dia
hanya bisa bertahan tak mampu melepaskan serangan
balasan. bila ingin meraih kemenangan maka ia harus
bertempur sampai lama hingga tenaga dalam yang mereka
miliki mulai tak sanggup menahan diri, ia baru manfaatkan kesempatan tersebut untuk melancarkan serangan.
Siapa tahu pada saat itulah terdengar bentakan keras
menggelegar diangkasa, cahaya tujuh warna segera lenyap
dan kedua orang gadis Itu mundur dari arena.
Dihadapannya kini berdiri si pemuda berbaju biru
dengan hawa napsu membunuh menyelimuti seluruh
wajahnya. dia membawa sebuah senjata lunak berbentuk
gurdi yang aneh sekali.
Melihat benda itu, mencorong sinar terang dari balik
mata Wan san popo. dia segera mendongakkan kepalanya
dan tertawa terge-lak:
"Haahhh... hahhh... haahhhh.... aku mengira siapa,
rupanya kau adalah anjing kecil anak si gurdi emas peluru perak Lan Khong tay, tempo hari andaikata aku tidak
http://kangzusi.com/
berbaik hati dengan melepaskan selembar nyawa anjing Lan Khong tay. malam ini mana mungkin kau Lan See giok si
bocah keparat dapat munculkan diri?"
Dengan senjata terhunus selangkah demi selangkah Lan
See giok mendesak maju ke muka, mendengar perkataan
tersebut ia segera berkerut kening, kemudian tegurnya.
"Kau bilang dimasa lalu kau pernah menyelamatkan
selembar jiwa ayahku?"
Hu yong siancu tahu bahwa Lan See giok adalah seorang
pemuda yang berperasaan, andaikata Wan san popo pernah
menolong jiwa ayahnya, maka dia pasti tak akan bertindak secara kelewat batas terhadap nenek iblis tersebut.
Tahu akan maksud lawan, dengan suara dalam toh ia
segera berseru keras.
"Anak Giok. kau jangan percaya dengan ocehannya itu, selama hidup dia hanya tahu membunuh orang dan belum
pernah mengerti bagaimana caranya menolong orang.."
Belum selesai upacara tersebut diutarakan sekali lagi
Wan san popo telah tertawa tergelak dengan suara yang
tinggi melengking.
Haaaahh... haahhh.... Haaahhh.... benar, selama hidup
belum pernah kubiarkan korbanku tetap berada dalam
keadaan hidup. tidak terkecuali pula pada malam ini ........
Lan See giok menjadi amat gusar, kening nya berkerut
lalu bentaknya keras-keras.
"Malam ini, kaupun jangan harap bisa lolos dari
kematian dalam keadaan mengerikan. "
Begitu selesai berkata ia lantas menerjang ke muka,
senjata gurdi emasnya digetarkan menciptakan selapis
cahaya keemasan yang menyilaukan mata, dengan
http://kangzusi.com/
kecepatan luar biasa cahaya itu mengurung seluruh badan
Wan-san popo, Saat ini Wan san popo sudah mengetahui secara pasti
bahwa tenaga dalam yang di miliki Lan See giok sudah
mencapai tingkatan yang luar biasa, sementara pembicaraan masih berlangsung tadi, secara diam-diam
hawa murninya telah dihimpun menjadi satu.
Diiringi gelak tertawa yang menyeramkan. toya bajanya
langsung menyapu ke depan diiringi desingan suara yang
sangat meme-kikkan telinga.
Lan See giok tertawa dingin, tubuhnya melambung di
tengah udara sementara gurdi emasnya diayunkan ke
bawah untuk melilit toya baja lawan bagaikan seutas tali.
Cahaya emas berkelebat lewat dan segera membelenggu
toya baja musuh.
Tubuh Lan See giok yang masih di udara dengan cepat
berubah diri dalam posisi kepala di bawah kaki diatas,
Mengikuti gerak toya dia berputar setengah lingkaran,
kemu-dian sambil membentak keras ujung baju kirinya
dikebaskan ke depan kuat-kuat.
Segulung tenaga pukulan yang maha dahsyat langsung
menyerang wajah Wan san popo.
Tak terlukiskan rasa terkejut Wan San popo menghadapi
ancaman seperti ini, agaknya dia tak mengira datangnya
ancaman seperti tersebut, untuk menghindar sudah tak
sempat lagi, sedang membuang badan pun sudah terlambat,
satu satunya jalan tinggal melepaskan toya untuk
menyelamatkan diri...
Dalam gelisah dan cemasnya, tangan kiri menggenggam
toyanya kencang-kencang, sementara telapak tangan
http://kangzusi.com/
kanannya diayunkan ke depan untuk menyongsong
datangnya ancaman tersebut.
Blaaamm"!"
Ditengah benturan keras, Lan See giok manfaatkan
tenaga pantulan yang timbul akibat benturan tersebut untuk meluncur ke bawah dalam bentakan yang keras, tangan
kanannya digetarkan keras-keras.
Tidak ampun lagi toya baja yang berada dalam
genggeman Wan san popo telah terlepas dari cekalan Wan
san popo menjerit kaget, tubuhnya cepat-cepat mundur
sejauh lima kaki lebih,
Dengan gurdi emas terhunus Lan See giok siap sedia
melakukan pengejaran, tapi Hu yong siancu telah berseru
tiba-tiba. "Anak Giok. berhenti!"
Ditengah bentakan tersebut, Hu yong siancu segera
terjun ke dalam arena dengan kecepatan luar biasa.
Baru saja Lan See giok berdiri tegak, Hu yong siancu
telah memberi hormat kepada Wan San popo sambil
berkata. "Cianpwe, harap kau sudi memaklumi perangai anak
Giok yang terlalu menguatirkan keselamatan gurunya,
sehingga dia telah turun tangan secara gegabah, kuharap
popo sudi memaafkan, mohon sudilah kiranya popo
menunjukkan dimanakah To Seng-cu locianpwe disekap,
agar boanpwe sekalian dapat pergi menjumpainya."
Mendengar perkataan ini sekali lagi Wan san popo
mendongakkan kepalanya sambil tertawa seram. dibalik
suara tertawa itu terkandung nada sedih yang tak kalah
http://kangzusi.com/
dengan kepedihan hati Si to cinjin maupun Lam hay lo
koay. Tampaknya rombongan laki perempuan yang berada
puluhan kaki dari arena tersebut sudah mulai memahami
maksud kedatangan Lan See giok sekalian, kembali mereka
mendesak maju ke depan, wajah mereka ada yang diliputi
perasaan takut dan kaget. tapi ada pula yang diliputi
kemarahan. Yang membuat mereka kaget dan takut adalah
kemampuan si anak muda berbaju biru itu, di samping
mampu membunuh Lam hay lo koay. diapun berhasil
mengalahkan Wan san popo
Yang membuat mereka gusar atau murung adalah rasa
kuatir mereka atas kehadiran Hu yong siancu dan naga
sakti pembalik sungai sebagai guru anak-anak muda
tersebut, kalau muridnya saja sudah begini hebat,
bagaimana pula dengan guru mereka"
Dalam pada itu, Wan San popo telah menghentikan
gelak tertawanya, lalu serunya dengan perasaan benci:
"Cia Keng menganggap dirinya agung dan suci, enggan mengotori diri dengan pertarungan melawan kami, dia lebih suka berdiam di pulau Ang sik to selama satu tahun lebih, apakah dia masih hidup hingga kini aku tak tahu, lebih baik kalian pergi mencarinya sendiri ....,."
Lan See giok, Cay soat serta Siau thi gou yang
mendengar perkataan tersebut, dalam hatinya merasa amat
sedih bagaikan disayat sayat dengan pisau, tanpa terasa
serunya dengan air mata bercucuran:-
"Bila suhuku sampai mengalami sesuatu musibah, kau
nenek siluman jangan harap bisa hidup terus..:."
http://kangzusi.com/
Belum selesai ketiga orang itu berbicara sekali lagi Wan san popo telah tertawa seram:
"Haaahhh... haaahhh...haahhh....tahun lalu aku pernah berkata kepada Cia Keng, asal apa yang dibilang sebagai
pimpinan dunia persilatan mendatang telah kemari dan
mampu menghadapi seratus jurus ilmu toyaku, maka aku
akan segera mengakhiri hidupku di dunia ini dan tak perlu kalian repot-repot untuk membereskan diriku lagi ........
Berbicara sampai di sini, telapak tangan kanannya segera diayunkan untuk menghantam ubun-ubun sendiri:
Hu yong siancu sangat terperanjat, buru-buru teriaknya:
"Popo, tunggu dulu!"
Lan See giok tahu bahwa bibinya belum selesai
berbicara, cepat-cepat dia menyentilkan kelima jari
tangannya ke depan untuk menotok jalan darah Ci ti hiat di tubuh Wan san popo .......
Sayang sekali keadaan sudah terlambat...
Praaakkk .......
Cairan darah dan isi benak bertebaran kemana mana,
seorang jagoan yang sudah banyak tahun menjagoi dunia
persilatan dan termasyhur sebagai nenek iblis yang suka
membunuh dan kemudian tinggal di pula Wan San selama
puluhan tahun ini telah mengakhiri kehidupannya yang
penuh dengan dosa.
Gi Hui hong serta Huan Giok lien segera berteriak
memanggil gurunya, cepat mereka menubruk ke atas
jenasah Wan san popo.
Sebaliknya Hu yong siancu menghela napas sedih,
setelah memandang sekejap ke arah jenasah Wan san popo
sambil menggelengkan kepalanya berulang kali, dia
http://kangzusi.com/
berpaling ke arah naga sakti pembalik sungai sam-bil
ujarnya: "Lo enghiong, setengah tahun berselang pernahkah kau perhatikan pulau Ang sik to tersebut?"
"Sebelah utara kepulauan ini rasanya memang terdapat puluhan buah pulau berbatu merah," jawab naga sakti pembalik sungai dengan kening berkerut, "tapi aku tidak tahu di pulau yang manakah Cia locianpwe disekap, hal ini perlu kita tanyakan sampai jelas..."
Belum selesai dia berkata, Cay soat telah mendengus
marah sambil berseru:
"sekarang, masih ada siapa lagi yang tak mau
memberitahukan soal ini...."
Hu Yong siancu dan naga sakti pembalik sungai sama-
sama termenung, sementara sorot mata mereka pun,
dialihkan ke wajah Gi-Hui hong yang sedang menangis
mengerang di sisi jenasah gurunya.
Dengan kening berkerut Lan See giok berseru kemudian
dengan suara penuh amarah:
"Kenapa mesti memohon bantuan mereka, biarpun bukit golok hutan pedang, apa pula yang mesti kita takuti...?"
Belum selesai ia berkata, si bocah perempuan berbaju
hijau yang sedang menangis tersedu itu sudah melompat
bangun, kemudian berteriak keras:
"Percuma kalian pergi ke sana,, Cia lo cianpwe sudah lama mati kelaparan."
Mendengar jawaban ini, Hu yong siancu sekalian
menjerit kaget dan segera berdiri tertegun.
Dalam pada itu sebagian besar dari kawanan laki
perempuan yang berdiri di luar arena telah mengurung Hu
http://kangzusi.com/
yong siancu sekalian, walaupun wajah mereka dicekam
perasaan sedih dan duka, namun tak seorang pun yang
maju ke depan untuk menangisi jenasah tersebut.
Hal ini menunjukkan dengan jelas bahwa mereka hanya
jago-jago lihay yang ditugaskan untuk menjaga istana Tiang siu kiong dan sama sekali bukan murid dari ke tiga manusia aneh tersebut.
Setelah tertegun beberapa saat, Hu yong siancu baru
bertanya dengan gelisah:
"Adik cilik, darimana kau bisa tahu?"
Gi Hui hong merasa amat kalut pikirannya waktu itu, dia
segera menyahut:
"Semula suhu sekalian berjanji akan mengirim beras
setiap bulannya untuk Cia lo cianpwe, tapi selama ini suhu bertiga tak pernah mengirim orang untuk mewujudkan janji itu."
Pucat pias selembar wajah Lan See giok sekalian saking
kagetnya, kembali mereka berseru:
"Darimana kau bisa tahu?"
Sambil menuding Wan san popo yang tergeletak di atas
tanah, Gi Hui hong berkata.
"Dua orang kakek dan suhu bertiga, mengajakku untuk
menghantar Cia locianpwe menuju ke pulau tersebut, dalam perjalanan kembali tiba-tiba saja empek Lam hay dan suhu membinasakan kedua orang kakek yang kami ajak serta
dalam perjalanan tersebut kemudian mayatnya dibuang ke
dalam laut."
Baru selesai perkataan itu diutarakan, kawanan laki
perempuan yang mengepung sekeliling arena telah menjerit
http://kangzusi.com/
kaget kemudian saling berpandangan dengan penuh tanda
tanya. Dengan sekujur tubuh gemetar keras, Lan See giok
berkata sambil menahan bencinya:
"Kalau begitu ke tiga manusia aneh sudah berniat untuk membunuh suhu secara pelan-pelan, nyatanya mereka
benar-benar termasuk manusia berhati bisa yang paling
kejam dan manusia yang paling takkan menepati janji di
dunia ini..:"
Tiba-tiba satu ingatan melintas dalam benak Hu yong
siancu, sambil berusaha mengendalikan rasa sedih dan
gelisahnya, dia menengok bocah perempuan itu, dan
bertanya dengan lembut: "Adik cilik, menurut pandanganmu, benarkah, tindakan yang telah dilakukan
empek Lam hay mu sekalian"
Dengan pandangan agak takut Gi Hui hong melirik
sekejap ke arah jenasah Wan san popo yang tergeletak di
tanah, jelas dalam hati kecilnya dia sudah merasa tak puas terhadap segala perbuatan yang telah dilakukan suhu serta empek Lam hay nya.
Ketika ia mendongakkan kepalanya memandang Hu
yong siancu, air mata telah bercucuran amat deras
membasahi wajah nya, kembali dia berkata:
"Cia locianpwe adalah orang yang amat baik, dalam tiga hari kehadirannya di sini, dia seringkali memberi petunjuk ilmu pedang kepadaku..."
Satu ingatan segera melintas dalam benak Lan See giok,
dengan wajah gelisah namun dengan nada lembut kembali
tanyanya:

Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Adik cilik, tahukah kau Cia locianpwe berada di pulau yang mana?"
http://kangzusi.com/
Nona cilik berbaju hijau itu segera mengangguk berulang
kali: "Yaa, aku tahu..."
Belum habis ucapan tersebut diutarakan, mendadak dari
antara rombongan manusia yang berkumpul di sekitar
arena, kedengaran seorang lelaki beralis-mata tebal
mendehem dengan suara dalam.
Mendengar suara deheman tersebut, paras muka si nona
cilik berbaju hijau itu segera berubah hebat, dengan
ketakutan dia menghentikan pembicaraannya dengan cepat.
Lan See giok gusar sekali, sambil mendengus telapak
tangannya diayunkan ke depan sambil melepaskan sebuah
sentilan jari kearah orang tersebut.
Tahu-tahu lelaki beralis mata tebal itu menjerit kesakitan, sambil menutupi wajahnya dengan kedua belah tangan ia
roboh terjungkal ke atas tanah, darah segar bercucuran
keluar dengan derasnya dari sela jari-jari tangannya.
Huan Giok lien yang selama ini hanya menangisi
jenasah Wan San popo tanpa mendongakkan kepalanya,
saat ini berpaling dan memandang pula kearah lelaki yang telah tewas itu sekejap, namun dia tidak memperlihatkan
reaksi apapun, bahkan mengucapkan sepatah katapun tidak
..... Melihat keadaan demikian ini, Hu yong siancu tahu
bertanya lagi kepada si nona berbaju hijau itupun percuma sebab bocah itu tak akan berbicara lagi, maka sambil
berpaling ke arah Lan See giok sekalian dia berseru:
"Ayo berangkat, mari kita pergi mencari sendiri!"
ooo0dw0ooo http://kangzusi.com/
BAB 38 DALAM hati kecilnya Lan See giok benar-benar amat
membenci lelaki beralis mata tebal itu, andaikata tiada
peringatan darinya, nona cilik berbaju hijau itu niscaya sudah mengatakan semuanya kepada mereka.
Sementara itu Hu yong siancu berpendapat andaikata
mereka gagal menemukan pulau batu merah yang
digunakan untuk menyekap To Seng cu, bisa jadi mereka
akan datang kembali untuk minta pertolongan Gi Hui hong, maka dengan ramah ditatapnya Huan Giok lien serta Gi
Hui hong, kemudian ujar nya:
"Nona Lien, adik cilik, selamat tinggal jika kebetulan datang ke daratan Tionggoan, silahkan mampir ke rumahku
di tepi telaga Phoa yang"
Huan Giok lien dan Gi Hui hong tak bisa berkata apa-
apa, mereka segera bangkit berdiri dan mengangguk
berulang kali: Maka Hu yong siancu dan Lan See giok sekalian segera
mengerahkan ilmu meringankan tubuh masing-masing dan
meluncur ke arah mana mereka datang semula.
Perasaan mereka berenam waktu itu sangat berat,
mereka tak menyangka sama sekali kalau tiga manusia aneh dari luar lautan adalah manusia-manusia busuk yang ingkar janji.
Kini mereka sudah mati semua, tapi di dibandingkan
dengan dosa yang pernah diperbuat, kematian mereka
sungguh kelewat keenakan ...
Tiba di pantai, mereka berenam segera kembali ke atas
perahu dan didayung oleh Cay soat serta Siau cian, mereka berangkat kembali menuju ke perahu keraton.
http://kangzusi.com/
Waktu itu fajar telah mulai menyingsing, saat semacam
ini merupakan saat air laut sedang pasang, angin berhembus kencang dan ombak menggulung amat besar, sampan
tersebut segera oleng dan goncang hebat.
Sambil menghela napas panjang Naga sakti pembalik
sungai segera berkata memecahkan keheningan:
"Tampaknya Cia locianpwe lebih banyak terancam
bahaya daripada selamat."
Mendengar perkataan ini, Lan See giok, Cay soat dan
Siau thi gou tak dapat menahan rasa sedihnya lagi, mereka sama-sama menangis sedih.
Walaupun Hu yong siancupun berperasaan demikian,
tapi ia toh menghibur juga:
"Tenaga dalam yang dimiliki Cia locianpwe amat
sempurna, biarpun saban bulan cuma minum air dan
makan buah liar, ia masih sanggup untuk melanjutkan
hidupnya, malah kadangkala bila ia sedang bersemedi,
maka selama berbulan bulan lamanya dia tak pernah
makan, sekalipun dalam setahun ini ke tiga manusia aneh
tersebut tak pernah mengirim makanan, aku pikir dengan
kemampuan yang dimiliki Cia locianpwe, hidup selamat
selama setahun pasti bukan masalah baginya."
Naga sakti pembalik sungai merasa perkataan ini ada
benarnya juga, ia segera manggut-manggut berulang kali.
Tiba kembali di perahu keraton, ke enam orang itu
segera melompat naik ke atas kapal dan memerintahkan
kepada ke empat komandan agar mengumpulkan segenap
kapal perang di lautan sebelah timur laut, kemudian perahu keraton pun segera berlayar.
http://kangzusi.com/
Ketika Hu yong siancu sekalian masuk kembali ke dalam
ruangan, para dayang telah mempersiapkan sarapan yang
amat lezat. Dari luar perahu kedengaran suara bentakan-bentakan
nyaring disusul jangkar dan layar dinaikkan, pelan-pelan kapal besar itu mulai bergerak.
Dari kejauhan sana kedengaran suara terompet
dibunyikan orang, kemudian segenap kapal perang mulai
bergerak menuju ke utara .......
Hu yong siancu dan Lan See giok sekalian buru-buru
bersantap, kemudian mereka mengambil peta laut dan
mulai meneliti posisi dari kepulauan yang terletak di
sebelah timur laut.
Tapi apa yang kemudian terlihat membuat ke enam
orang itu jadi tertegun, sebab di situ tercantum ada sembilan belas buah pulau di timur laut yang berbatu merah, air yang mengalir di situ berwarna hitam, tanahnya gundul dan
gersang, tiada burung tiada tumbuhan bahkan udang dan
ikanpun tak ada, menurut catatan arus yang beredar di situ amat deras sehingga mengancam ke selamatan setiap
pelayaran.... Selesai melihat hal ini, dengan gelisah Lan See giok
segera berseru.
"Bagaimana baiknya sekarang ....?"
Pelan-pelan Hu yong siancu meletakkan kembali peta
laut itu ke meja, kemudian menjawab.
"Yang penting bagi kita sekarang adalah meninjau dulu keadaan situasinya, kemudian baru mengambil keputusan,"
Selesai berkata dia lantas bangkit berdiri dan menuju
keluar ruangan diikuti yang lain.
http://kangzusi.com/
Waktu itu matahari sudah terbit, cahaya keemas emasan
memancar di seluruh ang-kasa sinar keemas emasan
memancar di samudra luas memantulkan cahaya yang
menyilaukan mata.
Tiga buah layar telah dinaikkan pada perahu tersebut,
gerakan kapalpun makin cepat, dikejauhan sana nampak
semua kapal perang sedang berkumpul.
Nun jauh di depan sana mereka pun menyaksikan
belasan buah pulau kecil tersebar di balik lautan, di bawah pantulan cahaya matahari, pulau-pulau tersebut kelihatan seperti kobaran api yang sedang membara.
Jam tujuh sudah lewat, sinar keemas emasan di
permukaan laut telah mereda, ratusan buah kapal perang
dari Wi lim poo dengan posisi huruf delapan mulai bergerak ke depan lalu mengurung ke sembilan belas pulau batu
merah itu. Keadaan di sekitar pulau ini memang kelihatan aneh, air
laut yang berwarna hijau dengan buih putih, ternyata
berubah menjadi hitam ketika mengalir lewat sisi pulau
tersebut, semakin ke arah timur laut, air tersebut berubah semakin gelap dan kental, barulah setelah melalui
kepulauan tadi, air laut kembali berubah menjadi hijau.
Yang lebih hebat lagi adalah keadaan dari ke sembilan
belas buah pulau itu, semuanya gundul dan gersang, tiada tumbuhan tiada pepohonan, apalagi burung yang beterbangan.
Dari setiap pulau yang tersebut, diantara nya terdapat
sebuah pulau batu merah yang panjangnya mencapai tiga li dengan lebar setengah li.
http://kangzusi.com/
Perahu keraton membuang sauh, setengah li dari jarak
kepulauan batu merah, ke empat komandan kapal segera
berdatangan semua dengan menggunakan sampan kecil.`
Ketika mereka berempat menyaksikan Lan See giok
sekalian berdiri dengan kening berkerut dan wajah sedih.
maka setelah memberi hormat mereka hanya berdiri di sisi arena tanpa banyak berbicara.
Menggunakan kesempatan tersebut, si naga Sakti
pembalik sungai segera menyampaikan kisah pengalaman
mereka dalam bertarung melawan tiga manusia aneh
tersebut. Ketika empat orang komandan tersebut mendengar kalau
tiga manusia aneh dari luar lautan telah tewas semua, paras muka mereka segera berubah hebat.
Kemudian naga Sakti pembalik sungai menjelaskan pula
bahwa To Seng cu telah disekap ke tiga manusia aneh itu di dalam pulau batu merah yang terdiri dari sembilan belas
buah tersebut, Sekalian dia menjelaskan pula keadaan
kepulauan tersebut.
Akhirnya dengan nada memohon ia bertanya:
"Dengan pengalaman kalian berempat selama banyak
tahun diatas air, berdasarkan keterangan yang kuucapkan
barusan, dengan cara apakah kami harus mendarat di pulau batu merah itu?"
Ke empat orang komandan itu segera berkerut kening,
kemudian komandan Ciang dari pasukan naga perkasa
bertanya dengan tidak mengerti.
"Pulau manakah yang harus kita periksa dulu?".
"Kita periksa dulu pulau yang terbesar" sela Lan See giok segera.
http://kangzusi.com/
Komandan Nyoo dari pasukan macan kumbang hitam
segera menyahut dengan suara keras.
"Itu mah gampang sekali, kita berlayar dulu sampai di sisi arus laut yang sangat deras di luar pulau tersebut
kemudian kita lepaskan sebuah sampan kosong sebagai
percobaan, kemudian kita baru mendaratkan orang dengan
mempergunakan sampan kecil...
Mendengar keterangan itu, semua orang segera manggut-
manggut dan merasa bahwa cara tersebut memang
merupakan cara yang paling baik.
Dari atas puluhan buah kapal besar, ke empat komandan
Itu segera memilih enam orang ahli memegang kemudi
untuk turut berlayar, kemudian menurunkan pula enam
buah sampan kecil.
Maka kapal keratonpun pelan-pelan bergerak menuju ke
luar arus laut yang amat deras itu.
Waktu itu, meski ombak amat besar namun angin sudah
lebih lembut, dari kejauhan memandang, arus laut yang
amat deras di barat daya itu kelihatan memanjang bagai-
kan sebuah jalan raya yang lebar.
Akhirnya kapal keraton itu membuang sauh pada jarak
belasan kaki dari arus laut tersebut, Hu yong siancu sekalian masih saja berdiri di ujung geladak dengan kening berkerut, mereka mengawasi pulau besar di depan situ dengan
perasaan kalut.
Tak lama kemudian enam buah sampan telah meluncur
ke depan, mula-mula mereka melepaskan dulu dua buah
sampan kosong menuju ke area arus laut yang deras tadi,
kemudian mendorongnya ke depan, Oleh dorongan dari
kedua lelaki kekar di sampan lain, sampan tersebut segera meluncur ke arah arus laut yang amat deras tadi.. Hingga
http://kangzusi.com/
mencapai sisi arus laut yang deras itu, sampan tadi masih bergerak tidak terlampau cepat, tapi lambat laun
gerakannya semakin bertambah cepat dan akhirnya
bagaikan anak panah yang terlepas dari busurnya sampan
itu meluncur kearah gulungan ombak berwarna hitam
tersebut. "Blaaammm!" Diiringi benturan keras, sampan tersebut sudah dilemparkan ombak ke udara dan hancur berantakan.
Hu yong siancu sekalian segera berkerut kening setelah
menyaksikan kejadian ini, sedangkan ke enam lelaki yang
bertugas sama-sama berubah wajahnya.
Sebaliknya komandan Nyoo segera mendelik kearah ke
enam orang lelaki kekar itu sambil membentak marah:
"Manusia yang tak berguna, para pelaut dari Wan san mampu mendayung sampan mendekati pulau tersebut,
apakah kalian sama sekali tidak berkemampuan" Jangan
lupa, kalian adalah pendayung-pendayung andalan dari Wi
lim Poo." Oleh bentakan tersebut, ke enam orang le-laki kekar itu
memperoleh kembali keberanian mereka, rasa takut dan
ngeri yang semula mencekam perasaan, kini sudah hilang
lenyap tak berbekas.
Melihat bentakannya berhasil memulihkan kembali
semangat anak buahnya, komandan Nyoo segera berteriak
lagi: "Tio Ji hay, kau maju lebih dulu!"
Sampan kecil yang berada ditengah dengan seorang
lelaki kekar di atasnya segera menyahut, dengan memegang kencang sepasang dayungnya dia siap untuk berangkat,
namun keraguan sempat menghiasi wajahnya ...
Dengan suara lantang Komandan Nyoo berteriak:
http://kangzusi.com/
`Bila bertemu ombak miringkan sampan, bertemu karang
putar kemudi, bila merasa terseret arus laut, putarkan badan dengan kencang Tio Ji hay, jangan lupa, segenap saudara
yang berada di atas kapal sedang memperhatikan dirimu
dari kejauhan."
Baru selesai perkataan tersebut diutarakan sampan kecil
Tio Ji hay telah meluncur ke arah depan....
Lan See giok sekalian membelalakkan matanya lebar-
lebar sambil mengawasi sampan kecil yang dikemudikan
Tio Ji hay itu tanpa berkedip.
Sementara itu sampan telah melesat ke depan dengan
cepat, Tio Ji hay segera mengencangkan genggamannya
pada dayung tutup mulutnya rapat-rapat dan mengawasi
kepulauan di hadapannya dengan mata melotot besar.
Tatkala mendekati gelombang laut berwar-na hitam itu
mendadak sampan meluncur ke depan dengan kecepatan
makin tinggi, dan secepat kilat meluncur ke balik gulungan ombak hitam tersebut.
Hu yong siancu dan Lan See giok sekalian segera
mengepal tinju masing-masing dengan kencang, peluh
dingin membasahi tubuh setiap orang hampir semuanya
menguatirkan keselamatan jiwa Tio Ji hay tersebut.....
Dalam pada itu, sampan kecil Tio Ji hay telah mulai
menerobos karang-karang tajam itu sambil meluncur terus
ke depan sana, dalam waktu singkat dia telah berhasil
melampaui empat buah pulau karang yang amat berbahaya,
asal maju seratus kaki lagi maka dia akan tiba di pulau batu merah.
Mendadak diantara gulungan-gulungan ombak, muncul
pula segulung ombak raksasa yang segera menyapu sampan
Tio Ji hay. http://kangzusi.com/
Semua orang yang menyaksikan peristiwa tersebut
menjadi terperanjat, paras muka mereka berubah hebat,
hampir semuanya menjerit kaget.
Ketika ombak raksasa itu menyapu tiba, sampan Tio Ji
hay segera terhisap sehingga meluncur ke depan dengan
kecepatan yang sukar dikendalikan lagi.
Dengan hati gelisah naga sakti pembalik sungai segera
menghimpun tenaga dalamnya dan berteriak keras.
"Lurus ke kiri putar ke kanan, miringkan posisi kapal ke arah kanan..."
Sayang sekali sebelum teriakan itu di laksanakan, kapal
kecil itu sudah terlempar ke atas sebuah pulau karang...


Anak Harimau Karya Siau Siau di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Blaammm .... "
Sampan tersebut hancur berantakan seketika, sedang
bayangan tubuh Tio Ji hay hilang lenyap tak berbekas.
Peristiwa ini berlangsung amat cepat, semua orang sama-
sama terbelalak dengan perasaan amat sedih, Siau cian dari Cay soat pun merasa pedih sekali atas nasib tragis yang
telah menimpa Tio Ji hay, tanrpa terasa titik air mata jatuh bercucuran.
Di pihak lain, Komandan Nyoo telah menengok sekejap
ke arah lima orang lelaki kekar di belakangnya, kemudian ia berseru:
"Thio Lip heng..."
Seseorang menyahut dengan keras, kemudian sebuah
sampan meluncur kembali ke arah arus laut yang sangat
deras itu. Lan See giok segera berkerut kening, mendadak
bentaknya dengan suara keras:
http://kangzusi.com/
"Kembali!"
Mendengar perintah ini, Thio Lip heng. segera memutar
kemudi dan mendayung kembali sampan tersebut,
Seruan ini tibanya sangat mendadak, serta merta ke
empat komandan kapal menengok ke arah Lan See giok
dengan pandangan ti-dak habis mengerti.
Dengan suara dalam Lan See giok segera berseru:
"Tio Ji hay tadi bukannya tak sempurna dalam ilmu
kemudi perahu, melainkan tenaga dalamnya tak sempurna
sehingga kekuatannya untuk mengendalikan kemudi tak
sesuai dengan kehendak hati."
Hu Yong siancu serta naga sakti pembalik sungai
serentak manggut-manggut membenarkan.
Dengan kening berkerut komandan Nyoo lantas berseru:
"Kalau memang begitu, biar hamba saja yang mencoba
sendiri.."
Sambil berkata dia melepaskan senjata andalannya dan
diletakkan di atas kapal.
"Tunggu dulu," tiba-tiba naga sakti pembalik sungai mencegah, "lebih baik biar aku saja yang pergi mencoba."
Hu Yong siancu juga merasa kalau Naga sakti pembalik
sungai yang lebih tepat untuk mencoba, bukan saja tenaga dalam yang di-milikinya amat sempurna, diapun sangat
pandai dalam mengendalikan sampan, karena itu dia
mengangguk menyatakan per-setujuannya:
"Yaa, memang paling baik jika Thio lo eng-hiong yang pergi mencoba sendiri...",
Tiba-tiba satu ingatan melintas dalam benak Lan See
giok, serunya kemudian:-
http://kangzusi.com/
"Bibi, setelah pelajaran dari musibah yang menimpa Tio Ji hay, aku yakin dengan tenaga dalam serta pengalaman
yang dimiliki Thio Loko, kami pasti akan berhasil mencapai tempat tujuan, karenanya anak Giok ingin pergi bersama
sama Thio loko."
Hu yong siancu ragu sejenak, akhirnya dia mengangguk.
"Baiklah, cuma kau mesti berhati hati!"
Siau cian dan Cay soat yang mendengar ucapan tersebut,
wajahnya berubah sangat hebat, mereka meminta agar
diijinkan untuk turut serta, demikian pula dengan Siau thi gou.
Hu yong siancu tahu, bukan saja mereka menguatirkan
keselamatan jiwa To Seng cu, yang pasti mereka lebih
menguatirkan keselamatan jiwa Lan See giok, akan tetapi
tanpa ragu permintaan mereka bertiga segera di-tampik.
Sebab menurut rencananya, apabila naga Sakti pembalik
sungai serta Lan See giok mengalami kegagalan dan
tenggelam ke laut, maka dia dan Siau cian akan mencoba
sekali lagi. Dalam pada itu, Lan See giok dan naga sakti pembalik
sungai telah melayang turun ke atas sebuah sampan.
Lan See giok duduk bersila ditengah sampan dengan
memegang dayung kiri dan kanan, sebaliknya naga sakti
pembalik sungai duduk di buritan dengan mengendalikan
kemudi, dalam sebuah hentakkan keras, sampan meluncur
ke depan dengan cepat.
Ketika memasuki daerah arus laut yang deras, sampan
tersebut segera meluncur dengan kecepatan tinggi ....
Lan See giok mengawasi gulungan ombak hitam berapa
puluh kaki di depan sana, kemudian serunya tiba-tiba
http://kangzusi.com/
Kepada naga sakti pembalik sungai yang berada
belakangnya: "Thio loko, kau gunakan tenagamu untuk mendayung, sedang siaute akan melepaskan pukulan untuk
mendorong ke depan, coba kita lihat apakah dengan cara ini kecepatan luncur sampan dapat dikurangi."
Naga Sakti pembalik sungai segera memberi persetujuannya, dengan cepat dia melaksanakan apa yang
diucapkan pemuda tadi, sementara Lan See giok
melontarkan pukulannya ke depan. Di tengah percikan
bunga air yang memancar ke tengah udara daya luncur
Panji Wulung 12 Suling Emas Dan Naga Siluman Bu Kek Sian Su 11 Karya Kho Ping Hoo Istana Pulau Es 6
^